Anda di halaman 1dari 36

SOP

Ad

Jl. Dr moh. Hatta No. dokumen No. Revisi Halaman


bakung, kel.Kemalaraja
Kec. Baturaja timur
Ditetapkan Oleh
Tanggal terbit Rumah sakit umum
STANDAR Dokter Maulana, AK
OPERATONL
PROSEDURE
Drg. Jon Reflianto
Pengertian Pemberian instruksi adalah segala bentuk tindakan, pemberian obat-
obatan yang diperintahkan oleh dokter yang merawat pasien atau bila
diperlukan oleh dokter jaga atau petugas perawat yang berkompeten.
Tujuan Untuk memperjelas dan menyeragamkan tata cara pemberian instruksi
yang dapat diperganggung jawabkan
Kebijakan Kebijakan Direktur RS Umum Dokter Maulana Nomor: .tentang
kebijakan pelayanan rumah sakit
Prosedur 1) Semua pemberian instruksi adalah tanggung jawab DPJP atau
dokter jaga, jika dalam keadaan gawat darurat.
2) Setiap pemberian instruksi atau resep obat harus dilakukan
secara tertulis, kecuali dalam keadaan gawat darurat dapat
diberikan instruksi kepada perawat atau dokter jaga melalui
telepon.
3) Untuk pasien baru yang belum diperiksa sendiri oleh DPJP,
maka pemberian instruksi melalui telepon hanya boleh
diberikan kepada dokter jaga yang memeriksa pasien tersebut .
4) Dokter jaga atau perawat yang berkompeten yang menerima
instruksi tersebut akan menuliskannya dan akan
membacakannya ulang untuk pengecekan.
5) Permintaan pemeriksaan penunjang laboratorium dan
diagnostik imajing harus disertai indikasi klinis apabila hasil
berupa intepretasi.
6) Instruksi didokumentasikan dilokasi lembar CPPT bagian
(Instruksi Tenaga Kesehatan Termasuk Pasien
Bedah/Prosedur)
7) Catatan instruksi tersebut harus diparaf oleh DPJP pada
keesokan harinya.
Unit Terkait 1) Instalasi Rawat Inap
2) Instalasi Gawat Darurat
3) Instalasi Kamar Operasi
PENATALAKSAAN PERAWATAN LUKA
KLL

Jl. Dr moh. Hatta bakung, No. dokumen No. Revisi Halaman


kel.Kemalaraja
Kec. Baturaja timur
Ditetapkan Oleh
Tanggal terbit Rumah sakit umum
STANDAR Dokter Maulana, AK
OPERATONAL
PROSEDURE

Drg. Jon Reflianto


Pengertian Memberikan tindakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat
Tujuan Agar luka tidak terjadi infeksi lanju

Kebijakan Seluruh perawat diijinklan melakukan penjahitan dan perawatan luka,


tetapi tidak pada luka putus tendon
Prosedur PERSIAPAN ALAT :
Streril
1. Bak instrumen
a. Spuit irigasi 50 cc
b. Soft koteker
c. Pinset anatomis
d. Pinset chirrugis
e. Gunting jaringan
f. Arteri klem
g. Knop sonde
h. Container untuk cairan irigasi
i. Naal foulder
2. Kassa dan depres dalam tromol
3. Handschone / gloves steril
4. Neerbeken (bengkok)
5. Kom kecil/ sedang
6. Heacting set
7. Spuit 3 cc
8. Pembalut sesuai kebutuhan
a. Kasa
b. Kasa gulung
c. Sufratul
9. Topical terapi
a. Oxytetraciclin salep /
b. Gentamicin salep 0,3 %
c. Lidokain ampul
10. Cairan pencuci luka dan disinfektan
a. Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C
b. Betadine

Persiapan Alat :
Non Streril
1. Schort / Gown
2. Perlak + Alas Perlak / Underpad
3. Sketsel / Tirai
4. Gunting Verband
5. Neerbeken / Bengkok
6. Plester (Adhesive) Atau Hipafix Micropone
7. Tempat Sampah

Penatalaksaan Luka Kll.
a) Informed Concern Dan Penjelasan
b) Pemeriksaan Ttv
1. A. Penatalaksanaan Perawatan Luka Babras
 Persiapan Alat : Bengkok Didekatkan Dan Kasa
Didekatkan Cairan Ns Dan Betadine
 Pembersihan Dengan Ns
 Setelah Itu Diberi Betadine / Sufratul
 Bersihkan Peralatan
 Observasi
 Konseling

        B.  Penatalaksaan Perawatan Luka Robek


 Persiapan Pasien Dan Informed Concern
   Semua Alat Disiapkan
  Suntikan Dengan Lidokain Merata
 Dibersihkan Dengan Ns /Perhidrol
 Diberikan Disinfektan Dengan Betadine
 Heacting (Sesuai Sop Heacting)
 Diberikan Tulle Atau Salep Oxitetraciclin
  Ditutup Dengan Kasa Steril
 Diplester / Hipafix
 Bersihkan Kotoran/ Bekas Darah Disekitar Luka
 Bereskan Peralatan
 Observasi
 Konseling

Unit terkait Rawat inap

SOP
PENERIMAAN PASIEN BARU
Jl. Dr moh. Hatta bakung, No. dokumen No. Revisi Halaman
kel.Kemalaraja
Kec. Baturaja timur
Ditetapkan Oleh
Tanggal terbit Rumah sakit umum
STANDAR Dokter Maulana, AK
OPERATONAL
PROSEDURE

Drg. Jon Reflianto


Pengertian Pasien baru adalah pasien yang datang dari poliklinik, IGD,
pindahan dari ruangan lain yang akan dirawat di Unit Rawat Inap.

Tujuan Sebagai acuan pelaksanaan perawatan dalam menerima pasien


baru.

Kebijakan Setiap pasien masuk harus diterima oleh perawat.


Prosedur  Pasien datang ke ruangan disertai status.
 Paien ditempatkan di kelas yang telah disepakati.
 Perawat memperkenalkan diri.
 Diterangkan hak dan kewajiban kepada pasien dan keluarganya.
 Melaksanakan program orientasi kepada pasien, memberitahu
tentang denah ruangan, letak kamar mandi, ruangan perawat
dan memberitahu fasilitas yang tersedia serta cara
penggunaannya. Perawat memberitahu tentang jadwal
kegiatan rutin ruangan antara lain waktu mandi, makan,
kunjungan dokter dan waktu besuk.
 Melaksanakan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian
sampai evaluasi.

