Kebudayaan adalah cara khas manusia untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kebudayaan ada 2 macam, yaitu kebudayaan material dan kebudayaan non material. Kebudayaan material terdiri dari peninggalan fisik buatan manusia. Sedangkan kebudayaan non material terbagi menjadi 3, yaitu: a. Pengetahuan dan kepercayaan (komponen kognitif) Pengetahuan merupakan koleksi ide dan fakta tentang dunia fisik dan sosial yang objektif dapat diandalkan dan dapat dipertanggungjawabkan. Kepercayaan merupakan keyakinan dan serangkaian ide yang lebih subjektif dan tidak dapat di refisi. b. Norma dan nilai (komponen normatif). Norma adalah aturan tidak tertulis yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Norma meliputi banyak hal, seperti norma adat, norma hukum, serta norma agama. Nilai berfungsi sebagai pemberi arah dan tujuan hidup. c. Tanda dan bahasa (komponen simbolik), yaitu simbol yang sering kita kenal seperti bahasa, gerak, isyarat, bunyi, dsb.
Kebudayaan memiliki beberapa unsur, yaitu bahasa, sistem
pengetahuan, organisasi sosial, sistem perawatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian. Ke 7 unsur kebudayaan tersebut dapat di perinci lagi menjadi beberapa bagian, menjadi kompleks budaya, kompleks sosial dan benda kebudayaan. Contohnya: a. Organisasi sosial meliputi adat, aktivitas sosial, dan peralatan fisik. b. Sistem mata pencaharian dibedakan menjadi perburuan, peladang, peternakan, perdagangan, perkebunan, industri perdagangan industri jasa, dan industri munafaktur. c. Kesenian meliputi seni rupa, seni suara, seni gerak, seni sastra, seni drama, dsb. Kebudayaan dapat terwujud dalam 3 kelompok, yaitu: a. Ide yang kompleks, meliputi ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma- norma, peraturan, dsb. b. Aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat c. Benda-benda hasil karya manusia.
Kebudayaan juga mengalami perubahan, karena beberapa faktor,
antara lain: a. Perubahan lingkungan alam, b. Adanya kontrak dengan suatu kelompok masyarakat yang memiliki norma, c. Nilai dan teknologi berbeda, d. Penemuan atau discovery untuk membuka pengetahuan baru, e. Investasi untuk penciptaan pengetahuan baru atau mengkombinasikan pengetahuan yang sudah ada, f. Adopsi budaya dari elemen lain yang dikembangkan di tempat lain, serta g. Modifikasi gaya hidup karena adanya perubahan pandangan hidup dan konsepsinya.
Cara yang mudah untuk mengenal dan mempelajari kebudayaan
adalah dengan mengelompokan (klasifikasi) sesuai daerah masing- masing. Daerah yang memiliki kebudayaan sama atau memeiliki banyak kemiripan budaya dikelompokan ke dalam 1 daerah kebudayaan. Indonesia termasuk daerah kebudayaan Malanesia. Di Indonesia terdapat banyak suku bangsa, seperti Aceh, Minangkabau, Melayu, Toraja, Ternate, Ambon Maluku, Jawa Tengah, Jawa Timur, Surakatra, Yogyakarta, dan Jawa Barat. Kebudayaan nasional tersebut dapat terancam dengan hadirnya kebudayaan asing. Ancaman kebudayaan asing bagi kebudayaan nasional antara lain, sebagai berikut. a. Komersialisme kebudayaan, b. Konsumerisme dan materialisme, c. Ketahanan budaya dan konflik nilai, d. Pendidikan dan proses alih nilai, e. Adaptasi hukum dan pengembangan peristiwa, f. Seks dan kesehatan, g. Sekularisme kehidupan beragama, h. Pengembangan potensi masyarakat dalam mengambil manfaat optimal dari peristiwa dan interaksi antar bangsa, i. Pengembangan kemampuan kritis nasional dalam menghadapi pengaruh kebudayaan asing.
