Anda di halaman 1dari 21

EKSPRESI BUDAYA

TRADISIONAL
Oleh :
• ADI RIAWAN
• PETRUS VERIANUS ATOK
• IMAM PUNGGOWO
Ekspresi Budaya Tradisional

Kepemilikan Pengetahuan Tradisional


Komunal
Indikasi Geografis

Indikasi Asal

KEKAYAAN
INTELEKTUAL
Hak Cipta

Hak Milik Industri

Desain
Paten Merek
Kepemilikan Industri
Personal
Rahasia Desain Tata Varietas
Dagang Letak Sirkuit Tanaman
Terpadu
Ekspresi Budaya Tradisional adalah segala bentuk ekspresi seni dan budaya, baik
berupa benda maupun takbenda, atau kombinasi keduanya, yang dihasilkan dari
kreativitas intelektual, dan dipelihara, dikembangkan, dan diwariskan dari
generasi ke generasi.
PERBEDAAN
Pengetahuan Tradisional & Karya Intelektual
Ekspresi Budaya Tradisional Non Tradisional
produk/ karya: produk/ karya:
merupakan pewarisan antar merupakan hasil/kreasi
generasi (turun-temurun) individu/badan hukum
pencipta/ kreator: pencipta/kreator:
pada umumnya tidak dikenal Diketahui
pemanfaatan: pemanfaatan:
utamanya ditujukan untuk terkait dengan kepentingan
pelaksanaan prosesi/upacara komersial
adat/keyakinan

kepemilikan: kepemilikan:
bersifat komunal bersifat individual dan eksklusif
jangka waktu perlindungan: jangka waktu perlindungan:
tidak dikenal bervariasi, tergantung jenis karya
intelektual
Kenapa mesti dilindungi…?

Perlindungan dibutuhkan untuk mencegah produk-produk milik masyarakat


Indonesia, khususnya yang berbasis pengetahuan tradisional, agar
kepemilikannya tidak diakui tanpa izin oleh negara lain.

Oleh sebab itu produk-produk tersebut perlu memperoleh perlindungan


hukum. Apalagi diketahui jelas, bahwa semua kekayaan yang berbasis budaya
tradisional mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi.

Upaya tersebut tentunya akan mendorong peningkatan perekonomian


Indonesia dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kenapa pemberian perlindungan terhadap Ekspresi Budaya Tradisional
dianggap penting..?

Penting ketika dihadapkan pada karakteristik dan keunikan yang dimilikinya.

Alasan perlunya dikembangkannya perlindungan bagi pengetahuan tradisional, di


- pertimbangan keadilan,
- Konservasi,
- Pemeliharaan budaya dan
- praktik tradisi,
- pencegahan perampasan oleh pihak-pihak yang tidak berhak terhadap
komponen-komponen pengetahuan tradisional dan pengembangan
penggunaan kepentingan pengetahuan tradisional.

Perlindungan terhadap pengetahuan tradisional berperan positif memberikan


dukungan kepada komunitas masyarakat tersebut dalam melestarikan tradisinya.
Apakah sudah ada perlindungan terhadap Ekspresi Budaya Tradisional

Di tingkat global belum ada perjanjian internasional yang menjadi payung bagi
perlindungan HKI atas EBT;
UPAYA PERLINDUNGAN EKSPRESI
BUDAYA TRADISIONAL DI TINGKAT
INTERNASIONAL

Dikenal dengan Genetic Resource Tradisional Knowledge and Folklore (GRTKF) atau
Sumber Genetik Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Folklore (SGPTF) merupakan
masalah yang sangat penting. Perlindungan terhadap SGPTF dikarenakan pemanfaatan
SGPTF itu sendiri.

