Anda di halaman 1dari 17

ANGGARAN DASAR

ANGGARAN RUMAH TANGGA

PERHIMPUNAN KEDOKTERAN HAJI INDONESIA


(PERDOKHI)

(INDONESIAN MEDICAL HAJJ ASSOCIATION)

TELKOSENTR

Sekretariat
Jl. Radin Inten II No. 31 Duren Sawit – Jakarta Timur 13440,
Telp. 021-86908103, Fax. 021-86908105
email : sekretariat.perdokhi@gmail.com
A
ADD –– A
ARRTT P
PEER
RDDO
OKKH
HII

ANGGARAN DASAR

PERHIMPUNAN KEDOKTERAN HAJI INDONESIA (PERDOKHI)

(INDONESIAN MEDICAL HAJJ ASSOCIATION)

MUKADDIMAH

Ibadah Haji adalah perintah Allah SWT, merupakan rukun Islam yang wajib bagi
umat Islam berkemampuan. Ibadah Haji merupakan rangkaian ritual peribadatan
yang membutuhkan kemampuan fisik, mental, spiritual, dan sosial secara memadai.
Bahwa kemampuan fisik, mental, spiritual dan sosial yang memadai memerlukan
persiapan dan pemeliharaan secara paripurna. Problematik berupa kerentanan fisik
pada jemaah sakit atau usia lanjut, kepadatan massa, kondisi matra, perbedaan
sosial-budaya, dukungan gizi, risiko penularan penyakit dan dinamika
situasionalnya merupakan faktor risiko yang dapat berdampak terhadap derajat
kesehatan jemaah haji dan masyarakat. Hal-hal tersebut merupakan tantangan bagi
masyarakat profesi kedokteran.
Kompleksitas penyelenggaraan perhajian membutuhkan pelayanan kesehatan yang
utuh-menyeluruh dengan memperhatikan aspek-aspek fiqih, upaya kesehatan
paripurna, regulasi lintas negara, risiko kondisi matra dan interaksi sosial-budaya.
Seluruh aspek tersebut menjadi formulasi khas (genuine) dalam suatu keilmuan
tersendiri sebagai rujukan penyelenggaraan haji dan umrah bagi masyarakat
Indonesia.
Untuk itu, diperlukan pengembangan keilmuan dan keprofesian kedokteran bagi
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan pencapaian derajat kesehatan
optimal bagi jemaah haji maka dipersatukan dua usulan nama organisasi yaitu
PDKHI (Perhimpuna Dokter Kesehatan Haji Indonesia) dan PERKEHAJI
(Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia) menjadi PERDOKHI (Perhimpunan
Kedokteran Haji Indonesia). Organisasi ini merupakan Perhimpunan Dokter
Seminat (PDSm) dalam naungan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), disahkan pada
Muktamar IDI pada tanggal 21 November 2015 dan selanjutnya diresmikan pada
Kongres PERDOKHI ke-1 di Makasar pada tanggal 15 Januari 2016, dengan
Anggaran Dasar sebagai berikut:

Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) 1


A
ADD –– A
ARRTT P
PEER
RDDO
OKKH
HII

BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Organisasi ini bernama Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia, selanjutnya
disingkat PERDOKHI. Dalam bahasa Inggris disebut: Indonesian Medical Hajj
Association.

Pasal 2
PERDOKHI didirikan di Jakarta pada hari Sabtu Tanggal 10 Oktober 2015, untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.

Pasal 3
Pengurus Pusat dan Sekretariat PERDOKHI berkedudukan di ibukota Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

BAB II
AZAS, DASAR, SUMBER, PEDOMAN, DAN SIFAT

Pasal 4
1. PERDOKHI berazaskan Pancasila dan berdasarkan Undang-Undang Dasar
1945.
2. PERDOKHI bersumber pada Al-Qur’an, Sunnah Rasulullah SAW dan ijma serta
ijtihad para alim ulama.
3. PERDOKHI berpedoman pada profesionalisme, Sumpah Dokter serta Kode
Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)

Pasal 5
PERDOKHI adalah organisasi seminat yang menaungi profesi kedokteran dari
berbagai cabang/bidang kedokteran haji, bersifat otonom dan berada di bawah
Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) 2


A
ADD –– A
ARRTT P
PEER
RDDO
OKKH
HII

BAB III
TUJUAN DAN UPAYA
Pasal 6
Tujuan
Menghimpun segenap potensi Dokter Indonesia dalam pengembangan keilmuan
kedokteran haji untuk peningkatan pembinaan, pelayanan dan perlindungan
kesehatan haji dan umrah jemaah Indonesia.

