Kunci Jawaban Buku 4G Handbook
Kunci Jawaban Buku 4G Handbook
Handbook
Edisi Bahasa Indonesia
KUNCI
JAWABAN
Collaborator
Lingga Wardhana, ST, MBA, Bagus Facsi Aginsa,
Anton Dewantoro, M Fahri Rian, Isybel Harto,
Gita Mahardhika, Alfin Hikmaturokhman, ST, MT
4G
Handbook
Edisi Bahasa Indonesia
KUNCI
JAWABAN
BAB 2 OVERVIEW KECEPATAN DATA
JARINGAN 2G
Soal
1. Berapa throughput maksimal user A jika dia terhubung
dengan sebuah jaringan 2G yang support hingga EDGE
dengan jumlah timeslot yang disupport user A adalah 4
timeslot?
2. Berapa throughput data voice pada pemakaian half
rate?
3. Berapa jumlah BCCH TRX yang diperbolehkan dalam 1
BTS GSM yang memiliki 6 sektor?
Jawaban
Jawab:
Jawab:
3. Diketahui: 1 BTS GSM, 6 sektor
Ditanyakan: jumlah BCCH TRX?
Jawab:
Pada sebuah BTS, masing-masing sektor hanya
diperbolehkan menggunakan 1 BCCH TRX, sehingga
jumlah TRX yang digunakan adalah 6
Jawaban
Jawab:
Throughput simbolnya adalah 0.96 ksps. Untuk
menghitung throughput dalam bit, tergantung dari
modulasi. Misal, jika modulasinya adalah QPSK, maka:
Jawab:
Jawab:
Terdapat 7 step yaitu:
1. Menghapus list neighbor yang tidak terpakai
2. Mencari missing neighbor
3. Pendefinisian neighbor both-way
4. Pendefinisian neighbor inter-RNC
5. Mencari bentrokan SC
6. Pengurutan prioritas neighbor
7. Analisis Overshoot
Jawab :
Kebutuhan komunikasi data bergerak saat ini
memang sedikit banyak sudah tercukupi oleh
teknologi 3G yang ada, namun perkembangan
kebutuhan komunikasi data ini sifatnya tidak
terbatas pada masa depan. Video interaktif dengan
kecepatan tinggi dan pengiriman data dalam
volume besar serta aplikasi – aplikasi baru yang
lapar bandwidth yang terus bermunculan
mendorong pergelaran teknologi 4G.
2. Mengapa komunikasi suara maupun data melalui kabel
lebih sulit berkembang dibandingkan komunikasi
wireless terutama untuk kasus di Indonesia?
Jawab :
Kondisi infrastruktur fisik yang saat ini ada dan
kebijakan pemerintah tidak menunjang
pembangunan jaringan berbasis kabel hingga ke
pelosok. Kondisi geografis Indonesia berupa pulau
– pulau turut mempersulit keterhubungan melalui
kabel. Sementara itu komunikasi wireless
menawarkan kemudahan dan kepraktisan walaupun
dengan bandwith yang amat terbatas.
Jawab :
Jawab :
Terminal pada sisi pengguna selalu berukuran kecil,
dengan sumber daya terbatas (baterai), dan desain
amplifier daya yang sederhana. Akses jamak
OFDMA pada downlink memiliki akar kuadrat rata-
rata (rms) puncak gelombang terhadap bentuk
gelombang yang tinggi yang dikenal sebagai Peak-
to-Power Average Ratio (PAPR) yang tinggi.
Sementara itu SC-FDMA yang kita gunakan untuk
uplink memiliki PAPR rendah meskipun pesat data
yang dilewatkan juga lebih rendah.
Jawab :
Pada kondisi antarmuka radio (air interface) yang
buruk, yang ditandai banyaknya pudaran akibat dari
pantulan gelombang (multipath fading), maka
sistem multi antena MIMO dapat memperbaiki
pudaran pada sisi uplink maupun downlink.
Sementara pada kondisi antarmuka radio yang baik
MIMO memberikan efisiensi spektrum yang tinggi
karena memungkinkan aliran data secara paralel.
Sistem antena pada GSM maupun UMTS hanya
berupa Rx diversity pada sisi base station yang
hanya bertujuan untuk memperbaiki pudaran pada
sisi uplink.
Jawab :
Semakin rendah spektrum frekuensi maka akan
semakin andal dan luas jangkauannya. Spektrum
terbaik untuk LTE adalah 700 MHz karena satu e-
NodeB dapat menjangkau pelanggan sejauh 10 km
dengan baik. Namun demikian spektrum ini masih
diduduki oleh televisi analog. Alternatif lain yang
cukup baik adalah spektrum 1800 MHz namun
frekuensi ini masih digunakan oleh operator GSM
secara penuh. Oleh karena itu, saat ini, spektrum
LTE sementara diletakkan di frekuensi 2300 MHz
berdampingan dengan WiMAX.
Jawab :
Baik Wi-Fi maupun WiMAX adalah standar
komunikasi data wireless yang dikeluarkan oleh
Institute of Electrical and Electronics Engineers
(IEEE). Perbedaannya adalah Wi-Fi adalah untuk
aplikasi Local Area Network (LAN) yang berjarak
maksimum 100 m sementara WiMAX adalah untuk
aplikasi Metropolitan Area Network (MAN) yang
mampu menjangkau hingga 50 km.
8. Jika anda diminta untuk melakukan planning jaringan
LTE menggunakan spektrum 1800 Mhz, yang saat ini
digunakan oleh GSM/DCS, duplikasi manakah yang
akan anda gunakan, FDD atau TDD? Berikan alasan atas
pilihan anda.
Jawab :
Pada dasarnya untuk komunikasi berbasis paket
data seperti LTE kita bisa menggunakan dua mode
duplikasi baik FDD maupun TDD. Spektrum 1800
MHz yang saat ini digunakan oleh GSM/DCS sudah
dialokasikan secara berpasangan uplink dan
downlink untuk kepentingan duplikasi frekuensi
FDD. Oleh karena itu, jika LTE diterapkan di
spektrum ini maka sebaiknya menggunakan
duplikasi FDD. Di samping itu salah satu
keuntungan utama FDD adalah uplink dan downlink
berjalan secara simultan sehingga dapat
mengurangi latency terutama pada bagian uplink.
BAB 5 SPEKTRUM FREKUENSI 4G DI
INDONESIA
Jawab
Mengakuisisi Axis.
Pemerintah Indonesia
XL Axiata Frekuensi 900 MHz membuka lisensi frekuensi
900 MHz untuk pergelaran
LTE FDD
Pertanyaan:
1. Kapan terjadinya prosedur S-TMSI (SAE-Temporary Mobile
Subscriber Identity) di alokasikan?
2. Apakah M-TMSI (MME-Temporary Mobile Subscriber
Identity)?
3. Apakah perbedaan antara GUTI dan IMSI?
Jawaban:
1. S-TMSI terjadi pada saat proses “attach” yang ada pada LTE.
“Attach” ini adalah proses yang berhubungan dengan
proses call flow dari UE ke eNodeB. UE (User Equipment)
mengirimkan Att Req bersamaan dengan IMSI ke jaringan
untuk diproses. Jika berhasil maka MME akan menjawab
dengan Att Accept dengan membawa GUTI sebagai
Information Element (IE). S-TMSI akan dihasilkan dari kode
MME dan M-TMSI dan selama proses “attach” MME akan
membentuk “UE Context” untuk dimasukan kedalam S-
TMSI.
Jawab :
Latar belakang terbentuknya konsep jaringan heterogen
antara lain:
- Peningkatan permintaan trafik data
Pertumbuhan pelanggan telepon genggam yang
meningkat sehingga permintaan terhadap
kecepatan data juga meningkat secara
eksponensial.
- Keterbatasan kapasitas kanal radio yang disebut
Shannon limit.
Shannon limit adalah batas kapasitas untuk masing-
masing jenis modulasi.
- Besarnya investasi yang diperlukan juga menjadi
latar belakang terbentuknya jaringan heterogen
Jawab :
Strategi yang dilakukan untuk mengantisipasi
keterbatasan kapasitas kanal antara lain adalah
spectrum sharing, dynamic spectrum access dan
cognitive radio.
3. Jelaskan definisi jaringan heterogen!
Jawab :
Jaringan heterogen adalah jaringan yang memuat titik
jaringan (network nodes) dengan berbagai karakteristik
yang berbeda.
Jawab :
Isu yang terkait dengan implementasi jaringan
heterogen misalnya radio frequency (RF) interference,
user credentials, interworking, dan pengaturan
mobilitas (mobility management).
Jawab :
Dalam jaringan heterogen, identitas pengguna harus
dapat digunakan oleh semua jaringan yang terlibat
dalam jaringan heterogen.
Jawab :
Salah satu solusi yang ditawarkan untuk memungkinkan
adanya interworking adalah penggunaan function node
atau access gateway. Function node atau access
gateway bertugas menerjemahkan protokol antar
jaringan yang berbeda dalam suatu jaringan heterogen.
Jawab :
Dalam jaringan heterogen, ada dua macam handover
yaitu handover horizontal dan handover vertikal.
Handover horizontal adalah handover yang melibatkan
dua BS (base station) dari jaringan radio akses yang
sama sedangkan handover vertikal adalah handover
yang melibatkan jaringan radio akses yang berbeda.
Jawab :
Proses handover terdiri dari tiga langkah yaitu
pengumpulan informasi (handover
information
gathering), pengambilan keputusan (handover decision)
dan eksekusi (handover execution).
Jawab :
Handover over X2 adalah handover antar eNodeB dalam
satu MME. Sedangkan Handover over S1 adalah
handover antar eNodeB dan antar MME (terjadi
perpindahan MME)
Jawab :
Jawab :
Proses Simulasi
1. Membuat sebuah proyek simulasi Mandatory
2. Memasukan maps-set sistem koordinat Mandatory
3. Memasukan Untuk site-site yang Mandatory, pilih
parameter- sudah ada, langsung saja satu dari dua.
parameter site copy dan paste
parameter-parameter
site nya
Untuk site-site baru,
parameter default diatur
secara otomatis namun
masih perlu konfigurasi
lebih lanjut.
4. Memasukan atau import antena eNodeB dan Antena eNodeB
terminal. bersifat Mandatory
dan terminal
bersifat opsional.
5. Mengatur Mengatur pita frekuensi Mandatory
parameter network atau frequency band.
6. Mengatur tabel transmiter Mandatory
7. Mengatur Mengatur peralatan Opsional
parameter dari feeder
perangkat eNodeB
Mengatur perangkat Opsional
eNodeB.
Mengatur perangkat Mandatory
pengguna
8. Mengatur parameter Global Transmitter. Mandatory
9. Mengatur parameter Clutter Classes Mandatory
10. Mengatur parameter dari beberapa model Mandatory
propagasi
12. Mengatur parameter untuk Prediksi
2. Sebutkan informasi data antena apa saja yang
dibutuhkan oleh RF Planner !
Jawab :
RF Planner memerlukan informasi tentang data antena
sebagai berikut : nama dari antenna, gain, pattern
horizontal dan vertical. Beamwidth, Fmin (Frekuensi
Minimal) dan Fmax (Frekuensi Maksimal)
Jawab :
Mode-mode antenna diversity Multiple Input Multiple
Outputs (MIMO) yang tersedia di Atoll adalah :
1. Transmit/Receive Diversity (Space-Time
Coding (STC) atau Matrix A MIMO di standart
yang lain)
– Lebih dari satu antenna trasmit untuk
mengirimkan data yang sama.
– Meningkatkan CINR --> Bearer yang
lebih tinggi --> Throughput yang lebih
tinggi.
– Biasanya digunakan di coverage area
yang mempunyai kondisi CINR yang
buruk
2. Single-User MIMO (SU-MIMO) or Spatial
Multiplexing (SM) (disebut juga Matrix B
MIMO di standart yang lain)
– Lebih dari satu antena transmit untuk
mengirimkan aliran data yang berbeda
pada masing-masing antenna
– Meningkatkan throughput untuk CINR
yang diberikan
– Biasanya digunakan di cakupan area
dengan kondisi CINR yang bagus.
3. Adaptive MIMO Switch (AMS)
– Teknis yang akan merubah mode MIMO,
dari Mode SM ke Mode Tx/Rx Diversity
pada saat kondisi CINR berubah menjadi
buruk dari threshold yang diberikan.
Jawab :
Formula untuk menghitung loss feeder
berdasarkan tipe feeder dan panjang feeder
adalah sebagai berikut : Feeder loss (dB) =
Feeder loss per 100 m (dB/100 m) × feeder
length (m)/100 Rugi-rugi Feeder per 100 meter
berkaitan dengan band frekuensi yang
digunakan.
Jawab :
a. Model Propagasi Okumura Hatta
Model propagasi ini merupakan pemodelan
untuk luar ruangan (outdoor), dan
digunakan pada frekuensi 150 MHz sampai
1500 MHz. Model propagasi Okumura-Hatta
ini lebih tepat diaplikasikan untuk
perencanaan jaringan LTE pada frekuensi
700 MHz.
Lp = 69,55 + 26,16 log f – 13,82 log hB – a
(hre) + [ 44,9 – 6,55 loghB ] logd
Keterangan :
- f : frekuensi dari 150 MHz sampai 1500
Mhz
- hB : tinggi efektif dari eNodeB dengan
kisaran 30 m sampai 200 m
- hre : tinggi efektif antenna UE dari 1
m hingga 10 m
- d : jarak antara eNodeB dengan UE (km)
- a (hre) : merupakan faktor koreksi untuk
tinggi efektif antenna UE.
b. Model Propagasi Cost 231
Model propagasi Cost 231 adalah
pengembangan dari perumusan rugi-rugi
lintasan Hatta, yang memiliki frekuensi kerja
hingga 2 GHz. Persamaannya sebagai
berikut:
Lp=46,3 + 33,9 (logf) + 13,82 loghB –
a(hRe)+ (44,9 – 6,55loghB)logd+Cm
Keterangan :
CM = 0 dB untuk ukuran medium kota dan
daerah suburban
CM = 3 dB untuk daerah pusat kota
(metropolitan)
c. Model Propagasi SUI
Kandidat lain dari frekuensi kerja LTE
adalah pada frekuensi 2600 MHz, yang saat
ini masih ditempati oleh DVD-S.
Perencanaan coverage pada frekuensi kerja
ini dapat menggunakan model propagasi SUI
Lp = 109.78 + 47.9 log (d/100)
Jawab :
a. Coverage By Transmitter
b. Coverage By Signal Level
c. Overlaping Zones
d. Effective Signal Analysis (DL)
e. Effective Signal Analysis (UL)
7. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang berikut
ini :
Jawab :
a. PCI
Physical Cell Identity (PCI) pada teknologi
LTE merupakan cara untuk mengidentifikasi
pada fisik cell dalam jaringan LTE. Setiap cell
melakukan broadcast penandaan identifikasi
berupa Physical Cell Identity (PCI) yang
digunakan oleh perangkat untuk
mengidentifikasi cell (melibatkan frekuensi
dan waktu). Jumlah physical cell identity
pada Long Term Evolution adalah sejumlah
504 buah, yang terdiri dari 168 SSS ID group
dan 3 PSS ID per groupnya.
Jawab :
Jawab :
Jawab :
Accessibility
Kemampuan user mengakses jaringan untuk meng inisiasi
komunikasi. Contoh pada jaringan 4G LTE yang termasuk
dalam kategori Accessbility adalah : ERAB Success rate (%),
LTE RRC Setup Success (%), Call Setup Success Rate (%), LTE
Attach Success Rate (%), Service request (EPS) Success Rate
(%).
Retainability
Bagaimana menjaga jaringan pada performansi yang bagus.
Contoh pada jaringan 4G LTE yang termasuk dalam
kategori Retainability adalah : Service Drop Rate (%)
Mobility
Bagaimana pengguna dapat bergerak dengan mudah dari
suatu tempat ke tempat lain tanpa terjadi pemutusan
hubungan. Contoh pada jaringan 4G LTE yang termasuk
dalam kategori Mobility adalah : Intra Freq HO Attemp
Success Rate (%), Intra Freq HO Success Rate (%) dll.
Integrity
Bagaimana trafik besar di dalam jaringan, Contoh pada
jaringan 4G LTE yang termasuk dalam kategori integrity
adalah : MAC Troughput UL dan DL Avg (kbit/s) dll
Jawab :