Siswo Mulyartono
Me-Wahib
MEMAHAMI TOLERANSI, IDENTITAS
DAN CINTA DI TENGAH KEBERAGAMAN
Esai-esai Pilihan Ahmad Wahib Award
2012 dan 2014
Esai-esai Pilihan
Ahmad Wahib Award
2012 dan 2014
Me-Wahib
MEMAHAMI TOLERANSI, IDENTITAS
DAN CINTA DI TENGAH KEBERAGAMAN
i
Me-Wahib
MEMAHAMI TOLERANSI, IDENTITAS
DAN CINTA DI TENGAH KEBERAGAMAN
Esai-esai Pilihan Ahmad Wahib Award
2012 dan 2014
i
Me-Wahib
ii
Me-Wahib
MEMAHAMI TOLERANSI, IDENTITAS
DAN CINTA DI TENGAH KEBERAGAMAN
Editor:
Zen RS
Siswo Mulyartono
Jakarta, 2015
iii
Me-Wahib
iv
Pengantar Penerbit
v
Me-Wahib
vi
Pengantar Penerbit
vii
Me-Wahib
viii
Sambutan Menteri Agama
Lukman Hakim Saifuddin
ix
Me-Wahib
x
. Sambutan Menteri Agama
xi
Me-Wahib
xii
Pengantar Editor
[1]
xiii
Me-Wahib
xiv
Pengantar Editor
xv
Me-Wahib
xvi
Pengantar Editor
xvii
Me-Wahib
[2]
xviii
Pengantar Editor
xix
Me-Wahib
xx
Pengantar Editor
xxi
Me-Wahib
xxii
Pengantar Editor
xxiii
Me-Wahib
xxiv
Pengantar Editor
xxv
Me-Wahib
xxvi
Pengantar Editor
[3]
xxvii
Me-Wahib
xxviii
Pengantar Editor
xxix
Me-Wahib
xxx
Pengantar Editor
xxxi
Me-Wahib
xxxii
Pengantar Editor
xxxiii
Me-Wahib
[4]
xxxiv
Pengantar Editor
xxxv
Me-Wahib
xxxvi
Pengantar Editor
xxxvii
Me-Wahib
[5]
xxxviii
Pengantar Editor
xxxix
Me-Wahib
xl
Pengantar Editor
xli
Me-Wahib
xlii
Daftar Isi
v Pengantar Penerbit
vii Sambutan Menteri Agama
Lukman Hakim Saifuddin
ix Pengantar Editor
Sebab Ahmad Wahib Sendiri adalah Sebuah
Esai
3 Naimatur Rofiqoh
Pergolakan Asmara dalam Sengketa
Keberagama(a)n
31 Lydia Agustina
Garam dan Terang Toleransi
xliii
Me-Wahib
63 Naufil Istikhari Kr
Jalan Menikung Toleransi: Pemikiran Wahib
untuk Tanah Kelahirannya Sendiri
89 Nissa Rengganis
Pergulatan Ahmad Wahib sebagai
Pemberontakan Seorang Seniman
113 Prima Sulistya Wardhani
Jogja Istimewa, Wahib dan Mitos-mitos yang
Tak Terbuktikan
131 Muhammad Arif
Pluralisme Kematian (Revisi) Subjek Ahmad
Wahib: Analisis dan Aktualisasi
153 Nicholaus Prasetya
Ketika Yang Lain Menjadi Subjek
171 Fariz Panghegar
Menghidupkan Akal untuk Mendekati
Kebenaran
191 Siti Nurul Hidayah
Raport Merah Toleransi: Membaca Ahmad
Wahib Sekali Lagi
215 Rujukan
221 Biografi Penulis
xliv
ESAI-ESAI
AHMAD WAHIB
AWARD
1
Me-Wahib
2
Pergolakan Asmara dalam
Sengketa Keberagama(a)n
Naimatur Rofiqoh
3
Me-Wahib
4
Rofiqoh, Pergolakan Asmara
5
Me-Wahib
6
Rofiqoh, Pergolakan Asmara
7
Me-Wahib
8
Rofiqoh, Pergolakan Asmara
9
Me-Wahib
10
Rofiqoh, Pergolakan Asmara
11
Me-Wahib
12
Rofiqoh, Pergolakan Asmara
13
Me-Wahib
14
Rofiqoh, Pergolakan Asmara
15
Me-Wahib
16
Rofiqoh, Pergolakan Asmara
