Anda di halaman 1dari 8

Lex Privatum Vol. VI/No.

7/Sept/2018

KAJIAN YURIDIS TERHADAP PENGETAHUAN PENDAHULUAN


DAN EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL DALAM A. Latar Belakang
SISTEM HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL1 Pengetahuan tradisional dan ekspresi
Oleh : Regina Dumpapa2 kebudayaan masyarakat Indonesia pada
umumnya, adalah bagian integral dari
ABSTRAK kehidupan sosial masyarakat yang
Tujuan dilakukannya penelitian i ni adalah bersangkutan. Hukum memberikan sarana
untuk mengetahui bagaimana perlindungan perlindungan terhadap sebuah karya cipta yang
pengetahuan di Indonesia dalam sistem hak merupakan produk dari pikiran manusia.
kekayaan intelektual dan bagaimana Dengan adanya Undang-Undang Nomor 28
pelindungan ekspresi budaya dalam sistem hak tahun 2014 tentang Hak Cipta, maka terhadap
kekayaan intelektual. Dengan menggunakan karya cipta yang dihasilkan dapat diberikan
metode penelitian yuridis normatif, perlindungan.
disimpulkan: 1. Perlindungan ekspresi budaya Pengetahuan tradisional dan ekspresi
tradisional menurut Hak Kekayaan Intelektual budaya tradisional sebagai kekayaan intelektual
yakni diberikan untuk satu invensi. Ekspresi baru dalam waktu satu dekade terakhir muncul
budaya tradisional di Indonesia pada prinsipnya menjadi masalah hukum disebabkan belum ada
penerapan ekspresi budaya tradisional instrumen hukum nasional maupun
menerapkan sistem terbuka, yaitu bahwa internasional memberikan perlindungan hukum
setiap invensi di bidang ekspresi budaya secara optimal terhadap pengetahuan
tradisional dapat di ekspresi budaya tradisional yang saat ini banyak dimanfaatkan
tradisionalkan, walaupun ternyata tidak semua oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
invensi itu dapat di ajukan permohonan jawab.3
ekspresi budaya tradisional. Perlindungan Hal ini disebabkan kurangnya perlindungan
ekspresi budaya tradisional terhadap invensi yang diberikan oleh negara terhadap
tersebut dapat berupa perlindungan terhadap pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya
prosesnya maupun produk yang di ekspresi tradisional yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak
budaya tradisionalkan. 2. Perlindungan yang tidak bertanggung jawab. Bagaimana
pengetahuan tradisional dalam sistem haki menentukan atas kepemilikan sebuah karya tari
berkaitan erat dengan bagaimana untuk yang ternyata dimiliki oleh 2 daerah sekaligus.
melestarikan, melindungi dan adil dalam Memberikan perlindungan hukum terhadap
penggunaannya, mendapatkan perhatian Pengetahuan Tradisional dirasa sangat penting,
meningkat dalam berbagai diskusi kebijakan karena Indonesia sebagai negara berkembang
internasional. Bentuk perlindungan untuk memiliki kekayaan melimpah mengenai
pengetahuan tradisional dapat dilakukan Pengetahuan tradisioal. Sangat disayangkan
dengan menggunakan dua macam model yaitu Indonesia belum bisa memaksimalkan
perlindungan dalam bentuk hukum dan pemberian perlindungan hukum terhadap
perlindungan dalam bentuk non hukum. Dalam Pengetahuan Tradisional dan belum maksimal
perlindungan pengetahuan tradisional ini dalam mengkonkretkan potensi yang dimiliki
didukung dengan menggunakan asas karena lemahnya regulasi yang mengatur,
perlindungan defensif (defensive protection kurangnya pengetahuan dan kemampuan
doctrine) dan asas perlindungan positif (positive masyarakat dalam mengembangkan potensi
protection doctrine). yang ada.
Kata kunci: Kajian yuridis, pengetahuan dan Dalam tataran normatif, perlindungan
ekspresi budaya tradisional, hak atas kekayaan terhadap hasil kebudayaan rakyat ini diatur
intelektual. dalam ketentuan Pasal 38 ayat (1) UU No. 28
Tahun 2014 menyebutkan “Hak Cipta atas
ekspresi budaya tradisional dipegang oleh
Negara.”. Berbagai aturan hukum non HKI yang
1 3
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Dr. Ronny A. Afrillyanna Purba, Pemberdayaan Perlindungan Hukum
Maramis, SH, MH; Alsam Polontalo, SH, MH Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Sebagai Sarana Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Alumni,
14071101632 Bandung, 2012, hlm. 4.
Lex Privatum Vol. VI/No. 7/Sept/2018

melindungi pengetahuan tradisional dan budaya tradisionalkan, walaupun ternyata tidak


