ARTIKEL ILMIAH
Oleh:
TISNI SANTIKA
138040039
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2016
PERSETUJUAN PEMBIMBING
TISNI SANTIKA
134080039
Artikel ini disusun berdasarkan Tesis untuk persyaratan sidang periode Oktober 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Abstract
Indonesia is a mega - biodiversity country with genetic resources richness and most
of the times are associated with traditional knowledge. The loss of biodiversity and
commercialization of genetic resources and associated traditional knowledge have been
causing great concern, especially when Intellectual Property Rights are applied to claim
monopoly. The conquest for a intersection between Indonesia‟s international obligation as
WTO state member and TRIPs parties and the national interest regarding the souvereignity
has become a high level urgency to set up a fair and equitable protection between two
important issues : Traditional Knowledge and Intellectual Property.
Key words :
AML bertujuan untuk menciptakan 1. Jenis dari sumber daya genetik yang
suatu kerangka bagi pembentukan hukum dimohonkan aksesnya, lokasinya,
di tiapnegara anggotanya untuk mengatur manfaat dan penggunaan potensial dari
akses kepada sumber daya genetik di sumber daya genetik yang
negara masing – masing. Model law ini bersangkutan, penggunaan lanjutan dan
mengandung penolakan terhadap upaya resiko yang mungkin timbul dari
memperoleh paten atas suatu makhluk diberikannya akses terhadap sumber
hidup (patenting of life) atau memperoleh daya genetik tersebut.
hak eksklusif atas makhluk hidup termasuk
derivatif / turunan daripadanya.61 Property and Genetic Resources, Traditional
Knowledge and Folklore”, May 1st 2001,
WIPO/GRTKF/IC/10,
59 Tshimanga Kongolo, “Biodiversity and www.wipo.int/documents/en/meetings/2001/igc/pd
African Countries”, European Intellectual Property f/grtkf_ic_1_10.pdf.
Review, 24 (12), 579-584, Sweet & Maxwell
Limited and Contributor, 2002. 62Article 3 AML : “Condtions any access to any
biological resources andknowledge or technologies
60Agus Sardjono, Hak Kekayaan Intelektual dan of local communities in any part of the country to
Pengetahuan Tradisional, Op.Cit, Hlm 108. an application for the necessary prior informed
consent and written permit.
61African Group, “Proposal Presented by The
African Group to The First Meeting of The 63Article 4 AML.
Intergovermental Committe on Intellectual
2. Apakah pengambilan sampel terhadap Patent Law of The People‟s Republic of
sumber daya genetik tersebut atau China:
komponen – komponennya dapat
membahayakan kelangsungan hidup “No patent will be granted for an
spesies yang bersangkutan. invention based on genetic resources if the
access or utilization of the said genetic
3. Tujuan dari permohonan pemberian resources is in violation of any law or
akses termasuk jenis dan administrative regulation”
pengembangan penelitian, atau
penggunaan komersial yang diharapkan Terkait perlindungan melalui rezim
dari penelitian tersebut. paten, perlu dipahami bahwa secara umum
perlindungan paten hanya mencakup
4. Deskripsi bentuk dan pengembangan produk dan / atau proses, namun di dalam
kolaborasi tingkat lokal dan nasional perlindungan obat tradisional Cina,
dalam penelitian dan pengembangan cakupan perlindungan paten jauh lebih
dari sumber daya genetik yang luas, yaitu mencakup:66
bersangkutan.
a. Produk (Product)
5. Tempat tujuan utama penelitian yang
dilakukan dan tempat – tempat lain Produk tersebut dapat berupa suatu
yang mungkin harus dituju terkait komposisi farmasi yang baru, bahan –
dengan keperluan penelitian. bahan manjur yang diperas/ terpisah dari
obat tradisional, bagian – bagian yang
Hal penting lain dari AML adalah bahwa mujarab dan kandungan zat yang
akses yang dilakukan tanpa prior informed terkandung didalamnya.
consent dari negara dan masyarakat lokal
harus dinyatakan tidak sah dan dijatuhi b. Metode (method)
sanksi. 64
Yaitu cara pembuatan atau metode
5. Tiongkok (Cina) pembuatan produk – produk diatas,
teknologi produksi yang baru atau yang
Tiongkok (Cina) adalah salah satu bersifat pengembangan dan lain – lain.
negara pemegang Pengetahuan Tradisional
terbesar di dunia menerapkan rezim paten c. Penggunaan
dalam melindungi Pengetahuan
Yakni indikasi baru tentang obat (new
Tradisionalnya.65Perlindungan
indication of medicine), penggunaan yang
Pengetahuan Tradisional terkait Sumber
pertama berkaitan dengan pengobatan
Daya Genetik tercakup dalam
(first medical use), penggunaan lanjutan
perlindungan invensi yang berbasis
dari obat yang terkenal (the second use of
Sumber Daya Genetik dalam Pasal 5
the known medicine) dan lain – lain.
96Romli Atmasasmita, Teori Hukum Integratif : 98Bernard Arief Sidharta, Refleksi Tentang
Rekonstruksi Terhadap Teori Hukum Struktur Ilmu Hukum : Sebuah Penelitian Tentang
Pembangunan dan Teori Hukum Progresif, Fundasi Kefilsafatan dan Sifat Keilmuan Ilmu
Yogyakarta, Genta Publishing, 2012, Hlm.83. Hukum Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu
Hukum Nasional Indonesia, Cetakan 2, Bandung,
97Ibid, Hlm. 123. Mandar Maju, Hlm. 190.
tanaman yang dipergunakan sebagai obat Dari sudut kepentingan negara
tradisional oleh masyarakat lokal.99 berkembang, pengembangan teknologi,
industrialisasi dan peningkatan nilai
Terdapat tiga pihak utama dengan ekspor merupakan cara – cara untuk
kepentingan masing – masing terhadap meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
sumber daya genetik dan pengetahuan Namun, masalah kekurangan modal dan
tradisional, yaitu pemerintah di negara penguasaan teknologi modern yang masih
maju, pemerintah di negara berkembang rendah merupakan hambatan utama.
