Anda di halaman 1dari 8

Lex Et Societatis Vol. VI/No.

5/Jul/2018

UPAYA HUKUM DALAM PENYELESAIAN Kata kunci: Upaya Hukum, Penyelesaian,


PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL Perselisihan, Hubungan Industrial
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 2 TAHUN 20041 PENDAHULUAN
Oleh : Paulus A. Piter2 A. Latar Belakang Masalah
Dosen Pembimbing: Hubungan industrial adalah kemitraan
Dr. Olga A. Pangkerego, SH, MH antara pekerja/buruh dan pengusaha atas
Godlieb N. Mamahit, SH, MH dasar nilai-nilai Pancasila dan
Undang-undang Dasar Negara Republik
ABSTRAK Indonesia Tahun 1945. Hubungan kemitraan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah perlu didukung keterbukaan, dan
untuk mengetahui bagaimana penyelesaian keterbukaan bukan berarti telanjang bulat.
perselisihan hubungan industrial oleh hakim Keterbukaan dimaksud meliputi sikap saling
melalui pengadilan hubungan industrial dan menghormati, saling membutuhkan dan
bagaimana upaya hukum terhadap putusan saling menghidupi yang dilandasi rasa saling
hakim dalam penyelesaian hubungan percaya untuk kepentingan bersama dan
industrial. Dengan menggunakan metode kepentingan seluruh masyarakat.3
penelitian yuridis normatif, disimpulkan: 1. Guna terlaksananya hubungan industrial
Penyelesaian perselisihan hubungan yang harmonis mutlak diperlukan adanya
industrial oleh hakim melalui pengadilan peraturan perundang-undangan
dapat dilakukan melalui pemeriksaan dengan ketenagakerjaan yang aspiratif dan
acara biasa dan acara cepat berdasarkan implementatif sehingga pembuatan
hukum acara perdata yang dimulai dengan peraturan perundang-undangan
upaya perdamaian kepada para pihak yang ketenagakerjaan haruslah sesuai dengan
berselisih. Apabila terjadi perdamaian dibuat kaidah-kaidah, baik secara yuridis, sosiologis
akta perdamaian oleh para pihak. Apabila maupun filosofis. Aspiratif artinya bahwa
tidak terjadi perdamaian dilanjutkan sesuai pembuatan peraturan perundang-undangan
hukum acara perdata sampai pada ketenagakerjaan harus melibatkan para pihak
pengambilan putusan oleh hakim. Putusan yang terkait, yakni pekerja/ buruh,
hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada pengusaha, dan pemerintah. Implementatif
Pengadilan Negeri mengenai perselisihan artinya bahwa pembuatan peraturan per-
kepentingan dan perselisihan antar serikat undang-undangan ketenagakerjaan haruslah
pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan mudah diterapkan dalam praktik di lapangan
merupakan putusan akhir dan bersifat tetap. dan tidak multitafsir sehingga tidak memicu
2. Berdasarkan Undang-undang Nomor 2 perbedaan pendapat atau perselisihan.4
Tahun 2004, dalam penyelesaian perselisihan Guna menunjang pembangunan nasional,
hubungan industrial tidak ada upaya banding hubungan industrial yang harmoni, dinamis
ke Pengadilan Tinggi terhadap putusan hakim dan berkeadilan perlu diwujudkan secara
tingkat Pengadilan Negeri. Yang ada hanyalah optimal sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
upaya hukum kasasi ke Mahkamah Agung, Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam
itupun hanya menyangkut perselisihan hak era industrialisasi, masalah perselisihan
dan perselisihan pemutusan hubungan kerja. hubungan industrial menjadi semakin
Sedangkan untuk putusan perselisihan meningkat dan kompleks, sehingga
kepentingan dan perselisihanh antarserikat diperlukan institusi dan mekanisme
pekerja/serikat buruh dalam satu penyelesaian hubungan industrial yang
perusahaan. Putusan hakim Pengadilan cepat, tepat, adil dan mesra. Untuk itu
Negeri merupakan putusan tingkat pertama pemerintah telah menetapkan
dan terakhir yang tidak dapat dimintakan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2
kasasi ke Mahkamah Agung. Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial (UU PPHI).
1
Artikel Skripsi
2 3
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Ibid, hlm. 32-33.
4
14071101353 Ibid, hlm. 29.