Pasal 7
UPAYA
1. Mewadahi segenap dokter Indonesia dalam upaya pengembangan keilmuan
kedokteran pada lingkup haji dan umrah.
2. Melakukan pengembangan ilmu melalui kajian dan penelitian dalam lingkup
pembinaan, pelayanan serta perlindungan kesehatan haji dan umrah.
3. Melakukan disseminasi perkembangan terkini keilmuan kedokteran haji melalui
media/forum ilmiah.
4. Melakukan advokasi pemanfaatan keilmuan kedokteran haji yang berbasis
ilmiah (scientific/evidance base) dalam penyelenggaraan haji dan umrah.
5. Berperan aktif dalam kemitraan untuk upaya peningkatan kualitas
penyelenggaraan kesehatan haji dan umrah.
6. Membangun hubungan kerjasama dengan berbagai pihak sesuai ketentuan dan
peraturan perundangan yang berlaku.
7. Memberikan dukungan bagi upaya untuk memperjuangkan dan memelihara
harkat dan martabat profesi kedokteran dalam lingkup haji dan umrah.
8. Melakukan upaya peningkatan pemahaman keilmuan kedokteran dan
keagamaan terkait filosofi haji dan umrah.
9. Melakukan dukungan bagi upaya pembinaan dan edukasi jamaah untuk
pemeliharaan kesehatan.
10. Melakukan upaya lainnya, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan
yang berlaku.

BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 8
Anggota PERDOKHI terdiri dari :
a. Anggota terdiri dari anggota biasa, anggota luar biasa dan anggota
kehormatan.
b. Anggota IDI yang telah mendaftar sebagai anggota PERDOKHI.
c. Anggota dapat berasal dari berbagai cabang/bidang profesi kedokteran.

Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) 3


A
ADD –– A
ARRTT P
PEER
RDDO
OKKH
HII

BAB V
ORGANISASI
Pasal 9

Organisasi PERDOKHI terdiri dari:


a. Pengurus Pusat (tingkat nasional)
b. Pengurus Cabang (tingkat provinsi)
c. Pengurus Komisariat (tingkat kabupaten/kota)
c. Badan-badan kelengkapan organisasi

BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 10
Kekuasaan
1. Kekuasaan tertinggi PERDOKHI tingkat Nasional berada pada Kongres.
2. Kekuasaan tertinggi PERDOKHI tingkat cabang berada pada Konferensi
Cabang.
Pasal 11
Struktur Kepemimpinan.
1. Tingkat Pusat
Pengurus Pusat PERDOKHI dipimpin oleh Pengurus yang memiliki loyalitas
dan integritas tinggi terhadap organisasi dan bersifat independen yang terdiri
dari sekurang-kurangnya:
• Seorang Ketua
• Seorang Wakil Ketua
• Seorang Sekretaris
• Seorang Wakil Sekretaris
• Seorang Bendahara
• Seorang Wakil Bendahara

2. Tingkat Cabang
PERDOKHI Cabang dipimpin oleh Pengurus yang terdiri dari sekurang-
kurangnya:
• Seorang Ketua
• Seorang Sekretaris
• Seorang Bendahara

3. Pimpinan PERDOKHI Pusat dipilih oleh Kongres Nasional dan melaksanakan


tugasnya sampai Kongres berikutnya

Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) 4


A
ADD –– A
ARRTT P
PEER
RDDO
OKKH
HII

BAB VII
KONGRES
Pasal 11
1. PERDOKHI menyelenggarakan Kongres sekurang-kurangnya sekali dalam 3
(tiga) tahun.
2. Pengurus Pusat PERDOKHI menyelenggarakan Musyawarah Kerja Nasional
(Mukernas) yang dihadiri seluruh PERDOKHI tingkat cabang, minimal sekali
dalam satu periode kepengurusan
3. Pengurus Pusat PERDOKHI menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional
(Rakernas) minimal sekali dalam setahun.

BAB VIII
PENDANAAN
Pasal 12
Pendanaan PERDOKHI di peroleh dari :
1.Iuran anggota pertahun Rp.150.000/tahun.
2.Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat.
3.Usaha-usaha lainnya yang tidak bertentangan dengan hukum.

BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 13
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya boleh dilakukan
oleh Kongres dengan persetujuan sekurang-kurangnya dua pertiga (2/3) jumlah
anggota yang hadir.

BAB X
PEMBUBARAN
Pasal 14
Pembubaran PERDOKHI hanya dapat dilakuan oleh Kongres yang khusus
diadakan untuk itu dan dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua pertiga (2/3)
PERDOKHI tingkat cabang.

Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) 5


A
ADD –– A
ARRTT P
PEER
RDDO
OKKH
HII

BAB XI
ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN
Pasal 15
Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar ini dimuat dalam anggaran rumah
tangga atau peraturan-peraturan pengurus pusat, sepanjang tidak bertentangan
dengan anggaran dasar.

Pasal 16
Pengesahan Anggaran Dasar ditetapkan pada saat kongres.

Pasal 17
Aturan Peralihan
Unsur pimpinan pusat untuk sementara dipimpin oleh Pengurus Pusat
Perhimpunan Dokter Kesehatan Haji Indonesia sampai dilaksanakannya Kongres
Nasional I.
BAB XII
PENUTUP
Pasal 18
Hal-hal yang tidak atau belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 19
Segala ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan mengikat kepada setiap tindakan Pengurus dan
Anggota PERDOKHI.

Pasal 20
Dengan disahkannya Anggaran Dasar ini, maka segala tindakan pengurus dan
anggota PERDOKHI yang menyimpang dari ketentuan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga PERDOKHI adalah batal demi hukum.

Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) 6


A
ADD –– A
ARRTT P
PEER
RDDO
OKKH
HII

ANGGARAN RUMAH TANGGA


PERHIMPUNAN KEDOKTERAN HAJI INDONESIA (PERDOKHI)
(INDONESIAN MEDICAL HAJ ASSOCIATION)

BAB I
NAMA
Pasal 1
Yang dimaksud di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Indonesian Medical Hajj Association)
disingkat PERDOKHI adalah wadah berhimpunnya dokter-dokter Indonesia yang
mempunyai minat dibidang pengetahuan, keterampilan dan perilaku tentang
kedokteran yang berhubungan dengan haji dan umrah.

BAB II
SIFAT TUJUAN DAN KEGIATAN
Pasal 2
PERDOKHI bersifat ilmiah dan profesional dalam hal pemikiran maupun
kegiatannya.
Pasal 3
PERDOKHI melakukan kegiatan-kegiatan antara lain sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan dan mengembangkan kajian dan penelitian bidang
kesehatan dalam lingkup haji dan umrah.
2. Menyelenggarakan dukungan bagi kegiatan peningkatan kemampuan dokter
dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dokter yang berhubungan
dengan kesehatan haji dan umrah
3. Meningkatkan hubungan kerjasama antar anggota dan dengan pihak lain di
dalam maupun di luar negeri
4. Melakukan pertukaran informasi dengan organisasi/institusi lain baik di dalam
maupun di luar negeri
5. Melaksanakan penelitian terpadu antar anggota dan dengan pihak lain di dalam
maupun di luar negeri.

6. Mengadakan media komunikasi dalam bentuk penerbitan, pertemuan ilmiah,


lokakarya, pendirian website dan kegiatan lainnya yang relevan

Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) 7


A
ADD –– A
ARRTT P
PEER
RDDO
OKKH
HII

7. Menyelenggarakan dukungan bagi penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan


pelatihan bagi dokter dan masyarakat.

BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 4
Anggota Biasa adalah dokter warga negara Indonesia yang terdaftar pada Ikatan
Dokter Indonesia (IDI) serta mempunyai minat dalam bidang kedokteran haji di
Indonesia.
Pasal 5
Anggota luar biasa adalah dokter warga negara asing yang telah teregistrasi oleh
Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI); bekerja di
Indonesia serta memiliki perhatian dalam bidang kedokteran Haji di Indonesia.

Pasal 6
Anggota kehormatan adalah mereka yang telah berjasa pada Perhimpunan
Kedokteran Haji Indonesia.

Pasal 7
Tata Cara Penerimaan Anggota
1. Penerimaan anggota biasa, dan anggota luar biasa dilakukan oleh pengurus
cabang setempat melalui pendaftaran tertulis dan pernyataan persetujuan
terhadap AD/ART PERDOKHI.
2. Bila belum ada Cabang PERDOKHI di tempat calon anggota sebagaimana ayat
satu pendaftaran dilakukan melalui pengurus pusat.

Pasal 8
1. Anggota kehormatan diusulkan oleh pengurus PERDOKHI yang penilaiannya
dilakukan oleh tim yang dibentuk khusus terdiri dari pengurus pusat dan/atau
pengurus cabang, yang mengusulkannya.
2. Pengesahan sebagai anggota kehormatan dilakukan di forum Kongres.

Pasal 9
Kehilangan Keanggotaan:
1. Anggota kehilangan keanggotaannya karena meninggal dunia, atau permintaan
sendiri, atau di berhentikan

Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) 8


A
ADD –– A
ARRTT P
PEER
RDDO
OKKH
HII

2. Anggota dapat diberhentikan karena melakukan kegiatan yang bertentangan


dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh organisasi serta
melakukan kegiatan yang merugikan atau mencemarkan nama baik
PERDOKHI.

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 10
Hak Anggota
1. Anggota luar biasa, dan anggota kehormatan berhak mengeluarkan
pendapat, mengajukan usul, pertanyaan lisan atau tertulis kepada pengurus,
dan mengikuti semua kegiatan organisasi tetapi tidak mempunyak hak
memilih dan dipilih.
2. Anggota biasa berhak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul atau
pertanyaan dengan lisan, dan atau tertulis kepada pengurus, mengikuti
semua kegiatan organisasi dan memiliki hak memilih dan dipilih serta
mendapatkan pembinaan.
3. Tiap anggota berhak mendapatkan manfaat dari upaya organisasi.

Pasal 11
Kewajiban Anggota
1. Membayar uang pangkal dan iuran anggota.
2. Anggota biasa dan anggota luar biasa berkewajiban menjunjung tinggi dan
mengamalkan sumpah dokter dan kode etik kedokteran Indonesia, anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga, peraturan dan keputusan PERDOKHI
3. Anggota kehormatan berkewajiban mematuhi anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga dan segala peraturan dan keputusan PERDOKHI, serta selalu
menjaga dan mempertahankan kehormatan PERDOKHI.

Pasal 12
Rangkap Anggota dan Rangkap Jabatan

Dalam keadaan tertentu anggota PERDOKHI dapat merangkap menjadi anggota


dan/atau rangkap jabatan pada organisasi seminat lain dan / atau organisasi
perhimpunan lain sepanjang tidak bertentangan dengan kehormatan dan tradisi
luhur kedokteran serta tidak mengganggu tugasnya.

Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) 9


A
ADD –– A
ARRTT P
PEER
RDDO
OKKH
HII

Pasal 13
Kehilangan Keanggotaan
1. Anggota dinyatakan kehilangan keanggotaannya karena meninggal dunia, atas
permintaan sendiri, atau diberhentikan.
2. Pemberhentian atas permintaan sendiri hanya dapat dilakukan dengan
pemberitahuan secara tertulis kepada pengurus cabang asal sekurang-
kurangnya satu bulan sebelumnya.

Pasal 14
Skorsing dan Pemberhentian Dari Anggota
1. Anggota dapat diskors ataudiberhentikan karena:
a. Melanggar AD/ART PERDOKHI
b. Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
PERDOKHI
c. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik PERDOKHI
Anggota yang diskors atau diberhentikan dapat melakukan pembelaan dalam forum
yang ditunjuk untuk itu.

Pasal 15
Skorsing dan Pemberhentian Dari Pengurus

1. Pengurus Cabang dapat diberhentikan oleh PP PERDOKHI karena:


a. Melanggar AD/ART PERDOKHI
b. Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
Pengurus Pusat
c. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik PERDOKHI
Pengurus yang diskors atau diberhentikan dapat melakukan pembelaan dalam
forum yang ditunjuk untuk itu.

Pasal 16

Tata cara pemberhentian anggota:


1. Pemberhentian anggota atas permintaan sendiri hanya dapat dilakukan dengan
pemberitahuan secara tertulis kepada pengurus Cabang sekurang-kurangnya
satu bulan sebelumnya.
2. Seorang anggota dapat dikenakan pemberhentian sementara oleh pengurus
Cabang setelah diberi peringatan.

Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) 10


A
ADD –– A
ARRTT P
PEER
RDDO
OKKH
HII

3. Paling lama 6 (enam) bulan sesudah pemberhentian sementara, pengurus


Cabang dapat merehabilitasi atau mengusulkan pemberhentian kepada
pengurus pusat untuk dikukuhkan.
4. Dalam keadaan luar biasa, pengurus pusat dapat melakukan pemberhentian
langsung, dan memberitahukannya kepada pengurus Cabang yang
bersangkutan.

BAB V
KONGRES NASIONAL
Pasal 17
1. Kongres Nasional merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi
PERDOKHI
2. Kongres adalah musyawarah nasional yang diwakili oleh utusan cabang,
dan diberi nama “Kongres Nasional Perhimpunan Kedokteran Haji
Indonesia”.
3. Kongres diadakan sekali dalam tiga tahun.
4. Peserta Kongres terdiri dari Pengurus Pusat dan Pengurus Cabang.
5. Utusan cabang ditunjuk oleh rapat khusus yang dilaksanakan oleh pengurus
cabang.
6. Utusan cabang menampung aspirasi Dokter-dokter yang mempunyai minat
tinggi terhadap Kesehatan Haji dan masyarakat yang berada di daerah
tempat cabang berada, untuk disampaikan pada “Kongres Nasional
Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia”.
7. Dalam keadaan luar biasa kongres (KLB) dapat diselenggarakan sewaktu-
waktu atas inisiatif satu cabang dan mendapat persetujuan lebih dari dua
pertiga (2/3) jumlah cabang.
8. Kongres Nasional menyelenggarakan sidang ilmiah dan sidang organisasi.

Pasal 18
Kekuasaan dan Wewenang

1. Sidang Pleno
a. Menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, pedoman-
pedoman pokok dan garis-garis besar haluan organisasi, kebijakan strategis
nasional serta program kerja nasional PERDOKHI
b. Menilai pertanggung-jawaban Ketua Pengurus Pusat, mengenai amanat
yang diberikan oleh Kongres sebelumnya
c. Menetapkan tiga calon tempat pelaksanaan Kongres berikutnya yang
memenuhi persyaratan untuk itu.

Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) 11


A
ADD –– A
ARRTT P
PEER
RDDO
OKKH
HII

d. Menetapkan tempat pelaksanaan Kongres PERDOKHI berikutnya yang


memenuhi persyaratan.
e. Mengesahkan anggota kehormatan PERDOKHI.
f. Memberikan penghargaan kepada anggota dan pihak lain yang dianggap
berprestasi dalam pengembangan organisasi dan keilmuan kesehatan haji.

Pasal 19
Tata Tertib Kongres
1. Kongres diselenggarakan oleh pengurus pusat bersama panitia pelaksana
kongres yang dibentuk oleh pengurus pusat.
2. Panitia pelaksana kongres bertanggung jawab atas segi teknis
penyelenggaraan kongres
3. Kongres dihadiri oleh pengurus pusat, utusan cabang, peninjau dan undangan
4. Kongres dianggap sah bila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah cabang dan
hadir pada saat penghitungan kuorum
5. Bila persyaratan di atas tidak terpenuhi, maka kongres diundurkan paling lama
dalam 1 x 3 jam dan setelah itu kongres dianggap sah dengan utusan cabang
yang hadir
6. Pengurus pusat dan utusan cabang secara resmi mempunyai hak bicara. Hak
suara hanya dimiliki oleh utusan cabang.
7. Kongres dipimpin oleh seorang ketua, seorang wakil ketua, seorang sekretaris
dan seorang wakil sekretaris yang dipilih dari dan oleh peserta dalam sidang
lengkap yang diadakan khusus untuk itu
8. Sidang pengesahan kuorum, sidang pengesahan acara, sidang pengesahan
tata tertib dan sidang pemilihan pimpinan kongres dipimpin oleh ketua panitia
pelaksana kongres
9. Utusan cabang dengan mandat resmi mempunyai hak bicara dan hak suara,
sedangkan yang lainnya hanya mempunyai hak bicara
10. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini diatur dalam suatu peraturan
tersendiri, sepanjang tidak bertentangan dengan tata tertib ini

BAB VI
RAPAT ANGGOTA
Pasal 17
1. Rapat anggota merupakan badan legislatif tertinggi pada tingkat cabang.
2. Rapat anggota wadah merupakan musyawarah para anggota.

Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) 12


A
ADD –– A
ARRTT P
PEER
RDDO
OKKH
HII

3. Rapat anggota diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam 4 (empat) tahun.


4. Dalam keadaan luar biasa rapat anggota diadakan sewaktu-waktu, atas usul
sekurang-kurangnya lima anggota biasa dan mendapat persetujuan sekurang-
kurangnya oleh setengah dari jumlah anggota biasa yang ada .

Pasal 18
Kekuasaan dan Wewenang
1. Menilai pertanggung jawaban pengurus cabang periode yang lalu.
2. Menetapkan program kerja cabang.
3. Memilih formatur pengurus cabang untuk periode berikutnya.
4. Memilih dan memberi mandat utusan cabang untuk menghadiri kongres.

Pasal 19
Tata Tertib Rapat Anggota
1. Rapat anggota diselenggarakan oleh pengurus cabang bersama panitia
pelaksana rapat anggota yang dibentuk oleh pengurus cabang
2. Panitia pelaksana rapat anggota bertanggung jawab pada segi teknis
penyelenggaraan rapat anggota
3. Rapat anggota dihadiri oleh pengurus cabang, anggota biasa, peninjau dan
undangan
4. Rapat Anggota sah jika dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah anggota
biasa
5. Bila persyaratan di atas tidak terpenuhi, maka rapat anggota diundur
selambat-lambatnya 1 X 3 jam dan setelah itu rapat anggota dianggap sah
dengan jumlah anggota yang hadir.
6. Anggota biasa mempunyai hak bicara dan hak suara, peninjau hanya
mempunyai hak bicara .
7. Rapat anggota dipimpin oleh seorang ketua, seorang wakil ketua dan
seorang sekretaris rapat anggota yang dipilih dari dan oleh peserta dalam
sidang lengkap yang diadakan khusus untuk itu.
8. Sidang pengesahan kuorum, sidang pengesahan acara, sidang pengesahan
tata tertib dan sidang pemilihan pimpinan rapat anggota dipimpin oleh panitia
pelaksana rapat anggota.
9. Apabila penilaian pertanggung jawaban pengurus cabang telah selesai,
maka pengurus cabang bersangkutan dinyatakan demisioner dan

Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) 13


A
ADD –– A
ARRTT P
PEER
RDDO
OKKH
HII

selanjutnya anggota Pengurus cabang tersebut mempunyai status Anggota


Biasa.
10. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini diatur dalam suatu
peraturan tersendiri, sepanjang tidak bertentangan dengan tata tertib ini.

BAB VII
PENGURUS PUSAT
Pasal 20
1. Pengurus pusat adalah badan eksekutif tertinggi PERDOKHI
2. Masa jabatan pengurus pusat PERDOKHI adalah 3 (tiga) tahun.
3. Pengurus Pusat PERDOKHI sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Wakil
Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, dan Wakil Bendahara yang
secara bersama-sama melaksanakan kegiatan organisasi secara kolektif.

Pasal 21
Kekuasaan dan Wewenang
1. Melaksanakan isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan semua
keputusan yang telah ditetapkan kongres
2. Mengumumkan kepada seluruh pengurus cabang yang menyangkut
pengambilan keputusan organisasi ataupun perubahan keputusan kongres,
dan kemudian mempertanggung jawabkannya kepada kongres berikutnya
3. Membina hubungan yang baik dengan semua institusi, pemerintah dan
swasta, di dalam ataupun di luar negeri, khususnya dengan institusi yang
berhubungan dengan dunia kedokteran dan kesehatan
4. Bertanggung jawab terhadap kongres.