17
Me-Wahib
18
Rofiqoh, Pergolakan Asmara
19
Me-Wahib
20
Rofiqoh, Pergolakan Asmara
21
Me-Wahib
22
Rofiqoh, Pergolakan Asmara
23
Me-Wahib
24
Rofiqoh, Pergolakan Asmara
25
Me-Wahib
26
Rofiqoh, Pergolakan Asmara
27
Me-Wahib
28
Rofiqoh, Pergolakan Asmara
29
Me-Wahib
30
Garam dan Terang
Toleransi
Lydia Agustina
31
Me-Wahib
32
Agustina, Garam dan Terang Toleransi
Pengalaman Mengajarkan
Aku lulus dari SD Kristen yang mayoritas siswa
nya merupakan keturunan Cina dan pada umumnya
punya kepribadian yang rajin. Cuma ada tiga orang
33
Me-Wahib
34
Agustina, Garam dan Terang Toleransi
35
Me-Wahib
36
Agustina, Garam dan Terang Toleransi
37
Me-Wahib
38
Agustina, Garam dan Terang Toleransi
39
Me-Wahib
40
Agustina, Garam dan Terang Toleransi
41
Me-Wahib
42
Agustina, Garam dan Terang Toleransi
43
Me-Wahib
44
Agustina, Garam dan Terang Toleransi
45
Me-Wahib
46
Agustina, Garam dan Terang Toleransi
47
Me-Wahib
48
Agustina, Garam dan Terang Toleransi
49
Me-Wahib
50
Agustina, Garam dan Terang Toleransi
51
Me-Wahib
52
Agustina, Garam dan Terang Toleransi
53
Me-Wahib
54
Agustina, Garam dan Terang Toleransi
55
Me-Wahib
56
Agustina, Garam dan Terang Toleransi
57
Me-Wahib
58
Agustina, Garam dan Terang Toleransi
59
Me-Wahib
60
Agustina, Garam dan Terang Toleransi
61
Me-Wahib
62
Jalan Menikung Toleransi
Pemikiran Wahib untuk
Tanah Kelahirannya Sendiri
Naufil Istikhari Kr
63
Me-Wahib
64
Istikhari, Jalan Menikung Toleransi
65
Me-Wahib
66
Istikhari, Jalan Menikung Toleransi
67
Me-Wahib
68
Istikhari, Jalan Menikung Toleransi
69
Me-Wahib
70
Istikhari, Jalan Menikung Toleransi
71
Me-Wahib
72
Istikhari, Jalan Menikung Toleransi
73
Me-Wahib
menoleransitindakan-tindakanyanganti-toleransi/
intoleran (Masduqi, 2011:4-10).
Wahib juga menambahkan sasaran toleransi,
yang ia bagi ke dalam lima komponen: (1) sesama
penganut Islam dari berbagai mazhab, aliran dan
kepercayaan; (2) semua pemelukagama-agamase-
lain Islam, baik agama Abrahamik atau bukan; (3)
mereka yang bertuhan tapi tidak beragama, semisal
beberapa seniman dan intelektual (Bertand Russell
contohnya); (4) mereka yang tidak bertuhan tapi be-
ragama (minimal secarafungsional taklid terhadap
pikiran/ideologu tertentu); dan (5) mereka yang ti-
dak peduli terhadap Tuhan dan agama, semisal kaum
agnostik dan antiteis (hlm.178-179).
Lima objek (dan tentu saja juga subjek) toleransi
yang dikemukakan Wahib bersifat komprehensif dan
riil. Namun mengapa identifikasi Wahib tertuju pada
tipologi beragama saja? Atau, mengapa Wahib tidak
mengambil tipologi sosiologis, misalnya?
