Anda di halaman 1dari 11

PAPER

Keterampilan dan Kompetensi Profesi Teknik Sipil untuk Era


Society 5.0
Dibuat Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah

Kapita Selekta

Disusun oleh:

Angga Ananda Irawan

051001900015

Dosen Pengampu:

Dr. Ir. Endah Kurniyaningrum, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2023
PENDAHULUAN

Di era Society 5.0, perkembangan teknologi dan transformasi digital telah


membawa dampak signifikan pada berbagai sektor, termasuk bidang teknik sipil.
Profesi teknik sipil memegang peran penting dalam merancang, membangun, dan
memelihara infrastruktur fisik yang mendukung kehidupan manusia. Dalam era
Society 5.0, teknik sipil dihadapkan pada tuntutan baru yang mengharuskan para
profesionalnya memiliki keterampilan dan kompetensi yang relevan dengan
perubahan zaman.
Ketika Indonesia sedang berjuang untuk beradaptasi dengan industri 4.0,
Jepang sedang mempersiapkan diri memasuki Society 5.0. Adapun Society 5.0
dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang hidup nyaman karena semua
kebutuhan akan produk dan jasa dapat disediakan sesuai jumlah yang diinginkan
pada saat diperlukan. Hal tersebut bisa dimungkinkan berkat bantuan teknologi
digital, khususnya big data, internet of things (IoT), dan artificial intelligence
(AI).
Cara kerjanya seperti berikut. Data terkait seluruh masyarakat yang
berjumlah begitu besar (big data) beserta rekaman aktivitasnya akan dikumpulkan
oleh IoT. Data ini akan ditransformasikan menjadi suatu jenis kecerdasan baru,
yakni AI, dan akan menjangkau setiap sudut masyarakat.
Inti dari Society 5.0 adalah menciptakan kondisi yang manusiawi,
terutama saat seseorang memasuki masa pensiun dan harus hidup mandiri pada
masa tuanya. Negara bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang
aman dan nyaman, terutama yang berkaitan dengan layanan umum serta
kesehatan. Untuk memenuhi hal itu, pengelolaan data masyarakat dan seluruh
aktivitasnya harus dapat terekam, terolah, dan terdistribusi sesuai kebutuhan.
Sebagaimana dikutip dari laman Japan.go.jp, salah satu contoh visi Jepang
dalam melayani masyarakatnya bisa dilihat dari penggunaan AI dan robot di
fasilitas-fasilitas layanan kalangan lanjut usia (lansia). Dengan bantuan teknologi
ini, mereka dapat terlayani sesuai kebutuhannya masing-masing.
Insinyur pada era Society 5.0 dihadapkan dengan tantangan baru. Mereka
membutuhkan berbagai soft skill untuk bisa menjadi “pelayan” masyarakat yang
efektif dan penuh empati. Kemampuan akan psikologi sosial, bahasa asing, dan
service excellence akan menjadi pendamping wajib berbagai hard skill terkait
matematika, fisika, dasar-dasar rekayasa, teknologi informasi, dan kecerdasan
buatan.
Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Saat menerima The AFEO
Distinguished Honorary Patron Award di Jakarta pada 11 September 2019 yang
kebetulan saya turut hadir, Presiden Joko Widodo pernah mengingatkan bahwa
Indonesia perlu menata database para insinyur yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia.
Database itu akan disinergikan dengan Pusat Manajemen Talenta yang
dalam waktu dekat akan dibangun oleh pemerintah. Dengan demikian, pemerintah
bersama Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dapat memonitor dan
mengembangkan kompetensi setiap insinyur agar lebih berdaya guna bagi
masyarakat.
Program Presiden tersebut jika ditelusuri merupakan visi beliau untuk
menuju Society 5.0. Di era ini, peran insinyur akan sangat dominan. Secara
matematis, Indonesia baru memiliki 2.671 insinyur per 1 juta penduduk. Angka
ini tergolong kecil jika dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lain. Mengutip
pemberitaan Kompas.com, Malaysia memiliki 3.333 insinyur, Vietnam 9.037
insinyur, dan Korea Selatan 25.309 insinyur.
Peran penting insinyur dalam menyongsong Society 5.0 juga ditekankan
Ketua Umum PII Heru Dewanto saat menjadi pembicara di webinar “Menjadi
Insinyur Profesional Menuju Society 5.0”. Mengutip Kompas.com, Heru
mengatakan bahwa keberhasilan dalam mengatasi masalah bumi tergantung pada
insinyur. “Artinya, kita harus siap untuk menyelamatkan bumi. Kita, semua para
insinyur, harus bisa mengatasi problem yang diciptakan (manusia) sendiri.
Dalam konsep Society 5.0, insinyur tidak hanya bertugas menghasilkan
inovasi untuk memajukan peradaban. Insinyur juga harus merumuskan
masyarakat dunia seperti apa yang diinginkan.
Tugas insinyur adalah menciptakan sesuatu yang sebelumnya belum ada.
Dengan demikian, tugas insinyur atau pendidikan teknik ialah menghasilkan para
kreator atau para pencipta berdasar pada ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
mewujudkan masa depan yang lebih baik.
Insinyur 5.0 berperan menjadi penggerak kehidupan sosial masyarakat
melalui kreativitas tanpa batas yang tentunya harus sesuai dengan tatanan nilai
dan norma dalam masyarakat. Dengan kata lain, kebutuhan akan insinyur bakal
terus bertambah. Namun, kesadaran akan peran penting insinyur belum
menyentuh “hati” dan “logika” seluruh masyarakat sehingga animo untuk
menempuh pendidikan teknik terbilang landai.