ekspresi budaya tradisonal (PTEBT) terdapat semua invensi itu dapat di ajukan permohonan
juga di Undang-undang Cagar Budaya, Hukum ekspresi budaya tradisional. Perlindungan
Adat dan RUU Kebudayaan. ekspresi budaya tradisional terhadap invensi
Berkaitan dengan penjelasan yang tersebut tersebut dapat berupa perlindungan terhadap
di atas, maka penulis tertarik untuk prosesnya maupun produk yang di ekspresi
mengangkat judul: “KAJIANYURIDIS TERHADAP budaya tradisionalkan. Dalam Pasal 8 UU No.
PERLINDUNGAN PENGETAHUAN DAN EKSPRESI 13 Tahun 2016, suatu invensi dapat diterapkan
BUDAYA TRADISIONAL DALAM SISTEM HAK dalam industri jika tersebut dapat dilaksanakan
ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL” dalam industri sebagaimana yang diuraikan
dalam permohonan pendaftaran ekspresi
B. RUMUSAN MASALAH budaya tradisional.
1. Bagaimana perlindungan pengetahuan di Hak cipta memberikan perlindungan atas
Indonesia dalam sistem hak kekayaan karya-karya intelektual di bidang ilmu
intelektual? pengetahuan, seni dan sastra sebagai objek
2. Bagaimana pelindungan ekspresi budaya perlindungannya, sedangkan pengatuan dalam
dalam sistem hak kekayaan intelektual? sistem hukum ekspresi budaya tradisional
memiliki objek perlindungan berupa invensi di
C. METODE PENELITIAN bidang teknologi. Invensi di bidang ekspresi
Metode yang digunakan dalam penulisan budaya tradisionalini dapat berupa produk
skripsi ini adalah metode penelitian maupun proses.
kepustakaan (Library research), yaitu suatu Persyaratan invensi untuk mendapatkan
metode penelitian yang digunakan dengan jalan perlindungan ekspresi budaya tradisional
mempelajari buku-buku litertur, Peraturan adalah harus baru atau memenuhi syarat
perundang-undangan, juga bahan-bahan kuliah kebaruan (novelty) mengandung langkah
yang digunakan dalam pembahasan ini guna inventif dan dapat diterapkan (inventive step) di
mendukung materi pokok dalam skripsi ini yaitu bidang industry (industrially applicable). Dalam
Pelindungan Hak Kekayaan Intelektual terhadap sistem ekspresi budaya tradisional,
Pengetahuan dan Ekspresi Budaya Tradisional menempatkan kebaruan (novelty) sebagai salah
di Indonesia. satu syarat pokok bagi invention ekspresi
budaya tradisionaltability.
PEMBAHASAN Dapat dikatakan terdapat pertentangan
A. Perlindungan Terhadap Ekspresi Budaya antara sistem ekspresi budaya tradisional yang
Tradisional Menurut Hak Kekayaan sudah ada dengan kemungkinan mendapatkan
Intelektual tempat bagi pengetahuan dan ekspresi budaya
Perlindungan ekspresi budaya tradisional tradisionaltradisional untuk masuk dalam
diberikan untuk satu invensi. Dalam hal ini lingkup perlindungan ekspresi budaya
setiap permohonan ekspresi budaya tradisional tradisional. Karena, pengertian makna
hanya untuk invensi, atau tepatnya suatu tradisional di sini jelas mengindikasikan
invensi tidak dapat dimintakan lebih dari satu pengetahuan dan ekspresi budaya
ekspresi budaya tradisional. Invensi yang tradisionaltradisional yang telah diketahui
dimintakan permohonannya pada kantor sebelumnya dan dilakukan secara turun
ekspresi budaya tradisional tersebut harus temurun
baru, mengandung unsur langkah inventif dan Walaupun ekspresi budaya
inovatif, dan dapat diterapkan dalam industri.4 tradisionaltradisional tersebut mengandung
Undang-undang ekspresi budaya tradisional unsur langka inventif dan dapat diterapkan
di Indonesia pada prinsipnya penerapan dalam bidang industri tetapi tidak dapat
ekspresi budaya tradisional menerapkan sistem didaftar untuk mendapatkan perlindungan
terbuka, yaitu bahwa setiap invensi di bidang ekspresi budaya tradisional, karena
ekspresi budaya tradisionaldapat di ekspresi ketidakmungkinan oleh sistem ekspresi budaya
tradisional untuk lolos dari syarat kebaruan
atas invensi tersebut. Tentang sifat kebaruan,
4
Ibid, hlm. 225.

75
Lex Privatum Vol. VI/No. 7/Sept/2018

maka invensi yang dianggap baru apabila dengan olah pikir manusia. Dengan
invensi yang belum penah diumumkan atau pengembangan sistem hak kekayaan intelektual
tidak merupakan bagian invensi lain yang telah diharapkan akan berkembang pula SDM kita
ada sebelumnya (prior-art). terutama terciptanya budaya inovatif dan
Suatu invensi dianggap telah diumumkan inventif.7 Sangat penting dikaitkan dengan
apabila dalam jangka waktu enam bulan kenyataan terdapat begitu banyak kekayaan
sebelum permintaan ekspresi budaya alam nyata atau sumber daya alam (SDA).
tradisional diajukan, invensi tersebut telah Peran sistem perlindungan kekayaan intelektual
digunakan oleh inventornya dalam rangka dalam kaitannya dengan perlindungan
percobaan dengan tujuan penelitian dan pengetahuan tradisional, mengenai bagaimana
pengembangan. Dan persyaratan ini berlaku untuk melestarikan, melindungi dan adil dalam
apabila invensi tersebut telah dipertunjukkan penggunaannya, mendapat perhatian
dalam suatu pameran internasional yang resmi meningkat dalam berbagai diskusi kebijakan
atau diakui sebagai resmi di Indonesia atau di internasional.
luar negeri.5 Keberagaman seperti pangan dan pertanian
Invensi ekspresi budaya tradisional juga (diverse of food and agriculture), lingkungan,
dianggap telah diumukan apabila dalam jangka khususnya konservasi keanekaragaman hayati,
waktu 12 bulan sebelum aplikasi ekspresi kesehatan (health), termasuk obat tradisional
budaya tradisional ditujukan, ternyata ada (traditional medicine), hak asasi manusia dan
orang lain yang mengumumkan dengan cara isu-isu masyarakat tradisional dan aspek-aspek
melanggar kewajiban untuk menjaga perdagangan dan pembangunan ekonomi.
kerahasiaan invensi yang bersangkutan. Ini Berkaitan dengan perkembangan yang
berarti, secara implisit undang-undang ekspresi berkaitan dengan masalah perlindungan hak
budaya tradisional membatasi keberlakuan kekayaaaan intelektual yang aktual saat ini
kebaruan invensi (novelty) selama dua belas adalah pembahasan konsep kepemilikan
bulan. bersama (common heritage) terhadap
pengetahuan tradisional (traditional
B. Perlindungan Pengetahuan Tradisional knowledge), sumber daya genetika (genetic
Dalam Sistem Hak Kekayaan Intelektual resources), serta ekspresi budaya tradisional
Hak kekayaan intelektual (HKI) adalah (expression of folklore).8
konsepsi yang sederhana dan logis, sebab pada Menyangkut dengan perkembangan
intinya HKI mengatur tentang penghargaan atas masalah perlindungan HKI terhadap
karya orang lain, yang dapat berguna bagi pengetahuan tradisional yang ada dan
masyarakat banyak. Ini merupakan titik awal berkembang pada masyarakat perlu
dari pengembangan lingkungan yang kondusif mendapatkan perhatian lebih agar semuanya
untuk pengembangan invensi, kreasi, dan dapat berguna bagi masyarakat luas bahkan
bentuk karya intelektual lainnya.6 bagi para pihak yang memukan hal tersebut.
Hak kekayaan intelektual bersifat privat, Bahkan badan internasional seperti WIPO
namun hak kekayaan intelektual hanya akan (General Assemblies tahun 2000) telah
bermakna jika diwujudkan dalam bentuk membentuk Inter Govermental Committee
produk di pasaran, digunakan dalam sirklus (IGC) untuk mempelajari dan mengembangkan
permintaan dan penawaran, dan karena itu ketiga bidang tersebut di atas, dalam kaitan
memiliki suatu peranan dalam bidang ekonomi. dengan perlindungan karya intelektual.
Pengembangan hak kekayaan intelektual pada Beberapa kasus populer misalnya menyangkut
hakekatnya adalah pengembangan sumber masalah penggunaan kunyit sebagai obat
daya manusia (SDM). Sebab HKI berkaitan (India) yang di ekspresi budaya tradisionalkan di
dengan produk dan proses yang berkaitan Amerika Serikat, ekspresi budaya tradisional
atas brotowali di Jepang atau juga ayahuasca di
5
Sultan Takdir Alisjahbana, Sejarah Kebudayaan Indonesia
7
dilihat dari Segi Nilai-Nilai, Dian Rakyat, Jakarta, 2000, Budi Agus Riswandi dan M. Syamsuddin, hak Kekayaan
hlm. 43. Intelektual dan Budaya Hukum, PT.Raja Grafindo Persada,
6
Agus Sardjono (II), Membumikan Hak Kekayaan Jakarta, 2005, hlm. 48.
8
Intelektual/HKI di Indonesia, CV. Nuansa Aulia, Bandung, James Danandjaya, Folklor Indonesia, Cetakan Keempat,
2009, hlm. 53. Pustaka Utama Grafiti, , Jakarta, 2002, hlm. 61.
Lex Privatum Vol. VI/No. 7/Sept/2018