59
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018

Lembaga Penyelesaian Perselisihan berperilaku manusia yang dianggap pantas.7


Hubungan Industrial sebagaimana diatur Untuk menghimpun data digunakan metode
dalam UU PPHI terbagi melalui dua jalur, penelitian kepustakaan (library research),
yakni :5 yaitu dengan mempelajari kepustakaan
a. Jalur di luar pengadilan hukum yang berkaitan dengan pokok
Yang ditempuh melalui upaya permasalahan, himpunan peraturan
perundingan bipartit, konsiliasi, perundang-undangan, artikel-artikel hukum
arbitrase, dan mediasi. dan berbagai sumber tertulis lainnya.
b. Jalur pengadilan
Yakni melalui Pengadilan Hubungan PEMBAHASAN
Industrial. A. Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Penyelesaian perselisihan hubungan Industrial Oleh Hakim Melalui Pengadilan
industrial melalui Pengadilan Hubungan Hubungan Industrial
Industrial dilakukan dengan mengajukan Pengadilan Hubungan Industrial sebagai
gagasan sebagaimana diatur dalam Pasal 81 lembaga penyelesaian perselisihan yang ada
UU PPHI yang menentukan gugatan di Indonesia saat ini dituntut agar hakim
perselisihan hubungan industrial diajukan tidak hanya harus adil dalam mengambil
kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada keputusan, tetapi juga harus sensitif dengan
Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya persoalan buruh, sebagai pihak yang paling
meliputi tempat pekerja/buruh bekerja. Dan lemah dalam hubungan perburuhan. Sesuai
bagaimana upaya hukum dalam penyelesaian dengan karakter perselisihan perburuhan,
hubungan industrial merupakan hal yang makin lama sebuah perkara selesai, makin
menarik untuk dibahas. tidak adil pula bagi buruh putusan yang akan
Dari uraian di atas telah mendorong dihasilkan, apapun itu.1
penulis untuk menulis skripsi ini dengan judul Sejalan dengan semakin meningkat dan
: Upaya Hukum Dalam Penyelesaian kompleksitasnya permasalahan perselisihan
Perselisihan Hubungan Industrial hubungan industrial di era industrialisasi,
Berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun maka cita-cita Undang-undang Nomor 2
2004. Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial secara
B. Perumusan Masalah normatif amatlah luhur di mana mewujudkan
1. Bagaimana penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang harmonis, dinamis
hubungan industrial oleh hakim dan berkeadilan secara optimal berdasarkan
melalui pengadilan hubungan nilai-nilai Pancasila, serta perlunya
industrial? penyediaan institusi dan mekanisme
2. Bagaimana upaya hukum terhadap penyelesaian perselisihan hubungan
putusan hakim dalam penyelesaian industrial dengan asas cepat, tepat, adil dan
hubungan industrial? murah.
Pengadilan tingkat pertama berada di
C. Metode Penelitian pengadilan hubungan industrial pada
Penelitian ini merupakan penelitian pengadilan negeri di setiap ibu kota provinsi.
hukum normatif. Penelitian hukum normatif Penyelesaian perselisihan hubungan
disebut juga penelitian hukum doktrinal. 6 industrial menggunakan hukum acara
Pada penelitian hukum normatif acapkali perdata pada umumnya yang mengacu pada
hukum diharapkan sebagai apa yang tertulis HIR/RBg, terkecuali yang sudah diatur khusus
dalam peraturan perundang-undangan (law dalam UU PPHI. Pengaturan khusus
in books) atau hukum dikonsepkan sebagai dimaksud, antara lain, terdapat dalam Pasat
kaidah atau norma yang merupakan patokan 57, 58, 60, 63, 81, 83, 84, dan 87 UU PPHI.

5 7
Loc-cit. Loc-cit.
6 1
Aminudin, dan H. Zainal Abidin, Pengantar Metode Abdul Khakim, Aspek Hukum Penyelesaian
Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Perselisihan Hubungan Industrial, PT Citra Aditya Bakti,
2008, hlm. 118. Bandung, 2015, hlm. 4.

60
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018

Penyelesaian perselisihan hubungan pihak tergugat sudah membaca dan


industrial oleh Hakim melalui Pengadilan memahami isi gugatan.
Hubungan Industrial dapat dilakukan melalui 3. Jawaban Tergugat
pemeriksaan dengan acara biasa dan Setelah pembacaan isi gugatan
pemeriksaan dengan acara cepat dilanjutkan dengan jawaban tergugat.
berdasarkan hukum acara perdata. Jawaban tergugat dilakukan dengan
Berdasarkan UU PPHI tahapan penyelesaian pokok materi yang benar-benar terkait
perselisihan hubungan industrial dengan dengan pokok materi gugatan, artinya
proses pemeriksaan acara biasa pada setiap jawaban tergugat dibuat
pengadilan negeri (tingkat pertama) dengan langsung menjawab atau menanggapi
rincian tahapan sebagai berikut :11 materi gugatan penggugat. Jangan
1. Upaya perdamaian sampai gugatannya berbunyi "A"
2. Pembacaan isi gugatan dijawab "X" sehingga tidak match.
3. Jawaban tergugat Intinya, apakah tergugat setuju atau
4. Replik tidak dengan setiap pernyataan atau
5. Duplik uraian dalam gugatan penggugat.
6. Pembuktian Apabila tidak setuju, yang disanggah
7. Pemeriksaan saksi-saksi atau disangkal sesuai fakta atau
8. Kesimpulan (konklusi) dari Penggugat peristiwa, dasar hukum yang relevan,
dan Tergugat dan alat-alat bukti yang menguatkan.
9. Putusan 4. Replik
Berikut ini penulis akan membahas proses Replik adalah jawaban penggugat
pemeriksaan penyelesaian perselisihan terhadap jawaban tergugat atas
hubungan industrial oleh hakim dengan gugatannya. Pendapat lain
proses pemeriksaan acara biasa pada menyatakan bahwa replik adalah
Pengadilan Negeri tersebut di atas sebagai jawaban balasan atas jawaban
berikut : tergugat dalam perkara perdata. Jadi,
1. Upaya Perdamaian replik merupakan tanggapan atau
Pada saat sidang pertama dibuka sanggahan penggugat terhadap
16
majelis hakim berkewajiban jawaban tergugat.
menawarkan dan memberikan Replik biasanya berisi dalil-dalil atau
kesempatan kepada para pihak untuk hal-hal tambahan untuk menguatkan
kembati melakukan upaya damai atas dalil-dalil gugatan penggugat. Dalam
perselisihan yang dihadapi, termasuk hal ini penggugat dapat
melalui upaya mediasi di pengadilan. mengemukakan sumber-sumber
Kewajiban hakim untuk mengupayakan kepustakaan, pendapat para ahli,
perdamaian ini diatur dalam Pasal 130 doktrin, kebiasaan, dan sebagainya,
ayat (1) HIR dan Pasal 154 ayat (1) RBg. termasuk yurisprudensi.17
2. Pembacaan Isi Gugatan 5. Duplik
Setelah isi gugatan dibacakan dan Duplik adalah jawaban tergugat
penggugat membenarkannya serta terhadap replik yang diajukan
18
menyatakan tetap pada gugatannya, penggugat. Pendapat lain bahwa
selanjutnya tergugat atau para duplik berarti jawaban tergugat atas
tergugat diberi kesempatan untuk replik penggugat.19 Jadi, duplik
memberikan jawaban. Dalam praktik merupakan tanggapan atau sanggahan
biasanya tidak dibacakan, tetapi tergugat terhadap reptik penggugat.
dianggap dibacakan karena pihak
16
tergugat jauh nan sebelum waktu Riduan Syahrani, Hukum Acara Perdata di
persidangan sudah diberikan surat Lingkungan Peradilan Umum, Pustaka Kartini, Jakarta,
1999, hlm. 53.
gugatan sehingga dengan sendirinya 17
Darwan Print, Menyusun Dan Menanggapi Gugatan
Perdata, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hlm 176.
18
Riduan Syahrani, Op-cit, hlm. 54.
11 19
Ibid, hlm. 133-137. Darwan Print, Op-cit, hlm. 176.

