Anda di halaman 1dari 15

PKKMB/PPMB 2021

RESUME IDI, KODEKI, MKDKI, DAN MKEK

GARNISA SALSA FINAR PUTRI JUNAIDI


212010101112
Divertikulum Meckel
ABDOMEN

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
Resume idi, kodeki,mkdi,mkek

IDI
Definisi idi
Sejarah perkembangan idi
Tujuan idi
Fungsi dan peran idi bagi dokter
A. Definisi IDI
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) didirikan sekitar 62 tahun yang lalu, tepatnya
pada tanggal 24 Oktober 1950. IDI adalah satu-satunya organisasi Profesi bagi
dokter di seluruh wilayah Indonesia seperti yang termaktub dalam Undang-
Undang Praktek Kedokteran No.29 tahun 2004. Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
merupakan perhimpunan dokter-dokter di Indonesia, yang tujuannya diantaranya
adalah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, serta
meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indonesia menuju masyarakat sehat dan
sejahtera.
IDI merupakan satu satunya organisasi profesi yang di akui oleh UU nomer 29
tahun 2004 tentang praktik kedokteran

B. Sejarah Perkembangan IDI

Organisasi kedokteran awalnya bermula dari perhimpunan yang


bernama Vereniging van lndische Artsentahun 1911, dengan tokohnya adalah dr.
J.A.Kayadu yang menjabat sebagai ketua dari perkumpulan ini.

Selain itu, tercatat nama-nama tokoh seperti dr. Wahidin, dr, Soetomo dan dr


Tjipto Mangunkusumo, yang bergerak dalam lapangan sosial dan politik. Pada
tahun 1926 perkumpulan ini berubah nama menjadi Vereniging van lndonesische
Geneeskundige atau disingkat VIG.
Pada masa dahulu dikenal 3 macam dokter Indonesia, ada dokter Jawa
keluaran sekolah dokter Jawa, ada Indische Arts keluaran Stovia dan NIAS serta
ada pula dokter lulusan Faculteit Medica Batvienis pada tahun 1927.

Dalam masa pendudukan Jepang (1943), VIG dibubarkan dan diganti menjadi
Jawa Izi Hooko Kai. Hampir bersamaan berkembang pula Persatuan Thabib
Indonesia (Perthabin) cabang Yogya yang dianggap sebagai kelanjutan VIG masa
tersebut. Tidaklah mungkin bahwa Perthabin dan PDI sekaligus merupakan wadah
dokter di Indonesia, maka dicapai mufakat antara Perthabin dan Dewan Pimpinan
PDI untuk mendirikan suatu perhimpunan dokter baru. Dr. Soeharto berpendapat
bahwa perkumpulan dokter yang ada sejak 1911 telah rusak pada zaman
kependudukan Jepang.

Pada tahun 1945, dokter-dokter Indonesia belum mempunyai kesempatan untuk


mendirikan suatu wadah dokter di Indonesia yang berskala nasional.

Selanjutnya pada tahun 1948 didirikan Perkumpulan Dokter Indonesia (PDI),


yang dimotori kalangan dokter-dokter muda di bawah pimpinan dr. Darma
Setiawan Notohadmojo.

IDI bertujuan untuk memadukan segenap potensi dokter dari seluruh Indonesia,
menjaga dan meningkatkan harkat dan martabat serta kehormatan profesi
kedokteran, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, serta
meningkatkan kesehatan rakyat Indonesia untuk menuju masyarakat sehat dan
sejahtera.

Organisasi adalah suatu kelompok yang mempunyai tujuan yang sama, baik
dalam penggunaan sehari-hari maupun alamiah. Istilah ini digunakan dalam
banyak cara. Profesi merupakan pekerjaayang membutuhkan pelatihan dan
pengetahuan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki
asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi, dan lisensi untuk bidang profesi
tersebut.

menjalankan profesi masing-masing dengan baik dan benar.

Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi


yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk
melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam
kapasitas mereka sebagai individu.

Tujuan umum dari sebuah profesi adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan
standar profesionalisme tinggi sesuai dengan bidangnya, mencapai tingkat kinerja
yang tinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik.

Ada 4 kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dalam sebuah profesi, yaitu :

1. Kredibilitas;

2. Profesionalisme;

3. Kepercayaan;

4. Kualitas jasa.

Ciri-ciri organisasi profesi :

1. Hanya ada satu organisasi untuk setiap profesi;

2. Ikatan utama para anggota adalah kebanggaan dan

kehormatan;

3. Tujuan utama adalah menjaga martabat dan kehormatan

profesi;
4. Kedudukan dan hubungan antar anggota bersifat

persaudaraan;

33

5. 6.

