PENGEFRAISAN LANJUT
Jarak antar gigi rack adalah sama dengan transverse pitch dan roda gigi,
Transverse piten = Module x π
=Mxπ
jarak M x π didapat dengan cara menggeser eretan lintang dari meja frais
16
Jawab : TP =Mxπ
= 2 x 3,1416 = 6,283 mm
b. Hitung transverse pitch dari sebuah batang gigi yang mempunyai diametral
pitch 12
π 3,142
Jawab : TP = = = 0,2618 inch (6,65 mm)
DP 12
17
3.2.1 Perhitungan roda gigi helix
3.2.1.1 Diamater pitch
Diameter pitch Z x m x secant α
z = jumlah gigi, m = modul, α = sudut helix
3.2.1.2 Tip Diameter (diameter blank)
Diameter blank = diameter pitch + 2 = (z . m . secant α) + 2 m
3.2.1.3 Kisar yang ideal akan dibuat
Pitch circumfere nce Diameter pitch x π
Kisar / lead = =
Tangen sudut helix Tan α
3.2.1.4 Perandingan roda gigi pengganti
Driver Gear Kisar Mesin x i ( Perb. Kepala pembagi)
Gear ratio = =
Driven Gear Kisar Benda Kerja
z1 z 3
Gear = x
z2 z4
18
3.3. Roda Gigi Payung ( Bevel Gear)
Roda gigi payung dikenal pula dengan istilah roda gigi tirus. Roda
Roda-roda gigi
payung digunakan bila dua buah poros saling berpotongan. Sudut yang terbentuk
oleh kedua poros itu umurnnya adalah 900, sehingga jumlah dari setengah
setengah-sudut
sudut puncak darii kerucut-kerucut
kerucut tusuk ialah 900 (gambar 38)
d1 + d2 = 90
Puncak-puncak
puncak dari kerucut.
kerucut.-kerucut
kerucut tusuknya harus berhimpit dengan titik
potong sumbu-sumbunya.
sumbunya. Moduls m dari gigi
gigi-giginya
giginya dinyatakan menurut
lingkaran tusuk (pitch) d. ini adalah diameter terbesar dari kerucut tusuk. Tetapi
jelaslah kiranya, bahwa diameter tusuk dan juga ukuran
ukuran-ukuran
ukuran gigi lainya makin
berkurang kearah puncak kerucut tusuknya, jadi profil giginya mengecil.
Karena itu untuk
tuk membuat roda gigi payung pada mesin frais dengan pisau
frais modul berbentuk kepingan, tidak mungkin seteliti bentuk gigi menurut teori.
Roda gigi payung yang teliti harus dihuat pada mesin frais khusus. Untuk
berbagai keperluan yang kecepatan putar da
dari
ri roda gigi rendah, roda gigi payung
19
yang dikerjakan dengan mesin frais dan pisau frais berbentuk kepingan masih
dapat diterima.
Unuk dapat membuat roda gigi payung dengan frais modul kepingan pada
mesin frais universal dengan ketelitian yang wajar, sebaiknya ketentuan berikut
ini dipenuhi:
a. Jumlah gigi tidak boleh kurang dan 25
b. Lebar giginya (b) diambil tidak lebih dan 10 modul
c. Ganis-garis
garis addendum dan dedendum tidak bertemu pada titik pusat,
masing-masing
masing sejajar terhadap sudut tusuk (pitch) 6, sehi
sehingga
kedalaman profil gigi yang dihasilkan sama untuk sepanjang gigi. (
Pada roda gigi payung yang presisi kedalaman profil gigi semakin
mendekati titik pusat semakin dangkal).
20
diikat pada mandrel dengan mur). Bentuk-bentuk tertentu dapat dicekam
langsung pada pencekam tiga rahang kepala pembagi.
Kepala pembagi universal harus disetting miring keatas sebesar sudut δ 1 ,
sehingga permukaan bakal gigi sejajar dengan permukaan meja mesin.
21
i = ratio kepala pembagi
z1 = jumlah gigi
Pada posisi setelah digerakkan, seandainya kemudian dilakukan pemakanan
dengan pisau frais maka akan menghasilkan profil gigi bagian dalam akan ikut
terpotong. Untuk menghindari hal tersebut dibutuhkan gerakan koreksi
tanibahan pada meja mesin frais arah melintang sejauh Ht
P1 mi .π
±H1 = =
4 4
Untuk mendapatkan gerak koreksi yang teliti sebaiknya dipergunakan dial
indikator pada arah melintang.
Pada pemotongan yang kedua ini hanya sebuah bidang profil saja yang
terpotong/terbentuk. Putaran engkol untuk mendapatkan pembagian jumlah gigi
adalah seperti rumus diatas:
i
ne1 =
z1
Secara skema langkah pemotongan roda gigi payung sebagai berikut:
22
c. Langkah pengefraisan ketiga
Setelah operasi pengefraisan kedua selesai untuk semua gigi posisi
putaran kepala pembagi harus dikembalikan pada posisi awal:
i
nc2 =
4.z t
Demikian juga halnya dengan koreksi meja mesin pada arah melintang harus
dikembalikan pada posisi awal dengan bantuan dial indicator. Yakinkan bahwa
gerakan pemakanan pisaufrais bebas setelah semuanya kembali pada posisi
awal.
Pengefraisan ketiga, dilakukan dengan cara yang sama dengan langkah
kedua tetapi arah gerakan kebalikan dan gerakan langkah kedua. Gerakan
i
kepala pembagi sebesar nc2 = nc3 =
4. z t
dan gerakan koreksi melintang meja mesin frais sejauh Ht
23
Cacing apabila bentuk giginya ditentukan menurut penampang aksial,
disebut cacing ulir. Cacing ini dibubut pada mesin bubut dengan sebuah pahat
pemotong ulir yang bidang sayatnya sejajar dengan garis sumbu cacing. Ulir ini
disebut ulir modul. Kisar cacing Pw selalu merupakan kelipatan dan π, sedangkan
lebar pahat hanya tergantung dari modulus cacing.
Bila bentuk “gigi ditentukan menurut penampang normal kita sebut cacing
evolven. Cacing ini dapat difrais dengan frais modul kepingan. Maka fraisnya
harus disetel miring menurut sudut kisar rata-rata γm. Jumlah fraisnya terhatas
karena untuk tiap modulus hanya diperlukan satu buah frais.
Gigi dari cacing evolen lebih kuat dari pada cacing ulir, terutama pada sudut kisar
rata-rata γm yang besar. Hal ini disebabkan karena tusuk aksiäl ta jauh lebih
besar dari pada tusuk normal t pada sudut kisar rata-rata yang besar.
Pengefraisan roda cacing harus memperhatikan ukuran-ukuran: kelonggaran
kepala, ukuran-ukuran cacing yang akan berpasangan. Roda cacing yang teliti
hanya dapat dibuat pada mesin yang khusus. Akan tetapi dengan mesin frais
universal dapat difrais roda cacing dengan ketelitian wajar. Roda cacing difrais
awal dulu dengan pisau modul, dengan diameter pisau frais sama dengan
diameter cacingnya ( jika perlu menggunakan pahat tunggal). Meja frais
dimiringkan sebasar sudut kisar rata-rata γm.
24
Gigi-gigi roda cacing difrais dengan menaikan meja frainya keatas. Dengan cara
ini terjadi gigi-gigi miring dengan bagian bawah (kaki) berbentuk liingkaran.
Pemfraisan akhir dari roda cacing yang telah difrais awal dilakukan dengan frais
roda cacing yang silindris (frais urai, frais hobbing ) yang ukuran-ukurannya
sesuai dengan ukuran-ukuran cacing.
Mula-mula meja frais diluruskan lagi, sehingga spindel/arbor frais dan roda
cacing bersilang 90°. Pembawa dilepas baut penguncinya , sehingga roda cacing
itu dapat diputar bebas antara senter-sentemya. Pemutaran. roda cacing dalam
hal ini dilakukan oleh frais roda cacing. Sementara itu meja fraisnya harus
dinaikkan perlahan-lahan ke atas, sampai dalamnya gigi sepenuhnya tercapai.
Selain dengan roda cacing, cacing itu dapat juga berpasangan dengan
roda gigi lurus dengar gigi-gigi berbentuk helix. (gambar 3.4.4. dan 3.4.5). Dalam
hal ini sudut gigi helix β dari roda giginya harus sama dengan sudut kisar rata-
rata γm dan cacing. Bidang-bidang sentuhnya jauh lebih kecil dari pada roda
cacing, sehingga hanya dapat dipindahkan gaya-gaya yang kecil.
3.5. Cam
Ketelitian dan kualitas dari produk-produk yang dibuat pada mesin bubut
otomat, atau pengatur otomat lainnya sebagian besar tergantung dari kurva-
kurva dari piring bubungan (cam) dan teromol bubungan.
Kurva yang paling banyak digunakan untuk piring-piring bubungan ialah spiral
Archimedes. Spiral Archimedes terjadi, bila sebuah titik P bergerak pada sebuah
25
jari-jari (radius) dengan kecepatan yang tetap (konstan), sedangkan jari-jari ini
berputar dengan kecepatan tetap pada sebuah titik tetap M (Gambar 3.13).
Mesin frais universal dikombinasikan dengan kepala pembagi universal
memberikan banyak kemungkinan kepada kita untuk membuat spiral-spiral ini.
Pada dasarnya pengefraisan cam sama dengan pengefraisan alur spiral pada
posisi datar itu sama saja dengan pengefraisan alur-alur berbentuk spiral pada
benda melingkar (sekerup). Pengerjaannya dilakukan dengan kepala pembagi
yang disetel vertikal dan dengan poros frais vertikal (gambar 3.17).
hw .360 0
Hw =
ϕ
26
e : perbandingan roda gigi - roda gigi pengganti
Hw :kisar spiral terhadap seluruh keliling benda kerja (mm)
hw : kisar dan bagian benda kerja yang harus difrais (mm)
p : kisar ulir poros transportir mesin frais (mm)
i : perbandingan kepala pembagi
φ : sudut kelijing dan bagian yang harus difrais (derajat)
ZPG : hasil kali jumlah gigi penggerak dari roda gigi pengganti
ZDG: hasil kali jumlah gigi yang digerakkan dari roda gigi pengganti
Jawab :
d 200
hw = − 60 = − 60 = 40mm
2 2
27
hw .360 0 40.360 0
Hw = = = 48mm
300 0 300 0
Z PG p.i 6.40 5 3.5 72 40 a c
e= = = = = = . = .
Z DG H w 48 1 1.3 24 24 b d
Dalam berbagai kasus metoda yang telah diurain diatas tidak dapat
dipergunakan mengingat bahwa kisar harus teliti dan tidak boleh dibulatkan,
sedangkan jumlah roda-roda gigi pengganti terbatas jumlahnya. Untuk mengatasi
hal tersebut kita tentukan suatu kisar bayangan Hb yang besarnya sedikit lebih
besar dari kisar sesungguhnya Hw dari benda kerja dan yang tersedia roda gigi
penggantinya.
Dengan memiringkan (mendongakkan) kepala pembagi dan spindel
mesin frais (Gambar 3.17 ) akan dapat difrais sembarang kisar Hw yang lebih
kecil dari kisar bayangan Hb. Lagi pula dengan cara ini terdapat keuntungan
dimana dapat difrais beberapa spiral tanpa mengganti roda - roda gigi
penggantinya.
hw .360 0
Hw = mm
ϕ
H
sin α =
Hb
hw
l= +b
tgα
Z PG p.i
e= =
Z DG H b
28
Hb : kisar bayangan (mm)
α : sudut kemiringan kepala pembagi ilan spindel frais
i : panjang sayatan dari pisau frais (end milling cutter)
b : tebal benda kerja.
3.7. Latihan
1) Jelaskan cara pembuatan batang gigi pada mesin frais
2) Sebuah roda gigi helix dengan sudut helix 18° , jumlah gigi 34 dan
modul 3 mm akan dikerjakan pada mesin frais yng mempunyai lead
screw 4mm. Tentukan roda gigi pengganti yang digunakan dan nomor
cutter yang digunakan.
3) Sepasang roda gigi payung akan dikerjakan pada mesin frais. Kedua
porosnya membuat sudut 900 dan ber diameter 28. Perbandingan i = 3.
Modul 2mm lebar gigi b = 25mm roda gigi terbuat dari baja dengan
kekuatan tarik 60 kn/cm2. Untuk kedua roda gigi ditanyakan:
• Gambar kerja dari kedua roda gigi.
• penyetelan kepala pembagi
• nomor frais modul yang digunakan
• penyetelan mesin frais
29