Negara-negara berkembang yang merasa ada yang perlu dan dapat dilakukan untuk
lahirnya, satu instrumen internasional yang mengikat, sehingga penggunaan SGPTF
mereka oleh pihak-pihak tertentu untuk dikomersialkan dapat juga memberi manfaat
bagi mereka, persisnya pemilik atau komunitas tempat SGPTF itu berasal.

banyak negara berkembang merasa bahwa mereka memiliki potensi keunggulan


kompetitif di bidang pengetahuan tradisional yang dapat diterapkan secara
komersial.
Perjuangan negara-negara berkembang untuk adanya perlindungan hukum terhadap
sumber daya hayati dan pengetahuan tradisional, muncul dengan ditandatanganinya
Convention on Biological Diversity 1992 (CBD). Sejak saat itu berbagai pertemuan
tingkat dunia,terutama dalam kerangka World Intellectual Property Organisation
(WIPO) terus diselenggarakan untuk merumuskan sistem perlindungan yang tepat bagi
pengetahuan tradisional tersebut.

Guna melindungi pengetahuan tradisional terus bergulir, tetapi belum juga


tercapai. Meskipun dalam CDB telah menyinggung tentang perlindungan atas
pengetahuan tradisional. Namun sampai saat ini belum ada kesepakatan di antara
negara-negara peserta CDB. Kini berkembang terus upaya-upaya UNESCO dan
WIPO untuk melindungi pengetahuan tradisional dan folklor.

Dalam forum internasional pada tahun 2000 dibentuk IGC-GRTKF


(Intergovernmental Committee on Genetic Resources, Traditional Knowledge,
and Folklore) oleh WIPO untuk membahas kemungkinan-kemungkinan
diadakannya suatu perjanjian yang mengikat, sebagai upaya hukum untuk
melindungi secara internasional. Tetapi sampai pertemuan ke 13 belum juga
dihasilkan kesepakatan.
UPAYA PERLINDUNGAN EKSPRESI BUDAYA
TRADISIONAL DI INDONESIA

Diupayakan perlindunganya melalui sistem HKI:


 UU Hak Cipta NOMOR 38 TAHUN 2014 Pasal 38

Pasal 38
(1) Hak Cipta atas ekspresi budaya tradisional dipegang oleh Negara.

(2) Negara wajib menginventarisasi, menjaga, dan memelihara ekspresi budaya tradisional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Penggunaan ekspresi budaya tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) harus
memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat pengembannya.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Hak Cipta yang dipegang oleh Negara atas ekspresi
budaya tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Pasal 39
1. Dalam hal Ciptaan tidak diketahui Penciptanya dan Ciptaan tersebut belum
dilakukan Pengumuman, Hak Cipta atas Ciptaan tersebut dipegang oleh Negara
untuk kepentingan Pencipta.
2. Dalam hal Ciptaan telah dilakukan Pengumuman tetapi tidak diketahui
Penciptanya, atau hanya tertera nama aliasnya atau samaran Penciptanya, Hak
Cipta atas Ciptaan tersebut dipegang oleh prhak yang melakukan
Pengumuman untuk kepentingan Pencipta.
3. Dalam hal Ciptaan telah diterbitkan tetapi tidak diketahui Pencipta dan pihak
yang melakukan Pengumuman, Hak Cipta atas Ciptaan tersebut dipegang oleh
Negara untuk kepentingan Pencipta.
4. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) tidak
berlaku jika Pencipta dan/atau pihak yang melakukan Pengumuman dapat
membuktikan kepemilikan atas Ciptaan tersebut.
5. Kepentingan Pencipta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3)
dilaksanakan oleh Mente ri.
Ciptaan yang Dilindungi
Pasal 40
1. Ciptaan yang dilindungi meliputi Ciptaan dalam bidang
ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, terdiri atas:
d. lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;
e. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan,
dan pantomim;
f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan,
gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, atau
kolase;
karya seni terapan;
karya arsitektur;
peta;
karya seni batik atau seni motif lain;
karya fotografi;
Potret;
m. karya sinematograh;
2. Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) huruf n dilindungi sebagai Ciptaan
tersendiri dengan tidak mengurangi Hak Cipta atas Ciptaan asli.
3. Pelindungan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dan ayat (21, termasuk
pelindungan terhadap Ciptaan yang tidak atau belum dilakukan Pengumuman tetapi
sudah diwujudkan dalam bentuk nyata yang memungkinkan Penggandaan Ciptaan
tersebut.
MASA BERLAKU HAK CIPTA DAN HAK TERKAIT

