Anda di halaman 1dari 198

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI

KOMUNITAS PEMUDA PEDULI PENDIDIKAN (KP3)


PADA ADIK-ADIK BIMBINGAN DI KALURAHAN
TRIWIDADI PAJANGAN BANTUL

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) An-Nur Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Arifia Khalifah Putry
NIM.17.10.1243

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QURAN (IIQ) AN-NUR
YOGYAKARTA
2022
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Arifia Khalifah Putry


NIM : 17.10.1243
Tempat/ Tgl Lahir : OKU Timur, 09 Juni 1999
Program Studi : Tarbiyah/PAI
Alamat Rumah : Tanjung Mulya, Buay Madang Timur, OKU Timur,
Sumatera Selatan
Alamat Domisili : Pondok Pesantren An Nur Ngrukem Pendowoharjo Sewon
Bantul Yogyakarta
Judul Skripsi : Implementasi Pendidikan Karakter Islami Komunitas
Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) pada Adik-adik
Bimbingan di Kalurahan Triwidadi Pajangan Bantul
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Skripsi yang saya ajukan benar asli karya ilmiah yang saya tulis sendiri
2. Bilamana skripsi telah dimunaqasyahkan dan diwajibkan revisi, maka saya
bersedia dan sanggup merevisi dalam waktu yang ditentukan oleh Dewan
Penguji. Jika ternyata lebih dari waktu yang ditentukan dan skripsi belum
terselesaikan, maka saya bersedia dinyatakan gugur dan bersedia munaqasyah
dengan biaya sendiri.
3. Apabila di kemudian hari ternyata diketahui bahwa karya tersebut bukan
karya saya (plagiasi), maka saya bersedia menanggung sanksi dan dibatalkan
gelar kesarjanaan saya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Bantul, 14 Juli 2022


Saya yang menyatakan,

Arifia Khalifah Putry


NIM. 17.10.1243
NOTA DINAS PEMBIMBING
Dr. H. Munjahid, M. Ag
Samsudin, M.Pd.I
HAL : Skripsi
Sdri. Arifia Khalifah Putry
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IIQ An-Nur
IIQ An Nur
Di Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi maupun
teknik penulisan dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut dibawah ini:
Nama : Arifia Khalifah Putry
NIM : 17.10.1243
Prodi : PAI
Judul : Implementasi Pendidikan Karakter Islami Komunitas
Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) pada Adik-adik
Bimbingan di Kalurahan Triwidadi Pajangan Bantul
Maka, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak untuk
diajukan dalam sidang munaqasyah untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd).
Kami berharap skripsi tersebut dapat segera dimunaqasyahkan. Atas
perhatiannya kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Wasslammu’alaikum Wr. Wb
Bantul, 14 Juli 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Munjahid, M. Ag Samsudin, M.Pd.I

NIDN:2101076901 NIDN:2131088501
MOTTO
Birth and observance of forms cannot determine one’s superiority or inferiority.

Character is the only determining factor.

“Kelahiran dan menjalankan ritual fisik tidak dapat menentukan derajat baik atau

buruk seseorang. Kualitas karakterlah satu-satunya faktor penentu derajat

seseorang.”

(Mahatma Gandhi)1

1
Ratna Megawangi, Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa,
(Jakarta: Star Energy, 2004), hlm. 2
PERSEMBAHAN

Dengan segenap rasa syukur kupersembahkan karya sederhana ini


kepada:

Almamater kebanggaanku
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) An-Nur Yogyakarta

Segenap guru-guru
yang telah mencurahkan samudera ilmu yang bermanfaat dan
memberikan kesejukan dalam setiap untaian nasehat

Kedua Orangtuaku, adik-adikku dan seluruh keluarga besar


yang selalu memberi suntikan energi baik, tempat healing terbaik dan
‘rumah’ terhangat untuk ‘pulang’.

Seluruh teman-temanku
dari segala kalangan yang kucintai dan selalu mencintai saya. Yang
saling melemparkan kritik maupun untaian saran. Pemberi genggaman
tangan paling kuat dan langkah yang tegas serempak untuk mencapai
garis akhir bahagia bersama.
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB

Transliterasi adalah pengalihan tulisan dari satu bahasa ke dalam tulisan

bahasa lain. Dalam skripsi ini transliterasi yang dimaksud adalah pengalihan

tulisan bahasa Arab ke bahasa Latin. Penulisan transliterasi Arab-Latin di sini

menggunakan transliterasi dari keputusan bersama Departemen Agama RI dan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 157/1987 dan 0593 b/1987 dengan

sedikit perubahan dari peneliti. Secara garis besar uraiannya adalah sebagai

berikut:

1. Konsonan tunggal

Fonem konsonan bahasa Arab, yang dalam sistem tulisan arab

dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan

dengan huruf, sebagian dengan tanda, dan sebagian lagi dengan huruf tanda

sekaligus, sebagai berikut:

Tabel 1
Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Arab Keterangan

‫ا‬ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan


‫ب‬ Ba Be
‫ت‬ Ta Te
‫ث‬ Ṡa Ṡ Es (dengan titik di atas)
‫ج‬ Jim Je
‫ح‬ ḥa Ḥ Ha (dengan titik di
bawah)
‫خ‬ Kha Ka dan Ha
‫د‬ Dal De
‫ذ‬ Żal Ż Zet (dengan titik di atas)
‫ر‬ Ra Er
‫ز‬ Zai Zet
‫س‬ Sin Es
‫ش‬ Syin Es dan Ye
‫ص‬ ṣad Ṣ Es (dengan titik di
bawah)
‫ض‬ ḍad Ḍ De (dengan titik di
bawah)
‫ط‬ ṭa Ṭ Te (dengan titik di
bawah)
‫ظ‬ ẓa Ẓ Zet (dengan titik di
bawah)
‫ع‬ ‘ain ‘ Dengan koma terbalik di
atas
‫غ‬ Gain Ge
‫ف‬ Fa Ef
‫ق‬ Qaf Ki
‫ك‬ Kaf Ka
‫ل‬ Lam El
‫م‬ Mim Em
‫ن‬ Nun En
‫و‬ Waw We
‫ه‬ Ha Ha
‫ء‬ Hamzah ‘ Apostrof
‫ي‬ Ya Y Ye

2. Vokal

Vokal bahasa Arab seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal

tunggal (monoftong) dan vokal rangkap (diftong).


a. Vokal Tunggal

Vokal tunggal bahasa Arab lambangnya berupa tanda atau harakat,

transliterasinya sebagai berikut:

Tabel 2
Vokal Tunggal

Huruf
Tanda Nama Keterangan
Latin
---‫ﹷ‬--- Fathah A A
---‫ﹻ‬--- Kasrah I I
---‫ﹹ‬--- Dammah U U

Contoh:

1. ‫ = َكت ََب‬kataba

ُ ‫ = يَ ْذه‬yażhabu
2. ‫َب‬

3. ‫ = سُِئ َل‬su’ila

4. ‫ = ِك َر ُذ‬żukira

b. Vokal rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara

harakat dan huruf, transliterasinya sebagai berikut:

Tabel 3
Vokal Rangkap

Tanda Nama Huruf Latin Keterangan


‫ﹶ‬-‫ى‬
َ -- Fatah dan ya Ai a dan i
‫ﹺ‬-‫و‬-- Kasrah dan wau Iu a dan u

Contoh:

1. َ‫ = َكيْف‬kaifa
2. ‫ = ه َْول‬haula

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang berupa harakat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda:

a. Fathah + huruf alif, ditulis = a dengan garis di atas, seperti ‫( رجا ل‬rijālun(.

b. Fathah + huruf alif layyinah, ditulis = a dengan garis di atas, seperti ‫موسي‬

(mūsā(.

c. Kasrah + huruf ya’ mati, ditulis = i dengan garis di atas, seperti‫مجيب‬

(mujībun(.

d. Dammah + huruf wawu mati, ditulis = u dengan garis di atas, seperti: ‫قلوبهم‬

)qulūbuhum(.

4. Ta’ Marbutah

Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua:

a. Ta’ Marbutah hidup

Ta’ Marbutah yang hidup atau yang mendapat harakah fathah,

kasrah dan dammah, transliterasinya adalah “t”.

b. Ta’ Marbutah mati

Ta’ marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun,

transliterasinya adalah “h” Contoh: ‫ ) طلحة‬Ṫalhah(.

c. Kalau pada kata yang terakhir dengan ta’ marbutah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang “al” serta bacaan kedua kata itu terpisah maka
ta’ marbutah itu ditransliterasikan dengan “h”. Contoh: ‫روض‡‡‡ة الجنة‬

(Raudah al-jannah).

5. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda syaddah, dalam transliterasi ini dilambangkan dengan

huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

Contoh:

a. ‫ = ربّنا‬rabbanā

b. ‫ = كبّر‬kabbara

6. Penulisan Huruf Alif Lam

a. Jika bertemu dengan huruf qamariyah,maupun syamsyiah ditulis dengan al-,

seperti:

a. ‫الكريم الكبير‬ = al-karīm al-kabīr

b. ‫الّرسول النّساء‬ = al-rasūl al-nisā’

b. Berada di awal kalimat, ditulis dengan huruf kapital, seperti ‫( الحكيم العزيز‬Al-

Azīz al-ḥakīm).

c. Berada di tengah kalimat, ditulis dengan huruf kecil, seperti ‫يحب المحسنين‬
ّ

(Yuhibbu al-Muhsinīn).

7. Hamzah

Sebagaimana dinyatakan di depan, hamzah ditransliterasikan dengan

apostrof. Namun itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di
akhir kata. Bila terletak di awal kata, hamzah tidak dilambangkan, karena

dalam tulisan Arab berupa alif. Contoh: ‫( شئ‬syai’un).

8. Penulisan Kata atau Kalimat

Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il (kata kerja), isim atau huruf, ditulis

terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah

lazim dirangkaikan dengan kata lain, karena ada huruf Arab atau harakat yang

dihilangkan. Dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut ditulis dengan kata

ِ ‫( َواِ َّن هللاَ لَهُ َو خَ ْيرُالر‬Wa innallāha lahuwa khairu al-Rāziqīn)


sekata. Contoh: َ‫َّازقِ ْين‬

dan َ‫( فَاَوْ فُ ْال َكي َْل َو ْال ِميْزَ ان‬Fa aufu al-Kaila wa al-Mīzān).

9. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak diketahui,

dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital

seperti yang berlaku dalam EYD, seperti huruf kapital yang digunakan untuk

menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu

didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap

harus awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Contoh: ‫وما‬

‫( محمد ااّل رسول‬wamā Muhammadun illā Rasūl).


KATA PENGANTAR

‫بسم اهلل الرحمن الرحيم‬


‫الحمدهلل رب العالمين وبه نستعين على أمور الدنيا والدين والصالة والسالم على أشرف اال‬
‫ أما بعد‬,‫نبياء والمرسلين سيدنا ومولنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعين‬

Segala puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya serta nikmat berupa iman dan kesehatan kepada kita semua,

sehingga dengan pertolongan-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada beliau, Baginda Rasulullah

Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan semua umat beliau, semoga kita menjadi

umat yang beliau ridai dan mendapat syafaat kelak fī yaumi al-qiyāmah. Āmīn.

Dengan segala kerendahan hati, peneliti mempersembahkan skripsi berjudul

“Implementasi Pendidikan Karakter Islami Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan

(KP3) pada Adik-adik Bimbingan di Kalurahan Triwidadi Pajangan Bantul”,

meskipun banyak kekurangan semoga dengan selesainya skripsi ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca dan pegiat ilmu Allah.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti sadar bahwa sebuah karya tidak akan

terselesaikan tanpa adanya bantuan, bimbingan, arahan dan motivasi dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini

peneliti mengucapkan terimakasih kepada:


1. Syaikhī wa murabbī rūhī, K.H Nawawi Abdul Aziz (alm), ibu Nyai Hj.

Walidah Munawwir (almh), ibu Nyai Hj. Zumrotun, beserta seluruh

żuriyyah Pondok Pesantren An-Nur yang menjadi tauladan dan motivasi

bagi peneliti.

2. Bapak K.H Yasin Nawawi, selaku ketua yayasan Al-Ma’had An-Nur, K.H

Muslim Nawawi selaku Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur, K.H ‘Ashim

Nawawi dan K.H Mu’thi Nawawi selaku Dewan żuriyyah yang selalu

membimbing dan mendoakan untuk kesuksesan peneliti baik di dunia

maupun di akhirat.

3. Bapak Dr. Ahmad Sihabul Millah, MA., selaku Rektor Institut Ilmu Al

Qur’an An-Nur Yogyakarta, atas doa dan motivasi kepada peneliti.

4. Bapak Dr. H. Munjahid M.Ag., selaku Wakil Rektor I Institut Ilmu Al-

Qur’an An-Nur Yogyakarta, sekaligus sebagai pembimbing I yang telah

membimbing serta memberikan arahan pada penulisan skripsi ini,

sehingga pada akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

5. Bapak Samsudin M.Pd.I., selaku pembimbing II, yang juga dengan sabar

memberikan pengarahan, saran dan bimbingan tambahan sehingga peneliti

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Ibu Dr. Lina, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-

Qur’an An-Nur Yogyakarta.

7. Bapak Ali Mustaqim, M.Pd.I., selaku Kaprodi Pendidikan Agama Islam

Institut Ilmu Al-Qur’an An-Nur Yogyakarta.


8. Bapak Ahmad Shofiyuddin Ichsan, MA., M.Pd., yang membantu

mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Segenap Dosen Institut Ilmu Al-Qur’an An-Nur Yogyakarta yang dengan

ikhlas mentransfer ilmu, wawasan dan pengalaman selama peneliti

melakukan pembelajaran.

10. Segenap karyawan Institut Ilmu Al-Qur’an An-Nur Yogyakarta yang turut

serta membantu kelancaran administrasi selama kami menempuh proses

perkuliahan.

11. Mas Amar Hanif selaku ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan

(KP3) yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti dan

terimakasih atas seluruh bantuan serta kerja samanya.

12. Mbak Finna Wijayanti dan mbak Mega serta seluruh pengurus dan

pembimbing Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) yang dengan

sabar melayani, dan memberikan informasi serta data yang peneliti

butuhkan.

13. Seluruh Adik-adik Bimbingan Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan

(KP3), khususnya kepada Ririn, Tunggul, Roland dan Rifani yang sangat

tanggap dan responsif dalam memberikan data kepada peneliti.

14. Kedua orang tuaku, Bapak Slamet, Mamak Sri Indaryati dan kedua adikku,

Caca Reputanisa Asma’ dan Muhammad Rasyid Ash-shiddiq yang

terkasih. Terima kasih atas nasihat, doa dan dukungan mental maupun

finansial serta penawar duka peneliti sehingga peneliti kuat menjalani


kehidupan ini. Terimakasih untuk tetap menjadi rumah terindah untuk

pulang.

15. Para pengurus Pondok Pesantren An-Nur pusat periode 2021/2023 putra

maupun putri, terimakasih atas kerjasamanya.

16. Teman-teman Departemen Kedisiplinan, kak Chul, kak Pitur, mbak Mila,

mbak Arin, Cocom, dek Fridut, dek Towel, dek Hanun, dek Tiyung dan

dek Puput terimakasih atas segala pengertiannya, perhatian dan

kemakluman yang tak berbatas atas seluruh kemangkiran tugas peneliti.

17. Kepada teman-teman angkatan 2017, terimakasih atas semua hal yang kita

jalani selama menjadi mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an An-Nur

Yogyakarta.

18. Teman-teman seperjuangan; Purwanto, Arwani, Bontot mbok war, Njum,

Ayyin, Maimuntil, Nur, Cocom, Gombloh Puti, Napis, Mbak Zizah, Dek

lia, Arin, Muna, Fuzna dan teman-teman lainnya yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu. Terimakasih telah senantiasa ada untuk saling

menguatkan, menghibur dan menyertai dalam cerita perjalanan skripsi ini.

19. Tim pengelola mental; kakak Amiroh sebagai pembimbing III, kak Pitur,

kak Chul, kakak Yupi dika, mbak Mila, kak Nurul, kak Memei, kak Aul,

nenek Farida, Upil, Denaven, Putri, Wongky, Maru, Syifa dan Ibbat.

Terimakasih atas segala kasih tulusnya, yang tak henti-henti mengingatkan

peneliti untuk terus melangkah dan membantu menegakkan pijakan

peneliti yang sudah tersayuk-sayuk.


20. Keluarga keduaku; mak Nada, mak Lina, mak Ikha, mak Atik, dek Zulfa,

dek Fridut, dek Pilip, Piqoh, Mahes, Wachong, Markoneng, dek Bong,

Nibul, dek Ama, Miftah dan Han. Terimakasih sudah menjadi bagian

terindah diseperempat perjalanan hidup peneliti dan jadi ‘rumah’

ternyaman kedua peneliti untuk ‘pulang’ di negeri orang.

21. Pemilik 7 pintu magic shop dan seluruh pemegang kunci purple ocean.

Terimakasih selalu ada untuk menemani peneliti untuk terus berlari dan

menjadi tempat berkeluh paling teduh peneliti agar tetap waras berperang

dengan perjalanan panjang ini.

22. Seluruh teman-teman yang membantu fasilitas dan motivasi atas

selesainya skripsi ini dan kepada seluruh pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, semoga amal baiknya mendapat balasan dari

Allah SWT, amin.

Akhirnya, tiada kata yang dapat peneliti sampaikan, melaikan ucapan

terimakasih yang tak terhingga dengan diiringi doa yang tulus, semoga amal

kebaikan meraka mendapat balasan yang berlimpah atas rida Allah SWT. Kritik

konstruktif untuk kesempurnaan di masa yang akan datang sangat peneliti

herapkan sebagai bahan perbaikan selanjutnya.

Bantul, 07 Juli 2021


Peneliti

Arifia Khalifah Putry


NIM. 17.10.1243
ABSTRAK
Arifia Khalifah Putry, Implementasi Pendidikan Karakter Islami
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) pada Adik-adik bimbingan di
Kalurahan Triwidadi Pajangan Bantul. Skripsi, Program Studi Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) An-Nur
Yogyakarta 2022.
Latar belakang disusunnya penelitian ini berangkat dari fenomena aktual
yang terjadi di tengah masyarakat, kemudian berkembang menjadi krisis global
yang membutuhkan sinergi seluruh lapisan masyarakat untuk menyelesaikannya
yakni hubungan antara dekadensi moral pada remaja dan kehidupan era
digitalisme. Dewasa ini, masih banyak orang tua dan masyarakat yang hanya
mementingkan pendidikan formal pada anak, apatis terhadap pendidikan moralitas
maupun spiritualitas, mengunggulkan kuantitas tanpa mempertimbangan kualitas
anak. Tanpa bekal yang cukup, anak akan gagap menghadapi revolusi kehidupan
bahkan karakter anak akan mudah tergerus oleh zaman. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui dan mendeksripsikan implementasi, implikasi, serta
faktor pendukung dan penghambat Pendidikan Karakter Islami Komunitas
Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) pada Adik-adik Bimbingan di Kalurahan
Triwidadi Pajangan Bantul.
Jenis penelitian ini tergolong penelitian lapangan (field research),
menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case
study). Sumber data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Kemudian data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan teori
Seiddel dengan cara mereduksi data, menyajikan data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian sebagai berikut: Pertama, implementasi pendidikan
karakter islami Komunitas Pemuda Peduli Pendididkan (KP3) pada adik-adik
bimbingan di Kalurahan Triwidadi Pajangan Bantul melalui tiga tahapan. yaitu
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian. Pada tahap
perencanaan meliputi: membentuk dan menyusun tujuan pembelajaran, program
pembelajaran, jadwal bimbingan, metode bimbingan, bahan ajar, kegiatan
pembelajaran dan konsep penilaian. Pada tahap pelaksanaan program bimbingan
karakter islami KP3 terdiri dari tiga pembagian kegiatan, yaitu pendahuluan, inti
dan penutup. Terakhir, tahap penilaian yang terdiri dari dua teknik penilaian yaitu
teknik penilaian tetap (lembar mutāba’ah) dan kondisional (Penilaian observasi
dan Penilaian kinerja). Kedua, Implikasi pendidikan karakter islami KP3 adalah
lebih taat beribadah kepada Allah SWT, menjaga lisan dan menjaga sikap, lebih
bersemangat meningkatkan pengetahuan, mampu menumbuhkan sikap percaya
diri, mampu menjadi pribadi yang bertanggung jawab, mampu bersikap toleran
terhadap orang lain, mampu bersikap jujur, lebih bisa bersikap
bersahabat/komunikatif. Ketiga, faktor pendukung dan penghambat meliputi
faktor internal dan eksternal KP3.

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Adik-adik Bimbingan, Komunitas.


ABSTRACT

Arifia Khalifah Putry, Implementation of Islamic Character Education of


Pemuda Peduli Pendidikan Community (KP3) in the Guidance Brothers and
Sisters in Triwidadi Village, Pajangan Bantul. Thesis, Study Program of Islamic
Education, Tarbiyah Faculty, Institute of Qur'an Sciences (IIQ) An-Nur
Yogyakarta 2022.
The background of the preparation of this research departed from the actual
phenomenon that occurred in society, then developed into a global crisis that
required the synergy of all levelled of society to solved it, namely the relationship
between moral decadence in adolescents and the life of the digitalism era.
Nowadays, there were still many parents and society who only attach importance
to formal education in children, apathy to morality and spirituality education,
favoring quantity without considering the quality of children. Without sufficient
provisions, children will stutter in the face of life revolutions and even the child's
character will be easily eroded by the times. The purpose of this research was to
find out and describe the implementation, implications, as well as supported and
inhibited factors for Islamic Character Education of the Pemuda Peduli
Pendidikan Community (KP3) in the Guidance Brothers and Sisters in Triwidadi
Pajangan Bantul Village.
This type of research was classified as field research, used qualitative
descriptive methods with a case study approach . Sources of data obtained through
interviews, observations, and documentation. Then the data that has were obtained
were analyzed used Seiddel's theory by reduced the data, presented data and drew
the concluded.
The resulted showed that: First, the implementation of Islamic
character education Pemuda Peduli Pendidikan Community (KP3) in the guidance
brothers and sisters in Triwidadi Pajangan Bantul Village went through three
stages. Namely the planned stage, the implementation stage and the assessment
stage. The planed stage included: forming and compiling learning objectives,
learning programs, guidance schedules, guidance methods, teaching materials,
learning activities and assessment concepts. At the stage of implementation the
KP3 Islamic character guidance program, it consisted of three divisions of
activities, namely preliminary, core and closing. Finally, the assessment stage
consisted of two assessment techniques, namely the fixed assessment technique
(mutāba'ah sheet) and conditional (Observation assessment and Performance
assessment). Second, the implications of KP3 Islamic character education were to
be more obedient to worship Allah SWT, maintain orality and maintain attitudes,
be more enthusiastic about increased knowledge, be able to cultivate a confident
attitude, be able to become a responsible person, be able to be tolerant of others,
able to be honest, more able to be friendly/communicative. Third, supported and
inhibiting factors included internal and external factors of KP3.

Keywords: Character Education, Guidance Younger Siblings, Community.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. ii
NOTA DINAS PEMBIMBING............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................ vi
PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................xiv
ABSTRAK BAHASA INDONESIA.................................................................... xix
ABSTRACT ..........................................................................................................xx
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xxi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xxv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xxvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah................................................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................... 7

D. Kajian Pustaka.........................................................................................10

E. Sistematika Pembahasan........................................................................ 16

BAB II KAJIAN TEORI DAN METODE PENELITIAN

A. Pendidikan Karakter Islami................................................................... 19

1. Pengertian Pendidikan Karakter Islami............................................ 19

2. Sumber Pendidikan Karakter Islami................................................ 23


3. Tahap-tahap Pendidikan Karakter Islami........................................ 27

4. Wujud Karakter Islami..................................................................... 30

5. Metode Pendidikan Karakter Islami................................................. 36

B. Komunitas............................................................................................. 40

1. Definisi Komunitas.......................................................................... 40

2. Ciri-Ciri Komunitas......................................................................... 41

3. Bentuk-bentuk Komunitas .............................................................. 41

C. Metode Penelitian ................................................................................ 43

1. Jenis Penelitian ................................................................................ 43

2. Lokasi Penelitian ............................................................................. 44

3. Sumber Data..................................................................................... 44

4. Metode Pengumpulan Data.............................................................. 45

5. Analisis Data ................................................................................... 48

6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data.............................................. 48

BAB III GAMBARAN UMUM KOMUNITAS PEMUDA PEDULI

PENDIDIKAN (KP3) DAN KALURAHAN TRIWIDADI

A. Profil Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) ........................... 49

B. Letak Geografis .................................................................................... 50

C. Sejarah Berdirinya Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) ...... 50

D. Visi dan Misi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) .............. 53

E. Struktur Organisasi Komunitas ............................................................ 54

F. Keadaan komunitas .............................................................................. 56

G. Program Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan ................................. 61


H. Kalurahan Triwidadi ............................................................................ 65

BAB IV PEMBAHASAN

A. Implementasi Pendidikan Karakter Islami Komunitas Pemuda Peduli

Pendidikan (KP3) pada Adik-adik Bimbingan di Kalurahan Triwidadi

Pajangan Bantul............................................................................... 71

B. Implikasi Penerapan Pendidikan Karakter Islami Komunitas Pemuda

Peduli Pendidikan (KP3) pada Adik-adik Bimbingan di Kalurahan

Triwidadi Pajangan Bantul............................................................... 127

C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Proses Penerapan

Pendidikan Karakter Islami Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan

(KP3) pada Adik-adik Bimbingan di Kalurahan Triwidadi Pajangan

Bantul............................................................................................... 141

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................162

B. Saran-saran............................................................................................164

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................166

LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................171

CURRICULUM VITAE....................................................................................266
DAFTAR TABEL

Tabel. 1 Estafet Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)........... 54

Tabel. 2 Susunan Kepengurusan Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan

(KP3) 2020-2022............................................................................................55

Tabel. 3 Data Adik-adik Bimbingan Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan

(KP3) Tahun 2021/2022..................................................................................... 57

Tabel. 4 Data Alumni Adik-adik Bimbingan Komunitas Pemuda Peduli

Pendidikan (KP3) ............................................................................................... 58

Tabel. 5 Data Pengurus Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)......... 60

Tabel. 6 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di

Kalurahan Triwidadi Tahun 2017....................................................................... 66


-DAFTAR GAMBAR

Gambar. 1 Peta Kalurahan Triwidadi................................................................. 66

Gambar. 2 Grafik Data Kependudukan Berdasar Pendidikan............................ 69

Gambar. 3 Grafik Data Kependudukan Berdasar Agama................................... 70

Gambar. 4 Jadwal Bimbingan Program Pendidikan Karakter Islami Semester

Ganjil Tahun 2020/2022..................................................................................... 78

Gambar. 5 Jadwal Bimbingan Program Pendidikan Karakter Semester Genap

tahun 2020/2021.................................................................................................. 79

Gambar. 6 Jadwal Bimbingan Program Pendidikan Karakter Semester Ganjil

tahun 2021/2022.................................................................................................. 79

Gambar. 7 Cover Terjemah Kitab Ta’līm Al-Muta’allim, Salah Satu Bahan Ajar

yang Digunakan Pembimbing............................................................................. 83


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Orientasi kepribadian yang dimiliki seorang anak banyak bergantung

pada orang tua sebagai lingkup pertama pembibitan karakter, sehingga peran

orang tua sangat penting untuk menentukan tumbuh kembang anak setidaknya

sampai memasuki masa dewasa atau sekiranya sudah mampu untuk memfilter

sendiri hal-hal baik yang harus dilakukan. Perlu diingat, tugas orang tua bukan

hanya sekedar melahirkan anak melainkan bagaimana menciptakan keturunan

yang memiliki mutu tinggi. Namun, dalam praktiknya masih banyak orang tua

yang hanya peduli dengan pertumbuhan fisik anak (kuantitas anak), namun

acuh dengan kebutuhan pendidikan mental anak (kualitas anak).2

Tidak sedikit orang tua yang berpatokan bahwa tingginya nilai

akademis adalah hal yang terpenting dalam kehidupan anak, sehingga banyak

dari orang tua hanya berlomba-lomba memberikan pendidikan formal dan

menganggap pendidikan lainnya, terutama pendidikan agama tidak terlalu

penting. Selain menganggap kebutuhan mental dan spiritual anak tidak terlalu

penting, masih banyak orang tua yang hanya mendidik anak dengan satu arah,

hanya bisa menuntut anak agar mendapatkan hasil akhir yang maksimal dalam

semua aspek tetapi tidak mengiringi dengan arahan yang tepat dan tanpa

2
Didik Purwodarsono, Prinsip-prinsip Pendidikan Anak yang Islami, (Sleman: Pondok
Pesantren Modern Miftahunnajah, 2019), hlm. 2-3
dukungan yang berarti, bahkan masih banyak orang tua yang tidak peduli

dengan proses pendidikan maupun proses pertumbuhan mental anak.3

Salah satu dampak yang ditimbulkan dari permasalahan di atas adalah

penyalahgunaan gadget dan internet bagi seorang anak. Tidak dapat dipungkiri,

peran gadget dan internet sebagai buah dari revolusi Industri 4.0

mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia, tidak terkecuali di

bidang pendidikan. Kemajuan teknologi yang pesat ini bagaikan pisau bermata

dua, dapat memberikan dampak positif sekaligus dampak negatif dalam satu

sayatan sekaligus. Jendela dunia saat ini bukan lagi rangkaian tulisan pada

kertas putih, melainkan sudah berevolusi menjadi berbagai susunan kalimat

yang tidak terhingga serta berbagai tayangan audio visual yang dapat diakses

dengan mudah dan cepat.4 Oleh karena itu, gadget dan internet telah berubah

menjadi kebutuhan primer bagi seluruh lapisan masyarakat tidak terkecuali

anak-anak.

Pada sebuah penelitian, ditemukan bahwa 13 dari 19 anak berusia 4-15

tahun menggunakan internet lebih dari 5 jam dalam sehari sehingga waktu

yang seharusnya dipakai untuk meningkatkan kemampuan kognitif, motorik

maupun mengembangkan aspek sosio-emosional yang dimiliki anak menjadi

terbuang sia-sia. Anak menjadi malas belajar, aktivitas peribadatan menjadi

jarang dilakukan, sikap anak menjadi agresif atau mudah meniru perilaku

kekerasan, menjadi individualis, antisosial dan mengabaikan orang lain, merasa

3
Didik Purwodarsono, Prinsip-prinsip Pendidikan…, hlm. 7-8
4
Luncana Faridhoh Sasmito, Pendidikan Karakter untuk Menyelamatkan Peserta Didik
dalam Keterpurukan Globalisasi, Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, Vol.4 No.1, Januari 2017,
hlm. 129
lebih nyaman berinteraksi di media sosial daripada bersosialisasi di dunia

nyata.5 Hal ini dapat menjadikan anak memiliki pribadi yang tidak bertanggung

jawab, baik terhadap kewajiban spiritual, diri sendiri maupun orang lain, tidak

peduli dengan lingkungan sekitar bahkan menjadi acuh dengan keluarga, teman

dan juga masyarakat.6

Jika perubahan pola kehidupan digitalisme yang semakin masif terus

diabaikan dan dekadensi moral yang terjadi pada anak-anak tidak diarahkan

dengan benar, maka hanya akan menjadi bom waktu yang perlahan

menghancurkan kehidupan manusia dan membuat karakter manusia semakin

tergerus oleh zaman. Selain itu, manusia juga akan kehilangan jati diri bahkan

melepaskan pegangan hidup, yakni norma-norma yang berlaku di dalam

kehidupan, seperti norma agama, sosial dan budaya.7 Oleh karena itu, perlu

adanya tatanan, aturan, metode, sistem, strategi, wadah khusus dan terobosan

baru untuk menangani permasalahan ini dengan baik guna menyeimbangkan

kebutuhan anak dari berbagai aspek.

Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan adalah salah satu organisasi

nonprofit di bawah Yayasan Pemupuk Mimpi yang berorientasi pada isu-isu

pendidikan. Komunitas ini dirintis sejak tahun 2008 di Kecamatan Pajangan,

Bantul dan sekarang dipimpin oleh Amar Hanif. 8 Komunitas ini memiliki 11

5
Eka Damayanti dkk., Dampak Negatif Penggunaan Gadget Berdasarkan Aspek
Perkembangan Anak, Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak, Vol.4, No.1, Juli 2020, hlm. 11
6
Dian Arif Noor Pratama, Tantangan Karakter di Era Revolusi Industri 4.0 dalam
Membentuk Kepribadian Muslim, Al-Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol.03
No.01, Maret 2019, hlm. 212
7
Dian Arif Noor Pratama, Tantangan Karakter di Era Revolusi…, hlm. 213
8
Wawancara dengan Nadia Devita Wulandari, Admin dan Sekretaris Komunitas Pemuda
Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 31 Desember 2020
adik bimbingan, terdiri atas 1 siswa SD, 5 siswa SMP dan 5 siswa SMA/SMK.

Komunitas ini memiliki visi “Membentuk generasi yang terdidik, berkarakter

dan kontributif sehingga mampu menginspirasi kebaikan bagi lingkungan”.

Adapun misi yang ditargetkan adalah "Meluaskan kesempatan mengenyam

pendidikan bagi masyarakat, memberdayakan potensi generasi muda dan

membekali dasar agama dan nilai-nilai moral bagi perbaikan lingkungan".9

Program kegiatan dalam komunitas ini meliputi beasiswa yatim/duafa,

parenting, memberikan pendidikan karakter islami dan mengasah soft skill

dengan memberikan pendampingan enterpreneurship, public

speaking, fotografi, videografi, manajemen organisasi, bimbingan konseling,

motivasi training, outbound, jurnalistik, memasak dan pembinaan berupa

kunjungan edukatif ke berbagai lokasi yang dijadikan sebagai sarana

pembelajaran seperti daerah peternakan, tempat wisata, instansi sekolah atau

universitas, pameran pendidikan, book fair, ataupun forum-forum  training

yang dipandang sesuai dengan kebutuhan anak.10

Program yang menjadi fokus peneliti dalam komunitas ini adalah

program pendidikan karakter islami melalui kegiatan bimbingan kerohanian.

