Anda di halaman 1dari 69

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Evaluasi Program pada Rencana Induk Kawasan Minapolitan

Analisa yang dilakukan dalam tahapan evaluasi program pada rencana


induk kawasan minapolitan didasari pada Peraturan Bupati Banyumas No. 39
Tahun 2012 tentang Rencana Induk Pengembangan Kawasan Minapolitan
Kabupaten Banyumas Tahun 2013 - 2018. Analisis dilakukan berdasarkan tiga
lokasi pengembangan kawasan minapolitan yaitu kawasan pembenihan, kawasan
pembesaran, serta kawasan pengolahan dan pemasaran.

5.1.1 Evaluasi Kesesuaian Pengembangan Kawasan Pembenihan

Evaluasi kesesuaian pengembangan kawasan pembenihan dilakukan


dengan menghitung presentase program yang telah terlaksana berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan dengan seluruh kelompok petani pembudidaya ikan
(Pokdakan) dan Bidang Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Banyumas. Hasil penilaian didapatkan bahwa dari 31 program yang
direncanakan, baru sebanyak 26 program yang terlaksana atau sebesar 76,67%
program yang telah terlaksana dan berimplikasi terhadap pembudidaya perikanan
di Kaupaten Banyumas. Adapun program-program yang belum terlaksana
memiliki kendala sehingga program tersebut belum bisa dilaksanakan sesuai
dengan rencana. Program tersebut antara lain :

a. Pengadaan peralatan pengelolaan sampah.

Program tersebut belum terlaksana akibat kendala pada anggaran yang


dikeluarkan oleh APBD tidak mampu memenuhi kebutuhan pengadaan peralatan
pengelolaan sampah di kawasan pembenihan. APBD Kabupaten Banyumas hanya
mampu menutupi kebutuhan di Kota Purwokerto dan sekitarnya.

b. Pemeliharaan peralatan pengelolaan sampah.

Program tersebut belum terlaksana karena peralatan pengelolaan sampah


di kawasan pembenihan belum tersedia sehingga belum bisa dilaksanakan
program untuk pemeliharaan peralatan pengelolaan sampah.

84
c. Pencanangan program pengolahan sampah 3R.

Sama seperti program diatas, program ini belum bisa terlaksana akibat
kurangnya anggaran APBD Kabupaten Banyumas sehingga program ini hanya
terlaksana di kawasan perkotaan Purwokerto.

d. Pembangunan sarana pengolahan limbah.

Program ini belum dapat dilaksanakan dengan alasan karena kegiatan


perikanan tidak menghasilkan limbah yang terlalu banyak, bahkan hampir
dikatakan tidak ada samasekali, sehingga program ini dirasa tidak terlalu
dibutuhkan di kawasan perikanan. Namun program ini akan dialihkan ke program
lainnya di rencana selanjutnya.

e. Pemantauan IPAL setiap 6 bulan.

Dengan belum terlaksananya program pembangunan sarana pengolahan


limbah maka program pemantauan IPAL setiap 6 bulan belum bisa terlaksana
karena belum tersedianya IPAL di kawasan pembenihan.Hasil analisa kesesuaian
pengembangan kawasan pembenihan dijelaskan dalam bentuk matriks pada tabel
27.

5.1.2 Analisa Kesesuaian Pengembangan Kawasan Pembesaran

Analisa kesesuaian pengembangan kawasan pembesaran dilakukan dengan


menghitung presentase program yang telah terlaksana berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan dengan seluruh kelompok petani pembudidaya ikan
(Pokdakan) dan Bidang Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Banyumas. Hasil penilaian didapatkan bahwa dari 35 program yang direncanakan,
baru sebanyak 25 program yang telah terlaksana dan berimplikasi terhadap
pembudidaya perikanan di Kaupaten Banyumas atau sebesar 63,08%.

85
Tabel 27

Matriks Penilaian Kesesuaian Kebijakan Minapolitan pada Kawasan Pembenihan

N Keterangan Nilai Implikasi Nilai


Nilai
o Indikasi Program Indikator Penilaian Tidak Terhadap Program Mean Presentase
Terlaksana Total
Terlaksana Pembudidaya Terlaksana
Terlaksananya Sosialisasi
Sosialisasi pengembangan
1 pengembangan kawasan Terlaksana   0 3 2 1,61
kawasan minapolitan 1,50
minapolitan
Terlaksananya
Pengembangan kawasan
2 Pengembangan kawasan Terlaksana   - 3 - 3,23
minapolitan 3,00
minapolitan
Terlaksananya Pembuatan
3 Pembuatan sumur bor Terlaksana   - 3 - 3,23
sumur bor 3,00
Terlaksananya Pembangunan
4 Pembangunan embung Terlaksana   - 3 - 3,23
embung 3,00
Pembangunan Terlaksananya Pembangunan
5 Terlaksana   - 3 - 3,23
cekdam/bendungan cekdam/bendungan 3,00
Terlaksananya
Rehabilitasi/pemeliharaan
6 Rehabilitasi/pemeliharaan Terlaksana   3 3 2 3,23
jaringan irigasi 3,00
jaringan irigasi
Perbaikan jaringan irigasi Terlaksananya Perbaikan
7 Terlaksana   3 3 2 3,23
sederhana jaringan irigasi sederhana 3,00
Terlaksananya Perencanaan
8 Perencanaan DED embung Terlaksana   - 3 - 3,23
DED embung 3,00
Terlaksananya Perencanaan
9 Perencanaan DED cekdam Terlaksana   - 3 - 3,23
DED cekdam 3,00
Perencanaan DED sumur Terlaksananya Perencanaan
10 Terlaksana   - 3 - 3,23
dalam DED sumur dalam 3,00
Perencanaan studi air Terlaksananya Perencanaan
11 Terlaksana   - 3 - 3,23
bawah tanah studi air bawah tanah 3,00

86
N Keterangan Nilai Implikasi Nilai
Nilai
o Indikasi Program Indikator Penilaian Tidak Terhadap Program Mean Presentase
Terlaksana Total
Terlaksana Pembudidaya Terlaksana
Terlaksananya
Pengembangan DED jalan
12 Pengembangan DED jalan Terlaksana   - 3 - 3,23
alternatif antar kawasan 3,00
alternatif antar kawasan
Pembangunan jalan Terlaksananya Pembangunan
13 Terlaksana   1 3 2 2,15
alternatif jalan alternatif 2,00
Terlaksananya
Pengembangan dan
Pengembangan dan
peningkatan ruas jalan
peningkatan ruas jalan Kec.
14 Kec. Baturaden-Kec. Terlaksana   - 3 - 3,23
Baturaden-Kec. 3,00
Kedungbanteng-Kec.
Kedungbanteng-Kec.
Karanglewas
Karanglewas
Terlaksananya
Pengembangan dan
Pengembangan dan
peningkatan ruas jalan
15 peningkatan ruas jalan Kec. Terlaksana   - 3 - 3,23
Kec. Kedungbanteng-Kec. 3,00
Kedungbanteng-Kec.
Purwokerto-Kec. Sokaraja
Purwokerto-Kec. Sokaraja
Terlaksananya
Pengembangan dan
Pengembangan dan
peningkatan ruas jalan
16 peningkatan ruas jalan Kec. Terlaksana   - 3 - 3,23
Kec. Baturaden-Kec. 3,00
Baturaden-Kec. Purwokerto-
Purwokerto-Kec. Sokaraja
Kec. Sokaraja
Terlaksananya
Pengembangan dan
Pengembangan dan
peningkatan ruas jalan
17 peningkatan ruas jalan Kec. Terlaksana   - 3 - 3,23
Kec. Karanglewas-Kec. 3,00
Karanglewas-Kec.
Purwokerto-Kec. Sokaraja
Purwokerto-Kec. Sokaraja
Pembangunan jaringan air Terlaksananya Pembangunan
18 Terlaksana   3 3 2 3,23
bersih jaringan air bersih 3,00
Pengadaan peralatan Terlaksananya Pengadaan
19 Terlaksana   - 3 - 3,23
jaringan air bersih peralatan jaringan air bersih 3,00

87
N Keterangan Nilai Implikasi Nilai
Nilai
o Indikasi Program Indikator Penilaian Tidak Terhadap Program Mean Presentase
Terlaksana Total
Terlaksana Pembudidaya Terlaksana
Pemeliharaan peralatan Terlaksananya Pemeliharaan
20 Terlaksana   3 3 2 3,23
jaringan air bersih peralatan jaringan air bersih 3,00
Terlaksananya Pembangunan
Pembangunan instalasi
21 instalasi pengolahan air Terlaksana   2 0 2 1,08
pengolahan air minum 1,00
minum
Terlaksananya Pengadaan
Pengadaan peralatan Belum
22 peralatan pengelolaan   3 0 2 1,61
pengelolaan sampah Terlaksana 1,50
sampah
Terlaksananya Pemeliharaan
Pemeliharaan peralatan Belum
23 peralatan pengelolaan   - 0 - 0,00
pengelolaan sampah Terlaksana -
sampah
Terlaksananya Pencanangan
Pencanangan program Belum
24 program pengolahan sampah   - 0 - 0,00
pengolahan sampah 3R Terlaksana -
3R
Pembangunan jaringan Terlaksananya Pembangunan
25 Terlaksana   3 3 2 3,23
telekomunikasi jaringan telekomunikasi 3,00
Terlaksananya Pengadaan
Pengadaan peralatan
26 peralatan jaringan Terlaksana   - 3 - 3,23
jaringan telekomunikasi 3,00
telekomunikasi
Terlaksananya Pemeliharaan
Pemeliharaan peralatan
27 peralatan jaringan Terlaksana   - 3 - 3,23
jaringan telekomunikasi 3,00
telekomunikasi
Terlaksananya Perencanaan
Perencanaan AMDAL
28 AMDAL kawasan Terlaksana   - 3 - 3,23
kawasan minapolitan 3,00
minapolitan
Terlaksananya Perencanaan
Perencanaan UKL UPL
29 UKL UPL kawasan Terlaksana   - 3 - 3,23
kawasan minapolitan 3,00
minapolitan
Pembangunan sarana Terlaksananya Pembangunan Belum
30   0 0 2 0,00
pengolahan limbah sarana pengolahan limbah Terlaksana -

88
N Keterangan Nilai Implikasi Nilai
Nilai
o Indikasi Program Indikator Penilaian Tidak Terhadap Program Mean Presentase
Terlaksana Total
Terlaksana Pembudidaya Terlaksana
Pemantauan IPAL setiap 6 Terlaksananya Pemantauan Belum
31   - 0 - 0,00
bulan IPAL setiap 6 bulan Terlaksana -
21 75 20 75,00 80,65
Sumber : Survey Lapangan; Survey Sekunder dan Hasil Analisis Tahun 2019

89
Adapun program-program yang belum terlaksana memiliki kendala
sehingga program tersebut belum bisa dilaksanakan sesuai dengan rencana.
Program tersebut antara lain :

a. Pengadaan peralatan pengelolaan sampah.

Program tersebut belum terlaksana akibat kendala pada anggaran yang


dikeluarkan oleh APBD tidak mampu memenuhi kebutuhan pengadaan peralatan
pengelolaan sampah di kawasan pembenihan. APBD Kabupaten Banyumas hanya
mampu menutupi kebutuhan di Kota Purwokerto dan sekitarnya.

b. Pemeliharaan peralatan pengelolaan sampah.

Program tersebut belum terlaksana karena peralatan pengelolaan sampah


di kawasan pembenihan belum tersedia sehingga belum bisa dilaksanakan
program untuk pemeliharaan peralatan pengelolaan sampah.

c. Pencanangan program pengolahan sampah 3R.

Sama seperti program diatas, program ini belum bisa terlaksana akibat
kurangnya anggaran APBD Kabupaten Banyumas sehingga program ini hanya
terlaksana di kawasan perkotaan Purwokerto.

d. Pembangunan sarana pengolahan limbah.

Program ini belum dapat dilaksanakan dengan alasan karena kegiatan


perikanan tidak menghasilkan limbah yang terlalu banyak, bahkan hampir
dikatakan tidak ada samasekali, sehingga program ini dirasa tidak terlalu
dibutuhkan di kawasan perikanan. Namun program ini akan dialihkan ke program
lainnya di rencana selanjutnya.

e. Pemantauan IPAL setiap 6 bulan.

Dengan belum terlaksananya program pembangunan sarana pengolahan


limbah maka program pemantauan IPAL setiap 6 bulan belum bisa terlaksana
karena belum tersedianya IPAL di kawasan pembenihan.

f. Pembangunan dan pengembangan agrowisata mina.

90
Program tersebut belum dapat terlaksana akibat kurangnya minat
masyarakat di bidang perikanan sehingga pengembangan belum dapat dilakukan
sebelum potensi dan minat masyarakat terhadap perikanan sudah mencukupi
untuk dilakukan pengembangan.

g. Pembangunan fasilitas pendukung wisata mina.