Memiliki sifat kepemimpinan yang kolektif;


Mekanisme pengambilan keputusan atas dasar kesepakatan.

Organisasi kedokteran awalnya bermula dari perhimpunan bernama Vereniging


van lndische Artsen tahun 1911, dengan tokohnya adalah dr. J.A.Kayadu yang
menjabat sebagai

ketua dari perkumpulan ini.

Selain itu, tercatat nama-nama tokoh seperti dr. Wahidin, dr, Soetomo dan dr
Tjipto Mangunkusumo, yang bergerak dalam lapangan sosial dan politik. Pada
tahun1926perkumpulan ini berubah nama menjadi Vereniging van lndonesische
Geneeskundige atau disingkat VIG.

Di masa dahulu dikenal 3 macam dokter Indonesia, ada dokter Jawa keluaran
sekolah dokter Jawa, ada Indische Arts keluaran Stovia dan NIAS serta ada pula
dokter lulusan Faculteit Medica Batvienis pada tahun 1927. Dalam masa
pendudukan Jepang (1943), VIG dibubarkan dan diganti menjadi Jawa Izi Hooko
Kai. Hampir bersamaan berkembang pula Persatuan Thabib Indonesia (Perthabin)
cabang Yogya yang dianggap sebagai kelanjutan VIG masa tersebut. Tidaklah
mungkin bahwa Perthabin dan PDI sekaligus merupakan wadah dokter di
Indonesia, maka dicapai mufakat antara Perthabin dan Dewan Pimpinan PDI
untuk mendirikan suatu perhimpunan dokter baru.

yang
34

Dr. Soeharto berpendapat bahwa perkumpulan dokter yang ada sejak 1911 telah
rusak pada zaman kependudukan Jepang.

Pada tahun 1945, dokter-dokter Indonesia belum mempunyai kesempatan untuk


mendirikan suatu wadah dokter di Indonesia yang berskala nasional. Selanjutnya
pada tahun 1948 didirikan Perkumpulan Dokter Indonesia (PDI), yang dimotori
kalangan dokter-dokter muda di bawah pimpinan dr. Darma Setiawan
Notohadmojo.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) didirikan sekitar 63 tahun yang lalu, tepatnya pada
tanggal 24 Oktober 1950. IDI adalah satu- satunya organisasi Profesi bagi dokter
di seluruh wilayah Indonesia seperti yang termaktub dalam Undang-Undang
No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.

Pada tahun 1948 lahir perkumpulan dokter Indonesia yang berfungsi sebagai
organisasi perjuangan kemerdekaan. Dengan dasar semangat persatuan dan
kesatuan, akhirnya dua organisasi kedokteran tersebut meleburkan diri dan
membentuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Pada 24 Oktober 1950, Dr. R.
Soeharto atas nama Pengurus IDI menghadap notaries R. Kadiman guna
mencatatkan pembentukan IDI yang disepakati berdasarkan Muktamar Dokter
Warga Negara Indonesia. Sejak saat itu tanggal tersebut ditetapkan sebagai ulang
tahun IDI.

35

Organisasi ini hadir di berbagai wilayah di Indonesia. Sampai saat ini anggota IDI
berjumlah 74.502 Dokter yang tersebar di 32 Wilayah dan 343 Cabang. IDI juga
menaungi 35 Perhimpunan Dokter Spesialis (PDSp), 42 Perhimpunan Dokter
Seminat (PDSm), 1 Perhimpunan Dokter Pelayanan Kedokteran Tingkat Pertama
(PDPP), 2 Perhimpunan Dokter Penunjang Pengembangan Profesi Kedokteran
(PDP3K) dan 1 Perhimpunan Dokter Se-Okupasi (PDsO).
Ikatan Dokter Indonesia bertujuan untuk memadukan segenap potensi dokter dari
seluruh Indonesia, menjaga dan meningkatkan harkat dan martabat serta
kehormatan profesi kedokteran, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran, serta meningkatkan kesehatan rakyat Indonesia untuk menuju
masyarakat sehat dan sejahtera.

