Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

PERHITUNGAN KONTRUKSI DAN PEMILIHAN BAHAN

4.1 Pertimbangan Perancangan Mesin Penepung Limbah Ikan


Secara umum, kualitas tepung ikan yang diproduksi harus memenuhi Standar
Nasional Indonesia. Saat ini telah diberlakukan SNI Nomor 1715:2013 yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Nomor 27/KEPMEN-KP/2014 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia 6
(enam) Produk Perikanan Non konsumsi (Anonim, 2014). Pemberlakuan ini
dilakukan berdasarkan tindak lanjut Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun
2000 tentang Standardisasi Nasional, dimana pemberlakuan SNI yang dikeluarkan
oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dilakukan oleh Kementerian teknis yang
menangani produk tersebut (Anonim, 2000).
Tepung ikan hendaknya mempunyai ukuran partikel yang seragam bebas dari
serpihan tulang, mata ikan dan partikel-partikel kasar lainnya yang tertahan oleh
saringan 80 mesh. Fraksi lolos 50 mesh masih dianggap terlalu besar untuk tepung
ikan yang bermutu baik.
Dalam mesin ini tidak hanya dapat memproduksi tepung ikan namun
diperuntungkan juga untuk membuat serbuk kerang srimping yang mememiliki
ukuran mesh 18, dengan begitu dalam peracangan mesin ini mampu menghasilkan
dua ukuran produk yang berbeda dengan menggunakan settingan ukuran pada bagian
output mesin.
Untuk pembuatan mesin penepung limbah ikan dan kerang srimping
diperlukan analisa terhadap limbah ikan dan limbah kerang srimpng yang akan
diproses. Beberapa informasi yang perlu diketahui untuk proses perancangan mesin
penepung limbah ikan dan kerang srimping antara lain :
1. Limbah ikan yang akan diproduksi harus dalam keadaan kering begitu juga
dengan limbah kerang srimping, hal ini bertujuan untuk mengurangi kadar
garam yang dapat membuat korosi pada bagian dalam mesin.
2. Kapasitas yang dibutuhkan dalam memproduksi tepung ikan dan serbuk
kerang srimping.
3. Ukuran butir dari produk limbah ikan dan kerang srimpingyang berbeda oleh
sebab itu perlu digunakan settingan mesh pada bagian output.

4.2 Tahapan Proses perancangan


Rancang bangun mesin penggiling untuk pengolahan limbah ikan menjadi
tepung ikan dan limbah kerang srimping menjadi bahan kerajinan aksesories di
daerah Tambak Rejo Kota Semarang bermula dari wawancara terhadap nelayan dan
pengamatan langsung ke tempat obsevasi, dari hasil pengamatan dan wawancara
terhadapat nelayan dapat disimpulkan bahwa hasil dari tangkap mereka terdapat ikan
yang memiliki nilai ekonomis yang rendah sehingga para nelayan hanya dapat
menjaual ke pengepul dengan harga yang murah selain itu juga terdapat limbah
kerang srimping yang digunakan sebagai bahan kerajinan aksesories namun para
pengrajin dalam pembuatanya masih dengan manual, oleh karena itu, rancang bangun
ini dibuat untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan membuat limbah ikan rucah
menjadi tepung ikan dan kerang srimping dibuat menjadi serbuk sebagai bahan untuk
kerajinan aksesories begitu para nelayan dapat meningkatkan nilai hasil tangkapnya
dan para pengrajin dapat mempermudah dan mempercepat dalam proses pembuatan.

Dalam merancang mesin penepung limbah ikan dan kerang srimping dengan
menggunakan motor bensin, perlu dipertimbangkan beberapa kemungkinan pilihan
yang dapat dilakukan dalam rangka mewujudkan mesin yang sesuai dengan kriteria
desain yang diharapkan. Proses perancangan secara menyeluruh dapat digambarkan
pada diagram alir berikut :
mulai

Input :
1. Gaya fotong ikan
2. Putaran motor
penggerak
3. Bahan poros
4. Bahan pasak
5. Bahan baut

Perhitungan :
1. Perhitungan daya
2. Perhitungan transmisi
3. Perhitungan poros
4. Perhitungan pasak
5. Perhitungan kapasitas
yang dihasilakan
6. Tegangan geser baut

Proses pembuatan perbaikan

perakitan

Tidak sesuai
Uji kinerja

Ya.