Program ini memiliki korelasi langsung terhadap program Pembangunan


dan pengembangan agrowisata mina sehingga program ini belum dapat berjalan
apabila program tersebut belum terlaksana.

h. Pengadaan peralatan fasilitas wisata mina.

Program ini memiliki korelasi langsung terhadap program Pembangunan


dan pengembangan agrowisata mina sehingga program ini belum dapat berjalan
apabila program tersebut belum terlaksana.

i. Penyelenggaraan promosi agrowisata mina.

Program ini memiliki korelasi langsung terhadap program Pembangunan


dan pengembangan agrowisata mina sehingga program ini belum dapat berjalan
apabila program tersebut belum terlaksana.

j. Pemeliharaan fasilitas pendukung wisata mina.

Program ini memiliki korelasi langsung terhadap program Pembangunan


dan pengembangan agrowisata mina sehingga program ini belum dapat berjalan
apabila program tersebut belum terlaksana.

Hasil analisa kesesuaian pengembangan kawasan pembenihan dijelaskan


dalam bentuk matriks pada tabel 28.

91
Tabel 28

Matriks Penilaian Kesesuaian Kebijakan Minapolitan pada Kawasan Pembesaran

Keterangan (1) (2)


N
Nilai Implikasi Nilai Nilai
o Indikasi Program Indikator Penilaian Tidak Mean Presentase
Terlaksana Terhadap Program Total
Terlaksana
Pembudidaya Terlaksana
Sosialisasi Terlaksananya Sosialisasi
1,5
1 pengembangan kawasan pengembangan kawasan Terlaksana   0 3 2 1,43
0
minapolitan minapolitan
Pengembangan kawasan Terlaksananya Pengembangan
2 Terlaksana   - 3 - 2,86
minapolitan kawasan minapolitan 3,00
Terlaksananya Pembuatan
3 Pembuatan sumur bor Terlaksana   - 3 - 2,86
sumur bor 3,00
Terlaksananya Pembangunan
4 Pembangunan embung Terlaksana   - 3 - 2,86
embung 3,00
Pembangunan Terlaksananya Pembangunan
5 Terlaksana   - 3 - 2,86
cekdam/bendungan cekdam/bendungan 3,00
Terlaksananya
Rehabilitasi/pemeliharaan
6 Rehabilitasi/pemeliharaan Terlaksana   3 3 2 2,86
jaringan irigasi 3,00
jaringan irigasi
Perbaikan jaringan irigasi Terlaksananya Perbaikan
7 Terlaksana   3 3 2 2,86
sederhana jaringan irigasi sederhana 3,00
Perencanaan DED Terlaksananya Perencanaan
8 Terlaksana   - 3 - 2,86
embung DED embung 3,00
Perencanaan DED Terlaksananya Perencanaan
9 Terlaksana   - 3 - 2,86
cekdam DED cekdam 3,00
Perencanaan DED sumur Terlaksananya Perencanaan
10 Terlaksana   - 3 - 2,86
dalam DED sumur dalam 3,00
Perencanaan studi air Terlaksananya Perencanaan
11 Terlaksana   - 3 - 2,86
bawah tanah studi air bawah tanah 3,00

92
N Keterangan (1) (2)
Nilai
o Indikasi Program Indikator Penilaian Tidak Nilai Implikasi Nilai Mean Presentase
Terlaksana Total
Terlaksana Terhadap Program
Pengembangan DED Terlaksananya Pengembangan Pembudidaya Terlaksana
12 jalan alternatif antar DED jalan alternatif antar Terlaksana   - 3 - 2,86
3,00
kawasan kawasan
Pembangunan jalan Terlaksananya Pembangunan
13 Terlaksana   1 3 2 1,90
alternatif jalan alternatif 2,00
Pengembangan dan Terlaksananya Pengembangan
peningkatan ruas jalan dan peningkatan ruas jalan
14 Terlaksana   - 3 - 2,86
Kec. Sumbang-Kec. Kec. Sumbang-Kec. 3,00
Kembaran-Kec. Sokaraja Kembaran-Kec. Sokaraja
Pengembangan dan
Terlaksananya Pengembangan
peningkatan ruas jalan
dan peningkatan ruas jalan
Kec. Ajibarang-Kec.
Kec. Ajibarang-Kec.
15 Cilongok-Kec. Terlaksana   - 3 - 2,86
Cilongok-Kec. Karanglewas- 3,00
Karanglewas-Kec.
Kec. Purwokerto-Kec.
Purwokerto-Kec.
Sokaraja
Sokaraja
Pengembangan dan
Terlaksananya Pengembangan
peningkatan ruas jalan
dan peningkatan ruas jalan
Kec. Sumpiuh-Kec.
16 Kec. Sumpiuh-Kec. Terlaksana   - 3 - 2,86
Kemranjen-Kec. 3,00
Kemranjen-Kec. Banyumas-
Banyumas-Kec.
Kec. Kalibagor-Kec. Sokaraja
Kalibagor-Kec. Sokaraja
Pembangunan jaringan Terlaksananya Pembangunan
17 Terlaksana   3 3 2 2,86
air bersih jaringan air bersih 3,00
Pengadaan peralatan Terlaksananya Pengadaan
18 Terlaksana   - 3 - 2,86
jaringan air bersih peralatan jaringan air bersih 3,00
Pemeliharaan peralatan Terlaksananya Pemeliharaan
19 Terlaksana   - 3 - 2,86
jaringan air bersih peralatan jaringan air bersih 3,00
20 Pembangunan instalasi Terlaksananya Pembangunan Terlaksana   3 3 2 2,86
pengolahan air minum instalasi pengolahan air 3,00

93
N Keterangan (1) (2)
Nilai
o Indikasi Program Indikator Penilaian Tidak Nilai Implikasi Nilai Mean Presentase
Terlaksana Total
Terlaksana Terhadap Program
minum Pembudidaya Terlaksana
Pengadaan peralatan Terlaksananya Pengadaan Belum
21   0 0 2 0,00
pengelolaan sampah peralatan pengelolaan sampah Terlaksana -
Pemeliharaan peralatan Terlaksananya Pemeliharaan Belum
22   - 0 - 0,00
pengelolaan sampah peralatan pengelolaan sampah Terlaksana -
Terlaksananya Pencanangan
Pencanangan program Belum
23 program pengolahan sampah   - 0 - 0,00
pengolahan sampah 3R Terlaksana -
3R
Pembangunan jaringan Terlaksananya Pembangunan
24 Terlaksana   3 3 2 2,86
telekomunikasi jaringan telekomunikasi 3,00
Terlaksananya Pengadaan
Pengadaan peralatan
25 peralatan jaringan Terlaksana   - 3 - 2,86
jaringan telekomunikasi 3,00
telekomunikasi
Terlaksananya Pemeliharaan
Pemeliharaan peralatan
26 peralatan jaringan Terlaksana   - 3 - 2,86
jaringan telekomunikasi 3,00
telekomunikasi
Perencanaan AMDAL Terlaksananya Perencanaan
27 Terlaksana   - 3 - 2,86
kawasan minapolitan AMDAL kawasan minapolitan 3,00
Terlaksananya Perencanaan
Perencanaan UKL UPL
28 UKL UPL kawasan Terlaksana   - 3 - 2,86
kawasan minapolitan 3,00
minapolitan
Pembangunan sarana Terlaksananya Pembangunan Belum
29   - 0 - 0,00
pengolahan limbah sarana pengolahan limbah Terlaksana -
Pemantauan IPAL setiap Terlaksananya Pemantauan Belum
30   - 0 - 0,00
6 bulan IPAL setiap 6 bulan Terlaksana -
Pembangunan dan Terlaksananya Pembangunan
Belum
31 pengembangan dan pengembangan agrowisata   0 0 2 0,00
Terlaksana -
agrowisata mina mina
32 Pembangunan fasilitas Terlaksananya Pembangunan   Belum 0 0 2 0,00
pendukung wisata mina fasilitas pendukung wisata Terlaksana -

94
N Keterangan (1) (2)
Nilai
o Indikasi Program Indikator Penilaian Tidak Nilai Implikasi Nilai Mean Presentase
Terlaksana Total
Terlaksana Terhadap Program
mina Pembudidaya Terlaksana
Pengadaan peralatan Terlaksananya Pengadaan Belum
33   - 0 - 0,00
fasilitas wisata mina peralatan fasilitas wisata mina Terlaksana -
Terlaksananya
Penyelenggaraan promosi Belum
34 Penyelenggaraan promosi   - 0 - 0,00
agrowisata mina Terlaksana -
agrowisata mina
Terlaksananya Pemeliharaan
Pemeliharaan fasilitas Belum
35 fasilitas pendukung wisata   - 0 - 0,00
pendukung wisata mina Terlaksana -
mina
    16 75 20 72,50 69,05
Sumber : Survey Lapangan dan Survey Sekunder

95
5.1.3 Analisa Kesesuaian Pengembangan Kawasan Pengolahan dan
Pemasaran

Analisa kesesuaian pengembangan kawasan pemasaran dilakukan dengan


menghitung presentase program yang telah terlaksana berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan dengan seluruh kelompok petani pembudidaya ikan
(Pokdakan) dan Bidang Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Banyumas. Hasil penilaian didapatkan bahwa dari 20 program yang direncanakan,
baru sebanyak 14 program yang telah terlaksana dan berimplikasi terhadap
pembudidaya perikanan di Kabupaten Banyumas atau sebesar 63,83%. Adapun
program-program yang belum terlaksana memiliki kendala sehingga program
tersebut belum bisa dilaksanakan sesuai dengan rencana. Program tersebut antara
lain :

a. Pembangunan sarana pengolahan limbah.

Program ini belum dapat dilaksanakan dengan alasan karena kegiatan


perikanan tidak menghasilkan limbah yang terlalu banyak, bahkan hampir
dikatakan tidak ada samasekali, sehingga program ini dirasa tidak terlalu
dibutuhkan di kawasan perikanan. Namun program ini akan dialihkan ke program
lainnya di rencana selanjutnya.

b. Pemantauan IPAL setiap 6 bulan.

Dengan belum terlaksananya program pembangunan sarana pengolahan


limbah maka program pemantauan IPAL setiap 6 bulan belum bisa terlaksana
karena belum tersedianya IPAL di kawasan pembenihan.

c. Pembangunan dan pengembangan wisata kuliner dan oleh oleh.

Program tersebut belum dapat terlaksana karena pengembangan wisata di


Kabupaten Banyumas masih mengandalkan sektor wisata alam dan oleh-oleh
jajanan tradisional Kabupaten Banyumas. Dengan demikan pengembangan wisata
kuliner dan oleh-oleh khususnya untuk bidang perikanan masih belum dapat
terlaksana. Diharapkan program tersebut dapat terlaksana pada periode
selanjutnya dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang
memiliki usaha di bidang perikanan. Selain itu komoditas perikanan Kabupaten

96
Banyumas dapat dikenal secara luas oleh masyarakat Kabupaten Banyumas
maupun di luar Kabupaten Banyumas.

d. Pembangunan fasilitas pendukung wisata.

Program ini memiliki korelasi langsung terhadap program Pembangunan


dan pengembangan wisata kuliner dan oleh oleh sehingga program ini belum
dapat berjalan apabila program tersebut belum terlaksana.

e. Penyelenggaraan promosi wisata.

Program ini memiliki korelasi langsung terhadap program Pembangunan


dan pengembangan wisata kuliner dan oleh oleh sehingga program ini belum
dapat berjalan apabila program tersebut belum terlaksana.

f. Pemeliharaan fasilitas pendukung wisata.

Program ini memiliki korelasi langsung terhadap program Pembangunan


dan pengembangan wisata kuliner dan oleh oleh sehingga program ini belum
dapat berjalan apabila program tersebut belum terlaksana.

Hasil analisa kesesuaian pengembangan kawasan pembenihan dijelaskan


dalam bentuk matriks pada tabel 29.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diatas, maka dapat


diketahui bahwa presentase pencapaian program minapolitan di Kabupaten
Banyumas masih belum dapat sepenuhnya terlaksana. Pembudidaya perikanan
selaku target program minapolitan menjadi faktor yang penting dalam penilaian
tersebut. Dengan terlaksananya program minapolitan seyogyanya harus beriringan
dengan implikasi yang dirasakan langsung oleh pembudidaya ikan.

Dapat diketahui, hasil penilaian pada kawasan pembenihan, presentase


pencapaian program sebesar 76,67%. Pada kawasan pembesaran sebesar 63,08%
dan pada kawasan pemasaran sebesar 63,83%. Secara keseluruhan presentase
pencapaian program di kawasan minapolitan Kabupaten Banyumas adalah sebesar
68.02%.

97
Tabel 29
Matriks Penilaian Kesesuaian Kebijakan Minapolitan pada Kawasan Pengolahan dan Pemasaran
Keterangan (1) (2)
N
Nilai Implikasi Nilai Nilai
o Indikasi Program Indikator Penilaian Tidak Mean Presentase
Terlaksana Terhadap Program Total
Terlaksana
Pembudidaya Terlaksana
Sosialisasi Terlaksananya Sosialisasi
1 pengembangan kawasan pengembangan kawasan Terlaksana   0 3 2 2,50
1,50
minapolitan minapolitan
Pengembangan kawasan Terlaksananya Pengembangan
2 Terlaksana   - 3 - 5,00
minapolitan kawasan minapolitan 3,00
Pembangunan jaringan Terlaksananya Pembangunan
3 Terlaksana   3 3 2 5,00
air bersih jaringan air bersih 3,00
Pengadaan peralatan Terlaksananya Pengadaan
4 Terlaksana   3 3 2 5,00
jaringan air bersih peralatan jaringan air bersih 3,00
Pemeliharaan peralatan Terlaksananya Pemeliharaan
5 Terlaksana   - 3 - 5,00
jaringan air bersih peralatan jaringan air bersih 3,00
Terlaksananya Pembangunan
Pembangunan instalasi
6 instalasi pengolahan air Terlaksana   3 3 2 5,00
pengolahan air minum 3,00
minum
Pengadaan peralatan Terlaksananya Pengadaan
7 Terlaksana   1 3 2 3,33
pengelolaan sampah peralatan pengelolaan sampah 2,00
Pemeliharaan peralatan Terlaksananya Pemeliharaan
8 Terlaksana   - 3 - 5,00
pengelolaan sampah peralatan pengelolaan sampah 3,00
Terlaksananya Pencanangan
Pencanangan program
9 program pengolahan sampah Terlaksana   - 3 - 5,00
pengolahan sampah 3R 3,00
3R
Pembangunan jaringan Terlaksananya Pembangunan
10 Terlaksana   3 3 2 5,00
telekomunikasi jaringan telekomunikasi 3,00
Terlaksananya Pengadaan
Pengadaan peralatan
11 peralatan jaringan Terlaksana   3 3 2 5,00
jaringan telekomunikasi 3,00
telekomunikasi

98
N Keterangan (1) (2)
Nilai
o Indikasi Program Indikator Penilaian Tidak Nilai Implikasi Nilai Mean Presentase
Terlaksana Total
Terlaksana Terhadap Program
Terlaksananya Pemeliharaan Pembudidaya Terlaksana
Pemeliharaan peralatan
12 peralatan jaringan Terlaksana   - 3 - 5,00
jaringan telekomunikasi 3,00
telekomunikasi
Perencanaan AMDAL Terlaksananya Perencanaan
13 Terlaksana   - 3 - 5,00
kawasan minapolitan AMDAL kawasan minapolitan 3,00
Terlaksananya Perencanaan
Perencanaan UKL UPL
14 UKL UPL kawasan Terlaksana   - 3 - 5,00
kawasan minapolitan 3,00
minapolitan
Pembangunan sarana Terlaksananya Pembangunan Belum
15   - 0 - 0,00
pengolahan limbah sarana pengolahan limbah Terlaksana -
Pemantauan IPAL setiap Terlaksananya Pemantauan Belum
16   - 0 - 0,00
6 bulan IPAL setiap 6 bulan Terlaksana -
Pembangunan dan Terlaksananya Pembangunan
Belum
17 pengembangan wisata dan pengembangan wisata   0 0 2 0,00
Terlaksana -
kuliner dan oleh oleh kuliner dan oleh oleh
Pembangunan fasilitas Terlaksananya Pembangunan Belum
18   0 0 2 0,00
pendukung wisata fasilitas pendukung wisata Terlaksana -
Terlaksananya
Penyelenggaraan promosi Belum
19 Penyelenggaraan promosi   - 0 - 0,00
wisata Terlaksana -
wisata
Pemeliharaan fasilitas Terlaksananya Pemeliharaan Belum
20   - 0 - 0,00
pendukung wisata fasilitas pendukung wisata Terlaksana -
16 42 18 39,50 65,83
Sumber : Survey Lapangan dan Survey Sekunder

99
Hasil evaluasi program pengembangan minapolitan, diketahui keseluruhan
kawasan telah mencapai tingkat keberhasilan program sebesar 72,48% atau secara
klasifikasi termasuk ke dalam program cukup memuaskan. Namun, Pemerintah
Kabupaten Banyumas harus mengambil kebijakan tertentu untuk mengakomodir
program-program yang belum terlaksana dengan cara melanjutkan program
tersebut atau subtitusi anggaran dengan program yang baru di bidang yang sama.
Adapun akumulasi hasil penilaian tersebut disajikan dalam bentuk tabel pada tabel
30.

Tabel 30

Akumulasi Penilaian Evaluasi Program Pengembangan Minapolitan


Kabupaten Banyumas

(1) (2)
Kawasan Rata-Rata Presentase
Nilai Persepsi Nilai Program
Minapolitan Nilai (%)
Masyarakat Terlaksana
Kawasan 75,00 80,65
21 75
Pembenihan
Kawasan 72,50 69,05
16 75
Pembesaran
Kawasan Penolahan 39,50 65,83
16 42
dan Pemasaran
Kabupaten 187 72,48
53 192
Banyumas
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2019

5.2 Kesesuaian Kondisi Eksisting Kawasan Minapolitan terhadap


Kriteria Pedoman Kawasan Minapolitan

Analisa yang dilakukan untuk menilai kesesuaian kondisi eksisting


kawasan minapolitan terhadap kriteria pada pedoman kawasan minapolitan
didasarkan pada kriteria kawasan minapolitan sesuai dengan Permen KP No. 18
Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kawasan Minapolitan. Analisa dilakukan
dengan metode deskriptif komparatif dengan membandingkan kondisi eksisting
kawasan minapolitan dengan kriteria kawasan minapolitan.

Analisa dilakukan berdasarkan jumlah kriteria pada pedoman kawasan


minapolitan. Pada pedoman kawasan minapolitan terdapat sembilan kriteria yang
harus terpenuhi untuk berjalannya kawasan minapolitan.

100
5.2.1 Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten/kota

Pada tahapan ini, RTRW Kabupaten Banyumas akan di lakukan review


untuk melihat bagaimana kedudukan kawasan minapolitan pada RTRW
Kabupaten Banyumas.

Pada dokumen Perda No. 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah daerah Kabupaten Banyumas, telah disebutkan bahwa kawasan
minapolitan merupakan bagian dari kawasan strategis kabupaten dari sudut
kepentingan ekonomi (fid. Pasal 57 (1) dan (5)). Pada pasal 57 (1) dijelaskan
bahwa Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
sebagaimana dimaksud meliputi:

Kawasan Perkotaan Purwokerto; kawasan agropolitan; kawasan


minapolitan; dan kawasan perbatasan.

Sementara pada pasal 57 (5) dijelaskan bahwa Kawasan minapolitan


sebagaimana dimaksud meliputi:

Kecamatan Kedungbanteng; Kecamatan Sumpiuh; Kecamatan Ajibarang;


dan Kecamatan Sokaraja. Kecamatan Karanglewas; Kecamatan Baturaden;
Kecamatan Kembaran; Kecamatan Sumbang; Kecamatan Kemranjen; dan
Kecamatan Cilongok.

Jadi berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa kawasan minapolitan


telah tercantum pada kebijakan RTRW Kabupaten Banyumas yaitu pada kawasan
strategis Kabupaten Banyumas. Sehingga pada tahapan ini telah sesuai dengan
pedoman kawasan minapolitan.

Untuk lebih jelasnya kawasan strategis Kabupaten Banyumas disajikan


dalam bentuk peta pada gambar 18.

5.2.2 Komoditas Unggulan di Bidang Kelautan dan Perikanan dengan Nilai


Ekonomi Tinggi

Pada tahapan ini, kondisi eksisting terkait komoditas unggulan akan


disandingkan dengan kriteria pada pedoman kawasan minapolitan.

101
Gambar 18
Peta Kawasan Strategis Kabupaten Banyumas

102
a. Memiliki komoditas unggulan

Pada indikator tersebut, penilaian dilakukan dengan melihat apakah hasil


produksi dari kawasan minapolitan memiliki pasar komoditas unggulan atau
tidak. Berdasarkan hasil wawancara dengan Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Banyumas diketahui bahwa minapolitan di Kabupaten Banyumas
memiliki komoditas unggulan yaitu ikan gurame dan pasar komoditas dengan
skala lokal dan nasional. Penentuan komoditas unggulan tersebut didasari oleh
jumlah produksi perikanan. Seperti yang dijelaskan pada bab 4 bahwa jumlah
produksi perikanan paling besar adalah komoditas gurame dengan besar
4.915.981 kg atau sebesar 49,33% dari total produksi komoditas perikanan.
Adapun sebaran pada pasar lokal tersebar secara merata karena setiap kecamatan
memiliki pasar khusus untuk menjual hasil perikanan, sementara sebaran pada
pasar nasional meliputi Kabupaten Cilacap, Kabupaten Pemalang, Kota Surabaya,
Kota Padang, Kota Banjarmasin, Kota Jakarta, Kabupaten Kebumen, Kabupaten
Tulungagung, dan Kota Banda Aceh. Untuk lebih jelasnya pasar minapolitan
dijelaskan pada gambar 19 dan gambar 20.

Gambar 19

Ikon Komoditas Unggulan Perikanan di Kabupaten Banyumas

Tugu Ikan Gurame Sebagai Ikon Komoditas Unggulan Minapolitan Kabupaten


Banyumas
b. Nilai komoditas unggulan tinggi

103
Pada indikator tersebut, penilaian dilakukan dengan melihat apakah nilai
komoditas unggulan pada kawasan minapolitan tinggi atau tidak. Dalam indikator
ini terdapat lima sub indikator sebagai dasar penilaian.

1. Mampu memenuhi permintaan pasar

Indikator penilaian dalam sub indikator ini yaitu jumlah produksi sama
dengan atau lebih dari jumlah permintaan. Berdasarkan hasil wawancara
didapatkan bahwa permintaan pasar dari hasil produksi minapolitan di Kabupaten
Banyumas dapat terpenuhi dan bahkan dapat melebihi permintaan pasar. Namun
hal tersebut dapat berubah apabila terjadi wabah penyakit pada komoditas
perikanan. Apabila terjadi wabah penyakit maka permintaan pasar tidak dapat
terpenuhi.

2. Tingkat produktivitas tinggi

Indikator penilaian dalam sub indikator ini yaitu kolam ikan ukuran 200
m2 mampu memproduksi minimal 500 ekor/telur. Berdasarkan hasil wawancara
didapatkan bahwa tingkat produktivitas komoditas minapolitan tergolong tinggi
yaitu dengan rasio 200 m2 kolam ikan, dapat memproduksi 500-10.000 ekor ikan
dan telur gurame.

3. Pelaku utama perikanan besar

Indikator penilaian dalam sub indikator ini yaitu dengan rasio jumlah
pembudidaya ikan sama dengan 1% atau lebih dari jumlah penduduk. Berdasarkan
data yang diperoleh dari Kabupaten Banyumas dalam Angka Tahun 2017
diketahui bahwa jumlah penduduk di kawasan minapolitan berjumlah 745.226
jiwa dan jumlah tenaga kerja di sebagai pembudidaya perikanan di kawasan
minapolitan berjumlah 12.473 jiwa. Sehingga diketahui bahwa sebanyak 1,67%
penduduk di kawasan minapolitan bekerja di bidang perikanan.

104
Gambar 20
Peta Sebaran Komoditas Pasar Perikanan dari Kabupaten Banyumas

105
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Tk
Pr= ×100 %
Pp

Tk : Tenaga Kerja di Bidang Perikanan

Pp : Jumlah Total Penduduk

Pr : Presentase Penduduk bekerja di Bidang Perikanan

Maka berdasarkan rumus tersebut didapatkan hasil sebagai berikut.

12.473
×100=1,67 %
745.226

4. Nilai keunggulan komparatif

Indikator penilaian dalam sub indikator ini yaitu lokasi minapolitan harus
memiliki keunggulan secara lokasi geografis. Dalam hal ini, lokasi minapolitan
harus didukung oleh kondisi bentang alam yang sesuai untuk budidaya perikanan.
Berdasarkan data topografi, Kabupaten Banyumas memiliki kondisi topografi
yang cenderung bervariasi. Di bagian utara, berada di ketinggian berkisar 800-
2.000 mdpl sementara di bagian selatan berkisar antara 150-800 mdpl. Untuk
kegiatan perikanan, ketinggian lokasi yang ideal adalah antara 0-1.000 mdpl,
sehingga diketahui untuk lokasi minapolitan banyumas yang memiliki ketinggian
ideal untuk kegiatan perikanan adalah seluas 49.408,26 Ha atau sebesar 86,20%
dari keseluruhan kawasan minapolitan.

Selain ketinggian kawasan, kelerengan yang ideal untuk kegiatan


perikanan adalah lokasi yang relatif datar dengan rentang kelerengan antara 0-
15%. Kawasan minapolitan yang memiliki kelas lereng yang sesuai untuk
kegiatan perikanan adalah seluas 44.779,85 Ha atau sebesar 78,13% dari
keseluruhan kawasan minapolitan.

Sehingga untuk memperoleh data lokasi yang ideal untuk kegiatan


perikanan, dilakukan pengklasifikasian kondisi geografis kawasan minapolitan
dengan menggunakan metode pertampalan peta. Adapun hasil pertampalan peta
yang dilakukan memiliki hasil yaitu kondisi cukup baik 24.461,57 Ha atau

106
42,67%; kondisi baik 18.144,28 Ha atau 31,65%; dan kondisi sangat baik 359,18
atau 0,62%.

Untuk lebih jelas mengenai keunggulan komparatif kawasan minapolitan


disajikan dalam bentuk peta pada gambar 21, gambar 22 dan gambar 23.

5. Mempunyai keunggulan kompetitif

Indikator penilaian dalam sub indikator ini yaitu memiliki keunggulan


pada produk sejenis dibanding daerah lain. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Banyumas diperoleh hasil bahwa
komoditas ikan gurame yang berada di Kabupaten Banyumas memiliki
keunggulan dari segi ketahanan tubuh. Oleh karena itu komoditas ikan gurame di
Kabupaten Banyumas sering dijadikan bibit unggulan. Selain itu, rasa dari ikan
gurame di Kabupaten Banyumas memiliki cita rasa yang gurih dengan warna
daging masak kekuningan. Hal tersebut di dapatkan dari pakan yang diberikan
oleh pembudidaya.

Pembudidaya ikan gurame di Kabupaten Banyumas biasa memberi pakan


berupa daun talas dimana daun talas ini merupakan pakan alami yang memiliki
khasiat untuk meningkatkan ketahanan tubuh ikan gurame yang tumbuh secara
alami di seluruh Kabupaten Banyumas.

107
Gambar 21
Peta Topografi Kawasan Minapolitan

108
Gambar 22
Peta Kelas Lereng Kawasan Minapolitan

109
Gambar 23
Peta Keunggulan Komparatif Kabupaten Banyumas

110
5.2.3 Letak Geografi Kawasan yang Strategis dan Memenuhi Persyaratan

Pada tahapan ini penilaian dilakukan berdasarkan dua sub indikator yaitu
jarak dan sistem transportasi memadai, mempunyai akses antar kawasan dan
ketersediaan SDA yang memadai.

a. Jarak dan sistem transportasi memadai

Untuk menilai sub indikastor tersebut dilakukan dengan menilai apakah


kawasan minapolitan dilalui oleh jaringan jalan dengan fungsi arteri atau kolektor
serta terdapat akses untuk angkutan massal.

Berdasarkan pengamatan lapangan dan peta sistem jaringan transportasi


Kabupaten Banyumas, pada kawasan minapolitan sentra pembesaran dan sentra
pengolahan dan pemasaran dilalui oleh jalan arteri dan jalan kolektor primer.
Sementara itu, sentra pembenihan hanya dilalui oleh jaringan jalan lokal primer.
Selain jaringan jalan, Kabupaten Banyumas memiliki stasiun kereta api untuk
mengangkut hasil produk minapolitan ke luar kota menggunakan sistem
transportasi berbasi rel.

b. Mempunyai akses antar kawasan

Untuk menilai sub indikator tersebut dilakukan dengan menilai apakah


antar sentra minapolitan terhubung oleh jaringan jalan kolektor atau lokal primer.
Dengan terhubungnya masing-masing kawasan dengan jaringan jalan diharapkan
sistem yang direncanakan di kawasan minapolitan dapat terlaksana secara optimal
dan mengurangi biaya perjalanan. Berdasarkan hasil pengamatan melalui peta
jaringan jalan, masing-masing kawasan terhubung dengan jaringan jalan baik itu
kolektor maupun lokal primer.

Untuk lebih jelasnya mengenai sistem transportasi memadai dan


ketersediaan akses antar kawasan dapat melihat gambar 24.

111
Gambar 24
Peta Aksesibiltas Antar Sentra Minapolitan

112
c. Kondisi geografis memadai untuk kegiatan perikanan

Dalam menilai sub indikator tersebut perlu diketahui terlebih dahulu


kondisi geoggrafis yang memenuhi persyaratan untuk budidaya ikan gurame.
Suryani (2006) dalam Rosadi (2012) menyatakan bahwa lokasi yang tepat untuk
membudidayakan ikan gurame adalah sebagai berikut :

- Berada di tanah lempung, aluvial atau andesit;


- Suhu air 24-28o C.

Berdasarkan kriteria tersebut, diketahui bahwa lokasi yang dijadikan sentra


minapolitan berada di kawasan dengan jenis tanah aluvial sebesar 24,71%, andesit
sebesar 10,51%, andesit-basal sebesar 19,75% dan lempung sebesar 6,47%
dengan total kesesuaian sebesar 61,45%. Untuk lebih jelasnya dijelaskan pada
tabel 31.

Tabel 31

Tabel Presentase dan Luas Jenis Tanah di Kawasan Minapolitan

Jenis Tanah Luas (Ha) Presentase (%)


Aluvial 14.161,57 24,71
Andesit 6.026,14 10,51
Andesit-Basal 11.322,23 19,75
Basal 2.964,31 5,17
Batu Pasir 4.161,43 7,26
Breksi 14.548,29 25,38
Gamping 421,95 0,74
Lempung 3.708,07 6,47
Grand Total 57.313,99 100,00
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2019

Sementara itu suhu air rata-rata di Kabupaten Banyumas berkisar antara 18


- 25 o
C. Berdasarkan hal tersebut, maka kawasan minapolitan Kabupaten
Banyumas telah memenuhi persyaratan kondisi geografis yang cukup untuk
membudidaya ikan gurame. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi geografis
kawasan minapolitan disajikan dalam bentuk peta pada gambar 25.

113
Gambar 25
Peta Jenis Tanah Kawasan Minapolitan

114
5.2.4 Terdapat Unit Produksi, Pengolahan, dan/atau Pemasaran

Dalam melakukan penilaian pada indikator tersebut, dilakukan pembagian


sub indikator yaitu : Sistem dan mata rantai produksi perikanan budidaya; Mata
Rantai Produksi; dan Sistem dan mata rantai produksi hilir.

a. Sistem dan mata rantai produksi perikanan budidaya

Pada penilaian sistem dan mata rantai produksi perikanan budidaya,


dilakukan dengan pembagian kriteria yaitu memiliki jumlah unit produksi
perikanan lebih dari 10 unit di sentra produksi.

Sentra produksi tersebut mencakup kawasan pembenihan dan kawasan


pembesaran. Berdasarkan hasil wawancara, survey lapangan dan buku Profil
Kawasan Minapolitan Kabupaten Banyumas diketahui bahwa masing-masing
sentra produksi telah memiliki sekurang-kurangnya 10 unit sentra produksi.
Sentra produksi pada kawasan minapolitan merupakan kelompok pembudidaya
ikan (pokdakan) yang tebagi di tiap masing-masing kawasan pembenihan dan
kawasan pembesaran yang telah terdaftar oleh Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Banyumas. Adapun pembagian pada setiap kawasan dijelaskan pada
tabel 32 dan Gambar 26.

Tabel 32

Tabel Jumlah Sentra Produksi (Pokdakan) di Kawasan Minapolitan

Sentra
No Kecamatan Nama Pokdakan
Produksi
1 Kawasan Setia Maju
2 Pembenihan Beji Gurami
3 Kedungbanteng Beji Gurami 1
4 Beji Gurami 2
5 Mina Usaha
6 Sri Utama
Karanglewas
7 Mina Utama
8 Baturraden Mina Sari

115
Sentra
No Kecamatan Nama Pokdakan
Produksi
9 Rukun Mina Makmur
10 Mina Sejahtera
11 Ulam Sari
12 Ulam Sari IV
13 Mino Lestari
Sokaraja
14 Tirto Mukti
15 Mina Lestari Gurami Abadi
16 Mina Makmur
17 Mulya Sari
Kembaran
18 Mulya Sari 3
19 Mina Artha
Kawasan
20 Mina Artha 3
Pembesaran
21 Sumbang Karya Mina
22 Kedung Mina
23 Karang Taruna Sejahtera
24 Mina Utama
25 Rantai Mas
26 Mina Gule
Kemranjen
27 Sumba Mas
28 Ngudi Rahayu
29 Mina Mujil
Sumber : Profil Kawasan Minapolitan Kabupaten Banyumas Tahun 2017

Berdasarkan data tersebut, maka diketahui bahwa sentra produksi di


kawasan minapolitan telah memenuhi persyaratan sebagai kawasan minapolitan.

b. Mata rantai produksi

Dalam menilai sub kriteria mata rantai produksi, dibagi menjadi tujuh sub
indikator yaitu :

116
1. Keberadaan sarana/lahan produksi

Pada sub indikator ini, dinilai berdasarkan rasio luas kolam produksi
terhadap luas wilayah. Luas kolam produksi minimal memiliki luas 1% dari luas
wilayah. Berdasarkan pengamatan menggunakan peta, diketahui bahwa luas
kolam produksi perikanan seluas 2.013,78 Ha, sementara luas wilayah sebesar
57.314,03 Ha. Sehingga diketahui rasio antara luas kolam produksi dan luas
wilayah yaitu sebesar 3,51%. Dengan demikian pada sub indikator ini telah
dinyatakan sesuai dengan persyaratan kawasan minapolitan.

Gambar 26

Pokdakan di Kawasan Minapolitan

Pokdakan Ulam Sari Kecamatan Sokaraja Pokdakan Beji Gurami Kecamatan


Kedungbanteng

Pokdakan Setia Maju Kecamatan Kedungbanteng Pokdakan Beji Gurami 1 Kecamatan


Kedungbanteng
Sumber : Survey Lapangan Tahun 2018

117
Untuk lebih jelasnya mengenai keberadaan sarana/lahan produksi
dijelaskan dalam bentuk peta pada tabel 33 dan gambar 27.

Tabel 33

Tabel Rasio Penggunaan Lahan Kawasan Minapolitan

Penggunaan Lahan Luas (Ha) Presentase (%)


Hutan Rimba 8.295,92 14,47
Kolam 2.013,78 3,51
Padang Rumput 123,28 0,22
Perkebunan/Kebun 16.616,56 28,99
Permukiman dan Tempat Kegiatan 10.509,32 18,34
Sawah 14.949,41 26,08
Semak Belukar 2.394,34 4,18
Sungai 310,10 0,54
Tegalan/Ladang 2.101,32 3,67
Grand Total 57.314,03 100,00
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2019

2. Ketersediaan benih berkualitas

Pada sub indikator ini, dinilai berdasarkan rasio ketersediaan jumlah benih
terhadap hasil produksi perikanan. Jumlah benih yang tersedia, minimal memiliki
jumlah yang sama terhadap hasil produksi perikanan. Berdasarkan hasil
wawancara diketahui bahwa jumlah ketersediaan benih di kawasan pembenihan
bejumlah 302.075.978 ekor, sementara hasil produksi perikanan dari kawasan
pembesaran sebesar 9.871,27 ton. Sehingga dapat diketahui bahwa jumlah benih
yang tersedia telah memenuhi persyaratan sebagai kawasan minapolitan.

3. Ketersediaan pakan dan obat-obatan yang murah

Pada sub indikator ini, dinilai berdasarkan ketersediaan subsidi pakan dan
obat obatan oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas. Berdasarkan hasil
wawancara, diketahui bahwa setiap akhir tahun Pemerintah Kabupaten Banyumas
melalui Dinas Peternakan dan Perikanan memberikan obat-obatan dan pakan
kepada setiap pokdakan di setiap kawasan minapolitan. Berdasarkan hal tersebut,
ketersediaan pakan dan obat-obatan yang murah telah memenuhi persyaratan
minapolitan.

118
Gambar 27
Peta Rasio Kolam Terhadap Penggunaan Lahan

119
4. Telah diterapkan sistem budidaya yang baik

Pada sub indikator ini, penilaian dilakukan berdasarkan pokdakan yang


telah mengikuti petunjuk cara penanganan ikan yang baik (CPIB). Dengan
keberadaan sertifikat CPIB, produk yang dihasilkan oleh pokdakan akan mampu
bersaing dengan produk lain di wilayah lain karena telah memiliki sertifikat yang
diakui oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Berdasarkan hasil wawancara
dan buku profil minapolitan Kabupaten Banyumas, 29 pokdakan yang berada di
kawasan minapolitan telah mengikuti CPIB dengan disertai sertifikat CPIB.
Sehingga pengelolaan perikanan di kawasan minapolitan telah memiliki sistem
budidaya yang baik.

Gambar 29

Sertifikat CPIB di Pokdakan Ulam Sari

Sumber : Survey Lapangan Tahun 2018

5. Keterlibatan pembudidaya dan para pekerja setempat

Sub indikator ini menilai seberapa keikutsertaan masyarakat sekitar dalam


pembudidayaan perikanan di kawasan minapolitan. Berdasarkan hasil wawancara
ke 29 responden di pokdakan diketahui bahwa seluruh pembudidaya yang berada
di pokdakan di kawasan minapolitan merupakan masyarakat yag tinggal di
desa/kelurahan di sekitar pokdakan tersebut. Sehingga dapat diketahui bahwa
pada sub indikator ini telah memenuhi persyaratan sebagai kawasan minapolitan.

120
6. Sistem distribusi dan pemasaran telah berjalan dengan baik

Pada sub indikator ini, penilaian dilakukan berdasarkan rasio pemakaian


benih di kawasan pembesaran bersumber dari kawasan pembenihan dengan
jumlah dari 10%. Berdasarkan data pada Buku Profil Kawasan Minapolitan
Kabupaten Banyumas diketahui bahwa produksi benih pada tahun 2017 sebesar
302.075.978 ekor. Dari keseluruhan produksi benih, sebesar 150.589.456 ekor
atau sebesar 49,5% dijual di wilayah Kabupaten Banyumas melalui Balai Benih
Ikan (BBI) untuk dibesarkan, sementara sebesar 151.486.522 ekor atau sebesar
50,1% dijual ke luar wilayah Kabupaten Banyumas. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa sub indikator sistem distribusi dan pemasaran telah berjalan
dengan baik telah sesuai persyaratan kawasan minapolitan.

7. Sentra produksi mempunyai multiplier effect

Pada sub indikator ini, penilaian dilakukan dengan melihat ada atau
tidaknya efek ikutan yang berimplikasi terhadap masyarakat yang terjadi dari
kegiatan minapolitan di Kabupaten Banyumas. Berdasarkan hasil wawancara dan
data yang diperoleh, bahwa kegiatan minapolitan di Kabupaten Banyumas telah
memiliki efek ikutan yang cukup signifikan. Hal tersebut ditandai dengan
dibangunnya infrastruktur perikanan yang dapat dirasakan pula oleh masyarakat.
Untuk lebih jelasnya tentang multiplier effect di kawasan minapolitan dijelaskan
pada Tabel 34.

Tabel 34
Tabel Pembangunan Infrastruktur dan Manfaatnya terhadap Masyarakat di
Kawasan Minapolitan

No Perkembangan Infrastruktur Manfaat


1 Jalan Poros
Meningkatkan perekonomian dan
2 Jalan Usaha Tani
Jalan mempermudah akses masyarakat
3 Jalan Produksi
di lokasi budidaya
4 Talud Jalan Produksi
5 Saluran Saluran Tersier Meningkatkan usaha tani padi dan
6 Talud Jaringan Irigasi pembudidaya ikan
7 Sumur Bor

121
No Perkembangan Infrastruktur Manfaat

Pembangunan Gedung
8 Gedung Pokdakan Menjadi tempat sumber informasi
Serbaguna
Pembangunan Pagar Menjamin keamanan kawasan
9 Pagar Keliling
Keliling pembesaran
Pembangunan
10 Hatcheri Sebagai tempat penetasan telur
Hatcheri
11 Kolam Budidaya
Meningkatkan produktifitas dan
12 Kolam Pendalaman Kolam
kualitas hasil perikanan
13 Kolam Percontohan
Pembangunan Pasar Meningkatkan perekonomian
14 Pasar Ikan
Ikan masyarakat
Peningkatan Prasarana
15
Balai Benih Ikan Perkolaman BBI
Memperlancar produksi BBI
(BBI) Peningkatan Prasarana
16
BBI
Sumber : Profil Kawasan Minapolitan Kabupaten Banyumas Tahun 2017

c. Sistem dan mata rantai produksi hilir

Dalam penilaian indikator ini, dibagi menjadi empat sub indikator yaitu :

1. Terdapat unit pengolahan atau rencana dalam waktu dekat

Dalam menilai sub indikator ini, dilakukan dengan melihat apakah


terdapat unit pengolahan hasil perikanan atau rencana dalam waktu dekat di
Kawasan Minapolitan. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa unit
pengolahan di Kawasan Minapolitan masih sedikit dan belum terdata, hal tersebut
terjadi karena pembudidaya lebih sering menjual produk ikan hidup ke luar kota
dibanding diolah di industri pengolahan hasil perikanan. Pembudidaya
mengatakan bahwa keuntungan yang diperoleh dengan menjual produk ikan hidup
lebih besar dan mudah dibanding hasil industri pengolahan. Dengan demikian,
diketahui bahwa pada sub indikator ini, kawasan minapolitan Kabupaten
Banyumas belum mampu mamanuhi persyaratan kawasan minapolitan secara
optimal.

122
2. Keberadaan kelembagaan pengawasan mutu

Dalam penilaian sub indikator ini, dilakukan dengan cara melihat apakah
terdapat lembaga penjamin produk perikanan di kawasan minapolitan.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa terdapat lembaga penjamin produk
perikanan yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Jadi sebelum produk di
distribusikan, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas akan mengecek terlebih
dahulu melalui sampel produk hasil perikanan apakah produk tersebut layak untuk
dijual atau tidak. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pada sub indikator ini
telah sesuai dengan syarat kawasan minapolitan.

3. Keberadaan fasilitas pasar atau sistem pemasaran produk

Dalam penilaian sub indikator ini, dilakukan dengan cara melihat apakah
tersedia fasilitas berupa pasar sebagai tempat penjualan produk perikanan.
Berdasarkan hasil survey dan wawancara diketahui bahwa di tiap sentra kawasan
minapolitan telah memiliki pasar sebagai kesatuan sistem pemasaran produk
perikanan. Pasar tersebut dibangun oleh pemerintah untuk menunjang kegiatan
minapolitan, selain oleh pemerintah terdapat pula pasar yang dibangun swadaya
oleh pembudidaya perikanan di kawasan minapolitan. Keseluruhan pasar
berjumlah 25 unit dengan sebaran di Kecamatan Kemranjen 2 unit, Kecamatan
Sumpiuh 1, Kecamatan Ajibarang 2 unit, Kecamatan Cilongok 2 unit, Kecamatan
Karanglewas 1 unit, Kecamatan Sumbang 1 unit, Kecamatan Sumbang 1 unit,
Kecamatan Kembaran 1 unit, Kecamatan Sokaraja 2 unit dan Kota Purwokerto 13
unit.

Untuk lebih jelasnya mengenai keberadaan fasilitas pasar atau sistem


pemasaran produk dijelaskan pada gambar 30 dan gambar 31.

123
Gambar 30

Fasilitas Pasar Perikanan di Kawasan Minapolitan

Pasar Ikan Desa Beji (Kawasan Pembenihan) Pasar Ikan Hias Purwanegara (Kawasan
Pembesaran)

Pasar Ikan Ajibarang (Kawasan Pemasaran)

4. Sistem dan sarana distribusi produk di dalam maupun ke luar kawasan

Penilaian pada sub indikator ini ilakukan dengan melihat ketersediaan


moda angkutan untuk mengangkut hasil produk. Berdasarkan hasil wawancara
dan survey lapangan, diketahui bahwa distribusi produk hasil perikanan dilakukan
dengan menggunakan moda angkutan pribadi maupun sewaan. Namun tidak
menutup kemungkinan konsumen datang langsung ke pembudidaya dengan
kendaraan sendiri sehingga produk perikanan diangkut menggunakan kendaraan
konsumen.

124
Gambar 31
Peta Sebaran Pasar Perikanan di Kawasan Minapolitan

125
Pemerintah sendiri belum mengadakan angkutan sewaan murah untuk
pembudidaya perikanan. Dengan demikian sistem dan sarana distribusi produk di
dalam maupun ke luar kawasan telah memenuhi persyaratan. Untuk lebih jelasnya
mengenai sistem dan sarana distribusi produk di dalam maupun ke luar kawasan
dapat melihat gambar 32.

Gambar 32

Moda Angkutan Distribusi Hasil Produk Perikanan Kawasan Minapolitan

Sumber : https://www.google.com/search?q=Mobil+Angkutan&oq=Mobil+Angkutan&aqs

5.2.5 Tersedianya Fasilitas Pendukung

Dalam menilai kriteria tersedianya fasilitas pendukung, terbagi atas tujuh


indikator.

a. Lembaga pemerintah daerah pembina

Untuk menilai indikator ini, dilakukan penialain terhadap ketersediaannya


lembaga pemerintah daerah sebagai pembina kegiatan minapolitan. Berdasarkan
hasil wawancara, diketahui bahwa kawasan minapolitan di Kabupaten Banyumas
memiliki lembaga pemerintah daerah pembina yaitu langsung dinaungi oleh Dinas
Peternakan dan Perikanan. Sehingga dapat diketahui bahwa lembaga pemerintah
daerah pembina di kawasan minapolitan telah tersedia, sehingga telah sesuai
dengan kriteria kawasan minapolitan.

b. Koperasi, kelompok usaha atau usaha skala menengah dan atas

126
Untuk menilai indikator ini, dilakukan penilaian dengan melihat
ketersediaan koperasi dan kelompok usaha skala menengah dan atas. Berdasarkan
hasil wawancara diketahui bahwa pembudidaya perikanan di Kabupaten
Banyumas memiliki lembaga usaha yang dinaungi oleh kelompok pembudidaya
(Pokdakan) sebagaimana telah dibahas pada sub indikator sebelumnya. Dimana
pokdakan ini berfungsi sebagai koperasi dalam melakukan peminjaman alat ternak
maupun penyediaan pakan. Sehingga dapat diketahui bahwa pada sub indikator
ini telah sesuai dan memenuhi persyaratan kawasan minapolitan.

c. Lembaga dan SDM penyuluhan dan pelatihan

Untuk menilai indikator ini, dilakukan dengan melihat ketersediaan


lembaga dan SDM penyuluhan dan pelatihan. Berdasarkan hasil wawancara,
diketahui bahwa tiap tahun di tiap desa, pemerintah melakukan penyuluhan
kepada setiap pembudidaya perikanan. Selain penyuluhan, pada saat yang sama
dilakukan tanya jawab seputar perikanan untuk mengedukasi pembudidaya
perikanan. Sehingga dapat diketahui bahwa pada sub indikator tersebut telah
sesuai dan memenuhi persyaratan kawasan minapolitan.

d. Keberadaan jaringan pengairan utama/primer, sekunder atau lainnya

Untuk menilai indikator ini, dilakukan dengan melihat apakah terdapat


jaringan pengairan di kawasan minapolitan atau tidak. Berdasarkan hasil survey
lapangan dan Buku Profil Kawasan Minapolitan Kabupaten Banyumas diketahui
bahwa di setiap sentra kawasan minapolitan telah terdapat irigasi pengairan
dengan fungsi saluran tersier. Dengan demikian diketahui bahwa pada sub
indikator ini telah memenuhi persyaratan sebagai kawasan minapolitan. Untuk
lebih jelasnya dapat melihat gambar 33.

127
Gambar 33

Jaringan Irigasi di Kawasan Minapolitan Kabupaten Banyumas

Irigasi di Kawasan Pembesaran

Irigasi di Kawasan Pembenihan


Sumber : Survey Lapangan Tahun 2018

d. Jaringan listrik yang memadai

Untuk menilai indikator ini, dilakukan dengan melihat ketersediaan


jaringan energi listrik di kawasan minapolitan. Berdasarkan hasil wawancara dan
data jaringan energi diketahui bahwa seluruh wilayah di Kabupaten Banyumas
telah tersambung dengan jaringan energi listrik. Sehingga penilaian dalam sub
indikator ini telah sesuai dengan persyaratan kawasan minapolitan.

e. Penerapan teknologi tepat guna

Untuk menilai indikator ini, dilakukan dengan melihat apakah budidaya


perikanan di kawasan minapolitan telah menggunakan teknologi untuk
meningkatkan produktivitas. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa
penerapan teknologi dalam budidaya perikanan belum terlalu signifikan.

128
Teknologi yang digunakan hanya sebatas CPIB yang dipelajari oleh pembudidaya.
Namun secara umum, pembudidaya yang bekerja sendiri atau perorangan masih
menggunakan metode konvensional dalam memproduksi hasil perikanan. Dengan
demikian, pada sub indikator ini belum terpenuhi sesuai dengan persyaratan
kawasan minapolitan.