Pokok-pokok pikiran Ikatan Dokter Indonesia tentang Pembangunan Kesehatan


Indonesia yang Berkeadilan, IDI mengemban beberapa tugas negara melalui
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran yang telah
disebutkan yaitu :

1. Menerbitkan rekomendasi ijin praktik (Pasal 38);

2. Melalui kolegium menyelenggarakan uji kompetensi, membuat standar


pendidikan, dan standar kompetensi (Pasal 1 ayat (4)

dan Pasal 26)

36

3. Menyelenggarakan dan mengakreditasi pendidikan berkelanjutan


(CPD/P2KB) (Pasal 28)

4. Melakukan kendali mutu dan kendali biaya (Pasal 49)

5. Melakukan audit medik praktik kedokteran (Pasal 74)

6. Melakukan pembinaan dan pengwasan praktk kedokteran

(Pasal 54 dan Pasal 71)


Kodeki
Definisi kodeki
Fungsi kodeki
Contoh penerapan kodeki

Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) merupakan kumpulan norma untuk


menuntun dokter di Indonesia selaku kelompok profesi berpraktik di masyarakat.

Kodeki merupakan pijakan paling fundamental bagi para dokter. Terkait kasus
malpraktik pun demikian, kodeki sepatutnya punya andil di dalamnya. Punya
andil dalam melindungi atau menghukum para dokter yang terlibat dalam kasus
malpraktik. Sejatinya kodeki adalah fondasi bagi dokter dalam pekerjaannya.
Kodeki memberi peranan yang vital dan mendasar untuk dokter, pasien, dan
masyarakat dalam kaitannya tentang pelayanan kesehatan. Kodeki memberikan
peranannya melalui: Pertama. Peran kodeki diwujudkan dalam tugas dan fungsi
pokoknya sebagai sebuah kode etik yang merupakan produk dari organisasi
profesinya. Yang mana kode etik ini adalah aturan konkret yang berlaku mengikat
bagi mereka di lingkungan dimana kode etik itu berlaku, dalam hal ini dokter
yang tunduk pada Kodeki. Kodeki merupakan aturan yang dikeluarkan oleh
organisasi profesi dokter di Indonesia yakni Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Tujuan dan fungsi utama kodeki itu adalah sebagai pedoman dokter dalam
bekerja. Perannya sebagai kode etik adalah sebagai langkah preventif untuk
terjadinya kasus malpaktek agar menekan sekecil

3 Bahder Johan Nasution, 2013, op cit., hal. 62-63 4 Ibid, hal 63

periksa sendiri kebenarannya berdasarkan pada kode etik yang diembannya.


mungkin terjadinya kasus malpaktek oleh dokter. Dengan tegaknya kodeki
diharapkan prilaku menyimpang dokter yang menimbulkan terjadinya malpraktik
yang merugikan pasien dan pihak-pihak lain dapat berkurang dan dihindari.

Tujuan dan fungsi utama kodeki itu adalah sebagai pedoman dokter dalam
bekerja. Perannya sebagai kode etik adalah sebagai langkah preventif untuk
terjadinya kasus malpaktek agar menekan sekecil

3 Bahder Johan Nasution, 2013, op cit., hal. 62-63 4 Ibid, hal 63

periksa sendiri kebenarannya berdasarkan pada kode etik yang diembannya.

mungkin terjadinya kasus malpaktek oleh dokter. Dengan tegaknya kodeki


diharapkan prilaku menyimpang dokter yang menimbulkan terjadinya malpraktik
yang merugikan pasien dan pihak-pihak lain dapat berkurang dan dihindari.

Dalam mengamalkan profesinya, setiap dokter akan berhubungan dengan manusia


yang sedang mengharapkan pertolongan dalam suatu hubungan kesepakatan
terapeutik.

Agar dalam hubungan tersebut keenam sifat dasar di atas dapat tetap terjaga, maka
disusun Kode Etik Kedokteran Indonesia yang merupakan kesepakatan dokter
Indonesia bagi pedoman pelaksanaan profesi.

Kode Etik Kedokteran Indonesia didasarkan pada asas-asas hidup bermasyarakat,


yaitu Pancasila yang telah sama-sama diakui oleh Bangsa Indonesia sebagai
falsafah hidup bangsa.
Mkdki
Definisi mkdki
Tugas dan kewenangan mkdki

MKDKI, adalah lembaga yang berwenang untuk menentukan ada tidaknya


kesalahan yang dilakukan dokter dan dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu
kedokteran dan kedokteran gigi, dan menetapkan sanksi.

Tugas MKDKI :

Pasal 4

1. menerima pengaduan, memeriksa, dan memutuskan kasus pelanggaran


disiplin dokter dan dokter gigi yang diajukan; dan

2. menyusun pedoman dan tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin


dokter atau dokter gigi.