kesimpulan

selesai

Gambar 4.1 Tahapan perancangan


Proses perancangan meliputi beberapa tahapan yaitu :
1. Pengenalan kebutuhan
Tepung ikan memiliki kandungan giji yang sagat baik untuk hewan ternak
salah satu dari jenis ikan yang digunakan dalam pembuatan tepung ikan
adalah ikan rucah, ikan yang sering dipandang memiliki nilai ekonimis yang
rendah namun memiliki kandungan nilai gizi yang baik untuk memenuhi
kebutuhan protein hewan ternak. Untuk itu dalam perancangan mesin
penepung limbah ikan dibuat agar dapat menghasilkan produk yang
berkualitas. Selain untuk membuat produk tepung ikan yang berkualitas mesin
ini diharapkan mampu mengolah limbah kerampung srimping untuk
membantu para pengrajin aksesories yang selama ini pembuatan serbuknya
masih dengan menggunakan cara manual.
2. Gaya potong limbah ikan
Gaya potong limbah ikan digunakan untuk mengetahui gaya yang yang
dibutuhkan oleh hammer pada saat mesin bekerja. Untuk mengetahui gaya
potong dilakukan sebuah uji coba pada satu produk ikan rucah yang telah
dikeringkan lalu ditekan di atas timbangan menggunakan satu hammer maka
akan diketahui gaya potong yang dibutuhkan pada satu hammer.
3. Perhitungan poros
Perhitungan poros dilakukan untuk mencari ukuran diameter poros yang
mampu menahan beban aksial yang terjadi pada saat mesin bekerja. Poros
bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran
yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep
Edward Shigley, 1983)
4. Perhitungan pasak
Perhitungan pasak dilakukan untuk mencari ukuran pasak yang mampu
menahan beban tangensial pada saat mesin bekerja.
5. Perhitungan daya motor bensin
Perhitungan daya motor bensin dilakukan untuk mengetahui daya yang
dibutuhkan untuk menggerakan poros dan hammer.
6. Gambar Rancangan
Gambar rancangan dilakukan untuk mencari desain mesin yang paling baik
dan paling efektif.
7. Proses Pembuatan
Proses pembuatan adalah merealisasikan rancangan kerja menjadi sebuah
benda kerja nyata atau komponan.
8. Perakitan
Perakitan dilakukan setelah mendapatkandesain yang terbaik dan efektif serta
semua komponen telah tersedia dan siap rakit.
9. Uji Kinerja
Uji kinerja dilakukan setelah proses perakitan selesai. Uji kinerja
dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan dari pembuatan mesin. Ada dua
kemungkinan dari hasil uji kinerja ini, yaitu berhasil dan belum berhasil.
Apabila belum berhasil maka proses perancangan mesin dikembalikan ke
tahap proses pembuatan. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki segala
kekurangan pada mesin yang menyebabkan belum berhasilnya kinerja pada
mesin. Apabila berhasil maka diambil data – datanya untuk dibuat
kesimpulan.

4.3 Perhitungan Mesin


Pada perhitungan mesin penggiling limbah ikan dan kerang srimping dilakuan
tahap perencanaan terlebih dahulu dan kebutuhan terkait perhitungan agar mesin
berjalan dengan baik, dengan merencanaan daya motor yang akan digunakan dan
bahan yang digunakan untuk menghitug jumlah putaran pada saat penggilingan
setelah itu dilakukan perhitungan pada setiap komponen seperti kapasitas mesin, gaya
potong, poros, pully, belt, bantalan dan kontruksi baut sehigga aman dalam
penggunannya

4.3.1 Menghitung Putaran Poros Hammer (n2 )


Putaran pada poros hammer dapat diketahui apabila telah ditentukan
spesifikasi motor yang akan digunakan, motor yang digunakan dalam pembuatan
mesin penggiling limbah ikan dan kerang srimping ini dengan menggunakan motor
bensin berdaya 5,5 HP / 4,103 dengan putaran motor 2400 rpm
Diketahui :
n1 = 2400 rpm
dp = 50 mm
Dp= 400 mm
Sehigga :
n1 Dp
=
n2 dp

dp
n2 = x n1
Dp

50 mm
n2 = x 2400 rpm
400 mm

n2 = 300 (rpm)

