Anda di halaman 1dari 127

Lampiran Peraturan Gubernur

Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Panduan Fasilitasi
Penyusunan Rencana Kerja Terpadu
Bidang Kesehatan Responsif Gender

Katalog dalam Terbitan


Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Parpisa I GNK.et.al.Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender/Kupang, Nusa
Tenggara Timur,Indonesia: Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur

Vi hal + 150 Hal; 21 cm x 29,7 cm

Copyright © oleh Pemerintah Provinsi NTT


Diterbitkan 2012
Hak cipta dilindungi Undang-Undang.

Edisi Kedua : Juli 2015

Penerbit Didukung oleh:

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health (AIPMNH)
Alamat: Jl.Raya El Tari No.52 Alamat: Jl.Palapa No.22,Oebobo,Kupang,NTT
Kupang, NTT Telp:62-380-820809/Fax:62-380-825734
Telp:62-380-831234 http:www.aipmnh.org
Editor:
Dr. I GNK. Parpisa | Dra. Maria Fatima Daniel | Dicky Lopulalan | Dr. Frankie Hartanto | Dr. Yustina Yudha Nita, MSc |
Djoese S. M. Nai Buti,SPt, MSi | Florence K. De R Beribe, SKM, M.Si | Widia W. Sipayung, SKM
Acep Effendi, SKM, MSi. | Ni Made Oka Arpini K. SP

Kontributor:
Ir. Wayan Darmawa, MT | Dr. Stefanus Bria Seran, MPH | DR. Keron A. Petrus, SE, MA

Partisipator:
PROVINSI: Bona Ventura Taco | Florentina P.C. Bere Mau | Ernawati R. Arka | Sylvia C. Francis | Ragu Theodolfi
|Yuliana Dafroyati, S.Kep.M.Sc | Tadeus Andreas L.R. | Maria E. Anggreini | Effry R. Ballo, SH | Melky Blegur,S.Sos|
Folkes Saudila | Vince B.Panggula, SKM | Hendro Buky, SKM; KOTA KUPANG: Siti Ratna Maro | Yublina Bentura|
Lenthar Ledoh | Debby Riwu; KABUPATEN KUPANG: Frids Nggebu | Yunus Taiboko | Helina Jago; KABUPATEN TIMOR
TENGAH SELATAN: Eppy Kamlasi | Sefnat N.A. Nubatonis | Delly Mellu | Yusuf Amnifu; KABUPATEN TIMOR TENGAH
UTARA: Isak Radja | Nekson E. Tusala; KABUPATEN BELU: Johanes Kun | Yovita Un | Rosa Gaudensiana Asa | Novianus S.
Resi; KABUPATEN SUMBA BARAT: Simon Malo Kii; KABUPATEN SUMBA TIMUR: Umbu Raing Ndamunamu| Jonker H.A.
Telnoni; KABUPATEN ENDE: Herman M. Sigasare | Yulianti Kore Uli | Yulis Endy A.M. | Nur Salhan Hasanh, SKM;
KABUPATEN SIKKA: Hilarius Rangga Masa | Y. Wilfrida M. | Martina Pali | Danil N. Bureni; KABUPATEN NGADA: Mursina
Wahyuningsih Daeng | Theresia Eno | Y. Bastian Erwin B.S. | Fransiskus R. Taso; KABUPATEN MANGGARAI: Nobertus
Caling | Theresia T.D. Stepi, S.H.,M.Hum | Stanislaus Bagul, SKM | Paus Maria Mathilda; KABUPATEN MANGGARAI
BARAT: Drh. Theresia P. Asmon | Lili Pujiastuti | Elviani Sumiyati | Ferdinandus Handi; KABUPATEN FLORES TIMUR:
Antonius Paskalis Igo | Maria P.B. Kedang | Agustina Sesilia Ina Mane; KABUPATEN LEMBATA: Kornelis Kopong | Ahmad
Peten Sili | Simon Petrus Dopen Tukan

Ilustrasi:
Dedi Rasmita
Kata Pengantar
Sistem Perencanaan Nasional sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 telah
menjabarkan dengan jelas bahwa perencanaan adalah suatu proses untuk mengembangkan dan
menentukan upaya yang tepat untuk dilaksanakan di masa depan melalui urutan pilihan dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan juga harus disusun secara sistematis, terarah,
terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan.

Salah satu poin tanggap terhadap perubahan itu ditandai dengan integrasi gender dalam perencanaan dan
penganggaran terpadu bidang kesehatan. Perencanaan dan penganggaran responsif gender bidang
kesehatan ini merupakan instrumen untuk mengatasi adanya perbedaan akses, partisipasi, kontrol dan
manfaat pembangunan kesehatan bagi laki-laki dan perempuan sehingga diharapkan kesenjangan gender
dapat dihilangkan atau setidaknya dapat dikurangi.

Perencanaan dan penganggaran responsif gender bidang kesehatan bukanlah sebuah proses yang terpisah
dari sistem yang sudah ada, sehingga bukan berarti melakukan dua kali perencanaan, tetapi memastikan
bagaimana agar perspektif gender dapat diintegrasikan dalam setiap tahapan perencanaan dan
penganggaran. Oleh karenanya jangan diartikan sebagai rencana dan anggaran khusus untuk perempuan
yang terpisah dari laki-laki.

Dalam rangka mengembangkan Perencanaan dan Penganggaran Bidang Kesehatan Terintegrasi (Integrated
Health Planning and Budgeting/IHPB) dan Responsif Gender, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur
mendapatkan dukungan dari Kemitraan Pemerintah Australia dan Republik Indonesia melalui AIPMNH
(Australia Indonesia Patnership for Maternal and Neonatal Health). Perencanaan dan penganggaran
responsif gender bidang kesehatan ini merupakan instrumen untuk mengatasi adanya perbedaan akses,
partisipasi, kontrol dan manfaat pembangunan kesehatan bagi laki-laki dan perempuan sehingga diharapkan
kesenjangan gender dapat dihilangkan atau setidaknya dapat dikurangi.

Saya menyadari bahwa masih banyak kebijakan, program dan kegiatan kesehatan yang masih bias atau
netral gender, karena masih cenderung mengasumsikan bahwa kebutuhan kesehatan (health needs) antara
perempuan dan laki-laki adalah sama. Faktanya, perempuan dan laki-laki mempunyai kebutuhan kesehatan
dan interes yang berbeda, serta peran dan relasi gender yang masih cenderung menempatkan perempuan
“di bawah” laki-laki, sehingga situasi tersebut menyebabkan implikasi yang berbeda pula dalam hal akses,
partisipasi, manfaat, dan kontrol terhadap upaya kesehatan.

Pada kesempatan ini, atas nama pemerintah dan masyarakat Nusa Tenggara Timur, saya mengucapkan
terima kasih kepada pihak AIPMNH yang telah mendukung proses penyusunan panduan ini. Saya
mengharapkan semua pemangku kepentingan agar Pedoman dan Panduan Fasilitasi Penyusunan Rencana
Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender ini dapat digunakan untuk melengkapi panduan lainnya
yang telah digunakan dalam melaksanakan perencanaan pembangunan kesehatan yang terintegrasi.

Gubernur Nusa Tenggara Timur

Drs.Frans Lebu Raya

I
II
Kata Sambutan
Kesetaraan gender telah menjadi suatu hal yang dinilai sangat penting bagi penyempurnaan pelayanan
kesehatan di provinsi NTT. Dengan kontribusi banyak orang buku pedoman dan panduan penyusunan
Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender dapat diselesaikan. Buku pedoman dan panduan
ini dihasilkan atas kerja sama Pemerintah Daerah NTT (Bappeda Provinsi dan Dinas Kesehatan Provinsi)
dengan Australia lndonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health.

Buku pedoman dan panduan ini merupakan dukungan untuk memperbaiki proses perencanaan dan
penganggaran di bidang kesehatan dengan mengikuti UU dan peraturan yang berlaku di lndonesia. Pedoman
dan Panduan ini merupakan pengembangan dari panduan sebelumnya yang sudah dikembangkan oleh tim
Dinas Kesehatan NTT dan NTB dengan dukungan program SISKES GTZ tahun 2009. Pengembangan panduan
tersebut dilakukan karena ada kebutuhan dari pengguna di tingkat kabupaten dan provinsi di NTT. Tim
perencana di tingkat kabupaten dan provinsi membutuhkan sebuah pedoman dan panduan yang lebih
terperinci tentang mekanisme penyusunan rencana kerja bidang kesehatan.

Untuk menyelaraskan dengan kebijakan dan peraturan di tingkat nasional pedoman dan panduan ini
memasukkan aspek gender sebagai alat analisis dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran
sehingga dokumen perencanaan dan penganggaran bidang kesehatan merupakan dokumen yang
mengakomodir kesenjangan gender.

Buku pedoman dan panduan ini mengalami beberapa kali penyempurnaan yang melibatkan tim Bappeda
Provinsi NTT - Kabupaten, Dinas Kesehatan Provinsi - Kabupaten dan tim dari lembaga pendidikan (FKM
Undana dan Poltekes Kupang). Dalam tahap finalisasi dan penyempurnaan pedoman dan panduan ini
Kementerian Kesehatan melalui Biro perencanaan dan Penganggaran memberikan beberapa masukan agar
panduan ini sejalan dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku.

Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan pedoman dan panduan ini banyak pihak yang terlibat dan
bekerja dengan sungguh-sungguh, untuk itu kami ucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya dan
terimakasih yang sebesar-besarnya. Kami harapkan buku pedoman dan panduan ini dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya untuk menata proses perencanaan dan penganggaran yang pada akhirnya akan memberikan
dampak yang baik bagi sektor kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kupang, 12 Juni 2013


Direktur Kemitraan AIPMNH

DR.Louise Simpson

III
IV
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................................................................I

KATA SAMBUTAN ........................................................................................................................................................ III

DAFTAR ISI .................................................................................................................................................................... V

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH ............................................................................................................................... VI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

KATA SAMBUTAN ..................................................................................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

BAB I...........................................................................................................................................................................1

LATAR BELAKANG ..........................................................................................................................................................1

1. PENDAHULUAN ............................................................................................................................................................ 1
2. TUJUAN ...................................................................................................................................................................... 2
3. PENGERTIAN FASILITATOR DALAM PANDUAN INI ............................................................................................................... 2
4. TAHAPAN MEKANISME PENYUSUNAN RENJA TERPADU ........................................................................................................ 5
5. KONSEP ANALISIS GENDER DALAM PANDUAN INI ............................................................................................................... 6

BAB II .........................................................................................................................................................................7

PANDUAN FASILITASI RENJA TERPADU BIDANG KESEHATAN RESPONSIF GENDER .......................................................7

1. PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RENJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA...................................................................... 7


2. PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK) PUSKESMAS ......................................................................................... 47
3. PERUMUSAN FOKUS ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA ...................................................................... 78
4. RAPAT KOORDINASI KESEHATAN DAERAH (RAKOEKESDA) I KABUPATEN/KOTA UNTUK PERENCANAAN ................................... 92
5. PENYEMPURNAAN RANCANGAN RENJA TERPADU DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ....................................................... 100
6. FINALISASI DOKUMEN RENJA TERPADU DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA..................................................................... 102
7. RAPAT KOORDINASI KESEHATAN DAERAH II KABUPATEN/KOTA (RAKORKESDA II) ............................................................. 105
8. FINALISASI DOKUMEN ANGGARAN ............................................................................................................................... 113

BAB III ................................................................................................................................................................... 115

PENUTUP ................................................................................................................................................................... 115

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................................................... 117

V
Daftar Singkatan Dan Istilah
AIPMNH : Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
AKI : Angka Kematian Ibu
AKB : Angka Kematian Bayi
API : Annual Parasite Incidence
ARG : Anggaran Responsif Gender
Bappeda : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
BOK : Biaya Operasional Kesehatan
CEDAW : Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women
DBD : Demam Berdarah Dengue
Dinkes : Dinas Kesehatan
DPA : Dokumen Pelaksanaan Anggaran
DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
DTPS : District Team Problem Solving
Fe : Ferro, (tablet) zat besi
GAP : Gender Analysis Pathway
GDA : Gender and Development Approach
HIV : Human Immunodeficiency Virus
IHPB : Integrated Health Planning and Budgeting
IKK : Indikator Kinerja Kunci
IMS : Infeksi Menular Seksual
Inpres : Instruksi Presiden
IPG : Indeks Pembangunan Gender
IPKM : Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat
Jampersal : Jaminan Persalinan
K1 : Kunjungan pemeriksaan kehamilan pertama pada triwulan pertama kehamilan
K4 : Kunjungan pemeriksaan kehamilan keempat kali pada triwulan ketiga kehamilan
KB : Keluarga Berencana
Kemenkes R.I : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Kesling : Kesehatan Lingkungan
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KIBBLA : Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak
KUA-PPAS : Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara
LB1 : Laporan Bulanan 1 (memuat diagnosis penyakit, jumlah kunjungan per kelompok umur)
LB2 : Laporan Bulanan 2 (kematian)
LB3 : Laporan Bulanan 3 (program)
LB4 : Laporan Bulanan 4 (gizi)
LPLPO : Laporan Penerimaan dan Laporan Pengeluaran Obat
MDGs : Millennium Development Goals
Monev : Monitoring dan Evaluasi
Musrenbang : Musyawarah Perencanaan Pembangunan
NTT : Nusa Tenggara Timur
P2KT : Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Terpadu
P2M : Pemberantasan Penyakit Menular
Permendagri : Peraturan Menteri Dalam Negeri
PMK : Peraturan Menteri Keuangan
POA : Plan of Action
Polindes : Pondok Persalinan Desa
PP : Peraturan Pemerintah

VI
Pramusrenbang : Pra-Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Promkes : Promosi Kesehatan
PUG : Pengarusutamaan Gender
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
Pustu : Puskesmas Pembantu
PWS : Pemantauan Wilayah Setempat
Rakorkesda : Rapat Koordinasi Kesehatan Daerah
Renja : Rencana Kerja
Renstra : Rencana Strategis
RKA : Rencana Kerja dan Anggaran
RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
RTL : Rencana Tindak Lanjut
RUK : Rencana Usulan Kegiatan
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
SOP : Standar Operasional dan Prosedur
SPM : Standar Pelayanan Minimal
UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah
UU : Undang-Undang
UUD 1945 : Undang-Undang Dasar 1945
WHO : World Health Organization

VII
VIII
Bab I

Latar Belakang

1. Pendahuluan

P ada awal tahun 2007, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah melaksanakan mekanisme
penyusunan Rencana Kerja (Renja) terpadu bidang kesehatan dengan dukungan Gesellschaft fuer
Technische Zusammenarbeit (GTZ) Sistem Kesehatan (Siskes). Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut
telah dihasilkan sebuah Pedoman Penyusunan Renja dan Monev Terpadu yang disepakati untuk
dilaksanakan di Provinsi NTT dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pada akhir tahun 2009, dukungan dari
Program GTZ-Siskes telah selesai sehingga beberapa
kabupaten/kota tidak dapat melanjutkan
mekanisme tersebut karena berbagai kendala.
Untuk Provinsi NTT, mekanisme tersebut masih
berjalan karena mendapatkan dukungan dari
Program Kemitraan Australia Indonesia untuk
Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (Australian
Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal
Health/AIPMNH) sejak 2008 hingga saat ini
melalui program District Team Problem Solving
(DTPS).
Kemudian, mulai 2011 mekanisme penyusunan Renja
terpadu bidang kesehatan dikembangkan dengan program
IHPB (Integrated Health Planning and Budgeting/Perencanaan dan Penganggaran
Kesehatan Terpadu) di 7 (tujuh) kabupaten/kota Provinsi NTT (Belu, TTU, Kab. Kupang, Kota Kupang, Ende,
Ngada, dan Manggarai Barat). Dukungan yang diberikan adalah mulai dari Training of Trainer (ToT)
penyegaran untuk tim fasilitator provinsi dan kabupaten dengan mendatangkan tenaga ahli dari luar NTT,
kemudian dilanjutkan dengan dukungan pelaksanaan lokakarya IHPB (penyusunan Renja Terpadu) di 7
(tujuh) kabupaten/kota tersebut.
Sesuai dengan kebijakan nasional yang memberikan penekanan pengarusutamaan gender dalam
proses perencanaan dan penganggaran maka panduan ini dilengkapi pula dengan aspek gender. Aspek
gender yang dimaksudkan adalah memasukkan “pisau analisis” gender sebagai salah satu alat analisis
program-program kesehatan.
Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan di lapangan, dibutuhkan sebuah panduan bagi
fasilitator yang bersifat ringkas, jelas, dan menggunakan pendekatan partisipatif di setiap tahapan.
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

2. Tujuan
Tujuan Umum
Memberikan panduan untuk fasilitator agar mampu
mendampingi tim kabupaten/kota dalam melaksanakan
mekanisme penyusunan rencana kerja bidang kesehatan terpadu
yang responsif gender, merujuk pada buku Pedoman Penyusunan
Renja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender (2013).

Tujuan Khusus
a. Agar fasilitator mengerti keseluruhan tahapan
mekanisme penyusunan renja terpadu yang
responsive gender.
b. Agar fasilitator mampu mendampingi tim perencana kesehatan kabupaten/kota dengan menggunakan
pendekatan yang partisipatif.
c. Agar mekanisme penyusunan rencana kerja bidang kesehatan terpadu responsif gender yang termaktub
dalam buku ini dapat tersosialisasi dan digunakan sebagai acuan bagi tim perencana pada saat
melakukan perencanaan kesehatan di kabupaten/kota

3. Pengertian Fasilitator Dalam Panduan Ini

Definisi
Asumsi proses Penyelenggaraan dan proses fasilitasi dalam pertemuan-pertemuan Penyusunan Renja
Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender ini adalah proses belajar orang dewasa. Setiap peserta
dianggap kompeten dalam bidangnya masing-masing sehingga kekuatan kelompok bergantung pada
saling keterbukaan untuk menerima pendapat dan pengetahuan orang lain, melalui proses
verifikasi yang objektif dan berbasis data.
Proses belajar orang dewasa berbeda dengan anak-anak. Cara belajar anak-anak seperti mangkuk
bermulut lebar yang terbuka. Mereka menerima setiap pengetahuan dan pengalaman secara terbuka.
Inilah proses awal dalam penciptaan model mental seseorang. Beranjak dewasa, model mental yang
terbentuk membuat individu melakukan proses seleksi atas pengetahuan yang diterimanya, seperti mulut
botol yang menyempit sehingga pengetahuan yang diterima pun terbatas.
Nah, dalam proses fasilitasi yang menggunakan pendekatan accelerated learning, proses belajar
mengubah mulut botol kembali menjadi mangkuk, seperti masa kanak-kanak. Peserta diajak untuk
membuka diri lebih luas untuk menerima pengetahuan-pengetahuan baru dengan cara bersikap otentik
dan mengurangi sensor diri dalam pikiran mereka sehingga dapat saling menyumbangkan pengetahuan
dan memperkuat kelompok.
Mengingat asumsi tersebut dan memahami bahwa fokus fasilitasi Pelaksanaan Penyusunan Renja
Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender adalah fasilitasi kelompok dalam suatu pertemuan
maka digunakan definisi berikut ini:

“Fasilitasi adalah proses sadar, sepenuh hati, dan sekuat tenaga


membantu kelompok untuk sukses meraih tujuan terbaiknya dengan
taat pada nilai-nilai partisipatif dan menjadikan kelompok berfungsi
sebagai kelompok”.

2
Panduan Fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Dengan demikian, tugas fasilitator adalah :


a. menjadikan atau membuat mudah proses yang ada, atau
b. membantu peserta menolong diri mereka sendiri dengan cara sederhana,
c. hadir, menyimak, dan merespon kebutuhan kelompok, atau
d. mendukung individu, kelompok, dan organisasi selama proses partisipatif.

Persiapan
Para fasilitator diwajibkan secara lebih saksama memperhatikan pertanyaan berikut dan
menerjemahkan dalam setiap sesi.
a. Apa tujuan lokakarya dan bagaimana hal itu terwujud dalam tiap sesi?
b. Bagaimana alur proses lokakarya?
c. Siapa fasilitator dan narasumbernya, dan metode apa yang akan digunakan?
d. Berapa lama waktu yang dibutuhkan setiap topik (materi)?
e. Kapan dan di mana lokakarya diselenggarakan?
f. Bagaimana cara pengaturan ruangan dan penciptaan suasana ruangan lokakarya?
g. Metode apa yang harus digunakan dan pertanyaan kunci yang harus diajukan dalam ulasan,
prawacana dan umpan balik harian?
h. Bagaimana perekaman setiap pertemuan Penyusunan Renja Terpadu Bidang Kesehatan
Responsif Gender harus dilakukan dan siapa rekorder (perekam) yang harus
melakukannya?
i. Bagaimana rekaman proses tersebut akan dilaporkan kembali kepada peserta dan kepada
pihak-pihak lain yang berkepentingan?

Seorang fasilitator dituntut untuk dapat berperan dalam fasilitasi kelompok kecil, sampai fasilitasi
kelompok dalam jangka panjang yang melibatkan berbagai pihak (pemangku kepentingan) dari latar
belakang yang berbeda.

Rekaman Lokakarya
Dalam lokakarya, perekaman proses dapat dilakukan dengan menyiapkan notulis, menyusun
flipchart sebagai dinding belajar, membuat koran lokakarya, majalah dinding, komik, tayangan foto, slide
show, dan video. Fungsi alat bantu-alat bantu tersebut adalah untuk memelihara memori kelompok
semaksimal mungkin.
Pada prinsipnya, kehadiran seorang recorder atau pemelihara memori kelompok adalah tanggung
jawab fasilitator dan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu lokakarya. Tanggung jawab
fasilitator adalah tuntuk menyajikan dan mengelola memori kelompok. Berikut ini lima langkah efektif
mengelola memori kelompok dengan dinding belajar:
a. Pastikan siapa yang bertanggung jawab untuk memelihara memori kelompok sebelum lokakarya dimulai.
b. Pastikan rekaman memori kelompok dapat dipajang dalam ruang lokakarya.
c. Pada awal lokakarya dijelaskan cara menggunakan catatan memori kelompok. Misalnya, dijelaskan
bahwa yang tertulis di flipchart adalah memori kelompok.
d. Beri nomor setiap flipchart dan pajang secara berurutan.
e. Pada akhir lokakarya, pindahkan dan ketik memori kelompok sebagai bagian dari notulensi lokakarya
untuk dibagikan kepada peserta.

3
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Kriteria dan Karakteristik Fasilitator


Kriteria:
a. Memahami proses perencanaan kabupaten, seperti DTPS, IHPB, Prospek, atau P2KT.
b. Memahami dengan baik Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
c. Mempunyai pengetahuan mengenai bidang kesehatan.
d. Memiliki pengetahuan dan kepekaan gender.
e. Menguasai keterampilan melatih.
f. Mengerti prinsip-prinsip belajar orang dewasa.
g. Memahami dinamika kelompok dan mempunyai keterampilan fasilitasi.
h. Dapat bekerja sama dan berkoordinasi
dalam tim serta mempunyai waktu
untuk mengikuti lokakarya secara penuh.
i. Mampu melakukan evaluasi pencapaian
tujuan para peserta.
j. Menguasai materi yang berkaitan
dengan kebijakan nasional, analisis
data, rencana strategis, isu dan
masalah, serta perencanaan dan
penganggaran.

Karakteristik:
Seorang fasilitator yang baik tidak
menunjukkan bahwa dirinya yang paling
mengetahui/berpengalaman. Hal ini karena
pada dasarnya peserta lebih kompeten,
terutama dalam materi lokakarya (jika tidak,
tidak mungkin mereka diundang). Oleh karena
itu, untuk dapat membangun dan mempertahankan kredibilitas, fasilitator perlu:
a. Hadir di tempat lokakarya setiap hari sebelum waktu yang ditetapkan, terutama pada hari
pertama.
b. Menyapa setiap peserta lokakarya dan mempelajari nama peserta secepatnya.
c. Berpakaian sesuai dengan norma yang berlaku.
d. Menghargai semua pendapat orang lain/peserta, dan tidak memaksakan kehendaknya.
e. Mendorong peserta untuk mengemukakan pendapat dan berperan aktif dalam proses lokakarya.

4
Panduan Fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

4. Tahapan Mekanisme Penyusunan Renja Terpadu


Tahapan mekanisme penyusunan Renja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender di Kabupaten/Kota
dalam buku ini adalah sebagai berikut :

Rancangan
Usulan Forum SKPD Kabupaten/Kota
Program

Lokakarya
Penyusunan Perumusan Fokus
Rakorkesda II Finalisasi
Arah Rakorkesda I Penyempurnaan Finalisasi
Rancangan Pembangunan (Sinkronisasi Dokumen
(Perencanaan) Rancangan Renja Dokumen Renja
Awal Renja Anggaran) Anggaran
Kesehatan
Dinkes

Penyusunan
RUK Musrenbang Kabupaten/Kota
Puskesmas

Jadwal Penyusunan
Renja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender di Kabupaten/Kota

Bulan
No Jenis Kegiatan
12 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
1. Lokakarya Penyusunan Rancangan
Awal Renja Dinkes Kab/Kota
2. Penyusunan RUK puskesmas
3. Perumusan fokus arah pembangunan
kesehatan Kab/Kota
4. Rakorkesda I (Sinkronisasi
Perencanaan Terpadu)
5. Penyempurnaan Rancangan Renja
Terpadu
6. Mengikuti forum SKPD Kab/Kota
7. Mengikuti Musrenbang Kab/Kota
8. Finalisasi Dokumen Renja Terpadu
9. Rakorkesda II (Sinkronisasi
Penganggaran Terpadu)
10. Finalisasi Dokumen Anggaran

5
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

5. Konsep Analisis Gender Dalam Panduan Ini

Definisi
Gender merujuk pada perbedaan antara perempuan dan laki-laki
sejak lahir, tumbuh kembang dan besar melalui proses sosialisasi di

lingkungan keluarga dan masyarakat. Lingkungan sosial mereproduksi Gender adalah konsep
pembedaan peran gender melalui pemisahan kepantasan untuk
yang mengacu pada
perempuan dan kepantasan untuk laki-laki.
Pembedaan peran gender tidak bersifat universal, tetapi berbeda peran dan tanggung
antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lainnya dan dapat jawab perempuan dan
berubah seiring dengan perkembangan zaman. Singkat kata, gender
adalah konsep yang mengacu pada peran dan tanggung jawab
laki-laki yang terjadi
perempuan dan laki-laki yang terjadi akibat dari dan dapat berubah akibat dari dan dapat
oleh keadaan sosial budaya masyarakat (WHO, 2010). berubah oleh keadaan
Alur Kerja Analisis Gender sosial budaya
Dalam buku ini, proses perencanaan menggunakan logika alur masyarakat
kerja analisis gender (Gender Analysis Pathway/GAP) yang dipadukan
(WHO, 2010).
dengan pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach)
yang kerap digunakan dalam proses perencanaan berdasarkan
Permendagri 54 tahun 2010. Dalam buku panduan ini, fasilitator
diharapkan untuk memperhatikan secara mendalam isu gender pada

bidang kesehatan.

6
Bab II

Panduan Fasilitasi
Renja Terpadu Bidang Kesehatan
Responsif Gender

1. Penyusunan Rancangan Awal Renja Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota
Pertemuan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan Rancangan Awal Renja Terpadu Responsif Gender
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan permasalahan kesehatan yang dihadapi dan selaras dengan
kebijakan pembangunan daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota serta nasional dan global.
Rancangan Awal Renja ini dibuat agar unit kerja di lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten/Kota
memiliki acuan saat menyusun perencanaan kegiatan program masing-masing dan sebagai bahan untuk
melakukan fasilitasi perencanaan di puskesmas.
Untuk mendapatkan Rancangan Awal Renja sebagai keluaran utama lokakarya ini, para peserta akan
terlebih dulu mengevaluasi Renja tahun lalu serta melakukan analisis-analisis masalah dan strategi yang
hendak digunakan pada tahun yang direncanakan.

Keluaran
a. Gambaran proses perencanaan tahun sebelumnya.
b. Gambaran realisasi renja tahun lalu, kinerja pelayanan kesehatan, dan isu-isu penting sesuai tugas
pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
c. Rancangan Awal Renja Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota yang memuat tujuan, sasaran dan
rumusan kegiatan prioritas tahun rencana.
d. Jadwal Perencanaan Tahunan Dinkes Kabupaten/Kota.
e. Bahan dan jadwal pendampingan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas.
f. Waktu penyelenggaraan: 3 (tiga) hari pada Bulan Desember.

Peserta dan Narasumber


Peserta pertemuan ini adalah seluruh jajaran struktural dan fungsional di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota beserta UPTD yang ada, RSUD Kabupaten/Kota, dan Kepala Puskesmas. Narasumber
dalam pertemuan ini adalah Dinas Kesehatan Provinsi dan Bappeda Kabupaten/Kota.

Persiapan Penyelenggaraan Pertemuan


Hal awal yang perlu dilakukan adalah segera membentuk panitia yang akan bekerja sama dengan fasilitator
untuk menyelenggarakan kegiatan ini. Selain mempersiapkan hal-hal teknis (tempat, konsumsi, transportasi
dan akomodasi jika pertemuan di luar kantor, dan lain-lain), panitia dan fasilitator juga perlu menyiapkan
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

bahan-bahan pertemuan, seperti Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Kesehatan, Dokumen Standar Pelayanan Minimal (SPM), data-data dari setiap program, format tabel yang
akan digunakan, dan lain-lain. Dokumen-dokumen tersebut diperbanyak sesuai kebutuhan. Beberapa format
tabel yang terkait dengan data-data sebaiknya diisi beberapa hari sebelum Penyelenggaraan pertemuan.

Saran
 Dalam menyusun kepanitiaan dan undangan kepada para peserta selalu mempertimbangkan kesetaraan
dengan penyeimbangan jenis kelamin. Jumlah panitia/peserta lelaki diseimbangkan dengan jumlah
panitia/peserta perempuan.
 Sebaiknya panitia memperhatikan kebutuhan para peserta, khususnya peserta perempuan yang
barumelahirkan. Caranya, dengan menyediakan ruang khusus untuk menyusui bayi dan pengasuhnya.

Alur Proses

Evaluasi perencanaan
dan Renja Tahun lalu

Pengolahan data dan


informasi
Standarisasi kebijakan/program/
Input kegiatan dan data
Paparan tentang pembuka wawasan
Kebijakan menurut jenis kelamin Perumusan Penetapan Perumusan Rancangan
Perumusan
Nasional, Prov, Tujuan dan Indikator Awal Renja Dan
Kegiatan
Kab/Kota dan Sasaran Dan Target Penyusunan Dokumen
Global serta Analisis gambaran
Konsep Gender kesenjangan
pelayanan SKPD dari
aspek akses,
partisipasi, control,
manfaat dan faktor
penyebab internal dan
eksternal

8
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Agenda Kegiatan Penyusunan Rancangan Awal Renja


HARI 1
Waktu Kegiatan Pelaksana
08:00 - 08:30 Registrasi Peserta Panitia
08:30 – 09:00 Pembukaan Pejabat Dinkes
09:00 –10:00 Orientasi dan Penggambaran Visi Kab./Kota
Fasilitator
10:00 – 10:15 Rehat Sehat
10:15 – 11.30 Sesi 1 Standarisasi Input: Penjelasan Kebijakan Strategis Dinas Kesehatan Prov
Kesehatan (Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota). Penjelasan dan Bappeda
konsep gender dan isu-isu gender di bidang kesehatan. Kabupaten/Kota Dinkes
11:30 – 12:30 Sesi 2 Evaluasi Proses Perencanaan dan Fasilitator
Kabupaten/Kota
Renja TahunSebelumnya
12:30 – 13:30 Rehat Siang
13:30 – 15:00 Sesi 2 … (lanjutan) Fasilitator
15:00 – 15:15 Rehat Sehat
15:15 - 16:45 Sesi 3 Pengolahan Data dan Informasi Fasilitator
16.45 - 17:00 Umpan Balik Harian Fasilitator

HARI 2
Waktu Kegiatan Pelaksana
08:00 - 08:30 Ulasan dan Prawacana Fasilitator
08:30 – 10:30 Sesi 4 Analisis Gambaran Pelayanan SKPD Fasilitator
a. Kesenjangan dari aspek Akses, Partisipasi, Kontrol, dan
Manfaat
10:30 –10:45 Rehat Sehat
10:45 – 12:30 b. Penyebab Kesenjangan Faktor Internal Fasilator
12:30 – 13.30 Rehat Siang
13:30 – 15:30 c. Penyebab Kesenjangan Faktor Eksternal Fasilitator
15:00 – 15:15 Rehat Sehat
15:15 – 16:30 d. Penentuan Prioritas Penyebab Kesenjangan, Faktor Fasilitator
Internal dan Eksternal
16:30 – 17:00 Umpan Balik Harian Fasilitator

Hari 3
Waktu Kegiatan Pelaksana
08:00 - 08:30 Ulasan dan Prawacana Fasilitator
08:30 – 10:30 Seni 5 Perumusan Tujuan dan Sasaran Fasilitator
10:30 –10:45 Rehat Sehat
10:45 – 12:30 Sesi 6 Perumusan Kegiatan Fasilator
12:30 – 13.30 Rehat Siang
13:30 – 15:00 Sesi 7 Penetapan Indikator dan Target Fasilitator
15:00 – 15:15 Rehat Siang
15:15 – 16:15 Sesi 8 Perumusan Rancangan Awal Renja dan Penyusunan Fasilitator
Dokumen
16:15 – 17:00 Rencana Tindak Lanjut, Evaluasi dan Penutupan Fasilitator dan pejabat
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota

9
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

10
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Panduan Pelaksanaan

Registrasi Dan Pembukaan


Registrasi Peserta
Kegiatan ini merupakan kegiatan umum yang dilakukan pada sebuah pertemuan. Kegiatan ini biasanya
dilakukan pada saat peserta akan memasuki ruangan sebelum pertemuan dimulai. Peserta mendaftarkan
kehadiran mereka dengan cara mengisi lembar absensi yang biasanya memiliki kolom-kolom: nama, instansi,
alamat dan nomor kontak (telepon), dan tanda tangan.

Saat ini, peserta juga mendapatkan kit pertemuan satu map atau tas yang berisikan buku catatan,
bolpoin/pensil, dan dokumen/materi yang disampaikan atau dibahas. Ada baiknya, pada saat rapat
persiapan, sudah dipastikan siapa orang yang akan bertanggung jawab menangani registrasi peserta,
termasuk menyiapkan lembar absensi dan kit pertemuan yang akan dibagikan.

Pembukaan Formal
Maksud pembukaan di sini adalah pembukaan formal yang merupakan tahap protokoler penyambutan para
peserta dari Dinas Kesehatan. Pembukaan tersebut dilakukan sebagai tanda peresmian acara dimulai dan
menumbuhkan keseriusan dari para peserta.

Beberapa hal yang perlu diingat


 Pastikan kehadiran pejabat yang akan membuka acara
 Kesiapan pembawa acara agar tertib acara
 Ketersediaan alat bantu pembukaan (balon dan tusukan, bunyi-bunyian, musik, dan pengeras suara)

Persiapan
 Persilakan para peserta untuk duduk pada tempat masing-masing
 Pembawa acara (Master Ceremony/MC) bersiap di depan para peserta dengan mikrofon
 Tiga fasilitator membawa satu balon dan satu tusuk gigi, satu orang fasilitator berdiri di dekat
pembawa acara, sedangkan sisanya berdiri di bagian belakang
 Satu orang fasilitator mempersiapkan musik drum-roll

Kegiatan
1) MC mengucapkan selamat datang dan terima kasih kepada seluruh undangan, secara spesifik
menyebutkan Kabupaten/Kota, serta kalangan pemangku kebijakan/stakeholder yang hadir. MC
menyapa dengan kalimat: “Apa kabar Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu?”. Setelah peserta menjawab (biasanya
tidak serempak), MC mengajukan pertanyaan yang sama dengan terlebih dahulu meminta peserta
menjawab serempak. MC juga memperkenalkan satu “Salam Magis”, misalnya: “Semua Sehat, Pasti!”
(salam magis dapat diciptakan bersama peserta).
2) Setelah kata pembuka dari MC, pejabat pembuka acara dipersilakan maju untuk mengucapkan pidato
pembukaan. Seluruh peserta diajak untuk memberikan aplaus.
3) Pidato pembukaan sebaiknya terkait dengan tujuan diadakannya pertemuan. Misalnya, menguraikan
masalah kesehatan di kabupaten/kota yang bersangkutan, terutama tentang pentingnya perencanaan
terpadu responsif gender dan mengungkapkan kebutuhan untuk kerja sama secara multisektoral atau
multipihak.
4) Setelah sambutan pembukaan, yang bersangkutan diminta untuk sekaligus meresmikan lokakarya ini.
Balon dan tusuk gigi yang dipegang oleh salah satu assisten diberikan kepada pejabat pembuka acara.
Balon ditusuk dengan tusuk gigi. Begitu balon meletus diikuti oleh dua letusan balon dan suara drum roll
dari pengeras suara. MC lalu mengajak seluruh ruangan bertepuk tangan.

11
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

5) Pejabat pembuka acara dipersilakan duduk dan MC menyerahkan tugas kepada fasilitator untuk
memandu acara selanjutnya.

Salam Magis
Salam magis ini dipergunakan untuk
mengajak peserta supaya fokus
pada fasilitator, penguat energi, dan
penyemangat peserta di dalam
pertemuan. Fasilitator dapat
mengajak peserta untuk membuat
salam secara partisipatif begitu MC
menyerahkan kendali acara (atau
pascarehat pembukaan formal).

Salam magis yang dibuat dapat


menjadi cara yang tepat
memperkenalkan gagasan responsif
gender dengan merancang teks
yang tepat. Jika perlu, ulanglah Contoh salam magis (bisa diganti yang lain)
penyeruan salam magis beberapa
kali hingga terasa bahwa para Seruan Jawaban
peserta telah menjawab dengan Selamat Pagi Selalu Sehat
bersemangat. Artinya, mereka siap Selamat Siang Segar ah ah
mengarahkan perhatian pada
Selamat Sore Gak ada matinyaaa
penjelasan selanjutnya.
Responsif Gender Semua diperhitungkan, semua sehat!

Catatan
 Di beberapa tempat, sering kali ada tambahan kegiatan pembacaan laporan panitia penyelenggara dan
pembacaan doa. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan sebelum sambutan pejabat pembuka acara.
Namun, kegiatan tersebut bisa juga dilakukan sebelum atau sesudah acara dibuka secara resmi.
 Penanda pembukaan acara tidak harus selalu dengan meledakkan balon. Pembukaan acara
bisa juga dilakukan dengan membunyikan alat musik lokal/tradisional, atau bentuk lainnya. Inilah
kesempatan untuk menarik perhatian peserta bahwa pertemuan yang diadakan akan berbeda dengan
biasanya
 Setelah pembukaan secara resmi, biasanya ada kebutuhan pejabat pembuka untuk
berbincang-bincang dan bersalaman dengan peserta. Rehat (coffee break) dapat dimajukan untuk
kepentingan ini. Perlu diingat bahwa jangan lupa komunikasikan dengan pihak hotel/tempat agar
menyajikan kudapan dan minuman hangat lebih cepat.

