Anda di halaman 1dari 3

Nama: Khairani Refitasari

Kelas: 1C PBSI
Mata kuliah: Budaya Bangsa
Resume Materi : Ketahanan Budaya

Pada minggu ini Mata Kuliah Budaya Bangsa membahas mengenai Ketahanan Budaya.
Dampak globalisasi terhadap kebudayaan kita terasa langsung pada kehidupan budaya
masyarakat urban. Di lingkungan perkotaan, masyarakat dihadapkan pada sebuah tegangan
yakni terasing dari budaya tradisi yang menjadi akar mereka, namun di sisi lain, mereka tidak
sepenuhnya terserap dalam budaya global. Pada situasi seperti itu, masyarakat rentan
mengalami krisis jatidiri dan kehilangan pegangan hidup yang dahulu disediakan oleh budaya
tradisi. Bahkan situasi ini dapat memicu konflik identitas yang bisa berujung secara ekstrem
pada pengerasan identitas primordial dan fanatisme apabila tidak disikapi secara dewasa.

Ketahanan Budaya diartikan sebagai "kondisi dinamis suatu bangsa, yakni keuletan dan
ketangguhan untuk mampu menghadapi dan mengatasi secara kultural segala ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan, baik yang timbul dari dalam negeri maupun
mancanegara, yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa itu serta kemampuannya
mencapai tujuan nasional" (Lemhanas, 1975).

Ciri-ciri kearifan lokal yang mampu bertahan menjalankan fungsinya sebagai pedoman hidup
di masyarakat adalah:

1. Mampu bertahan terhadap budaya luar.

2. Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar.

3. Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli.

4. Mempunyai kemampuan mengendalikan.

5. Mampu memberi arah pada perkembangan budaya.

Ciri Tradisi yang Mampu Berkembang :

1. Adaptif : Kebudayaan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman sehingga bisa
kita temukan adanya pergeseran atau perubahan kebudayaan pada kelompok sosial tertentu.
2. Dinamis : Kebudayaan selalu mengalami perubahan yang berarti tidak tetap.
3. Unik : Kebudayaan ini juga bersifat unik karena berbeda-beda dan beragam.
4. Universal : Kebudayaan bersifat luas dan beragam, seluruh manusia memiliki kebudayaan,
banyak kebebasan di dalam sebuah kebudayaan yang di jadikan acuan oleh beragam nya
kelompok masyarakat.
5. Bagian dari ritual : Kebudayaan walaupun tetap berubah dan terus berkembang namun
selalu berada dalam bagian yang sudah seharusnya terjadi dalam kebiasaan masyarakat
didalam nya.
Berkaitan dengan pentingnya perlindungan dan pelestarian terhadap tradisi budaya,
pelestarian terhadap tradisi budaya, organisasi dunia UNESCO telah menerbitkan empat
bentuk konvensi, yaitu: 1. Konvensi tahun 1972 yang berisi tentang perlindungan warisan
dunia;
2. konvensi tahun 2001 yang berisi tentang perlindungan benda warisan dunia bawah air;
3. konvensi tahun 2003 yang berisi tentang perlindungan warisan tak benda; dan
4. konvensi tahun 2005 yang berisi tentang proteksi dan promosi keanekaragaman ekspresi
budaya

Bentuk pelestarian budaya menurut Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata nomor: 42 tahun 2009 dan nomor: 40 tahun 2009 tentang Pedoman
Pelestarian Kebudayaan dalam bab I pasal 1, yaitu:

Pelestarian adalah upaya perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan yang


dinamis, pembinaan dan pengawasan umum dan teknis, inventarisasi, pendokumentasian,
penyelamatan, penggalian, penelitian, ekskavasi, pengayaan, penyajian, revitalisasi,
transliterasi, alih aksara, pencatatan, inventarisasi, registrasi.

Bentuk-bentuk pelestarian budaya menurut salah satu ahli yaitu Sedyawati (2008:280) adalah:
1. Pendokumentasian secermat mungkin dengan menggunakan berbagai media yang sesuai;
hasil dokumentasi ini selanjutnya menjadi sumber acuan, tentunya apabila disimpan di tempat
yang aman dan diregistrasi secara sistematis dengan penelusuran yang mudah
2. Pembahasan dalam rangka penyadaran, khususnya mengenai nilai-nilai budaya, norma, dan
estetika
3. Pengadaan acara penampilan yang memungkinkan orang mengalami dan menghayati

Beliau juga mengemukakan beberapa tindakan dan usaha yang dapat dilakukan untuk
melestarikan budaya yaitu:
1. pemeliharaan, perawatan, dan pemugaran
2. penggalian dan pengkajian
3. pengemasan informasi budaya dan penyebarluasan
4. perangsangan inovasi dan kreasi
5. perumusan nilai-nilai ideal bangsa dan sosialisasinya

Pelaku pelestari budaya menurut Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata nomor: 42 tahun 2009 dan nomor: 40 tahun 2009 tentang Pedoman
Pelestarian Kebudayaan dalam bab I pasal 1, yaitu:
1. Organisasi kebudayaan dan/atau forum komunikasi kebudayaan
2. Pihak asing
3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati/Walikota, dan perangkat daerah
4. Unit Pelaksana Teknis kebudayaan
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang disingkat SKPD

Rencana Induk Pelestarian Kebudayaan adalah rencana umum perlindungan, pengembangan,


dan pemanfaatan kebudayaan di tingkat nasional, regional, atau daerah untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup masyarakat dan mempertahankan jati diri bangsa
DAFTAR PUSTAKA

https://jendela.kemdikbud.go.id/v2/kebudayaan/detail/Strategi-Kebudayaan-untuk-Ketahanan-Budaya-dan-Pendidikan-
Karakter-Bangsa di akses pada Rahu, 07.09 16 November 2022

https://elib.unikom.ac.id/download.php?id=38326 di akses pada Rahu, 07.18 16 November


2022

http://peluangusahamakro.blogspot.com/2013/10/kebudayaan-bersifat-dinamis-dan-
adaptif.html?m=1 di akses pada Rahu, 07.18 16 November 2022

Anda mungkin juga menyukai