4.3.2 Menghitung besar Daya yang dibutuhkan


a) Daya yang Dibutuhkan untuk Pemotongan Limbah Ikan
 Menentukan gaya potong
Untuk menentukan besaran gaya potong limbah ikan rucah dilakukan
pengujian terlebih dahulu dengan menggunakan metode seperti ini :
F

Gambar 4.2 Uji Potong


Keterangan :
1. Pisau Pemotong
2. Limbah Ikan
3. Neraca ( Timbangan )
Metode percobaan : Dala percobaan uji potong ini degan
menggunakan satu ekor ikan rucah yang sudah dikeringkan selama 6
jam sebagai produk setelah itu ikan ditempakan di atas timbangan
untuk dihancurkan dengan cara ditekan menggunakan satu hammer
sampai ikan mengalami keretakan, angka terbesar merupakan niai
berat beban dari hammer .
Diketahui :
Gaya Potong kgf = 0,9 (kg)
Gravitasi = 9,81 (m/ s2 ¿
W= mxg
= 0,9 kg x 9,81 (m/ s2 ¿
= 8,829 (N)

Hammer yang digunakan utk memtong lmbah ikan dalam


perencanaan mesin sebanyak 80 hammer, sehingga dapat dihitung
gaya potong untuk 80 hammer :
F=mxz
= 8,83 x 80
= 706,4 (N)

 Torsi yang dibutuhkan untuk memotong

Gambar 4.3 Jari-jari hammer (r)


Diketahui :
Jarak antara titik pusat poros dengan ujung hammer = 0,14 (m)

Gaya potong untuk 80 hammer = 706,4 (N)


Sehngga :
T=Fxr
= 706,4 (N) . 0,14 (m)
= 98,896 (Nm)
 Kecepatan Sudut (ω )

2 π . n 2 π . n. 4 00
ω=¿ ¿ = 41,866 (rad/s)
60 60

 Percepatan Sudut (α )
ω1−ω2 dθ 2 π
α= → w= =
∆t dt t

41,866 rad / s−0 2π


= t=
0,15 s w

2 .3,14
= 279,10 (rad/ s2) = = 0,15 (s)
41,866

Pb = T . ω

= 98,88 (Nm) x 41,866 (rad/s)

= 4139,776 (watt)

= 5,38 HP

b) Perhitungan daya untuk momen inersia tanpa pembebanan


 Momen Inersia Poros
Diketahui :
massa poros = 3 kg
r poros = 0,015 m
1
I poros = mr 2
2
1
= 3 kg(0,015 m)2
2
= 0,000337 (kg.m2)
 Momen Inersia Penyangga
Diketahui :
massa penyangga = 1,5 (kg)
r = 0,08 (m)

I penyangga = m r 2

I penyangga = 1,5 kg .(0,08 m)2

I penyangga = 0,0096 (kg . m2 ¿


Penyangga poros hammer berjumlah 6 buah, maka inersia penyangga
poros hammer (I penyangga) dikalikan 6, sehingga menjadi 0,0576 (kg
. m2 ¿
 Momen inersia poros penyanggap hammer
Diketahui :
massa poros hammer = 1,5 (kg)
r poros hammer = 0,008 (m)
1
I poros hammer = m. r 2
2
1
= 1,5 kg(0,008 m)2
2
= 0,000048 (kg . m 2)
Poros hammer berjumlah 4 buah, maka inersa poros hammer (I poros
hammer) dikalikan 4, sehingga hasilnya hasilnya 0,000192 (kg. m2 ¿
 Momen inersia hammer
Diketahui:
Massa hammer = 0,15 (kg)
L = 0,1 (m)
1
I hammer = m .l 2
3
1
= 0,15 ( kg ) . ( 0,1 m )2
3
= 0,0005 (kg . m 2)

hammer (pisau) berjumlah 80 buah, maka momen inersia hammer


dikalikan
80 sehingga hasilnya 0,04 (kg . m2 ¿

 Momen inersia pully


puli adalah silinder berongga yang diputar pada sumbunya, jadi untuk mencari
besarnya momen inersia pully dapat dicari menggunakan rumus silinder
berongga diputar pada sumbunya
Diketahui
dp = 50 mm r 1 = 0,025 m
Dp = 400 mm `r 2 = 0,2 m

1
I pully = m ( r 22−r 12 )
2

1 2 2
= 1,5 ( 0,2 −0,025 )
2
= 0,0295 (kg . m2)