Unit terkait     Rawat Inap


SOP
PASIEN PULANG DENGAN IJIN
DOKTER

Jl. Dr moh. Hatta bakung, No. dokumen No. Revisi Halaman


kel.Kemalaraja
Kec. Baturaja timur
Ditetapkan Oleh
STANDAR Tanggal terbit Rumah sakit umum
Dokter Maulana, AK
OPERATONAL
PROSEDURE

Drg. Jon Reflianto


Pengertian Pasien yang telah mendapatkan perawatan dan pengobatan
yang telah dinyatakan sembuh oleh dokter.

Tujuan Sebagai acuan memulangkan pasien dari ruang rawat inap.

Kebijakan Setiap pasien pulang harus seijin dari dokter.

Prosedur  Dokter menginjinkan pulang.


 Bagian administrasi perawat menyiapkan
perincian pembiayaan dan surat-surat yang
dibutuhkan antara lain surat kontrol,surat
keterangan sakit.
 Surat perincian diatur ke bagian keuangan oleh
bagian administrasi perawat.
 Perawat menganjurkan keluarga pasien
menyelesaikan administrasi ke bagian keuangan.
 Surat bukti pembayaran diserahkan ke bagian
administrasi perawat.
 Perawat memberikan penjelasan tentang
perawatan selanjutnya di rumah dan
menyerahkan surat-surat yang diperlukan
pasien.

Unit terkait  Instalasi Rawat Inap


 Instalasi Rawat Jalan
SOP
PASIEN PULANG PAKSA

Jl. Dr moh. Hatta bakung, No. dokumen No. Revisi Halaman


kel.Kemalaraja
Kec. Baturaja timur
Ditetapkan Oleh
Tanggal terbit Rumah sakit umum
STANDAR Dokter Maulana, AK
OPERATONAL
PROSEDURE

Drg. Jon Reflianto


Pengertian Pasien pulang paksa adalah pasien yang mendapatkan
perawatan dan pengobatan yang dinyatakan belum sembuh
oleh dokter, pulang atas kemauan sendiri.

Tujuan Sebagai acuan memulangkan pasien pulang paksa dari ruang


rawat inap.

Kebijakan Setiap pasien pulang dengan belum mendapat ijin dokter.

Prosedur 1. Dokter / perawat memberikan penjelasan dan informasi


tentang keadaan penyakitnya.
2. Keluarga / pasien menandatangani surat pernyataan
pulang paksa.
3. Bagian administrasi / perawat menyiapkan perincian
pembiayaan dan surat kontrol.
4. Surat perincian diantar ke bagian keuangan oleh bagian
administrasi perawat.
5. Perawat menganjurkan keluarga pasien menyelesaikan
administrasi ke bagian keuangan.
6. Surat bukti pembayaran diserahkan ke bagian
administrasi perawat.
7. Perawat memberikan penjelasan tentang perawatan
selanjutnya di rumah dan menyerahkan surat-surat yang
diperlukan pasien.

Unit terkait   Instalasi Rawat Inap


SOP
PEMASANGAN INFUS

Jl. Dr moh. Hatta bakung, kel.Kemalaraja No. dokumen No. Revisi Halaman
Kec. Baturaja timur
Ditetapkan Oleh
Tanggal terbit Rumah sakit umum
STANDAR Dokter Maulana, AK
OPERATONAL
PROSEDURE

Drg. Jon Reflianto


Pengertian Pemasangan infus merupakan tindakan yang dilakukan pada
pasien yang memerlukan masukan cairan atau obat langsung
ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu
tertentu.
Tujuan  Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter.
 Dilakukan untuk pasien yang memerlukan masukan
cairan melalui intravena.
Kebijakan  Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan
secara intra vena (I.V)
 Pasien dehidrasi untuk rehidrasi parenteral
Prosedur 1. Menjelaskan tindakan yang akan kita lakukan
kepada pasien.
2. Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukkan
ke bagian karet atau akses selang ke botol infus.
3. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang
tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem selang
hingga cairan memenuhi selang dan udara selang
keluar.
4. Letakkan pengalas di bawah tempat (vena) yang
akan dilakukan penginfusan.
5. Lakukan pembendungan dengan torniket (karet
pembendung) 10 – 12 cm diatas tempat penusukan
dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan
gerakan sirkular (bila sadar).
6. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas
alkohol.
7. Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan
ibu jari dibagian bawah vena dan posisi jarum
(abocath) mengarah ke atas.
8. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum (abocath)
maka tarik keluar bagian dalam (jarum) sambil
meneruskan tusukan ke dalam vena.
9. Setelah jarum infus bagian dalam
dilepaskan/dikeluarkan, tahan bagian atas vena
dengan menekan menggunakan jari tangan agar
darah tidak keluar. Kemudian bagian infus
dihubungkan/disambungkan dengan selang infus.
10. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai
dengan dosis yang diberikan.
11. Lakukan fiksasi dengan kasa steril.
12. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta
catat ukuran jarum.
Unit terkait   Instalasi Rawat Inap
SOP
PEMASANGAN KATETER

Jl. Dr moh. Hatta bakung, No. dokumen No. Revisi Halaman


kel.Kemalaraja
Kec. Baturaja timur
Ditetapkan Oleh
Tanggal terbit Rumah sakit umum
STANDAR Dokter Maulana, AK
OPERATONAL
PROSEDURE

Drg. Jon Reflianto


Pengertian Tindakan keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke
dalam kandung kemih melalui uretra kegunaan untuk
mengeluarkan air kencing.
Tujuan Sebagai acuan untuk pelaksanaan pemasangan keteter untuk
mengeluarkan air kencing.
Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter,serta
ketersediaan alat kencing.
Prosedur Persiapan Alat :
a) Selang kateter (disesuaikan dengan umur pasien)
b) Plaster
c) Gunting
d) Bengkok
e) Sarung tangan steril
f) Aqua jelly
g) Perlak dan pengalas
h) Spuit 5 cc
i) Aquades / NACL dalam kom
j) Urine bag
k) Kapas sablon

Penatalaksanaan :
 Berikan penjelasan kepada keluarga dan pasien.
 Jaga keprivasian pasien dengan memakai sampiran.
 Dekatkan peralatan di samping penderita.
 Sambungkan urine bag dengan selang keteter.
 Pasang perlak dan perawat mencuci tangan.
 Pakai sarung tangan yang steril.
 Atur posisi pasien.