Bimbingan kerohanian adalah salah satu cara yang tepat untuk mengikis

dekandensi moral yang saat ini sedang sangat memperihatinkan. Bimbingan

kerohanian dalam komunitas ini dibimbing langsung oleh

pembimbing/pemateri dengan memberi materi terkait peribadatan dan

bimbingan akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti memberikan


9
Wawancara dengan Nadia Devita Wulandari, Admin dan Sekretaris Komunitas Pemuda
Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 11 Januari 2021
10
Wawancara dengan Nadia Devita Wulandari…, pada tanggal 11 Januari 2021
tuntunan untuk menjadi pribadi yang baik dalam segala aspek berdasarkan

hukum syariat, memberikan pengajaran tentang adab yang sesuai dengan ajaran

agama Islam dalam kehidupan sehari-hari baik itu kepada orang tua, teman

sebaya maupun kepada masyarakat, serta menanamkan sikap tertib dan disiplin

saat menerima tanggung jawab, baik kepada Sang Pencipta, diri sendiri

ataupun tanggung jawab terhadap orang lain.11

Pertemuan kegiatan bimbingan kerohanian dilakukan setiap dua minggu

sekali. Bertempat di pendopo Dusun Pajangan, digilir di rumah siswa

bimbingan atau di tempat-tempat umum yang ada di Kalurahan Triwidadi. Dari

pertemuan itu, setiap anak diberikan lembar mutāba‘ah (lembar evaluasi diri) 2

pekanan. Lembar mutāba‘ah ini mencangkup poin-poin kerohanian seperti

poin membantu orang tua, menjalankan sholat lima waktu, membaca tilawah

Al-Qur’an dan menjalankan shalat wajib maupun sunnah yang dilakukukan

dalam kurun waktu dua minggu untuk kemudian akan dievaluasi di pertemuan

berikutnya.12

Lahirnya Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan memberikan angin

segar kepada siswa yang ingin memberantas masalah ketidakmampuan biaya

dan kurangnya kepedulian orang tua terhadap tumbuh kembang karakter anak

dengan memberikan bantuan beasiswa, pendampingan, pemberian evaluasi dan

motivasi, sehingga komunitas ini tidak hanya memberi asupan beasiswa tanpa

pendampingan, melainkan disertai dengan bimbingan moralitas. Apabila hanya

11
Wawancara dengan Nadia Devita Wulandari, Admin dan Sekretaris Komunitas Pemuda
Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 1 Januari 2021
12
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab program pembinaan karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 5 Januari
2021
memberikan beasiswa tanpa adanya bimbingan, dikhawatirkan akan

membentuk karakter siswa yang hanya bisa menggantungkan diri kepada orang

lain tanpa memiliki orientasi menjadi manusia yang memiliki karakter kuat,

memiliki pendidikan yang tinggi di masa depan dan menjadi manusia yang

memiliki prinsip yang kokoh.13

Selain memberikan pendampingan pada perkembangan karakter anak,

komunitas ini juga memberikan kegiatan yang membantu anak untuk bisa

mengekspresikan emosinya sekaligus sebagai ajang untuk melatih mental anak

seperti adik-adik bimbingan satu persatu diminta untuk story telling,

menceritakan tentang keadaan dirinya dan keluarganya atau masalah apa yang

sedang dihadapi agar kemudian bisa saling memberikan solusi dan saling

menyemangati.14

Berdasarkan landasan yang kuat tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian skripsi dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakter

Islami Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) pada Adik-adik

Bimbingan di Kalurahan Triwidadi Pajangan Bantul”. Alasan pemilihan judul

ini dikarenakan komunitas KP3 dianggap memiliki proses pembelajaran

pendidikan karakter yang baik, menerapkan sistem dan program yang terarah,

serta sebagai wadah yang tepat untuk mengisi kekurangan bahkan kekosongan

orang tua dalam memberikan pendidikan dan arahan terhadap karakter anak.

13
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab program pembinaan karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 13 Juni 2021
14
Berdasarkan hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di SPS
Harapan Bunda, pada tanggal 13 Juni 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan

masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi pendidikan karakter islami Komunitas Pemuda

Peduli Pendidikan (KP3) pada adik-adik bimbingan di Kalurahan Triwidadi

Pajangan Bantul?

2. Bagaimana implikasi pendidikan karakter islami Komunitas Pemuda Peduli

Pendidikan (KP3) pada adik-adik bimbingan di Kalurahan Triwidadi

Pajangan Bantul?

3. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam proses penerapan

pendidikan karakter islami Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)

pada adik-adik bimbingan di Kalurahan Triwidadi Pajangan Bantul?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan,

maka tujuan dan manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan implementasi pendidikan

karakter islami Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) pada adik-

adik bimbingan di Kalurahan Triwidadi Pajangan Bantul di Desa

Triwidadi Pajangan Bantul.


b. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan implikasi pendidikan karakter

islami Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) pada adik-adik

bimbingan di Kalurahan Triwidadi Pajangan Bantul .

c. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan faktor pendukung dan faktor

penghambat dalam proses pelaksanaan pendidikan karakter islami

Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) pada adik-adik bimbingan

di Kalurahan Triwidadi Pajangan Bantul.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dan

pembaca. Beberapa manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut:

a. Secara Teoritis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan

dan menambah pengetahuan kepada seluruh pihak yang berkaitan

dengan pendidikan karakter islami sebagaimana yang diterapkan pada

adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di

Kalurahan Triwidadi, Pajangan, Bantul.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian untuk

kegiatan penelitian selanjutnya dan khazanah pengembangan teori

bagi masyarakat luas, khususnya sebagai tambahan keilmuan tentang

pendidikan karakter islami sebagaimana yang diterapkan pada adik-

adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di

Kalurahan Triwidadi, Pajangan, Bantul.


3) Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

pada proses penerapan pendidikan karakter islami sebagaimana yang

diterapkan pada adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli

Pendidikan (KP3) di Kalurahan Triwidadi, Pajangan, Bantul.

b. Secara Praktis

1) Bagi seluruh orang tua, penelitian ini dapat memberikan informasi

tentang pentingnya pendidikan karakter pada anak yang berlandaskan

ajaran Islam.

2) Bagi Dinas Pendidikan dan Lembaga Sosial, penelitian ini dapat

dijadikan pedoman dan pertimbangan untuk menjalankan kebijakan

atau pembaharuan program untuk meningkatkan kualitas pendidikan

dengan memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan karakter

islami pada anak.

3) Bagi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3), hasil penelitian ini

dapat dijadikan pertimbangan dalam meninjau kembali program-

program yang dilaksanakan, khususnya dalam penanaman pendidikan

karakter islami pada adik-adik bimbingan.

4) Bagi Adik-adik bimbingan, penelitian ini dapat memberikan solusi

dalam meningkatkan akhlak melalui pendidikan karakter dengan

berlandaskan ajaran Islam, sehingga bisa memperbaiki diri dan lebih

mendekatkan diri pada Allah SWT.

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka dimaksudkan untuk menghindari kesamaan dengan


penelitian yang sudah ada. Selain itu, hal ini juga digunakan sebagai tanggung

jawab dan kejujuran peneliti. Sejauh yang peneliti tahu, belum ada kajian yang

secara spesifik membahas tentang Implementasi Pendidikan Karakter Islami

pada Adik-adik Bimbingan di Kalurahan Triwidadi, Pajangan, Bantul, namun

telah ada penelitian yang hampir sama, antara lain sebagai berikut:

Pertama, skripsi dengan judul Sistem Boarding School dalam

Pendidikan Karakter Siswa Kelas VII MTS Nurul Ummah Kotagede

Yogyakarta yang ditulis oleh Khamdiyah Mahasiswa Kependidikan Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga tahun 2013. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif

dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dengan menggunakan observasi,

wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data penelitian ini adalah

deskriptif analisis dengan langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian yang diperoleh Khamdiyah menerangkan bahwa sistem

Boarding School dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada Siswa Kelas VII

MTS Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta berjalan dan terprogram melalui

beberapa langkah, yakni; melalui proses pembelajaran, pembiasaan,

pengembangan diri, keteladanan, menjalin komunikasi dengan orangtua,

nasehat perhatian dan hukuman. Di sisi lain, menurut Khamdiyah sistem

boarding school ini belum memenuhi tujuan pendidikan. karena tujuan

pendidikan adalah membentuk pribadi peserta didik agar dapat berinteraksi

dengan masyarakat luas, sedangkan di sistem Boarding School pesrta didik


hanya berinteraksi dengan teman sebaya dan pendidik.15

Persamaan penelitian Khamdiyah dengan penelitian yang peneliti teliti

adalah tema pembahasan penelitian yang diteliti sama, yakni sama-sama

membahas tentang pendidikan karakter pada anak usia remaja. Perbedaannya,

penelitian Khamdiyah fokus pada sistem Boarding School dalam pelaksanaan

pendidikan karakter secara umum pada remaja di lembaga pendidikan formal,

sedangkan penelitian yang peneliti teliti fokus pada penerapan pendidikan

karakter berdasarkan nilai-nilai islami pada adik-adik bimbingan di lembaga

pendidikan nonformal.

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Irwan Sulistiyono dengan judul

Implementasi Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Kepramukaan di MAN

Tulungagung 116, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Tulungagung pada

tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi

partisipan, serta dokumentasi. Analisis data yang dilakukan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian yang diperoleh Irwan Sulistiyono adalah penerapan

pendidikan karakter melalui kegiatan kepramukaan menggunakan metode

15
Khamdiyah, “Sistem Boarding School dalam Pendidikan Karakter Siswa Kelas VII
MTS Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta”, (Skripsi, Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2013), hlm. 99
16
Irwan Sulistiyono, “Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Kepramukaan
di MAN Tulungagung 1”, (Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, 2016), hlm. 147
kegiatan berkelompok, bekerjasama dan berkompetisi, kegiatan menarik dan

menantang, pengamalan kode kehormatan, belajar sambil melakukan, sistem

among dan keterlibatan orang dewasa, kiasan dasar, kegiatan di alam terbuka,

sistem tanda kecakapan, dan satuan terpisah. Materi yang diberikan terdiri atas

materi teori dan materi praktek. Faktor pendukung dan faktor penghambat

kegiatan ini ada dari faktor madrasah, faktor pembina, faktor peserta didik,

faktor dewan ambalan, dan faktor eksternal.

Persamaan penelitian Irwan Sulistiyono dengan penelitian yang peneliti

teliti adalah sama-sama membahas tentang pendidikan karakter. Hal yang

membedakan adalah fokus utama. Fokus Utama skripsi dari Irwan Sulistiyono

adalah pendidikan karakter yang terdapat di kegiatan kepramukaan lembaga

formal sedangkan yang akan peneliti teliti lebih fokus pada penerapan

pendidikan karakter islami yang ada dalam sebuah komunitas nonformal.

Ketiga, Skripsi Dwi Fadilah Fitriani, Mahasiswa Fakultas Tarbiyah

Institut Ilmu Al-Qur’an An-Nur Yogyakarta tahun 2019 yang berjudul

Penanaman Karakter Islami Melalui Program “Tahajud Call” di SMP Negeri

2 Bantul Yogyakarta.17 Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data diperoleh melalui observasi,

wawancara dan dokumentasi. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan

cara: mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Hasil dalam penelitian ini adalah penanaman karakter islami melalui

program “Tahajud Call” dilakukan melalui metode-metode pembiasaan


17
Dwi Fadilah Fitriani, “Penanaman Karakter Islami Melalui Program “Tahajud Call” di
SMP Negeri 2 Bantul Yogyakarta”, (Skripsi, Fakultas Tarbiyah, Institut Ilmu Al-Qur’an An-Nur
Yogyakarta, 2019), hlm. 87
beribadah yang dilakukan terus menerus, disiplin, jujur; metode punishment

dan reward melalui panggilan telepon oleh Guru PAI yang bertujuan untuk

menanamkan karakter islami pada siswa agar memiliki karakter bertakwa,

disiplin, jujur dan memiliki prinsip ibadah yang benar. Hasil dari program ini

adalah siswa yang memiliki karakter bertakwa, disiplin, jujur, memiliki prinsip

ibadah yang benar dan membentuk pribadi yang bermoral tinggi.

Persamaan penelitan Dwi Fadilah Fitriani dengan penelitian yang

peneliti teliti adalah inti penelitian yakni pendidikan karakter islami.

Perbedaannya, penelitian Dwi Fadilah Fitriani menanamkan karakter islami

secara sempit yakni hanya melalui program “Tahajud Call” pada siswa

sekolah formal, sedangkan penelitian yang peneliti teliti adalah penerapan

pendidikan karakter islami pada peserta bimbingan di sebuah komunitas secara

luas dan bukan di dalam lembaga formal.

Keempat, Skripsi dengan judul Implementasi Pendidikan Karakter pada

Mata Pelajaran Qur’an Hadiṡ di MA Ma’arif 1 Punggur18 yang ditulis oleh

Tamim Ubaidillah, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Insitut Agama Islam Negeri (IAIN)

Metro pada tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode

pengumpulan data diperoleh dengan cara wawancara, observasi dan

dokumentasi. Data dianalisis dengan pendekatan fenomenologis dan analisis

deskriptif. Metode analisis yang digunakan ada tiga tahap yaitu reduksi data,

penyajian data dan verifikasi.


18
Tamim Ubaidillah, “Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Qur’an
Hadis di MA Ma’arif 1 Punggur”, (Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Insitut Agama Islam Negeri Metro, 2020), hlm. 75
Hasil dari penelitian Tamim Ubaidillah ditemukan bahwa penerapan

pendidikan karakter dalam pelaksanaan pembelajaran Al-Qur'an Hadiṡ kelas X

di MA Ma’arif 1 Punggur dilaksanakan dengan cara memberikan pemahaman,

pembiasaan, dan keteladanan kepada peserta didik yang didasarkan pada

kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang mengarahkan dan

memfasilitasi peserta didik untuk menginternalisasi nilai atau karakter dalam

diri peserta didik.

Persamaan penelitian Tamim Ubaidillah dengan yang peneliti teliti

terletak pada tema pembahasan penelitian, yakni pendidikan karakter.

Perbedaannya adalah di dalam penelitian yang peneliti teliti membahas

implementasi pendidikan karakter islami secara luas sedangkan penelitian

Tamim Ubaidillah lebih sempit yakni penerapan pendidikan karakter islami

yang ada dalam pembelajaran Al-Qur'an Hadis.

Kelima, jurnal dari Binti Maunah, Dosen IAIN Tulungagung tahun

2015 yang berjudul Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembentukan

Kepribadian Holistik Siswa19. Adapun metode penelitiannya menggunakan

metode penelitian kualitatif, data diperoleh dari hasil wawancara mendalam

dengan kepala sekolah, para wakil kepala sekolah, wali kelas, guru, dan siswa

sebagai informan. Data dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah:

mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian jurnal ini adalah proses pembentukan karakter anak

dapat dilakukan melalui dua lapisan, yaitu lingkungan sekolah dan lingkungan

19
Binti Maunah, “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembentukan Kepribadian
Holistik Siswa”, Jurnal Pendidikan Karakter, Vol. V, No. 1, April 2015, hlm. 90
keluarga serta masyarakat sekitar. Lingkungan sekolah memiliki dua strategi

yakni strategi internal sekolah dan eksternal sekolah. Strategi internal sekolah

dapat berupa kegiatan proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, kegiatan

keseharian di lingkungan sekolah atau bisa disebut budaya sekolah (school

culture), kegiatan pembiasaan (habituation), kegiatan kokurikuler dan ekstra

kurikuler. Proses pendidikan di lingkungan keluarga dan masyarakat juga

berperan besar untuk membentuk karakter anak sehingga apabila peran

keduanya dilaksanakan dengan baik, maka karakter anak akan menjadi

terbentuk dan kuat.

Persamaan jurnal yang ditulis oleh Binti Maunah dengan penelitian

yang peneliti teliti adalah sama-sama mengangkat tema pendidikan karakter,

hanya saja penelitian yang ditulis Binti Maunah membahas tentang pendidikan

karakter berdasarkan teori pendidikan karakter secara umum, sedangkan

penelitian yang peneliti lakukan membahas tentang pendidikan karakter yang

berasal dari teori-teori islami, jelas keduanya memiliki dasar yang bebeda.

Objek penelitian Binti Maunah adalah siswa di lembaga formal sedangkan

penelitian yang peneliti teliti adalah adik-adik bimbingan di sebuah komunitas

nonformal.

Berdasarkan beberapa uraian di atas telah ditemukan beberapa tema

yang mirip dengan penelitian yang peneliti lakukan, namun yang secara khusus

mengkaji Implementasi Pendidikan Karakter Islami Komunitas Pemuda Peduli

Pendidikan (KP3) pada Adik-adik Bimbingan di Kalurahan Triwidadi,

Pajangan, Bantul belum peneliti temukan. Dengan demikian, penelitian ini

sangat menarik untuk dilakukan.


E. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan yang akan peneliti lakukan terdiri atas V bab dan

masing-masing bab memiliki sub-sub pembahasan tersendiri. Adapun rincian

dari tiap-tiap sub adalah sebagai berikut:

Bab I, berisi pendahuluan yang di dalamnya terdapat latar belakang,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, serta

sistematika pembahasan.

Bab II, terdiri atas kajian teori, meliputi: pengertian pendidikan karakter

islami, sumber pendidikan karakter islami, tahapan pendidikan karakter islami,

wujud karakter islami, metode pendidikan karakter islami, definisi komunitas,

ciri-ciri komunitas, bentuk-bentuk komunitas. Metode penlitian meliputi: jenis

penelitian, lokasi penelitian, sumber data, metode pengumpulan data dan

teknik pemeriksaan keabsahan data.

Bab III, berisi gambaran umum Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan

(KP3) di Kalurahan Triwidadi Kapanewon Pajangan Kabupaten Bantul,

meliputi profil Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3), letak geografis,

sejarah berdiri, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan adik-adik bimbingan,

keadaan pengurus, program Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3),

letak geografis Kalurahan Triwidadi, keadaan penduduk, keadaan alam,

ekonomi, pendidikan dan agama Kalurahan Triwidadi.

Bab IV, pembahasan. Bab ini berisi jawaban-jawaban dari rumusan

masalah yang dilandaskan pada landasan teori yang ada. Dalam penelitian ini

akan menjelaskan tentang implementasi Pendidikan karakter islami komunitas


Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) pada adik-adik bimbingan di Kalurahan

Triwidadi, Pajangan Bantul, implikasi pendidikan karakter islami Komunitas

Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) pada adik-adik bimbingan di Kalurahan

Triwidadi Pajangan Bantul dan faktor pendukung dan faktor penghambat

dalam proses penerapan Pendidikan Karakter Islami Komunitas Pemuda Peduli

Pendidikan (KP3) pada Adik-adik Bimbingan di Kalurahan Triwidadi Pajangan

Bantul.

Bab V, merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari jawaban

rumusan masalah yang telah diuraikan di awal dan mengemukakan beberapa

saran terkait penelitian yang telah dilakukan. Peneliti menyertakan daftar

pustaka, serta lampiran-lampiran data yang diperoleh sebagai hasil dari

penelitian dan biografi dari peneliti.


BAB II

KAJIAN TEORI DAN METODE PENELITIAN

A. Pendidikan Karakter Islami

1. Pengertian Pendidikan Karakter Islami

Pendidikan secara etimologis berasal dari bahasa Yunani paedagogie,

akar katanya dari pais yang berarti anak dan again yang artinya

membimbing. Jadi paedagogie memiliki arti bimbingan yang diberikan

kepada anak. Dalam bahasa Inggris, terjemah dari pendidikan adalah

education, kata ini berasal dari bahasa Yunani educare yang berarti

membawa keluar yang tersimpan dalam jiwa anak, untuk dituntun agar jiwa

anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.20 Pendidikan dalam arti

luas menurut Ahmad Tafsir adalah pengembangan pribadi dalam semua

aspeknya, yaitu aspek jasmani, akal dan hati (rohani). 21 Di sisi lain,

pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah:

Pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya


budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek dan tubuh
anak); dalam Taman Siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian itu
supaya kita memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan, dan
penghimpunan anak-anak yang kita didik, selaras dengan
dunianya.22

Kutipan di atas menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha untuk

memberikan peningkatan dan kemajuan anak didik baik dari segi kognitif

20
Syafril dan Zelhendri Zen, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2017), hlm.
26
21
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islami (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm.
36
22
Syafril dan Zelhendri Zen, Dasar-dasar Ilmu…, hlm. 28
maupun kekuatan budi pekerti sebagai satu kesatuan guna membentuk anak

yang mampu mengikuti perkembangan zaman.

Tujuan minimal pendidikan dipusatkan pada empat sasaran, yaitu:

pengembangan dan peningkatan dari segi kepribadian, pengembangan

kemampuan berinteraksi sosial dan bermasyarakat, pengembangan

kemampuan melanjutkan pendidikan dan pengembangan dan peningkatan

kemampuan untuk menjalankan pekerjaan dengan baik.23 Dalam UU No.20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan fungsi dan

tujuan dari pendidikan, terdapat di Bab II pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.24

Penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari pendidikan

adalah membentuk dan mengembangkan kemampuan dasar yang dimiliki

peserta didik baik itu kemampuan intelektual maupun psikomotrik guna

mencapai tujuan pendidikan yaitu menjadi manusia yang memiliki jiwa

spiritual yang tinggi dan mempunyai nilai yang kuat dalam segala bidang.

Karakter secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yakni

charassein yang mengandung arti mengukir, melukis, memahat atau

menggoreskan.25 Karakter secara terminologi, menurut Fadilah, dkk adalah

23
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian…, hlm. 24
24
Pemerintah Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
25
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam (Jakarta: Amzah, 2015), hlm. 19
sifat, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil

perpaduan menjadi sebuah kebaikan yang kemudian diyakini dan dijadikan

pedoman untuk mengatur cara pandang, cara berpikir, bersifat maupun

bertindak.26 Sementara itu, Lickona dalam buku Marzuki menyatakan bahwa

karakter adalah suatu watak terdalam yang tercipta untuk merespon situasi

dengan cara yang baik dan bermoral. Karakter menurut Lickona tersusun ke

dalam tiga bagian yang saling terikat, yaitu pengetahuan tentang moral,

perasaan yang bermoral dan perilaku bermoral.27

Pendidikan karakter menurut Ratna Megawangi adalah sebuah usaha

untuk mendidik anak-anak agar mengambil keputusan dengan bijak dan

dapat mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mampu

memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.28 Di sisi lain,

kata islami yang berada di belakang kata pendidikan karakter menempati

posisi sebagai kata sifat yang memberikan arti yang bersifat keislaman. 29

Sesuatu yang disebut islami apabila nilai-nilai yang tekandung didalamnya

memiliki nilai keislaman yang kuat yakni dengan mengadopsi ajaran-ajaran

Islam.30 Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

yang berisi tentang seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia, di mana

ajaran Islam bersumber dari Al-Qur’an, hadis, akal, hati dan tradisi.

Penggunaan dasar ini wajib berurutan dan penggunaan akal, hati dan tradisi
26
Fadilah, dkk., Pendidikan Karakter (Bojonegoro: CV. Agrapana Media, 2021), hlm. 2
27
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam…, hlm. 21
28
Ratna Megawangi, Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk membangun bangsa
(Jakarta:Star Energy, 2004), hlm. 95
29
Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Arti Kata Islami”, diambil pada 10 Maret 2021 dari
https://kbbi.web.id/islami
30
Abdurrahman R. Mala, Membangun Budaya Islami di Sekolah, Jurnal Irfani, Vol.11,
No.1, 2015, hlm.2
harus sesuai dengan Al-Qur’an dan hadis.31

Mewujudkan karakter yang sesuai dalam ajaran Islam tidak hanya

diberikan secara teori saja, tetapi ada figur nyata yang hadir sebagai suri

tauladan bagi seluruh umat muslim, yakni Nabi Muhammad SAW. Nabi

Muhammad SAW merupakan teladan dan pemimpin yang diutus Allah

SWT sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. 32 Kehadiran Nabi

Muhammad SAW merupakan pembuka pintu utama dalam mengarahkan

jalan evolusi dan transformasi manusia dari kepribadian hewani menuju

kepribadian insani hingga menjadi manusia yang berkepribadian rabbani.

Manusia berkepribadian hewani adalah manusia yang memiliki sifat,

perilaku, tindakan dan penampilan yang mengandung unsur hewani (akhlak

buruk), sedangkan manusia berkepribadian insani adalah manusia yang

memiliki kepribadian yang kadang-kadang patuh dengan Tuhannya dan

kadang ingkar, yang terakhir adalah manusia berkepribadian rabbani yaitu

manusia yang memiliki karakter yang mengandung eksistensi ketuhanan

secara penuh dan menyeluruh.33 Seperti firman Allah SWT dalam surah Al-

Ahzāb ayat 21, yang berbunyi:

ٰ ِٰ ِ
َ‫لََق ْد َكا َن لَ ُك ْم يِف ْ َر ُس ْول اللّه اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكا َن َي ْر ُجوا اللّه‬
‫َوالَْي ْو َم ااْل ٰ ِخَر َوذَ َكَر ال ٰلّهَ َكثِْيًر ۗا‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
31
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm.
18
32
Muhammad Said Mursi, Seni Mendidik Anak, terj. Muhammad Muchson Anasy
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004), hlm. 149
33
Rahmad Ramadana, Membaca Kepribadian Muslim Seperti Membaca Al-Qur’an
(Yogyakarta: Diva Press, 2008), hlm. 265-266
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Surah Al
Ahzāb:21)34

Beberapa keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

karakter islami adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak didasarkan

pada ajaran, arahan dan aturan yang sudah ditentukan dalam hukum Islam

agar dapat dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan dan

menentukan sikap dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mampu

memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.

2. Sumber Pendidikan Karakter Islami

Pendidikan karakter dalam Islam atau akhlak islami pada dasarnya

bersumber dari dua sumber pokok ajaran Islam yakni Al-Qur’an dan

sunnah Nabi. Dengan ketetapan tersebut, baik dan buruk karakter dalam

Islam memiliki ukuran yang statis dan memilki standar sesuai dengan aturan

yang terdapat dalam dua pokok sumber pokok ajaran Islam. Sebab, kedua

sumber pokok tersebut diakui dan diyakini seluruh umat Islam sebagai dalil

naqli yang tidak diragukan otoritasnya.35

Ayat yang menggambarkan keutamaan karakter dan akhlak adalah

surah An-Nahl ayat 90 sebagai berikut:

‫ان َواِْيتَاِۤئ ِذى الْ ُق ْرىٰب َو َيْن ٰهى َع ِن‬


ِ ‫اِ َّن ال ٰلّه يْأمر بِالْع ْد ِل وااْلِ حس‬
َ ْ َ َ ُُ َ َ
‫الْ َف ْح َشاِۤء َوالْ ُمْن َك ِر َوالَْب ْغ ِي يَعِظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن‬
34
Ma’had Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, Al-Qur’an Al- Quddus dan Tarjemahnya
(Kudus: CV. Mubarokatan Thoyyibah, 2014), hlm. 419
35
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam…, hlm.30
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
(Surah An-Nahl: 90)36

Kewajiban menjunjung tinggi karakter mulia lebih dipertegas lagi oleh

Nabi Muhammad SAW dalam hadis yang diceritakan oleh Abdullah Bin

Amr, ketika Nabi sedang bersama orang-orang sekitarnya, beliau bertanya:

ٍ ‫ث مَّر‬
‫ات‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ‫اال‬
َ َ َ‫َأحبِّ ُك ْم إيَلَّ َوأ ْقَربَ ُك ْم ميِّن جَمْل ًسا َي ْو َم الْقيَ َامة ثَال‬
َ ‫ُأحد ثُ ُك ْم ب‬
ْ
‫َأخاَل قًا‬
ْ ‫َأح َسنُ ُك ْم‬ ْ ‫ال‬ َ ‫ال َف َق‬َ َ‫ال ُق ْلنَا َبلَى يَا َر ُس ْو َل اللَّه ق‬َ َ‫َي ُق ْوهُلَا ق‬
“Maukah kalian aku beritahu orang yang paling cinta kepadaku di
antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari
kiamat?” Nabi mengatakannya tiga kali lalu Abdullah Bin Amr berkata,
“Kami menjawab, ‘Ya, Wahai Rasulullah.’” Abdullah meneruskan,
“Nabi lalu mengatakan, ‘Ia adalah orang yang terbaik akhlaknya di
antara kalian.” (Hadis Riwayat Ahmad).37
Ayat Al-Qur’an dan hadis di atas adalah dalil yang wajib dipercayai

oleh seluruh umat muslim, namun Islam tidak mengabaikan adanya standar

atau ukuran lain selain Al-Qur’an dan Sunnah Nabi untuk menentukan nilai-

nilai karakter manusia. Adapun standar lain yang dipertimbangkan adalah

nurani, akal serta pandangan umum (tradisi) yang disepakati nilainya oleh

masyarakat.38

Hati nurani adalah fitrah yang diberikan oleh Allah kepada manusia

sebagai bekal agar manusia bisa merasakan dan menetapkan perbedaan

nilai-nilai yang ada di tengah masyarakat. Hati nurani dapat menjadi alat

36
Ma’had Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, Al-Qur’an Al- Quddus dan…, hlm. 276
37
Al-Bukhori, Sahih Bukhori, Bab Berbuat Baik, hadis No. 5575, CD Ensiklopedia Hadis,
Global Islamic Software, 2013
38
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam…, hlm.30-31
untuk memetakan baik dan buruk suatu hal dengan fitrah yang diberikan

Allah SWT berupa tauhid dan kecerdasan. Namun, fitrah yang merupakan

berkah dari Allah SWT ini tidak bisa selalu berfungsi dengan baik, bisa

berubah karena terpengaruhi berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan.39

Akal manusia juga termasuk salah satu sumber ajaran pendidikan

karakter yang memiliki kedudukan sama dengan hati nurani. Akal dibekali

oleh Allah SWT sebagai alat untuk menjaga kemuliaan sebagai makhluk-

Nya.40 Manusia berakal menurut Ibnu Manzur sebagaimana yang dikutip

oleh Abdul Majid dan Dian Andayani adalah manusia yang menjadikan akal

sebagai tali kendali, untuk memelihara dan mengatur hawa nafsunya

sehingga mampu memperoleh kebenaran. Seseorang yang dikuasai hawa

nafsu tidak akan bisa mengaktifkan eksistensi rasional dari akal sehingga

akan sulit melihat kebenaran.41 Sehingga akal manusia tidak dapat dijadikan

patokan untuk menjamin ukuran baik dan buruknya karakter manusia,

karena nilai baik atau buruk yang ditentukan oleh akal bersifat subjektif dan

relatif.42

Standar terakhir dalam menentukan karakter manusia adalah

kebiasaan (tradisi). Kebiasaan (tradisi) memiliki kedudukan nilai yang

relatif rendah daripada standar-standar lainnya. Hal ini dikarenakan standar

tradisi adalah sangat relatif, yakni bergantung pada kualitas masyarakat

yang memiliki dan menjalankan tradisi-tradisi tersebut. Cara menetapkan

39
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam…, hlm. 31
40
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam…, hlm. 31
41
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 88
42
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam…, hlm. 31
hukum kebiasaan (tradisi) adalah dengan meliat kondisi masyarakatnya,

apabila di dalam masyarakat itu memiliki kebiasaan (tradisi) yang baik,

maka dapat dijadikan patokan untuk menentukan nilai-nilai karakter

manusia begitu pun sebaliknya. sehingga standar hukum kebiasaan (tradisi)

ini lebih sulit diyakini karena tidak hanya terdiri dari satu individu

melainkan dari satu kelompok manusia yang berbeda-beda.43

Beberapa keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sumber

pendidikan karekter islami didasarkan pada dua sumber pokok ajaran Islam

yakni Al-Qur’an dan hadis Nabi. Kedua sumber tersebut sebagai dalil naqli

yang tidak diragukan kebenarannya bahkan hingga saat ini masih terjaga

keauntetikannya. Seiring perkembangan zaman dan segala

permasalahannya, Islam juga menetapkan standar lain untuk menentukan

nilai-nilai karakter manusia yakni akal, nurani dan pandangan umum

(tradisi) yang sudah disepakati oleh masyarakat.

3. Tahap-tahap Pendidikan Karakter Islami

Berdasarkan ajaran Islam, tahap-hahapan dalam pembentukan dan

pengembangan karakter manusia harus dimulai sedini mungkin disesuaikan

dengan proses pertumbuhan dan perkembangan anak.44 Hal ini dikarenakan

materi-materi ajaran Islam harus diajarkan secara komprehensif, bukan

dalam bentuk parsial.45 Adapun tahap-tahap pada pendidikan karakter islami

sebagai berikut:
43
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam…, hlm. 31
44
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif …, hlm. 22-23
45
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif…, hlm. 69
a. Tauhid (usia 0-2 tahun)

Menurut Ibnu al-Qayyim sebagaimana dikutip oleh Abdul Majid

dan Dian Andayani menyatakan apabila anak mulai bisa mengucapkan

kata-kata, maka diktekan dan tuntun anak untuk melafalkan kalimat “Lā

ilāha illallāh”, “Muhammad Rasulullah”, jadikan suara pertama yang

didengar oleh anak berupa pengetahuan tentang keesaan Allah SWT dan

memberikan keteladanan serta pembiasaan tentang peribadatan serta hal-

hal baik di sekitar anak sejak dini agar anak terbiasa dengan apa yang

dilakukan orang-orang sekitarnya.46

b. Adab (5-6 tahun)

Menurut Hidayatullah dalam buku Abdul Majid dan Dian

Andayani menyatakan bahwa pada fase ini anak mulai dididik perihal

budi pekerti, terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai karakter sebagai

berikut:

1) Jujur, tidak berbohong;

2) Mulai mengenal yang benar dan mana yang salah;

3) Mengenal hal yang baik dan hal yang buruk;

4) Mengenal mana yang diperintahkan (yang dibolehkan) dan mana yang

dilarang (yang tidak boleh dilakukan).47

c. Tanggung jawab diri (7-8 tahun)

Perintah untuk melaksanakan shalat diumur 7 tahun menunjukkan

bahwa anak dididik untuk mulai bertanggung jawab, terutama

46
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif…, hlm. 23
47
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif…, hlm, 24
bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Pada usia ini anak mulai dididik

untuk tertib dan disiplin, mulai membina diri sendiri, memenuhi

kebutuhan dan kewajibannya sendiri.48

d. Peduli/caring (9-10 tahun)

Setelah mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri, maka

selanjutnya anak dididik untuk mulai bertanggung jawab terhadap orang

lain, mulai peduli dan menghormati orang lain, menyayangi teman

sebaya maupun orang sekitarnya, bekerja sama, membantu dan menolong

teman-temannya maupun orang lain di sekitarnya.49

e. Kemandirian (11-12 tahun)

Berbagai pengalaman yang telah dilewati sebelumnya menjadikan

anak mempunyai karakter yang semakin matang dan menjadikan anak

menjadi pribadi yang lebih mandiri. Pada fase kemandirian ini, anak

telah mampu menerapkan hal-hal baik yang diperintahkan dan menjauhi

hal buruk yang dilarang, serta memahami konsekuensi dan resiko yang

akan diterima jika melanggar aturan yang ada.50

f. Bermasyarakat (13 tahun ke atas)

Pada usia 13 tahun ke atas, anak dinilai sudah memiliki karakter

yang matang dan dipandang siap untuk memasuki kondisi kehidupan di

masyarakat luas jika tahapan-tahapan pembentukan karakter sebelumnya

berjalan dengan baik. Terdapat dua hal penting yang harus dimiliki oleh

48
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif…, hlm, 24-25
49
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif…, hlm, 25-26
50
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif …, hlm, 26
anak walaupun masih permulaan dan belum sempurna, yaitu integritas

dan kemampuan untuk beradaptasi.51

Beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

karakter islami harus dimulai sedini mungkin, dilakukan bertahap sesuai

dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini dikarenakan

materi-materi pendidikan Islam harus disampaikan dengan tuntas, tidak

hanya setengah-setengah yang akan membingungkan anak. Tahapan

pendidikan karakter islami terdiri dari 6 tahapan, dimulai dari

pembelajaran paling pokok yaitu ilmu tauhid dari umur 0-2 tahun,

dilanjutkan dengan pembelajaran adab pada umur 5-6, diteruskan dengan

tahap tanggung jawab diri dari umur 7-8 tahun, dilanjutkan dengan tahap

peduli pada umur 9-10, tahap mandiri pada umur 11-12 tahun dan

terakhir tahap untuk diajarkan cara bermasyarakat pada umur 13 tahun ke

atas.

4. Wujud Karakter Islami

Karakter yang dimiliki setiap muslim merupakan cerminan dari

tingkat keimanan masing-masing individu, karena keimanan bukan hanya

sekedar teori dan ungkapan lisan saja melainkan harus benar-benar terpatri

dalam jiwa dan dibuktikan dengan tindakan.52 Secara umum, kualitas

karakter dalam pandangan Islam dibagi menjadi dua bagian, yaitu karater

mulia dan karakter tercela. Dilihat dari ruang lingkupnya, wujud karakter
51
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif …, hlm, 27
52
Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, Pendidikan Karakter: Mengembangkan
Karakter Anak yang Islami (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), hlm. 77
dalam Islam juga dibagi menjadi dua yaitu karakter terhadap Allah SWT

dan karakter kepada makhluk (selain Allah SWT).53

a. Karakter terhadap Allah SWT

1) Bertauhid/beriman, yakni keyakinan dan kepercayaan yang kokoh

atau teguh yang disertai dengan ketundukan penuh dan penyerahan

jiwa. Tanda orang beriman adalah mengerjakan apa yang dikehendaki

oleh iman tersebut.54

2) Bertakwa, yaitu hasil implementasi dari konstruksi keyakinan yang

diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab dalam seluruh aspek

kehidupan.55 Takwa berarti menjaga diri dari siksaan Allah SWT

dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-

Nya.

3) Ikhlas dalam semua amal, yaitu melakukan perbuatan tanpa pamrih

dan tanpa mengharapkan apapun selain rida Allah SWT.56

4) Cinta kepada Allah, artinya kesadaran diri, perasaan jiwa dan

keterpautan hati yang mencintai Allah dengan semangat dan penuh

kasih sayang.57

5) Khasyatullāh, yaitu memiliki perasaan takut yang disertai

penghormatan kepada Allah, sehingga dengan rasa takut tersebut

53
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam…, hlm. 32
54
Shabri Shaleh A dan Sudirman Anwar, Pendidikan Karakter Qur’ani (Riau: Yayasan
Indragiri, 2014), hlm. 224
55
Muwafik Saleh, Islam Hadir di Bumi Manusia (Depok: Gema Insani, 2019), hlm.59-60.
56
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam…, hlm. 98
57
Fafika Hikmatun Maula, Model Pendidikan Karakter Qur’ani di Raudhatul Athfal
Labschool IIQ Jakarta, Andragogi Jurnal Pendidikan Islam, Vol.2, No.1, 2020, hlm.180
seseorang akan meningkatkan ibadah dengan melakukan segala

perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.58

6) Berzikir, yaitu segala aktivitas amal ketaaan, ibadah dan ketakwaan

seorang hamba kepada Allah SWT yang diinterpretasikan dengan

menyebut dan mengingat Allah secara bacaan lisan maupun dengan

hati.59

7) Bertawakal, yaitu berserah diri kepada kehendak Allah SWT dan

percaya sepenuh hati atas segala keputusan-Nya.

8) Bersyukur, yaitu berterima kasih atau memuji kepada Allah SWT

yang telah memberi kenikmatan atas kebaikan yang telah diberikan.60

9) Bertaubat kepada Allah SWT, yakni memohon ampun kepada Allah

SWT dengan beristigfar dan tidak mengulangi kesalahan itu lagi.61

10) Kanaah, yaitu merasa cukup dan rida atas segala ketetapan Allah

SWT.62

11) Berbaik sangka terhadap setiap ketetapan Allah SWT.

b. Karakter terhadap selain Allah

Dalam ajaran Islam, karakter terhadap makhluk bisa diperinci lagi

menjadi 4 bagian, yaitu karakter terhadap Nabi Muhammad SAW, diri

sendiri, sesama manusia dan karakter terhadap lingkungan.63


58
Eko Zulfikar, Takut Kepada Allah dalam Al-Qur’an: Analisis Tafsir Sufistik Ayat-
Ayat Khasyyatullah, Hermeneutik: Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Tafsir, Vol. 13 No. 1, 2019,
hlm.146
59
Abdul Hafidz dan Rusydi, Konsep Dzikir dan Doa Perspektif Al-Qur’an, Islamic
Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman, Vol.6, Issue No.1, 2019, hlm.62
60
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam…, hlm. 98
61
Shabri Shaleh A dan Sudirman Anwar, Pendidikan Karakter Qur’ani …, hlm. 242-243
62
Dewi Purnama Sari, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, Islamic Counseling,
Vol.1, No.1, 2017, hlm.11
63
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam…, hlm. 32-36
1) Karakter terhadap Nabi Muhammad

a) Tidak boleh mencintainya melebihi cinta kepada Allah SWT.

b) Menaati dan mengikuti sunahnya.

c) Mengucapkan selawat dan salam kepadanya.

2) Karakter terhadap diri sendiri

a) Memelihara kesucian lahir dan batin.

b) Memelihara kerapian.

c) Menambah pengetahuan sebagai modal amal.

d) Tidak bermegah-megahan.

e) Tidak berbuat aniaya terhadap diri sendiri.

f) Tidak melakukan bunuh diri.

g) Percaya diri, yaitu merasa yakin dengan kemampuan yang

dimiliki.64

h) Bertanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk

melakukan tugas dan kewajiban yang harus dilakukan dan dipenuhi

baik itu tanggung jawab terhadap Tuhan, diri sendiri, masyarakat

maupun lingkungan.65

3) Karakter terhadap sesama manusia

a) Berbakti kepada orang tua dan berkata lemah lembut.

b) Bersosialisasi dengan baik kepada orang lain tanpa melihat

perbedaan apapun.

c) Menghormati orang lain.


64
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam…, hlm. 98
65
Kemendiknas, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Jakarta:
Puskur, 2010), hlm.10
d) Bersikap jujur, yaitu selalu mengatakan hal yang sebenarnya dan

tidak berdusta. Allah SWT melarang umat-Nya untuk berdusta,

bahkan berkata dusta disejajarkan dengan penyembahan berhala.

Rasulullah SAW bahkan melarang perbuatan dusta ketika bersenda

gurau.66

e) Berhati lembut.

f) Bersahabat/komunikatif, yaitu sikap dan tindakan yang

memperlihatkan rasa senang ketika berbicara, bergaul dan bekerja

sama dengan orang lain.67

g) Suka menolong orang lain, maksudnya, manusia adalah makhluk

sosial yang memiliki keterbatasan dan saling membutuhkan satu

sama lain sehingga manusia tidak akan bisa hidup sendiri jika tidak

saling tolong menolong.68

h) Menyebarkan salam, yaitu saling memberikan salam untuk

mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.69

i) Bersikap toleran terhadap orang lain, maksudnya adalah

menghargai dan membiarkan pendirian atau pendapat orang lain

walaupun berbeda dengan pendirian sendiri.70

j) Selalu bersikap sopan.

66
Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, Pendidikan Karakter : Mengembangkan
…, hlm.78-79
67
Kemendiknas, Pengembangan Pendidikan Budaya…, hlm.10
68
Azamiyah, Konsep Pendidikan Karakter dalam Al-Qur’an Surah Al-Hujurat; 11-13,
Tadarus:Jurnal Pendidikan Islam, Vol.6, No.1, 2017
69
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam…, hlm. 142
70
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam…, hlm. 100
k) Menjaga lisan, yaitu mengontrol diri untuk selalu mengatakan hal-

hal baik, tidak mengejek atau menertawakan orang lain, tidak

mencela dan tidak memanggil oramg lain dengan sebutan yang

buruk.71

4) Karakter terhadap lingkungan (tumbuhan, hewan dan alam sekitar

(benda mati)

a) Tidak berbuat aniaya terhadap makhluk hidup.

b) Tidak melakukan kerusakan di bumi.

c) Bersikap baik terhadap hewan dan tumbuhan dan memelihara alam.

d) Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan selalu berupaya

mencegah kerusakan alam di sekitarnya dan berupaya memperbaiki

kerusakan-kerusakan alam yang sudah terjadi.72

Beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah

cerminan dari tingkat keimanan seseorang. Apabila memiliki iman yang

kuat maka karekter yang dimiliki akan baik. Wujud keimanan seseorang

tidak hanya diyakini dan diucapkan, melainkan haru dibuktikan dengan cara

bicara, perilaku dan sikap yang sesuai dengan pendidikan karakter islami.

Wujud karakter dalam Islam dikelompokkan menjadi dua yaitu karakter

kepada Allah SWT dan karakter kepada makhluk Allah SWT. Selanjutnya,

karakter kepada makhluk Allah SWT dibagi menjadi tiga yaitu karakter

71
Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, Pendidikan Karakter:
Mengembangkan…, hlm.90-93
72
Musrifah, Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam, Edukasia Islamika, Vol.1, No.1,
Desember 2016, hlm.124
terhadap diri sendiri, orang lain dan karakte terhadap lingkungan

(tumbuhan, hewan dan alam sekitar (benda mati).

5. Metode Pendidikan Karakter Islami

Kata metode berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas dua suku

kata, yaitu meta dan hodos. Meta artinya melalui dan hodos berarti jalan

atau cara.73 Metode menurut Ahmad Husain al-Liqaniy dalam buku Moh.

Haitami dan Syamsul Kurniawan adalah langkah-langkah yang diambil

seorang pendidik guna membantu peserta didik untuk mencapai tujuan

tertentu. Langkah-langkah tersebut harus diwujudkan dalam proses

pendidikan pembentukan kepribadian peserta didik guna mencapai kriteria

wujud karakter yang diinginkan.74 Adapun metode dalam penanaman

karakter islami dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Metode Komunikasi

Salah satu hal penting dalam mendidik anak adalah saling menjaga

hubungan dengan melakukan komunikasi dua arah. Komunikasi ini akan

membuat hubungan pendidik dengan anak lebih terbuka dan mengurangi

kesalahpahaman di antara keduanya. Pada saat berkomunikasi, pendidik

harus bisa melihat keadaan anak dengan mencoba memebaca apa yang

sedang dirasakan anak. Selain itu, memilih kata-kata yang positif,

menggunakan nada yang lembut dan menggunakan bahasa tubuh yang

baik ketika berbicara juga sangat penting diterapkan guna menjaga


73
Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakrta: AR-
Ruzz Media, 2012), hlm. 210
74
Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan…, hlm. 210
kenyamanan anak sehingga memiliki konsep diri yang positif, merasa

lebih dihargai dan bisa lebih terbuka.75

Metode ini bertujuan untuk membangun hubungan yang harmonis

dengan anak, membentuk suasana keterbukaan, membuat anak lebih

terbuka untuk mengemukakan masalahnya, membuat anak menghormati

orang tua, membantu anak menyelesaikan masalahnya dan bisa

mengarahkan anak agar tidak salah dalam bertindak.76

b. Metode Penggunaan Akal (rasio)

Metode ini menganjurkan manusia agar selalu menggunakan akal

secara optimal untuk mencari kebenaran, sehingga bisa lebih

mengoptimalkan logika anak untuk mengidentifikasi kebenaran dan

kesalahan serta agar dapat mengelompokkan hal-hal yang benar dan yang

salah.77

c. Metode Keteladanan

Keteladanan adalah cara yang paling efektif untuk membentuk

kepribadian anak. Keteladanan dalam pendidikan dimulai dari diri

pendidik, yakni orang tua atau guru karena bagi anak pendidik adalah

panutan dalam segala hal. Anak akan meniru dan mengikuti tingkah laku

pendidiknya baik sengaja ataupun tidak. Pendidik harus menjadi suri

tauladan dengan menjaga tingkah laku, perkataan dan perbuatan, karena

75
Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, Pendidikan Karakter:
Mengembangkan…, hlm. 128-129
76
Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, Pendidikan Karakter:
Mengembangkan..., hlm. 130-131
77
Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan .., hlm. 217
hal itu akan terserap dan tertanam dalam jiwa anak hingga menjadi pola

di kehidupan anak.78

d. Metode Nasihat (mau‘iẓah)

Al-Qur’an adalah mau‘iẓah bagi orang mukmin, Al-Qur’an juga

menjelaskan bahwa mau‘iẓah juga kadang-kadang bersumber dari Nabi,

Rasul, para pemimpin, orang tua dan dari orang lain. Nasihat diberikan

sebagai upaya memberikan pegangan hidup dalam kebaikan agar jalan

kehidupan yang anak lalui menjadi terarah dan lebih baik.79

e. Metode Pembiasaan

Anak akan memilliki kepribadian yang baik apabila diberikan

pendidikan Islam yang benar dan hidup dalam lingkungan islami yang

selalu membiasakan diri menjalankan kehidupan sesuai ajaran Islam.

Keadaan sekitar akan mempengaruhi kepribadian anak, karena anak akan

melihat dan meniru hal apa yang terjadi sekitarnya. Oleh karena itu,

orang-orang yang berada di lingkungan sekitarnya harus membiasakan

diri untuk melakukan dan menerapkan hal-hal yang baik untuk ditiru.80

f. Metode Mengambil Hikmah dari Sebuah Cerita

Dalam memberikan pendidikan dan pengajaran terhadap anak,

salah satu hal yang harus diperhatikan adalah dengan memberikan

contoh-contoh kejadian yang pernah terjadi di masa lalu. Metode ini

mudah diterapkan dan lebih efektif untuk menarik perhatian anak-anak

78
Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, Pendidikan Karakter:
Mengembangkan.., hlm. 139-141
79
Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan…, hlm. 226
80
Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, Pendidikan Karakter:
Mengembangkan.., hlm. 150-151
sehingga lebih fokus menyimak, juga memudahkan anak untuk menelaah

dan menemukan hikmah yang ada di dalam cerita agar dapat dijadikan

pelajaran di kehidupan selanjutnya.81

g. Metode Ganjaran dan Hukuman

Ganjaran diberikan atas pencapaian sebuah keberhasilan dan

hukuman diberikan atas kesalahan dan ketidakpatuhan yang dilakukan.

Al-Qur’an menjelaskan penetapan hukuman yang diberikan kepada

seseorang sesuai dengan tingkat kesalahan. Hukuman diberikan apabila

cara halus yang sudah diberikan tidak memberikan pengaruh. Hukuman

dilakukan untuk dijadikan pelajaran, memberikan efek jera dan

membentuk karakter anak.82

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam

menjalankan bimbingan karakter islami harus memiliki cara khusus agar

mempermudah jalan menuju kesuksesan mencapai tujuan akhir. Adapun

metode yang digunakan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan

karakter yang diinginkan terdiri dari beberapa langkah, yaitu metode

komunikasi yang harus dibangun dengan baik antara peserta didik dan

pendidik, metode pengolahan akal (rasio), metode keteladanan, metode

Nasihat (mau‘iẓah), metode pembiasaan, metode pengambilan hikmah dari

sebuah cerita serta metode pemberian ganjaran dan hukuman.


81
Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, Pendidikan Karakter:
Mengembangkan.., hlm.154
82
Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan…, hlm. 227
B. Komunitas

1. Definisi komunitas

Istilah komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berarti

kesamaan. Communitas berasal dari kata dasar communis yang memiliki

makna sama, publik dan banyak orang.83 Komunitas adalah suatu unit atau

kesatuan sosial yang terorganisasikan dalam kelompok-kelompok yang

memiliki kepentingan bersama, baik yang bersifat fungsional maupun

teritorial. Apabila terdapat perkumpulan individu-individu yang kemudian

membentuk sebuah kelompok baik dalam skala besar atau kecil, hidup

bersama sedemikian rupa dan sekiranya kelompok tersebut merasa

memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, maka kelompok

tersebut bisa dikatakan sebuah komunitas.84

2. Ciri-ciri komunitas

Dalam sebuah komunitas, aktivitas yang ada di dalamnya pasti

mempunyai ciri tertentu, yakni seluruh anggotanya berpartisipasi langsung

di dalam kegiatan tersebut, di mana seluruh usaha swadaya masyarakatnya

diintegrasikan dengan usaha-usaha yang pemerintah setempat lakukan,

bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup, membentuk dan meningkatkan

pelayanan guna mendorong timbulnya inisiatif, membentuk swadaya

masyarakat dan meningkatkan sifat gotong royong sehingga proses

83
Dewi Sulfiana, “KB (Komunitas Bahasa)”, diakses dari https://www.kompasiana.com/
dewisulfiana/55296256f17e61a3688b456a/kbkomunitasbahasa pada tanggal 14 Juli 2021, pukul
16.47 WIB
84
Fredian Tonny Nasdian, Pembangunan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2014), hlm. 1-2
pembangunan di dalamnya dapat berjalan sebagaimana mestinya.85

Pembangunan berbasis komunitas memiliki fokus pada kemajuan

perubahan sosial dan bagaimana sinergi dari berbagai individu di dalamnya

untuk memperbaiki situasi atau permasalahan yang ada secara bersama-

sama. Tujuan diadakan pembangunan ini adalah untuk memperkuat tatanan

sosial masyarakat lokal.86 Dalam sebuah komunitas pasti memiliki tempat

tinggal (wilayah) tertentu, karena biasanya komunitas yang memiliki

basecamp atau tempat berkumpul akan memiliki ikatan

kekeluargaan/solidaritas yang lebih kuat. Tentunya, antar individu harus ada

perasaan saling memerlukan satu sama lain, perasaan ini yang kemudian

dinamakan perasaan komunitas (community sentimen).

3. Bentuk-bentuk komunitas

Komunitas adalah salah satu kelompok sosial. Pengertian kelompok

sosial pada umumnya adalah dua atau lebih individu yang memiliki

karakteristik yang sama, memiliki identitas bersama dan memiliki hubungan

yang teratur. Pengelompokan kelompok sosial menurut Ferdinand Tonnies

dalam buku Nurani Soyomukti memiliki dua jenis, yaitu:

1) Gemeinshaft (paguyuban)

Gemeinshaft (paguyuban) diartikan sebagai suatu bentuk kehidupan

bersama yang di antara anggotanya terikat oleh suatu hubungan batin

yang alamiah. Ciri dari Gemeinshaft (paguyuban) adalah hubungan yang

intim, pribadi dan ekslusif. Gemeinshaft (paguyuban) dibagi menjadi 3


85
Fredian Tonny Nasdian, Pembangunan Masyarakat…, hlm. 3
86
Mochamad Chazienul U dan Niken Lastiti Veri A, Community Empowerment: Teori
dan Praktik Pemberdayaan Komunitas (Malang: UB Press, 2020), hlm. 4
jenis, yaitu:

a) Gemeinshaft by blood, mengacu pada ikatan-ikatan kekerabatan;

b) Gemeinshaft of place, berlandaskan pada wilayah teritorial tempat

tinggal ataupun tempat kerja yang mendorong untuk berhubungan

dekat satu sama lain;

c) Gemeinshaft of mind, mengacu pada hubungan persahabatan yang

didasari oleh persamaan ideologi atau keahlian satu sama lain

sehingga merasa satu frekuensi untuk menjalin hubungan yang lebih

dalam.87

2) Gesellschaft

Gesellschaft memiliki arti individu-individu yang memiliki

kehidupan yang kebetulan hadir bersama tetapi tetap mandiri dan

menjalani kehidupan masing-masing. Gesellschaft bersifat sementara dan

semu. Individu pada akhirnya tetap memilih terpisah walaupun banyak

faktor yang mendorongnya bersatu.88

Beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa komunitas

adalah sekumpulan orang yang membentuk kelompok sosial baik dari skala

kecil maupun besar yang memiliki kepentingan bersama dan tujuan tertentu.

Adapun ciri-ciri dari komunitas adalah terdapat sekelompok orang yang

berpatisipasi langsung dalam setiap kegiatan, menciptakan perubahan pada

tatanan sosial, memiliki tujuan tertentu untuk menciptakan perkembangan

87
Nurani Soyomukti, Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori & Pendekatan Menuju
Analisis Masalah-masalah Sosial,Perubahan Sosial & Kajian-kajian Strategis (Sleman:Ar-Ruzz
Media, 2014), hlm. 298-299
88
Nurani Soyomukti, Pengantar Sosiologi: Dasar..., hlm. 299-300
sosial. Selain itu, ciri lain dari komunitas adalah memiliki tempat berkumpul

untuk para anggota dan saling memiliki perasaan komunitas. Bentuk

komunitas dibedakan menjadi dua macam yakni gemeinshaft (paguyuban)

dan gesellschaft.

C. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian

lapangan (field research). Penelitian lapangan adalah pengamatan yang

dalam terhadap suatu kasus yang ada dalam lingkaran sosial dan bertujuan

mengetahui dan memberikan jawaban yang benar terhadap pertanyaan-

pertanyaan yang ada di benak seseorang secara lengkap dalam suatu objek

sosial tertentu yang ingin diketahui secara lengkap dalam perspektif masing-

masing peneliti.89 Penelitian lapangan biasanya membuat catatan data yang

ada pada lapangan secara ekstensif yang kemudian dibuat dengan kode data

dan selanjutnya data itu dianalisis secara mendalam dalam berbagai cara.90

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik yang terjadi secara

alamiah maupun hasil rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk,

aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, serta perbandingan baik

buruknya suatu fenomena dengan fenomena yang lain.91 Penelitian kualitatif


89
Saifuddin Azwar. Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 8
90
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008), hlm. 26
91
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:Remaja
Rosdakarya, 2017), hlm. 72
adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami

oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi, dalam

bentuk kata-kata dan bahasa dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.92

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus

(case study). Studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan

terhadap suatu kesatuan sistem, baik berupa suatu program, kegiatan,

peristiwa atau sekelompok orang yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan

tertentu untuk mendapatkan data, mengambil makna dan memperoleh

pemahaman dari kasus yang diamati.93

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang akan menjadi tempat peneliti melakukan penelitian

adalah di Jalan Pajangan-Triwidadi, Kalurahan Triwidadi RT 01,

Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul, D. I. Yogyakarta.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Sumber primer adalah sumber yang memberikan data langsung

kepada penanya tanpa melalui perantara.94 Data didapatkan melalui

observasi dan wawancara langsung dengan narasumber terkait, seperti

Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan yaitu Kak Amar Hanif,

Admin sekaligus Sekretaris Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan yaitu

Kak Nadia Devita Wulandari, Kak Finna Wijayanti selaku pembimbing

kegiatan bimbingan, Kak Mega selaku pengisi materi kegiatan bimbingan


92
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif …, hlm. 6
93
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan…, hlm. 64
94
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif …, hlm. 308
pendidikan karakter dan perwakilan dari adik-adik bimbingan yakni

Ririn, Rifani, Tunggul dan Roland.

b. Data Sekunder

Sumber sekunder adalah sumber yang memberikan data kepada

penanya secara tidak langsung, misalnya melalui orang lain atau melalui

dokumen,95 seperti presensi, laporan kegiatan pendidikan karakter islami

dan lain sebagainya.

4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang akan peneliti lakukan dengan menggunakan

metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

a. Metode observasi

Observasi atau pengamatan adalah suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap suatu

kegiatan yang sedang berlangsung.96 Dalam pelaksanaan pengumpulan

data, peneliti menggunakan observasi partisipasi moderat (moderate

participation), yang berarti dalam proses pengumpulan data, peneliti ikut

berpartisipasi dalam beberapa kegiatan, namun tidak mengikuti setiap

kegiatan.97

Observasi dilakukan bertujuan mendapatkan gambaran yang

objektif tentang perilaku atau peristiwa yang ingin peneliti ketahui.

Dengan itu peneliti dapat menjawab pertanyaan yang mendasari

95
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif …, hlm. 309
96
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan…, hlm. 220
97
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif…, hlm. 312
penelitian yang dilakukan dan apa yang peneliti inginkan.98 Pada

observasi ini peneliti melakukan pengamatan pada letak geografis

Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, kegiatan pendidikan karakter

Islami Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, proses pelaksanaan

pembinaan, sistem dan strategi yang dilakukan dalam proses pembinaan

dan faktor pendukung serta penghambat dalam pembinaan.

b. Metode wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara

menanyakan sesuatu kepada narasumber untuk mendapatkan informasi

yang peneliti inginkan dengan menggunakan aturan wawancara ataupun

dengan tanya jawab secara langsung kepada informan. 99 Teknik

wawancara yang akan peneliti pakai adalah wawancara terstruktur

(structured interview) dan wawancara tak terstruktur (unstructured

interview).

Wawancara terstruktur peneliti gunakan untuk mengetahui data

profil Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, pelaksanaan kegiatan

pembinaan pendidikan karakter islami di komunitas ini, proses

bimbingan pendidikan karakter yang dilakukan, data adik bimbingan dan

pengurus komunitas dan faktor pendukung serta faktor penghambat

dalam pelaksanaan pembinaan. Pihak yang diwawancarai adalah Ketua

Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, admin dari Komunitas Pemuda

98
Suryono dan Mekar Dwi Anggraeni, Metodologi Penelitian Kualitatuf dalam Bidang
Kesehatan (Yogyakarta: Nuha Medika, 2010), hlm. 77
99
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelian Kualitatif, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2012), hlm. 131
Peduli Pendidikan, pembina kegiatan pembinaan pendidikan karakter dan

pengisi materi pembinaan pendidikan karakter, sedangkan untuk

wawancara tak terstruktur, peneliti guanakan untuk menghimpun data

atau informasi yang lebih kompleks tentang objek yang diteliti.

Subjeknya adalah adik-adik bimbingan.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data

dalam sebuah penelitian untuk mendapatkan data-data yang ingin

diperoleh, dalam bentuk catatan, transkrip, buku, surat kabar, dokumen,

ganbar peraturan atau agenda-agenda yang ada pada obyek yang akan

diteliti.100 Peneliti menggunakan metode ini untuk mencari data, seperti

profil Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, sejarah berdirinya, letak

geografisnya, potret kegiatannya dan data-data lain yang berkaitan

dengan pembinaan karakter islami di Komunitas Pemuda Peduli

Pendidikan.

5. Analisis data

Menurut Bogdan dan Biklen sebagaimana yang dikutip oleh Rulam

Ahmadi, analisis data adalah suatu proses melihat secara mendalam dan

mengoreksi data secara sistematis melalui wawancara, catatan lapangan dan

material-material lainnya untuk membuat peneliti mempertoleh pemahaman

secara penuh untuk menjelaskan hasil penelitian kepada orang lain.101

100
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), hlm. 126
101
Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014),
hlm. 230
Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari

Seiddel, yaitu:

a. Mencatat hal-hal yang berhasil ditemukan di lapangan, kemudian

memberikan kode agar sumber datanya mudah untuk ditelusuri.

b. Mengumpulkan, memilih dan memilah data, mengklasifikasikan,

menyintesiskan, membuat ikhtisar dan indeks catatannya.

c. Berfikir agar pengelompokan data memiliki makna, mencari dan

menemukan pola serta hubungan-hubungan, kemudian menyimpulkan

temuan-temuan umum.102

6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan uji kredibilitas dengan triangulasi dalam

teknik pemeriksaan keabsahan data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang untuk mendapatkan kebenaran dan kejelasan data. Ada

tiga jenis teknik triangulasi, yakni triangulasi sumber, triangulasi metode

dan triangulasi teori. Teknik pemeriksaan data yang akan peneliti gunakan

adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber adalah teknik untuk menguji

kebenaran dan penafsiran data dengan membandingkan dan mengecek

kembali kebenaran data ataupun informasi yang peneliti peroleh melalui

data dari sumber yang berbeda tetapi dengan teknik yang sama. Hal ini

diupayakan untuk mendapatkan data yang benar-benar valid dan teruji.103

102
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…, hlm. 248
103
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…, hlm. 330
BAB III
GAMBARAN UMUM KOMUNITAS PEMUDA
PEDULI PENDIDIKAN (KP3) DAN
KALURAHAN TRIWIDADI

A. Profil Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)

Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan atau biasa disingkat dengan

nama KP3 adalah salah satu organisasi nonprofit di bawah Yayasan Pemupuk

Mimpi yang berorientasi pada isu-isu pendidikan. Komunitas Pemuda Peduli

Pendidikan hanyalah komunitas sederhana yang belum terbentuk sebagai

sebuah lembaga ataupun yayasan formal. Komunitas ini berada di bawah

naungan Cerdas Foundation sebagai donatur utama beasiswa untuk adik-adik

bimbingan. Cerdas Foundation adalah komunitas orang-orang Indonesia yang

berada di Amerika, yang memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan anak-

anak di Indonesia. Salah satu upaya mereka adalah dengan cara memberikan

donasi kepada komunitas-komunitas pendidikan kecil yang ada di Indonesia,

salah satunya Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan ini.104

Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan lahir pada tahun 2008 yang

dilatarbelakangi oleh kekhawatiran dan kepedulian sekelompok pemuda

terhadap mutu dan fakta buruk terkait merosotnya nilai pendidikan yang ada di

lingkungan sekitar. Organisasi ini bertempat di Jalan Pajangan-Triwidadi

Kalurahan Triwidadi RT 01, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah

Istimewa Yogyakarta. Saat ini, KP3 memiliki 11 peserta didik yang terdiri dari
104
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)
melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 27 November 2021
adik-adik bimbingan dari jenjang SMP-SMA yang berdomisili di Kalurahan

Triwidadi, Sendangsari dan Guwosari.105

B. Letak Geografis

Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) terletak di Jalan Pajangan-

Triwidadi Kalurahan Triwidadi RT.01, Kapanewon Pajangan, Kabupaten

Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di depan SPS Harapan Bunda,

di sisi timur Jalan Pajangan-Triwidadi, di depan SMP 2 Pajangan. 106 Letaknya

stategis, dekat dengan jalan raya kalurahan dan Pendopo Griya Budaya

Triwidadi, yang digunakan sebagai tempat pembinaan karakter di Komunitas

Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) selain di SPS Harapan Bunda. Selanjutnya,

kesekretariatan KP3 hanya berjarak 200 meter dari Masjid Al-Fajar Triwidadi

dan 450 meter dari Balai Kalurahan Triwidadi. Kondisi di sekitar SPS Harapan

Bunda masih alami dan rimbun pepohonan, sehingga komunitas ini memiliki

tempat yang sejuk dan nyaman untuk pelaksanaan proses bimbingan.107

C. Sejarah Berdirinya Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)

Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan adalah salah satu organisasi

nonprofit di bawah Yayasan Pemupuk Mimpi yang berorientasi pada isu-isu

pendidikan. Komunitas ini dirintis sejak tahun 2008 di Kecamatan Pajangan,

Kabupaten Bantul, didirikan oleh Isman, Ferry Irawan dan Nur Huda
105
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung jawab program pembinaan
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 13 Juni 2021
106
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung jawab program pembinaan
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 13 Juni 2021
107
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 13 Juni 2021, pukul 13.00-15.00 WIB.
Waskitha Yoga. Setelah masa perintisan, pada tahun 2010 mulai dibentuk

struktur kepengurusan agar tugas dan fungsi masing-masing menjadi lebih

terarah. Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan saat itu diketuai oleh Nur

Huda Waskitha Yoga.

Lahirnya Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)

dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap output lembaga pendidikan

formal di Indonesia atau yang diidentikkan dengan sekolah. Masalah

pendidikan di Indonesia masih sangat kompleks. Dimulai dari orang tua yang

tidak mampu membayar biaya administrasi sekolah, kurangnya kesadaran

guru, keluarga ataupun masyarakat tentang pentingnya pendidikan moral dan

pengembangan kemampuan nonakademik anak. Contohnya, masih banyak

orang tua yang tidak mengiringi, mengarahkan, mengevaluasi, memotivasi

dan tidak memikirkan proses pendidikan anak maupun masa depan anak,

hanya bisa menuntut anak untuk memberikan hasil yang baik tetapi tidak

peduli dengan keadaan psikis dan mental anak.108

Masih banyak anak-anak yang berpikir bahwa bersekolah hanya

sebatas rutinitas duduk mendengarkan di bangku kelas yang harus mereka

lalui tanpa mengetahui tujuan sesungguhnya bersekolah, sedangkan mereka

yang sudah meluangkan waktunya untuk bersekolah tidak didukung oleh

kurikulum dan lingkungan pergaulan yang baik. Anak akhirnya mengalami

kebingungan dan hilang arah tentang apa yang akan dilakukan setelah lulus

sekolah. Maka menjadi wajar apabila output yang dihasilkan dari pendidikan

108
Wawancara dengan Nadia Devita Wulandari, Admin dan Sekretaris Komunitas
Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 31 Desember 2020
selama ini adalah melahirkan anak yang tidak memiliki gairah untuk

berkompetisi, tidak mandiri dan memiliki karakter yang lemah. Hal itu

dikarenakan tidak adanya arahan yang jelas untuk menuntun anak untuk

menjadi pribadi yang berkarakter, sadar dan mampu menetapkan tujun

hidupnya sendiri.109

Diperkuat dengan adanya fenomena-fenomena yang terjadi di

lingkungan sekitar dan di Negara Indonesia dalam lingkup yang lebih besar,

banyak lulusan SMA atau bahkan perguruan tinggi yang menganggur

sehingga menciptakan persepsi yang salah di tengah masyarakat bahwa

bersekolah sebenarnya kurang berguna, menghamburkan uang bahkan pada

akhirnya sama dengan kedudukan orang yang tidak mengenyam bangku

pendidikan. Kondisi ini semakin menambah rasa apatis masyarakat tentang

peran sekolah maupun pentingnya pendidikan dalam aspek apapun.110

Melihat ketumpangtindihan dari berbagai fenomena yang terus terjadi,

akhirnya Isman, Ferry Irawan, serta Nur Huda Waskitha Yoga berdiskusi

untuk mencari solusi guna menekan laju penurunan kualitas pendidikan dan

juga dekadensi moral yang terjadi dengan menciptakan Komunitas Pemuda

Peduli Pendidikan (KP3). Komunitas ini lahir sebagai air bagi pertumbuhan

anak-anak menjadi calon pemimpin masa depan. KP3 hadir sebagai pemberi

motivasi kepada anak-anak dan sebagai jawaban dari kekalutan yang terjadi

di tengah masyarakat bahwa pendidikan itu penting dan menciptakan manusia

109
Web Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, dari https://kapetiga.wordpress.com/
about/ diakses pada tanggal 2 Desember 2021
110
Web Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, dari https://kapetiga.wordpress.com/
about/ diakses pada tanggal 2 Desember 2021
yang memiliki karakter kuat juga penting. Harapannya, anak-anak yang

mendapatkan pendampingan dari KP3 dapat lebih memaknai hakikat ilmu

yang mereka peroleh dengan tetap memperhatikan minat dan bakat yang

mereka miliki yang didasari dengan karakter yang kuat.111

D. Visi dan Misi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)

Visi dan misi adalah suatu hal yang wajib dimiliki dalam sebuah

organisasi maupun instansi. Adapun visi dan misi Komunitas Pemuda Peduli

Pendidikan (KP3) adalah sebagai berikut:

1. Visi

Visi merupakan gagasan tertulis mengenai tujuan pertama

didirikannya sebuah organisasi, instansi dan perusahaan. Adapun visi

Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) adalah “Membentuk generasi

yang terdidik, berkarakter dan kontributif sehingga mampu menginspirasi

kebaikan bagi lingkungan”.112

2. Misi

Misi adalah tahapan-tahapan yang harus dilewati untuk mencapai

visi. Berikut ini adalah misi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3):

a. Meluaskan kesempatan mengenyam pendidikan bagi masyarakat.

b. Memberdayakan potensi generasi muda.

111
Web Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, dari https://kapetiga.wordpress.com/
about/ diakses pada tanggal 2 Desember 2021
112
Wawancara dengan Nadia Devita Wulandari, Admin dan Sekretaris Komunitas
Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 21 Januari 2021
c. Membekali dasar agama dan nilai-nilai moral bagi perbaikan

lingkungan.113

E. Struktur Organisasi Komunitas

Sebuah organisasi harus memiliki struktur kepengurusan organisasi,

tujuannya agar memudahkan anggota sebuah organisasi dalam menjalankan

tugas dan perannya serta mempermudah organisasi dalam mencapai tujuan

utamanya.114 Adapun struktur kepengurusan serta estafet ketua Komunitas

Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di Kalurahan Triwidadi adalah sebagai

berikut:

Tabel 1
Estafet Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) 115

No. Nama Masa Jabatan

1. Isman 2008-2010

2. Nur Huda Waskita 2010-2014

3. Eko Megawati 2014-2017

4. Agung 2017-2019

5. Amar Hanif 2019-Sekarang

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada tenggang

waktu khusus dalam proses penentuan masa jabatan ketua komunitas dan tidak

113
Wawancara dengan Nadia Devita Wulandari, Admin dan Sekretaris Komunitas
Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 21 Januari 2021
114
Armeini Uha Satari, Modul Pengertian dan Tujuan serta Tipe dan Struktur Organisasi
Sosial (Tt: Organisasi Sosial dan Kepemimpinan, tt), hlm. 18
115
Dokumentasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, arsip Laporan Semester Ganjil
tahun 2017 hlm. 5
ada pembatasan gender dalam pengangkatan ketua komunitas. Estafet ketua

Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) relatif fleksibel, disesuaikan

dengan kondisi dan keadaan ketua sebelumnya. Apabila sudah tidak mampu

mengemban amanah, maka ketua wajib menunjuk pengganti disesuaikan

dengan syarat dan ketentuan komunitas. Selain data estafet ketua komunitas

berikut akan dicantumkan susunan kepengurusan KP3 di bawah ini.