 Momen inersia total


Setelah dilakukan perhitungan pada momen inersia poros, hammer,
penyangga poros, poros hammer dan pully maka dapat diketahui momen
ineria totalnya
I total = Iporos + Ipenyangga + Iporos hammer + Ihammer + Ipully
= 0,000337 (kg . m 2) + 0,0576 (kg . m 2 ¿ + 0,000192 (kg . m 2)
= 0,118 (kg . m2 ¿
 Kecepatan Sudut (ω)
2 π . n 2 π . n. 300
ω=¿ ¿ = 31,4 (rad/s)
60 60
 Percepatan Sudut (α)
ω1−ω2 dθ 2 π
α= → w= =
∆t dt t
31,4 rad /s−0 2π
= t=
0,2 s w
2. 3,14
= 157 (rad/ s2) = = 0,2 (s)
31,4
 Daya total yang dibutuhkan
Setelah di dapatkan hasil dari kecepatan sudut dan percepatan sudut maka
nilai torsi dan daya momen inersia dapat diketahui
T=I.α
= 0,118 (kg . m2 ¿ . 157(rad /r 2)
= 18,526 (N.m)
Setelah torsi ( T ), dan kecepatan sudut (ω) diketahui maka besarnya daya
momen inersia untuk mesin penggiling limbah ikandapat dicari :
P inersia = T . ω
= 18,526 (Nm) . 3,14 rad /r 2
= 581,716 (watt)
= 0,779 (HP)
Jadi daya total yang dibutuhkan untuk mesin hammer mill ini
P tot = P potong + P inersia
= 4,4 (HP) + 0,779 (HP)
= 5,17 (HP)

4.3.3 Perencanaan pully dan belt


 Daya Perencanaan

Diketahui :

f c = 1,0 -1,5

` Pd = f c. P3

` ` = 1,3 . 4103 (Kw)

= 5,3339 (Kw)
 Pemilihan Type Belt
Pemilihan tipe belt dapat diketahui dari daya perencanaan dan putaran
pada pully terkecil.
Diketahui :

Pd = 5,3339 (Kw)

n = 2400 ( rpm)

Gambar 4.4 tabel pemilihan v-belt

(Sularso, 2004 : 164)

Bedasarkan diagram diatas maka diperoleh type belt yang dianjurkan


type A

- Lebar (b) = 8 (mm)


- Tinggi (h) = 10,5 (mm)
- Luas (A) = 0,81 (cm)

 Kecepatan Keliling Pully


Diketahui :

n1= 2400 rpm

d p= 50 (mm)

¿
v b = π .de .∋ ¿
60 .1000

π . 50 mm .2400 rpm
=
60. 1000

= 6,28 (m/s)

 Gaya keliling Belt

Dikietahui:

β = 1,5 – 2

102 x P3 102 x 4,103 kw


F rated= =
v 6,28 m/s

= 66,64 (kg)

F = β. F rated

= 1,5 . 66,64

= 99,96 (kg)

 Tegangan Belt

Diketahui :

- Untuk V-Belt : σ 0=12 ¿)

(Diktat Elemen Mesin II hal 60)

- Untuk V- belt : φ 0=0,9

(Diktat Elemen Mesin II hal 50)


σ d = 2 . φ . σ0

σ d = 2. 0,9 . 12 (kg/cm2)

σ d = 21,6 (kg/cm2)

 Jarak Sumbu Poros Pully dengan Pully Perencanaan

D p <C <3<(D p+ d p)

(Robert L. Mott 2004 : 273)

Diketahui :

d p= 50 (mm)

D p= 300 (mm)

D p <C <3<(D p+ d p)

300 mm < C < 3 (50 (mm) + 300 (mm))

300 mm < C < 1050 (mm)

Maka dipilih C = 625 (mm)

 Panjang Belt

π
L=2.C+ ( D +d ) +¿ ¿ ¿
2 p p

π (300( mm)−50(mm))2
= 2 . 625 (mm) + (50 (mm) + 300 (mm)) +
2 4.625(mm)

62500
= 1250 (mm) + 549,5 (mm) + (mm)
2500

= 1824,5 (mm)

Bedasarkan tabel panjang sabuk V standar sularso 2004 : 168 maka diambil
Panjang sabuk v standar 1829 (mm) ~ 72 (inch) dari sabuk tipe A
 Jarak subu poros

B = 2.L – 3,14 ( D p +d p )

= 2. L -3,14 (300 + 50)

