dividing head atau kepala pembagi adalah salah satu alat bantu untuk proses pengefraisan yang cukup
penting. Cara kerjanya hampir sama dengan fixture chuck, dan dapat melakukan proses pembagian yang
teliti dan teratur untuk satu putaran penuh. Sehingga memungkinkan untuk pembuatan roda gigi lurus,
helik maupun payung.
Sistem penggerak dari kepala pembagi secara umum sama dengan penggerak dari rotary table yaitu
dengan roda dan poros cacing yang mempunyai perbandingan ratio tertentu, umumnya 1:40, yang
artinya jika engkol diputar 40 putaran penuh maka benda kerja berputar 1 putaran penuh. atau dapat
juga dilakukan pembagian secara langsung dengan bantuan plat pembagi yang terpasang di bagian
belakang chuk atau pemegang benda kerja pada kepala pembagi. selain itu dapat dikombinasikan
dengan penggerak meja (Sumbu X) untuk menghasilkan alur helik.
1. Bagian – Bagian Kepala pembagi diantaranya :
a. Head Stock
i. Swiveling block
Dipasang pada meja, Berfungsi agar headstock dapat dimiringkan dari 5º dibawah sumbu horizontal
sampai 10º lebih dari sumbu vertikal
ii. Spindle
Dipasang di dalam swivel block dengan roda dan poros cacing dengan rasio i = 40.
Terpasang bersilangan dengan spindle, terhubung dengan engkol pembagi (index crank)
v. Universal chuck
Digunakan berpasangan dengan hepala pembagi untuk menumpu benda yang panjang, baik dengan
penjepitan dua center ataupun chuck center
Dapat di setel maju atau mundur, disetel dibawah atau diatas center bahkan dapat dimiringkan.
Cara pemasangan kepala pembagi hanya bisa dilakukan secara mendatar dengan meja, cara settingnya
pun juga sama dengan cara penyettingan dengan fixture chuck untuk pemasangan mendatar. Dan sering
di kombinasikan pemasangannya dengan tailstock, terutama pada saat pengefraisan roda gigi.
3. Cara penggunaan
Seorang mekaniker kerap kali harus membagi keliling benda kerja untuk suatu jenis pengerjaan,
misalnya :
Perlengkapan yang paling sesuai untuk keperluan tersebut adalah kepala pembagi (Dividing head).
Perlengkapan ini merupakan perlengkapan khusus pada mesin Milling / Frais.
B. Pembagian Langsung
Pembagian yang digunakan untuk pembuatan segi banyak yang dapat dibagi dengan jumlah lubang pada
piring pembagi tetap.
Pada spindle dimana alat pencekam benda kerja terpasang (chuck, collet) terdapat sebuah piring
pembagi yang memiliki jumlah lubang tertentu (misal : 24).
Contoh:
Pembuatan kepala baut segi enam, maka dilakukan 6 kali pemotongan.
Pemotongan 1:
Agar benda kerja tidak bergerak, maka spindle dikunci dengan memasukkan pin pengunci ke dalam
salah satu lubang pada piring pembagi 24 lubang, misalnya pada lubang bernomor 7.
Benda kerja diputar dengan memutar engkol pemutar (setelah pin pengunci dibebaskan) ke kanan atau
ke kiri, sampai pin pengunci dapat dimasukkan lagi ke dalam lubang bernomor 11 atau 3
Pembagian ini dipakai apabila segi yang akan dibuat tidak dapat dikerjakan dengan menggunakan
pembagian langsung, tetapi jumlah segi yang dapat dikerjakan masih terbatas pada jumlah lubang pada
piring pembagi (yang dapat ditukar-tukar).
Didalam housing kepala pembagi ada transmisi poros roda cacing dengan ratio i = 40 : 1. Poros cacing
terhubung dengan engkol pemutar, sedangkan roda cacing terhubung dengan benda kerja, sehingga
benda kerja berputar 1 kali, bila engkol diputar 40 kali.
2 Jumlah Lubang : 33 38 39 42 46
3 Jumlah Lubang : 29 36 37 40
Rumus utama untuk pembagian tidak langsung adalah :
nk = 40/z
nk = Putaran engkol
Untuk segi 8 :
nk = 40/8 = 5
Untuk segi 17 :
Karena angka 17 tidak terdapat pada jumlah lubang piringan, maka pecahan harus kita kalikan sampai
ditemukan angka yang sesuai dengan lubang pada piringan, sehingga menjadi :
Sehingga untuk pembuatan segi 17, engkol diputar 2x, ditambah 12 lubang pada piringan 34
D. Pembagian Differential
Bilamana segi yang akan kita buat tidak dapat dikerjakan dengan menggunakan pembagian langsung
maupun tidak langsung, maka diperlukan pembagian differential untuk proses tersebut.
Prinsip pembagian differential adalah pada saat engkol diputar maka piringan pembagi juga akan ikut di
putar dengan proses sebagai berikut :
Bila engkol diputar maka poros cacing, roda cacing serta benda kerja akan ikut berputar, demikian pula
dengan rangkaian roda gigi ganti A-B-C-D, karena roda gigi A satu poros dengan roda gigi cacing dan
benda kerja.
Sedangkan roda gigi D yang berputar karena pergerakan dari roda gigi A, akan menggerakkan helical
gear dan otomatis akan memutar piringan pembagi, karena satu poros.
Ingat bahwa antara poros cacing dengan helical gear tidak berhubungan langsung, sehingga pergerakan
dari helical gear terjadi karena terdapat pasangan roda gigi ganti (R).
Kesimpulan umum :
Contoh pasangan roda gigi ganti yang terpasang pada gear box
Daftar roda gigi ganti yang terdapat pada mesin frais ACIERA :
Z=
24 (2 buah) 44 72
28 48 86
32 56 100
40 64
Misal Zo = 54
nk = 40/54 = 20/27
Jadi engkol diputar 0 putaran + 20 lubang pada piringan 27
RA = 40
RB = 64
RC = 48
RD = 72
Catatan : Penentuan Zo boleh lebih besar dari Z atau lebih kecil dari Z dengan ketentuan sebagai
berikut :
Z > Zo = Piring pembagi berputar berlawanan arah dengan putarane engkol
Selain digunakan untuk pembuatan segi banyak, Dividing Head juga digunakan untuk pembuatan sudut
tertentu.
nk = i x ( α / 360o )
Karena i yang ada pada Dividing Head 40 : 1 maka,
nk = ( α / 9o )
Untuk pembuatan sudut 45oMaka untuk pembuatan sudut 45o, engkol diputar 5 x
Untuk pembuatan sudut 60oMaka untuk pembuatan sudut 60o, engkol diputar 6 x ditambah 18 lubang
pada piringan 27.
Rotary Table atau disebut meja putar adalah salah satu accesories atau alat bantu dalam proses
pemesinan logam khususnya digunakan pada mesin frais. Rotary table ini dapat digerakkan melingkar
360 derajat dengan sistem penggerak Roda dan poros cacing sehingga dengan rotary table
memungkinkan operator untuk membuat suatu kontur melingkar atau pembuatan lubang dengan
sumbu melingkar yang tetap atau sering disebut PCD(pitch center diameter) dan dengan pembagian
sudut yang teliti (sampai dengan 10 detik). Rotary table sendiri dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu
dengan penggerak manual dan penggerak otomatis (CNC)
Rotary table ini biasanya dipasang mendatar dengan sumbu putar vertikal dengan sumbu Z. Kemudian
dapat digunakan untuk mencekam benda kerja secara langsung dengan bantuan klem atau dapat juga
dipasangkan dengan three jaw chuck. Selain itu dapat juga dipasang secara tegak lurus dengan meja
mesin, dan sering dikombinasikan pemasangannya dengan tailstock mesin milling. Sehingga
memungkinkan untuk penjepitan diantara 2 center ( between center) seperti pada mesin bubut.
3. Cara Setting.
Untuk Rotary Table dipasang mendatar, setelah terpasang dengan baik pada meja mesin untuk mencari
center dari rotary table ini terdapat 2 cara yaitu :
a. Secara langsung
Yang dimaksudkan adalah dengan bantuan sebuah batang silindris yang diameternya sesuai dengan
diameter dalam dari rotary table, kemudian dipasang pada spindle mesin. Cara settingnya dengan
menggerakkan sumbu X dan Y sampai center dari rotary table sesuai, indikasinya adalah batang silindris
tersebut dapat masuk dengan mudah pada diameter dalam rotary table. Bisaanya ini dilakukan untuk
pekerjaan yang tidak terlalu presisi. Untuk pekerjaan yang membutuhkan kepresisian yang tinggi maka
dilakukan pendialan diameter dalam dari rotary table tersebut.
Untuk pekerjaan yang presisi penyetingan center digunakan alat bantu Inside Dial Indikator yang
dipasangkan pada spindle mesin. Ada baiknya sebelum melakukan pen-Dial-an dilakukan pendekatan
dahulu ke center rotary table, bisa secara langsung atau dengan alat bantu benda silindris seperti yang
dibahas sebelumnya. Cara pen-Dial-annya secara berlawanan arah bisa dimulai dari sumbu X dahulu
atau sumbu Y (apabila dengan memutar spindle secara manual). Atau dengan menggerakkan rotary
table dengan cara men-dial sisi berhadapan dengan kelipatan sudut 90 derajat.
Setelah center dari rotary table sudah sesuai dengan spindel, kemudian baru benda kerja atau jig atau
three jaw chuck dipasang secara langsung dan di-centerkan terhadap rotary table Apabila sudah ada
lubang center bisa dengan bantuan batang silindris atau dengan dial atau jika belum ada lubang center
bisa dengan mengukur antara benda kerja dengan diameter luar dari rotary table dengan cara mengukur
sisi yang berhadapan dan dengan kelipatan sudut 90 derajat
Untuk Rotary table yang dipasang tegak lurus dengan meja mesin,
a. apabila tanpa pasangan tailstock. Sebelum rotary table terpasang dengan baik dilakukan dahulu
pendialan secara memanjang bisa secara langsung dari diameter luar rotary table atau dengan bantuan
batang silindris yang sudah terpasang dengan baik pada rotary table.