ABSTRAKS
Kantor kelurahan siantan tengah terletak di jalan selat sumba No.46 Kota Pontianak. Setiap harinya kantor ini
mengerjakan banyak sekali pekerjaan yang berkaitan dengan pelayanan, dan untuk meningkatkan mutu kualitas
pelayanan berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan maka dibutuhkan sebuah sistem informasi
Pengaduan Warga terkait dengan pelayanan yang telah dilakukan, hal ini untuk menilai seberapa berhasil
pelayanan dilakukan, selain untuk mengukur tingkat pelayanan sistem informasi pengaduan warga juga
bermanfaat untuk menampung aspirasi dari warga kelurahan siantan tengah, hal ini penting dilaksanakan
karena selama ini pengaduan dilakukan hanya menggunakan kotak saran, yang mana masyarakat harus menulis
dan mendatangi kelurahan terlebih dahulu untuk memberikan saran, tentunya ini tidak praktis, selain itu
terkadang petugas kelurahan juga enggan untuk mengecek aduan warga ini karena masalah yang menumpuk
dan banyaknya aduan tidak terorganisir dengan baik maka dari itulah sistem informasi pengaduan warga ini
sangat dibutuhkan agar pengaduan bisa lebih cepat ditangani dan langsung tepat sasaran, sehingga pelayanan
kelurahan pun menjadi lebih baik, dalam penelitian ini dipilih berbasis website dengan menggunakan metode
pengembangan perangkat lunak prototipe yang terdiri dari beberapa tahapan mulai dari pengumpulan data
hingga tahap implementasi dan maintenance aplikasi, diharapkan dengan adanya sistem informasi pengaduan
warga ini maka pelayanan di kelurahan siantan tengah menjadi lebih baik, dan masyarakat menjadi lebih puas
dengan pelayanan yang ada.
Kata Kunci: Sistem Informasi, Pengaduan Warga, berbasis Website
siantan tengah dalam hal membuat sebuah sistem menggunakan sebuah browser menggunakan URL
informasi pengaduan warga dengan tujuan dapat website.(Firmansyah & Pitriani, 2017)
memudahkan sistem pengaduan warga dikelurahan Jenis website dapat dikategorikan menjadi dua
siantan tengah, serta dapat mempercepat waktu yaitu web statis dan web dinamis. Web Statis adalah
pengaduan tersebut dapat dibaca oleh staff maupun web yang menampilkan informasi-informasi yang
pak lurah, serta dapat memberikan sebuah tempat sifatnya statis (tetap). Sedangkan Menurut (Agus &
penyampaian informasi terbaru yang dapat dilihat Safitri, 2015) pengertian website adalah
secara langsung oleh masyarakat. “keseluruhan halaman-halaman web yang terdapat
dari sebuah domain yang mengandung informasi”.
1.2 Referensi 1.2.4. Model Pengembangan Perangkat Lunak
1.2.1. Sistem Dalam pembuatan sebuah system informasi
Sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem tentunya dibutuhkan sebuah model pegembangan
yang sudah berjalan, melihat bagaimana yang bagus perangkat lunak, dimana dalam pembuatan system
dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan informasi pengaduan warga ini peneliti
kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang menggunakan model prototyping.
baru (Winarno, 2016) sedangkan pendapat lain Menurut Ogedebe didalam (Purnomo, 2017)
mengatakan Sistem sebagai suatu jaringan kerja menyatakan bahwa mengemukan bahwa
prosedur yang saling berhubungan, sistem yang “Prototyping merupakan metode pengembangan
lebih menekankan pada elemen atau komponen perangat lunak, yang berupa model fisik kerja
mendefinisikan sistem sebagai kumpulan elemen sistem dan berfungsi sebagai versi awal dari
yang beriteraksi untuk mencapai suatu tujuan system”. Sedangkan Menurut (Nurajizah, 2015)
tertentu (Reza & Paramidita, 2016) “Metode prototype sesuai untuk menjelaskan
Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem kebutuhan pengguna secara lebih rinci karena
merupakan sebuah kegiatan yang mana didalamnya pengguna sering mengalami kesulitan dalam
terdapat jaringan kerja dan prosedur yang saling penyampaian kebutuhannya secara detail tanpa
berhubungan dan saling berinteraksi untuk mencapai melihat gambaran yang jelas”.
