Anda di halaman 1dari 64

“PERLINDUNGAN SUMBER DAYA GENETIK DAN PENGETAHUAN

TRADISIONAL SEBAGAI PERWUJUDAN KEDAULATAN NEGARA DALAM


PEMBANGUNAN HUKUM KEKAYAAN INTELEKTUAL NASIONAL DI ERA
PEMBANGUNAN BERBASIS PENGETAHUAN (KNOWLEDGE BASED ECONOMY)

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:

TISNI SANTIKA

138040039

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2016
PERSETUJUAN PEMBIMBING

“PERLINDUNGAN SUMBER DAYA GENETIK DAN PENGETAHUAN


TRADISIONAL SEBAGAI PERWUJUDAN KEDAULATAN NEGARA DALAM
PEMBANGUNAN HUKUM KEKAYAAN INTELEKTUAL NASIONAL PASCA
TRIPs”

TISNI SANTIKA

134080039

Artikel ini disusun berdasarkan Tesis untuk persyaratan sidang periode Oktober 2016

dan telah disetujui oleh pembimbing

Bandung, Oktober 2016

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.H. Absar Kartabrata, S.H.,M.Hum Dr.Elli Ruslina, S.H.,M.H.


PERLINDUNGAN SUMBER DAYA GENETIK DAN PENGETAHUAN
TRADISIONAL SEBAGAI PERWUJUDAN KEDAULATAN NEGARA DALAM
PEMBANGUNAN HUKUM KEKAYAAN INTELEKTUAL NASIONAL PASCA
TRIPs
Tisni Santika
Magister Ilmu Hukum
Universitas Pasundan Bandung
Email: tisnisantika@yahoo.co.id.

Abstract

Indonesia is a mega - biodiversity country with genetic resources richness and most
of the times are associated with traditional knowledge. The loss of biodiversity and
commercialization of genetic resources and associated traditional knowledge have been
causing great concern, especially when Intellectual Property Rights are applied to claim
monopoly. The conquest for a intersection between Indonesia‟s international obligation as
WTO state member and TRIPs parties and the national interest regarding the souvereignity
has become a high level urgency to set up a fair and equitable protection between two
important issues : Traditional Knowledge and Intellectual Property.

Internationally, Genetic Resources and Traditional Knowledge issues have been a


tension between the predominantly northen hemisphere, industrialized nations and the
predominantly southern hemisphere, financially poorer but biologically diverse nations.
Developed countries for centuries have been exploited the Genetic Resources and Traditional
Knowledge of developing countries through Bioprospecting for financial reward and
excessive monopoly rights and in the process have caused significant destruction, in return
such patented products arising from bioprospecting have been sold back to the developing
countries at unaffordable prices.

Genetic Resources and Traditional Knowledge do not fit with conventional


Intellectual Property regime under TRIPs, as it is a communal collective rights rather than
private individual rights, therefore sui generis system with custodianship based on national
souvereignity is far more appropriate system to protect Genetic Resources and Traditional
Knowledge. This system mainly depends on the synergy between government action and
community participation and they are entitled to participate at all levels of decision making
concerning the use and exploitation of Genetic Resources and Traditional Knowledge. In
international scope, the cooperation and reciprocity of good faith are fundamental in
providing a certainty that the use and exploitation of Genetic Resources and Traditional
Knowledge are conduct with prior informed consent, fair and equitable benefit sharing and
disclosure of origin in a mutually agreed terms.

Key words :

Genetic Resources, Traditional Knowledge, Intellectual Property Rights, National


Souveregnity, Mutually Agreed Terms
1. PENDAHULUAN Pengetahuan Tradisional (SDG-PT)
Latar Belakang termasuk Pengetahuan Pengobatan
Tradisional (Medical Traditional
Indonesia merupakan salah satu
Knowledge), Ekspresi Budaya Tradisional
negara yang memiliki tingkat
keanekaragaman hayati tertinggi di dunia (Traditional Cultural Expression) dan
sehingga dijuluki negara Pengetahuan Tradisional Kultural
megabiodiversity yang kepemilikannya (Traditional Cultural Knowledge).
mencapai 11 % dari seluruh kekayaan Convention on Biological Diversity
hayati dunia.1 Kepemilikan tersebut (CBD) yang telah diratifikasi dengan
merupakan kepemilikan kedua terbesar Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1997
setelah Brazil.2 Keberadaan
tentang Pengesahan United Nations
keanekaragaman hayati sendiri sebagian
besar terdapat di kawasan negara – Convention on Biological Diversity
negara tropis dan subtropis, yaitu mendefinisikan Sumber Daya Genetik
mencapai 80 %.3 sebagai “….materi genetik yang
Secara sosiologis, sumber daya mengandung nilai aktual atau nilai
hayati bermanfaat bagi kelangsungan potensial (genetic material of actual or
hidup manusia dalam konteks hubungan potential value)…”. Pengetahuan
manusia dengan lingkungan, misalnya
Tradisional berperan penting dalam
sebagai bahan pangan, sandang dan
papan. Secara ekonomis, sumber daya efisiensi identifikasi potensi Sumber Daya
hayati memiliki potensi untuk Genetik. Berlawanan dengan asumsi
meningkatkan taraf kesejahteraan umum negara – negara barat, Pengetahuan
manusia dan masyarakat. Selain itu, Tradisional yang dimiliki oleh komunitas
keanekaragaman hayati merupakan lokal memiliki karakteristik sebagai
sumber dari ilmu pengetahuan dan
berikut : ilmiah, empiris, eksperimental,
teknologi yang bermanfaat dalam
pengembangan budaya dan identitas holistik dan sistematis,4 sehingga produk
bangsa. yang dihasilkan masyarakat yang berasal
Secara konseptual, sumber daya hayati dari Sumber Daya Genetik dengan
mencakup Sumber Daya Genetik dan menggunakan Pengetahuan Tradisional
dapat dikategorikan sebagai Kekayaan
Intelektual yang merupakan hasil olah
1Judha Nugraha, “Perkembangan dan Konstelasi
Isu GRTKF (Genetic Resources, Traditional pikir intelektual manusia dari berbagai
Knowledge and Folklore) di Fora Internasional”, etnik, suku bangsa dan budaya berperan
WTO Forum Indonesia, Departemen Luar Negeri strategis dalam mendukung pembangunan
Republik Indonesia, Jakarta, 2005, Hlm.11. bangsa, termasuk didalamnya masyarakat
2BAPPENAS, Indonesian Biodiversity Strategy adat untuk memajukan kesejahteraan
and Action Plan 2003-2020 (IBSAP), Badan umum berbasis Hak Asasi Manusia
Perencanaan Pembangunan Nasional (HAM) sebagaimana diamanatkan oleh
(BAPPENAS), Jakarta, 2003, Hlm.19. Undang – Undang Dasar Negara Republik
3 Gavin Stenton,” Biopiracy within the Indonesia Tahun 1945.
Pharmaceutical Industry: A Stark Illustration of
How Abusive, Manipulative and Perverse the 4Jack K. Githae,”Potential of Traditional
Patenting Process Can Be Towards Countries of Knowledge for Conventional Therapy: Prospects
The South”.European Intellectual Property Review, and Limits”, dalam dalam Miranda Risang
26 (1), Hertfordshise Law Journal 1(2) 30-47 Ayu,et.al, Op.Cit. Hlm.17.
Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan Aspects of Intellectual Property Rights
Tradisional telah sangat gencar (TRIPs) merupakan bentuk komitmen
dieksploitasi oleh pihak asing melalui Indonesia di bidang hukum Hak Kekayaan
kegiatan bioprospeksi yaitu rangkaian Intelektual, oleh karenanya pembentukan
kegiatan termasuk koleksi, riset dan hukum nasional yang seharusnya
penggunaan sumber daya genetik secara dilakukan berdasarkan kebutuhan bangsa
sistematis untuk mendapatkan komposisi Indonesia sendiri serta sesuai dengan
kimia baru, gen, organisme dan produk pandangan hidup bangsa Indonesia
alamiah untuk tujuan ilmiah dan / atau sebagaimana tertuang di dalam Pancasila
komersial. Dalam kegiatan bioprospeksi dan Undang – Undang Dasar, harus pula
tersebut, banyak dilakukan pemanfaatan mempertimbangkan sumber lain
terhadap pengetahuan tradisional dan berdasarkan komitmen tersebut.6
keuntungan yang diperoleh negara – TRIPs membagi Kekayaan Intelektual
negara maju dari pemanfaatan tersebut terkait perdagangan kedalam 7 kategori,
dalam bidang obat – obatan saja mencapai yaitu Hak Cipta (copyright), Merek
500 sampai dengan 800 milyar dollar (Trademarks), Indikasi Geografis
Amerika Serikat. Keuntungan besar ini (Geograpical Indication), Desain Industri
diperoleh karena industri farmasi dunia (Industrial Design), Paten (Patent), Desain
bisa menghemat enam sampai delapan kali Tata Letak Sirkuit Terpadu (Integrated
lipat biaya pengembangan industri farmasi Circuit Lay-Out Design) dan Rahasia
mereka dengan menggunakan pengetahuan Dagang (Trade Secret)7. Ketujuh jenis
tradisional untuk menghasilkan produk Kekayaan Intelektual tersebut wajib
obat – obatan yang kemudian dipatenkan mendapat perlindungan di tingkat
dan dimonopoli oleh perusahaan farmasi internasional maupun di tingkat nasional
tersebut.5 masing – masing negara anggota WTO.
Fakta – fakta tersebut dengan jelas Dari uraian cakupan perlindungan yang
menggambarkan bahwa kepentingan pihak dibentuk oleh TRIPs dapat disimpulkan
asing yang sangat kental dalam globalisasi bahwa secara substansial TRIPs memuat
telah membawa Indonesia ke aturan konsep masyarakat barat yang
persimpangan jalan antara kebutuhan dan individualistik dan kapitalistik. Sistem ini
kenyataan dalam melakukan perlindungan belum dapat mengakomodir pengakuan
terhadap Sumber Daya Genetik dan terhadap hak masyarakat secara kolektif
Pengetahuan Tradisional melalui rezim atas Sumber Daya Genetik dan
Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Pengetahuan Tradisional.8Klasifikasi
Ratifikasi terhadap Agreement tersebut juga menimbulkan implikasi
Establishing The World Trade negatif bagi jenis – jenis Kekayaan
Organization (WTO Agreement) dengan
salah satu pilarnya yaitu Trade Related 6Agus Sardjono, “Membumikan HKI di
Indonesia”, CV Nuansa Aulia, Bandung, 2009,
5M.Ahkam Subroto dan Suprapedi, “Aspek – Hlm.1
Aspek Hak Kekayaan Intelektual Dalam
7Pasal 1 ayat (2) Trade Related Aspect of
Penyusunan Perjanjian Penelitian Dengan Pihak
Intellectual Property Rights (TRIPs) Agreement
Asing Di Bidang Bioteknologi”,
http://www.biotekindonesia.net. 8Agus Sardjono, Op.Cit, Hlm. 8
Intelektual diluar ketujuh kategori tersebut Tradisional dalam TRIPs di satu sisi serta
dan menyebabkan perlindungan Kekayaan tingginya nilai aktual serta nilai potensial
Intelektual yang timbul dari Sumber Daya Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan
Genetik dan Pengetahuan Tradisional Tradisional bagi bangsa Indonesia yang
Pasca berlakunya TRIPs muncul menjadi harus dilindungi oleh negara sebagai
sebuah masalah hukum yang sangat besar perwujudan kedaulatan dan tanggung
Apabila diteliti lebih jauh, tidak jawab negara dalam melindungi
dimasukannya Sumber Daya Genetik dan kepentingan nasional serta membangun
Pengetahuan Tradisional sebagai sinergi dengan hukum internasional
Kekayaan Intelektual yang dilindungi merupakan suatu permasalahan yang
dalam TRIPs bukan semata – mata karena pemecahannya memiliki tingkat urgensi
banyaknya prinsip dan karakteristik yang sangat tinggi sehingga peneliti
Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan tergugah untuk meneliti lebih lanjut
Tradisional yang tidak sejalan dengan mengenai“Perlindungan Sumber Daya
prinsip Kekayaan Intelektual konvensional Genetik dan Pengetahuan Tradisional
dalam rezim TRIPs, tetapi merupakan Sebagai Perwujudan Kedaulatan Negara
strategi global yang dirancang negara – Dalam Pembangunan Hukum Kekayaan
negara maju untuk dapat terus menerus Intelektual Nasional Pasca TRIPs”
secara bebas mengeksploitasi Sumber
Daya Genetik dan Pengetahuan Identifikasi Masalah
Tradisional di seluruh dunia melalui Permasalahan yang akan diteliti
kegiatan bioprospeksi yang bagi negara – adalah sebagai berikut:
negara maju, terlebih untuk kalangan 1. Bagaimana konsep perlindungan
pengusaha merupakan suatu kebutuhan. Sumber Daya Genetik dan
Hal ini dapat dilihat dalam kalkulasi The Pengetahuan Tradisional sebagai
Rural Advancement Foundation bagian dari Kekayaan Intelektual
International (RAFI) yang menyatakan Pasca berlakunya TRIPs?
bahwa sekitar tiga perempat sumber obat – 2. Bagaimana perwujudan konsep
obatan dunia “ditemukan” oleh korporasi kedaulatan negara dalam hal terjadi
farmasi yang pengolahan atau penyalahgunaan (misapropriasi) dan
pembuatannya telah terlebih dahulu pembajakan (biopiracy) terhadap
digunakan sebagai obat – obatan Sumber Daya Genetik dan
lokal.9Hal ini banyak dilakukan tanpa Pengetahuan Tradisional baik di
adanya prior informed consent atau dalam wilayah Indonesia maupun
permintaan izin terlebih dahulu dan fair dalam skala internasional ?
and equitable benefit sharing (pembagian 3. Bagaimana seyogyanya perlindungan
keuntungan yang layak dan adil). hukum terhadap Sumber Daya
Keberlakuan rezim TRIPs yang sudah Genetik dan Pengetahuan Tradisional
tidak dapat dielakkan lagi dan belum dalam pembangunan hukum
diakomodirnya perlindungan atas Sumber Kekayaan Intelektual Nasional dapat
Daya Genetik dan Pengetahuan mencapai sinergi antara kepentingan
nasional dan standar perlindungan
yang diwajibkan dalam TRIPsdi era
9 Gavin Stenton, Loc.Cit.
pembangunan Ekonomi Berbasis
Pengetahuan (Knowledge Based Tradisional sebagai bagian dari Kekayaan
Economy)? Intelektual, nilai aktual dan nilai
potensialnya, instrumen hukumnya baik
Tujuan Penelitian dalam skala nasional maupun
Sehubungan dengan latar belakang internasional dan urgensi perlindungannya
penelitian dan identifikasi masalah terkait keberlakuan Agreement on Trade
penelitian di atas, hal – hal yang menjadi Related Aspect of Intellectual Property
tujuan dari penelitian ini adalah: Rights (TRIPs Agreement).
1. Untuk mengetahui dan mengkaji Secara praktis, penelitian ini
secara komprehensif mengenai diharapkan dapat memberi masukan pada
justifikasi perlindungan Sumber Daya pihak yang berwenang sebagai pengambil
Genetik dan Pengetahuan Tradisional kebijakan (policy maker) dan pengambil
sebagai bagian dari Kekayaan keputusan (decision maker) serta
Intelektual Pasca berlakunya TRIPs. pelaksana kebijakan di lembaga terkait
2. Untuk mengkaji penerapan konsep dalam upaya pembangunan hukum
kedaulatan negara dalam hal terjadi Kekayaan Intelektual nasional khususnya
penyalahgunaan (misapropriasi) dan mengenai perlindungan Sumber Daya
pembajakan (biopiracy) terhadap Genetik dan Pengetahuan Tradisional.
Sumber Daya Genetik dan Penelitian ini juga diharapkan menjadi
Pengetahuan Tradisional baik di salah satu sumber dan acuan informasi
dalam wilayah Indonesia maupun bagi akademisi, pemerhati Kekayaan
dalam skala internasional. Intelektual, perusahaan dan masyarakat
3. Mengidentifikasi dan mengkaji luas mengenai Sumber Daya Genetik dan
mengenai bagaimana seyogyanya Pengetahuan Tradisional, dimana
perlindungan hukum terhadap Sumber informasi tersebut pada akhirnya dapat
Daya Genetik dan Pengetahuan digunakan dan dikembangkan menjadi
Tradisional dalam Pembangunan suatu tindakan aksi nyata guna
Hukum Kekayaan Intelektual melindungi, melestarikan, memelihara
Nasional dapat mencapai sinergi dan mengembangkan potensi Sumber
antara kepentingan nasional dan Daya Genetik dan Pengetahuan
standar perlindungan yang diwajibkan Tradisional sebagai salah satu pilar
dalam TRIPs di era pembangunan pembangunan ekonomi nasional di era
Ekonomi Berbasis Pengetahuan Pembangunan Berbasis Pengetahuan
(Knowledge Based Economy). (Knowledge Based Economy)

Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran


Penelitian ini diharapkan dapat Dalam alinea ke – 4 Pembukaan
memberikan kegunaan dari dua sisi, Undang – Undang Dasar Negara
secara teoritis dan praktis. Secara Republik Indonesia Tahun 1945 termaktub
teoritis, penelitian ini diharapkan muatan Pancasila yang merupakan
memberikan manfaat berupa Sumbangan Grundnorm, Grand Design sekaligus
pemikiran bagi pengembangan Ilmu Living Law negara Indonesia yang
Hukum, khususnya mengenai Sumber memuat Teori Keadilan Sosial yang akan
Daya Genetik dan Pengetahuan ditempatkan pada tataran teori payung atau
Grand Theory bersama Teori Kedaulatan berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
Negara. Sebagai Middle Range Theory, abadi dan keadilan sosial.10
Teori Hukum Pembangunan dari Mochtar Hak asasi kolektif / komunal dalam
Kusuma-atmadja, Teori Hukum Progresif perkembangannya tidak selalu sejalan
dari Satjipto Rahardjo, Teori Hukum dengan hak asasi manusia dalam
Integratif dari Romli Atmasasmita, Teori pemahaman yang individualistis, oleh
Kepemilikan dari John Locke, serta Teori karena itu pemerintah sebagai organ
Ekonomi Pembangunan dari Sunaryati negara harus menyusun kebijakan yang
Hartono dengan didukung oleh teori dapat melindungi hak asasi budaya dan
terapan lainnya seperti Economic Growth hak komunal masyarakatnya, termasuk
Stimulus Theory dari Robert C. Sherwood aset intelektual komunitas lokal dalam
dan Economic Analysis of Law dari bentuk pengetahuan tradisional serta
Richard Posner. kekayaan alamnya dalam bentuk Sumber
Konsep kemanusiaan yang adil dan Daya Genetik. Perlindungan hukum
beradab dalam sila kedua Pancasila dan terhadap Pengetahuan Tradisional dan
konsep keadilan sosial bagi seluruh rakyat Sumber Daya Genetik menjadi suatu
Indonesia dalam sila kelima Pancasila urgensi karena Pengetahuan Tradisional
dijadikan kerangka pemikiran pertama dan dan Sumber Daya Genetik selalu
utama. Inti yang terkandung dalam kedua mempunyi nilai budaya (cultural value)
sila tersebut adalah keadilan yang dan nilai manfaat (utilitarian value) bagi
mengandung pengertian antara hakikat masyarakat asli juga bagi kehidupan
manusia, hakikat negara dan hakikat manusia yang tidak cukup hanya dijaga,
keadilan itu sendiri. dipreservasi dan dilestarikan, namun harus
Teori keadilan sosial memiliki sudut diberikan kekuatan untuk mempertahankan
pandang bahwa negara memiliki haknya dari penggunaan secara melawan
kedaulatan yang berdimensi tanggung hukum oleh pihak lain dan dikembangkan
jawab dan kewajiban (responsibility and sebagai sarana pembangunan bangsa.
liability) untuk memberikan keadilan bagi Terkait dengan eksploitasi,
seluruh masyarakat Indonesia sesuai penyalahgunaan (misapropriasi) dan
dengan tujuan pembentukan negara pembajakan (biopiracy) Sumber Daya
Republik Indonesia yaitu membentuk Genetik dan Pengetahuan Tradisional
Pemerintahan Negara Indonesia yang secara membabi buta oleh pihak asing,
melindungi segenap bangsa Indonesia dan perusahaan dari negara maju berdalih
seluruh tumpah darah Indonesia, bahwa Sumber Daya Genetik yang tersedia
memajukan kesejahteraan umum, merupakan common heritage of mankind
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut yang dapat dieksploitasi secara bebas dan
melaksanakan ketertiban dunia Pengetahuan Tradisional dianggap sebagai
informasi dalam tataran public domain