dan masyarakat lokal yang pada tataran Sebenarnya, sistem hak kekayaan
kompetisi perdagangan internasional intelektual merupakan jalan tengah untuk
terdapat konflik kepentingan antara negara menarik investasi dan alih teknologi.
maju dan negara berkembang. Negara
maju melihat bahwa negara berkembang Sebagai kekayaan bangsa Indonesia,
dengan kandungan kekayaan alamnya sumber daya genetik dan pengetahuan
merupakan pemasok bahan baku yang tradisional patut dilindungi sebagai wujud
ideal, limpahan bahan baku tersebut kelestarian bangsa. Sunaryati Hartono
ditunjang dengan rendahnya upah tenaga mengemukakan bahwa terdapat dua cara
kerja membuat negara berkembang untuk mengartikan kelestarian bangsa
menjadi faktor pendukung produksi yang yaitu pertama mempertahankan keadaan
luar biasa untuk negara maju, belum lagi yang ada (preservation), yang melarang
jumlah penduduk yang relatif besar diadakannya perubahan – perubahan,
menjadikan negara berkembang sebagai kedua kelangsungan hidup bangsa
poential market bagi produk negara – Indonesia, yang mengandung dinamika
negara maju. yang besar, sehingga dari masa ke masa
dapat mengembangkan diri dan
Hal tersebut menjadikan perkembangan mempertahankan diri terhadap perubahan
teknologi dan industri di negara – perubahan dan serangan – serangan yang
berkembang membuat negara maju harus datang dari luar, tetapi juga dari dalam,
memperhitungkan kemungkinan negara lebih lanjut Indonesia malah diharapkan
berkembang menjadi kekuatan baru yang datang memberi sumbangan kepada
dapat menjadi pesaing dalam pasar global, kebahagiaan dan kelangsungan hidup
untuk ini hak kekayaan intelektual dalam masyarakat dunia. 101
rezim TRIPs merupakan sistem hukum
yang dianggap dapat efektif melindungi Nilai ekonomi suatu sumber daya
kepentingan monopolistik negara maju genetik dan pengetahuan tradisional dapat
terhadap teknologi produknya yang lebih ditingkatkan dengan penggunaan
dipasarkan di negara berkembang.100 kekayaan intelektual. Karena sumber daya
genetik dan pengetahuan tradisional
merupakan sumber penghasilan, sumber
99Curtis M. Horton, “Protecting Biodiversity and
pangan dan sumber obat – obatan bagi
Culture Diversity”, sebagaimana dikutip Agus
banyak sekali komunitas masyarakat
Sardjono, Hak Kekayaan Intelektual dan
dunia, bukan hanya di negara berkembang
Pengetahuan Tradisional, Op.Cit., Hlm. 10.
karena menurut data WHO hingga sekitar
100“TRIPs Agreement was also regarded as a 80 % (delapan puluh persen) dari populasi
components of a policy of technological dunia sangat bergantung pada obat dari
protectionism aimed at consolidating an bahan – bahan tradisional sebagai
international division of labour whereunder kebutuhan kesehatan utama.
Notrhen countries generate innovation and
Southern Countries constitute the market for the
resulting products and servies”, Carlos M Correa,
101Sunaryati Hartono, Loc.cit.
diakses dari http://www.org.s.g/title/theft.htm.
Antara sistem hukum dan sistem yang cukup untuk dapat menentukan
ekonomi suatu negara terdapat hubungan tingkat efisiensi suatu peraturan hukum.
yang sangat erat dan pengaruh timbal
balik. Pembaharuan dasar – dasar 2. Pembentuk hukum harus mampu
pemikiran di bidang hukum ikut mengubah menentukan apakah efisiensi dari
dan menentukan dasar – dasar sistem peraturan hukum tersebut tetap dapat
ekonomi yang bersangkutan, sehingga dicapai saat diaplikasikan di masyarakat
penegakan asas – asas hukum yang sesuai dalam kaitannya dengan peraturan
juga akan memperlancar terbentuknya hukum lain yang relevan.
ekonomi yang dikehendaki. 102
3. Pembentuk hukum harus mampu
Pembangunan ekonomi tidak hanya
memahami bagaimana peraturan hukum
mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi
tersebut berinteraksi dengan faktor –
juga pemerataan hasil – hasil
faktor diluar hukum yang relevan dan
pembangunan.
menentukan.
Richard Posner dalam kajiannya
Sistem perlindungan kekayaan
Economic Analysis of Law mengemukakan
intelektual yang baik dipandang penting
bahwa pembentuk hukum harus
dalam menunjang pembangunan ekonomi,
memperhatikan tingkat efisiensi dan
oleh karena itu perlu dilakukan penelaahan
apakah hukum atau peraturan yang
yang lebih seksama dalam membentuk dan
dibentuk menghasilkan insentif bagi
menerapkan konsep hukum kekayaan
pertumbuhan ekonomi, sehingga
intelektual nasional yang sesuai dengan
pembentuk hukum dalam telaah Posner
kepentingan masyarakat karena hukum
menghadapi tiga lapis tantangan, yaitu:103
bukan merupakan suatu institusi yang
1. Pembentuk hukum harus memiliki lepas dari kepentingan manusia, maka
pengetahuan, informasi dan keahlian manusia menjadi penentu dan titik
orientasi hukum, selaras dengan teori
hukum progresif dari Satjipto Rahardjo
102Sunaryati Hartono, Hukum Ekonomi dimana hukum bertugas melayani
Pembangunan Indonesia, Binacipta, Bandung, manusia, bukan sebaliknya. Mutu hukum
1988, Hlm 6. ditentukan oleh kemampuannya untuk
mengabdi pada kesejahteraan manusia dan
103“…….Posner implicitily assumes that the
fungsi hukum dimaksudkan untuk turut
actions of the parties subject to those rules are
serta memecahkan persoalan
determined primarily by the legal rules and the
kemasyarakatan secara ideal sehingga
incentives those rules created. A Posnerian judge
will thus face a three – fold challenge:
negara dalam hal ini pemerintah wajib
mengembangkan kebijakan kesejahteraan
First, the judge must possess sufficient learning, yang bersifat “affirmative action” bagi
information, and expertise to be able to determine kesejahteraan warganya.
whether the efficient legal rule in isolation, second,
the judge must be able to determine whether the Hukum progresif tidak menerima
efficient rule in isolation is also the efficient rule hukum sebagai institusi yang mutlak serta
when embedded in and interacting with other final, melainkan sangat ditentukan oleh
relevant legal rules. But finally, the judge must be kemampuannya untuk mengabdi kepada
able to discern how the legal rule interacts with manusia. Dalam konteks tersebut, hukum
other non legal rules that may be relevant to adalah institusi yang secara terus menerus
determination…. “ Dalam Todd J. Zywicki, harus membangun dan mengubah dirinya
Posner, Hayek and The Economin Analysis of Law, menuju kepada tingkat kesempurnaan
George Mason University Law And Economics yang lebih baik. Kualitas
Research Paper Series, Hlm.17 kesempurnaannya antara lain dapat
diverifikasi kedalam faktor – faktor kerjasama yang saling mendukung,
keadilan, kesejahteraan dan kepedulian dengan menempatkan kepentingan
kepada rakyat, inilah hakikat hukum yang pemanfaatan sumber daya genetik
selalu dalam proses “menjadi” (law in the untuk kepentingan nasional diatas
process, law in the making). Hukum tidak kepentingan sektoral dan kepentingan
ada untuk hukum itu sendiri tetapi untuk nasional diatas kepentingan daerah
manusia.104 dan individu.
Hukum tidak dapat dikatakan berdiri 2. Prinsip Keberlanjutan yang secara
otonom. Hukum berada didalam konseptual merujuk pada kebijakan
kedudukan yang saling berkait dengan pengaturan pemanfaatan sumber daya
sektor – sektor kehidupan lainnya, hukum genetik harus mampu menjamin
harus senantiasa melakukan penyesuaian keberlanjutan fungsi dan manfaat
dengan tujuan – tujuan yang ingin dicapai sumber daya genetik bagi negara
masyarakat. Dengan begitu, hukum maupun masyarakat serta bagi
mengalami dinamika dalam mencapai generasi sekarang dan mendatang.
tujuannya (ius constituendum) yaitu Pemanfaatan tersebut harus dilakukan
menciptakan suatu aturan masyarakat yang dengan mempertimbangkan prinsip
adil, berdasarkan hak – hak manusia sejati. kehati – hatian, melindungi
105 keanekaragaman hayati serta
mengedepankan kepentingan umum.
Tujuan itu hanya tercapat kalau
pemerintah mengikuti norma – norma 3. Prinsip Keadilan yang secara
keadilan dan mewujudkan suatu aturan konseptual merujuk pada kebijakan
yang adil melalui undang – undang, pengaturan pemanfaatan sumber daya
hukum berada di atas pemerintah, dan genetik berkelanjutan agar dapat
karenanya pemerintah harus bertindak memenuhi kepentingan generasi
sebagai pelayan hukum dan bukan sekarang maupun yang akan
penguasa hukum. datang,memenuhi rasa keadilan
masyarakat termasuk didalamnya
Terdapat 4 (empat) prinsip utama yang keadilan dalam alokasi dan distribusi
harus dikedepankan dalam pemanfaatan pemanfaatan sumber daya genetik.
sumber daya genetik dan pengetahuan
tradisional secara ekonomi, yaitu : 4. Prinsip sebesar – besar kemakmuran
rakyat yang secara konseptual
1. Prinsip Negara Kesatuan Republik merujuk pada kebijaksanaan
Indonesia yang secara konseptual pengaturan pemanfaatan sumber daya
merujuk pada pemanfaatan sumber genetik agar memberikan
daya genetik dilakukan secara kesejahteraan kepada rakyat.
terkoordinasi antara Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dan antar sektor di Hal lain yang penting untuk dicapai
tiap tingkatan pemerintahan, sehingga yaitu sustainable diversity. Konsep ini
dapat dibangun hubungan dan menggabungkan keanekaragaman budaya
dan pembangunan ekonomi yang harus
104Satjipto Rahardjo, “Hukum Progresif: Sebuah berjalan secara beriringan. Pemanfaatan
Sintesa Hukum Indonesia”, Genta Publishing, ekonomi atas sumber daya genetik dan
Jogjakarta, 2009, Hlm.5-6. pengetahuan tradisonal secara
berkesinambungan diharapkan mampu
105Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Cetakan menghasilkan kemakmuran yang hakiki
Kelima, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2000, hlm yang memenuhi unsur – unsur
352.
pertumbuhan, pemerataan, kesinambungan dan novasi yang sehat dan kondusif.
dan kemandirian. Universitas berperan sentral dalam
penciptaan / penemuan pengetahuan dasar
Pengembangan produk, industri dan dan mempersiapkan sumber daya manusia
ekonomi nasional yang bertumpu pada yang mumpuni. Industri berperan dalam
pemanfaatan kekayaan biodiversitas penciptaan nilai (wealth creation) dan
berupa sumber daya genetik dan kekayaan melakukan komersialisasi sumber daya
budaya berupa pengetahuan tradisional genetik dan pengetahuan tradisional
dengan menggunakan life science dengan menciptakan produk – produk
berpotensi menghasilkan tingkat yang kompetitif di pasaran global,
pertumbuhan yang tinggi, karena masyarakat selain sebagai pengguna juga
bioindustri merupakan industri yang berperan strategis dalam memberikan
sedang berkembang (emerging industries) masukan – masukan yang berharga
sehingga potensi pertumbuhannnya begitu mengenai inovasi yang dikembangkan
besar. demi kemakmuran bersama.