tujuan tertentu Adapun tahapan-tahapan dari model prototype
1.2.2. Sistem Informasi (Nurajizah, 2015) adalah sebagai berikut :
Sistem informasi adalah suatu sistem yang 1. Mengidentifikasi pengguna
dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen- Model prototipe dimulai dari mengindentifikasi
komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu kebutuhan sesuai pelanggan terhadap perangkat
tujuan yaitu mengendalikan organisasi (Hermawan lunak yang akan dibuat.
et al., 2016) sedangkan menurut ahli lain 2. Menngembangkan protoype
berpendapat bahwa system informasi merupakan Membangun prototype sementara dengan
kumpulan dari sistem yang saling bertukar data dan membuat perancangan sementara yang berfokus
saling mendukung satu sama lain untuk pada penyajian yaitu input dan output.
menyelesaikan sebuah pekerjaan, dan menghasilkan 3. Menentukan apakah prototype dapat diterima
sebuah informasi yang baru (Firmansyah & Pitriani, Melakukan evaluasi terhadap sistem yang
2017) dibangun, apakah sistem sudah sesuai dengan
Menurut Nurlalela didalam (Herliana & Rasyid, yang diinginkan, jika sesuai maka akan
2016) menyatakan bahwa sistem dapat dilakukan langkah selanjutnya yaitu
dikombinasikan dengan software, hardware, dan mengkodekan sistem, jika tidak maka akan
brainware untuk menghasilkan sebuah informasi. dilakukan revisi pada sistem yang telah
Hasil dari olahan sistem informasi akan digunakan dibangun.
sebagai dasar pertimbangan suatu perusahaan untuk 4. Menggunakan prototype
menentukan langkah ke depan. “Sistem yang Prototype selesai menjadi sistem dan sistem siap
menyediakan informasi dengan cara sedemikian untuk digunakan.
rupa sehingga bermanfaat bagi penerima.
Sedangkan menurut Ladjamudin didalam 1.2.5. Peralatan Pendukung
(Hermawan et al., 2016) menyatakan bahwa sistem Didalam penelitian ini juga menggunakan
informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh bebreapa peralatan pendukung diantaranya yaitu
manusia yang terdiri dari komponen-komponen a. Entity Relationship Diagram (ERD)
dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu Menurut Kusumawati didalam (Suhendro, 2017)
mengendalikan organisasi. menyatakan bahwa Entity Relationship Diagram
1.2.3. Website merupakan notasi grafis dalam pemodelan data
Website adalah sebuah kumpulan halaman pada konseptual yang mendeskripkan hubungan antara
suatu domain di internet yang dibuat dengan tujuan penyimpanan. Sedangkan Menurut Rosa dan
tertentu dan saling berhubungan serta dapat diakses Shalahuddin didalam (Rachmawati, 2016)
secara luas melalui halaman depan (home page) menyatakan bahwa pemodelan awal basis data
yang paling banyak digunakan adalah
AMIK DCC Bandar Lampung 398 |
Jurnal Cendikia Vol. XIX | Cendikia 2020 P-ISSN:0216-9436
Bandar Lampung, April 2020 E-ISSN:2622-6782
menggunakan ERD (Entity Relationship dalam kotak saran yang telah disediakan di
Diagram). ERD dikembangkan berdasarkan teori Kantor Kelurahan Siantan Tengah, maka lembar
himpunan dalam bidang matematika. ERD pengaduan akan diseleksi dan dicek oleh
digunakan untuk pemodelan basis data pengadministrasian umum. Pengadministrasian
relasional. Sehingga jika penyimpanan basis data umum pun memberikan lembar pengaduan
menggunakan OODBMS maka perancangan tersebut kepada Pak Lurah agar segera dilakukan
basis data tidak perlu menggunakan ERD tindakan, Pak Lurah memberikan kembali lembar
b. Logical Record Structured (LRS) pengaduan tersebut kepada staf kelurahan untuk
Menurut Frieyadie didalam (Suryanto, 2016) dijadikan arsip kelurahan.
menyatakan bahwa LRS merupakan hasil dari - Prosedur Diskusi
Entity Relationship Diagram (ERD) berserta Warga mendatangi Kantor Kelurahan Siantan
atributnya sehingga bisa terlihat hubungan- Tengah, setelah itu staf kelurahan menanyakan
hubungan antara entitas. Sedangkan menurut keperluan warga. Warga memberikan penjelasan
Lestari didalam (Nurhadi, 2018) menyatakan kedatangannya untuk melakukan diskusi dengan
bahwa Logical Record Structure dibentuk Pak Lurah, jika sedang tidak ramai warga yang
dengan nomor tipe record , beberapa tipe record ingin melakukan diskusi maka warga tidak akan
digambarkan oleh kotak empat persegi panjang mengantri, jika sedang ramai yang ingin diskusi
dan dengan nama yang unik maka staf kelurahan menyuruh warga untuk
c. Unified Modelling Language (UML) antri. Warga mengantri untuk melakukan diskusi
Pengertian Unified Modeling Language (UML) dengan Pak Lurah. Setelah antrian di panggil
adalah merupakan sistem arsitektur yang bekerja maka warga bisa berdiskusi dengan Pak Lurah,
dalam OOAD (Object-Oriented Analysis Design) Namun jika Pak Lurah sedang tidak berada di
dengan satu bahasa yang konsisten untuk tempat maka diskusi tidak bisa dilanjutkan.
menentukan, visualisasi, mengkontruksi dan - Prosedur Informasi Berita Kelurahan
mendokumentasi artifact (sepotong informasi Warga datang ke Kantor Keluarahan untuk
yang digunakan atau dihasilkan dalam suatu mengetahui informasi terbaru apa saja yang ada
proses rekayasa software, dapat berupa model, di Kantor Keluarhan. Setelah itu warga membaca
deskripsi, atau software) yang terdapat dalam tentang seputar informasi yang warga ingin cari
sistem software (Wahyu, 2015) . dengan membaca informasi yang telah tersedia di
Menurut Nugroho didalam (Rachmawati, 2016) jendela Kelurahan, jika tidak ada informasi yang
Unified Modeling Language (UML) adalah tersedia di jendela Kelurahan maka warga akan
bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat mendatangi staf Kelurahan untuk menanyakan
lunak yang berparadigma berorientasi objek. tentang informasi yang ingin dicari oleh warga.
Sedangkan menurut (Hendini, 2016) UML 2.2. Activity Diagram Prosedur Sistem Berjalan
merupakan metodologi dalam mengembangkan Dari hasil analisis yang dilakukan pada Kantor
sistem berorientasi objek dan juga merupakan Kelurahan Siantan Tengah maka dari hasil analisis
alat untuk mendukung pengembangan sistem. ini akan diuraikan menjadi gambar activity diagram
4. KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari
pembuatan sistem informasi pengaduan warga ini
yaitu sebagai berikut :
Gambar 17. Prototipe Grafik Laporan Warga - Dengan adanya sistem informasi Pengaduan
Warga Kelurahan Siantan Tengah ini,
diharapkan dapat membantu dalam proses
pemecahan masalah yang sedang terjadi di
Kantor Kelurahan Siantan Tengah. Serta
dengan sistem informasi pengaduan ini
diharapkan warga bisa memberikan laporan
pengaduan tanpa perlu datang ke Kantor
Kelurahan Siantan Tengah.
- aplikasi website Pengaduan Warga ini
memudahkan warga untuk melakukan diskusi
bersama Pak Lurah maupun warga lain tanpa
harus datang ke Kantor Kelurahan Siantan
Tengah.
- sistem informasi ini dapat memudahkan Staf
Gambar 18. Prototipe Form Upload Berita Kelurahan untuk membuat berita terbaru
tentang Kantor Kelurahan Siantan Tengah
2.5.5. Basis Data sehingga warga tanpa perlu datang ke Kantor
Pada bagian ini menggambarkan rancangan Kelurahan Siantan Tengah untuk melihat berita
basis data dari sisten informasi diskusi Warga yang kelurahan.
dtuangkan dalam diagram ERD dan LRS - sistem informasi ini dapat mengurangi
a. Entitiy Relationship Diagram penggunaan kertas sebagai media pengaduan
laporannya, agar data yang dilaporkan warga
aman dan tidak mudah rusak.
- Tidak menggunakan media kertas yang di
tempel di jendela kelurahan lagi untuk
menampilkan berita tentang kelurahan, karna
yang mendapatkan informasi berita hanya siapa
yang datang ke Kantor Kelurahan saja yang
akan mendapatkan informasi tentang berita
kelurahan.