10Afrillyana Purba, Pemberdayaan Perlindungan


Hukum Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi
Budaya Tradisional Sebagai Sarana Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia”, PT. Alumni, Bandung, 2012,
Hlm.25.
yang tidak dapat diidentifikasi Konsep dan mindset ethic of
kepemilikannya secara formal sehingga sharing harus segera diimbangi dengan
tidak memenuhi kualifikasi untuk membangun kesadaran dan kemampuan
mendapatkan perlindungan Kekayaan melindungi kepentingan umum yang harus
Intelektual. dimiliki negara dalam bentuk semangat
Konsep tersebut dapat dibantah mengabdi pada kepentingan umum (sense
dengan sangat tegas, pertama konsep of public service) dan masyarakat dalam
Sumber Daya Genetik yang tersedia bentuk kepatuhan pada penguasa (the duty
sebagai common heritage of mankind of civil obedience) dilengkapi dengan
sejatinya mengandung arti bahwa Sumber kesadaran terhadap hak – haknya agar
Daya Genetik tersebut tidak boleh dapat menggunakan jaminan – jaminan
dieksploitasi oleh satu pihak dengan yang diberikan oleh hukum untuk
pengambilan dan pemilikan secara rakus melindungi masyarakat dengan cara
(greediness), meskipun konsep Kekayaan melakukan perubahan nilai – nilai dan
Intelektual yang berakar dari Teori sikap (attitude) karena hakikat dari
Kepemilikan John Locke menyatakan masalah pembangunan nasional adalah
bahwa pengambilan sesuatu dari alam masalah pembaharuan cara berpikir dan
(nature) dan mengolahnya dengan sikap hidup.12
melakukan “kerja” (labour) menimbulkan Upaya pembaharuan dan perubahan
kepemilikan bagi seseorang, namun Locke cara berpikir dan sikap hidup masyarakat
sendiri mengemukakan persyaratan tersebut perlu dilakukan dengan cara yang
tertentu yang dikenal sebagai Locke tertib, disinilah peranan hukum sebagai
Proviso dimana ada dua hal yang harus suatu alat untuk memelihara ketertiban
dipenuhi sebelum “nature plus labour” dalam masyarakat. Peranan hukum dalam
tersebut menimbulkan kepemilikan bagi pembangunan adalah untuk menjamin
seseorang yaitu :11 bahwa perubahan itu terjadi dengan cara
1. Kondisi masih ada / tersisa untuk yang teratur. Hukum berfungsi sebagai
dipergunakan oleh orang lain secara sarana rekayasa sosial (a tool of social
baik (sustainability) engineering), hukum tidak pasif, tetapi
2. Mempergunakan sebanyak tidak harus digunakan untuk mengubah suatu
merusak kondisi yang ada. keadaan dan kondisi tertentu kearah yang
Melakukan klaim pemilikan Kekayaan dituju.
Intelektual yang menimbulkan hak bersifat Kelemahan posisi komunitas
privat dan monopolistik dari tindakan masyarakat ironisnya terletak pada mindset
eksploitasi atas Sumber Daya Genetik mereka sendiri yang tidak menganggap
yang merupakan common heritage Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan
ofmankind telah melanggar prasyarat Tradisional sebagai kekayaan dalam arti
timbulnya kepemilikan dari “nature plus property yang dapat dimiliki apalagi dalam
labour” yang dikemukakan John Locke. konsep intellectual property yaitu
dimaksudkan sebagai property yang
11Ignatius Haryanto, Sesat Pikir Kekayaan dieksploitasi secara ekonomis dalam
Intelektual, Membongkar Akar – Akar Pemikiran
Konsep Hak Kekayaan Intelektual,, Jakarta, PT.
Gramedia, 2014, Hlm 34 12 Ibid, Hlm.9-10.
bingkai perdagangan internasional yang sebagai usaha berdasar asas
dipersyaratkan dalam TRIPs.13 kekeluargaan….” yang merupakan konsep
Tingginya nilai manfaat yang pembangunan ekonomi yang dikehendaki
terkandung dalam Sumber Daya Genetik oleh founding fathers bangsa dimana
dan Pengetahuan Tradisional, terancamnya tujuan utamanya adalah untuk
kepentingan nasional dan tingginya tingkat meningkatkan kemampuan masyarakat
urgensi pembaharuan cara berpikir dan dalam mengendalikan jalannya roda
sikap hidup masyarakat Indonesia perekonomian dengan tetap
membuat pemerintah harus segera mempertahankan efisiensi bukan hanya
menyusun kebijakan yang dapat efisiensi jangka pendek yang berdimensi
mempromosikan dan melindungi Sumber keuangan, melainkan dipahami secara
Daya Genetik dan Pengetahuan komprehensif yang didasarkan pada
Tradisional melalui legislasi, regulasi, keadilan, partisipasi dan berkelanjutan.15
kebijakan, program dan praktik Dalam upaya perlindungan Sumber
administrasi. Pemerintah harus membuat Daya Genetik dan Pengetahuan
perangkat prosedural yang secara progresif Tradisional yang melekat erat dengan
mewujudkan perlindungan terhadap hak masyarakat secara komunal, pemerintah
komunal, hak asasi budaya termasuk hak harus memegang teguh prinsip dan mandat
asasi manusia, hak sosial dan ekonomi konstitusi yang mengutamakan
yang terkandung didalamnya yang sifatnya kemakmuran masyarakat, bukan
mengikat, mengatur dan melindungi kemakmuran orang perseorangan,
Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan sehingga sudah selayaknya kemakmuran
Tradisional tidak hanya sebagai warisan masyarakat dan kedudukan rakyat
budaya, tetapi juga sebagai sumber daya. ditempatkan dalam posisi sentra –
Idealnya perlindungan Sumber Daya substansial 16 bukan malah berada dalam
Genetik dan Pengetahuan Tradisional posisi marginal-residual.
diatur secara komprehensif melalui Peran negara sangat strategis dalam
kesepakatan internasional yang dituangkan perlindungan terhadap hak komunal
dalam instrumen hukum nasional dan termasuk didalamnya Sumber Daya
diterjemahkan serta diaplikasikan pada Genetik dan Pengetahuan Tradisional
tingkat lokal.14 karena negara memiliki kelengkapan
Berkaitan dengan pembangunan fungsional dan kewajiban konstitusional
ekonomi Indonesia dalam Pasal 33 ayat (1) untuk menegakan perlindungan hak
ditegaskan: “…Perekonomian disusun tersebut. Negara bertanggungjawab atas
segala tindakan atau tiadanya tindakan
13Suyud Margono, Hukum Hak Kekayaan dalam upaya perlindungan dan pemenuhan
Intelektual (HKI) Mencari Konstruksi Hukum hak – hak asasi manusia termasuk
Kepemilikan Komunal Terhadap Pengetahuan dan
Seni Tradisional dalam Sistem Hak Kekayaan
Intelektual (HKI) di Indonesia, Pustaka Reka Cipta, 15 Elli Ruslina, Dasar Perekonomian Indonesia
Bandung, 2015, Hlm.100. Dalam Penyimpangan Mandat Konstitusi UUD
Negara Tahun 1945, Total Media, Jakarta, 2013,
14 Zainul Daulay, Pengetahuan Tradisional : Hlm.307-310.
Konsep, Dasar Hukum dan Praktiknya, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm 12. 16 Ibid, hlm.5.
pemenuhan hak komunal. Secara tunggal, masalah yang akan digunakan untuk
negara merupakan entitas politik yang menguji dan mengkaji data sekunder
memiliki kapasitas untuk mendobrak tersebut.
kebekuan sistem Hak Asasi Manusia dan
Kekayaan Intelektual yang hipokrit
Definisi, Landasan Filosofis Dan Teori
terhadap isu perlindungan hak asasi Perlindungan Hak Kekayaan
komunal. Apabila negara lalai dan abai Intelektual
untuk melindungi hak asasi budaya dan
hak komunal sebagai bagian integral dari Definisi Hak Kekayaan Intelektual
menurutWorld Intellectual Property
hak asasi manusia dan kekayaan
Organization (WIPO) adalah:
intelektual berarti negara telah melanggar
kewajiban konstitusionalnya sebagai aktor “Intellectual Property means the legal
utama pelindung hak warganegara.17. rights which result from intellectual
activity in the industrial scientific, literary
or artisti fields” 20
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam World Trade Organization (WTO)
penelitian ini adalah penelitian hukum mendefinisikan Hak Kekayaan Intelektual
normatif, merupakan penelitian sebagai hak yang diberikan kepada
kepustakaan, yaitu penelitian hukum yang seseorang dikarenakan telah menghasilkan
mempergunakan sumber data sekunder.18 kreativitas melalui pemikirannya. Hak
disini biasanya diberikan dalam bentuk
Spesifikasi Penelitian hak eksklusif dalam penggunaan kreasi
Spesifikasi penelitian dalam penelitian ini tersebut untuk jangka waktu tertentu.21
adalah penelitian yang bersifat deskriptif Suatu kekayaan intelektual pada
analitis, yang artinya menggambarkan umumnya berhubungan dengan
fakta-fakta berupa data sekunder yang perlindungan penerapan ide dan informasi
terdiri dari bahan hukum primer sebagai suatu hak dan yang memiliki nilai
(perundang-undangan), bahan hukum komersial. Dengan demikian, suatu
sekunder (doktrin), dan bahan hukum kekayaan intelektual didalamnya terdapat
tersier (opini masyarakat).19 tidak saja hak ekonomi yang bernilai
Metode Pendekatan komersial, tetapi terdapat juga hak moral.
Peneliti menggunakan pendekatan yuridis Kedua hak tersebut merupakan hak
normatif, yaitu metode yang ekslusif yang timbul dari hak kekayaan
menggunakan sumber-sumber data intelektual.Menurut Robert M. Sherwood,
sekunder, yaitu peraturan perundang- terdapat lima teori yang melandasi
undangan, teori-teori hukum dan pendapat-
pendapat para sarjana, yang kemudian
20 WIPO, What it is, What It Does, Leaflet 34,
dianalisis serta menarik kesimpulan dari
sebagaimana dikutip dari Afrillyana Purba,
Pemberdayaan Perlindungan Hukum Pengetahuan
17 Miranda Risang Ayu, et. al, Op.Cit.Hlm.37. Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional
Sebagai Sarana Pertumbuhan Ekonomi
18 Ronny Hanitijo Soemitro, Penelitian Hukum Indonesia”, Loc.cit, Hlm.58.
dan Jurimetri, Ghalia Indonseia, Jakarta, 1990,
hlm. 11. 21 “What are Intellectual Property”,
http://www.wto.org.
19
Ibid, hlm 12.
perlindungan terhadap Hak Kekayaan 5. Economic Growth Theory. Teori ini
Intelektual, yaitu 22 mengakui bahwa perlindungan atas hak
1. Reward Theory yang memiliki makna kekayaan intelektual merupakan suatu
yang sangat mendalam berupa alat dari pembangunan ekonomi, dan
pengakuan terhadap karya intelektual yang dimaksud dengan pembangunan
yang telah dihasilkan oleh seseorang ekonomi adalah keseluruhan tujuan
sehingga kepada penemu / pencipta atau dibangunnya suatu sistem perlindungan
pendesain harus diberikan penghargaan atas hak kekayaan intelektual yang
sebagai imbangan atas upaya – upaya efektif.
kreatifnya dalam menemukan / Kekayaan Intelektual mencakup
menciptakan karya – karya intelektual pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi
tersebut. semua hak yang muncul sebagai hasil
2. Recovery Theory yang menyatakan aktivitas pikiran manusia dalam lapangan
bahwa penemu / pencipta / pendesain industri, ilmu pengetahuan, karya sastra
yang telah mengeluarkan waktu, biaya atau karya lainnya di bidang seni. Dari
serta tenaga dalam menghasilkan karya kategori tersebut kemudian berkembang
intelektualnya harus memperoleh pengertian konvensional dari Kekayaan
kembali apa yang telah dikeluarkannya Intelektual yang meliputi :
tersebut. 1. Industrial Property (Hak Milik
3. Incentive Theory yang mengaitkan Perindustrian) yang meliputi paten,
pengembangan kreativitas dengan merek, desain industri, desain tata
memberikan insentif bagi para penemu / letak dan sirkuit terpadu).
pencipta / pendesain tersebut. 2. Copyright (Hak Cipta) yang meliputi
Berdasarkan teori ini, insentif perlu hak cipta, hak atas penampilan
diberikan untuk mengupayakan (performance right), hak atas
terpacunya kegiatan – kegiatan penyiaran (broadcasting right) dan
penelitian yang berguna. hak atas rekaman suara (production
4. Risk Theory yang menyatakan bahwa right of sound recording).
suatu karya mengandung risiko. Hak
Kekayaan Intelektual yang merupakan SUMBER DAYA GENETIK DAN
hasil dari suatu penelitian mengandung PENGETAHUAN TRADISIONAL
risiko sehingga adalah wajar untuk Convention on Biological Diversity
memberikan suatu bentuk perlindungan (CBD) mengartikan Sumber Daya
hukum terhadap upaya atau kegiatan Genetik (SDG) sebagai material
yang mengandung risiko tersebut. genetik yang mempunyai nilai nyata
atau potensial (genetic material of
actual or potential value).23
22 Robert M. Sherwood, Intellectual Property and
Economic Development : Westview Special
Studiesin Science Technology and Public Policy,
Westview Press Inc, San Fransisco, 1990, hlm. 39- 23Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 5
41 sebagaimana dikutip oleh Ranti Fauza Mayana, Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations
Perlindungan Desain Industri di Indonesia dalam Convention on Biological Diversity (Konvensi
Era Perdagangan Bebas, Gramedia Widiasarana Perserikatan Bangsa – Bangsa Mengenai
Indonesia, Jakarta,2004,hlm.44-46. Keanekaragaman Hayati).
Beberapa contoh Sumber Daya Namun kemudian konsep Common
Genetik ini antara lain tanaman, hewan Heritage of Mankind ini ditentang
atau mikrobiologi yang endemik seperti terutama oleh negara – negara berkembang
tanaman yang berkhasiat sebagai obat – yang biasanya kaya akan Sumber Daya
obatan tradisional, benih – benih tanaman Genetik, karena konsep ini rentan
pertanian dan pengembangbiakan hewan. dijadikan dasar bagi negara – negara maju
Pengetahuan Tradisional sangat erat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
berkaitan dengan Sumber Daya Genetik. tinggi untuk secara bebas mengakses
Pengetahuan Tradisional merupakan Sumber Daya Genetik tersebut. Kemudian
komponen intangible dari Sumber Daya konsep Common Heritage of Mankind ini
Genetik yang merupakan kumpulan digeser dengan konsep lain yang dikenal
pengetahuan yang komprehensif mengenai sebagai konsep intangible property atau
penggunaan dan manfaat Sumber Daya kekayaan intelektual yang pada prinsipnya
Genetik. Kombinasi dari Sumber Daya bertujuan untuk memungkinkan individu –
Genetik dan Pengetahuan Tradisional individu memanfaatkan produk – produk
dapat menghasilkan produk dan proses hasil intelektualitas dan hak ini diberikan
yang bermanfaat. sebagai sebagai imbalan atas kreativitas
Konteks “Tradisional” dalam serta memacu inovasi dan invensi.25
Pengetahuan Tradisional tidak mengacu Dalam perkembangannya, tuntutan
pada sesuatu yang usang, ketinggalan akan aspek lingkungan dan keberlanjutan
zaman ataupun tidak modern. Kata atas Sumber Daya Genetik dan
“tradisional” lebih mengacu kepada Pengetahuan Tradisional memunculkan
pengetahuan yang memiliki hubungan atau pendekatan baru, yaitu souvereign right
bersumber dari masyarakat tertentu yang atau national souvereignity yang
menciptakan, memelihara dan merefleksikan idealisme hak kepemilikan
melestarikannya dari generasi ke generasi. secara hukum pihak negara asal (country
Secara singkat, kaitan dengan masyarakat of origin) atas Sumber Daya Genetik dan
lah yang mengklasifikasikan pengetahuan Pengetahuan Tradisional yang ditemukan
– pengetahuan tersebut “tradisional”. di wilayahnya sehingga negara tersebut
Pada mulanya pemanfaatan dan dapat mengontrol pengambilan dan
pengelolaan Sumber Daya Genetik penggunaannya.
menggunakan pendekatan Common
Heritage of Mankind yaitu tidak adanya
Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian
kedaulatan negara tertentu atas suatu
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
wilayah dan berfokus pada penggunaan Indonesia, Jakarta, 2015.
sumber daya untuk kemaslahatan
umat manusia, meladeni kepentingan 25Citra Citrawinda, Kepentingan Negara
Berkembang terhadap Hak Atas Indikasi
bersama dari masyarakat dimana saja.24
Geografis, Sumber Daya Genetika dan
Pengetahuan Tradisional, Kumpulan Artikel
24Carol R. Buxton, “Property in Outer Space : The Lembaga Pengkajian Hukum Internasional Fakultas
Common Heritage of Mankind Principle Versus Hukum Universitas Indonesia berkerja sama
The First in Time, First in Right” dikutip dari dengan Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Analisis dan Evaluasi Hukum Tentang Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI,
Pemanfaatan Sumber Daya Genetik, Pusat 2005, hlm 18-19.
Penelitian Dan Pengembangan Hukum Nasional,
Pasal 3 Convention on Biological telah diratifikasi dengan Undang – Undang
Diversity menegaskan bahwa setiap negara Nomor 11 Tahun 2013 tentang Pengesahan
mempunyai hak berdaulat untuk Protokol Nagoya Tentang Akses pada
memanfaatkan sumber daya yang Sumber Daya Genetik dan Pembagian
dimilikinya (own resources) sesuai dengan Keuntungan Yang Adil dan Seimbang
kebijakan pembangunan lingkungannya yang Timbul dari Pemanfaatannya atas
sendiri secara bertanggung jawab yang Konvensi Keanekaragaman Hayati
menjamin tidak akan menimbulkan memuat rumusan mengenai hak berdaulat
kerusakan terhadap lingkungan.26 negara untuk mengambil tindakan
Pengetahuan Tradisional mendapatkan legislatif, administratif dan kebijakan
pengakuan secara tegas dalam Pasal 8 (j) sesuai hukum nasional mengatur akses
CBD yang menyatakan bahwa pengaturan terhadap Sumber Daya Genetik dan
mengenai pengakuan, penghormatan dan Pengetahuan Tradisional. Pasal 12
perlindungan pengetahuan tradisional Protokol Nagoya merupakan pasal utama
merupakan tanggung jawab negara dan dalam pengaturan Pengetahuan Tradisional
harus dimuat dalam legislasi nasional.27 yang terkait dengan Sumber Daya Genetik.
Pasal 6 Ayat (1) Nagoya Protocol on Pasal ini memandatkan negara untuk
Access To Genetic Resources And The melibatkan secara efektif Masyarakat
Fair And Equitable Sharing of Benefits Hukum adat dan untuk mendirikan balai
Arising From Their Utilization To The kliring yang berfungsi menginformasikan
Convention on Biological Diversity yang kepada calon pemanfaat Pengetahuan
Tradisional mengenai kewajiban –
26 Article 3 CBD kewajibannya, termasuk detail pengaturan
mengenai ABS (Access and Benefit
States have, in accordance with the Charter of
Sharing).
the United Natons and the principles of
international law, the souvereign right to Dalam lingkup nasional, kedaulatan
exploit their own resources pursuant to their negara atas sumber daya alamnya memiliki
own environmental policies, and the dasar konstitusional terkuat dalam Pasal 33
responsibility to ensure that activities within ayat (3) Undang – Undang Dasar 1945
their jurisdiction or control do not cause
yang menegaskan bahwa bumi, air, dan
damage to the environment of other states or of
areas beyond the limits of national jurisdiction. kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan
27Article 8 (j) CBD dipergunakan untuk sebesar – besar
Subject to its national legislation, respect, kemakmuran rakyat.
preserve and maintain knowledge, innovations Konsep Kepemilikan Komunal
and practices of indigenous and local (Community Ownership)
communities embodying tttaditional lifestyles Perlindungan yang diberikan terhadap
relevant for the conservation and sustainable
kekayaan intelektual yang bersumber dari
use of biological diversity and promote their
wider application with the approval and pemanfaatan Sumber Daya Genetik dan
involvement of the holders of such knowledge, Pengetahuan Tradisional adalah
innovations and practices and encourage the perlindungan untuk suatu objek yang
equitable sharing of the benefits arising from merupakan bagian dari common property.
the utilization of such knowledge, innovation
Menurut Ross Grantham “Property did
and practices.
not refer to a thing but was an abstract
notion referring to the “bundle”of rights particular resource”31. Dalam common
held by the individual.28. Pernyataan property ini individu bebas menggunakan,
tersebut mengungkapkan bahwa objek dari namun tidak dapat melarang pihak lain
pemilikan berupa property tidak semata – untuk menggunakan juga.Disini terlihat
mata berupa kebendaan (thing) melainkan bahwa fungsi sosial kemasyarakatan dalam
juga seperangkat hak (rights). konstruksi etchic of sharing lebih
Dalam perkembanganya, sejarah diutamakan dibandingkan dengan hak
pembagian property telah dikenal adanya 4 yang sifatnya individual monopolistik.
(empat) karakteristik, yaitu: private Sedangkan state property
property (kepemilikan pribadi), common keberadaanya banyak digantungkan pada
property (kepemilikan bersama), state kreativitas negara itu sendiri untuk
property (kepemilikan oleh negara) dan mengatur dirinya sendiri dalam
open acces (akses yang bebas dan memanfaatkan sumber – sumber yang ada,
terbuka).29 hak ini menggambarkan adanya
Menurut Sukhninder Panessar penguasaan dari negara terhadap property
“private property is that the individual has yang dimilikinya.
the right to exclude others from the Open acces aalah kondisi dimana
enjoyment or benefit of the object or thing suatu property merupakan public domain
in question.”30 Dalam private property ini dimana didalamnya tidak terdapat property
terkandung hak monopolistik seseorang rights baik berupa private property,
untuk mengeksploitasi barang miliknya common property maupun state property.
dan melarang orang lain untuk Bhim Adhikari menyatakan bahwa
menggunakan atau mengambil manfaat perbedaan utama antara common property
daripadanya. dengan open acces / public domain adalah:
Lebih lanjut Sukhninder Panessar “The fundamental difference between open
mengemukakan bahwa: “Common access and common property is that in an
property is that individuals are given the open access situation, every potential user
right to use but they have no right to has a privilege with respect to use of the
exclude others from the enjoyment of resource since no one else has the legal
resource. Instead, they have the right not ability to keep the person out. Therefore
to be excluded from the benefit of a an open access situation is one of mutual
privilege and no rights. In contrast, a
28Ross Grantham, “Doctrinal Basses for the common property regime is one in which
Recognition of Propietary Rights”, seperti dikutip there are rules defining who is in the
oleh Agus Sardjono, Hak Kekayaan Intelektual dan
resource management group and who is
Pengetahuan Tradisional, hlm. 208.
not”
29Owen. J. Lynch, “Whose Resources, Whose “Perbedaan fundamental antara open
Common Good? Toards a New Paradigm of access dan common property adalah
Environmental Justice and National Interest in
bahwa dalam situasi open access setiap
Indonesia”, seperti dikutip oleh Djulaeka, Op. Cit,
hlm. 69. pengguna memiliki hak untuk penggunaan
secara layak dikarenakan tidak ada
30Sukhinder Panesar, “General Principles of
Property Law”, ”, seperti dikutip oleh Djulaeka,
Op. Cit, hlm. 70.. 31Ibid.
seorangpun yang berhak mengecualikan Karena skema hukum yang berbeda
orang tersebut dari hak menggunakan. antara konsep kepemilikan dalam
Oleh karena itu dalam kondisi open access Pengetahuan Tradisional dengan konsep
terdapat hak untuk menggunakan namun kepemilikan perdata, dijumpai kekeliruan
tidak ada hak untuk mengecualikan orang yang menyimpulkan bahwa Pengetahuan
lain dari hak untuk menggunakan tersebut. Tradisional sebagai kekayaan yang tidak
Sebaliknya hak yang terdapat dalam ada pemiliknya, sampai kekayaan tersebut
common property adalah untuk ditemukan oleh individu, peneliti atau
menentukan siapa yang termasuk dalam korporasi, sikap demikian mengabaikan
kelompok dan siapa yang tidak.” fakta bahwa masyarakat adat atau
Dalam hubungan antara aset komunitas lokal mengenal bentuk
intelektual tradisional dengan komunitas kepemilikan yang berbeda dengan
lokal, konsepsi kepemilikan Pengetahuan kepemilikan dalam hukum perdata. Dalam
Tradisional dan Sumber Daya Genetik komunitas lokal, kepemilikan atas
bersifat komunal dengan tidak pengetahuan tradisional dipandang sebagai
mengesampingkan pengakuan atas hak – tanggung jawab, bukan hak eksklusif yang
hak individu, hal ini merujuk pada berdimensi monopolistik dan komersial
penggolongan rakyat sebagaimana atas aset intelektual.
digolongkan oleh Jimly Asshidiqie bahwa Dengan demikian sumber daya
sesuai dengan Pasal 33 ayat (3) UUD genetik dan pengetahuan tradisional
1945, rakyat dapat digolongkan dalam tiga sebagai sumber daya dalam penguasaan
kemungkinan:32 negara harus memberikan kemakmuran
1. Rakyat sebagai individu atau bersifat rakyat yang secara sederhana dapat
individual (perorangan). Sebagai direalisasikan dalam pemerataan
individu rakyat adalah otonom yang pembangunan nasional, peningkatan
memiliki hak dan kewajiban yang pendapatan rakyat, penyerapan tenaga
dirinci dalam konstitusi suatu negara. kerja, adanya akses pendidikan dan
2. Rakyat sebagai golongan – golongan kesehatan yang terjangkau.
atau kelas. Rakyat dalam paham Negara sebagai Custodian (Pemangku /
kedaulatan, bukanlah rakyat sebagai Pengemban) Hak Pemanfaatan atas
individu-individu melainkan rakyat Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan
sebagai keseluruhan yang meliputi Tradisional
berbagai golongan – golongan dalam Custodianship atau pemangkuan dari
masyarakat. Pengetahuan Tradisional yang terkait hak
3. Rakyat yang mengabaikan dikotomi pengelolaan dapat diterapkan dalam
baik berdasarkan individual maupun konteks sebagai berikut :33
golongan – golongan. 1. Hak penguasaan dipegang oleh negara

