Anda di halaman 1dari 4

Nama : Angelos Gogo Siregar

NPM : 110110170303
Matkul : Hukum Kekayaan Intelektual
(D)
Dosen : R .A. Gusman Catur S, S.H.,
LL.M., Ph.D.

MAKALAH TENTANG HAKI


1) Keterkaitan Antara Hak Kekayaan Intelektual dan Ekspresi Budaya
Tradisional
Yang dilindungi oleh HKI adalah kepentingan ekonomi dari hasil kreasi manusia bukan wujud
bendanya dan bukan pula idenya. Bila dilihat dari akar budaya, HKI tidak mempunyai akar
dalam kebudayaan bangsa Indonesia dan juga tidak terdapat dalam sistem hukum adat. 1
Perlindungan Hukum tentang sebuah karya cipta ekspresi budaya tradisional diatur didalam
Pasal 38 Ayat (1) dan (2) UU No. 28 tahun 2014 Tentang Hak Cipta yang Berbunyi: “Hak Cipta
atas ekspresi budaya tradisional dipegang oleh Negara. Negara wajib menginventarisasi,
menjaga, dan memelihara ekspresi budaya tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat (1).”
Jadi, dalam hal untuk perlindungan HAKI nya diatur dalam Adanya Undang-undang No. 5
Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan ini diharapkan dapat meningkatkan perlindungan
ekspresi budaya tradisional. Dalam Pasal 1 Angka (3) UU No. 5 Tahun 2017 tentang pemajuan-
pemajuan kebudayaan adalah upaya meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya
Indonesia di tengah peradaban dunia melalui pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan
pembinaan kebudayaan. Dalam hal-hal tersebut sebenarnya sudah diatur tentang regulasi yang
jelas untuk diaturnya namun dalam realisasi pemerintah, maka hal tersebut yang masih dinilai
kurang karena masih sedikit dari ekspresi budaya tradisional Indonesia sendiri untuk
diperkenalkan. Padahal kita tahu bahwa Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang
mempunyai banyak sekali keanekaragaman terutama dalam budayanya.
2) Peran World Intellectual Property Organization (WIPO) dalam hal
perlindungan ekspresi budaya tradisional
tradisional (atau ekspresi dari cerita rakyat) mungkin termasuk musik, seni, desain, nama, tanda,
simbol, penampilan, arsitektur, kerajinan dan cerita. WIPO mendefinisikan pengetahuan
tradisional sebagai kategori yang berisi ekspresi orang seperti musik, tari, lagu, kerajinan, desain,
narasi, dan karya seni. Konvensi dan WIPO telah menggunakan definisi ini untuk mewakili
karakteristik budaya yang terdiri dari benda-benda budaya sakral Objek dapat dimasukkan ke
dalam ekspresi budaya tradisional mereka adalah:2
1. dapat tertanam dan ditransfer melalui generasi;
2. dapat berkembang secara dinamis;
1
Hilman Hadikusuma, Pengantar Ilmu Hukum (Bandung, Mandar Maju, 1992) hal. 32
2
M.Zulfa Aulia, Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual atas Pengetahuan Tradisional (Jakarta : UI PRESS,2006)
hal.68
3. dapat dikelola sesuai dengan identitas masyarakat. Berdasarkan karakteristik tersebut, ekspresi
budaya tradisional dapat dilihat sebagai obyek perlindungan budaya.Tujuan utama dari Konvensi
adalah untuk melestarikan warisan budaya. Perlindungan disampaikan melalui perlindungan
Konvensi untuk keamanan.” Menurut Pasal 2 (3), langkah-langkah perlindungan untuk
menjamin pelestarian benda-benda suci dari budaya ini didukung oleh kutipan:" Perlindungan
dianggap sebagai tindakan yang diambil untuk menjamin kelangsungan hidup warisan budaya
takbenda dan kreativitas komunal."
3) Peran United Nations Education, Scientific And Cultural Organization (UNESCO)
Dalam Hal Perlindungan Ekspresi Budaya Tradisional
Pasal 1 Piagam PBB, salah satu tujuannya adalah untuk mempertahankan perdamaian dan
keamanan internasional. Tujuan tersebut sangat terkait erat dengan upaya penyelesian sengketa
secara damai.3 Sehingga dengan adanya upaya dari PBB melalui organ UNESCO dapat
mencegah terjadinya konflik antar negara dalam hal klaim kebudayaan. Sebagaimana
dikemukakan di atas, keterlibatan berbagai pihak secara terkoordinasi dan intensif sangat
diperlukan untuk menjamin terlaksananya sistem hak kekayaan intelektual yang diharapkan.
Terhadap perlindungan kekayaan budaya tradisional khususnya yang tidak berwujud juga telah
disepakati oleh UNESCO sejak 2001 dengan mengadakan survei yang melibatkan berbagai
negara dan organisasi internasional untuk mencapai kesepakatan mengenai cakupan World
Intangible Cultural Heritage dan diresmikan 2003 dalam bentuk Konvensi yaitu Convention for
The Safeguarding of The Intangible Cultural Heritage. Beberapa konvensi UNESCO untuk
melindungi warisan budaya tidak berwujud antara lain:4
1. Konvensi Hak Cipta Dunia (Universal Copyright Convention) 1952, revisi 1971.
2. Konvensi Perlindungan Warisan Budaya Tidak Benda (Convention for Safeguarding of The
Intangible Cultural Haritage) 2003.
3. Konvensi Mengenai Proteksi dan Promosi Keanekaragaman Ekspresi Budaya (Convention on
The Protection of The Diversity of Cultural Expressions) 2005.
Dengan meratifikasi berbagai konvensi dan protokol tingkat internasional, Indonesia memiliki
konsekuensi dan tanggung jawab yang tidak ringan. Berbagai kebijakan di level nasional terkait
dengan bidang kebudayaan, mendorong pemerintah untuk melakukan komitmen melindungi dan
mempromosikan keanekaragaman ekspresi budaya, dimana Indonesia diakui oleh dunia
internasional memiliki banyak warisan budaya dunia.
4) Perkembangan Perlindungan Ekspresi Budaya Tradisional Di Indonesia
Saat Ini