Bioindustri dan life science di Dengan tercapainya kemakmuran
Indonesia hendaknya bukanlah merupakan yang ditopang pertumbuhan, pemerataan,
monopoli perusahaan – perusahaan besar kesinambungan dan kemandirian akan
semata, namun hendaknya masyarakat tercipta Indonesia yang berkedaulatan.
mampu mengaplikasikan bioteknologi Menjadi negeri yang dapat mewujudkan
tepat guna di bidang pemuliaan tanaman, kedaulatan ekonomi dengan menggerakan
hewan dan produk lainnya yang memiliki sektor – sektor strategis ekonomi
daya saing kokoh di pasaran, misalnya domestik, kedaulatan budaya dengan
melalui program one village one product. melakukan revolusi karakter bangsa
dengan pendekatan mainstreaming
Pemanfaatan sumber daya genetik dan
menciptakan cultural value dengan
pengetahuan tradisional secara
mengembangkan budaya dan kearifan
berkelanjutan dan berkesinambungan
lokal, dan kedaulatan politik dimana
membutuhkan kolaborasi antar empat
negara dapat melindungi segenap bangsa
institusi strategis yaitu pemerintah
dan kepentingan nasional.
(public), industri (private), universitas
(academic) serta komunitas dan A. KESIMPULAN
masyarakat (community and society) yang
disebut model Quadruple Helix.106Melalui 1. Dalam Rezim Agreement on Trade
model ini masing – masing pihak Related Aspect of Intellectual
memainkan peran sesuai bidangnya, lalu Property Rights (TRIPs Agreement)
bersinergi satu sama lain untuk pemahaman Hak Kekayaan Intelektual
membangun kemandirian riset dan sebagai suatu hak privat individual,
pengembangan potensi sumber daya sedangkan disisi lain kekayaan
genetik dan pengetahuan tradisional. intelektual yang bersumber dari
Pemerintah memainkan peranan regulasi pemanfaatan Sumber Daya Genetik
dan proteksi serta penciptaan iklim riset dan Pengetahuan Tradisional berasal
dari common property yang belum
dapat diberikan perlindungan akibat
106Arnkil Robert, “Exploring Quadruple Helix : tidak diakomodirnya konsep
Outlining User – Oriented Innovation Model”, communityownership dan tidak
Dalam Iskandar Yuswohady, “Life Science for a diakuinya pengetahuan tradisional
Better Life : Solusi Kemakmuran Untuk terkait sumber daya genetik sebagai
Kemandirian Indonesia”, PT. Gramedia Pustaka
suatu kekayaan intelektual bernilai
Utama, Jakarta, 2015, Hlm.39-40.
tinggi, baik secara aktual dan
potensial bagi Indonesia sebagai sebesar – besar kemakmuran
negara megabiodiversity. Pembentuk rakyat.Kedudukan negara sebagai
undang – undang Indonesia masih custodian dalam konsepsi
juga lebih memberikan prioritas pada kepemilikan komunal atas Sumber
pembentukan hukum di bidang Daya Genetik dan Pengetahuan
kekayaan intelektual konvensional Tradisional karena negara adalah
sebagai konsekuensi dari ratifikasi otoritas tertinggi sebagai pelaksana
terhadap TRIPs Agreement yang kedaulatan rakyat di segala bidang,
merupakan bagian dari WTO. mulai dari hukum, politik, dan
ekonomi. Hal ini untuk mencegah
2. Perwujudan konsep kedaulatan terjadinya kesenjangan atas
negara dalam hal terjadi pemanfaatan Sumber Daya Alam
penyalahgunaan (misapropriasi) dan seandainya Sumber Daya Alam
pembajakan (biopiracy) terhadap tersebut dimiliki oleh
Sumber Daya Genetik dan perorangan.Penguasaan oleh negara
Pengetahuan Tradisional baik di diharapkan lebih menjamin
dalam wilayah Indonesia maupun pemerataan dalam penikmatan hasil
dalam skala internasional dilakukan pemanfaatan Sumber Daya Genetik
dengan konsep Hak penguasaan dan Pengetahuan Tradisional.
dipegang oleh negara karena Sumber
Daya Genetik dan Pengetahuan 3. Perlindungan hukum terhadap
Tradisional merupakan bagian dari Sumber Daya Genetik dan
kedaulatan negara dan merupakan Pengetahuan Tradisional dalam
sumber daya strategis yang pembangunan hukum Kekayaan
menyangkut hajat hidup orang Intelektual Nasional dapat mencapai
banyak sehingga sesuai amanat Pasal sinergi antara kepentingan nasional
33 UUD 1945 harus dikuasai oleh dan standar perlindungan yang
negara (control by state) yang akan diwajibkan dalam TRIPs Agreement
digunakan untuk kemakmuran di era pembangunan Ekonomi
rakyat. Paradigma baru pengelola Berbasis Pengetahuan (Knowledge
sumber daya alam sebagai milik Based Economy) dapat dirumuskan
bersama dilakukan dengan dalam konsep sebagai berikut:
pendekatan manajemen komunal
berbasis negara. Negara berhak a. Sistem hukum hak kekayaaan
untuk menetapkan mekanisme akses, nasional yang dibangun harus
termasuk pembagian keuntungan, berdasarkan prinsip – prinsip
dalam hal pemanfaatan Sumber hukum yang bersumber dari
Daya Genetik sesuai ketentuan Pancasila (filosofis), Undang –
Pasal 6 ayat (1) Protokol Nagoya Undang Dasar Negara 1945
dalam hal souvereign rights over (yuridis) dan realita sosial
natural resources dan Undang – masyarakat Indonesia
Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (sosiologis).
(3) dan ayat (4) yang menyatakan
b. Mengutamakan kepentingan
bahwa cabang – cabang produksi
nasional dalam setiap
yang penting bagi negara dan yang
pembentukan peraturan
penting bagi hajat hidup orang
perindang – undangan Hak
banyak dikuasai oleh negara.Bumi,
Kekayaan Intelektual dengan
air, dan kekayaan alam yang
tetap memperhatikan ketentuan
terkandung di dalamnya dikuasai
konvensi internasional di
oleh negara dan dipergunakan untuk
bidang kekayaan intelektual;
c. Mendorong lahirnya ciptaan, sebagai pemangku kepentingan dalam
invensi dan karya intelektual prosedur akses dan pemanfaatan
lainnya dengan memanfaatkan Pengetahuan Tradisional serta adanya
sumber daya genetik dan mekanisme penyelesaian sengketa
pengetahuan tradisional dalam pemenuhan hak masing –
Indonesia sebagai upaya masing pihak yang berkepentingan.
