Anda di halaman 1dari 5

PERLINDUNGAN HUKUM HAKI

DALAM KESENIAN TRADISIONAL


INDONESIA

Disusun oleh :
1. Dila Nuril Haqi
2. Hanida Roro
3. Puspita Diah F
4. Veby Marliana P
PERLINDUNGAN PREVENTIF
Kebudayaan ( seni dan budaya ) semakin disadari sebagai fenomena kehidupan manusia yang
paling progresif, baik dalam pertemuan dan pergerakan manusia secara fisik ataupun ide /
gagasan serta pengaruhnya dalam bidang ekonomi. Oleh karenanya banyak negara yang kini
menjadikan kebudayaan (komersial / non – komersial) sebagai bagian utama strategi
pembangunannya .
Selanjutnya, dalam jangka panjeng akan terbentuknya sebuah sistem industri budaya. Ketika
kebudayaan bertindak sebagai faktor utama pembentukan pola hidup, sekaligus mewakili citra
sebuah komunitas. Di Indonesia, poros-porsos seni dan budaya seperti Jakarta, Bandung,
Jogjakarta, Denpasar (Bali) telah menyadari hal ini dan mulai membangun sistem industri
budayanya masing-masing. Meski dalam beberapa kasus, industri budaya lebih merupakan
merupakan ekspansi dari pada pengenalan kebudayaan, tetapi dalam beberapa pengalaman
utama, industri budaya akan merangsang kesadaran masyarakat untuk melihat kembali dirinya
sebagai aktor penting kebudayaannya.
PERLINDUNGAN REPRENSIF
Perlindungan reprentif hak kekayaan intelektual terhadap kesenian tradisional di
Indonesia terdapat juga dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang
hak cipta. Pencpta / ahli warisnya atau pemegang hak cipta, yang dalam hal
kesenian berhak dipegang oleh negara, berhak mengajukan gugatan ganti rugi
kepda pengadilan niaga atas pelanggaran hak ciptanya dan meminta penyitaan
terhadap benda yang diumumkan dan hail perbanyakan hak ciptaan itu.
Pemegang hak cipta juga berhak memohon kepada pengadilan niaga agar
memerintahkan penyerahan seluruh / sebagian penghasilan yang diperoleh dari
penyelanggaraan cramah, pertemuan ilmiah, pertunjukan / pameran karya
ciptaan / barang yang merupakan hasil pelanggaran hak cipta.
 Gugatan pencipta / ahli warisnya yang tenpa
persetujuan itu diatur dalam pasal 55 UUD No. 19
tahun 2002 tentang hak cipta. Yang menyebutkan
bahwa penyerahan hak cipta atas seluruh ciptaan
kepada pihak lain tak mengurangi hak pencipta / ahli
warisnya untuk menggugat yang tanpa persetujuan :
1. Peniadaan nama pencipta pada ciptaan itu.
2. Mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya
3. Mengganti / mengubah judul ciptaan
4. Mengubah isi ciptaan.
 Prospek hukum hak kekayaan intelektual di Indonesia dalam
rangka memberikan perlindungan hukum bagi kesenian
tradisional dari pembajakan oleh negara lain adalah :
1. Pembentukan perundang-undangan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat lokal.
2. Pelaksanaan dokumentasi sebagai sarana untuk defensive
protection dengan melibatkan masyarakat / LSM dalam
proses efektifitasi dokumentasi dengan dimotori pemerintah
pusat / daerah.
3. Menyiapkan mekanisme benefit sharing yang tepat

Anda mungkin juga menyukai