Saya kira, ini menjaditanda bahwa sejak dulu
sampai zaman Wahib (bahkan hingga sekarang),
jalan menikung menuju toleransi selalu, baik se-
cara kuantitatif maupun kualitatif, bermotif dan
bersentuhan dengan agama. Sebab itulah, wacana
keagamaan dalam pemikiran Wahib begitu sen-
tral. Lagi pula, coba perhatikan, mengapa Wahib
74
Istikhari, Jalan Menikung Toleransi
75
Me-Wahib
76
Istikhari, Jalan Menikung Toleransi
77
Me-Wahib
78
Istikhari, Jalan Menikung Toleransi
79
Me-Wahib
80
Istikhari, Jalan Menikung Toleransi
81
Me-Wahib
82
Istikhari, Jalan Menikung Toleransi
83
Me-Wahib
84
Istikhari, Jalan Menikung Toleransi
85
Me-Wahib
86
Istikhari, Jalan Menikung Toleransi
87
Me-Wahib
88
Pergulatan Ahmad Wahib
sebagai Pemberontakan
Seorang Seniman
Nissa Rengganis
89
Me-Wahib
90
Rengganis, Pergulatan Ahmad Wahib
91
Me-Wahib
92
Rengganis, Pergulatan Ahmad Wahib
93
Me-Wahib
94
Rengganis, Pergulatan Ahmad Wahib
95
Me-Wahib
96
Rengganis, Pergulatan Ahmad Wahib
97
Me-Wahib
98
Rengganis, Pergulatan Ahmad Wahib
99
Me-Wahib
Pertemuannya dengan seni, telah memberinya
pengalaman-pengalaman yang menyingkapkan keba
ruan. Pengalaman yang, saya kira, telah membawa
Wahib pada apa yang oleh Soren Kierkegaard sebut
sebagai leap of faith; lompatan iman. Agama-agama
dunia menamainya enlighment, satori, moksha,
nirvana atau marifat. Atau paling tidak, seperti
yang pernah ditulis oleh Imam Al-Ghazali, seorang
hujattul Islam kelahiran Thusi, sebuah kota kecil di
Iran pada tahun 450 H (1058 M) dalam kitab Ihya
Ulummudin:
100
Rengganis, Pergulatan Ahmad Wahib
101
Me-Wahib
102
Rengganis, Pergulatan Ahmad Wahib
103
Me-Wahib
104
Rengganis, Pergulatan Ahmad Wahib
105
Me-Wahib
106
Rengganis, Pergulatan Ahmad Wahib
107
Me-Wahib
108
Rengganis, Pergulatan Ahmad Wahib
109
Me-Wahib
110
Rengganis, Pergulatan Ahmad Wahib
111
Me-Wahib
112
Jogja Istimewa,
Wahib dan Mitos-mitos
yang Tak Terbuktikan
Prima Sulistya Wardhani
113
Me-Wahib
114
Wardhani, Jogja Istimewa
115
Me-Wahib
116
Wardhani, Jogja Istimewa
117
Me-Wahib
118
Wardhani, Jogja Istimewa
119
Me-Wahib
120
Wardhani, Jogja Istimewa
121
Me-Wahib
122
Wardhani, Jogja Istimewa
123
Me-Wahib
124
Wardhani, Jogja Istimewa
125
Me-Wahib
126
Wardhani, Jogja Istimewa
127
Me-Wahib
128
Wardhani, Jogja Istimewa
129
Me-Wahib
130
Pluralisme Kematian (Revisi)
Subjek Ahmad Wahib:
Analisis Dan Aktualisasi
Muhammad Arif
131
Me-Wahib
132
Arif, Pluralisme Kematian
133
Me-Wahib
134
Arif, Pluralisme Kematian
135
Me-Wahib
136
Arif, Pluralisme Kematian
137
Me-Wahib
138
Arif, Pluralisme Kematian
139
Me-Wahib
140
Arif, Pluralisme Kematian
141
Me-Wahib
142
Arif, Pluralisme Kematian
143
Me-Wahib
144
Arif, Pluralisme Kematian
145
Me-Wahib
146
Arif, Pluralisme Kematian
147
Me-Wahib
148
Arif, Pluralisme Kematian
149
Me-Wahib
Penutup
Akhirnya untuk menutup kajian ini penulis akan
menyimpulkan uraian-uraian yang telah dijelaskan
di atas: pluralisme Ahmad Wahib dapat digolongkan
berada di wilayah yang sama dengan para filosof
postmodernis yang memandang kematian subjek
bukan sebagai nihilisme subjek, melainkan sebagai
proses revisi subjek.
Seiring keberadaan Ahmad Wahib di jalur pe
mikiran yang mengupayakan proses revisi subjek,
maka pluralisme Ahmad Wahib tidaklah berujung
150
Arif, Pluralisme Kematian
151
Me-Wahib
152
Ketika Yang Lain
Menjadi Subjek
Nicholaus Prasetya
153
Me-Wahib
Yang lain
F. Budi Hardiman dalam karyanya, Massa, Ter-
ror, dan Trauma, menyatakan dengan jelas bahwa
dalam struktur masyarakat terjadi proses-proses di-
versifikasi kelompok yang secara umum dibagi men-
jadi tiga: yang ekstrem lain, yang lain, dan yang
sama. Menurutnya, yang ekstrem lain itu berada
di dunia seberang sana, sebuah dunia yang sama
sekali di luar komprehensivitas manusia. Yang per-
lu diperhatikan lebih lanjut adalah korelasi antara
yang lain dan yang sama sebab keduanya terletak
dalam lingkaran yang sama namun dengan garis pe-
misah yang membuat berbeda.
