Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

VPN adalah istilah teknis yang berasal dari bahasa Inggris, Virtual Private

Network. Secara harfiah memiliki arti sebagai jaringan pribadi virtual. Virtual

Privat Network sendiri menumpang di atas (atau di dalam) jaringan fisik yang sudah

ada. Jaringan Virtual Privat Network sendiri bersifat pribadi sebab jaringan ini

terlindungi, dan tersembunyi, dari lalu-lintas jaringan yang sudah ada.

Gambar 1
Disetiap Komputer/Smartphone

Memiliki IP Address (Internet Protocol

Addres) yaitu alamat dari Komputer /

smartphone itu sendiri, alamat ini akan

membawa user (pengguna Komputer /

Smartphone) menuju dunia internet atau

maya dan memasuki situs yang

diinginkan oleh user. Sebelum memasuki

internet, IP Addres akan melewati ISP (Internet Service Provider) terlebih dahulu,

ISP sendiri adalah layanan penyedia jasa internet yang biasa kita pakai seperti

Indihome, Biznet, My Republic dan penyedia jasa internet lainnya. ISP ini lah yang

akan mengantarkan IP Address ini ke situs-situs yang user inginkan.

1
Gambar 2
Beberapa waktu lalu pemerintah

memblokir akses kebeberapa media

seperti Whatapp, Twitter, Facebook,

Instagram, Telegram dan Lainnya.

Pemerintah melalui Kementrian

Komunikasi dan Informatika Republik

Indonesia yang memerintahkan Internet

Service Provider atau layanan penyedia

jasa internet untuk memblokir situs-situs tadi agar tidak dapat diakses. Akibat ini

lah Virtual Privat Network menjadi viral dan banyak dipakai, sebenarnya Virtual

Privat Network sudah lama sekali telah ada di Indonesia tetapi tidak semua orang

tau dan yang tau itu pun biasanya menjadi kan Virtual Privat Network menjadi

Rahasia Umum bagi penggunanya. Inilah cara kerja Virtual Privat Network sendiri

yang menumpang di atas (atau di dalam) jaringan fisik yang sudah ada.

Gambar 3
Saat user mengaktifkan Virtual

Privat Network ini akan membawa IP

Address menuju jaringan Internet

Service Provider atau penyedia jasa

layanan internet tetapi tidak langsung

menuju situs yang diinginkan oleh user,

tetapi Virtual Privat Network akan

membawa IP Address ke server yang

telah mereka sediakan, baru lah dari server Virtual Privat Network tadi menuju situs

yang user inginkan dapat diakses. Ibarat jalan yang telah disediakan dalam ISP tadi

2
diberikan garis kuning oleh polisi sehingga tidak bisa lewat, maka VPN

menyediakan jalan baru sehingga IP Address tadi dapat melalui jalan pintas untuk

dapat mengakses situs yang diblokir oleh pemerintah tadi. Saat user terhubung ke

server Virtual Privat Network, user akan seolah-olah berada di negara tempat server

itu berada, degan begitu user dapat membuka apapun selama di negara tersebut

tidak diblokir.

Virtual Privat Network sejatinya untuk mengamankan koneksi dari orang-

orang yang mengintai data suatu user serta mengamankan lalu lintas data dan sangat

berguna bila mengedepankan privasi dan kerahasiaan dalam melakukan

komunikasi dengan jaringan komputer milik sendiri atau milik organisasi atau

pihak ketiga yang membutuhkan kerahasiaan dan keamanan, banyak perusahaan-

perusahaan bahkan bank-bank yang menggunakan Virtual Private Network ini

sebagai pengaman jaringan data mereka, Virtual Privat Network sendiri biasanya

diamankan dengan enkripsi tingkat tinggi seperti SSL dan TLS. SSL sendiri

singkatan dari Secure Socket Layer adalah jenis keamanan digital yang berfungsi

sebagai enkripsi komunikasi antara website / situs dan web browser yang user

gunakan agar data pribadi, kartu kredit dan lain-lain tidak dicuri oleh situs yang

user kunjungi. Sedangkan TLS sendiri adalah Transport Layer Security merupakan

teknologi enkripsi tingkat lanjut dari SSL yang memiliki peran yang sama dengan

dengan SSL yaitu untuk melindungi data-data user agar terhindar dari Hacker,

Cracker dan lain-lain, sehingga VPN ini sangat aman. Teknologi ini dapat

digunakan di dalam industri yang membutuhkan tingkat kepercayaan dan

keyakinan bahwa informasi yang diterima merupakan informasi yang benar, dapat

dipercaya, dan rahasia.