melindungi kepentingan
nasional Indonesia melalui 2. Pada prinsipnya, kedaulatan dan
pengaturan secara cermat, tepat tanggung jawab negara dalam
dan tegas mengenai kedaulatan perlindungan Sumber Daya Genetik
negara atas sumber daya genetik dan Pengetahuan Tradisional perlu
dan hak masyarakat atas diterapkan dalam model kasus per
pengetahuan tradisionalnya serta kasus (case by case basis), mengingat
produk – produk kekayaan masalah Sumber Daya Genetik dan
intelektual yang dihasilkan. Pengetahuan Tradisional bukan hanya
mengenai perlindungan hak atas
B. SARAN kekayaan intelektual, tetapi juga
mencakup perlindungan budaya,
1. Menempatkan perlindungan hukum perlindungan lingkungan dan
terhadap Sumber Daya Genetik dan perlindungan HAM. Oleh karena itu
Pengetahuan Tradisional tersebut dalam menentukan apakah
dalam sistem pengaturan sui generis perlindungan hukum itu perlu dan
yang terpisah dari pengaturan perlindungan seperti apa yang paling
komponen lainnya, baik secara tepat diterapkan untuk Sumber Daya
nasional, maupun internasional. Genetik dan Pengetahuan Tradisional
Dalam peraturan tersebut ditentukan perlu terlebih dahulu ditentukan apa
mengenai bentuk perlindungan yang menjadi pokok
hukumnya serta mekanisme untuk permasalahannya, apabila menyangkut
mengaktualisasikan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual, hukum
tersebut didukung dengan kerangka dapat berperan sebagai sarana untuk
prosedural dalam perlindungan mencegah penyalahgunaan
Pengetahuan Tradisional secara (misapropriasi) dan untuk mengajukan
administratif. Berdasarkan pengaturan pembatalan atas pemberian Hak
sui generis tersebut, ditetapkan Kekayaan Intelektual (misalnya
kewenangan kelembagaan yang berupa paten) untuk produk yang
bertanggung jawab sebagai otoritas diperoleh dari pembajakan hayati
nasional yang berwenang atau sebagai (biopiracy). Apabila masalahnya
national focal point dalam adalah perlindungan budaya, hukum
perlindungan Pengetahuan Tradisional dapat dalam mencegah dampak
Pola hubungan dan kerja sama antara negatif dari kegiatan bioprospeksi
lembaga yang terkait,baik secara Sumber Daya Genetik dan
vertikal maupun horisontal. Selain itu, Pengetahuan Tradisional terhadap
perlu adanya hubungan antara budaya masyarakat yang
peraturan sui generis tersebut dengan bersangkutan. Apabila masalahnya
bidang hukum lainnya yang adalah lingkungan hukum dapat
bersinggungan, seperti peraturan berperan sebagai saranan untuk
dalam bidang hak kekayaan mengatur izin akses dan pemanfaatan
intelektual dan perlindungan sumber atas Sumber Daya Genetik dan
daya alam dan lingkungan hidup. Pengetahuan Tradisional agar dapat
Dalam peraturan sui generis tersebut, mencegah terjadinya kerusakan
diakomodasi peran komunitas lokal
lingkungan. Apabila masalahnya membangun kemandirian riset dan
tentang HAM, hukum dapat berperan pengembangan potensi Sumber Daya
dalam melindungi hak – hak Genetik dan Pengetahuan Tradisional.
masyarakat lokal misalnya sebagai
panduan dalam mekanisme akses dan DAFTAR PUSTAKA
pembagian keuntungan dari BUKU
pemanfaatan Sumber Daya Genetik
dan Pengetahuan Tradisional. Afrillyana Purba, Pemberdayaan
Perlindungan Hukum Pengetahuan
3. Hendaknya pemanfaatan sumber daya
Tradisional dan Ekspresi Budaya
genetik dan pengetahuan tradisional
Tradisional Sebagai Sarana
dilakukan dengan meteode sustainable
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”,
diversity yang menggabungkan
PT. Alumni, Bandung, 2012.
keanekaragaman budaya dan
Agus Sardjono, “Membumikan Hak
pembangunan ekonomi secara
Kekayaan Intelektual di Indonesia”,
beriringan. Agar dapat menghasilkan
CV Nuansa Aulia, Bandung, 2009.
kemakmuran yang hakiki yang
________Hak Kekayaan Intelektual dan
memenuhi unsur – unsur
Pengetahuan Tradisional, PT.
pertumbuhan, pemerataan,
Alumni, Bandung, 2006.
kesinambungan dan kemandirian agar
BAPPENAS, Indonesian Biodiversity
pengembangan produk, industri dan
Strategy and Action Plan 2003-2020
ekonomi nasional yang bertumpu pada
(IBSAP), Badan Perencanaan
pemanfaatan kekayaan biodiversitas
Pembangunan Nasional
berupa sumber daya genetik dan
(BAPPENAS), Jakarta, 2003.
kekayaan budaya berupa pengetahuan
Bambang Daru Nugroho, “Hukum Adat :
tradisional dengan menggunakan life
Hak Menguasai Negara atas Sumber
science dapat menghasilkan tingkat
Daya Alam Kehutanan &
pertumbuhan yang tinggi. Potensi
Perlindungan Terhadap Masyarakat
Bioindustri dan life science di
Hukum Adat”, Refika Aditama,
Indonesia yang sangat besar
Bandung, 2015.
hendaknya bukanlah merupakan
Bernard Arief Sidharta, Refleksi Tentang
monopoli perusahaan – perusahaan
Struktur Ilmu Hukum : Sebuah
besar semata, namun masyarakat juga
Penelitian Tentang Fundasi
mampu mengaplikasikan bioteknologi
Kefilsafatan dan Sifat Keilmuan Ilmu
tepat guna di bidang pemuliaan
Hukum Sebagai Landasan
tanaman, hewan dan produk lainnya
Pengembangan Ilmu Hukum
yang memiliki daya saing kokoh di
Nasional Indonesia, Cetakan 2,
pasaran. Pemanfaatan sumber daya
Bandung, Mandar Maju.
genetik dan pengetahuan tradisional
secara berkelanjutan dan
Boer Mauna, Hukum Internasional,
berkesinambungan dilakukan melalui
Pengertian, Peranan dan Fungsi
kolaborasi antar empat institusi
dalam Era Dinamika Global, PT.
strategis yaitu pemerintah (public),
Alumni, Bandung, Edisi Kedua,
industri (private), universitas
Cetakan Keempat, 2011.