Kehadiran yang lain ini selalu menakutkan.
Yang lain tampak asing di hadapan yang sama
karena yang lain dianggap tidak menggenggam
identitas yang normal. Dalam karyanya, Budi
Hardiman melihat potensi yang lain ini pada me
154
Prasetya, Ketika Yang Lain Menjadi Subjek
155
Me-Wahib
156
Prasetya, Ketika Yang Lain Menjadi Subjek
157
Me-Wahib
158
Prasetya, Ketika Yang Lain Menjadi Subjek
159
Me-Wahib
Semuanya subjek
Louis Leahy dalam bukunya Human Being
men
jabarkan beberapa kriteria tentang manusia.
Salah satu yang terpenting adalah afeksivitas. Ia
menyatakan bahwa diberkahi afeksivitas membuat
manusia tidak akan pernah puas hanya melihat alam
semesta namun juga memiliki ketertarikan sendiri
dengan hal yang dilihat tersebut. Afeksivitas inilah
yang akhirnya memotivasi manusia melakukan
sesuatu dan memberikan respons terhadap realitas
di luarnya.
Respons terhadap dunia luar ini secara umum
bisa dibagi menjadi dua: mengobjekkan dan men-
subjekkan. Yang pertama berhubungan dengan
menjadikan realitas di luar sasaran pengamatan
untuk kepentingan sendiri. Realitas di luar dikenali
hanya dengan pengamatan. Sedang mensubjekkan
menempatkan realitas di luar sebagai sesuatu yang
memerlukan pemahaman. Untuk bisa mendapatkan
pemahaman, tidak bisa hanya sekadar dengan ob-
servasi melainkan membutuhkan kedudukan yang
setara dalam relasi intersubjektif.
Emmanuel Levinas tersohor dengan pandangannya
mengenai orang lain yang tidak bisa dilihat sebagai
objek. Bagi Levinas, pertemuan dengan sesama ma
nusia adalah perjumpaan dengan sisi terbatas dari
160
Prasetya, Ketika Yang Lain Menjadi Subjek
161
Me-Wahib
162
Prasetya, Ketika Yang Lain Menjadi Subjek
163
Me-Wahib
164
Prasetya, Ketika Yang Lain Menjadi Subjek
165
Me-Wahib
166
Prasetya, Ketika Yang Lain Menjadi Subjek
167
Me-Wahib
168
Prasetya, Ketika Yang Lain Menjadi Subjek
169
Me-Wahib
170
Menghidupkan Akal
untuk Mendekati Kebenaran
Fariz Panghegar
171
Me-Wahib
172
Panghegar, Menghidupkan Akal
173
Me-Wahib
174
Panghegar, Menghidupkan Akal
175
Me-Wahib
176
Panghegar, Menghidupkan Akal
177
Me-Wahib
178
Panghegar, Menghidupkan Akal
179
Me-Wahib
180
Panghegar, Menghidupkan Akal
181
Me-Wahib
182
Panghegar, Menghidupkan Akal
183
Me-Wahib
184
Panghegar, Menghidupkan Akal
185
Me-Wahib
186
Panghegar, Menghidupkan Akal
187
Me-Wahib
188
Panghegar, Menghidupkan Akal
189
Me-Wahib
190
Raport Merah Toleransi:
Membaca Ahmad Wahib
Sekali Lagi
Siti Nurul Hidayah
Goenawan Mohammad
Prolog
Sejumlah orang, kebanyakan perempuan berusia
renta, terlihat lemah, cemas, sebagian lainnya bah
kan terluka. Dengan penerangan seadanya, mereka
melewati malam mencekam. Seorang perawat pe
rempuan, bernama Mariyem, mendata mereka satu
per satu, sembari mengulum senyum, memberi satu
191
Me-Wahib
192
Hidayah, Raport Merah Toleransi
193
Me-Wahib
194
Hidayah, Raport Merah Toleransi
195
Me-Wahib
196
Hidayah, Raport Merah Toleransi
197
Me-Wahib
198
Hidayah, Raport Merah Toleransi
199
Me-Wahib
200
Hidayah, Raport Merah Toleransi
201
Me-Wahib
202
Hidayah, Raport Merah Toleransi
203
Me-Wahib
204
Hidayah, Raport Merah Toleransi
205
Me-Wahib
206
Hidayah, Raport Merah Toleransi
207
Me-Wahib
208
Hidayah, Raport Merah Toleransi
209
Me-Wahib
210
Hidayah, Raport Merah Toleransi
Epilog
Sebagai anak muda Islam, saya merasa tidak
habis pikir mengapa ekspresi keberagamaan bisa
menjelma sikap arogan, marah bahkan mengarah
pada sikap destruktif. Apakah keberimanan ha
rus selalu diteguhkan dengan membenci? Jika
demikian adanya, lalu di mana letak otentisitas
Tuhan di mata kaum yang gemar mengucap takbir
bukan untuk mengagungkan Tuhan namun untuk
mengintimidasi?