- Masa Berlaku Hak Moral Pasal 57 sebagaimana dalam pasal 5 yaitu tanpa batas
waktu & berlaku selama berlangsungnya jangka waktu hak cipta atas ciptaan yang
bersangkutan
- Masa berlaku ekonomi pasal 58, selama hidup pencipta dan berlangsung selama 70
tahun setelah meninggal dunia
- Perlindungan Hak Cipta atas Ciptaan pasal 59, berlaku selama 50 tahun sejak
pertama kali dilakukan pengumuman
- Pelindungan Hak Cipta atas Ciptaan berupa karya seni terapan berlaku selama 25
(dua puluh lima) tahun sejak pertama kali dilakukan Pengumuman.
- Hak Cipta atas ekspresi budaya tradisional yang dipegang oleh negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) berlaku tanpa batas waktu
- Hak Cipta atas Ciptaan yang Penciptanya tidak diketahui yang dipegang oleh negara
sebagaimana dimaksud Pasal 39 ayat (1) dan ayat (3) berlaku selama 50 (lima puluh)
tahun sejak Ciptaan tersebut pertama kali dilakukan Pengumuman.
- Hak Cipta atas Ciptaan yang dilaksanakan oleh pihak yang melakukan Pengumuman
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) berlaku selama 50 (lima puluh) tahun
sejak Ciptaan tersebut pertama kali dilakukan Pengumuman.
UU Hak Cipta mengatur mengenai EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL,
yaitu mencakup salah satu atau kombinasi bentuk ekspresi sebagai
berikut:

a. verbal tekstual, baik lisan maupun tulisan, yang berbentuk prosa


maupun puisi, dalam berbagai tema dan kandungan isi pesan, yang
dapat berupa karya sastra ataupun narasi informatif;
b. musik, mencakup antara lain, vokal, instrumental, atau kombinasinya;
c. gerak, mencakup antara lain, tarian;
d. teater, mencakup antara lain, pertunjukan wayang dan sandiwara
rakyat;
e. seni rupa, baik dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi yang
terbuat dari berbagai macam bahan seperti kulit, kayu, bambu, logam,
batu, keramik, kertas, tekstil, dan lain-lain atau kombinasinya; dan
f. upacara adat.
Jenis Karya Perizinan

1. Karya yang diketahui penciptanya dan Perlu mendapat izin dari pencipta, pemegang
masih berlaku perlindungan hak ciptanya hak cipta, atau ahli waris

2. Karya yang diketahui penciptanya dan Tidak perlu mendapat izin dari pencipta,
perlindungan hak ciptanya sudah berakhir pemegang hak cipta, atau ahli waris. Namun,
tetap harus mencantumkan
penciptanya/sumbernya

3. Karya yang tidak diketahui penciptanya, Perlu mendapat izin dari pihak yang
tetapi diketahui pihak yang mengumumkannya
mengumumkannya

4. Karya yang tidak diketahui penciptanya Perlu berkonsultasi dengan Kementerian


dan pihak yang mengumumkannya Hukum dan HAM c.q. Ditjen Kekayaan
Intelektual

5. Ekspresi Budaya Tradisional Perlu berkoordinasi dengan masyarakat


pengembannya

6. Karya yang Tidak Ada Hak Ciptanya Dapat dibuka aksesnya dengan tetap
memperhatikan keotentikannya.
Ulos ialah kain khas masyarakat
batak
Rumah Adat Tongkonan ialah rumah tradisional
masyarakat Toraja Ruma Bolon ialah rumah
tradisional masyarakat Batak
Toba di SUMUT

Sumber :
https://sabilafatimah.wordpress.com
www.gramedia.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Batak
https://knbooksobsession.blogspot.com

Rumah Gadang ialah rumah tradisional masyarakat adat Minangkabau, Sumatera Barat
*Ukiran-Ukiran dinding rumah adat Toraja,
Sulawesi Selatan
Fataele/Tari Perang ialah Fahombo/Lompat batu Rumah tradisional Nias
tarian tradisional ialah tradisi khas Nias
masyarakat Nias
Tari Saman, Salah satu Tarian Tradisional
Indonesia | suduthukum.com

Anda mungkin juga menyukai