Bab 1
Bab 1
KANGKILO DALAM
PEMBENTUKAN
KEPRIBADIAN
A.pengertian kangkilo
Kangkilo(bahasa muna)artinya menyucikan diri.
Menyucikan diri dari hadas besar dan adas
kecil. Kangkilo dalam pengertian sehari-hari
sering disebut sunatan khitanan. Namun
pengertian kangkilo sebenarnya berbeda
dengan sunata/khitanan. Sunata atau khitanan
adalah proses dimana seseorang terutama laki-
laki mengalami pemotong kulit ujung kelamin
atau penis. Hal ini dilakukan karena menjaga
kebersihan alat kelamin tersebut. Dari sisi
kesehatan kalau tidak di potong kulit ujung
penis tersebut biasanya menyimpan kotoran
yang sulit dibersikan. Oleh karena itu baik dari
tinjauan kesehatan maupun dari tinjauan
agama hal tersebut harus dilakukan guna
menjaga kebersihannya sekaligus menjaga
kesucian diri untuk melaksanakan shalat.
Sedangkan bagi perempuan sunatan/khitanan
sebenarnya tidak di wajibkan, karena struktur
alat kelamin perempuan mudah dibersihkan
pada saat setelah membuang air kecil, bahkan
dari tinjauan kesehatan dan agama perempuan
sebaiknya tidak wajib sunat karena berpotensi
merusak selaput darah kewanitaan.
Orang yang sudah di khitan atau disunat baik
laki laki maupun perempuan selanjutnya diberi
pendidikan kangkilo. Pendidikan ini adalah
pendidikan yang memberikan pengetahuan
dan pemahaman tentang bagaimana cara cara
meny ucikan diri baik dari hadas besar maupun
hadas kecil. Pendidikan itu dimulai dari
pendidikan tentang istinja, pendidikan tentang
syahadat dan yang terakhir pendidikan tentang
sembahyang atau shalat.
Kapan seorang anak bisa dikhitam atau
disunat
(ngkilo)?
Seorang anak yang dikhitan tatkala seorang
anak telah meninggalkan gigi pertama atau kira
kira telah berumur 7-10 tahun, saat itu seorang
anak sudah akan memasuki aqil baligh sehingga
perlu diberikan tentang kesucian diri, atau
kebersihan tentang diri. Kangkilo ini mulai
dilaksanakan ketika masyarakat sudah mulai
mempelajari atau diperkenalkan dengan ajaran
agama Islam, karena dalam Islam kebersihan
dan kesucian diri merupakan hal yang sangat
penting.
Kangkilo sebenarnya merupakan awal dari
pendidikan Toba/Katoba. Seseorang yang
ditoba/dikatoba adalah mereka yang sudah
dikhitan atau disunat. Tidak diperbolehkan
mereka yang belum sunat mengikuti
pendidikan Toba.