daerah amazon juga di ekspresi budaya perlindungan tersebut. dalam hal ini asas
tradisionalkan di Amerika Serikat. perlindungan defensif atau defensive protection
Masalah kepemilikan bersama terhadap doctrine dan Asas Perlindungan Positif atau
pengetahuan tradisional (traditional positive protection doctrine. Bentuk asas
knowledge), sumber daya genetika (genetic perlindungan defensif dari perlindungan
resources), serta ekspresi budaya tradisional pengetahuan tradisional ini adalah berupa
tidak dapat langsung disamakan dalam sistem tindakan yang menjamin bahwa hak atas
HKI yang telah ada, disamping itu perlu pengetahuan tradisional tidak diberikan kepada
dokumentasi yang jelas untuk menyatakan pihak lain selain pemegang hak pengetahuan
bahwa suatu produk atas proses sudah secara tradisional adalah adat sebagai pemiliknya (the
tradisional hidup dan dipergunakan oleh customary traditional knowledge).10
masyarakat setempat. Pengetahuan tradisional Perlindungan pengetahuan tradisional yang
dapat dilindungi. Selanjutnya pengetahuan ditemukan oleh masyarakat perlu diperhatikan
tentang akses terhadap sumber daya genetika karena penemuan tersebut merupakan hak
memungkinkan negara pemilik sumber untuk milik dari suatu masyarakat adat yang tidak bisa
menerima bagian manfaat dari sumber diambil oleh pihak manapun. Perlindungan
tersebut. untuk tingkat Regional Asia Pasific defensif dapat juga disebut perlindungan non
seperti telah diadakan Symposium on hukum yaitu perlindungan yang diberikan
Intellectual Property Rights, Traditional kepada traditional knowledge dan ekspresi
Knowledge, and Related Issues, hasil kerjasama budaya yang sifatnya tidak mengikat. Bentuk
antara Ditjen HKI dan WIPO. perlindungan adopsi melalui internasional,
Simposium telah berhasil mengeluarkan pemerintah dan organisasi non pemerintah,
suatu report (lampiran IV) yang berisi masyarakat profesional dan sektor swasta.
rekomendasi yang menghimpun negara-negara Perlindungan ini tidak memperdulikan
Asia Pasifik, serta WIPO untuk mengambil ketentuan mana (baik nasional maupun
langkah-langkah seperti yang diinginkan di atas. internasional) yang mengatur perlindungan
Sementara itu isu-isu tentang pengetahuan pengetahuan tradisional, karena keutamaan
tradisional yang luas dan beragam (broad and dari hak atas budaya dan pengetahuan atau
diverse), yang bersinggungan dengan masalah kekayaan intelektual tradisional eksistensinya
implementasinya dalam sistem HKI. Terdapat sudah ada sebelum sistem HKI itu ada, yang
menjadi dua tema kunci yang menjadi asas kemudian terjadi pengambilalihan peran
dalam perlindungan untuk pengetahuan seolah-olah HKI mendapat tugas untuk
tradisional. Perlindungan dalam bentuk hukum memberikan pengamanan maupun
yaitu upaya melindungi traditional knowledge perlindungan.
melalui bentuk hukum yang mengikat, misalnya Traditional knowledge harus dilindungi
hukum hak kekayaan intelektual, peraturan- secara defensif, yakni untuk menjamin supaya
peraturan yang mengatur dalam hukum adat.9 pihak lain tidak dapat memperoleh HKI atas
Lebih lanjut, perlindungan dalam bentuk non traditional knowledge tersebut dan
hukum yaitu perlindungan yang diberikan perlindungan positif melalui sarana hukum HKI
kepada traditional knowledge dan ekspresi dan hukum kontrak. Usaha untuk menampilkan
budaya yang sifatnya tidak mengikat, melalui pengetahuan tradisional agar semakin dilidungi
code of conduct yang diadopsi melalui digiatkan melalui forum internasional.11
international, pemerintah dan organisasi non Beberapa upaya atau langkah perlindungan
pemerintah, masyarakat profesional dan sektor defensif ini bermaksud upaya WIPO untuk
swasta. Perlindungan lainnya meliputi kompilasi mengadministrasi sistem ekspresi budaya
penemuan, pendaftaran, database traditional tradisional (the ekspresi budaya tradisionalt
knowledge.
Perlindungan pengetahuan tradisional
10
dalam sistem hak kekayaan intelektual Suyud Margono, Op-Cit, hlm. 306.
11
Endang Purwaningsih, Perkembangan Hukum
mempunyai asas-asas yang mendukung Intellectual Property Rights (Kajian Hukum Terhadap Hak
atas Kekayaan Intelektual dan Kajian Komperatif Hukum
ekspresi budaya tradisional), PT.Ghalia Indonesia, Jakarta,
9
Agus Sarjono (I), Op-Cit, hlm. 40. 2005, hlm. 246.

