MHA
1. Adanya hukum tradisional yang berlaku
2. Adanya lembaga dan perangkat hukum
yang menegakkan hukum tersebut
MASYARAKAT ADAT
1. Adanya wilayah dan batas wilayah tersebut
2. Adanya norma yang mengatur tata hidup masyarakat tersebut
3. Adanya kesatuan genealogis dan/atau teritoris masyarakat tertentu
4. Adanya lembaga dan perangkat pemerintahan tradisional pada
masyarakat tertentu
PENGGUNAAN ISTILAH MHA OLEH AHLI
Dalam pidato tertanggal 2 Otokber 1901, Van
Vollenhoven mengemukakan bahwa untuk mengetahui
hukum, maka adalah dikemukakan perlu diselidiki buat
waktu apabila pun dan di daerah mana pun, sifat, dan
susunan badan-badan persekutuan hukum, di mana
orang-orang yang dikuasai oleh hukum itu, hidup
sehari-hari.
Salah satu peristiwa penting terkait dengan pengakuan dan penguatan masyarakat hukum adat secara
internasional berawal dari hasil Eart Summit di Rio de Janeiro pada tahun 1992 dengan dikeluarkannya Rio
Declaration on Environment and Development. Deklarasi tersebut menekankan hak-hak masyarakat adat
untuk memelihara dan memperkuat lembaga, budaya, dan tradisi mereka sendiri dan untuk mengejar
perkembangan mereka sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi mereka sendiri. Sebagaimana disebutkan
dalam pasal 28I (3) yang menyatakan bahwa identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati
selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.
REFRENSI
Syofyan, Ahmad. 2012. Perlindungan Hak-Hak Masyarakat Adat Menurut Hukum Internasional.
Jurnal Ilmu Hukum. Riau
Muazzin. 2014. Hak Masyarakat Adat (Indigenous Peoples) atas Sumber Daya Alam: Perspektif
Hukum Internasional . Padjajaran Jurnal Ilmu Hukum. Bandung.
Ratuanak, Andre. 2019. Tidak Semua Masyarakat Adat adalah Masyarakat Hukum Adat,
Ambigu dalam Peristilahan.
https://www.kompasiana.com/andreratuanak/5d5319d90d82303d914e7732/tidak-semua-
masyarakat-adat-adalah-masyarakat-hukum-adat-ambigu-dalam-peristilahan?
page=all#section1, diakses pada 3 November 2021 pukul 20.30-20.41