61
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018

Apa saja uraian replik penggugat yang menghadirkan saksi atau saksi ahli,
tidak sesuai dengan fakta-fakta yang bukan majelis hakim.
dimiliki tergugat dapat diuraikan dalam 8. Kesimpulan
duptik tersebut sebagai sanggahan ter- Acara kesirnpulan (konklusi)
hadap replik penggugat. merupakan tahapan penting di mana
Sama halnya dengan replik, duplik tahapan ini juga merupakan tindak
diajukan secara tertulis ataupun secara lanjut dari upaya meyakinkan majelis
lisan dengan tujuan untuk hakim agar membuat putusan sesuai
meneguhkan jawabannya dengan fakta-fakta yang dimiliki oleh
mematahkan atau menolak penggugat, pihak-pihak. Acara kesimpulan bukan
selanjutnya pembuktian. merupakan keharusan, melainkan
6. Pembuktian sudah menjadi kebiasaan dalam proses
Pembuktian merupakan tahapan beracara dalam pengadilan.
sangat penting dalam perkara perdata Tujuan kesimpulan (konklusi) untuk
karena menentukan dikabulkan atau menyampaikan pendapat pihak-pihak
ditolaknya suatu gugatan atau jawaban kepada majelis hakim tentang terbukti
para pihak tergantung terbukti atau atau tidaknya suatu gugatan sehingga
tidaknya di depan persidangan dengan kesimpulan tentu yang dibuat
pengadilan. Yang perlu dibuktikan oleh secara jujur dan benar diharapkan
para pihak yang beperkara bukanlah mempermudah hakim untuk membuat
hukumnya, melainkan peristiwa atau putusan yang adil terhadap perkara
hubungan hukumnya atau duduk yang sedang diperiksa. Persoalannya
perkaranya. Tentang hukumnya dalam praktik, terkadang para pihak
merupakan kewajiban hakim untuk membuat kesimpulan secara subjektif
mengetahui dan menerapkan hukum. sehingga mempersulit hakim.
Peristiwa-peristiwa yang dikemukakan 9. Putusan
oleh para pihak belum tentu penting Mengenai pengambilan putusan dalam
bagi majelis hakim untuk UU PPHI telah diatur dalam Pasal 100
mempertimbangkannya. Majelis hakim sampai Pasal 112, di antaranya :
akan mengkaji, mana peristiwa penting a. Dalam mengambil putusan, majelis
dan terkait (relevant), dan mana yang hakim mempertimbangkan hukum,
tidak terkait (irrelevant). Peristiwa perjanjian yang ada, kebiasaan, dan
yang penting dan terkait itulah yang keadilan (Pasal 100 UU PPHI)
harus dibuktikan oleh pihak yang Secara eksplisit sudah jelas bahwa
mendalilkan. pertimbangan putusan majelis
7. Pemeriksaan Saksi-saksi hakim, di antaranya, berdasarkan
Pasal 90 ayat (1) UU PPHI menentukan hukum, tidak hanya dan terbatas
bahwa majelis hakim dapat memanggil dengan undang-undang sebagai
saksi atau saksi ahli. Namun, hukum tertulis, tetapi juga hukum
penggunaan pasal ini tampaknya tidak tidak tertulis. Kemudian, juga
populer di mata majelis hakim. Apakah berdasarkan perjanjian, baik tertulis
ini persoalan kebiasaan dalam maupun tidak tertulis, kebiasaan
menangani perkara perdata umum yang sudah berlaku selama ini, dan
atau karena majelis hakim tidak mau yang prinsip juga berdasarkan
repot? Apabila mengacu pada hukum keadilan.
acara perdata, memang majelis hakim b. Putusan majelis hakim dibacakan
bersifat pasif. Artinya, majelis hakim dalam sidang terbuka untuk umum
tidak berkewajiban memanggil saksi (Pasal 101 ayat (1) UU PPHI)
atau saksi ahli. Masalah pemanggilan Apabila tidak dilakukan dalam
saksi atau saksi ahli adalah sidang terbuka untuk umum,
kepentingan para pihak sehingga para konsekuensinya putusan majelis
pihak sendiri yang harus berupaya

62
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018

hakim menjadi tidak sah dan tidak apabila putusan tersebut dijatuhkan dengan
mempunyai kekuatan hukum. ketentuan didasarkan Pasal 180 HIR.27
c. Majelis hakim pengadilan hubungan Perlawanan (verzet) adalah upaya hukum
industrial wajib memberikan terhadap putusan yang dijatuhkan
putusan selambat-lambatnya 50 pengadilan karena tergugat tidak hadir pada
hari kerja sejak sidang pertama persidangan pertama. Putusan yang
(Pasal 103 UU PPHI) dijatuhkan tanpa hadirnya tergugat pada
Telah penulis uraikan sebelumnya sidang pertama disebut putusan verstek.
bahwa pembuktian dalam acara Pasal UU PHI menentukan,
penyelesaian perselisihan (1) Dalam hal penggugat atau kuasa
hubungan industrial termasuk hukumnya yang sah setelah dipanggil
dalam sistem pembuktian perdata secara patut sebagaimana dimaksud
yang berlaku sistem positif, maka dalam Pasal 89 tidak dating menghadap
yang dicari oleh hakim adalah suatu pengadilan pada sidang penundaan
kebenaran formal. Akibatnya, terakhir sebagaimana dimaksud pada
putusan hakim mengedenankan Pasal 93 ayat (3), maka gugatannya
penegakan hukum yang bersifat dianggap gugur, akan tetapi penggugat
formal prosedural saja. berhak mengajukan gugatannya sekali
lagi.
B. Upaya Hukum Terhadap Putusan Hakim (2) Daam hal tergugat atau kuasa
Dalam Penyelesaian Hubungan Industrial hukumnya yang sah setelah dipanggil
Upaya hukum adalah suatu upaya yang secara patut sebagaimana dimaksud
diberikan kepada seseorang untuk sesuatu dalam Pasal 89 tidak datang menghadap
hal tertentu yang melawan putusan hakim.25 pengadilan pada sidang penundaan
Dalam beracara di pengadilan hubungan terakhir sebagaimana dimaksud dalam
industrial tidak berlaku upaya hukum Pasal 93 ayat (3), maka Majelis Hakim
banding pada pengadilan tinggi. Hal ini dapat memeriksa dan menuntut
dimaksudkan agar proses penyelesaian perselisihan tanpa dihadiri tergugat.
perselisihan hubungan industrial dilakukan Putusan verstek yang umumnya
secara cepat, tepat, adil dan murah. mengabulkan gugatan penggugat itu
Pasal 57 UU PPHI menentukan, hukum diberitahukan kepada tergugat serta
acara yang berlaku pada Pengadilan diterangkan bahwa tergugat berhak
Hubungan Industrial adalah hukum acara mengajukan perlawanan terhadap putusan
perdata yang berlaku pada pengadilan verstek tersebut. Tergugat berhak
umum, kecuali yang diatur secara khusus mengajukan perlawanan dalam tenggang
dalam undang-undang ini. empat belas hari sejak pemberitahuan
Berpedoman Pasal 57 UU PPHI dan sesuai diterima tergugat secara pribadi.
ketentuan hukum acara perdata, maka Dalam perkara verzet, gugatan awal
beracara di pengadilan hubungan industrial diperiksa kembali seperti perkara semula.
tentu dikenal :26 Artinya, ada tahapan jawaban, eksepsi,
1. Upaya hukum biasa, yaitu perlawanan replik, duplik, pembuktian, dan kesimpulan.
(verzet) dan kasasi. Apabila dalam perkara verzet dalam
2. Upaya hukum luar biasa, yaitu perselisihan hubungan Industrial ternyata
peninjauan kembali (request civil) dan pemohon/tergugat sekali lagi dikalahkan
derden verzet. dengan verstek, ia tidak dapat lagi melakukan
Upaya hukum biasa adatah perlawanan perlawanan (verzet), tetapi melakukan upaya
terhadap putusan perstele, banding, kasasi.28
dan kasasi, yang pada umumnya untuk Gugatan perselisihan hubungan industrial
menangguhkan pelaksanaan putusan, kecuali diajukan kepada Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri yang
25
M. Nur Rasaid, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika,
27
Jakarta, 2005, hlm. 61. M. Nur Rasaid, Op-cit, hlm. 61-62.
26 28
Abdul Khakim, Op-cit, hlm. 155. Ibid, hlm. 154.

