5/Jul/2018
59
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018
5 7
Loc-cit. Loc-cit.
6 1
Aminudin, dan H. Zainal Abidin, Pengantar Metode Abdul Khakim, Aspek Hukum Penyelesaian
Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Perselisihan Hubungan Industrial, PT Citra Aditya Bakti,
2008, hlm. 118. Bandung, 2015, hlm. 4.
60
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018
61
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018
Apa saja uraian replik penggugat yang menghadirkan saksi atau saksi ahli,
tidak sesuai dengan fakta-fakta yang bukan majelis hakim.
dimiliki tergugat dapat diuraikan dalam 8. Kesimpulan
duptik tersebut sebagai sanggahan ter- Acara kesirnpulan (konklusi)
hadap replik penggugat. merupakan tahapan penting di mana
Sama halnya dengan replik, duplik tahapan ini juga merupakan tindak
diajukan secara tertulis ataupun secara lanjut dari upaya meyakinkan majelis
lisan dengan tujuan untuk hakim agar membuat putusan sesuai
meneguhkan jawabannya dengan fakta-fakta yang dimiliki oleh
mematahkan atau menolak penggugat, pihak-pihak. Acara kesimpulan bukan
selanjutnya pembuktian. merupakan keharusan, melainkan
6. Pembuktian sudah menjadi kebiasaan dalam proses
Pembuktian merupakan tahapan beracara dalam pengadilan.
sangat penting dalam perkara perdata Tujuan kesimpulan (konklusi) untuk
karena menentukan dikabulkan atau menyampaikan pendapat pihak-pihak
ditolaknya suatu gugatan atau jawaban kepada majelis hakim tentang terbukti
para pihak tergantung terbukti atau atau tidaknya suatu gugatan sehingga
tidaknya di depan persidangan dengan kesimpulan tentu yang dibuat
pengadilan. Yang perlu dibuktikan oleh secara jujur dan benar diharapkan
para pihak yang beperkara bukanlah mempermudah hakim untuk membuat
hukumnya, melainkan peristiwa atau putusan yang adil terhadap perkara
hubungan hukumnya atau duduk yang sedang diperiksa. Persoalannya
perkaranya. Tentang hukumnya dalam praktik, terkadang para pihak
merupakan kewajiban hakim untuk membuat kesimpulan secara subjektif
mengetahui dan menerapkan hukum. sehingga mempersulit hakim.
Peristiwa-peristiwa yang dikemukakan 9. Putusan
oleh para pihak belum tentu penting Mengenai pengambilan putusan dalam
bagi majelis hakim untuk UU PPHI telah diatur dalam Pasal 100
mempertimbangkannya. Majelis hakim sampai Pasal 112, di antaranya :
akan mengkaji, mana peristiwa penting a. Dalam mengambil putusan, majelis
dan terkait (relevant), dan mana yang hakim mempertimbangkan hukum,
tidak terkait (irrelevant). Peristiwa perjanjian yang ada, kebiasaan, dan
yang penting dan terkait itulah yang keadilan (Pasal 100 UU PPHI)
harus dibuktikan oleh pihak yang Secara eksplisit sudah jelas bahwa
mendalilkan. pertimbangan putusan majelis
7. Pemeriksaan Saksi-saksi hakim, di antaranya, berdasarkan
Pasal 90 ayat (1) UU PPHI menentukan hukum, tidak hanya dan terbatas
bahwa majelis hakim dapat memanggil dengan undang-undang sebagai
saksi atau saksi ahli. Namun, hukum tertulis, tetapi juga hukum
penggunaan pasal ini tampaknya tidak tidak tertulis. Kemudian, juga
populer di mata majelis hakim. Apakah berdasarkan perjanjian, baik tertulis
ini persoalan kebiasaan dalam maupun tidak tertulis, kebiasaan
menangani perkara perdata umum yang sudah berlaku selama ini, dan
atau karena majelis hakim tidak mau yang prinsip juga berdasarkan
repot? Apabila mengacu pada hukum keadilan.
acara perdata, memang majelis hakim b. Putusan majelis hakim dibacakan
bersifat pasif. Artinya, majelis hakim dalam sidang terbuka untuk umum
tidak berkewajiban memanggil saksi (Pasal 101 ayat (1) UU PPHI)
atau saksi ahli. Masalah pemanggilan Apabila tidak dilakukan dalam
saksi atau saksi ahli adalah sidang terbuka untuk umum,
kepentingan para pihak sehingga para konsekuensinya putusan majelis
pihak sendiri yang harus berupaya
62
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018
hakim menjadi tidak sah dan tidak apabila putusan tersebut dijatuhkan dengan
mempunyai kekuatan hukum. ketentuan didasarkan Pasal 180 HIR.27
c. Majelis hakim pengadilan hubungan Perlawanan (verzet) adalah upaya hukum
industrial wajib memberikan terhadap putusan yang dijatuhkan
putusan selambat-lambatnya 50 pengadilan karena tergugat tidak hadir pada
hari kerja sejak sidang pertama persidangan pertama. Putusan yang
(Pasal 103 UU PPHI) dijatuhkan tanpa hadirnya tergugat pada
Telah penulis uraikan sebelumnya sidang pertama disebut putusan verstek.