5.2.6 Kelayakan Lingkungan

Pada kriteria kelayakan lingkungan, dilakukan penilaian pada potensi


dampak negatif kegiatan perikanan. Dalam melakukan penilaian pada kriteria ini,
dilakukan dengan cara melihat seberapa besar dampak yang di timbulkan akibat
dari kegiatan perikanan. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat di
kawasan inapolitan, diketahui bahwa kegiatan perikanan di kawasan minapolitan,
hampir tidak memiliki dampak negatif. Dampak yang di timbulkan hanya berupa
gangguan keamanan apabila komoditas perikanan siap panen. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa kriteria tersebut sudah memenuhi persyaratan sebagai
kawasan minapolitan.

5.2.7 Komitmen Daerah

Dalam melakukan penilaian pada kriteria ini, penilaian dilakukan


berdasarkan enam indikator.

a. Sesuai dengan rencana strategis

Sesuai dengan pembahasan pada poin kesesuaian dengan RTRW telah


terjawab, bahwa kawasan minapolitan Kabupaten Banyumas telah tercantum
sebagai kawasan strategis Kabupaten Banyumas. Sehingga penilaian telah sesuai
dengan persyaratan kawasan minapolitan.

b. Masuk ke dalam Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

Dalam tahapan ini, penilaian dilakukan dengan melihat kesesuaian RPIJM


Kabupaten Banyumas terhadap kawasan minapolitan. Berdasarkan hasil survey
yang telah dilakukan, Kabupaten Banyumas belum memiliki dokumen RPIJM.
Hal tersebut dikarenakan oleh baru dilantiknya kepala daerah di periode yang

129
baru. Sehingga dalam penilaian di kriteria ini dinyatakan belum sesuai dengan
persyaratan kawasan minapolitan.

c. Ditetapkan Bupati/Walikota

Dalam tahapan ini, penilaian dilakukan berdasarkan ketersediaannya


dokumen penetapan kawasan minapolitan oleh bupati/walikota. Berdasarkan
survey yang telah dilakukan, penetapan kawasan minapolitan Kabupaten
Banyumas telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Banyumas
Nomor 523/76/2015 tentang Penetapan Lokasi Pengembangan Kawasan
Minapolitan Kabupaten Banyumas. Dengan deminikan pada indikator ini
diketahui bahwa kriteria kawasan minapolitan telah sesuai.

d. Penyusunan Rencana Induk Minapolitan

Dalam tahapan ini penilaian dilakukan dengan melihat ketersediaannya


dokumen Rencana Induk Minapolitan di Kabupaten Banyumas. Berdasarkan
pembahasan yang dijelaskan pada bab 2 bahwa kawasan minapolitan Kabupaten
Banyumas telah memiliki dokumen Rencana Induk Minapolitan melalui Peraturan
Bupati Banyumas Nomor 39 Tahun 2012 tentang Rencana Induk Pengembangan
Kawasan Minapolitan Tahun 2013-2018. Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa pada indikator ini telah sesuai dengan persyaratan kawasan minapolitan.

5.2.8 Keberadaan Kelembagaan Pemerintah Daerah

Pada kriteria ini, penilaian terbagi atas dua indikator penilaian yaitu
keberadaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu dinas yang
bertanggungjawab di bidang kelautan dan perikanan dan kelompok kerja yang
menaungi pengembangan kawasan minapolitan.

a. Keberadaan SKPD yaitu dinas yang bertanggung jawab di bidang kelautan dan
perikanan

Dalam melakukan penilaian pada indikator ini, dilakukan dengan melihat


apakah terdapat SKPD yang bertanggung jawab dalam bidang perikanan. Hasil
wawancara diketahui bahwa SKP yang bertanggung jawab pada bidang perikanan
adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Banyumas. Dengan demikian

130
dapat diketahui bahwa pada indikator ini telah sesuai dengan persyaratan kawasan
minapolitan.

b. Kelompok kerja yang menangani pengembangan kawasan minapolitan

Pada tahapan ini penilaian dilakukan dengan melihat keberadaan


kelompok kerja (Pokja) yang menaungi kawasan minapolitan. Berdasarkan hasil
wawancara, dapat diketahui bahwa kawasan minapolitan telah memiliki Pokja
yang menaungi kawasan minapolitan. Sehingga pengembangan minapolitan dapat
dikelola secara optimal. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa pada
indikator ini telah sesuai dengan syarat kawasan minapolitan.

5.2.9 Ketersediaan Data dan Informasi tentang Kondisi dan Potensi


Kawasan

Pada kriteria ini, penilaian terbagi atas dua indikator yaitu mempunyai
data dan informasi mengenai sumber daya kelautan dan perikanan dan
mempunyai sistem pencatatan data statistik dan geografis di bidang kelautan dan
perikanan.

a. Mempunyai data dan informasi mengenai sumberdaya kelautan dan perikanan

Dalam melakukan penilaian pada indikator ini, dilakukan dengan melihat


ketersediaan sistem informasi data perikanan yang dikelola oleh SKPD yang
menaungi bidang perikanan. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Banyumas selaku SKP yang bertanggung
jawab atas bidang perikanan belum memiliki sistem informasi data perikanan
yang dikelola secara baik. Data-data terkait perikanan hanya berbentuk hardcopy
dan hanya diketahui oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Banyumas.
Untuk publikasi sendiri belum dilakukan dengan sistem online sehingga
masyarakat umum tidak dapat mengetahui data dan informasi perikanan secara
aktual dan valid. Sehingga dapat diketahui bahwa pada kriteria ini, Pemerintah
Kabupaten Banyumas belum mampu mewujudkan syarat tersebut.

b. Mempunyai sistem pencatatan data statistik dan geografis di bidang kelautan


dan perikanan

131
Pada tahapan ini, penilaian dilakukan dengan melihat ketersediaan sistem
pencatatan statistik perikanan di Kabupaten Banyumas. Berdasarkan hasil
wawancara diketahui bahwa Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Banyumas sudah memiliki sistem pencatatan statistik perikanan yang dilakukan
dengan melibatkan pokdakan dari masing masing sentra minapolitan. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa pada kriteria ini telah sesuai dengan persyaratan
kawasan minapolitan.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diatas, setiap kriteria yang telah
sesuai diberikan satu poin dengan dihitung presentase kesesuaian terhadap kriteria
kawasan minapolitan sesuai dengan Permen KP No. 18 Tahun 2011 tentang
Pedoman Umum Kawasan Minapolitan. Hasilnya diketahui bahwa dari 40 kriteria
yang dinilai, sebanyak 36 kriteria telah terpenuhi atau sebesar 90% dari total
keseluruhan kriteria yang dilakukan penilaian.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kawasan minapolitan Kabupaten


Banyumas telah memenuhi persyaratan sebagai kawasan minapolitan. Namun,
untuk beberapa kriteria yang belum bisa terlaksana diharapkan dapat dilakukan
perbaikan dengan strategi dan kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten
Banyumas.

Secara rinci hasil perhitungan kesesuaian kawasan minapolitan dengan


pedoman umum kawasan minapolitan disajikan dalam bentuk matriks pada tabel
35.

5.3 Perumusan Arahan Strategi Pengembangan Kawasan Minapolitan


Kebang Cirawas

Dengan berakhirnya masa kebijakan Rencana Induk Minapolitan


Kabupaten Banyumas, maka selanjutnya kebijakan yang menaungi kegiatan
minapolitan di Kabupaten Banyumas telah berakhir. Berdasarkan hasil evaluasi
yang telah dilakukan melalui analisis kesesuaian kriteria kawasan minapolitan dan
evaluasi kesesuaian program pengembangan minapolitan, maka dianggap perlu
menyusun strategi lanjutan terkait pengembangan kawasan minapolitan
Kabupaten Banyumas.

132
Tabel 35

Matriks Kesesuaian Kriteria Kawasan Minapolitan Kabupaten Banyumas


N
Kriteria Indikator Sub Indikator Indikator Penilaian Kesesuaian Nilai Presentase
o
Kesesuaian dengan Terdapat muatan
Terdapat muatan minapolitan
Rencana Tata Ruang minapolitan dalam
1 dalam dokumen RTRW   Sesuai 1 2,5
Wilayah RTRW dokumen RTRW
Kabupaten
kabupaten/kota Kabupaten
Memiliki komoditas
unggulan di bidang Terdapat pasar lokal;
Memiliki
2 kelautan dan perikanan Memiliki komoditas unggulan pasar nasional atau Sesuai 1 2,5
pasar
dengan nilai ekonomi internasional
tinggi
Memiliki komoditas
Mampu
unggulan di bidang Jumlah produksi sama
Nilai komoditas unggulan memenuhi
3 kelautan dan perikanan dengan atau lebih dari Sesuai 1 2,5
tinggi permintaan
dengan nilai ekonomi jumlah permintaan
pasar
tinggi
Memiliki komoditas
Kolam ikan ukuran 1
unggulan di bidang Tingkat
Nilai komoditas unggulan m2 mampu
4 kelautan dan perikanan produktivitas Sesuai 1 2,5
tinggi memproduksi minimal 3
dengan nilai ekonomi tinggi
ekor
tinggi
Memiliki komoditas
Jumlah pembudidaya
unggulan di bidang Pelaku utama
Nilai komoditas unggulan sama dengan 1% atau
5 kelautan dan perikanan perikanan Sesuai 1 2,5
tinggi lebih dari jumlah
dengan nilai ekonomi besar
penduduk
tinggi

133
N
Kriteria Indikator Sub Indikator Indikator Penilaian Kesesuaian Nilai Presentase
o
Memiliki komoditas
unggulan di bidang Nilai
Nilai komoditas unggulan Memiliki keunggulan
6 kelautan dan perikanan keunggulan Sesuai 1 2,5
tinggi geografis
dengan nilai ekonomi komparatif
tinggi
Memiliki komoditas
unggulan di bidang Mempunyai Memiliki keunggulan
Nilai komoditas unggulan
7 kelautan dan perikanan keunggulan pada produk sejenis Sesuai 1 2,5
tinggi
dengan nilai ekonomi kompetitif dibanding daerah lain
tinggi
Jarak dan Dilalui oleh jaringan
Letak geografi kawasan
sistem jalan arteri dan kolektor
8 yang strategis dan Lokasi kawasan strategis Sesuai 1 2,5
transportasi dan sistem angkutan
memenuhi persyaratan
memadai massal lainnya
Antar kawasan
Letak geografi kawasan Mempunyai
minapolitan saling
9 yang strategis dan Lokasi kawasan strategis akses antar Sesuai 1 2,5
terhubung dengan
memenuhi persyaratan kawasan
jaringan jalan
Lokasi perikanan berada
Kondisi
di kawasan dengan :
Letak geografi kawasan geografis
Kaya SDA, subur dan Jenis tanah lempung;
10 yang strategis dan memadai Sesuai 1 2,5
melimpah Suhu 25-28oC;
memenuhi persyaratan untuk kegiatan
Kelerengan 2-5%; dan
perikanan
Topografi 50-400 mdpl.
Keberadaan
Memiliki jumlah unit
Terdapat unit produksi, sejumlah unit
Sistem dan mata rantai produksi produksi perikanan lebih
11 pengolahan, dan/atau produksi ikan Sesuai 1 2,5
perikanan budidaya dari 10 unit di sentra
pemasaran budidaya yang
produksi
aktif

134
N
Kriteria Indikator Sub Indikator Indikator Penilaian Kesesuaian Nilai Presentase
o
Terdapat unit produksi, Keberadaan
Luas kolam lebih dari
12 pengolahan, dan/atau Mata Rantai Produksi sarana/lahan Sesuai 1 2,5
1% luas wilayah
pemasaran produksi
Ketersediaan
Terdapat unit produksi, Jumlah benih sama
benih
13 pengolahan, dan/atau Mata Rantai Produksi dengan atau lebih dari Sesuai 1 2,5
berkualitas
pemasaran jumlah produksi
tinggi
Ketersediaan
Terdapat unit produksi,
pakan dan Terdapat subsidi pakan
14 pengolahan, dan/atau Mata Rantai Produksi Sesuai 1 2,5
obat-obatan dan obat
pemasaran
yang murah;
Telah
Terdapat unit produksi, diterapkan Mengikuti Pentunjuk
15 pengolahan, dan/atau Mata Rantai Produksi sistem CPIB (Cara Penanganan Sesuai 1 2,5
pemasaran budidaya yang Ikan yang Baik)
baik
Keterlibatan
Terdapat unit produksi, pembudidaya Pembudidaya
16 pengolahan, dan/atau Mata Rantai Produksi dan para merupakan masyakarat Sesuai 1 2,5
pemasaran pekerja sekitar
setempat
Sistem
Sumber benih berasal
Terdapat unit produksi, distribusi dan
dari kawasan
17 pengolahan, dan/atau Mata Rantai Produksi pemasaran Sesuai 1 2,5
pembenihan lebih besar
pemasaran telah berjalan
dari 10%
dengan baik
18 Terdapat unit produksi, Mata Rantai Produksi Sentra Terdapat efek ikutan Sesuai 1 2,5
pengolahan, dan/atau produksi dari kegiatan
pemasaran mempunyai minapolitan

