Anda di halaman 1dari 11

ILMU DAN BUDAYA, BAGAIMANA HUBUNGANNYA, SERTA CONTOH

KONKRIT TERKAIT HUBUNGAN ANTARA ILMU DAN BUDAYA

1. Pengertian
Ilmu tidak pernah terlepas dari kehidupan. Adapun yang dimaksud dengan
ilmu berdasarkan asal katanya yaitu kata “ilmu” berasal dari bahasa arab alima -
ya’lamu – ‘ilman yang berarti mengetahui, memahami. Ilmu secara istilah diambil
dari bahasa Inggris science, yang berasal dari bahasa Latin Scientia dari bentuk kata
kerja scire yang berarti mempelajari dan mengetahui.
Sedangkan dalam Yunani adalah episteme yang berarti pengetahuan. Jadi, dari
beberapa asal kata mengenai ilmu tersebut, dapat disimpulakan bahwa ilmu memiliki
arti mengetahui baik dari bahasa Arab, Latin, Inggris dan Yunani. Tidak hanya dari
asal kata mengenai ilmu tersebut. Ilmu juga dijelaskan oleh beberap ahi secara
terperinci.
a. Alwi (2008) yang menjelaskan pengertian ilmu dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia bahwa ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang tersusun
secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang itu.
b. Jujun (2003: 11) mengungkapkan hal senada bahwa ilmu merupakan bagian
dari pengetahuan dan pengetahuan merupakan unsur dari kebudayaan.
c. Mundiri (2012: 5) juga mengatakan dalam bukunya tentang ilmu adalah tindak
lanjut dari pengetahuan yang membutuhkan pembuktian dengan metode yang
tersistematis.
d. Tim Dosen filsafat ilmu (2012: 22) berpendapat bahwa ilmu adalah kumpulan
pengetahuan yang memiliki syarat-syarat tertentu berupa objek baik objek
material maupun objek formal.
Dari beberapa pengertian para ahli mengenai ilmu, dapat disimpulkan
bahwa ilmu adalah kajian mendalam terhadap pengetahuan yang membutuhkan
penjelasan secara sistematis dengan menggunakan metode-metode tertentu
sebagai alat pembuktiannya. Dan jika dihubungkan dengan kebudayaan maka
dapat disimpulkan bahwa ilmu membutuhkan penjelasan lebih lanjut tentang ilmu
dan juga merupakan unsur dari kebudayaan.
Menurut The liang Gie (dalam ihsan, 2010-108), ilmu itu adalah sebuah
rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk
memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam
berbagai segi nya dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan
berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia.
Ilmu merupakan kumpulan proses dengan menggunakan suatu metode
ilmiah yang menghasilkan suatu pengetahuan yang sistematis. Pengertian kata
ilmu secara bahasa adalah pengetahuan tentang sesuatu yang disusun secara
bersistem menurut metode metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala gejala tertentu di bidang itu (Bachtiar,2007).
Ciri-ciri utama ilmu secara terminologi adalah:
a. Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat
diukur dan dibuktikan.
b. Koherensi sistematik ilmu.
c. Tidak memerlukan kepastian lengkap.
d. Bersifat objektif.
e. Adanya metodologi.
f. Ilmu bersumber didalam kesatuan objeknya.
g. Kebudayaan.

Manfaat ilmu
Ilmu yang telah diperoleh dari hasil eksperimen atau pembuktian memiliki
manfaat terhadap kehidupan manusia maupun terhadap perkembangan ilmu itu
sendiri, manfaat dari ilmu tersebut antara lain:
a. Ilmu telah banyak membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu juga
menghasilkan kebudayaan.
b. Ilmu mengubah cara manusia dalam bekerja dan berpikir.
c. Ilmu memberikan sumbangan keserasian dalam pergaulan antar-insan.
Dari manfaat ilmu tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu itu terus
mengalami perkembangan sering dengan kemajuan zaman dan tuntutan kehidupan.
Ilmu selalu hadir dengan inovasi-inovasi baru yang diciptakan dari kreatifitas untuk
menunjang aktivitas manusia dan kehidupan. Ilmu bertujuan sekurang-kurangnya
berurusan dengan beberapa hal salah satunya yaitu kebenaran. Ilmu mencari
kebenaran melalui akal pikiran, logika dan empiris (pengalaman). Tidak semua
masalah yang dipertanyakan manusia dapat dijawab dengan positif melalui ilmu
pengetahuan, karena ilmu itu terbatas (objek, subyek dan metodologinya).
Kata budaya berasal dari kata sansekerta buddayah, yaitu bentuk dari jamak
buddhi yang berarti budi atau akal (Ihsan, 2010-245). Dengan demikian kebudayaan
dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal.
Kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya yang kompleks mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila,
hukum adat dan setiap kecakapan dan kebiasaan.
Definisi kebudayaan ialah cara berpikir dan cara merasa, yang menyatakan
diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia, yang membentuk kesatuan
sosial dalam suatu ruang dan waktu. Cara berpikir dan cara merasa itu menyatakan
diri dalam berlaku dan cara berbuat.
Jadi kebudayaan meliputi seluruh kehidupan manusia, segi kehidupan yang
dimaksud identik dengan apa yang diistilahkan oleh antropologi dengan kultural
universal atau pola kebudayaan sejagat, yaitu segi segi kebudayaan yang universal
ditemukan dalam tiap kebudayaan. antara masyarakat dan kebudayaan terjalin
hubungan dan pengaruh yang sangat dekat.
Pengertian Kebudayaan menurut beberapa ahli, yaitu:
a. Taylor (dalam Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2010: 155) mengartikan
kebudayaan sebagai keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan dan
kebiasaan lain yang dibutuhkan manusia sebagai anggota masyarakat.
b. Menurut Jujun (2003) kebudayaan diartikan sebagai perangkat sistem nilai, tata
hidup dan sarana bagi manusia dalam kehidupan.
c. Djojodigono (1958) memberikan definisi mengenai kebudayaan adalah daya dari
budi yang berupa cipta, karsa dan rasa.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah
seperangkat sistem nilai, tata hidup, dan sarana bagi manusia dalam kehidupan yang
berupa cipta, rasa, dan karsa.

Hakikat Kebudayaan
Hakikat kebudayaan ada empat yaitu:
a. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
b. Kebudayaan itu ada sebelum generasi lahir dan kebudayaan itu tidak dapat
hilang setelah generasi tidak ada.
c. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
d. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang memberikan kewajiban-kewajiban.
Dari keempat hakikat kebudayaan tersebut, diketahui bahwa kebudayaan
menjadi identitas manusia. Kebudayaan bersifat turun-temurun yang diwariskan dari
generasi ke generasi, kebudayaan itu sudah ada sebelum kita lahir karena sudah
dimiliki oleh orang-orang terdahulu, dan setelah kita tidak ada, kebudayaan itu akan
tetap ada karena kita juga akan meariskannya kepada generasi. Tidak hanya itu,
kebudayaan berperan untuk mengontrol karena terdapat aturan di dalamnya.
Komponen kebudayaan:
Komponen kebudayaan mencirikan klasifikasi tiga bagian wilayah kebudayaan yaitu:
a. Hubungan antara manusia dan alam,yang berkaitan dengan kemampuan
manusia mempertahankan kelangsungan hidupnya “material”.
b. Hubungan antara manusia yang terkait dengan hasrat dan upaya untuk meraih
status dan hasil dalam kebudayaan masyarakat.
c. Aspek-aspek yang berkaitan dengan spiritual.

Unsur-unsur kebudayaan:
Unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kebudayaan ada tujuh yaitu:
a. Bahasa merupakan hal yang terpenting bagi manusia, sebagai alat untuk
berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain atau berhubungan dengan
sesamanya, sebagai suatu pemenuhan kebutuhan social.
b. Sistem pengetahuan. Manusia dibekali oleh akal dan pikiran sehingga berusaha
untuk mencari tahu jawaban akan pertanyaan apa, bagaimana, dan mengapa suatu
hal tersebut terjadi.
c. Sistem kekerabatan dan organisasi sosial adalah usaha manusia untuk membentuk
masyarakan melalui kelompok kecil atau kelompok sosial sehingga terjalin sebuah
kekerabatan yang sadar akan dirinya yang tidak dapat bertahan hidup sendiri dan
memiliki kepentingan yang sama.
d. Sistem peralatan hidup dan teknologi yang lahir dan timbul karena manusia
dibekali oleh akal sehingga berpikir untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat
untuk kehidupan.
e. Sistem ekonomi dan mata pencaharian. Untuk mencukupi kebutuhan hidup,
manusia memiliki berbagai cara mata pencaharian untuk menjaga kelangsungan
hidupnya.
f. Sistem religi. Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang
muncul karena kesadara bahwa ada zat yang lebih dan maha kuasa sehingga
manusia melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dengan kekuatan
supranatural tersebut.
g. Kesenian. Manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan
psikis mereka sehingga lahirlah kesenian.

Sifat kebudayaan:
Bukan hanya manusia, kebudayaan juga memiliki sifat sebagaimana terterah pada
berikut ini:
a. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu dan menganggap bahwa
kebudayaannya yang terbaik dibandingkan dengan kebudayaan yang lain.
b. Universal artinya kebudayaan itu bersifat umum (berlaku untuk semua orang atau
untuk seluruh dunia).
c. Akulturasi merupakan perpaduan atau percampuran dua kebudayaan atau lebih
yang saling bertemu dan saling mempenaruhi sehingga terbentuk kebudayaan
yang baru.
d. Adaptif berarti bahwa kebudayaan itu selalu mampu menyesuaikan diri.
e. Dinamis (Flexibel) artinya bahwa kebudayaan itu terus mengalami perkembangan
seiring dengan semakin berkembangnya kehidupan, dan kebudayaan itu dapat
ditempatkan dan mengikut atau sesuai dengan keberadaannya.
f. Integratif (integrasi) artinya kebudayaan itu memadukan semua unsur yang dapat
mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat.

Fungsi kebudayaan:
Kebudayaan berfungsi sebagai:
a. Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompok.
b. Wadah untuk menyatukan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya.
c. Pembimbing kehidupan manusia.
d. Pembeda antar manusia dan binatang.
Secara garis besar, fungsi kebudayaan adalah untuk mengatur manusia agar
dapat mengetahuai bagaimana seharusnya bertindak dan berbuat serta bersikap ketika
berhubungan dengan orang lain di dalam kehidupan.
Wujud kebudayaan:
Wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Gagasan (wujud ideal) adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya yang sifatnya abstrak.
b. Aktivitas (tindakan) adalah aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan
kontak, serta begaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang
berdasarkan adat teta kelakuan.
c. Artefak (karya) adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan dan karya berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diindrai.

2. Hubungan Antara Ilmu dengan Kebudayaan


Hubungan antara ilmu dan kebudayaan yaitu keduanya saling menunjang satu
sama lain, sebagaimana diungkapkan oleh (Jujun,2003:272) bahwa ilmu dan budaya
merupakan dua aspek yang saling mempengaruhi dan saling tergantung.
Ketidakterlepasan itu terlihat dari pernyataan bahwa ilmu merupakan bagian
dari kebudayaan, sedangkan eksistensi suatu budaya juga ditunjang dan dipengaruhi
oleh perkembangan ilmu tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ilmu dan
kebudayaan dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata uang logam yang tidak dapat
terpisahkan keberadaannya.
Kebudayaan adalah hasil karya manusia, yang meliputi akal, rasa, kehendak
manusia. Oleh karena itu maka kebudayaan tidak pernah berhenti, terus berlangsung
sepanjang zaman, merupakan suatu proses yang memerlukan waktu yang panjang
untuk memenuhi keinginan manusia untuk lebih berkualitas.
Apabila kebudayaan adalah hasil karya manusia, maka ilmu sebagai hasil akal
pikir manusia juga merupakan kebudayaan. Namun itu dapat dikatakan sebagai hasil
akhir dalam perkembangan mental manusia dan dapat dianggap sebagai hasil yang
paling optimal dalam kebudayaan manusia.
Ilmu adalah bagian dari pengetahuan, untuk mendapatkan ilmu diperlukan
cara-cara tertentu, Yaitu:
a. Memperlukan suatu metode dan memper gunakan sistem
b. Mempunyai objek formal dan objek material
Selain ilmu merupakan dari unsur kebudayaan, antar ilmu dan kebudayaan ada
hubungan pengaruh timbal balik. Perkembangan ilmu tergantung pada perkembangan
kebudayaan, sedangkan kebudayaan ilmu dapat memberikan pengaruh pada
kebudayaan. Keadaan sosial dan kebudayaan, saling tergantung dan saling
mendukung. Pada beberapa kebudayaan, Ilmu dapat berkembang dengan subur. Disini
ilmu mempunyai peran ganda (Suriasumantri, 1990-272) yakni:
a. Ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung pengembangan kebudayaan
b. Ilmu merupakan pengembangan yang mengisi pembentukan watak bangsa
Unsur kebudayaan dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti bagian suatu
kebudayaan yang dapat digunakan sebagai satuan analisis tertentu. Dengan adanya
unsur tersebut, kebudayaan di sini lebih mengandung makna totalitas daripada
sekedar penjumlahan unsur unsur yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu dikenal
adanya unsur unsur yang universal yang melahirkan kebudayaan universal.
Menurut C. Kluckhohn ada tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu
sistem reliji dan upacara keagamaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem
pengetahuan, sistem mata pencarian hidup, sistem teknologi dan peralatan, bahasa dan
kesenian. (Widyosiswoyo, 1996)
Karena pengetahuan adalah unsur dari kebudayaan, maka ilmu yang
merupakan bagian dari pengetahuan dengan sendirinya juga merupakan salah satu
unsur kebudayaan.(Daruni, 1991)
Dengan perkembangan yang semakin cepat, Ilmu terkadang dikaitkan dengan
teknologi. Kebudayaan kita tidak lepas dari yang namanya teknologi, namun
sayangnya yang memiliki pengaruh yang dominan pada kebudayaan adalah teknologi,
padahal teknologi itu adalah buah atau produk kegiatan ilmiah. Sedangkan ilmu itu
sendiri adalah sumber nilai yang konstruktif memiliki ruang yang sempit dalam
rangka untuk mengembangkan kebudayaan nasional.
Maka dari itu, pemahaman terhadap ilmu perlu dijadikan sebagai fokus
pembicaraan dalam rangka untuk mengembangkan kebudayaan nasional, setelah itu
baru dibahas mengenai langkah-langkah apa yang akan ditempuh untuk meningkatkan
peranan ke ilmuan dalam pengembangan kebudayaan nasional.
Perkembangan kebudayaan nasional pada hakikatnya adalah Perubahan dari
kebudayaan yang sekarang bersifat konvensional ke arah situasi kebudayaan yang
lebih mencerminkan aspirasi tujuan nasional.
a. Ilmu sebagai suatu cara untuk berpikir
Ilmu merupakan suatu cara untuk berpikir dalam menghasilkan suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan, ilmu juga bukan satu-satunya produk dari
kegiatan berpikir. Berpikir ilmiah merupakan proses berpikir/pengembangan
pikiran yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan
pengetahuan ilmiah yang sudah ada.
b. Ilmu sebagai asas moral
Dari awal perkembangan ilmu selalu dikaitkan dengan masalah moral.
Copernicus (1473-1543) yang mengatakan bumi berputar mengelilingi matahari,
yang kemudian diperkuat oleh Galileo(1564-1642) yang menyatakan bumi bukan
merupakan pusat tata surya yang akhirnya harus berakhir di pengadilan inkuisi.
Kondisi ini selama dua abad mempengaruhi proses perkembangan berpikir di
Eropa. Moral reasioning adalah proses di mana tingkah laku manusia, Institusi
atau kebijakan dinilai apakah sudah sesuai atau menyalahi standar moral.
c. Meninggikan kebenaran
Ilmu merupakan kegiatan berpikir untuk mendapatkan pengetahuan yang
benar, atau secara lebih sederhana, ilmu bertujuan untuk mendapatkan kebenaran.
Kriteria kebenaran ini pada hakikatnya bersifat otonom dan terbebas dari struktur
kekuasaan di luar bidang ke ilmuan. ini artinya, untuk mendapatkan suatu
pernyataan benar atau salah seorang ilmuan harus terbebas dari intervensi pihak
lain di luar bidang ke ilmuan.
Dapat disimpulkan bahwa ilmu memiliki peran dalam mendukung
perkembangan kebudayaan nasional. Diperlukan langkah langkah yang sistematik
Dan sistemik untuk meningkatkan peranan dan kegiatan keilmuan dalam
perkembangan kebudayaan nasional yang pada dasarnya mengandung beberapa
pemikiran sebagaimana tercakup di bawah ini (Suriasumantri 1990-278), yaitu:
a. Ilmu merupakan bagian dari kebudayaan dan oleh sebab itu langkah-langkah
ke arah peningkatan peranan dan kegiatan keilmuan harus memerhatikan
situasi kebudayaan masyarakat kita.
b. Ilmu merupakan salah satu cara untuk menemukan kebenaran, disamping itu
masih terdapat cara cara lain yang sah sesuai dengan lingkup pendekatan dan
permasalahannya masing masing. Pendewaan terhadap akal sebagai satu-
satunya sumber kebenaran harus dihindarkan.
c. Meninggikan integritas ilmu dan lembaga. dalam hal ini modus operandinya
adalah melaksanakan dengan konsekuen kaidah moral dari ke ilmuan.
d. Pendidikan keilmuan harus sekaligus dikaitkan dengan pendidikan moral.
e. Pengembangan bidang ke ilmuan harus disertai dengan pengembangan dalam
bidang filsafat terutama yang menyangkut keilmuan.
Bagi mahasiswa sebagai calon seorang ilmuan maka supaya ilmu dapat lebih
aktif dan mampu serta berfungsi sebagaimana mestinya, perlu ada usaha untuk
meningkatkan dirinya. Ada 6 hal yang perlu mendapat perhatian yang yaitu:
a. Ilmu harus mampu memahami kebudasyaan masyarakat tempat ilmu itu
berkiprah, dengan demikian dapat dihindari konflik yang tidak perlu.
b. Harus disadari bahwa banyak cara untuk menemukan kebenaran, salah satunya
ialah melalui ilmu. Dengan ini maka tidak boleh ada anggapan seolah-olah
hanya ilmu saja yang mampu menemukan kebenaran, dengan ini lalu
penggunaan terhadap akal secara berlebihan.
c. Menambah bobot para ilmuan dan lembaga-lembaga keilmuan. Dalam
kehidupan bermasyarakat, kepribadian yang berpribadi luhur, akan mendapat
kepercayaan dan sekaligus mempunya bobot yang cukup meyakinkan.
d. Mengedakan pendidikan moral pancasila, supaya para ilmuan juga mempunya
kepribadian pancasila.
e. Perlunya filsafat ilmu diberikan sebagai mata kuliah diperguruan tinggi.
f. Mandirinya ilmu, dengan kemandirian itu, ilmu dapat mengembangkan diri,
dalam hal ini kebebasan mimbar akademik dalam batas-batas nilai pancasila
harus dilaksanakan.
Ilmu dan kebudayaan berada dalam posisi yang saling tergantung dan
saling mempengaruhi. Pada suatu pihak pengembangan ilmu dalam suatu
masyarakat tergantung dari kondisi kebudayaannya. Sedangkan dilain pihak,
pengembangan ilmu akan mempengaruhi jalannya kebudayaan.
Ilmu terpadu secara intim dengan keseluruhan struktur sosial dan tradisi
kebudayaan, mereka saling mendukung satu sama lain: dalam beberapa tipe
masyarakat ilmu dapat berkembangkan secara pesat, demikian sebaliknya,
masyarakat tersebut tak dapat berfungsi dengan wajar tanpa didukung
perkembangan yang sehat dari ilmu dan penerapannya.
Ada pemahaman yang memisahkan ilmu dan kebudayaan baik secara
konseptual maupun faktual, tidak dapat diterima lagi. Ilmu merupakan komponen
penting dari kebudayaan. Bahkan kecenderungan akhir abad ini semakin member
tempat bagi dominasi ilmu dalam menciptakan universum-universum simbolok
atau dunia kemasukakalan. Tidak perlu disangkal bahwa memang timbul segala
marginalisasi unsure-unsur pengetahuan non ilmiah sebagai unsure pengetahuan
yang berada diluat objektivitas.
Gejala yang tampak semakin luas adalah mulai ditinggalkannya ideologi
ilmu untuk ilmu atau ilmu bebas nilai. Ideoloi yang sedemikian jelas mengingkari
hubungan dialektis antara ilmu sebagai unsur sistem kebudayaan dengan unsur
sistem kebudayaan yang lain, baik itu religi, struktur sosial kepentingan politis
maupun subjektifitas manusia itu sendiri. Persoalan yang kemudian menuntut
pemikiran bersama lebih lanjut adalah strategi pengembangan ilmu yang sungguh-
sungguh mempertimbangkan unsur-unsur sistem kebudayaan yang lain secara
integral dan integratif.
Kesalahan pemilihan strategi pembelajaran ilmu akan mempunyai akibat
langsung bagi integrasi kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan. Setiap
kebudayaan memiliki hierarki nilai yang berbeda sebagai dasar penentuan skala
prioritas. Ada sistem kebudayaan yang menentukan nilai teori dengan
mendudukan rasiolisme, empirisme, dan metode ilmiah sebagai dasar penentu
dunia objektif.
Terdapat pula sistem kebudayaan yang menempatkan nilai ekonomi
sebagai acuan dasar dari seluruh dinamika unsur kebudayaan yang lain. Ada juga
sistem kebudayaan yang meletakkan nilai positif sebagai dasar pengendali unsur-
unsur kebudayaan yang lain, selain ada sistem kebudayaan yang menempatkan
nilai religius, nilai estetis, nilai sosial sebagai dasar dan orientasi seluruh
kebudayaan setiap pilihan orientsi nilai dari kebudayaan akan memiliki
konsekuensi masing-masing, baik pada taraf ideasional maupun operasional.