3
Jawahir Thontowi dan Pranoto Iskandar, Hukum Internasional Kontemporer, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006),
hal. 237
4
http://portal.unesco.org/en/ev.php-URL_ID=13649&URL_DO=DO_TOPIC&URL_SECTION=-471.html diakses pada
tanggal 4 Desember 2019 pukul 23.42 WIB
Perkembangan ekspresi budaya tradisional di Indonesia sebenarnya sudah sangat baik dalam
regulasi seperti yang telah dijelaskan baik dalam segi hak ciptanya dan juga sudah mendapat
kekuatan hukum dalam hal pengembangan dan juga dalam realisasinya dalam masyarakat.
Namun, justru negara-negara maju banyak yang mengklaim terutama dalam pengetahuan
tradisionalnya. Hal ini haruslah disinkronkan dari pengetahuan tradisional dengan ekspresi
budaya tradisionalnya. ndaknya pemerintah melakukan upaya melakukan berbagai upaya agar
dapat melindungi Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional. Mengusulkan agar
merevisi perjanjian Trips yang secara khusus mengatur masalah tersebut agar Pengetahuan
Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional yang dimiliki negara-negara berkembang dapat
dilindungi dari ekploitasi negara-negara maju. Pemerintah dan DPR harus membuat membuat
undang-undang yang secara khusus mengatur tentang Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi
Budaya Tradisional, untuk menghindari terjadi divarietas pengaturan mengenai hal tersebut. 5

DAFTAR PUSTAKA
 Hilman Hadikusuma, 1992, Pengantar Ilmu Hukum ,Bandung: Mandar Maju

5
Abdul Atsar, Perlindungan Hukum Terhadap Pengetahuan Dan Ekspresi Budaya Tradisional Untuk Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Ditinjau Dari Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan Dan
Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017,hal.298
 M.Zulfa Aulia,2006,Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual atas
Pengetahuan Tradisional, Jakarta : UI PRESS
 Jawahir Thontowi dan Pranoto Iskandar,2006, Hukum Internasional
Kontemporer, (Bandung: PT. Refika Aditama.
 Website http://portal.unesco.org/en/ev.php-
URL_ID=13649&URL_DO=DO_TOPIC&URL_SECTION=-471.html
 Abdul Atsar, Perlindungan Hukum Terhadap Pengetahuan Dan Ekspresi
Budaya Tradisional Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Ditinjau Dari Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan
Kebudayaan Dan Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta,
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum Volume 13, Nomor
2, Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai