Alunan nada yang membentuk harmonisasi lagu menggema di halaman kampus Universitas
Padjadjaran Jalan. Dipati Ukur Bandung, Senin (27/8) siang. Lebih dari sepuluh ribu pasang
tangan memainkan alat musik tradisional angklung dan memanjakan ribuan pasang telinga
yang mendengarnya.Ribuan mahasiswa baru dan "civitas academica” Unpad memainkan alat
musik tradisional angklung. Mereka begitu kompak. Permainan mereka begitu memukau para
penonton. Acara yang merupakan rangkaian acara Dies Natalis ke-50 Unpad itu membuat
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik itu ikut terpukau.
A. survei
B. pencatatan
C. wawancara
D. observasi lapangan
E. penyebaran angket
Rombongan ini terbagi menjadi beberapa kelompok. Paling depan, deretan siswi-siswi imut.
Mereka asyik memainkan mayoret, melakukan koreografi menggunakan benderanya masing
masing. Kelompok mayoret ini diikuti dengan marching band, disusul dengan sejumlah
pelajar yang menempeli tubuh mereka dengan papan yang bertuliskan hak-hak yang patut
dituntut remaja. Rombongan diakhiri dengan sekelompok pelajar yang berbaris di dalam
"selimut" berbentuk spanduk yang diisi petisi berupa tanda tangan pelajar dari sejumlah
sekolah di Bandung
(1) Pantai Natsepa terletak kurang lebih sepuluh kilometer dari pusat kota.
(2) Pantai ini terlihat jelas karena letaknya hanya seratus meter dari jalan utama
(3) Di Pantai Natsepa ini, terdapat dua tempat yang telah dilengkapi fasilitas penginapan.
Setiap malam berpuluh ribu tikus menyerbu desa-desa di Kecamatan Pracimantoro. Segala
macam tanaman, sampai kepada pohon petai cina yang sudah tua, habis digerogoti tikus.
Binatang piaraan seperti ayam, kambing, dan sapi, tidak luput dari serangan tikus yang ganas
itu. Apalagi bahan makanan. Memang itu yang dicari. Habis tandas ditelan tikus. Bahkan,
penduduk beberapa desa terpaksa diungsikan karena ketakutan. Sampai sekarang masih ada
orang yang tidak mau pulang ke kampung halamannya.
11. Odah : “Mas Onyod! Hati-hati, jangan kebut-kebutan ah! sering-sering direm, Mas! Aku
takut nih, Mas ngebut banget!”
Dalam penggalan teks anekdot tersebut, terdapat kaidah kebahasaan yaitu …
A. Menggunakan waktu lampau
B. Menggunakan pertanyaan retorik
C. Menggunakan kata kerja pasif
D. Menggunakan kata kerja aktif
E. Menggunakan kalimat perintah
13. Disebut apakah bagian struktur anekdot yang isinya berupa tanggapan dari tokoh lain?
A. Abstraksi
B. Orientasi
C. Retoris
D. Reaksi
E. Aksi
A. Nilai Moral
B. Nilai Agama
C. Nilai Budaya
D. Nilai Pendidikan
E. Nilai Sosial
17. Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri
Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa.
Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat
membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok
parasnya itu. Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para
ahli nujum mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang dapat
menyembuhkan penyakit itu.
Sumber teks: Buku Kesusastraan Melayu Klasik
Kata-kata arkais yang ditemukan pada teks diatas adalah…
A. upeti dan hatta
B. upeti, hatta, dan nujum
C. raja, elok, dan nujum
D. elok dan nujum
E. upeti, putri, dan nujum
18. Pengganti Hang Tuah di keraton adalah Hang Jebat. Sesungguhnya, ia menaruh dendam
atas keputusan raja yang dijatuhkan kepada sahabatnya, Hang Tuah. Karena setia kepada
sahabatnya, ia mengamuk di keraton. Putri-putri dan dayang-dayang diperlakukan kurang
sopan sehingga banyak jugalah orang yang mati karena kerisnya, yang diberikan Hang Tuah
kepadanya. Tiada seorang pun yang berani mendinginkan sehingga raja sendiri pun terlibat
pula dalam kesulitan dan ketakutan.
Dari kutipan cerita di atas kita dapat mengetahui bahwa Hang Jebat berwatak ….
A. pemberani
B. baik budi
C. sombong
D. setia
E. kasar
19. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu
peperangan. Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam
negeri karena anaknya kedua orang itu sama-sama gagah. Jikalau baginda pun mencari
muslihat; ia menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan
seorang pemuda yang berkata kepadanya: barang siapa
yang dapat mencari buluh perindu yang dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam
negeri.
Nilai budaya yang ditunjukkan dalam penggalan hikayat di atas adalah … .