63
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018

daerah hukumnya meliputi tempat Pengajuan permohonan kasasi kepada


pekerja/buruh bekerja. Gugatan oleh Mahkamah Agung dilakukan
pekerja/buruh atas pemutusan hubungan selambat-lambatnya empat belas hari kerja
kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal :31
159 dan Pasal 171 Undang-Undang Nomor 13 a. Bagi pihak yang hadir, terhitung sejak
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dapat putusan dibacakan dalam sidang
diajukan hanya dalam tenggang waktu 1 majelis hakim.
(satu) tahun sejak diterimanya atau b. Bagi pihak yang tidak hadir, terhitung
diberitahukannya keputusan dari pihak sejak tanggal menerima
pengusaha. pemberitahuan putusan.
Selain verzet (perlawanan) upaya hukum Apabila dalam tenggang waktu tersebut
biasa dalam penyelesaian perselisihan pihak-pihak tidak mengajukan permohonan
hubungan industrial adalah kasasi. Kasasi kasasi, putusan pengadilan hubungan
atau cassatie adalah pembatalan putusan industrial pada pengadilan negeri mengenai
pengadilan bawahan, pembatalan mana oleh perselisihan hak dan perselisihan pemutusan
Mahkamah Agung dengan alasan hubungan kerja mempunyai kekuatan hukum
transgression, misjudge, dan negligent.29 tetap (inkracht van gewijsde).
Pengertian tersebut kemudian diadopsi Khusus perlakuan upaya banding
dalam ketentuan Pasal 30 ayat (1) terhadap keputusan P4D yang diputus
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 setelah diundangkannya UU PPHI sebelum
tentang Perubahan atas Undang-Undang tanggal 14 Januari 2006 (PHI beroperasional
Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah secara resmi) dapat dimintakan upaya hukum
Agung, yang menyatakan bahwa Mahkamah kasasi me-nurut cara-cara yang diatur dalam
Agung dalam tingkat kasasi membatalkan hukum acara perdata. Penyelesaian oleh
putusan atau penetapan hakim kasasi dilakukan dalam jangka waktu
pengadilan-pengadilan dari semua selambat-larabatnya tiga puluh hari kerja
lingkungan peradilan karena :30 sejak tanggal penerimaan permohonan
1) Tidak berwenang atau melampaui kasasi.32
batas wewenang. Terhadap putusan Pengadilan Hubungan
2) Salah menerapkan atau melanggar Industrial pada pengadilan negeri tidak ada
hukum yang berlaku. upaya banding ke pengadilan tinggi. Hal ini
3) Lalai memenuhi syarat-syarat yang dimaksudkan untuk mengurangi jenjang
diwajibkan oleh peraturan penyelesaian yang berkepanjangan. Di
perundang-undangan yang samping itu, dalam penyelesaian perselisihan
mengancam kelalaian itu dengan hubungan industrial tidak lagi mengenai
batalnya putusan yang bersangkutan. gugatan administrasi ke pengadilan tata
Pendapat lain menyebutkan bahwa, usaha negara sebagaimana system lama yang
kasasi adalah suatu alat hukum yang membuat penyelesaian perselisihan semakin
merupakan wewenang dari Mahkamah tidak menentu. Upaya hukum kasasi
Agung untuk memeriksa kembali langsung diajukan ke Mahkamah Agung, itu
putusan-putusan pengadilan terdahulu dan pun di batasi khusus terhadap putusan
ini merupakan peradilan terakhir. perselisihan hak dan perselisihan pemutusan
Ketentuan Pasal 114 UU PPHI menyatakan hubungan kerja.
bahwa, tata cara permohonan kasasi serta Sedangkan untuk putusan perselisihan
penyelesaian perselisihan hak dan perselisih- kepentingan dan perselisihan antarserikat
an pemutusan hubungan kerja oleh Hakim pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan
Kasasi dilaksanakan sesuai peraturan merupakan putusan tingkat pertama dan
perundang-undangan yang berlaku. terakhir yang tidak dapat dimintakan kasasi
ke Mahkamah Agung.

29
Yan Pramudya Puspa, Kamus Hukum Edisi Lengkap,
31
Aneka Ilmu, Semarang, 1977, hlm. 193-194. Loc-cit
30 32
Abdul Khakim, Op-cit, hlm. 155. Ibid, hlm. 156.