Pasien laki-laki :
 Bersihkan area gland penis dengan kapas sablon
dengan cara sekali sapuan.
 Olesi ujung selang keteter dengan aqua jelly.
 Tangan kiri memegang penis sampai tegak lebih
kurang 60 derajat.
 Tanagn kanan memasukkan ujung keteter melalui
saluran uretra dan dorong secara pelan-pelan sampai
urine keluar.
 Kunci kateter dengan memasukkan cairan aquades /
NACL sebanyak 5 cc dengan menggunakan spuit.
 Observasi respon pasien.
 Fiksasi selang kateter dengan plaster pada paha
pasien dan rapikan pasien.
 Gantungkan urine bag pada sisi samping tempat
tidur.
 Rapikan alat-alat yang telah di gunakan.
 Perawat mencuci tangan.
 Catat dokumentasi selama kegiatan.
Pasien wanita :
 Tangan kiri membuka labia dan tangan kanan
bersihkan area labia dengan kapas sablon dengan
sekali sapuan mulai dari labia minora kemudian
labia mayora.
 Olesi ujung selang keteter dengan aqua jelly.
 Tanagn kanan memasukkan ujung keteter melalui
saluran uretra dan dorong secara pelan-pelan sampai
urine keluar.
 Kunci kateter dengan memasukkan cairan aquades /
NACL sebanyak 5 cc dengan menggunakan spuit.
 Observasi respon pasien.
 Fiksasi selang kateter dengan plaster pada paha
pasien dan rapikan pasien.
 Gantungkan urine bag pada sisi samping tempat
tidur pasien.
 Rapikan alat-alat yang telah di gunakan.
 Perawat mencuci tangan.
 Mencatat dokumentasi selama kegiatan.
Unit terkait   Instalasi Rawat Inap
SOP
MEMASANG NGT
( NASOGASTRIC TUBE )

Jl. Dr moh. Hatta bakung, No. dokumen No. Revisi Halaman


kel.Kemalaraja
Kec. Baturaja timur
Ditetapkan Oleh
Tanggal terbit Rumah sakit umum
STANDAR Dokter Maulana, AK
OPERATONAL
PROSEDURE

Drg. Jon Reflianto


Pengertian Pemasangan NGT adalah melakukan tindakan pemasangan
selang ( tube ) dari rongga hidung ke dalam lambung /
gaster.
Tujuan a) Memasukkan cairan,makanan atau obat-obatan.
b) Mengeluarkan cairan / isi lambung dan gas yang
terdapat di dalam lambung ,misalnya mengeluarkan
darah pada pada pasien yang mengalami muntah
darah / pendarahan pada lambung.
c) Mengambil specimen lambung untuk keperluan
pemerikasaan laboratorium.
d) Mencegah / mengurangi nausea dan muntah setelah
pembedahan atau trauma.
e) Mengirigasi karena pendarahan atau keracunan.
Kebijakan  Perawat yang terampil
 Tersedia alat-alat lengkap
Prosedur Persiapan alat :
 Selang NGT sesuai usia pasien
 Jelly
 Kapas alcohol
 Pinset anatomis
 Bengkok
 Plaster
 Gunting
 Klem
 Aquades dalam kom
 Kassa steril
 Sput 10 cc
 Handscoen
 Stetoscop
 Spatel lidah
 Senter

Pelaksanaan :
 Menjelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga
pasien
 Membawa alat-alat ke dekat pasien
 Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan
pasien
 Memasang perlak + pengalas pada daerah dada
pasien
 Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
 Mengukur dan memberi tanda pada NGT yang akan
dipasang lebih kurang 40-45 cm
(diukur mulai dahi s/d proxesus xypoideus)
 Mengolesi NGT dengan aqua Jelly sepanjang 15 cm
dari ujung NGT
 Memasukkan NGT malalui lubang hidung dan
pasien dianjurkan untuk menelan (jika pasien  tidak
sadar tekan lidah pasien dengan spatel) masukan
NGT sampai pada batas yang sudah ditentukan
sambil perhatikan keadaan umum pasien.
 Cek posisi NGT (apakah masuk di  lambung atau di
paru-paru) dengan 3 cara :
a.  Aspirasi cairan lambung dengan spuit 10 cc jika
cairan bercampur isi lambung berarti
sudah masuk kelambung.
b. Memasukan ujung NGT (yang dihidung) kedalam
air dalam kom bila ada gelembung berarti  NGT
masuk dalam paru-paru.
c. Petugas memasukan gelembung udara melalui
spuit bersamaan dilakukan pengecekan perut
dengan stetoskop untuk mendengarkan gelembung
udara di lambung.
 Memasang corong (yang sudah dibilas dengan air
hangat), kemudian memasukan
obat-obatan/makanan.
 Melepas corong, menutup NGT dengan spuit 10 cc.
 Merapikan alat-alat dan pasien kemudian sarung
tangan dilepas.
 Mendokumentasikan
Hal-hal yang perlu harus diperhatikan :
NGT / Sonde dipasang selama 7 hari ( ganti setiap 7
hari sekali ).
Unit terkait   Instalasi Rawat Inap
SOP
PEMBERIAN OKSIGEN

Jl. Dr moh. Hatta bakung, kel.Kemalaraja No. dokumen No. Revisi Halaman
Kec. Baturaja timur
Ditetapkan Oleh
STANDAR Tanggal terbit Rumah sakit umum
Dokter Maulana, AK
OPERATONAL
PROSEDURE

Drg. Jon Reflianto


Pengertian Memberikan oksigen pada pasien sesak atau sesuai pasien
yang perlu membutuhkan oksigen.

Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien


Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
Prosedur  Persiapan Alat :
1. Tabung O2 lengkap dengan manometer
2. Mengukur aliran (flowmeter)
3. Botol pelembab berisi air steril / aquades
4. Selang O2
5. Plester
6. kapas alcohol

Pelaksanaan :
a. Atur posisi semifoler.
b. Selang dihubungkan dengan oksigen.
c. Sebelum memasang selang pada hidung
pasien terlebih dahulu selang dibersihkan
dengan kapas alcohol.
d. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung
tangan lalu ditutup kembali.
e. Memasang canul hidung, lakukan fixasi
(plester).
f. Membuka flowmeter kembali dengan
ukuran sesuai anjuran dari dokter.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


o Apakah jumlah yang masuk (cc/mnt) sudah
sesuai dengan instruksi? (Lihat angka pada
manometer).
o Apakah ujung kateter oksigen sudah masuk
maksimal kelubang hidung? Bila ujung kateter
masih belum masuk maksimal, supaya posisi
kateter diperbaiki.
o Memberitahukan pada keluarga pasien untuk
melapor kepada petugas atau perawat bila
tabung oksigen / air steril habis.