A. Memperkenalkan ilmu saat anak sudah cukup umur
B. Mewariskan gelar raja pada keturunan
C. Mempelajari ilmu agama
D. Menemukan buluh perindu
E. Memilih penerus raja melalui sayembara
20. Maka kata Indera Bangsawan, “Hamba ini tiada bernama dan tiada tahu akan bapak
Hamba, karena diam dalam hutan rimba belantara. Adapun sebabnya hamba kemari ini
karena hamba mendengar khabar anak raja sembilan orang hendak datang membunuh
buraksa dan merebut tuan hamba dari padanya itu, itulah maka hamba datang kemari hendak
melihat tamasya anak raja itu. Mengasihani hamba dan pada bicara akal hamba akan anak
raja-raja yang sembilan itu tiadalah dapat membunuh buraksa itu. Jika lain daripada Indera
Bangsawan tiada dapat membunuh akan buraksa itu.
Amanat yang tersirat dalam kutipan sastra klasik tersebut adalah...
A. Basmilah jika melihat kejahatan
B. Jangan menyombongkan diri
C. Tunjukkanlah jika memiliki suatu kemampuan
D. Hendaklah menolong orang dalam kesulitan
E. Bersyukurlah jika mendapat pertolongan
21.Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun
dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah
pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya.
Kata arkais yang bergaris bawah pada penggalan hikayat di atas memiliki makna…
A. diusir
B. diminta
C. diperintah
D. diizinkan
E. diharapkan
Sebermula Raja Hindustan itu sediakala pekerjaanya pergi berburu juga. Maka pada satu hari
Raja Hindustan itu sedang berburu, lalu bertemu dua ekor ular. Adapun ular yang betina itu
terlalu baik rupanya, maka yang jantan sangat jahat rupanya. Maka hati pada hati Baginda,
“Bukan juga jodohnya ular itu, karena yang jantan itu amat jahat rupanya dan yang betina itu
elok rupanya.” Maka lalu dihununsnya pedangnya, lalu diparangnya kepada ular jantan itu.
Maka ular jantan itu pun matilah. Maka ular betina itu pun putus ekornya sedikit.
Nilai budaya dalam kutipan tersebut yang masih dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah…
26. Hikayat adalah salah satu jenis cerita rakyat yang disajikan dengan menonjolkan unsur
penceritaan berciri....
A. Cerita yang dibuat-buat oleh pengarangnya
B. Kepandaian dan kecerdasan tokoh-tokohnya
C. Kesaktian dan keunggulan ceritanya
D. Kemustahilan dan kesaktian tokoh-tokohnya
E. Kemustahilan dan kepandaian tokoh-tokohnya
27. Berikut ini merupakan kata-kata klise yang tidak digunakan dalam cerita sastra Melayu
Klasik ….
A. Maka inilah suatu bidal Melayu
B. Patik, tuan, hamba
C. Kata siempunya cerita
D. Pertama-tama
E. Hatta tatkala
28. Karya sastra lama dengan bentuk prosa yang banyak menceritakan mengenai bagaimana
kehidupan disekitar kerajaan dinamakan....
A. Fabel
B. Hikayat
C. Dongeng
D. Teks Persuasif
E. Fiksi
29. Teks hikayat banyak menggunakan kata arkais. Yang dimaksud kata arkais adalah ...
A. Kata-kata baku.
B. Kata-kata Melayu yang sudah jarang digunakan.
C. Kata-kata yang sudah jarang digunakan.
D. Kata-kata resapan dari bahasa asing.
E. Kata-kata Populer
32. Majas yang menjelaskan sesuatu secara berlebihan dibanding aslinnya. Pembuatan kata
yang dilebih-lebihkan ini digunakan untuk menarik perhatian pembaca adalah ?
A. Majas Hiperbola
B. Majas Personifikasi
C. Majas Simile
D. Majas Personifikasi
E. Majas Metafora
33. Majas yang membandingkan dua kata atau objek yang jelas secara eksplisit mempunyai
kesamaan sifat adalah ?
A. Majas Hiperbola
B. Majas Simile
C. Majas Sarkasme
D. Majas Metafora
E. Majas Ironi
39. Bila dicermati, buku ini lebih mirip buku sejarah yang dikemas dalam bentuk yang
kocak, karikatural, menggelitik ditambah pengalaman menyaksikan sendiri peperangan,
jadilah buku ini sebagai pengetahuan sejarah yang tidak akan ditemukan dalam buku sejarah.
Penggalan resensi di atas merupakan bagian ….
A. Pembuka Resensi
B. Penutup Resensi
C. Latar Belakang Buku
D. Keunggulan Buku
E. Kelemahan Buku
40. Pertemuan Dua Hati, karya N.H. Dini terbitan PT Gramedia Tahun 1986 dengan tebal
buku 85 halaman, menyuguhkan gambar dan kata-kata yang memikat pembaca, di samping
unsure yang lain. Sampul buku didominasi warna hijau dengan latar belakang pepohonan.
Ilustrasi utama gambar sesosok wanita yang berhadapan dengan seorang bocah cilik. Jika
dilihat sepintas, sepertinya sampul buku menggambarkan kasih sayang ibu terhadap anaknya.
Kutipan di atas termasuk ke dalam resensi buku fiksi karena ….
A. Memberikan penilaian buku secara subyektif
B. Menjelaskan biografi pengarang
C. Mengemukakan identitas buku secara lengkap
D. Membahas penggunaan bahasa dan pengarang
E. Mengungkapkan unsure intrinsiknya saja