33Pengetahuan Tradisional Sebagai Bagian


Kearifan Lokal Dari Masyarakat Hukum Adat
32Jimly Asshidiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Yang Terkait Dengan Sumber Daya Genetik (SDG)
Negara Jilid II, Sekretariat Jenderal dan Dalam Protokol Nagoya, Kertas Posisi (White
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Paper) Kementerian Lingkungan Hidup Dan
Indonesia, Jakarta, 2006, Hlm. 63-64. Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2014.
2. Hak pengelolaan dipegang oleh Pengetahuan Tradisional harus tunduk
pemerintah, pemerintah daerah, pada kedaulatan negara.
masyarakat dan lembaga terkait
(interest parties) Kegiatan Bioprospeksi Dan
Hak penguasaan dipegang oleh negara Pemanfaatan Sumber Daya Genetik dan
karena Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan Tradisional Sebagai
Pengetahuan Tradisional merupakan Produk Kekayaan Intelektual Bernilai
kekayaan bangsa sehingga merupakan Ekonomis Tinggi
bagian dari kedaulatan negara dan Pemanfaatan ekonomi dari Sumber Daya
merupakan sumber daya strategis yang Genetik dan Pengetahuan Tradisional
menyangkut hajat hidup orang banyak dewasa ini berkembang pesat dengan
sehingga sesuai amanat Pasal 33 UUD dukungan sistem Hak Kekayaan
1945 harus dikuasai oleh negara (control Intelektual (HKI), khususnya Paten.
by state) yang akan digunakan untuk Potensi ekonomi dari pemanfaatan dan
kemakmuran rakyat. Paradigma baru komersialisasi Sumber Daya Genetik
pengelola sumber daya alam sebagai milik biasanya selalu memiliki keterkaitan
bersama dilakukan dengan pendekatan dengan Pengetahuan Tradisional
manajemen komunal berbasis negara. tertentu.35
Kedudukan negara sebagai custodian Pemanfaatan pengetahuan –
dalam konsepsi kepemilikan komunal atas pengetahuan tersebut telah banyak
Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan membantu menghemat waktu dan biaya
Tradisional terkait dipandang tepat dengan dalam melakukan identifikasi terhadap
mempertimbangkan hal – hal sebagai manfaat suatu sumber daya genetik,
berikut :34 contohnya penggunaan pengetahuan
1. Segala Sumber Daya Alam itu harus tradisional telah meningkatkan efisiensi
dikuasai oleh negara, karena negara seleksi tumbuhan yang berpotensi obat
adalah otoritas tertinggi sebagai sampai dengan 400 % .36
pelaksana kedaulatan rakyat di segala Faktanya 80 % keanekaragaman
bidang, mulai dari hukum, politik, dan hayati terdapat di daerah tropis dan sub –
ekonomi. Hal ini untuk mencegah tropis, ditambah dengan fakta bahwa
terjadinya kesenjangan atas 56 % (lima puluh enam persen) dari 150
pemanfaatan Sumber Daya Alam obat yang paling banyak dikonsumsi
seandainya Sumber Daya Alam berdasarkan resep dokter di Amerika
tersebut dimiliki oleh perorangan. Serikat berasal dari bahan kimia yang
2. Penguasaan oleh negara diharapkan diperoleh dari tumbuhan obat – obatan
lebih menjamin pemerataan dalam
penikmatan hasil produksi Sumber 35Kertas Posisi (White Paper)“Pengetahuan
Daya Alam. Konsekuensinya, jika Tradisional Sebagai Bagian Kearifan Lokal Dari
Masyarakat Hukum Adat Yang Terkait Dengan
akses Sumber Daya Genetik dan
Sumber Daya Genetik (SDG) Dalam Protokol
Nagoya”, Kementerian Lingkungan Hidup Deputi
Bidang Komunikasi Lingkungan Dan
Pemberdayaan Masyarakat, Tahun 2001.
34Miranda Risang Ayu, et. all, Op. Cit, hlm 218-
219. 36Zainul Daulay, Op.Cit, Hlm. 98.
tradisional, 37dan nilai ekonomi di pasar 1. Pharmacognetics, berlokasi di
dunia untuk obat – obatan herbal mencapai Bethesda, Maryland, Amerika Serikat
43 Milyar Dollar Amerika Serikat per yang mensuplay specimen biologis
tahun dengan pertumbuhan tahunan sekitar dari tumbuhan hutan tropis yang
5 % (lima persen) sampai dengan 15 % terdapat di Amerika Latin ke
(lima belas persen). Potensi keuntungan perusahaan farmasi, kimia, pertanian
ekonomis untuk negara – negara dan kosmetika.
berkembang dan negara – negara dunia 2. Maxus Petroleum, berlokasi di Dallas,
ketiga sangat massive, dan hal ini juga Texas, Amerika Serikat. Perusahaan
menjadi alasan utama perusahaan – ini tidak hanya memproduksi ektrak
perusahaan farmasi dari negara maju minyak dan gas bumi, juga
sangat berkepentingan dengan mengumpulkan ekstrak tanaman tropis
Bioprospeksi. dari hutan tropis utama di Ekuador.
M. Ahkam Subroto dan Suprapedi Hingga saat ini Maxus telah berhasil
mendefinisikan Bioprospeksi sebagai: mengumpulkan 12.000 spesies
Rangkaian kegiatan termasuk koleksi, riset tumbuhan.
dan penggunaan sumber daya genetik 3. Knowledge Recovery Foundation,
secara sistematis untuk mendapatkan berlokasi di New York, Amerika
komposisi kimia baru, gen, organisme dan Serikat yang menginventarisir ekstrak
produk alamiah untuk tujuan ilmiah dan / tumbuhan dan detail penggunaanya
atau komersial.38 dalam pengobatan tradisional yang
The Rural Advancement Foundation kemudian disewakan kepada
International (RAFI) memberikan definisi perusahaan farmasi yang akan
bioprospeksi sebagai berikut: melakukan riset dengan biaya 25 - 50
Biodiversity prospecting is the exploration, USD per ekstrak. Perusahaan farmasi
extraction and screening of biological tersebut disyaratkan untuk
diversity and indigenous knowledge for menandatangani perjanjian yang
commercially valuable genetic and menetapkan bahwa jika ekstrak
biochemical resources. tersebut dikembangkan menjadi
Program bioprospeksi memiliki produk obat – obatan maka mereka
banyak peminat diantaranya adalah:39 akan membayarkan royalti yang
prosentasenya hanya 0,1 % - 0, 2 %
3740 % of western pharmaceutical products are kepada komunitas masyarakat di
found to contain Asian plant extracts alone....
negara asal sumber daya genetik
“Biopirates Patent Traditional Wisdom”, Inter
Press Service 8 October 1998, diakses melalui tanaman tersebut.
http://www.iprs.org. 4. The Carnivore Preservation Trust,
sebuah lembaga non profit yang
38M.Ahkam Subroto dan Suprapedi, “Aspek –
Aspek Hak Kekayaan Intelektual dalam
berlokasi di Amerika Serikat
Penyusunan Perjanjian Penelitian Dengan Pihak mengumpulkan hewan liar yang
Asing Di Bidang Biologi”, http://www.biotek- dilindungi dari negara – negara
indonesia.net/. tropisdalam program
39“Bio-Prospector Hall of Shame…or Guess
Who‟s Coming to Pirate Your Plants?”,
http://www.latinsynergy.org/bioprospecting.htm
pengembangbiakan benih. Lembaga juga digunakan untuk kepentingan
ini memperoleh “penghasilan pembuatan senjata militer.40
sampingan” dengan mengumpulkan Pemerintah Amerika Serikat juga
spesimen tumbuhan untuk Glaxo mensponsori kegiatan bioprospeksi yang
Pharmaceutical dari hutan – hutan di dilakukan oleh The National Cancer
Laos. Menurut harian Bangkok Post, Institute (NCI), juga terlibat dalam
lembaga ini telahmembuat perjanjian sejumlah perjanjian bioprospeksi dengan
dengan Glaxo untuk mengumpulkan mitra dari berbagai belahan dunia. Dalam
100 sampel tanaman dengan harga misi pencarian obat kanker dan AIDS, NCI
USD 65 per buah. Proyek tersebut telah mengumpulkan tidak kurang dari
teleh berkembang hingga mencapai 50.000 sampel yang diperoleh dari
1000 – 1500 sampel per tahun. tanaman, mikroorganisme dan sumber
5. Shaman Pharmaceutical Inc. daya hayati laut yang dikumpulkan dari 30
Berlokasi di Amerika Serikat. negara tropis. Sampel – sampel tersebut
Merupakan sebuah perusahaan yang disimpan di NCI‟s Natural Product
mengumpulkan tanaman – tanaman Repository dan dapat digunakan dalam
berkhasiat. Mereka mengorek riset dengan melalui Material Transfer
informasi dari penyembuh tradisional Agreements (MTAs) dan wajib mengikuti
(traditional healer) mengenai khasiat kebijakan dan aturan NCI termasuk
dan cara – cara mengolah tanaman masalah kompensasi.41
tersebut. Hingga saat ini, Shaman Dalam suatu kegiatan bioprospeksi,
telah memperoleh paten bagi jenis paling sedikit terdapat 2 (dua) pihak
obat yang diklaim telah diperoleh dari dimana satu pihak bertindak sebagai
“alang – alang” yang banyak tumbuh penyedia sumber daya genetik (biasanya
di negara – negara Afrika dan negara berkembang seperti Indonesia) dan
Amerika Selatan. pihak lain bertindak sebagai pemanfaat
Program bioprospeksi tidak hanya sumber daya genetik tersebut (biasanya
dilakukan terhadap tanaman dan hewan institusi atau perusahaan dari negara maju
saja, banyak juga yang dilakukan terhadap yang menguasai teknologi tinggi).
sumber daya genetik manusia, contohnya Secara geografis, Indonesia merupakan
The United States National Institute of negara kepulauan terbesar di dunia dengan
Health (NIH) yang telah melakukan kepemilikan 17.508 pulau , didalamnya
program pengumpulan sampel jaringan terkandung 11 % dari total
tubuh manusia (human tissue samples) dari keanekaragaman hayati yang terdapat di
Cina, Kolombia, Haiti, Mauritania,Guinea- dunia. Secara sosiologis, keberadaan
Bissau, Pantai Gading, Republik Afrika masyarakat hukum adat yang kaya akan
bagian Tengah, Guyana Perancis, Peru dan
Kepulauan Solomon untuk digunakan 40New Questions About Management and
Exchange of uman Tissue at NIH : Indigenous
dalam penelitian obat Alzheimer‟s,
Person‟s Cells Patented”, RAFI Communique, :
Parkinson‟s Disease, Leukemia, penyakit http://www.cptech.org/ip/rafi/html.
syaraf dan kanker yang bernilai milyaran
dollar Amerika Serikat, namun diduga 41The Latin American Alliance, “Bioprospecting /
Biopiracy And Indigenous Peoples”,
http://www.latinsynergy.org/bioprospecting.htm
tradisi juga tersebar luas di seluruh koleksi yang terdiri dari 2.348
wilayah Indonesia. Kondisi geografis dan sampel.42
sosiologis Indonesia tersebut membawa 2. Kerjasama antara Institut Pertanian
sebuah konsekuensi logis bagi Indonesia Bogor (IPB) dengan Diversa
yang menjadi salah satu ladang bahkan Corporation dari Amerika Serikat.
surga bagi kegiatan bioprospeksi. Dalam kerjasama ini pihak IPB
Di Indonesia, kerjasama bioprospeksi telah berperan dalam pemberian akses
berjalan sejak lama antara institusi kepada Diversa atas Sumber Daya
penelitian atau perguruan tinggi dengan Genetik Indonesia selama 2 tahun
pihak asing. Dalam hal ini konstribusi (dimulai bulan September 1997),
pihak Indonesia lebih banyak pada sebagai imbalannya Diversa melatih
pemberian akses ke Sumber Daya Genetik para peneliti IPB dalam melakukan
Indonesia, contohnya: sampling dan membantu IPB dalam
1. Aktivitas bioprospeksi di Indonesia mendirikan Centre for Microbiological
secara resmi diketahui sekitar tahun Diversity dengan menggunakan
1986 – 1981. Pada waktu itu teknologi Diversa.43
dilaksanakan ekspedisi eksplorasi Asia 3. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
yang disponsori oleh National Cancer (LIPI) melalui pusat – pusat
Institute yang bertujuan untuk penelitiannya juga telah lama
mengumpulkan tanaman yang potensial menjalankan kerjasama dengan
sebagai anti kanker dan obat AIDS dari MacArthur Foundation, Japan
hutan tropis di wilayah Asia, terutama Bioindustry Association (JBA), Japan
Indonesia, Malaysia, Filipina dan Papua International Cooperation Agency
Nugini. Kemudian dalam kurun waktu (JICA), Japan Society For The
tahun 1986 – 1991 terdapat 7 ekspedisi Promotion of Science (JSPS).44
utama Botani dilakukan oleh Dengan maraknya kegiatan
Universitas Illinois Amerika Serikat bioprospeksi, diperkirakan akan semakin
dan tim The Arnold Arboretum of banyak sampel / spesimen flora dan fauna
Harvard University. Masing – masing yang akan dibawa ke luar Indonesia
adalah dua ekspedisi di Kalimatan, dua dimana sejak awal diduga tidak hanya
ekspedisi di Sumatera, satu ekspedisi di digunakan untuk keperluan penelitian,
Sulawesi, satu ekspedisi di Seram dan
satu ekspedisi di Irian Jaya (Papua), 42Satia Budianti dan Yurianto, Bioprospeksi :
antara Peningkatan Kualitas Hidup an Potensi
semua bekerja sama dengan Bogor
Pencurian Sumber Daya Genetika, Jakarta :
Herbarium. Pada tahun 1988 ekspedisi Kementerian Lingkungan Hidup, The Indonesian
tersebut juga mengumpulkan ramuan Institute for Forest and Environment, Bioforum
jamu tradisional di pulau Jawa, dan Southeast Asia Regional Institute for
melakukan ekspedisi etnobotani di Community Education, 2000, hlm. 7.
Pegunungan Arfak Papua Barat,
43Sugiono Moeljopawiro, “Paradigma Baru
mengoleksi tumbuhan di Krakatau pada Pemanfaatan Sumber Daya Genetik”, Balai Besar
tahun 1989, dan melakukan ekspedisi Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik
lagi di Sulawesi (1991) seluruh Pertanian, Bogor, 2000.
rangkaian aktivitas bioprospeksi ini
44Ibid.
telah berhasil mengumpulkan 878 jenis
namun juga untuk tujuan komersial. Hal indigenous community pemilik
pertama yang perlu dipahami adalah Pengetahuan Tradisional tersebut.
bahwa bioprospeksi adalah kegiatan yang Pada kemungkinan kedua ini
beresiko bagi keamanan keanekaragaman Bioprospeksi telah mengarah kepada
hayati suatu negara karena jika tidak tindakan Biopiracy (Biodiversity-
dilakukan dengan tepat akan membawa Piracy) atau pembajakan hayati,
buruk bagi keseimbangan ekosistem dan yang diartikan oleh The Action
kehidupan sosial dan kemasyarakatan Group on Erosion, Technology and
indigenous community. Concentration sebagai:45
Berkaitan dengan fakta tersebut, perlu “The appropriation of the knowledge
kita pahami bahwa secara umum terdapat and genetic resources of farming
dua kemungkinan mengenai produk yang and indigenous communities by
dihasilkan dari kegiatan bioprospeksi, individuals or institutions seeking
dimana kriteria tersebut tergantung pada exclusive monopoly control over
lingkup kegiatan yang dilakukan oleh these resources and knowledge.”
bioprospector. Secara teori terdapat tiga kategori
1. Kemungkinan pertama adalah Biopiracy yaitu:46
bioprospector mengambil Sumber 1. Pembajakan biologis berbasis paten :
Daya Genetik yang sama sekali Paten atas invensi yang berbasis
belum dikelola di negara sumber. Sumber Daya Genetik dan / atau
Setelah dilakukan riset lebih lanjut Pengetahuan Tradisional yang telah
ditemukan suatu manfaat baru dari diekstraksi tanpa otorisasi /perijinan
penggunaan dan pengolahan yang memadai dan tanpa pembagian
terhadap Sumber Daya Genetik keuntungan yang diberikan kepada
tersebut. Pada kemungkinan pertama negara dan masyarakat pemilik
ini, dapat pula terjadi bahwa Sumber Daya Genetik dan / atau
bioprospector mengambil Sumber Pengetahuan Tradisional tersebut,
Daya Genetik yang telah lama yang biasanya merupakan negara –
digunakan dan dimanfaatkan oleh negara berkembang.
indigenous community di negara 2. Pembajakan biologis – non Paten :
asal, namun setelah dilakukan riset Kekayaan Intelektual lain berbasis
dan pengembangan ternyata Sumber Sumber Daya Genetik dan /atau
Daya Genetik tersebut juga memiliki
45Integrating Intellectual Property Rights and
manfaat lain yang sama sekali baru.
Development Policy, Report of The Commission on
2. Kemungkinan kedua adalah bahwa Intellectual Property Rights, seperti dikutip oleh
bioprospector mengambil Sumber Gavin Stenton,” Biopiracy within the
Daya Genetik serta informasi Pharmaceutical Industry..., Op.Cit.
penggunaanya dalam pengetahuan
46Daniel F. Robinson, “Confronting Biopiracy :
tradisional untuk kemudian Challenges, Cases and International Debates”,
digunakan secara tidak sah dan Dikutip oleh David Vivas Egui, “Bridging the Gap
bertujuan untuk eksploitasi secara on Intellectual Property and Genetic Resources in
komersial tanpa meminta izin atau WIPO‟s Intergovernmental Committe (IGC)”,
International Centre for Trade and Sustainable
persetujuan dari negara pemilik
Development, Issue Paper No. 34, January 2012.
Sumber Daya Genetik dan
Pengetahuan Tradisional yang telah Genetik dan Pengetahuan Tradisional serta
diekstraksi tanpa otorisasi /perijinan pembagian keuntungan yang adil dari
yang memadai dan tanpa pembagian penggunaan Sumber Daya Genetik dan
keuntungan yang diberikan kepada Pengetahuan Tradisional tersebut.
negara dan masyarakat pemilik Pembagian keuntungan Sumber Daya
Sumber Daya Genetik dan / atau Genetik harus mempertimbangkan dan
Pengetahuan Tradisional tersebut, memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
yang biasanya merupakan negara – 47
negara berkembang 1. Kepemilikan Sumber Daya Genetik,
3. Pemanfaatan yang salah yaitu karena hal ini akan menentukan pihak
ekstraksi tanpa otorisasi / persetujuan yang menjadi interested parties /
atas dasar informasi awal dari beneficiaries dan yang berhak
pemerintah atau otoritas yang menerima pembagian keuntungan.
kompeten, termasuk dari komunitas 2. Jenis keuntungan atau manfaat yang
lokal atas Sumber Daya Genetik dan / akan dibagikan, apakah bersifat
atau Pengetahuan Tradisional dari monetary atau non monetary, bersifat
suatu negara (biasanya negara langsung atau tidak langsung.
berkembang), masyarakat pribumi 3. Pemberlakuan Hak Kekayaan
atau komunitas lokal tanpa pembagian Intelektual sebagai mekanisme
keuntungan yang memadai. Hal ini pembagian keuntungan.
dikenal dengan istilah Misapropiasi. 4. Kerangka waktu pembagian keuntungan
Pengertian Misapropiasi dalam / manfaat.
kaitannya dengan Kekayaan 5. Pemberdayaan kelembagaan dengan
Intelektual adalah: mengikutsertakan lembaga berwenang
“Using the non – copyrightable di tingkat nasional agar kelak dapat
information or ideas that an memonitor akses dan pembagian
organization collects and disseminates keuntungan tersebut.
for a profit to compete unfairly
against that organization, or copying Keadilan Komutatif
a work whose creator has not yet Keadilan komutatif menyangkut
claimed or been granted exclusive pertukaran yang adil antara pihak – pihak
rights in the work” yang terlibat dalam suatu transaksi.
Prinsip keadilan komutatif menuntut agar
Kedaulatan Dan Tanggung Jawab
apabila seseorang memberi sesuatu dan
Negara Dalam Pengaturan Mengenai sebagai balasannya akan menerima yang
Pemanfaatan Sumber Daya Genetik dan sesuai. Suatu interaksi atau transaksi
Pengetahuan Tradisional dikatakan adil jika semua pihak yang
Negara Indonesia memiliki hak terlibat dalam pertukaran menerima
berdaulat atas pengelolaan Sumber Daya
Genetik dan Pengetahuan Tradisional.
Konsep pengaturan ini sejalan dengan 47Krisnani Setyowati, Efridani Lubis , Elisa
Prinsip hukum internasional “Permanent Anggraeni, M. Hendra Wibowo, Hak Kekayaan
Souvereignity Over Natural Resources”. Intelektual dan Tantangan Implementasinya di
Perguruan Tinggi, Bogor, Kantor Hak Kekayaan
Kedaulatan Negara dilaksanakan melalui
Intelektual Institut Pertanian Bogor, 2005.
pengaturan akses terhadap Sumber Daya
pengembalian yang layak atas kontribusi yang berhak untuk mengeksploitasi
mereka.48 sumber daya alam yang akan
Keadilan komutatif merujuk pada membahayakan kelangsungan kehidupan
kompensasi yang wajar dan fokus pada dan kebutuhan orang lain yang juga
transaksi yang seimbang antara para pihak, bergantung pada sumber daya alam
dalam hal ini penyedia dan pengguna tersebut.
Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan Pemikiran tersebut menjadi dasar dari
Tradisional. Lebih jauh, seringkali sumber prinsip keadilan distributif.49 Pertama
daya genetik dan pengetahuan tradisional kepemilikan secara perdata dimungkinkan.
digunakan sebagai bagian besar dari Kedua, kepemilikan secara perdata
invensi yang kemudian didaftarkan tersebut tidak boleh mengganggu
sebagai kekayaan intelektual berupa paten, kepentingan orang lain. Hak untuk hidup
akan tetapi dalam pendaftaran invensi mengalahkan hak milik dan seseorang
tersebut, inventor tidak mengungkapkan tidak boleh memiliki kebendaan yang
daerah asal sumber daya genetik dan merampas hak atas hidup orang lain.
pengetahuan tradisional yang digunakan, Terdapat kewajiban untuk menjaga
sehingga muncul aturan mengenai kelestarian sumber daya di bumi untuk
disclosure requirements dalam pendaftaran generasi yang akan datang, hal ini
paten yang mengharuskan setiap merupakan keadilan distributif yang
pendaftaran paten berbasis sumber daya berdimensi inter-generasi.
genetik untuk mengungkapkan asal Prinsip keadilan distributif mencoba
sumber daya genetik yang digunakan. menjawab siapa yang berhak, apa saja
yang menjadi haknya dan dari siapa dia
Keadilan Distributif
Keadilan distributif terkait dengan berhak menerima haknya. Jawabannya
fakta bahwa sumber daya memiliki tidak sesederhana pada siapa saja yang
keterbatasan, sehingga harus dimanfaatkan secara legal hidup di suatu negara. Dalam
secara baik dan bertanggungjawab yang perkembangannya sekarang ini, tidak
pada akhirnya memberikan justifikasi bagi hanya negara yang berkewajiban untuk
negara untuk menguasai dan mengontrol memenuhi kebutuhan pokok warga
penggunaanya agar tidak dieksploitasi negaranya, tetapi ada kewajiban dari
secara berlebihan oleh segelintir pihak semua negara dan semua penduduk di
dengan monopolistik. Hal ini sejalan dunia untuk memenuhi kebutuhan pokok
dengan pemikiran John Locke yang mereka yang memerlukan, inilah yang
melarang penguasaan berlebihan dari apa disebut keadilan distributif internasional
yang ada di dunia. Tidak ada seorangpun yang menuntut agar kita meninggalkan

48Doris Shroeder dan Balakrishna Pisupati, Ethics,


Justice and the Convention on Biological Diversity, 49Bram De Jonge, “What is Fair and Equitable
dikutip dari Analisis dan Evaluasi Hukum Tentang Benefit Sharing?, dikutip dari Analisis dan
Pemanfaatan Sumber Daya Genetik, Pusat Evaluasi Hukum Tentang Pemanfaatan Sumber
Penelitian Dan Pengembangan Hukum Nasional, Daya Genetik, Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Nasional, Kementerian Hukum Dan Hak Asasi
Indonesia, Jakarta, 2015, Hlm. 45. Manusia Republik Indonesia, Op.Cit, Hlm. 46.
sumber daya yang cukup bagi kebutuhan Bangsa (nation) merupakan salah satu
generasi mendatang. interested parties / beneficiaries yang
utama dengan alasan: 51
Pihak Terkait (Interested Parties) dan 1. Bangsa (nation) merupakan kesatuan
Penerima Manfaat (Beneficiaries) komunal yang memiliki kesatuan akar
Sistem kepemilikan Sumber Daya historis, genealogis dan kultural, yang
Genetik dan Pengetahuan Tradisional yang bentuknya mirip, atau bahkan sama,
menggunakan pendekatan custodianship dengan pengelompokan interested
Keberadaan interested parties dan parties dan beneficiaries lainnya.
eksistensi negara sebagai custodian Dalam perspektif ilmu hukum, ikatan
merupakan alasan yang menjadikan negara ini membuat „nation‟ memiliki jiwa
sebagai pihak yang memiliki kewenangan tersendiri.
yang berdimensi kewajiban dan tangung 2. Bangsa (nation) mesti dibedakan dari
jawab dalam upaya memberikan Negara dan Pemerintah. Negara adalah
perlindungan dalam arti dapat melakukan pengorganisasian bangsa (nation),
tindakan pencegahan terhadap penggunaan sedangkan Pemerintah adalah
Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan representasi Negara. Dalam hal negara
Tradisional yang melawan hukum dan luput mengelola kehidupan suatu
melanggar kedaulatan negara. bangsa (nation) dan Pemerintah tidak
Pihak Terkait (Interested Parties) dan amanah, bangsa (nation) dapat saja
Penerima Manfaat (Beneficiaries) dari mengoreksi arah negara dan
perlindungan Pengetahuan Tradisional memperbaharui Pemerintahan.
yang terkait dengan Sumber Daya Genetik
secara garis besar adalah: 50 Pengungkapan Mengenai Asal – Usul
1. Masyarakat yang mengelola, Sumber (Disclosure of Origin)
memanfaatkan dan mengembangkan Disclosure of Origin sebagai bentuk
Pengetahuan Tradisional yang terkait pengakuan kedaulatan suatu negara dan
dengan Sumber Daya Genetik sebagai untuk menghindari adanya klaim
bagian dari karakter budaya, identitas (misalnya dalam bentuk paten) tanpa
sosial dan warisan budaya bangsa. pengungkapan asal Sumber Daya Genetik
2. Bangsa (nations) yang mengampu dan dan Pengetahuan Tradisional untuk
melestarikan Pengetahuan Tradisional
yang terkait dengan Sumber Daya
51Laporan Ahli Indonesia untuk Intersessional
Genetik sesuai dengan peraturan Working Group II for Intergovermental Cpmmitte
perundang – undangan yang berlaku. on Intellectual Property Rights and Genetic
Resources, Traditional Knowledge and Folklore
kepada Direktur Perjanjian Internasional Bidang
Ekonomi, Sosial, Budaya, Kementerian Luar
Negeri Republik Indonesia, 2011, dikutip dari
Miranda Risang Ayu, et.all,“Hukum Sumber Daya
Genetik, Pengetahuan Tradisional Dan Ekspresi
50Miranda Risang Ayu, et.all,“Hukum Sumber Budaya Tradisional di Indonesia, Ibid. Hlm. 168-
Daya Genetik, Pengetahuan Tradisional Dan 169.
Ekspresi Budaya Tradisional di Indonesia, Op. Cit.
Hlm. 168.
diidentifikasi interested parties dan Disamping melalui peraturan hukum,
beneficiaries dari Sumber Daya Genetik India pun telah melakukan dokumentasi
dan Pengetahuan Tradisional tersebut. untuk memberikan perlindungan
Dalam suatu Kekayaan Intelektual pengetahuan tradisional melalui
terdapat hak ekonomi dan hak moral. Traditional Knowledge Digital Library
Disclosure of Origin merupakan (TKDL) yang merupakan Proyek Basis
implementasi dari hak moral Data Nasional untuk Perlindungan
tersebutdengan tujuan menciptakan Defensif yang dikelola oleh sejumlah
transparansi yang bertujuan untuk kementerian yang kemudian difungsikan
memastikan tidak adanya pelanggaran sebagai dari Prior Arts atau dokumen
terhadap hukum negara asal sumber daya pembanding yang merupakan sarana
genetik yang menjadi bagian dari invensi untuk menguji kebaruan (novelty) sebuah
yang dipatenkan. invensi / penemuan dalam prosedur
pemeriksaan substantif permohonan paten
Model Strategi Perlindungan Sumber bagi Pengetahuan Tradisional yang terkait
Daya Genetik dan Pengetahuan dengan Sumber Daya Genetik khusus
Tradisional Di Beberapa Negara Dunia untuk obat – obatan Tradisional India.
1. India Hingga kini TKDL terdiri atas 34 juta
India termasuk negara yang kaya akan halaman informasi yang aslinya ditulis
Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan dalam bahasa Sanskrit dilengkapi dengan
tradisional. Pengaturannya dilakukan terjemahan resmi bahasa hindi dan 5
melalui rezim hukum Hak Kekayaan bahasa dunia yaitu bahasa Inggris,
Intelektual, terutama rezim hukum Paten Perancis, Jerman, Spanyol dan
yaitu melalui The Patent Ammendments Jepang.53Penggunaan TKDL sebagai
Act of 2005. Prior Arts yang berfungsi sebagai
Dalam model hukum India, dibentuk defensive protection amat
Biodiversity Management Committee berkesinambungan dan berkelanjutan serta
(BMC) dan National Biodiversity efektif dari segi biaya jika dibandingkan
Authority (NBA) berdasarkan Indian dengan biaya yang harus dikeluarkan jika
Biodiversity Act. BMC berwenang untuk dibandingkan melalui persengketaan
mendokumentasikan pengetahuan yang
berkaitan dengan keanekaragaman hayati, http://www.law.ed.ac.uk/ahrc/files/67-
sedangkan NBA berwenang untuk _varkeytraditionalknowledgeinindia.03.pdf.
memberikan atau menolak izin terhadap 53..... India‟s Traditional Knowledge Digital
orang asing atau perusahaan asing Library identifies species by their Latin
(termasuk perusahaan berbasis di India classification and in the original Sanskrit, besides
yang tidak sepenuhnya dimiliki dan French, German, Spanish, Japanese, English and
Hindi, for each record in this database, the
dikelola oleh orang India) untuk
relevant International Patent Code has been listed
mengakses sumber daya biologi atau alongside so that there is no excuse for a patent
Pengetahuan Tradisional untuk tujuan examiner anywhere in the world to miss this prior
penelitian atau penggunaan komersial. 52 knowledge when dealing with patent
claims...”Ajeet Mathur. Who Owns Traditional
Knowledge?, 2003,
52Elizabeth Varkey, Traditional Knowledge : The http://www.icrier.org/pdf/wp96.pdf
Changing Scenario in India, 2007,
hukum ketika paten sudah diberikan, Tradisional dan Ekspresi Budaya
terutama jika harus menghadapi korporasi Tradisional mereka;
multinasional dengan kekuatan modal 4. Bagaimana bentuk pelaksanaan hak atas
yang luar biasa dari negara maju. Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi
2. Peru Budaya Tradisional.
Perlindungan mengenai Pengetahuan Dalam The Peruvian Law Number
Tradisional yang terkait dengan Sumber 27811 juga termaktub pengakuan hak
Daya Hayati di Peru diatur dalam The kolektif yang dimiliki masyarakat atas
Peruvian Law Number 27811 yang
common property mereka berupa
disusun oleh INDECOPI (National
Institute for the Defence of Competition pengetahuan tradisional berkaitan dengan
and Intellectual Property) yang sumber daya genetik karena yang
merupakan pengaturan sui generis di dunia dimaksud “pemilik” dan “pemegang hak”
yang melindungi Pengetahuan Tradisional dari Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi
terkait Sumber Daya Genetik. Budaya Tradisional adalah Masyarakat asli
Pilar utama perlindungan hukum (baik sebagai individu, komunitas,
dalam The Peruvian Law Number 27811
lembaga – lembaga perwakilan), bangsa
adalah pendaftaran, pendataan dan
perizinan untuk melindungi Sumber Daya dan negara.56
Genetik dan Pengetahuan Implikasi kepemilikan tersebut
Tradisional.54Lebih jauh, cakupan menimbulkan konsekuensi bagi pihak
peraturan ini secara garis besar terdiri dari: diluar “pemilik” yang akan mengakses dan
55 menggunakan Sumber Daya Genetik dan
1. Pengaturan mengenai kepemilikan Pengetahuan Tradisional, yaitu kewajiban
Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi memperoleh Persetujuan atas Dasar
Budaya Tradisional; Informasi Awal /PADIA (Prior Informed
2. Pengaturan mengenai pembagian Consent/PIC) untuk mengakses dan
manfaat dan keuntungan yang diperoleh menggunakan Sumber Daya Genetik dan
dari pemanfaatan dan penggunaan Pengetahuan Tradisional. Berdasarkan The
Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Peruvian Law Number 27811, pihak –
Budaya Tradisional; pihak yang ingin mengakses Pengetahuan
3. Pihak manakah yang berwenang untuk Tradisional untuk kepentingan penelitian,
mengontrol dan mengawasi serta komersial atau industri, harus memperoleh
memberikan perlindungan terhadap hak persetujuan awal dari Pemegang
masyarakat atas Pengetahuan Pengetahuan Tradisional. Untuk
penggunaan komersial atau aplikasi
54Ibid.
industri, dikenakan biaya akses ditambah
55Manuel Ruiz, Peruvian Society For 0,5 % dari nilai penjualan produk yang
Environmental Law, ”Documentation and diserahkan melalui Fund For The
Databases for Traditional Knowledge, Folklore
Development of Indigenous Peoples.
and the Intangible Heritage: Access, Intellectual
Property and Other Issues”, Makalah
dipresentasikan pada acara National Workshop on 56Ibid, “...Who owns Traditional Knowledge (TK)
Intellectual Property And The Documentation And and Traditional Cultural Expressions (TCE)?
Establishment of Databases of Traditional Indigenous and local peoples (individuals,
Knowledge, Folklore And Intangible Cultural communities, representative bodies, etc), The
Heritage, Bandung 25-26 Nopember 2010. Nation and The State..”
Pendanaan tersebut dimaksudkan untuk 4. Menggalakkan konservasi sumber
memberikan kontribusi pada daya alam, mengakui, menghormati
pengembangan masyarakat adat melalui dan melindungi pengetahuan
tradisional yang berwawasan
proyek – proyek komunitas yang dikelola
lingkungan (indigenous
oleh perwakilan masyarakat adat ecologicalknowledge)
tersebut.57
5. Menyediakan jaminan kepastian bagi
3. Australia 58 industri dan peneliti yang ingin
memperoleh akses terhadap sumber
Instrumen hukum Australia yang daya alam.
berisi regulasi mengenai Sumber Daya
Genetik dan Pengetahuan Tradisional 6. Untuk memperjelas ruang lingkup dan
diantaranya adalah The 1999 Environment persyaratan bagi penggunaan lebih
Protection and Biodiversity Conservation lanjut dari materi yang berasal dari
Act (The 1999 EPBCA) dan aturan sumber daya hayati.
pelaksananya The 2001 Environment Menurut ketentuan Reg.8A.06 of The
Protection and Biodiversity Conservation 2001 Environment Protection and
Regulation (The 2001 EPBCR).Regulasi Biodiversity Conservation Regulation (The
ini memiliki beberapa tujuan, yaitu: 2001 EPBCR) benefit sharing
1. Membentuk suatu regulasi yang agreementdidasarkan pada suatu model
mengatur mengenai akses terhadap kontrak yang dikembangkan dan disetujui
sumber daya hayati di Australia; oleh pihak pemerintah, industri, organisasi
masyarakat adat dan pihak – pihak terkait
2. Mengatur masalah penggunaan materi lain (interested parties) dikenal dengan
biologis yang diambil area istilah Voumard Inquiry.
persemakmuran;
Menteri Lingkungan Australia dapat
3. Menegaskan bahwa masyarakat memeriksa apakah benefit sharing
Australia berhak mendapatkan agreement yang dibuat oleh pemohon
pembagian keuntungan, baik secara akses dengan penyedia akses telah
ekonomis maupun sosial dari mengakomodir pembagian keuntungan
pemanfaatan material genetik dan yang layak, termasuk masalah
material biokimiawi yang diperoleh perlindungan., penghormatan dan
dari organisme asli di Australia. penghargaan terhadap pengetahuan
tradisional yang diberikan oleh pemberi
akses.Untuk penelitian non – komersial
(non – commercial research) hal – hal
yang harus dipenuhi oleh pemohon akses
57Brendan Tobin, “Setting Protection of
adalah sebagai berikut:
Traditional Knowledge to Rights : Placing Human
Rights and Customary Law at the Heart of 1. Mengajukan permohonan kepada
Traditional Knowledge Governance”, dalam Menteri Lingkungan Australia untuk
Miranda Risang Ayu,et.all, Op.Cit.,Hlm 250. memperoleh izin akses (access permit)
58Disarikan dari Tulisan Brad Sherman,
2. Menyerahkan bukti – bukti kepada
Regulating Access and Use of Genetic Resources :
Menteri Lingkungan Australia bahwa
Intellectual Property Law and Biodiscovery,
pihak tersebut telah memiliki :
European Intellectual Property Review,25 (7), 301-
308, Sweet & Maxwell Limited and Contributor, a. Izin tertulis dari penyedia akses
2003 (access provider) untuk
mengumpulkan sampel dari spesies Mengenai konservasi sumber daya
tertentu. hayati, AML menghimbau kepada negara
– negara anggotanya untuk menerapkan
b. Benefit sharing agreement dengan prinsip kedaulatan negara terhadap
pihak access provider dan kekayaan alamnya, dimana negara
kesepakatan mempublikasikan bertanggung jawab untuk membentuk
hasil penelitian tersebut. suatu pengaturan mengenai akses terhadap
sumber daya hayati dan pengaturan serta
c. Kesanggupan untuk menyerahkan
teknologi tradisional yang berangkat dari
bukti pengambilan spesimen dari
kebutuhan untuk mempromosikan dan
setiap spesies kepada institusi
mendukung konservasi dan pemanfaatan
taksonomi yang relevan.
yang berkelanjutan dari pengetahuan dan
d. Kesediaan untuk merundingkan teknologi tradisional dengan dilengkapi
pembagian keuntungan komersial teknologi modern yang memadai.
apabila dikemudian hari riset
Persyaratan terpenting untuk
tersebut akan dikomersialisasikan.
memperoleh akses terhadap memperoleh
4.African Model Legislation. 59 akses terhadap sumber daya genetik dan
pengetahuan tradisional yang dimiliki
Negara – negara Afrika dibawah masyarakat adat di seluruh bagian Afrika
(OAU) telah mempersiapkan suatu model adalah keberadaan Prior Informed Consent
law menyangkut hak – hak komunitas dan sebagaimana diamanatkan oleh Article
akses terhadap sumber daya hayati yang 3AML.62
dinamakan The African Model Legislation
for The Protection of Rights of Local Berdasarkan prinsip Prior Informed
Communities, Farmers, Breeders and for Consent, pemohon akses harus
the Regulation of Access to Biological memberikan informasi – informasi sebagai
Resources (selanjutnya disebut AML).60 berikut: 63