Unit terkait   Instalasi Rawat Inap


SOP
PERAWATAN LUKA

Jl. Dr moh. Hatta bakung, No. dokumen No. Revisi Halaman


kel.Kemalaraja
Kec. Baturaja timur
Ditetapkan Oleh
Tanggal terbit Rumah sakit umum
STANDAR Dokter Maulana, AK
OPERATONAL
PROSEDURE

Drg. Jon Reflianto


Pengertian Suatu rangkaian kegiatan yang meliputi
membersihkan,mengobati,menutup / membalut luka,dan mengganti
balutan ( GB )
Tujuan  Mencegah supaya tidak terjadinya infeksi.
 Memberikan rasa nyaman pada pasien.
 Membantu proses penyembuhan luka.
Kebijakan  Perawat yang terampil
 Tersedia ala-alat lengkap
Prosedur Persiapan Alat :
 Alat steril
 Alat pelindung diri ( maskaer dan handscoen )
 Heacting set
 Duk lubang yang steril
 Benang jahit
 kassa steril
 verban
 Plaster
 Gunting verban
 Bengkok
 Ember
 Obat dan cairan
 Obat anastesi local
 H2O2 ( Peroksik )
 Antiseptic
 Aquades
 Alcohol 70 %

Pelaksanaan :
o Pasien di beri penjelasan tentang tindakan yang akan di
lakukan.
o Mengatur posisi pasien sesuai keadaan luka.
o Perawat menggunakan masker dan handscoen.
o Membersihkan daerah sekitar luka dari kotoran darah
kering sebelum di jahit.
o Membantu dakter dalam melakukan proses penjahitan
meliputi:
 Mendensinfeksi
 Memberikan anastesi local
 Mencuci luka dengan H2O2 dengan cara
menekan hati-hati
 Membilas luka dengan aquades / NACL
 Membuang jaringan nekrotik / mati
 Menjahit luka
 Membersihkan sekitar luka
o Menutup luka dengan kain kasa steril kemudian sekitarnya
di bersihkan sampai bersih dan kering.
o Menutup kassa dengan plaster/ hypapic.
o Membalut luka dengan verban,dan yang harus di
perhatikan :
 Mengobservasi keadaan umum pasien
selama penjahitan
 Khusus luka infeksi ditangani dengan
prinsip teknik isolasi.
 Khusus untuk luka gigitan,luka di cuci
dengan sabun lalu di bilas dengan air
mengalir dan luka tidak perlu di jahit
kecuali luka yang sangat lebar.
 Hindari balutan terlalu kencang atau
terlalu longgar.
 Di larang keras membersihkan anastesi
local dengan obat anastesi yang
mengandung adrenalin untuk daerah
sacral ( jari,telinga dll ).
Unit terkait   Instalasi Rawat Inap,UGD DAN POLI
SOP
OBSERVASI PASIEN GAWAT

Jl. Dr moh. Hatta bakung, kel.Kemalaraja No. dokumen No. Revisi Halaman
Kec. Baturaja timur
Ditetapkan Oleh
Tanggal terbit Rumah sakit umum
STANDAR Dokter Maulana, AK
OPERATONAL
PROSEDURE

Drg. Jon Reflianto


Pengertian Memantau keadaan pasien gawat.
Tujuan Sebagai acuan pemantauan/ observasi penderita gawat agar
selamat jiwanya .
Kebijakan Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa
seseorang dan pelaksanaan di lakukan oleh perawat ataupun
oleh dokter.
Prosedur Persiapan alat-alat :
 Stethoscope
 Tensimeter
 Thermometer
 Stop watch / jam tangan
 Senter
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tujuan kepada keluarga pasien.
2. penderita gawat harus di observasi.
3. Observasi dilakukan tiap 5 – 15 menit sesuai dengan
tingkat kegawatannya.
4. Observasi dilakukan oleh paramedis perawat, bila
perlu oleh dokter.
5. Hal-hal yang perlu diobservasi :
o Keadaan umum penderita
o Kesadaran penderita
o Kelancaran jalan nafas (air Way).
o Kelancaran pemberian O2
o Tanda-tanda vital :
 Tens
  Nadi
 Respirasi / pernafasan
 Suhu
o Kelancaran tetesan infuse
6. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan
penderita semakin tidak baik maka paramedis
perawat harus lapor kepada Dokter yang sedang
bertugas (diluar jam kerja pertelpon).
7.  Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan
Dokter UGD / rawat inap maka perlu dirujuk.
8. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya
diputuskan penderita bisa pulang atau rawat inap.
9. Perkembangan penderita selama observasi dicatat di
kartu status penderita (les UGD) / lembar observasi.
10. Setelah observasi  tentukan apakah penderita perlu :
rawat jalan / rawat inap / rujuk.
Unit terkait   Instalasi Rawat Inap
SOP
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

Jl. Dr moh. Hatta bakung, kel.Kemalaraja No. dokumen No. Revisi Halaman
Kec. Baturaja timur
Ditetapkan Oleh
Tanggal terbit Rumah sakit umum
STANDAR Dokter Maulana, AK
OPERATONAL
PROSEDURE

Drg. Jon Reflianto


Pengertian Merupakan tatacara pemeriksaan tekanan darah. Tekanan
darah merupakan indikator untuk menilai sistem
kardiovaskuler bersamaan dengan pemeriksaan nadi.

Tujuan Mengetahui nilai tekanan darah.

Kebijakan Perawat yang ahli


Prosedur Persiapan alat-alat :

 Sphigmomanometer (tensi meter) yang terdiri dari:

o Manometer air raksa dan klep


penutup dan pembuka.
o Manset udara
o Slang karet
o Pompa udara dari karet dan
sekrup pambuka penutup.

 Stetoskop.
 Buku catatan nadi.

Cara Palpasi :

a. Jelaskan prosedur pada klien.


b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien.
d. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi
telentang.
e. Lengan baju dibuka.
f. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3
cm diatas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun
terlalu longgar).
g. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra.
h. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri
radialis tidak teraba.
i. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg
lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba.
j. Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brachialis
dan kempeskan balon udara manset secara perlahan
dan berkesinambungan dengan memutar skrup pada
pompa udara berlawanan arah jarum jam.
k. Catat hasil.
l. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Cara Auskultrasi :

a. Jelaskan prosedur pada klien.


b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien.
d. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi
telentang.
e. Lengan baju dibuka.
f. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3
cm diatas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun
terlalu longgar).
g. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra.
h. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri
radialis tidak teraba.
i. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg
lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba.
j. Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brachialis
dan dengarkan.
k. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan
berkesinambungan dengan memutar skrup pada
pompa udara berlawanan arah jarum jam.
l. Catat tinggi air raksa manometer saat pertama kali
terdengar kembali denyut.
m. Catat tinggi air raksa manometer

 Suara Korotkoff I : menunjukkan besarnya


tekanan sistolik secara auskultasi.
 Suara Korotkoff IV/V : menunjukkan
besarnya tekanan diastolik secara auskultasi.

n. Catat hasilnya pada catatan pasien.


o. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Unit terkait   Instalasi Rawat Inap