Tabel 2
Susunan Kepengurusan Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan (KP3) 2020-2022116
No. Nama Jabatan

1. Ferry Irawan Penasihat

2. Isman Penasihat

3. Nur Huda Pembina

4. Eko Megawati Pembina

5. Amar Hanif Ketua

6. Nadia Devita Wulandari Sekretaris

7. Tri Winarni Bendahara

8. Finna Wijayanti PJ Pembinaan

9. Melya Dwi Astuti PJ Santunan Anak Yatim

10. Ulin Nuha PJ Santunan Anak Yatim

11. Joko Ardianto PJ Santunan Anak Yatim

12. Puput Kendarwati Fundraising

116
Dokumentasi Struktur Kepengurusan Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)
tahun 2020
Sebagaimana struktur organisasi di atas, pengelola Komunitas Pemuda

Peduli Pendidikan (KP3) saat ini adalah Amar Hanif. Dalam melaksanakan

tugasnya, beliau selalu menjaga komunikasi dan berkoordinasi dalam hal

apapun dengan seluruh jajaran kepengurusan yang ada di bawahnya. Selain

saling menjaga komunikasi antar pengurus, hubungan baik dengan penasihat

dan pembina juga dijaga melalui rapat santai yang diagendakan. Sehingga

komunikasi antar elemen dalam kepengurusan terjalin erat dan transparan.

Hubungan yang sehat ini berperan penting dalam berlangsungnya proses

bimbingan pendidikan karakter islami hingga saat ini.

F. Keadaan Komunitas

Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) merupakan komunitas

yang terdiri dari adik-adik bimbingan dan pengurus/pembimbing komunitas.

Tercatat pada data tahun 2021/2022 jumlah adik-adik bimbingan adalah 11

anak, sedangkan data alumni dari adik-adik bimbingan yang sudah selesai

mengikuti beasiswa adalah 11 adik bimbingan. Adapun data

pengurus/pembimbing KP3 yang terctatat dari tahun 2017 hingga sekarang

adalah 7 orang pengurus/pembimbing. Penjelasan keadaan adik-adik

bimbingan dan pengurus/pembimbing KP3 yang lebih rinci akan dijelaskan

sebagai berikut:

1. Keadaan Adik-adik Bimbingan Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan

(KP3)
Adik-adik yang mengikuti proses kegiatan pembinaan KP3

dinamakan adik-adik bimbingan atau kerap disebut pemupuk mimpi.

Kriteria utama perekrutan adik-adik bimbingan ini adalah pelajar dari

jenjang SD-SMA atau lainnya di seluruh Kecamatan Pajangan, namun yang

diutamakan adalah pelajar SMP-SMA. Selain itu, syarat lain yang harus

dipenuhi adalah adik-adik bimbingan KP3 harus berasal dari keluarga yang

kurang mampu atau anak yatim, memiliki prestasi akademik yang baik dan

mau mengikuti kegiatan serta menyanggupi kontrak belajar dari KP3. 117

Untuk bisa menjadi bagian dari adik-adik bimbingan di KP3 harus melalui

berbagai tahap seleksi, dimulai dari open recruitment yang dibuat pengurus

komunitas, kemudian mengumpulkan data diri, pengisian kuisioner,

wawancara, seleksi home visit dan kesepakatan kontrak belajar.118 Adapun

data adik-adik bimbingan KP3 yang masih aktif dan data alumni akan

diterangkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3
Data Adik-adik Bimbingan Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan (KP3) Tahun 2021/2022119

No. Nama Usia Kelas Alamat


1. Isnu Angga W. 16 Tahun X Sendangsari

2. Fajar Arifin K. 14 Tahun VII Sendangsari


3. Agus Aji S. 14 Tahun VII Triwidadi
4. Fitri Umi H. 20 Tahun - Triwidadi

117
Wawancara dengan Nadia Devita Wulandari, Admin dan Sekretaris Komunitas
Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 31 Desember 2020
118
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab program pembinaan karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda pada tanggal 13 Juni 2021
119
Dokumentasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, arsip Laporan Semester Ganjil
tahun 2021 hlm. 6
5. Firdaus Roland 17 Tahun XI Sendangsari
6. Tunggul Ridho 16 Tahun X Triwidadi
7. Anisa Fitriana 19 Tahun - Triwidadi
8. Bagas Dwi A. 15 Tahun IX Triwidadi
9. Nurjannah 16 Tahun X Triwidadi
10. Rifani Widyas 16 Tahun X Sendangsari
11. Ririn Mulya S. 18 Tahun XII Guwosari

Data di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah adik-adik bimbingan

di KP3 ada 11 anak yang terdiri dari 3 orang jenjang SMP, 6 orang jenjang

SMA, dan 2 orang yang sudah bekerja namun masih tetap mengikuti

bimbingan di KP3 dengan syarat dan ketentuan lanjutan yang sudah

disepakati. Selain adik-adik yang masih aktif, terdapat 11 alumni KP3 yang

akan dicantumkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4
Data Alumni Adik-adik Bimbingan
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)120

No. Nama Tahun Lulus Keterangan

1. Nadia Devita 2016 Amikom

2. Aditya Yoga 2016 -


3. Tri Winarni 2015 UPY
4. Sischa 2013 UNY
5. Amar Hanif 2016 UIN SUKA
6. Ervina 2013 UPY
7. Yuni Anita 2013 UIN SUKA
8. Vivink 2017 PT. Jinko Solar
120
Dokumentasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, arsip Laporan Semester Ganjil
tahun 2017 hlm. 7
9. Dwi Mawarti 2013 UT
10. Lutfi 2017 UPY
11. Syifa 2017 -

Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Komunitas Pemuda Peduli

Pendidikan (KP3) berhasil memiliki 11 alumni bimbingan yang sukses

melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi yang diinginkan dan

ada beberapa yang menjadi regenerasi pengurus di KP3.

2. Keadaan Pengurus di Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)

Pengurus adalah orang yang diberikan amanah serta tanggung jawab

untuk menjalankan dan menyukseskan visi misi suatu kelompok atau

organisasi. Pengurus dalam komunitas ini adalah relawan yang ikhlas

mengkoordinir dan membimbing adik-adik tanpa upah, murni dari gerakan

hati anak muda yang peduli akan pentingnya pendidikan. Mayoritas

pengurus KP3 adalah orang yang sudah bekerja dan memiliki kesibukan

masing-masing namun tetap peduli dan tetap menyisihkan waktunya untuk

memberikan pendidikan kepada adik-adik bimbingan.121

Kepengurusan KP3 bersifat fleksibel. Apabila ada anggota yang sudah

tidak mampu lagi mengemban amanah baik karena sudah berkeluarga

ataupun mempunyai kesibukan lain, maka semua anggota pengurus akan

mengisi kekosongan penanggung jawab dan mencari relawan-relawan baru

untuk mengantikannya. Khusus pada program bimbingan pendidikan

121
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)
melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 27 November 2021
karakter, penanggung jawab dibantu dengan pengisi materi yang sudah

ditentukan.122 Adapun data pengurus KP3 akan dijabarkan pada tabel

berikut.

Tabel 5
Data Pengurus Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) 123

No Nama Usia Pekerjaan Lulusan


SMA 3
1. Amar Hanif 23 Tahun Mahasiswa
Bantul
2. Nadia Devita W. 22 Tahun Designer Amikom
Pegawai TU SMP Universitas
3. Tri Winarni 24 Tahun
IT Lendah PGRI
Guru SMA IT Abu
4. Finna Wijayanti 25 Tahun UNY
Bakar
5. Melya Dwi A. 26 Tahun Guru SD Triwidadi UIN Suka
6. Ulin Nuha 20 Tahun Mahasiswa UNY
Guru dan Wedding Universitas
7. Joko Ardianto 28 Tahun
Organizer PGRI

Dilihat dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh pengurus

Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) memiliki latar belakang

pendidikan yang bagus dan merupakan lulusan dari perguruan tinggi

ternama. Pengurus KP3 masih berusia muda bahkan masih memiliki

kesibukan pribadi baik belajar maupun bekerja, namun semangat juang

122
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)
melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 27 November 2021
123
Dokumentasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, arsip Laporan Semester Ganjil
tahun 2020 hlm. 6
untuk menumpas kebutaan pengetahuan terhadap pendidikan karakter

sangat tinggi dan patut diapresiasi.

G. Program Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)

Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) memiliki empat program

pokok untuk mewujudkan visi dan misinya, yaitu;

1. Pembinaan Karakter Islami

Sasaran pembinaan KP3 adalah adik-adik penerima beasiswa serta

anak yatim/piatu di wilayah Kapanewon Pajangan. Materi pembinaan KP3

diberikan guna membentuk dan menguatkan karakter adik-adik bimbingan

serta membekali pembelajaran soft skill dalam rangka menyiapkan karakter

yang kuat dan menjadi individu yang memiliki keterampilan hebat untuk

bekal dalam menjalankan kehidupan di masa mendatang. Kegiatan

pendukung program pembinaan karakter baik penunjang dalam bidang

intelektual maupun pengasahan keterampilan atau soft skill adalah dengan

pendampingan enterpreneurship, public speaking,  manajemen organisasi,

bisnis, bimbingan konseling, motivasi training, outbound, jurnalistik,

pengajaran pembacaan Al-Qur’an, tadarus bersama, hafalan surat-surat

pendek dan pembinaan berupa kunjungan edukatif ke berbagai lokasi yang

dijadikan sarana pembelajaran seperti daerah peternakan, tempat wisata,

tempat industri, instansi sekolah atau universitas, pameran pendidikan, book


fair, ataupun forum-forum  training yang dipandang sesuai dengan

kebutuhan anak.124

Pembinaan yang diberikan tidak hanya sebatas teori melainkan

dipraktikkan dalam berbagai kegiatan. Pengurus komunitas memberikan

tugas setiap selesai pembelajaran kepada setiap anak berupa lembar

mutāba’ah dua mingguan yang di dalamnya berisi tentang praktik dari

pelatihan karakter anak. Lembar mutāba’ah ini mencangkup poin-poin

kerohanian seperti menjalankan sholat wajib maupun sunah dan praktik

membaca Al-Qur’an. Selain itu, lembar mutāba’ah juga berisi tentang

karakter baik terhadap orang tua, misalnya turut membantu pekerjaan rumah

dan sebagainya. Lembar mutāba’ah dua mingguan ini kemudian akan

dibacakan pada pertemuan selanjutnya untuk direfleksikan bersama-sama.

Selain praktik individual, pengurus komunitas turut melibatkan adik-

adik bimbingan dalam susunan kepanitiaan sebuah acara. Tidak jarang

mereka dilibatkan secara langsung untuk mengurusi kegiatan atau acara

tertentu, baik yang diselenggarakan oleh KP3 atau bekerjasama dengan

pihak lain. Pelibatan kepanitiaan ini misalnya dalam program “Santunan

Anak Yatim” seluruh Kecamatan Pajangan yang digelar sebulan sekali,

kepanitiaan “Kampoeng Ramadhan” yang digelar setahun sekali, ataupun

agenda-agenda lain yang dirasa akan meningkatkan rasa kepedulian, melatih

124
Wawancara dengan Nadia Devita Wulandari, Admin dan Sekretaris Komunitas
Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal tanggal 11 Januari 2021
kerja sama dalam tim serta meningkatkan jiwa kepemimpinan dan

kemandirian mereka.125

2. Santunan Anak Yatim

Program santunan anak yatim adalah kegiatan rutin yang dilakukan

setiap satu bulan sekali dengan sasaran anak yatim atau piatu di seluruh

Kapanewon Pajangan menggunakan dana yang diberikan oleh donatur KP3.

Pelaksanaan program santunan anak yatim ini dilakukan secara bergantian

di tiga kalurahan yang ada di Kapanewon Pajangan, yaitu Kalurahan

Triwidadi, Sendangsari dan Guwosari.126 Kegiatan santunan anak yatim ini

terlaksana dengan adanya kerjasama antara KP3 dengan donatur, karang

taruna dan organisasi sosial lainnya. Pada tahun 2018, tercatat sebanyak 138

anak yatim di seluruh Kapanewon Pajangan yang sudah bergabung dalam

program ini. Kegiatan ini mengajarkan adik-adik bimbingan untuk

mengimani dan menjalankan perintah Allah SWT dan ajaran Rasulullah

SAW. Selain itu, kegiatan ini juga membantu membentuk karakter baik

adik-adik bimbingan terhadap diri sendiri maupun orang-orang sekitar.127

3. Beasiswa Yatim/Duafa

Beasiswa yatim/duafa ditujukan bagi siswa yang kurang mampu,

dari golongan duafa ataupun siswa berprestasi di wilayah Kapanewon

Pajangan yang dianggap layak menerima beasiswa setelah melalui berbagai

tahap seleksi yang ditetapkan. Program beasiswa ini diberikan satu tahun
125
Web Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, dari https://kapetiga.wordpress.com/
about/ diakses pada tanggal 2 Desember 2021
126
Web Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, dari https://kapetiga.wordpress.com/
about/ diakses pada tanggal 2 Desember 2021
127
Dokumentasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, arsip Laporan Semester Ganjil
tahun 2017 hlm. 5
sekali setelah mengikuti kegiatan pembinaan selama satu semester penuh.

Sasaran utama pemberian beasiswa ini adalah anak-anak yatim/duafa yang

masih mengenyam pendidikan dari jenjang SD sampai SMA. Akan tetapi,

dalam beberapa kasus, ada juga beberapa adik bimbingan di luar aturan

tersebut yang menerima beasiswa dengan syarat dan ketentuan selanjutnya

yang disepakati. Kegiatan ini merupakan refleksi dari perintah Allah SWT

untuk menyantuni dan memelihara anak yatim/duafa.128

4. Parenting

Program parenting adalah program yang mengarah pada orang

tua/wali secara umum serta tenaga pendidik khususnya untuk mendapatkan

pendampingan dalam hal pendidikan. Praktik program parenting yang

diberikan antara lain training motivasi, seminar pendidikan, dan juga

pendampingan personal. Harapannya, tidak hanya anak yang mendapatkan

asupan pengetahuan akan pentingnya pendidikan dan pengembangan

karakter anak, tetapi orang tua juga harus paham dan menyadari bahwa

harus ada hubungan timbal balik yang sehat antara anak dan orang tua

tentang segala hal baik, khususnya perihal pentingnya pendidikan yang

benar dan terarah. Orang tua juga perlu tahu bahwa tanggung jawabnya

tidak hanya sekedar melahirkan dan membesarkan anak, melainkan harus

turut berperan dalam mengiringi, membimbing, mengarahkan, serta

mendukung pertumbuhan dan kebutuhan anak, baik itu dari kebutuhan

128
Dokumentasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, dari
https://kapetiga.wordpress.com/ about/ diakses pada tanggal 2 Desember 2021
kognitif, finansial, mental maupun pembentukan dan pengembangan

karakter.129

H. Kalurahan Triwidadi

1. Letak geografis

Kalurahan Triwidadi merupakan salah satu dari tiga kalurahan yang

ada di Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul selain Kalurahan

Sedangsari dan Guwosari. Jarak tempuh Kalurahan Triwidadi ke pusat

pemerintahan Kapanewon Pajangan berjarak 4 km dan ke kota Kabupaten

Bantul sekitar 12 km, sedangkan jarak dari Kalurahan Triwidadi ke Ibu

Kota Provinsi DIY adalah 19 km.

Adapun batas-batas wilayah Kalurahan Triwidadi sebagai berikut:

a. Batas Utara : Kalurahan Bangunjiwo dan Argorejo

b. Batas Timur : Kalurahan Bangunjiwo dan Sendangsari

c. Batas Selatan : Kalurahan Sendangsari

d. Batas Barat : Kalurahan Argodadi dan Sungai Progo130

Luas wilayah Kalurahan Triwidadi menurut data monografi 2016

adalah 11.119.675 ha. Kalurahan Triwidadi dipimpin oleh seorang lurah

yang bernama Slamet Riyanto sejak tahun 2014.131 Kantor Kalurahan

terletak di Jalan Sudimoro-Pajangan RT.04 Triwidadi, Pajangan Bantul

dengan titik koordinat: -7.861461, 110.268158. Kalurahan Triwidadi terdiri


129
Dokumentasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, dari
https://kapetiga.wordpress.com/about/ diakses pada tanggal 2 Desember 2021
130
Diakses dari http://dusunsabranglor.blogspot.com/p/triwidadi.html?m=1 pada tanggal
28 November 2021
131
Dokumentasi Kalurahan Triwidadi, Data monografi Kalurahan Triwidadi semester II
tahun 2016, hlm.2
atas 22 pedukuhan, yaitu: Guwo, Jojoran Wetan, Jojoran Kulon, Nanggul,

Kersan, Sabrang Kidul, Sabrang Lor, Gampeng, Pajangan, Kadireso,

Blabak, Polaman, Butuh Kidul, Butuh Lor, Kalisoko, Ngincep, Jogonandan,

Jambean, Kayuhan Wetan, Kayuhan Kulon, Plambongan, dan Trucuk.132

Gambar 1 Peta Kalurahan Triwidadi133


2. Keadaan Penduduk, Alam, Ekonomi, Pedidikan dan Agama

a. Keadaan penduduk

Adapun jumlah penduduk Kalurahan Triwidadi berdasarkan

kelompok umur dan jenis kelamin adalah sebagaimana tampak pada

diagram berikut:

Tabel 6
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di
Kalurahan Triwidadi Tahun 2017134

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 41 48 57

5-9 41 48 54

10-14 43 43 46
132
Dokumentasi Kalurahan Triwidadi, diakses dari https://kec-pajangan.bantulkab.go.id/
desa/triwidadi pada tangal 28 November 2021
133
Dokumen Kalurahan Triwidadi, diakses dari https://kec-pajangan.bantulkab.go.id/
data/2/69/169/d/36 pada tanggal 29 November 2021
134
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul, Kecamatan Pajangan dalam Angka 2018,
(Bantul: CV. Lunar Media Sejahtera, 2018), hlm.19
15-19 36 38 43

20-24 33 40 38

25-29 47 55 59

30-34 43 47 64

35-39 38 41 53

40-44 40 41 50

45-49 36 45 48

50-54 30 38 41

55-59 28 28 32

60-64 24 23 22

65-69 16 16 17

70-74 14 13 9

75+ 21 22 20

Triwidadi 531 548 1.079

Jumlah penduduk Kalurahan Triwidadi berdasarkan hasil sensus

penduduk BPS Kabupaten Bantul tahun 2017 sebagaimana tampak pada

tabel di atas adalah sebanyak 1.079 jiwa yang terdiri atas 531 laki-laki

dan 5.48 perempuan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah

penduduk perempuan di Kalurahan Triwidadi lebih banyak daripada

jumlah laki-laki.

b. Keadaan alam
Kalurahan Triwidadi berada pada ketinggian antara 110 s/d 300 dpl

dengan luas wilayah keseluruhan lebih dari 430 ha. Sebagian besar

wilayah berupa dataran dengan suhu antara 28-30ᵒC. Kalurahan

Triwidadi merupakan wilayah tanah perbukitan/pegunungan yang

memiliki lapisan tanah tipis dan kurang subur, terdiri atas banyak

bebatuan dan mengeluarkan sedikit air tanah. Kalurahan Triwidadi juga

merupakan daerah tadah hujan yang apabila musim kemarau tiba sering

terjadi kekeringan.135

Secara umum, Kapanewon Pajangan merupakan kawasan Industri

dan pemukiman yang memiliki arah pengembangan berupa;

a) Kawasan hutan lindung (di sekitar pemukiman) dengan

pengembangan hutan rakyat dan agroforesty.

b) Kawasan pariwisata (wisata alam, wisata budaya, wisata industri).

c) Kawasan pengembangan industri kecil (home industry ).136

c. Keadaan ekonomi

Sebagian besar warga Kalurahan Triwidadi memiliki mata

pencaharian sebagai petani dan buruh tani, sebagian lain merupakan

pelaku usaha mikro dalam sektor kerajinan, olahan makanan dan jasa.

Kalurahan Triwidadi memiliki kekayaan alam berupa persawahan,

perkebunan, dan pegunungan yang bisa dijadikan tempat wisata alam

yang asri.

135
Diakses dari http://adi-pc.blogspot.com/2010/12/profil-desa-triwidadi-bantul-
2010.html pada tanggal 28 November 2021
136
Diakses dari http://dusunsabranglor.blogspot.com/p/triwidadi.html?m=1 pada tanggal
29 November 2021
Ragam seni dan budaya juga sangat terlihat di Kalurahan

Triwidadi, mulai dari ketoprak, wayang, tari, batik triwidadi dan seni

lukis. Selain tempat wisata alam, Triwidadi memiliki potensi wisata yang

tinggi, seperti Bendungan Kamijoro, Taman Belanda, Dam Demen,

Sendang Angin-angin, dan lainnya. Selain itu, Kalurahan Triwidadi juga

memiliki wisata kuliner yang beragam, contohnya: gudeg manggar, gula

jawa, sengek benguk, ingkung ayam dan lain-lain.137

d. Keadaan pendidikan

Adapun data kependudukan Kalurahan Triwidadi berdasarkan

tingkat pendidikan adalah sebagaimana tampak pada diagram berikut:

Gambar 2 Grafik Data Penduduk Berdasar Pendidikan Kalurahan Triwidadi138


Jumlah penduduk Kalurahan Triwidadi dilihat dari diagram di atas

adalah 10.744 jiwa. Sebesar 25.2% atau 2.719 jiwa di antaranya

mengenyam bangku pendidikan hanya sampai tingkat SD. Sebesar 21.6%

atau 2.329 jiwa sampai pada jenjang SMA, sebesar 19.8% atau 2.131

jiwa tidak/belum sekolah, sebesar 18.6% atau 2.000 jiwa hanya sampai

137
Dokumen Kalurahan Triwidadi, Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/
Triwidadi,_Pajangan,_Bantul pada tanggal 30 November 2021
138
Dokumen Kalurahan Triwidadi, diakses dari https://triwidadi.bantulkab.go.id/
first/penduduk/pendidikan pada tangal 30 November 2021
pada jenjang SMP, sebesar 11.2% atau 1.203 jiwa belum tamat SD,

sebesar 2.1% atau 221 jiwa lulus Strata I, sebesar 1.0% atau 110 jiwa

lulus Diploma III, sebesar 0.4% atau 48 jiwa lulus Diploma I/II dan

sebesar 0.1% atau 13 jiwa mengenyam pendidikan sampai Srata II.139

e. Keadaan agama

Adapun data kependudukan Kalurahan Triwidadi berdasarkan

agama adalah sebagaimana tampak pada diagram berikut:

Gambar 3 Grafik Data Kependudukan berdasar Agama pada tahun 2019140

Dilihat dari data Disdukcapil Kabupaten Bantul Semester 1 Tahun

2019, dari total 10.744 jiwa penduduk Kalurahan Triwidadi, 98.9%

merupakan pemeluk agama Islam, 0.8% beragama Kristen dan 0.3%

beragama Katolik.141 Kalurahan Triwidadi memiliki 34 masjid, 23 musala

dan 1 gereja sebagai tempat ibadah.142

BAB IV

139
Dokumen Kalurahan Triwidadi, diakses dari https://triwidadi.bantulkab.go.id/
first/penduduk/pendidikan pada tangal 30 November 2021
140
Dokumen Kalurahan Triwidadi, diakses dari https://triwidadi.bantulkab.go.id/first/
penduduk/agama pada tangal 30 November 2021
141
Dokumen Kalurahan Triwidadi, diakses dari https://triwidadi.bantulkab.go.id/first/
penduduk/agama pada tangal 30 November 2021
142
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul, Kecamatan Pajangan dalam …, hlm.47
PEMBAHASAN

A. Implementasi Pendidikan Karakter Islami Komunitas Pemuda Peduli

Pendidikan (KP3) pada Adik-adik Bimbingan di Kalurahan Triwidadi

Pajangan Bantul

Pembekalan pendidikan karakter saat ini menjadi salah satu upaya yang

paling gencar dikampanyekan oleh berbagai lapisan sosial, baik lembaga

formal maupun lembaga nonformal dari masyarakat umum. Energi dan sinergi

yang terus disinambungkan ini sebagai titik balik manusia untuk menciptakan

perubahan, membenahi karakter manusia menjadi pribadi yang beradab

sehingga mampu mencapai tujuan berikutnya yaitu menciptakan insan kamil

dan masyarakat madani.143 Salah satu organisasi masyarakat yang turut

berperan dalam membentuk karakter adalah Komunitas Pemuda Peduli

Pendidikan (KP3). Anggota KP3 adalah pelajar dari jenjang SD-SMA, di mana

pada rentang usia ini pertumbuhan manusia mulai memasuki masa peralihan

dari anak-anak menuju dewasa. Masa peralihan merupakan masa yang rentan

terjadi pergolakan batin dan timbul berbagai masalah baru yang semakin

kompleks, sehingga pada masa ini anak-anak perlu mendapatkan bimbingan

khusus untuk mengiringi pertumbuhannya.144 Sebagaimana yang diungkapkan

oleh Amar Hanif selaku Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)

bahwa:

143
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam (Jakarta: Amzah, 2015), hlm. 5-6
144
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 13 Desember
2021
Menurut saya hal yang harus ditekankan dan diutamakan untuk era
sekarang memang lebih ke karakternya dulu Mbak, mengingat zaman
sekarang itu sudah terlalu sangat bebas gitu ya, bisa dikatakan seperti
itu. Sebisa mungkin kita membekali adik-adik dengan memberikan
pendidikan karakter yang sudah diajarkan dalam Islam sebagai bekal
untuk menghadapi masa-masa remajanya, jangan sampai masa-masa
remaja yang mereka tidak mengetahui bagaimana seharusnya kita
menjalani kehidupan kita dengan karakter secara islami. Mungkin, guru
dan orang tua sudah melakukan usaha preventif untuk mendidik dan
mengawasi anak, namun mereka tidak mungkin bisa melakukan itu 24
jam penuh. Oleh karena itu, sebenarnya yang lebih lebih penting kita
lakukan adalah membekali adiknya itu sendiri agar bisa mengontrol
dan menentukan mana yang baik mana yang buruk.145

Berdasarkan wawancara di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa

fokus utama di Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) adalah

memberikan pendidikan karakter untuk membekali diri adik-adik bimbingan

dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan ajaran Islam.

Perlu adanya tindakan lanjutan yang terarah sebagai estafet dari usaha

preventif sederhana yang sudah dilakukan orang tua maupun pendidik dalam

memberikan pendidikan karakter. Salah satu tindakan lanjutan yang harus

dilakukan adalah memberikan ilmu yang lebih dalam terkait kesadaran diri

dalam mengasah karakter pribadi dan cara menjadi manusia berkarakter

berdasarkan ajaran Islam. Hal ini selaras dengan pendapat Marzuki dalam

bukunya bahwa untuk menciptakan manusia yang memiliki karakter mulia

diperlukan sistem pendidikan yang memiliki materi kompeherensif, sinergi

dari seluruh lapisan dengan pengelolaan dan praktik yang benar.146

Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan tergolong lembaga pendidikan

nonformal namun mampu menciptakan pendidikan yang bernilai tinggi.


145
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)
melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 6 Desember 2021
146
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam..., hlm. 5
Pembelajaran pendidikan karakter di KP3 diintegrasikan ke dalam program

khusus yaitu program pendidikan karakter islami. Pengelolaan bimbingan di

komunitas KP3 adalah bimbingan semi terstruktur, yaitu dengan memberikan

rangkaian program yang terorganisir, namun dalam pelaksanaannya tetap

fleksibel, terkesan tidak kaku, nyaman dan menyenangkan. Selain itu, tema

yang disampaikan sesuai dengan permasalahan karakter teraktual yang

diperlukan dan dibungkus dengan cara yang modern.147 Hal ini sesuai dengan

hasil wawancara dengan Amar Hanif selaku ketua KP3, yaitu “Kurikulum

bimbingan KP3 diadopsi dari ketetapan pendidikan karakter oleh pemerintah,

kemudian dikembangkan dan disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan

anggota komunitas maupun kemampuan sarana dan prasarana komunitas.”148

Salah satu rangkaian kurikulum bimbingan yang diserap oleh KP3

adalah dengan menerapkan tahapan-tahapan integrasi pendidikan karakter

dalam pembelajaran yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan

pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.149 Sebagaimana yang diterangkan

oleh Finna Wijayanti selaku penanggung jawab program pendidikan karakter

islami bahwa:

Dari susunan integrasi pendidikan karakter melalui pembelajaran


pendidikan karakter yang sudah ditetapkan dalam kurikulum yang
ditetapkan Kemendiknas, KP3 mengadopsi dan menata ulang
tahapan-tahapan pembelajaran yang disesuaikan dengan keadaan
komunitas. Inovasi tahapan-tahapan proses bimbingan karakter yang
dihasilkan oleh KP3 meliputi tiga tahapan, yaitu tahap perencanaan,

147
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 29 Agustus 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
148
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)
melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 6 Desember 2021
149
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam..., hlm. 115-119
tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi yang dikemas menggunakan
sampul yang sama namun dengan isi yang lebih sederhana.150

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil

inovasi dari tahapan-tahapan bimbingan karakter yang diserap oleh KP3

dilakukan secara sederhana dan disesuaikan dengan kondisi lapangan, finansial

maupun SDM yang dimiliki komunitas. Proses pendidikan karakter terdiri dari

tiga tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.

Adapun penjabaran tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

a. Membentuk tujuan pembelajaran

Langkah pertama dalam menyusun sebuah rencana pembelajaran

adalah menentukan tujuan utama dari proses pembelajaran. Hal ini

dilakukan sebagai tolak ukur untuk mencapai puncak substansi yang

diinginkan dan nilai tinggi yang diharapkan. Oleh karena itu, dalam

menyusun tujuan pembelajaran pendidikan karakter harus

mempertimbangkan segala aspek yang dibutuhkan, baik dari segi

kognitif, afektif, psikomotorik, maupun spiritual. Secara koheren

karakter dapat diperoleh sebagai hasil dari olah pikir, olah karsa dan olah

rasa serta olah raga yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas

moral dalam menghadapi setiap tantangan dalam kehidupan.151

Tujuan pembelajaran karakter yang ada di Komunitas Pemuda

Peduli Pendidikan menurut Eko Megawati yaitu “Menciptakan adik-adik

150
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 13 Desember
2021
151
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif…, hlm. 164
bimbingan menjadi pribadi yang teguh imannya, sehingga tidak mudah

terpengaruh oleh lingkungan yang buruk, bangga dengan nilai Islam dan

harapannya mampu mewarnai dunia dengan nilai-nilai Islam.” 152

Kemudian, tujuan lain yang lebih intens dijelaskan oleh Finna Wijayanti

sebagai berikut:

Tujuan dari diadakannya pembelajaran bimbingan karakter di


KP3 ini sebagai bekal kepada mereka untuk bisa bertutur dan
berperilaku yang baik. Tantangan yang akan dihadapi adik-adik
ke depan itu kan memang sangat banyak dan semakin kompleks
ya jadi kita memberikan tidak sekedar teori-teori tapi juga cara
praktikkannya, tidak hanya ilmu pengetahuan, tapi juga
kebutuhan jiwa dan mental serta keterampilan. Memang kita
berusaha membentuk karakter dulu seperti adab dan perilaku
untuk kemudian mereka nanti akan lebih mudah dalam
menuntut ilmu, sehingga nantinya akan memudahkan adik-adik
untuk menggapai mimpi yang baik kedepannya, nah ketika
karakter mereka sudah terbentuk dulu nanti insyaallah ke
depannya juga dalam mencapai hal tersebut pasti akan
dimudahkan.153
Kedua argumen yang diungkapkan di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa tujuan pembelajaran yang direncakan dari program pendidikan

karakter di Komunitas ini mencangkup semua aspek yang dibutuhkan,

yaitu memberikan bekal ilmu-ilmu pengetahuan karakter baik dalam

kacamata umum maupun dalam ajaran Islam, menciptakan karakter

adik-adik yang teguh iman dan mencintai agamanya, senantiasa

membiasakan diri untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah

diberikan dalam kehidupan sehari-hari, memelihara kesehatan mental

dan jiwa serta memberikan adik-adik bekal keterampilan dalam berbagai


152
Wawancara dengan Eko Megawati, Pemateri bimbingan Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 10 Desember
2021
153
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 14 Desember
2021
bidang. Hal ini sesuai dengan tujuan akhir pendidikan karakter yang

diungkapkan Abdul Majid dan Dian Andayani dalam bukunya, yakni

untuk merubah manusia menjadi peribadi yang lebih baik dalam aspek

kognitif, sikap dan keterampilan.154

b. Menyusun rancangan program pembelajaran

Hasil wawancara terhadap Finna Wijayanti selaku penanggung

jawab program pendidikan karakter menjelaskan bahwa tahap

perencanaan pada program pembelajaran bimbingan karakter dimulai

dengan melakukan analisis terhadap keadaan yang ada di lapangan dan

apa yang sedang dibutuhkan adik-adik bimbingan guna menghadapi

krisis keadaan yang berhasil diidentifikasi. Setelah berhasil

mengidentifikasi masalah, selanjutnya pengurus akan merumuskan

kompetensi yang ingin dicapai untuk menyelesaikan masalah dengan

mempertimbangkan aspek spiritual, kognitif, afektif dan psikomotorik.

Dari identifikasi nilai-nilai karakter yang sudah disusun oleh pengurus,

kemudian pemateri/pembimbing program pendidikan karakter harus

mengembangkan rumusan itu menjadi materi yang disesuaikan dengan

kemampuan dan rumusan kompetensi dasar yang ingin dicapai oleh

Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, sehingga pembimbing dituntut

lebih cermat memunculkan nilai-nilai yang ditargetkan dalam proses

bimbingan.155

154
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 30
155
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 14 Desember
2021
Finna Wijayanti di kesempatan lain menambahkan bahwa

pengurus Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan berkoordinasi dengan

pembimbing untuk menyusun rangkaian program bimbingan dan praktik

pelaksanaan bimbingan disesuaikan dengan kebutuhan adik-adik

bimbingan. Dalam proses penyusunan proses belajar mengajar, pengurus

dan pembimbing memadukan antara aturan-aturan normatif ideologis

yang sudah ada dalam dua pokok sumber ajaran Islam yakni Al-Qur’an

dan hadis Nabi dengan konsep, teknik, cara maupun kurikulum

pendidikan karakter yang telah diterapkan oleh para pakar pendidikan.

Program bimbingan yang diterapkan di komunitas ini adalah program

yang memuat tema-tema yang sederhana dan kerap diabaikan, namun

sebenarnya sangat penting sebagai bekal dan pembentuk landasan

pembentukan karakter mulia.156

c. Menyusun jadwal bimbingan

Proses pembelajaran yang paling utama di dalam KP3 adalah

bimbingan karakter islami. Langkah lanjutan yang dilakukan oleh

pengurus komunitas adalah menyusun jadwal bimbingan. Adapun

penjadwalan program bimbingan KP3 diambil berdasarkan rancangan

program pembelajaran yang sudah disepakati, ditambah dengan

mengembangkan nilai-nilai karakter yang bisa diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Hal ini selaras dengan yang diungkapkan Finna

Wijayanti bahwa:
156
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di kediaman FinnaWijayanti, pada tanggal 16
Desember 2021
Jadi jadwal bimbingan disusun berdasarkan musyawarah
mufakat oleh seluruh elemen-elemen yang terdapat dalam
komunitas dengan landasan yang kuat dan pertimbangan yang
matang. Pembelajaran difokuskan pada bimbingan karakter
secara teori dengan didukung oleh berbagai kegiatan praktik
sebagai wadah dari teori-teori bimbingan yang telah
diberikan.157

Adapun program bimbingan Komunitas Pemuda Peduli

Pendidikan tersusun dalam jadwal dalam satu semester yang akan

peneliti cantumkan berikut ini.