Jika Tuhan dipersonifikasikan sebagai pembenci
kelompok berbeda, sebagaimana mereka inginkan,
maka itu bukanlah Tuhan, melainkan hanya tuhan.
Tuhan yang sebenarnya adalah zat yang ya muru
bil adl wal ihsan. Sedangkan tuhan yang pemarah,
cengeng, kekanak-kanakan, arogan dan destruktif
211
Me-Wahib
212
Hidayah, Raport Merah Toleransi
213
Me-Wahib
214
Rujukan
Catatan
1. Lydia Agustina
Garam dan Terang Toleransi
1
Danu dan Dwi bukan nama sebenarnya.
2
Wahib, Ahmad. Pergolakan Pemikiran Islam:
Catatan Harian Ahmad Wahib. Jakarta: LP3ES,
2013. Hal. 179.
3
Matius 5:13-16, Alkitab dengan Kidung Jemaat,
Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2004.
4
Wahib, Ahmad. Pergolakan Pemikiran Islam:
Catatan Harian Ahmad Wahib. Jakarta: LP3ES,
2013. Hal. 210.
5
Tesalonika 4:11-12, Alkitab dengan Kidung
Jemaat, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2004.
6
Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://kbbi.web.id
7
Wahib, Ahmad. Pergolakan Pemikiran Islam:
Catatan Harian Ahmad Wahib. Jakarta: LP3ES,
2013. Hal. 29.
8
Rubin, Gretchen. The Happiness Project. New
York: HarperCollins, 2009.
9
Carnegie, Dale. How to Win Friends & Influence
People. New York: POCKET BOOKS, 2010.
215
Me-Wahib
10
Alkitab dengan Kidung Jemaat. Jakarta: Lem
baga Alkitab Indonesia, 2004.
11
Wahib, Ahmad. Pergolakan Pemikiran Islam:
Catatan Harian Ahmad Wahib. Jakarta: LP3ES,
2013. Hal. 31.
12
Filipi 4:7. Alkitab dengan Kidung Jemaat.
Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2004.
13
Wahib, Ahmad. Pergolakan Pemikiran Islam:
Catatan Harian Ahmad Wahib. Jakarta: LP3ES,
2013. Hal. 34.
14
Wahib, Ahmad. Pergolakan Pemikiran Islam:
Catatan Harian Ahmad Wahib. Jakarta: LP3ES,
2013. Hal. 70.
15
Alkitab dengan Kidung Jemaat. Jakarta:
Lembaga Alkitab Indonesia, 2004.
16
Alkitab dengan Kidung Jemaat. Jakarta:
Lembaga Alkitab Indonesia, 2004.
17
Wahib, Ahmad. Pergolakan Pemikiran Islam:
Catatan Harian Ahmad Wahib. Jakarta: LP3ES,
2013. Hal. 252.
18
Wahib, Ahmad. Pergolakan Pemikiran Islam:
Catatan Harian Ahmad Wahib. Jakarta: LP3ES,
2013. Hal. 19
216
Rujukan
Daftar Pustaka
1. Naimatur Rofiqoh
Pergolakan Asmara dalam Sengketa Keberagama(a)n
Adam, Asvi Warman. Kebangsaan Sunario.
Tempo, 27 Oktober - 2 November 2008: 41.