Gambar 1. Gambaran Keterampilan dan Kompetensi Profesi Teknik Sipil untuk


Era Society 5.0
PEMBAHASAN

Keterampilan dan kompetensi profesi teknik sipil sangat penting untuk


menghadapi era Society 5.0. Dalam era ini, teknologi dan transformasi digital
memiliki dampak besar terhadap bidang teknik sipil, sehingga insinyur sipil perlu
mengembangkan keterampilan dan kompetensi yang relevan dengan perubahan
zaman. Berikut adalah pembahasan lebih lanjut tentang keterampilan dan
kompetensi tersebut:
1. Keterampilan Teknis yang Kuat
Insinyur sipil perlu memiliki keterampilan teknis yang kuat sebagai dasar
dalam menjalankan profesinya. Keterampilan ini mencakup pemahaman yang
mendalam tentang prinsip-prinsip teknik sipil, seperti struktur, geoteknik,
hidrologi, dan transportasi. Selain itu, insinyur sipil harus menguasai
penggunaan perangkat lunak desain dan analisis yang relevan, serta
memahami perkembangan terkini dalam teknologi konstruksi.
2. Keterampilan Berbasis Data
Data menjadi aset berharga di era Society 5.0. Insinyur sipil perlu memiliki
keterampilan dalam mengumpulkan, menganalisis, dan memanfaatkan data
secara efektif. Mereka harus menguasai teknik-teknik analisis data dan
pemodelan matematika untuk mendapatkan wawasan yang berharga dalam
pengambilan keputusan terkait desain, pengoperasian, dan pemeliharaan
infrastruktur.
3. Keterampilan Kolaborasi dan Komunikasi
Era Society 5.0 mendorong kolaborasi yang erat antara berbagai pemangku
kepentingan. Insinyur sipil perlu memiliki keterampilan kolaborasi yang kuat
untuk bekerja dalam tim multidisiplin yang terdiri dari arsitek, pengembang,
pemilik proyek, dan masyarakat. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan
baik dan menghargai perspektif yang beragam sangat penting dalam
mencapai solusi yang inovatif dan memenuhi kebutuhan semua pihak yang
terlibat.
4. Keterampilan Berkelanjutan
Keberlanjutan menjadi fokus utama di era Society 5.0. Insinyur sipil harus
menguasai keterampilan dan pengetahuan terkait desain dan konstruksi yang
ramah lingkungan, efisiensi energi, penggunaan bahan daur ulang, dan
pengelolaan limbah. Mereka harus mampu mengintegrasikan konsep-konsep
keberlanjutan ke dalam setiap tahap proyek, mulai dari perencanaan hingga
operasional.
5. Kemampuan Manajemen
Proyek Kemampuan manajemen proyek yang efisien dan efektif adalah
kompetensi penting bagi insinyur sipil di era Society 5.0. Mereka harus
mampu merencanakan, mengorganisir, mengendalikan, dan memantau proyek
secara holistik. Kemampuan dalam mengelola sumber daya, mengidentifikasi
dan mengelola risiko, serta mematuhi jadwal dan anggaran proyek menjadi
krusial untuk kesuksesan proyek infrastruktur.
6. Etika Profesi
Dalam era Society 5.0, integritas dan etika profesional menjadi semakin
penting. Insinyur sipil harus memahami dan mematuhi standar etika profesi
dalam menjalankan tugas mereka. Mereka harus mengutamakan kepentingan
masyarakat dan bertanggung jawab atas dampak dari proyek-proyek yang
mereka lakukan.
7. Keterampilan Adaptasi dan Pembelajaran Berkelanjutan
Era Society 5.0 ditandai dengan perubahan yang cepat dalam teknologi dan
tuntutan yang berubah-ubah. Insinyur sipil harus memiliki kemampuan untuk
beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan baru, belajar secara
mandiri, dan meningkatkan pengetahuan mereka melalui pembelajaran
berkelanjutan. Keterampilan ini memungkinkan mereka untuk tetap relevan
dan bersaing di pasar kerja yang terus berkembang.

Keterampilan Profesi Teknik Sipil


1. Keterampilan Teknis
Keterampilan teknis yang kuat tetap menjadi salah satu fondasi utama bagi
seorang insinyur sipil. Keterampilan ini mencakup pemahaman mendalam
tentang prinsip-prinsip teknik sipil, pemodelan dan simulasi, serta
penggunaan perangkat lunak dan teknologi terkini yang digunakan dalam
perencanaan dan desain infrastruktur.
2. Keterampilan Berbasis Data
Dalam era Society 5.0, data menjadi aset berharga yang dapat membantu
menginformasikan pengambilan keputusan. Keterampilan dalam
mengumpulkan, menganalisis, dan memanfaatkan data secara efektif
adalah penting bagi para profesional teknik sipil. Mereka harus mampu
memahami teknik-teknik analisis data, menggunakan perangkat lunak
analisis data, dan menerapkan konsep-konsep kecerdasan buatan (AI)
untuk mengoptimalkan desain dan operasi infrastruktur.
3. Keterampilan Kolaborasi
Era Society 5.0 mendorong kolaborasi antara berbagai pemangku
kepentingan, termasuk insinyur sipil, arsitek, pengembang, pemilik
proyek, dan masyarakat. Keterampilan kolaborasi yang efektif melibatkan
kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, bekerja dalam tim lintas
disiplin, dan menghargai perspektif yang beragam untuk mencapai solusi
yang inovatif dan berkelanjutan.
4. Keterampilan Berkelanjutan
Keberlanjutan menjadi perhatian utama di era Society 5.0. Insinyur sipil
harus memiliki pemahaman tentang prinsip-prinsip desain yang ramah
lingkungan, mempertimbangkan efisiensi energi, pengelolaan limbah, dan
pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan. Mereka juga harus mampu
mengintegrasikan infrastruktur hijau dan solusi berkelanjutan ke dalam
proyek-proyek mereka.

Kompetensi Profesi Teknik Sipil:


1. Manajemen Proyek
Kemampuan dalam mengelola proyek secara efisien dan efektif adalah
salah satu kompetensi utama yang diperlukan oleh seorang insinyur sipil.
Ini meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan
pemantauan proyek dari tahap perencanaan hingga penyelesaian.
2. Analisis Risiko
Sebagai profesional teknik sipil, mengidentifikasi dan memitigasi risiko
merupakan kompetensi yang krusial. Kemampuan untuk melakukan
analisis risiko yang komprehensif, mengembangkan strategi mitigasi, dan
mengelola risiko selama siklus hidup proyek menjadi sangat penting
dalam memastikan keberhasilan proyek.
3. Etika Profesi
Dalam era Society 5.0, integritas profesional menjadi semakin penting.
Insinyur sipil harus berkomitmen pada etika profesi, termasuk integritas,
tanggung jawab, dan kejujuran dalam melaksanakan tugas mereka. Mereka
harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan mematuhi standar etika
serta peraturan yang berlaku.
4. Pembaruan dan Pembelajaran Berkelanjutan
Dalam era perubahan yang cepat ini, insinyur sipil harus memiliki
komitmen terhadap pembelajaran berkelanjutan dan pembaruan
pengetahuan. Mereka harus terus mengikuti perkembangan terbaru dalam
teknologi, regulasi, dan praktik terbaik di bidang teknik sipil.

Perkembangan pengetahuan tentang keterampilan dan kompetensi profesi teknik


sipil untuk era Society 5.0 di Indonesia terus berkembang seiring dengan
kemajuan teknologi dan transformasi industri. Beberapa perkembangan yang
dapat dicatat adalah:
1. Peningkatan Kesadaran Industri
Industri konstruksi dan teknik sipil di Indonesia semakin menyadari
pentingnya mengadopsi teknologi digital dan keterampilan terkait dalam
menghadapi era Society 5.0. Peningkatan kesadaran ini mendorong
perhatian terhadap pengembangan keterampilan dan kompetensi yang
relevan.
2. Program Pendidikan dan Pelatihan
Perguruan tinggi dan lembaga pelatihan di Indonesia mulai
mengintegrasikan kurikulum yang mencakup keterampilan dan
kompetensi yang dibutuhkan dalam era Society 5.0. Mereka mengakui
pentingnya mempersiapkan lulusan dengan pemahaman tentang teknologi
digital, analisis data, keberlanjutan, kolaborasi tim, dan manajemen proyek
yang efektif.
3. Riset dan Publikasi
Banyak penelitian dan publikasi ilmiah yang dilakukan untuk menjelajahi
isu-isu yang berkaitan dengan keterampilan dan kompetensi profesi teknik
sipil dalam era Society 5.0 di Indonesia. Studi ini mencakup aspek-aspek
seperti penggunaan teknologi digital, implementasi Building Information
Modeling (BIM), manajemen risiko, keberlanjutan, dan peran insinyur
sipil dalam pengembangan infrastruktur cerdas dan berkelanjutan.
4. Kolaborasi Industri dan Akademisi
Industri konstruksi dan teknik sipil bekerja sama dengan institusi
pendidikan tinggi dan lembaga pelatihan untuk mengidentifikasi
kebutuhan keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan serta
mengembangkan program-program pendidikan dan pelatihan yang
relevan. Kolaborasi ini membantu mempercepat penyebaran pengetahuan
tentang keterampilan dan kompetensi untuk era Society 5.0 di kalangan
para profesional dan calon insinyur sipil.
5. Peningkatan Sumber Daya Manusia
Organisasi dan asosiasi profesional, seperti Ikatan Ahli Teknik Indonesia
(IATI) dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII), berperan penting dalam
meningkatkan sumber daya manusia di bidang teknik sipil. Mereka
menyelenggarakan seminar, konferensi, pelatihan, dan workshop yang
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan teknis serta
mempromosikan kompetensi yang relevan dengan era Society 5.0.
KESIMPULAN

