Anda di halaman 1dari 4

Nama :

NIP :

Analisis Kasus Layanan Informasi Terkait Self Service Untuk Mengetahui Lama Masa Pidana,
Hak Integrasi Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B
Pasuruan
A. Bentuk

Warga binaan pemasyarakatan (WBP) terdiri dari narapidana, anak didik pemasyarakatan
dan klien pemasyarakatan. Dalam menjalani masa pidananya Warga binaan pemasyarakatan
ditempatkan di Lapas dan Rutan di seluruh wilayah Indonesia. . Sebagai warga binaan,
mereka mendapatkan hak-haknya, diantaranya hak mendapatkan self service, warga binaan
pemasyarakatan tidak perlu lagi untuk langsung bertatap muka dengan petugas tentang hak-
haknya. Warga binaan pemasyarakatan bisa mengakses sendiri identitas pribadi mereka dan
juga dapat melihat informasi mengenai masa penahanan, tanggal bebas, lalu semua hak yang
akan didapatkan seperti remisi, tanggal bisa mengikuti program asimilasi dan mendapatkan
pembebasan bersyarat. Hanya dengan menggunakan deteksisidik jadi (finger print)
wargabinaan pemasyarakatan dapat mengakses semua itu dalam bentuk Sistem Database
Pemasyarakatan (SDP) Sistem Database Pemasyarakatan (SDP) merupakan sistem database
narapidana atau warga binaan pemasyarakatan lainnya yang memuat seluruh data tentang
narapidana dimana dapat menunjang pelaksanaan hak narapidana. Tujuan pembuatan SDP
yaitu membangun database Napi/Tahanan Nasional, menyediakan informasi yang berkualitas
untuk menunjang pengambilan keputusan, meningkatkan pelayanan. Pelaksanaan SDP di
Lapas Pasuruan disesuaikan dengan peraturan yang ada, data yang ada di dalam disesuaikan
dengan tujuan dibuatnya SDP. Kaitannya dengan pemenuhan hak-hak narapidana SDP
mempunyai peran penting. Dengan adanya sistem database pemasyarakatan (SDP) seluruh
rekam jejak narapidana, dari catatan kasus yang pernah dilakukan, kesehatan, hingga
penempatan dan mutasi selama menjalani hukuman, akan terkonsolidasi di dalam sistem ini,
sehingga dapat menjadi rujukan ketika narapidana akan diusulkan mendapat hak peringanan
hukuman yang dapat meminimalkan subjektivitas karena semua dibangun berdasarkan data.

B. Kondisi layanan saat ini dan peningkatan yang dapat dilakukan


Namun saat ini penggunaan aplikasi Self Service di Lembaga Pemasyarakatan Pasuruan
belum bisa berjalan degan lancer hal ini disebabkan oleh beberapa hambatan yang mucul dalam
pelaksaaan program self service antara lain :
 Kurangnya SDM yang handal Teknologi informasi merupaka sebuah bidang khusus yang
memerlukan keahlian khusus.petugas pada umumnya jarang memiliki SDM yag handal
yang mengerti mengenai bidang teknologi informasi.
 Kultur Budaya Kultur Budaya yang masih kental sehingga narapidana maupun pengujung
masih belum bisa menerima dengan adanya modernisasi layanan berbasis teknologi. Masih
banyak narapidana dan pengunjung yang tetap memilih mendapatkan pelayanan secara
manual.
Untuk itu diperlukan inovasi peningkatan layanan informasi masa pidana berbasis
teknologi agar lebih mudah untuk wbp Lapas Kelas II B Pasuruan mendapatkan informasi
tersebut, peningkatan ini seperti penyediaan Sistem Database Pemasyarakatan untuk wbp
agar dapat mengakses informasi masa pidananya secara mandiri.

C. Faktor SWOT untuk peningkatan

Strengths (kekuatan) Peningkatan Self Service terkait masa pidana


warga binaan pemasyarakatan berbasis
Sistem Database Pemasyarakatan sangat
bermanfaaat untuk wbp itu sendiri, mereka
tidak perlu lagi mendatangi petugas secara
langsung untuk mendapatkan informasi
tersebut. Mereka cukup mengakses data
mereka di mesin SDP tersebut, dan mereka
pun dapat dengan leluasa mendapatkan
informasi terkait masa pidananya secara
langsung.
Weaknesses (kelemahan) Peningkatan Self Service terkait masa
pidana warga binaan pemasyarakatan
berbasis teknologi Sistem Database
Pemasyarakatan (SDP) tentunya memiliki
kelemahannya tersendiri, seperti yang kita
ketahui teknologi sendiri bisa kapan saja
termaintence. Dan kemungkinan eror
terhadap Sistem tersebut sangat mungkin
terjadi, kelemahan selanjutnya yaitu para
wbp yang belum terlalu paham akan
teknologi. Untuk itu sebelum adanya
peningkatan pelayanan ini, diharuskan untuk
melakukan sosialisasi secara menyeluruh
kepada wbp sebagai penerima layanan.
Opportunities (peluang) Apabila Self Service ini terealisasikan, maka
akan menjadi sebuah keunggulan dan
inovasi tersendiri bagi Lapas Kelas II B
Pasuruan. Layanan ini tentunya akan
memudakan wbp Lapas Kelas II Pasuruan
untuk memperoleh informasi masa
pidananya, mereka dapat mengakses data
mereka kapan saja sehingga tidak perlu
datang ke petugas lagi untuk mendapatkan
informasi tersebut.
Threats (ancaman) Ancaman yang mungkin dapat terjadi pada
layanan Self Service berbasis
Sistem Database Pemasyarakatan adalah
penyalahgunaan pemakaian mesin Self
service, tentunya mesin Self Service ini
memerlukan jaringan internet yang
mumpuni. Ditakutkan jaringan internet yang
masuk ke dalam mesin Self Service ini
disalahgunakan oleh wbp untuk melakukan
perbuatan yang dilarang

D. Strategi tahapan tahapan


Apabila layanan tersebut akan di implementasikan, maka diperlukan tahapan-tahapan
secara menyeluruh. Untuk itu saya mencoba membuat dan menganalisis tahapan yang
diperlukan untuk peningkatan layanan pemberian informasi masa pidana kepada warga binaan
pemasyarakatan Lapas Kelas II B Pasuruan sebagai berikut:
 Mengembangkan SDM dari petugas dengan cara memberikan pelatihan khusus
mengenai teknologi informasi .
 Memperbaiki sarana prasarana yang ada sehingga pelaksanaan pelayanan berbasis
teknologi dapat berjalan dengan baik.
 Memberikan sosialisasi terhadap Narapidana serta pengunjung mengenai aplikasi
Self Service sehingga Narapidana dan pengunjung tidak memerlukan lagi
pelayanan secara manual dan juga Narapidana dan pengunjung mampu
menggunakan aplikasi Self Service dengan baik
 Mengembangkan Inovasi self Service yang sudah ada sehingga Pemasyarakatan
mampu menjadi instansi yang bisa mengikuti perkembangan jaman yang kini
sudah mulai memasuki jaman 4.0 dimana segala hal sudah menggunakan
teknologi.

Anda mungkin juga menyukai