Gambar 4. Jadwal Bimbingan Program Pendidikan Karakter Semester


Ganjil tahun 2020/2021158

157
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di kediaman FinnaWijayanti, pada tanggal 16
Desember 2021
158
Dokumentasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan tahun 2020
Gambar 5. Jadwal Bimbingan Program Pendidikan Karakter Semester
Genap tahun 2020/2021159

Gambar 6. Jadwal Bimbingan Program Pendidikan Karakter Semester


Ganjil tahun 2021/2022160

Jadwal yang sudah disusun di atas dapat disimpulkan bahwa

pemberian materi pendidikan karakter memiliki konsentrasi pertemuan

bimbingan lebih intens serta diatur dalam jangka waktu yang berdekatan

dan kontinu selama beberapa pertemuan sekaligus. Selain pemberian

materi pendidikan karakter, KP3 juga akan memberikan program

159
Dokumentasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan tahun 2020
160
Dokumentasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan tahun 2021
bimbingan yang menunjang implementasi dari teori-teori yang sudah

disampaikan maupun teori-teori lain yang mengandung nilai-nilai dari

karakter mulia yang ditargetkan. Disetiap akhir pertemuan semester,

pengurus KP3 akan merancang kegiatan outing class, yang mana adik-

adik akan diberi kesempatan belajar di alam dengan bermain sehingga

akan membantu mengeluarkan hal-hal negatif yang membebankan

mental adik-adik bimbingan.

Sistem pembelajaran dan proses kegiatan bimbingan di KP3

dijelaskan oleh Finna Wijayanti dalam sebuah wawancara bisa dikatakan

fleksibel, pelaksanaannya bisa berubah-ubah dari jadwal yang sudah

tersusun disesuaikan dengan kondisi adik-adik bimbingan dan

pembimbing. Tema pembelajaran yang diusung oleh pengurus adalah

tema-tema ringan yang kerap diabaikan namun penting sebagai bekal

menjalankan kehidupan sehari-hari. Dalam menentukan tema

bimbingan, pengurus KP3 melihat dari kebutuhan yang sedang

diperlukan adik-adik dan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan

adik-adik bimbingan untuk menghadapi perkembangan zaman.161

d. Merencanakan metode bimbingan

Eko Megawati selaku pembimbing/pemateri pembinaan

menjelaskan bahwa menentukan metode bimbingan sebelum memulai

pembelajaran itu penting dilakukan. Meskipun KP3 tergolong lembaga

nonformal, tetap harus memiliki persiapan pembelajaran yang sistematis

161
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 9 Desember
2021
dan prosedural dengan ketentuan yang disesuaikan dengan kondisi

komunitas. Metode bimbingan pendidikan karakter islami di komunitas

ini akan diatur oleh pembimbing/pemateri bimbingan yang berkoordinasi

dengan pendamping/penanggung jawab program. Pembimbing/pemateri

bimbingan akan menentukan dan mengembangkan metode bimbingan

setelah mempertimbangkan jadwal dan tema yang diberikan pengurus

komunitas, kemudian pembimbing akan menganalisa dan menentukan

metode yang tepat untuk pembelajaran yang akan dibahas. Dalam

menentukan metode yang tepat untuk pembelajaran yang akan dibahas

Pembimbing/pemateri akan mempertimbangkan berbagai macam metode

bahkan menggabungkannya dalam sekali bimbingan apabila sesuai

dengan materi dan kondisi. Jadi pada intinya metode bimbingan itu

kondisional sesuai tema pada hari itu. Misalnya, jika dalam tema materi

bimbingan karakter pendidikan akhlak maka metode yang akan

diberikan adalah metode komunikasi, metode melalui penceritaan kisah

dan lain sebagainya.162

e. Menentukan bahan ajar

Menentukan bahan ajar yang kemudian akan dijadikan bahan

referensi mengajar harus terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya. Adapun pertimbangan dalam menentukan sumber

pembelajaran adalah dengan mengedepankan aspek kelayakan isi,

penyajian, bahasa, kebenaran, mutu dan yang terpenting adalah sumber-


162
Wawancara dengan Eko Megawati, Pemateri bimbingan Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 17 Desember
2021
sumber tersebut menyajikan materi yang mengintegrasikan nilai

pendidikan karakter yang memadai dan menggambarkan ajaran Islam

secara komprehensif.163 Sebagaimana yang diungkapkan oleh Eko

Megawati selaku pembimbing/pemateri bimbingan karakter bahwa:

Inspirasi bahan ajar pembinaan didapatkan dari berbagai


sumber mbak. Ada dari buku, YouTube, Instagram atau
ceramah ustaż yang pernah saya dengar dan mencari
inspirasi materi sesuai tema pembinaan dan sesuai dengan
apa yang dibutuhkan. Tentunya, tetap sesuai dengan syariat
agama Islam maupun hukum sosial yang ada. Sumber yang
paling sering saya ambil itu dari terjemahan kitab Ta’līm Al-
Muta’allim, Mbak.164

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sumber

ajar yang digunakan dalam proses bimbingan karakter di KP3 adalah

sumber yang ditentukan sendiri oleh pemateri/pembimbing pendidikan

karakter yang disesuaikan dengan tema pembinaan yang telah ditentukan

oleh pengurus KP3. Penentuan sumber ajar yang diambil melalui

pertimbangan tertentu yang sesuai dengan syariat Islam, norma yang

berlaku dan dapat mencapai tujuan utama dari KP3.

163
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam…, hlm. 118
164
Wawancara dengan Eko Megawati, Pemateri bimbingan Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 10 Desember
2021
Gambar 7. Cover Terjemah kitab Ta’līm Al-Muta’allim, salah satu
bahan ajar yang digunakan pembimbing165

f. Merencanakan kegiatan pembelajaran

Finna Wijayanti dalam sebuah wawancara menjelaskan bahwa

program pendidikan karakter islami berbasis materi akan disampaikan

secara kontinu. Proses pembelajaran akan disesuaikan dengan kebutuhan

dan kemampuan dari pemateri maupun dari kelengkapan sarana

prasarana komunitas. Bimbingan karakter di KP3 menurut jadwal yang

direncanakan akan diberikan dua minggu sekali pada setiap bulannya.

Pengurus, penanggung jawab maupun pemateri/pembimbing progam

bimbingan akan berusaha menjalin sinergi yang baik untuk

merealisasikan program-program yang sudah direncanakan agar berjalan

sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, kecuali jika terdapat hal-hal

yang mendesak.166

Kemudian, Eko Megawati sebagai pemateri/pembimbing program

pendidikan karakter islami menjabarkan bahwa pemateri/pembimbing

merencanakan penyampaian konsep dalam proses pembinaan. Rencana

dari proses pembinaan akan diawali dengan kuis atau studi kasus,

kemudian adik-adik diminta untuk memberikan respon dan belajar

mengungkapkan pendapat, dilanjutkan dengan pembahasan lanjutan dan

pemberian materi dan diakhiri dengan evaluasi. Setelah semua proses

165
Dokumentasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, bahan ajar tahun 2020.
166
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di kediaman FinnaWijayanti, pada tanggal 16
Desember 2021
berhasil dilewati, pembelajaran akan ditutup dengan refleksi dan

penyampaian hikmah dari bimbingan pada pertemuan itu agar membantu

menguatkan jiwa dan adik-adik bimbingan.167

g. Menyusun konsep penilaian

Eko Megawati sebagai pemateri/pembimbing program pendidikan

karakter islami menjabarkan bahwa tahap terakhir dalam penyusunan

rencana pembelajaran adalah menetapkan penilaian dengan teknik yang

disesuaikan dengan keadaan dan kondisi. Komunitas Pemuda Peduli

Pendidikan akan menerapkan dua teknik penilaian dalam proses

pendidikan karakter islami, yaitu penilaian teknik yang tetap berupa

lembar mutāba’ah dan penilaian dengan teknik kondisional, berupa

penilaian yang disesuaikan dengan tema yang sedang dibahas dalam

proses pendidikan karakter.

Teknik kondisional yang dimaksud bisa teknik penilaian secara

observasi, penilaian kinerja dan teknik penilaian kondisional lainnya.

Nilai karakter di kedua teknik tersebut dinyatakan secara kualitatif

dengan penjabaran. Hal ini dimaksudkan agar pembimbing/pemateri

maupun penanggung jawab program pendidikan karakter islami dapat

mengukur pencapaian adik-adik bimbingan baik dalam kompetensi

maupun karakternya secara menyeluruh. Sehingga, apabila hasil dari

penilaian tidak mencapai tujuan dari program pendidikan karakter


167
Wawancara dengan Eko Megawati, Pemateri bimbingan Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 17 Desember
2021
pengurus komunitas dan jajarannya akan mengevaluasi program

sehingga bisa lebih baik dan mencapai hasil yang ditargetkan.168

2. Tahap Pelaksanaan

a. Kegiatan pendahuluan

1) Mengucapkan salam

Sebelum membuka kegiatan bimbingan pendidikan karakter

islami di KP3, pembimbing dan penanggung jawab biasanya

memastikan kesiapan adik-adik dalam forum. Setelah dianggap siap

untuk memulai bimbingan, pembimbing akan mengawali dengan

mengucapkan salam.169

2) Mendata daftar hadir

Mengabsen kehadiran adik-adik bimbingan serta membuka sesi

tanya jawab seputar kabar maupun keadaan kehidupan yang ingin

diceritakan adik-adik bimbingan. Kegiatan ini bertujuan untuk

melatih mental adik-adik bimbingan untuk berbicara di depan

khalayak, mengajarkan untuk menjalin komunikasi yang baik antar

sesama dan yang penting adalah sebagai wadah untuk

mengintrepretasikan beban-beban yang sedang ditanggung oleh adik-

168
Wawancara dengan Eko Megawati, Pemateri bimbingan Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 10 Desember
2021
169
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 13 Juni 2021
adik bimbingan.170 Sebagaimana yang diungkapkan oleh Finna

Wijayanti bahwa:

Jadi kami akan mendata kehadiran adik-adik bimbingan satu-


satu dan sekaligus membuka sesi story telling. Konsep story
telling yang diusung oleh KP3 mempunyai peran penting dalam
mencapai tujuan utama KP3, kami para pengurus dan
pembimbing berharap kegiatan ini bisa membantu adik-adik
bimbingan dalam kehidupan pribadinya maupun
akademisnya.171

Mudahnya, pernyataan di atas menjelaskan bahwa konsep story

telling dilakukan oleh pengurus KP3 sebagai upaya untuk membantu

adik-adik menyelesaikan setiap permasalahan yang mengganggu baik

permasalahan pribadi, keluarga, teman sebaya maupun lingkungan

sekitar yang pasti akan mempengaruhi dalam proses bimbingan

maupun kehidupan pribadi adik-adik bimbingan.

b. Kegiatan inti

1) Materi bimbingan karakter islami

Bimbingan karakter islami di Komunitas Pemuda Peduli

Pendidikan memiliki materi pembahasan yang mendalam serta

memiliki program kegiatan yang variatif sebagai penunjang

pemahaman adik-adik bimbingan terhadap materi bimbingan yang

sudah dipelajari. Adapun perincian terkait materi-materi tersebut

adalah sebagai berikut:

a) Bimbingan karakter islami

170
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 13 Juni 2021, pukul 13.00-15.00 WIB.
171
Wawancara dengan Finna Wijayanti selaku Penanggung Jawab Program Pendidikan
Karakter Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di kediaman FinnaWijayanti, pada tanggal
16 Desember 2021
Bimbingan karakter islami adalah kegiatan belajar mengajar

seputar materi pendidikan karakter yang besumber dari ajaran

Islam yang diadakan oleh para pembimbing dan pengurus KP3

bekerjasama dengan pemateri-pemateri yang berkaitan dan sesuai

dengan bidang yang dibutuhkan. Materi yang dijelaskan dalam

proses bimbingan karakter merupakan jantung dari proses

bimbingan karakter islami. Hal ini dikarenakan, kegiatan praktik

yang dilaksanakan di KP3 disesuaikan dengan materi yang sudah

dipelajari. Kegiatan bimbingan karakter islami dalam satu semester

bimbingan terdiri dari delapan pertemuan, yang terdiri dari empat

kali pertemuan bimbingan karakter islami dan empat pertemuan

atau lebih lainnya dibagi untuk materi-materi khusus tekait

karakter dan praktik dari materi pendidikan karakter islami yang

sudah diberikan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Kegiatan

bimbingan karakter islami dilakukan 2 minggu sekali sesuai

dengan jadwal yang sudah ditentukan. Kegiatan ini diikuti oleh

seluruh adik-adik bimbingan KP3, penanggung jawab program

bimbingan dan pembimbing/pemateri yang sudah ditunjuk oleh

pengurus KP3.172

Pembekalan karakter melalui proses bimbingan ini adalah

salah satu bentuk kepedulian dari sekelompok pemuda untuk

membantu pembentukan dan pembenahan karakter pada anak dan

172
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 29 Agustus 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
remaja sekitar. Salah satu upaya yang dilakukan oleh KP3 guna

mempermudah dalam mencapai tujuan bimbingan adalah dengan

memberikan materi bimbingan secara singkat, jelas dan relevan.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Eko Megawati selaku

pembimbing/pemateri bimbingan karakter bahwa “Materi-materi

bimbingan karakter islami yang diberikan untuk bimbingan adalah

materi-materi sederhana yang dibutuhkan adik-adik dengan

ditambah framing-framing yang disesuaikan dengan

perkembangan zaman karakter keislaman.”173 Hal ini sesuai

dengan yang diungkapkan oleh Ririn Mulya Sari selaku salah satu

adik-adik bimbingan KP3 sebagai berikut:

Proses bimbingan di KP3 enak dan mudah dipahami.


Biasanya ketika memberikan materi diberi contoh dan
cerita tentang materi yang disampaikan. Sehingga, materi
yang diberikan dapat digambarkan dan dibayangkan, jadi
lebih mudah dipahami untuk kemudian dipraktikkan
dalam kehidupan sehari-hari.174

Pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa

materi yang disampaikan oleh KP3 adalah materi-materi terkait

bimbingan karakter yang bersumber dari ajaran Islam yang

dikemas dengan cara milenial yang sesuai dengan budaya islami.

Materi yang disampaikan adalah materi yang singkat, padat dan

jelas sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada anak-anak dan

remaja. Materi disampaikan juga diringkas secara sederhana dan

173
Wawancara dengan Eko Megawati, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 13 Juni 2021
174
Wawancara dengan Ririn Mulya Sari, adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 10 Desember 2021
menggunakan cara yang bervariatif sehingga membuat adik-adik

bimbingan lebih tertarik dengan materi dan belajar dengan

nyaman. Selain itu, melalui berbagai cara variatif milenial yang

dikemas secara sederhana ini membuat materi-materi bimbingan

lebih mudah diingat dan akhirnya bisa dipraktikkan oleh adik-adik

bimbingan dalam kehidupan sehari-hari. Materi-materi pendidikan

karakter yang diberikan mengiringi pertumbunan biologis adik-

adik untuk membantu kematangan psikologisnya, sehingga

mencegah adik-adik bimbingan melakukan hal-hal yang bersifat

amoral.

b) Tadarus bersama

Kegiatan tadarus Al-Qur’an di KP3 dilaksanakan sebagai

salah satu bentuk usaha KP3 untuk membantu melakukan

pembenahan karakter pada adik-adik bimbingan. Melalui

pembiasaan peribadatan ini, adik-adik menjadi lebih rutin

membaca Al-Qur’an. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Finna

Wijayanti selaku penanggung jawab program pendidikan karakter

islami bahwa:

Program tadarus Al-Qur’an ini bertujuan untuk membantu


adik-adik bimbingan untuk membiasakan diri membaca Al-
Qur’an setiap harinya. Tidak berharap yang muluk-muluk
mbak, pelan-pelan tapi kita usahakan untuk selalu istiqomah.
Melalui kegiatan ini insyaallah bisa membuat adik-adik lebih
dekat dengan Allah SWT sehingga perilakunya akan lebih
terjaga.175
175
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 9 Desember
2021
Kegiatan tadarus bersama ini dilakukan setiap pertemuan

tatap muka bimbingan karakter islami di kelas bimbingan sebelum

memulai proses bimbingan. kegiatan tadarus dipandu oleh

pembimbing/pemateri bimbingan dan dikoordinir oleh penanggung

jawab program bimbingan. Tadarus bersama berlangsung selama

10 menit antara pukul 13.00-13.10 WIB.176 Hal ini sesuai dengan

yang diungkapkan Eko Megawati selaku pembimbing/pemateri

bahwa “Tadarus bersama adalah sebuah kegiatan membaca Al-

Qur’an yang dilakukan dua minggu sekali pada setiap pertemuan

bimbingan KP3 selama 10 menit sebelum memulai proses

bimbingan dengan tujuan membiasakan adik-adik untuk istikamah

beribadah.”.177

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan tadarus

Al-Qur’an bersama ini sebagai salah satu usaha preventif dari KP3

untuk menekan terjadinya dekadensi moral pada adik-adik

bimbingan. Selain itu, kegiatan ini juga sebagai usaha KP3 untuk

selalu membiasakan diri membaca Al-Qur’an dan meningkatkan

ibadah untuk mendekatkan diri pada Allah SWT agar selalu terjaga

baik perkataan maupun perbuatannya.

c) Baca tulis Al-Qur’an

176
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 13 Juni 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
177
Wawancara dengan Eko Megawati, Pemateri bimbingan Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 13 Juni 2021
Kegiatan baca tulis Al-Qur’an adalah proses belajar

membaca dan menulis Al-Qur’an sesuai dengan ketentuan tajwid

dan makhārijul huruf yang berlaku. Kegiatan ini bertujuan untuk

memberikan pelajaran tentang tata cara membaca dan menulis

ayat-ayat Al-Qur’an yang benar sehingga bisa membantu

membenarkan bacaan yang kurang tepat dan melatih cara menulis

Al-Qur’an yang sesuai. Kegiatan baca tulis Al-Qur’an ini

dilaksanakan setelah rangkaian proses bimbingan karakter islami

selesai. Pembelajaran ini memiliki sistem pembelajaran face to

face, dilakukan dengan cara maju satu persatu untuk menghadap

pembimbing dan penanggung jawab bimbingan.178 Sebagaimana

yang diungkapkan oleh Eko Megawati selaku

pemater/pembimbing bimbingan karakter islami bahwa:

Pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di KP3 dibimbing


langsung oleh saya dan mbak Finna. Ada beberapa adik-adik
bimbingan yang masih kaku dan masih sering salah dalam
membaca bahkan belum bisa menulis ayat Al-Qur’an, tetapi
mereka merasa sudah besar dan malu untuk mengaji di
TPQ-TPQ di lingkungannya, sehingga KP3 diharapkan bisa
menjadi wadah yang tepat untuk membantu adik-adik, tidak
hanya teori tentang karakter tapi juga memperbaiki perihal
peribadatan yang sesuai sebagai pondasi utama untuk
menciptakan manusia yang berkarakter.179

Pernyataan di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa KP3

adalah sebuah wadah yang membantu adik-adik bimbingan untuk

178
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 29 Agustus 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
179
Wawancara dengan Eko Megawati, Pemateri/Pembimbing Program Pendidikan
Karakter Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 13
Juni 2021
membenahi karakter dari landasan dasarnya. Melalui kegiatan ini,

adik-adik bimbingan mendapatkan kesempatan untuk membenahi

bacaan Al-Qur’an menjadi lebih baik dan sesuai dengan

kaidahnya. Kegiatan ini dilakukan secara langsung berhadapan

dengan pembimbing satu persatu agar bisa lebih fokus sehingga

kelak mendapatkan hasil yang baik.

d) Hafalan surat-surat pendek

Hafalan surat-surat pendek adalah langkah lanjutan dari

proses bimbingan baca tulis Al-Qur’an dan tadarus bersama.

Hafalan ini hanya bisa diikuti oleh adik-adik bimbingan yang

sudah dianggap bisa dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

oleh pembimbing bimbingan karakter islami. Hafalan surat-surat

pendek ini disetorkan kepada pembimbing setalah proses

bimbingan dan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an selesai

dilaksanakan.180 Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Eko

Megawati sebagai pembimbing dan pemateri bimbingan karakter

islami bahwa:

Menghafalkan surat-surat pendek adalah sebagai next step


dari keberhasilan adik-adik bimbingan dalam melakukan
rangkaian kegiatan bimbingan. Dengan ini diharapkan bisa
lebih intim untuk beribadah kepada Allah SWT guna
menjaga hafalannya. Selain itu, kegiatan ini bisa dijadikan
motivasi dan penambah semangat satu sama lain. Jadi bagi
adik-adik yang belum lolos dalam pembelajaan baca tulis Al-
Qur’an kita istikamahkan dulu sampai lancar dan benar,
setelah itu baru boleh mengikuti hafalan.181

180
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 13 Juni 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
Pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa proses

hafalan surat-surat pendek ini sebagai langkah lanjutan untuk

meningkatkan keimanan dan semakin mendekatkan diri kepada

Allah SWT. Untuk sampai pada tahap ini adik-adik harus melewati

syarat dan ketentuan dari pembimbing, sehingga hal ini membuat

adik-adik bimbingan untuk berlomba-lomba untuk beribadah dan

melakukan kebaikan.

e) Penyaluran bakat dan minat melalui pengasahan soft skill

Masa peralihan dari anak-anak ke remaja adalah masa emas

untuk menemukan bakat dan minat yang sesuai passion masing-

masing individu. Untuk mengasah jiwa keingintahuan dan

mengarahkan rasa penasaran yang tinggi, KP3 hadir sebagai sarana

yang tepat untuk membantu adik-adik bimbingan menemukan

bakat dan minatnya masing-masing.182 Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Amar Hanif selaku ketua KP3 bahwa:

KP3 tidak hanya memberikan ilmu terkait pendidikan


karakter Islam, tetapi juga melatih kemampuan karakteristik
dan keterampilan individu yang lebih bersifat sensitifitas
perasaan seseorang terhadap lingkungan sekitarnya.
Kegaiatan pengasahan soft skill di KP3 jika disebutkan ada
penyuluhan program entepreneurship, bisnis, leadership,
pelatihan public speaking, story telling, bimbingan
konseling, motivasi training, jurnalistik outbond dan
bimbingan edukatif. Kegiatan yang kami rencanakan adalah
interpretasi dari sumber ajaran Islam.183

181
Wawancara dengan Eko Megawati, Pemateri bimbingan Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 13 Juni 2021
182
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 29 Agustus 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
183
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di
SPS Harapan Bunda, pada tanggal 29 Agustus 2021
Pernyataan Amar Hanif di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa KP3 tidak hanya memberikan pendampingan soft skill

sebatas membentuk jiwa keterampilan untuk adik-adik bimbingan,

melainkan membentuk keterampilan yang dilandasi akhlak islami.

KP3 meletakkan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber utama

dalam memberikan pendidikan karakter islami pada adik-adik

bimbingan. Adapun bentuk-bentuk pengasahan soft skill yang

diberikan oleh KP3 adalah penyuluhan program entepreneurship,

bisnis, leadership, pelatihan public speaking, story telling,

bimbingan konseling, motivasi training, jurnalistik outbond dan

bimbingan edukatif. Adapun rincian kegiatannya sebagai berikut:

i. Penyuluhan program enterpreneurship

Penyuluhan program enterpreneurship adalah kegiatan

memberikan materi wirausaha yang diselenggarakan oleh

pengurus KP3 bekerja sama dengan para penyuluh dari berbagai

kalangan wiraswasta yang ada di Yogyakarta. Kegiatan ini

dilakukan satu kali sampai dua kali dalam satu semester, sesuai

dengan susunan jadwal yang ditentukan oleh pengurus KP3.

Kegiatan ini berisi materi-materi tentang cara berwirausaha

sesuai dengan aturan dan kiat-kiat yang ada di dalam ajaran

Islam. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Amar Hanif selaku

ketua komunitas bahwa “Penyuluhan ini sebagai salah satu

upaya untuk mencetak generasi yang memiliki karakter kental


dengan spiritualitas dan mengantongi keterampilan untuk

berwirausaha agar tidak gagap untuk survive di masa depan.”184

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa penyuluhan

program enterpreneurship di KP3 adalah salah satu program

pendukung sebagai interpretasi dari manusia yang berkarakter

islami. KP3 tidak hanya memberikan materi-materi untuk

membentuk karakter baik tetapi juga menciptakan manusia

berkarakter yang tidak buta dengan keterampilan. Hal ini

merupakan salah satu bentuk refleksi dari firman Allah SWT

dalam surah An-Nisā’ ayat 9 yang berisi perintah untuk

mencetak generasi tangguh dan memiliki bekal ilmu dan

keterampilan yang cukup. Adapun bunyi ayat tersebut adalah:

      


     
  

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang


seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak
yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar.” (Surah An-Nisā’)185

ii. Bisnis

184
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di
SPS Harapan Bunda, pada tanggal 29 Agustus 2021
185
Ma’had Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, Al-Qur’an Al- Quddus dan Tarjemahnya
(Kudus: CV. Mubarokatan Thoyyibah, 2014), hlm. 78
Finna Wijayanti menjelaskan bahwa implementasi dari

penyuluhan enterpreunership adalah terjun untuk menerapkan

ilmu yang sudah didapatkan melalui bisnis. Bisnis melibatkan

aktivitas memproduksi dan menjual barang maupun jasa.

Pelatihan bisnis yang diajarkan di KP3 adalah dengan

melakukan kunjungan ke tempat produksi industri dan

mempelajari prosesnya, mempelajari dan menciptakan hal baru,

praktek jual beli barang-barang handmade yang sudah dipelajari

dan diproduksi.186 Sebagaimana yang diuraikan oleh Amar

Hanif bahwa:

KP3 juga mengajak adik-adik bimbingan ke pabrik coklat,


pembuatan aksesoris handmade dan banyak hal lainnya
agar adik-adik mendapat ilmu baru yang akan menunjang
keterampilannya serta mempelajari ilmu jual beli sebagai
bekal untuk menunjang masa depannya. Kemudian kami
sisipkan materi etika berbisnis sesuai dengan ajaran islami
187

Pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

memberikan ilmu baru terkait etika bisnis islami melalui

kunjungan langung ke tempat produksi industri bisa memotivasi

adik-adik bimbingan untuk mengasah rasa keingintahuan dan

pengaplikasiannya untuk menghasilkan suatu hal yang bernilai.

Selain itu, penjelasan mengenai etika bisnis dalam Islam akan

membantu adik-adik bimbingan untuk mempraktikkan cara

186
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 9 Desember
2021
187
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di
SPS Harapan Bunda, pada tanggal 29 Agustus 2021
berbisnis yang jujur dan benar. Hal ini sesuai dengan firman

Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 172, yang berbunyi:

      


      

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki
yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan
bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya
kamu menyembah.” (Surah Al-Baqarah:172)188

iii. Leadership

Amar Hanif menjelasakan bahwa memupuk jiwa

kepemimpinan juga termasuk salah satu intepretasi dari skill

yang dimiliki manusia yang berkarakter. Menciptakan manusia

yang memiliki jiwa kepemimpinan tinggi tanpa didasari

karakter mulia maka tidak akan bisa menyeimbangkan hal-hal

yang dipimpinnya. KP3 memberikan materi ini dengan

meneladani cara kepemimpinan Rasullullah SAW. Bimbingan

Leadership KP3 dipresentasikan melalui manajemen organisasi

dan dipraktikkan dalam bentuk pelibatan adik-adik bimbingan

dalam struktur kepengurusan sebuah acara. Adik-adik

bimbingan dilibatkan secara langsung untuk menjalankan

sebuah kegiatan atau acara yang diselenggarakan oleh KP3

maupun kerja sama dengan organisasi lain. Langkah ini

188
Ma’had Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, Al-Qur’an Al- Quddus dan Tarjemahnya
(Kudus: CV. Mubarokatan Thoyyibah, 2014), hlm. 26
merupakan salah satu upaya KP3 membekali adik-adik

bimbingan agar memiliki karakter kepemimpinan yang kuat dan

menjadi pemimpin yang senantiasa merefleksikan diri dengan

menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan. Sebagaimana

yang dijelaskan oleh Amar Hanif bahwa “Pelibatan

kepengurusan kegiatan ini biasanya dalam program “Santunan

Anak Yatim” yang digelar sebulan sekali, kepanitaan

“Kampoeng Ramadhan” yang digelar setahun sekali, ataupun

agenda-agenda lain yang dirasa akan mengasah jiwa

kepemimpinan adik-adik bimbingan.”189

Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya

melibatkan adik-adik bimbingan dalam mengatur sebuah

kegiatan di KP3 membantu adik-adik untuk menjadi manusia

untuk melatih berorganisasi serta meningkatkan jiwa

kepemimpinan dan kemandirian, meningkatkan rasa

kepedulian, melatih public speaking dan meningkatkan

kepercayadirian adik-adik bimbingan. Selain itu, kegiatan ini

sebagai upaya untuk menciptakan seorang pemimpin berakhlak

mulia yang mencerminkan akhlak Rasulullah SAW. Hal ini

sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Ahzāb ayat 21

sebagai berikut:

        

189
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di
SPS Harapan Bunda, pada tanggal 29 Agustus 2021
      
 
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.” (Surah Al-Ahzāb:21)190

iv. Pelatihan public speaking

Pelatihan public speaking dilaksanakan satu sampai dua

kali dalam satu semester dan diikuti oleh seluruh adik-adik

bimbingan. Pelatihan public speaking difasilitasi dengan

kegiatan bedah buku. kegiatan bedah buku di lakukan oleh adik-

adik dengan meringkas inti dari buku untuk kemudian

dipresentasikan di depan adik-adik bimbingan yang lain.

Kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan

pengembangan diri, menambah kosa kata, meningkatkan

konsentrasi dan percaya diri dalam berbicara di depan umum.191

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Amar Hanif bahwa:

Dengan dibekali pelatihan public speaking, adik-adik


bimbingan lebih berani mengungkapkan pendapatnya
di depan umum berani menyuarakan apa yang ada di
dalam dirinya dengan percaya diri tanpa menginjak-
injak hak orang lain dan yang terpenting, kami

190
Ma’had Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, Al-Qur’an Al- Quddus dan Tarjemahnya
(Kudus: CV. Mubarokatan Thoyyibah, 2014), hlm. 419
191
Dokumentasi Kp3pemupukmimpi.official, “Alhamdulillah telah terlaksana kegiatan
pembinaan dengan tema bedah buku untuk mengawali kurikulum semester genap tahun ajaran
2019/2020 pada hari minggu, 26 januari 2020 di Masjid Sajidin, Salam, Bangunjiwo…”
Instagram, 22 Mei 2022 https://www.instagram.com/p/B7zz3WsHIkZ/?igshid=MDJmNzVkMjy=
membiasakan mereka untuk berargumen hal-hal baik
dengan menegakkan adab dan etika berbicara .192

Pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa KP3

tidak hanya mengasah hak berbicara kepada tiap-tiap adik

bimbingan, melainkan turut memberikan ilmu bumi yang lebih

penting yakni dalam kebebasan hak berbicara harus sesuai

dengan etika berbicara tanpa mengesampingkan hak orang lain.

Selain itu, KP3 membiasakan adik-adik bimbingan untuk

berbicara tentang perkataan-perkataan yang baik dan memiliki

makna. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam surah

An-Nisā’ ayat 63 yang berbunyi:

      


      
  

“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa


yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari
mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah
kepada mereka Perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.”
(Surah An-Nisā’: 63)193

Pernyataan di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa

memberikan pembekalan dan latihan untuk melakukan public

speaking bisa membantu menciptakan manusia yang memiliki

karakter kuat dan belajar untuk berani menyuarakan apa yang

ada dalam dirinya dengan hal-hal yang positif.

192
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di
SPS Harapan Bunda, pada tanggal 29 Agustus 2021
193
Ma’had Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, Al-Qur’an Al- Quddus dan Tarjemahnya
(Kudus: CV. Mubarokatan Thoyyibah, 2014), hlm. 88
v. Story telling

Program story telling adalah program penunjang

bimbingan karakter islami. Program ini membantu adik-adik

bimbingan untuk melatih mental berbicara di depan umum.

Selain itu, program ini juga sebagai wadah untuk membantu

adik-adik melepaskan beban yang sedang dipikul untuk

diceritakan bersama-sama. Program story telling dilaksanakan

di setiap pertemuan bimbingan sebagai pembukaan sebelum

memulai kegiatan. Adik-adik bimbingan secara bergantian

diminta untuk bercerita tentang kabar dan keadaan dirinya

maupun keluarganya.194 Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Finna Wijayanti sebagai berikut:

Program ini membantu adik-adik untuk menjadi pribadi


yang terbuka, melatih rasa kepedulian antar sesama dan
saling membantu menyelesaikan masalah besama-sama
dengan bermusyawarah dan mendapatkan solusi bersama.
Selain itu, dengan mengungkapkan bebannya adik-adik
bisa jadi lebih fokus mengikuti bimbingan.195

Pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

program story telling membantu adik-adik mengasah skill untuk

berbicara di depan publik. Kegiatan ini juga membantu adik-

adik untuk meringankan beban yang sedang ditanggung

sehingga lebih bisa nyaman untuk belajar. Selain itu, melalui

194
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 29 Agustus 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
195
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di kediaman FinnaWijayanti, pada tanggal 16
Desember 2021
latar belakang cerita yang berbeda-beda bisa dijadikan bahan

belajar satu sama lainnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah

SWT dalam surah Al-A’rāf ayat 176 yang berbunyi:

      


      
        
     
    
“Dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami
tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia
cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya
yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika
kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu
membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian
Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-
ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah
itu agar mereka berfikir.” (Surah Al-A’rāf:176)196

vi. Bimbingan konseling

Program bimbingan konseling sebagai program lanjutan

dari story telling yang sebelumnya dijalankan sebelum

bimbingan. Program ini sebagai tindak lanjut yang diambil oleh

pengurus KP3 untuk menanggapi permasalahan yang sudah

dibahas sebelumnya. Adik-adik bimbingan akan diarahkan dan

diberikan nasihat oleh pembimbing bimbingan dengan tujuan

membantu dan sekaligus sebagai pelajaran bagi adik-adik yang

lainnya. Apabila terdapat adik-adik yang ingin bercerita intens

dan lebih privat, pembimbing akan memberikan waktu di luar

196
Ma’had Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, Al-Qur’an Al- Quddus dan Tarjemahnya
(Kudus: CV. Mubarokatan Thoyyibah, 2014), hlm. 173
kelas bimbingan.197 Sebagaimana yang dijelaskan oleh Finna

Wijayanti bahwa “Karena mereka memiliki karakter yang beda-

beda, jadi kalau ada adik-adik yang mungkin merasa ingin

bercerita hanya kepada pembimbing maka kami akan

menghargai privasinya dengan memberi waktu dan ruang

khusus.”198

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa program ini

membantu adik-adik menyelesaikan permasalahan ini dengan

memberikan wejangan-wejangan serta arahan yang tepat untuk

adik-adik bimbingan. Hal ini merupakan salah satu upaya KP3

untuk membantu memelihara jiwa adik-adik bimbingan dan

memberikan pengajaran untuk selalu memelihara jiwa masing-

masing. Rancangan kegiatan yang dilakukan KP3 ini sesuai

dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Māidah ayat 32 yang

berbunyi:

      


        
     
      
     
      
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani
Israil, bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang
manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain
atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka
197
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 29 Agustus 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
198
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di kediaman FinnaWijayanti, pada tanggal 16
Desember 2021
seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya. dan
Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia,
Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka
Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-
keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka
sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam
berbuat kerusakan dimuka bumi.” (Surah Al-Māidah: 32)199

vii. Motivasi training

Program Motivasi training sebagai upaya terakhir

pemeliharaan jiwa yang dilakukan oleh pengurus KP3 untuk

memberi pengarahan terkait permasalahan-permasalahan yang

terdeteksi dari program story telling dan bimbingan konseling

dengan memberikan seminar motivasi dan pemberian motivasi

dalam bentuk tulisan, misalnya pemberian motivasi pada

lembar-lembar buku tulis yang dibagikan kepada adik-adik

bimbingan. Seperti yang diungkapkan oleh Amar Hanif bahwa:

Program motivasi training ini adalah program pemberian


motivasi untuk adik-adik bimbingan dengan tema yang
diambil sesuai dengan permasalahan yang berhasil
diidentifikasi, baik itu permasalahan intern dari adik-adik
ataupun permasalahan umum di luar sana yang
menyangkut adik-adik bimbingan. Biasanya pemateri
program ini adalah dari demisioner pengurus KP3 dan
pemateri dari pihak luar sebagai hasil kerjasama KP3
dengan pihak ketiga yang sesuai dengan bidangnya.200

Pernyataan di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa

program motivasi training adalah salah satu upaya pengurus

KP3 untuk membantu adik-adik bimbingan bangkit dari

199
Ma’had Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, Al-Qur’an Al- Quddus dan Tarjemahnya
(Kudus: CV. Mubarokatan Thoyyibah, 2014), hlm. 113
200
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di
SPS Harapan Bunda, pada tanggal 29 Agustus 2021
permasalahan yang sedang di hadapi. Pembahasan yang diambil

di program ini adalah permasalahan teraktual yang terjadi di

pribadi adik-adik maupun yang ada di sekitar adik-adik

bimbingan. Rifani selaku salah satu adik-adik bimbingan

menambahkan bahwa “Program motivasi training ini membantu

saya menyadarkan bahwa saya tidak harus lari untuk

menghindari permasalahan apapun yang ada, melainkan harus

dihadapi dan diselesaikan untuk hidup yang lebih baik”.201

Keterangan di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa

program ini membantu menyadarkan adik-adik untuk

menyelesaikan masalahnya masing-masing dan menyebarkan

energi positif kepada adik-adik bimbingan. Tujuan lain

diadakan program ini adalah agar adik-adik bimbingan

mempunyai pengarah dan pengingat yang benar dalam

menghadapi permasalahan dengan bijak sehingga tidak akan

mempengaruhi proses belajar adik-adik bimbingan.

viii. Jurnalistik

Finna Wijayanti menjelaskan bahwa program jurnalistik

merupakan program yang diciptakan oleh KP3 untuk membantu

adik-adik bimbingan agar gemar menulis. Tulisan yang

diajarkan biasanya adalah menulis opini ataupun belajar

201
Wawancara dengan Rifani, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 Desember 2021
menulis karya ilmiah secara sederhana.202 Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Amar Hanif bahwa “Kegiatan jurnalistik di

KP3 masih difokuskan hanya untuk belajar menulis sesuai

kaidah kepenulisan namun hal ini penting sebagai bekal adik-

adik bimbingan untuk mengasah kemampuan literasi

mereka.”203

Hasil wawancara di atas dapat diperoleh kesimpulan

bahwa KP3 membantu adik-adik bimbingan untuk melek dan

meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan jurnalistik

yang sudah di progamkan. Dengan bekal kepenulisan yang

diajarkan, adik-adik bimbingan akan terbiasa mengasah otak

dan menuangakannya melalui tulisan yang sesuai dengan

kaidah kepenulisan sehingga akan membantu adik-adik

bimbingan dalam jangka panjang. Kegiatan ini sesuai dengan

perintah Allah SWT dalam surah Al-‘Alaq ayat 1-5 yang

berbunyi:

       


       
        
“1.bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan. 2. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah. 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran

202
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di kediaman FinnaWijayanti, pada tanggal 16
Desember 2021
203
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di
SPS Harapan Bunda, pada tanggal 29 Agustus 2021
kalam. 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.” (Surah Al-‘Alaq:1-5)204

ix. Outbound

Selain melaksanakan kegiatan-kegiatan bimbingan

karakter di dalam kelas bimbingan, KP3 juga mengadakan

kegiatan beberapa kegiatan di luar salah satunya adalah

outbound setiap satu kali sekali di akhir semester. Kegiatan ini

dilaksanakan serentak oleh seluruh adik-adik bimbingan dan

seluruh pengurus di lokasi yang berbeda-beda pada setiap

tahunnya. Biasanya kegiatan ini dilakukan di pantai, puncak dan

tempat-tempat rekreasi alam terdekat. Kegiatan outbound ini

salah satunya digunakan sebagai media praktek dari materi-

materi bimbingan yang sudah diberikan. Dalam pelaksanaanya,

KP3 akan melatih soft skill adik-adik bimbingan melalui

permainan kelompok dan permainan outbound lintas alam.205

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Amar Hanif

selaku ketua KP3 bahwa:

Kegiatan outbound dilakukan hanya dua kali selama satu


tahun pada akhir setiap semester. Semua berpartisipasi
dalam kegiatan ini baik adik-adik bimbingan,
pembimbing kegiatan maupun seluruh pengurus
komunitas. Sesekali kegiatan dilakukan di pantai, puncak
maupun tempat-tempat rekreasi alam yang terjangkau.
Tempat outbound disesuaikan dengan kebutuhan
pembelajaran yang akan diberikan. Kegiatan ini juga

204
Ma’had Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, Al-Qur’an Al- Quddus dan Tarjemahnya
(Kudus: CV. Mubarokatan Thoyyibah, 2014), hlm. 596
205
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di kediaman FinnaWijayanti, pada tanggal 16
Desember 2021
sebuah pengajaran untuk adik-adik bimbingan tentang
kewajiban untuk bertadabur dengan alam206

Kemudian Finna Wijayanti selaku penanggung jawab

kegiatan menambahkan bahwa pelatihan soft skill yang

diberikan melalui kegiatan outbound dengan permainan

kelompok membuat adik-adik bimbingan semakin terlatih untuk

selalu bertanggung jawab, bertadabur alam, bersosialisasi

dengan baik, meningkatkan kompakkan dan bekerjasama,

mandiri dan meningkatkan kepercayaan diri. Selain itu,

kegiatan outbound ini juga berfungsi sebagai sarana hiburan

bagi adik-adik bimbingan. Tujuannya agar adik-adik bimbingan

bisa menyegarkan otak sejenak dan membantu memelihara

kesehatan mental adik-adik dari penatnya kesibukan sehari-hari.

Kegiatan ini dilaksanakan di ujung semester bertujuan untuk

memotivasi adik-adik bimbingan agar lebih baik kedepannya.207

Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

kegiatan outbound yang diadakan oleh KP3 dilakukan setahun

dua kali pada akhir setiap semester. Adapun tujuan diadakan

kegitan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan aktualisasi

diri karakter adik-adik bimbingan melalui tadabur dengan alam.

Selain itu, kegiatan ini juga berfungsi sebagai hiburan untuk

206
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di
SPS Harapan Bunda, pada tanggal 29 Agustus 2021
207
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di kediaman FinnaWijayanti, pada tanggal 16
Desember 2021
memelihara kesehatan mental dengan membuang energi-energi

negatif yang diperoleh dari berbagai kesibukan yang selama ini

sudah dilakukan sehingga kegiatan ini dapat berkontribusi

positif pada proses bimbingan karakter islami kedepannya.

Kegiatan tadabur alam ini sesuai dengan perintah Allah SWT

dalam surah Ali-Imrān ayat 190-191 yang berbunyi:

      


     
     
      
      

“190.Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal. 191. (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau,
Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (Surah Ali-Imrān:
190-191)208

x. Kunjungan edukatif

Bimbingan karakter islami yang dilakukan di luar kelas

bimbingan selain outbound terdapat kunjungan edukatif ke

berbagai tempat maupun forum yang sesuai dengan kebutuhan

materi bimbingan. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara

pengurus KP3 dengan pihak-pihak luar yang memiliki kegiatan

yang koheren dengan materi-materi pendidikan karakter islami

208
Ma’had Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, Al-Qur’an Al- Quddus dan Tarjemahnya
(Kudus: CV. Mubarokatan Thoyyibah, 2014), hlm. 176
dan sesuai dengan tujuan yang KP3 inginkan. Hal ini sesuai

dengan yang diungkapkan oleh Amar Hanif bahwa:

Kegiatan lain untuk pengasahan soft skill adik-adik


bimbingan adalah bimbingan luar kelas yang merupakan
wujud kerjasama antara kami dan pihak ketiga dengan
melakukan kunjungan edukatif ke tempat-tempat maupun
kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan tujuan kami, seperti
ke tempat industri atau lembaga pendidikan.209

Nadia Devita sebagai sekretaris dan admin KP3

menjelaskan bahwa kegiatan kunjungan edukatif yang di

lakukan di KP3 biasanya melalui kunjungan ke berbagai lokasi

yang dijadikan sarana pembelajaran seperti daerah peternakan,

tempat wisata, tempat industri, instansi sekolah atau universitas,

pameran pendidikan, book fair, ataupun forum-forum  training

yang dipandang sesuai dengan kebutuhan anak. Kegiatan

kunjungan edukatif ini sebagai sarana hiburan untuk

menyegarkan mental dan sarana untuk memberikan motivasi

dalam diri adik-adik bimbingan agar memiliki soft skill yang

matang sebagai bekal untuk meniti masa depan. Hal yang paling

penting adalah kegiatan membantu adik-adik untuk menemukan

ketertarikan minat dan bakat dalam dirinya, membantu

menambah wawasan keilmuan langsung dengan ahlinya,

membangkitkan dan mengasah jiwa keterampilan adik-adik

bimbingan. KP3 memfasilitasi adik-adik bimbingan untuk

209
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di
SPS Harapan Bunda, pada tanggal 29 Agustus 2021
mencari ilmu umum dengan bekal nilai keislamian yang

kental.210 Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Ibnu Majah nomor

224 yang berbunyi:

ِ َ‫ول اللَّ ِه صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم طَل‬


َ ‫ب الْع ْل ِم فَ ِر‬
‫يضةٌ َعلَى‬ ُ َ َ َ َْ ُ َ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ق‬
‫اض ُع الْعِْل ِم ِعْن َد َغرْيِ َْأهلِ ِه َك ُم َقلِّ ِد اخْلَنَا ِزي ِر‬
ِ ‫ُك ِّل مسلِ ٍم وو‬
ََ ْ ُ
َّ
َ ‫اجْلَ ْو َهَر َواللُّْؤ لَُؤ َوالذ َه‬
‫ب‬
“Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, "Menuntut ilmu adalah kewajiban
bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan
pada ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara,
intan dan emas ke leher babi." (Ibnu Majah)211

2) Metode bimbingan

Metode bimbingan adalah langkah-langkah yang digunakan

oleh seorang pendidik untuk mencapai tujuan bimbingan baik

terhadap individu maupun dalam sebuah kelompok belajar. Langkah-

langkah tersebut harus diwujudkan dalam proses pendidikan karakter

islami guna mencapai wujud karakteyang diinginkan.212 Dalam

penentuan metode bimbingan yang dilakukan di KP3 sangat

mempengaruhi tingkat pemahaman adik-adik bimbingan dan

mempengaruhi tingkat kelancaran mencapai tujuan bimbingan. Selain

itu, penentuan metode bimbingan yang tepat juga memudahkan

pembimbing/pemateri dalam menyampaikan materi bimbingan.

210
Wawancara dengan Nadia Devita Wulandari, Admin dan Sekretaris Komunitas
Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal tanggal 11 Januari 2021
211
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Bab Keutamaan Ulama dan Dorongan untuk
Menuntut Ilmu, Hadis No. 224, CD Ensiklopedia Hadis, Global Islamic Software, 2013
212
Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakrta: AR-
Ruzz Media, 2012), hlm. 210
Pendidikan karakter islami pada KP3 dilaksanakan dengan

menerapkan beberapa metode yang sesuai dengan tema materi yang

disampaikan. Penerapan beberapa warna metode ini agar adik-adik

bimbingan tidak mudah bosan, meningkatkan semangat dan juga

membuat nilai dari proses bimbingan lebih mudah diserap oleh adik-

adik bimbingan.213 Adapun beberapa metode yang digunakan dalam

proses bimbingan pendidikan karakter islami di KP3 adalah sebagai

berikut:

a) Metode komunikasi

Metode yang paling dasar dalam mencapai keberhasilan

memberikan pendidikan kepada anak adalah komunikasi.

Komunikasi yang baik adalah komunikasi dua arah yang sangat

menentukan pendidikan anak. Komunikasi ini akan membuat

hubungan pendidik dengan anak lebih terbuka dan mengurangi

kesalahpahaman di antara keduanya. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Eko Megawati, selaku pembimbing KP3 bahwa:

Komunikasi itu kunci pokok dalam sebuah kerjasama,


termasuk kerjasama yang dibangun seorang guru kepada
muridnya. Sebagai seorang pendidik harus pandai-pandai
mengatur komunikasi dengan peserta didik. Pendidikan yang
diberikan tidak harus menggurui dan diktator. Cara
membangun komunikasi harus yang baik dengan kasih
sayang dan ketulusan. Karena kalo kita tulus memberikan
pendidikan apapun dengan niat baik, kami yakin bahwa apa
yang kami sampaikan akan diterima dengan baik oleh anak-
anak.214

213
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 12 September 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
214
Wawancara dengan Eko Megawati, Pemateri bimbingan Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 3 Maret 2022
Sebagaimana yang dijelaskan di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa proses bimbingan pendidikan karakter islami di

KP3 salah satunya menggunakan metode komunikasi.

Pembimbing KP3 membangun komunikasi dua arah yang baik dan

tepat ketika memberikan bimbingan maupun melakukan interaksi

dengan adik-adik bimbingan sehingga membuat materi yang

diberikan lebih bisa diterima dengan baik. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Finna Wijayanti bahwa:

Komunikasi yang kami bangun dengan adik-adik bimbingan


akan mempengaruhi proses bimbingan ke depannya. Sekali
kita melakukan kesalahan dalam membangun komunikasi
dengan mereka, maka kita akan kehilangan kepercayaan dari
mereka. Selain itu, mereka akan sulit mengungkapkan
perasaan serta masalah mereka. Tentunya hal ini akan dari
mereka dan akan mengganggu proses bimbingan.215

Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi

yang dibangun dengan adik-adik bimbingan mempengaruhi proses

bimbingan. Melalui komunikasi yang baik dan tepat adik-adik

bimbingan akan lebih percaya, lebih bisa terbuka dan mudah

menceritakan masalah yang sedang dilalui sehingga pembimbing

bisa memberikan nasihat yang sesuai dengan kondisi adik-adik

bimbingan.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, adik-adik

bimbingan merasa nyaman ketika berkomunikasi dengan

pembimbing. Pada saat proses bimbingan berlangsung, adik-adik


215
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di kediaman FinnaWijayanti, pada tanggal 7 Maret
2022
bimbingan mendengarkan penjelasan maupun petuah-petuah dari

pembimbing dengan saksama. Selain itu, dalam sesi story telling

adik-adik bimbingan sangat terbuka dan menceritakan masalah

yang dihadapi dengan nyaman. Dari sisi lain, pembimbing dan

pengurus KP3 bisa membangun komunikasi yang baik, selalu

berupaya memahami perasaan peserta didik, menghargai semua

argumennya, menggunakan bahasa dan kata-kata yang bagus dan

nada yang lembut dalam menyampaikan ilmu maupun nasihat-

nasihatnya sehingga adik-adik bimbingan lebih merasa dihargai.216

b) Metode penggunaan akal (rasio)

Al-Qur’an menganjurkan manusia untuk memfungsikan akal

secara maksimal untuk mencari kebenaran sehingga bisa

mengoptimalisasikan logika untuk melihat kebenaran ataupun

mengidentifikasikan hal yang salah. Selain itu, akal juga digunakan

untuk membedakan perkara yang benar atau perkara yang salah.

Sebagaimana yang diutarakan oleh Finna Wijayanti bahwa:

Sekarang kita memasuki era digital, dimana semua perhatian


manusia bergeser ke dunia maya. Banyak pengetahuan dan
ilmu baru yang akan didapatkan melalui kemajuan ini tapi
juga banyak informasi dan berita yang dipertanyakan
kebenarannya, yang takutnya akan menjerumuskan. Oleh
karena itu, KP3 hadir dengan memberikan bimbingan untuk
menguatkan karakter adik-adik agar bisa mengendalikan akal
serta memberikan segmen khusus untuk fokus pada
penguatan karakter agar bisa menyikapi era digital ini
dengan baik yaitu segmen bimbingan bijak bersosial
media.217

216
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 12 September 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
Pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

kemajuan era digital seperti dua mata pisau, yang setiap sisinya

memiliki sisi yang berlawanan. Oleh karena itu, sebagi pendidik

harus bisa mengarahkan anak didiknya untuk berhati-hati dan

memberinya bekal karakter yang kuat. Salah satu upaya yang

dilakukan oleh KP3 selain memberikan bimbingan karakter islami

yang dilakukan dua minggu sekali, KP3 juga memberikan agenda

bimbingan karakter khusus untuk menghadapi gencatan gelombang

digitalisme ini. KP3 dapat membentuk karakter adik-adik

bimbingan yang kuat dan mampu mengoptimalisasi kinerja logika

untuk bisa membedakan perkara yang benar dan salah. Eko

Megawati, selaku pembimbing KP3 menambahkan bahwa:

Kami menerapkan metode penggunaan akal pada bimbingan


karakter melalui berbagai program yang diusahakan.
Pemberian materi bimbingan karakter dan program praktik
dari materi bimbingan selalu mengupayakan adik-adik untuk
melatih pengetahuan, olah pikir dan karakter yang kuat agar
bisa memilih akhir yang baik.218

Pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembimbing dan pengurus KP3 sudah mengupayakan berbagai

cara untuk melatih adik-adik mengolah daya pikir agar mampu

menciptakan karakter kuat yang mempu mengidentifikasikan hal

baik dan hal buruk dalam kehidupan.

217
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 13 Desember
2021
218
Wawancara dengan Eko Megawati, Pemateri bimbingan Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada 3 Maret 2022
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, salah satu

upaya yang dilakukan untuk melatih daya pikir adik-adik

bimbingan melalui program bimbingan karakter islami. Misalnya,

adik-adik bimbingan diminta untuk memberikan reaksi dan

argumen terkait materi bimbingan dengan mengungkapkan hasil

pemikirannya di dalam forum. Selain itu, pada setiap akhir

bimbingan adik-adik diminta mengulas ulang inti dari kegiatan

bimbingan dan menarik kesimpulan dari materi bimbingan, serta

mengidentifikasikan hal baik dan hal buruk dari setiap cerita yang

disampaikan sehingga bisa mengambil ibrah bagi adik-adik

bimbingan.219

c) Metode keteladanan

Metode keteladanan dalam lingkup pendidikan karakter

islami adalah sebuah upaya memberikan pemahaman kepada adik-

adik bimbingan melalui pemberian contoh yang nyata baik berupa

perkataan maupun perbuatan sesuai dengan teori-teori bimbingan

pendidikan karakter islami yang sudah di pelajari bersama.

Sebagai contoh, pembimbing dan seluruh pengurus KP3 sepakat

untuk turut menerapkan teori-teori bimbingan yang diberikan

dalam kehidupan sehari-hari dengan memberikan salam ketika

memasuki kelas bimbingan, memberikan senyum dan melontarkan

sapaan kepada yang lain, menjaga lisan untuk berkata yang baik-

219
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 12 September 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
baik dan menjaga perilaku agar senantiasa bertingkah sesuai

dengan syariat. Selain itu, sebagai contoh yang lain dibidang

akademik, mayoritas pengurus KP3 adalah seorang yang giat

mencari ilmu dan bekerja tetapi juga fokus menjalankan organisasi

KP3. Hal ini sesuai dengan ungkapan Amar Hanif, ketua KP3

bahwa:

Salah satu upaya untuk menerapkan bimbingan karakter


islami pada adik-adik bimbingan adalah turut andil dalam
proses pembelajaran. Sebagai pendidik kita tidak hanya
memerintahkan karena itu namanya menggurui tapi kita
belajar bersama dan saling mengiringi. Dengan pemberian
berbagai contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari, baik
dari kami pengurus sendiri maupun pemateri yang bermitra
dengan kami akan mempermudah adik-adik dalam menyerap
nilai dan substansi yang ada dalam proses bimbingan
karakter islami di KP3.220

Metode keteladanan adalah metode yang memiliki pengaruh

paling dominan dalam pendidikan melalui contoh yang

dipraktikkan langsung secara nyata yang bertujuan membantu

perkembangan jiwa adik-adik bimbingan di KP3. Sebagaimana

yang diungkapkan oleh Finna Wijayanti bahwa:

Pembelajaran yang diiringi dengan percontohan dari


pendidik secara langsung akan lebih efektif dan lebih cepat
paham teori bimbingan yang diberikan sehingga adik-adik
akan lebih mudah dan ikhlas mempraktikkan teori yang
diberikan serta semangat melakukan apa yang pendidik
contohkan.221

220
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)
melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 10 Maret 2022
221
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di kediaman FinnaWijayanti, pada tanggal 7 Maret
2022
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa metode

keteladanan adalah salah satu metode yang efektif dan efisien

dalam melancarkan program-program bimbingan karakter islami

yang dibuat oleh KP3 mencapai tujuan yang diinginkan.

d) Metode nasihat (mau‘iẓah)

Metode nasihat (mau‘iẓah) adalah salah satu metode yang

digunakan oleh pengurus dan pembimbing KP3 untuk

meyampaikan pesan-pesan yang ada dalam syariat Islam melalui

bimbingan karakter islami kepada adik-adik bimbingan. Secara

umum Al-Qur’an adalah nasihat mau‘iẓah bagi semua umat

muslim. Al-Qur’an juga menjelaskan bahwa mau‘iẓah tidak hanya

didapatkan dari isi Al-Qur’an, kadang-kadang mau‘iẓah juga

bersumber dari manusia lain seperti Nabi, Rasul, para pemimpin,

guru, orang tua bahkan mau‘iẓah bisa diperoleh dari orang yang

lebih kecil. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Eko Megawati

bahwa:

Metode nasihat ini salah satu upaya kami menjadi seorang


pendidik. Tentunya, nasihat-nasihat yang kami sampaikan
baik nasihat dalam program bimbingan maupun nasihat
personal bagi adik-adik bimbingan yang membutuhkan
utamanya bersumber dari syariat Islam. Selain itu, kami
menyampaikan nasihat kehidupan yang kami dapat dari
pengalaman atau kejadian yang terjadi di sekitar. Metode ini
cukup sulit, sebagai pendidik kita harus mencerminkan dan
mencontohkan hal-hal baik yang akan disampaikan agar
tidak hanya menjadi pendidik yang tong kosong nyaring
bunyinya.222

Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa menjadi

seorang pendidik itu tidak mudah. Secara tidak langsung, pendidik

adalah penyambung lidah dari seluruh pengajaran yang ada di

dalam agama Islam. Upaya memberikan pendidikan melalui

metode nasihat juga membuat pemimbing dan pengurus KP3 harus

selalu mencerminkan substansi dari apa yang akan disampaikan.

Hal itu dikarenakan, memberikan nasihat tanpa percontohan

langsung adalah termasuk orang munafik. kemudian Ririn Mulya

Sari sebagai salah satu adik-adik bimbingan menambahkan bahwa:

Kadang saya merasa rasa kepo terhadap hal-hal baru itu


terlalu besar sedangkan saya merasa pegangan saya belum
cukup kuat. Ilmu-ilmu yang saya dapat ketika masuk KP3
sangat membantu, karena secara terus menerus mendapatkan
nasihat-nasihat kehidupan dan contoh langsung dari kakak-
kakak pembimbing berdasarkan ajaran yang benar.223

Pernyataan Ririn di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

bimbingan pendidikan karakter islami melalui metode nasihat ini

sangat efektif. Melihat usia adik-adik bimbingan adalah usia

peralihan dari anak-anak menuju remaja, yang mana mulai

memasuki usia yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, rawan

terjadi banyak penyimpangan dan mudah terpengaruh. Melihat hal

ini, peran KP3 dalam memberikan bimbingan karakter islami

222
Wawancara dengan Eko Megawati, Pemateri bimbingan Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 3 Maret 2022
223
Wawancara dengan Ririn Mulya Sari, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan (KP3), melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 13 Maret 2022
melalui metode pemberian nasihat memiliki pengaruh besar dalam

memberikan bekal ilmu untuk adik-adik bimbingan.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, adik-adik

bimbingan mendengarkan dengan seksama penjelasan maupun

petuah-petuah yang diberikan oleh pembimbing maupun pengurus

KP3. Selain itu, baik pembimbing maupun pengurus yang

memberikan nasihat menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

dan sejuk serta memberikan teladan nyata dalam tingkah laku

maupun perkataan.224

e) Metode pembiasaan

Secara fitrah setiap anak yang dilahirkan di dunia ini adalah

suci dan setiap anak itu memiliki potensi untuk taat kepada Allah

SWT dan menjadi orang baik sesuai ajaran keislaman. Namun,

semua tak akan sama lagi apabila orang-orang di sekitarnya tidak

mengarahkan, tidak mendidik, tidak mencontohkan untuk selalu

berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari dan tidak menuntun

anak-anak untuk membiasakan melakukan hal baik. Anak akan

tumbuh menjadi pribadi yang beriman, berakhlak islami dan

mencerminkan kepribadian muslim yang utuh apabila diberikan

pendidikan Islam, dibiasakan untuk selalu berperilaku sebagai

manusia yang mencerminkan ajaran Islam dan hidup dalam

lingkungan yang terbiasa menjalankan ajaran Islam secara

224
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 12 September 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
komperehensif. Lingkungan islami akan menempa anak untuk

terbiasa menjalankan aturan islami, salah satunya adalah KP3. Hal

ini sesuai dengan ungkapan oleh Finna Wijayanti bahwa:

Sejatinya semua anak itu baik, memiliki potensi untuk taat


kepada Allah SWT. Hanya saja banyak faktor yang akhirnya
akan mempengaruhi fitrah itu, sehingga membuat anak-anak
kehilangan arah dan pegangan hidup. Pada usia anak-anak
menuju dewasa adalah masa kritis yang apabila terpengaruh
hal-hal buruk di sekitarnya akan mudah menyimpang.
Kemudian, hal ini harus menjadi perhatian bersama bahwa
lingkungan sekitar sangat mempengaruhi karakter anak. Oleh
karena itu, sangat penting untuk menempatkan anak pada
lingkungan yang memiliki kebiasaan positif.225

Metode pembiasaan yang diterapkan dalam bimbingan

pendidikan karakter islami di KP3 dilakukan dengan cara

memberikan program yang melatih keistikamahan adik-adik

bimbingan dalam mengaplikasikan karakter islami yang

sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bentuk

pelatihan keistikamahan adik-adik bimbingan di KP3 adalah

pemberian contoh penerapan karakter islami secara konsisten oleh

jajaran pengurus dan pembimbing KP3. Selain itu, adik-adik

bimbingan KP3 juga diberikan program khusus untuk melatih daya

kekonsistenan adik-adik seperti membaca Al-Qur’an maupun

ibadah-ibadah lainnya dengan pemonitoran kegiatan sehari-hari

melalui tugas pengisian lembar mutāba’ah.

225
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di kediaman FinnaWijayanti, pada tanggal 7 Maret
2022
Pada mula penerapan program tugas pengisian lembar

mutāba’ah, adik-adik melakukan kewajibannya sebatas mengisi

tugas, tapi seiring berjalannya waktu akan menjadi kebiasaan

hingga memiliki tabat yang mulia. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh Tunggul sebagai salah satu adik-adik bimbingan KP3 bahwa:

Kakak-kakak pembimbing dan pengurus tidak hanya


memberikan keteladanan dengan contoh tapi juga dibuktikan
dengan keistikamahan yang selalu berusaha memberikan
contoh nyata di depan kita. Jadi hal itu jadi pengingat diri
kita untuk mencontoh dan berusaha konsisten melakukan
hal-hal baik. Pada awal-awalnya males lama-lama terbiasa,
terkadang juga sering lupa tapi selalu teringat karena melihat
kakak-kakak pembimbing dan pengurus selalu memberikan
terus menerus.226

Pernyataan Tunggul dapat disimpulkan bahwa motode

pembiasaan yang digunakan oleh pembimbing dan pengurus KP3

sangat efektif. KP3 tidak hanya memberikan materi-materi mentah

tetapi juga mencerminkan materi-materi pendidikan karakter yang

disampaikan. Adik-adik bimbingan menjadi termotivasi untuk

mengikuti langkah yang sama dengan yang sudah dicontohkan

oleh pembimbing dan pengurus KP3. Dengan metode pembiasaan

akan membuat keterpaksaan menjadi sebuah kenyamanan hingga

menjadi kebiasaan.

f) Metode mengambil hikmah dari sebuah cerita

Sesuai hasil observasi yang peneliti lakukan di Komunitas

Pemuda Peduli Pendidikan (KP3), penggunaan metode

226
Wawancara dengan Tunggul, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan (KP3), melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 13 Maret 2022
pengambilan hikmah dari sebuah cerita yang dijabarkan

pembimbing/pemateri sering diterapkan dalam proses bimbingan.

Pengambilan hikmah dari sebuah cerita terdahulu sangat

diperlukan dalam perihal mendidik anak dengan tujuan sebagai

pelajaran agar anak bisa mempertimbangkan akibat dari segala

sesuatu yang akan dilakukannya. Metode ini juga berpengaruh

besar dalam proses bimbingan karena pada umumnya pada usia

anak-anak hingga remaja senang mendengarkan dongeng maupun

cerita-cerita lainnya. Melalui mendengarkan cerita dapat

meningkatkan daya imajinasi anak.227 Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Finna Wijayanti bahwa:

Anak-anak lebih excited kalau kita bercerita. Biasanya kami


membagikan kisah ataupun cerita-cerita apapun yang
mengandung ibrah sehingga anak-anak bisa mencontoh
hikmah yang didapat dari cerita tersebut. Prioritas utama kita
adalah cerita yang diambil dari Al-Qur’an maupun cerita para
Nabi dan Rasul atau cerita para sahabat.228

Hasil wawancara di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa

adik-adik bimbingan KP3 sangat tertarik dan bersemangat

menyimak penjelasakan melalui pembacaan cerita. Cerita yang

disamapaikan tidak hanya memiliki unsur lucu namun memiliki

ibrah yang bisa dipetik bersama. Kemudian Roland selaku salah

satu adik-adik bimbingan mengungkapkan bahwa “Penyampaian

227
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 12 September 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
228
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di kediaman FinnaWijayanti, pada tanggal 7 Maret
2022
materi dengan bercerita itu sangat asik. Dari cerita yang

disampaikan itu kita jadi mudah membayangkan bagaimana

kejadian di masa itu sehingga materi yang disampaikan akan lebih

mudah melekat dan gampang teringat karena merasa senang

dengan cerita yang disampaikan.”229 Selaras dengan yang

disampaikan Roland, Eko Megawati menambahkan bahwa:

Cerita atau kisah yang biasanya kami ambil adalah kisah-kisah


manusia terdahulu khususnya kisah-kisah Nabi Muhammad
SAW yang jelas berisi pengajaran dan ilmu baru dibalik
semua cerita sunahnya. Di akhir metode ini biasanya kami
akan mengetes adik-adik bimbingan terkait hikmah dari cerita
yang sudah diceritakan.230

Kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembimbing KP3 menjadikan Rasulullah sebagai objek

pengisahan dan suri tauladan dalam mengidentifikasikan

pendidikan yang sesuai dengan ajaran Islam. Pembelajaran melalui

metode ini cenderung mudah diterima adik-adik bimbingan.

Melalui cerita dan pengisahan ini materi yang disampaikan akan

lebih melekat di memori adik-adik bimbingan karena cara

menyampaikannya menyenangkan. Pada akhir penjabaran kisah

atau cerita pembimbing akan mengajak adik-adik bimbingan untuk

mengulas kembali kisah atau cerita yang sudah diceritakan dan

menuntun adik-adik bimbingan untuk menyebutkan hikmah apa

yang berhasil mereka tangkap dari kisah atau cerita tersebut.

229
Wawancara dengan Roland, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan (KP3), melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 13 Maret 2022
230
Wawancara dengan Eko Megawati, Pemateri bimbingan Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 3 Maret 2022
g) Metode ganjaran dan hukuman

Ganjaran dan hukuman didasarkan atas penyelewengan dan

kepatuhan. Ganjaran diberikan untuk mengapresiasi keberhasilan,

sedang Hukuman dilakukan untuk memberikan pelajaran, efek jera

dan membentuk karakter anak yang baik. Al-Qur’an menjelaskan

bahwa dalam memberikan ganjaran harus sesuai dengan

kemaslahatan hidup dan dalam memberikan hukuman dipilihkan

yang paling ringan untuk kemudian disesuaikan dengan tingkat

kesalahan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Finna Wijayanti

bahwa:

Kami belum memberikan ganjaran berupa hadiah berbentuk


barang maupun memberikan hukuman dalam bentuk fisik.
Biasanya kami memberikan ganjaran dengan memberikan
apresiasi berupa pujian dan dukungan mental lainnya. kami
juga memberikan hukuman berupa sanksi sosial. Biasanya
tugas akan dibacakan di kelas bimbingan, sehingga apabila
tidak melakukan tugas yang diberikan akan merasakan
malu.231

Pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode

ini membantu adik-adik yang menerima ganjaran merasakan

dukungan mental dan apresiasi nyata melalui kasih sayang dengan

pujian dan melalui metode hukuman adik-adik mendapatkan

pelatihan mental guna membentuk karakter adik bimbingan agar

lebih bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Hal ini sesuai

dengan ungkapan Rifani, salah satu adik bimbingan bahwa:

231
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di kediaman FinnaWijayanti, pada tanggal 7 Maret
2022
Metode ini berperan penting bagi saya pribadi. Dengan
adanya metode presentasi tugas di depan forum ini membuat
saya lebih temotivasi untuk menyelesaikan tugas dengan
baik. Selain itu, pemberian hadiah berupa apresiasi tulus dari
teman-teman maupun pembimbing membuat saya merasa
dihargai jadi lebih bersemangat untuk langkah selanjutnya.232

Pernyataan Rifani dapat ditarik kesimpulan bahwa metode

ganjaran dan hukuman ini efektif untuk diterapkan pada adik-adik

bimbingan memberikan pengaruh besar pada mental adik-adik

bimbingan.

c. Kegiatan penutup

Kegiatan penutup ini adalah langkah terakhir dalam kegiatan

bimbingan. Kegiatan penutup berisi penegasan atau kesimpulan dari

seluruh proses bimbingan dan pengulasan terhadap seluruh proses

kegiatan inti. Pembimbing KP3 melakukan crosscheck serta menarik

kesimpulan bimbingan dengan melakukan tanya jawab yang kemudian

diterangkan kembali oleh adik-adik bimbingan dengan pengawasan

pembimbing.233 Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Finna

Wijayanti bahwa:

Tahap akhir dari pembelajaran dengan memberikan tugas


pengembangan karakter yang dilakukan di kelas, pembahasan
tugas dan presentasi hasil lembar mutāba’ah dengan diakhiri
pemberian tugas akhir pengisian lembar mutāba’ah untuk
pertemuan selanjutnya. Kemudian akan diakhiri dengan pemberian
motivasi dan arahan untuk lebih semangat menjalani kewajiban-
kewajiban yang tertera dalam lembar mutāba’ah dan diakhiri

232
Wawancara dengan Rifani, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan (KP3), melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 13 Maret 2022
233
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 13 Juni 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
dengan menjelaskan materi pokok ataupun kegiatan yang akan
dilakukan di pertemuan bimbingan selanjutnya.234

Hasil wawancara di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tahap

akhir pada proses bimbingan di KP3 dengan memberikan tugas di ujung

bimbingan untuk kemudian dibahas bersama dengan pembahasan hasil

lembar mutāba’ah yang sebelumnya sudah diisi oleh masing-masing

adik bimbingan. Pembahasan lembar mutāba’ah ini di akhiri dengan

pemberian motivasi dan arahan agar kedepannya bisa mengisi lembar

mutāba’ah lebih maksimal, bahkan bisa melaksanakan kewajiban

maupun hal-hal baik lainnya melebihi yang tertera di dalam lembar

penilaian.

3. Tahap penilaian

Tahap terakhir dalam sebuah proses pembelajaran adalah

melakukan penilaian terhadap perjalanan pembelajar dengan tujuan

mengukur keberhasilan sebuah proses pembelajaran. Penilaian yang

diambil adalah penilaian tetap dan penilaian yang menyesuaikan tema

bimbingan. Dari hasil penilaian yang dilakukan, kemudian dilakukan

evaluasi terhadap seluruh proses bimbingan untuk kemudian diperbarui dan

ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.235 Adapun proses penilaian di KP3

sendiri memiliki barometer penilaian khusus yang dibedakan menjadi dua

234
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 20 Maret
2022
235
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 13 Juni 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
teknik penilaian yaitu teknik penilaian tetap dan teknik penilaian

kondisional yang akan dijabarkan berikut:

a. Teknik penilaian tetap

Teknik penilaian tetap pada program bimbingan pendidikan

karakter islami adalah teknik penilaian yang sudah ditentukan dari awal

dengan mengukur keseimbangan ibadah sehari-hari. Teknik penilaian

tetap berupa penilaian melalui lembar mutāba’ah yang di dalamnya

mencangkup proses ibadah baik wajib maupun sunah. Selain memantau

kewajiban beribadah makhluk kepada Tuhannya, lembar mutāba’ah

yang diciptakan oleh KP3 juga memperhatikan tentang kewajiban

manusia kepada manusia lain, misalnya amal saleh kepada orang tua

maupun masyarakat.236 Seperti yang diungkapkan oleh Eko Megawati

bahwa:

Jadi penilaian tetap dengan lembar mutāba’ah ini kami buat untuk
melihat bagaimana keadaan adik-adik dalam menjalankan ibadah
wajib mereka dan beberapa challenge kebaikan mengerjakan
kebaikan untuk orang sekitar. Dengan melihat hasil pengisian
lembar mutāba’ah kita jadi tahu ibadah adik-adik dan kemudian
kami bisa menentukan langkah selanjutnya untuk memperbaiki
keadaan tersebut.237

Hasil wawancara di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa

penilaian Lembar mutāba’ah ini menjadi barometer terkuat untuk

melihat keberhasilan dari proses bimbingan. Dari Lembar mutāba’ah

dapat dilihat hasil dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan berjalan baik

236
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 13 Juni 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
237
Wawancara dengan Eko Megawati, Pemateri bimbingan Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 23 Maret
2022
walaupun ada beberapa adik-adik bimbingan yang kurang maksimal

dalam menjalnkan kewajiban-kewajibannya. Dari hasil yang diperoleh

itu KP3 akan merangkai dan menginovasi proses bimbingan pendidikan

karakter islami di semester yang akan datang. Hal ini selaras dengan

yang dijelaskan oleh Ririn Mulya Sari bahwa “Pengisian lembar

mutāba’ah ini tidak memberatkan saya sama sekali, bahkan membantu

dan memotivasi saya agar konsisten saat melakukan sesuatu. Saya

mengisi lembar ini dengan jujur sehingga kedepannya saya bisa lebih

baik lagi.”238

Hasil wawancara di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa

pengisian lembar mutāba’ah ini memotivasi adik-adik bimbingan untuk

selalu menjalankan kewajiban paling tidak sesuai dengan poin-poin yang

ada di dalam program penilaian. Walaupun ada beberapa yang awalnya

hanya memenuhi rangkaian kewajiban sesuai lembar mutāba’ah, seiring

berjalannya waktu akan terbiasa dan konsisten melakuakan semua

kewajiban yang ada maupun amal saleh lainnya.

b. Teknik penilaian kondisional

Penilaian dengan teknik kondisional, berupa penilaian yang

disesuaikan dengan tema yang sedang dibahas dalam proses pendidikan

karakter. Teknik kondisional yang dimaksud bisa teknik penilaian secara

observasi, penilaian kinerja dan teknik penilaian kondisional lainnya.

238
Wawancara dengan Ririn, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan
(KP3), melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 23 Maret 2022
Penilaian ini adalah penilaian tentang karakter dan kemampuan sosial

adik-adik bimbingan.239 Adapun penjabaran dari pembagian penilaian

kondisional akan dijelaskan sebagai berikut:

a) Penilaian observasi

Dalam penilaian observasi pembimbing akan melihat

keberhasilan materi-materi yang disampaikan melalui pengamatan

terhadap perkataan, perlakuan maupun interaksi yang diciptakan satu

sama lain. Dengan penilaian ini pembimbing akan lebih mengetahui

karakter masing-masing individu sehingga akan membantu

pembimbing dalam menentukan cara membimbingnya.240

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Finna Wijayanti bahwa

“Penilaian pengamatan ini mencangkup aspek kognitif maupun

karakter adik-adik bimbingan. Pembimbing harus memiliki catatan

pribadi untuk kemudian dilaporkan ketika pertanggungjawaban

bersama dewan pendonor di akhir semester.”241

Keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penilaian

pengamatan ini merupakan catatan yang harus dimiliki oleh para

pembimbing KP3 untuk dilaporkan ketika rapat akhir semester

bersama pendonor. Hasil penilaian observasi ini sebagai wujud

239
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 13 Juni 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
240
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 13 Juni 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
241
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 23 Maret
2022
pertanggung jawaban terhadap progres beasiswa program bimbingan

pendidikan karakter islami.

b) Penilaian kinerja

Penilaian kinerja adalah proses penilaian dengan menggunakan

teknik multidimensional yang dapat dilakukan dengan penilaian

tertulis, penilaian perbuatan dan penugasan. Penilaian kinerja di KP3

menuntut adik-adik bimbingan untuk mempraktikan pengetahuan

yang diperoleh dari proses bimbingan ke dalam berbagai macam

konteks sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Penilaian kinerja bisa

dilihat ketika kegiatan bimbingan maupun pada praktik bimbingan

dengan program-program pendukung lainnya.242 Sebagaimana yang

diuraikan oleh Finna Wijayanti bahwa “Dalam penilaian kinerja,

pembimbing melihat dari segi kognitif, praktik dari teori bimbingan,

kecakapan dalam berbagai keterampilan, pembuatan karya dan

penilaian sikap.”243

Keterangan di atas dapat dilihat bahwa penilaian kinerja ini

mencangkup seluruh kemampuan adik-adik bimbingan. Fokus

penilaian adalah implementasi dari bimbingan-bimbingan yang

selama ini sudah diberikan. Penilaian ini dapat ditentukan ketika adik-

adik bimbingan melakukan kegiatan seperti biasa atau pada praktik

242
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 13 Juni 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
243
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 23 Maret
2022
program bimbingan untuk kemudian dirangkum oleh pembimbing

pada lembar pengisian portofolio.

B. Implikasi Penerapan Pendidikan Karakter Islami Komunitas Pemuda

Peduli Pendidikan (KP3) pada Adik-adik Bimbingan di Desa Triwidadi

Pajangan Bantul

Dari beberapa kegiatan dan program-program yang dilaksakan dalam

suatu proses pendidikan, tentunya akan ada hasil terukur yang dicapai sesuai

dengan usaha mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar. Begitu pula pada

program bimbingan karakter islami yang dilakukan di Komunitas Pemuda

Peduli Pendidikan (KP3), menampakkan progres yang bagus dan hasil

signifikan yang dicapai dari tahun ke tahun. KP3 menerapkan bimbingan

sesuai dengan tahap-tahapan pada pendidikan karakter islami dan adik-adik

bimbingan berhasil mencapai kriteria tahapan yang harus dilalui, dimulai

dengan pemberian ilmu tauhid (usia 0-2 tahun) hingga ilmu bermasyarakat (13

tahun ke atas). Adapun beberapa hasil yang dicapai dari pelaksanaan program

bimbingan karakter islami di Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)

adalah sebagai berikut:

1. Adik-adik bimbingan menjadi lebih taat beribadah kepada Allah SWT

Setiap muslim harus meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT

dan setiap muslim yang beriman wajib mengimplementasikan bukti

keimanannya dengan menjalankan semua yang diperintahkan dan

meninggalkan segala sesuatu yang dilarang Allah SWT. Cara membuktikan


keimanan seorang hamba yang benar adalah dengan kontinu beribadah dan

meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT. Dengan adanya kegiatan-

kegiatan yang diprogramkan dalam bimbingan karakter islami KP3, adik-

adik bimbingan menjadi sangat terbantu untuk lebih memahami dan

mempraktikkan substansi dari materi-materi karakter islami. Hal ini terlihat

dari cara mereka berbicara, bersikap dan ketaatan beribadah. Dalam hal

peribadatan, adik-adik bimbingan menjadi rutin belajar baca tulis Al-

Qur’an, rajin untuk melakukan tadarus Al-Qur’an bersama, menghafalan

surat-surat pendek dan melaksanakan sholat 5 waktu di rumah masing-

masing dengan mengisi lembar bimbingan khusus yang diberikan

pembimbing sebagai wujud pertanggung jawaban.244 Hal ini dilakukan

semata-mata hanya mengharap rida Allah SWT dan meningkatkan ketaatan

kepada-Nya. Sebagaimana yang diutarakan oleh Finna Wijayanti, selaku

pembimbing bahwa:

Pada awal semester program bimbingan, adik-adik memiliki karakter


yang beragam karena memang berasal dari latar belakang yang
berbeda-beda. Pada pertemuan pertama saya merasa mereka sangat
perlu mendapatkan pendidikan islami. Alhamdulillah untuk saat ini,
banyak program yang akhirnya membantu mereka untuk
memperbaiki karakter masing-masing dari dasarnya, yakni masalah
peribadatan. Adik-adik menjadi istikamah menjalankan sholat baik
wajib maupun sunah yang selalu kita pantau melalui penugasan
pribadi, rutin mengikuti tadarus Al-Qur’an, memperlajari cara
membaca dan menulis Al-Qur’an bahkan turut menghafalkan surat-
surat pendek. Tentu semua hal ini adalah progres positif yang akan
membantu adik-adik bimbingan.245

244
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 10 Oktober 2021 pukul 13.00-15.00 WIB
245
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 29 Agustus
2021
Hasil wawancara dengan Finna Wijayanti di atas sesuai dengan yang

diutarakan oleh Ririn Mulya Sari, salah satu adik bimbingan KP3 bahwa:

Sebelum masuk di KP3 mugkin masih sering bolong sholatnya.


Karena ada laporan ibadah, bisa menjadi motivasi diri agar rajin
sholat, yang biasanya malas mengaji jadi rajin tadarus Al-Qur’an
bahkan sampai menghafal surat-surat pendek. Sedikit demi sedikit
program-program itu membantu untuk mendekatkan diri pada Allah
SWT.”246

Keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa adanya bimbingan

karakter islami KP3, sedikit banyaknya telah memberikan pengaruh positif

terhadap adik-adik bimbingan. Mengistikamahkan ibadah itu tidak mudah,

oleh karenanya harus ada paksaan dari diri sendiri dan dukungan

lingkungan sekitar hingga paksaan itu akan berakhir dengan kebiasaan.

2. Adik-adik bimbingan lebih bisa menjaga lisan dan menjaga sikap

Syariat Islam menjelaskan bahwa manusia yang taat dan bertakwa

kepada Allah SWT akan senantiasa mengimplementasikan konstruksi dari

keyakinan dalam wujud yang nyata dengan bentuk pertanggungjawaban

pada seluruh aspek kehidupan. Dengan bekal iman yang kuat, manusia akan

selalu taat dengan menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala

larangan-Nya. Salah satu wujud dari perilaku taat manusia adalah menjaga

lisan dan sikapnya sampai terbentuk menjadi manusia yang berakhlak

karimah dan memiliki karakter yang kuat. Dalam ajaran Islam, menjaga

lisan dari hal-hal yang tidak diperbolehkan oleh agama dan tidak menyakiti

orang lain dalam bentuk verbal adalah ajaran utama dalam agama Islam.

246
Wawancara dengan Ririn, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan
(KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 September 2021
Seorang hamba yang beriman tidak hanya meyakini dan sekedar belajar

teori ilmu-ilmu yang ada di syariat Islam, melainkan

mengimplementasikannya dalam dunia nyata dengan menjaga lisannya,

menata sikapnya dan bertindak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku

baik aturan agama, norma sosial masyarakat maupun hukum negara yang

berlaku.247

Dalam pelaksanaannya, selain memberikan teori-teori menyangkut

karakter islami, KP3 juga memprogramkan kegiatan-kegiatan yang

menunjang adik-adik bimbingan untuk menerapkan ajaran agama khususnya

ilmu pendidikan karakter yang disandarkan pada hukum Islam. Implikasi

dari rancangan program yang dimiliki KP3 terlihat dari cara adik-adik

bimbingan berbicara dengan sopan dan santun baik kepada pembimbing

maupun adik bimbingan yang lain, mengungkapkan pendapat maupun

menuturkan kritik dan saran tanpa menjatuhkan orang lain, mendengarkan

pembimbing dengan saksama ketika proses bimbingan maupun di luar

forum, tidak pernah memainkan telepon seluler ketika bimbingan

berjalan.248 Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Eko Megawati

selaku pembimbing KP3, bahwa:

Pada awal bimbingan banyak adik-adik yang memiliki karakter


kurang baik, seiring berjalannya waktu mereka mengerti apa yang
mereka pelajari. Bukan perubahan drastis sementara yang menjadi
tolak ukur kami melainkan perubahan yang sedikit namun kontinu
sampai menjadi konsisten. Kadang sesekali masih ada beberapa dari
mereka yang ngobrol dengan temannya ketika bimbingan. Hal yang

247
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 10 Oktober 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
248
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 10 Oktober 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
kami lakukan adalah mengingatkan dan menyampaikan kepada
mereka terkait adab belajar dengan bahasa dan nada suara yang
lembut pasti akan sampai dan mereka akan mengerti.249

Kemudian Rifani sebagai salah satu adik-adik bimbingan KP3

menambahkan bahwa:

Sebelum mengikuti bimbingan saya sekarang bisa melihat kalau dulu


memiliki karakter yang kurang baik, bersikap ngawur dan mudah
berbicara kasar. Setelah mengikuti program-program bimbingan, saya
lebih bisa melihat mana hal yang baik dan hal yang kurang baik
sehingga lebih bisa menempatkan yang mana yang boleh diomongkan
dan yang mana yang bisa dilakukan, begitu juga sebaliknya.250

Kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa rangakaian

bimbingan yang dibeikan di KP3 membantu adik-adik untuk menyadari dan

memikirkan hal yang baik dan tidak sehingga adik-adik bimbingan lebih

bisa mempertimbangkan hal-hal yang akan diungkapkan dan akan

dilakukan. Adik-adik bimbingan lebih hati-hati dan bisa menempatkan

dirinya ketika harus berbicara dan bersikap terhadap siapapun.

3. Adik-adik bimbingan lebih bersemangat meningkatkan pengetahuan

Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi seluruh kaum muslim, baik ilmu

dunia maupun ilmu akhirat yang berguna bagi diri sendiri maupun orang

lain. Menambah pengetahuan adalah modal amal yang harus dimiliki

manusia untuk menjalankan kehidupan. Ilmu yang cukup akan menjadi

bekal manusia untk melihat kebenaran maupun kesalahan, sehingga

249
Wawancara dengan Eko Megawati, Pemateri bimbingan Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 29 Agustus
2021
250
Wawancara dengan Rifani, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 September 2021
membantu manusia agar lebih mengetahui hal yang harus dilakukan, hal

yang boleh dilakukan maupun hal yang tidak boleh dilakukan.251

Dengan adanya program-program yang dijalankan di KP3, adik-adik

bimbingan menjadi sangat terbantu untuk memahami substansi dari materi-

materi pendidikan karakter islami perihal sikap percaya diri. Hal ini terlihat

dari semangat yang dimiliki mereka untuk mengikuti bimbingan,

memperhatikan bimbingan yang disampaikan dengan saksama dan berusaha

untuk selalu mempraktikkan ilmu yang diberikan di KP3. Selain itu, adik-

adik bimbingan memiliki komitmen tinggi untuk tetap menghadiri

bimbingan walaupun terdapat hal-hal yang menghambat seperti terjadi

hujan besar dan posisi rumah lumayan jauh, adik-adik tetap berangkat guna

mendapatkan ilmu baru di tempat yang menyenangkan.252 Sebagaimana

yang diungkapkan oleh Ririn Mulya, salah satu adik-adik bimbingan bahwa:

Yang pasti, setelah mengikuti program bimbingan saya sadar bahwa


ternyata bekal ilmu yang saya miliki masih sangat kurang. Pada saat
mengikuti bimbingan maupun melalui program pendukung lain saya
bisa mendapat pengetahuan baru dan pengalaman baru sehingga
membuat saya lebih semangat mengikuti program-program
selanjutnya. Hubungan antara pembimbing dan kami sangat baik,
menyampaikan nasihat dan ilmu dengan hati. Dari semua hal itu
membuat saya nyaman untuk mengikuti pembelajaran.253

Kemudian Roland sebagai salah satu adik-adik bimbingan KP3

menambahkan bahwa “Saya senang mengikuti bimbingan karena

mendapatkan ilmu dan pengalaman baru. Kalau ada pembimbing yang

251
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 10 Oktober 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
252
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 10 Oktober 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
253
Wawancara dengan Ririn, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan
(KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 September 2021
menyampaikan materi saya selalu memperhatikannya, karena saya rasa

saya akan rugi jika tidak memperhatikanya.”254

Kedua pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya

program bimbingan karakter islami KP3, sedikit banyaknya telah

membantu adik-adik bimbingan untuk memberikan bimbingan karakter

islami sebagai bekal adik-adik untuk menjalankan kehidupan. Dengan ilmu

dan nasihat yang tulus dari pembimbing KP3 membantu adik-adik

bimbingan untuk bisa melihat hal yang baik dan hal-hal yang buruk serta

membantu adik-adik untuk mempertimbangkan hal yang boleh dilakukan

dan tidak bleh dilakukan.

4. Adik-adik bimbingan mampu menumbuhkan sikap percaya diri

Percaya diri merupakan salah satu wujud karakter sebagai interpretasi

pengungkapan syukur manusia terhadap dirinya sendiri. Percaya diri adalah

sikap mental seseorang yang mampu berpikir positif tentang diri sendiri,

merasa yakin dengan diri sendiri dan mampu menerima kekurangan yang

dimiliki. Perasaan positif yang dimiliki itu membuat seseorang memiliki

keyakinan akan kemampuan yang dimiliki untuk melakukan sesuatu sesuai

dengan kemampuannya dengan menggunakan pendekatan yang efektif.

Sikap percaya diri yang terus dipupuk akan memberikan manfaat bagi diri

sendiri, orang lain dan lingkungan. Setiap orang berhak melakukan apapun

dengan percaya diri, namun perlu diingat bahwa sebelum getol dengan

kemampuan sendiri harus dilandaskan dengan ilmu yang sesuai dan tidak

254
Wawancara dengan Roland, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 10 Oktober 2021
melanggar atuaran apapun. Hal ini dikarenakan setiap hal yang dianggap

bagus belum tentu benar.255

Tentunya, program-program yang ada di KP3 berkontribusi besar

untuk perkembangan rasa percaya diri adik-adik bimbingan. Hal ini terlihat

dari sikap adik-adik ketika mengikuti bimbingan yaitu adik-adik bimbingan

lebih berani untuk bertanya ketika proses bimbingan, mempresentasikan

tugas yang dikerjakan di depan orang banyak, berani mengungkapkan

pendapat, kritik maupun saran kepada orang lain dan adik-adik bimbingan

lebih nyaman mengungkapkan perasaan yang dirasakannya di dalam

forum.256 Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Tunggul, salah satu

adik-adik bimbingan bahwa:

Saya bersyukur karena memiliki tempat untuk berbagi cerita selain itu
dengan adanya sesi story telling meningkatkan percaya diri saya
dengan lebih sering berbicara di depan orang banyak. Selain itu, saya
lebih bisa menerima kekurangan diri dan pengen selalu melakukan
yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang lain. Faktor terbesar
yang membantu saya berkembang adalah para pembimbing dan antar
anggota yang saling merangkul. Pada awalnya saya masih merasa
malu-malu tapi setelah kenal saya bisa menjadi diri sendiri sehingga
saya lebih percaya diri melakukan hal benar yang saya mau.257

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa selain membantu adik-

adik bimbingan melalui pengetahuan teori-teori pendidikan karakter, KP3

juga membantu adik-adik bimbingan untuk mengolah mental yang baik.

Adik-adik bimbingan dilatih untuk selalu melakukan apapun yang mereka

inginkan dengan percaya diri, namun harus memiliki dasar kebenaran yang
255
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 10 Oktober 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
256
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 10 Oktober 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
257
Wawancara dengan Tunggul, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 10 Oktober 2021
kuat. Dari seluruh program yang diberikan sangat membantu adik-adik

bimbingan untuk keluar dari penjara dirinya sendiri sehingga adik-adik

bimbingan lebih bebas untuk mengembangkan potensi dirinya dengan

keyakinan yang kuat dan mempercayai kemampuannya sendiri.

5. Adik-adik bimbingan mampu menjadi pribadi yang bertanggung jawab

Manusia yang bertanggung jawab adalah manusia yang menjalankan

tugasnya dengan penuh kesungguhan serta berani mengambil konsekuensi

atas segala perkataan, perbuatan maupun sikap yang dilakukan, baik

terhadap diri sendiri, Tuhannya, orang lain maupun lingkungan sekitar.

Sikap tanggung jawab akan terbentuk dari dalam hati seiring dengan

pertumbuhan dan perkembangan anak, tumbuh dan mekar dengan

sendirinya tekatnya serta kesadaran diri dan kemauan untuk menjalankan

sebuah kewajiban yang dimiliki.258

Dengan adanya program-program yang dijalankan di KP3, adik-adik

bimbingan menjadi sangat terbantu untuk memahami substansi dari materi-

materi pendidikan karakter islami dalam hal manumbuhkan pribadi yang

bertanggung jawab. Hal ini terlihat dari cara bebicara adik-adik bimbingan

yang dijaga dan berhati-hati agar tidak menyinggung perasaan orang lain,

usaha untuk selalu menjalankan ibadah dengan kontinu sebagai bentuk

pertanggungjawaban kepada Allah SWT, membatu kerja orang tua di

rumah, kesungguhan adik-adik untuk belajar dan menyelesaikan setiap tugas

258
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 10 Oktober 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
yang dilakukan.259 Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ririn

Mulya sebagai salah satu adik-adik bimbingan KP3, bahwa:

Saya berusaha semampu saya untuk tetap menghadiri dan mengikuti


kegiatan-kegiatan di komunitas, menyelesaikan segala tugas yang
diberikan baik dari sekolah maupun komunitas dengan jujur dan
penuh tanggung jawab, tidak memforsir tubuh saya untuk selalu
melakukan apa yang saya mau tapi apa yang saya bisa serta
menyesuaikan dengan kemmpuan, membantu orang tua ketika di
rumah. Selain itu, saya jadi sadar bahwa banyak tanggung jawab saya
sebagai makhluk Allah SWT yang sering terlupakan. Setelah
mengikuti bimbingan saya menjadi lebih memperhatikan ibadah saya
kepada Allah SWT sebagai wujud dari ketaatan hamba-Nya.260

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa selain membantu adik-

adik bimbingan melalui pengetahuan teori-teori pendidikan karakter, KP3

juga membantu menyadarkan adik-adik bimbingan bahwa setiap hal yang

ada di dunia ini ada hubungan sebab akibat yang harus

dipertanggungjawabkan. Adik-adik bimbingan lebih sadar bahwa harus

selalu menjaga diri sendiri untuk selalu berusaha melakukan hal baik yang

terbaik dalam bidang apapun.

6. Adik-adik bimbingan mampu bersikap toleran terhadap orang lain

Manusia adalah makhluk sosial yang saling membuthkan satu sama

lain. Allah SWT menciptakan manusia berbeda-beda satu sama lainnya

sehingga manusia dapat belajar saling melengkapi, menghargai dan

menghormati antarsesama. Di tengah masyarakat yang heterogen ini, sikap

259
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 10 Oktober 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
260
Wawancara dengan Ririn Mulya Sari, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 September 2021
toleran terhadap orang lain akan menciptakan kehidupan bermasyarakat

yang baik, rukun dan harmonis.261

Dengan adanya program-program yang dijalankan di KP3, adik-adik

bimbingan menjadi sangat terbantu untuk memahami substansi dari materi-

materi pendidikan karakter islami terkait toleransi dan penerapannya. Dapat

dilihat dari cara adik-adik bimbingan berinteraksi sama lain, adik-adik

bimbingan bersosialisasi dengan baik kepada orang lain tanpa melihat

perbedaan apapun, mendengarkan presentasi yang dilakukan teman-teman

bimbingan lain dan tetap menghormati pendapat orang lain. Selain itu,

ketika sesi diskusi adik-adik bimbingan memberikan saran maupun kritik

dengan menggunakan tata bahasa yang benar tanpa menyudutkan dan

menjatuhkan argumen yang lainnya.262 Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Rifani, salah satu adik-adik bimbingan bahwa:

Pertama bimbingan saya banyak diem saja karena malu belum saling
kenal. Ketika bimbingan banyak bertemu orang baru yang berasal
dari desa yang berbeda-beda, tentu banyak sekali perbedaan. Seiring
berjalannya waktu mengikuti bimbingan kita bisa saling mengenal,
saling mengerti, saling menghormati bahkan saling tolong menolong
apabila ada yang membutuhkan. Ketika sesi tanya jawab, diskusi,
story telling maupun saat mempresentasikan tugas, kita saling
mendengarkan dengan seksama serta memberikan saran dan kritik
yang membangun.263

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa selain membantu adik-

adik bimbingan melalui pengetahuan teori-teori pendidikan karakter, KP3

juga membantu adik-adik agar bisa bersosialisasi dengan baik antarsesama


261
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 10 Oktober 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
262
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 10 Oktober 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
263
Wawancara dengan Rifani, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 September 2021
dengan membekali pengetahuan dan pengalaman untuk memahami dan

menghormati orang lain walaupun gagasan yang dimiliki berbeda dengan

orang lain. Hal ini sangat mendasari untuk menciptakan masyarakat yang

rukun dan harmonis. Selain itu, sikap toleran yang diajarkan bisa

membentuk sebuah negara yang kuat dan baik.

7. Adik-adik bimbingan mampu bersikap jujur

Jujur merupakan salah satu sikap dasar yang harus dimilik setiap

manusia. Jujur adalah salah satu wujud karakter manusia yang

mencerminkan kesesuaian antara perkataan yang diucapkan dan perbuatan

yang dilakukan. Membuktikan sikap jujur melalui pengungkapan kebenaran

terkait hal-hal yang ada di hati nurani manusia, setiap hal yang ada di

pikirannya serta gagasan dan pandangan yang sesuai dengan olah pikir

manusia terhadap suatu peristiwa. Jujur menjadi induk dari sikap terpuji,

dengan keberanian untuk selalu bersikap jujur terhadap diri sendiri maupun

orang lain akan menjadikan hidup lebih tenang dan damai tanpa adanya

suatu hal yang mengganjal hingga menjadi beban.264

Dengan adanya program-program yang dijalankan di KP3, adik-adik

bimbingan menjadi sangat terbantu untuk memahami substansi dari materi-

materi pendidikan karakter islami terkait keharusan untuk bersikap jujur.

Hal ini dapat dilihat dari cara adik-adik mengisi tugas lembar mutābaah apa

adanya sesuai dengan kenyataan, berani mengakui kesalahan dan tugas yang

belum dilaksanakan dengan mempresentasikan hasil lembar mutābaah di

264
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 10 Oktober 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
forum bimbingan, jujur pada diri sendiri dengan mengatakan hal yang ingin

dikatakan dan melakukan hal yang ingin dilakukan dengan batas-batas

tertentu serta mengembalikan barang-barang yang selesai dipinjam dari

teman lainnya.265 Hal ini sesuai dengan yang Ririn Mulya sampaikan bahwa:

Alhamdulillāh selama mengisi lembar mutābaah selalu jujur,


walaupun pas membacakan di depan teman-teman lain itu malu kalau
ada yang bolong. Sejujurnya, hal itu sangat membantu dan sama
sekali bukan menjadi beban buat saya justru bisa jadi motivasi diri
biar lebih konsisten dalam melakukan segala sesuatu dan bisa
memberikan yang terbaik entah itu bagi saya maupun orang lain.266

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa selain membantu adik-

adik bimbingan melalui pengetahuan teori-teori pendidikan karakter, KP3

juga membantu adik-adik agar bisa lebih jujur mengungkapkan setiap yang

diinginkan dan melakukan hal-hal yang ingin dilakukan apa adanya dan

bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.

8. Adik-adik bimbingan lebih bisa bersikap bersahabat/komunikatif

Sikap bersahabat/komunikatif adalah perkataan, tindakan maupun

sikap yang berhubungan dengan orang lain yang menghasilkan komunikasi

yang saling memahamkan sehingga tercipta suasanya yang nyaman dan

menyenangkan untuk melakukan kerjasama. Manusia adalah makhluk

sosial, sudah pasti hal penting yang harus dilakukan manusia adalah

bersikap bersahabat/komunikatif agar bisa membangun hubungan yang baik

satu sama lain dan mudah diterima dengan baik di tengah masyarakat. Hal

265
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 10 Oktober 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
266
Wawancara dengan Ririn Mulya, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 September 2021
ini harus selalu diupayakan sehingga bisa saling mendapatkan timbal balik

yang positif antara satu dan yang lainnya.267

Dengan adanya program-program yang dijalankan di KP3, adik-adik

bimbingan menjadi sangat terbantu untuk memahami substansi dari materi-

materi pendidikan karakter islami dalam hal menciptakan lulusan yang

memiliki sikap bersahabat/komunikatif sebagai bekal untuk menjalankan

kehidupan yang tentram. Hal ini dapat dilihat bahwa adik-adik bimbingan

bersikap suportif dan saling mendukung agar satu sama lain bisa

mengekspresikan setiap hal yang diinginkan, menggunakan bahasa yang

santun ketika mengingatkan, saling tolong menolong ketika ada yang

membutuhkan, berdiskusi untuk mencapai kesepakatan bersama dan adik-

adik bimbingan mampu menjaga komunikasi yang baik dan berkontribusi

langsung membantu para pembimbing. Selain itu, adik-adik bimbingan juga

menjaga hubungan baik di masyarakat dengan turut serta mengikuti kerja

bakti dan berpartisipasi dalam karang taruna.268 Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Tunggul bahwa:

Pada awal bimbingan belum saling mengenal, jadi acuh dengan


keadaan sekitar dan hanya fokus pada diri sendiri. Karena di setiap
bimbingan kita selalu dilibatkan satu sama lain lama-lama bisa
berkomunikasi dengan baik sehingga ketika saling membutuhkan
dikegiatan setelahnya merasa nyaman dan kompak. Kalau di
masyarakat sejujurnya dulu malas mengikuti kegiatannya tapi
sekarang sadar bahwa menjaga komunikasi yang baik dengan orang
sekitar itu dibutuhkan agar bisa tercipa hubungan yang baik.269

267
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 10 Oktober 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
268
Hasil observasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan di SPS Harapan Bunda pada
tanggal 10 Oktober 2021, pukul 13.00-15.00 WIB
269
Wawancara dengan Tunggul, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 10 Oktober 2021
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa selain membantu adik-

adik bimbingan melalui pengetahuan teori-teori pendidikan karakter, KP3

juga membantu adik-adik agar berkembang menjadi pribadi yang baik di

tengah lingkungannya dengan menjadi manusia yang bersabat/komunikatif.

Hal ini sangat diperlukan untuk mendapatkan kehidupan yang damai dan

nyaman dimanapun berada dan siapapun yang dihadapinya.

C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Proses Penerapan

Pendidikan Karakter Islami Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)

pada Adik-adik Bimbingan di Kalurahan Triwidadi Pajangan Bantul

Proses implementasi pendidikan karakter islami yang dilakukan oleh

Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan, tentu tidak lepas dari faktor pendukung

dan faktor penghambat. Kedua faktor tersebut dapat menjadi modal untuk

melancarkan dan mengembangkan kegiatan serta menjadi acuan untuk

meningkatkan mutu dari program pendidikan karakter islami yang ada di

Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan. Adapun faktor pendukung dan

penghambat proses bimbingan tersebut di antaranya:

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung adalah faktor yang memfasilitasi suatu kegiatan

guna mempermudah proses kegiatan untuk mencapai tujuan. Faktor

pendukung dalam Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) dibagi

menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan eksternal.

a. Faktor Internal
1) Kekompakan antaranggota

Kekompakan dalam sebuah kelompok sosial yang melibatkan

orang banyak adalah salah satu kunci untuk mencapai tujuan dan

menghindari perpecahan. Cara yang tepat untuk menyelaraskan

perbedaan adalah dengan adanya komunikasi yang baik. Seperti yang

diutarakan oleh Amar Hanif selaku Ketua KP3, sebagai berikut:

Dalam menetapkan program bimbingan setiap semester,


seluruh pengurus berkoordinasi untuk menentukan tema-tema
apa yang akan digunakan, saling membantu untuk
merealisasikan program bimbingan. Apabila ada salah satu
pengurus yang berhalangan untuk melaksanakan tugasnya
maka pengurus yang lain sangat kompak untuk saling bahu
membahu mengisi kekosongan tersebut. Selain itu, salah satu
tanggung jawab sebagai pendidik adalah menjadi panutan,
maka seluruh pengurus juga kompak dalam hal saling
mengingatkan untuk selalu mencontohkan hal-hal baik kepada
adik-adik bimbingan.270

Kemudian Eko Megawati sebagai pemateri bimbingan

menambahkan bahwa “Koordinasi yang terjadi antara pengurus dan

pemateri program bimbingan karakter juga kompak. Tema

pembelajaran sudah disusun oleh tim pembinaan. Saya hanya

menyampaikan materi sesuai degan tema dengan menambahkan

framing sesuai dengan karakter keislaman yang ingin saya tekankan

dalam memandang sebuah tema”.271 Seperti yang diungkapkan oleh

Finna Wijayanti selaku Penanggung Jawab program pendidikan

karakter Islami di KP3, yaitu:

270
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)
melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 29 November 2021
271
Wawancara dengan Eko Megawati, Pemateri bimbingan Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 29 November
2021
Adik-adik bimbingan juga berperan besar untuk kesuksesan
program pendidikan. Mereka kompak untuk selalu hadir
dalam setiap program bimbingan, berkoordinasi mengatur
ulang jadwal apabila ada yang berhalangan, membantu
pengurus dalam kegiatan, saling mengingatkan kepada teman
lainnya, saling membantu satu sama lain.272

Pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kekompakan, integritas dan komitmen pengurus dan pemateri KP3

untuk mengelola organisasi dan memberikan pendidikan sangat baik.

Selain sinergi antar pengurus, tentunya hubungan yang baik dengan

adik-adik bimbingan ataupun sinergi antara adik-adik bimbingan juga

menjadi indikator penting untuk mencapai tujuan bersama.

2) Kesadaran pengurus terhadap peran dan amanahnya

Finna Wijayanti sebagai penanggung jawab program

pendidikan karakter dan pembimbing menjelaskan bahwa kesadaran

adalah setir motorik manusia untuk melakukan sesuatu, tanpa adanya

kesadaran dalam diri maka tidak akan ada gerak yang dilakukan.