bahwa pembuktian dalam acara Pasal UU PHI menentukan,
penyelesaian perselisihan (1) Dalam hal penggugat atau kuasa
hubungan industrial termasuk hukumnya yang sah setelah dipanggil
dalam sistem pembuktian perdata secara patut sebagaimana dimaksud
yang berlaku sistem positif, maka dalam Pasal 89 tidak dating menghadap
yang dicari oleh hakim adalah suatu pengadilan pada sidang penundaan
kebenaran formal. Akibatnya, terakhir sebagaimana dimaksud pada
putusan hakim mengedenankan Pasal 93 ayat (3), maka gugatannya
penegakan hukum yang bersifat dianggap gugur, akan tetapi penggugat
formal prosedural saja. berhak mengajukan gugatannya sekali
lagi.
B. Upaya Hukum Terhadap Putusan Hakim (2) Daam hal tergugat atau kuasa
Dalam Penyelesaian Hubungan Industrial hukumnya yang sah setelah dipanggil
Upaya hukum adalah suatu upaya yang secara patut sebagaimana dimaksud
diberikan kepada seseorang untuk sesuatu dalam Pasal 89 tidak datang menghadap
hal tertentu yang melawan putusan hakim.25 pengadilan pada sidang penundaan
Dalam beracara di pengadilan hubungan terakhir sebagaimana dimaksud dalam
industrial tidak berlaku upaya hukum Pasal 93 ayat (3), maka Majelis Hakim
banding pada pengadilan tinggi. Hal ini dapat memeriksa dan menuntut
dimaksudkan agar proses penyelesaian perselisihan tanpa dihadiri tergugat.
perselisihan hubungan industrial dilakukan Putusan verstek yang umumnya
secara cepat, tepat, adil dan murah. mengabulkan gugatan penggugat itu
Pasal 57 UU PPHI menentukan, hukum diberitahukan kepada tergugat serta
acara yang berlaku pada Pengadilan diterangkan bahwa tergugat berhak
Hubungan Industrial adalah hukum acara mengajukan perlawanan terhadap putusan
perdata yang berlaku pada pengadilan verstek tersebut. Tergugat berhak
umum, kecuali yang diatur secara khusus mengajukan perlawanan dalam tenggang
dalam undang-undang ini. empat belas hari sejak pemberitahuan
Berpedoman Pasal 57 UU PPHI dan sesuai diterima tergugat secara pribadi.
ketentuan hukum acara perdata, maka Dalam perkara verzet, gugatan awal
beracara di pengadilan hubungan industrial diperiksa kembali seperti perkara semula.
tentu dikenal :26 Artinya, ada tahapan jawaban, eksepsi,
1. Upaya hukum biasa, yaitu perlawanan replik, duplik, pembuktian, dan kesimpulan.
(verzet) dan kasasi. Apabila dalam perkara verzet dalam
2. Upaya hukum luar biasa, yaitu perselisihan hubungan Industrial ternyata
peninjauan kembali (request civil) dan pemohon/tergugat sekali lagi dikalahkan
derden verzet. dengan verstek, ia tidak dapat lagi melakukan
Upaya hukum biasa adatah perlawanan perlawanan (verzet), tetapi melakukan upaya
terhadap putusan perstele, banding, kasasi.28
dan kasasi, yang pada umumnya untuk Gugatan perselisihan hubungan industrial
menangguhkan pelaksanaan putusan, kecuali diajukan kepada Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri yang
25
M. Nur Rasaid, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika,
27
Jakarta, 2005, hlm. 61. M. Nur Rasaid, Op-cit, hlm. 61-62.
26 28
Abdul Khakim, Op-cit, hlm. 155. Ibid, hlm. 154.
63
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018
29
Yan Pramudya Puspa, Kamus Hukum Edisi Lengkap,
31
Aneka Ilmu, Semarang, 1977, hlm. 193-194. Loc-cit
30 32
Abdul Khakim, Op-cit, hlm. 155. Ibid, hlm. 156.
64
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018
65
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018
Sumber Lain :
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan.
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004
Tentang Penyelesaian Perselisihan
66