135
N
Kriteria Indikator Sub Indikator Indikator Penilaian Kesesuaian Nilai Presentase
o
multiplier
effect
Terdapat unit
Terdapat unit produksi, pengolahan Terdapat unit
Sistem dan mata rantai produksi
19 pengolahan, dan/atau atau rencana pengolahan atau rencana Belum Sesuai 0 0
hilir
pemasaran dalam waktu dalam waktu dekat
dekat
Keberadaan
Terdapat unit produksi,
Sistem dan mata rantai produksi kelembagaan Terdapat lembaga
20 pengolahan, dan/atau Sesuai 1 2,5
hilir pengawasan penjamin produk
pemasaran
mutu
keberadaan
Terdapat unit produksi, fasilitas pasar Terdapat fasilitas pasar
Sistem dan mata rantai produksi
21 pengolahan, dan/atau atau sistem perikanan di tiap Sesuai 1 2,5
hilir
pemasaran pemasaran kawasan
produk
sistem dan
sarana
Terdapat unit produksi, distribusi Tersedia moda angkutan
Sistem dan mata rantai produksi
22 pengolahan, dan/atau produk di untuk mengangkut hasil Sesuai 1 2,5
hilir
pemasaran dalam maupun produk
ke luar
kawasan.
Aksesibilitas nelayan,
Tersedianya fasilitas pembudidaya, dan pengolah Terdapat lembaga
23   Sesuai 1 2,5
pendukung ikan terhadap bantuan pinjaman perikanan
permodalan
24 Tersedianya fasilitas Lembaga pemerintahan daerah   Terdapat lembaga Sesuai 1 2,5
pendukung pembina; pemerintah daerah

136
N
Kriteria Indikator Sub Indikator Indikator Penilaian Kesesuaian Nilai Presentase
o
sebagai pembina bidang
perikanan
Tersedianya fasilitas Koperasi, kelompok usaha atau Terdapat koperasi atau
25   Sesuai 1 2,5
pendukung usaha skala menengah dan atas kelompok usaha
Adanya pelatihan atau
Tersedianya fasilitas Lembaga dan SDM Penyuluhan
26   penyuluhan perikanan Sesuai 1 2,5
pendukung dan Pelatihan
dalam 1 tahun sekali
Keberadaan jaringan pengairan
Tersedianya fasilitas Terdapat jaringan irigasi
27 (budidaya) utama/primer,   Sesuai 1 2,5
pendukung di setiap kawasan
sekunder atau lainnya
Tersedianya fasilitas Terdapat jaringan energi
28 Jaringan listrik yang memadai   Sesuai 1 2,5
pendukung listrik di setiap kawasan
Tersedianya fasilitas Terdapat penerapan
29 Penerapan teknologi tepat guna   Belum Sesuai 0 0
pendukung teknologi perikanan
Kegiatan perikanan
tidak atau memiliki
Potensi dampak negatif akibat
30 Kelayakan lingkungan   potensi kecil Sesuai 1 2,5
kegiatan perikanan
menimblukan dampak
terhadap wilayah sekitar
Tercantum dalam
31 Komitmen daerah Sesuai rencana strategis   rencana strategis Sesuai 1 2,5
(RTRW)
Tercantum dalam
32 Komitmen daerah Masuk ke dalam RPIJM   Belum Sesuai 0 0
RPIJM
Memiliki dokumen
penetapan kawasan
33 Komitmen daerah Ditetapkan Bupati/Walikota   Sesuai 1 2,5
minapolitan oleh
bupati/walikota

137
N
Kriteria Indikator Sub Indikator Indikator Penilaian Kesesuaian Nilai Presentase
o
Memiliki dokumen
Penyusunan Rencana Induk
34 Komitmen daerah   Rencana Induk Sesuai 1 2,5
Minapolitan
Minapolitan
Terdapat sumber
Kontribusi anggaran APBD
35 Komitmen daerah   pendanaan dari daerah Sesuai 1 2,5
atau sumberdana lain yang sah
maupun pusat
Melakukan koordinasi
Berkoordinasi dengan provinsi
36 Komitmen daerah   dengan provinsi dan Sesuai 1 2,5
dan pusat
pusat
keberadaan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yaitu
Keberadaan kelembagaan Terdapat dinas yang
37 dinas yang bertanggung jawab   Sesuai 1 2,5
pemerintah daerah menaungi perikanan
di bidang kelautan dan
perikanan;
Kelompok kerja yang
Keberadaan kelembagaan Terdapat pokja
38 menangani pengembangan   Sesuai 1 2,5
pemerintah daerah minapolitan
kawasan minapolitan.
ketersediaan data dan Mempunyai data dan informasi
Terdapat sistem
39 informasi tentang kondisi mengenai sumber daya kelautan   Belum Sesuai 0 0
informasi data perikanan
dan potensi kawasan dan perikanan
ketersediaan data dan Mempunyai sistem pencatatan Terdapat sistem
40 informasi tentang kondisi data statistik dan geografis di   pencatatan statistik Sesuai 1 2,5
dan potensi kawasan bidang kelautan dan perikanan. perikanan
Total Sesuai 36 90 %
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2019

138
Untuk menentukan strategi yang akan dikembangkan pada kawasan
minapolitan Kabupaten Banyumas, dilakukan analisis dengan metode SWOT.
Analisis SWOT adalah salah satu teknik analisis untuk mengkaji wilayah dalam
suatu lingkungan secara keseluruhan (Marta R. 2011). Untuk mengkaji suatu
kebijakan pengembangan wilayah perlu dilakukan analisis dengan melihat faktor
internal (yang muncul dari dalam wilayah pengembangan) dan faktor eksternal
(yang ada atau datang dari luar wilayah pengembangan). Faktor internal yang
dapat dianalisis adalah kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses)
sedangkan faktor ekternalnya adalah peluang (opportunities) dan ancaman
(threats).

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan pada tahap sebelum ini,
telah teridentifikasi faktor internal dan eksternal yang berperan terhadap
pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Banyumas.

5.3.1 Faktor Internal

A. Kekuatan (Strength)

Faktor kekuatan yang dimiliki oleh Kawasan Minapolitan Kabupaten


Banyumas antara lain :

1. Kawasan minapolitan telah termuat dalam kebijakan daerah dokumen RTRW,


Masterplan, dan SK Bupati tentang Penetapan Kawasan Minapolitan;
2. Produktivitas perikanan di kawasan minapolitan tinggi dan mampu memenuhi
permintaan pasar;
3. Memiliki keunggulan pada produk perikanan yaitu daya tahan benih
perikanan dibandingkan dengan produk dari wilayah lain;
4. Antar sentra minapolitan telah terhubung dengan jaringan jalan arteri dan
kolektor yang terhubung dengan moda angkutan;
5. Jumlah unit produksi perikanan memadai dengan ditandainya kelompok
pembudidaya perikanan di masing-masing sentra kawasan minapolitan;
6. Jumlah benih mencukupi untuk dilakukan produksi pembesaran;
7. Pembudidaya merupakan masyarakat sekitar sehingga mampu mengurangi
tingkat pengangguran dari wilayah tersebut;

139
8. Sumber benih berasal dari kawasan pembenihan sehingga kualitas dan
dinamika di kawasan minapolitan terus berjalan;
9. Terdapat multiplier effect dari kegiatan minapolitan yang dirasakan oleh
masyarakat sekitar;
10. Memiliki lembaga penjamin produk perikanan yaitu Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas yang menjamin produk perikanan aman dan dapat di
distribusikan;
11. Memiliki lembaga pemerintah daerah sebagai pembina bidang perikanan dan
pokja di bidang minapolitan;
12. Terdapat pelatihan, pembinaan dan pemberian subsidi pakan dan obat
perikanan yang dilakukan minimal setahun sekali;
13. Memiliki infrastruktur bidang perikanan yaitu fasilitas pasar ikan, jaringan
energi listrik, dan jaringan irigasi;
14. Daya dukung dan daya tampung dan kondisi geografis untuk perikanan
memenuhi persyaratan sebagai kawasan minapolitan;
15. Memiliki sistem pencatatan statistik perikanan yang dicatat setiap tahun
sekali.

B. Kelemahan (Weakness)

Adapun faktor kelemahan yang dimiliki oleh kawasan minapolitan Kabupaten


Banyumas antara lain yaitu :

1. Belum terdapat unit pengolahan hasil produk perikanan sehingga penjualan


produk perikanan hanya berupa ikan segar dan benih;
2. Pembudidaya perikanan di kawasan minapolitan belum mampu menggunakan
teknologi budidaya perikanan;
3. Belum memiliki sistem informasi data perikanan sehingga data yang
dikumpulkan belum dapat diketahui secara real time oleh masyarakat;
4. Kawasan minapolitan belum termuat dalam RPIJM.
5.3.2 Faktor Eksternal

A. Peluang (Opportunity)

140
Adapun peluang yang dimiliki oleh kawasan minapolitan Kabupaten
Banyumas antara lain sebagai berikut :

1. Produk minapolitan telah memiliki pasar skala lokal dan nasional;


2. Kabupaten Banyumas telah terhubung dengan moda transportasi darat yaitu
kereta api dan jaringan jalan arteri;
3. Lokasi Kabupaten Banyumas yang strategis berbatasan langsung dengan
Provinsi Jawa Barat dan merupakan jalur utama menuju Provinsi DIY dan
Provinsi Jawa Barat;

B. Ancaman (Threat)

Adapun ancaman yang dimiliki oleh kawasan minapolitan Kabupaten


Banyumas antara lain sebagai berikut :

1. Wabah penyakit yang mulai menyerang produk perikanan di kawasan


minapolitan;
2. Terhentinya bantuan pendanaan program minapolitan oleh Kementerian
Kelautan dan Perikanan;
3. Berkembangnya pembudidayaan ikan gurame dengan harga yang lebih murah
di wilayah sekitar Kabupaten Banyumas.

Berdasarkan hasil identifikasi faktor internal dan faktor eksternal tersebut,


maka dilakukan analisis SWOT yang dijelaskan dalam bentuk matriks pada tabel
36.

141
Tabel 36

Matriks Analisis SWOT

Faktor Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)


1. Kawasan minapolitan telah termuat dalam kebijakan 1. Belum terdapat unit pengolahan hasil produk
daerah dokumen RTRW, Masterplan, dan SK Bupati perikanan sehingga penjualan produk perikanan
tentang Penetapan Kawasan Minapolitan; hanya berupa ikan segar dan benih;
2. Produktivitas perikanan di kawasan minapolitan tinggi 2. Pembudidaya perikanan di kawasan minapolitan
dan mampu memenuhi permintaan pasar; belum mampu menggunakan teknologi budidaya
3. Memiliki keunggulan pada produk perikanan yaitu daya perikanan;
tahan benih perikanan dibandingkan dengan produk dari 3. Belum memiliki sistem informasi data perikanan
wilayah lain; sehingga data yang dikumpulkan belum dapat
4. Antar sentra minapolitan telah terhubung dengan diketahui secara real time oleh masyarakat;
jaringan jalan arteri dan kolektor yang terhubung 4. Kawasan minapolitan belum termuat dalam RPIJM.
dengan moda angkutan;
5. Jumlah unit produksi perikanan memadai dengan
ditandainya kelompok pembudidaya perikanan di
masing-masing sentra kawasan minapolitan;
6. Jumlah benih mencukupi untuk dilakukan produksi
pembesaran;
7. Pembudidaya merupakan masyarakat sekitar sehingga
Faktor Eksternal
mampu mengurangi tingkat pengangguran dari wilayah
tersebut;
8. Sumber benih berasal dari kawasan pembenihan
sehingga kualitas dan dinamika di kawasan minapolitan
terus berjalan;
9. Terdapat multiplier effect dari kegiatan minapolitan
yang dirasakan oleh masyarakat sekitar;

142
10. Memiliki lembaga penjamin produk perikanan yaitu
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas yang menjamin
produk perikanan aman dan dapat di distribusikan;
11. Memiliki lembaga pemerintah daerah sebagai pembina
bidang perikanan dan pokja di bidang minapolitan;
12. Terdapat pelatihan, pembinaan dan pemberian subsidi
pakan dan obat perikanan yang dilakukan minimal
setahun sekali;
13. Memiliki infrastruktur bidang perikanan yaitu fasilitas
pasar ikan, jaringan energi listrik, dan jaringan irigasi;
14. Daya dukung dan daya tampung dan kondisi geografis
untuk perikanan memenuhi persyaratan sebagai
kawasan minapolitan;
15. Memiliki sistem pencatatan statistik perikanan yang
dicatat setiap tahun sekali.

Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O


1. Produk minapolitan telah 1. Meningkatkan jumlah produksi perikanan terutama 1. Melakukan pelatihan dan edukasi pengolahan produk
memiliki pasar skala lokal dan gurame sebagai komoditas unggulan di Kabupaten hasil perikanan;
nasional; Banyumas; 2. Melakukan penelitian dan pelatihan penggunaan
2. Kabupaten Banyumas telah 2. Meningkatkan promosi produk perikanan Kabupaten teknologi perikanan;
terhubung dengan moda Banyumas dalam skala nasional dan internasional; 3. Membangun jaringan sistem informasi perikanan
transportasi darat yaitu kereta api 3. Meningkatkan jumlah infrastruktur pasar perikanan di secara real time;
dan jaringan jalan arteri; lokasi strategis (Jalan Arteri); 4. Membuat rencana tindak lanjut dari program
3. Lokasi Kabupaten Banyumas 4. Membangun pusat promosi produk hasil perikanan di minapolitan.
yang strategis berbatasan Kota Purwokerto.
langsung dengan Provinsi Jawa
Barat dan merupakan jalur utama
menuju Provinsi DIY dan

143
Provinsi Jawa Barat;
4. Kota Purwokerto sebagai PKW
direncanakan akan memiliki
bandar udara tipe B yang terletak
di Kabupaten Purbalingga atau
sekitar 20 Km dari Kota
Purwokerto.

Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T


1. Wabah penyakit yang mulai 1. Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi dalam 1. Mengembangkan produk sampingan dari hasil
menyerang produk perikanan di penelitian dan pelatihan penanganan penyakit perikanan; produk perikanan;
kawasan minapolitan; 2. Melakukan kerjasama sektoral dengan investor swasta 2. Membuat rencana investasi yang memuat
2. Terhentinya bantuan pendanaan dalam pengembangan kawasan; pengembangan kawasan minapolitan dan perikanan;
program minapolitan oleh 3. Meningkatkan inovasi dalam budidaya perikanan 3. Melakukan studi banding dan kerjasama ke wilayah
Kementerian Kelautan dan khususnya komoditas unggulan gurame. penghasil produk perikanan yang sama.
Perikanan;
3. Berkembangnya pembudidayaan
ikan gurame dengan harga yang
lebih murah di wilayah sekitar
Kabupaten Banyumas.

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2019

144
5.3.3 Rekomendasi Strategi Pengembangan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diatas, didapatkan


rekomendasi strategi yang diperlukan guna melanjutkan program kawasan
minapolitan yang telah habis masa berlakunya. Rekomendasi strategi
pengembangan minapolitan dikelompokan berdasarkan tujuan dengan sasaran
yang akan dicapai.

Tujuan 1 : Mengembangkan Kawasan Minapolitan yang Produktif dan


Berdaya Saing

Untuk mencapai tujuan mengembangkan kawasan minapolitan yang


produktif dan berdaya saing, maka disusunlah sasaran dan strategi pengembangan
kawasan minapolitan sebagai berikut :

1. Meningkatkan jumlah produksi perikanan terutama gurame sebagai


komoditas unggulan di Kabupaten Banyumas.

Dengan meningkatnya jumlah produksi perikanan pada produk unggulan,


diharapkan akan mampu memenuhi permintaan pasar akan komoditas
perikanan yang berkualitas dan memiliki daya saing.

2. Meningkatkan promosi produk perikanan Kabupaten Banyumas dalam


skala nasional dan internasional.

Dengan meningkatnya promosi produk perikanan Kabupaten Banyumas,


diharapkan dapat meningkatkan pasar penjualan sehingga produk
perikanan Kabupaten Banyumas mampu bersaing pada skala nasional
maupun internasional.

3. Melakukan penelitian dan pelatihan penggunaan teknologi perikanan.

Dengan dilakukannya penelitian dan pelatihan penggunaan teknologi


perikanan, diharapkan jumlah produktivitas dari kolam yang tersedia di
Kabupaten Banyumas dapat meningkat. Dengan meningkatnya
produktivitas kolam maka pemerintah Kabupaten Banyumas tidak perlu
menambah lahan kolam untuk produksi perikanan. Dengan demikian lahan

145
yang tersedia di Kabupaten Banyumas dapat digunakan dalam kegiatan
lainnya.

4. Membuat rencana tindak lanjut dari program minapolitan.

Dengan dibuatnya rencana tindak lanjut dari program minapolitan


diharapkan dapat mengendalikan pengembangan kegiatan perikanan di
kawasan minapolitan dan memberikan kepastian hukum terhadap investasi
di bidang perikanan.

5. Melakukan studi banding dan kerjasama ke wilayah penghasil produk


perikanan yang sama.

Dengan dilakukannya studi banding dan kerjasama ke wilayah penghasil


produk perikanan yang sama diharapkan akan meningkatkan daya saing
kualitas produk perikanan dan dapat memenuhi permintaan pasar apabila
produksi di wilayah Kabupaten Banyumas tidak mencukupi permintaan.

Tujuan 2 : Mengembangkan Kerjasama dan Peluang Investasi di Bidang


Perikanan

Untuk mencapai tujuan mengembangkan kerjasama dan peluang investasi


di bidang perikanan, maka disusunlah sasaran dan strategi pengembangan
kawasan minapolitan sebagai berikut :

1. Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi dalam penelitian dan


pelatihan penanganan penyakit perikanan.

Dengan dilakukannya kerjasama dengan perguruan tinggi, diharapkan


akan meningkatkan stabilitas jumlah produksi dehingga permintaan
produk tiap tahunnya dapat terpenuhi.

2. Melakukan kerjasama sektoral dengan investor swasta dalam


pengembangan kawasan.

Dengan dilakukannya kerjasama dengan investor swasta, diharapkan


pemenuhan sumber dana dalam pengembangan kawasan minapolitan dapat

146
terjaga sehingga Pemerintah Kabupaten Banyumas tidak perlu lagi
mengeluarkan anggaran di bidang perikanan.

3. Membuat rencana program investasi yang memuat pengembangan


kawasan minapolitan dan perikanan.

Dengan adanya rencana investasi pengembangan kawasan minapolitan


diharapkan akan memberikan kepastian dan acuan dalam melakukan
investasi di bidang perikanan di Kabupaten Banyumas.

Tujuan 3 : Mengembangkan Infrastruktur Pemasaran Produk dan


Informasi Data Perikanan

Untuk mencapai tujuan mengembangkan infrastruktur pemasaran produk


dan informasi data perikanan, maka disusunlah sasaran dan strategi
pengembangan kawasan minapolitan sebagai berikut :

1. Meningkatkan jumlah infrastruktur pasar perikanan di lokasi strategis


(Jalan Arteri).

Dengan meningkatnya infrastruktur pasar perikanan di lokasi strategis


diharapkan akan mampu mendorong permintaan dari pembeli yang
melakukan perjalanan dengan melalui wilayah Kabupaten Banyumas.

2. Membangun pusat promosi produk hasil perikanan di Kota


Purwokerto.

Dengan dibangunnya pusat promosi produk hasil perikanan di Kota


Purwokerto diharapkan akan meningkatkan jumlah produk olahan
unggulan perikanan Kabupaten Banyumas dan memicu meningkatnya
jumlah kunjungan wisata ke Kota Purwokerto dan menjadi pemicu
tumbuhnya industri perikanan di wilayah Kabupaten Banyumas.

3. Membangun jaringan sistem informasi perikanan secara real time.

Dengan dibangunnya sistem informasi perikanan secara real time


diharapkan dapat memberikan kemudahan akses informasi dan data bagi
pembudidaya maupun investor perikanan.

147
Tujuan 4 : Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Sumber Daya Manusia
dalam Pengembangan Produk Perikanan

Untuk mencapai tujuan meningkatkan kapasitas produksi dan sumber daya


manusia dalam pengembangan produk perikanan, maka disusunlah sasaran dan
strategi pengembangan kawasan minapolitan sebagai berikut :

1. Melakukan pelatihan dan edukasi pengolahan produk hasil perikanan.

Dengan dilakukannya pelatihan dan edukasi pengolahan produk hasil


perikanan diharapkan dapat meningkatkan keberagaman produk hasil
perikanan sehingga produk perikanan Kabupaten Banyumas dapat
bersaing di skala regional maupun nasional.

2. Meningkatkan inovasi dalam budidaya perikanan khususnya


komoditas unggulan gurame.

Dengan meningkatnya inovasi budidaya perikanan diharapka akan


meningkatkan jumlah produktivitas hasil perikanan di Kabupaten
Banyumas.

3. Mengembangkan produk sampingan dari hasil produk perikanan.

Dengan di kembangkannya produk sampingan hasil perikanan diharapkan


dapat meningkatkan keragaman produk perikanan di Kabupaten
Banyumas dan dapat memanfaatkan produk sisa perikanan (tulang ikan)
sehingga dapat mengurangi produksi limbah.

Berdasarkan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan diatas, maka


disusunlah matriks strategi pengembangan yang menjelaskan rekomendasi lokasi
dan waktu pelaksanaan dari strategi tersebut. Untuk lebih jelasnya disajikan pada
tabel 37 dan gambar 34.

148
Tabel 37

Matriks Strategi Pengembangan Kawasan Minapolitan Kebang Cirawas

Waktu Pelaksanaan (Tahun)


No Tujuan Strategi Pengembangan Sasaran Lokasi
1 2 3 4 5
1 Meningkatkan jumlah Kabupaten Minapolitan Kebang
produksi perikanan terutama Banyumas mampu Cirawas (Kawasan
gurame sebagai komoditas memenuhi Pembesaran dan
unggulan di Kabupaten permintaan pasar Kawasan
Banyumas akan komoditas Pembenihan)
perikanan
2 Meningkatkan promosi Meningkatnya Minapolitan Kebang
produk perikanan Kabupaten jumlah pasar Cirawas
Banyumas dalam skala penjualan komoditas
Mengembangkan Kawasan nasional dan internasional unggulan skala
Minapolitan yang Produktif nasional dan
dan Berdaya Saing internasional
3 Melakukan penelitian dan Meningkatnya Minapolitan Kebang
pelatihan penggunaan produktivitas hasil Cirawas
teknologi perikanan perikanan yang
unggul dan
berkualitas
4 Membuat rencana tindak Terkendalinya Minapolitan Kebang
lanjut dari program pengembangan Cirawas
minapolitan kegiatan perikanan di
kawasan minapolitan
5 Mengembangkan Kerjasama Melakukan kerjasama dengan Terjaganya stabilitas Minapolitan Kebang
dan Peluang Investasi di perguruan tinggi dalam jumlah produksi hasil Cirawas

149
Waktu Pelaksanaan (Tahun)
No Tujuan Strategi Pengembangan Sasaran Lokasi
1 2 3 4 5
penelitian dan pelatihan perikanan
penanganan penyakit
perikanan
6 Melakukan kerjasama sektoral Tercukupinya sumber Minapolitan Kebang
dengan investor swasta dalam pendanaan dalam Cirawas
pengembangan kawasan pengembangan
Bidang Perikanan
kawasan minapolitan
7 Membuat rencana program Terciptanya Minapolitan Kebang
investasi yang memuat kepastian dan Cirawas
pengembangan kawasan keyakinan dalam
minapolitan dan perikanan membuka peluang
investasi
8 Mengembangkan Infrastruktur Meningkatkan jumlah Meningkatnya Ajibarang; Sumpiuh
Pemasaran Produk dan infrastruktur pasar perikanan jumlah konsumen
Informasi Data Perikanan di lokasi strategis (Jalan produk perikanan
Arteri) unggulan Kabupaten
Banyumas
9 Membangun pusat promosi Meningkatnya Kota Purwokerto
produk hasil perikanan di jumlah produk olahan
Kota Purwokerto unggulan perikanan
Kabupaten
Banyumas
10 Membangun jaringan sistem Meningkatkan Minapolitan Kebang
informasi perikanan secara kemudahan akses Cirawas
real time informasi dan data
bagi pembudidaya

150
Waktu Pelaksanaan (Tahun)
No Tujuan Strategi Pengembangan Sasaran Lokasi
1 2 3 4 5
maupun investor
perikanan
11 Melakukan pelatihan dan Meningkatnya Minapolitan Kebang
edukasi pengolahan produk keberagaman produk Cirawas (Kawasan
hasil perikanan hasil perikanan Pengolahan dan
Pemasaran)
12 Meningkatkan inovasi dalam Meningkatnya Minapolitan Kebang
Meningkatkan Kapasitas
budidaya perikanan khususnya produktivitas dan ciri Cirawas
Produksi dan Sumber Daya
komoditas unggulan gurame khas produk
Manusia dalam
unggulan perikanan
Pengembangan Produk
13 Mengembangkan produk Meningkatkan Minapolitan Kebang
Perikanan
sampingan dari hasil produk keragaman produk Cirawas (Kawasan
perikanan perikanan dan Pengolahan dan
mengurangi produk Pemasaran)
sisa perikanan (tulang
ikan)
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2019

151
Gambar 34
Peta Strategi Pengembangan Kawasan Minapolitan Kebang Cirawas

152

Anda mungkin juga menyukai