AML bertujuan untuk menciptakan 1. Jenis dari sumber daya genetik yang
suatu kerangka bagi pembentukan hukum dimohonkan aksesnya, lokasinya,
di tiapnegara anggotanya untuk mengatur manfaat dan penggunaan potensial dari
akses kepada sumber daya genetik di sumber daya genetik yang
negara masing – masing. Model law ini bersangkutan, penggunaan lanjutan dan
mengandung penolakan terhadap upaya resiko yang mungkin timbul dari
memperoleh paten atas suatu makhluk diberikannya akses terhadap sumber
hidup (patenting of life) atau memperoleh daya genetik tersebut.
hak eksklusif atas makhluk hidup termasuk
derivatif / turunan daripadanya.61 Property and Genetic Resources, Traditional
Knowledge and Folklore”, May 1st 2001,
WIPO/GRTKF/IC/10,
59 Tshimanga Kongolo, “Biodiversity and www.wipo.int/documents/en/meetings/2001/igc/pd
African Countries”, European Intellectual Property f/grtkf_ic_1_10.pdf.
Review, 24 (12), 579-584, Sweet & Maxwell
Limited and Contributor, 2002. 62Article 3 AML : “Condtions any access to any
biological resources andknowledge or technologies
60Agus Sardjono, Hak Kekayaan Intelektual dan of local communities in any part of the country to
Pengetahuan Tradisional, Op.Cit, Hlm 108. an application for the necessary prior informed
consent and written permit.
61African Group, “Proposal Presented by The
African Group to The First Meeting of The 63Article 4 AML.
Intergovermental Committe on Intellectual
2. Apakah pengambilan sampel terhadap Patent Law of The People‟s Republic of
sumber daya genetik tersebut atau China:
komponen – komponennya dapat
membahayakan kelangsungan hidup “No patent will be granted for an
spesies yang bersangkutan. invention based on genetic resources if the
access or utilization of the said genetic
3. Tujuan dari permohonan pemberian resources is in violation of any law or
akses termasuk jenis dan administrative regulation”
pengembangan penelitian, atau
penggunaan komersial yang diharapkan Terkait perlindungan melalui rezim
dari penelitian tersebut. paten, perlu dipahami bahwa secara umum
perlindungan paten hanya mencakup
4. Deskripsi bentuk dan pengembangan produk dan / atau proses, namun di dalam
kolaborasi tingkat lokal dan nasional perlindungan obat tradisional Cina,
dalam penelitian dan pengembangan cakupan perlindungan paten jauh lebih
dari sumber daya genetik yang luas, yaitu mencakup:66
bersangkutan.
a. Produk (Product)
5. Tempat tujuan utama penelitian yang
dilakukan dan tempat – tempat lain Produk tersebut dapat berupa suatu
yang mungkin harus dituju terkait komposisi farmasi yang baru, bahan –
dengan keperluan penelitian. bahan manjur yang diperas/ terpisah dari
obat tradisional, bagian – bagian yang
Hal penting lain dari AML adalah bahwa mujarab dan kandungan zat yang
akses yang dilakukan tanpa prior informed terkandung didalamnya.
consent dari negara dan masyarakat lokal
harus dinyatakan tidak sah dan dijatuhi b. Metode (method)
sanksi. 64
Yaitu cara pembuatan atau metode
5. Tiongkok (Cina) pembuatan produk – produk diatas,
teknologi produksi yang baru atau yang
Tiongkok (Cina) adalah salah satu bersifat pengembangan dan lain – lain.
negara pemegang Pengetahuan Tradisional
terbesar di dunia menerapkan rezim paten c. Penggunaan
dalam melindungi Pengetahuan
Yakni indikasi baru tentang obat (new
Tradisionalnya.65Perlindungan
indication of medicine), penggunaan yang
Pengetahuan Tradisional terkait Sumber
pertama berkaitan dengan pengobatan
Daya Genetik tercakup dalam
(first medical use), penggunaan lanjutan
perlindungan invensi yang berbasis
dari obat yang terkenal (the second use of
Sumber Daya Genetik dalam Pasal 5
the known medicine) dan lain – lain.

Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan


64Article 5 AML : “any access carried out without Tradisional Indonesia Dalam Era
the PIC of the state and the concerned local Pembangunan Ekonomi Berbasis
community or communities shall be deemed to be Pengetahuan (Knowledge Based
invalid and shall be subject to the penalties Economy)
provided in this legislation that deals with access to
biological resources”

65National Strategy of Intellectual Property Rights 66Ibid.


of China, http://www.gov.cn/english/2008-
06/21/content_1023471.htm.
Kekayaan atau Property memiliki Hak Kekayaan intelektual sebagai
keterkaitan erat dengan konsep benda. suatu hak secara filosofis merupakan
Menurut ketentuan Pasal 499 Kitab bagian dari ekspresi diri seseorang
Undang – Undang Hukum Perdata, benda (property as an expression of the self),
diartikan sebagai tiap – tiap barang dan dimana terdapat unsur kerja atau usaha
tiap – tiap hak yang dapat dikuasai hak yang dilakukan berpadu dengan unsur
milik.Dalam Pasal 503 KUHPerdata jenis kepribadian subjek pencipta / penemu
benda terdiri dari benda berwujud dan kekayaan intelektual tersebut. Dengan
benda tidak berwujud. Benda tidak memadukannya secara hati – hati, teori
berwujud ini dalam Pasal 499 KUHPerdata kerja John Locke dan teori kepribadian
ini disebut “hak”, seperti hak tagih dan hak dari Hegel bersama – sama banyak
kekayaan intelektual. digunakan untuk menghadirkan
pembenaran secara moral dan ekonomi
Baik benda berwujud maupun tidak pada suatu Hak Kekayan Intelektual, atau
berwujud (hak) dapat menjadi objek hak, singkatnya Hak Kekayaan Intelektual
secara garis besar benda merupakan segala adalah masalah kerja dan kepribadian, jika
sesuatu yang dapat dimiliki dengan “hak” tidak berdasarkan kedua unsur kerja dan
oleh subjek hukum, antara benda dan kepribadian maka hal tersebut merupakan
subjek yang memiliki benda timbul suatu pencurian hak.
hak kebendaan. Hak kebendaan bersifat
mutlak dan dapat dipertahankan haknya Standar perlindungan Hak Kekayaan
terhadap siapapun, begitupun dengan Hak Intelektual yang diatur dalam TRIPs
Kekayaan Intelektual sebagai benda Agreement sangat sarat dengan
bergerak yang tidak berwujud. kepentingan dari negara maju. Indonesia
sendiri sangat cepat meratifiksi WTO
Sumber Daya Genetik dan termasuk TRIPs Agreement didalamnya,
Pengetahuan Tradisional merupakan suatu bahkan secara marathon menghasilkan
sumber daya dan sumber kreativitas serta produk – produk perundang – undangan
intelektualitas yang potensial. Menurut mengenai Hak Kekayaan Intelektual
Johanna Gibson, Sumber Daya Genetik padahal perkembangan Hak Kekayaan
dan Pengetahuan Tradisional adalah Intelektual di Indonesia sampai saat ini
kekayaan yang dinamis, aset yang bersifat belum begitu baik, misalnya di bidang
biologis dan kultural yang diperlukan paten dimana masih didominasi oleh
semua komunitas untuk bertahan (to Amerika Serikat, Jepang dan Jerman.69
sustain), untuk hidup berdampingan satu
sama lain (to cohere) dan untuk Realitas dari implementasi TRIPs
berkembang (to evolve),67. Lebih jauh lagi Agreement dan tekanan – tekanan dari
Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan negara maju kepada negara berkembang
Tradisional merupakan suatu kekayaan itu sesungguhnya adalah wujud dari
sumber daya masa depan yang penyimpangan tujuan dan norma – norma
menjanjikan, yang akan terus menerus TRIPs Agreement yang semula
dieksplorasi untuk mendukung
perkembangan ekonomi di masa depan.68 about resources are the new gold, silver and
diamond mines petroleum-derived polymer
factories of the future. They are newest of “last
67Johanna Gibson, “Community Resources : frontier” that will draw explorations and underpin
Intellectual Property, International Trade and future economies.”
Protection of Traditional Knowledge” Dikutip dari
Zainul Daulay, Op.Cit, Hlm. 23. 69Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
Republik Indonesia, Jumlah Permohonan Paten,
68“There‟s no question that genetic resources and http://www.dgip.go.id
the knowledge of traditonal and indigenous peoples
dimaksudkan untuk menetapkan standar pembangunan di Indonesia, walaupun
minimum dari perlindungan Hak ketentuan TRIPs Agreement tidak dapat
Kekayaan Intelektual, namun faktanya diabaikan. Dalam konteks pembangunan
kemudian berkembang menjadi sangat hukum Hak Kekayaan Intelektual,
ambisius menjadi sebuah kesepakatan pembentukan peraturan perundang –
yang cenderung dipaksakan untuk undangan seyogyanya mengacu pada
menciptakan sistem Hak Kekayaan falsafah Pancasila sebagai living law yang
Intelektual yang berlaku di seluruh dunia mengedepankan keseimbangan antara hak
dengan standar yang relatif tinggi dan – hak individual dan komunal, dan tujuan
menciptakan mekanisme enforcement yang Negara Indonesia sebagaimana tercantum
rinci. TRIPs Agreement telah menjadi dalam Pembukaan UUD 1945.
sarana bagi negara maju untuk Kecenderungan corak privat
menciptakan sistem perdagangan dunia individualistik dan rezim kapitalistik
dengan cara merugikan negara – negara dalam berbagai Undang – Undang Hak
berkembang.70 Kekayaan Intelektual sangat terlihat jelas,
dimana Hak Kekayaan Intelektual semata
Jika diamati dari tujuh Undang – – mata dipandang hak yang timbul dari
Undang Hak Kekayaan Intelektual yang karya intelektual seseorang yang
dimiliki Indonesia, politik hukum yang mendatangkan keuntungan materiil.
dominan adalah keinginan untuk selalu
menyesuaikan secara membabi buta dalam Hal kedua yang perlu mendapat
hal pembentukan peraturan perundang – perhatian adalah mengenai penerapan
undangan dengan ketentuan TRIPs prinsip full compliance, dimana standar
Agreement, sedangkan aspek kepentingan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual
nasional meskipun dimasukan dalam yang sama bagi semua negara anggota
setiap konsideran justru tidak menjadi jiwa tanpa memperhatikan kepentingan
dari undang – undang tersebut. Hal yang nasional masing – masing negara. Hal
sangat penting bagi kepentingan Hak tersebut semakin meneguhkan pentingnya
Kekayaan Intelektual nasional tidak diatur suatu politik hukum Hak Kekayaan
secara lengkap dan tegas, seperti benefit Intelektual agar peraturan perundang –
sharing, sumber daya genetik, pengetahuan undangan yang dibuat dalam
tradisional dan hasil kebudayaan rakyat. mengakomodasikan nilai – nilai filosofis,
yuridis dan sosiologis bangsa Indonesia,
Politik hukum yang berkembang sehingga kepentingan nasional terlindungi
dalam hukum Hak Kekayaan Intelektual dengan baik. Politik hukum Hak Kekayaan
berupa tarik menarik antara kepentingan Intelektual yang ingin dibangun adalah
nasional dan kepentingan asing (negara – hukum harus berpijak pada prinsip
negara maju). Pembangunan hukum di mengabdi pada kepentingan bangsa, demi
bidang Hak Kekayaan Intelektual menjadi kemajuan negara dan kesejahteraan rakyat.
sia – sia jika kepentingan asing yang
dikedepankan. Pembentukan Hak Indonesia harus lebih serius
Kekayaan Intelektual seharusnya membangun Hak Kekayaan Intelektual
diupayakan agar tetap memiliki orientasi dan mengharmonisasikan berbagai aturan
pada kepentingan Hak Kekayaan hukum nasional sesuai dengan konvensi –
Intelektual Nasional yang dapat memicu konvensi internasional yang berkaitan
pembangunan Indonesia, bukan hanya dengan Hak Kekayaan Intelektual dengan
tetap menjadikan kepentingan nasional
70Agus Sardjono, Hak Kekayaan Intelektual dan
sebagai pertimbangan utama. Oleh karena
Pengetahuan Tradisional Indonesia, PT. Alumni,
itu, harus diperhatikan keserasian nilai –
Bandung,Loc.Cit. nilai filosofis, nilai – nilai yuridis, nilai –
nilai sosiologis dan kepentingan nasional
dengan nilai – nilai yang terkandung sumber daya genetik dan pengetahuan
dalam hukum asing (TRIPs Agreement) tradisional sebagai pendukung penting
melalui proses harmonisasi hukum. Biosafety , yaitu :71
Harmonisasi dimaknai sebagai upaya atau
proses untuk merealisasikan keselarasan 1. Biosafety Protocol Compliant;
dan keserasian asas dan sistem hukum
2. Adequate Legal Authority
sehingga menghasilkan sistem hukum
yang harmonis, bukan secara membabi 3. Comprehensive Rules
buta mengakomodir segala bentuk
kepentingan pihak asing dengan 4. Certain But Also Flexible
mengorbankan kepentingan nasional.
5. Consistent, Equitable and Fair
Arah politik hukum hak kekayaan
intelektual Indonesia juga sangat permisif 6. Easily Understandable
pada rezim internasional yang diperparah 7. Case by Case Review
dengan rendahnya kesadaran dan
komitmen pemerintah untuk memenuhi 8. Proportionate Based on Risk
mandat konstitusi dimana peran negara
sangat sentral dalam upaya mencapai 9. Workable and Enforceable
kesejahteraan bersama. Ratifikasi –
10.Transparent and Participatory
ratifikasi terhadap berbagai konvensi
internasional serta keikutsertaan negara Peraturan perundang – undangan yang
dalam berbagai organisasi internasional dihasilkan harus mampu mengakomodir
memang suatu hal yang tak terelakkan dan nilai – nilai filosofis, yuridis dan sosiologis
diperlukan untuk ikut serta dalam bangsa Indonesia yang melindungi
pergaulan internasional, namun hal kepentingan nasional. Lawrence M.
tersebut sayangnya disertai dengan Friedman mengemukakan bahwa efektif
penyerahan sebagian kedaulatan negara dan berhasil tidaknya penegakan hukum
dan tindakan terus menerus mereduksi tergantung tiga unsur sistem hukum, yakni
peran serta tanggung jawab negara dalam struktur hukum (structure of law),
menentukan arah kebijakan baik politik, substansi hukum (substance of law) dan
ekonomi maupun sosial budaya sehingga budaya hukum (legal culture).
pada akhirnya kekuatan pasar jauh lebih Pembenahan harus diarahkan pada
dominan. kebijakan untuk memperbaiki substansi
(materi) hukum, struktur (kelembagaan)
Perbedaan prinsip – prinsip hukum,
hukum dan kultur (budaya) hukum,
pertentangan kepentingan nasional dan
melalui upaya:
budaya hukum bangsa Indonesia dengan
ketentuan TRIPs Agreementharus 1. Langkah awal adalah dengan
dicarikan jalan keluar agar Indonesia tidak menetapkan politik hukum Hak
dianggap melanggar ketentuan TRIPs Kekayaan Intelektual yang
Agreement namun kepentingan Hak merepresentasikan prinsip – prinsip
Kekayaan Intelektual Indonesia tetap Pancasila dan UUD 1945 sebagai
terlindungi dengan baik. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah melalui
71
harmonisasi hukum Hak Kekayaan Gregory Jaffee,“Emerging International and
Intelektual yang mengacu pada grand NationalLegal Issues Surrounding Genetically
Modified Product”, Biotechnology Project Centre
design pembangunan hukum nasional.
For Science in The Public Interest (PBS) USA,
Terdapat beberapa karakteristik rezim disampaikan pada Kuliah Umum Biotechnologyand
Biosafety di Universitas Padjadjaran Bandung, 26
pengaturan hukum mengenai perlindungan September 2016.
landasan dalam membangun hukum hukum di negara lain serta perkembangan
Hak Kekayaan Intelektual. hukum internasional.
2. Menata kembali substansi hukum Meskipun perkembangan hukum
melalui peninjauan dan penataan internasional tidak mungkin dibendung
kembali peraturan perundang – dan mempengaruhi hukum nasional,
undangan untuk mewujudkan tertib namun demikian prinsip hukum yang
perundang – undangan dengan terkait dengan kedaulatan, imunitas
memperhatikan asas umum dan hirarki negara,kewajiban negara untuk melindungi
perundang – undangan, dan warga negara, dan menjaga keutuhan
menghormati serta memperkuat wilayah, dan seluruh infrastruktur
kearifan lokal dan hukum adat untuk negaranya adalah prinsip yang selalu harus
memperkaya sistem hukum dan selalu dipegang teguh dalam proses
peraturan melalui pemberdayaan pembangunan hukum nasional, sehingga
yurisprudensi sebagai bagian dari upaya hukum hak kekayaan intelektual yang
pembaruan materi hukum nasional. dibangun akan menjadi instrumen yang
bermanfaat dan maslahat sesuai pilar
3. Melakukan pembenahan struktur utama yaitu hukum yang mengabdi pada
hukum melalui penguatan kelembagaan kepentingan bangsa dan negara secara
dengan meningkatkan profesionalisme utuh. Artinya dalam merespon TRIPs
hakim dan staf peradilan serta kualitas Agreement dan konvensi Hak Kekayaan
sistem peradilan, meningkatkan Intelektual lainnya Indonesia harus
transparansi agar peradilan dapat meletakan kepentingan nasional diatas
diakses oleh masyarakat dan kepentingan apapun dan berani
memastikan bahwa hukum diterapkan menghadapi tekanan –tekanan asing yang
dengan adil dan memihak pada dapat merugikan kepentingan bangsa dan
kebenaran; memperkuat kearifan lokal negara.
dan hukum adat untuk memperkaya
sistem hukum dan peraturan melalui Keseluruhan prinsip hukum Hak
pemberdayaan yurisprudensi sebagai Kekayaan Intelektual Indonesia hendaknya
bagian dari upaya pembaruan materi bersumber dari Pancasila, Undang –
hukum nasional. Undang Dasar 1945 dan realitas sosial
bangsa Indonesia, terdiri dari:72
4. Meningkatkan budaya hukum antara
lain melalui pendidikan dan sosialisasi 1. Prinsip Keseimbangan Hak Individu
berbagai peraturan perundang – dan Hak Masyarakat (Kepentingan
undangan serta perilaku keteladanan Umum)
dari kepala negara dan jajarannya
dalam mematuhi dan menaati hukum Hak individu tetap diakui dan
serta penegakan supremasi hukum. dilindungi hukum, namun dalam tata
kehidupan bermasyarakat hak individu
Politik hukum Hak Kekayaan Intelektual tidak berlaku mutlak, tetapi dibatasi
yang ingin dibangun tentu saja tidak oleh kepentingan masyarakat.
terlepas dari realitas sosial di Indonesia Lahirnya Hak Kekayaan Intelektual
dan politik hukum internasional. Oleh
karena itu dalam merumuskan suatu politik 72Candra Irawan, Politik Hukum Hak Kekayaan
hukum nasional tidak semata – mata Intelektual Indonesia, Kritik Terhadap WTO /
ditentukan oleh apa yang dicita – citakan TRIPs Agreement dan Upaya Membangun Hukum
atau tergantung pada kehendak pembentuk Hak Kekayaan Intelektual Demi Kepentingan
hukum, praktisi atau para teorisi belaka Nasional”,CV Mandar Maju, Bandung, 2011, Hlm
tetapi ikut ditentukan oleh perkembangan 267-272
bersumber dari kreativitas intelektual Setiap invensi / ciptaan yang
individu yang menghasilkan invensi dihasilkan harus memberi kebaikan
atau ciptaan tertentu, sehingga sangat dan kemanfaatan bagi manusia.
beralasan apabila negara memberikan Pengaturan Hak Kekayaan Intelektual
hak eksklusif kepada inventor atau harus memperhatikan kepentingan
penciptanya. Maka pengaturan Hak masyarakat luas, tidak terlalu
Kekayaan Intelektual di Indonesia berorientasi pada perlindungan
harus dapat memberikan kepentingan individu (pemilik Hak
keseimbangan antara hak individu Kekayaan Intelektual) semata. Tidak
dengan hak masyarakat. boleh lagi terjadi kematian di Afrika
Selatan karena mahalnya obat HIV /
2. Prinsip Keadilan AIDS sehingga tidak mampu dibeli
oleh masyarakat yang membutuhkan,
Prinsip ini tidak menghalangi
makin banyaknya jatuh korban akibat
pemilik Hak Kekayaan Intelektual
wabah flu burung karena mahalnya
memperoleh manfaat ekonomi,
vaksin karena dikuasai oleh negara –
sepanjang hal tersebut dilakukan
negara kaya, tidak boleh lagi negara –
dengan tidak menimbulkan kerugian
negara pemilik Hak Kekayaan
terhadap kepentingan masyarakat luas.
Intelektual mengintimidasi negara
Prinsip hukum Hak Kekayaan
berkembang dan negara tertinggal
Intelektual Indonesia tidak
karena ingin menjarah kekayaan alam
mengizinkan pelaksanaan Hak
berupa sumber daya genetik dan
Kekayaan Intelektual yang
memanfaatkan pengetahuan
eksploitatif, menindas dan
tradisional. Prinsip ini berkaitan
penghisapan terhadap masyarakat.
dengan ketentuan undang – undang
Prinsip keadilan juga terkait tentang kewajiban pemilik Hak
dengan pemanfaatan pengetahuan Kekayaan Intelektual menyediakan
tradisional, ekspresi budaya, dan produk Hak Kekayaan Intelektual
sumber kekayaan hayati yang sering secara luas, mudah diakses oleh
dijadikan sumber awal lahirnya masyarakat dan dengan harga yang
invensi atau ciptaan yang oleh wajar, lisensi wajib dan kewenangan
inventor/ pencipta baik yang berasal pemerintah melaksanakan Hak
dari dalam negeri maupun dari luar Kekayaan Intelektual yang dimiliki
negeri yang bernilai ekonomis. pemilik Hak Kekayaan Intelektual
Inventor / pencipta harus demi alasan kemanusiaan dan
menyebutkan dalam aplikasi kepentingan umum (misalnya produk
pendaftaran perlindungan Hak obat – obatan untuk mengatasi wabah
Kekayaan Intelektual mengenai penyakit, produk pangan untuk
darimana sumber awalnya dan mengatasi kelaparan).
membagi manfaat (benefit sharing)
4. Prinsip kewenangan negara
kepada pemilik aslinya, berupa
melaksanakan HKI demi kepentingan
pembagian keuntungan, pelatihan –
nasional
pelatihan tertentu untuk
memberdayakan masyarakat, Prinsip ini bersumber dari sila
pelestarian dan alih teknologi. ketiga Pancasila yang melahirkan
prinsip nasionalisme dan tujuan
3. Prinsip Hak Kekayaan Intelektual
negara Republik Indonesia pada alinea
Untuk Kesejahteraan Manusia
keempat pembukaan UUD 1945.
(Humanisme)
Prinsip ini lahir karena adanya
kewajiban pemerintah yang
diamanatkan oleh konstitusi agar itu diharapkan dapat memberi
memajukan ilmu pengetahuan dan motivasi kepada pihak – pihak lain
teknologi untuk kemajuan peradaban untuk menghasilkan invensi / ciptaan
dan kesejahteraan rakyat (Pasal 31 lain.
ayat (5) UUD 1945. Atas nama
kepentingan rakyat atau kepentingan 8. Prinsip Kemanfaatan Hak Kekayaan
negara, pemerintah Indonesia Intelektual
berwenang melaksanakan Hak
Prinsip ini bermakna bahwa
Kekayaan Intelektual yang dilindungi
invensi / ciptaan dalam penerapannya
oleh peraturan perundang – undangan
membantu manusia untuk hidup lebih
mengenai Hak Kekayaan Intelektual,
baik dan mempertinggi harkat dan
dengan tetap memperhatikan
martabat manusia. Invensi/ ciptaan
kepentingan pemilik Hak Kekayaan
yang tidak fungsional, atau jika
Intelektual.
menimbulkan kerusakan,
5. Prinsip Perlindungan Hak Kekayaan merendahkan harkat dan martabat
Intelektual berdimensi Moralitas, manusia tidak layak diberikan
Kesusilaan dan Agama perlindungan hukum.

Suatu invensi / ciptaan tidak 9. Prinsip Hak Ekonomi Hak Kekayaan


boleh bertentangan dengan moralitas, Intelektual
kesusilaan dan agama.
Hak Kekayaan Intelektual
6. Prinsip Kebebasan Berkarya merupakan hak yang bersumber dari
hasil kreativitas intelektual manusia,
Setiap orang bebas berkarya dan maka hukum wajib memberikan
menghasilkan Hak Kekayaan perlindungan kepada orang – orang
Intelektual sesuai dengan bidang tersebut agar pengorbanan yang telah
keahliannya masing – masing dikeluarkan dapat dikembalikan dan
sepanjang sesuai dengan aturan memperoleh manfaat secara ekonomi.
perundang – undangan yang berlaku. Hak Kekayaan Intelektual merupakan
Kebebasan tersebut dilindungi oleh salah satu kekayaan immaterial bagi
Pasal 28 UUD 1945. pemiliknya.
7. Prinsip Perlindungan Hukum 10. Prinsip Perlindungan Kebudayaan
Terhadap Hak Kekayaan Intelektual Nasional
Karya intelektual tidak mudah Perlindungan Hak Kekayaan
untuk dihasilkan. Tidak semua orang Intelektual di Indonesia tidak semata –
memiliki kemampuan, keahlian, mata berorientasi pada aspek ekonomi
waktu, fasilitas (peralatan, (komersial) tetapi juga berkaitan
laboratorium, sarana LITBANG) dan dengan pelestarian budaya bangsa,
biaya yang cukup untuk dapat baik berupa pengetahuan tradisional
menghasilkan suatu invensi / ciptaan. (obat – obatan, kearifan lokal) maupun
Oleh sebab itu, maka hukum memberi ekspresi budaya bangsa lainnya
perlindungan terhadap inventor / (kesusastraan kuno, musik, lagu,
pencipta dan invensi / ciptaannya tarian, cerita, hikayat, batik, wayang,
tersebut agar kepentingannya tenunan dan sebagainya). Tidak semua
terlindungi (hak ekonomi dan hak hak tersebut dapat diperhitungkan
moral). Perlindungan hukum juga secara ekonomi. Rezim Hak Kekayaan
bertujuan agar inventor / pencipta Intelektual khususnya TRIPs
merasa dihargai jerih payahnya, selain Agreement tidak mampu melindungi
asset budaya bangsa Indonesia keseimbangan, kemajuan dan kesatuan
tersebut, karena TRIPs bersifat ekonomi nasional
individual, mengutamakan kebaruan
(novelty) dan berdasarkan pendaftaran, B. Skema Perlindungan Hak Kekayaan
sedangkan asset budaya tersebut Intelektual atas Pengetahuan
bersifat komunalistik, sudah ada sejak Tradisional terkait Sumber Daya
dahulu kala dan sulit memenuhi Genetik Serta Beberapa Alternatif
persyaratan – persyaratan dari rezim Perlindungan Terhadap Sumber
Hak Kekayaan Intelektual. Kelemahan Daya Genetik Dan Pengetahuan
inilah yang seringkali dimanfaatkan Tradisional Indonesia
oleh negara – negara maju untuk
Kedaulatan negara bersumber dari
mengklaim suatu paten yang sumber
kedaulatan rakyat atas segalasumber
asalnya dari kekayaan budaya bangsa.
kekayaan “bumi, air dan kekayaan
11. Prinsip Hak Ekslusif Terbatas alam yang terkandung di dalamnya”,
termasuk pula didalamnya pengertian
Hak Kekayaan Intelektual sebagai kepemilikan publik oleh kolektivitas
hak eksklusif tidak berlaku mutlak. rakyat atas sumber – sumber kekayaan
Pemilik Hak Kekayaan Intelektual dimaksud. Rakyat secara kolektif itu
dibatasi oleh kewajiban menghormati dikonstruksikan oleh UUD 1945
hak asasi manusia orang lain dan memberikan mandat kepada negara
pembatasan yang ditetapkan oleh untuk menjalankan fungsi – fungsi
undang – undang untuk menjamin sebagai berikut: 73
terciptanya keadilan sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai – nilai 1. Fungsi Kebijakan (beleid)
agama, keamanan, dan kepentingan
2. Fungsi pengurusan (bestuursdaad)
negara.
3. Fungsi pengaturan (regelendaad),
12. Prinsip Hak Kekayaan Intelektual
berfungsi sosial 4. Fungsi pengelolaan (beheersdaad)
Konsekuensi dari masyarakat 5. Fungsi pengawasan
Indonesia yang bersifat komunalistik, (toezichthoudensdaad)
konsep hak milik pun bercirikan hak
milik yang mengabdi pada Dalam rencana pengembangan skema
kepentingan masyarakat. perlindungan terhadap pengetahuan
tradisional terkait sumber daya genetik
13. Prinsip Kolektivisme terdapat beberapa tahapan yang harus
dilakukan:
Perlindungan hukum Hak
Kekayaan Intelektual terkait dengan 1. Tahap Awal / Identifikasi, mencakup
pembangunan ekonomi Indonesia, kegiatan identifikasi, inventarisasi,
terutama menyangkut kebutuhan akan dokumentasi dan registrasi sumber daya
teknologi tinggi untuk mendukung genetik dan pengetahuan tradisional
pembangunan nasional. Maka
pengaturan Hak Kekayaan Intelektual
73Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sistem
perlu diletakkan dalam konteks
Hukum Nasional Badan Pembinaan Hukum
pembangunan ekonomi, sehingga
Nasional Kementerian Hukum Dan Hak Asasi
tidak bisa dilepaskan dari prinsip
Manusia Republik Indonesia, “Analisis Dan
kebersamaan, efisiensi, keadilan,
Evaluasi Hukum Tentang Pemanfaatan Sumber
keberlanjutan, berwawasan Daya Genetik”, Jakarta, 2015, Hlm.35-36
lingkungan serta menjaga
serta siapa saja pengemban haknya Pendokumentasian sumber daya genetik
(custodian) dan pihak mana saja yang dan pengetahuan tradisional sangat penting
berhak memperoleh manfaat dari hak dalam upaya pelestarian dan perlindungan
tersebut (beneficiaries). pengetahuan tradisional terkait sumber
daya genetik tersebut sebagai kekayaan
2. Tahap Perlindungan, mencakup intelektual karena dapat memberikan dua
ragam bentuk perlindungan hukum jenis perlindungan yaitu perlindungan
dalam hal terjadi pemanfaatan sumber preventif dan perlindungan defensif.
daya genetik dan pengetahuan Perlindungan preventif berkaitan dengan
tradisional oleh pihak diluar pemegang penggunaan informasi tentang
hak, baik secara komersial maupun non pengetahuan tradisional yang telah
komersial tersimpan dalam sistem data sebagai
sumber penemuan sebelumnya dalam
3. Tahap Pembagian Manfaat (Benefit
prosedur pemeriksaan paten.
Sharing), mencakup mekanisme
Konsekuensinya, informasi tersebut harus
pemberian kompensasi atau pembagian
dapat diakses secara bebas oleh publik,
keuntungan antara pihak pemegang hak
sebelum permohonan paten diajukan ke
dengan pihak pengguna (holder dengan
kantor paten. Sebaliknya, perlindungan
user) berdasarkan benefit sharing
defensif berarti bahwa informasi yang
agreement. Kompensasi ini dapat
terdapat dalam sistem data pengetahuan
bersifat ekonomis, seperti pembayaran
tradisional dijadikan dasar untuk
royalti maupun non – ekonomis, seperti
memberikan hak kepada komunitas lokal
program pemberdayaan masyarakat
yang telah mengembangkan Pengetahuan
lokal di negara sumber / provider.
Tradisional tersebut apabila dikemudian
4. Tahap Pengawasan, mencakup hari terjadimisapropiasi.74
tindakan – tindakan pengawasan
Sebenarnya saat ini telah terdapat beberapa
terhadap pelaksanaan perlindungan
basis data, namun belum terintegrasi
hukum terhadap sumber daya genetik
secara menyeluruh dalam lingkup nasional
dan pengetahuan tradisional serta
dan internasional seperti halnya
pengawasan mengenai pemenuhan hak
Traditional Knowledge Digital Library
dan kewajiban dari para pihak dalam
(TKDL) yang dimiliki India. Saat ini
hal dibuat benefit sharing agreement.
banyak lembaga yang sudah menginisiasi
5. Tahap Penegakan Hukum, mencakup perkembangan sumber daya genetik,
tindakan represif berupa pengenaan pengetahuan tradisional dan foklore,
sanksi administratif, denda maupun seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan
pidana dalam hal terjadi penggunaan Indonesia (LIPI) dengan penelitiannya
sumber daya genetik dan pengetahuan terkait dengan sumber daya genetik telah
tradisional secara melawan hukum. memiliki: 75

Dalam upaya menjalankan tahap – 1. Database Plant Resources of South


tahap perlindungan terhadap sumber daya East Asia
genetik dan pengetahuan tradisional
2. Database Coral (Oseanografi)
tersebut diatas, terdapat beberapa alternatif
perlindungan yang dapat diterapkan, yaitu
74Miranda Risang Ayu,et al,Op. Cit, hlm. 129.
:
75Rancangan Teknis Sistem Informasi Sumber
1. Perlindungan Defensif
Daya Genetik Dan Pengetahuan Tradisional, Pusat
Perlindungan defensif dilakukan dengan Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu
memanfaatkan sistem registrasi. Pengetahuan Indonesia.
3. Database Biakan mikroba perlindungan defensifnya belum
(Bioteknologi) maksimal, oleh karena itu perlu
dikembangkan portal nasional sumber
4. Database Kultur Jaringan Invitro daya genetik, pengetahuan tradisional dan
(Bioteknologi) ekspresi budaya tradisional yang
menampung, mengolah, menyajikan dan
5. Database Kebun Plasma Nutfah
mengintegrasikan data dan informasi
(Bioteknologi)
sumber daya genetik, pengetahuan
6. Database gen dan mutasi gen bibit tradisional dan ekspresi budaya tradisional
unggul untuk pangan (Bioteknologi) yang ada di Indonesia, sebuah sistem
registrasi yang dapat memetakan kekayaan
7. Database informasi penyakit – intelektual tersebut.
penyakit infeksi di Indonesia
(Bioeknologi) Secara teoritis terdapat dua cara
pelaksanaan registrasi pengetahuan
8. Database Koleksi Tanaman tradisional, yaitu:77
Pembibitan (Kebun Raya)
1. Sistem pencatatan lokal (locally
9. Database Koleksi Tanaman Langka registry system) secara internal di dalam
(Kebun Raya) suatu komunitas.
10. Database Koleksi Herbarium (Kebun 2. Sistem pencatatan eksternal (external
Raya) registry system) diluar komunitas yang
bersangkutan.
11. Database Koleksi Anggrek (Kebun
Raya) Dengan sistem pencatatan lokal,
komunitas tersebut bisa secara bersama –
12. Database Koleksi Biji-bijian (Kebun sama memutuskan data – data sumber
Raya) daya genetik dan pengetahuan tradisional
13. Database Tanaman Obat (Kebun apa saja yang akan dimasukan kedalam
Raya) register, sedangkan dalam pencatatan
eksternal proses registrasi dilakukan diluar
14. Database koleksi spesimen komunitas, misalnya secara kolektif dalam
tipeherbarium dan museum zoologi lingkup nasional atau internasional, dapat
(Biologi) dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga
non pemerintah, museum, perpustakaan,
15. STORMA (Stability of Rainforest instansi pendidikan maupun lembaga
Margins in Indonesia) swadaya masyarakat .
Sementara untuk pengetahuan Berdasarkan sifatnya, daftar register
tradisional dan ekspresi budaya tradisional sumber daya genetik dan pengetahuan
(folklore) Perpustakaan Nasional sudah tradisional tersebut dapat bersifat publik
memulai dengan database candi di (Public Registry) maupun register privat
Indonesia, kemudian ada LSM yang (Private Registry). Register publik
mendirikan portal budaya Indonesia. menempatkan informasi mengenai sumber
76Database tersebut banyak yang telah
dikelola bertahun – tahun, secara parsial 77Stephen A. Hansen dan Justin W. Van Fleet.
dan sektoral namun fungsi publikasi dan “Traditional Knowledge and Intellectual Property,
a Handbook on Issues and Options for Traditional
Knowledge Holders in Protecting their Intellectual
76Dapat diakses melalui http://www.budaya- Property and Maintaining Biological Diversity.
indonesia.org. AAAS. 2003, hlm.15. diakses melalui
http://www.community-wealth.org.
daya genetik dan pengetahuan tradisional pemanfaatan sumber daya genetik dan
dalam wilayah publik (public domain), pengetahuan tradisional mereka.
dalam sistem ini, registrasi mempunyai
peran sebagai prior art (dokumen 4. Dimaksudkan untuk dilindungi dengan
pembanding) atau defensive disclosure mekanisme perlindungan seperti rahasia
karena dengan dimuatnya suatu informasi dagang (trade secret)
mengenai sumber daya genetik dan
Kedua sistem registrasi tersebut
pengetahuan tradisional terkait sumber
memiliki kelebihan dan kekurangan
daya genetik tersebut dalam ranah publik
masing – masing. Keduanya dapat
dapat mencegah dilakukannya klaim paten
mencegah maupun mencabut klaim
berdasarkan informasi tersebut karena
kekayaan intelektual berupa paten yang
hilangnya unsur novelty (kebaruan) dan
diperoleh secara tidak patut (inappropriate
inventive step(penemuan) dalam
claims of intellectual property rights),
permohonan paten atas produk terkait.78
namun sistem register publik memiliki
Dalam register privat (private manfaat tambahan dalam hal mencegah
registry) dimana dokumentasi atas sumber diberikannya hak kekayaan intelektual
daya genetik dan pengetahuan tradisional berupa paten dengan dasar register publik
tersebut tidak dibuka (open access) ke tersebut sebagai prior art dan membuka
ranah publik sehingga tidak dapat akses (open access) untuk penggunaan
difungsikan sebagai prior art atau bebas namun layak (free fair use) atas
defensive disclosure dalam pemberian informasi mengenai sumber daya genetik
paten berdasarkan sistem hak kekayaan dan pengetahuan tradisional tersebut
intelektual yang secara umum berlaku, dalam ranah public domain untuk
meskipun masih mungkin dijadikan dasar kesejahteraan bersama, namun disisi lain
pencabutan paten, jika hal tersebut diatur juga dapat menjadi kelemahan dalam hal
dalam sistem perlindungan sui generis ketika menjadi milik publik secara bebas,
melalui pemeriksaan ulang dan prosedur suatu informasi menjadi kehilangan nilai
pembuktian yang cukup memakan waktu komersialnya, pilihan perlindungan bagi
dan biaya. Register privat dapat menjadi komunitas sumber menjadi lemah dan
suatu sarana yang efektif manakala:79 terbatas, tidak terjaminnya hak- hak moral
dan ekonomi masyarakat sumber dalam
1. Mekanisme perlindungan bagi hal prior informed consent (persetujuan
pengetahuan tradisional terkait sumber atas dasar informasi awal), fair and
daya genetik dalam hal suatu negara equitable benefit sharing (pembagian
menerapkan sistem perlindungan sui manfaat yang adil dan merata) serta
generis. disclosure of origin (pengungkapan asal
usul) yang pada akhirnya perlindungan hak
2. Tujuan utama yang ingin dicapai adalah kekayaan intelektual atas produk yang
melindungi budaya dan sejarah cultural. bersumber dari sumber daya genetik dan
pengetahuan tradisional tersebut akan
3. Difungsikan sebagai sarana yang
melenceng dari author (pencipta),
dijadikan dasar pembuatan perjanjian
custodian (wali amanat / pemangku
pembagian keuntungan (benefit sharing
kepentingan) / preserver (penjaga serta
agreement) dalam hal masyarakat
pemelihara) kepada pemilik modal yang
sumber memberikan izin /lisensi kepada
memiliki sarana kapital yang lebih
pihak lain untuk melakukan
memadai untuk melakukan eksploitasi
manfaat dari sumber daya genetik dan
78Ibid,hlm 16. pengetahuan tradisional tersebut dalam
79Loc.cit. bentuk produk komersial.
Pendokumentasian sumber daya genetik administrasi dan kebijakan untuk
Perlindungan defensif ini harus dilakukan melaksanakan perlindungan yang efektif
dengan tetap memperhatikan dan terhadap Sumber Daya Genetik dan
mempertimbangkan usaha dari ilmuwan, Pengetahuan Tradisional. Perlindungan
peneliti maupun perusahaan farmasi dalam posistif ini dapat dilakukan melalui
riset dan pengembangan. Untuk mencapai mekanisme pembentukan hukum dan
suatu keadilan sosial dalam hal efektifitas tindakan hukum negara dalam bentuk
perlindungan bagi masyarakat dan hukum yang mengikat, misalnya Hukum
kepastian hukum bagi inventor, harus Hak Kekayaan Intelektual yang
ditentukan dulu mengenai standar untuk dimaksudkan untuk melindungi hasil
menilai suatu “novelty” (kebaruan) dan ciptaan yang berasal dari pikiran /
“inventive step” (langkah inventif) atau kreativitas.
kebaruan dan unsur penemuan dalam suatu
invensi yang dimohonkan paten dari Perlindungan positif tercermin
material sumber daya genetik yang diolah dalam Protokol Nagoya yang merupakan
dari pemanfaatan pengetahuan tradisional salah satu Protokol dibawah Konvensi
terkait sumber daya genetik. Keanekaragaman Hayati dimana konvensi
tersebut telah diratifikasi oleh Pemerintah
Berdasarkan alasan tersebut maka perlu Indonesia melalui Undang- Undang
dikembangkan portal nasional sumber Nomor 5 Tahun 1994. Protokol Nagoya
daya genetik dan pengetahuan tradisional terdiri atas 36 (tiga puluh enam) pasal dan
(juga folklor / ekspresi budaya tradisional) 1 (satu) lampiran.Materi pokok Protokol
yang menampung, mengolah, menyajikan Nagoya mengatur antara lain:
dan mengintegrasikan data dan informasi
sumber daya genetik, pengetahuan 1. Pembagian keuntungan yang adil dan
tradisional dan ekspresi budaya tradisional, seimbang dari setiap pemanfaatan
yang ada di Indonesia. Disamping adanya sumber daya genetik dan pengetahuan
sistem yang dapat memetakan kekayaan tradisional yang diberikan berdasarkan
intelektual tersebut, sehingga dapat Kesepakatan Bersama (Mutually
diketahui kekayaan intelektual di setiap Agreed Terms/MAT). Pembagian
daerah. Hal yang terpenting yaitu dengan keuntungan dapat berupa moneter dan
adanya portal ini kekayaan Intelektual nonmoneter;
tradisional yang ada di Indonesia dapat
2. Akses terhadap sumber daya genetik
dipreservasi dan dilindungi.
dan pengetahuan tradisional yang
terkait dengan sumber daya genetik
yang dilakukan melalui persetujuan
2. Perlindungan Positif atas dasar informasi awal (Prior
Informed Consent/ PIC) yang
Perlindungan positif mengacu pada melibatkan pemilik atau penyedia
tindakan yang diambil oleh pemerintah sumberdaya genetik;
untuk secara aktif mendorong
perlindungan sumber daya genetik dan 3. Penyederhanaan langkah - langkah
pengetahuan tradisional dengan mengakui untuk akses bagi penelitian
hak – hak komunitas lokal atas sumber nonkomersial dan pertimbangan
daya genetik dan pengetahuan tradisional khusus pada situasi darurat kesehatan,
yang dimilikinya. Sebagaimana yang lingkungan, dan pangan;
diamanatkan dalam Convention on
Biological Diversity (CBD) dan Protokol 4. Mekanisme pembagian keuntungan
Nagoya, negara diwajibkan untuk multilateral (global multilateral
mengambil tindakan legislasi, regulasi, benefit sharing) untuk sumber daya
genetik dan pengetahuan tradisional yang berkompeten di tempat yang
yang bersifat lintas negara; bersangkutan (prior informed consent),
serta melengkapinya dengan kesepakatan
5. Kelembagaan diatur dengan National pembagian hasil yang sepadan (benefit
Competent Authority (NCA) sebagai sharing agreement).
institusi yang berwenang memberikan
izin akses secara tertulis. Sentra Undang – Undang Paten mencoba
Kegiatan Nasional (National Focal mengakomodir kebutuhan tersebut dengan
Point) berfungsi sebagai penghubung memuat ketentuan sebagai berikut:
dengan Sekretariat CBD yang dapat
juga berfungsi sebagai NCA; “Jika Invensi berkaitan dengan dan/atau
berasal dari sumber daya genetik dan/atau
6. Balai Kliring yang merupakan tempat pengetahuan tradisional, harus disebutkan
mekanisme pertukaran informasi dan dengan jelas dan benar asal sumber daya
basis data mengenai sumberdaya genetik dan/atau pengetahuan tradisional
genetik; tersebut dalam deskripsi.”
7. Penaatan terhadap peraturan Kegagalan memenuhi syarat tersebut
perundang-undangan nasional terkait dapat berakibat dibatalkannya paten
dengan sumber daya genetik; berdasarkan gugatan.
8. Pembentukan pos pemeriksaan 3. Pengaturan Sui Generis
(checkpoint) untuk kepentingan
pemantauan; Perlindungan hukum terhadap Sumber
Daya Genetik dan Pengetahuan
9. Penaatan dan model klausul kontrak Tradisional memunculkan interaksi
kesepakatan bersama(Mutually Agreed kompleks dalam perspektif hukum, sosial,
Term); antropologi, ekonomi dan pengetahuan
ilmiah, salah satu penyebabnya adalah
10. Kode etik, pedoman dan praktik karena keduanya memiliki nilai budaya
terbaik, dan / atau standar; dan dan ekonomi sehingga memerlukan rezim
perlindungan yang khusus. Permasalahan
11. Peningkatan kapasitas, transfer
ini perlu diatasi pada tingkat internasional,
teknologi, dan kerjasama
nasional dan sub nasional. Pendekatan
Media pendukung utama dari yang digunakan untuk menyelesaikan
Benefit Sharing adalah Disclosure permasalahan ini adalah menempatkan
Requirement dalam deskripsi pada perlindungan hukum terhadap Sumber
Permohonan Paten yang berkaitan dengan Daya Genetik dan Pengetahuan
dan/atau berasal dari sumber daya genetik Tradisional tersebut dalam sistem
dan/atau pengetahuan tradisional. pengaturan sui generis yang terpisah dari
Ketentuan mengenai Disclosure pengaturan komponen lainnya, baik secara
Requirements misalnya dapat dirumuskan nasional, maupun internasional. 80
dalam undang – undang paten sehubungan
Sui Generis berasal dari ungkapan
dengan akses terhadap sumber daya
Latin, yang secara harfiah diartikan dari
genetik (acces to genetic resources) dalam
jenisnya atau genusnya sendiri. Di bidang
ketentuan pemberian paten misalnya
hukum istilah sui generis digunakan untuk
diharuskan menyebutkan asal-usul
menyebut jenis – jenis aturan hukum
bahan/materi yang digunakan (disclosure
secara khusus untuk mengatur suatu hal
of origin), melampirkan bukti bahwa para
peneliti sebelumnya telah memberitahukan
secara memadai kepada pihak/otoritas 80Miranda Risang Ayu, Op.Cit, Hlm 116.
yang bersifat spesifik atau unik atau untuk Terdapat 4 (empat) kategori
mengidentifikasi klasifikasi hukum yang permasalahan yang diidentifikasi dalam
ada yang terlepas dari kategorisasi lain pemberian perlindungan Pengetahuan
karena singularitas atau karena penciptaan Tradisional terkait Sumber Daya Genetik,
spesifik dari suatu hak dan kewajiban. yaitu:81
Pada prinsipnya, perlindungan 1. Terminological and conceptual issues
Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan
Tradisional perlu dilakukan dengan kasus 2. Standard concerning the availability,
per kasus (case by case basis), mengingat scope, and use of intellectual property
masalah Sumber Daya Genetik dan rights in traditional knowledge.
Pengetahuan Tradisional bukan hanya
3. Certain criteria for the application of
mengenai perlindungan hak atas kekayaan
technical elements standards, including
intelektual, tetapi juga mencakup
legal criteria for the definition of prior
perlindungan budaya, perlindungan
art and administrative and procedural
lingkungan dan perlindungan HAM. Oleh
issues.
karena itu dalam menentukan apakah
perlindungan hukum itu perlu dan 4. Enforcement of rights in traditional
perlindungan seperti apa yang paling tepat knowledge.
diterapkan untuk Sumber Daya Genetik
dan Pengetahuan Tradisional perlu terlebih Dalam pembentukan pengaturan sui
dahulu ditentukan apa yang menjadi pokok generis terhadap perlindungan Sumber
permasalahannya, apabila menyangkut Daya Genetik dan Perlindungan
Hak Kekayaan Intelektual, hukum dapat Tradisional, harus diperhatikan hal – hal
berperan sebagai sarana untuk mencegah sebagai berikut: 82
penyalahgunaan (misapropriasi) dan untuk
mengajukan pembatalan atas pemberian 1. Dalam pengaturan sui generis tersebut,
Hak Kekayaan Intelektual (misalnya ditentukan mengenai bentuk
berupa paten) untuk produk yang diperoleh perlindungan hukumnya serta
dari pembajakan hayati (biopiracy). mekanisme untuk mengaktualisasikan
Apabila masalahnya adalah perlindungan perlindungan tersebut.
budaya, hukum dapat dalam mencegah 2. Adanya kerangka prosedural dalam
dampak negatif dari kegiatan bioprospeksi perlindungan Pengetahuan Tradisional
Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan secara administratif
Tradisional terhadap budaya masyarakat
yang bersangkutan. Apabila masalahnya 3. Berdasarkan pengaturan sui generis
adalah lingkungan hukum dapat berperan tersebut, ditetapkan kewenangan
sebagai sarana untuk mengatur izin akses kelembagaan yang bertanggung jawab
dan pemanfaatan atas Sumber Daya sebagai otoritas nasional yang
Genetik dan Pengetahuan Tradisional agar berwenang atau sebagai national focal
dapat mencegah terjadinya kerusakan
lingkungan. Apabila masalahnya tentang
HAM, hukum dapat berperan dalam
melindungi hak – hak masyarakat lokal 81Arimbi Heoepoetri, “Aspek Hukum Hak
Kekayaan Intelektual dan Masyarakat Adat :
misalnya sebagai panduan dalam
Prospek, Peluang dan Tantangan,
mekanisme akses dan pembagian
http://www.pacific.net.id.
keuntungan dari pemanfaatan Sumber
Daya Genetik dan Pengetahuan 82Miranda Risang Ayu, Op.Cit, Hlm 117.
Tradisional.
point dalam perlindungan Pengetahuan pengetahuan tradisional yang
Tradisional dilindungi
4. Pola hubungan dan kerja sama antara 3. Apa tujuan yang ingin dicapai dari
lembaga yang terkait,baik secara perlindungan tersebut, baik secara
vertikal maupun horisontal; ekonomis maupun dalam lingkup hak
moral;
5. Hubungan antara peraturan sui generis
tersebut dengan bidang hukum lainnya 4. Kualifikasi tindakan apa saja yang
yang bersinggungan, seperti peraturan harus dikategorikan sebagai
dalam bidang hak kekayaan intelektual pelanggaran terhadap perlindungan
dan perlindungan sumber daya alam terhadap pengetahuan tradisional;
dan lingkungan hidup.
5. Apakah harus ada pengecualian atau
6. Dalam peraturan sui generis tersebut, pembatasan terhadap hak atas
diakomodasi peran komunitas lokal pengetahuan tradisional yang
sebagai pemangku kepentingan dalam dilindungi
prosedur akses dan pemanfaatan
Pengetahuan Tradisional. 6. Berapa lama jangka waktu
perlindungan tersebut diberikan
7. Adanya mekanisme penyelesaian
sengketa dalam pemenuhan hak 7. Pada tingkatan apa dapat diberikan
masing – masing pihak yang perlindungan hak kekayaan intelektual
berkepentingan;
8. Sanksi atau hukuman yang harus
Peraturan sui generis tersebut juga diterapkan dalam hal terjadi
hendaknya dapat menjawab permasalahan pelanggaran.
– permasalahan yang menjadi List of
9. Ketentuan mana saja yang berlaku
Issues dalam Sidang Intergovernmental
secara nasional dan mana yang
Committe Genetic Resources, Traditional
berlaku secara internasional atau
Knowledge and Folklore (IGC-GRTKF)
kelembagaan apa yang harus dibentuk
WIPO. List of Issues merujuk pada 10
untuk menjembatani antara legislasi
(sepuluh) buah pertanyaan inti yang harus
nasional dengan ketentuan
dapat dijawab sebagai justifikasi
internasional
perlindungan hak kekayaan intelektual atas
pengetahuan tradisional terkait sumber 10. Bagaimana ketentuan bagi pemegang
daya genetik, yaitu:83 hak atau penerima manfaat dari pihak
asing
1. Definisi dan ruang lingkup
pengetahuan tradisional yang Dalam perlindungan Sumber Daya
diberikan perlindungan. Genetik dan Pengetahuan Tradisional,
pemerintah tengah menyiapkan peraturan
2. Pihak mana yang mendapatkan
sui generis yang terbagi dalam tiga
keuntungan dari perlindungan tersebut
Rancangan Undang – Undang (RUU) yaitu
atau siapa yang memegang hak atas
RUU tentang Pengetahuan Tradisional dan
Ekspresi Budaya Tradisional, RUU
83Decision of the Tenth Session of the Committee,
Doc : WIPO/GRTKF/IC/DECISION: Annex I 1-2,
tentang Perlindungan dan Pengelolaan
dikutip dari “Perlindungan Kekayaan Intelektual
Sumber Daya Genetik, serta RUU tentang
Atas Pengetahuan Tradisional & Ekspresi Budaya Keanekaragaman Hayati yang ketiganya
Tradisional”, Badan Penelitian dan Pengembangan memiliki titik singgungan dalam hal objek
HAM Kementerian Hukum dan HAM RI, 2013. perlindungan berupa Pengetahuan
Tradisional yang berkaitan dengan Sumber keamanan ekosistem negara sumber /
Daya Genetik. provider.

4. Memberdayakan Hukum Kontrak Kontrak tersebut juga hendaknya


memuat jangka waktu serta status
Dewasa ini hubungan ekonomi dan kepemilikan produk yang dihasilkan,
perdagangan telah mengalami pergeseran, pembagian keuntungan, transfer teknologi,
terutama perdagangan internasional yang hak dan kewajiban para pihak serta
tidak hanya melibatkan subjek hukum ketentuan yang menegaskan bahwa
perusahaan multinasional, tetapi juga informasi mengenai pemanfaatan sumber
melibatkan pemerintah. Pelaku daya genetik dan pengetahuan tradisional
perdagangan internasional yang semula oleh pihak prospector hanya akan
didominasi Private to Private (P to P) digunakan untuk maksud dan tujuan yang
sekarang banyak melibatkan Government telah disepakati dalam kontrak.
to Private (G to P) atau bahkan
Government to Government (G to G), 5. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
negara yang biasanya hanya menjalankan
fungsi sebagai regulator juga harus Pengaturan kelembagaan meliputi
memainkan peran pentingnya ketika penguatan kapasitas, pengawasan,
dituntut menjadi penyedia (access monitoring dan evaluasi serta regulasi dan
provider / rights holder) atau bahkan penataan atas implementasi perlindungan
ketika berposisi sebagai pengguna / dan pemanfaatan pengetahuan tradisional
pemohon akses terhadap sumber daya terkait sumber daya genetik sesuai dengan
genetik dan pengetahuan tradisional milik Protokol Nagoya. Berdasarkan desain
negara lain. Negara dalam hal ini kelembagaan dalam Protokol Nagoya,
pemerintah harus menjadi penyeimbang perlindungan dan pengelolaan Sumber
(balancer) bagi kepentingan warganya. Daya Genetik dan Pengetahuan
Tradisional, antara lain:84
Peran negara juga harus didukung
kesadaran, penguatan dan pemberdayaan 1. Menunjuk suatu National Focal Point
(empowerment) posisi masyarakat lokal tentang akses dan pembagian
(interested parties atau beneficiaries) keuntungan. National Focal Point ini
dalam membela hak moral dan ekonomi bertanggung jawab atas Sumber Daya
nya dari pemanfaatan sumber daya genetik Genetik dan Pengetahuan Tradisional
dan pengetahuan tradisionalnya melalui terkait Sumber Daya Genetik (Pasal
mekanisme kontrak dengan pihak 13 ayat (1) Protokol Nagoya);
prospector. 2. Menunjuk otoritas nasional yang
Dalam kontrak tersebut perlu dimuat kompeten (Competent National
mengenai izin akses (access Authority). Otoritas nasional yang
permit)terhadap sumber daya genetik dan berkompeten ini bertanggung jawab
pengetahuan tradisional dan atas Sumber Daya Genetik dan
pemanfaatannya yang diberikan oleh Pengetahuan Tradisional terkait
access provider, metode pelaksanaan Sumber Daya Genetik (Pasal 13 ayat
bioprospeksi misalnya menyangkut tata (2) Protokol Nagoya);
cara pengambilan, pengumpulan dan
3. Membagi informasi melalui Balai
jumlah spesimen sumber daya genetik
Kliring (Clearing House) untuk
yang dibutuhkan agar supply sumber daya
melakukan pertukaran informasi
genetik yang diberikan kepada prospector
tidak melebihi kebutuhan atau sampai
dapat mengganggu keseimbangan dan 84Miranda Risang Ayu, Op. Cit, Hlm.240-241.
mengenai Pengetahuan Tradisional pengetahuan tradisional serta pelaksanaan
yang terkait dengan Sumber Daya akses dan pembagian keuntungan atas
Genetik (Pasal 14 Protokol Nagoya); pemanfaatannya, Menurut Protokol
Nagoya, kedua kewenangan tersebut dapat
4. Menunjuk atau mendirikan pusat diserahkan kepada satu lembaga yang
pendataan sumber daya genetik dan berperan sekaligus sebagai national focal
pengetahuan tradisional yang point atau otoritas nasional yang
berfungsi sebagai lembaga depositori berwenang. Di Indonesia terdapat
atau lembaga penyimpanan dalam beberapa lembaga yang terkait,
rangka upaya inventarisasi dan diantaranya Kementerian Lingkungan
perlindungan defensif; Hidup, Kementerian Luar Negeri,
Kementerian Riset dan Teknologi serta
5. Menunjuk pos pemeriksaan atas
Direktorat Jenderal Kekayaan
pemanfaatan pengetahuan tradisional
Intelektual.85
terkait sumber daya genetik (Pasal 17
ayat (1) Protokol Nagoya) Kementerian Lingkungan Hidup dapat
berperan dalam upaya penyusunan
6. Pemerintah perlu mengembangkan
kebijakan yang berkaitan dengan
kebijakan inventarisasi dan
perlindungan sumber daya genetik dan
meningkatkan kapasitas kelembagaan
pengetahuan tradisional yang terkait
Masyarakat Hukum Adat
dengan sumber daya genetik dalam rangka
Dalam model hukum India dibentuk konservasi lingkungan hidup dan
Biodiversity Management Commitee pemanfaatan yang berkelanjutan atas
(BMC) dan National Biodiversity komponen – komponennya. Dalam
Authority (NBA) berdasarkan Indian hubungan Indonesia dengan dunia
Biological Diversity Act (2002). BMC internasional, Kementerian Luar Negeri
berwenang untuk mendokumentasikan berperan untuk menentukan langkah
pengetahuan yang berkaitan dengan kebijakan dalam negosisi internasional
keanekaragaman hayati, sedangkan NBA yang berhubungan dengan hak – hak
berwenang untuk memberikan atau masyarakat lokal dan perlindungan
menolak izin terhadap orang asing dan pengetahuan tradisional. Sementara itu,
perusahaan asing (termasuk perusahaan Kementerian Riset dan Teknologi berperan
berbasis di India yang tidak sepenuhnya strategis dalam upaya inventarisasi dan
dimiliki dan dikelola oleh orang India) dokumentasi sumber daya genetik dan
untuk mengakses sumber daya genetik pengetahuan tradisional dalam ranah riset
atau pengetahuan tradisional untuk tujuan dan teknologi. Sebagai penghubung antara
penelitian ataupenggunaan komersial. rezim sui generis dengan resim hak
Sementara itu INDECOPI (National kekayaan intelektual, Direktorat Jenderal
Institute for the Defence of Competition Kekayaan Intelektual berperan untuk
and Intellectual Property) dibentuk oleh menyusun kebijakan pengaturan tentang
Pemerintah Peru untuk melindungi perlindungan pengetahuan tradisional
pengetahuan kolektif masyarakat adat di dengan sistem hak kekayaan intelektual
negara tersebut. yang sudah ada namun disisi lain
dihadapkan pada keharusan untuk
Dengan melihat model kelembagaan menyesuaikan sistem hak kekayaan
yang diadopsi di India dan Peru tersebut, intelektual yang ada agar adaptif terhadap
pemerintah Indonesia dapat perlindungan sumber daya genetik dan
mengembangkan kebijakan kelembagaan pengetahuan tradisional.
untuk memenuhi prioritas inventarisasi
dan dokumentasi sumber daya genetik dan 85Miranda Risang Ayu, Op.Cit. Hlm. 243.
Untuk menentukan kelembagaan 2. Kewenangan lembaga yang
dalam perlindungan sumber daya genetik bertanggung jawab dalam mekanisme
dan pengetahuan tradisional diperlukan akses dan inventarisasi terhadap
pertimbangan yang berkaitan dengan hal – sumber daya genetik dan pengetahuan
hal sebagai berikut:86 tradisional dierahkan kepada lembaga
yang sudah ada, pemerintah dapat
1. Pemberdayaan lembaga yang sudah membuat kerjasama lintas sektoral.
ada, baik secara fungsional, maupun Selain kerja sama lintas sektoral
struktural dengan memperhatikan antara berbagai kementerian, perlu
kebijakan strategis lembaga tersebut. dikembangkan kerja sama antara
pemerintah pusatdan pemerintah
2. Pembentukan lembaga baru sebagai
daerah dalam rangka otonomi daerah.
leading sector dalam mekanisme
Dalam pemberdayaan kelembagaan
perlindungan sumber daya genetik dan
ini, perlu dipetakan kembali
pengetahuan tradisional yang
bagaimana kewenangan masing –
berkaitan dengan sistem perizinan dan
masing lembaga tersebut dengan
inventarisasi sumber daya genetik dan
memperhatkan kapasitas kelembagaan
pengetahuan tradisional.
masing – masing agar tidak terjadi
3. Pola hubungan antara masing – tumpang tindih kewenangan.
masing lembaga dalam kerja sama
6. Pembentukan Global Bio-collecting
lintas sektoral yang melibatkan
Society sebagai Alternatif
berbagai kementerian dan pemerintah
Perlindungan Terhadap Sumber
daerah.
Daya Genetik Dan Pengetahuan
4. Potensi konflik kelembagaan antara Tradisional Berskala
lembaga – lembaga yang berkaitan Internasional88
dalam upaya perlindungan terhadap
Langkah pembentukan Global Bio-
pengetahuan tradisional.
collecting Society (GBS) merupakan
5. Efektivitas kelembagaan dalam wacana perlindungan berskala
perlindungan administratif terhadap internasional yang utamanya
pengetahuan tradisional sebagai hak dimaksudkan agar pengaturan
komunal dari komunitas lokal. mengenai akses terhadap sumber daya
genetik dan pengetahuan tradisional
Secara garis besar, pemerintah dapat terwujud dalam suatu
Indonesia dapat mengadaptasi dua keseragaman dan terhindar dari
kemungkinan pendekatan kelembagaan, hambatan berupa kesulitan
yaitu:87 harmonisasi dan sinkronisasi
peraturan nasional suatu negara
1. Pembentukan lembaga independen dengan negara lainnya dalam ranah
(state auxilary body) yang berwenang hubungan internasional.
mengkoordinasikan, mengembangkan
kebijakan terkait perlindungan sumber
daya genetik dan pengetahuan
tradisional, baik untuk kepentingan
sistem perizinan, maupun 88Disarikan dari tulisan Peter Drahos, “Indigenous
dokumentasi dan inventarisasi; Knowledge, Intellectual Property and Biopiracy :
Is a Global Bio-Collecting Society The Answer?”,
86Ibid, Hlm244. European Intellectual Property Review, 22 (6), 245
-250, Sweet & Maxwell Limited and Contributor,
87Ibid, Hlm. 245. 2005.
Pembentukan GBS telah lama suatu negara yang telah terdaftar
digadang – gadangkan oleh para aktivis sebagai anggota GBS, pihak tersebut
NGO sedunia. Pengoperasian GBS dinilai dapat mengajukan permohonan awal
lebih mudah dilaksanakan oleh berbagai melalui GBS sesuai dengan ketentuan
yang berkepentingan dibanding aturan – yang berlaku, GBS kemudian
aturan nasional yang tidak seragam satu menyampaikan kepada negara sumber
sama lain dikarenakan setidaknya dua atau interested parties dari sumber
alasan, yaitu transparansi yang lebih daya genetik dan pengetahuan
terjamin dan track record organisasi tradisional sehingga dapat
internasional yang selama ini dinilai lebih menstimulasi perlindungan lebih
mampu membela kepentingan masyarakat lanjut antara para pihak.
lokal / indigenous community
dibandingkan lembaga – lembaga negara 2. Jika dipandang perlu, GBS dapat
dalam skala lokal. menyediakan bantuan dan panduan
dalam negosiasi kontrak antara negara
GBS sebaiknya dibentuk sebagai sumber / penyedia akses (access
suatu private organization yang provider) dengan pihak pemohon
konteksnya berada diluar perundingan dan akses / calon pengguna dari sumber
perjanjian internasional.Dana untuk daya genetik dan pengetahuan
operasional GBS dapat diperoleh dari tradisional, misalnya dengan
Bank Dunia yang pada kurun waktu ini menyediakan negosiator dan tenaga
menaruh perhatian yang cukup besar ahli dalam bidang hukum kontrak
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan internasional yang independen untuk
dan teknologi serta pemerataan membantu proses negosiasi kontrak.
pembangunan ekonomi.
3. GBS dapat menyediakan layanan
Keanggotaan GBS bersifat terbuka, pengawasan pemanfaatan sumber
dapat terdiri dari negara, perusahaan, daya genetik dan pengetahuan
perwakilan masyarakat adat dan pihak – tradisional, hal ini diperlukan
pihak terkait lain (interest parties). GBS mengingat biasanya perjanjian lisensi
dapat menjalankan fungsi – fungsi sebagai memiliki jangka waktu yang cukup
berikut: panjang sehingga fungsi monitoring
menjadi sangat penting. Monitoring
1. Sebagai lembaga penyimpanan dapat berupa pemeriksaan berkala
(repository) atau lembaga registrasi terhadap permohonan paten yang
untuk menginventarisir sumber daya bersumber dari sumber daya genetik
genetik dan pengetahuan tradisional. dan pengetahuan tradisional dan
GBS dalam hal ini diasumsikan mengawasi pelaksanaan ketentuan –
sebagai lembaga kustodian berskala ketentuan dalam perjanjian lisensi
internasional yang melaksanakan yang oleh para pihak, misalnya
tugasnya dengan menjunjung tinggi dengan memastikan diterimanya
asas kerahasiaan (confidetiality). GBS laporan penggunaan sumber daya
mempublikasikan suatu daftar genetik dan pengetahuan tradisional
registrasi mengenai sumber daya oleh pihak penerima lisensi.
genetik dan pengetahuan tradisional
dengan tetap merahasiakan detailnya. 4. GBS dapat berfungsi sebagai lembaga
Dalam praktek, misalnya terdapat penyelesaian sengketa. Sebagai bagian
suatu pihak yang ingin mengetahui dari strukturnya, GBS dapat
informasi lebih detail mengenai membentuk suatu komite yang
sumber daya genetik dan pengetahuan anggotanya terdiri dari unsur – unsur
tradisional milik masyarakat adat independen. Komite ini dapat
melakukan pemeriksaan terhadap para Bagi masyarakat custodian sumber
pihak yang bersengketa kemudian daya genetik dan pengetahuan tradisional,
membuat suatu rekomendasi tentang keberadaan GBS ini menguntungkan dari
penyelesaian sengketa. Penolakan segi pemberian prospek bahwa masyarakat
untuk mengikuti rekomendasi ini akan sebagai pihak custodian / pemilik sumber
menghasilkan cap negatif dari publik daya genetik dan pengetahuan tradisional
internasional yang akan menjadi suatu akan memperoleh pengakuan dan
“global shaming” seperti halnya duta penghormatan mengenai hak- haknya dari
besar yang di persona – non grata. setiap perusahaan atau industri tanpa
dibatasi oleh suatu teritorial. GBS juga
5. GBS dapat menetapkan suatu standar menyediakan suatu mekanisme untuk
pedoman, misalnya pedoman dalam mempertahankan haknya dalam lingkup
membuat suatu kontrak bioprospeksi. internasional, juga dapat membantu
Untuk tujuan penetapan standar menghemat biaya pengawasan
pedoman sangat penting untuk (monitoring cost) terhadap pemanfaatan
dilakukan penyusunan yang sumber daya genetik dan pengetahuan
melibatkan pihak – pihak terkait tradisional milik mereka yang menjadi
seperti negara, masyarakat lokal, objek perjanjian dengan pihak perusahaan.
akademisi, peneliti dan perusahaan.
Selain itu, GBS dapat memberikan
Keuntungan dari keberadaan GBS bantuan dan panduan dalam proses
bagi pihak industri adalah lebih negosiasi, proses pengumpulan sampel dan
memungkinkannya untuk melaksanakan distribusinya, juga dapat menjadi perantara
kebebasan berkontrak dan adanya standar dalam pembagian royalti, hal ini untuk
yang lebih pasti dan seragam dibanding mengantisipasi apabila ternyata aparatur
langsung melakukan negosiasi kontrak negara asal sumber daya genetik dan
dengan pihak negara penyedia akses yang pengetahuan tradisional belum terbebas
memberikan persyaratan yang jauh lebih dari systemic corruptian.
banyak dan lebih rumit tanpa standar yang
pasti, juga dapat menekan biaya penelitian C.Perlindungan Terhadap Sumber Daya
dan biaya transaksi dibandingkan dengan Genetik dan Pengetahuan Tradisional
melalui proses birokrasi yang cenderung Indonesia Yang Berdimensi Keadilan
kurang efisien. Pancasila Dalam Pembangunan
Ekonomi Berbasis Pengetahuan
Keuntungan GBS bagi negara salah (Knowledge Based Economy)
satunya adalah dapat menjamin kedudukan
negara penyedia akses terhadap sumber
daya genetik dan pengetahuan tradisional
yang kebanyakan adalah negara Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 menyatakan
berkembang bahkan negara miskin untuk bahwa Indonesia adalah negara hukum,
memiliki kedudukan setara terhadap pihak artinya segala sesuatu yang berkaitan
pemohon akses yang kebanyakan adalah dengan kehidupan berbangsa dan
perusahaan dari negara maju. Negara – bernegara diatur sesuai dengan hukum
negara berkembang tidak akan lagi yang berlaku di negara Indonesia,
menjadi inferior dan berada dibawah termasuk mengenai perlindungan terhadap
tekanan perusahaan negara maju saat sumber daya genetik dan pengetahuan
berlangsungnya negosiasi kontrak berkat tradisional Indonesia. Dimensi
adanya standar pedoman yang ditetapkan perlindungan erat kaitannya dengan fungsi
GBS. hukum yang paling awal yaitu sebagai
sarana ketertiban. Fungsi ini berangkat
dari Teori Kepastian Hukum yang
mengandung dua pengertian, yaitu pertama Indonesia dengan berdasarkan atas
adanya aturan yang bersifat umum persatuan;
membuat individu mengetahui perbuatan
apa yang boleh dilakukan dan kedua 2. Negara hendak mewujudkan keadilan
berupa keamanan yang diberikan oleh sosial bagi seluruh rakyat;
hukum bagi individu dari kesewenangan
3. Negara yang berkedaulatan rakyat,
pemerintah karena dengan adanya aturan
berdasar kerakyatan dan
hukum yang bersifat umum itu individu
permusyawaratan perwakilan;
dapat mengetahui apa saja yang boleh
dibebankan atau dilakukan oleh negara 4. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang
terhadap individu. Kepastian hukum bukan Maha Esa menurut dasar kemanusiaan
hanya berupa pasal – pasal dalam undang yang adil dan beradab
– undang melainkan juga adanya
konsistensi dalam putusan hakim satu Muatan cita hukum negara tersebut
dengan lainnya untuk kasus serupa yang adalah Pancasila sebagai sumber dari
telah diputuskan.89 segala sumber hukum, setiap hukum yang
diberlakukan di Indonesia tidak boleh
Dalam konsep negara kesejahteraan, bertentangan dengan Pancasila sebagai
negara bertanggung jawab untuk ideologi dalam berbagai bidang kehidupan
memenuhi hak sosial, ekonomi dan budaya bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
dengan intervensi positif dalam bidang – Berangkat dari cita hukum tersebut,
bidang kehidupan masyarakat. Tanggung hukum memiliki fungsi penting sebagai
jawab negara dalam pemenuhan hak sarana pembangunan dan pembaruan
tersebut dilakukan berdasarkan politik masyarakat (a tool of social engineering)
hukum negara untuk mencapai tujuan sebagaimana Teori Hukum Pembangunan
berbangsa dan bernegara dalam dimensi dikemukakan oleh Mochtar Kusuma-
pencapaian kesejahteraan yang luas. atmadja. Dalam konteks perlindungan
Dalam kaitannya dengan Pasal 33 ayat (3) Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan
dan (4) UUD 1945, negara bertanggung Tradisional hukum akan mampu
jawab untuk mengelola sumber daya mengawal proses pembangunan agar
hayati bagi kesejahteraan masyarakatnya tujuan dari pembangunan yaitu
tanpa terkecuali, termasuk mengelola kesejahteraan dan keadilan sosial dapat
Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan tercapai. Pembangunan dan pembaharuan
Tradisional dengan memperhitungkan hukum sangat erat kaitannya dengan
kesejahteraan komunitas sumbernya. adanya perubahan perilaku manusia dalam
masyarakat ke arah yang dituju atau ingin
Perlindungan Sumber Daya Genetik
dicapai yang berlangsung dalam suatu
dan Pengetahuan Tradisional sangat erat
keteraturan danketertiban.91
kaitannya dengan peran negara dalam
mewujudkan cita hukum Indonesia, Selaras dengan teori hukum
yaitu:90 pembangunan, perlu dipahami bahwa
hukum bukanlah merupakan tujuan, tetapi
1. Negara melindungi segenap bangsa
sarana atau alat untuk mencapai tujuan
Indonesia dan seluruh tumpah darah
yang sifatnya non yuridis dan berkembang
karena rangsangan dari luar hukum yang
89
Peter Mahmud Marzuki, “Pengantar Ilmu membuat hukum tersebut dinamis, hukum
Hukum”, Kencana Pranada Media Group, Jakarta, mengatur hubungan hukum yang terdiri
2008, Hlm. 158
90Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
atas ikatan – ikatan antara individu dan
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,
Op.Cit, Hlm 132 91Mochtar Kusumaatmadja, Op.Cit, Hlm.88.
masyarakat dan antara individu – individu menjaga dan melakukan tindakan
itu sendiri, ikatan – ikatan tersebut konservasi sumber daya genetik dan
tercermin pada hak dan kewajiban.92 memelihara pengetahuan tradisional
tersebut.
Dalam menjalankan peran dan fungsinya
sebagai sarana pembangunan dan Ketidakadilan yang timbul dari
pembaharuan masyarakat hukum tidak tindakan tersebut berdimensi sangat luas,
boleh statis tetapi harus dinamis, hukum baik moral, ekonomi, politik, sosial,
harus mampu mengawal perkembangan budaya dan lingkungan. Dalam dimensi
masyarakat, baik di bidang ekonomi, moral, tindakan pengambilan sumber daya
politik, sosial dan budaya. genetik dari suatu negara dan lalu
mengklaim serta mendaftarkan paten
Mengacu pada inti pengertian yang sumber daya genetik yang diolah dengan
disarikan dari pendapat para ahli hukum, pengetahuan tradisional dari komunitas
kekayaan intelektual merupakan kekayaan masyarakat sumber tanpa mencantumkan
yang lahir atau timbul dari kreativitas olah sumbernya (disclosure of origin)
pikir manusia, kreativitas tersebut tidak merupakan pelanggaran moral dan
hanya terjadi secara individual di masa tindakan yang tidak etis. Hal tersebut
sekarang, namun telah banyak timbul diperparah dengan ekploitasi ekonomi
secara komunal di masa lampau yang terhadap paten yang berasal dari sumber
masih relevan digunakan hingga saat ini. daya genetik dan pengetahuan tradisional
Kesemuanya harus diberi apresiasi, tersebut secara privat dan monopolistik
pengakuan dan perlindungan hukum tanpa memberikan pembagian keuntungan
berupa pemberian hak, misalnya hak yang adil dan layak (fair and equitable
kekayaan intelektual yang didalamnya benefit sharing) secara ekonomi pada
terdapat hak eksklusif baik berupa hak negara / masyarakat sumber.
moral maupun hak ekonomi agar tindakan
pihak lain yang melanggar hak tersebut Dalam dimensi politik, tindakan
dapat dicegah dan dapat diberikan sanksi. memasuki wilayah suatu negara dan
menjarah kekayaan alamnya untuk
Salah satu produk kreativitas komunal keuntungan sendiri merupakan
yang terbentuk dari masa lampau dan pelanggaran serius terhadap kedaulatan
masih relevan hingga saat ini adalah negara. Ketidakadilan sosial juga muncul
pengetahuan tradisional terkait sumber manakala pihak asing yang melakukan
daya genetik yang telah banyak bioprospeksi dan kemudian memperoleh
menghasilkan produk yang bermanfaat dan manfaat dari sumber daya genetik dan
penting bagi kelangsungan hidup pengetahuan tradisional yang mereka
masyarakat seperti makanan, pakaian dan temukan memperoleh keuntungan yang
obat – obatan yang bernilai hingga tinggi, akses terhadap produk yang
miliaran dollar Amerika Serikat per tahun dihasilkan dengan mudah sehingga dapat
melalui tindakan komersialisasi produk meningkatkan taraf hidupnya, sementara
oleh pihak asing melalui tindakan masyarakat / negara tempat sumber daya
bioprospeksi yang banyak berujung pada genetik tersebut berada dan masyarakat
misapropriasi dan biopiracy hingga timbul yang mengelola, menjaga dan
ketidakadilan bagi pencipta, pemilik dan mengembangkannya pertama kali dengan
custodian komunitas yang telah lama memanfaatkan pengetahuan tradisional
justru masih hidup dibawah garis
92Sudikno Mertokusumo, “Mengenal Hukum :
kemiskinan dan sulit memperoleh akses
Suatu Pengantar”, Yogyakarta, Liberty, 2007, terhadap manfaat produk itu sendiri.
Hlm. 40.
Dalam dimensi lingkungan hidup, yang harmonis dalam memperbaiki
kegiatan bioprospeksi yang banyak kehidupannya..94
berujung pada misapropriasi dan biopiracy Teori Hukum Pembangunan bertumpu
tersebut seringkali tidak memikirkan pada upaya penyeimbangan antara hukum
dampak lingkungan atas tindakan tersebut. positif (law in the books) dan hukum yang
Fakta di lapangan menunjukan bahwa hidup (living law), fungsi hukum pada
telah terjadi peningkatan kerusakan awalnya adalah social order sebagai fungsi
keanekaragaman hayati, peningkatan paling konservatif dan statis dari hukum
kerusakan ini juga mencakup kawasan sekaligus social engineeing. Sejalan
konservasi dan semain banyaknya flora dengan pendapat Mochtar Kusumaatmadja
dan fauna yang masuk ke dalam kategori di atas, Soenaryati Hartono berpendapat
langkaatau punah. Tingginya ancaman bahwa makna dari pembangunan hukum
terhadap keanekaragaman hayati dapat akan meliputi hal-hal sebagai berikut: 95
terlihat dari data bahwa sampai saat ini 90 1. Menyempurnakan (membuat sesuatu
jenis flora dan 276 fauna di pulau lebih baik).
Sumatera saja terancam punah yang
menempatkan Indonesia pada posisi kritis 2. Mengubah agar menjadi lebih baik.
berdasarkan Red Data Book International
3. Mengadakan sesuatu yang
Union for The Conservation of Nature),
sebelumnya belum ada, atau
disisi lain, pelestarian plasma nutfah asli
Indonesia belum juga berjalan baik.93 4. Meniadakan sesuatu yang terdapat
dalam sistem lama, karena tidak
Berdasarkan Pasal 33 ayat (4) UUD
diperlukan dan tidak cocok dengan
1945 hasil amandemen ke-empat
sistem baru.
dinyatakan :
Urgensi peran positif negara dalam
Perekonomian nasional diselenggarakan
perlindungan hak, baik itu hak asasi
berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
manusia, hak asasi budaya, hak asasi
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
komunal dan hak negara sendiri atas
berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan
kemandirian, serta dengan menjaga
Tradisional timbul karena negara mampu
keseimbangan kemajuan dan kesatuan
mengembangkan kapasitas kolektif untuk
ekonomi nasional.
menegakan dan melindungi hak tersebut
Berkenaan dengan ketentuan tersebut, melalui intervensi legislasi dan
menurut Mochtar Kusuma - atmadja, kelembagaan yang efektif yang
usaha pembaharuan hukum sebaiknya menjadikan peran negara sangat strategis
dimulai dengan konsepsi, bahwa hukum karena negara memiliki kelengkapan
merupakan sarana pembaharuan fungsional dan kewajiban konstitusional
masyarakat. Hukum harus dapat menjadi sehingga dalam upaya perlindungan
sarana pembaharuan dalam masyarakat Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan
(social engineering), artinya hukum dapat Tradisional negara dituntut untuk
menciptakan suatu kondisi yang
mengarahkan masyarakat kepada keadaan
94Moctar Kusumaatmadja, Pembinaan Hukum
Dalam Pembangunan Nasional, Bina Cipta,
Bandung, 1982, hlm 3.

95Sunarjati Hartono, Politik Hukum Menuju Satu


Sistem Hukum Nasional, Alumni, Bandung, 1991,
93Miranda Risang Ayu, Op. Cit, Hlm 96. Hlm 3.
mengkombinasikan pendekatan hukum kemasyarakatan berlangsung secara wajar
dan pendekatan kelembagaan. sehingga secara adil tiap manusia
memperoleh kesempatan yang luas dan
Hal tersebut sejalan dengan Teori sama untuk mengembangkan seluruh
Hukum Integratif yang dikemukakan oleh potensi kemanusiaannya secara utuh.98
Romli Atmasasmita yang menempatkan
sistem norma dan sistem perilaku sebagai Dalam rekayasa masyarakat,
sebuah rangkaian, mulai dari tataran pemerintah melalui aparatnya perlu
abstrak ke konkret, dimana sistem norma memberikan perlindungan bagi masyarakat
tersebut diposisikan sebagai sumber acuan lokal berkenaan dengan sumber daya
dalam proyek rekayasa masyarakat. genetik dan pengetahuan tradisional
Rekayasa masyarakat itu sendiri mencakup mereka, mengingat masih banyak
didalamnya rekayasa birokrasi. Dinamika masyarakat yang belum memahami hak
masyarakat itu dimotori oleh birokrasi. yang dimiliknya tersebut,dan bahwa
Pembaharuan masyarakat menurut Teori sumber daya genetik dan pengetahuan
Hukum Integratif menyangkut tradisional memiliki nilai aktual dan nilai
Beaureaucratic and Social Engineering potensial yang begitu tinggi bagi
dengan menggunakan konsep “panutan” peningkatan kesejahteraan kehidupan
dan “kepemimpinan”. 96 mereka. Sebagai contoh pengelolaan
sumber daya genetik berupa kunyit, beras
Rekayasa masyarakat, termasuk kencur dengan pengetahuan tradisional
birokrasi baru akan efektif jika dapat diolah menjadi jamu maupun obat –
berfondasikan penanaman nilai – nilai. obatan baru dimanfaatkan masyarakat
Norma hukum merupakan konkretisasi dalam skala kecil misalnya dalam bentuk
dari nilai – nilai tersebut, yang pada jamu gendong, yang lebih banyak
akhirnya direalisasikan melalui perilaku, memanfaatkan sumber daya genetik dan
artinya baik sistem norma (hukum positif) pengetahuan secara ekonomis adalah
maupun sistem perilaku tetap perlu golongan pemilik modal besar yang
direkayasa agar sarat nilai, yang oleh Teori menggunakan sumber daya genetik
Hukum Integratif diamanatkan bahwa nilai sebagai bahan baku diolah dengan
– nilai tersebut harus bermuatan pengetahuan tradisional sebagai data awal
Pancasila.97 untuk diolah dan dikembangkan lebih
lanjut menjadi produk farmasi yang
Pancasila dalam hal ini dimaknai bukan
kemudian dimohonkan perlindungan
sebagai “base values” tetapi juga sebagai
paten, dieksploitasi secara komersial tanpa
“goal – values” dimana cita hukum
pembagian keuntungan apapun kepada
Pancasila memberikan landasan pada
negara asal sumber daya genetik dan
tujuan hukum yaitu untuk memberikan
masyarakat pemelihara pengetahuan
pengayoman kepada manusia, yakni
tradisional tersebut, padahal faktanya
melindungi manusia secara pasif (negatif)
sekitar 74 %(tujuh puluh empat persen)
dengan mencegah tindakan sewenang –
dari tanaman yang digunakan sebagai
wenang, dan secara aktif (positif) dengan
bahan baku industri farmasi adalah
menciptakan kondisi kemasyarakatan yang
manusiawi yang memungkinkan proses