Dalam era Society 5.0, keterampilan dan kompetensi profesi teknik sipil
mengalami perubahan untuk menghadapi tuntutan dan tantangan baru. Insinyur
sipil harus memiliki keterampilan teknis yang kuat, kemampuan dalam mengelola
data, keterampilan kolaborasi, dan pemahaman tentang keberlanjutan. Selain itu,
kompetensi dalam manajemen proyek, analisis risiko, etika profesi, dan
pembelajaran berkelanjutan juga menjadi krusial. Dengan memperoleh
keterampilan dan kompetensi ini, para profesional teknik sipil akan siap
menghadapi perubahan dan berkontribusi dalam membangun masa depan yang
berkelanjutan dan terhubung di era Society 5.0.
Dalam rangka menghadapi era Society 5.0, insinyur sipil perlu
mengembangkan keterampilan dan kompetensi yang relevan. Kombinasi antara
keterampilan teknis yang kuat, kemampuan dalam penggunaan teknologi dan
analisis data, keterampilan kolaborasi, keberlanjutan, manajemen proyek, serta
kemampuan adaptasi dan pembelajaran berkelanjutan akan memungkinkan
insinyur sipil untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era ini.
Perkembangan pengetahuan tentang keterampilan dan kompetensi profesi
teknik sipil untuk era Society 5.0 di Indonesia masih terus berlangsung. Dengan
semakin banyaknya fokus pada implementasi teknologi digital, keberlanjutan, dan
kolaborasi, diharapkan pengetahuan dan pemahaman mengenai keterampilan dan
kompetensi yang relevan akan terus berkembang dan diperkaya dalam beberapa
tahun mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyono, A. T., & Hermawan, B. (2019). The Challenges of Civil Engineering


Education in Industry 4.0 Era. IOP Conference Series: Materials Science
and Engineering, 509(1), 012159.
Mukhlash, I., & Rezki, M. (2020). Readiness Analysis of Indonesian Civil
Engineers Facing Industry 4.0: A Case Study in West Java Province. IOP
Conference Series: Materials Science and Engineering, 869(1), 012049.
Saraswati, V., & Cahyaningrum, D. W. (2021). Profiling 21st Century Skills of
Civil Engineering Students in Indonesia. IOP Conference Series: Materials
Science and Engineering, 1073(1), 012002.
Nasution, N. A., & Wahyuni, S. (2019). Indonesian Civil Engineering
Competency in the Industry 4.0 Era: A Literature Review. IOP Conference
Series: Materials Science and Engineering, 509(1), 012187.
Syahbana, A. B. (2018). Challenges and Opportunities of Civil Engineering
Profession in Digital Era: An Indonesian Perspective. Procedia
Engineering, 212, 852-859.
Syaifulloh, S., & Susanto, A. B. (2020). The Readiness of Civil Engineering
Graduates Towards the Era of Industry 4.0: A Case Study in Indonesia.
Journal of Physics: Conference Series, 1529(2), 022008.
Kamal, R. (2020). Industry 4.0-Based Civil Engineering Education in Indonesia.
Journal of Education and Learning, 14(2), 224-229.
Hartono, B., & Ogunlana, S. O. (2020). The Role of Industry 4.0 in Developing
Sustainable Competencies for Civil Engineers in Indonesia. Journal of
Construction Engineering and Management, 146(11), 04020117.
Dwijayanti, P., & Sudira, P. (2020). The Role of Civil Engineering Education in
Facing the Challenges of Industry 4.0. Journal of Physics: Conference
Series, 1425(1), 012046.
Darsono, S. W., & Permanasari, A. E. (2018). Building Information Modelling
(BIM) Implementation Readiness in Indonesian Construction Industry.
International Journal of Technology, 9(8), 1559-1567.

Anda mungkin juga menyukai