Pasal 22
Tata Cara Pengelolaan
1. Ketua Umum terpilih pada kongres kemudian mengumumkan
kepengurusannya di forum kongres yang sedang diadakan
2. Pengurus pusat menjalankan tugasnya segera setelah dilakukan serah
terima dengan pengurus pusat demisioner
3. Serah terima kepengurusan harus telah dilakukan paling lambat dalam waktu
30 (tiga puluh) hari setelah selesai kongres

Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) 14


A
ADD –– A
ARRTT P
PEER
RDDO
OKKH
HII

4. Untuk menyelenggarakan kegiatannya PERDOKHI harus mengadakan


rapat-rapat berupa Musyawarah Kerja, Rapat Pleno serta Rapat Pengurus
Harian Tetap.
5. Ketentuan tentang musyawarah kerja diatur dalam pasal tersendiri.
6. Rapat pleno dihadiri oleh pengurus cabang dimana rapat tersebut diadakan
dan yang dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun.
7. Rapat pengurus harian dihadiri sekurang-kurangnya oleh Ketua Umum,
Sekretaris Umum dan Bendahara Umum dan diadakan setiap kali
diperlukan, sekurang-kurangnya sekali dalam satu bulan.
8. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata cara pengelolaan ini diatur dalam
suatu peraturan tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan tata cara
pengelolaan ini.

BAB VIII
PENGURUS CABANG
Pasal 23
1. Cabang merupakan kesatuan organisasi yang dibentuk ditempat yang
mempunyai sekurang-kurangnya 5 (lima) anggota biasa.
2. Dalam satu propinsi hanya boleh ada satu Cabang.
3. Bila dianggap perlu cabang dapat membentuk perangkat-perangkat
pengelolaan organisasi ke dalam
4. Dokter yang bertempat tinggal di daerah yang belum mempunyai pengurus
cabang dapat menjadi anggota dari cabang yang terdekat
5. Masa jabatan pengurus cabang berlangsung 3 (tiga) tahun
6. Susunan kepengurusan pengurus cabang sedapat-dapatnya menyesuaikan
diri dengan Pengurus Pusat.

Pasal 24
Kekuasaan dan Wewenang
1. Melaksanakan keputusan kongres dan rapat anggota.
2. Memberikan laporan kepada pengurus pusat tentang hasil kerja yang
dilakukan minimal satu kali dalam setahun
3. Membina hubungan baik dengan semua institusi yang ada, pemerintah
ataupun swasta, khususnya dengan institusi yang berhubungan dengan
dunia kedokteran dan kesehatan di tingkat propinsi
4. Bertanggung jawab kepada rapat anggota.

Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) 15


A
ADD –– A
ARRTT P
PEER
RDDO
OKKH
HII

Pasal 25
Tata Cara Pengelolaan
1. Formatur pengurus cabang harus telah dapat menyusun kepengurusannya
paling lambat dalam waktu 30 hari setelah selesainya rapat anggota yang
diselenggarakan paling lambat 2 (dua) bulan setelah kongres
2. Pengurus cabang menjalankan tugasnya segera setelah dilakukan serah
terima dengan pengurus cabang demisioner
3. Serah terima kepengurusan telah dilakukan paling lambat dalam waktu 30
(tiga puluh) hari setelah selesai rapat anggota
4. Untuk menyelenggarakan kegiatannya pengurus cabang harus mengadakan
rapat-rapat berupa rapat pleno dan rapat pleno harian
5. Rapat pleno dihadiri oleh segenap anggota pengurus cabang, dan diadakan
sekurang¬kurangnya sekali dalam 6 (enam) bulan
6. Rapat pleno pengurus harian dihadiri oleh segenap anggota pengurus
cabang, dan diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam enam bulan
7. Yang dapat menjadi pengurus cabang adalah anggota biasa PERDOKHI
8. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata cara pengelolaan ini diatur dalam
suatu peraturan tersendiri, sepanjang tidak bertentangan dengan tata cara
pengelolaan ini.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Hal-hal yang tidak atau belum tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga diatur
oleh Pengurus Pusat dengan ketentuan yang tidak bertentangan dengan pasal-
pasal Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 27
Anggaran Dasar dan Rumah Tangga ini disahkan pada tanggal 15 Januari 2016 di
Makasar.

--------------------------------------------------------

Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) 16

Anda mungkin juga menyukai