3. Contoh Konkrit Hubungan Antara Ilmu dan Budaya


Adapun contoh konkrit dari hubungan ilmu dan budaya ialah:
a. Antropologi: Antropologi mempelajari budaya manusia, menggabungkan
metode ilmiah untuk memahami perbedaan budaya, nilai, dan praktik sosial.
b. Arkeologi: Ilmu ini menggunakan pendekatan ilmiah untuk menggali dan
mengkaji artefak budaya, merangkai sejarah manusia dari masa lampau.
c. Sosiologi: Meneliti struktur sosial dan interaksi manusia, sosiologi melibatkan
analisis ilmiah terhadap pola-pola budaya dan dampaknya pada masyarakat.
d. Etnobotani: Menggabungkan ilmu botani dan antropologi, etnobotani
mempelajari hubungan antara tumbuhan dan budaya manusia, termasuk
penggunaan tanaman dalam kepercayaan dan tradisi.
e. Sastra dan Kritik Budaya: Pendekatan ilmiah digunakan untuk menganalisis
karya sastra dan produksi budaya lainnya, membuka wawasan tentang nilai
dan ideologi yang tertanam dalam karya tersebut.
f. Hubungan antara ilmu dan budaya menciptakan pemahaman yang lebih
mendalam tentang kompleksitas manusia dan dunia di sekitarnya.

Daftar Pustaka

Suryo Ediyono, 2010, Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Penerbit Kaliwangi


http://saefulmamun.blongspot.in/2015/09/hubungan-antara-ilmu-teknologi-etika.html
Hamami M., Abbas. (1996). “Kebenaran Ilmiah”, dalam Filsafat Ilmu.Tim Dosen Filsafat
Ilmu Fak.Filsafat UGM. Yogyakarta: Liberty bekerja sama denganYP Fak. Filsafat UGM.

The Liang Gie. (1987). PengantarFilsafat Ilmu. Yogyakarta: Yayasan Studi Ilmu dan
Teknologi.

Widyosiswoyo, Supartono. (1996). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia.

https://mayakristiantini.wordpress.com/2017/05/03/filsafat-ilmu-hubungan-antara-ilmu-dan-
kebudayaan-serta-dengan-etika-keilmuan/

https://mynida.stainidaeladabi.ac.id/asset/file_pertemuan/7e976-febyana-siti-nurbayah-ilmu-
dan-kebudayaan-nasional.pdf

Anda mungkin juga menyukai