SOP
PEMERIKSAAN SUHU

Jl. Dr moh. Hatta bakung, kel.Kemalaraja No. dokumen No. Revisi Halaman
Kec. Baturaja timur
Ditetapkan Oleh
Tanggal terbit Rumah sakit umum
STANDAR Dokter Maulana, AK
OPERATONAL
PROSEDURE

Drg. Jon Reflianto


Pengertian Merupakan tatacara pemeriksaan suhu tubuh. Suhu tubuh
merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara
pembentukan dan pengeluaran panas. Rentang suhu tubuh
dapat diukur dengan menggunakan termometer air raksa
melalui oral, rektal, maupun axila dan menggunakan
termometer digital.
Tujuan Pengukuran suhu tubuh di lakukan untuk mengetahui
rentang suhu tubuh.
Kebijakan Perawat yang ahli
Prosedur Alat dan bahan:

1. Termometer
2. Tiga buah botol

 Botol pertama berisi larutan sabun


 Botol kedua berisi larutan
desinfektan
 Botol ketiga berisi larutan air
bersih

1. Bengkok
2. Kertas/tissue
3. Vaselin/jelly
4. Buku catatan suhu

Prosedur  :
Pemeriksaan Suhu Oral

 Jelaskan prosedur pada klien.


 Cuci tangan
 Gunakan sarung tangan
 Atur posisi pasien.
 Tentukan letak bawah lidah.
 Turunkan suhu termometer dibawah 34 o C – 35 o C.
 Letakkan termometer di bawah lidah sejajar dengan
gusi.
 Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 menit.
 Angkat termaometer dan baca hasilnya.
 Catat hasil.
 Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
 Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan
air bersih, dan keringkan.
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Pemeriksaan Suhu Rektal

 Jelaskan prosedur pada klien.


 Cuci tangan
 Gunakan sarung tangan
 Atur posisi pasien.
 Tentukan termometer dan atur pada nilai nol lalu
oleskan vaselin jelly
 Letakkan telapak tangan pada pada sisi glutea pasien
dan masukkan termometer ke dalam rektal jangan
sampai berubah tempatnya dan ukur suhu.
 Setelah 3-5 menit angkat termaometer dan baca
hasilnya.
 Catat hasil.
 Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
 Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan
air bersih, dan keringkan.
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Pemeriksaan Suhu Aksila

 Jelaskan prosedur pada klien.


 Cuci tangan
 Gunakan sarung tangan
 Atur posisi pasien.
 Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila
dengan menggunakan tisu.
 Letkkan termometer p[ada daerah aksila dan lengan
pasien fleksi diatas dada.
 Setelah 3-10 menit angkat termaometer dan baca
hasilnya.
 Catat hasil.
 Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
 Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan
air bersih, dan keringkan.
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Unit terkait   Instalasi Rawat Inap


SOP
MENGHISAP LENDIR / SUCTION

Jl. Dr moh. Hatta bakung, No. dokumen No. Revisi Halaman


kel.Kemalaraja
Kec. Baturaja timur
Ditetapkan Oleh
Tanggal terbit Rumah sakit umum
STANDAR Dokter Maulana, AK
OPERATONAL
PROSEDURE

Drg. Jon Reflianto


Pengertian Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut.
Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan
lender,mengeluarkan lendir,melonggarkan jalan nafas.
Kebijakan Dibawah tangungjawab dokter.
Prosedur PERSIAPAN ALAT :
1.   Mesin penghisap lendir
2.   Slang penghisap lendir sesuai kebutuhan
3.   Air matang untuk pembilas dalam tempatnya (kom)
4.   Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam
slang
5.   Pinset anatomi untuk memegang slang
6.   Spatel / sundip lidah yang dibungkus dengan kain kasa
7.  Sarung tangan
8.  Bak instrumen
9.  Kasa
10. Bengkok

PERSIAPAN PASIEN  :
1.   Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk.
2.   Bila pasien tidak sadar :
a.   Posisi miring
b.   Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan lancar

PELAKSANAAN :
1.  Jelasakan pada pasien/ keluarga + inform concern.
2.  Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan.
3.  Perawat memakai sarung tangan.
3.  Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi.
4.  Slang dipasang pada mesin penghisap lendir.
5.  Mesin penghisap lendir dihidupkan.
6.  Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan lebih
dahulu untuk  air bersih yang tersedia.
7.  Tekan lidah dengan spatel.
8.  Hisap lendir pasien sampai selesai.
9.  Bersihkan mulut pasien dengan kasa.
10.Membersihakan slang dengan air dalam kom.
11. Slang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia.
12. Perawat cuci tangan.
Unit terkait   Instalasi Rawat Inap
SOP
TINDAKAN INJEKSI /
PENYUNTIKAN ( IV,IM,SC,IC )

Jl. Dr moh. Hatta bakung, kel.Kemalaraja No. dokumen No. Revisi Halaman
Kec. Baturaja timur
Ditetapkan Oleh
Tanggal terbit Rumah sakit umum
STANDAR Dokter Maulana, AK
OPERATONAL
PROSEDURE

Drg. Jon Reflianto


Pengertian 1. Tata cara melakukan beberapa macam tindakan
penyuntikan obat-obatan kepada pasien.
2. Sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspense
atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan
terlebih dahulu sebelum digunakan dengan cara
merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit
atau selaput lendir. Dimasukkan kedalam tubuh
dengan menggunakan alat suntik.
Tujuan Melakukan tindakan penyuntikan obat kepada pasien dengan
cara aman,nyaman dan benar.
Kebijakan Pelaksana penyuntikan bisa:
Dokter Konsulen, Dokter ruangan paramedic yang terlatih
secara internal RS yang diberi kewenangan untuk melakukan
penyuntikan. Semua obat yang potensial menimbulkan alergi
harus dilakukan skin test terlebih dahulu semua penyuntikan
menggunakan disposable syringe yang baru.
Prosedur INJEKSI INTRA VENA ( IV ) :
 Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat
kedalam pembuluh darah vena
 Injeksi intravena diberikan jika diperlukan reaksi
obat yang cepat
 Sudut penyuntikan 15 s/d 30 derajat kemudian
sejajar dengan vena
 Tempat penyuntikan pada vena yang terlebih dahulu
dicari vena bagian distal kemudian ke bagian
proksimal.

Persiapan Alat :
o Spuit ( sesuai kebutuhan pasien )
o Kapas alkohol
o Obat dari ampul atau vial
o Sarung tangan bersih
o Catatan pengobatan
o Tourniquet
o Bak injeksi
o Bengkok
o Perlak

Penatalaksanaan :
 Sapa pasien dengan senyum ramah
 Jelaskan prosedur tindandakan
 Tutup tirai atau pintu
 Cuci tangan
 Ambil obat sesuai dosis
 Pakai sarung tangan
 Posisikan pasien nyaman dan rileks
 Tentukan vena yang akan ditusuk ( vena basilika dan
vena chefalika), syarat vena: tidak bercabang,
 bukan bekas tusukan, kulit tidak berbulu.
 Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik
 Bila vena sudah ditemukan ( misal vena basilika)
atur lengan lurus dan pasang tourniquet sampai
 vena benar-benar dapat dilihat dan diraba
 Siapkan spuit yang sudah berisi obat, bila masih
terdapat udara dalam spuit, maka udara harus
dikeluarkan.
 Bila klien terpasang veinflon, bersihkan port
penyuntikan yang mengarah ke aliran iv yang utama
dengan kapas alcohol.
 Buka aliran port i.v tersebut dan buka jarum spuit
kemudian masukkan spuit tanpa jarum ke dalam
veinflon dan suntikkan obat.
 Tusukkan jarum ke dalam vena dengan posisi jarum
sejajar dengan vena dengan sudut 15-30
 Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger spuit.
Bila darah sudah terhisap lepaskan tourniquet dan
dorong obat pelan-pelan ke dalam vena
 Setelah obat masuk vena, segera tarik spuit, usap
dengan kapas alkohol dengan sedikit menekan
 Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
 Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang
telah tersedia (sampah medis untuk benda tajam ).
 Observasi respon pasien terhadap penyuntikan.
 Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
 Dokumentasikan prosedur ( 5T+1W: Tepat obat,
Tepat dosis, Tepat pasien, Tepat waktu, Tepat cara
pemberian dan Waspada ).
 Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan
panas).

INJEKSI INTRA MUSCULAR ( IM ) :


 Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat
pada jaringan otot
 Vaskularisasi pada otot lebih baik daripada subcutan
sehingga absorbsi pada jaringan otot akan lebih
 cepat. Absorbsi obat cair pada IM akan terjadi
sekitar 10-30 menit, sedangkan secara SC bisa
mencapai hingga 30 menit.
 Jarum yang digunakan adalah nomor 21-23,
sedangkan untuk klien kurus digunakan ukuran
jarum lebih kecil dan pendek.
 Sudut penyuntikan 90 derajat dengan melewati
lapisan SC hingga masuk ke lapisan otot dalam.
 Injeksi IM lebih toleran terhadap jumlah volume
lebih banyak daripada secara SC sehingga bisa
disuntikkan obat 3 cc atau lebih.
 Jika memberikan obat yang dapat mengiritasi,
gunakan teknik Z-track saat menyuntik yaitu dengan
cara menghisapkan 0,5 ml udara ke dalam spuit
untuk membentuk sumbatan udara.
Persiapan Alat :
o Spuit ( di sesuaikan )
o Jarum ukuran diameter 20-30
o Kapas alkohol
o Obat dari ampul atau vial
o Sarung tangan bersih
o Catatan pengobatan
o Bak injeksi
o Bengkok
o Perlak

Penatalaksanaan :
 Sapa pasien dengan senyum ramah
 Jelaskan prosedur tindakan kerja
 Tutup tirai atau pintu
 Cuci tangan
 Ambil obat sesuai dosis.
 Pakai sarung tangan.
 Kaji Area penyuntikan: tidak ada lesi, tidak terdapat
infeksi, tidak terdapat penonjolan tulang, tidak
terdapat saraf dan pembuluh darah.
 Posisikan pasien nyaman dan rileks disesuaikan
dengan area penyuntikan yang akan digunakan:
o Ventro gluteal: posisi tengkurap atau miring
dengan lutut fleksi
o Vastus lateralis: posisi flat, supine dengan
lutut sedikit fleksi
o Dorso gluteal: posisi prone dengan lutut
fleksi
o Deltoid: posisi duduk atau berbaring dengan
lengan fleksi, rileks atau diletakkan diatas
abdomen
 Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik
 Lakukan Z-track dengan tangan tidak dominan
 Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol
dengan mengusap secara sirkular arah keluar sekitar
5 cm.
 Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan.
Buka tutup spuit dan pegang spuit pada tangan
dominan (antara ibu jari dan telunjuk).
 Injeksikan jarum dengan sudut 90° (vastus latralis
jarum masuk dengan kedalaman 1,5-2,5cm,ventro
gluteal jarum masuk dengan kedalaman: 1,25- 2,5
cm,dorso gluteal jarum masuk dengankedalaman:
1,25-3,75 cm; deltoid jarum masuk dengan
kedalaman: 1,25-2,5 cm).
 Setelah jarum masuk ke dalam otot, pindahkan
tangan non dominan kebawah spuit ( untuk
memfiksasi agar posisi jarum tidak bergerak) dan
tangan dominan pindah ke bagian pengokang spuit
untuk siap mengaspirasi.
 Aspirasi spuit untuk memastikan jarum tidak
menusuk pembuluh darah, jika tidak terdapat darah
injeksikan obat tersebut dengan kecepatan 10
detik/mL. Jika terdapat darah segera cabut spuit dan
ganti pada posisi penyuntikan lainnya.
 Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan
sedikit menekan
 Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
 Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang
telah tersedia.
 Observasi respon pasien terhadap penyuntian.
 Lepas sarung tangan masukkan kedalam larutan
klorin dan cuci tangan.
 Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat,
Tepat pasien, Tepat waktu, Tepat cara pemberian
dan Waspada ).
 Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan
panas).

INJEKSI SUB CUTAN ( SC ) :


 Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat
pada jaringan di bawah kulit.
 Pada sub cutan terdapat sedikit sirkulasi darah
sehingga obat akan diabsorbsi secara lambat (tidak
secepat jika diberikan secara IM).
 Obat yang diberikan secara SC biasanya bersifat
isotonic, noniritatif, larut dalam air, dan dapat
ditoleransi hingga 0,5-1 cc.
 Contoh obat yang diberikan secara SC adalah:
insulin, TT (tetanus toxoid), epineprin, obat-obat
alergi dan heparin (dapat diabsorbsi dengan baik
melalui SC dan IM).
 Lokasi penyuntikan SC: deltoid, abdomen, paha,
area scapula, ventral gluteal.
 Lokasi penyuntikan harus tidak terdapat lesi, tidak
ada infeksi, bukan pada penonjolan tulang dan
jaringan dibawahnya tidak terdapat syaraf dan
pembuluh darah.
 Sudut penyuntikan 45 derajat,untuk klien yang
gemuk bisa dengan sudut 90 derajat,pada klien yang
kurus sebaiknya di abdomen bagian atas.

Persiapan Alat :
o Spuit
o Kapas alkohol
o Obat dari ampul atau vial
o Sarung tangan bersih
o Catatan pengobatan
o Bak injeksi
o Bengkok
o Perlak

Penatalaksanaan :
 Sapa pasien dengan senyum ramah
 Jelaskan prosedur tindakan
 Tutup tirai atau pintu
 Cuci tangan
 Ambil obat sesuai dosis
 Pilih tempat penyuntikan : deltoid, abdomen di
tempat yang tidak ada lesi, tidak terdapat infeksi,
 tidak terdapat penonjolan tulang, tidak terdapat saraf
dan pembuluh darah.
 Posisikan pasien nyaman dan rileks.
 Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik
 Pakai sarung tangan.
 Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol
dengan mengusap secara sirkular arah keluar sekitar
5 cm atau satu kali arah proksimal ke distal.
 Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan.
Buka tutup spuit dan pegang spuit pada tangan
dominan ( antara ibu jari dan telunjuk).
 Dengan tangan non dominan cubit area deltoid
 Injeksikan obat dengan sudut 45-90°
 Aspirasi spuit untuk memastikan jarum tidak
menusuk pembuluh darah, jika tidak terdapat darah
injeksikan obat tersebut. Jika terdapat darah segera
cabut spuit dan ganti pada posisi penyuntikan
lainnya.
 Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan
sedikit menekan.
 Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
 Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang
telah tersedia (sampah medis ).
 Observasi respon pasien terhadap penyuntikan.
 Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
 Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat,
Tepat pasien, Tepat waktu, Tepat cara pemberian
dan Waspada ).
 Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan
panas).

INJEKSI INTRA DERMAL / INTRA CUTAN ( IC )


 Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat
dibawah permukaan kulit antebrachii bagian dalam
 Digunakan untuk skin test atau tes tuberculin
 Intradermal memiliki sirkulasi darah yang minimal
dan obat obat akan diabsorbsi secara perlahan
(sangat lambat). Bermanfaat untuk skin tes karena
beberapa klien akan mengalami reaksi anafilaktik
jika obat masuk kedalam tubuh secara cepat.
 Menggunakan jarum ukuran kecil (1/4-1/2 inci) atau
jarum khusus tes tuberculin
 Sudut penyuntikan 5-15 derajat.
 Tempat penyuntikan permukaan kulit yang terang,
sedikit rambut, tidak ada lesi dan oedem.

Persiapan Alat :
o Spuit di sesuaikan
o Kapas alkohol
o Obat dari ampul atau vial
o Sarung tangan bersih
o Catatan pengobatan
o Pena
o Bak injeksi
o Bengkok
o Perlak

Penatalaksanaa :
Sapa pasien dengan senyum ramah
Jelaskan prosedur tindakan
Tutup tirai atau pintu
Cuci tangan
Ambil obat sesuai dosis
Pilih tempat penyuntikan ( permukaan kulit yang
terang, sedikit rambut, tidak ada lesi atau udem ) 3-4
jari dibawah ante kubital.
Posisikan pasien nyaman dengan siku ekstensi dan
letakkan lengan diatas permukaan yang rata.
Pakai sarung tangan.
Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol
dengan mengusap secara sirkular arah keluar
sekitar 5 cm atau satu kali arah proksimal ke distal.
Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan.
Buka tutup spuit dan pegang spuit pada tangan
dominan ( antara ibu jari dan telunjuk ).
Dengan tangan non dominan regangkan permukaan
kulit.
Injeksikan obat dengan sudut 5-15°, jarum masuk ±
3 mm.Masuknya jarum bisa tampak dari permukaan
kulit.
Hasil yang tepat adalah terdapat undulasi pada
tempat penyuntikan.
Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol tetapi tidak
boleh ditekan.
Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman,
berikan tanda pada kulit dengan menggunakan pena.
Anjurkan klien untuk tidak membasuh tempat
penyuntikan tersebut.
Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang
telah tersedia (sampah medis ).
Lepas sarung tangan dan cucu tangan
Evaluasi : hasil tes positif jika terdapat kemerahan,
bengkak .
Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat,
Tepat dosis, Tepat pasien, Tepat waktu, Tepat cara
pemberian dan Waspada ).
Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri )
Unit terkait   Instalasi Rawat Inap
SOP
SERAH TERIMA PASIEN PRA &
PASCA OPERASI

Jl. Dr moh. Hatta bakung, No. dokumen No. Revisi Halaman


kel.Kemalaraja
Kec. Baturaja timur
Ditetapkan Oleh
Tanggal terbit Rumah sakit umum
STANDAR Dokter Maulana, AK
OPERATONAL
PROSEDURE

Drg. Jon Reflianto


Pengertian Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara
perawat ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi.
Tujuan Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi
oleh petugas ruangan dan kamar operasi agar
pelaksanaan operasi bisa berhasil dengan baik dan
mengutamakan keselamatan pasien.
Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan
khusus lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang
pelaksanaan operasi tersebut.

Kebijakan Petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung


jawab atas persiapan pasien calon operasi ini.

Prosedur  Petugas ruangan mengetahui jadwal operasi.


 Petugas ruangan menghubungi seluruh TIM OK.
 Petugas ruangan mempersiapkan area operasi sesuai
prosedur yang berlaku.
 Petugas ruangan mengisi berita acara.
 Petugas ruangan mempersiapkan semua catatan medik
pasien termasuk surat izin operasi untuk dibawa bersama
pasien ke ruang operasi.
 Petugas ruangan mengalungkan label identitas yang
meliputi: nama, umur, no. RM, alamat, dokter operator,
diagnosis, rencana jenis operasi pasien pada pergelangan
tangan kanan pasien atau bila tidak memungkinkan pada
pergelangan tangan kiri, kemudian pergelangan kaki
kanan, kemudian kiri, kemudian leher.
 Petugas ruangan menyertakan perlengkapan penunjang
operasi misalnya : persediaan obat-obatan atau persediaan
darah yang diperlukan saat operasi dilakukan yang akan
dibawa bersama pasien ke kamar operasi.
 Setengah jam sebelum jadwal operasi atau setelah ada
panggilan dari petugas kamar operasi, pasien dibawa ke
kamar operasi dengan memakai tempat tidur yang dipakai
di ruangan.
 Serah terima pasien pra operasi dilakukan di ruang
transfer ( OK ).
 Petugas ruangan menyerahkan pasien disertai berita acara
serah terima yang ditanda tangani oleh petugas ruangan
dan petugas kamar operasi dan ditulis dalam buku
register kamar operasi.
 Petugas kamar operasi memeriksa kelengkapan berita
acara, kelengkapan identitas, catatan medik pasien,
keadaan umum pasien, surat izin tindakan dan
kelengkapan penunjang lainnya seperti obat-obatan dan
persediaan darah.
 Kejadian khusus dan pengobatan selama operasi
berlangsung dicatat dalam berita acara oleh asisten
operasi / onloop.
 Setelah operasi selesai, asisten menyiapkan berita acara,
catatan medik pasien.
 Pasien dipersiapkan untuk serah terima dengan petugas
ruangan.
 Serah terima dilakukan di ruang transfer, petugas kamar
operasi menyerahkan pasien beserta semua
kelengkapannya yang ditandai dengan penandatanganan
berita acara serah terima pasien pasca operasi.