12
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Orientasi Dan Bina Suasana


Awal pertemuan, terutama pertemuan multipihak, menentukan apakah para pihak dalam pertemuan
tersebut merasa nyaman dan aman untuk berada di ruangan tersebut, serta mengemukakan pendapat dan
perasaan secara otentik. Inilah saat untuk mengakrabkan dan mencairkan hambatan sosial dari berbagai
pihak.

Tujuan Umum
 Membangun suasana positif
 Meperkenalkan para peserta lainnya
 Mencairkan hambatan sosial
 Meningkatkan energi dan memotivasi
 Mendorong peserta untuk berfikir terbuka
 Memberikan pemahaman tentang tujuan dan proses pertemuan
 Memperkenalkan materi utama dari lokakarya (dilakukan pada sesi selanjutnya)

Tahapan
Sesi orientasi dan bina suasana ini dapat dibagi dalam beberapa tahapan aktivitas, seperti:

A. Perkenalan Fasilitator
Memperkenalkan para fasilitator dan membuat para peserta mulai tergerak untuk berkenalan dengan
peserta lain.

Yang Diperlukan
 Seorang fasilitator pemandu
 Fasilitator yang bertugas
 Label tempel sesuai jumlah peserta
 Spidol warna

Persiapan
Semua fasilitator yang akan bertugas bersiap di ruangan dan telah menuliskan nama masing-masing di label
nama yang dipegang, belum ditempelkan. Alat tulis (spidol) dan label tempel dibagikan ke setiap meja
peserta.

Kegiatan
1) Fasilitator secara spesifik menyebutkan pentingnya berkenalan. . “Tak kenal maka tak bisa berjuang
bersama untuk pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota….”.
2) Fasilitator memperkenalkan salam-salam magis yang digunakan, bila perlu dengan melibatkan peserta,
dalam menentukan jawabannya.
3) Fasilitator mempersilakan setiap peserta menuliskan nama masing-masing, lalu menempelkan label
nama masing-masing.
4) Fasilitator memperkenalkan semua fasilitator yang ada, setiap kali satu nama fasilitator disebutkan,
maka yang bersangkutan menempelkan label nama sambil menyebutkan satu salam magis, agar dijawab
peserta dan semua yang hadir. Salam magis antara fasilitator yang satu dan lain sebaiknya ditata agar
tidak mengulang-ulang salam yang sama, supaya peserta terbiasa dengan berbagai salam tersebut
5) Setelah penempelan badge nama selesai, fasilitator selanjutnya bersiap.

13
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

B. Perkenalan Antar Peserta


Kegiatan Permainan Perkenalan : Bernyanyi dan bergerak menggunakan lagu “Apa Kabar”

Tujuan
Membuat para peserta lebih akrab berkenalan dan tak segan berbincang dengan peserta lain dan
mengajak para peserta mengungkapkan kekuatan dirinya.

Yang Diperlukan
 Seorang fasilitator pemandu
 Semua fasilitator yang akan bertugas

Persiapan
Siapkan lirik lagu “Apa Kabar” di sebuah kertas plano atau slide presentasi.

Apa kabar
Kita bergembira
Tepuk tangan kedipkan matamu
Goyang ke kiri dan goyang ke kanan
Putar-putar-putar-putar
Cari yang lain

Catatan
Ada banyak alternative aktivitas
perkenalan peserta. Anda bisa
memadukannya dalam proses ini.

Kegiatan
1) Ajaklah peserta untuk berdiri dan membentuk lingkaran.
2) Ajaklah peserta untuk menyanyi lagu “Apa Kabar”.
3) Minta peserta untuk mencari pasangan (setiap pasangan berjumlah dua orang)
4) Kemudian, berikan aturan mainnya, yaitu peserta harus bernyanyi dengan menggunakan gerakan.
Setelah peserta bernyanyi dan sampai pada lirik ”putar-putar cari yang lain”, maka setiap peserta harus
mencari pasangan orang yang berbeda dan harus menceritakan satu hal. Misalnya, menceritakan hal
menarik yang ditemui saat perjalanan menuju tempat pertemuan. Peserta diberi waktu 1 menit untuk
bercerita dan kemudian ulangi aktivitas bernyanyi dan mendapatkan pasangan baru lagi sampai empat
kali.

Hal yang perlu diingat


Walaupun para peserta berasal dari kantor yang sama atau wilayah kerja yang sama, belum ada jaminan
bahwa peserta saling mengenal dan akrab satu sama lain.

14
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Refleksi
Aktivitas berkenalan seperti ini menjadikan setiap peserta terlibat dalam situasi perkenalan yang baru dan
mengasyikkan. Dalam waktu yang relatif singkat memungkinkan setiap orang untuk mengetahui pengalaman
menarik orang-orang yang baru dikenalnya dengan sangat terbuka. Dalam proses orientasi hari ini,
keterbukaan dan rasa nyaman kepada setiap orang di ruangan adalah hal penting dan merupakan kunci
sukses dalam pertemuan ini.

C. Penggalian Harapan Dan Kontribusi Peserta


Peserta diajak untuk menemukan harapan yang ingin dicapai dan kontribusi yang dapat diberikan dalam
pertemuan ini.

Yang Diperlukan
 Seorang fasilitator pemandu
 Seorang fasilitator pendukung
 Post it dua warna: hijau dan merah (bisa warna lain)
 Spidol marker untuk setiap peserta
 1 lembar kertas plano

Persiapan
 Satu lembar kertas plano digambari sebatang pohon (lengkap dengan cabang-cabang, daun dan akar)
dan telah ditempelkan di dinding sebelum acara dimulai.
 Post it dibagikan kepada peserta.

Kegiatan
1) Fasilitator membuka dengan salam magis, diulang,
kemudian bertanya, “Saya ingin bertanya kepada
seorang peserta, apakah yang diharapkan ketika Pembingkaian:
datang pada acara ini?” Orang bijak berkata “Harapan
2) Selanjutnya, peserta diminta menuliskan harapannya adalah
pada post it berwarna hijau. Beri waktu secukupnya. pepatah Inggris
mengatakan Hope is life, life is hope
3) Kemudian, fasilitator kembali bertanya, “Apa kontribusi
adalah kehidupan,
yang bisa diberikan bapak/ibu sekalian agar harapan kehidupan adalah
tadi dapat tercapai?” Worrying over something can make
4) Minta peserta untuk menuliskan kontribusinya di post the task seem to take longer than it
it berwarna merah. should be (khawatir berlebihan
5) Sekiranya selesai, minta peserta untuk menempelkan dapat membuat tugas menjadi lebih
harapan (post it warna hijau) di bagian daun gambar sulit daripada yang
pohon pada kertas plano yang telah disiapkan, dan seharusnya).
menempelkan kontribusi (post it warna merah) di
bagian akar.
6) Harapan dan kontribusi kemudian dikelompokkan berdasarkan kategori/kluster oleh fasilitator
pendukung.
7) Fasilitator kemudian membacakan harapan dan kontribusi yang sudah ditempelkan, lalu menanyakan
kepada para peserta perasaan mereka setelah menempelkan kertas.
8) Fasilitator kemudian menjelaskan, mana harapan yang dapat tercapai dalam pertemuan ini dan mana
yang tidak dapat. Akhiri penjelasan dengan ”pembingkaian”.

15
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

D. Penjelasan Tujuan Dan Alur Proses Pertemuan


Dari penggalian harapan peserta, fasilitator dapat mengukur pemahaman peserta akan tujuan dari
pertemuan yang diselenggarakan. Penjelasan tujuan dan alur proses pertemuan akan memberi kepastian
kepada peserta: Apa yang akan mereka peroleh dan bagaimana proses yang harus dilalui.

Hal yang Diperlukan


 Seorang fasilitator pemandu
 Kertas plano yang telah ditulisi tujuan pertemuan
 Pictograph yang menggambarkan alur proses pertemuan
 Metacard yang bertuliskan setiap rangkaian sesi dalam proses

Metacard Bertuliskan
No.
1 Pembukaan
2 Orientasi Dan Penggambaran Visi
Perkenalan fasilitator, perkenalan peserta, harapan dan kontribusi, tujuan dan alur
proses, norma pertemuan dan penggambaran visi
3 Sesi 1:Standarisasi Input
 Penjelasan strategis kesehatan (nasional, provinsi, kabupaten/kota)
 Penjelasan konsep gender dan isu-isu gender di bidang kesehatan
4 Sesi 2:Evaluasi Proses Perencanaan Dan Renja Tahun Sebelumnya
5 Sesi 3:Pengolahan Data Dan Informasi
Kebijakan/Program/kegiatan dan data pembuka wawasan menurut jenis kelamin
6 Sesi 4:Analisis Gambaran Kesenjangan Pelayanan SKPD
 Kesenjangan dari aspek akses, partisipasi, control, dan manfaat
 Penyebab kesenjangan faktor internal
 Penyebab kesenjangan faktor eksternal
 Penentuan prioritas penyebab kesenjangan faktor internal dan eksternal
7 Sesi 5:Perumusan Tujuan Dan Sasaran
8 Sesi 6: Perumusan Kegiatan
9 Sesi 7: Penetapan Indikator Dan Target
10 Sesi 8: Perumusan Rancangan Awal Dan Penyusunan Dokumen
11 Rencana Tindak Lanjut, Evaluasi Dan Penutupan

Persiapan
 Kertas plano bertuliskan tujuan pertemuan yang telah dipasang di papan flipchart.
 Pictograph telah ditempelkan di dinding sebelum acara dimulai.
 Fasilitator membawa metacard bertulis sesi/mata acara yang telah disiapkan lengkap
dengan perekat di bagian yang tidak ditulisi.

Kegiatan
1) Pilihan pertama bagi fasilitator adalah melakukan presentasi lisan seperti pada umumnya.
2) Pilihan kedua adalah menggunakan cara kreatif: melagukan beberapa bagian, mengombinasikan
dengan gaya bersajak, atau sambil menari. Bisa diberitahukan terlebih dahulu bahwa fasilitator
akan mengadakan pertunjukan informasi kreatif, penuh ekspresi seni.
3) Para peserta dihantar ke dalam penjelasan tentang tujuan dari pertemuan ini.
4) Kemudian, jelaskan tentang proses yang utuh sesi demi sesi.

16
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

5) Setiap menyebutkan satu sesi, fasilitator menempelkan metacard pada tempat yang sesuai, baru
kemudian menjelaskan perincian penjelasan proses dan hal penting apa yang sebaiknya dilakukan
para peserta.
6) Seusai menempelkan semua metacard, salam magis kembali diberikan.
7) Hasil dari proses ditempelkan di dinding selama proses lokakarya agar bisa dilihat semua
orang selama proses.

Pembingkaian:
Pangkal dari alur adalah kesediaan untuk bekerja sama, yang selama proses dan sesi setiap
peserta akan mengetahui kekuatan dan bagaimana implementasinya. Prasyarat pertemuan
partisipatif adalah positif sebagai gambaran utuh dari hasil, proses dan
relasi selama pertemuan berlangsung.

E. Norma Pertemuan
Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang tujuan lokakarya kepada peserta.
Selain itu, kegiatan ini dilakukan untuk membangun nuansa keterbukaan dan rasa saling menghargai
selama lokakarya berlangsung.

Hal yang diperlukan


 Seorang fasilitator pemandu
 Flipchart
 Spidol marker berwarna

Persiapan
 Kertas plano telah ditempelkan di dinding
 Tujuan pertemuan dituliskan dan ditempelkan di dinding
 Gambaran aturan yang dijelaskan oleh fasilitator dari pertemuan sebelumnya

Kegiatan
1) Fasilitator mengungkapkan tujuan lokakarya kepada para peserta dan menjelaskan bahwa untuk bisa \
2) produktif, sepanjang lokakarya dibutuhkan norma yang disetujui bersama.
3) Peserta dan fasilitator dapat juga membangun norma atau aturan bersama-sama yang disepakati
bersama dalam pertemuan.
4) Fasilitator menuliskan ‘Norma Lokakarya Kita’ sebagai judul pada flipchart.
5 ) Untuk setiap norma harus ada kesepakatan bersama, sebelum norma tersebut ditulis pada daftar
aturan
6) Apabila tidak ada yang mengusulkan apapun, fasilitator dapat memberikan usulan seperti ”saling
menghargai”, ”kesediaan mendengar”, ”memulai acara tepat waktu”, ”tidak mengeluarkan komentar
kasar”, ”menjaga agar alat komunikasi dalam mode getar”, ”tidak merokok dalam ruangan”, dan
sebagainya.
7) Ketika norma sudah dianggap lengkap, kertas flipchart diletakkan di dinding bagian depan yang
dapat terlihat semua peserta selama pertemuan berlangsung.

17
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

F. Penjelasan Cara Bertemu


Peserta perlu memahami metode dalam pertemuan partisipatif sehingga dari awal peserta dapat
memahami, menerima, dan melakukan hal-hal yang berbeda dengan pertemuan satu arah yang biasanya
mereka ikuti.

Yang Diperlukan
 Seorang fasilitator pemandu
 Kertas metacard
 Spidol kecil

Persiapan
Bagikan kertas metacard dan spidol kecil ke seluruh peserta

Kegiatan
1) Minta peserta untuk menggambarkan wajah
teman yang ada di dekat mereka dalam Pembingkaian
waktu satu menit Orang dewasa memiliki kecenderungan
2) Begitu waktu yang diberikan telah habis, untuk mengedit pikiran mereka sendiri
minta peserta untuk menghentikan aktivitas dengan alasan merasa cukup mampu,
3) Minta peserta untuk menunjukkan gambar takut orang lain marah atau kecewa, atau
takut ditertawakan. Padahal, sebuah
ke arah fasilitator
pertemuan yang baik adalah manakala
4) Persilakan peserta untuk memperlihatkan
peserta tampil dengan segala orisinalitas
gambar kepada peserta lain yang menjadi mereka
model gambar mereka.
5) Gali refleksi dari kegiatan menggambar
tersebut: Apa yang terjadi saat disuruh menggambar wajah teman?,
6) Bagaimana perasaan peserta? Apa yang dirasakan saat menggambar?, Bagaimana reaksi
teman saat melihat hasil gambar wajah mereka? Apa makna aktivitas ini untuk mereka?
7) Lakukan pembingkaian tentang proses dan makna kegiatan tersebut.

Pembangunan Visi Kesehatan Kabupaten/Kota


Membangun visi dilakukan oleh para peserta untuk membangun kekuatan kelompok dan menggali
pandangan masa depan tentang kondisi kesehatan yang jauh lebih baik dan harus terjadi di masa yang akan
datang. Tentunya aktivitas ini tidak akan dilakukan dengan cara yang biasa-biasa saja, menggali keunikan
lokal adalah hal yang akan melahirkan antusias dan kebanggaan akan entitasnya sebagai bagian penting
dalam wilayahnya.

Yang Diperlukan
 Seorang fasilitator pemandu
 Kain berwarna sepanjang 2 m
 Kertas asturo, majalah bekas
 Gunting, lem, double-tape
 Metacard, spidol

Persiapan
Semua sarana membuat umbul-umbul diletakkan di atas meja masing-masing kelompok.

18
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Kegiatan
1) Ajaklah peserta (dalam kelompok-kelompok yang telah dibagi) untuk membuat sebuah umbul-umbul
yang menggambarkan visi kesehatan kabupaten/kota.
2) Umbul-umbul menggambarkan pula simbol-simbol keunikan lokal.
3) Persilakan peserta setiap kelompok untuk mempresentasikan gambar mereka dengan cara yang unik,
missal seperti seorang juru kampanye
4) Fasilitator menuliskan kata-kata kunci dari setiap presentasi
5) Simpulkan kalimat kunci (kalimat visi) dari seluruh
kelompok presentasi
6) Lakukan pembingkaian

Pembingkaian
Sebenarnya kita mempunyai kekuatan dan
kekompakan untuk melihat secara bersama
hal/impian luar biasa tentang masyarakat sehat
yang pasti akan terjadi pada masa yang akan
dating. Dengan menyadari kekuatan kita, berarti
kita tahu bagaimana harus mewujudkannya.

Sesi 1:Standarisasi Input


Sesi ini akan dihantarkan oleh pejabat Bappeda dan Dinkes Kabupaten/Kota serta Dinkes Provinsi. Ada dua
tujuan:
 Pemaparan kebijakan pembangunan daerah Kabupaten/Kota dan kebijakan kesehatan di tingkat global,
nasional, provinsi dan kabupaten/kota sebagai rambu-rambu dalam membuat perencanaan yang akan
datang;
 Penjelasan konsep gender, landasan hukum dan isu-isu gender di bidang kesehatan serta kaitannya
dengan proses perencanaan dan penganggaran kesehatan kabupaten/kota.

Fasilitator sebelumnya perlu membicarakan tujuan sesi ini kepada pejabat dan narasumber yang akan
menyampaika penjelasan atau yang membuat naskah materi. Kalau perlu siapkan data dan angka untuk
disajikan.

Waktu: 1 jam 15 menit

Bahan dan Alat


 Buku Pedoman Pelaksanaan Penyunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender
 Dokumen RPJMN, RPJMD, Renstra Kemenkes R.I., Restra Kesehatan Kabupaten/Kota, SPM, MDG’s,
Indeks
 Pembangunan Gender (IPG), Permendagri 54/2010, Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM)
2010
 Data situasi kesehatan kabupaten/kota
 Berkas dokumen presentasi yang telah diperbanyak untuk peserta
 Alat presentasi
 Alat pengeras suara

19
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Persiapan
 Penyediaan dokumen-dokumen terkait
 Penyiapan materi presentasi

Kegiatan
1) Menyapa peserta dengan menggunakan salam magis yang telah dibuat dalam kegiatan orientasi
2) Menjelaskan tujuan dan alur proses pada sesi ini
3) Mempersilakan narasumber untuk memulai presentasi. Jika narasumber lebih dari satu, bisa
menggunakan metode diskusi panel atau talk show.
4) Pasca presentasi, buka diskusi dan tanya jawab. Beri kesempatan peserta untuk memberikan tanggapan,
5) klarifikasi atau perbaikan data dan angka jika ada perbedaan.
6) Tutup sesi dengan menyebutkan poin-poin penting dalam presentasi tersebut

Saran
 Fasilitator perlu menegaskan bahwa Revolusi KIA telah menjadi kebijakan prioritas di Provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT)
 Fasilitator dapat memancing menggunakan pertanyaan-pertanyaan terfokus untuk menggali isu-isu
terselubung penyebab kematian ibu yang tinggi, misal ketidaktahuan ibu hamil tentang pentingnya K1,
K4, tablet Fe, serta melahirkan di fasilitas kesehatan.
 Dalam diskusi, tanya jawab setelah kegiatan presentasi, fasilitator dianjurkan untuk melibatkan para
peserta yang kurang aktif, biasanya perempuan, untuk memberikan pendapat agar perencaan tahun
berikutnya dapat dilakukan lebih optimal, tentu perlu dilakukan evaluasi terhadap proses perencanaan di
tahun sebelumnya. Ini agar dapat dilakukan perbaikan-perbaikan pada perencanaan selanjutnya.

Sesi 2:Evaluasi Proses Perencanaan Dan Renja Tahun Sebelumnya


Begitu pula dengan implementasi renja tahun lalu sudah selayaknya untuk dicermati dan dinilai tingkat
pencapaian kegiatan dan anggaran. Hal tersebut penting dilakukan sebagai dasar pembuatan renja
berikutnya. Tujuannya, mengevaluasi kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan, pencapaian target
kegiatan (sangat dianjurkan, adanya pemilahan data capaian target), serta efisiensi dalam penggunaan
sumberdaya (anggaran).

Ada dua tujuan dari sesi ini, yaitu:


 Mendapatkan informasi tentang proses perencanaan yang telah dilakukan.
 Mendapatkan informasi tentang realisasi renja tahun sebelumnya.

Keluaran:
 Format 1.a. Evaluasi Proses Perencanaan
 Format 1.b. Evaluasi Kesesuaian Usulan Program/Sekretariat dengan Dokumen Renja
 Format 1.c. Evaluasi Realisasi Fisik dan Anggaran
 Narasi Analisis evaluasi proses perencanaan dan evaluasi Renja

Waktu: 4 jam

20
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Bahan dan Alat


 Lembar Permainan 1.1.
 Lembar Format 1.a. Evaluasi Proses Perencanaan (kosong)
 Lembar Format 1.b. Evaluasi Kesesuaian Usulan Program/Sekretariat dengan Dokumen Renja (kosong)
 Lembar Format 1.c. Evaluasi Realisasi Fisik dan Anggaran (kosong)
 Jadwal perencanaan tahunan tahun lalu dan notulen pertemuan atau proses yang sudah dilakukan
 Dokumen Renja
 Laptop di setiap meja kelompok diskusi (sesuai dengan jumlah kelompok program)
 Gulungan kabel (cable extention)
 Metaplan, kertas plano, papan flipcart, spidol, penggaris panjang, post it, lakban kertas, double tape, dan
lain-lain.

Kegiatan
Ada dua tahap kegiatan dalam sesi ini yaitu:Evaluasi proses perencanaan tahun sebelumnya dan Evaluasi
Renja tahun sebelumnya

A. Evaluasi proses perencanaan tahun sebelumnya


1) Buka sesi dengan salam, kemudian ajak peserta untuk melakukan permainan yang bertujuan untuk
membagi kelompok berdasarkan program/bidang.
2) Ajak peserta melakukan permainan sesuai dengan Lembar Permainan 1.1. Lakukan refleksi dan
3) pembingkaian, kaitkan dengan tujuan sesi.
4) Minta peserta berkumpul dalam kelompok-kelompok yang sudah dibagi.
5) Bagikan Format 1.a. Evaluasi Proses Perencanaan. Minta setiap kelompok program/bidang untuk
mendiskusikan dan mengisi format tersebut (format dibuat ulang dalam ukuran besar di atas kertas
plano).
6) Minta setiap kelompok untuk merumuskan faktor yang mendukung dan menghambat proses
perencanaan tahun sebelumnya.
7) Minta peserta untuk menuliskan narasi dari hasil diskusi kelompok di atas kertas plano dan laptop.
8) Minta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara bergantian. Lakukan
diskusi pleno untuk menyepakati faktor-faktor pendukung dan penghambat proses perencanaan tahun
sebelumnya.

Pendukung ?
Penghambat ?

21
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Format 1.a. Evaluasi Proses Perencanaan

No. Aspek Evaluasi Proses Perencanaan Pendukung Penghambat


(1) (2) (3) (4)
A. Input
1 Pedoman penyusunan Renja dan RUK Puskesmas
2 Dokumen kebijakan pembangunan kesehatan
3 Data-data terkait
4 Tenaga perencana
5 Ketersediaan sarana
6 Ketersediaan dana
B. Proses
1 Adanya tim perencana
2 Jadwal kegiatan peencanaan tahunan
3 Keikutsertaan program/bidang/ sekretariat dan UPTD
dalam proses perencanaan
4 Monitoring dan evaluasi proses perencanaan
C. Output:
1 Dokumen usulan bidang, sekretariat dan puskesmas
2. Rumusan kegiatan fokus Dinas Kesehatan Kab/Kota
3. Dokumen kesepakatan lintas sektor dan mitra terkait.
4 Dokumen Renja

B. Evaluasi Renja tahun sebelumnya


1) Minta peserta untuk kembali ke kelompok masing-masing.
2) Dijelaskan bahwa pada Tahap B ini peserta akan mendiskusikan tentang realisasi kegiatan dan anggaran
renja tahun sebelumnya.
3) Bagikan contoh format 1.b. dan format 1.c. Persilakan peserta untuk mendiskusikan dan mengisi format
yang telah diperbesar dalam ukuran plano.
4) Pada format 1.b., peserta mendiskusikan kesesuaian usulan antara usulan program/sekretariat dengan
yang tertuang dalam dokumen renja.
5) Sementara pada format 1.c., peserta mendiskusikan realisasi anggaran Renja di setiap
bidang/sekretariat.
6) Setelah mendiskusikan dan mengisi format 1.b. dan 1.c., setiap kelompok diminta untuk menuliskan
narasi di atas kertas plano.
7) Lakukan proses diskusi pleno dan minta setiap kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil
kerja mereka. Untuk meramaikan suasana, biasa saja Anda meminta kelompok untuk membuat yel-yel.
Mereka harus menyerukan yel-yel itu secara bersama-sama, sebelum dan sesudah presentasi.
8) Persilakan kelompok untuk mendokumentasikan hasil kerja (format 1.b. dan 1.c. serta narasi) yang telah
mendapat perbaikan berdasarkan masukan kelompok lain (jika ada) ke dalam laptop.
9) Tutup sesi dengan mengajak peserta untuk selebrasi, tepuk tangan, dan lain-lain.

Saran

 Fasilitator perlu mengingatkan peserta, evaluasi dilakukan bukan untuk mencari-cari kesalahan
satu dua pihak, melainkan proses untuk melakukan perbaikan pada masa mendatang.
 Pastikan notulis merekam dan mencetak hasil evaluasi ini untuk dibagikan ke seluruh peserta.
 Setiap diskusi kelompok biasanya diakhiri dengan presentasi perwakilan kelompok dalam sebuah diskusi
pleno. Sebagai fasilitator, sebaiknya Anda mengatur keseimbangan presenter laki-laki dan perempuan.

22
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Berikan kesempatan kepada peserta untuk menjadi wakil kelompoknya secara bergantian. Selain
responsif gender, hal ini juga baik untuk mengurangi dominasi satu dua orang saja.
 Ketika kelompok berdiskusi, fasilitator tidak lantas berpangku tangan. Fasilitator harus memantau
keaktifan setiap anggota kelompok dengan memperhatikan keseimbangan peran gender.
 Dorong peserta untuk mendiskusikan mengapa kegiatan atau anggaran tidak terealisasi dan tidak
memenuhi target. Selain itu, dorong pula peserta untuk mengetahui apa yang menyebabkan kegiatan
lain terealisasi dan sesuai, bahkan melampaui target. Cari nilai-nilai atau cerita sukses yang bisa
direplikasi untuk kegiataan lain.

Format 1.b. Evaluasi Kesesuaian usulan dari


program/sekretariat dengan yang tertuang dalam dokumen renja

Penyebab tidak tertampung


Usulan kegiatan yang tidak Alokasi
No. Tidak sesuai
tertampung dalam Renja anggaran Sebab lainnya
kebijakan
terbatas
(1) (2) (3) (4) (5)
1.
2.
3.
Dst

Format 1.c. Evaluasi realisasi fisik dan anggaran.

Realisasi
Kegiatan dalam Alokasi
No. Fisik Anggaran Ket.
Dokumen Renja
Vol. Rp. Vol. % Rp. %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
A. Program ………
1. Kegiatan…
2. Dst…
B. Program ……….
1. Kegiatan …
2. Dst. …

23
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Lembar Permainan 1.1. Tes Kejujuran


Waktu maksimal:10 menit

Hal yang perlu dipersiapkan


 Satu orang fasilitator pemandu
 Satu lembar kertas HVS untuk setiap orang
 Satu buah pensil/bolpoin untuk setiap orang

Persiapan
 Siapkan kertas dan pensil/bolpoin sejumlah peserta
 Jelaskan aturan main pada peserta
 Siapkan papan flipchart untuk mencatat refleksi pada akhir permainan

Pelaksanaan
1) Seluruh peserta mendapatkan satu lembar kertas HVS dan pensil/bolpoin
2) Meminta setiap orang untuk membuat enam lingkaran bertumpuk (seperti
papan target tembakan dengan syarat garis luar lingkaran tidak boleh
bersinggungan dengan garis lingkaran lainnya)
3) Setelah selesai menggambar lingkaran, minta peserta untuk menuliskan
nama masing-masing di sudut kanan atas kertas
4) Kumpulkan kertas, acak dan bagikan kembali kepada para peserta secara
acak
5) Minta peserta menaruh kertas di meja di hadapan mereka, menutup mata,
dan memegang bolpoin
6) Perintahkan peserta untuk mengangkat alat tulis tersebut setinggi mungkin
7) Beri aba-aba agar serentak peserta membubuhkan titik di atas kertas
tersebut. Ulang sampai 10 kali
8) Setelah selesai, persilakan peserta membuka mata dan memeriksa kertas
mereka

Refleksi
 Tanyakan apa perasaan peserta saat melaksanakan perintah fasilitator
(mulai dari menggambar lingkaran, memejamkan mata, sampai dengan
membubuhkan titik di atas kertas)
 Bagaimana mereka melakukan permainan ini? (Apakah benar-benar
menutup mata? Sedikit mengintip atau tetap membuka mata?)
 Apa makna dari permainan ini jika dikaitkan dengan sesi yang akan
dilalui?
 Minta peserta menamai permainan ini

Pemaknaan
Permainan ini mengajarkan pada peserta bagaimana untuk bisa jujur. Hal ini karena kecil kemungkinan
bahwa titik akan tepat pada sasaran. Jadi, apabila ada peserta yang bisa membubuhkan titik tepat di
tengah lebih dari tiga titik, patut dipertanyakan. Kemungkinan besar mereka tidak jujur. Kaitan dengan sesi,
yaitu banyak terjadi bahwa hasil evaluasi tidak sepenuhnya jujur sehingga data yang ada tidak akurat.
Karena ingin kelihatan berhasil dan target tercapai, sering kali terjadi manipulasi data.

24
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Sesi 3 : Pengolahan Data Dan Informasi


Pengolahan data dan informasi ini merupakan tahapan untuk menelaah kebijakan/program/kegiatan yang
terkait dengan isu gender dan kebijakan/program/kegiatan pembangunan kesehatan lainnya sebagai bahan
masukan dalam merumuskan permasalahan yang dihadapi. Dengan dukungan data pembuka wawasan yang
terpilah menurut jenis kelamin yang merupakan indikator kegiatan program sesuai SPM dan Renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota, digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam merumuskan kesenjangan dalam
pelayanan kesehatan.

Dengan demikian, kesenjangan pelayanan kesehatan, khususnya dari aspek gender dapat dirumuskan dan
ditentukan rencana tindakan aksi yang sesuai.

Tujuan
 Melakukan identifikasi terhadap kebijakan/program/kegiatan yang tidak mendukung terhadap
keberhasilan
 pembangunan kesehatan, khususnya yang terkait dengan isu gender.
 Melakukan analisis data indikator pelayanan kesehatan yang terpisah menurut jenis kelamin sebagai
pembuka wawasan dalam memahami kesenjangan pelayanan kesehatan antara kelompok laki-laki dan
perempuan.

Keluaran
 Format 1.d. Pengolahan Data dan Informasi
 Format 1.e. Hasil Identifikasi Kesenjangan
 Narasi identifikasi kesenjangan hasil pengolahan data dan informasi

Waktu: 1 jam 30 menit

Bahan dan Alat


 Lembar Permainan 1.2.
 Format 1.d. Pengolahan Data dan Informasi (kosong).
 Format 1.e. Hasil Identifikasi Kesenjangan (kosong).
 Dokumen kebijakan program kesehatan (KIA, P2M, Gizi, Kesehatan Lingkungan, pelayanan kesehatan
lainnya)
 Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
 Laporan tahunan program dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
 Kertas plano, gunting, kertas metaplan, lem, double tape, spidol, krayon, pensil warna.

Persiapan
Data-data sebaiknya dipersiapkan sebelum pertemuan dan dikompilasi dalam satu berkas. Kalau tidak,
pastikan setiap pengelola program membawa data-data terkait programnya. Kalau tidak memungkinkan,
pastikan masing- masing pengelola program membawa data-data terkait programnya.

Kegiatan
1) Buka sesi dengan mengajak peserta mengucapkan salam magis.
2) Ajak peserta untuk melakukan permainan seperti yang ada pada lembar permainan 1.2. Lakukan
refleksi dan pembingkaian dengan mengkaitkan ke tujuan sesi.
3) Minta peserta berkumpul kembali berdasarkan kelompok-kelompok program/bidang/sekretariat.
4) Bagikan format 1.d. pengolahan data dan informasi (kosong).

25
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

5) Minta setiap kelompok untuk mendiskusikan


dan mengisi kolom-kolom yang ada pada format
tersebut dengan mencermati dokumen-
dokumen dan data yang tersedia.
6) Salin format 1.d. dalam dua bentuk: ukuran
besar (plano) dan ke laptop.
7) Bagikan contoh format 1.e. Hasil identifikasi
kesenjangan.
8) Minta peserta untuk mengidentifikasi
kesenjangan capaian target indikator pelayanan
kesehatan sesuai data yang dituliskan pada
format 1.d.
9) Minta peserta menuliskan hasil identifikasi yang
dirumuskan ke dalam format 1.e.
10) Salin format 1.e. dalam ukuran plano dan ke
dalam laptop.
11) Minta setiap kelompok untuk merumuskan hasil
kerja dalam bentuk narasi (ditulis di kertas plano
dan laptop).
12) Minta setiap kelompok untuk menempelkan
plano hasil kerja di tembok dekat meja
kelompok. Fasilitator sebaiknya telah mempersiapkan dan membagi dinding agar setiap kelompok bisa
memajang hasil diskusinya.
13) Lakukan diskusi pleno, minta setiap perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja yang telah
mendapatkan masukan dari kelompok lain.
14) Ajak peserta untuk berdiskusi, memberikan tanggapan, pertanyaan, atau klarifikasi.
15) Rangkum butir-butir hasil identifikasi kesenjangan capaian target indikator pelayanan kesehatan dari
setiap kelompok.
16) Tutup sesi dengan mengajak peserta berdiri dan melakukan selingan atau penyegaran/energizer ringan
untuk menyegarkan tubuh peserta.

Saran
Minta peserta memperhatikan validitas dan kelengkapan data dari dokumen-dokumen yang ada.
Kalau data tidak lengkap, minta peserta untuk mengusahakannya. Ini penting karena menentukan proses
selanjutnya. Dampingi peserta saat bekerja.

26
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Lembar Permainan 1.2. Perjalanan Dengan Bus


Waktu maksimal:10 menit

Hal yang perlu dipersiapkan


 Seorang fasilitator pemandu
 Lembar cerita

Persiapan
 Modifiksi cerita jika diperlukan
 Jelaskan aturan permainan
 Siapkan papan flipchart untuk mencatat refleksi peserta

Pelaksanaan
1. Minta peserta menyimak baik-baik cerita yang akan Anda bacakan. ngatkan pula
kepada peserta bahwa pada akhir cerita, Anda akan mengajukan pertanyaan yang
terkait dengan isi cerita tersebut.
2. Begini ceritanya:

“Saya seorang supir bus jurusan Atambua-Soe. Dalam perjalanan dari Atambua ke
Kefa, terdapat penumpang sebanyak 7 orang yang terdiri atas 3 laki-laki dan 4
perempuan. Keluar dari Kefa, naik 2 orang ibu. Setibanya di Niki-Niki, Ibu Maria
dan anaknya Titus turun di Soe. Sesampainya di pasar buah Soe, banyak
penumpang turun untuk membeli buah jeruk dan alpukat Soe milik Mama Tefa
yang terkenal segarnya. Bus lalu meneruskan perjalanan ke Kupang.

Setibanya di Boentuka, 1 orang penumpang turun. Di Batu Putih, naik 2 orang


nona manis yang langsung duduk di samping supir. Sepanjang perjalanan, supir
asyik bercerita dengan 2 nona ini sehingga menjadi tidak mengantuk. Setibanya di
Oesao, Sopir turun membeli jagung rebus dan penumpang yang lain juga turun
untuk membeli kue cucur dan lemper bakar. Setelah acara belanja-belanja selesai,
bus melaju kembali. Di Tarus, 2 nona yang duduk di samping supir turun. Sisanya,
turun di terminal Kupang.”

3. Ajukan pertanyaan pada peserta, “Siapakah nama supir itu?”


4. Minta peserta menjawab pertanyaan itu bergiliran sampai ada yang berhasil
menjawab dengan tepat.
5. Jawaban yang benar: “Saya”.

Refleksi
Ajukan pertanyaan refleksi pada peserta, seperti:
 Apa perasaan dan pikiran mereka saat menyimak cerita itu?
 Apa yang mereka bayangkan?
 Mengapa jawaban mereka benar? Mengapa salah?
 Jika dikaitkan dengan sesi yang akan dilalui, apa maknanya?

Pemaknaan
Permainan story telling ini mengajak orang untuk konsentrasi dan fokus pada banyak informasi. Data terkait
jumlah, nama tempat, nama orang, dan lain-lain bertebaran di sepanjang cerita. Sering kali, guyuran data
dan fakta membuat orang membangun asumsi terlebih dulu tentang pertanyaan apa yang akan diajukan
sehingga telah memilih fokus pada hal-hal tertentu saja. Dikaitkan dengan sesi ini, peserta perencanaan akan
berhadapan dengan banyak data dan fakta. Jika buru-buru menyimpulkan, peserta dapat kehilangan fokus
dan salah dalam melakukan analisis. Kehati-hatian dan kecermatan dalam memilah data sangatlah penting,
tetapi tidak boleh mengabaikan informasi-informasi yang ada.

27
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Contoh Format 1.d. Pengolahan Data dan Informasi


Kabupaten/Kota: ……………………….

SKPD: ……………………. Lembar ke: …dari …

Realisasi Target
Target Capaian Perkiraan Realisasi Capaian
Target Kinerja Program/
Indikator Kinerja Kinerja Renstra Target dan Realisasi Kinerja Program Target Program/Kegiatan
Hasil Program Kegiatan
Program/ Program SKPD dan Keluaran Kegiatan SKPD Renstra SKPD s/d
dan Keluaran Renja SKPD
Kegiatan (outcome)/ Tahun … (akhir Tahun …… (Tahun lalu/n-2) tahun ……… (tahun Catatan
Kegiatan s/d Tahun
Kegiatan (output) periode berjalan/n-1)
Tahun .. Berjalan
Renstra SKPD) Tingkat Realisasi Tingkat
(Tahun n-3) Target Realisasi (Tahun n-1)
Realisasi Capaian Capaian
L P L P L P L P L P L P L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
A.Kesehatan
Ibu dan
Anak
1.Pelayanan a) Cakupan
83,
Kesehatan Kunjungan Ibu - 90 - 65 - 70 - 67 - - 85 - 70 - 82,35
75
Ibu Hamil K4
b) Cakupan
pertolongan
persalinan oleh
tenaga
kesehatan
yang memiliki
kompetensi
kebidanan
c) dst…
2.Pelayanan
a) Cakupan
Kesehatan
kunjungan bayi
Anak
b) dst…
a) Cakupan balita
B.Perbaikan gizi buruk
Gizi mendapat
perawatan
b) dst..
C. Dst….

Contoh Format 1.e. Hasil Identifikasi Kesenjangan


No Kegiatan Kesenjangan
(1) (2) (3)

28
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Sesi 4:Analisis Gambaran Pelayanan SKPD


Analisis kinerja pelayanan SKPD kesehatan berupa kajian terhadap capaian kinerja pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan jajarannya dalam rangka melaksanakan
pembangunan kesehatan.

Untuk menganalisis kinerja pelayanan SKPD kesehatan digunakan beberapa indikator yang mengacu pada
SPM dan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan aspek yang terkait dengan isu gender, yaitu akses,
partisipasi, kontrol, dan manfaat terhadap pelayanan kesehatan.

Tujuan
Mengidentifikasi kinerja pelayanan SKPD kesehatan dan permasalahan yang dihadapi.

Keluaran
 Format 1.e. Analisis Isu Gender
 Format 1.f. Penentuan Prioritas Masalah
 Narasi Situasi pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
jajarannya

Waktu: 7 jam (diselingi istirahat)

Bahan dan Alat


 Lembar Permainan 1.3.
 Format 1.f. Analisis Isu Gender (kosong)
 Format 1.g. Penentuan Prioritas Penyebab Masalah (kosong)
 Dokumen hasil sesi 3
 Data hasil kegiatan SKPD kesehatan meliputi Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
 Profil kesehatan kabupaten/kota
 Laporan cakupan program lainnya dan laporan dari kegiatan dengan dukungan mitra terkait
 Kertas plano, gunting, kertas metaplan, lem, double tape, spidol, krayon, pensil warna

Persiapan
 Data-data sebaiknya dipersiapkan sebelum pertemuan dan dikompilasi dalam satu berkas.
 Kalau tidak memungkinkan, pastikan setiap pengelola program membawa data-data terkait programnya.
 Proses ini panjang, melelahkan, dan membutuh kecermatan. Bantu peserta untuk melewati proses
dengan mendampingi mereka dan menyemangati lewat pengucapan salam magis dan permainan-
permainan penyegar di sela-sela kegiatan.

Kegiatan
1) Ajak peserta bergerak, lakukan penyegaran ringan.
2) Lakukan permainan seperti yang tertera pada Lembar Permainan 1.3. Lakukan refleksi dan
pembingkaian dikaitkan dengan tujuan sesi.
3) Jelaskan tujuan dan alur proses pada sesi yang akan dilalui peserta.
4) Persilakan peserta tetap berkumpul dalam kelompok-kelompok program/bidang/sekretariat.
5) Minta peserta untuk mencermati format 1.d. dan 1.e. hasil Sesi 3
6) Minta setiap kelompok untuk mengurai kesenjangan yang telah direkapitulasi di format 1.e. dengan
faktor-faktor akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat. Adapun yang dimaksud dengan faktor-faktor ini
adalah:

29
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Peluang atau Keikutsertaan Penguasaan atau Kegunaan sumber


Akses

Kontrol

Manfaat
Partisipasi
kesempatan dalam seseorang atau wewenang atau yang dapat
memperoleh atau kelompok dalam kekuatan untuk dinikmati secara
menggunakan suatu kegiatan dan mengambil optimal.
sumber daya atau dalam keputusan.
tertentu. pengambilan
keputusan.

Untuk penjelasan lebih lengkap lihat buku Pedoman Bab III.

7) Cara menguraikannya dapat dengan menggunakan metode pohon masalah, tulang ikan, kipas, atau
metode analisis problem solving yang biasa digunakan. Letakkan indikator yang ingin diurai di tengah,
kemudian dicari penyebab kesenjangan dari empat faktor di atas. Analisis dimulai dari indikator yang
memiliki kesenjangan (gap) yang besar dan tren memburuk dari tahun ke tahun.
8) Setelah selesai, carilah akar penyebab masalah dari setiap penyebab keempat faktor di atas. Pertama,
carilah penyebab internal (manajerial) berdasarkan empat aspek. Usahakan untuk mencari sebanyak
mungkin akar penyebab dari keempat aspek internal ini yaitu :
 ketenagaan,
 pembiayaan,
 sarana dan prasarana, dan
 prosedur kerja.
9) Setelah itu, lakukan analisis akar penyebab masalah dari pihak eksternal berdasarkan dua aspek utama,
yaitu: lingkungan dan kelompok sasaran. Usahakan untuk menemukan akar penyebab masalah
sebanyak mungkin dan relevan dengan persoalan yang ada. Sangat dimungkinkan terjadi hubungan
antara akar penyebab internal dan eksternal.
10) Lakukan hal tersebut pada indikator-indikator lainnya.
11) Bagikan format 1.f. dan 1.g. kosong.
12) Masukkan faktor-faktor kesenjangan akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat ke dalam kolom 3 pada
format 1.f.
13) Pilih dan masukkan akar-akar penyebab masalah internal pada kolom 4 sampai kolom 7. Akar penyebab
masalah yang dipilih adalah yang memiliki dampak serius, perlu diintervensi, dan jika diatasi dapat
mengatasi penyebab masalah lainnya.
14) Pilih dan masukkan akar penyebab masalah eksternal pada kolom 8 dan kolom 9.
15) Lakukan proses penetapan prioritas penyebab masalah.
16) Minta peserta untuk membuat narasi tentang situasi pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan identifikasi penyebab masalah (prioritas) pelayanan kesehatan,
khususnya pelayanan terhadap kelompok laki-laki dan perempuan.
17) Lakukan proses peresentasi dan penyerbukan dengan menggunakan metode Kedai Partisipasi.
18) Rangkum butir-butir penting dan tutup sesi dengan melakukan energizer kecil yang dapat melemaskan
otot-otot peserta yang kaku setelah bekerja di sesi panjang ini.

30
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Contoh Skema Analisa 4 faktor Kesenjangan Gender Untuk Isu Cakupan Ibu Hamil K4

Keterangan
Indikator pelayanan yang memiliki kesenjangan besar

Faktor kesenjangan:Akses, Partisipasi. Kontrol, Manfaat

Faktor penyebab internal:ketenagaan, anggaran, sarana, metode

Faktor penyebab eksternal:Geografi, Sasaran

31
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Format 1.f.
Analisis isu gender

Isu Gender
Program/Kegi
Data Sebab
atan indikator Faktor Sebab Kesenjangan Internal Catatan
Pembuka Kesenjangan Eksternal
kinerja Kesenjangan
Ketenagaan Anggaran Sarana Metode Lingkungan Sasaran
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Akses

Partisipasi

Kontrol

Manfaat

Format 1.g.
Penentuan Prioritas Penyebab Masalah

Nilai Akhir/
Uraian Penyebab Masalah Urgensi Keseriusan Perkembangan
Peringkat
(1) (2) (3) (4) (5)

Langkah Penetapan Prioritas Masalah


Minta peserta untuk menentukan penyebab masalah untuk setiap skema masalah yang telah terpilih dari
keempat faktor penyebab eksternal dan kedua faktor penyebab internal melalui profesional judgement.
1) Masukkan penyebab masalah terpilih tersebut ke dalam format tabel prioritas penyebab masalah di
kolom 1.
2) Sepakati nilai yang akan diberikan untuk setiap kriteria pada kolom 2-4
(misalnya, 1: tidak penting, 2: kurang penting, 3: penting, dan 4: sangat penting).
3) Berikan nilai dari semua penyebab masalah pada kolom 1 untuk setiap kriteria dengan membandingkan
secara vertikal seluruh penyebab masalah (diisi ke bawah menurut kriteria/kolom), lanjutkan penilaian
untuk setiap kriteria dengan cara yang sama.
4) Untuk mendapatkan nilai akhir, kalikan semua nilai dari kriteria secara horizontal untuk setiap penyebab
masalah.
5) Tentukan peringkat sesuai dengan urutan nilai tertinggi. Apabila didapatkan nilai akhir yang sama,
lakukan skoring ulang.
6) Tentukan 1 sampai dengan 3 penyebab masalah prioritas dari setiap sub-tim masalah (penyebab
langsung atau kesenjangan capaian indikator SPM) yang mendapat skor tertinggi.

Penentuan prioritas penyebab masalah menggunakan professional judgement perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:

32
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

 Penyebab masalah yang apabila diselesaikan mempunyai daya ungkit terbesar.


 Penyebab masalah yang sesuai dengan evaluasi tingkat internasional, nasional, dan provinsi.
 Penyebab masalah menjadi prioritas daerah.
 Dan pertimbangan lainnya.

Pemberian nilai untuk setiap kriteria harus melibatkan semua peserta dengan cara sebagai berikut.
 Setiap peserta memberikan penilaian masing-masing terhadap masalah yang diprioritaskan.
 Setiap peserta memberikan alasan terhadap besarnya penilaian masing-masing.
 Tim mencari kesepakatan besarnya nilai. Apabila ada perbedaan dalam menetapkan nilai,
diambil nilai rata-rata.

Penjelasan Metode Skoring


Skoring digunakan untuk memberikan nilai terhadap penyebab masalah yang telah diidentifikasi.
 Metode skoring adalah satu teknik yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dari
berbagai pilihan untuk menentukan prioritas penyebab masalah, dan kegiatan dengan menggunakan
beberapa kriteria yang telah disepakati.
 Kriteria adalah suatu batasan yang dipergunakan untuk menilai berbagai alternatif/pilihan penyebab
masalah pelayanan sesuai dengan standar yang dibutuhkan. Penetapan penggunaan kriteria,
metodenya diserahkan kepada setiap Puskesmas.

Contoh batasan kriteria


 Tingkat Urgensi adalah besarnya masalah yang sangat mendesak untuk segera ditanggulangi,
mendapatkan nilai yang lebih tinggi.
 Tingkat Keseriusan adalah masalah yang perlu penanganan serius dan apabila tidak diatasi, akan
semakin memperihatinkan/berakibat semakin buruk, mendapatkan nilai yang lebih tinggi.
 Tingkat Perkembangan adalah masalah yang apabila tidak ditanggulangi akan semakin luas,
mendapatkan nilai yang lebih tinggi.
 Hasil penilaian (Total) = Nilai Urgensi x Keseriusan x Perkembangan.

Kedai Partisipasi
Ini adalah suatu dialog bebas antar pihak. Caranya sederhana dan mudah, terutama untuk kelompok besar.
Kedai adalah simbol percakapan dari hati ke hati serta proses pembelajaran bersama untuk berbagi
pengetahuan dan pengalaman. Ini proses alamiah mendorong semua orang untuk saling bertukar pikiran,
saling memahami, memperkuat komunitas, dan menyalakan api inovasi.

Hal yang diperlukan


 Satu orang fasilitator pemandu
 Satu orang penjaga waktu
 Kertas plano, spidol warna-warni, lem, post-it, dan lain-lain

Persiapan
 Tata meja dan kursi kelompok-kelompok peserta, seperi tata ruang sebuah restoran, kafe atau kedai.
Minta peserta meletakkan hasil kerja di atas meja atau di dinding dekat meja kelompok.
 Minta setiap kelompok untuk membagi anggotanya dalam dua peran
 Sebagai “tuan rumah” (2-3 orang): tugasnya adalah menunggui “kedai”, menjelaskan hasil kerja
kelompok, dan mempersilakan tamu atau pengunjung untuk memberikan masukan pada hasil kerja
kelompok

33
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

 Sebagai “tamu” (sisa anggota kelompok): tugasnya adalah berkeliling ke “kedai-kedai” kelompok lain,
mendengarkan penjelasan tuan rumah, memberi masukan, baik secara langsung maupun dengan
menuliskan komentar di kertas post it, dan menempelkannya pada hasil kerja kelompok tuan rumah di
bagian yang dimaksud.

Kegiatan
1) Buka kegiatan presentasi dengan penjelasan aturan main, yaitu:
 Tuan rumah akan diam di dekat hasil kerja kelompok, menerima tamu, memberikan penjelasan
tentang hasil kerja kelompok, dan menerima masukan dari tamu.
 Tamu akan berkeliling ke kelompok lain secara bersama-sama mengikuti bunyi bel yang akan
dibunyikan oleh fasilitator. Arah pergerakan sesuai dengan arah jarum jam. Tamu akan bertamu
selama waktu yang ditentukan fasilitator (misalnya, 10 menit) dan baru bergerak ke kelompok lain
setelah ada bel dibunyikan.
 Tugas tamu adalah mendengarkan presentasi tuan rumah dan memberi masukan, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung dengan menggunakan post it.
 Ingatkan pada peserta yang menjadi tamu, masukan bersifat konstruktif yang berguna untuk
memperbaiki, atau menyempurnakan hasil kerja kelompok yang dikunjungi. Pastikan peserta
memahami peran masing-masing dan arah pergerakan kunjungan
2) Persilakan seluruh peserta untuk berdiri di dekat meja atau hasil kerja masing-masing yang akan
dipresentasikan.
3) Bagikan post it kepada peserta yang berperan sebagai tamu.
4) Bunyikan bel atau penanda bunyi lainnya, persilakan para tamu untuk bergerak –sesuai arah jarum jam–
dan minta para tuan rumah untuk menerima tamu
5) Persilakan para tuan rumah untuk memberikan penjelasan hasil kerja (sepertiga atau setengah dari
waktu yang dialokasikan. Misalnya, waktu yang disediakan untuk setiap kunjungan 10 menit maka waktu
presentasi adalah 3 hingga 5 menit).
6) Persilakan para tamu untuk memberi masukan.
7) Jika waktu yang diberikan telah habis, bunyikan bel dan minta para tamu untuk berpindah ke kelompok
lain. Selain itu, minta para tamu untuk kembali mendengarkan penjelasan, kemudian memberi
masukan. Begitu seterusnya, hingga para tamu kembali ke kelompoknya masing-masing.
8) Jika para tamu telah kembali ke kedai masing-masing, minta kelompok untuk mendiskusikan masukan-
masukan dari para tamu kelompok lain dan informasi-informasi yang didapatkan dari hasil berkeliling.
Lakukan perbaikan apabila dianggap perlu.
9) Jika dibutuhkan, setiap kelompok dapat kembali mempresentasikan hasil kerja (setelah diperbaiki
berdasarkan masukan para tamu dan hasil keliling) dalam diskusi pleno.
10) Usahakan presentasi dilakukan secara singkat dan terutama lebih menekankan pada bagian-bagian yang
telah mengalami perbaikan.
11) Tutup sesi dengan pembingkaian terkait proses, hasil, dan relasi yang terbangun.

Saran
 Jika fasilitator bekerja dalam satu tim, para fasilitator lain (selain pemandu dan penjaga waktu) ikut
berkeliling mendampingi para tamu mengunjungi kelompok-kelompok. Lakukan pengamatan dan bantu
peserta untuk berdialog secara terbuka dan konstruktif. Fasilitator juga dapat mengajukan pertanyaan
atau memberi masukan kepada kelompok tuan rumah.
 Berikan waktu yang cukup untuk para peserta berdialog sehingga proses penyerbukan yang terjadi
optimal.

34
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Lembar Permainan I.3 Teater Instalasi


Waktu maksimal:15 menit)

Hal yang Dipersiapkan:


 Satu orang fasilitator pemandu
 Kertas HVS atau bisa juga memakai karton (bisa dituliskan suatu fenomena kesehatan,
misalnya bayi kurang gizi, obat palsu, dan lain-lain)
 Majalah atau koran bekas (yang berisi gambar atau informasi-informasi tentang masalah
kesehatan, juga masalah-masalah sosial budaya yang menggambarkan pola hidup)
 Gunting, alat tulis dan tali rafia (untuk proses pengerjaan teater instalasi)

Persiapan:
 Atur teater instalasi (contoh bentuk teater instalasi misalnya sebuah tempat dengan
ukuran yang diinginkan (misalnya 3 x 3m) yang didesain menarik dan di dalamnya dipasang
berita-berita atau bisa juga gambar dan benda-benda lain yang menggambarkan suatu
kejadian yang terjadi di suatu tempat).
 Pengondisian peserta: peserta dikondisikan untuk membentuk kelompok berdasarkan
program.
 Peserta dijelaskan aturan permainannya.
 Permainan dimulai
 Refleksi

Pelaksanaan:
1. Umumkan bahwa akan dilaksanakan pergelaran teater instalasi dan beritahukan bahwa
setiap kelompok adalah tamu-tamu penting yang sengaja diundang untuk berkunjung ke
tempat pergelaran dibuat.
2. Setelah kelompok sampai di tempat pergelaran, kelompok ditugaskan untuk mengamati
dan menemukan hal-hal penting apa saja yang di gambarkan pada teater instalasi tersebut.
Kemudian, kelompok ditugaskan untuk menemukan informasi-informasi penting yang ada
di dalam teater instalasi tersebut sehingga mendukung data-data dari gambaran awal yang
ditemukan setiap kelompok tentang makna teater yang digelar.
3. Setelah selesai, ajaklah seluruh peserta untuk melakukan refleksi tentang apa yang bisa
dipelajari dan dikaitkan dengan sesi yang akan dilakukan

Sesi 5:Perumusan Tujuan Dan Sasaran Program/Kegiatan Sesuai Hasil Analisis Masalah
Perumusan tujuan dan sasaran didasarkan atas rumusan permasalahan yang telah diidentifikasi, dan telah
dilakukan penetapan penyebab masalah prioritas. Isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas
Kesehatan, dikaitkan dengan sasaran renstra juga menjadi pertimbangan dalam merumuskan tujuan dan
sasaran program/ kegiatan pembangunan kesehatan. Dilakukan reformulasi tujuan dan sasaran
program/kegiatan pelayanan kesehatan sesuai dengan hasil evaluasi kinerja pelayanan kesehatan.

Keluaran
 Tabel 1.h. Perumusan Tujuan dan Sasaran
 Narasi rumusan tujuan dan sasaran

Waktu: 2 jam

35
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Bahan/Alat
 Format 1.h. Perumusan Tujuan dan Sasaran
 Hasil analisis situasi pelayanan kesehatan di kabupaten/kota dan rumusan penyebab masalah prioritas
 (dari sesi 4)
 Dokumen tugas pokok dan fungsi Dinas kesehatan
 Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
 Dokumen SPM
 Dokumen kebijakan pembangunan kesehatan nasional, provinsi, dan global
 Kertas plano, penggaris panjang, spidol, post it, dan lain-lain

Persiapan
 Perhatikan dan atur tata letak kertas-kertas plano hasil kerja sesi-sesi sebelumnya.
 Kelompokan berdasarkan sesi sehingga memudahkan peserta untuk menengok jika membutuhkan data.

Kegiatan
1) Jelaskan tujuan dan tahap-tahap kegiatan di sesi ini.
2) Jelaskan kaitan sesi sebelumnya dengan sesi ini.
3) Bagikan format kosong Tabel 1.h. Perumusan Tujuan dan Sasaran pada kelompok-kelompok program/
bidang/ sekretariat.
4) Minta setiap kelompok untuk mengidentifikasi tujuan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Kota
yang sesuai terkait dengan setiap kelompok.
5) Masukkan tujuan Renstra yang sesuai dengan kelompok pada kolom 2 format 1.h.
6) Masukkan pada kolom 4 hasil evaluasi kinerja pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang terkait
dengan tujuan renstra tersebut. Analisis apakah masih sesuai dengan kondisi nyata dan realita
kebutuhan. Bandingkan dengan kebijakan nasional dan provinsi terkait dengan tugas dan fungsi SKPD.
7) Rumuskan dan sepakati pernyataan tujuan untuk diisikan ke kolom 6. Jika ada kondisi yang tidak sesuai
lagi dengan tujuan renstra, lakukan reformulasi tujuan.
8) Cuplik sasaran berdasarkan tujuan renstra yang telah dipilih sebelumnya. Masukkan ke kolom 3.
9) Perhatikan hasil kerja di sesi sebelumnya dan tentukan sasaran atas tujuan hasil analisis kinerja
pelayanan SKPD. Masukkan ke kolom 5.
10) Untuk tujuan yang tidak sesuai dengan renstra, rumuskan sasaran baru sesuai tujuan yang ditetapkan
sebelumnya (kolom 6) dan sesuaikan dengan masalah prioritas yang telah dirumuskan. Masukkan ke
kolom 7.
11) Minta setiap kelompok untuk membuat narasi format 1.h.
12) Lakukan diskusi pleno. Minta perwakilan kelompok untuk presentasi. Minta peserta dari kelompok lain
untuk menanggapi, memberi masukan atau memperbaiki rumusan tujuan dan sasaran.
13) Rangkum butir-butir penting hasil kerja setiap kelompok dan tutup sesi.

36
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Format 1.h.
Perumusan Tujuan dan Sasaran

Hasil Analisis Hasil Kesepakatan


Renstra
No. Kinerja Pelayanan (Reformulasi)
Tujuan Sasaran Tujuan SKPD Sasaran Tujuan Sasaran
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1
2
3
4
5

Sesi 6:Perumusan Kegiatan Prioritas


Perumusan program dan kegiatan prioritas sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan tahun yang
direncanakan (yang telah dirumuskan pada sesi sebelumnya) ditelaah berdasarkan urgensi dan relevansinya
yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan untuk melaksanakannya.

Program dan kegiatan yang dirumuskan pada sesi ini merupakan penyesuaian antara identifikasi
kebutuhan program dan kegiatan berdasarkan hasil analisis yang telah mempertimbangkan kebijakan
nasional/global, kebijakan provinsi bagi kabupaten/kota.

Tujuan
Dirumuskannya kegiatan-kegiatan prioritas berbasis Program Pelayanan Kesehatan Dinkes Kabupaten/Kota
yang perlu dilakukan untuk mencapai target capaian indikator kinerja (sesuai RPJMD, Renstra, dan SPM).

Keluaran
 Tabel 1.i. Perumusan Kegiatan
 Tabel 1.j. Penentuan Kegiatan Prioritas
 Narasi rumusan tujuan dan sasaran

Waktu: 1 jam 45 menit

Bahan/Alat
 Lembar format 1.i. Perumusan Kegiatan (kosong).
 Lembar format 1.j. Penentuan Kegiatan Prioritas (kosong).
 Hasil rumusan tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan pada sesi sebelumnya.
 Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
 Kebijakan pembangunan kesehatan nasional, global, dan provinsi.
 Dokumen SPM.
 Kertas plano, spidol, penggaris panjang, laptop, dan lain-lain.

Persiapan
Fasilitator dapat menyiapkan tabel besar (ukuran plano) dan membagikan kepada kelompok-kelompok agar
menghemat waktu bekerja.

37
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Kegiatan
1) Buka sesi, jelaskan tujuan, dan alur proses pertemuan.
2) Minta peserta untuk menelaah kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan dan
sasaran yang telah didiskusikan di sesi sebelumnya.
3) Ingatkan kelompok untuk mempertimbangkan:
 Kebijakan nasional dan global.
 Kebijakan provinsi untuk kabupaten/kota.
 Kewenangan yang dimiliki SKPD kesehatan.
 Sumber pendanaan.
4) Masukkan kegiatan-kegiatan terpilih pada kolom 5 pada tabel 1.i.
5) Ingatkan kelompok untuk membuat skala prioritas dari kegiatan-kegiatan terpilih dengan menggunakan
kriteria:
 Konsistensi: apabila kegiatan terpilih sesuai dengan strategi nasional, provinsi, dan rencana kerja
kabupaten/kota yang sudah ada.
 Evidence Based: kegiatan yang dipilih merupakan kegiatan/intervensi yang telah terbukti efektif.
 Penerimaan: kegiatan yang diterima dapat diterima semua pihak.
 Mampu laksana: kegiatan yang dapat dilaksanakan berdasarkan kondisi setempat, fasilitas, sumber
daya manusia, dan infrastruktur yang dibutuhkan tersedia atau bisa didapat, termasuk pembiayaan.
6) Persilakan peserta untuk membuat narasi seputar kegiatan prioritas yang telah dipilih.
7) Tempelkan format 1.i. dan format 1.j. yang telah diisi pada papan tulis, flipchart, atau dinding yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
8) Lakukan presentasi dan penyerbukan dengan menggunakan metode Delphi Post-It yaitu, secara
bergantian setiap kelompok berkunjung ke kelompok lain, mendengarkan presentasi, menuliskan
masukan pada kertas post-it, dan menempelkannya pada bagian yang dimaksud di kertas plano
presentasi.
9) Setiap kelompok melakukan perbaikan-perbaikan (jika ada) berdasarkan masukan-masukan kelompok
lain.
10) Lakukan diskusi pleno untuk klarifikasi dan mengambil kesepakatan bersama.
11) Tutup pertemuan dengan memberikan rangkuman poin-poin penting.

Format 1.i.
Penentuan Kegiatan

Indikator Penyebab Masalah


Tujuan Sasaran Kegiatan
Pelayanan Prioritas
(1) (2) (3) (4) (5)
*) isi dari format 1.g.
kolom 5

38
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Format 1.j.
Penetapan Kegiatan Prioritas

Program:…………………………

Evidence Mampu
Tujuan Kegiatan Konsistensi Penerimaan Total nilai Peringkat
based laksana
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
*) diisi dari
Kolom tujuan
format 1.i.

Sesi 7:Penetapan Indikator Dan target


Untuk melakukan penilaian terhadap pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan prioritas yang dirumuskan,
perlu ditetapkan indikator dan target capaian sesuai dengan kurun waktu yang telah ditentukan. Indikator
dan target yang ditetapkan sedapat mungkin agar dipisahkan menurut jenis kelamin, kelompok rentan, dan
kelompok spesifik. Dalam menetapkan indikator dan target, agar diperhatikan data dasar (baseline) yang ada.
Hal tersebut dilakukan agar dapat dinilai dan terjadinya perbaikan.

Keluaran
 Tabel 1.k. Rumusan Indikator Kegiatan dan Target Capaian
 Narasi

Waktu: 1 jam 30 menit

Bahan dan Alat


 Lembar Permainan 1.4.
 Format 1.j. Penetapan kegiatan prioritas
 Format 1.k. Penentuan Indikator Kegiatan dan Target (kosong)
 Dokumen SPM
 Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
 Alokasi anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tahun-tahun sebelumnya

Kegiatan
1) Buka sesi, lakukan permainan yang tertera pada Lembar Permainan 1.4.. Lakukan refleksi dan
pembingkaian pada tujuan sesi ini.
2) Ingatkan kelompok-kelompok diskusi untuk menggunakan format 1.j. sebagai bahan utama sesi ini.
3) Bagikan format 1.k. kosong sebagai panduan untuk membahas indikator dan besaran target untuk tahun
rencana dengan mempertimbangkan:
 Hasil analisis kinerja pelayanan SKPD kesehatan.
 Alokasi anggaran tahun sebelumnya.
 Kondisi ketenagaan yang ada.
 Indikator dipilih dari SPM atau Indikator Kinerja Kunci SKPD sesuai PP No.6 tahun 2008.

39
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

4) Jika sudah selesai, persilakan kelompok bergantian mempresentasikan hasil kerja kelompok dalam
diskusi pleno. Ajak peserta untuk berdiskusi dan menyepakati indkator kegiatan dan target untuk Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
5) Rangkum butir-butir penting dan tutup sesi.

Lembar Permainan I.4. Jabat Erat Tanganku


Waktu:Maksimal 15 menit)

Hal yang dipersiapkan


 Satu orang fasilitator pemandu
 Satu orang penjaga waktu
 Jam tangan atau stopwatch untuk penjaga waktu

Persiapan
 Minta peserta untuk membentuk lingkaran
 Jelaskan aturan permainan kepada peserta
 Permainan dimulai
 Refleksi

Pelaksanaan
1. Antar peserta harus melakukan jabat tangan sebanyak-banyaknya dengan
menyampaikan salam “sehat selalu”. Kemudian, orang yang menerima salam tersebut
harus membalasnya dengan “pastinya begitu”. Permainan ini akan dilakukan dalam tiga
babak.
2. Babak I: waktu 10 detik, setiap peserta harus mengingat-ingat jumlah orang yang
disalami dan yang menyalami.
3. Babak II: waktu 5 detik, setiap peserta harus mengingat-ingat jumlah orang yang
disalami dan yang menyalami.
4. Babak III: waktu 3 detik, setiap peserta harus mengingat-ingat jumlah orang yang
disalami dan yang menyalami.
5. Setelah itu, baru dicek perolehan setiap peserta dan diperiksa silang antara hasil dan
waktu, apakah telah sesuai.

Makna
Permainan ini dilakukan untuk belajar tentang keterkaitan antar target dan rencana kegiatan. Oleh karena
itu, pelaksanaan dan waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan ini harus masuk akal dan dapat dijelaskan.

Refleksi
Pada akhir permainan, lakukanlah refleksi secara menarik dan mendalam, kaitkan dengan tugas yang akan
dikerjakan peserta.
Format 1.k.
Penentuan Indikator dan Target

No. Kegiatan Indikator Target


(1) (2) (3) (4)

40
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Sesi 8:Perumusan Dokumen Rancangan Awal Renja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Responsif Gender
Tujuan sesi ini adalah menghasilkan suatu draf Dokumen Kebijakan Perencanaan Pembangunan Kesehatan
Kabupaten/Kota yang akan menjadi panduan bagi proses perencanaan untuk tahun rencana. Isi dari
Dokumen ini adalah hasil dari sesi-sesi sebelumnya.

Keluaran
Dokumen Rancangan Awal Renja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Responsif Gender

Waktu: 1 jam

Bahan dan Alat


 Seluruh dokumen hasil bahasan sesi-sesi sebelumnya.
 Data lain yang diperlukan.
 Kebijakan pembangunan kesehatan nasional, global, dan provinsi.

Kegiatan
1) Buka sesi dengan salam magis dan lakukan pemanasan ringan.
2) Jelaskan tujuan dan alur proses sesi ini.
3) Bagikan format 1.l. dan minta kelompok untuk mendiskusikan serta melengkapi format tersebut
berdasarkan hasil kerja di sesi-sesi sebelumnya.
4) Lakukan diskusi pleno untuk menyepakati kegiatan yang akan dimasukkan dalam Rancangan Awal Renja.
5) Sepakati tim kecil yang akan merangkum hasil diskusi pleno untuk menjadi sebuah dokumen dengan
sistematikan sebagai berikut:
a. Pendahuluan
b. Evaluasi pelaksanaan Renja tahun lalu
c. Tujuan dan sasaran
d. Program dan kegiatan:
- Indikator kinerja
- Kelompok sasaran
- Lokasi kegiatan
- Kebutuhan dana indikatif
- Sumber dana
e. Penutup
6) Kompilasi bahan-bahan dan data yang diperlukan oleh tim perumus agar tidak hilang. Tutup sesi.

Tabel 1.l
Rancangan Awal Renja SKPD Kesehatan

Urusan/Bidang Prakiraan Maju


Rencana Tahun ….. (Tahun Rencana)
Urusan Rencna Tahun ….
Pemerintahan Indikator Kinerja Catatan
Kode Target Kebutuhan Target Kebutuhan
daerah Dan Program/Kegiatan Sumber Penting
Lokasi Capaian Dana/Pagu Capaian Dana/Pagu
Program/Kegiat Dana
Kinerja Indikatif Kinerja Indikatif
an
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
x xx xx xx

41
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Catatan:
 Isikan angka tahun rencana, nama provinsi/kabupaten/kota, nama SKPD, nomor lembar dan jumlah lembar pada
tabel di atas
 Kolom catatan penting diisi dengan isu-isu gender yang terkait dengan program/kegiatan yang
direncanakan.Program/kegiatan akan berjalan baik manakala isu-isu gender tersebut mendapat perhatian atau
dapat diatasi

Sesi 9:Rencana Tindak Lanjut


Sesi ini bertujuan untuk menyusun jadwal perencanaan SKPD Kesehatan Kabupaten/Kota dalam setahun dan
jadwal fasilitasi/pendampingan penyusunan RUK Puskesmas.

Keluaran
 Jadwal perencanaan SKPD kesehatan kabupaten/kota dalam setahun.
 Jadwal fasilitasi/pendampingan penyusunan RUK Puskesmas.

Waktu: 30 menit

Bahan dan Alat


 Lembar Tabel Jadwal Perencanaan SKPD Kesehatan Kabupaten/Kota
 Lembar Tabel Jadwal Fasilitasi/Pendampingan Penyusunan RUK Puskesmas
 Lembar Tabel 1-12 untuk Perencanaan Puskesmas
 Kertas plano, spidol, penggaris panjang, dll.

Kegiatan
1) Buka sesi, jelaskan tujuan dan alur proses pertemuan.
2) Bagi peserta menjadi dua kelompok. Satu kelompok akan mendiskusikan jadwal perencanaan selama
setahun, kelompok yang lain akan mendiskusikan jadwal fasilitasi/pendampingan penyusunan RUK
Puskesmas.
3) Berikan format tabel ke masing-masing kelompok.
4) Minta kelompok untuk membuat tabel ukuran plano.
5) Persilakan kelompok untuk berdiskusi dan mengisi table.
6) Jika sudah selesai, minta kelompok memilih wakil kelompok untuk mempresentasikan jadwal.
7) Beri kesempatan kepada anggota kelompok presentasi untuk menambahkan atau memperbaiki
presentasi.
8) Persilakan kelompok lain untuk mengajukan pertanyaan dan klarifikasi, yang langsung ditanggapi oleh
kelompok presentasi.
9) Pada saat klarifikasi ini, juga penting untuk memberitahu para peserta dari Puskesmas tentang Format 1-
12 yang harus diisi dengan data tiga tahun terakhir dan dipersiapkan untuk kepentingan Penyusunan
RUK Puskesmas. Bagikan tabel dan jelaskan cara pengisiannya. Pengisian format supaya memperhatikan
beberapa catatan kritis yang diperlukan informasi gender.
10) Pastikan kelompok untuk menyepakati jadwal dan persiapan yang telah dibuat masing-masing kelompok.
11) Pindahkan jadwal hasil kesepakatan ke komputer, cetak, perbanyak dan bagikan ke para peserta. Jika
waktu tidak memungkinkan, fasilitator memastikan notulis atau panitia penyelenggara pertemuan untuk
mengirimkan ke masing-masing peserta di kemudian hari.
12) Ajak peserta tepuk tangan untuk merayakan kesepakatan yang telah dibuat.

42
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Saran
 Jadwal perencanaan agar memperhitungkan hari dan jam perempuan harus melaksanakan pekerjaan
domestiknya
 Kepala dinas menegaskan agar Puskesmas melengkapi Format 1-12 (tiga tahun terakhir), yang telah
dilengkapi dengan beberapa catatan untuk menjaring kebutuhan data sebagai input perencanaan, paling
lambat 1 minggu sebelum kegiatan fasilitasi/pendampingan penyusunan RUK ke Puskesmas. Fasilitator
juga mengingatkan hal ini kembali.

Tabel Jadwal Perencanaan


SKPD Kesehatan Kabupaten/Kota

Data dan
Kegiatan sumber daya Keluaran Jadwal Penangungjawab
yang diperlukan
(1) (2) (3) (4) (5)
Fasilitasi/Pendampingan
Januari (MIII)
penyusunan RUK Puskesmas
Pertemuan Perumusan Fokus Arah
Februari (MII)
Pembangunan Kesehatan di Kab/Kota
Rakorkesda I: Perencanaan Februari (MIII - IV)
Penyempuranaan Draf Maret (sebelum
Renja Terpadu Dinkes Kab/Kota Forum SKPD &
Musrenbang
Kab/Kota
Finalisasi Dokumen Renja April (sebelum
Terpadu Dinkes Kab/Kota Rakorkesda provinsi)
Rakorkesda II: Sinkronisasi
penganggaran terpadu Oktober

Finalisasi Dokumen Anggaran November

Lembar Tabel
Jadwal Fasilitasi/Pedampingan Penyusunan RUK Puskesmas

Data & sumber


Kegiatan Keluaran Jadwal Penangungjawab
daya diperlukan

(1) (2) (3) (4) (5)


Pembentukan Tim Nama-nama SK Tim Pendamping dari Minggu II Sub.Bag.Perencanaan
Pendamping fasilitator yang Kadinkes Kab/Kota Januari Dinkes Kab/Kota
sudah memperoleh
Pelatihan ToT IHPB
Konsolidasi Tim Pedoman Tim memahami pedoman Minggu II Sub.Bag.Perencanaan
Pendamping Penyusunan Renja dan siap melakukan Januari Dinkes Kab/Kota
Terpadu Responsif pendampingan
Gender
Penerbitan Surat Nama-nama Surat tugas tim Minggu II Sub.Bag.Perencanaan
Tugas Tim anggota tim pendamping dari Kadinkes Januari Dinkes Kab/Kota
Pendamping pendamping Kab/Kota
Pendampingan ke Daftar puskesmas Jadwal pendampingan Minggu III Masing-masing ketua
puskesmas penyusunan RUK ke Januari tim
puskesmas

Dst ………

43
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Evaluasi Di Akhir Pertemuan


Evaluasi mengisi sesi terakhir sebuah lokakarya atau pada satu hari kegiatan (disebut umpan balik harian)
untuk mengetahui sejauh mana harapan peserta telah tercapai. Evaluasi dapat dilakukan dengan beberapa
cara. Cara yang digunakan dalam panduan ini adalah sebagai berikut:

Evaluasi Reflektif
Sebagai agenda pengakhiran lokakarya orientasi, lazim dilakukan evaluasi reflektif, yaitu umpan-balik secara
partisipatif menyangkut hal yang relatif bersifat umum. Misalnya, dengan pertanyaan: “Apakah proses
lokakarya ini mampu menjawab harapan Anda?” atau menjawab “Apa yang Anda rasakan setelah mengikuti
pelatihan hari ini?”

Peserta dapat pula merefleksikan kesan tentang lokakarya yang telah mereka ikuti, misalnya dengan cara
“Gam- barkan kesan Anda untuk lokakarya yang telah diikuti dengan 4 kata!” Semua peserta dapat
memperoleh giliran berefleksi. Evaluasi juga dapat dipandu dengan lebih dari satu pertanyaan, yang
diungkapkan satu per satu secara bergiliran.

Evaluasi bentuk lain, dapat dilakukan juga dengan metoda fishbowl, fishbone, spiderweb, mood meter, atau
dengan menggunakan tabel evaluasi reflektif seperti di bawah ini. Tabel telah disiapkan pada sebuah papan
flipchart atau ditempelkan di dinding. Setiap peserta menempelkan post-it pada kolom yang tersedia sesuai
dengan pilihan mereka.
Contoh Lembar Format Evaluasi Reflektif

Uraian Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak baik
Materi
Fasilitasi
Partisipasi
Kesesuaian dengan harapan

Evaluasi Harian
A. Ulasan dan Prawacana
Orang dewasa perlu panduan perjalanan yang jelas, bahkan untuk sebuah pertemuan, terutama yang
memakan waktu lebih dari satu hari. Bagi mereka, penting untuk diingatkan proses yang telah dilalui
sebelumnya dan proses yang akan mereka lalui selanjutnya. Untuk itulah, setiap pagi pada hari kedua, ketiga,
dan seterusnya, perlu dilaksanakan sesi kecil, yaitu Sesi Ulasan dan Prawacana. Sesi ulasan dilakukan untuk
mengingatkan proses hari sebelumnya, sedangkan sesi prawacana dilakukan untuk memperjelas proses
selanjutnya.

Ulasan
Untuk mengingatkan proses sebelumnya dapat dilakukan dengan cara partisipatif. Misalnya saja, bagi
peserta dalam kelompok-kelompok kecil, kemudian minta setiap kelompok untuk menggubah syair lagu
dengan menggunakan katak-kata kunci dari hal-hal penting yang mereka lalui di hari sebelumnya. Lagu bisa
menggunakan lagu-lagu pop daerah atau dipersiapkan oleh fasilitator dan diputar berulang-ulang saat proses
penggubahan lagu berlangsung.

Setiap kelompok dapat diminta untuk menampilkan hasil kreasi mereka secara bergantian. Setelah semua
kelompok selesai, fasilitator tinggal membingkai atau menyimpulkan hal penting apa saja yang perlu
diperhatikan peserta. Cara lain adalah dengan menggunakan kuis. Siapkan daftar pertanyaan, bagi peserta
menjadi dua kelompok dan minta mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan cara berebut.

44
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Kelompok yang paling banyak menjawab dan benar akan menjadi pemenang (kalau perlu mendapat hadiah,
untuk memotivasi mereka).

Prawacana:
Menggunakan alur proses yang telah ditempel di dinding dan dijelaskan pada sesi orientasi (pada hari
pertama), fasilitator bisa menjelaskan ulang sesi-sesi yang akan dilewati para peserta di hari ini (hari kedua,
ketiga, dan seterusnya).

B. Umpan Balik Harian


Umpan balik harian (daily feedback) adalah kegiatan yang diselenggarakan di akhir hari pertemuan (sore
hari) sebagai penutup rangkaian kegiatan selama satu hari. Tujuannya, memberikan kesempatan peserta
untuk memberikan penilaian atas proses yang berlangsung dan menjadi bahan perbaikan untuk proses esok
hari. Umpan balik harian bersifat reflektif secara partisipatif. Ada berbagai teknik yang dapat dilakukan,
seperti:

Lempar bola
Peserta berdiri melingkar, menghadap ke dalam. Fasilitator menjelaskan aturan pelaksanaan dengan
menggunakan alat bantu sebuah bola kecil. Fasilitator meminta peserta untuk menyebutkan nama salah satu
peserta dan kemudian melemparkan bola tersebut pada peserta yang namanya disebut. Peserta penerima
bola akan mengungkapkan perasaannya, kemudian menyebut nama peserta lain dan kemudian
melemparkannya. Begitu seterusnya sampai semua peserta mendapat giliran dan bola kembali kepada
fasilitator. Agar peserta dapat berbicara dengan singkat dan efektif, fasilitator bisa aja menerapkan aturan
seperti ini: “Silakan mengungkapkan perasaan Anda tentang proses hari ini dalam tiga kata.”

Asosiatif
Peserta berdiri melingkar, menghadap ke dalam. Fasilitator meminta peserta secara bergiliran menyebutkan
warna (atau lagu, makanan, tempat wisata, kendaraan, dll) favorit mereka. Setelah semua mendapatkan
kesempatan, fasilitator kembali pada peserta awal dan memintanya untuk menyebutkan hubungan antara
warna favoritnya tadi dengan proses yang telah dilalui hari ini. Peserta yang lain juga melakukan hal yang
sama.

Moodmeter
Untuk mendapatkan gambaran tren perasaan peserta dari hari ke hari. Fasilitator menyiapkan tabel dengan
jumlah kolom sama dengan jumlah hari pertemuan dan tiga lajur yang berisikan simbol wajah orang senang,
datar dan murung. Letakkan tabel tersebut di dekat pintu keluar. Sediakan pula kertas perekat (post-it) kecil
di dekat tabel tersebut. Minta semua peserta untuk menempelkan satu post it pada kolom yang sesuai
dengan hari pertemuan dan perasaan mereka.

45
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Contoh Lembar Moodmeter

Mood/Hari Hari I Hari II Hari III Hari IV

Penutupan
Penutupan formal merupakan tahap protokoler formal, untuk membangun komitmen bertanggung jawab
melaksanakan rencana tindak yang telah disepakati.

Yang Diperlukan
 Pejabat Dinas Kesehatan untuk berpidato atau yang diwakilkan untuk menutup acara.
 1 (satu) Fasilitator sebagai pembawa acara (MC).
 10 (sepuluh) balon yang sudah ditiup untuk penanda penutup.
 Tusuk gigi atau peniti.

Persiapan
 Persilahkan para peserta untuk duduk pada tempat masing-masing.
 MC siap di depan para peserta dengan mikrofon.
 Satu fasilitator membawa masing-masing satu balon dan sembilan sisanya dibawa peserta, masing-
masing memegang satu tusuk gigi.

Kegiatan
1) MC mengucapkan terimakasih kepada seluruh undangan, secara spesifik MC juga menyebutkan
kabupaten/kota/kecamatan, serta kalangan pemangku kebijakan/stakeholder yang hadir dalam acara
tersebut.
2) Setelah kata pembuka MC, pejabat penutup acara dipersilakan maju, mengucapkan pidato penutupan.
Seluruh peserta diajak memberikan aplaus.
3) Pidato penutupan sebaiknya mengungkapkan kebutuhan untuk berjuang bersama secara multisektoral
atau multipihak dan pentingnya untuk melaksanakan hasil pertemuan yang telah disepakati.
4) Setelah pidato penutupan selesai, balon dan tusuk gigi yang dipegang oleh salah satu asisten diberikan,
lalu ditusuk dengan tusuk gigi. Begitu balon pertama meletus diikuti oleh dua letusan balon dari berbagai
sudut ruang. MC mengajak seluruh ruangan bertepuk tangan.

46
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas


Kegiatan ini dilaksanakan melalui pendampingan oleh tim kabupaten untuk membantu puskesmas
menganalisis data, merumuskan masalah dan penyebab masalah, serta mengidentifikasi kegiatan-kegiatan
terpilih untuk dimasukkan ke dalam RUK Puskesmas. Kegiatan ini menjadi penting karena melalui
pendampingan, Puskesmas dapat diberi koridor dalam menyusun perencanaan. Dengan demikian, kegiatan-
kegiatan yang akan diusulkan tidak terlalu variatif antara satu puskesmas dengan puskesmas lainnya. Dinkes
kabupaten/kota pun akan mudah melakukan rekapitulasi RUK Puskesmas yang akan digunakan sebagai
bahan penyusunan renja.

Keluaran
Dokumen Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas.

Waktu: Minggu III Januari

Peserta
Kepala Puskesmas, seluruh staf puskesmas, puskesmas pembantu, bidan di desa, petugas polindes, tim dari
Dinas Kesehatan kabupaten/kota sebagai fasilitator/pendamping/narasumber.

Persiapan Penyelenggaraan Pertemuan


Kelengkapan dan akurasi data sangatlah penting dalam proses penyusunan sebuah Dokumen
Perencanaan Kesehatan. Sewaktu lokakarya penyusunan Rancangan Awal Renja Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, perwakilan Puskesmas telah mendapatkan Format 1-12 dan penjelasan pengisiannya.
Penting bagi fasilitator dan panitia penyelenggara (yang dibentuk dari unsur lintas program dengan
mempertimbangkan keterwakilan antara laki-laki dan perempuan) untuk memastikan Format 1-12 (selama
tiga tahun terakhir) tersebut telah terisi dengan lengkap, valid, dan akurat sebelum pertemuan penyusunan
RUK ini diselenggarakan.
Sebaiknya, surat pemberitahuan jadwal fasilitasi dikirimkan 1 minggu sebelum kegiatan dan
mengingatkan kembali tentang pengisian format 1 – 12. Akan lebih baik lagi jika fasilitator (dan pihak Dinkes)
melakukan pendampingan awal pengisian tabel tersebut secara langsung di puskesmas yang bersangkutan.
Selain itu, perlu diantisipasi pula kesulitan Puskesmas dalam mengumpulkan data dari tiga tahun
terakhir karena lemahnya pencatatan dan pendataan. Perlu diingat bahwa penyusunan RUK ini diadakan
pada bulan Januari minggu III dan hasilnya akan digunakan dalam pertemuan perumusan fokus arah
pembangunan kesehatan di Kabupaten/Kota pada bulan Februari minggu II.
Di beberapa tempat, proses perencanaan kesehatan dimulai dari pertemuan Pramusrenbang Desa
untuk bidang kesehatan. Hasil dari pertemuan Pramusrenbang Desa itu sebaiknya dirangkum dan kemudian
dipresentasikan pada pertemuan penyusunan RUK ini. Tujuannya, agar proses penyusunan perencanaan
tingkat Puskesmas memiliki keterkaitan dengan masalah dan solusi yang telah dibicarakan di tingkat desa.
Untuk itu, fasilitator harus memastikan pengumpulan dokumen RUK hasil Pramusrenbang Desa dan
merangkumnya menjadi sebuah dokumen yang terpadu untuk disajikan.

Tahapan Kegiatan
A. Tahap Persiapan
 Dinas Kesehatan kabupaten/kota menyusun jadwal pendampingan ke setiap Puskesmas.
 Tim pendamping kabupaten/kota menyiapkan bahan dari hasil lokakarya rancangan awal renja.

47
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

 Pimpinan Puskesmas mengadakan persiapan dan menjelaskan kepada seluruh jajarannya tentang
perencanaan Puskesmas dan mengisi Format 1-12 untuk bahan analisis data tentang situasi
Puskesmas

B. Tahap Penyusunan RUK


Penyusunan RUK Puskesmas dilaksanakan di setiap Puskesmas agar keterlibatan seluruh staf Puskesmas,
Puskesmas pembantu, dan bidan desa lebih optimal. Tim kabupaten/kota melakukan pendampingan
agar RUK yang disusun Puskesmas sejalan dengan kebijakan pembangunan kesehatan kabupaten/kota.

Agenda Kegiatan Penyusunan RUK Puskesmas


Hari 1
WaktuI Kegiatan Pelaksana
08:00 - 09:00  Registrasi  Panitia
 Pembukaan  Kepala Puskesmas
09:00 – 09:15 Rehat Sehat
09:15 – 10:00 Orientasi dan Pembangunan Visi Fasilitator
10:00 – 12:00 Sesi 1: Standarisasi Input Tim Fasilitasi Dinkes Kab/Kota
 Presentasi kebijakan Bidang kesehatan Kab/Kota Fasilitator
dan Rancangan Awal Renja Kesehatan
 Presentasi Konsep Gender dalam Kesehatan dan
Perencanaan Penganggaran Responsif Gender
 Presentasi hasil Pramusrenbang Desa
12:00 -13:00 Rehat Siang
13:30 – 15:00 Sesi 2: Analisis Situasi dan Identifikasi Masalah Fasilitator
15:00 – 15:30 Rehat Sehat
15:30 – 16:30 Sesi 2: Lanjutan Fasilitator
16:30 – 17:00 Umpan Balik Harian Fasilitator

Hari 2
Waktu Kegiatan Pelaksana
08:00 – 08:30 Ulasan dan Prawacana Fasilitator
08:30 – 10:00 Sesi 3: Analisis Kesenjangan Gender dan Penentuan Fasilitator
Prioritas Masalah
10:00 – 10:30 Rehat Sehat
10: 30 – 12:00 Sesi 3: lanjutan. Fasilitator
12:00 – 13:00 Rehat Siang
13:00 – 14:30 Sesi 4: Analisis Penyebab Masalah Prioritas Fasilitator
14:30– 15:00 Rehat Sehat
15:00 – 16:30 Sesi 4: Lanjutan Fasilitator
16:30 – 17:00 Umpan Balik Harian Fasilitator

48
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Hari 3
Waktu Kegiatan Pelaksana
08:00 – 08:30 Ulasan dan Prawacana Fasilitator
08:30 – 10:00 Sesi 5: Penentuan Solusi-Kegiatan dan Penentuan Fasilitator
Kegiatan Prioritas
10:00 – 10.30 Rehat Sehat
10: 30 – 12:00 Sesi 5: Lanjutan Fasilitator
12:00 – 13:00 Rehat Siang
13:00 – 15:30 Sesi 6: Fasilitator
 Pengisian format RUK Puskesmas
 Penyusunan Draf Dokumen RUK Puskesmas
15:30 – 16:00 Rehat Sehat
16:00-17:00  Rencana Tindak Lanjut  Fasilitator
 Evaluasi  Kepala Puskesmas
 Penutupan

Catatan
Penyusunan urutan sesi-sesi di atas mengacu pada Buku Pedoman Penyusunan Rencana Kerja (Renja)
Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender pada bagian Bab IV.2. Pedoman Penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan (RUK) Puskesmas yang menjadi buku pegangan para peserta. Pengaturan sesi-sesi lebih sebagai
upaya untuk memudahkan fasilitator memandu proses kerja dan sama sekali tidak mengubah substansi.

Panduan Pelaksanaan

Registrasi Dan Pembukaan Formal


Registrasi Peserta
Kegiatan ini umum dilakukan sebelum acara dimulai dan menjadi prasyarat administrasi sebuah pertemuan.
Kegiatan ini biasanya, dilakukan pada saat para peserta akan memasuki ruangan pertemuan. Selain mengisi
daftar hadir, kegiatan ini juga dapat digunakan untuk membagi paket pertemuan bagi peserta, seperti buku
catatan, bolpen/pensil, buku Pedoman Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas, dan lain-lain.
Siapkan satu orang petugas khusus dari panitia untuk memandu kegiatan ini.

Pembukaan Formal
Untuk kalangan birokrat, kegiatan ini terbilang wajib. Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai penanda bahwa
kegiatan telah resmi dibuka. Acara ini juga tidak selamanya harus dilaksanakan secara formal dan kaku. Jika
memungkinkan, lakukan kreativitas sehingga acara pembukaan tidak terkesan “kering”.

Waktu: 15 menit

Bahan dan Alat


 Meja dan kursi untuk para pejabat dan pihak yang berkepentingan
 Alat pengeras suara
 Alat penanda (palu, balon dan jarum, gong, alat musik tradisional, dan lain-lain)

Persiapan
 Siapkan runtutan acara.
 Siapkan pembawa acara, pejabat pembuka acara (kepala Puskesmas), dan pembaca doa (bisa meminta
dari peserta yang dianggap mumpuni)
 Siapkan meja, kursi, pengeras suara, dan penanda

49
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Kegiatan
1) Pembawa acara membuka acara dengan mengucapkan salam selamat datang ke Lokakarya Penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas.
2) Pembawa acara mempersilakan Kepala Puskesmas dan perwakilan dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota
untuk duduk di kursi yang telah disediakan.
3) Persilakan para pejabat untuk menyampaikan sambutan, sekaligus membuka secara resmi acara ini.
4) Ajak peserta untuk tepuk tangan.
5) Persilakan pembaca doa untuk memimpin doa bersama.
6) Tutup pembukaan kegiatan dan persilakan peserta untuk beramah tamah sambil menikmati kudapan
yang telah disediakan.

Saran
 Sebelum memulai, diskusikan dengan panitia tentang kebiasaan yang berlaku di tempat tersebut.
Misalnya, apakah perlu ada laporan dari ketua panitia tentang hal-hal teknis seputar pelaksanaan
kegiatan itu. Jika ya, sisipkan kegiatan tersebut sebelum kepala Puskesmas menyampaikan sambutan
dan membuka acara.
 Segera singkirkan meja dan kursi para pejabat pembuka acara sesaat setelah acara pembukaan selesai
dilaksanakan.
 Acara protokoler macam ini kerap membosankan. Jika memungkinkan, runtutan acara dapat
dipersingkat atau ditiadakan.

Orientasi Dan Pembangunan Visi


Waktu: 90 menit

Bahan dan Alat


 Materi presentasi (tujuan dan alur proses pertemuan)
 Alat presentasi, layar, dan pengeras suara
 Flipchart, spidol, kertas label nama, post-it, dan kertas metaplan berukuran 15cm X 21cm

Persiapan
• Siapkan ruang kosong yang cukup luas untuk menampung seluruh peserta berdiri bebas.
• Siapkan gambar pohon lengkap dengan daun dan akar, tempelkan di dinding bagian muka ruangan.
• Siapkan kertas metaplan yang telah dipasangi tali penggantung sejumlah peserta.

Kegiatan
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan:

A. Penciptaan Salam Magis


Salam magis adalah pintu gerbang pencairan suasana sebuah pertemuan, sekaligus pernyataan bahwa
pertemuan akan dilangsungkan secara partisipatif. Ini membantu peserta untuk santai (terutama setelah
suasana formal pada saat pembukaan) dan menarik fokus peserta pada sesi-sesi berikutnya. Langkah-
langkah yang harus dilakukan fasilitator adalah sebagai berikut:
1) Ucapkan salam “Selamat pagi” kepada para peserta. Biasanya, peserta akan menjawab dengan
sekadarnya. Ulangi dan ajak peserta untuk menjawab dengan lebih bersemangat.
2) Ajak peserta untuk menciptakan jawaban yang lebih menarik daripada sekadar menjawab dengan
kalimat yang sama. Misalnya, jika fasilitator mengatakan “Selamat pagi”, peserta menjawab “Pasti
semangat!”. Tuliskan jawaban peserta di flipchart.

50
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

3) Ajak peserta juga menciptakan kalimat jawaban yang lain untuk salam “Selamat siang”, dan “Selamat
sore”. Misal, “Selamat siang” dijawab dengan “Selalu siap”, “Selamat sore” dengan “Tidak ada matinya”.
Ciptakan kalimat jawaban yang menarik dan bernuansa lokal (menggunakan bahasa atau istilah
setempat yang sedang populer). Tuliskan di flipchart.
4) Ajak peserta berlatih mengucapkan salam magis berkali-kali hingga menghafalnya.
5) Anda juga bisa mengajak peserta untuk menciptakan salam magis lain. Misalnya, jika Anda mengatakan
“halo” maka peserta akan menjawab dengan “hai”, begitu juga sebaliknya, jika Anda mengatakan “hai”
peserta harus menjawab “halo”. Latih beberapa kali dan bikin variasi pengucapan. Misal, Anda berseru
“halo halo hai” atau “halo hai halo” dan peserta harus menjawab dengan “hai hai halo” atau “hai halo
hai”. Atur tempo pengucapan dan kerumitan, sehingga suasana menjadi dinamis dan menyenangkan.
6) Ingatkan peserta, salam-salam ini akan Anda gunakan selama pertemuan dilangsungkan.
7) Tempelkan kertas bertuliskan salam magis di dinding yang dapat dilihat oleh seluruh peserta. Tujuannya,
jika peserta lupa, mereka langsung dapat melihat “contekan” dengan mudah.

Catatan
Usahakan jawaban atas salam fasilitator berasal dari peserta agar peserta merasa menciptakan dan memiliki
salam tersebut sehingga konsekuen menggunakannya

B. Perkenalan Fasilitator
Perkenalan fasilitator adalah cara untuk mendapatkan kepercayaan dari peserta. Dan, itu adalah “power”
untuk memandu proses. Selain menyebutkan nama, Anda perlu mengatakan bahwa Anda mendapatkan
mandat dari… (sebutkan nama institusi atau pejabat yang memberikan mandat). Jelaskan juga secara singkat
pengalaman atau latar belakang Anda terkait fasilitasi atau substansi yang menjadi bahasan. Hal tersebut
dilakukan untuk menimbulkan pondasi berfikir bahwa Anda layak dan kompeten untuk memfasilitasi
pertemuan tersebut.

C. Pencairan Susasana Dan Perkenalan Peserta


Pertemuan yang baik dan berkualitas adalah jika suasana cair dan peserta serta fasilitator sudah
mengenal satu sama lain. Di sesi awal ini, Anda perlu mengajak peserta untuk melakukan kegiatan pencairan
suasana dan perkenalan singkat dengan cara sebagai berikut.:
1) Sampaikan kepada para peserta bahwa pertemuan ini akan berlangsung secara santai dan akrab,
meskipun tetap serius pada urusan substansi.
2) Bagikan kertas label nama (ada perekat di baliknya), lalu minta peserta untuk menuliskan nama
panggilan mereka, dan menempelkannya di bagian dada.
3) Minta seluruh peserta berdiri dan berkumpul melingkar di bagian ruangan yang bebas dari meja dan
kursi.
4) Minta peserta untuk bergantian memperkenalkan diri secara singkat dengan menyebutkan nama dan
tugasnya di Puskesmas.
5) Ajak peserta bermain-main sejenak. Anda berdiri di tengah lingkaran. Lalu, jelaskan bahwa Anda
mempunyai dua pistol di tangan kanan dan kiri Anda (menggunakan telunjuk dan ibu jari) yang akan
Anda “tembakkan” ke orang-orang yang Anda pilih. Orang yang dituju harus bereaksi sesuai dengan kata
yang Anda katakan. Jika Anda bilang “Beng”, orang yang Anda tunjuk harus mengangkat kedua
tangannya. Sebaliknya, jika Anda mengatakan “Bang”, orang yang Anda tunjuk harus tetap diam saja.
Jika orang yang ditunjuk memberikan reaksi yang salah, dia harus menggantikan posisi anda di tengah
dan menjadi “penembak” berikutnya. Ajak peserta untuk berlatih. Jika sudah paham, lakukan
permainan.

51
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

6) Ajak peserta untuk merefleksikan permainan secara singkat dengan bertanya pendapat peserta tentang
makna permainan tadi.
7) Persilakan peserta untuk kembali duduk di tempatnya masing-masing.

D. Penggalian Harapan Dan Kontribusi Peserta


Fasilitator perlu mengetahui alasan peserta datang pada pertemuan ini dan kontribusi apa yang akan
diberikan peserta agar pertemuan dapat mencapai tujuan. Caranya dengan menggali pernyataan harapan
dan kontribusi mereka. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Siapkan kertas plano yang telah digambari pohon (lengkap dengan daun dan akar) di bagian depan
ruangan.
2) Bagikan kertas post-it dua warna (misalnya, hijau dan merah) kepada setiap peserta.
3) Minta peserta untuk menuliskan harapan mereka atas pertemuan ini di kertas berwarna hijau dan
kontribusi yang akan mereka berikan agar harapan tersebut dapat tercapai di kertas berwarna merah.
4) Jika sudah selesai, minta peserta untuk menempelkan post-it tersebut di gambar pohon yang telah Anda
siapkan. Post-it berisi harapan (hijau) ditempelkan di bagian daun dan kontribusi (merah) ditempelkan di
bagian akar.
5) Lakukan pengelompokan berdasarkan gagasan-gagasan yang sama.
6) Bacakan harapan dan kontribusi peserta. Beri penjelasan singkat mana harapan yang dapat dipenuhi
pada pertemuan ini, mana yang tidak. Selain itu, juga ditegaskan kontribusi apa yang penting agar tujuan
pertemuan dapat tercapai.
7) Ucapkan terima kasih dan ajak peserta untuk bertepuk tangan.
8) Tempelkan lembar kertas yang berisikan harapan dan kontribusi peserta tadi di dinding yang mudah
terlihat peserta. Hal ini dilakukan untuk mengingatkan peserta sepanjang pertemuan dilangsungkan.

E. Penjelasan Tujuan Dan Alur Proses Pertemuan


Setelah pernyataan harapan dan kontribusi dinyatakan peserta, giliran Anda untuk menjelaskan tentang
tujuan dan alur proses pertemuan ini. Anda dapat menggunakan slide proyektor (jika peralatan dan aliran
listrik tersedia) atau menuliskan atau menggambarnya di atas kertas plano (flipchart). Selain itu, bisa juga
dilakukan dengan cara- cara lain yang kreatif, misal bergaya seperti peragaan busana (dibantu fasilitator
pendamping atau panitia) sambil membawa kertas bertuliskan tujuan atau alur proses pertemuan.

F. Penggalian Norma Pertemuan


Pertemuan yang baik sudah selayaknya memiliki aturan atau norma. Prosesnya pun harus partisipatif
sehingga peserta konsekuen mematuhinya. Namun, juga tidak perlu terlampau banyak agar tidak menjadi
beban. Caranya, galilah norma-norma tersebut dari peserta. Anda bisa membantu dengan cara menawarkan
satu atau dua norma umum (tetapi esensial) di awal penggalian. Misalnya, norma untuk “saling
menghormati pendapat yang berbeda”. Sisanya, persilakan peserta untuk mengajukan usulan dan disepakati
bersama-sama. Tuliskan norma-norma yang disepakati di kertas plano dan tempelkan di dinding yang mudah
untuk dilihat para peserta. Gunanya, pada saat ada pelanggaran norma Anda dapat mengajak peserta untuk
menengok kembali kesepakatan itu.

G. Penjelasan Cara Dialog


Pertemuan yang baik adalah memberi ruang kepada setiap orang untuk mengemukakan gagasan
orisinalnya. Akan tetapi, ini bukan perkara mudah. Orang dewasa cenderung menyunting pikirannya dan
hanya mengeluarkan gagasan yang cenderung “diterima” pihak lain. Untuk menghindarinya, Anda dapat
menjelaskan pentingnya orisinalitas dengan aktivitas berikut ini:

52
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

1) Bagikan kertas kosong (ukuran A4 atau lebih kecil) dan alat tulis (pensil, bolpen, atau spidol) kepada
setiap peserta.
2) Minta peserta untuk menggambar wajah peserta lain di dekatnya (sebelah kanan atau kiri) di atas kertas
tersebut dalam waktu 1 menit.
3) Perhatikan respon peserta saat mendengar perintah Anda dan saat melaksanakannya.
4) Minta peserta menghentikan aktivitas jika waktu yang telah ditentukan habis.
5) Minta peserta untuk menunjukkan gambar yang mereka buat ke arah Anda dan pada orang yang
menjadi obyek gambar mereka.
6) Lakukan refleksi, gali pendapat peserta: “apa yang mereka rasakan saat mendengar perintah Anda”,
“apa yang mereka pikirkan saat menggambar”, “apa yang dirasakan saat melihat hasil gambar (wajah
orang lain yang mereka gambar atau wajah mereka sendiri yang digambar orang lain)”, dan “apa reaksi
mereka atas gambar-gambar tersebut”.
7) Tuliskan pendapat-pendapat mereka di flipchart
8) Jelaskan, bahwa rasa malu, tidak enak, takut orang lain tersinggung adalah kebiasaan khas orang dewasa
yang cenderung mengedit pikiran dan kemampuan terbaik mereka. Minta peserta dalam pertemuan ini
untuk menyingkirkan perasaan-perasaan itu dan memunculkan pikiran orisinalitas mereka dalam dialog-
dialog selama pertemuan berlangsung. Itu demi kebaikan bersama agar masalah-masalah kesehatan
dapat diatasi dengan cara-cara yang lebih baik.

H. Pembangunan Visi Bersama


Pertemuan yang baik tentunya jika para peserta memiliki visi masa depan yang sama sehingga setiap
gagasan yang dihasilkan mengarah pada arah dan tujuan yang sama. Meskipun berasal dari satu Puskesmas,
para peserta juga perlu membangun visi bersama karena kebersamaan selama bekerja belum menjadi
jaminan para peserta memiliki visi yang sama. Tahapan kegiatan pembangunan visi adalah sebagai berikut:
1) Siapkan kertas metaplan terdiri atas empat warna yang berbeda dengan jumlah yang sama dengan
jumlah peserta. Misalnya, peserta 20 orang, siapkan kertas metaplan 5 lembar setiap warna.
2) Bagikan kertas tersebut kepada setiap peserta. Setiap peserta mendapatkan satu kertas metaplan.
3) Mintalah setiap peserta untuk menggambar lingkaran dan membaginya dalam tiga bidang.
4) Mintalah peserta untuk menggambarkan logo atau simbol diri di bidang pertama.
5) Di bidang kedua, gambarkan logo atau simbol pengalaman terbaik mereka sebagai manusia sepanjang
hidup mereka.
6) Dalam bidang terakhir, minta setiap orang untuk menggambarkan harapan atau keinginan yang belum
tercapai sampai saat ini.
7) Beri waktu yang cukup (5-10 menit) bagi peserta untuk berpikir dan menggambar.
8) Jika waktunya sudah habis, mintalah peserta untuk membentuk kelompok berdasarkan warna kertas
yang mereka pegang. Misalnya, peserta yang memegang kertas berwarna merah akan berkumpul dalam
satu kelompok dengan peserta lain yang juga memegang kertas warna merah. Begitu juga peserta yang
memegang warna kuning, hijau, atau lainnya.
9) Setelah peserta berkumpul, mintalah setiap orang untuk menceritakan maksud gambar, simbol, atau
logo yang ada di kertas mereka secara bergantian.
10) Mintalah setiap kelompok untuk membuat gambar kelompok di kertas plano. Sama seperti gambar
pribadi, kelompok menggambar lingkaran di atas kertas, dan membaginya menjadi tiga bidang.
11) Minta kelompok untuk mendiskusikan gambar atau simbol yang harus digambar pada setiap bidang,
yaitu:
a. Pada bidang pertama, logo atau simbol yang cocok untuk Puskesmas mereka
b. Pada bidang kedua, gambar tentang pengalaman terbaik mereka (secara kolektif) bekerja di
Puskesmas tersebut

53
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

c. Pada bidang ketiga, gambar tentang mimpi atau harapan mereka atas Puskesmas mereka tersebut
pada masa depan.
12) Minta pula kepada peserta untuk mendiskusikan dan menuliskan slogan yang tepat untuk Puskesmas
mereka.
13) Sampaikan kepada peserta bahwa setiap kelompok akan mempresentasikan hasil kerja di hadapan para
peserta lain. Untuk itu, mintalah setiap kelompok untuk membuat karya terbaik dan menyiapkan cara
presentasi yang kreatif.
14) Beri waktu untuk diskusi kelompok dan bekerja.
15) Persilakan setiap kelompok untuk bergantian menyajikan hasil kerja mereka.
16) Beri kesempatan untuk dialog antara penyaji dan audiens.
17) Catatlah poin-poin penting dari penyajian setiap kelompok.
18) Lakukan perangkuman dan tutup sesi.

Catatan
 Peserta biasanya keberatan ketika disuruh menggambar. Jelaskan kepada mereka bahwa proses ini baik
untuk merangsang otak kanan yang akan membuat kita berpikir kreatif.
 Acak kertas berwarna sebelum dibagikan sehingga setiap anggota kelompok yang terbentuk memiliki
latar belakang yang acak.
 Dampingi peserta saat bekerja kelompok. Upayakan agar tidak terjadi dominasi satu atau dua orang.
 Anda juga dapat meminta kelompok untuk menyiapkan tel-yel yang harus diserukan sebelum dan
sesudah presentasi. Hal tersebut baik dilakukan untuk menciptakan kemeriahan suasana.

Saran
Sesi orientasi dan pembangunan visi bersama ini memang memiliki banyak tahapan kegiatan. Agar waktu
efisien, ada baiknya Anda membuat persiapan yang matang mulai dari bahan, alat, alur, proses, hingga
pembagian waktu. Ada baiknya Anda meminta fasilitator lain untuk membantu anda, entah sebagai asisten
ataupun sebagai penjaga waktu.

Sesi 1: Standarisasi Input


Sesi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dasar kepada para peserta tentang tiga hal, yaitu: 1)
Kebijakan pembangunan kesehatan kabupaten/kota, hasil Lokakarya Penyusunan Rancangan Awal Renja
Dinas Kesehatan; 2) Konsep-konsep gender dalam bidang kesehatan dan Perencanaan Pengganggaran
Responsif Gender (PPRG); dan 3) Rekapitulasi hasil Pramusrenbang yang diselenggarakan di desa-desa yang
masuk dalam wilayah pelayanan Puskesmas. Ketiga tema ini disampaikan untuk mengarahkan peserta,
bahwa dalam menyusun RUK Puskesmas selalu berdasar pada hal-hal tersebut. Sebagai narasumber untuk
tema 1 dan 2 adalah perwakilan dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota, sedangkan untuk tema 3 dapat
dilakukan oleh kepala Puskesmas.

Waktu: 120 menit

Bahan dan Alat


 Dokumen Rancangan Awal Renja Kesehatan Kabupaten/Kota.
 Dokumen Pedoman Perencanaan Kesehatan Terpadu Responsif Gender
 Dokumen Kompilasi hasil Pramusrenbang desa-desa yang masuk dalam wilayah Puskesmas
 Alat presentasi (LCD, laptop, layar).

54
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Persiapan
Penyiapan bahan presentasi untuk tema 1 dan 2 dapat bersumber dari dokumen-dokumen yang ada.
Sedangkan untuk tema 3 berdasarkan pada hasil Pramusrenbang desa-desa di wilayah Puskesmas. Hasil
Pramusrenbang desa itu harus dikompilasi terlebih dulu sebelum dipresentasikan. Bagian ini diarahkan untuk
membantu peserta memahami realitas permasalahan kesehatan di tingkat desa dan mendapatkan wawasan
kecamatan. Hasil Pramusrenbang desa akan menyediakan data yang terkait dengan masalah kesehatan
utama di desa, solusi dan kegiatan yang dipilih untuk memecahkannya, serta pendanaan yang dirancang oleh
desa/ para kader kesehatan bersama bidan di desa.

Hasil Pra Musrenbang desa akan menyediakan data yang terkait dengan masalah kesehatan utama di desa,
solusi dan kegiatan yang dipilih untuk memecahkannya, serta pendanaan yang dirancang oleh desa/para
kader kesehatan bersama bidan di desa. Jika Pramusrenbang desa belum atau tidak berjalan, dapat
diusulkan mini lokakarya terakhir pada tahun berjalan menjadi pertemuan khusus untuk evaluasi dan
perencanaan kesehatan tingkat desa. Hasilnya kemudian dibawa ke Lokakarya Penyusunan RUK Puskesmas.
Alternatif lainnya, dalam penyusunan RUK Puskesmas dihadirkan perwakilan desa, seperti kepala desa,
sekretaris desa, kaur kesra, atau kader posyandu. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan masukan
tentang situasi kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

Kegiatan
1) Fasilitator membuka pertemuan, mengucap salam, menjelaskan tujuan sesi, dan metode yang
digunakan.
2) Persilakan narasumber untuk mempresentasikan. Presentasi bisa dalam bentuk pemaparan langsung,
bisa juga dengan menggunakan metode lain, misal talk show, wawancara, diskusi panel (jika narasumber
lebih dari satu orang), dan lain-lain.
3) Buka kesempatan untuk berdiskusi dan bertanya-jawab
4) Berikan rangkuman (bisa minta tim Dinkes kab/kota untuk menyampaikannya)
5) Tutup sesi

Saran
Jika tidak ada LCD atau masalah dengan listrik, dapat dengan cara membagikan materi presentasi kepada
peserta, menggunakan papan flipchart atau metode lainnya.

Sesi 2:Analisa Situasi Dan Identifikasi Masalah


Analisis situasi merupakan proses untuk memperoleh informasi keadaan dan mengidentifikasi adanya
masalah kesehatan serta cakupan program apakah sudah mencapai target yang telah ditetapkan dan faktor-
faktor yang memengaruhi, antara lain sumber daya yang tersedia, lingkungan, peraturan, dan kebijakan yang
ada. Data yang dianalisis adalah data-data yang sudah dikumpulkan dan telah dibahas kelengkapan serta
konsistensi dan akurasinya (format1-12). Tujuan sesi ini adalah diperolehnya informasi tentang situasi
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas atau kecamatan sebagai dasar menyusun perencanaan.

Keluaran
 Informasi mengenai keadaan dan permasalahan yang dihadapi Puskesmas (Format 2a dan Format 2b)
 Narasi keadaan dan permasalahan yang dihadapi Puskesmas

Waktu: 90 menit

55
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Bahan dan Alat


 Lembar permainan 2.1.
 Format 1-12 (data Puskesmas) yang telah terisi data. Ada dua kelompok data yang meliputi, yaitu data
umum dan data khusus.

Data Umum Data Khusus


1. Peta Wilayah Kerja dan Fasilitas Yankes 1. Status Kesehatan:
2. Data Sumber Daya - Data kematian (F-7)
- Ketenagaan (F-2a) - Data Kunjungan kesakitan (F-8)
- Obat & bahan habis pakai(F-2b) - Pola penyakit : 10 penyakit Terbesar (F-9)
- Peralatan (F-2c)
- Sumber pembiayaan (F-2d) 2. Kejadian Luar Biasa ( F-10 )
- Sarana Prasarana (F-2e) 3. Cakupan program pelayanan kesehatan (F–11)
3. Peran serta masyarakat (F-3) 4. Hasil Survei , sendiri atau oleh orang lain (F–12)
4. Penduduk dan sasaran program (F-4)
5. Data Sekolah (F-5)
6. Data Kesehatan lingkungan (F-6)

 Lembar Format 2.a. : Identifikasi Cakupan Upaya Kesehatan Puskesmas (kosong)


 Lembar Format 2.b. : Identifikasi Masalah (kosong)
 Dokumen Rancangan Awal Renja Dinkes Kabupaten/Kota
 Laporan bulanan program terkait: LB 1 (data penyakit), LB 2, LB 3 (KIA, Gizi, Imunisasi), LB 4 (Promkes,
Kesling, dan lain-lain), LT 1, LT 2, LT 3, Pemantauan Wilayah Setempat (PWS- KIA), dan Laporan KB.
 POA tahun sebelumnya
 Profil kesehatan.
 Hasil penelitian/ survei khusus di Puskesmas (apabila ada)
 Hasil verifikasi daftar tilik supervisi fasilitatif ke fasilitas kesehatan.
 Kebijakan dan peraturan yang berlaku.
 Data pendukung lain yang diperlukan.
 Kertas plano, spidol, laptop, dan lain-lain.

Persiapan
Pastikan setiap Puskesmas telah tersedia laptop dan seorang anggota kelompok yang akan
mengoperasikannya. Hasil kerja setiap sesi akan langsung dimasukkan dan disimpan dalam fail elektronik,
selain ditulis di kertas plano sebagai alat untuk presentasi.

Kegiatan
1) Buka sesi dengan mengucapkan salam dan jelaskan tujuan sesi ini.
2) Lakukan permainan seperti yang tertera di Lembar Permainan 2.1.
3) Bagi kelompok menjadi 3 (tiga) berdasarkan topik:
 Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular,
 Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana dan Perbaikan Gizi,
 Pelayanan Pengobatan Dasar, Upaya Kesehatan Pengembangan dan Upaya Kesehatan Penunjang.
4) Minta setiap kelompok untuk membahas data format 1-12 dan informasi dari hasil Pramusrenbang desa.
5) Bagikan Format 2.a. kosong ke setiap kelompok dan minta setiap kelompok untuk memasukkan data dari
format 1-12. Identifikasi kesenjangan yang terjadi pindahkan ke kertas.
6) Berdasarkan hasil identifikasi pencapaian target (format 2.a.), minta kelompok mengidentifikasi masalah
yang terjadi (format 2.b.). Caranya, data mengenai target (kolom 3) dan pencapaian (kolom 9) yang telah

56
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

terkumpul di format 2.a., dipindahkan ke kolom 3 dan 4 dalam format 2.b. Kemudian, lakukan
identifikasi masalah (kolom 5).
7) Minta kelompok untuk membuat narasi tentang situasi dan permasalahan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas (berdasarkan hasil format 2.a. dan 2.b.)
8) Persilakan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja. Beri kesempatan untuk diskusi atau
tanya jawab untuk klarifikasi dan penyempurnaan hasil kerja kelompok.
9) Berikan rangkuman poin-poin penting dari hasil kerja kelompok. Tutup sesi.

Saran
Proses menganalisis data terbilang melelahkan dan membingungkan. Dampingi peserta di meja-meja kerja
dan bantu ketika jika mengalami kesulitan.

Lembar Permainan 2.1.Hafalkan


Waktu maksimal:15-20 Menit

Yang Diperlukan
 1 orang fasilitator
 Slide presentasi (dan peralatannya)
 Microphone
 1 lembar kertas dan alat tulis (masing-masing peserta)

Persiapan
Siapkan slide presentasi daftar kata yang harus dihapalkan

Pelaksanaan
1. Peserta bekerja perseorangan
2. Tayangkan slide daftar kata benda yang diacak seperti di bawah ini:

3. Dalam waktu tiga menit, minta peserta memperhatikan dengan seksama dan menghapalkan
kata-kata tersebut. Peserta yang paling banyak menghafalkan kata dengan benar akan
keluar sebagai pemenang.
4. Persilakan peserta menulis di kertas kata-kata yang berhasil mereka hafalkan dan
menghitung jumlahnya
5. Tanyakan, siapa yang menghafalkan kata paling banyak dan sebutkan.
6. Cocokkan dengan jawaban yang ada
7. Lakukan diskusi dan proses refleksi

Refleksi
 Apa umumnya yang menjadi kendala peserta dalam menghafal?
 Strategi apa yang seharusnya dipakai agar bisa menghafal sebanyak mungkin?
 Bagaimana caranya supaya bisa berkonsentrasi secara maksimal?
 Pelajaran apa yang bisa dipetik dari permainan ini?

57
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Apa makna permainan ini pada sesi analisis situasi dan masalah?
Setelah proses refleksi selesai baru kemudian beri komentar yang dapat menjembatani masuk ke sesi
analisa situasi dan masalah. Ajak peserta untuk memperhatikan kata-kata yang ditayangkan. Kalau disimak
dengan seksama, ternyata kata-kata tersebut tediri atas empat kelompok atau kategori, yaitu alat
pertukangan, alat otomotif, alat kantor dan alat medis (kedokteran). Salah satu hal penting dalam
melakukan analisis situasi dan masalah adalah dengan memperhatikan data secara seksama dan membuat
kategori-kategori yang akurat melalui format-format yang ada. Jika data tidak akurat (dan valid) maka
analisis yang dihasilkan pun bisa keliru.

Format 2.a.
Identifikasi Cakupan Upaya Kesehatan Puskesmas

Target Capaian Realisasi Capaian


Kesenjangan Catatan
Kegiatan Target
No. Thn-3 Thn-2 Thn-1 Thn-3 Thn-2 Thn-1
dan/tren Analisis

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Format 2.b.
Identifikasi Masalah Kesehatan

No. Upaya Kesehatan Puskesmas Target Pencapaian Masalah


(1) (2) (3) (4) (5)

58
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Sesi 3:Analisis Gender Dan Penentuan Prioritas Masalah


Sebuah perencanaan disebut “responsif gender” manakala telah melewati proses analisis menggunakan
empat faktor kesenjangan gender (aspek akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat (lihat Bab I untuk
penjelasannya) dan analisis penyebab (baik dari internal maupun eksternal). Pada sesi ini, peserta akan
mengalisis masalah menggunakan empat faktor kesenjangan gender tersebut dan menentukan prioritas
masalah. Setelah itu, pada sesi 4, masalah-masalah yang telah diprioritaskan dianalisis untuk menemukan
penyebab atau akar masalahnya.

Tujuan
 Menganalisis masalah berdasarkan empat faktor kesenjangan gender
 Menentukan masalah prioritas
 Merumuskan masalah prioritas
 Membuat narasi analisis gender dan masalah prioritas

Keluaran
 Format 2.c. Analisis Kesejangan Gender
 Format 2.d. Penentuan Prioritas Masalah
 Format 2.e. Rumusan Masalah Berdasarkan Ranking
 Narasi Analisis Kesenjangan Gender dan Rumusan Masalah Prioritas

Waktu: 3 jam

Bahan dan Alat


 Lembar permainan 2.2.
 Format 2.a. Identifikasi Cakupan Upaya Kesehatan di Puskesmas (terisi)
 Format 2.b. Identifikasi Masalah (terisi)
 Lembar Format 2.c. Analisis Kesenjangan Gender (kosong)
 Lembar Format 2.d. Penentuan Prioritas Masalah (kosong)
 Lembar Format 2.e. Rumusan Masalah Berdasarkan Ranking (kosong)
 Kertas plano, spidol, penggaris panjang, post it, dan lain-lain.

Kegiatan
1) Buka sesi dengan mengucapkan salam.
2) Ajak peserta untuk melaksanakan aktivitas yang tertera pada Lembar Permainan 2.1.
3) Lakukan refleksi, kaitkan dengan tujuan sesi.
4) Jelaskan alur proses atau tahapan kegiatan dalam sesi ini, yaitu:
a. Tahap Analisis Kesenjangan Gender,
b. Tahap Penentuan Prioritas Masalah,
c. Tahap Perumusan Masalah berdasarkan ranking, dan
d. Tahap Pembuatan Narasi Analisis Kesenjangan Gender dan Masalah Prioritas.
5) Peserta masih bekerja berdasarkan kelompok yang dibagi pada sesi sebelumnya.

6) Tahap Analisis Kesenjangan Gender


a. Bagikan format 2.c. (kosong).
b. Lalu, mintalah peserta untuk menganalisis masalah yang tertera pada format 2.b. berdasarkan
empat faktor kesenjangan gender, yaitu: akses, partisipasi, kontrol dan manfaat. Penjelasannya
adalah sebagai berikut:

59
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Akses.
Kesenjangan kebutuhan kesehatan perempuan dan laki dalam hal kemudahan mendapatkan upaya
kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif). Akses terhadap upaya kesehatan dapat
dilihat dari empat dimensi, yaitu: (i) Ketersediaan sarana dan atau upaya kesehatan; (ii)
Keterjangkauan dari sisi geografis dan transportasi (jarak dan waktu); (iii) Keterjangkauan secara
psikis dan sosiokultural; dan (iv) Keterjangkauan terhadap sumberdaya yang bersifat nyata maupun
yang tidak nyata.

Partisipasi
Keterwakilan dan keterlibatan aktif perempuan dan laki-laki dalam upaya kesehatan (promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik dari sisi penerima manfaat maupun dari penyedia layanan
kesehatan.

Kontrol
Siapa, laki-laki atau perempuan, yang menentukan keputusan terhadap pengalokasian dan
penggunaan sumberdaya yang tersedia di tingkat rumah tangga, masyarakat, dan pemerintahan
yang berhubungan dengan upaya kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif).

Manfaat
Apakah laki-laki dan perempuan mendapat keuntungan yang sama dalam upaya kesehatan
(promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), baik dari sisi penerima manfaat maupun dari sisi
penyedia layanan.

c. Minta kelompok untuk memindahkan hasil analisis kesenjangan gender ke kolom-kolom yang
tersedia (kolom 4-7) pada format 2.c.
d. Hasil kerja dibuat dalam dua bentuk, yaitu kertas plano dan digital (komputer).

7) Tahap Penentuan Prioritas Masalah


a. Bagikan format 2.d. kepada setiap kelompok.
b. Minta kelompok untuk menentukan prioritas masalah dengan menggunakan metode USG
berdasarkan kriteria tingkat urgensi, tingkat keseriusan, dan tingkat perkembangan. Setiap kriteria
diberikan nilai 1–5. Nilai semakin besar jika tingkat urgensinya sangat mendesak, atau tingkat
keseriusan dan perkembangan masalah yang terjadi semakin memprihatinkan apabila tidak diatasi.
Kemudian, kalikan tingkat urgensi (U) dengan tingkat keseriusan (S) dan tingkat perkembangan (G).
Prioritas masalah diurutkan berdasarkan hasil perkalian yang paling besar.
c. Format dibuat dalam dua bentuk, di kertas plano dan komputer. Bentuk pertama untuk kebutuhan
presentasi, sedangkan bentuk kedua untuk kebutuhan dokumentasi.

8) Tahap Perumusan Masalah Berdasarkan Ranking


a. Bagikan format 2.e. kepada setiap kelompok.
b. Minta kelompok untuk mendiskusikan rumusan masalah dan mengisikan hasilnya pada format 2.e. di
atas kertas plano (untuk presentasi) dan komputer (dokumentasi).

9) Tahap Pembuatan Narasi Analisis Kesenjangan Gender dan Masalah Prioritas


a. Minta kelompok untuk mencermati hasil kerja pada format 2.c. hingga 2.e.
b. Persilakan kelompok untuk membuat narasi berdasarkan hasil kerja di format-format tersebut dalam
dua bentuk, yaitu di kertas plano dan komputer.
10) Jika kelompok-kelompok telah selesai, lakukan proses penyerbukan dan presentasi dengan
menggunakan metode “Kedai Partisipasi”.

60
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

11) Setelah selesai proses penyerbukan dan presentasi, beri kesempatan kepada seluruh peserta untuk
mengklarifikasi atau mengungkapkan hal-hal yang dipandang masih belum tepat.
12) Lakukan perangkuman hasil kerja kelompok-kelompok.
13) Tutup sesi dengan ajakan untuk bertepuk tangan dan menyerukan salam magis bersama-sama. Jangan
lupa, ucapkan terima kasih atas kerja keras semua orang dalam sesi ini.

Saran
 Jelaskan dan berikan contoh cara mengisi format per tahap, jangan sekaligus agar tidak membingungkan
kelompok.
 Dampingi kelompok saat bekerja.
 Jika terdapat narasumber, mintalah kesediaan narasumber untuk mengomentari hasil kerja tiap
kelompok
 Segera lakukan perbaikan hasil kerja kelompok di berkas yang ada di komputer jika ada masukan dan
perubahan yang disepakati oleh para peserta.

Format 2.c.
Analisis Kesenjangan Gender

Upaya Kesehatan Faktor Kesenjangan Gender


No Masalah
Puskesmas Akses Partisipasi Kontrol Manfaat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Format 2.d.
Penentuan Prioritas Masalah

Upaya Faktor
Tingkat Tingkat Tingkat
No KesehatanPus Masalah Kesenjangan Ranking
Urgensi Keseriusan Perkembangan
kesmas Gender
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Format 2.e.
Rumusan Masalah Berdasarkan Ranking

Upaya Kesehatan
No.Ranking Masalah Apa Siapa Besaran Dimana Bilamana
Puskesmas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

61
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015
Lembar Permainan 2.2.Segitiga Jumanji
Waktu maksimal:20 menit
Hal yang diperlukan
 Faslitator utama dan fasilitator pendamping untuk setiap kelompok
 Spidol atau sedotan sebanyak 12 buah x sejumlah kelompok. Namun, jika ada empat
kelompok, berarti diperlukan sekitar 48 buah.

Persiapan
 Siapkan spidol atau sedotan dengan formasi segi enam dengan enam jari-jari di
tengahnya.
 Tempatkan secara terpisah antara segi enam yang satu dengan yang lainnya, pada jarak
yang ergonomis untuk kerja kelompok.

Pelaksanaan
1. Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok kecil.
2. Setelah itu, berikan aturan mainnya, yaitu sebagai berikut:
 Tugas kelompok adalah mengubah formasi segi enam tersebut menjadi lima segitiga sama sisi.
Caranya adalah dengan memindahkan dua spidol/sedotan saja.
 Selanjutnya, ubah formasi lima segitiga hingga berubah menjadi 4 dengan hanya memindahkan
setiap dua buah spidol atau sedotan, teruskan hingga formasinya menjadi dua segitiga dengan cara
yang sama, yaitu dengan memindahkan dua segitiga saat ingin mengubah jumlah segitiga yang
diinginkan.

Refleksi
 Berikan ucapan selamat kepada semua kelompok karena sudah mencoba menyelesaikan tantangan
pada permainan ini.
 Tanyakan kesan atau apa yang sulit kepada kelompok tentang permainan ini.
 Berikan cara memecahkan kesulitan tersebut.
 Tanyakan kepada peserta makna apa yang bisa diambil jika permainan ini dikaitkan dengan hasil analisis
dan prioritas penyebab masalah?

Setelah refleksi, berikan komentar yang apresiatif tentang proses refleksi yang sudah
berlangsung, kemudian beri komentar yang menjembatani pada sesi berikutnya.

Kunci Jawaban

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4


(lima segitiga) (empat segitiga) (tiga segitiga) (dua segitiga)

Apa makna permainan pada sesi ini?


Satu langkah penyelesaian masalah selalu terkait dengan langkah yang lainnya. Jika keliru, pasti akan
menimbulkan dampak pada langkah berikutnya, yaitu kemacetan. Dengan demikian, dalam menganalisis
masalah perlu dilakukan secara komprehensif, termasuk memperhitungkan masalah gender. Penyelesaian
masalah berhasil dalam aspek kesehatan, tetapi justru menimbulkan masalah baru pada aspek gender.

62
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Sesi 4: Analisis Penyebab Masalah Prioritas


Sebelum menentukan solusi dan kegiatan, tim perencana puskesmas perlu terlebih dulu mengetahui akar
atau penyebab dari masalah-masalah prioritas yang telah dianalisis di sesi sebelumnya. Hal ini dilakukan
supaya solusi dan kegiatan yang dipilih tepat dan mampu menyelesaikan masalah secara mendasar. Pada
sesi 4 ini, fasilitator akan mengajak peserta untuk menggali penyebab masalah-masalah prioritas dan
menentukan penyebab mana yang paling mungkin untuk diintervensi.

Keluaran
 Skema Penyebab Masalah Prioritas (digram sebab-akibat Ishikawa/Fishbone)
 Format 2.f. Perumusan Penyebab Masalah Prioritas
 Narasi Penyebab Masalah Prioritas

Waktu: 3 jam

Bahan dan alat


 Lembar permainan 2.3.
 Format 2.c. Analisis Kesejangan Gender
 Format 2.d. Penentuan Prioritas Masalah (terisi)
 Format 2.e. Rumusan Masalah Berdasarkan Ranking (terisi)
 Dokumen Rancangan Awal Renja (Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota)
 Format 2.f. Perumusan Analisis Penyebab Masalah Prioritas (kosong)
 Kertas plano, spidol, penggaris panjang, post it, dll.

Kegiatan
1) Ucapkan salam magis, ajak peserta berpartipasi untuk menaikkan semangat.
2) Lakukan permainan seperti yang ada di Lembar Permainan 2.3.
3) Lakukan refleksi, kaitkan dengan sesi, jelaskan tujuan dan alur proses sesi
4) Kelompok-kelompok diskusi masih terbagi berdasarkan kelompok Sesi 3.
5) Setiap kelompok diskusi menganalisis penyebab masalah prioritas (mencari akar masalah) dengan
menggunakan metode diagram sebab akibat Ishikawa atau tulang ikan (fishbone) berdasarkan aspek
internal (tenaga, sarana, metode, dan dana) dan aspek eksternal (sasaran dan lingkungan).
6) Minta kelompok untuk memilih penyebab masalah utama dari masing-masing sub-aspek dengan
pertimbangan penyebab masalah itu mendesak untuk ditangani, jika tidak ditangani akan berakibat
buruk dan jika tidak ditangani akan meluas.
7) Setelah penyebab-penyebab masalah terpilih, masukkan ke format 2.f. berdasarkan kolom yang sesuai.
8) Minta kelompok untuk membuat narasi analisis prioritas penyebab masalah
9) Tuliskan hasil kerja di kertas plano dan fail di dalam laptop
10) Tempelkan hasil kerja kelompok di dinding :
a. Skema Analisis Penyebab Masalah Prioritas
b. Format 2.f.: Perumusan Analisis Penyebab Masalah Prioritas
c. Narasi Analisis Penyebab Masalah Prioritas
11) Lakukan proses presentasi secara bergantian.
12) Berikan catatan-catatan kritis hasil kerja kelompok sebelum menutup sesi.

63
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Saran:
 Jelaskan langkah-langkah pengerjaan dengan bahasa sederhana disertai contoh dan gambar
 Dampingi peserta saat bekerja dan pastikan semua ikut berpartisipasi
 Pastikan hasil kerja terdokumentasi dalam fail digital di laptop

Lembar Skema Penyebab Masalah Prioritas

Metode
Lingkungan Sarana

Format 2.f.
Rumusan Analisis Penyebab Masalah Prioritas

Rumusan Aspek Internal Aspek Eksternal


Upaya Kesehatan
No Masalah
Puskesmas Tenaga Dana Sarana Metode Sasaran Lingkungan
Prioritas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

64
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Lembar Permainan 2.3. Anthony Dan Cleopatra


Waktu maksimal:15-20 menit

Yang Diperlukan
 1orang fasilitator
 Naskah cerita (dibacakan fasilitator)
 Microphone

Persiapan
 Siapkan naskah cerita yang akan dibacakan
 Siapkan slide singkat tentang cerita Legenda Mesir, hubungan antara Ratu
Cleopatara dan Caesar, sampai dengan terjadinya perselingkuhan dengan Anthony

Pelaksanaan
1. Peserta bekerja berkelompok
2. Putarkan slide informasi tentang percintaan segitiga Julius Caesar-Cleopatra-Anthony.
3. Jelaskan kepada para peserta bahwa fasilitator akan membacakan cerita soal hanya satu kali, tidak dapat
diulang. Dengan demikian, semua peserta harus
menyimaknya dengan saksama.
4. Begini ceritanya:

”Ada sebuah vila yang cukup menyendiri. Gaya bangunan


vila itu menggunakan arsitektur Mesir. Suasana tampak
sepi di luar, angin berhembus lirih, tetapi memancarkan
hawa panas, sepanas musim kemarau di negeri itu. Penjaga
vila dan anjingnya pun tidak kelihatan di pos penjagaan,
tempat biasanya mereka berada.

Suasana di dalam vila lebih sepi lagi. Di atas lantai ruang


tamu ada Antony dan Cleopatra yang tergeletak mati.
Terbaring di atas lantai dengan mata terbuka. Hal yang
menarik adalah tidak adanya tanda pembunuhan karena
dicekik, diracun, ditikam, atau dipukul dengan benda keras.
Tanda yang terlihat di seputar mereka berdua hanyalah
pecahan kaca dan ceceran air.”

5. Ajukan pertanyaan, ”Apakah penyebab paling logis


dari kematian Anthony dan Cleopatra?”
6. Beri waktu 5 menit kepada para peserta untuk menjawab pertanyaan tersebut.
7. Persilakan peserta untuk mengemukakan analisis mereka. Catat setiap jawaban peserta di flipchart.
8. Gali proses dalam mendapatkan jawaban-jawaban tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka.
9. Minta peserta untuk mengkaitkan permainan tersebut dengan Sesi Analisis Penyebab Masalah Prioritas.

Refleksi
 Di manakah letak kesulitan peserta dalam memecahkan kasus tersebut?
 Bagaimana sebaiknya memulai suatu analis penyebab masalah?
 Apa yang bisa digambarkan dari nama Anthony dan Cleopatra?
 Sebenarnya di manakah tempat kejadian dalam kasus tersebut?
 Adakah oknum lain yang terlibat dalam kasus ini?
 Apa pelajaran yang bisa dipetik dari permainan ini?

Kunci Jawaban
 Penyebab kematian Anthony dan Cleopatra adalah karena anjing penjaga vila yang berlari dan menabrak akuarium.
 Kaca akuarium pecah, Anthony dan Cleopatra mati terkapar di lantai karena tidak bisa hidup tanpa air.
 Anthony dan Cleopatra adalah nama ikan peliharaan yang ada di akuarium tersebut.

65
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Apa makna permainan ini pada sesi analisis situasi ?


Setelah proses refleksi selesai, beri komentar yang dapat menjembatani masuk ke sesi analisis situasi dan
masalah. Misalnya, data harus dianalisis secara logis dan cermat, tidak sekadar menggunakan asumsi.
Pemecahan masalah perlu dilakukan komprehensif, bukan hanya faktor luar saja yang dilihat, bagian dalam
bahkan sampai yang terdalam juga perlu diperhatikan. Dalam kesehatan, bukan hanya faktor masyarakat
dan lingkungan yang dianggap sebagai penyebab dominan, melainkan juga faktor internal pelayanan
kesehatan, seperti tenaga kerja, anggaran, metode, dan lain-lain.

Sesi 5:Penentuan Solusi Dan Prioritas Kegiatan


Pada sesi ini, Tim Perencana menelaah penyebab-penyebab masalah yang telah ditetapkan pada Sesi 4
untuk mencari solusi, kegiatan, dan prioritas kegiatan yang berdasarkan bukti dan mempunyai daya ungkit
yang paling besar.

Keluaran
 Solusi dan kegiatan
 Penentuan prioritas kegiatan
 Narasi penentuan solusi dan prioritas kegiatan

Waktu: 3 jam

Bahan dan Alat


 Lembar permainan 2.4.
 Tabel 2.f. Rumusan Analisis Penyebab Masalah Prioritas (terisi)
 Format 2.g. Solusi dan kegiatan (kosong)
 Format 2.h. Penentuan prioritas kegiatan (kosong)
 Dokumen Rancangan Awal Renja (Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota)
 Tabel urusan wajib dan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
 Kertas plano, spidol, penggaris panjang, dan lain-lain

Kegiatan
1) Buka sesi, lakukan permainan sesuai Lembar Permainan 2.4.
2) Lakukan refleksi permainan dan jelaskan tujuan sesi ini.
3) Pelajari Dokumen Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota
4) Bagikan Format 2.h. kosong kepada setiap kelompok.
5) Pindahkan penyebab masalah prioritas dari Format 2.f. ke Format 2.g. kolom 3.
6) Tentukan solusi dari setiap penyebab masalah yang diprioritaskan dan masukkan ke kolom 4 (empat).
7) Tentukan kegiatan yang inovatif, mempunyai daya ungkit besar, dan realistis, dari setiap solusi dan
masukan pada kolom 5 (Format 2.g.)
8) Selisik, apakah kegiatan-kegiatan tersebut telah memberi ruang kesetaraan bagi laki-laki, perempuan
dan kelompok rentan.
9) Cocokkan daftar kegiatan dengan Tabel Kegiatan Pokok pada Dokumen Kebijakan Pembangunan
Kesehatan untuk membandingkan apakah kegiatan yang diusulkan sudah sesuai dengan strategi
Kabupaten/Kota. Apabila perlu, sesuaikan kembali kegiatan terpilih.
10) Setelah solusi dan kegiatan-kegiatan ditentukan, minta peserta untuk menentukan prioritas kegiatan.
11) Bagikan Format 2.h. kosong kepada setiap kelompok.
12) Minta peserta untuk memindahkan penyebab masalah prioritas, solusi dan kegiatan-kegiatan yang telah
dipilih ke Format 2.h. kolom 3, 4 dan 5.
13) Tentukan prioritas kegiatan dari setiap solusi.

66
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

14) Sepakati arti nilai dari setiap kriteria skala 1-4, skala 4 paling positif , misalnya:
a. 1: tidak penting,
b. 2 : kurang penting,
c. 3 : penting,
d. 4 : sangat penting).
15) Berikan nilai untuk setiap kegiatan sesuai dengan kriteria (konsistensi, evidence based, penerimaan, dan
mampu laksana) seperti pada penentuan prioritas penyebab masalah.
16) Berikan nilai bagi setiap kegiatan dengan membandingkan secara vertikal bagi seluruh kegiatan (diisi ke
bawah menurut kolom), lanjutkan penilaian untuk setiap kriteria dengan cara yang sama.
17) Kalikan setiap nilai pada setiap kriteria untuk setiap kegiatan secara horizontal. Lalu, tuliskan hasilnya
pada kolom 10, kemudian tulis peringkatnya sesuai dengan total nilai pada kolom 11.
18. Buatlah narasi solusi, kegiatan, dan prioritas kegiatan kesehatan Puskesmas.
19) Lakukan proses diskusi pleno atau penyerbukan untuk menyepakati kegiatan terpilih yang meliputi
upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan, dan upaya kesehatan penunjang. Apabila
didapatkan solusi yang sama, solusi tersebut dapat digabung.
20) Hasil kesepakatan kegiatan terpilih selanjutnya dimasukkan ke dalam format RUK puskesmas sesuai
dengan buku pedoman perencanaan tingkat puskesmas pada sesi berikutnya.
21) Berikan rangkuman singkat dan tutup sesi.

Saran
 Program pembangunan kesehatan terbuka untuk ide-ide luar biasa.
 Jangan ragu untuk mengeluarkan ide/isi hati, walaupun tampak seperti mimpi karena mimpi
adalah awal dari keberhasilan.
 Albert Einstein menyatakan bahwa menyelesaikan masalah yang sama dengan cara-cara yang
sama adalah suatu kegilaan.

Format 2.g.
Solusi Dan Kegiatan

Penyebab Masalah
No Upaya Kesehatan Puskesmas Solusi Kegiatan
Prioritas
(1) (2) (3) (4) (5)

Format 2.h.
Penentuan Prioritas Kegiatan

Penyebab Kriteria
Upaya Kes. Jumlah
No Masalah Solusi Kegiatan Evidence Mampu Ranking
Puskesmas Konsistensi Penerimaan Nilai
Prioritas Based Laksana
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

67
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Kriteria Untuk Memilih Kegiatan

Apabila kegiatan Apabila kegiatan Kegiatan dapat Kegiatan yang


terpilih sesuai terpilih termasuk diterima oleh dapat dilaksanakan
dengan strategi dalam rangkaian semua instansi berdasarkan
nasional, provinsi kegiatan atau terkait, termasuk kondisi setempat,
Konsistensi

Evidence Based

Penerimaan

Mampu laksana
dan rencana kerja intervensi yang masyarakat fasilitas, SDM dan
kabupaten yang telah terbukti setempat. Semakin infrastruktur yang
sudah ada.Semakin efektif (evidence mudah diterima tersedia. Semakin
sesuai dengan based) nilainya makin tinggi mudah disediakan,
strategi/rencana semakin tinggi skor/nilainya semakin tinggi
kerja yang ada dibandingkan nilainya
semakin tinggi dengan kegiatan
skornya yang belum ada
bukti

68
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Lembar Permainan 2.4.Misteri Pembunuhan


Waktu maksimal:20 menit)

Hal yang diperlukan


 1 orang fasilitator
 Naskah cerita (dibagi menjadi kelompok-kelompok)
 Microphone
Persiapan
 Siapkan naskah cerita yang akan dibagikan, sesuai jumlah kelompok
 Siapkan slide presentasi tentang “Turkish Bath”
Pelaksanaan
1. Peserta bekerja secara berkelompok.
2. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan “Turkish Bath”.
3. Bagikan lembar naskah cerita kepada setiap kelompok.
4. Minta setiap kelompok untuk mendiskusikan cerita tersebut dan menuliskan jawaban atas
pertanyaan yang diajukan di akhir cerita, lengkap dengan argumentasi mereka.
5. Cerita tersebut adalah sebagai berikut:
”Ada tiga eksekutif muda yang memiliki kebiasaaan pergi ke Turkish Bath, sebuah sarana steam
bath ala Turki. Mereka melakukan kegiatan tersebut setiap hari Kamis setelah makan siang.
Joe adalah seorang pemusik. Dia selalu membawa walkman dan CD untuk mendengarkan lagu-
lagu. Jack adalah seorang bankir. Dia selalu membawa termos air minum. John adalah pengacara
yang memiliki kebiasaan membaca buku. Sembari berendam dia selalu membaca buku.
Suatu saat di kamar ganti, John ditemukan telah meninggal dunia dengan meninggalkan luka
memar di bagian ulu hati. Penyelidikan polisi menunjukkan adanya tiga tersangka pelaku
pembunuhan. Dipastikan, minimal ada satu di antara ketiga temannya yang membunuh. Hasil
akhir menunjukkan bahwa polisi menetapkan satu orang sebagai pembunuh tanpa barang bukti.
Mengapa dan bagaimana hal itu bisa terjadi, siapa pembunuhnya?”
6. Beri waktu 10 menit kepada setiap peserta untuk menemukan jawaban dan argumentasi
paling logis atas kasus pembunuhan tersebut.
7. Setelah waktu berlalu, persilakan setiap kelompok untuk mengemukakan jawaban dan
argumentasi mereka.
8. Gali proses dalam mendapatkan jawaban-jawaban tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan
terbuka.
9. Minta peserta untuk mengkaitkan permainan tersebut dengan Sesi Penentuan Solusi dan
Prioritas Kegiatan.

Refleksi
 Apakah kesulitan peserta pada umumnya dalam menghadapi kasus semacam ini?
 Siapakah di antara kelompok yang bisa menjawab secara logis?
 Bagaimana cara efektif untuk menganalisis setiap karakter?
 Jika di antara tiga sekawan ada yang membunuh, apa saja kemungkinan motivasinya?
 Bagaimana cara yang paling akurat untuk menentukan barang bukti?
 Pelajaran apa yang bisa diambil dari permainan ini?

Kunci Jawaban
Pembunuhnya adalah Jack. Dia memakai es yang disimpan di termos dan es batu panjang itu
mencair setelah dipakai memukul telak ulu hati si korban.

69
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Apa makna permainan ini pada Sesi Penentuan Solusi dan Prioritas Kegiatan?
Setelah proses refleksi selesai, beri komentar yang dapat menjembatani masuk ke Sesi Penentuan Solusi dan
Prioritas Kegiatan. Untuk mengambil keputusan dalam menetapkan solusi, para peserta penting untuk
memperhatikan sesi-sesi sebelumnya yang telah secara runut menghasilkan: 1) Tujuan, 2) Pengumpulan data
dan fakta, 3) Menyusun/Tabulasi data, 4) Mengevaluasi, 5) Membuat kesimpulan sementara, 6) Pengecekan
kebenaran, dan 7) Mengambil keputusan.

Sesi 6: Pengisian Format RUK Puskesmas Dan Penyusunan Dokumen Perencanaan Puskesmas
Sesi ini memiliki dua tujuan, yaitu: 1) menghasilkan format Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas yang
mencakup antara lain lokasi, sasaran, volume untuk menghitung anggaran yang dibutuhkan, dan sumber
dananya. Format ini akan menjadi lampiran pada Dokumen Perencanaan Puskesmas. 2) Penyusunan draf
Dokumen Perencanaan Puskesmas yang menjadi hasil akhir dari proses lokakarya.

Keluaran
 Format 2.i. Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas
 Narasi Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
 Dokumen Perencanaan Puskesmas

Waktu: 1 jam 30 menit

Bahan dan Alat


 Lembar Permainan 2.5
 Format 2.i.: Rencana Usulan Kegiatan (kosong)
 Seluruh skema dan tabel hasil lokakarya perencanaan
 Seluruh uraian dan narasi yang telah disusun
 Data-data lain yang diperlukan (data wilayah, peta wilayah, dan lain-lain)
 Pedoman-pedoman tentang kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan
 Kertas plano, spidol, penggaris panjang, dan lain-lain

Kegiatan
1) Buka sesi dengan salam magis.
2) Ajak peserta untuk melakukan permainan sesuai dengan yang tertera di Lembar Permainan 2.5. Lakukan
refleksi dan kaitkan dengan tujuan sesi ini.
3) Jelaskan tujuan dan tahap kerja sesi ini.
4) Tahap Pengisian Format Rencana Usulan Kegiatan: Bagikan lembar Format 2.i. (kosong). Minta peserta
untuk mengisi kolom-kolom yang ada dengan mencermati hasil kerja sesi-sesi sebelumnya.
5) Cantumkan pula kegiatan rutin lain di luar hasil kerja sesi-sesi sebelumnya, sebagai upaya pencapaian
standar pelayanan minimal.
6) Tuliskan kegiatan rutin lain untuk pencapaian standar pelayanan minimal.
7) Buat narasi mengenai rencana kegiatan yang dilakukan.
8) Tahap Penyusunan Dokumen Perencanaan Puskesmas: Minta peserta untuk menunjuk tim inti penyusun
dokumen yang berjumlah 5-7 orang. Sisanya, bertugas untuk membantu tim inti.
9) Tentukan isu utama yang akan diajukan sebagai pembuka wawasan pengambil kebijakan di
kabupaten/kota.
10) Gunakan isu utama tersebut sebagai latar belakang dan permasalahan dalam proposal yang akan
dikembangkan.

70
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

11) Buatlah proposal yang singkat, padat, dan jelas sesuai sistematika penulisan dokumen dengan
memasukkan hasil-hasil dari lokakarya secara maksimal.
12) Lengkapi proposal dengan gambaran wilayah atau gambar-gambar yang sesuai (pemetaan).
13) Buatlah ringkasan sebanyak dua lembar untuk merangkum hal yang paling penting dan perlu mendapat
perhatian untuk pembuat keputusan.

Saran
Fasilitator perlu menantang peserta, terutama pada:

Tahap Pengisian Format Rencana Usulan Kegiatan.


Tanyakan kepada peserta:
 Apakah kegiatan sesuai dengan solusi terpilih?
 Apakah kegiatan sesuai dengan Dokumen Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota
 Apakah kegiatan ini dapat dipahami dan diterima oleh masyarakat?
 Apakah kegiatan cukup inovatif untuk menyelesaikan masalah yang ada?
 Apakah kegiatan sudah cukup komprehensif dan mencakup aspek promotif, preventif, dan kuratif?
 Apakah ada kegiatan yang sejenis dan dapat disinergikan, bagaimana Anda menyikapi hal ini?

Tahap Penyusunan Dokumen Perencanaan Puskesmas


Fasilitator perlu mengajukan pertanyaan:
 Apakah uraian yang ditulis sudah sistematis?
 Apakah anggaran yang diusulkan dapat diserap dan sebanding dengan kemampuan petugas?
 Apakah kegiatan ini mempunyai daya ungkit?
 Adakah bagian/informasi penting yang terlewatkan?

Ingatkan peserta bahwa hasil kerja ini masih berupa draft yang masih perlu diperbaiki. Hanya saja, perbaikan
yang dilakukan bersifat minor, terkait dengan tata bahasa dan pelengkapan data-data penguat. Pada sesi
Rencana Tindak Lanjut, perlu disepakati agenda pertemuan untuk perbaikan draft dokumen.

71
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Lembar Permainan 2.5. Sepakbola Terung


Waktu maksimal:20 menit

Hal yang Diperlukan


 8 buah buah terung (jika tidak ada, bisa digantikan dengan botol aqua 600 ml
diisi air setengahnya)
 Satu rol besar tali rafia
 2 buah kursi (sebagai gawang)
 1 peluit
 1 buah bola plastik berukuran standar
 3 fasilitator (1 wasit, 2 hakim garis)

Persiapan
 Siapkan lapangan mini (4mx7m) untuk sepak bola terung
 Siapkan garis pembatas yang terbuat dari tali rafia yang telah diberi perekat
solasi kertas atau lakban
 Siapkan gawang
 Siapkan bola

Pelaksanaan
1. Bagi peserta menjadi beberapa kelompok dengan satu kelompok terdiri dari 4
orang
2. Fasilitator memberikan aturan main
3. “Permainan ini adalah permainan sepak bola memakai terung sebagai alat untuk
menendang bola. Tidak ada aturan-aturan khusus di permainan ini, kecuali
tidak boleh memegang bola, menendang mempergunakan kaki dan juga bola
dinyatakan keluar jika memang keluar dari garis batas lapangan”.
4. Waktu permainan 3 menit, dan akan diberikan tambahan waktu 5 menit
untuk sama-sama melakukan tendangan pinalti.
5. Setiap tim diminta menyiapkan para pemain dan membuat strategi/skema
permainannya.

Refleksi
 Apakah yang dirasakan setiap tim selama permainan ini berlangsung?
 Apakah sudah membuat perencanaan-perencanaan sebagai strategi untuk
mencapai hasil gemilang dalam permainan ini? Bagaimana rencana dan
strateginya? Apakah capaian hasilnya?
 Sudahkah sesuai?
 Apa makna yang bisa dikaitkan antara permainan dan sesi rencana usulan
kegiatan?

Setelah refleksi, berikan komentar yang apresiatif tentang proses refleksi yang
sudah berlangsung. Kemudian, berikan komentar yang menjembatani ke sesi
berikutnya.

72
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Format 2.1.
Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas

Upaya Kebutuhan Sumberdaya Indikator Sumber


No Kegiatan Tujuan Sasaran Target
Kesehatan Dana Alat Tenaga Keberhasilan Pembiayaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Keterangan:
 Kegiatan diisi dengan kegiatan dari paket program yang diusulkan dalam upaya mencapai tujuan
program sesuai hasil analisis yang telah dilakukan.
 Tujuan diisi dengan tujuan dari setiap kegiatan.
 Sasaran adalah jumlah populasi atau area di wilayah kerja yang akan dicakup dalam kegiatan.
 Target adalah jumlah kegiatan dari sasaran/area yang akan diberikan pelayanan oleh puskesmas dihitung
berdasarkan faktor koreksi kondisi geografis, jumlah sumber daya, dan target pasar serta pencapaian
tahun lalu.
 Besar biaya mengacu pada peraturan daerah yang ada.
 Sumber pembiayaan dapat berasal dari pemerintah, swasta, masyarakat, atau pendapatan fungsional
puskesmas.

Dapat pula diusulkan kegiatan yang merupakan upaya kesehatan pengembangan, seperti UKS, kesehatan
olahraga, dan lain-lain, serta kegiatan penunjang seperti laboratorium, perawatan kesehatan
masyarakat/perkesmas dan pencatatan dan pelaporan.

Untuk memudahkan pembahasan dalam musrenbang kecamatan maka hasil Sesi 4 dirangkum menjadi satu
daftar RUK sesuai dengan format musrenbang kecamatan yang ditetapkan.

73
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Sistematika Penulisan RUK Puskesmas

Pendahuluan
Gambaran Umum
Bab ini berisi penjelasan Wilayah Kerja Puskesmas
tentang dasar penyusunan Program Kesehatan
rencana usulan kegiatan Bab ini menyajikan tentang Yang Dilaksanakan Puskesmas
Puskesmas dan dokumen letak geografis, administrasi,
terkait lainnya dalam jumlah sarana, dan prasarana, Bab ini menguraikan tentang
penyusunan RUK tenaga. Selain itu, bab ini juga upaya kesehatan wajb,
Puskesmas, misalnya surat menyajikan informasi umum pengembangan dan penunjang
pemberitahuan dan atau lainnya yang meliputi faktor- yang dilaksanakan Puskesmas
jadwal penyusunan RUK faktor yang berpengaruh serta upaya-upaya inofatif
dari Dinas Kesehatan terhadap upaya kesehatan di yang dilaksanakan untuk
kab/kota. Puskesmas, seperti mendukung keberhasilan
kependudukan dan sosial capaian kegiatan.
ekonomi.
Bab.I
Bab.III
Bab.II

Bab.VI Bab.V

Bab.IV

Usulan Kegiatan
Penutup Puskesmas (dalam
Bab ini menyajikan hal-hal matriks) Pencapaian Program
yang perlu disimak, Kesehatan Puskesmas
Bab ini berisi matriks yang
diperbaiki, dan pemikiran berisi rencana usulan Bab ini menguraikan tentang hasil
upaya strategis untuk kegiatan Puskesmas tahun pencapaian kegiatan upaya
pencapaian kinerja yang kesehatan wajib, pengembangan
yang akan datang
lebih baik dan penunjang yang dilaksanakan
Puskesmas tiga tahun terakhir
berikut tren capaiannya. Selain itu,
dalam bab ini juga diuraikan faktor-
faktor pendukung dan penghambat
dalam pencapaian kinerja
Puskesmas

74
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Sesi Rencana Tindak Lanjut


Pada sesi ini, tim menyusun rencana tindak lanjut pasca-lokakarya untuk menyempurnakan draf dokumen
perencanaan. Draf ini akan digunakan sebagai bahan untuk mendapatkan dukungan agar menjadi prioritas
pada Musrenbang Kecamatan, Pertemuan Perumusan Fokus Arah, Renja SKPD dan Musrenbang Kabupaten.

Keluaran
Format 2.j. : Rencana Tindak Lanjut Perencanaan Tingkat Puskesmas.

Waktu: 30 menit

Bahan dan Alat


 Dokumen rencana tahunan Puskesmas yang telah dirumuskan secara baik dan sistematis
 Jadwal dan alur penyusunan APBD dan checklist monitoring Penganggaran
 Referensi Advokasi Anggaran dan Kebijakan
 Format 2.j. Rencana Tindak Lanjut (kosong)
 Kertas plano, spidol, penggaris panjang, dan lain-lain

Kegiatan
1) Buatlah daftar kegiatan dan rencana tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan jadwal proses
pengawalan.
2) Tentukan para penanggung jawab dari setiap kegiatan yang akan dilakukan.

Saran
Fasilitator perlu eksplorasi:
 Apakah RTL ini sesuai dengan jadwal rutinitas Anda?
 Apakah RTL ini bisa dilaksanakan?

Lembar Contoh Format 2.j.


Rencana Tindak Lanjut Perencanaan

Sumber Penanggung
Kegiatan Keluaran Jadwal
Data/Sumber Daya Jawab
(1) (2) (3) (4) (5)
Menyempurnakan Dokumen Draf Dokumen Dokumen Rencana 1-2 minggu Perencanaan dan
Perencanaan Dan Rencana Usulan Usulan Kegiatan setelah lokakarya Kesga
Penganggaran Kegiatan Puskesmas Puskesmas perencanaan

Menyusun bahan untuk


pembahasan materi presentasi

Melakukan negosiasi/lobi-lobi
pada musrenbang kecamatan.

Menghadiri Pertemuan Fokus


Arah Kegiatan Program
Pembangunan Kesehatan di
Kabupaten/Kota.

75
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Sesi Evaluasi
Sesi ini rutin diselenggarakan di akhir sebuah pertemuan. Meskipun begitu, sesi ini penting untuk
mengetahui sejauh mana kegiatan telah berjalan dan perbaikan apa yang perlu dilakukan pada kemudian
hari. Ada tiga hal penting yang perlu dievaluasi, yaitu: proses, hasil, dan relasi antarpeserta pertemuan.

Keluaran
Butir-butir evaluasi pertemuan

Waktu: 30 menit

Bahan dan alat: kertas plano, spidol

Kegiatan
1) Buka sesi dengan mengucapkan salam magis.
2) Jelaskan tujuan sesi.
3) Bagi peserta menjadi tiga kelompok dengan tema diskusi berbeda, terkait dengan proses, hasil, dan
relasi peserta selama pertemuan berlangsung.
4) Bagikan kertas plano kepada setiap kelompok.
5) Minta setiap kelompok untuk mendiskusikan dua pertanyaan fokus terkait tema diskusi setiap kelompok:
a). “Apa saja (proses, hasil, atau relasi) yang dianggap sudah baik dari pertemuan ini?” b). “Apa saja
(proses, hasil, atau relasi) yang perlu diperbaiki pada kemudian hari?”
6) Beri waktu kelompok berdiskusi selama 10 menit
7) Minta perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi.
8) Berikan kesempatan kepada peserta untuk mengklarifikasi atau menambahkan hal-hal yang belum
tercantum dalam diskusi kelompok.
9) Setelah semua kelompok selesai presentasi, rangkum hasil evaluasi secara keseluruhan.
10) Serahkan hasil evaluasi pada panitia untuk dimasukkan dalam laporan penyelenggaraan pertemuan.
11) Tutup sesi dengan mengajak peserta bertepuk tangan dan mengucapkan salam magis.

Saran:
Ingatkan peserta bahwa evaluasi bukan untuk mencari kesalahan, melainkan lebih pada upaya memperbaiki
kualitas pertemuan.

Sesi Penutupan
Meski rangkaian acara telah dilangsungkan, secara resmi acara perlu ditutup oleh Kepala Puskesmas. Hal ini
dilaku- kan sebagai sebuah pernyataan bahwa kegiatan telah diselenggarakan dan saatnya untuk diakhiri.
Selain penutupan secara resmi, fasilitator dapat saja mengemas acara penutupan yang bersifat informal yang
berkesan.

Keluaran: Kesan dan pesan atas pertemuan

Waktu: 30 menit

Bahan dan alat


 Meja dan kursi untuk pejabat penutup kegiatan
 Peralatan pengeras suara

76
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Kegiatan
1) Siapkan meja dan kursi untuk kepala Puskesmas menutup pertemuan.
2) Pilih dua orang peserta (perempuan dan laki-laki) untuk mengucapkan kesan dan pesan atas pertemuan.
3) Persiapkan satu orang peserta untuk membaca doa penutup.
4) Protokol atau MC mengucapkan salam dan membuka acara penutupan.
5) MC mempersilakan kepala Puskesmas untuk duduk di tempat yang telah dipersiapkan.
6) MC mempersilakan peserta yang telah dipilih untuk mengungkapkan kesan dan pesan mereka.
7) MC mempersilakan Kepala Puskesmas memberikan sambutan, sekaligus menutup pertemuan.
8) MC mempersilakan pembaca doa untuk mengajak peserta berdoa bersama.
9) MC menutup Sesi Penutupan.
10) Fasilitator mengajak peserta untuk bertepuk tangan (bisa dengan menepuk meja bersama-sama dengan
kencang) dan menyerukan salam magis.
11) Fasilitator mengucapkan terima kasih dan menyatakan kegiatan telah selesai .

Saran:
 Peserta yang dipilih untuk mengucapkan kesan dan pesan, serta pembaca doa sebaiknya mewakili dan
 dapat diterima peserta lain.
 Untuk menandai penutupan acara oleh kepala Puskesmas, bisa dengan mengetuk meja, mengetuk
mikrofon, memecahkan balon, atau menggunakan alat bunyi-bunyian lainnya.
 Usai penutupan resmi, fasilitator bisa saja mengajak peserta untuk membuat penutupan secara tidak
resmi. Misalnya, mengajak peserta berdiri melingkar, menyanyikan lagu, membuat tos bersama, atau
memecahkan balon bersama-sama.
 Jangan lupa, ingatkan peserta untuk segera melaksanakan RTL yang telah disusun.

C. Tahap penyerahan dokumen RUK ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.


Pimpinan puskesmas menyerahkan dokumen RUK Puskesmas paling lambat akhir Januari tahun
penyusunan ren cana atau sesuai waktu yang ditetapkan Dinas Kesehatan kabupaten/kota.

77
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

3. Perumusan Fokus Arah Pembangunan Kesehatan di


Kabupaten/Kota
Perumusan Fokus Arah Pembangunan Kesehatan dimaksudkan untuk menyinergikan berbagai
kegiatan program kesehatan agar terfokus pada satu arah kebijakan yang paling tepat untuk mengatasi
permasalahan kesehatan terkini yang dihadapi kabupaten/kota. Dilakukan pertemuan untuk melakukan
pembahasan terhadap usulan Puskesmas melalui RUK dan usulan dari pengelola program di lingkungan
Dinas Kesehatan kabupaten/kota. Hasil dari pertemuan ini akan menjadi acuan pengelola program untuk
menyusun perencanaan selanjutnya.
Fokus arah pembangunan kesehatan dirumuskan melalui telaahan prioritas-prioritas dari setiap
program. Hasil telaahan yang telah disepakati akan menjadi prioritas Dinas Kesehatan yang sesuai dengan
tujuan dan sasaran renstra selanjutnya disebut sebagai fokus arah pembangunan kesehatan yang harus
didukung oleh semua pengelola program di lingkungan Dinas Kesehatan dan berbagai pihak terkait dalam
pembangunan kesehatan.

Keluaran
Dokumen Rancangan Renja SKPD Kesehatan Kabupaten/Kota

Waktu: Bulan Februari

Peserta
Seluruh jajaran struktural dan fungsional Dinas Kesehatan dan Puskesmas.

Persiapan Penyelenggaraan Pertemuan


 Panitia pendukung kegiatan yang mempertimbangan keseimbangan gender
 Administrasi
 Tempat pertemuan (panitia dianjurkan menyiapkan ruang khusus untuk Ibu menyusui dan pengasuh
bayi)
 Ruangan pertemuan dengan dinding yang luas dan lebar untuk menempel banyak kertas plano

Bahan dan Alat


 Usulan dari setiap program di lingkungan Dinas Kesehatan kabupaten/kota
 Dokumen Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota
 RUK Puskesmas
 Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
 Hasil DTPS dan Hasil Analisa DHA
 Format A1 dan A1.1
 Perlengkapan fasilitasi

78
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Agenda Kegiatan Perumusan Fokus Arah Pembangunan Kesehatan

Hari 1
Waktu Kegiatan Pelaksana
08:00 - 08:30 Pembukaan Panitia
08:30-09:00 Orientasi dan Bina Suasana Fasilitator
09:00- 10:00 Sesi 1: Standarisasi Input Kepala Dinkes Kab/Kota
 Penjelasan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kepala Dinkes Provinsi
Kabupaten/Kota (Hasil Evaluasi Capaian Kegiatan)
 Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan
Provinsi
10:00 – 10:15 Rehat sehat Panitia
10: 15 – 11:00 Curah Pendapat Fasilitator
11:00 – 12:30 Sesi 2 Fasilitator
Sinkronisasi RUK Puskesmas Dengan Usulan
Bidang/Pengelola Program Di DInkes Kab/Kota
12:30 – 13:30 Rehat Siang Fasilitator
13:30 – 15:00 Lanjutan Sinkronisasi Fasilitator
15:00-15.15 Rehat Sehat
15:15 – 16:45 Presentasi dan Perbaikan Fasilitator
16:45 – 17:00 Umpan Balik Harian Kepala Dinkes Kab./Kota

Hari 2
Waktu Kegiatan Pelaksana
08:00 - 08:30 Ulasan dan Prawacana Fasilitator
08:30 – 10:00 Sesi 3 Fasilitator
Perumusan Fokus Arah Pembangunan Kesehatan
Kabupaten/Kota
10:30 – 10:45 Rehat sehat
10: 45 – 12:30 Sesi 4 Fasilitator
Pemilihan Strategi Pelaksanaan Fokus Arah Pembangunan
Kesehatan Kabupaten/Kota
12:30 – 13:30 Rehat Siang
13:30 – 15:30 Presentasi dan Perbaikan Fasilitator
15:00 – 15:15 Rehat Siang
15:15 – 16:30 Sesi 5 Panitia
Penandatangaan KesepakatanDokumen Fokus Arah
Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota Dan Strategi
Pelaksanaannya
16:30 – 17:00 Evaluasi dan Penutupan Kepala Dinkes Kab./Kota

79
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Panduan Pelaksanaan

Registrasi Dan Pembukaan


Registrasi Peserta
Sebelum acara dimulai, peserta diminta untuk mengisi daftar tanda hadir. Proses regisitrasi bisa dilakukan
pada saat peserta akan memasuki ruangan dengan meletakkan lembar daftar tanda hadir di dekat pintu
masuk. Selain itu,bisa juga dilakukan dengan mengedarkan lembar daftar tanda hadir setelah peserta masuk
dan mengambil tempat duduk. Hal yang juga sangat penting untuk disiapkan adalah lembar daftar hadir yang
akan ditandatangani oleh peserta.

Pembukaan
Pembukaan pertemuan adalah agenda rutin. Kepala Dinas Kesehatan atau pejabat yang mewakili secara
resmi membuka acara. Runtutan acaranya seperti yang pada umumnya berlaku, yaitu 1) Pembukaan oleh
MC, 2) Laporan oleh ketua panitia, 3) Sambutan dan pembukaan resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan atau
pejabat yang mewakili, 4) pembacaan doa, dan 5) ramah tamah. Siapkan meja, kursi, pengeras suara dan alat
penanda pembukaan sebelumnya. Selain itu, siapkan juga MC, ketua panitia, dan pembaca doa.

Orientasi dan Bina Suasana


Perkenalan
Perkenalan pertama, dari fasilitator kepada para peserta. Kedua, antar para peserta. Meskipun sudah saling
mengenal sebelumnya, tahapan ini penting untuk meningkatkan kualitas relasi. Untuk perkenalan fasilitator,
bisa langsung dilakukan oleh fasilitator utama dengan menyebutkan nama dan pengalaman fasilitasi,
dilanjutkan dengan memperkenalkan anggota tim fasilitasi.

Sementara untuk perkenalan para peserta, fasilitator dapat menggunakan cara-cara yang lebih atraktif
seperti berikut ini.
1) Seluruh peserta pertemuan duduk santai melingkar.
2) Fasilitator memegang sebuah bola, lalu melemparkannya secara acak kepada anggota tim lainnya.
3) Siapa yang menerima bola itu harus memperkenalkan nama singkat (panggilan) dan menambahkan dua
informasi lain yang unik, aneh, atau lucu, tetapi harus sama huruf pertama nama singkatnya. Sebagai
contoh, Budi, Botak dan Bawel (huruf pertamanya adalah B).
4) Setelah memperkenalkan diri seperti itu, dia melemparkan bola ke arah anggota lain secara acak juga. Si
penerima juga melakukan hal yang sama, misalnya Maria, Masak, dan Manja (diawali huruf M) atau
misalnya Fery, Fotografi, dan Fitnes (huruf pertama F).
5) Proses berjalan begitu seterusnya sampai semua peserta mendapat giliran.
6) Pada akhir perkenalan, fasilitator bertanya tentang pengalaman, perasaan, dan pemahaman peserta.
Lalu, menarik kesimpulan dan memberi gambaran tentang makna proses tersebut dari ungkapan para
peserta.

Penjelasan Tujuan dan Alur Proses


Dengan menggunakan slide, fasilitator menjelaskan tujuan dan alur proses pertemuan. Tujuan pertemuan
adalah apa yang akan dicapai para peserta pada akhir pertemuan. Sementara alur proses adalah tahapan-
tahapan (sesi- sesi) yang akan dilalui para peserta untuk mencapai tujuan tersebut. Ada baiknya, dijelaskan
pula waktu yang akan ditempuh pada setiap tahapan agar memperjelas beban kerja yang harus dikerjakan
peserta. Di akhir penjelasan, lakukan konfirmasi, apakah para peserta telah menangkap jelas tujuan dan alur
proses pertemuan.

80
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Sesi 1:Standarisasi Input


Pada kegiatan lokakarya sebagai awal proses perencanaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
telah dihasilkan sebuah Dokumen Rancangan Awal Renja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dokumen ini
dihasilkan melalui proses evaluasi kegiatan pembangunan kesehatan tahun sebelumnya dan telah digunakan
sebagai koridor kebijakan pada saat penyusunan RUK Puskesmas serta penyusunan usulan program-program
di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Pada sesi ini, peserta diberikan kembali informasi tentang kebijakan pembangunan kesehatan provinsi serta
rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar dapat memahami dalam melakukan proses
mensinergikan berbagai kegiatan yang diusulkan melalui RUK dan pengelola program dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Sangat penting dipastikan peserta dari Puskesmas (juga UPTD lain) dan narasumber Dinas
Kesehatan Provinsi hadir pada sesi ini.

Keluaran
Masukan untuk dapat mensinergikan antara usulan Puskesmas, pengelola program dan kebijakan yang ada,
dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di kabupaten/kota

Waktu: 1 jam 45 menit

Bahan dan Alat


 Materi Presentasi Evaluasi Pelaksanaan Program Kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(diperbanyak dan dibagikan ke peserta)
 Dokumen Kebijakan Pembangunan Perencanaan Kesehatan Kabupaten/Kota (diperbanyak dan dibagikan
ke peserta)
 Kebijakan Dinas Kesehatan Provinsi (diperbanyak dan dibagikan ke peserta)
 Peralatan presentasi: LCD, laptop, papan flipchart, kertas plano, spidol, dll

Persiapan
 Siapkan laporan evaluasi pelaksanaan program kesehatan tiga tahun sebelumnya dan perbanyak.
 Panitia dan fasilitator berkordinasi untuk mengingatkan narasumber agar memberikan materi presentasi
paling lambat tiga hari sebelum pelaksanaan acara sehingga bisa diperbanyak.
 Mengingatkan peserta dari Puskesmas dan pengelola program untuk membawa RUK dan perencanaan
program
 Memperbanyak Dokumen Kebijakan Perencanaan Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota
(Rancangan Awal Renja)

Kegiatan
1) Fasilitator membuka sesi, menjelaskan tujuan dan metode yang dipergunakan.
2) Sesi ini dapat menggunakan metode diskusi Panel, tapi jika memungkinkan, dapat juga menggunakan
metode yang lebih interaktif, misalnya temu wicara, talk show, dll. Hanya perlu diingat, jika
menggunakan metode-metode ini sebaiknya mendiskusikan dulu dengan narasumber agar mereka dapat
menyiapkan diri. Juga, jangan lupa, menyiapkan daftar pertanyaan (bisa didiskusikan dengan
narasumber sebelumnya) yang hendak ditanyakan.
3) Presentasi dimulai dari pihak Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang akan memaparkan hasil evaluasi
pelaksanaan program kesehatan tiga tahun terakhir dan kebijakan perencanaan yang diambil.

81
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

4) Narasumber dari provinsi diminta untuk menanggapi hasil presentasi tersebut serta memaparkan
kebijakan-kebijakan strategis terkait upaya pembangunan kesehatan yang telah dirancang di provinsi
dan nasional.
5) Buka diskusi dan curah pendapat. Minta para peserta untuk menanggapi presentasi para narasumber.
Dorong peserta agar menyampaikan hal-hal yang bersifat konstruktif dalam rangka perbaikan Dokumen
Kebijakan Perencanaan Kesehatan Kabupaten/Kota.
6) Catat setiap masukan dan perbaikan yang disampaikan. Kalau perlu langsung melakukan perbaikan
dokumen dengan menayangkan dokumen di LCD, sehingga semua dapat melihat dan menyepakatinya.
7) Curah pendapat dapat dibagi menjadi beberapa termin.

Saran
 Fasilitator akan bertindak sebagai moderator/pembawa acara pada sesi ini. Kuasai materi yang akan
disampaikan oleh narasumber.
 Ingat, batasi waktu pembicara dan beri kesempatan yang adil dan setara pada para peserta (jangan
sampai didominasi orang-orang tertentu). Beri kesempatan peserta perempuan untuk menyampaikan
pendapat.

Sesi 2:Sinkronisasi RUK Puskesmas Dengan Usulan Bidang/Pengelola Program


Sesi ini, sesungguhnya dirancang untuk menjadi ruang dialog antara Puskesmas dan Pengelola Program di
Dinas Kesehatan. Kedua pihak akan saling melihat perencanaan masing-masing dan melakukan penyesuaian
serta perbaikan kegiatan yang akan diusulkan agar masuk dalam Renja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Melalui diskusi yang dilakukan diharapkan dapat teridentifikasi permasalahan terkini yang sangat mendesak
untuk ditangani.

Ada tiga hal penting yang dilihat dalam proses sinkronisasi ini, yaitu sebagai berikut:
 Telah tercantumnya kegiatan pelayanan kesehatan rutin
 Telah tercantumnya kegiatan pelayanan kesehatan lanjutan
 Munculnya kegiatan-kegiatan inovatif

Keluaran:
Dokumen RUK dan usulan pengelola program yang telah mendapat catatan, koreksi, dan perbaikan.

Waktu: 3 jam

Bahan dan Alat


 Lembar Permainan 3.1.
 Dokumen RUK setiap Puskesmas
 Dokumen Usulan Kegiatan Pengelola Progam (misalnya, Dokumen DTPS KIBBLA untuk Program KIA
 Dokumen Kebijakan Perencanaan Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota
 Kertas plano, spidol, penggaris, metaplan, post-it, double tape, lakban kertas, dan lain-lain

Persiapan:
 Pastikan para peserta telah membawa RUK dan rencana usulan program kegiatan
 Pastikan ruang pertemuan luas dan banyak dinding atau tersedia partisi

82
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Kegiatan
1) Buka sesi dan ajak peserta untuk melakukan permainan seperti yang ada di Lembar Permainan 3.1.
2) Tarik refleksi permainan dan kaitkan dengan tujuan sesi ini.
3) Mintalah peserta untuk berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil berdasarkan asal Puskesmas dan
program-program.
4) Mintalah setiap kelompok untuk menuliskan poin-poin kegiatan yang ada dalam RUK dan usulan
program yang telah dibuat pada kertas plano untuk kepentingan presentasi.
5) Pencantuman kegiatan-kegiatan itu sebagai jaminan telah ada pengalokasian kebutuhan dan pengadaan.
6) Dokumen RUK dan usulan program disiapkan serta dibawa dalam proses penyerbukan/presentasi ini.
7) Tempelkan hasil kerja setiap kelompok di dinding ruang pertemuan.
8) Lakukan proses sinkronisasi atau penyerbukan. Jelaskan bahwa pihak pengelola program di Dinas
Kesehatan perlu mengamati dan menggali kebutuhan Puskesmas, termasuk mencari tahu ketersediaan/
ketercukupan anggaran-anggaran di luar Dinas Kesehatan (misalnya, anggaran Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) atau dari sumber lain) untuk pelaksanaan kegiatan.
9) Jelaskan pula bahwa pihak Puskesmas perlu mencari tahu ketersediaan barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh Puskesmas. Misalnya, apakah kebutuhan obat atau imunisasi telah dialokasikan sesuai kebutuhan
Puskesmas?
10) Langkah pertama, minta pihak pengelola program untuk menjadi “tuan rumah” dan perwakilan
Puskesmas menjadi “tamu”. Ingatkan masing-masing untuk tetap membawa RUK dan usulan program
sehingga dengan mudah mencari data jika dibutuhkan atau jika ada pertanyaan.
11) Para tamu akan berkeliling mengunjungi “rumah-rumah” pengelola program dan melihat kegiatan-
kegiatan yang telah ditulis di kertas-kertas plano. Tuan rumah terlebih dulu menjelaskan isi usulan
tersebut, lalu berdialog dengan tamu. Tamu dapat mengajukan pertanyaan dan usulan perbaikan secara
langsung atau menuliskan di kertas post it dan menempelkannya di bagian yang dimaksudkan. Ingatkan
usulan dan pertanyaan bersifat konstruktif untuk perbaikan perencanaan.
12) Jika selesai di satu rumah, dalam batas waktu yang ditentukan fasilitator, tamu akan pindah ke “rumah”
pengelola program yang lain, dan kembali melakukan dialog dengan tuan rumah. Begitu seterusnya,
hingga semua “rumah” pengelola program dikunjungi.
13) Selanjutnya, proses dibalik. Pengelola program menjadi “tamu” dan pengelola Puskesmas menjadi “tuan
rumah”. Seperti sebelumnya, “tamu” akan berkunjung dan berdialog dengan “tuan rumah” hingga
semua “rumah” Puskesmas selesai.
14) Dalam proses ini, fasilitator akan bertindak sebagai pengatur waktu dan alur kunjungan. Fasilitator juga
diharapkan untuk ikut berkeliling, mendengarkan dialog, mendorong tuan rumah, dan tamu saling
berdialog dan ikut mengajukan pertanyaan atau usulan apabila perlu.
15) Jika selesai, mintalah peserta kembali ke meja kelompok masing-masing. Persilakan tiap kelompok untuk
berdiskusi dan melakukan perbaikan usulan kegiatan langsung pada dokumen yang mereka bawa.
16) Buka proses dialog secara bersama-sama. Mintalah peserta untuk menyampaikan hal-hal penting yang
ditangkap dari hasil kunjungan tadi. Mintalah para peserta untuk saling memperhatikan pendapat,
pertanyaan, atau usulan yang dikemukan. Akan lebih baik lagi jika bisa untuk perbaikan perencanaan.
17) Catat usulan dan komentar di papan flipchart dengan tulisan yang cukup besar untuk dilihat dari tempat
duduk peserta.
18) Jika sudah selesai (dan waktu habis), bacakan poin-poin penting dari sesi ini. Poin-poin tersebut bisa
Anda dapatkan pada saat berkunjung dan dari ungkapan para peserta saat melakukan diskusi terbuka.
19) Kumpulkan dokumen-dokumen RUK dan usulan program untuk dikompilasi dan menjadi bahan
perancangan Renja Kesehatan Kabupaten/Kota.
20) Tutup pertemuan dan ajak peserta untuk merayakan proses dialog tadi dengan tepuk tangan, menyanyi
bersama, atau metode lain yang mampu menyemangati peserta.

83
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Saran
 Ada baiknya fasilitator menyiapkan format tabel RUK dan rencana usulan program dalam ukuran besar
(plano) sehingga memudahkan peserta dalam bekerja.
 Jelaskan alur proses kunjungan saat proses sinkronisasi/penyerbukan dengan cara sederhana dan
mudah. Bantu dengan gambar atau diagram alur. Pastikan peserta memahaminya.
 Pastikan seluruh peserta terlibat dalam proses ini. Perhatikan pemilihan presenter di setiap kelompok,
dorong supaya ada pembagian peran yang setara antara laki-laki dan perempuan.

Lembar Permainan 3.1.Memadukan Gambar


(Waktu maksimal:15 menit)

Hal yang diperlukan


 Satu orang fasilitator pemandu
 Lima set gambar yang telah dipotong-potong
 Kertas HVS atau karton ukuran kuarto
 Lem kertas
 Amplop

Persiapan
 Lima lembar gambar (ukuran kuarto) yang telah dipotong-potong, masukkan
ke dalam lima amplop (satu set gambar dalam satu amplop yang berbeda).
Dari setiap set, ambil beberapa potongan dan masukkan ke dalam amplop-
amplop yang lain.
 Persiapkan lima set kertas HVS atau karton kuarto, dan lem kertas.

Pelaksanaan
1. Bagi peserta menjadi lima kelompok.
2. Bagikan set gambar dan peralatan ke setiap kelompok.
3. Minta setiap kelompok untuk menyusun potongan-potongan gambar yang
ada di dalam amplop menjadi satu gambar utuh.
4. Jika ada potongan yang tidak sesuai, persilakan untuk mencari di kelompok
lain, tetapi dengan aturan harus melakukan barter dan satu potongan ditukar
dengan potongan lain.
5. Tempelkan gambar di kertas HVS atau karton.

Refleksi
Usai permainan, gali refleksi dari setiap kelompok dengan mengajukan
pertanyaan:
 Bagaimana proses kerja di kelompok?
 Adakah kesulitan saat menyusun potongan gambar?
 Bagaimana mengatasi potongan gambar yang tidak sesuai?
 Proses negosiasinya seperti apa pada saat barter potongan gambar dengan
kelompok lain?
 Apa makna permainan ini dengan sesi yang akan dilalui?

Makna
Potongan-potongan gambar itu sama halnya dengan RUK dan usulan-usulan program. Saat sendiri-sendiri
maka tidak akan mempunyai makna. Proses penyusan potongan-potongan gambar sama artinya dengan
melakukan sinkronisasi usulan kegiatan dan program sehingga mendapatkan gambaran utuh intervensi
kesehatan seperti apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan di kabupaten/kota.

84
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Sesi 3:Perumusan Fokus Arah Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota


Maksudnya adalah Dinas Kesehatan Kab/Kota harus memiliki kejelasan ke mana pembangunan kesehatan
akan diarahkan (fokus arah) dengan melihat segala persoalan yang ada, segala peluang yang tersedia, dan
potensi yang dimiliki, termasuk semua masalah yang menghambat kemajuan. Fokus arah ini penting
dirumuskan untuk menyatukan persepsi dalam organisasi Dinas Kesehatan Kab/Kota dalam rangka mencapai
dan mempertahankan kondisi pelayanan kesehatan yang optimal yang mengarah dan berorientasi pada visi
dan misi Dinas Kesehatan Kab/Kota.

Dengan demikian, secara jelas akan dapat dipahami oleh seluruh jajaran di Dinas Kesehatan kab/kota ke
mana kegiatan pembangunan kesehatan akan dipusatkan sehingga setiap program (seperti KIA, P2M, Gizi,
Penyuluhan, Kesehatan Lingkungan, dan lain-lain) dapat mengarahkan kegiatan programnya pada fokus arah
yang telah ditetapkan. Pada akhirnya, pembangunan kesehatan yang dilaksanakan akan lebih optimal dan
komprehensif.

Dengan melakukan pembahasan RUK dan usulan program-program di lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota, kemudian dirumuskan fokus arah pembangunan kesehatan untuk tahun rencana sesuai
permasalahan yang dihadapi dan ketersediaan sumberdaya, hasil fokus arah pembangunan kesehatan yang
telah dirumuskan akan digunakan untuk melakukan perbaikan terhadap Rancangan Awal Renja Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.

Contoh
Pada Pasal 8 Peraturan Gubernur NTT No. 42 tahun 2009 dinyatakan bahwa Revolusi
Kesehatan Ibu Dan Anak dilaksanakan melalui optimalisasi pemenuhan dan pemanfaatan
fasilitas kesehatan yang memadai dan siap 24 jam dan diperuntukan bagi pelayanan
kesehatan ibu dan bayi.

Dari hal tersebut dapat dianalisis, apa persoalan yang dihadapi, apa peluang yang ada, apa potensi yang
dimiliki, dan apa masalah yang kemungkinan timbul atau dihadapi di Provinsi NTT. Rumuskan dan jelaskan
apa yang akan dilakukan untuk mencapai hasil Revolusi KIA yang dimaksud. Kejelasan apa yang akan
dilakukan tahun depan dalam rangka menyukseskan Revolusi KIA. Itulah yang disebut sebagai fokus arah
kegiatan pembangunan kesehatan tahun depan. Misalnya, maksimalkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi.

Dengan demikian, semua pengelola program di Dinas Kesehatan harus menyamakan persepsinya bahwa
tahun depan pelayanan kesehatan ibu dan bayi harus dimaksimalkan. Jadi, bagi pengelola program, selain
KIA juga harus memaksimalkan pelayanan kesehatan terhadap ibu dan bayi.

Melihat kondisi penyakit malaria pada ibu dan bayi, pemberantasan penyakit malaria juga harus
dimaksimalkan. Selain itu, pelayanan gizi juga harus dimaksimalkan melalui kegiatan pemantauan status gizi
ibu dan bayi serta pemberian makanan tambahan kepada ibu dan bayi yang mengalami gizi buruk.

Pada sesi sebelumnya, peserta telah melakukan sinkronisasi usulan kegiatan. Dari proses tersebut, peserta
sudah dapat melihat permasalahan yang teridentifikasi dan langkah-langkah kegiatan untuk mengatasinya.
Di sesi ini, peserta diajak untuk merefleksikan kembali, apakah langkah-langkah tersebut sudah dapat
mengatasi persoalan yang ada, sekaligus memutuskan fokus arah kegiatan program kesehatan.

85
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Keluaran
Pernyataan dan Kesepakatan Fokus Arah Pembangunan Kesehatan Kabupaten Kota

Waktu: 2 jam

Bahan dan Alat


 Lembar permainan 3.2
 RUK Puskesmas
 Usulan Kegiatan Program Dinkes Kabupaten/Kota
 Dokumen Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota
 Renstra SKPD Kesehatan Kabupaten/Kota
 Kertas plano, spidol, penggaris panjang, laptop, dan lain-lain.

Persiapan
Pastikan Kepala Dinas Kesehatan mengikuti sesi ini untuk menjadi penengah ketika ada perbedaan yang
tajam atau perdebatan tidak berkesudahan.

Kegiatan
1) Buka sesi dan ajak peserta melakukan permainan yang tertera di Lembar permainan 3.2.
2) Lakukan refleksi dan kaitkan dengan tujuan sesi ini.
3) Bagi peserta dalam kelompok-kelompok kecil berdasarkan bidang/program yang ada di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Kepala Puskesmas dibagi merata masuk ke kelompok-kelompok tersebut.
4) Minta setiap kelompok untuk mendiskusikan permasalahan kesehatan yang ada di program/bidangnya
masing-masing dan lengkap dengan usulan kegiatan solutif dari pengelola program maupun Puskesmas.
5) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dan didiskusikan secara terbuka. Apa yang jadi
permasalahan kesehatan utama di kabupaten/kota itu? Target apa yang ingin dicapai?
6) Minta setiap kelompok untuk mendiskusikan kejelasan ke mana pembangunan kesehatan akan
diarahkan (fokus arah) dengan melihat segala persoalan yang ada, segala peluang yang tersedia, potensi
yang dimiliki, termasuk semua masalah yang menghambat kemajuan. Namanya fokus tentu tidak
terlampau banyak, sekitar 1-3 usulan saja.
7) Caranya, adalah dengan mengajak peserta melihat tujuan-tujuan Renstra SKPD Kesehatan
Kabupaten/Kota. Peserta dapat mendiskusikan, mana dari tujuan-tujuan tersebut yang akan dipilih
sebagai Fokus Arah Kegiatan SKPD Kesehatan.
8) Persilakan setiap kelompok untuk mempresentasikan usulan-usulan fokus arah kegiatan program
kesehatan. Catat rangkuman usulan di flipchart. Usulan yang sama diambil salah satu saja.
9) Lakukan diskusi terbuka. Usulan fokus arah mana yang diambil dan dijadikan kebijakan dalam
perancangan perencanaan kegiatan program kesehatan selanjutnya. Silakan pilih fokus arah kegiatan
(bisa 1-3).
10) Jika mengalami kesulitan, lakukan proses scoring atau multi voting. Setiap kelompok diminta untuk
memberi nilai pada setiap usulan fokus arah. Nilai antara 1-10.
11) Nilai dari setiap kelompok untuk setiap usulan, kemudian dijumlahkan dan dibagi jumlah kelompok
untuk mendapatkan nilai rata-rata.
12) Bandingkan total nilai rata-rata setiap usulan. Nilai tertinggi akan menjadi fokus arah terpilih.
13) Meski telah didapat usulan dengan nilai rata-rata tertinggi, minta peserta untuk memastikan dan
menyepakati pilihan terbaik. Minta Kepala Dinas untuk memberi pandangan atas pilihan tersebut.
14) Jika semuanya telah sepakat, tutup sesi dengan mengajak peserta mengucapkan salam magis.

86
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Lembar Permainan 3.2.Ada Dan Tiada


Waktu maksimal:20 menit)

Yang Diperlukan
 Satu orang fasilitator pemandu
 Daftar pertanyaan
 Kertas HVS kosong (sejumlah kelompok)
 Alat tulis

Persiapan
 Bagi peserta dalam kelompok-kelompok bermain
 Fasilitator menyiapkan daftar pertanyaan (5-20 pertanyaan)

Pelaksanaan
1. Bagikan kertas dan alat tulis ke setiap kelompok
2. Jelaskan bahwa permainan ini bersifat kompetitif, yang menang adalah yang
paling sedikit jawaban salah
3. Bacakan pertanyaan satu demi satu. Beri jeda waktu antara satu pertanyaan
dengan pertanyaan berikutnya. Misalnya, 10-15 detik
4. Minta peserta untuk mencari jawaban begitu pertanyaan selesai diajukan dan
jawaban dituliskan di kertas kosong
5. Lakukan penilaian atas jawaban peserta dan lakukan refleksi

Contoh pertanyaan
 Apa warna tegel di ruang resepsionis hotel?
 Siapa nama penerima tamu yang bertugas?
 Apa warna sepatu fasilitator?
 Apakah ada foto di dompet narasumber?
 Apa menu sarapan pagi tadi?
 Kue apa saja yang tersedia saat rehat sehat?
 Apa nama ruangan pertemuan ini?
 Dan seterusnya…

Refleksi
 Apa yang menghalangi konsentrasi kita?
 Kapan saat paling tepat kita menyadari dunia di sekitar kita?
 Bagaimana caranya agar kesadaran pada lingkungan sekeliling dapat
berpengaruh pada hubungan atau karir kita?
 Apa hubungan permainan ini dengan sesi yang akan kita jalani?

Makna
Pada saat merancang fokus arah kegiatan sebaiknya peserta menyadari situasi dan kondisi yang nyata, serta
sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan.

87
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Sesi 4:Pemilihan Strategi Pelaksanaan Fokus Arah Pembangunan Kesehatan


Kabupaten/Kota Dan Kegiatan Fokus Masing-Masing Program
Setelah merumuskan Fokus Arah Pembangunan Kesehatan maka pada sesi ini, peserta akan diajak
menentukan strategi-strategi yang tepat untuk pelaksanaannya. Hal tersebut dilakukan agar dapat
mengatasi masalah yang dihadapi termasuk kesenjangan pencapaian cakupan indikator SPM secara terpadu
dalam ruang lingkup Kabupaten/Kota. Perlu diingat bahwa strategi merupakan suatu upaya bagaimana
mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan.

Contoh
Untuk menyukseskan “Revolusi KIA” maka upaya yang dilakukan adalah menyediakan tenaga
bidan yang cukup di sarana pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan
Polindes). Jadi, strateginya dengan menambah tenaga bidan sesuai kebutuhan. Tentu ini
berkonsekuensi pada pengangkatan tenaga. Strategi lebih menekankan pada cara yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan atau langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai
tujuan.

Perlu dijelaskan bahwa proses ini tidak berarti mengabaikan RUK dan usulan program yang sudah dibuat,
tetapi justru untuk memperkaya perencanaan dengan situasi dan kondisi lapangan yang sebenarnya. Selain
itu, proses ini juga sebagai bukti bahwa semua pihak terkait dilibatkan dalam proses perencanaan strategi
dan fokus arah pembangunan kesehatan. RUK dan usulan program tetap akan menjadi bahan utama dalam
pembuatan Renja Kesehatan Kabupaten/Kota.

Keluaran
Strategi-Strategi dalam melaksanakan Fokus Arah Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota.

Waktu: 3 jam 15 menit

Bahan dan Alat


 Lembar Permainan 3.2.
 Lembar Format 3.a. Analisis Situasi dan Penentuan Strategi Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota
yang telah disesuaikan, baik tercetak maupun tersimpan dalam laptop
 Rangkuman target indikator tahun terakhir dan hasil cakupan indikator SPM tiga tahun terakhir
 Dokumen Kebijakan Perencanaan Pembangunan Kesehatan Kabupatan/Kota
 Dokumen Renstra SKPD Kesehatan Kabupaten/Kota

Persiapan
 Buatlah rangkuman target indikator tahun terakhir dan hasil cakupan indikator SPM tiga tahun
terakhir,cetak, perbanyak dan bagikan kepada peserta
 Siapkan Format 3.a. yang telah disesuaikan dalam ukuran besar (plano)

Kegiatan
1) Buka sesi dan ajak para peserta untuk melakukan permainan yang tertera pada Lembar Permainan 3.3.
2) Refleksikan permainan dan kaitkan dengan tujuan dari sesi ini.
3) Bagi peserta dalam kelompok-kelompok kecil berdasarkan program. Peserta Puskesmas dibagi secara
proporsional ke dalam kelompok program.
4) Bagikan lembar rangkuman target indikator tahun terakhir dan hasil cakupan indikator SPM tiga tahun
terakhir kepada setiap kelompok
5) Minta setiap kelompok program untuk berdiskusi merumuskan strategi pelaksanaan yang tepat untuk
mencapai arah pembangunan kesehatan yang telah disepakati fokusnya. Gunakan Format 3.a.. Ingatkan
peserta untuk memeriksa Dokumen Kebijakan Pembangunan Kesehatan, Dokumen Renstra Kesehatan,
RUK dan Usulan Program.
6) Setelah selesai, lakukan diskusi pleno. Masing-masing kelompok memaparkan strategi-strategi yang akan

88
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

dilakukan untuk meningkatkan pencapaian indikator pelayanan berdasarkan Fokus Arah Pembangunan
Kesehatan Kabupaten/Kota yang telah disepakati di sesi sebelumnya.
7) Beri kesempatan peserta lain menanggapai secara singkat presentasi kelompok.
8) Tegaskan poin-poin penting strategi yang telah dibuat kelompok-kelompok, dan tutup sesi.

Saran
 Dorong peserta untuk terlibat secara aktif karena proses ini merupakan bagian penting dalam proses
perencanaan secara keseluruhan
 Dampingi peserta pada saat diskusi kelompok maupun penyerbukan
 Ajukan pertanyaan-pertanyaan, apakah strategi-strategi yang dibuat telah memiliki daya ungkit yang
cukup besar untuk mengatasi penyebab masalah

Lembar Permainan 3.3.Lempar Koin


Waktu maksimal:20 menit

Yang Dipersiapkan
 Satu orang fasilitator pemandu
 Satu orang penjaga waktu
 Tim pengawas permainan (jumlahnya tergantung jumlah kelompok)
 Mangkuk (masing-masing kelompok mendapat 4 buah)
 Uang koin (satu kelompok mendapatkan 10 koin)

Persiapan
 Siapkan arena permainan. Bariskan mangkuk setiap kelompok dengan jarak
masing-masing 70-100cm
 Buat garis lempar dengan jarak 100cm dari mangkuk terdepan
 Buat tulisan target dan letakkan di depan mangkuk-mangkuk. Mangkuk
pertama pasang tulisan 5000, mangkuk
 kedua=10.000, mangkuk ketiga=20.000 dan mangkuk keempat=40.000

Pelaksanaan
1. Ajak seluruh peserta mendekat ke arena permainan. Minta setiap kelompok
menghadapi barisan mangkuk yang telah dijajarkan.
2. Bagikan uang koin, masing-masing kelompok mendapat 10 koin
3. Tugas setiap kelompok adalah memasukkan koin ke mangkuk-mangkuk
yang ada di depan mereka, tapi kaki tidak boleh melewati garis lempar yang
ada.
4. Setiap kelompok harus mendapatkan minimal 125.000
5. Persilakan kelompok untuk membicarakan strategi yang akan ditempuh.
6. Beri aba-aba memulai permainan secara bersamaan dengan waktu yang
tersedia hanya 5 menit saja
7. Hentikan permainan jika waktu telah habis, hitung perolehan nilai setiap
kelompok dan lakukan refleksi

Refleksi
 Apa strategi setiap kelompok?
 Bagaimana proses pelaksanaan strategi?
 Apakah strategi sesuai dengan kenyataan?
 Apa makna permainan ini jika dikaitkan dengan sesi berikut?

Makna
Untuk meraih mencapai target indikator pelayanan kesehatan, perlu dirancang strategi-strategi yang tepat
dari semua pihak. Agar tidak salah, strategi-strategi tersebut harus berdasarkan pengalaman terbaik selama
ini.

89
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Lembar Format 3.a.


Analisis Situasi dan Penentuan Strategi Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota

Fokus Arah Pengembangan


No Jenis Indikator Pelayanan Strategi dan Kegiatan Fokus
Kesehatan
(1) (2) (3) (4)

Sesi 5:Penandatanganan Kesepakatan Dokumen Fokus


Hasil kerja dua sesi sebelumnya sangat penting karena menjadi arah dari proses perencanaan pembangunan
kesehatan kabupaten/kota selanjutnya. Untuk itu, perlu komitmen tertulis dari semua pihak untuk tetap
mengacu pada Fokus Arah Pembangunan Kesehatan dan Strategi Pelaksanaannya.

Keluaran
Dokumen Fokus Arah Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota dan Strategi Pelaksanaannya yang telah
ditandatangani.

Waktu: 1 jam 15 menit

Bahan dan Alat


 Pernyataan dan kesepakatan Fokus Arah Kegiatan Program Kesehatan Kabupaten Kota
 Strategi-Strategi Peningkatan Capaian Cakupan Indikator SPM, terangkum dalam Format A1

Persiapan
 Panitia merangkum hasil kerja dua sesi sebelumnya dalam satu berkas dokumen, dicetak dua berkas, dan
siap ditandatangani peserta
 Siapkan meja cukup panjang untuk meletakkan lembaran-lembaran dokumen yang akan ditandatangani
seluruh peserta
 Pilih (dan gubah) lagu yang sesuai untuk merayakan proses penandatangan dokumen. Siapkan teks lagu
di slide presentasi untuk ditayangkan

Pelaksanan
1) Buka sesi, lakukan permainan penyemangat
2) Jelaskan, di sesi ini seluruh peserta akan menandatangani dokumen Fokus Arah Kegiatan dan Strategi
Program Kesehatan Kabupaten/Kota
3) Bacakan isi dokumen. Kalau perlu tayangkan menggunakan slide presentasi
4) Jika telah disepakati, lakukan proses penandatangan
5) Persilakan para peserta untuk membubuhkan tanda tangan di setiap halaman dokumen.
6) Jika sudah selesai, ajak peserta untuk bernyanyi bersama untuk merayakan kesepakatan yang diambil.
7) Tutup sesi

Saran
 Pada saat pembacaan dokumen, jika ada perubahan, dokumen dicetak ulang
 Sambil berproses menandatangani dokumen, lagu yang akan dinyanyikan bersama bisa diputar
berulang-ulang.
 Selain untuk menyemarakkan suasana, juga agar peserta mengenal dan menghafal nada-naga lagu

90
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Evaluasi
Evaluasi diperlukan agar fasilitator dan panitian penyelenggara mendapat masukan tentang kualitas
pertemuan sehingga menjadi bahan perbaikan di masa datang. Evaluasi dapat dilakukan secara partisipatif,
melibatkan seluruh peserta, namun dilakukan secara singkat.

Keluaran
Persepsi peserta atas pertemuan

Waktu: 15 menit

Bahan dan Alat


 Lembar evaluasi partisipatif
 Post it kecil

Persiapan:
 Buatlah lembar evaluasi partisipatif dengan menggunakan format seperti contoh
 Siapkan post it kecil

Kegiatan
1) Tempelkan lembar evaluasi partisipatif yang telah dipersiapkan sebelumnya.
2) Bagikan post it kepada setiap peserta. Setiap peserta mendapatkan empat helai.
3) Persilakan peserta untuk menempelkan post it di kolom-kolom penilaian yang tersedia.
4) Rangkum perolehan evaluasi di setiap kolom.
5) Beri kesempatan kepada beberapa peserta untuk mengungkapkan alasannya mengapa menempelkan
post it di kolom-kolom tertentu. Upayakan perwakilan dari setiap kolom.
6) Catat alasan peserta di flipchart yang akan dimasukkan ke dalam laporan penyelenggaraan pertemuan
oleh panitia.
7) Simpulkan hasil evaluasi.
8) Tutup sesi.

Saran:
 Dorong peserta untuk jujur dalam menilai demi perbaikan kualitas pertemuan pada masa mendatang
 Fasilitator tidak boleh memengaruhi peserta dalam menempelkan penilaian mereka.

Lembar Format Evaluasi Partisipatif

Kriteria Sangat Bagus Bagus Biasa Saja Tidak Bagus


Hasil
Proses
Akomodasi

91
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

4. Rapat Koordinasi Kesehatan Daerah (RAKOEKESDA) I


Kabupaten/Kota Untuk Perencanaan
Pertemuan ini bertujuan untuk mempertajam Fokus Arah Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota
dan membangun kesepakatan dengan lintas program, sektor, dan mitra terkait sebagai bahan masukan
untuk Rancangan Renja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kesepakatan yang dibangun antara lain
memperhitungkan kebutuhan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dan kebutuhan kelompok
rentan lainnya sehingga intervensi program sesuai kebutuhan pihak-pihak tersebut.
Pertemuan ini sengaja dibuat agar program kesehatan terintegrasi, terpadu, dan saling mendukung
sehingga dapat menyelesaikan masalah kesehatan secara bersama-sama. Kesepakatan tersebut akan dibuat
tertulis dan dikirimkan ke setiap sektor dan mitra terkait.

Keluaran
 Rancangan Renja Terpadu Responsif Gender Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
 Kesepakatan tertulis peran lintas program, sektor, dan mitra terkait.

Persiapan Penyelenggaraan Pertemuan


Tim penyelenggara perlu memberi tahu Kepala Bappeda Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menyajikan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Daerah. Pemberitahuan
ini paling tidak disampaikan seminggu sebelum kegiatan.
Undangan untuk peserta pertemuan juga dikirimkan satu minggu sebelum pelaksanaan pertemuan.
Meskipun peserta hadir sesuai tupoksi staf, diharapkan keterwakilan perempuan menjadi perhatian agar
seimbang. Selain itu, juga disertakan topik-topik Fokus Arah Pembangunan Kesehatan yang akan dibahas dan
diharapkan kotribusi lintas sektor dan mitra terkait.
Jumlah peserta pertemuan berkisar antara 30-50 orang sehingga dibutuhkan ruangan yang cukup
besar untuk dapat menampung seluruh peserta. Sehari sebelumnya, tim fasilitator dan penyelenggara
pertemuan perlu bertemu untuk berbagi peran, menyiapkan ruangan, tata letak tempat duduk, dokumen
acuan hasil pertemuan sebelumnya (Rumusan Fokus Arah Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota) untuk
dibagikan ke peserta, dekorasi ruangan, alat tulis, dan peralatan fasilitasi. Panitia penyelenggara juga perlu
menyiapkan kain bertuliskan komitmen peserta untuk mendukung pembangunan kesehatan kabupaten/kota
yang akan ditandatangani semua peserta pada akhir pertemuan.

Bahan dan Alat


 Dokumen Fokus Arah dan Penentuan Strategi
 Rancangan Awal Renja Kesehatan Kabupaten/Kota
 Dokumen Renstra SKPD Kesehatan
 Dokumen Kebijakan-Kebijakan Kesehatan Tingkat Nasional dan Provinsi
 Format-format yang diperlukan
 Alat fasilitasi

92
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Agenda RAKOEKESA I

Hari 1
Waktu Kegiatan Pelaksana
08:00 - 08:30 Registrasi dan Pembukaan Panitia
08.30 - 10.00 Orientasi dan Bina Suasana Fasilitator
10.00 - 10.15 Rehat Sehat
10.00 - 12.30 Sesi 1: Gambaran Kebijakan Pembangunan  Ka.Bappeda Kab./Kota
Daerah dan Pembangunan Kesehatan  Ka.Dinkes Prov
 Ka.Dinkes Kab.Kota
 Kepala BPP Kab/Kota
 Fasilitator (Host)
12.30 - 13.30 Rehat Siang
13.30 - 15.00 Sesi 2: Pembahasan Topik Fokus dan Peran Fasilitator
Lintas Sektor
15.00 - 15.15 Rehat Sehat
15.15 - 16.45 Lanjutan Pembahasan Topik Fokus… Fasilitator
16.45 - 17.00 Umpan Balik Harian Fasilitator

Hari 2
Waktu Kegiatan Pelaksana
08.00 - 08.30 Ulasan dan Prawacana Fasilitator
08.30 - 10.00 Lanjutan Pembahasan Topik Fokus… Fasilitator
10.30 - 10.45 Rehat Sehat
10.45 - 12.30 Lanjutan Pembahasan Topik Fokus… Fasilitator
12.30 - 13.30 Rehat Siang
13.30 - 15.00 Sesi 3:
Pembacaan dan Penandatangan Kesimpulan Fasilitator
15.00 - 15.30 Evaluasi dan Penutupan Fasilitator

Panduan Pelaksanaan

Sesi Pencairan
Registrasi dan Pembukaan
Registrasi dan pembukaan formal adalah kegiatan rutin dan bersifat seremonial. Registrasi untuk
memastikan kehadiran peserta. Sementara pembukaan dilakukan untuk menandai bahwa secara resmi
pertemuan telah dimulai. Pada saat sambutan dari pejabat (Bupati atau Kepala Dinas Kesehatan), sebelum
pertemuan resmi dibuka, ada baiknya untuk disampaikan proses yang telah dilalui sebelum sampai pada
pertemuan ini, yaitu mengemukakan tahap-tahap perencanaan kesehatan terpadu ini. Selain itu, dipaparkan
pula pendekatan responsif gender yang digunakan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran.

Orientasi dan Bina Suasana


Pertemuan ini menghadirkan peserta multipihak. Dengan demikian, menjadi penting untuk membangun
suasana pertemuan yang positif dan kondusif. Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan saat melakukan
orientasi dan bina suasana.

93
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Sapaan Pembuka dan Perkenalan


Pada kegiatan pembukaan, suasana formal pasti melingkupi peserta. Ada baiknya di awal kegiatan Orientasi
dan Bina Suasana, fasilitator menyapa peserta dengan salam pembuka yang dapat mencairkan suasana.
Salah satunya adalah dengan mengajak peserta untuk membuat ‘salam magis’ yang menyenangkan.

Caranya dengan mengajak peserta menjawab salam fasilitator dengan kata-kata atau kalimat yang
menerbitkan antusiasme dan kegembiraan. Misalnya, menjawab sapaan “selamat pagi” dengan “mari om
dan tante” atau “selamat siang” dengan “maju terusss”, dan seterusnya. Upayakan jawaban salam fasilitator
dari peserta. Jika ada beberapa usulan, ambil kesepakatan secara aklamasi. Salam ini digunakan terus
sepanjang pertemuan.

Perkenalan pertama dilakukan oleh fasilitator yang menjelaskan nama dan latar belakangnya. Jika tidak
sendirian, tim pun perlu memperkenalkan diri. Setelah itu, baru perkenalan para peserta. Untuk perkenalan
peserta bisa digunakan cara-cara yang dinamis. Salah satunya adalah dengan metode “Cocktail Party”
sebagai berikut (boleh yang lainnya):

1) Siapkan gelas pesta sejumlah peserta.


2) Isi gelas dengan minuman berwarna.
3) Ajak setiap peserta untuk mengambil sebuah gelas.
4) Minta seluruh peserta berkumpul di tengah ruangan.
5) Persilakan peserta untuk berkenalan dan berbincang-bincang mencari tahu latar belakang atau hal-hal
menarik dari peserta lain. Minta peserta untuk mencari orang-orang yang belum (terlalu) dikenal. Setiap
peserta harus berkenalan, minimal dengan tiga orang peserta lainnya.
6) Sambil berkenalan, persilakan peserta untuk menikmati minuman yang ada di gelas, seperti layaknya
dalam sebuah pesta.
7) Jika waktunya telah habis (sekitar 15 menit), mintalah 2-3 orang peserta untuk bercerita tentang orang-
orang yang tadi diajak berbincang-bincang.
8) Ajak seluruh peserta untuk refleksi dengan menjawab pertanyaan: “Hal apa yang menarik menurut
mereka?”,“Hal apa yang membuat mereka tidak nyaman?”, dan “Apa makna perkenalan ini untuk
mereka?”
9) Simpulkan jawaban-jawaban dari peserta.

Penjelasan Tujuan dan Alur Proses


Peserta di awal pertemuan perlu mendapat gambaran tentang tujuan pertemuan dan cara mencapai tujuan
tersebut. Dengan menjelaskan tujuan dan alur proses pertemuan, fasilitator akan membantu peserta
membangun kerangka berfikir sehingga dapat menyiapkan diri untuk mencapai tujuan tersebut pada sesi-
sesi yang dilewati. Cara menjelaskannya bisa menggunakan pelbagai cara. Paling sederhana dengan slide
presentasi. Tapi, bisa juga dengan flipchart, bagan alur proses yang ditempelkan di dinding, atau cara-cara
lain yang kreatif. Apapun cara yang dipilih, yang penting peserta mendapatkan informasi dan penjelasan
yang cukup.

94
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Sesi 1:Gambaran Kebijakan Pembangunan Daerah Dan Pembangunan Kesehatan


Sesi ini penting agar peserta memiliki visi yang sama terhadap kebijakan pembangunan daerah dan
kesehatan di kabupaten/kota. Sehingga, peserta dapat berkontribusi secara aktif dan memberikan dukungan
pada proses perencaanaan program kesehatan terpadu yang responsif gender.

Sesi ini menggunakan metode talk show dengan narasumber Kepala Bappeda Kabupaten/Kota, Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan
Kabupaten/Kota dengan fasilitator sebagai host. Apabila dibutuhkan, dapat ditambahkan narasumber lain
yang berkompenten.

Waktu: 2 jam

Bahan dan Alat


 Berkas slide presentasi narasumber untuk dibagikan ke peserta sebelum talkshow dimulai
 Lembar Daftar Pertanyaan
 Alat presentasi
 Furnitur untuk talk show
 Pengeras suara

Persiapan
Topik yang disampaikan narasumber dalam talk show sebaiknya berhubungan dengan Fokus Arah
Pembangunan Kesehatan yang memperhatikan responsif gender (upaya program dan kegiatan yang
mencoba untuk menjawab persoalan dan kebutuhan yang berbeda antara perempuan dan laki-laki, serta
kelompok berbeda atau rentan lainnya). Fasilitator perlu menjelaskan hal tersebut pada narasumber
sebelum kegiatan dilaksanakan atau pada saat penyiapan materi/makalah yang akan dipresentasikan, paling
tidak seminggu sebelumnya. Hal ini juga bisa dilakukan secara bersamaan pada saat panitia mengirimkan
surat permohonan narasumber dengan melampirkan topik materi dan jadwal kegiatan.

Kegiatan
1. Pada saat rehat pasca pembukaan, fasilitator bersama panitia penyelenggara segara menata meja dan
kursi yang dibutuhkan dalam format talk show (formasi setengah lingkaran)
2. Sapalah para peserta dengan gaya yang popular. Bisa menirukan gaya pembawa acara talk show di
televisi.
3. Jelaskan tujuan sesi dan metode talk show yang akan digunakan
4. Persilakan narasumber tampil dan duduk di kursi (sebaiknya mebel), mulai dari Kepala Bappeda
Kab./kota, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Kepala
Badan Pemberdayaan Perempuan .
5. Anda bisa berkreatifitas. Bisa mempersilakan narasumber untuk presentasi singkat (5-10 menit) secara
bergantian. Atau, bisa juga, langsung mengajukan pertanyaan ke masing-masing narasumber.
6. Buka sesi tanya jawab dengan mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan atau penyataan
pada narasumber
7. Jaga diskusi agar tetap fokus pada topik Pembangunan Daerah dan Kesehatan Terpadu Responsif
Gender.
8. Jika memungkinkan, dapat gunakan sajian musik untuk menyelingi atau mengiringi talkshow dengan
sajian musik.
9. Di akhir talk show, sampaikan poin-poin penting dari diskusi
10. Ucapkan terima kasih kepada narasumber dan para peserta yang telah aktif berpartisipasi, sebelum
menutup talkshow.

Saran
 Terlebih dulu beri tahu narasumber tentang metode talkshow yang akan digunakan agar narasumber
dapat bersiap diri. Selain itu, diskusikan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.
 Fasilitator memegang peran utama dalam proses talkshow ini, baik dalam menjaga fokus,
mengembangkan diskusi, mencairkan suasana, maupun mengendalikan waktu.

95
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

 Sebaiknya fasilitator menyiapkan daftar pertanyaan.


 Fasilitator perlu mendalami topik yang dibahas dalam talkshow

Sesi 2:Pembahasan Fokus Arah Dan Peran Multisektor


Pada pertemuan sebelumnya, telah dihasilkan topi-topik fokus arah pembangunan kesehatan
kabupaten/kota dan strategi-strategi pelaksanaannya. Pada sesi ini, para peserta diajak untuk melihat
kembali topik-topik tersebut, mendiskusikan, dan mempertajamnya. Para peserta, dengan latar belakang
lintas program dan lintas sektor serta mitra terkait, juga diajak untuk ikut berpartisipasi dengan
menambahkan peran apa yang dapat dilakukan oleh setiap pihak untuk menyukseskan implementasi
program pembangunan kesehatan tersebut.

Keluaran
Format 4a: Daftar Kegiatan Strategis Program Kesehatan dan Peran Multisektor (terisi)

Waktu: 3 jam

Bahan dan Alat:


 Lembar Permainan 4.1
 Lembar Format 4.a. Daftar Kegiatan Strategis Program Kesehatan dan Peran Multisektor (kosong)
 Dokumen fokus arah kegiatan program kesehatan kabupaten/Kota untuk bahan diskusi
 Rancangan RKPD Kabupaten/Kota tahun yang akan datang
 Kebijakan pembangunan kesehatan dan kebijakan pembangunan SKPD terkait di kabupaten/kota
 Meja dan kursi yang telah ditata dalam beberapa kelompok (sesuai topik bahasan)
 Kertas plano, spidol, penggaris panjang,
 Laptop di setiap kelompok
 Printer

Persiapan
Sebelum sesi dimulai, meja dan kursi telah ditata dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Sejumlah topik
yang akan dibahas juga disiapkan. Peralatan kerja peserta sebaiknya telah disiapkan di atas meja. Hasil kerja
kelompok terbagi dalam dua bentuk: tertulis di kertas plano dan termuat di fail formulir yang telah
disediakan.

Hasil di kertas plano digunakan untuk kepentingan presentasi. Sedangkan fail formulir akan dicetak untuk
kemudian ditandatangani masing-masing perwakilan sektor dan mitra yang kemudian akan diperbanyak dan
dikirimkan ke masing-masing pihak sebagai dokumen pertemuan. Fasilitator harus mengingatkan kelompok
untuk memilih anggota yang bertanggung jawab mengisi formulir di laptop berdasarkan hasil diskusi
kelompok yang dituliskan ke kertas plano.

Kegiatan
1) Buka sesi dengan mengajak peserta melakukan permainan sesuai yang tertera di Lembar Permainan 4.1.
2) Refleksikan permainan dan kaitakan dengan sesi ini.
3) Bagilah peserta dalam kelompok-kelompok kecil berdasarkan topik Program Layanan Kesehatan yang
akan dibahas. Pembagian anggota kelompok berdasarkan relevansi bidang kerja mereka dengan topik
yang dibahas.Misal, kelompok Topik Kesehatan Ibu dan Anak akan beranggotakan Kasi KIA,
Pemberdayaan Perempuan (BPP),KB, BKKBN dan mitra yang bekerja di bidang KIA.
4) Pembagian kelompok dapat menggunakan metode yang atraktif dan dinamis.
5) Setelah kelompok terbentuk, bagikan berkas Dokumen Fokus Arah Kegiatan Program Kesehatan kepada
setiap kelompok.
6) Minta kelompok untuk membaca Dokumen Fokus Arah Kegiatan Program Kesehatan dan kemudian
mendiskusikan kegiatan-kegiatan strategis dan peran apa saja yang bisa dilakukan oleh para peserta
multisektor untuk mendukung tercapainya strategi untuk menyelesaikan masalah yang ada dan
pecapaian target Indikator Pelayanan Kesehatan.
7) Ingatkan kegiatan-kegiatan yang dirancang harus selalu memiliki perspektif responsif gender

96
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

8) Minta peserta menuliskan hasil diskusi dalam Format 4.a. di kertas plano yang telah disediakan
9) Minta peserta untuk memasukkan hasil diskusi tersebut ke dalam fail formulir yang ada di laptop
10) Lakukan proses presentasi dan penyerbukan. Dan, diskusi pleno.
11) Lakukan perbaikan jika ada masukan, perbaikan, atau tambahan dari kelompok lain.
12) Jika waktu telah habis namun peserta belum selesai, diskusi dapat diteruskan pada malam hari atau
keesokan harinya (tergantung kesepakatan).
13) Tutup sesi dengan penekanan pada poin-poin penting dalam sesi ini

Saran
 Pada saat membagi kelompok, jika menggunakan permainan, tupoksi anggota setiap kelompok terkait
dengan topik yang akan dibahas
 Pada saat mendiskusikan kegiatan-kegiatan, ingatkan peserta untuk membuat kegiatan yang benar-
benar strategis untuk mencapai tujuan. Perincian kegiatan dapat dilakukan peserta pada saat mereka
membuat Renja di masing-masing sektor.
 Fasilitator harus memastikan hasil diskusi telah diketik dalam formulir di laptop secara lengkap begitu
diskusi kelompok dinyatakan selesai.
 Setelah diskusi kelompok, proses selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja. Proses itu
akan dilakukan pada hari kedua.

Lembar Permainan 4.1.Membuat Jerapah


Waktu maksimal:20 menit

Hal yang diperlukan:


 Satu orang fasilitator pemandu
 Satu lembar kertas plano untuk setiap kelompok

Persiapan:
Tidak ada

Pelaksanaan:
1. Bagikan selembar kertas plano ke setiap kelompok.
2. Minta setiap kelompok untuk membuat bentuk jerapah dengan cara
menyobek kertas plano tersebut.
3. Jelaskan aturan main: setiap orang dalam kelompok hanya boleh
menyobek satu kali dan kemudian diteruskan oleh teman lain yang
berada di sebelahnya.
4. Lakukan permainan.
5. Lakukan refleksi.

Refleksi:
 Bagaimana proses pembuatan jerapah pada setiap kelompok?
 Apakah peran penyobek pertama?
 Siapakah yang sangat membantu?
 Siapakah yang menyulitkan?
 Apakah peran penyobek terakhir?
 Apakah kaitan permainan dengan sesi yang akan dijalani?

Makna:
Fokus pada tujuan dan keterlibatan peran multipihak akan sangat
membantu upaya pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota

97
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Format 4.a.
Daftar Kegiatan Strategis Program Kesehatan Dan Peran Multisektor

Jenis Indikator Kebijakan Program Kegiatan Lintas Kegiatan Mitra


No Strategi
Pelayanan Dinas Kesehatan Sektor Terkait
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A Kegiatan Dalam Rangka Mempertahankan Pelayanan Kesehatan
1 a. 1) 1) 1)
2) 2) 2)
b. 1) 1) 1)
2) 2) 2)
2 a. 1) 1) 1)
2) 2) 2)
b. 1) 1) 1)
2) 2) 2)

B Kegiatan yang perlu dilanjutkan

C Kegiatan Inovasi/Baru

Sesi 3:Pembacaan Dan Penandatanganan Kesimpulan


Pada rancangan agenda, sesi ini sengaja diletakkan setelah rehat siang. Tujuannya, memberi kesempatan
pada panitia untuk menyatukan hasil kerja semua kelompok menjadi satu dokumen utuh, kemudian
mencetaknya menjadi dua berkas untuk ditandatangani semua peserta setiap halamannya.

Pada sesi ini juga akan dibacakan anggota Tim Perencana Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang akan
membuat Renja SKPD kesehatan berdasarkan dokumen yang telah dihasilkan dan disepakati bersama.
Pastikan telah ada Surat Keputusan Penunjukan Anggota Tim Perencana Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dari Kepala Dinas Kesehatan.

Keluaran
Dokumen Daftar Kegiatan Strategis Program Kesehatan dan Peran Multisektor yang telah ditandatangani
semua peserta pertemuan.

Waktu: 1 jam

Bahan dan Alat


1) Dokumen Daftar Kegiatan Strategis Program Kesehatan dan Peran Multisektor (dua berkas)
2) Fail digital Dokumen Daftar Kegiatan Strategis Program Kesehatan dan Peran Multisektor untuk
kepentingan presentasi
3) Dokumen Daftar Anggota Tim Perencana
4) Alat presentasi (LCD, layar, laptop, dll)
5) Meja panjang untuk tanda tangan dokumen

Persiapan
Hasil kerja kelompok telah disatukan dalam satu dokumen dan dicetak dalam dua berkas, siap untuk
ditandatangani

98
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Kegiatan
1) Buka dan jelaskan tujuan sesi ini.
2) Tayangkan fail dokumen di layar.
3) Baca dokumen yang sudah tercetak.
4) Baca satu bagian demi satu bagian dan beri kesempatan peserta untuk memahami atau memberikan
klarifikasi
5) Jika ada klarifikasi atau perbaikan, minta persetujuan seluruh peserta (aklamasi) dan langsung lakukan
perbaikan di fail digital
6) Segera cetak ulang bagian yang mengalami perbaikan.
7) Jika semua telah sepakat, minta perwakilan program Dinkes, lintas sektor dan mitra untuk
membubuhkan tandatangan di setiap halaman dokumen (dua berkas).
8) Upayakan pihak Dinkes yang menandatangi adalah mereka yang nantinya akan dipilih sebagai anggota
Tim Perencana.
9) Jika sudah selesai, sampaikan bahwa berkas dokumen ini akan diperbanyak dan dikirimkan pada semua
program, lintas sektor dan mitra yang telah menandatanganinya paling lambat satu minggu setelah
pertemuan ini selesai.
10) Beri kesempatan kepada pejabat tertinggi Dinkes yang hadir pada pertemuan ini (sebaiknya Kepala Dinas
Kesehatan) untuk membacakan Surat Keputusan terkait Penunjukan Anggota Tim Perencana Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
11) Sebagai akhir acara, ajak semua peserta untuk menandatangani kesepakatan bersama sebagai jaminan
komitmen mereka untuk mendukung pembangunan kesehatan di kabupaten/kota. Contoh kalimat
pernyataan kesepakatan bersama (bisa ditulis di atas kain).


KESEPAKATAN BERSAMA
Kami yang bertanda tangan di bawah ini bersepakat dan
berkomitmen untuk meningkatkan pembangunan kesehatan di
Kabupaten/Kota ….. demi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
(Tempat dan tanggal)

12) Tutup Sesi

Saran
Tim Perencana sebaiknya beranggotakan staf dari Unit Perencanaan dan perwakilan setiap program di Dinas
Kesehatan.

Evaluasi Dan Penutupan


Untuk mengakhiri pertemuan, lakukan proses evaluasi dan pentupan formal. Ada banyak cara untuk
melakukan evaluasi. Anda bisa memilihnya. Salah satu yang bisa digunakan dalam pertemuan ini adalah
evaluasi dengan cara cepat, yaitu bagikan dua lembar kertas kosong (kalau bisa dengan warna berbeda)
kepada setiap peserta.

Di kertas pertama, mintalah peserta untuk menuliskan hal-hal yang dianggap telah baik dan perlu
dipertahankan. Sementara di kertas kedua, mintalah peserta untuk menuliskan hal-hal yang perlu diperbaiki.

Acara penutupan resmi dapat dilakukan dengan sederhana dan singkat. Cukup dengan sambutan dari
pejabat Dinas Kesehatan eselon tertinggi dan pernyataan penutupan secara resmi. Kalau dianggap perlu,
bisa juga ditambahkan kesan pesan dari perwakilan peserta dan pembacaan doa.

99
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

5. Penyempurnaan Rancangan Renja Terpadu Dinas


Kesehatan Kabupaten/Kota
Dalam pertemuan Rapat Koordinasi Kesehatan Daerah (Rakorkesda) I, Tim Perencana telah dibentuk.
Tugas Tim ini adalah membuat Rancangan Renja Terpadu Responsif Gender (Format 5.a.). Bahan-bahannya
adalah dokumen- dokumen yang dihasilkan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, yaitu:
 Dokumen Daftar Kegiatan Strategis Program Kesehatan Kabupaten/Kota (hasil Rakorkesda I, Februari)
 Dokumen Fokus Arah Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota (Hasil Pertemuan Fokus Arah
 Pembangunan Kabupaten/Kota, Februari)
 Dokumen RUK Puskesmas (Pertemuan Fasilitasi dan Pendampingan Penyusunan RUK Puskesmas,
Januari)
 Dokumen Rancangan Awal Renja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Lokakarya Penyusunan Rancangan
 Awal Renja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Desember)

Hasil kerja Tim Perencana kemudian dibawa ke Pertemuan Penyempurnaan Rancangan Renja Terpadu
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang idealnya diselenggarakan pada awal Maret atau sebelum
pelaksanaan Forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten/Kota. Pertemuan ini juga menjadi ruang untuk
menyesuaikan kegiatan dengan pagu anggaran sementara yang dialokasikan (sesuai KUA-PPAS tahun
perencanaan). Hasil dari pertemuan penyempurnaan ini akan menjadi bahan dalam pembahasan Forum
SKPD dan Musrenbang.
Para peserta yang mengikuti pertemuan ini adalah Tim Perencana (yang telah dipastikan menyertakan
keterwakilan perempuan) yang berasal dari Unit Perencanaan dan perwakilan pengelola program di Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota. Mereka telah mendapatkan surat penugasan atau penunjukan dari Kepala
Dinas Kesehatan.

Waktu: 2 (dua) hari

Keluaran
Rancangan Renja Terpadu Responsif Gender Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Format 5.a.)

Persiapan Penyelenggaraan Pertemuan


Pertemuan ini lebih bersifat sebagai pertemuan penyempurnaan. Sebelum pertemuan ini diadakan,
Tim Perencana sebaiknya telah bekerja untuk membuat Rancangan Renja Terpadu Dinas Kesehatan
Kabupaten Kota. Rancangan itu yang kemudian dibahas dan diverifikasi pada pertemuan ini.
Fasilitator berkomunikasi dengan panitia penyelenggara (unit perencanaan Dinkes Kab/kota) untuk
membicarakan hal-hal teknis terkait dengan penyelenggaraan pertemuan. Misalnya, terkait tempat,
konsumsi, dan alat dan bahan yang diperlukan. Fasilitator juga mengingatkan panitia terkait surat penugasan
atau surat penunjukan dari kepala dinas untuk para peserta pertemuan. Apabila belum ada, mintalah panitia
untuk segera mengurusnya.

Bahan/Alat
 Rancangan Awal Renja Terpadu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
 Dokumen Usulan Kegiatan Program Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
 Dokumen RUK Puskesmas
 Dokumen Fokus Arah Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota
 Dokumen Daftar Kegiatan Strategis Program Kesehatan Kabupaten/Kota
 Dokumen Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota
 Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
 ATK, papan flipchart, kertas plano, laptop setiap peserta, dan lain-lain.

100
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Agenda Penyempurnaan Rancangan Renja Terpadu

Waktu Kegiatan Pelaksana


08.00 - 08.30 Registrasi Peserta Panitia
08.30 - 09.00 Pembukaan dan Orientasi Pertemuan
09.00 - 10.00 Arahan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Kepala Dinas
Kesehatan Kabu./Kota
10.00 - 10.15 Rehat Sehat Panitia
10.15 - 12.30 Formulasi Dokumen Hasil Rakorkesda I ke Format Renja Fasilitator
Terpadu Responsif Gender sesuai Kelompok Program
12.30 - 13.30 Rehat Siang Panitia
13.30 - 15.00 Lanjutan Formulasi… Fasilitator
15.00 - 15.15 Rehat Sehat Panitia
15.15 - 16.45 Presentasi dan Diskusi Hasil Formulasi Fasilitator
16.45 - 17.00 Umpan Balik Harian/Evaluasi dan Penutupan Fasilitator

Kegiatan
1) Peserta mengisi formulir registrasi yang telah disediakan panitia.
2) Buka pertemuan dengan mengucapkan salam, menjelaskan tujuan, alur proses, dan norma pertemuan.
3) Tegaskan pentingnya menggunakan bahan dokumen hasil pertemuan Rakokesda I sebagai bahan acuan
utama dalam menyusun Draft Dokumen Renja.
4) Persilakan kepala Dinas untuk memberikan arahan kepada para peserta pertemuan. Arahan sebaiknya
sudah menjelaskan pentingnya perencanaan yang responsif gender dengan memunculkan indikator
untuk mendukung pernyataan tersebut.
5) Fasilitator mengucapkan terima kasih atas arahan Kepala Dinas dan mempersilakan Kepala Dinas untuk
meninggalkan ruang pertemuan jika ada agenda kegiatan lain yang harus dilakukan.
6) Fasilitator membagikan dokumen hasil pertemuan Rakokesda I kepada para peserta dan menyiapkan
dokumen-dokumen hasil pertemuan lain sebelumnya sebagai bahan referensi jika dibutuhkan.
7) Jika draft awal telah tersedia, mintalah para peserta untuk mencermati kembali detil-detil data yang
telah diisikan. Jika ada keraguan akan data isian, peserta dapat mencari informasi pada berkas-berkas
dokumen yang tersedia. Ajaklah peserta untuk mendiskusikan setiap keraguan dan perubahan yang
perlu dilakukan.
8) Jika draft awal tidak ada, mintalah peserta untuk memindahkan program dan kegiatan yang ada di
Dokumen Daftar Kegiatan Strategis Pembangunan Kesehatan Kabupaten/Kota (Hasil Rakorkesdas I) ke
Format Renja Terpadu Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan bidang program masing-masing.
9) Fasilitator harus mengingatkan peserta untuk tidak menambahkan atau mengurangi kegiatan-kegiatan
strategis yang telah dirancang pada Rakokesda I. Hal yang bisa dilakukan lebih bersifat perincian sub-sub
kegiatan, detil data, dan perbaikan redaksional.
10) Jika pagu anggaran sementara telah keluar, para peserta dapat mendiskusikan penyesuaian-penyesuaian
kegiatan berdasarkan anggaran yang telah dialokasikan.
11) Jika telah selesai, format dikumpulkan ke unit perencaan dan dikompilasi menjadi sebuah dokumen
renja terpadu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
12) Unit perencanaan mempresentasikan hasil kompilasi kegiatan program (yang telah dipastikan responsif
gender) ke seluruh peserta pertemuan. Apabila ada yang kesalahan, saat itu juga diperbaiki dan
disesuaikan.
13) Jika telah disepakati oleh para peserta, dokumen lalu dicetak dan ditandatangi pada lembar khusus yang
tersedia, serta diparaf pada setiap halaman dokumen oleh seluruh anggota Tim Perencana.
14) Dokumen draft Renja ini kemudian akan dibawa oleh Unit Perencanan dalam pertemuan Forum SKPD
dan Musrenbang Kabupaten.
15) Pada akhir pertemuan, sebaiknya dilakukan proses evaluasi dan pernyataan bahwa pertemuan ditutup.