2. Usaha-usaha pelestarian peninggalan sosial budaya di lingkungan sekitar.
Sejarah berupa bangunan tua menunjukan gambaran bahwa kegiatan pelestarian peninggalan sosial budaya di daerahtersebut belum mendapatkan penanganan yang serius. Khususnya di Indonesia dalam usaha pembentukan identitas bangsa, hakikat pemugaran dalam perencanaan dan perancangan kota. Sejak tahun 1931 (zaman Hindia-Belanda), indonesia telah memiliki Monumen Ordonantie Nr. 238, yaitu peraturan perlindungan terhadap bangunan lama (bersejarah). Pada tahun 1992, perangkat hukum tersebut direfisi menjadi UU Cagar Budaya Nomor. 5/1992. Menurut Widjaja Martokusumo, keberadaan UU ini belum menjamin bahwa kegiatan pelestarian dan pemugaran di kota-kota di Indonesia akan lebih baik. Karena petunjuk pelaksanaan teknis maupun dukungan kebijaksanaan masih dalam proses pembuatan. Akibat dari lemahnya penerapan aspek legal dan kurangnya pemahaman adalah berkurangnya bangunan tua bersejarah untuk pembangunan, meskipun ada pro dan kontra tentang kegiatan ini. Kurangnya partisipasi dan motifasi masyarakat dalam proses pembentukan lingkungan turut mendukung hilangnya sebagian peninggalan sosial budaya. Pada era sekarang ini, tuntutan perekonomian cukup tinggi terutama pada tempat-tempat strategis yang memiliki nilai jual lebih. Akibatnya dapat berbenturan kepentingan jika di tempat tersebut terdapat peninggalan sosial budaya. Kebijakan pemerintah dan masyarakat setempat dapat menentukan peninggalan sosial budaya tetap lestari atau berubah fungsi. Peninggalan sosial budaya misalnya monumen dan warisan sejarah. Monumen secara terbatas diartikan hanya pada bangunan monumental seperti candi, tugu, ataupun prasasti. Kecuali keraton, istana, dan bangunan religius, peninggalan sejarah lainnya yang tidak tergolong dalam kategori grand architecture sebenarnya juga produk budaya belum dapat diterima. Sedangkan sedangkan kategori warisan sejarah masih dalam bentuk kesenian tradisional, kaligrafi, seni lukis tradisional, dan bahasa daerah. Seni bangunan di Indonesia pada saat ini berada dalam konteks pembangunan masyarakat industrial baru (era informasi). Hal ini ditandai dengan adanya perubahan mencolok dari masyarakat feodal-agraris menuju masyarakat demokratis-industrial. Seni bangunan dan seni binakota diharapkan dapat membentuk lingkungan hidup yang bercirikan nuansa regiona secara kultural.perlu usaha yang kreatif dalam melestarikan warisan budaya tersebut. Semangat untuk melestarikan (semangat konservasi) memerlukan pendidikan. Pendidikan diperlukan dalam pemberian apresiasi atau penghargaan terhadap konsep lama dan melakukan inovasi untuk mengembangkan konsep baru. Kegiatan konservasi tidak sekedar mengenang dan membekukan peninggalan masa lalu, tetapi harus mampu juga dalam menjawab permasalahan lingkungan. Peninggalan sosial budaya dapat dijadikan pertimbangan bagi konsep pengembangan lingkungan hidup. Tujuan penting dari konservasi bangunan dan kawasan bersejarah adalah untuk proses belajar dan pengembangan sosial budaya. Kegiatan penafsiran sejarah dan apresiasi kritis terhadap peninggalan sosial budaya. Misalnya dengan menerbitkan buku-buku sejarah tentang bangunan dan kawasan lama. Usaha pelestarian budaya perlu memerhatikan hal-hal berikut ini :
a. Lokasi lingkungan alam dan demografi (kependudukan)
Lokasi atau daerah hunian suatu warga beserta lingkungan sekitarnya sangat mempengaruhi kebiasaan penduduk yang mendiami daerah tersebut. Sifat dan kebiasaan penduduk juga perlu diperhatikan dalam usaha pelestarian sosial budayanya b. Asal mula dan sejarah suku bangsa Asal mula (sejarah) suatu suku bangsa dapat di perhatikan dari cerita atau dongeng yang berkembang di daerah tersebut. Sebagian dari isi dongeng tersebut merupakan sejarah suku bangsa asli daerah. c. Bahasa Suatu suku bangsa ada ada yang memiliki bahasa dengan beberapa tingkatan (social levels of speech). Tingkatan bahasa ini menggambarkan kegiatan penduduk dan sastra sosialnya. d. Sistem teknologi Teknologi tradisional berkembang dalam masyarakat tertentu. Teknologi ini menunjukan kemampuan dan peradaban masyarakat tersebut. Teknologi tradisional meliputi 8 macam sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik yang dipakai oleh masyarakat kecil atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian. Contoh dari teknologi tradisional seperti alat-alat produktif, senjata, wadah, alat-alat menyalakan api, makanan dan minuman, jamu-jamuan, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan, alat-alat transportasi. e. Sistem mata pencaharian Mata pencaharian penduduk berhubungan dengan produksi, konsumsi, distribusi dan pemasaran f. Organisani sosial Beberapa masyarakat terdapat lapisan-lapisan yang berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat g. Kesenian Kesenian merupakan ekspresi hasrat manusia akan keindahan, meliputi benda-benda hasil seni musik, seni tari, seni drama. h. Sistem religi Keagamaan dan kepercayaan Provinsi Jawa Barat berbatasan wilayah dengan Provinsi Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Banten. Sosial budaya di provinsi Jawa Barat mencakup budaya Sunda. Usaha untuk melestarikan sosial budayanya di Jawa Barat, seperti:
a. Promosi pariwisata, karnaval budaya, event budaya;
b. Pusat study sosial dan budaya; c. Penerapan dalam ekstrakurikuler dan muatan lokal; d. Lomba kebudayaan untuk pelajar dan masyarakat umum; e. Bangga menggunakan produk budaya sendiri, seperti berbusana batik; f. Terdapat pusat pelatihan (training centre) untuk seni dan budaya; g. Study banding tentang kebudayaan dan penyelenggaraan duta budaya.