96Romli Atmasasmita, Teori Hukum Integratif : 98Bernard Arief Sidharta, Refleksi Tentang
Rekonstruksi Terhadap Teori Hukum Struktur Ilmu Hukum : Sebuah Penelitian Tentang
Pembangunan dan Teori Hukum Progresif, Fundasi Kefilsafatan dan Sifat Keilmuan Ilmu
Yogyakarta, Genta Publishing, 2012, Hlm.83. Hukum Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu
Hukum Nasional Indonesia, Cetakan 2, Bandung,
97Ibid, Hlm. 123. Mandar Maju, Hlm. 190.
tanaman yang dipergunakan sebagai obat Dari sudut kepentingan negara
tradisional oleh masyarakat lokal.99 berkembang, pengembangan teknologi,
industrialisasi dan peningkatan nilai
Terdapat tiga pihak utama dengan ekspor merupakan cara – cara untuk
kepentingan masing – masing terhadap meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
sumber daya genetik dan pengetahuan Namun, masalah kekurangan modal dan
tradisional, yaitu pemerintah di negara penguasaan teknologi modern yang masih
maju, pemerintah di negara berkembang rendah merupakan hambatan utama.
dan masyarakat lokal yang pada tataran Sebenarnya, sistem hak kekayaan
kompetisi perdagangan internasional intelektual merupakan jalan tengah untuk
terdapat konflik kepentingan antara negara menarik investasi dan alih teknologi.
maju dan negara berkembang. Negara
maju melihat bahwa negara berkembang Sebagai kekayaan bangsa Indonesia,
dengan kandungan kekayaan alamnya sumber daya genetik dan pengetahuan
merupakan pemasok bahan baku yang tradisional patut dilindungi sebagai wujud
ideal, limpahan bahan baku tersebut kelestarian bangsa. Sunaryati Hartono
ditunjang dengan rendahnya upah tenaga mengemukakan bahwa terdapat dua cara
kerja membuat negara berkembang untuk mengartikan kelestarian bangsa
menjadi faktor pendukung produksi yang yaitu pertama mempertahankan keadaan
luar biasa untuk negara maju, belum lagi yang ada (preservation), yang melarang
jumlah penduduk yang relatif besar diadakannya perubahan – perubahan,
menjadikan negara berkembang sebagai kedua kelangsungan hidup bangsa
poential market bagi produk negara – Indonesia, yang mengandung dinamika
negara maju. yang besar, sehingga dari masa ke masa
dapat mengembangkan diri dan
Hal tersebut menjadikan perkembangan mempertahankan diri terhadap perubahan
teknologi dan industri di negara – perubahan dan serangan – serangan yang
berkembang membuat negara maju harus datang dari luar, tetapi juga dari dalam,
memperhitungkan kemungkinan negara lebih lanjut Indonesia malah diharapkan
berkembang menjadi kekuatan baru yang datang memberi sumbangan kepada
dapat menjadi pesaing dalam pasar global, kebahagiaan dan kelangsungan hidup
untuk ini hak kekayaan intelektual dalam masyarakat dunia. 101
rezim TRIPs merupakan sistem hukum
yang dianggap dapat efektif melindungi Nilai ekonomi suatu sumber daya
kepentingan monopolistik negara maju genetik dan pengetahuan tradisional dapat
terhadap teknologi produknya yang lebih ditingkatkan dengan penggunaan
dipasarkan di negara berkembang.100 kekayaan intelektual. Karena sumber daya
genetik dan pengetahuan tradisional
merupakan sumber penghasilan, sumber
99Curtis M. Horton, “Protecting Biodiversity and
pangan dan sumber obat – obatan bagi
Culture Diversity”, sebagaimana dikutip Agus
banyak sekali komunitas masyarakat
Sardjono, Hak Kekayaan Intelektual dan
dunia, bukan hanya di negara berkembang
Pengetahuan Tradisional, Op.Cit., Hlm. 10.
karena menurut data WHO hingga sekitar
100“TRIPs Agreement was also regarded as a 80 % (delapan puluh persen) dari populasi
components of a policy of technological dunia sangat bergantung pada obat dari
protectionism aimed at consolidating an bahan – bahan tradisional sebagai
international division of labour whereunder kebutuhan kesehatan utama.
Notrhen countries generate innovation and
Southern Countries constitute the market for the
resulting products and servies”, Carlos M Correa,
101Sunaryati Hartono, Loc.cit.
diakses dari http://www.org.s.g/title/theft.htm.
Antara sistem hukum dan sistem yang cukup untuk dapat menentukan
ekonomi suatu negara terdapat hubungan tingkat efisiensi suatu peraturan hukum.
yang sangat erat dan pengaruh timbal
balik. Pembaharuan dasar – dasar 2. Pembentuk hukum harus mampu
pemikiran di bidang hukum ikut mengubah menentukan apakah efisiensi dari
dan menentukan dasar – dasar sistem peraturan hukum tersebut tetap dapat
ekonomi yang bersangkutan, sehingga dicapai saat diaplikasikan di masyarakat
penegakan asas – asas hukum yang sesuai dalam kaitannya dengan peraturan
juga akan memperlancar terbentuknya hukum lain yang relevan.
ekonomi yang dikehendaki. 102
3. Pembentuk hukum harus mampu
Pembangunan ekonomi tidak hanya
memahami bagaimana peraturan hukum
mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi
tersebut berinteraksi dengan faktor –
juga pemerataan hasil – hasil
faktor diluar hukum yang relevan dan
pembangunan.
menentukan.
Richard Posner dalam kajiannya
Sistem perlindungan kekayaan
Economic Analysis of Law mengemukakan
intelektual yang baik dipandang penting
bahwa pembentuk hukum harus
dalam menunjang pembangunan ekonomi,
memperhatikan tingkat efisiensi dan
oleh karena itu perlu dilakukan penelaahan
apakah hukum atau peraturan yang
yang lebih seksama dalam membentuk dan
dibentuk menghasilkan insentif bagi
menerapkan konsep hukum kekayaan
pertumbuhan ekonomi, sehingga
intelektual nasional yang sesuai dengan
pembentuk hukum dalam telaah Posner
kepentingan masyarakat karena hukum
menghadapi tiga lapis tantangan, yaitu:103
bukan merupakan suatu institusi yang
1. Pembentuk hukum harus memiliki lepas dari kepentingan manusia, maka
pengetahuan, informasi dan keahlian manusia menjadi penentu dan titik
orientasi hukum, selaras dengan teori
hukum progresif dari Satjipto Rahardjo
102Sunaryati Hartono, Hukum Ekonomi dimana hukum bertugas melayani
Pembangunan Indonesia, Binacipta, Bandung, manusia, bukan sebaliknya. Mutu hukum
1988, Hlm 6. ditentukan oleh kemampuannya untuk
mengabdi pada kesejahteraan manusia dan
103“…….Posner implicitily assumes that the
fungsi hukum dimaksudkan untuk turut
actions of the parties subject to those rules are
serta memecahkan persoalan
determined primarily by the legal rules and the
kemasyarakatan secara ideal sehingga
incentives those rules created. A Posnerian judge
will thus face a three – fold challenge:
negara dalam hal ini pemerintah wajib
mengembangkan kebijakan kesejahteraan
First, the judge must possess sufficient learning, yang bersifat “affirmative action” bagi
information, and expertise to be able to determine kesejahteraan warganya.
whether the efficient legal rule in isolation, second,
the judge must be able to determine whether the Hukum progresif tidak menerima
efficient rule in isolation is also the efficient rule hukum sebagai institusi yang mutlak serta
when embedded in and interacting with other final, melainkan sangat ditentukan oleh
relevant legal rules. But finally, the judge must be kemampuannya untuk mengabdi kepada
able to discern how the legal rule interacts with manusia. Dalam konteks tersebut, hukum
other non legal rules that may be relevant to adalah institusi yang secara terus menerus
determination…. “ Dalam Todd J. Zywicki, harus membangun dan mengubah dirinya
Posner, Hayek and The Economin Analysis of Law, menuju kepada tingkat kesempurnaan
George Mason University Law And Economics yang lebih baik. Kualitas
Research Paper Series, Hlm.17 kesempurnaannya antara lain dapat
diverifikasi kedalam faktor – faktor kerjasama yang saling mendukung,
keadilan, kesejahteraan dan kepedulian dengan menempatkan kepentingan
kepada rakyat, inilah hakikat hukum yang pemanfaatan sumber daya genetik
selalu dalam proses “menjadi” (law in the untuk kepentingan nasional diatas
process, law in the making). Hukum tidak kepentingan sektoral dan kepentingan
ada untuk hukum itu sendiri tetapi untuk nasional diatas kepentingan daerah
manusia.104 dan individu.
Hukum tidak dapat dikatakan berdiri 2. Prinsip Keberlanjutan yang secara
otonom. Hukum berada didalam konseptual merujuk pada kebijakan
kedudukan yang saling berkait dengan pengaturan pemanfaatan sumber daya
sektor – sektor kehidupan lainnya, hukum genetik harus mampu menjamin
harus senantiasa melakukan penyesuaian keberlanjutan fungsi dan manfaat
dengan tujuan – tujuan yang ingin dicapai sumber daya genetik bagi negara
masyarakat. Dengan begitu, hukum maupun masyarakat serta bagi
mengalami dinamika dalam mencapai generasi sekarang dan mendatang.
tujuannya (ius constituendum) yaitu Pemanfaatan tersebut harus dilakukan
menciptakan suatu aturan masyarakat yang dengan mempertimbangkan prinsip
adil, berdasarkan hak – hak manusia sejati. kehati – hatian, melindungi
105 keanekaragaman hayati serta
mengedepankan kepentingan umum.
Tujuan itu hanya tercapat kalau
pemerintah mengikuti norma – norma 3. Prinsip Keadilan yang secara
keadilan dan mewujudkan suatu aturan konseptual merujuk pada kebijakan
yang adil melalui undang – undang, pengaturan pemanfaatan sumber daya
hukum berada di atas pemerintah, dan genetik berkelanjutan agar dapat
karenanya pemerintah harus bertindak memenuhi kepentingan generasi
sebagai pelayan hukum dan bukan sekarang maupun yang akan
penguasa hukum. datang,memenuhi rasa keadilan
masyarakat termasuk didalamnya
Terdapat 4 (empat) prinsip utama yang keadilan dalam alokasi dan distribusi
harus dikedepankan dalam pemanfaatan pemanfaatan sumber daya genetik.
sumber daya genetik dan pengetahuan
tradisional secara ekonomi, yaitu : 4. Prinsip sebesar – besar kemakmuran
rakyat yang secara konseptual
1. Prinsip Negara Kesatuan Republik merujuk pada kebijaksanaan
Indonesia yang secara konseptual pengaturan pemanfaatan sumber daya
merujuk pada pemanfaatan sumber genetik agar memberikan
daya genetik dilakukan secara kesejahteraan kepada rakyat.
terkoordinasi antara Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dan antar sektor di Hal lain yang penting untuk dicapai
tiap tingkatan pemerintahan, sehingga yaitu sustainable diversity. Konsep ini
dapat dibangun hubungan dan menggabungkan keanekaragaman budaya
dan pembangunan ekonomi yang harus
104Satjipto Rahardjo, “Hukum Progresif: Sebuah berjalan secara beriringan. Pemanfaatan
Sintesa Hukum Indonesia”, Genta Publishing, ekonomi atas sumber daya genetik dan
Jogjakarta, 2009, Hlm.5-6. pengetahuan tradisonal secara
berkesinambungan diharapkan mampu
105Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Cetakan menghasilkan kemakmuran yang hakiki
Kelima, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2000, hlm yang memenuhi unsur – unsur
352.
pertumbuhan, pemerataan, kesinambungan dan novasi yang sehat dan kondusif.
dan kemandirian. Universitas berperan sentral dalam
penciptaan / penemuan pengetahuan dasar
Pengembangan produk, industri dan dan mempersiapkan sumber daya manusia
ekonomi nasional yang bertumpu pada yang mumpuni. Industri berperan dalam
pemanfaatan kekayaan biodiversitas penciptaan nilai (wealth creation) dan
berupa sumber daya genetik dan kekayaan melakukan komersialisasi sumber daya
budaya berupa pengetahuan tradisional genetik dan pengetahuan tradisional
dengan menggunakan life science dengan menciptakan produk – produk
berpotensi menghasilkan tingkat yang kompetitif di pasaran global,
pertumbuhan yang tinggi, karena masyarakat selain sebagai pengguna juga
bioindustri merupakan industri yang berperan strategis dalam memberikan
sedang berkembang (emerging industries) masukan – masukan yang berharga
sehingga potensi pertumbuhannnya begitu mengenai inovasi yang dikembangkan
besar. demi kemakmuran bersama.
Bioindustri dan life science di Dengan tercapainya kemakmuran
Indonesia hendaknya bukanlah merupakan yang ditopang pertumbuhan, pemerataan,
monopoli perusahaan – perusahaan besar kesinambungan dan kemandirian akan
semata, namun hendaknya masyarakat tercipta Indonesia yang berkedaulatan.
mampu mengaplikasikan bioteknologi Menjadi negeri yang dapat mewujudkan
tepat guna di bidang pemuliaan tanaman, kedaulatan ekonomi dengan menggerakan
hewan dan produk lainnya yang memiliki sektor – sektor strategis ekonomi
daya saing kokoh di pasaran, misalnya domestik, kedaulatan budaya dengan
melalui program one village one product. melakukan revolusi karakter bangsa
dengan pendekatan mainstreaming
Pemanfaatan sumber daya genetik dan
menciptakan cultural value dengan
pengetahuan tradisional secara
mengembangkan budaya dan kearifan
berkelanjutan dan berkesinambungan
lokal, dan kedaulatan politik dimana
membutuhkan kolaborasi antar empat
negara dapat melindungi segenap bangsa
institusi strategis yaitu pemerintah
dan kepentingan nasional.
(public), industri (private), universitas
(academic) serta komunitas dan A. KESIMPULAN
masyarakat (community and society) yang
disebut model Quadruple Helix.106Melalui 1. Dalam Rezim Agreement on Trade
model ini masing – masing pihak Related Aspect of Intellectual
memainkan peran sesuai bidangnya, lalu Property Rights (TRIPs Agreement)
bersinergi satu sama lain untuk pemahaman Hak Kekayaan Intelektual
membangun kemandirian riset dan sebagai suatu hak privat individual,
pengembangan potensi sumber daya sedangkan disisi lain kekayaan
genetik dan pengetahuan tradisional. intelektual yang bersumber dari
Pemerintah memainkan peranan regulasi pemanfaatan Sumber Daya Genetik
dan proteksi serta penciptaan iklim riset dan Pengetahuan Tradisional berasal
dari common property yang belum
dapat diberikan perlindungan akibat
106Arnkil Robert, “Exploring Quadruple Helix : tidak diakomodirnya konsep
Outlining User – Oriented Innovation Model”, communityownership dan tidak
Dalam Iskandar Yuswohady, “Life Science for a diakuinya pengetahuan tradisional
Better Life : Solusi Kemakmuran Untuk terkait sumber daya genetik sebagai
Kemandirian Indonesia”, PT. Gramedia Pustaka
suatu kekayaan intelektual bernilai
Utama, Jakarta, 2015, Hlm.39-40.
tinggi, baik secara aktual dan
potensial bagi Indonesia sebagai sebesar – besar kemakmuran
negara megabiodiversity. Pembentuk rakyat.Kedudukan negara sebagai
undang – undang Indonesia masih custodian dalam konsepsi
juga lebih memberikan prioritas pada kepemilikan komunal atas Sumber
pembentukan hukum di bidang Daya Genetik dan Pengetahuan
kekayaan intelektual konvensional Tradisional karena negara adalah
sebagai konsekuensi dari ratifikasi otoritas tertinggi sebagai pelaksana
terhadap TRIPs Agreement yang kedaulatan rakyat di segala bidang,
merupakan bagian dari WTO. mulai dari hukum, politik, dan
ekonomi. Hal ini untuk mencegah
2. Perwujudan konsep kedaulatan terjadinya kesenjangan atas
negara dalam hal terjadi pemanfaatan Sumber Daya Alam
penyalahgunaan (misapropriasi) dan seandainya Sumber Daya Alam
pembajakan (biopiracy) terhadap tersebut dimiliki oleh
Sumber Daya Genetik dan perorangan.Penguasaan oleh negara
Pengetahuan Tradisional baik di diharapkan lebih menjamin
dalam wilayah Indonesia maupun pemerataan dalam penikmatan hasil
dalam skala internasional dilakukan pemanfaatan Sumber Daya Genetik
dengan konsep Hak penguasaan dan Pengetahuan Tradisional.
dipegang oleh negara karena Sumber
Daya Genetik dan Pengetahuan 3. Perlindungan hukum terhadap
Tradisional merupakan bagian dari Sumber Daya Genetik dan
kedaulatan negara dan merupakan Pengetahuan Tradisional dalam
sumber daya strategis yang pembangunan hukum Kekayaan
menyangkut hajat hidup orang Intelektual Nasional dapat mencapai
banyak sehingga sesuai amanat Pasal sinergi antara kepentingan nasional
33 UUD 1945 harus dikuasai oleh dan standar perlindungan yang
negara (control by state) yang akan diwajibkan dalam TRIPs Agreement
digunakan untuk kemakmuran di era pembangunan Ekonomi
rakyat. Paradigma baru pengelola Berbasis Pengetahuan (Knowledge
sumber daya alam sebagai milik Based Economy) dapat dirumuskan
bersama dilakukan dengan dalam konsep sebagai berikut:
pendekatan manajemen komunal
berbasis negara. Negara berhak a. Sistem hukum hak kekayaaan
untuk menetapkan mekanisme akses, nasional yang dibangun harus
termasuk pembagian keuntungan, berdasarkan prinsip – prinsip
dalam hal pemanfaatan Sumber hukum yang bersumber dari
Daya Genetik sesuai ketentuan Pancasila (filosofis), Undang –
Pasal 6 ayat (1) Protokol Nagoya Undang Dasar Negara 1945
dalam hal souvereign rights over (yuridis) dan realita sosial
natural resources dan Undang – masyarakat Indonesia
Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (sosiologis).
(3) dan ayat (4) yang menyatakan
b. Mengutamakan kepentingan
bahwa cabang – cabang produksi
nasional dalam setiap
yang penting bagi negara dan yang
pembentukan peraturan
penting bagi hajat hidup orang
perindang – undangan Hak
banyak dikuasai oleh negara.Bumi,
Kekayaan Intelektual dengan
air, dan kekayaan alam yang
tetap memperhatikan ketentuan
terkandung di dalamnya dikuasai
konvensi internasional di
oleh negara dan dipergunakan untuk
bidang kekayaan intelektual;
c. Mendorong lahirnya ciptaan, sebagai pemangku kepentingan dalam
invensi dan karya intelektual prosedur akses dan pemanfaatan
lainnya dengan memanfaatkan Pengetahuan Tradisional serta adanya
sumber daya genetik dan mekanisme penyelesaian sengketa
pengetahuan tradisional dalam pemenuhan hak masing –
Indonesia sebagai upaya masing pihak yang berkepentingan.
melindungi kepentingan
nasional Indonesia melalui 2. Pada prinsipnya, kedaulatan dan
pengaturan secara cermat, tepat tanggung jawab negara dalam
dan tegas mengenai kedaulatan perlindungan Sumber Daya Genetik
negara atas sumber daya genetik dan Pengetahuan Tradisional perlu
dan hak masyarakat atas diterapkan dalam model kasus per
pengetahuan tradisionalnya serta kasus (case by case basis), mengingat
produk – produk kekayaan masalah Sumber Daya Genetik dan
intelektual yang dihasilkan. Pengetahuan Tradisional bukan hanya
mengenai perlindungan hak atas
B. SARAN kekayaan intelektual, tetapi juga
mencakup perlindungan budaya,
1. Menempatkan perlindungan hukum perlindungan lingkungan dan
terhadap Sumber Daya Genetik dan perlindungan HAM. Oleh karena itu
Pengetahuan Tradisional tersebut dalam menentukan apakah
dalam sistem pengaturan sui generis perlindungan hukum itu perlu dan
yang terpisah dari pengaturan perlindungan seperti apa yang paling
komponen lainnya, baik secara tepat diterapkan untuk Sumber Daya
nasional, maupun internasional. Genetik dan Pengetahuan Tradisional
Dalam peraturan tersebut ditentukan perlu terlebih dahulu ditentukan apa
mengenai bentuk perlindungan yang menjadi pokok
hukumnya serta mekanisme untuk permasalahannya, apabila menyangkut
mengaktualisasikan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual, hukum
tersebut didukung dengan kerangka dapat berperan sebagai sarana untuk
prosedural dalam perlindungan mencegah penyalahgunaan
Pengetahuan Tradisional secara (misapropriasi) dan untuk mengajukan
administratif. Berdasarkan pengaturan pembatalan atas pemberian Hak
sui generis tersebut, ditetapkan Kekayaan Intelektual (misalnya
kewenangan kelembagaan yang berupa paten) untuk produk yang
bertanggung jawab sebagai otoritas diperoleh dari pembajakan hayati
nasional yang berwenang atau sebagai (biopiracy). Apabila masalahnya
national focal point dalam adalah perlindungan budaya, hukum
perlindungan Pengetahuan Tradisional dapat dalam mencegah dampak
Pola hubungan dan kerja sama antara negatif dari kegiatan bioprospeksi
lembaga yang terkait,baik secara Sumber Daya Genetik dan
vertikal maupun horisontal. Selain itu, Pengetahuan Tradisional terhadap
perlu adanya hubungan antara budaya masyarakat yang
peraturan sui generis tersebut dengan bersangkutan. Apabila masalahnya
bidang hukum lainnya yang adalah lingkungan hukum dapat
bersinggungan, seperti peraturan berperan sebagai saranan untuk
dalam bidang hak kekayaan mengatur izin akses dan pemanfaatan
intelektual dan perlindungan sumber atas Sumber Daya Genetik dan
daya alam dan lingkungan hidup. Pengetahuan Tradisional agar dapat
Dalam peraturan sui generis tersebut, mencegah terjadinya kerusakan
diakomodasi peran komunitas lokal
lingkungan. Apabila masalahnya membangun kemandirian riset dan
tentang HAM, hukum dapat berperan pengembangan potensi Sumber Daya
dalam melindungi hak – hak Genetik dan Pengetahuan Tradisional.
masyarakat lokal misalnya sebagai
panduan dalam mekanisme akses dan DAFTAR PUSTAKA
pembagian keuntungan dari BUKU
pemanfaatan Sumber Daya Genetik
dan Pengetahuan Tradisional. Afrillyana Purba, Pemberdayaan
Perlindungan Hukum Pengetahuan
3. Hendaknya pemanfaatan sumber daya
Tradisional dan Ekspresi Budaya
genetik dan pengetahuan tradisional
Tradisional Sebagai Sarana
dilakukan dengan meteode sustainable
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”,
diversity yang menggabungkan
PT. Alumni, Bandung, 2012.
keanekaragaman budaya dan
Agus Sardjono, “Membumikan Hak
pembangunan ekonomi secara
Kekayaan Intelektual di Indonesia”,
beriringan. Agar dapat menghasilkan
CV Nuansa Aulia, Bandung, 2009.
kemakmuran yang hakiki yang
________Hak Kekayaan Intelektual dan
memenuhi unsur – unsur
Pengetahuan Tradisional, PT.
pertumbuhan, pemerataan,
Alumni, Bandung, 2006.
kesinambungan dan kemandirian agar
BAPPENAS, Indonesian Biodiversity
pengembangan produk, industri dan
Strategy and Action Plan 2003-2020
ekonomi nasional yang bertumpu pada
(IBSAP), Badan Perencanaan
pemanfaatan kekayaan biodiversitas
Pembangunan Nasional
berupa sumber daya genetik dan
(BAPPENAS), Jakarta, 2003.
kekayaan budaya berupa pengetahuan
Bambang Daru Nugroho, “Hukum Adat :
tradisional dengan menggunakan life
Hak Menguasai Negara atas Sumber
science dapat menghasilkan tingkat
Daya Alam Kehutanan &
pertumbuhan yang tinggi. Potensi
Perlindungan Terhadap Masyarakat
Bioindustri dan life science di
Hukum Adat”, Refika Aditama,
Indonesia yang sangat besar
Bandung, 2015.
hendaknya bukanlah merupakan
Bernard Arief Sidharta, Refleksi Tentang
monopoli perusahaan – perusahaan
Struktur Ilmu Hukum : Sebuah
besar semata, namun masyarakat juga
Penelitian Tentang Fundasi
mampu mengaplikasikan bioteknologi
Kefilsafatan dan Sifat Keilmuan Ilmu
tepat guna di bidang pemuliaan
Hukum Sebagai Landasan
tanaman, hewan dan produk lainnya
Pengembangan Ilmu Hukum
yang memiliki daya saing kokoh di
Nasional Indonesia, Cetakan 2,
pasaran. Pemanfaatan sumber daya
Bandung, Mandar Maju.
genetik dan pengetahuan tradisional
secara berkelanjutan dan
Boer Mauna, Hukum Internasional,
berkesinambungan dilakukan melalui
Pengertian, Peranan dan Fungsi
kolaborasi antar empat institusi
dalam Era Dinamika Global, PT.
strategis yaitu pemerintah (public),
Alumni, Bandung, Edisi Kedua,
industri (private), universitas
Cetakan Keempat, 2011.
(academic) serta komunitas dan
Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin
masyarakat (community and society)
”Hak Kekayaan Intelektual dan
yang disebut model Quadruple Helix
Budaya Hukum”,Raja Grafindo
dimana masing – masing pihak
Persada, Jakarta 2004.
memainkan peran sesuai bidangnya,
Brad Sherman, Regulating Access and
lalu bersinergi satu sama lain untuk
Use of Genetic Resources :
Intellectual Property Law and Iskandar Yuswohady, “Life Science for a
Biodiscovery, European Intellectual Better Life :Solusi Kemakmuran
Property Review,25 (7), 301-308, Untuk Kemandirian Indonesia”, PT.
Sweet & Maxwell Limited and Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
Contributor, 2003 2015.
Bryan A. Garner (Editor in Chief), Jean Jacques Rousseau, Du Contract
Black‟s Law Dictionary”, St.Paul Social (Perjanjian Sosial),
Minn, Thomson West, 2004. Diterjemahkan ke dalam Bahasa
Citra Citrawinda, Kepentingan Negara Indonesia oleh Vincent Bero,
Berkembang terhadap Hak Atas Visimedia, Jakarta, 2007.
Indikasi Geografis, Sumber Daya Huala Adolf, Hukum Ekonomi
Genetika dan Pengetahuan Internasional Suatu Pengantar,PT.
Tradisional, Lembaga Pengkajian Raja Grafindo Persada, Jakarta,
Hukum Internasional Fakultas 2005.
Hukum Universitas Indonesia Jimly Asshidiqie, Pengantar Ilmu Hukum
berkerja sama dengan Direktorat Tata Negara Jilid II, Sekretariat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Jenderal dan Kepaniteraan
Kementerian Hukum dan HAM RI, Mahkamah Konstitusi Republik
2005. Indonesia, Jakarta, 2006.
Djulaeka, “Konsep Perlindungan Hak Judha Nugraha, “Perkembangan dan
Kekayaan Intelektual, Perspektif Konstelasi Isu GRTKF (Genetic
Kajian Filosofis Hak Kekayaan Resources, Traditional Knowledge
Intelektual Kolektf – Komunal”, and Folklore) di Fora
Setara Press, Malang, 2014. Internasional”, WTO Forum
Elli Ruslina, Dasar Perekonomian Indonesia , Departemen Luar Negeri
Indonesia Dalam Penyimpangan Republik Indonesia, Jakarta, 2005.
MandatKonstitusi Undang – Undang Krisnani Setyowati, Efridani Lubis , Elisa
Dasar Negara Tahun 1945, Total Anggraeni, M. Hendra Wibowo, Hak
Media, Jakarta, 2013. Kekayaan Intelektual dan Tantangan
Eva Damayanti, Hukum Merek Tanda Implementasinya di Perguruan
Produk Industri Budaya Tinggi, Bogor, Kantor Hak
DikembangkanDari Ekspresi Budaya Kekayaan Intelektual Institut
Tradisional, PT. Alumni, Bandung, Pertanian Bogor, 2005.
2012. Lili Rasjidi, Dasar – Dasar Filsafat
Gavin Stenton,” Biopiracy within the Hukum, Citra Aditya Bakti,
Pharmaceutical Industry: A Stark Bandung, 1996.
Illustration of How Abusive, Miranda Risang Ayu, Harry Alexander,
Manipulative and Perverse the dan Wina Puspitasari,“Hukum
Patenting Process Can Be Towards Sumber Daya Genetik, Pengetahuan
Countries of The South”.European Tradisional Dan Ekspresi Budaya
Intellectual PropertyReview, Tradisional di Indonesia, PT.
European Intellectual Property Alumni,Bandung, Tahun 2014.
Review, 26 (1), Hertfordshise Law Moctar Kusumaatmadja, Pembinaan
Journal 1(2). Hukum Dalam Pembangunan
Ignatius Haryanto, Sesat Pikir Kekayaan Nasional, Bina Cipta, Bandung,
Intelektual, Membongkar Akar – 1982.
Akar Pemikiran Konsep Hak _______“Konsep – Konsep Hukum
Kekayaan Intelektual, Jakarta, PT. Dalam Pembangunan, Kumpulan
Gramedia, 2014. Karya Tulis”, PT.Alumni, Bandung,
2006.
Muhammad Djumhana dan Sunaryati Hartono, Hukum Ekonomi
R.Djubaedillah “Hak Milik Pembangunan Indonesia, Binacipta,
Intelektual, Sejarah, Teori dan Bandung, 1988.
Prakteknya di Indonesia”, PT Citra _______ Politik Hukum Menuju Satu
Aditya Bakti, Bandung, 1997. Sistem Hukum Nasional, PT.Alumni,
Munir Fuady, “Pengantar Hukum Bisnis Bandung,1991.
: Menata Bisnis Modern di Era Suyud Margono, Hukum Hak Kekayaan
Global”, Citra Aditya Bakti, Intelektual (HKI) Mencari Konstruksi
Bandung, 2005. Hukum Kepemilikan Komunal
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Terhadap Pengetahuan dan Seni
Hukum Cetakan Ke-8 Edisi Revisi, Tradisional dalam Sistem Hak
Kencana Prenada Media Grup, Kekayaan Intelektual (HKI) di
Jakarta, 2013. Indonesia, Pustaka Reka Cipta,
_____“Pengantar Ilmu Hukum”, Kencana Bandung, 2015.
Pranada Media Group, Jakarta, 2008. Tim Lindsey, Eddy Damian, Simon Butt
Ranti Fauza Mayana, Perlindungan dan Tomi Suryo Utomo, Hak
Desain Industri di Indonesia dalam Kekayaan Intelektual, Suatu
Era Perdagangan Bebas, Gramedia Pengantar,Cetakan Keenam,PT.
Widiasarana Indonesia, Alumni, Bandung, 2011.
Jakarta,2004. World Intellectual Property Organization,
Romli Atmasasmita, Teori Hukum Intellectual Property and Genetic
Integratif : Rekonstruksi Terhadap Resources, Traditional Knowledge
Teori Hukum Pembangunan dan and Traditional Cultural Expressions,
Teori Hukum Progresif, Yogyakarta, Geneva, Switzerland, 2015
Genta Publishing, 2012. Zainul Daulay, Pengetahuan Tradisional
Ronny Hanitijo Soemitro, Penelitian : Konsep, Dasar Hukum dan
Hukum dan Jurimetri, Ghalia Praktiknya, PT. Raja Grafindo
Indonseia, Jakarta, 1990. Persada, Jakarta, 2011
Satia Budianti dan Yurianto ,
Bioprospeksi : antara Peningkatan Makalah dan Artikel dan Jurnal
Kualitas Hidup dan Potensi Analisis dan Evaluasi Hukum Tentang
Pencurian Sumber Daya Genetika, Pemanfaatan Sumber Daya Genetik,
Jakarta : Kementerian Lingkungan Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Hidup, The Indonesian Institute for Hukum Nasional, Badan Pembinaan
Forest and Environment, Bioforum Hukum Nasional, Kementerian
dan Southeast Asia Regional Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Institute for Community Education, Republik Indonesia, Jakarta, 2015.
2000. Andean Community,
http://www.comunidadandina.org/ingles/w
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Cetakan ho/htm.
Kelima, Citra Aditya Bhakti, African Group, “Proposal Presented by
Bandung, 2000 The African Group to The First
____, “Hukum Progresif: Sebuah Sintesa Meeting of The Intergovermental
Hukum Indonesia”, Genta Publishing, Committe on Intellectual Property
Jogjakarta, 2009. and Genetic Resources, Traditional
Sudikno Mertokusumo, “Mengenal Knowledge and Folklore”, May 1st
Hukum : Suatu Pengantar”, 2001, WIPO/GRTKF/IC/10,
Yogyakarta, Liberty, 2007. www.wipo.int/documents/en/meetin
gs/2001/igc/pdf/grtkf_ic_1_10.pdf.
Ahmad Zen UmarPurba, “Peta Mutakhir Penelitian dan Pengembangan HAM
Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI,
indonesia”, Departemen Hukum dan 2013.
Hak Asasi Manusia Republik Dede Mia Yusanti, Perlindungan Sumber
Indonesia, Tanpa tahun. Daya Genetik Melalui Sistem Hak
Ajeet Mathur. Who Owns Traditional Kekayaan Intelektual, disampaikan
Knowledge?,2003, dalam Lokakarya Nasional
http://www.icrier.org/pdf/wp96.pdf. Perlindungan Sumber Daya Genetik
Basuki Antariksa “Peluang dan di Indonesia: Manfaat Ekonomi
Tantangan Perlindungan untuk Mewujudkan Ketahanan
Pengetahuan Tradisional dan Nasional, Tanpa tahun.
Ekspresi Budaya Tradisional”, Ditjen HKI, Jumlah Permohonan Paten,
makalah disampaikan dalam Acara http://www.dgip.go.id
Konsinyering Pencatatan Warisan Dwi Hardianto, Konspirasi Dibalik Virus
Budaya Tak Benda (WBTB) Flu Burung, http://hxforum.org.
Indonesia yang diselenggarakan oleh Elizabeth Varkey, Traditional Knowledge
Direktorat Jenderal Nilai Budaya, : The Changing Scenario in India,
Seni dan Film- Kementerian 2007,http://www.law.ed.ac.uk/ahrc/f
Kebudayaan dan Pariwisata. Di iles/67-
Jakarta tanggal 07 Oktober 2011. _varkeytraditionalknowledgeinindia.
“Biopirates Patent Traditional Wisdom”, 03.pdf.
Inter Press Service 8 October 1998, Gazalba Saleh, “Upaya Perlindungan
diakses melalui http://www.ips.org. Hukum Bagi Pengetahuan
“Bio-Prospector Hall of Shame…or Guess Tradisional di Negara – Negara
Who‟s Coming to Pirate Your Berkembang Khususnya Indonesia”,
Plants?”,http://www.latinsynergy.or http://supremasihukumusahid.org/jur
g/bioprospecting.htm. nal/88-volume-iii-no-1/98.
Conceptualizing Collective Human Rights- Group Rights as Human Rights: “A liberal
SUNY Press, Approach to Multiculturalism”,
www.sunypress.edu/pdf/53499.pdf. http://www.springer.com
Daniel M. Putterman, “Genetic Resources Integrating IPR‟s and Development
Utilization: Critical Issues in Policy, Report of The Commission
Conservation and Community on Intellectual Property Rights,
Development”, 1996. London, September,2002,
http://www.worldwildlife.org/bsp/ben/wha www.iprs.org.
tsnew/biopros.html Intellectual Property and Genetic
David Vivas Egui, “Bridging the Gap on Resources, Traditional Knowledge
Intellectual Property and Genetic and Traditional Cultural
Resources in WIPO‟s Expressions, World Intellectual
Intergovernmental Committe Property Organization, Geneva,
(IGC)”, International Centre for Switzerland, 2015.
Trade and Sustainable Development, Kertas Posisi (White Paper)“Pengetahuan
Issue Paper No. 34, January 2012. Tradisional Sebagai Bagian
Decision of the Tenth Session of the Kearifan Lokal Dari Masyarakat
Committee, Doc : Hukum Adat Yang Terkait Dengan
WIPO/GRTKF/IC/DECISION: Sumber Daya Genetik (SDG) Dalam
Annex I 1-2, dalam“Perlindungan Protokol Nagoya”, Kementerian
Kekayaan Intelektual Atas Lingkungan Hidup Deputi Bidang
Pengetahuan Tradisional & Ekspresi Komunikasi Lingkungan Dan
Budaya Tradisional”, Badan
Pemberdayaan Masyarakat, Tahun R. Achmad Gusman Catur Siswandi ( et
2001. al), “Pengaturan Mengenai HKI dan
Manuel Ruiz, Peruvian Society For Perlindungan Pengetahuan
EnvironmentalLaw,”Documentation Tradisional (Traditional Knowledge)
and Databases for Traditional dalam Bidang Pengobatan di
Knowledge, Folklore and the Indonesia”, Hasil Penelitian, Fakultas
Intangible Heritage: Access, Hukum UNPAD, 2001.
Intellectual Property and Other Rancangan Teknis Sistem Informasi
Issues”, Makalah dipresentasikan Sumber Daya Genetik Dan
pada acara National Workshop on Pengetahuan Tradisional, Pusat
Intellectual Property And The Dokumentasi dan Informasi Ilmiah
Documentation And Establishment Lembaga Ilmu Pengetahuan
of Databases of Traditional Indonesia.
Knowledge, Folklore And Intangible Satia Budianti dan Yurianto, Bioprospeksi
Cultural Heritage, Bandung 25-26 : antara Peningkatan Kualitas Hidup
Nopember 2010. dan Potensi Pencurian Sumber Daya
M.Ahkam Subroto dan Suprapedi, “Aspek Genetika, Jakarta : Kementerian
– Aspek Hak Kekayaan Intelektual Lingkungan Hidup, The Indonesian
Dalam Penyusunan Perjanjian Institute for Forest and Environment,
Penelitian Dengan Pihak Asing Di Bioforum dan Southeast Asia
Bidang Bioteknologi”, Regional Institute for Community
http://www.biotekindonesia.net. Education, 2000.
Ms. Farida Shaheed, “Report of the Stephen A. Hansen dan Justin W. Van
independent expert in the field of Fleet. “Traditional Knowledge and
cultural rights” Submitted pursuant to Intellectual Property, a Handbook
resolution 10/23 of the Human Rights on Issues and Options for
Council., United Nations General Traditional Knowledge Holders in
Assembly Human Rights Council, Protecting their Intellectual
Fourteenth-Session, 22 Maret 2010. Property and Maintaining Biological
M. Zulfa Aulia, Perlindungan Hak Diversity. AAAS.2003, diakses
Kekayaan Intelektual Atas melalui http://www.community-
Pengetahuan Tradisional, FH UI, wealth.org.
Jakarta 2006. Sugiono Moeljopawiro, Bioprospecting :
National Strategy of Intellectual Property Peluang, Potensi, dan Tantangan
Rights of China, Balai Penelitian, Bioteknologi
http://www.gov.cn/english/2008- Tanaman Pangan, Bogor Buletin
06/21/content_1023471.htm. Agro Bio.
New Questions About Management and __“Paradigma BaruPemanfaatanSumber
Exchange of uman Tissue at NIH : Daya Genetik”, Balai Besar Litbang
Indigenous Person‟s Cells Patented”, Bioteknologi dan Sumber Daya
RAFI Communique, : Genetik Pertanian, Bogor, 2000.
http://www.cptech.org/ip/rafi/html.
Tshimanga Kongolo, “Biodiversity and
Peter Drahos, “Indigenous Knowledge, African Countries”, European
Intellectual Property and Biopiracy : Intellectual Property Review, 24
Is a Global Bio-Collecting Society The (12), 579-584, Sweet & Maxwell
Answer?”, European Intellectual Limited and Contributor, 2002.
Property Review, 22 (6), 245 -250, The Latin American Alliance,
Sweet & Maxwell Limited and “Bioprospecting / Biopiracy And
Contributor Indigenous Peoples”,
http://www.latinsynergy.org/biopros Act 412, 31 May 2000, amending Danish
pecting.htm. Patent Act, Paragraph 3; Danish Penal
Todd J. Zywicki, Posner, Hayek and The Code 163.
Economin Analysis of Law, George Egyptian Law Number 82 of 2002 on the
Mason University Law And Protection of Intellecual Property Rights,
Economics Research Paper Article 8.
Series.Velasquez G and Boulet. P, Patent Law Amendment (2002) Section
“Essential drugs in the new 10,25.
international economic Kyrgyz Republic : On Protection of
environment”, Bulletin of World Traditional Knowledge (26 June 2007)
Health Organisation, 1999, 77 (3). New Zealand : Patent Bill 2009 and
“What are Intellectual Property”, Section 17 Patent Act 1953.
http://www.wto.org. Patent Law Amendment (7 December
Peraturan Perundang-Undangan 2005)
Undang – Undang Dasar Negara Republik Act on Protection and Promotion of
Indonesia Tahun 1945 Traditional Thai Medicinal Intelligence,
Undang – Undang Dasar Negara Republik Number 2542.
Indonesia Tahun 1945 Hasil Amandemen EC Directive 98/44, Recital 27.
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1994 The 2001 Environment Protection and
Tentang Pengesahan Agreement Biodiversity Conservation Regulation (The
Establishing The World Trade 2001 EPBCR)
Organization (Persetujuan Pembentukan
Organisasi Perdagangan Dunia).
Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1994 Perjanjian Internasional
tentang Pengesahan United Nations
Convention on Biological Diversity Convention on Biological Diversity
Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2000 (CBD), 1992.
tentang Perjanjian Internasional
Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2000 Agreement Establishing The World Trade
tentang Perlindungan Varietas Tanaman Organization, Marrakesh, Maroko, April
Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2000 15 1994
tentang Rahasia Dagang
Agreement on Trade Related Aspects of
Undang – Undang Nomor 31 Tahun 2000
Intellectual Property Right Including
tentang Desain Industri
Trade in Counterfeit Goods (TRIPs
Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2001
Agreement), Marrakesh, Maroko, April 15,
tentang Paten
1994
Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2001
tentang Merek
Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta
Belgium Patent Law Number 2005-04-
28/33
Supreme Decree Number 24676, Article 2,
Final Provisions VII
Provisional Measure Number 2.186-16 (23
August 2001)
Patent Law Amendment (2008), Article 5
(2), 26 (5).
Biodiversity Law 7788, Article 80; Rules
on Access (2003), Article 25.

Anda mungkin juga menyukai