(academic) serta komunitas dan
Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin
masyarakat (community and society)
”Hak Kekayaan Intelektual dan
yang disebut model Quadruple Helix
Budaya Hukum”,Raja Grafindo
dimana masing – masing pihak
Persada, Jakarta 2004.
memainkan peran sesuai bidangnya,
Brad Sherman, Regulating Access and
lalu bersinergi satu sama lain untuk
Use of Genetic Resources :
Intellectual Property Law and Iskandar Yuswohady, “Life Science for a
Biodiscovery, European Intellectual Better Life :Solusi Kemakmuran
Property Review,25 (7), 301-308, Untuk Kemandirian Indonesia”, PT.
Sweet & Maxwell Limited and Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
Contributor, 2003 2015.
Bryan A. Garner (Editor in Chief), Jean Jacques Rousseau, Du Contract
Black‟s Law Dictionary”, St.Paul Social (Perjanjian Sosial),
Minn, Thomson West, 2004. Diterjemahkan ke dalam Bahasa
Citra Citrawinda, Kepentingan Negara Indonesia oleh Vincent Bero,
Berkembang terhadap Hak Atas Visimedia, Jakarta, 2007.
Indikasi Geografis, Sumber Daya Huala Adolf, Hukum Ekonomi
Genetika dan Pengetahuan Internasional Suatu Pengantar,PT.
Tradisional, Lembaga Pengkajian Raja Grafindo Persada, Jakarta,
Hukum Internasional Fakultas 2005.
Hukum Universitas Indonesia Jimly Asshidiqie, Pengantar Ilmu Hukum
berkerja sama dengan Direktorat Tata Negara Jilid II, Sekretariat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Jenderal dan Kepaniteraan
Kementerian Hukum dan HAM RI, Mahkamah Konstitusi Republik
2005. Indonesia, Jakarta, 2006.
Djulaeka, “Konsep Perlindungan Hak Judha Nugraha, “Perkembangan dan
Kekayaan Intelektual, Perspektif Konstelasi Isu GRTKF (Genetic
Kajian Filosofis Hak Kekayaan Resources, Traditional Knowledge
Intelektual Kolektf – Komunal”, and Folklore) di Fora
Setara Press, Malang, 2014. Internasional”, WTO Forum
Elli Ruslina, Dasar Perekonomian Indonesia , Departemen Luar Negeri
Indonesia Dalam Penyimpangan Republik Indonesia, Jakarta, 2005.
MandatKonstitusi Undang – Undang Krisnani Setyowati, Efridani Lubis , Elisa
Dasar Negara Tahun 1945, Total Anggraeni, M. Hendra Wibowo, Hak
Media, Jakarta, 2013. Kekayaan Intelektual dan Tantangan
Eva Damayanti, Hukum Merek Tanda Implementasinya di Perguruan
Produk Industri Budaya Tinggi, Bogor, Kantor Hak
DikembangkanDari Ekspresi Budaya Kekayaan Intelektual Institut
Tradisional, PT. Alumni, Bandung, Pertanian Bogor, 2005.
2012. Lili Rasjidi, Dasar – Dasar Filsafat
Gavin Stenton,” Biopiracy within the Hukum, Citra Aditya Bakti,
Pharmaceutical Industry: A Stark Bandung, 1996.
Illustration of How Abusive, Miranda Risang Ayu, Harry Alexander,
Manipulative and Perverse the dan Wina Puspitasari,“Hukum
Patenting Process Can Be Towards Sumber Daya Genetik, Pengetahuan
Countries of The South”.European Tradisional Dan Ekspresi Budaya
Intellectual PropertyReview, Tradisional di Indonesia, PT.
European Intellectual Property Alumni,Bandung, Tahun 2014.
Review, 26 (1), Hertfordshise Law Moctar Kusumaatmadja, Pembinaan
Journal 1(2). Hukum Dalam Pembangunan
Ignatius Haryanto, Sesat Pikir Kekayaan Nasional, Bina Cipta, Bandung,
Intelektual, Membongkar Akar – 1982.
Akar Pemikiran Konsep Hak _______“Konsep – Konsep Hukum
Kekayaan Intelektual, Jakarta, PT. Dalam Pembangunan, Kumpulan
Gramedia, 2014. Karya Tulis”, PT.Alumni, Bandung,
2006.
Muhammad Djumhana dan Sunaryati Hartono, Hukum Ekonomi
R.Djubaedillah “Hak Milik Pembangunan Indonesia, Binacipta,
Intelektual, Sejarah, Teori dan Bandung, 1988.
Prakteknya di Indonesia”, PT Citra _______ Politik Hukum Menuju Satu
Aditya Bakti, Bandung, 1997. Sistem Hukum Nasional, PT.Alumni,
Munir Fuady, “Pengantar Hukum Bisnis Bandung,1991.
: Menata Bisnis Modern di Era Suyud Margono, Hukum Hak Kekayaan
Global”, Citra Aditya Bakti, Intelektual (HKI) Mencari Konstruksi
Bandung, 2005. Hukum Kepemilikan Komunal
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Terhadap Pengetahuan dan Seni
Hukum Cetakan Ke-8 Edisi Revisi, Tradisional dalam Sistem Hak
Kencana Prenada Media Grup, Kekayaan Intelektual (HKI) di
Jakarta, 2013. Indonesia, Pustaka Reka Cipta,
_____“Pengantar Ilmu Hukum”, Kencana Bandung, 2015.
Pranada Media Group, Jakarta, 2008. Tim Lindsey, Eddy Damian, Simon Butt
Ranti Fauza Mayana, Perlindungan dan Tomi Suryo Utomo, Hak
Desain Industri di Indonesia dalam Kekayaan Intelektual, Suatu
Era Perdagangan Bebas, Gramedia Pengantar,Cetakan Keenam,PT.
