Anda di halaman 1dari 13

BAB VI

RODA GIGI KERUCUT


(BEVEL GEARS)
5.1 PENDAHULUAN
• Roda gigi kerucut digunakan untuk mentransmisikan daya pada rasio
kecepatan konstan antara dua poros yang sumbunya berpotongan pada sudut
tertentu. Permukaan pitch untuk roda gigi kerucut adalah kerucut.

GAMBAR 5.1 Roda gigi kerucut

Gambar 5.2 : Permukaan pitch untuk bevel gears.

Elemen kerucut pada Gambar 5.2 (a) berpotongan pada titik potong dari sumbu
putar. Karena radius kedua gear adalah proporsional terhadap jaraknya dari
puncak, maka kerucut dapat berputar bersama-sama tanpa sliding.

1
Pada Gambar 5.2 (b), elemen kedua kerucut tidak berpotongan pada titik potong
poros. Oleh karena itu kerucut ini tidak dapat digunakan sebagai permukaan pitch,
hal ini memungkinkan terjadinya gerakan positif dan sliding pada arah yang sama
pada saat yang sama.

5.2 KLASIFIKASI BEVEL GEARS


Bevel gears dapat diklasifikasikan dalam tipe berikut ini, tergantung pada sudut
antara poros dan permukaan pitch.

1. Mitre gears:
Ketika bevel gears mempunyai gigi sama dan sudut pitch menghubungkan dua
poros yang sumbunya memotong pada sudut siku-siku, seperti pada Gambar 5.3.

Gambar 5.3: Mitre gears

2. Angular bevel gears.


Ketika bevel gears menghubungkan dua poros yang sumbunya memotong pada
sebuah sudut lain dari pada sudut siku-siku.

3. Crown bevel gears.


Ketika bevel gears menghubungkan dua poros yang sumbunya memotong pada
sebuah sudut yang lebih besar dari pada sudut siku-siku dan salah satu bevel gears
mempunyai sudut pitch 90o, seperti ditunjukkan pada Gambar 5.4.

2
Gambar 5.4: Crown bevel gears

4. Internal bevel gears.


Ketika gigi pada bevel gears memotong pada sisi dalam kerucut pitch.

5.3 ISTILAH YANG DIGUNAKAN PADA RODA GIGI KERUCUT

GAMBAR 5.5: Istilah pada roda gigi kerucut.

3
Berikut ada beberapa istilah pada roda gigi kerucut yang penting untuk diketahui:
1. Pitch angle: Sudut antara pitch line dengan sumbu poros, dinotasikan ‘θp’.
2. Cone distance: Adalah panjang elemen pitch cone, dinotasikan ‘OP’.
Secara matematika dirumuskan sebagai berikut:

3. Addendum angle: Sudut yang dibentuk oleh addendum pada cone centre,
dinotasikan ‘α’.
Secara matematik dapat dirumuskan sebagai berikut:

4. Dedendum angle: Sudut yang dibentuk oleh dedendum pada cone centre,
dinotasikan ‘β’.
Secara matematik dapat dirumuskan sebagai berikut:

5. Outside or addendum cone diameter: Adalah diameter maksimum dari gigi


gear.
Secara matematik dapat dirumuskan sebagai berikut:

6. Inside or dedendum cone diameter:


Secara matematik dapat dirumuskan sebagaiberikut:

4
5.4 PENENTUAN PITCH ANGLE UNTUK BEVEL GEARS
Perhatikan sepasang bevel gears seperti ditunjukkan pada Gambar 5.5.
Misalkan:

Maka secara matematik dapat dirumuskan sebagai berikut:


Pitch angle untuk pinion adalah:

Pitch angle untuk gear adalah:

θ p2 = 90- θ P1

5.5 PROPORSI UNTUK BEVEL GEARS


Proporsi untuk bevel gears dapat diambil sebagai berikut:
1. Addendum, a = 1 m,
2. Dedendum, d = 1,2 m,
3. Clearance = 0,2 m,

4. Working depth = 2 m,
5. Tebal gigi = 1,5708 m
Dimana m = modul

5
5.6 JUMLAH GIGI EKUIVALEN UNTUK BEVEL GEARS
(PENDEKATAN TREDGOLD’S)

Pendekatan Tredgold’s didasarkan pada fakta bahwa cone tangent (tangent


kerucut) terhadap bulatan pada pitch point akan mendekati dengan teliti permukaan
bola untuk jarak pendek salah satu sisi dari pitch point, seperti ditunjukkan pada
Gambar 5.6 (a). Back Cone (kerucut) bisa dikembangkan sebagai sebuah
permukaan bidang dan gigi spur gears yang berhubungan dengan sudut pitch dan
sudut tekan dari bevel gears dan radius dari pengembangan cone dapat digambar,
seperti ditunjukkan pada Gambar 5.6 (b).

Gambar 6.6: Skema metode pendekatan Tredgold’s

Misalkan:

Maka jumlah gigi ekuivalen untuk bevel gear adalah:

6
T EP = TP .sec θ P1
T EG = TG .sec θ p2

Dimana T = Jumlah gigi actual dari gear.


T EP = format gigi pinion
T EG = format gigi gear

5.7 KEKUATAN BEVEL GEARS


Kekuatan gigi bevel gears diperoleh dengan cara yang sama seperti dibahas pada
spur gears dan helical gears.

Persamaan Lewis untuk beban gigi tangensial diberikan sebagai berikut:

Dimana:

7
Keterangan:

1. Faktor dinamakan bevel factor.

2. Untuk operasi yang aman dari bevel gears, lebar permukaan adalah dari (6,3 m
sampai 9,5 )m, dimana m = modul.
Rasio L/b tidak boleh melebihi 3.

Untuk itu, jumlah gigi pada pinion harus tidak kurang dari pada
dimanaV.R adalah rasio kecepatan (velocity ratio).

3. Beban gigi statis atau kekuatan ketahan gigi untuk bevel gears adalah:

σe = Nilai batas ketahanan bending (flexural endurance limit)

Tabel 5.1 Nilai batas ketahanan bending σe

4. Beban maksimum untuk keausan pada bevel gears adalah:

8
Dimana :

5. Kecepatan:

dengan : v = kecepatan

5.8 GAYA AKSI PADA BEVEL GEARS


Perhatikan sebuah bevel gears seperti pada Gambar 5.7.
Gaya normal (WN) pada gigi tegak lurus terhadap permukaan gigi dan membuat
sudut sama ke sudut tekan (ф) terhadap pitch circle. Gaya normal dapat diuraikan
ke dalam dua komponen, yaitu komponen tangensial (WT) dan komponen radial
(WR).

Besarnya komponen tangensial (WT) dan komponen radial (WR) adalah:

Gambar 5.7: Gaya aksi pada bevel gears

9
Radius rata-rata adalah:

Sekarang gaya radial (WR) bekerja pada radius rata-rata yang diuraikan ke dalam
dua komponen, WRH dan WRV, dalam arah aksial dan radial seperti ditunjukkan
pada Gambar 5.7.

Oleh karena itu gaya aksial yang bekerja pada poros pinion adalah:

Gaya radial yang bekerja pada poros pinion adalah:

Contoh 1:
Sepasang bevel gears dari besi cor menghubungkan dua poros pada sudut siku-
siku.
Diameter pitch pinion dan gear adalah 80 mm dan 100 mm.
Bentuk gigi gear adalah 14½o composite form.
Tegangan statis yang diijinkan untuk kedua gear adalah 55 MPa.
Jika pinion mentransmisikan daya 2,75 kW pada putaran 1100 rpm,
Tentukan:
Modul dan jumlah gigi pada setiap gear dari sudut kekuatan dan check desain dari
sudut keausan.
(Ambil batas ketahanan permukaan adalah 630 MPa dan modulus elastisitas untuk
besi cor adalah 84 kN/mm2.)

10
Penyelesaian:
Diketahui:

Modul
Misalkan: m = modul
1. Ketika poros pada sudut siku-siku, oleh karena itu sudut pitch pada pinion
adalah:

2. Sudut pitch untuk gear adalah:

3. Jumlah gigi ekuivalen untuk pinion adalah:

4. Jumlah gigi ekuivalen untuk gear adalah:

Karena kedua gigi terbuat dari bahan yang sama maka pinion adalah yang paling
lemah. Sehingga perancangan didasarkan pada pinion.

5. Factor bentuk gigi untuk pinion mempunyai 14½o composite form,

11
6. Dan kecepatan pitch line adalah:

7. Ambil faktor kecepatan,

8. Panjang elemen pitch cone adalah:

9. Asumsikan lebar permukaan (b) adalah 1/3 dari panjang pitch cone, oleh
karena itu:

10. Torsi pada pinion adalah:

11. Beban tangensial untuk pinion adalah:

12. Ukuran modul dapat dicari melalui persamaan beban tangensial pada pinion:

Dengan menggunakan metode trial and hit, dapat diperoleh:


m = 4,5 mm dipilih 5 mm.

12
Jumlah gigi pada setiap gear:

13. Jumlah gigi pada pinion adalah:

14. Jumlah gigi pada gear adalah:

Pemeriksaan gear untuk keausan:


15. Faktor beban-tegangan adalah:

16. Faktor rasio adalah:

17. Beban maksimum untuk keausan adalah:

Ketika beban maksimum untuk keausan adalah lebih besar dari pada beban
tangensial (WT), oleh karena itu desain adalah aman ditinjau dari keausan.

13

Anda mungkin juga menyukai