77
Lex Privatum Vol. VI/No. 7/Sept/2018

international ekspresi budaya tradisionalt Prakteknya positive protection memberikan


classification system) dan PCT tentang perlindungan kepada penyedia dan pengguna
dokumentasi minimum. Beberapa negara dan yang juga dapat diterapkan dalam suatu
masyarakat juga mengembangkan database perjanjian kontrak (contractual arrangement)
mengenai pengetahuan tradisional yang dapat dan/atau dengan menggunakan sistem
digunakan sebagai bukti kekayaan intelektual perlindungan hak kekayaan intelektual yang
terdahulu dilakukannya klaim untuk sebuah telah ada pada pengetahuan tradisional
ekspresi budaya tradisional yang berasal dari tertentu.
pengetahuan tradisional. Doktrin perlindungan Konsepsi perlindungan pengetahuan
defensif, akan apriori terhadap bentuk tradisional tidak dapat dilepaskan pada
pemanfaatan pengetahuan tradisional dan perlindungan ekspresi budaya tradisional
penggunaan ekspresi budaya tradisional apabila merupakan bagian dari identitas budaya dan
sistem pemanfaatan (promote) yang digunakan sosial masyarakat adat dan lokal, mereka
mengadopsi role mode dari perlindungan hak mewujudkan pengetahuan dan keterampilan
kekayaan intelektual yang bersifat dan mereka mengirimkan nilai-nilai inti dan
individualistik dan komersial. keyakinan. Bentuk perlindungan ekspresi
Kedua bentuk asas perlindungan positif, budaya juga berkaitan dengan promosi
menentukan bahwa perlindungan pengetahuan kreativitas, keragaman budaya dan pelestarian
tradisional dapat dilakukan dengan dibuat warisan budaya.13
perangkat hak-hak positif untuk pengetahuan Bagi beberapa komunitas masyarakat
tradisional (creation of positive rights in tertentu ekspresi budaya juga berkaitan dengan
traditional knowledge) yang berasal dari pengetahuan tradisional dan terkait sumber
kaedah-kaedah kolektifitas, perlindungan daya genetika merupakan bagian dari warisan
budaya dan sistem hak kekayaan intelektual terpadu (integrated cultural hiretage), karena
yang ada.12 perlindungan atas ekspresi budaya terkait
Bentuk perlindungan terhadap pengetahuan dengan kebijakan tertentu di bidang hak
tradisional yang merupakan milik masyarakat kekayaan intelektual.
bersama yang menyangkut tentang budaya Perlindungan atas ekspresi budaya
perlu juga mendapatkan perlindungan yang mendapatkan perlakuan yang berbeda di
sebaik-baiknya. Pembentukan perangkat dari berbagai undang-undang hak kekayaan
kaedah perlindungan positif ini adalah suatu intelektual baik dalam sistem nasional maupun
pelembagaan dengan memberdayakan regional, hal inilah yang menyebabkan
pemegang hak pengetahuan tradisional untuk perlindungan atas ekspresi budaya masih
melindungi dan mempromosikan pemanfaatan menjadi perhatian dan dikaji oleh WIPO.
pengetahuan tradisional masyarakat Sebagaimana diuraikan sebelumnya warisan
tradisional. Bentuk perlindungan positif atau budaya dilihat dalam wujud pengetahuan
juga dikenal dengan bentuk perlindungan tradisional dan ekspresi kebudayaan tradisional
hukum yaitu upaya melindungi traditional dari masyarakat lokal Indonesia, baik dalam
knowledge melalui bentuk hukum yang bentuk ekspresi budaya tradisionalberbasis
mengikat. tradisi maupun ekspresi kebudayaan seperti
Misalnya, hukum hak kekayaan intelektual, seni musik, tari, seni lukis atau seni rupa
peraturan perundang-undangan yang secara lainnya, arsitektur, tenun, batik, cerita, legenda,
khusus mengatur perlindungan dan dan sebagainya.
pemanfaatan pengetahuan tradisional, ekspresi Masyarakat Indonesia pada umumnya,
budaya tradisional dan sumber daya genetika. pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya
Di beberapa negara, implementasi positive adalah bagian integral dari kehidupan sosial
protection dibentuk secara isui generic melalui masyarakat yang bersangkutan. Beberapa
undang-undang telah dikembangkan secara peristiwa penting dalam kehidupan manusia di
khusus untuk melindungi secara positif dari dalam kelompok masyarakat tertentu,
keberadaan pengetahuan tradisional. seringkali ditandai dengan ekspresi seni, baik