Widiasarana Indonesia, Alumni, Bandung, 2011.
Jakarta,2004. World Intellectual Property Organization,
Romli Atmasasmita, Teori Hukum Intellectual Property and Genetic
Integratif : Rekonstruksi Terhadap Resources, Traditional Knowledge
Teori Hukum Pembangunan dan and Traditional Cultural Expressions,
Teori Hukum Progresif, Yogyakarta, Geneva, Switzerland, 2015
Genta Publishing, 2012. Zainul Daulay, Pengetahuan Tradisional
Ronny Hanitijo Soemitro, Penelitian : Konsep, Dasar Hukum dan
Hukum dan Jurimetri, Ghalia Praktiknya, PT. Raja Grafindo
Indonseia, Jakarta, 1990. Persada, Jakarta, 2011
Satia Budianti dan Yurianto ,
Bioprospeksi : antara Peningkatan Makalah dan Artikel dan Jurnal
Kualitas Hidup dan Potensi Analisis dan Evaluasi Hukum Tentang
Pencurian Sumber Daya Genetika, Pemanfaatan Sumber Daya Genetik,
Jakarta : Kementerian Lingkungan Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Hidup, The Indonesian Institute for Hukum Nasional, Badan Pembinaan
Forest and Environment, Bioforum Hukum Nasional, Kementerian
dan Southeast Asia Regional Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Institute for Community Education, Republik Indonesia, Jakarta, 2015.
2000. Andean Community,
http://www.comunidadandina.org/ingles/w
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Cetakan ho/htm.
Kelima, Citra Aditya Bhakti, African Group, “Proposal Presented by
Bandung, 2000 The African Group to The First
____, “Hukum Progresif: Sebuah Sintesa Meeting of The Intergovermental
Hukum Indonesia”, Genta Publishing, Committe on Intellectual Property
Jogjakarta, 2009. and Genetic Resources, Traditional
Sudikno Mertokusumo, “Mengenal Knowledge and Folklore”, May 1st
Hukum : Suatu Pengantar”, 2001, WIPO/GRTKF/IC/10,
Yogyakarta, Liberty, 2007. www.wipo.int/documents/en/meetin
gs/2001/igc/pdf/grtkf_ic_1_10.pdf.
Ahmad Zen UmarPurba, “Peta Mutakhir Penelitian dan Pengembangan HAM
Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI,
indonesia”, Departemen Hukum dan 2013.
Hak Asasi Manusia Republik Dede Mia Yusanti, Perlindungan Sumber
Indonesia, Tanpa tahun. Daya Genetik Melalui Sistem Hak
Ajeet Mathur. Who Owns Traditional Kekayaan Intelektual, disampaikan
Knowledge?,2003, dalam Lokakarya Nasional
http://www.icrier.org/pdf/wp96.pdf. Perlindungan Sumber Daya Genetik
Basuki Antariksa “Peluang dan di Indonesia: Manfaat Ekonomi
Tantangan Perlindungan untuk Mewujudkan Ketahanan
Pengetahuan Tradisional dan Nasional, Tanpa tahun.
Ekspresi Budaya Tradisional”, Ditjen HKI, Jumlah Permohonan Paten,
makalah disampaikan dalam Acara http://www.dgip.go.id
Konsinyering Pencatatan Warisan Dwi Hardianto, Konspirasi Dibalik Virus
Budaya Tak Benda (WBTB) Flu Burung, http://hxforum.org.
Indonesia yang diselenggarakan oleh Elizabeth Varkey, Traditional Knowledge
Direktorat Jenderal Nilai Budaya, : The Changing Scenario in India,
Seni dan Film- Kementerian 2007,http://www.law.ed.ac.uk/ahrc/f
Kebudayaan dan Pariwisata. Di iles/67-
Jakarta tanggal 07 Oktober 2011. _varkeytraditionalknowledgeinindia.
“Biopirates Patent Traditional Wisdom”, 03.pdf.
Inter Press Service 8 October 1998, Gazalba Saleh, “Upaya Perlindungan
diakses melalui http://www.ips.org. Hukum Bagi Pengetahuan
“Bio-Prospector Hall of Shame…or Guess Tradisional di Negara – Negara
Who‟s Coming to Pirate Your Berkembang Khususnya Indonesia”,
Plants?”,http://www.latinsynergy.or http://supremasihukumusahid.org/jur
g/bioprospecting.htm. nal/88-volume-iii-no-1/98.
Conceptualizing Collective Human Rights- Group Rights as Human Rights: “A liberal
SUNY Press, Approach to Multiculturalism”,
www.sunypress.edu/pdf/53499.pdf. http://www.springer.com
Daniel M. Putterman, “Genetic Resources Integrating IPR‟s and Development
Utilization: Critical Issues in Policy, Report of The Commission
Conservation and Community on Intellectual Property Rights,
Development”, 1996. London, September,2002,
http://www.worldwildlife.org/bsp/ben/wha www.iprs.org.
tsnew/biopros.html Intellectual Property and Genetic
David Vivas Egui, “Bridging the Gap on Resources, Traditional Knowledge
Intellectual Property and Genetic and Traditional Cultural
Resources in WIPO‟s Expressions, World Intellectual
Intergovernmental Committe Property Organization, Geneva,
(IGC)”, International Centre for Switzerland, 2015.
Trade and Sustainable Development, Kertas Posisi (White Paper)“Pengetahuan
Issue Paper No. 34, January 2012. Tradisional Sebagai Bagian
Decision of the Tenth Session of the Kearifan Lokal Dari Masyarakat
Committee, Doc : Hukum Adat Yang Terkait Dengan
WIPO/GRTKF/IC/DECISION: Sumber Daya Genetik (SDG) Dalam
Annex I 1-2, dalam“Perlindungan Protokol Nagoya”, Kementerian
Kekayaan Intelektual Atas Lingkungan Hidup Deputi Bidang
Pengetahuan Tradisional & Ekspresi Komunikasi Lingkungan Dan
Budaya Tradisional”, Badan
Pemberdayaan Masyarakat, Tahun R. Achmad Gusman Catur Siswandi ( et
2001. al), “Pengaturan Mengenai HKI dan
Manuel Ruiz, Peruvian Society For Perlindungan Pengetahuan
EnvironmentalLaw,”Documentation Tradisional (Traditional Knowledge)
and Databases for Traditional dalam Bidang Pengobatan di
Knowledge, Folklore and the Indonesia”, Hasil Penelitian, Fakultas
Intangible Heritage: Access, Hukum UNPAD, 2001.