= 2.1829– 3,14 (300 + 50)

= 3650 – 1099

= 2551 (mm)

2
)2
C=B+ √
B −32( D −d p p
16

= 2551 + √25512−32(300−50)2
16

2551+ 2125,111
=
16

= 292,131 (mm)
 Menghitung sudut kotak sabuk

° 57(D p −d p )
θ=180 −
C

° 57 (250)
= 180 −
292,131

= 131,220°

(Sularso , 2008 : 170)

Konversi ke radian
π
θ=131,935° x
180 °
= 2,301 rad

Menghitung Masa sabuk – V

( Sularso, 164)
Sudut Alur ( 2α =40° ¿
° x
Tan 20 =
9 mm
X = 9 x tan 20∘
= 3,27 (mm)

Luas Penampang V-Belt

A = (12,5 x 9) – (3,27 x 9)
= 83,07 (mm2 ¿

Gaya Tarik Maksimal Sabuk

M=Axlxρ

( Khurmi 2005 : 732 )

Keterangan

1140
ρ=Massa Jenis Sabuk=( ) → Rubber (Khurmi)
m3

M=Axlxρ

M = 83,07 x 10−6 x 1,829 x 1,140

M = 0,173 kg / m

 Menghitung Gaya Sentrifugal sabuk – V

Tc = M x vl
= 0,173 x 6,282
= 6,822 (N)
( Khurmi 2005 : 732 )
Gaya Tarik Sabuk Maksimal
Tt = υt x A
= 2,5 N / mm2 x 83,07 mm2
( Khurmi 2005 : 732 )
Menghitung tegangan sisi sabuk – V

T 1=T −T c

Keterangan
T 1=Tegangan sisi kencang
T =Teganganmaksimum sabuk Type equation here .
T c =Gaya Sentrifugal

T 1=207,67 N−6,822 N
= 200,78 (N)

Menghitung tegangan sisi kendor sabuk V


T 1 μβ
=e
T2

μ=0,3 rubber dengan cast iron

200,78
T 2=
e 0,3 x 2.301

200,78
=
1,9941

= 100,687 (N)
Menghitung daya maksimum sabuk

Po =( T 1−T 2 ) V

= ( 200,78 – 100,687) 6,822

= 682,834 Watt

Menghitung Gaya total saat kendor

T T 2=T 2+ T c

= 100,687 + 6,822

= 207,602 (N)

Poros Perencanaan

Diketahui = W T = 335,943 (N)

Ftp = 301,467 (N)

∑ M A =0

F TP .100−W T . 291,46+ Rb .582,92=0

582,92 Rb = - F TP .100+W T .291,46


= -301,467 . 100 + 335,943 . 291,46
= -30146,7 + 97913,946
67767,246
Rb =
582,92
= 116,254 (N)
∑ M B =0

F TP.682,92−R A .582,92+W T .291,46=0

-582,92 R A =−F TP .682,92−W T . 291,46=0

= -(1301,467 x 682,92 ) – ( 335,943 x 291,46 )


205877,843+ 97913,946
RA =
582,92
RA = 521,155 (N)

Momen Bengkok A
Reaksi Kiri = F TP .100
= 301,467 x 100
= 30146,7 (Nmm)
Reaksi Kanan = W T . 291,46 + Rb . 582,92

Momen Bengkok B
Reaksi Kiri = F TP .(682,92) - R A . (582,92) + W T . 291,46
= ( 301,467 x 682,92 ) – (521,155 x 582,92 ) +
(335,943 x 291,46)
= 205877,8436 – 303291,67 + 97913,946
= -65,877
Reaksi Kanan = 0
Torsi Ekuivalen dari poros pengurai
ρ x 60
T =
2π xn
4,103 x 60
=
2 x π x 400
= 98,001 (Nm)

Te = √(km. Mb)2+(K T . T )2
= √(1,5 . 30,123)2 +(1,5 .98,001)2
= 153,289 (Nm)
= 153289 (Nmm)
σijin=Tegangantarik ijin st 40

σt maks
= V
392,4
= 5

σgi = 18,48 x 0,8


σgi = 62,784 (N/mm2 ¿

16 . T e
d =3
√ π . τg

16 .153289
=3
√ 3,14 .62,784

= 23,171 (mm)
Kontruksi yang dipilih D = 30 (mm) sehingga kontruksi aman.

Anda mungkin juga menyukai