3
Inilah yang melatar belakangi judul saya yang bertemakan Penyalahgunaan

VPN (Virtual Privat Network) Terhadap Situs Yang Diblokir Pemerintah Dalam

Dunia Maya karena VPN ini sangat aman dan dapat membuka akses situs yang di

blokir oleh pemerintah, karena banyaknya situs-situs yang diblokir pemerintah

bayak orang-orang menggunakan VPN agar situs ini dapat di akses dengan bebas,

hal ini lah berpotensi timbul penyalahgunaan VPN untuk membuka situs-situs

terlarang seperti situs Pornografi, situs penipu, situs radikal, situs jual beli senjata

dan situs-situs lainnya yang dianggap berbahaya, atau jangan-jangan jaringan

teroris menggunakan VPN ini untuk berkomunikasi hal ini tidak menutup

kemungkinan hal ini dapat terjadi. Disamping VPN sangat gampang didapatkan

pada era saat ini siapapun bahkan anak dibawah umur dapat mendownload VPN

dengan mudah, dengan mengketikkan download VPN di Komputer akan banyak

pilihannya, dan contoh lainnya di smartphone android dengan Play Storenya tinggal

ketikkan VPN akan muncul ratusan VPN yang siap di download bahkan ada VPN

yang gambarnya tak senonoh yang sepertinya memang ditujukan untuk membuka

situs porno hal ini lah akan berbahaya jika banyak disalah gunakan oleh orang-

orang yang tidak bertanggung jawab. Contohnya seperti akses ke situs pornografi

saat ini banyak tindak pidana asusila oleh orang-orang yang terpengaruh oleh video-

video porno.

Sebenarnya pemerintah telah berupaya memblokir situs-situs porno yang

tersebar di internet bahkan pemerintah telah membeli mesin sensor seharga Rp. 200

Miliyar untuk mengatasi penyebaran situs-situs porno1, mesin ini bekerja dengan

1
Kominfo “mesin sensor seharga Rp. 200 Miliyar”, dikutip dari
https://kominfo.go.id/content/detail/12252/mengenal-ais-mesin-pengais-konten-internet-negatif-milik-
kominfo/0/sorotan_media <diunduh tanggal 30 Oktober 2019>

4
sensor ketikan/Keyword yang user ketik di internet, mesin akan mendeteksi kata-

kata yang kita ketikan di browser web apakah kata-kata tersebut mengandung kata-

kata yang memuat tentang hal-hal asusila, jika kata-kata tadi memuat tentang hal-

hal yang berbau pornografi maka mesin akan bekerja dan pencarian tentang hal-hal

yang berbau pornografi pasti tidak akan ditampilkan dalam pencarian google. Dulu

sebelum adanya mesin ini situs-situs pornografi banyak tersebar di internet dan

sangat mudah di akses bahkan dengan mengklik pencarian gambar pada pencarian

browser web akan banyak timbul orang-orang tanpa busana, dengan adanya mesin

ini pencarian tersebut dapat dihilangkan didalam pencarian.

Pemerintah memiliki hak untuk memblokir situs yang ada di dalam negeri

dan dibuat oleh orang Indonesia dengan dasar hukum Peraturan Menteri

Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia Nomor. 19 Tahun 2014 Tentang

Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif, yang mana situs yang memiliki

muatan negatif akan diblokir oleh Kominfo. Sebelum di blokir dan dihapus oleh

Kominfo akan diberikan peringatan untuk segera menghapus konten yang dianggap

memiliki muatan negatif untuk dihapus secara mandiri oleh admin yang memiliki

situs tersebut. Jika tidak ada tanggapan dalam jangka watuk 1 bulan maka akan

dihapus oleh tim kominfo.

Tetapi hal ini hanya berlaku untuk situs-situs yang berada di dalam

Indonesia tidak dengan situs yang berada di luar negeri karena sudah diluar

kekuasaan hukum Indonesia, contohnya situs PornHub sebenarnya pornhub sudah

diblokir oleh pemerintah Indonesia sejak 2017 silam tetapi disini artian blokir

adalah tidak dapat diakses untuk ke situs tersebut diblokir bukan situs Pornhub nya

karena situs Pornhub itu berada diluar negeri bukan seperti situs porno yang berasal

5
dari Indonesia sendri, disinilah VPN (Virtual Privat Network) banyak disalah

gunakan untuk membuka akses masuk ke dalam situs Porno yang berada diluar

negeri. Sebenarnya pemerintah telah melakukan berbagai cara seperti menghubungi

pihak Pornhub agar pada situsnya VPN (Virtual Privat Network) tidak berfungsi

tetapi hal ini dirasa kurang efektif karena situs porno yang berada di luar negeri

banyak dan tidak semua situs-situs tersebut mengindahkan dari permintaan

pemerintah Indonesia tersebut.

Ada beberapa dampak atau resiko dari menggunakan VPN (Virtual Privat

Network) abal-abal, yang pertama adalah koneksi VPN terkadang tidak di enkripsi,

hal ini sangat berbahaya karena dapat disadap oleh pihak-pihak yang tidak

bertanggung jawab seperti hacker yang dapat merugikan user. Kedua adalah VPN

terkadang disisipi oleh virus, backdoor, spyware, malware, dan lain-lain. Hal ini

sangat berbahaya bagi user yang mana virus tersebut sangat merugikan seperti data-

data berpontensi hilang karena virus, komputer / smartphone jadi memiliki celah

keamanan yang dapat merugikan user, apalagi jika terdapat virus ransomware yang

mana sempat viral beberapa waktu lalu, yang mana virus ini akan mengunci

komputer user sehingga tidak dapat digunakan serta akan menghapus semua data-

data user 100% dan akan meminta jumlah nominal uang yang sangat besar agar

data-data user tidak jadi dihapus oleh virus tersebut. Yang ketiga adalah VPN abal-

abal biasanya servernya akan secara diam-diam mencatat log aktivitas dari

penggunanya seperti yang saya jelaskan sebelumnya semua yang menggunakan

VPN lalu lintas datanya akan melalui VPN server hal ini berpotensi akan disalah

gunakan oleh pihak penyedia layanan VPN tersebut. Contohnya user sedang

memasuki situs e-banking, di dalam situs e-banking tersebut pastilah harus login

6
terlebih dahulu biasanya akan meminta id dan password dari pengguna e-banking

tersebut hal ini lah berpotensi id dan password user akan dicuri karena lalu lintas

data melewati VPN server. Yang keempat adalah berselancar dalam dunia maya

berpotensi lambat kerena VPN banyak yang yang menggunakan sehingga lalu lintas

di dalam server VPN sibuk hal ini lah yang menyebabkan user browsing lemot atau

lambat.

Tetapi tidak semua VPN memiliki dampak atau resiko yang telah

disebutkan di atas masih banyak VPN berbayar dan dan terpercaya terlebih lagi

VPN tersebut sudah melakukan kerja sama dengan suatu instansi pastilah akan

menjaga kepercayaan pelanggan yang menggunakan jasa layanan VPN nya. Tetapi

mengingat banyaknya VPN bertebaran dan mudah nya dijangkau oleh semua orang

contohnya di Smartphone Android anda terdapat PlayStore ketik keyword VPN

pastilah ada ratusan VPN gratisan yang tertera dalam PlayStore tersebut dan kita

tidak tau mana VPN yang berpotensi memiliki dampak / resiko yang disebutkan

diatas, disinilah peran pemerintah penting untuk membatasi/memfilter beredarnya

VPN yang sangat mudah didapatkan tersebut.

Indonesia sendiri menduduki posisi atas dalam negara dengan pengguna

Virtual Private Network (VPN)2. Dikarenakan banyaknya Web Site/situs yang

diblokir oleh pemerintah menjadi alasan mengapa hal ini dapat terjadi. Berdasarkan

data terbaru dari, Global Web Index yang dipublikasikan oleh Wired, dua per lima

warga Indonesia berselancar menggunakan VPN, mengalahkan Thailand dan Arab

2
Beritagar “Berdasarkan data terbaru dari Global Web Index yang dipublikasikan oleh Wired” dikutip dari
www.beritagar.id/artikel/sains-tekno/netizen-indonesia-terbanyak-gunakan-vpn-di-dunia <diunduh tanggal 30
Oktober 2019>

7
Saudi. Perusahaan asal Swedia tersebut mengungkap bahwa sekitar 41 persen

pengguna internet di Indonesia aktif menggunakan VPN (Virtual Private Network).

Gambar 4

Negara lain yang membuntuti di bawah Indonesia adalah Thailand (39

persen), Turki, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Brasil (36 persen), Vietnam (35

persen), Taiwan (33 persen), dan Malaysia (32 persen)3. Uniknya Tiongkok yang

memiliki aturan lebih ketat mengenai kebebasan berinternet hanya mencapai

persentase 29 persen saja. Kebanyakan negara di Eropa, Amerika Serikat, dan

Jepang berada di bawah 20 persen.

3
M.inilah “Negara lain yang membuntuti di bawah Indonesia adalah Thailand (39 persen), Turki, Uni Emirat
Arab, Arab Saudi, dan Brasil (36 persen), Vietnam (35 persen), Taiwan (33 persen), dan Malaysia (32
persen)” dikutip dari www.m.inilah.com/news/detail/2284373/indonesia-negara-pengguna-vpn-terbesar-di-
dunia <diunduh tanggal 30 Oktober 2019>

8
Gambar 5

Menurut survei Global Web Index tersebut, alasan utama orang Indonesia

menggunakan VPN adalah untuk mengakses situs-situs yang diblokir. Penggunaan

VPN untuk alasan privasi lebih banyak dilakukan oleh pengguna internet di negara-

negara Eropa. Di negara Cina (negara ini harus mendapat izin dari pemerintah jika

ingin menggunakan VPN), Indonesia, dan Thailand, mereka menggunakan VPN

untuk mengatasi Web Site/Situs yang diblokir yang dilakukan pemerintah. Masih

menurut survei tersebut, alasan lain masyarakat Indonesia ketika menggunakan

VPN adalah untuk mengakses situs yang diblokir oleh tempat mereka bekerja.

Pemerintah biasanya memblokir akses internet ke situs-situs media sosial atau situs

untuk mengunduh film dan musik hal ini dimaksudkan untuk mengurangi dari

penyebaran dari pembajakan tetapi hal ini baik tetapi kurang maksimal jika VPN

sendiri masih tersebar luar di indonesia.

VPN juga sering digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk mengakses

situs-situs hiburan seperti Netflix dan Spotify, yang membedakan

layanannya/kontennya di setiap negara. Dengan menggunakan VPN, masyarakat

Indonesia saat ini pun sudah bisa menggunakan Netflix (Media Streamer Film

gratis). Untuk mengakses VPN, kamu bisa menggunakan beberapa aplikasi seperti

Browsec yang dapat di unduh di perangkat media browser di google chrome dan

9
bahkan di brwoser ternama seperti Opera telah terintegrasi secara langsung

didalamnya yang telah siap pakai, masih banyak lagi aplikasi VPN gratis lainnya

yang tersedia, belum lagi di perangkat keras berbasis Android smartphone. Virtual

Privat Network sendiri belum di atur di dalam undang-undang Informasi Transaksi

Elekronik mengingat bahwa penggunaan VPN di indonesia terbilang tinggi.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah jenis kejahatan yang timbul dalam penyalahgunaan Virtual Privat

Network?

2. Apakah bentuk perbuatan tindak pidana yang dapat dikategorikan sebagai

penyalahgunaan Virtua Privat Network?

3. Bagaimana upaya pencegahan untuk mengatasi penyalahgunaan Virtual

Privat Network?

C. Tujuan Penelitian

Dari uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah di atas, maka

dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Untuk mengetauhi kejahatan yang akan timbul terhadap penyalahgunaan

Virtual Privat Network

2. Untuk mengetauhi perbuatan apa yang dapat dikategorikan penyalahgunaan

Virtual Private Network

3. Untuk mengetauhi upaya pencegahan untuk mengatasi penyalahgunaan

Virtual Privat Network

10
D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis :

1) Hasil penelitian dapat memberikan kegunaan untuk mengembangkan

ilmu hukum khususnya hukum pidana.

2) Sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya pencegahan atas

penyalahgunaan Virtual Private Network dengan dapat diaksesnya

situs-situs terlarang oleh pengguna internet di Indonesia

3) Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian yang lain yang

sesuai dengan bidang penelitian yang penulis teliti.

b. Manfaat Praktis :

1) Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi masyarakat atau

praktisi hukum dan instansi terkait tentang Penyalahgunaan VPN

(Virtual Privat Network) terhadap situs yang diblokir oleh pemerintah

dalam dunia maya berdasarkan prspektif Undang-undang Informasi dan

Transaksi Elektronik.

2) Dapat memberi ide dan masukan untuk melakukan pengawasan

terhadap Virtual Private Network agar penyalahgunaan tidak terus

terjadi, karena hal tersebut merupakan suatu perbuatan yang dilarang

dan juga memiliki ketentuan pidana.

3) Dengan dibuatnya penulisan ini diharapkan dapat memberikan dapat

memberikan masukan kepada pihak Kementrian Komunikasi dan

Informatika Republik Indonesia dalam rangka menanggulangi

Penyalahgunaan VPN (Virtual Privat Network) terhadap situs yang

11
diblokir oleh pemerintah dalam dunia maya berdasarkan prspektif

Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik.

E. Metode Penelitian

1. Metode Pendekatan

Penelitian ini akan disusun dengan menggunakan tipe penelitian

yuridis normatif, yaitu penelitian yang difokuskan untuk mengkaji

penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum positif. Dengan

pendekatan Normatif, yaitu pendekatan yang menggunakan konsepsi legis

positivis. Konsep ini memandang hukum identik dengan norma-norma

tertulis yang dibuat dan diundangkan oleh lembaga atau pejabat yang

berwenang. Konsep ini memandang hukum sebagai sistem normatif yang

bersifat mandiri, tertutup dan terjadi kehidupan masyarakat yang nyata.

Penelitian ini menggunakan pendekatan perundang-undangan

(statute aproach) dan pendekatan kasus (case aproach). Pendekatan

perundang-undangan digunakan untuk mengetahui keseluruhan peraturan

hukum khususnya hukum pidana di Indonesia. Pendekatan kasus bertujuan

untuk mepelajari penerapan norma-norma atau kaidah hukum yang

dilakukan dalam praktik hukum. Terutama mengenai kasus-kasus yang

telah diputus sebaimana yang dapat dilihat dalam yurisprudensi terhadap

perkara-perkara yang menjadi fokus peneltian, yaitu perkara pidana.

2. Sumber Data

Dalam penelitian pada umumnya dibedakan antara data yang

diperoleh secara langsung dari masyarakat dan dari bahan-bahan pustaka.

Yang diperoleh langsung dari masyarakat dinamakan data primer,

12
sedangkan yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka dinamakan data

sekunder. Data dalam penulisan ini adalah data sekunder, yaitu bahan

pustaka yang mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku yang

menunjang dari penulisan skripsi ini.

Peraturan perundang-undangan, karya ilmiah, artikel-artikel, serta

dokumen yang berkaitan dengan materi penelitian. Ada tiga bagian bahan

hukum sekunder yaitu:

2.1. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat.

Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

peraturan perundang-undangan yaitu Undang-undang Nomor 11 Tahun

2008 Tentang Infomasi Transaksi Elekronik, Undang-undang Nomor

19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 11

Tahun 2008 Tentang Infomasi Transaksi Elekronik, Peraturan Menteri

Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

2014 Tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif, serta

peraturan perundang-undangan lainnya yang dapat mendukung dalam

penelitian ini.

2.2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder, memberikan penjelasan mengenai bahan

hukum primer, seperti rancangan undang-undang, hasil karya dari

kalangan hukum, jurnal ilmiah, riset-riset terdahulu, buku-buku yang

relevan dan media internet.

13
2.3. Bahan Hukum Tertier

Bahan hukum tertier, yakni bahan yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap hukum primer dan sekunder; contohnya

adalah kamus, ensiklopedia, indeks kumulatif dan seterusnya.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

studi pustaka, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan melakukan

penelusuran dan menelaah bahan pustaka (literatur, hasil penelitian, majalah

ilmiah, buletin ilmiah, jurnal ilmiah dsb).

4. Metode Analisis Data

Untuk menganalisis data yang didapat, akan menggunakan analisis

normatif, merupakan cara menginterpretasikan dan mendiskusikan bahan

hasil penelitian berdasarkan pada pengertian hukum, norma hukum, teori-

teori hukum dan doktrin yang berkaitan dengan pokok permasalahan.

Norma hukum diperlukan sebagai premis mayor, kemudian dikorelasikan

dengan fakta-fakta yang relevan yang dipakai sebagai pernyataan khusus

dan akan ditemukan penemuan-penemuan baru dan akan diperoleh

kesimpulan terhadap permasalahannya.

14

Anda mungkin juga menyukai