101
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Rumusan Rencana Kegiatan SKPD Tahun …….. dan Perkiraan maju Tahun ……..
Provinsi/Kabupaten/Kota: …………………..

Nama SKPD:……………………………………………… Lembar:….. dari ….

Urusan/Bidang Prakiraan Maju


Rencana Tahun ….. (Tahun Rencana)
Urusan Rencna Tahun ….
Indikator Kinerja Catatan
Kode Pemerintahan Target Kebutuhan Target Kebutuhan
Program/Kegiatan Sumber Penting
daerah Dan Lokasi Capaian Dana/Pagu Capaian Dana/Pagu
Dana
Program/Kegiatan Kinerja Indikatif Kinerja Indikatif
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
x xx xx xx

Catatan
Isikan angka tahun rencana, nama provinsi/kabupaten/kota, nama SKPD, nomor lembar dan jumlah lembar
pada table di atas.

6. Finalisasi Dokumen Renja Terpadu Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota
Pertemuan ini diadakan setelah Musrenbang Kabupaten. Pada saat itu, Rancangan Renja akan
mendapatkan masukan-masukan dari para pihak yang hadir dan menjadi bahan untuk perbaikan atau
perubahan Rancangan Renja. Pertemuan finalisasi ini adalah forum untuk memasukkan perbaikan dan
perubahan tersebut. Pesertanya adalah Tim Perencana yang ditunjuk dalam Rakokesda I dan ikut terlibat
dalam proses penyempurnaan Rancangan Renja di tahap sebelumnya. Forum ini juga menjadi ruang untuk
penyesuaian program kegiatan dengan Pagu Anggaran sesuai KUA-PPAS. Hasil pertemuan ini adalah
Dokumen Renja Final: bahan penyusunan RKA yang selanjutkan akan dibahas di Bappeda dan DPRD.

Keluaran:
 Dokumen Renja Terpadu Responsif Gender Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
 Draft Dokumen RKA (Format 2.2.1)

Waktu: 2 (dua) hari

Persiapan penyelenggaraan pertemuan


Hasil pembahasan Musrenbang Kabupaten/Kota menjadi bahan utama finalisasi Dokumen Renja.
Karena itu, pastikan berkas hasil pembahasan tersebut tersedia pada saat pertemuan ini diselenggarakan.
Seperti biasa, fasiltitator juga perlu berkomunikasi dengan panitia penyelenggara terkait dengan hal-hal
teknis yang perlu disiapkan. Pastikan Kepala Dinas Kesehatan untuk ikut dalam proses pertemuan ini.

Bahan dan Alat:


 Dokumen Renja Terpadu
 Dokumen Hasil pembahasan Musrenbang Kab
 Inpres No.9/2000 tentang PUG
 Pergub No. 20 tahun 2008
 Dokumen Permendagri No.54 tahun 2010
 Dokumen Permendagri No. 13 tahun 2006
 Dokumen RPJMD
 Dokumen SPM 2008

102
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

 Dokumen Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


 ATK, papan flipchart, kertas plano, spidol, dan laptop setiap peserta

Agenda Finalisasi Dokumen Renja Terpadu


Hari 1
Waktu Kegiatan Pelaksana
08.00 - 08.30 Registrasi dan Pembukaan Panitia
08.30 - 09.00 Orientasi dan Bina Suasana Fasilitator
09.00 - 10.00 Finalisasi Dokumen Renja Fasilitator
10.00 - 10.15 Rehat Sehat Panitia
10.15 - 12.30 Lanjutan Finalisasi Dokumen Renja Fasilitator
12.30 - 13.30 Rehat Siang Panitia
13.30 - 15.00 Lanjutan Finalisasi Dokumen Renja Fasilitator
15.00 - 15.15 Rehat Sehat Panitia
15.15 - 16.45 Penerjemahan Dokumen Renja menjadi Rancangan Fasilitator
Dokumen RKA
16.45 - 17.00 Umpan Balik Harian Fasilitator

Hari 2
Waktu Kegiatan Pelaksana
08.00 - 08.30 Ulasan dan Prawacana Fasilitator
08.30 - 10.00 Lanjutan Penerjemahan Dokumen Renja menjadi Rancangan Fasilitator
Dokumen RKA
10.00 - 10.15 Rehat Sehat Panitia
10.15 - 12.30 Lanjutan Penerjemahan… Fasilitator
12.30 - 13.30 Rehat Siang Panitia
13.30 - 15.00 Lanjutan Penerjemahan… Fasilitator
15.00 - 15.15 Rehat Sehat Panitia
15.15 - 16.30 Lanjutan Penerjemahan… Fasilitator
16.30 - 17.00 RTL, Evaluasi, dan Penutupan Fasilitator

Kegiatan
1) Peserta melakukan registrasi.
2) Kepala Dinas memberikan sambutan, sekaligus membuka pertemuan secara resmi.
3) Lakukan orientasi singkat: menjelaskan tujuan, alur proses, norma pertemuan, dan penekanan-
penekanan tentang pentingnya pertemuan ini.
4) Fasilitator membagikan Dokumen Renja Terpadu dan Dokumen Hasil Musrenbang Kabupaten.
5) Persilakan peserta untuk membaca Dokumen Hasil Musrenbang dan melakukan penyesuaian, perbaikan,
dan finalisasi hasil pada Dokumen Renja Terpadu. Gunakan metode diskusi pleno dalam proses ini.
6) Jika perbaikan dokumen Renja Terpadu selesai, proses dilanjutkan dengan diskusi pleno terkait
penyesuaian program kegiatan dengan Pagu Anggaran Definitif. Lihat contoh format Uraian
Perhitungan APBD.
7) Jika terjadi perdebatan terkait alokasi anggaran, libatkan Kepala Dinas untuk mengambil keputusan yang
bijak dan adil untuk para pengelola program.
8) Setelah Dokumen Renja disepakati bersama sebagai dokumen final, fasilitator mengajak peserta untuk
menterjemahkan menjadi Rancangan Dokumen RKA yang responsif gender. Selingi dengan permainan
penyemangat (energizer) agar peserta tidak merasa jenuh.
9) Fasilitator menjelaskan cara menjabarkan kegiatan-kegiatan dalam Renja ke rincian RKA sesuai
numenklatur berdasarkan Lampiran VIIA Pemendagri No.13 tahun 2006. Selanjutnya, setiap kegiatan
dibuatkan Term of Reference (TOR) dan Gender Budget Statement (GBS).

103
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

10) Persilakan peserta pekerja. Dampingi para peserta bekerja dan bantu jika ada kebingungan dalam
menjabarkan kegiatan.
11) Jika telah selesai, draft rancangan RKA dicetak dan ditandatangani-diparaf setiap lembarnya oleh semua
peserta. Draft ini mungkin dilakukan perubahan jika ada situasi baru dan perubahan kebijakan dengan
mekanisme melibatkan seluruh anggota tim untuk ikut mengkaji dan menyepakati perubahan di bawah
koordinasi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
12) Dokumen Renja Terpadu final yang responsif gender dikemas dan dikirimkan ke Dinas Kesehatan
Provinsi, Bappeda Kabupaten/Kota dan Puskesmas.
13) Sedangkan Dokumen draft Rancangan RKA disimpan menunggu jadwal pembahasan anggaran di
Bappeda dan DPRD pada sekitar bulan Agustus-September
14) Jika ada pekerjaan yang belum diselesaikan, lakukan diskusi tentang Rencana Tindak Lanjut (RTL).
Kemudian, lakukan evaluasi singkat dan penutupan untuk mengakhir pertemuan

Saran
 Fasilitator sebaiknya menguasai mekanisme perencanaan dan penganggaran serta memahami rincian-
rincian program kesehatan
 Fasilitator dapat menyelipkan permainan penyemangat (energizer) di sela-sela proses dimana diperlukan
(misal, saat memulai pertemuan, energi menurun, dll) selama tidak menganggu proses diskusi atau kerja
peserta.

Contoh Format RKA SKPD 2.2.1


Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat daerah

Rencana Kerja Dan Anggaran RKA-SKPD


Satuan Kerja Perangkat Daerah 2.2.1

Provinsi/kabupaten/kota
Tahun Anggaran

Urusan Pemerintahan : 1.02. Kesehatan


Organisasi : 1.02.01. Dinas Kesehatan
Program : 1.02.01.32 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Kegiatan : 1/02.01.32.04 Pelatihan Penyuluhan Cuci Tangan Dengan Sabun
Lokasi Kegiatan : Kupang
Jumlah Tahun n - 1 : Rp27.000.000,- (dua puluh tujuh juta rupiah)
Jumlah Tahun n : Rp29.500.000,- (dua puluh Sembilan juta lima ratus ribu rupiah)
Jumlah Tahun n + 1 : Rp30.020.000,- (tiga puluh juta dua puluh ribu rupiah)
Indikator & Tolak Ukur Kinerja Belanja Langsung
Indikator Tolok Ukur Kinerja Target
Capaian Program
Masukan
Keluaran
Hasil
Kelompok Sasaran Kegiatan

104
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

7. Rapat Koordinasi Kesehatan Daerah II Kabupaten/Kota


(RAKORKESDA II)
Pada Rakorkesda I, faktor utama yang menjadi perhatian para peserta adalah kegiatan program.
Sementara pada Rakorkesda II ini, faktor utama ada pada ketersediaan anggaran. Dengan demikian, pada
pertemuan ini, proses yang terjadi adalah melakukan penyesuaian kegiatan program kesehatan pada alokasi
anggaran di Dinas Kesehatan dan dinas serta mitra terkait lainnya. Penyesuaian tersebut memungkinkan
terjadinya pemangkasan atau penambahan program kegiatan. Draft dokumen RKA yang menjadi acuan
dalam pertemuan ini telah melewati pembahasan di Bappeda dan DPRD. Pertemuan ini diselenggarakan
setelah KUA-PPAS ditetapkan. Hasil dari pertemuan ini akan menjadi bahan bagi Tim Kecil untuk melakukan
perbaikan Renja dan RKA Kesehatan Kabupaten/Kota pasca-Rakorkesda II.

Keluaran
 Dokumen untuk penyusunan RKA Dinas Kesehatan yang responsif gender
 Draf Dokumen Peran Lintas sektor dan Mitra Terkait

Persiapan Penyelenggaraan Pertemuan


Paling sedikit, seminggu sebelum pertemuan, Dinas Kesehatan mengirimkan undangan untuk
menghadiri Rakorkesda II. Dalam surat undangan perlu ditegaskan pentingnya peserta yang datang tidak
didomininasi jenis kelamin tertentu. Surat undangan tersebut sekaligus surat permintaan (dengan
melampirkan dokumen hasil Rakorkesda I dan informasi kegiatan-kegiatan Dinas Kesehatan yang mungkin
didukung oleh sektor lain) kepada lintas sektor dan mitra terkait untuk menyiapkan informasi berikut:
 Kegiatan Program pada SKPD/mitra yang dapat mendukung program kegiatan Dinas Kesehatan yang
telah tersedia alokasi anggarannya.
 Kegiatan Program pada SKPD/mitra yang perlu mendapatkan dukungan dari Dinas Kesehatan Informasi-
informasi ini akan akan digunakan dalam proses sinkronisasi dalam Rakorkesda II.

Agenda RAKORKESDA II

Hari 1
Waktu Kegiatan Pelaksana
08:00-08:30 Registrasi dan Pembukaan Panitia
08:30-10:00 Sesi 1: Informasi Penganggaran  Ka.Bappeda Kab./Kota
 Gambaran Umum Alokasi Pembiayaan Pembangunan  Ka.Dinkes Kab/Kota
Kabupaten/Kota  Ka.Dinkes Provinsi
 Gambaran Rencana Anggaran Program Kesehatan
Kabupaten sesuai Pagu Anggaran Definitif
 Gambaran Rencana Anggaran Program Kesehatan
Propinsi

10:00-10:15 Rehat Sehat Panitia


10:15-11:00 Orientasi dan Bina Suasana Fasilitator
11:00-12:00 Perkenalan dan Pembangunan Visi Bersama Fasilitator
12:00-13:00 Rehat Siang Panitia
13:00-15:00 Sesi 2 Fasilitator
Sinkronisasi Peran Dan Dukungan Sektor Dan Mitra Terkait
15:00-15:15 Rehat Sehat Panitia
15:15-16:45 Lanjutan Sinkronisasi Peran dan Dukungan Sektor dan Fasilitator
Mitra Terkait
16:45-17:00 Umpan Balik Harian Fasilitator

105
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Hari 2
Waktu Kegiatan Pelaksana
08:00-08:30 Ulasan dan Prawacana Fasilitator
08:30-10:00 Presentasi Diskusi Sinkronisasi Fasilitator
10:30-10:45 Rehat Sehat Panitia
10:45-12:30 Lanjutan Presentasi Diskusi Fasilitator
12:30-13:30 Rehat Siang Panitia
13:30-14:30 Sesi 3 Fasilitator
Pembacaan Dan Penandatanganan Kesimpulan
14:30-15:00 Penandatanganan Komitmen Bersama Fasilitator
15:00-15:30 Evaluasi dan Penutupan Fasilitator

Panduan Pelaksanaan

Sesi 1:Informasi Penganggaran


Sesi ini bertujuan untuk memberi informasi penganggaran kepada para peserta pertemuan. Narasumber
yang penting dihadirkan dalam sesi ini adalah Kepala Bappeda, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Dari Bappeda akan memaparkan “Gambaran Umum Prioritas dan Alokasi
Pembangunan Kabupaten/Kota”, Dinkes Kabupaten/Kota akan menyampaikan “Gambaran Rencana Prioritas
dan Anggaran Program Kesehatan Kabupaten /Kota sesuai Pagu Anggaran Definitif dan kegiatan-kegiatan
yang belum terakomodir”, sedangkan Dinkes Provinsi akan mempresentasikan “Kegiatan Program dan
Anggaran dari Kementerian Kesehatan RI”. Jika memungkinkan, bisa ditambahkan narasumber dari Badan
Pemberdayaan Perempuan Kabupaten/Kota untuk menggambarkan situasi penganggaran yang pro pada
pemberdayaan perempuan di Kabupaten/Kota.

Presentasi-presentasi tersebut akan menjadi bahan bagi para peserta untuk melakukan sinkronisasi program
dan anggaran kesehatan kabupaten/kota dengan program pembangunan kabupaten/kota dan program-
anggaran kesehatan yang dialokasi oleh pemerintah pusat (Kementerian Kesehatan RI) melalui pemerintah
provinsi. Metode yang digunakan untuk kegiatan ini adalah diskusi panel. Fasilitator akan bertindak sebagai
moderator diskusi.

Keluaran: Informasi dan masukan terkait penganggaran di Kabupaten/Kota

Waktu: 1 jam 30 menit

Bahan dan Alat:


 Materi presentasi para narasumber
 Meja dan kursi untuk pembicara dalam format diskusi panel
 Alat pengeras suara
 Alat presentasi

Persiapan
Sebelum acara dilangsungkan, penting bagi fasilitator untuk berdiskusi dengan dengan narasumber dan
meminta narasumber untuk menyesuaikan materi presentasi dengan arah pembahasan dalam Rakorkesda I.
Dengan demikian, materi presentasi tidak keluar dari Fokus Arah Kegiatan Program Kesehatan
Kabupaten/Kota.

Kegiatan
1) Fasilitator bertindak sebagai moderator diskusi panel.
2) Persilakan para narasumber untuk duduk di tempat yang telah disediakan.
3) Perkenalkan para narasumber.

106
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

4) Jelaskan pada para peserta, materi yang disampaikan narasumber terkait dengan materi Fokus Arah dan
Renja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang telah dibahas dalam pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Sarankan kepada para peserta bahwa konteks diskusi akan mengarah ke sana.
5) Persilakan narasumber untuk mempresentasikan materi secara bergantian dalam waktu ditentukan,
misalnya setiap narasumber mendapat jatah waktu 10 atau 15 menit.
6) Buka putaran diskusi dengan memberi kesempatan kepada para peserta untuk mengajukan pertanyaan
atau pernyataan. Setiap putaran bisa 3-5 penanya.
7) Pada saat peserta bertanya, catat poin-poin yang ditanyakan. Hal tersebut berguna untuk membantu
atau mengingatkan narasumber ketika lupa dengan pertanyaan dengan peserta.
8) Catat poin-poin jawaban narasumber untuk nanti digunakan saat menyimpulkan dialog di akhir diskusi
panel.
9) Jika peserta pasif, fasilitator dapat mendorong peserta untuk aktif. Salah satu caranya dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan pembuka atau pancingan kepada narasumber.
10) Tutup diskusi panel dengan membacakan poin-poin penting dari narasumber.

Saran:
Kalau ada narasumber perempuan, hindari meja yang terbuka bagian depannya. Upayakan tertutup kain.

Sesi 2:Sinkronisasi Peran Dan Dukungan Lintas Sektor-Mitra Terkait


Pada saat Rakorkesda I, peserta dari lintas sektor dan mitra terkait telah diajak untuk menggali peran dan
dukungan dalam bentuk kegiatan-kegiatan strategis di SKPD masing-masing dalam upaya mendukung Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota. Pada Rakorkesda II ini, para peserta melihat kembali peran dan dukungan
mereka untuk disesuaikan dengan pagu anggaran definitif yang telah dialokasikan.

Dari sini, para peserta dapat melihat mana program kegiatan yang masih relevan dan bisa dilaksanakan,
mana kegiatan yang tidak bisa diakomodir, mana kegiatan yang bisa dikembangkan atau mana kegiatan yang
harus disatukan. Intinya, sesi ini adalah proses sinkronisasi kegiatan dan anggaran Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan Lintas sektor-mitra terkait di kabupaten/kota dan Dinas Kesehatan Provinsi.

Keluaran:
 Draf Dokumen RKA Dinas Kesehatan yang responsif gender dan kelompok rentan lainnya berbasis pagu
anggaran definitif
 Draf Dokumen Peran Lintas sektor dan Mitra Terkait

Waktu: 3 jam 15 menit

Bahan dan Alat


 Lembar Permainan 7.1.
 Lembar Format 7B: Daftar Kegiatan Program Kesehatan dan Peran Multisektor Sesudah Pagu Anggaran
Definitif Ditetapkan
 Dokumen Daftar Kegiatan Program Kesehatan dan Peran Multisektor (Hasil Rakorkesda I)
 Dokumen Fokus Arah Kegiatan Program Kesehatan Kabupaten/Kota (Hasil Pertemuan Fokus Arah
Kegiatan Program Kesehatan Kabupaten/Kota).
 Draft Dokumen RKA Dinas Kesehatan.
 Draft Dokumen Renja Terpadu Responsif Gender Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
 Draft Dokumen Uraian Perhitungan APBD Sesudah Ditetapkan Pagu Sementara
 Informasi kegiatan SKPD dan mitra terkait yang berhubungan dengan program kegiatan Dinas
Kesehatan
 Berkas materi presentasi narasumber di Sesi Informasi Penganggaran
 Meja-meja dan kursi untuk kelompok-kelompok diskusi
 Laptop untuk setiap kelompok yang telah berisikan formulir digital untuk diisi peserta
 Peralatan Presentasi
 Kertas plano dan ATK

107
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Kegiatan
1) Fasilitator mengucapkan “salam magis”.
2) Ajak peserta untuk melakukan permainan pembelajaran yang ada di Lembar Permainan 7.1.
3) Fasilitator menjelaskan tujuan sesi.
4) Fasilitator membagi peserta menjadi kelompok-kelompok topik program Dinas Kesehatan.
5) Bagikan bahan-bahan dokumen (Dokumen hasil Rakorkesda I, Dokumen Hasil Pertemuan Fokus Arah,
Draf RKA, Draf Renja, Draf Uraian Perhitungan APBD, berkas materi narasumber, dan informasi program
kegiatan SKPD + mitra yang terkait dengan program Dinas Kesehatan).
6) Mintalah setiap kelompok topik untuk menelaah dokumen hasil Rakorkesda I dan membandingkannya
dengan RKA Dinas Kesehatan, informasi program kegiatan SKPD/mitra yang terkait dengan Dinas
Kesehatan, dan dokumen-dokumen lainnya.
7) Mintalah kelompok untuk melakukan proses penyesuaian dan sinkronisasi program kegiatan yang bisa
dilakukan SKPD dan mitra untuk mendukung program kegiatan Dinas Kesehatan, serta program kegiatan
SKPD dan mitra yang dapat didukung oleh Dinas Kesehatan. Minta para peserta (lintas SKPD dan mitra)
untuk memberikan perhatian secara khusus terkait responsif gender.
8) Minta peserta menuliskan kegiatan-kegiaan yang disesuaikan atau disinkronisasi dalam Format 7B di atas
kertas plano dan menyalinnya ke dalam formulir yang telah disiapkan di laptop yang ada di setiap meja
kelompok diskusi.
9) Beri waktu pada para peserta untuk bekerja.
10) Pada saat dinyatakan waktu telah habis atau pekerjaan kelompok telah selesai, peserta segera
mengumpulkan fail formulir (digital) dalam satu berkas untuk dicetak. Sementera hasil kerja yang tertulis
di kertas plano biarkan tetap bersama peserta yang akan digunakan untuk kepentingan presentasi.

Saran
 Jika peserta belum selesai bekerja hingga sesi selesai, proses bisa dilanjutkan pada malam hari atau
besok pagi sesuai kesepakatan bersama. Jika kerja malam, pastikan fasilitator mendampingi para peserta
bekerja.
 Dorong peserta kelompok untuk mendiskusikan atau sharing anggaran kegiatan antara Dinas Kesehatan
dan SKPD terkait, serta Dinas Kesehatan dan mitra.

Format 7.B
Daftar Kegiatan Program Kesehatan Dan Peran Multisektor Sesudah Pagu Anggaran Definitif Ditetapkan

Jenis Indikator Kebijakan Program Kegiatan Lintas Kegiatan Mitra


No Strategi
Pelayanan Dinas Kesehatan Sektor Terkait
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A Kegiatan Rutin
1 a. 1) 1) 1)
2) 2) 2)
b. 1) 1) 1)
2) 2) 2)
2 a. 1) 1) 1)
2) 2) 2)
b. 1) 1) 1)
2) 2) 2)

B Kegiatan Lanjutan

C Kegiatan Inovatif/Baru

108
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Lembar Permainan 7.1.Sambungkan Apa Yang Kita Punya


Waktu maksimal:20 menit

Hal yang Diperlukan


 Satu fasilitator pemandu
 Lintasan permainan sejumlah kelompok yang dibentuk
 Benda apa saja yang melekat di tubuh peserta

Persiapan
Siapkan lintasan permainan, bisa memanjang, bisa juga berlekuk-lekuk

Pelaksanaan
1. Minta peserta berkumpul dalam kelompok di dekat lintasan yang
telah disiapkan. Satu lintasan satu kelompok.
2. Jelaskan tugas peserta, yaitu membuat sambungan terpanjang di
lintasan.
3. Satu peserta harus saling terhubung dengan peserta lain, entah
dengan berpegangan tangan atau menggunakan benda-benda
yang menempel di tubuh mereka.
4. Sambungan tidak boleh terlepas.
5. Lintasan yang paling panjang atau jauh menjadi juara.
6. Lakukan refleksi.

Refleksi
 Apakah proses yang dilakukan setelah mendengar perintah
fasilitator?
 Apakah ada yang mengambil posisi pemimpin atau inisiatif
bergerak spontan?
 Siapa menyumbang apa?
 Apa kaitan permainan dengan sesi yang akan dijalani?

Makna
Anggaran yang telah dialokasi ke setiap sektor dan dimiliki mitra sama dengan benda-benda yang menempel
di tubuh. Jika mau menyambungkannya dengan pihak lain, tentu kita dapat mencapai tujuan dengan
semaksimal mungkin.

Sesi Presentasi Diskusi Sinkronisasi


Hasil kerja pada diskusi kelompok akan dipaaprkan pada sesi ini. Tujuannya untuk mendapatkan masukan-
masukan guna penyempurnaan hasil kerja kelompok setiap topik. Metode yang digunakan adalah kedai
partisipasi. Untuk memperlancar hal tersebut, pastikan fasilitator memahami proses dan aturannya.

Keluaran
Dokumen Daftar Kegiatan Program Kesehatan dan Peran Multisektor Sesudah Pagu Anggaran Definitive
ditetapkan.

Waktu:2 jam 45 menit

Bahan dan Alat


 Format 7B: Daftar Kegiatan Program Kesehatan dan Peran Multisektor Sesudah Pagu Anggaran Definitif
Ditetapkan (ukuran besar)
 Format 4: Daftar Kegiatan Strategis Program Kesehatan dan Peran Multisektor (hasil Rakorkesda I)
 Kertas plano, spidol, post it, dll

109
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Persiapan
Fasilitator perlu menyiapkan materi slide presentasi tentang aturan main “Kedai Partisipasi” untuk
mempermudah penjelasan kepada peserta pertemuan.

Kegiatan
1. Buka sesi dengan melakukan permainan permainan penyemangat
2. Minta peserta untuk menempelkan Fomat 7B (ukuran besar) yang telah diisi dan Format 4 (hasil
Rakorkesda I)
3. Jelaskan Metode “Kedai Partisipasi”
4. Lakukan proses penyerbukan.
5. Pihak “tuan rumah” terlebih dulu menjelaskan perubahan kegiatan dengan membandingkan hasil di
Format 4 dan Format 7B di kelompok program masing-masing. Juga, alasan mengapa perubahan itu
terjadi
6. Pihak “tamu” mengklarifikasi hal-hal yang belum jelas serta mencari kemungkinan kaitan kegiatan di
kelompok program yang dikunjungi dengan hasil kerja di kelompok program mereka sendiri.
7. Jika seluruh kelompok selesai berputar, minta setiap kelompok untuk melakukan perbaikan hasil kerja
mereka, baik di kertas plano maupun di laptop
8. Perbaikan dilakukan berdasarkan masukan dari para tamu maupun dari gagasan yang timbul saat
berkunjung, misal soal keterkaitan kegiatan dari satu program dengan kegiatan di program lain.
9. Lakukan diskusi pleno, masing-masing perwakilan kelompok mempresentasi hasil kerjanya ke hadapan
seluruh peserta secara bergantian
10. Berikan ruang untuk klarifikasi, tanya jawab dan diskusi. Langsung lakukan perbaikan di laptop manakala
ada perubahan yang dilakukan.
11. Setelah semua selesai, materi-materi presentasi segera dikumpulkan panitia, dikompilasi dan dijadikan
satu berkas dokumen. Kemudian, dicetak sebanyak dua berkas untuk ditanda-tangani perwakilan
program, sektor dan mitra.
12. Persilakan peserta istirahat. Pada saat istirahat, panitia menyiapkan (mencetak) fail elektronik hasil kerja
kelompok-kelompok topik untuk digunakan pada sesi berikutnya.

Saran
 Waktu yang dialokasikan untuk sesi ini cukup banyak. Beri kesempatan peserta untuk diskusi seoptimal
mungkin, sehingga hasil yang didapatkan memuaskan.
 Dorong peserta untuk berpartisipasi dengan aktif dan tidak didominasi kelompok tertentu
 Ajukan pertanyaan-pertanyaan kritis pada saat kelompok presentasi di Diskusi Pleno.

Sesi 3:Pembacaan Dan Penandatanganan Kesimpulan


Pada rancangan agenda, sesi ini sengaja diletakkan setelah rehat siang. Tujuannya, memberi kesempatan
pada paniti untuk menyatukan hasil kerja semua kelompok menjadi satu dokumen utuh, kemudian
mencetaknya menjadi dua berkas untuk ditandatangani semua peserta setiap halamannya.

Keluaran
Dokumen Daftar Kegiatan Program Kesehatan dan Peran Multisektor Sesudah Pagu Anggaran Definitif
Ditetapkan

Waktu: 1 jam

Bahan dan Alat


 Dokumen Daftar Kegiatan Program Kesehatan dan Peran Multisektor Sesudah Pagu Anggaran Definitif
Ditetapkan (dua berkas)
 Fail digital Dokumen Daftar Kegiatan Strategis Program Kesehatan dan Peran Multisektor untuk
kepentingan presentasi
 Alat presentasi (LCD, layar, laptop, dll)
 Meja panjang untuk tanda tangan dokumen

110
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

Persiapan:
Hasil kerja kelompok telah disatukan dalam satu dokumen dan dicetak dalam dua berkas, siap untuk
ditandatangani.

Kegiatan:
1) Buka dan jelaskan tujuan sesi ini.
2) Tayangkan fail dokumen di layar.
3) Baca dokumen yang sudah tercetak.
4) Baca satu bagian demi satu bagian dan beri kesempatan peserta untuk memahami atau memberikan
klarifikasi.
5) Jika ada klarifikasi atau perbaikan, minta persetujuan seluruh peserta (aklamasi) dan langsung lakukan
perbaikan di fail digital.
6) Segera cetak ulang bagian yang mengalami perbaikan
7) Jika semua telah sepakat, minta perwakilan program Dinkes, lintas sektor dan mitra untuk
membubuhkan tandatangan di setiap halaman dokumen (dua berkas). Jika ada anggota DPRD yang hadir,
minta perwakilan untuk ikut menandatangani dokumen.
8) Upayakan yang menandatangani Dokumen adalah pejabat tertinggi dari masing-masing program, sektor
dan mitra yang datang ke pertemuan itu. Kepala Dinas Kesehatan juga diminta untuk ikut
menandatangani dokumen ini.
9) Jika sudah selesai, sampaikan bahwa berkas dokumen ini akan diperbanyak dan dikirimkan pada semua
program, lintas sektor dan mitra yang telah menandatanganinya paling lambat satu minggu setelah
pertemuan ini selesai.
10) Beri kesempatan pada Anggota DPRD untuk menyatakan komitmen mengamankan alokasi anggaran-
anggaran dinas kesehatan dan dinas terkait.
11) Beri kesempatan kepada pejabat tertinggi Dinkes yang hadir pada pertemuan ini (sebaiknya Kepala Dinas
Kesehatan) untuk memberikan sambutan penegasan atas pentingnya hasil dan proses kerja peserta bagi
sistem perencanaan pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota.
12) Tutup sesi.

Saran:
 Jika dibutuhkan, dorong peserta untuk melakukan sinkronisasi jadwal kegiatan sehingga satu kegiatan
dan kegiatan lain (atau satu program dengan program lain) yang memiliki keterkaitan berkesinambungan
 Sebaiknya perlu dijuga dibuat kesepakatan di antara Tim Perencana tentang jadwal bertemu pasca
Rakorkesda II untuk melakukan perbaikan Renja dan RKA Kesehatan berdasarkan Dokumen yang telah
ditandatangani bersama.

Sesi Penandatangan Kesepakatan Bersama


Pada sesi sebelumnya, hanya para perwakilan program, lintas sektor, dan mitra yang menandatangani
Dokumen Daftar Kegiatan Strategis Program Kesehatan dan Peran Multisektor. Padahal, komitmen seluruh
peserta yang hadir pada pertemuan ini perlu “dikunci”. Untuk itu, dalam sesi ini, seluruh peserta akan diajak
untuk menandatangani kesepakatan komitmen bersama. Sesi ini dapat digabung dengan sesi sebelumnya
untuk menyingkat waktu.

Keluaran:
Spanduk Kesepakatan Bersama yang telah ditandatangani seluruh peserta

Waktu: 30 menit

Bahan dan Alat


 Kain spanduk yang telah bertuliskan kalimat-kalimat pernyataan kesepakatan bersama
 Spidol
 Alat presentasi
 Teks dan lagu yang dapat menggugah kesadaran peserta

111
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Persiapan
Siapkan kain ukuran 1 m X 2 m dan ditulisi kalimat-kalimat pernyataan kesepakatan bersama

Kegiatan
1) Ajak peserta untuk menyanyikan lagu yang menggugah kesadaran mereka, misal lagu Laskar Pelangi,
Revolusi KIA atau Desaku
2) Sambil menyanyi, ajak peserta untuk menandatangani kain yang telah bertuliskan pernyataan
kesepakatan bersama.
3) Kalimat pernyataan kesepakatan bisa bersifat singkat dan umum, misalnya sebagai berikut:


KESEPAKATAN BERSAMA
Kami yang bertanda tangan di bawah ini bersepakat dan
berkomitmen mengawal terlaksananya rencana pembangunan
kesehatan terpadu dan responsive gender di Kabupaten/Kota …..
demi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
(Tempat dan tanggal)

4) Setelah semua selesai tanda tangan, ajak peserta untuk berfoto bersama untuk kepentingan
dokumentasi
5) Tutup sesi dengan mengajak semua peserta bertepuk tangan dan saling bersalaman.

Saran
 Anggota DPRD yang hadir pada pertemuan ini juga diminta untuk menandatangani spanduk Pernyataan
Kesepakatan Bersama sebagai tanda kesiapannya mengamankan alokasi anggaran-anggaran Dinas
Kesehatan dan sektor terkait.
 Lagu yang akan dinyanyikan bersama di sesi ini bisa Anda putar berulang kali di sela-sela sesi sebelumnya,
sehingga peserta akrab dengan nada dan teks laku.

112
Panduan fasilitasi Penyusunan Rencana Kerja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender

8. Finalisasi Dokumen Anggaran


Kegiatan dilakukan internal Dinas Kesehatan yang dilaksanakan oleh Unit Perencanaan. Tujuannya,
mengubah Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran menjadi Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Proses finalisasi ini dilakukan ketika proses pengesahan anggaran telah
dilakukan di DPRD.

Keluaran: Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang responsif gender

Waktu: 1 (satu) hari

Bahan dan Alat: Fail Dokumen RKA (digital) yang telah mengalami perbaikan pasca-Rakorkesda II.

Kegiatan
1) Tim Perencana berkumpul
2) Mengubah dokumen RKA menjadi DPA
3) Penyesuaian unit cost berdasarkan standar yang berlaku
4) Mencetak dokumen dengan jumlah sesuai kebutuhan
5) Mengirim ke Bappeda dan Biro Keuangan untuk disahkan

Saran
 Sepanjang memungkinkan, halaman muka dokumen ditandai pula dengan simbol kemitraan laki dan
perempuan.
 Kehadiran fasilitator tidak mutlak.
 Pengisian indikator kinerja dalam format DPA harus diperhatikan secara cermat.

113
Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2015

Penyusunan Rancangan
Awal Renja Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota

Penyusunan Rencana
Usulan Kegiatan (RUK)
Puskesmas

Perumusan Fokus Arah


Pembangunan Kesehatan
di Kabupaten/Kota

Rapat Koordinasi Kesehatan


Daerah (RAKORKESDA) I
Kabupaten/Kota

Penyempurnaan Rancangan
Renja Terpadu Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota

114
Bab III

Penutup

B
uku Panduan Fasilitasi Penyusunan Renja Terpadu Bidang Kesehatan Responsif Gender ini disusun
dengan melibatkan banyak pihak. Setelah melalui proses uji coba di berbagai kabupaten/kota di
Provinsi Nusa Tenggara Timur, buku ini juga telah mengalami revisi lebih dari lima kali. Pihak
penyusun berharap bahwa buku panduan ini dapat membantu para fasilitator di tingkat kabupaten/kota
dalam memandu proses-proses pertemuan penyusunan Renja Bidang Kesehatan. Meskipun begitu, pihak
penyusun menyadari bahwa buku panduan ini jauh dari sempurna dan perlu dikritisi serta diperbaiki
berdasarkan perkembangan yang terjadi pada kemudian hari.
Dalam pelaksanaanya, buku panduan ini tidak lantas ditempatkan sebagai “kitab suci” yang harus diikuti
mentah-mentah. Para fasilitator dan pengguna buku ini sangat dimungkinkan untuk melakukan modifikasi
pada saat memandu proses lapangan berdasarkan situasi dan kondisi khusus. Misalnya saja, keterbatasan
biaya yang membuat hari penyelenggaraan kegiatan tidak sesuai dengan arahan panduan dapat membuat
tim fasilitator menyusun ulang urutan sesi-sesi atau memadatkan langkah-langkah pelaksanaan fasilitasi. Hal
itu dimungkinkan selama tidak mengubah substansi hasil perencanaan. Akhir kata, Tim Penyusun berharap
buku ini dapat memudahkan proses-proses penyusunan Renja Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan tetapmempertimbangkan partisipasi banyak pihak,
lintas program dan lintas sektor, menyeluruh, dan berkeadilan gender.

Finalisasi
Dokumen
Anggaran

Finalisasi Dokumen
Renja Terpadu Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota

Rapat Koordinasi
Kesehatan Daerah
(RAKORKESDA) II
Kabupaten/Kota
Lampiran Peraturan Gubernur NTT Nomor 12 Tahun 2015

116
Daftar Pustaka

Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Inpres No. 9 Tahun 2000 tentang PUG dalam Pembangunan Nasional.

Permendagri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Permendagri No. 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas, Kemenkes RI, tahun 2004.

Panduan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender Bidang Kesehatan, Kemenkes RI Kemeterian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak-UNFPA, 2010.

DTPS KIBBLA: Pedoman Perencanaan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak dengan Pemecahan Masalah
melalui Pendekatan Tim Kabupaten/Kota.– Kementerian Kesehatan RI, 2008.

DTPS KIBBLA: Panduan Fasilitasi Perencanaan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak dengan Pemecahan
Masalah melalui Pendekatan Tim Kabupaten/Kota.–Kementerian Kesehatan RI, 2008.

117

Anda mungkin juga menyukai