64
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018

Pengadilan Hubungan Industrial agar


PENUTUP pekerja/buruh memperoleh
A. Kesimpulan hak-haknya sesuai ketentuan yang
1. Penyelesaian perselisihan hubungan berlaku.
industrial oleh hakim melalui 2. Karena putusan hakim Pengadilan
pengadilan dapat dilakukan melalui Negeri merupakan putusan tingkat
pemeriksaan dengan acara biasa dan pertama dan terakhir yang tidak dapat
acara cepat berdasarkan hukum acara dimintakan kasasi ke Mahkamah
perdata yang dimulai dengan upaya Agung, untuk putusan perselisihan
perdamaian kepada para pihak yang kepentingan dan perselisihan antar
berselisih. Apabila terjadi perdamaian serikat pekerja/serikat buruh, maka
dibuat akta perdamaian oleh para seyogianya hakim dalam memutus
pihak. Apabila tidak terjadi perkara mempertimbangkan segala hal
perdamaian dilanjutkan sesuai hukum yang terungkap dalam pemeriksaan
acara perdata sampai pada perkara di sidang pengadilan agar
pengambilan putusan oleh hakim. dapat memberikan keadilan kepada
Putusan hakim Pengadilan Hubungan pekerja/buruh.
Industrial pada Pengadilan Negeri
mengenai perselisihan kepentingan DAFTAR PUSTAKA
dan perselisihan antar serikat Aminudin, dan Abidin Zainal H., Pengantar
pekerja/serikat buruh dalam satu Metode Penelitian Hukum, PT Raja
perusahaan merupakan putusan akhir Grafindo Persada, Jakarta, 2008.
dan bersifat tetap. Boulton J. Alan, Struktur Hubungan Industrial
2. Berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Di Indonesia Masa Mendatang,
Tahun 2004, dalam penyelesaian Kantor Perburuhan Internasional,
perselisihan hubungan industrial tidak Jakarta, 2001.
ada upaya banding ke Pengadilan Djumadi, Kedudukan Kesepakatan Kerja
Tinggi terhadap putusan hakim tingkat Bersama (KKB) Dalam Hubungan
Pengadilan Negeri. Yang ada hanyalah Industrial Pancasila (HIP), PT Raja
upaya hukum kasasi ke Mahkamah Grafindo Persadam Jakarta, 2005.
Agung, itupun hanya menyangkut Fuady Munir, Teori Hukum Pembuktian
perselisihan hak dan perselisihan Pidana Hukum Perdata, PT Citra
pemutusan hubungan kerja. Aditya Bakti, Bandung, 2006.
Sedangkan untuk putusan perselisihan Husni Lalu, Pengantar Hukum
kepentingan dan perselisihanh Ketenagerkajaan, PT Raja Grafindo
antarserikat pekerja/serikat buruh Persada Jakarta, 2015.
dalam satu perusahaan. Putusan hakim Khakim Abdul, Dasar-dasar Ilmu
Pengadilan Negeri merupakan putusan Ketenagakerjaan Indonesia, PT Citra
tingkat pertama dan terakhir yang Aditya Bakti, Bandung, 2014.
tidak dapat dimintakan kasasi ke _____________, Aspek Hukum Penyelesaian
Mahkamah Agung. Perselisihan Hubungan Industrial, PT
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2015.
B. Saran Manalu Rambe Paingot, dkk., Hukum Acara
1. Dengan adanya Pengadilan Hubungan Pidana Dari Segi Pembelian, CV
Industrial yang merupakan pengadilan Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta,
khusus yang berada pada lingkungan 2010.
Pengadilan Negeri, maka seyogianya Nurhadi, Peranan Keyakinan Hakim Dalam
pekerja/buruh yang telah diperlakukan Memutus Perkara Perdata Ditinjau
tidak adil oleh pengusaha misalnya Dari Hukum Islam, Universitas
terjadi pemutusan hubungan kerja Indonesia, Jakarta, 2005.
tidak sesuai prosedur untuk
menggugat pengusaha melalui

65
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018

Prints Darwan, Strategi Menyusun dan


Menangani Gugatan Perdata, PT
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006.
Puspa Pramudya Yan, Kamus Hukum Edisi
Lengkap, Aneka Ilmu, Semarang,
1977.
Rahardjo Dawam, Tiga Faktor Menentukan
Hubungan Industrial, Trade Union
Center, Jakarta, 2003.
Rasaid Nur M., Hukum Acara Perdata, Sinar
Grafika, Jakarta, 2005.
Shamad Yunus, Hubungan Industrial
Indonesia, Sumber Daya Manusia,
Jakarta, 2005.
So’an Sholeh, Moral Penegak Hukum
Indonesia (Pengacara, Hakim, Polisi,
Jaksa) dalam Pandangan Islam,
Agung Ilmu, Bandung, 2004.
Soepomo Imam, Pengantar Hukum
Perburuhan, Djambatan, Jakarta,
2003.
Suwarto, Hubungan Industrial Dalam Praktik,
Asosiasi Hubungan Industrial
Indonesia (AHII), Jakarta, 2005.
Syahrani Riduan, Hukum Acara Perdata di
Lingkungan Peradilan Umum,
Pustaka Kartini, Jakarta, 1999.
Subekti R., Hukum Pembuktian, PT Pradnya
Paramita, Jakarta, 2008.

Sumber Lain :
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan.
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004
Tentang Penyelesaian Perselisihan

66

Anda mungkin juga menyukai