12 13
Suyud Margono, Op-Cit, hlm. 307. Budi Agus Riswandi dan M. Syamsuddin, Op-Cit, hlm. 38.
Lex Privatum Vol. VI/No. 7/Sept/2018

yang mengandung dimensi sakral maupun pertemuan WIPO dan GRTKF (Genetic,
profan. Resources, Traditional Knowledge and Folklore).
Eksistensi pengetahuan tradisional dan Apabila ada inisiatif untuk membentuk hukum
ekspresi kebudayaan itu oleh masyarakatnya atau undang-undang berkenaan dengan
dipahami sebagai bagian integral dari pemanfaatan warisan budaya suatu
kehidupan sosial dan spiritual mereka. masyarakat, maka inisiatif itu harus dilakukan
Masyarakat tidak memandang warisan budaya dalam kerangka mendukung para pelaku seni
secara possessive (bersifat memiliki), melainkan dan tradisi dalam mempraktekan dan
sebaliknya, masyarakat justru bersifat sangat mengembangkan seni dan tradisi itu.
terbuka. Mereka tidak keberatan jika ada orang Demikian pula halnya jika inisiatif itu muncul
luar yang bukan anggota kelompok ingin belajar dengan gagasan penggunaan sistem HKI, maka
tentang pengetahuan tradisional tertentu sistem HKI itu harus dapat menjamin bahwa
maupun seni tertentu dari masyarakat yang para pelaku seni dapat menikmati kebebasan
bersangkutan. Falsafah hidup dalam berekspresi dan dapat menikmati suatu kondisi
kebersamaan (togetherness) membuat tradisi di mana mereka dapat menciptakan kreasi-
berbagi (sharing) menjadi sesuatu yang hidup. kreasi baru dalam tradisi yang bersangkutan
Kebudayaan berbagi menjadi salah satu ciri serta dapat mewariskan kemampuan kreatifnya
dari kehidupan sosial yang sangat menghargai itu untuk generasi ke generasi.
keserasian dan keharmonisan kehidupan Sistem hak kekayaan intelektual tidak
bersama. Dalam terminologi modern, hasil memungkinkan untuk terpenuhinya
kreativitas sebagaimana pandangan masyarakat persyaratan tersebut, maka seharusnya sistem
barat. Hasil kreativitas individu dan hak kekayaan intelektual tidak dipaksakan
ditempatkan sebagai wujud dharma bakti berlaku guna melindungi pemanfaatan warisan
anggota masyarakat tersebut dalam budaya sebagai sumber ekonomi baru, kecuali
14
kelompoknya. jika dimungkinkan penyesuaian di sana sini.16
Perilaku dan sikap masyarakat semacam ini Kenyataannya, muncul diskursus tentang
memang rentan untuk terjadinya perlindungan warisan budaya berupa
misapproriation atas warisan budaya mereka pengetahuan tradisional dan ekspresi
yang dilakukan oleh orang-orang yang hanya kebudayaan lebih disebabkan karena faktor
memandang keuntungan pribadi sebagai tujuan luar. Faktor itu terutama berkenaan dengan
serta kepentingan tertentu. Di sinilah faktor penggunaan atau pemanfaatan secara tanpa
hukum memiliki peran untuk menentukan hak oleh pihak luar yang menggunakan warisan
warisan budaya dari sisi kewenangan budaya suatu masyarakat namun kemudian
perlindungan dan hak dalam arti siapa yang mengklaim sebagai milik individu mereka.
memiliki ataupun memanfaatkannya. Pembahasan tentang perlunya perlindungan
Hukum juga memandang warisan budaya bagi pengetahuan tradisional telah menjadi isu
dari aspek perlindungan, berupa bagaimana penting dalam pertemuan-pertemuan dewan
memberikan perlindungan hukum yang tepat HKI di WTO. Adanya perdebatan panjang ini
dan benar, serta dipahami oleh anggota lebih banyak berkenaan dengan perlu tidaknya
masyarakat itu sendiri. Faktor hukum dalam perlindungan pengetahuan tradisional diatur
konsepsi dan sistem hukum HKI sendiri atau dimasukkan ke dalam perundang-
menitikberatkan suatu karya baru, namun undangan HKI masing-masing negara anggota.
secara khusus disini ialah aspek perlindungan Telah terjadi tarik ulur kepentingan antara
hukum terhadap pengetahuan tradisional.15 negara maju dan negara berkembang dalam hal
Dikaitkan dengan sistem perlindungan HKI perlindungan terhadap pengetahuan
terhadap karya atau pengetahuan tradisional tradisionalnya. Tarik ulur kepentingan yang
yang telah dikenal sebelumnya atau lampau. terjadi ini merupakan konsekuensi adanya
Dalam forum Internasional, wacana globalisasi ekonomi dengan motor liberalisasi
perlindungan pengetahuan tradisional dan
ekspresi kebudayaan dibicarakan dalam 16
Agus Sadjono, Warisan Budaya Indonesia Sumber
Ekonomi Telaah Aspek Hukum, Makalah Seminar Pekan
14
Suyud Margono, Op-Cit, hlm. 309. Produk Budaya Indonesia, Rabu 11 Juli 2007, Jakarta, hlm.
15
Ibid, hlm. 310. 3.

79
Lex Privatum Vol. VI/No. 7/Sept/2018

perdagangan dan keuangan yang tidak selalu prinsipnya penerapan ekspresi budaya
memberikan keuntungan bagi semua orang di tradisional menerapkan sistem terbuka,
bumi ini.17 yaitu bahwa setiap invensi di bidang
Perjanjian TRIPs yang telah berlaku bagi ekspresi budaya tradisional dapat di ekspresi
negara-negara berkembang termasuk Indonesia budaya tradisionalkan, walaupun ternyata
namun tidak serta merta dapat memacu inovasi tidak semua invensi itu dapat di ajukan
yang lebih besar di negara-negara berkembang. permohonan ekspresi budaya tradisional.
Banyak persyaratan terhadap suatu inovasi Perlindungan ekspresi budaya tradisional
dapat bernilai ekonomis yang didasarkan pada terhadap invensi tersebut dapat berupa
kemajuan pendidikan dan penguasaan ekspresi perlindungan terhadap prosesnya maupun
budaya tradisionalyang belum dikuasai oleh produk yang di ekspresi budaya
negara-negara berkembang. tradisionalkan
Tidak banyak bukti yang menunjukkan 2. Perlindungan pengetahuan tradisional
bahwa TRIPs telah mendorong pengalihan dalam sistem haki berkaitan erat dengan
ekspresi budaya tradisionaldari negara industri bagaimana untuk melestarikan, melindungi
ke negara berkembang. Kenyataan di atas tentu dan adil dalam penggunaannya,
bukan alasan untuk menentang sistem HKI, mendapatkan perhatian meningkat dalam
namun harus dimanfaatkan sebagai ruang berbagai diskusi kebijakan internasional.
untuk meningkatkan daya saing negara Bentuk perlindungan untuk pengetahuan
berkembang untuk memajukan HKI yang lahir tradisional dapat dilakukan dengan
dari pengetahuan tradisional yang harus menggunakan dua macam model yaitu
dilindungi. perlindungan dalam bentuk hukum dan
Peran negara (dalam hal ini pemerintah) perlindungan dalam bentuk non hukum.
menjadi penting dalam rangka mewujudkan Dalam perlindungan pengetahuan
perlindungan pengetahuan tradisional. Negara tradisional ini didukung dengan
yang menjalankan fungsi sebagai pengatur menggunakan asas perlindungan defensif
(regulator) juga harus memainkan peran (defensive protection doctrine) dan asas
pentingnya sebagai penyedia (provider). Negara perlindungan positif (positive protection
dalam hal ini pemerintah harus menjadi doctrine).
penyeimbang (balancer) bagi berbagai
kepentingan masyarakat. B. Saran
Berjalannya fungsi yang demikian dalam 1. Diharapkan pemerintah dapat segera
dunia ekonomi, khususnya yang berkenaan menetapkan undang-undang mengenai
dengan keberadaan HKI pengetahuan ekspresi budaya di Indonesia. Agar dengan
tradisional, akan membawa konsekuensi pada hal tersebut masyarakat mendapatkan
keadilan ekonomi dan demi sebesar-besar kepastian hukum akan perlindungan
kemakmuran rakyat. Prinsip inilah yang menjadi ekspresi budaya tradisional di Indonesia.
landasan politik hukum perekonomian 2. Diharapkan indonesia tetap harus
Indonesia termasuk di dalamnya hal-hal yang berpartisipasi aktif pada tingkat
berkenaan dengan perlindungan hukum internasional dalam rangka sebagai negara
terhadap HKI pengetahuan tradisional. yang ikut serta memberikan perhatian dan
mempertimbangkan hak-hak masyarakat asli
PENUTUP khususnya berkaitan dengan perlindungan
A. Kesimpulan pengetahuan tradisional di bidang hak
1. Perlindungan ekspresi budaya tradisional kekayaan intelektual.
menurut Hak Kekayaan Intelektual yakni
diberikan untuk satu invensi. Ekspresi DAFTAR PUSTAKA
budaya tradisional di Indonesia pada Agus Sardjono, Warisan Budaya Indonesia
Sumber Ekonomi Telaah Aspek Hukum,
17
Ida Susanti dan Bayu Seto, Aspek Hukum dari Makalah Seminar Pekan Produk Budaya
Perdagangan Bebas, Menelaah Kesiapan Hukum Indonesia, Rabu 11 Juli 2007, Jakarta.
Indonesia dalam Melaksanakan Perdagangan Bebas, Aulia, M. Zulfa, Perlindungan Hak Kekayaan
Percikan Gagasan tentang Hukum IV, PT. Citra Aditya
Intelektual atas Pengetahuan
Bakti, Bandung, 2003, hlm. 1.
Lex Privatum Vol. VI/No. 7/Sept/2018

