Anda di halaman 1dari 2

Pathway

Non Trauma Trauma

Ekstra kranial Tulang kranial Intra kranial

Terputusnya kontinuitas jaringan kulit, otot, dan Jaringan otak rusak


vaskuler (kontusio laserasi)

Perdarahan Gangguan suplai Port de entry kuman Meningkatkan - Perubahann autoregulasi


darah mediator nyeri - Oedem serebral
Risiko Perubah Risiko infeksi
syok an Iskemia Nyeri akut Kejang
sirkulasi Pnurunan RR
CSS Inflamasi
Hipoksia Jaringan Gangguan neurologis
Risiko Pola
Nafas vokal
Peningkatan TIK - Mual ketidakefektifan Pelepasan mediator kimia
- Papilodema perfusi jaringan otak Tidak
- Pandangan Efektif Defisit neurologis
Gilus medialis lobus Eksudat purulen
kabur
temporalis tergeser Risiko kekurangan
- Penurunan Gangguan persepsi
fungsi volume cairan Akumulasi sekret
sensori
pendengaran
Herniasi unkus
- Nyeri kepala Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
Mesenfalon tertekan Risiko cidera Tonsil cerebrum bergeser Kompresi medula oblongata

Gangguan kesadaran Imobilisasi Hambatan mobilitas fisik Supine terlalu lama Kerusakan integritas
kulit
EPIDURAL HEMATOM Pengertian: Epidural hematom adalah Manifestasi klinik: penurunan
Penyebab: Epidural hematom terjadi
hematom/perdarahan yang terletak antara kesadaran, tekanan darah yang
(EDH) karena laserasi atau robekan
durameter dan tubula interna/lapisan bawah semakin bertambah tinggi, nadi
tengkorak, dan sering terjadi pada lobus pembuluh darah yang ada diantara
semakin bertambah lambat, sakit
temporal dan pareteral. Kadang-kadang, durameter dan tulang tengkorak kepala yang hebat, hemiparesis,
hematoma epidural mungkin akibat akibat benturan yang menyebabkan dilatasi pupil yang ipsilateral,
robeknya sinus vena, terutama diregio fraktur tengkorak seperti kecelakaan keluarnya darah yang bercampur
parietal-oksipital atau fossa posterior kendaraan dan trauma (Japardi, CSS dari hidung (rinorea) dan
(Smeltzer&Bare, 2020). 2015). telinga (othorea), susah bicara.

Penatalaksanaan: Terapi operatif bisa


Pemeriksaan penunjang: Patofisiologi: Epidural hematom timbul sebagai akibat dari menjadi penanganan darurat yaitu dengan
luka atau trauma dan fraktur pada kepala yang menyebabkan melakukan kraniotomi. Terapi ini dilakukan
CT Scan, MRI, Angiografi
laserasi pada pembuluh darah arteri. Rusaknya arteri jika hasil CT Scan menunjukan volume
serebra, AGD
menyebabkan perdarahan yang memenuhi epidural. Apabila perdarahan/hematom sudah lebih dari 20 CC
perdarahan terus mendesak durameter, maka darah akan atau tebal lebih dari 1 cm atau dengan
memotong atau menjauhkan daerah durameter dengan pergeseran garis tengah (midline shift) lebih
Fokus pengkajian: tengkorak, hal ini akan memperluas hematoma. Seiring dari 5 mm.
1. Identitas pasien terbentuknya hematom maka akan memberikan efek yakni isi
Terapi Medikamentosa : mengelevasikan
2. Riwayat Kesehatan otak akan mengalami herniasi. Herniasi menyebabkan
penekanan saraf yang ada dibawahnya seperti medulla
kepala pasien 30o setelah memastikan
- Kesehatan sekarang tidak ada cedera spinal atau posisikan
oblongata yang menyebabkan terjadinya penurunan hingga
- Kesehatan lalu hilangnya kesadaran. (Japardi, 2015 dan Mcphee et al, 2014). trendelenburg terbalik untuk mengurangi
- Kesehatan keluarga TIK.
3. Pola fungsional
4. Pemeriksaan fisik Evaluasi: evaluasi secara terencana dengan
5. Aspek psikososial Rencana tindakan keperawatan :
SOAP untuk menilai perbaikan atau
6. Pemeriksaan diagnostik Dx 1 : Berikan oksigen, Pertahankan kepatenan jalan perbutukan kondisi klien meliputi (data
napas, Monitor pola napas, Monitor bunyi napas subjektif, data objektif, analisis/assessment
tambahan, Monitor sputum dan perencanaan/plan)
Dx 2 : Monitor status kardiopulminal, Monitor tingkat
kesadaran, Berikan oksigen untuk mempertahankan
Diagnose keperawatan :
saturasi, Pasang jalur iv, Persiapkan intubasi dan Daftar Pustaka :
a. Pola napas tidak efektif b.d gangguan ventilasi mekanis jika perlu, Kolaborasi pemberian
neurologis (cedera kepala) d.d dispnea (D.0005) tranfusi darah jika perlu PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik.
b. Risiko syok b.d hipoksemia d.d trauma Dx 3 : Monitor status oksigenasi, Monitor status
Edisi I . Jararta : DPP PPNI
multiple (D.0039) kardiopulmonal, Monitor status oksigenasi, Monitor PPNI. (2018). Standar Intervensi keperawatan Indonesia
c. Risiko perfusi serebral tidak efektif b.d cedera tingkat kesadaran, Periksa seluruh permukaan tubuh : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1.
kepala d.d cedera kepala (D.0017) terhadap adanya DOTS, Pasang jalur iv, Kolaborasi Jakarta : DPP. PPNI
pemberian cairan kristaloid PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(Definisi dan Indicator Diagnostik) Edisi 1 Cetakan III
Revisi. Jakarta: DPP. PPNI.

Anda mungkin juga menyukai