Seluruh pengurus KP3 dengan sadar telah mendeklarasikan dirinya

untuk mengabdi dengan ikhlas demi kemajuan pendidikan adik-adik

bimbingan khususnya kesadaran pendidikan karakter islami. Maka

dari itu, walaupun sudah memiliki kesibukan pribadi tapi tetap

menyempatkan waktunya untuk menjalankan peran dan tugasnya

kecuali karena keadaan yang benar-benar mendesak.273

272
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 29 November
2021
273
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 29 November
2021
3) Peraturan dan sistem khusus yang diterapkan

Adanya peraturan penerima beasiswa sangat membantu

pemenuhan kehadiran adik-adik bimbingan pada program yang sudah

disusun, karena presentase kehadiran akan mempengaruhi proses

penerimaan beasiswa. Seperti yang dipaparkan oleh Eko Megawati,

selaku pemateri bimbingan karakter islami, yaitu “Adanya peraturan

bagi penerima beasiswa bahwa mengikuti setiap pembinaan bersifat

wajib, pada awal-awal mengikuti pembinaan mungkin takut hanya

karena aturan, tapi lama kelamaan mereka hadir karena enjoy dan

senang dengan kegiatan bimbingan.”274

Selain peraturan khusus yang sudah dijelaskan di atas, sistem

pengawasan kegiatan adik-adik bimbingan melalui lembar mutāba’ah

juga berperan besar dalam proses implementasi pendidikan karakter

Islami, seperti yang diterangkan oleh Finna Wijayanti bahwa

“Pantauan lembar mutāba’ah sangat bisa mendukung tercapainya

tujuan bimbingan, mereka menjadi termotivasi dengan penugasan

tersebut meskipun mungkin awalnya hanya untuk pemenuhan tugas

semata tapi lama-lama akan menjadi habit yang baik.”275

Finna Wijayanti menambahkan bahwa penetapan sistem

program pendidikan karakter yang diberikan dengan porsi yang paling

banyak dalam satu semester dan merancang program-program lainnya


274
Wawancara dengan Eko Megawati, Pemateri bimbingan Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 29 November
2021
275
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung pembinaan bersifat wajib Jawab
Program Pendidikan Karakter Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan
WhatsApp, pada tanggal 29 November 2021
sebagai tindak lanjut dari teori pendidikan karakter itu sendiri juga

menjadi faktor pendukung lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa

Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan sangat mengharapkan

mencapai tujuan utama yaitu memenuhi kehausan adik-adik

bimbingan terkait pendidikan karakter islami.276

4) Keteladan dari pengurus komunitas

Untuk menerapkan sebuah teori pembelajaran karakter Islami

yang diberikan kepada adik-adik bimbingan, maka pemateri maupun

pengurus harus mengimbangi dan mengiringi prosesnya, dengan turut

mencerminkan tutur dan laku sesuai dengan ilmu-ilmu yang diajarkan.

Sesuai dengan yang diungkapkan Amar Hanif, sebagai berikut:

Istilahnya kami berusaha untuk bisa menjadi guru, namanya


seorang guru itu bukan hanya sekedar menyampaikan tapi
juga bisa mencontohkan, jadi kami berusaha sebaik mungkin
ketika kami menyampaikan materi-materi pendidikan karakter
kepada mereka maka kami sudah harus menerapkannya.277
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pengurus KP3

menyadari bahwa menjadi seorang pendidik harus bisa menyiapkan

diri menjadi contoh yang akan ditiru adik-adik. Selain itu, menjadi

seorang pendidik juga akan dimintai pertanggungjawaban dari setiap

ilmu yang diberikan.

5) Rasa optimis pengurus yang besar

276
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 29 November
2021
277
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)
melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 29 November 2021
Semangat juang dan keyakinan untuk meraih kesuksesan

dalam menjalankan suatu program merupakan bahan bakar yang

diperlukan agar tetap maju, tidak mudah patah dalam menghadapi

rintangan dan hambatan yang ada. Seperti yang diungkapkan oleh

Finna Wijayanti bahwa:

Kami sangat optimis bahwa memang program pendidikan


karakter ini bisa membantu membentuk dan mengajari adik-adik
perihal cara berkarakter dalam kehidupan sehari-hari. Kami
yakin dan optimis program ini mampu untuk membenahi
karakter adik-adik walaupun tidak 100%, tapi minimal bisa lebih
baik dari sebelumnya.278

Pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam

menjalankan semua program KP3 harus memiliki tekat yang kuat.

Untuk menggerakkan sebuah perbaikan peradaban sangat memerlukan

keoptimisan dan kekonsistentenan meskipun progres yang diperoleh

sedikit demi sedikit.

6) Pengurus dan pemateri yang berkompeten

Amar Hanif selaku ketua komunitas menjelaskan bahwa dalam

suatu proses pendidikan, peran dan tanggung jawab pendidik sangat

besar, sehingga untuk menjadi seorang pendidik harus memiliki bekal

ilmu dan integritas yang baik. Latar belakang yang dimiliki oleh

pengurus serta pemateri bimbingan di KP3 sudah baik, hampir

seluruhnya lulusan dari perguruan tinggi dan sebagian yang lain masih

278
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 29 November
2021
ada yang berstatus sebagai mahasiswa, sehingga mampu untuk

mengatur organisasi dengan ilmu dan pengalamannya.279

Finna Wijayanti menambahkan bahwa pemilihan pemateri

bimbingan juga tidak sembarang orang bisa, harus orang yang benar-

benar berkompeten dalam bidangnya. Pemateri bimbingan pendidikan

karakter islami di KP3 tidak hanya lulusan perguruan tinggi tapi juga

ada beberapa yang alumni dari pondok pesantren, sehingga sangat

berkompeten untuk bisa menyampaikan materi-materi yang berkaitan

dengan ilmu islami dan ilmu umum.280 Selain itu, Roland sebagai

salah satu adik-adik bimbingan menambahkan keterangan bahwa

“Menurut saya cara penyampaian materi dari sudah cukup enak dan

juga sangat mudah untuk dipahami oleh orang-orang awam seperti

saya.”281

Keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa materi

yang dibawakan oleh pemateri lebih mudah diterima oleh kaum muda

yang awam dengan ajaran keislaman. Pemateri mengemas materi

dengan tatanan bahasa yang disesuaikan dengan usia dan standar dari

adik-adik bimbingan.

7) Inovasi materi secara kontinu

279
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)
melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 29 November 2021
280
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 29 November
2021
281
Wawancara dengan Roland, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 10 Oktober 2021
Kreatifitas dan gebrakan baru dari pengurus komunitas terkait

penentuan tema dan pemberian materi setiap pergantian semester juga

menjadi aspek penting dalam menerapkan program pendidikan

karakter. Seperti yang dipaparkan oleh Finna Wijayanti, sebagai

berikut:

Materi apa yang memang perlu untuk disampaikan kepada


adik-adik tentu perlu diinovasi dan dikembangkan agar
beragam dan tidak membosankan. kita berusaha mengemas
materi-materi itu menjadi milenial, bukan yang sesuatu yang
konvensional namun tetap tidak mengubah esensi dari materi
itu sendiri. Kita hanya menyampaikan dengan gaya bahasa
yang lebih kekinian agar mereka tidak ketinggalan dan
terkoneksi.282

Keterangan di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa KP3

rutin menginovasi dan meningkatkan kualitas materi yang diberikan

kepada adik-adik bimbingan agar selalu teraktual dan sesuai dengan

kebutuhan anak muda milenial.

8) Rasa nyaman dan kekeluargaan yang hangat

Walaupun pertemuan dalam program pendidikan karakter

hanya dilakukan setiap dua minggu sekali, namun menurut Eko

Megawati selaku pembimbing merasa bahwa rasa kekeluargaan di

dalam komunitas sangat erat. Story telling yang diagendakan dalam

setiap pertemuan memberikan ruang kepada adik-adik untuk

mengungkapkan perasaannya, menghormati cara mereka

menyampaikan pendapat, dan saling memberi masukan serta nasihat

282
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 29 November
2021
sehingga timbul rasa saling percaya satu sama lain dan seperti merasa

memiliki keluarga kedua.283 Seperti yang diungkapkan Ronald sebagai

salah satu adik-adik bimbingan yaitu “Saya merasakan rasa

kekeluargaan yang hangat di KP3. Saya merasa terbantu dengan

adanya story telling ini, sangat bersyukur karena masih ada tempat

untuk mengekspresikan apa yang saya rasakan dan masih banyak

orang yang peduli dengan saya, keadaan saya dan keluarga saya.”284

Keterangan tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa kegitan

story telling di KP3 memberikan ruang khusus di hati adik-adik

bimbingan. Dari kegiatan itu, adik-adik merasa memiliki rumah

sebagai ruang untuk mengungkapkan hal-hal yang sedang dirasakan.

Hal ini membuat adik-adik bimbingan merasa nyaman dan membuat

lebih bisa fokus untuk mengikuti proses bimbingan maupun kegiatan

akademik yang lainnya.

9) Kebutuhan keilmuan

Kesadaran adik-adik bimbingan dalam mengikuti kegiatan dan

mengisi lembar mutāba’ah adalah wujud dari semangat yang

menggebu untuk memperoleh pengetahuan baru dan menuntaskan

rasa keingintahuan tentang pendidikan karakter yang bersifat islami.

Seperti yang diungkapkan oleh Ririn sebagai salah satu adik-adik

bimbingan, sebagai berikut:

283
Wawancara dengan Eko Megawati, Pemateri bimbingan Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) melalui pesan WhatsApp, pada tanggal 29 November
2021
284
Wawancara dengan Roland, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 10 Oktober 2021
Kalau pertemuan bimbingan di KP3 ini jadi pertemuan yang
sangat ditunggu-tunggu, karena mendapatkan ilmu baru yang
belum didapatkan ditempat lain dengan pembawaan yang
mudah dipahami, seru dan tanpa tekanan. Kalau di pertemuan
lain kadang agak males karena monoton kalo di KP3
semangat.285

Keterangan di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa

kesadaran adik-adik bimbingan perihal kebutuhan ilmu yang harus

didapatkan di KP3 sangat tinggi. Dengan dibantu sistem dan

pembelajaran di KP3 yang menyenangkan membuat adik-adik

bimbingan merasa lebih semangat dan senang ketika mengikuti

kegiatan bimbingan di KP3.

b. Faktor eksternal

1) Koordinasi yang baik antara pengurus dan donatur

Amar Hanif selaku ketua komunitas menjelaskan bahwa ketika

seluruh program kegiatan dalam satu semester sudah terpenuhi,

Cerdas foundation akan memberikan beasiswa untuk adik-adik

bimbingan melalui perantara pengurus KP3. Kemudian pengurus

komunitas akan memberikan laporan pertanggung jawaban kegiatan

dan proses beasiswa kepada Cerdas foundation dengan jujur dan

transparan, sehingga komunikasi terjaga, memperlancar proses

beasiswa dan bimbingan, serta memperkuat rasa saling percaya satu

sama lain.286

285
Wawancara dengan Ririn, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan
(KP3), di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 September 2021
286
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3 di
SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 Desember 2021
2) Dukungan orang tua dan masyarakat

Dukungan dari orang tua dan masyarakat sangat penting untuk

keberlangsungan suatu organisasi, termasuk Komunitas Pemuda

Peduli Pendidikan. Seperti yang diutarakan oleh Finna Wijayanti

sebagai berikut:

Dukungan orang tua dan masyarakat sekitar yang menyambut


dan mendukung penuh kegiatan pendidikan karakter islami.
Orang tua kadang mengantarkan anak-anaknya ketika
pembelajaran dan ketika jadwal bimbingan door to door di
rumah-rumah adik-adik para orang tua juga menyambut
dengan baik. Masyarakat sekitar juga memperbolehkan kita
menggunakan tempat-tempat umum yang ada di
KalurahanTriwidadi.287
Kesimpulan yang dapat diambil dari keterangan di atas adalah

ketika orang tua dan masyarakat mendukung proses bimbingan maka

akan menambah semangat dan menjadi semakin termotivasi untuk

memberikan pendidikan kepada adik-adik bimbingan.

3) Motivasi dari pengurus

Ririn sebagai salah satu adik-adik bimbingan menjelaskan

bahwa perhatian dan motivasi yang diberikan oleh pengurus kepada

adik-adik baik berupa ilmu pendidikan karakter islami, menyangkut

keadaan mental ataupun perhatian terhadap kehidupan pribadi

membuat adik-adik merasa nyaman, tanpa tekanan dan lebih semangat

dalam mengikuti kegiatan. Sehingga motivasi yang diberikan oleh

pengurus membantu adik-adik bimbingan dalam menghadapi


287
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 Desember
2021
permasalahan yang sedang dialami dan menjadi lebih fokus dalam

mengikuti program bimbingan.288

4) Dukungan dari pengurus demisioner komunitas dan alumni

Amar Hanif selaku ketua komunitas menjelaskan bahwa

setelah menyelesaikan tugasnya menjadi pengurus komunitas,

pengurus demisioner tetap mengawasi perkembangam komunitas dan

mendukung dari belakang. Apabila pengurus menghadapi keadaan

kritis ataupun membutuhkan nasihat dan masukan maka pengurus

demisioner dengan senang hati membantu. Selain itu, para alumni dari

adik-adik bimbingan juga senang hati membantu pengurus dalam

kegiatan dan mengisi kekosongan kepengurusan apabila dibutuhkan.

Sehingga sangat membantu dalam mengoptimalisasikan tonggak

organisasi.289

5) Lingkungan sosial dan keagamaan

Rifani selaku salah satu adik-adik bimbingan menjelaskan

bahwa lingkungan sosial dan keagamaan sekitar adik-adik bimbingan

juga membantu dalam mengoptimalisasikan proses pendidikan

karakter yang diberikan dengan menjadikan lingkungan sebagai

tempat praktik dari teori-teori yang telah diberikan, seperti adanya

kepengurusan karang taruna, turut serta dalam kegiatan remaja masjid

dan lain sebagainya. Respon dan dukungan dari lingkungan sosial dan

288
Wawancara dengan Ririn, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan
(KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 Desember 2021
289
Wawancara dengan Amar Hanif, Ketua Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di
SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 Desember 2021
keagamaan ini mempengaruhi kualitas adik-adik bimbingan sehingga

adik-adik menjadi semakin terpacu dan lebih semangat untuk

mendapatkan ilmu baru di Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan

untuk kemudian diterapkan ke dalam kehidupan sehari-harinya.290

6) Adanya kemajuan teknologi komunikasi

Dalam keadaan pandemi dan serba keterbatasan ini, pengurus

KP3 terus melakukan cara alternatif untuk menjalankan program dan

memberikan pendidikan kepada adik-adik bimbingan, salah satunya

dengan diadakannya bimbingan online sebagai pemanfaatan kemajuan

teknologi abad ini. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Eko

Megawati bahwa “Adanya teknologi komunikasi turut mendukung

proses pembinaan secara daring ketika masih dalam keadaan

pandemi”291

Seperti yang disebutkan di atas, bahwa kemajuan teknologi

abad ini memberikan dampak positif dan sebagai solusi yang tepat

untuk mengatasi permasalahan pandemi saat ini. Selain faktor

pandemi, kemajuan teknologi juga membantu dalam memberikan ilmu

baru yang belum diketahui karena pengaruh keterbatasan waktu untuk

belajar bersma.

2. Faktor penghambat

290
Wawancara dengan Rifani, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 Desember 2021
291
Wawancara dengan Eko Megawati, Pemateri bimbingan Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 Desember
2021
Faktor penghambat adalah hal-hal atau keadaan yang akan

mempengaruhi proses berjalannya suatu agenda. Apabila faktor-faktor

penghambat ini tidak dibenahi maka program pendidikan karakter Islami di

KP3 menjadi kurang efektif bahkan sulit untuk mencapai tujuan dari KP3.

Faktor penghambat dalam Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)

dibagi menjadi dua macam, yaitu faktor penghambat internal dan faktor

penghambat eksternal.

a. Faktor internal

1) Kesibukan pribadi pengurus bimbingan

Pengurus komunitas yang telah memiliki kesibukan pribadi

yang tidak bisa ditinggalkan, sehingga harus mengatur ulang jadwal

pertemuan bimbingan akan sedikit mengganggu kelancaran kegiatan.

Seperti yang diungkapkan oleh Eko Megawati bahwa:

Jika ada pembimbing yang berhalangan hadir ketika jadwal


bimbingan, maka pembimbing dan adik-adik akan berdiskusi
bersama untuk mencari hari lainnya. Hal ini dikarenakan
kurangnya personil. Walaupun sebenarnya ini kesepakatan
bersama tapi tetap saja sedikit menghambat program bimbingan
sehingga tidak bisa sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat.292

Keterangan di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa jumlah

pengurus KP3 masih menjadi penghambat dalam menjalankan

program bimbingan. Kesibukan pribadi pengurus yang berhalangan

akan menggeser jadwal bimbingan yang sudah ditentukan sehingga

proses bimbingan juga akan mengalami penundaan.

292
Wawancara dengan Eko Megawati, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 Desember
2021
2) Pertemuan yang hanya dua minggu sekali

Intensitas pertemuan dalam menjalankan program pendidikan

akan mempengaruhi kualitas dari hasil pembelajaran. Apabila

kegiatan dilakukan lebih sering dan rutin maka hasil yang akan

didapatkan akan lebih maksimal, baik dalam proses pemberian teori

pembelajaran maupun pengawasan terhadap praktik dari esensi

pembelajaran. Finna Wijayanti selaku penanggung jawab program

pendidikan karakter islami menjelaskan bahwa jumlah pertemuan

program pendidikan karakter di Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan

dilakukan dalam kurun waktu dua minggu sekali, sehingga kurang

efektif dalam proses pemberian materi pendidikan karakter dan susah

dalam melakukan pemantauan terhadap tingkah laku adik-adik

bimbingan, karena presentase kegiatan adik-adik lebih banyak di luar

komunitas daripada pembelajaran di KP3.293

3) Jumlah pembimbing kurang memadai

Untuk menyukseskan suatu program maka perlu adanya

kualitas dan keseimbangan kuantitas antara anak yang dibimbing dan

pembimbing. Apabila jumlah pembimbing dan anak yang dibimbing

jomplang sebelah dengan perbandingan lebih banyak anak didik,

maka pembimbing akan kewalahan dan hasil yang diinginkan kurang

maksimal. Seperti yang diungkapkan oleh Finna Wijayanti, bahwa

“Kita sebenarnya kekurangan SDM, pembimbing program kegiatan


293
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 Desember
2021
pendidikan karakter islami hanya dua orang yang terkadang memiliki

kesibukan yang bertabrakan dan kadang kewalahan.”294

Hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kuantitas dari

entitas pengurus mempengaruhi proses bimbingan di KP3. Jika jumlah

pengurus yang dibutuhkan mepet dengan jumlah pengurus yang ada,

maka ketika kegiatan berlangsung dan pengurus yang

betanggungjawab berhalangan akan mempengaruhi proses berjalannya

kegiatan. Selain itu, hal itu akan membuat pengurus yang lain

kewalahan dan kurang maksimal dalam menjalankan tugas masing-

masing.

b. Faktor eksternal

1) Adanya pandemi

Pandemi Covid-19, sudah melanda Indonesia hampir dua

tahun, dan selama itu pula keadaan menjadi tidak tentu dan tidak

terkontrol, mobilitas manusia semakin sempit, tidak terkecuali ruang

gerak Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan. Seperti yang

diungkapkan oleh Mega, yaitu “Masa pandemi ini berimbas pada

kurang efektifnya keberlangsungan pembinaan karena belum bisa

melakukan pertemuan offline secara maksimal. Kita melakukan

inovasi-inovasi bimbingan dengan tetap menyesuaikan keadaan,

kemampuan dan peraturan yang ada.”295

294
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung jawab Program Pendidikan Karakter
di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 Desember 2021
295
Wawancara dengan Eko Megawati, Pemateri bimbingan Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 Desember
2021
Hasil wawancara di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa

masa pandemi ini membuat program pendidikan yang sudah disusun

oleh pengurus menjadi tidak berjalan semestinya, dengan kondisi yang

serba terbatas pengurus menetapkan cara alternatif untuk tetap bisa

merealisasikan program-program pendidikan. Tentunya, program

yang bisa dilaksanakan terbatasdan menyesuaikan dengan keadaan

serta tetap sesuai dengan anjuran yang diarahkan pemerintah daerah.

2) Pengawasan orang tua kurang maksimal

Proses pendidikan akan berjalan lancar, apabila hubungan,

komunikasi dan kerjasama antara pendidik dan orang tua/wali dari

anak didik berjalan dengan baik. Apabila hanya salah satu pihak saja

yang memberikan pengajaran tanpa adanya bimbingan lanjutan serta

pengawasan yang intens kepada anak didik maka hasil yang akan

didapatkan tidak akan maksimal. Finna Wijayanti mengatakan bahwa

bimbingan pendidikan karakter yang diberikan di Komunitas Pemuda

Peduli Pendidikan hanya satu kali dalam dua minggu, sehingga

pengawasan dari penerapan nilai pendidikan yang diberikan lebih

ditumpukan kepada orang tua. Dalam hasil evaluasi lembar mutāba’ah

masih ada beberapa adik-adik bimbingan yang tidak menjalankan

tugas sebagaimana mestinya, oleh karena itu pengawasan dari orang

tua dirumah sangat penting untuk menyukseskan program pendidikan

karakter yang diberikan.296


296
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 Desember
2021
3) Lingkungan sekolah dan teman sebaya

Selain lingkungan keluarga, Finna Wijayanti menambahkan

bahwa lingkungan sekolah dan teman sebaya juga memiliki pengaruh

besar dalam membentuk karakter seseorang. Apabila kedua

lingkungan itu memiliki dampak yang buruk, maka akan mempersulit

proses pembenahan karakter yang dilakukan oleh KP3 dan akan

mempengaruhi pada pengaplikasian nilai-nilai karakter yang sudah

diberikan. Apabila anak tidak diiringi dengan pengawasan dan arahan

yang benar ketika remaja, maka komitmen anak untuk menjadi pribadi

yang baik akan mudah goyah dan terpengaruh oleh lingkungan

pertemannya.297

4) Jarak kediaman anggota

Program beasiswa yang ada di Komunitas Pemuda Peduli

Pendidikan adalah beasiswa yang diberikan di seluruh Pajangan yang

terdiri dari tiga desa yang memiliki jarak yang lumayan jauh dari

tempat bimbingan. Oleh karena itu, ada beberapadari adik-adik

bimbingan yang tidak mengikuti kegiatan karena terhalang jarak dan

keadaan tertentu. Seperti yang diungkapkan oleh Rifani, yang

merupakan salah satu adik-adik bimbingan KP3, yaitu “Sebenarnya

kalau hambatannya itu ketika bimbingan offline dan keadaan hujan,

297
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 Desember
2021
kan jarak rumah dan tempat bimbingan lumayan jauh, jadi takut kalau

mau berangkat.”298

Keterangan di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa melihat

jarak antara rumah adik-adik bimbingan dan tempat bimbingan

lumayan jauh, pasti terdapat kekhawatiran mengenai buruknya cuaca.

Sehingga gejala alam seperti hujan lebat akan mempengaruhi adik-

adik untuk mengikuti proses bimbingan.

5) Kualitas sinyal ketika bimbingan online

Finna Wijayanti menjelaskan bahwa jalan alternatif dari

pengurus komunitas untuk tetap menjalankan program kegiatan di

tengah keadaan pandemi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi

sudah baik dan solutif.299 Kemudian Ririn Mulya Sari menjelaskan

bahwa kualitas sinyal yang dimiliki adik-adik bimbingan di daerah

masing-masing menjadi permasalahan baru yang menghambat proses

bimbingan di era pandemi ini.300

Kedua argumentasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

usaha komunitas agar proses bimbingan tetap berjalan walaupun

keadaan pandemi. Salah satu upaya pengurus adalah melalui

memanfaatkan kemajuan teknlogi dengan bimbingan online. Namun,

298
Wawancara dengan Rifani, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 Desember 2021
299
Wawancara dengan Finna Wijayanti, Penanggung Jawab Program Pendidikan Karakter
Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 Desember
2021
300
Wawancara dengan Ririn, Adik-adik bimbingan Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan
(KP3) di SPS Harapan Bunda, pada tanggal 12 Desember 2021
KP3 kemudian mendapatkan hambatan baru yakni terkait kualitas

sinyal yang akhirnya menghambat proses bimbingan lagi.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi Pendidikan Karakter Islami Komunitas Pemuda Peduli

Pendidikan (KP3) pada Adik-adik Bimbingan di Kalurahan Triwidadi

Pajangan Bantul dilakukan melalui program bimbingan karakter islami dan

program-program pendukungnya. Proses bimbingan karakter islami di KP3

terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap

penilaian.

2. Implikasi Pendidikan Karakter Islami Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan

(KP3) pada Adik-adik Bimbingan di Kalurahan Triwidadi Pajangan Bantul

adalah; Adik-adik bimbingan menjadi lebih taat beribadah kepada Allah

SWT, lebih bisa menjaga lisan dan menjaga sikap, lebih bersemangat

meningkatkan pengetahuan, mampu menumbuhkan sikap percaya diri,

mampu menjadi pribadi yang bertanggung jawab, bersikap toleran terhadap

orang lain, mampu bersikap jujur dan lebih bersahabat/komunikatif.

3. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam proses penerapan

Pendidikan Karakter Islami Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan (KP3)

pada Adik-adik Bimbingan di Kalurahan Triwidadi Pajangan Bantul terdiri

dari dua bentuk faktor yakni faktor internal dan eksternal.

a. Faktor Pendukung internal terdiri dari kekompakan antar anggota,

kesadaran pengurus terhadap peran dan amanahnya, peraturan dan sistem


khusus yang diterapkan, keteladan dari pengurus komunitas, rasa optimis

pengurus yang besar, pengurus dan pemateri yang berkompeten, inovasi

materi secara kontinu, rasa nyaman dan kekeluargaan yang hangat dan

kebutuhan keilmuan. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari koordinasi

yang baik antara pengurus dan donatur, dukungan orang tua dan

masyarakat, motivasi dari pengurus, dukungan dari pengurus demisioner

komunitas dan alumni, lingkungan sosial dan keagamaan dan adanya

kemajuan teknologi komunikasi.

b. Faktor Penghambat internal terdiri dari kesibukan pribadi pengurus

bimbingan, pertemuan yang hanya dua minggu sekali dan jumlah

pembimbing kurang memadai. Faktor eksternal terdiri dari adanya

pandemi, pengawasan orang tua kurang maksimal, lingkungan sekolah

dan teman sebaya, jarak kediaman anggota dan kualitas sinyal ketika

bimbingan online.

B. Saran

Dengan tolak ukur penelitian yang ada di dalam skripsi ini, maka peneliti

ingin memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi pembaca, kajian keilmuan tentang pendidikan karakter islami sebagai

materi belajar sangat diperlukan sebagai bekal dalam menambah wawasan,

pengalaman dan pengetahuan pendidikan karakter dalam pandangan Islam.

2. Bagi pengurus dan pembimbing KP3 diharapkan lebih tersktuktur lagi

terkait regenerasi pengurus maupun pengisian tugas pengurus yang kosong,


sehingga pengurus yang lain bisa fokus tehadap tugas masing-masing.

Selain itu, pada metode pemberian ganjaran dan hukuman bisa diberikan

hadiah dalam bentuk fisik sehingga adik-adik bimbingan akan lebih terpacu

untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Kalau memungkinkan, alangkah lebih

baik jika waktu pertemuan bimbingan lebih dipadatkan agar proses

bimbingan lebih efektif. Komunikasi antara pihak komunitas dan orang tua

lebih dikuatkan agar bisa saling mendukung demi kelancaran proses

bimbingan.

3. Untuk para remaja khususnya adik-adik bimbingan KP3, mulailah belajar

memahami diri sendiri, berani untuk berbicara, melakukan hal yang

diinginakan dengan catatan selalu berpegang teguh pada tonggak agama dan

aturan-aturan yang ada di tengah masyarakat.

4. Bagi pendidik dan orang tua diharapkan lebih memperhatikan bahwa

pemberian pendidikan karakter sedini mungkin itu sangat penting, sebagai

bekal agar anak bisa melewati masa pertumbuhan dan perkembangannya

dengan baik. Selain itu, perlu ditekankan bahwa dalam mendidik anak harus

berlandaskan ajaran Islam yang tidak diragukan lagi kebenarannya.

5. Bagi Dinas Pendidikan dan Lembaga Sosial, penelitian ini dapat dijadikan

pedoman dan pertimbangan untuk menjalankan kebijakan atau pembaharuan

program untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan

perhatian khusus terhadap pendidikan karakter islami pada anak.

6. Bagi peneliti yang akan melakukan kajian tentang pendidikan karakter

islami, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan diharapkan


untuk selalu melakukan inovasi agar menjadi salah satu karya yang baik dan

berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Adi. (2010). Profil Kalurahan Triwidadi, diakses dari http://adi-pc.blogspot.com/


2010/12/profil-Kalurahan-triwidadi-bantul-2010.html.

Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani (2012). Metodologi Penelian Kualitatif.


Bandung: CV Pustaka Setia.

Ahmadi, Rulam. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz


Media.

Al-Bukhori. (2013). Sahih Bukhori. Bab Berbuat Baik. Hadis No. 5575. CD
Ensiklopedia Hadis. Global Islamic Software.

Arikunto, Suharsini. (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek


Jakarta: Rineka Cipta.

Azamiyah. (2017). Konsep Pendidikan Karakter dalam Al-Qur’an Surah Al-


Hujurat; 11-13, Tadarus: Jurnal Pendidikan Islam. Vol.6. No.1.

Azwar, Saifuddin. (2003). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul. (2018). Kecamatan Pajangan dalam


Angka 2018. Bantul: CV. Lunar Media Sejahtera.

Chazienul, Mochamad dan Niken Lastiti Veri A. (2020). Community


Empowerment: Teori dan Praktik Pemberdayaan Komunitas. Malang:
UB Press.

Damayanti, Eka dkk. (2020). Dampak Negatif Penggunaan Gadget Berdasarkan


Aspek Perkembangan Anak, Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak,
Vol.4, No.1. 11.

Dokumen Kalurahan Triwidadi. (2021) Profil Kalurahan Triwidadi Diakses dari


https://id.wikipedia.org/wiki/ Triwidadi,_Pajangan,_Bantul.

Dokumentasi Kelurahan Triwidadi. (2016). Data monografi Kelurahan Triwidadi


semester II.

Dokumentasi Kelurahan Triwidadi. (2021). Profil Kapanewon Pajangan, diakses


dari https://kec-pajangan.bantulkab.go.id/ Kalurahan/triwidadi.

Dokumentasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan. Arsip Laporan Semester


Ganjil tahun 2017.
Dokumentasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan. Arsip Laporan Semester
Ganjil tahun 2020.

Dokumentasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan. Arsip Laporan Semester


Ganjil tahun 2021.

Dokumentasi Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan. Bahan ajar tahun 2020.

Dokumentasi Kp3pemupukmimpi.official. (22 Mei 2022) Alhamdulillah telah


terlaksana kegiatan pembinaan dengan tema bedah buku untuk
mengawali kurikulum semester genap tahun ajaran 2019/2020 pada hari
minggu, 26 januari 2020 di Masjid Sajidin, Salam, Bangunjiwo…
diakses dari Instagram, https://www.instagram.com/p/B7zz3WsHIkZ/ ?
igshid=MDJmNzVkMjy=.

Fadilah dkk. (2021). Pendidikan Karakter. Bojonegoro: CV. Agrapana Media.

Fitriani, Dwi Fadilah. (2019). Penanaman Karakter Islami Melalui Program


“Tahajud Call” di SMP Negeri 2 Bantul Yogyakarta, Skripsi, Fakultas
Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur’an An-Nur Yogyakarta.

Hafidz, Abdul dan Rusydi. (2019). Konsep Dzikir dan Doa Perspektif Al-Qur’an,
Islamic Akademika: Jurnal Pendidikan & Keislaman. Vol.6. Issue
No.1. 62.

Haitami, Moh. dan Syamsul Kurniawan. (2012). Studi Ilmu Pendidikan Islam.
Yogyakrta: Ar-Ruzz Media.

Indonesia, Pemerintah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun


2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. “Arti Kata Islami”. diambil pada 10 maret 2021
dari https://kbbi.web.id/islami.

Kemendiknas. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.


Jakarta: Puskur.

Khamdiyah. (2013). Sistem Boarding School Dalam Pendidikan Karakter Siswa


Kelas VII MTS Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta, Skripsi,
Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga, diakses dari
http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9214/.

Ma’had Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus. (2014). Al-Qur’an Al- Quddus dan
Tarjemahnya. Kudus: CV. Mubarokatan Thoyyibah.
Majid, Abdul dan Dian Andayani. (2012). Pendidikan Karakter Perspektif Islam.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mala, Abdurrahman R. (2015). Membangun Budaya Islami di Sekolah, Jurnal


IRFANI, Vol.11. No.1. 2.

Marzuki. (2015). Pendidikan Karakter Islam. Jakarta: Amzah.

Maula, Fafika Hikmatun. (2020). Model Pendidikan Karakter Qur’ani di


Raudhatul Athfal Labschool IIQ Jakarta, Andragogi Jurnal Pendidikan
Islam. Vol. 2. No.1. 180.

Maunah, Binti. (2015). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembentukan


Kepribadian Holistik Siswa, Jurnal Pendidikan Karakter, Vol. V. No.
1. 90.

Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk


Membangun Bangsa. Jakarta: Star Energy.

Moloeng, Lexy J. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Mursi, Muhammad Said. (2004). Seni Mendidik Anak, terj. Muhammad Muchson
Anasy. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Musrifah. (2016). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam, Edukasia


Islamika. Vol.1. No.1.124.

Nasdian, Fredian Tonny. (2014). Pembangunan Masyarakat. Jakarta: Yayasan


Pustaka Obor Indonesia.

Pratama, Dian Arif Noor. (2019) Tantangan Karakter Di Era Revolusi Industri 4.0
Dalam Membentuk Kepribadian Muslim, Al-Tanzim: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, Vol.03 No.01. 212

Purwodarsono, Didik. (2019). Prinsip-prinsip Pendidikan Anak yang Islami.


Sleman: Pondok Pesantren Modern Miftahunnajah.

Ramadana, Rahmad. (2008). Membaca Kepribadian Muslim Seperti Membaca Al-


Qur’an. Yogyakarta: Diva Press.

Saleh, Muwafik. (2019). Islam Hadir di Bumi Manusia. Depok: Gema Insani.

Sani, Ridwan Abdullah dan Muhammad Kadri. (2016). Pendidikan Karakter:


Mengembangkan Karakter Anak yang Islami. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sari, Dewi Purnama. (2017). Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, Islamic
Counseling. Vol.1. No.1. 11.

Sasmito, Luncana Faridhoh. (2017). Pendidikan Karakter Untuk Menyelamatkan


Peserta Didik Dalam Keterpurukan Globalisasi, Jurnal Ilmiah Mitra
Swara Ganesha, Vol.4 No.1. 129.

Satari, Armeini Uha. tt. Modul Pengertian dan Tujuan serta Tipe dan Struktur
Organisasi Sosial. Tt: Organisasi Sosial dan Kepemimpinan.

Shaleh, Shabri dan Sudirman Anwar. (2014). Pendidikan Karakter Qur’ani. Riau:
Yayasan Indragiri.

Soyomukti, Nurani. (2014). Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori &


Pendekatan Menuju Analisis Masalah-masalah Sosial, Perubahan
Sosial & Kajian-kajian Strategis. Sleman: Ar-Ruzz Media.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2017). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Sulfiana, Dewi. (2021). “KB (Komunitas Bahasa)”, diakses dari


https://www.kompasiana.com/dewisulfiana/55296256f17e61a3688b456
a/kbkomunitasbahasa.

Sulistiyono, Irwan. (2016). Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan


Kepramukaan di MAN Tulungagung 1, Skripsi, Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri Tulungagung, diakses dari http://repo.uinsatu.ac.id/4978/.

Suryono dan Mekar Dwi Anggraeni. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatuf


dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Syafril dan Zelhendri Zen. (2017) Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta:


Kencana.

Tafsir, Ahmad. (2012). Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ubaidillah, Tamim. (2020). Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata


Pelajaran Qur’an Hadiṡ di MA Ma’arif 1 Punggur, Skripsi, Jurusan
Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Insitut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, diakses dari
https://repository.metrouniv.ac.id/ id/eprint/3722/.
Web Komunitas Pemuda Peduli Pendidikan. (2021). Komunitas Pemuda Peduli
Pendidikan, diakses dari https://kapetiga.wordpress.com/about/ pada
tanggal 2 Desember 2021.

Zulfikar, Eko. (2019). Takut Kepada Allah dalam Al-Qur’an: Analisis Tafsir
Sufistik Ayat-Ayat Khasyyatullah, Hermeneutik: Jurnal Ilmu Al Qur’an
dan Tafsir. Vol. 13. No. 1. 146.

Anda mungkin juga menyukai