Camus, Albert. Cinta dan Pemberontakan da-
lam A.M. Kirch. Anatomi Cinta: Risalah Jalan Cin-
ta, Arti Cinta & Kekuatan Cinta. Jakarta: Komuni-
tas Bambu, 2009.
Gouda, Dr. Frances. Dutch Culture Overseas
Praktik Kolonial di Hindia Belanda, 1900-1942.
Jakarta: Serambi, 2007.
Hok-Gie, Soe. Catatan Seorang Demonstran.
Jakarta: LP3ES, 2008.
Moeis, Abdoel. Salah Asuhan. Jakarta: Balai
Pustaka, 1995.
Poeze, Harry A. Di Negeri Penjajah: Orang In-
donesia di Negeri Belanda 1600-1950. Jakarta: KPG
Bekerjasama dengan KITLV, 2008.
Soroush, Abdul Karim. Menggugat Otoritas dan
Tradisi Agama. Bandung: Mizan, 2002.
Suhadi. Kawin Lintas Agama Perspektif Kritik
Nalar Islam. Yogyakarta: LKiS, 2006.
Wahib, Ahmad. Pergolakan Pemikiran Islam.
Jakarta: LP3ES, 2013.
2. Muhammad Arif
Pluralisme Kematian (Revisi) Subjek Ahmad Wahib:
Analisis Dan Aktualisasi
Bakker, Anton. Antropologi Metafisik (Kanisus:
Yogyakarta. 2000)
Hardima, F. Budi. Hak-hak Asasi Manusia: Po-
lemik dengan Agama dan Kebudayaan (Kanisius:
Yogyakarta. 2011)
----. Melampaui Positivisme dan Modernitas:
Diskursus Filosofis tentang Metode Ilmiah dan
217
Me-Wahib
3. Nicholaus Prasetya
Ketika Yang Lain Menjadi Subjek
Hardiman, F Budi. 2011. Massa, Teror dan
TraumaMenggeledah Negativitas Masyarakat
Kita. Yogyakarta: Lamalera.
Leahy, Louis. 2008. Human Being. Yogyakarta:
Kanisius.
Sen, Amartya. 2006. Identity and Violence. New
York: W. W. Norton & Company, Inc.
Tjaya, Thomas Hidya. 2011. Tanggung Jawab
Terhadap yang Lain dalam Pluralitas-Etika Politik
Emmanuel Levinas. Empat Esai Etika Politik. Jakarta:
www.srimulyani.net.
218
Rujukan
Referensi Internet:
Marwa Mohie. In memory of a man who died
standing. Diperoleh dari http://english.ahram.org.
eg/NewsContent/18/0/13830/Books/In-memo-
ry-of-a-man-who-died-standing.aspx diakses pada
13/07/12.
Buku Berisi Penghinaan Terhadap Nabi Di-
musnahkan. Diperoleh dari http://www.tempo.
co/read/news/2012/06/14/064410453/Buku-Ber-
isi-Penghinaan-terhadap-Nabi-Dimusnahkan diak-
ses pada 13/07/12
219
Me-Wahib
220
Biografi Penulis
221
Me-Wahib
222
Biografi Penulis
223
Me-Wahib
Me-Wahib
MEMAHAMI TOLERANSI, IDENTITAS
DANMEMAHAMI
CINTA DI TENGAH KEBERAGAMAN
TOLERANSI, IDENTITAS
DAN CINTA DI TENGAH KEBERAGAMAN
I
Esai-esai Pilihan Ahmad Wahib Award
ndonesia masih menghadapi masalah intoleransi
2012 dan 2014
dan kekerasan keagamaan. Tapi di sisi lain, kita masih
memiliki peluang untuk mengampanyekan plural-
isme dan toleransi. Karena itu, kami melakukan kodi-
fikasi hasil Sayembara Penulisan Esai Ahmad Wahib
Award (AWA) untuk menyebarkan gagasan pluralisme
dan toleransi di Indonesia. Buku ini merupakan kum-
pulan naskah terbaik Sayembara AWA 2014 dilengkapi
dengan esai finalis Sayembara 2012.
Kami tidak bermaksud mengultuskan Ahmad Wahib.
Kami hanya ingin menjadikan pemikiran Wahib sebagai
sumber inspirasi kaum muda untuk mengkampanyekan
pluralisme dan toleransi di Indonesia. Harapannya, sa
yembara ini bisa melahirkan karya-karya terbaik sebagai
sumber inspirasi untuk toleransi.
i
Me-Wahib
224