Anda di halaman 1dari 18

PERANCANGAN POROS PADA RIPPLE

MILL PEMECAH BIJI KELAPA SAWIT DI PT.


PERKEBUNAN NUSANTARA V SEI. PAGAR

Oleh :
AMANAT FUZI AMRI
1807111531

PROGRAM STUDI SARJANA S1


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2022 1
LATAR BELAKANG
• Pabrik kelapa sawit milik pemerintah atau BUMN, rata-rata
berkapasitas cukup besar, hal ini dikarenakan hasil perkebunan
yang besar. Bahkan dapat membeli hasil perkebunan kelapa
sawit yang dimiliki para petani yang memiliki kebun kelapa
sawit dilingkungan pabrik, yaitu pabrik kelapa sawit
berkapasitas 6 - 10 ton/jam.
• Untuk mengatasi hasil perkebunan yang cukup besar, untuk itu
merancang salah satu komponen mesin pengolahan kelapa
sawit yaitu Poros yang terdapat pada Riplle Mill. Terhentinya
proses pengolahan di pabrik kelapa sawit akan menyebabkan
kerugian bagi perusahaan, yang dapat mengakibatkan
rendahnya produktivitas pabrik tersebut. Kerusakan peralatan
di pabrik membutuhkan biaya yang lebih untuk memperbaiki
kerusakan tersebut. Untuk itu perlu dilakukan perawatan
(maintenance) yang baik terhadap setiap peralatan yang
digunakan pada proses pengolahan.
2
TUJUAN
Adapun tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah:
1. Membuat salah satu rancangan poros ripple mill dan
mengetahui cara kerja mesin pemecah biji kelepa sawit.
2. Mengetahui parameter pemotongan pada proses
pembubutan.
3. Mengetahui cara perawatan riplle mill.

3
PROFIL PERUSAHAAN
SEJARAH SINGKAT
• PT. Perkebunan Nusantara V yang selanjutnya disebut “Perusahaan”, pada awalnya merupakan
Badan Usaha Milik Negara yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia (PP) No. 10 tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996 tentang Penyetoran Modal Negara
Republik Indonesia untuk pendirian Perusahaan. Pada awalnya merupakan konsolidasi proyek-
proyek pengembangan kebun PKS PT. Perkebunan PTP II, PTP IV dan PTP V di Provinsi Riau.
Perusahaan  per November 2019 memiliki kebun inti sawit dengan total luas areal tanaman
seluas 78.340,09 Ha Perusahaan  juga memiliki kebun inti karet dengan total luas areal 8.184 ha.
• Untuk mengolah kelapa sawit, Perusahaan memiliki 12 unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan
total kapasitas olah terpasang sebesar 570 ton TBS per jam dengan hasil olahan berupa minyak
sawit dan inti sawit. Kemudian untuk mengolah lanjut komoditi inti sawit, Perusahaan memiliki
1 unit Pabrik Palm Kernel Oil dengan kapasitas terpasang sebesar 400 ton inti sawit/hari dengan
hasil olahan berupa Palm Kernel Oil (PKO) dan Palm Kernel Meal (PKM). 4
RIPLLE MILL
• Mesin Ripple Mill adalah salah satu mesin produksi yang berfungsi sebagai pemecah biji sawit untuk
memisahkan cangkang dengan inti sawit.

5
PRINSIP KERJA RIPLLE MILL
Pada ripple mill terdapat rotor yang berputar pada ripple plate bagian yang diam. Biji masuk diantara rotor
dan ripple plate sehingga saling berbenturan dan memecahkan cangkang dari inti.

6
KOMPONEN RIPLLE MILL

• Poros Ripple Mill • Bantalan


• Piringan • Motor Listrik
• Rotor Barr • V Belt Pully
• Spacer Ring
• Baut dan Mur 7

• Ripple Plate
Data perancangan
Bahan yang akan digunakan dalam proses pemesinan bubut adalah Bahan ST 60 ukuran diameter 60 mm dan
panjang 840 mm.