Tradisional, Penerbit Fakultas Hukum ________, Membumikan Hak Kekayaan


Universitas Indonesia, Jakarta, 2006. Intelektual/HKI di Indonesia, CV.
Cita Citrawinda, Hak Kekayaan Intelektual: Nuansa Aulia, Bandung, 2009.
Tantangan Masa Depan, Badan Soepomo, E., Bab-bab Tentang Hukum Adat,
Penerbit Fakultas Hukum Universitas Pradnya Paramita, Jakarta, 1982.
Indonesia, Jakarta, 2003. Sultan Takdir Alisjahbana, Sejarah Kebudayaan
Djumhana, Muhammad, Perkembangan Doktrin Indonesia dilihat dari Segi Nilai-Nilai,
dan Teori Perlindungan Hak Kekayaan Dian Rakyat, Jakarta, 2000.
Intelektual, PT Citra Aditya Bakti, Tatang S. Taufik dan Ign. Subagjo,
Bandung, 2006. Menumbuhkembangkan Pemanfaatan
James Danandjaya, Folklor Indonesia, Cetakan Sumber Daya Lokal dan Perlindungan
Keempat, Pustaka Utama Grafiti, , Aset Intelektual Bangsa, Pusat
Jakarta, 2002. Pengkajian Kebijakan Teknologi,
Hariyani, Iswi, Prosedur Mengurus HAKI yang Pengembangan Unggulan Daerah dan
Benar, Cetakan I, Pustaka Yustisia, Peningkatan Kapasitas Masyarakat
Yogyakarta, 2010. (P2KT PUDPKM), BPPPT, 2001.
Ida Susanti dan Bayu Seto, Aspek Hukum dari Tim Lindsey dkk, Hak Kekayaan Intelektual
Perdagangan Bebas, Menelaah Suatu Pengantar, Cetakan Keempat,
Kesiapan Hukum Indonesia dalam PT.Alumni, Bandung, 2004.
Melaksanakan Perdagangan Bebas, Utomo, Tomi Suryo, Hak Kekayaan Intelektual
Percikan Gagasan tentang Hukum IV, (HKI) di Era Global: Sebuah Kajian
PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003. Kontemporer, Yogyakarta, Graha Ilmu,
Kartadjoemena, H.S., GATT, WTO, dan Hasil 2010.
Uruguay Round, UI Press, Jakarta, 1997.
Margono, Suyud, Hukum Hak Kekayaan
Intelektual, Cetakan I, Pustaka Reka
Cipta, Bandung, 2015.
Purwaningsih, Endang, Perkembangan Hukum
Intellectual Property Rights (Kajian
Hukum Terhadap Hak atas Kekayaan
Intelektual dan Kajian Komperatif
Hukum Paten), PT.Ghalia Indonesia,
Jakarta, 2005.

Rahardji, Trisno,Kebijakan Legislatif dalam


Pengaturan Hak Kekayaan Intelektual,
Pensil Komunika, Yogyakarta, 2006.
Riswandi dan M. Syamsuddin, Budi Agus, hak
Kekayaan Intelektual dan Budaya
Hukum, PT.Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2005.
Trisno Rahardji, Kebijakan Legislatif dalam
Pengaturan Hak Kekayaan Intelektual,
Pensil Komunika, Yogyakarta, 2006.
Riswandi dan M. Syamsuddin, Budi Agus, hak
Kekayaan Intelektual dan Budaya
Hukum, PT.Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2005.
Sarjono, Agus, Hak Kekayaan Intelektual dan
Pengetahuan Tradisional, Alumni,
Bandung, 2006.

81

Anda mungkin juga menyukai