Anda di halaman 1dari 6

ISTILAH MASYARAKAT HUKUM

ADAT (MHA) DALAM INSTRUMEN


NASIONAL DAN INTERNASIONAL
Kelompok 5
1. Talitha Suhaila (3020210301)
2. Fauzan Mahfudin (3020210302)
3. Ananda Wisnu Wardhana (3020210305)
4. Silvya Febiana (3020210306)
5. Muhammad Rifqy Fajri (3020210307)
6. Muhammad Soleh Bagja (3020210308)
7. Maharani Khalilah Syahputri (3020210309)
CARA MEMBEDAKAN ISTILAH
MHA DAN MASYARAKAT ADAT
MELIHAT DARI KARAKTERISTIKNYA

MHA
1. Adanya hukum tradisional yang berlaku
2. Adanya lembaga dan perangkat hukum
yang menegakkan hukum tersebut

MASYARAKAT ADAT
1. Adanya wilayah dan batas wilayah tersebut
2. Adanya norma yang mengatur tata hidup masyarakat tersebut
3. Adanya kesatuan genealogis dan/atau teritoris masyarakat tertentu
4. Adanya lembaga dan perangkat pemerintahan tradisional pada
masyarakat tertentu
PENGGUNAAN ISTILAH MHA OLEH AHLI
Dalam pidato tertanggal 2 Otokber 1901, Van
Vollenhoven mengemukakan bahwa untuk mengetahui
hukum, maka adalah dikemukakan perlu diselidiki buat
waktu apabila pun dan di daerah mana pun, sifat, dan
susunan badan-badan persekutuan hukum, di mana
orang-orang yang dikuasai oleh hukum itu, hidup
sehari-hari.

Masyarakat-masyarakat hukum adat adalah kesatuan-


kesatuan kemasyarakatan yang mempunyai kelengkapan-
kelengkapan untuk sanggup berdiri sendiri yaitu mempunyai
kesatuan hukum, kesatuan penguasa dan kesatuan
lingkungan hidup berdasarkan hak bersama atas tanah dan
air bagi semua anggotanya. Selanjutnya, maka Hazairin
menyatakan bahwa masyarakat-masyarakat hukum adat
tersebut juga terangkum di dalam Pasal 18 UUD 1945.
KONSTRUKSI NASIONAL TERHADAP
MHA
DIAKUIN PADA PASAL 18B AYAT (2), PASAL 28I AYAT
(3), DAN PASAL 32 AYAT (1) DAN AYAT (2)

Pasal 18B ayat (2)


Pasal 32 ayat (1)
Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan dan ayat (2)
masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Pada ayat (1) menjelaskan bahwa
negara memajukan kebudayaan
Indonesia, yang diatur dalam undang-undang. nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam
memelihara dalam mengembangkan
nilai-nilai budaya.

Pasal 28I ayat (3) Pada ayat (2) menjelaskan bahwa


negara menghormati dan memelihara
Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional.
dihormati selaras dengan perkembangan zaman
dan peradaban.
KONTEKS INTERNASIONAL
TERHADAP MHA
Deklarasi Hak Masyarakat Adat merupakan pernyataan komprehensif yang membahas hak-hak masyarakat adat.
Deklarasi ini dirancang dan secara resmi diperdebatkan selama lebih dari 20 tahun sebelum diadopsi pada tanggal 29 Juni
2006 selama sesi pengukuhan Dewan Hak Asasi Manusia. Hari masyarakat adat Internasional kemudian diperingati setiap
tanggal 9 Agustus setiap tahunnya. Hari ini diperingati sejak Sidang Umum PBB tentang hak-hak masyarakat adat (The
United Nations Declaration on the Rights of Indigenous Peoples) pada 13 September 2007. Deklarasi tersebut menekankan
hak-hak masyarakat adat untuk memelihara dan memperkuat lembaga, budaya, dan tradisi mereka sendiri dan untuk
mengejar perkembangan mereka sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi mereka sendiri. Badan PBB lainnya membahas
hak-hak masyarakat adat melalui konvensi seperti International Labour Organization’s Convention No. 169 and Convention
on Biological Diversity (Pasal 8j).

Salah satu peristiwa penting terkait dengan pengakuan dan penguatan masyarakat hukum adat secara
internasional berawal dari hasil Eart Summit di Rio de Janeiro pada tahun 1992 dengan dikeluarkannya Rio
Declaration on Environment and Development. Deklarasi tersebut menekankan hak-hak masyarakat adat
untuk memelihara dan memperkuat lembaga, budaya, dan tradisi mereka sendiri dan untuk mengejar
perkembangan mereka sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi mereka sendiri. Sebagaimana disebutkan
dalam pasal 28I (3) yang menyatakan bahwa identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati
selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.

REFRENSI
Syofyan, Ahmad. 2012. Perlindungan Hak-Hak Masyarakat Adat Menurut Hukum Internasional.
Jurnal Ilmu Hukum. Riau

Muazzin. 2014. Hak Masyarakat Adat (Indigenous Peoples) atas Sumber Daya Alam: Perspektif
Hukum Internasional . Padjajaran Jurnal Ilmu Hukum. Bandung.

Ratuanak, Andre. 2019. Tidak Semua Masyarakat Adat adalah Masyarakat Hukum Adat,
Ambigu dalam Peristilahan.
https://www.kompasiana.com/andreratuanak/5d5319d90d82303d914e7732/tidak-semua-
masyarakat-adat-adalah-masyarakat-hukum-adat-ambigu-dalam-peristilahan?
page=all#section1, diakses pada 3 November 2021 pukul 20.30-20.41

Anda mungkin juga menyukai