Intellectual Property and Other Rancangan Teknis Sistem Informasi
Issues”, Makalah dipresentasikan Sumber Daya Genetik Dan
pada acara National Workshop on Pengetahuan Tradisional, Pusat
Intellectual Property And The Dokumentasi dan Informasi Ilmiah
Documentation And Establishment Lembaga Ilmu Pengetahuan
of Databases of Traditional Indonesia.
Knowledge, Folklore And Intangible Satia Budianti dan Yurianto, Bioprospeksi
Cultural Heritage, Bandung 25-26 : antara Peningkatan Kualitas Hidup
Nopember 2010. dan Potensi Pencurian Sumber Daya
M.Ahkam Subroto dan Suprapedi, “Aspek Genetika, Jakarta : Kementerian
– Aspek Hak Kekayaan Intelektual Lingkungan Hidup, The Indonesian
Dalam Penyusunan Perjanjian Institute for Forest and Environment,
Penelitian Dengan Pihak Asing Di Bioforum dan Southeast Asia
Bidang Bioteknologi”, Regional Institute for Community
http://www.biotekindonesia.net. Education, 2000.
Ms. Farida Shaheed, “Report of the Stephen A. Hansen dan Justin W. Van
independent expert in the field of Fleet. “Traditional Knowledge and
cultural rights” Submitted pursuant to Intellectual Property, a Handbook
resolution 10/23 of the Human Rights on Issues and Options for
Council., United Nations General Traditional Knowledge Holders in
Assembly Human Rights Council, Protecting their Intellectual
Fourteenth-Session, 22 Maret 2010. Property and Maintaining Biological
M. Zulfa Aulia, Perlindungan Hak Diversity. AAAS.2003, diakses
Kekayaan Intelektual Atas melalui http://www.community-
Pengetahuan Tradisional, FH UI, wealth.org.
Jakarta 2006. Sugiono Moeljopawiro, Bioprospecting :
National Strategy of Intellectual Property Peluang, Potensi, dan Tantangan
Rights of China, Balai Penelitian, Bioteknologi
http://www.gov.cn/english/2008- Tanaman Pangan, Bogor Buletin
06/21/content_1023471.htm. Agro Bio.
New Questions About Management and __“Paradigma BaruPemanfaatanSumber
Exchange of uman Tissue at NIH : Daya Genetik”, Balai Besar Litbang
Indigenous Person‟s Cells Patented”, Bioteknologi dan Sumber Daya
RAFI Communique, : Genetik Pertanian, Bogor, 2000.
http://www.cptech.org/ip/rafi/html.
Tshimanga Kongolo, “Biodiversity and
Peter Drahos, “Indigenous Knowledge, African Countries”, European
Intellectual Property and Biopiracy : Intellectual Property Review, 24
Is a Global Bio-Collecting Society The (12), 579-584, Sweet & Maxwell
Answer?”, European Intellectual Limited and Contributor, 2002.
Property Review, 22 (6), 245 -250, The Latin American Alliance,
Sweet & Maxwell Limited and “Bioprospecting / Biopiracy And
Contributor Indigenous Peoples”,
http://www.latinsynergy.org/biopros Act 412, 31 May 2000, amending Danish
pecting.htm. Patent Act, Paragraph 3; Danish Penal
Todd J. Zywicki, Posner, Hayek and The Code 163.
Economin Analysis of Law, George Egyptian Law Number 82 of 2002 on the
Mason University Law And Protection of Intellecual Property Rights,
Economics Research Paper Article 8.
Series.Velasquez G and Boulet. P, Patent Law Amendment (2002) Section
“Essential drugs in the new 10,25.
international economic Kyrgyz Republic : On Protection of
environment”, Bulletin of World Traditional Knowledge (26 June 2007)
Health Organisation, 1999, 77 (3). New Zealand : Patent Bill 2009 and
“What are Intellectual Property”, Section 17 Patent Act 1953.
http://www.wto.org. Patent Law Amendment (7 December
Peraturan Perundang-Undangan 2005)
Undang – Undang Dasar Negara Republik Act on Protection and Promotion of
Indonesia Tahun 1945 Traditional Thai Medicinal Intelligence,
Undang – Undang Dasar Negara Republik Number 2542.
Indonesia Tahun 1945 Hasil Amandemen EC Directive 98/44, Recital 27.
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1994 The 2001 Environment Protection and
Tentang Pengesahan Agreement Biodiversity Conservation Regulation (The
Establishing The World Trade 2001 EPBCR)
Organization (Persetujuan Pembentukan
Organisasi Perdagangan Dunia).
Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1994 Perjanjian Internasional
tentang Pengesahan United Nations
Convention on Biological Diversity Convention on Biological Diversity
Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2000 (CBD), 1992.
tentang Perjanjian Internasional
Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2000 Agreement Establishing The World Trade
tentang Perlindungan Varietas Tanaman Organization, Marrakesh, Maroko, April
Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2000 15 1994
tentang Rahasia Dagang
Agreement on Trade Related Aspects of
Undang – Undang Nomor 31 Tahun 2000
Intellectual Property Right Including
tentang Desain Industri
Trade in Counterfeit Goods (TRIPs
Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2001
Agreement), Marrakesh, Maroko, April 15,
tentang Paten
1994
Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2001
tentang Merek
Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta
Belgium Patent Law Number 2005-04-
28/33
Supreme Decree Number 24676, Article 2,
Final Provisions VII
Provisional Measure Number 2.186-16 (23
August 2001)
Patent Law Amendment (2008), Article 5
(2), 26 (5).
Biodiversity Law 7788, Article 80; Rules
on Access (2003), Article 25.