Tugas MKDKI-P menerima pengaduan, memeriksa, memutuskan ada tidaknya


kasus pelanggaran disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan menentukan
sanksi yang Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) MKDKI mempunyai wewenang :

1. menerima pengaduan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi;

2. menetapkan jenis pengaduan pelanggaran disiplin atau pelanggaran etika


atau bukan keduanya;

3. memeriksa pengaduan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi;


4. memutuskan ada tidaknya pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi;

5. menentukan sanksi terhadap pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi;

6. melaksanakan keputusan MKDKI;

7. menyusun tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin dokter dan


dokter gigi;

8. menyusun buku pedoman MKDKI dan MKDKI-P;

9. membina, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas MKDKI-


P;

Himpunan Peraturan Tentang Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia

5
10. membuat dan memberikan pertimbangan usulan pembentukan MKDKI-P
kepada Konsil Kedokteran Indonesia; dan

11. mengadakan sosialisasi, penyuluhan, dan diseminasi tentang MKDKI dan


dan MKDKI-P mencatat dan mendokumentasikan pengaduan, proses
pemeriksaan, dan keputusan MKDKI.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2),
MKDKI-P mempunyai wewenang :

1. menerima pengaduan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi di


tingkat provinsi;

2. menetapkan jenis pengaduan pelanggaran disiplin atau pelanggaran etika


atau bukan keduanya;

3. memeriksa pengaduan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi di


tingkat provinsi;
4. meminta keterangan saksi ahli jika diperlukan;

5. memutuskan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi di tingkat


provinsi;

6. menentukan sanksi terhadap pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi di


tingkat provinsi melaksanakan keputusan MKDKI-P;

7. melaksanakan keputusan MKDKI-P.

diajukan di provinsi.

Mkek

1. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) adalah salah satu unsur


Pimpinan dalam struktur kepengurusan IDI di setiap tingkatan, bersifat
otonom dan berperan serta bertanggung jawab dalam pembinaan,
pelaksanaan, pengawasan dan penilaian dalam pelaksanaan etika
kedokteran termasuk perbuatan anggota yang melanggar kehormatan dan
tradisi luhur kedokteran.

10. ialah kewenangan MKEK meneliti, menyidang pengaduan, dan


menjatuhkan sanksi etik bagi dokter yang diadukan sesuai dengan tempat
terjadinya kasus/wilayah terdekat terjadinya kasus atau sesuai spesialisasi
dokter yang bersangkutan.

Tugas dan kewenangan mkek

10. II MKEK
ialah kewenangan MKEK meneliti, menyidang pengaduan, dan
menjatuhkan sanksi etik bagi dokter yang diadukan sesuai dengan tempat
terjadinya kasus/wilayah terdekat terjadinya kasus atau sesuai spesialisasi
dokter yang bersangkutan.

1. Melakukan bimbingan, pembinaan, pengawasan dan penilaian pelaksanaan


etik kedokteran
2. Menyampaikan pertimbangan serta usul, secara lisan dan atau tertulis
diminta atau tidak diminta, tentang pelaksanaan etik kedokteran
3. Mengadakan konsultasi & rujukan serta pelimpahan kewenangan
penanganan kasus pelanggarakan kode etik kedokteran kepada MKEK &
melalui Ketua IDI Wilayah DKI
4. Melakukan penanganan terhadap pelanggaran etik kedokteran
5. Menyelenggarakan dan menghadiri sidang-sidang MKEK
6. Mencatat dan melaporkan risalah persidangan
7. Melaporkan hasil keputusan MKEK kepada Ketua IDI Wilayah untuk
ditindaklanjuti
8. Menjamin kerahasiaan semau berkas-berkas MKEK
9. Berkoordinasi dengan Ketua IDI Wilayah & bertanggung jawab kepada
Muswil
10. Meneruskan semua kasus kepada BHP2A sedini mungkin

Hubungan idi, kodeki,mkdki, dan mkek

1. Afandi D. Kondisi keberlakuan bioetika dalam mekanisme revisi kode etik


kedokteran Indonesia [dissertation]. Jakarta: FK Universitas Indonesia;
2010.
2. Sandjaya D. Perilaku profesional tenaga kesehatan daerah pesisir pada
pelayanan kesehatan primer wilayah puskesmas sungai sembilan kota
Dumai 2014 [skripsi]. Pekanbaru: FK Universitas Riau;2014
3. Ikatan Dokter Indonesia, Surat Keputusan Pengurus Besar Ikatan Dokter
Indonesia tentang Penerapan Kode Etik Kedokteran Indonesia, Surat
Keputusan No. 221/PB/A.4/04/2002
4. Indonesia, Undang-undang tentang Praktek Kedokteran, UU No. 29
Tahun 2004. LN No. 116 Tahun 2004. TLN No. 4431

Anda mungkin juga menyukai