8
PARAMETER PEMOTONGAN PADA MESIN BUBUT

1. Kecepatan Potong
Kecepatan potong adalah kemampuan alat potong menyayat bahan
dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan panjang/waktu.
(meter/menit atau feet/menit).

9
2. Kecepatan Putaran Mesin
Kecepatan putaran mesin adalah kemampuan kecepatan putaran
mesin untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satu
putaran/menit.
 
Diketahui: n=
D = 60 mm =
d = 50 mm =
Cs = 25 meter/menit = 132,696 Rpm
π = 3,14

10
3. Kecepatan Pemakanan
Kecepatan pemakanan ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa
factor diantaranya: kekerasan bahan, kedalaman penyayatan, sudut-sudut
sayat alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong dan kesiapan
mesin yang akan digunakan.
 
Diketahui: F=fxn
f = 0,05 mm = 0,05 mm x 132,696 Rpm
n = 132,696 Rpm = 6,63 mm/menit

11
4. Waktu Pemesinan
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan adalah seberapa
besar panjang atau jarak tempuh pembubutan dalam satuan mm dan
kecepatan pemakanan dalam satuan mm/menit.
 
 
L = la + l Tm = menit
Bidang 1
= 5 mm + 310 mm =
Diketahui:
= 315 mm = 47,51 menit
D = 60 mm n = 132,696 Rpm
 
d = 50 mm f = 0,05 mm
l = 310 mm F = 6,63 mm/menit 12

la = 5 mm
Bidang 2 L = la + l
Diketahui: = 5 mm + 130 mm
D = 60 mm = 135 mm
d = 55 mm
l = 130 mm Tm = menit
la = 5 mm =
n = 132,696 Rpm = 20,36 menit
f = 0,05 mm
F = 6,63 mm/menit
  13
Bidang 3 L = la + l
Diketahui: = 5 mm + 300 mm
D = 60 mm = 305 mm
d = 50 mm
l = 300 mm Tm = menit
la = 5 mm =
n = 132,696 Rpm = 46,00 menit
f = 0,05 mm
F = 6,63 mm/menit
  14
Bidang 4 L = la + l
Diketahui: = 5 mm + 100 mm
D = 60 mm = 105 mm
d = 48 mm
l = 100 mm Tm = menit
la = 5 mm =
n = 132,696 Rpm = 15,83 menit
f = 0,05 mm
F = 6,63 mm/menit
  15
PERAWATAN PADA RIPLLE MILL
Adapun tujuan utama dilakukan perawatan pada mesin riplle mill adalah sebagai
berikut:
1. Agar mesin dalam keadaan siap pakai (stand by) secara kontinu, sehingga
proses pengolahan dapat berjalan lancar dan optimal.
2. Memperpanjang umur dari penggunaan mesin.
3. Menjamin keselamatan dalam bekerja.
4. Mengetahui apabila ada komponen mesin yang harus diganti, sehingga dapat
dihindari kerusakan unit mesin yang fatal.

16
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dalam pembahasan ini adalah sebagai
berikut:
1. Berdasarkan perhitungan untuk kecepatan potong (Cs) dengan bahan ST-60
menggunakan pahat widia sehingga akan digunakan Cs = 25 meter/menit.
2. Berdasarkan perhitungan untuk kecepatan putaran mesin adalah 132,696 Rpm.
3. Berdasarkan perhitungan untuk kecepatan pemakanan adalah 6,63 mm/menit.
4. Berdasarkan perhitungan untuk waktu pemesinan pada bidang 1 adalah 47,51
menit, bidang 2 adalah 20,36 menit, bidang 3 adalah 46,00 menit dan bidang 4
adalah 15,83 menit.
5. Adapun perbaikan yang harus dilakukan adalah mengelas (menambah
ketebalan/Rebuild) yang dilakukan pada permukaan Ripple plate yang mengalami
keausan atau gagal dengan menggunakan las SMAW. 17
TERIMA KASIH

18

Anda mungkin juga menyukai