Unit terkait   Ruangan Rawat Inap


SOP
TRANSPORT PASIEN POST
OPERASI ( SESUDAH OPERASI )

Jl. Dr moh. Hatta bakung, No. dokumen No. Revisi Halaman


kel.Kemalaraja
Kec. Baturaja timur
Ditetapkan Oleh
Tanggal terbit Rumah sakit umum
STANDAR Dokter Maulana, AK
OPERATONAL
PROSEDURE

Drg. Jon Reflianto


Pengertian Tata cara transport pasien yang sudah / telah dioperasi oleh
perawat kamar operasi dan perawat ruangan atau bangsal.

Tujuan  Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi


oleh petugas ruangan dan kamar operasi agar
pelaksanaan operasi bisa berhasil dengan baik dan
mengutamakan keselamatan pasien.
 Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan
khusus lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang
pelaksanaan operasi tersebut.

Kebijakan Petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung


jawab atas persiapan pasien calon operasi ini.

Prosedur Pasien diantarkan ke ruang operasi oleh perawat ruangan


rawat inap tergantung kondisi pasien, pasien dapat diantar
dengan membawa bed atau dengan kursi roda.
Dilakukan serah terima berita acara tindakan operasi
antara perawat ruangan dengan petugas OK, beserta
status pasien dan obat-obatan yang diperlukan.
Petugas OK memeriksa kembali kelengkapan
administrasi dan identitas pasien.
Setelah dinilai lengkap, pasien dibawa ke koridor
transport pasien untuk kemudian dipindahkan ke brankar
OK.
Lakukan pemindahan senyaman mungkin.
Setelah pasien diatas brankar, posisikan senyaman
mungkin, bed pasien dikeluarkan.
Pasien dibawa ke koridor ruang recovery
Ganti semua pakaian dengan duk bersih, lepaskan semua
perhiasan, beri penutup kepala, lakukan senyaman
mungkin sesuai tata krama dan tenangkan pasien.
Setelah selesai, pasien ditransport ke ruang operasi,
pindahkan pasien ke meja operasi senyaman mungkin.
Posisikan senyaman mungkin.
Semua suportif diperiksa kelancarannya : IV line, urine
catheter, O2, Pasang manset tekanan darah, pasang pulse
oxymetri, nyalakan pulse oksimeter / ECG Monitor
sesuai kebutuhan masing-masing pasien.
Unit terkait   Ruangan Rawat Inap

SOP
MENCUCI TANGAN ( BIASA &
ANTISEPTIK )

Jl. Dr moh. Hatta bakung, kel.Kemalaraja No. dokumen No. Revisi Halaman
Kec. Baturaja timur
Ditetapkan Oleh
Tanggal terbit Rumah sakit umum
STANDAR Dokter Maulana, AK
OPERATONAL
PROSEDURE

Drg. Jon Reflianto


Pengertian Membersihkan tangan dari segala kotoran dimulai dari ujung
jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai
kebutuhan.
Tujuan  Membebaskan tangan dari kuman dan mencegah
kontaminasi.
 Memindahkan angka maksimum kulit dari
kemungkinan adanya organisme patogen.
 Mencegah atau mengurangi peristiwa infeksi.
 Memelihara tekstur dan integritas kulit tangan
dengan tepat.

Kebijakan  Semua perawat dan dokter sebelum dan sesudah


melakukan tindakan mencuci tangan.
 Sebagai perlindungan terahdap tenaga medis
maupun pasien dari infeksi
Prosedur Peralatan
 Wastafel/air mengalir
 Sabun biasa/antiseptic
 Handuk atau pengering

Prosedur kerja
1) Siapkan peralatan dan bahan yang
dibutuhkan (air yang mengalir). Air
mengalir membantu menyingkirkan
mikroorganisme
2) Singsingkan lengan baju seragam yang
panjang diatas pergelangan tangan Anda.
Memberikan akses ke jari-jari, tangan dan
lengan.
3) Lepaskan perhiasan dan jam tangan.
Menggunakan cincin dapat meningkatkan
mikroorganisme pada tangan (Meeker,
Rothrock, 1995)
4) Periksa adanya luka atau abrasi pada lengan
dan jari. Area inflamasi atau luka pada kulit
dapat menjadi tempat mikroorganisme
5) Basahi kedua tangan sampai ke siku dengan
air yang mengalir. Jaga tangan dan lengan
bawah berada lebih rendah dari siku selama
prosedur dilakukan. Tangan menjadi bagian
yang paling bersih dari ekstremitas atas
6) Oleskan 1 ml sabun cair biasa atau 3 ml
sabun cair antiseptik pada tangan dan gosok
sampai berbusa. Jika menggunakan sabun
batangan, pegang dan gosok sampai berbusa.
Jumlah bakteri berkurang secara signifikan
pada tangan jika digunakan 3-5 sabun
antimikrobial (Larsen, 1987)
7) Bersihkan kedua tangan dan jari selama 10-
15 detik. Gesekan dan gosokkan mekanik
mengangkat kotoran dan bakteri. Sabun
antimikribial harus kontak dengan kulit
selama sedikitnya 10 detik (Garner, 1985)
8) Bersihkan punggung tangan kanan dan kiri
dengan gerakan memutar secara bergantian
9) Bersihkan sela jari kanan dan kiri dengan
menyilangkan jari-jari kedua tangan secara
bergantian. Menjalin jari-jari dan ibu jari
memastikan bahwa semua permukaan
dibersihkan
10) Bersihkan punggung jari kanan dan kiri
secara bergantian
11) Bersihkan ibu jari kanan dan kiri secara
bergantia
12) Bersihkan ujung jari kanan dan kiri pada
telapak tangan secara bergantian
13) Jika area di bawah jari-jari kotor tambahkan
sabun atau disikat dengan sikat kuku.
Penyikatan kotoran di bawah kuku dapat
mengurangi mikroorganisme pada tangan
14) Bilas kedua tangan secara menyeluruh, jaga
tangan diatas dan siku tetap dibawah.
Pembilasan secara mekanik dapat
membersihkan kotoran dan mikroorganisme.
Mengeringkan tangan mencegah kulit
pecah-pecah da kasar
15) Gunakan handuk bersih dan kering untuk
mengeringkan tangan, gerakan dari jari ke
siku. Keringkan dengan gerakan melingkar
16) Tutup kran dengan menggunakan handuk
atau tissu. Mencegah kontaminasi tangan

 Unit terkait Instalasi Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai