Anda di halaman 1dari 12

http://santricipasung.blogspot.com/2010/05/ganglion.

html
GANGLION
Rabu, 19 Mei 2010

GANGLION

Pendahuluan
Kista Ganglion atau biasa disebut Ganglion merupakan kista yang terbentuk dari kapsul suatu sendi atau sarung
suatu tendo. Kista ini berisi cairan kental jernih yang mirip dengan jelly yang kaya protein. Kista merupakan
tumor jaringan lunak yang paling sering didapatkan pada tangan. Ganglion biasanya melekat pada sarung
tendon pada tangan atau pergelangan tangan atau melekat pada suatu sendi; namun ada pula yang tidak
memiliki hubungan dengan struktur apapun. Kista ini juga dapat ditemukan di kaki. Ukuran kista bervariasi, dapat
bertambah besar atau mengecil seiring berjalannya waktu dan bahkan menghilang. Selain itu kadang dapat
mengalami inflamasi jika teriritasi. Konsistensi dapat lunak hingga keras seperti batu akibat tekanan tinggi cairan
yang mengisi kista sehingga kadang didiagnosis sebagai tonjolan tulang. Ganglion timbul pada tempat-tempat
berikut ini
o Pergelangan tangan – punggung tangan ("dorsal wrist ganglion"), pada telapak tangan ("volar wrist ganglion"),
atau kadang pada daerah ibu jari. Kista ini berasal dari salah satu sendi pergelangan tangan, dan kadang
diperberat oleh cedera pada pergelangan tangan.
o Telapak tangan pada dasar jari-jari ("flexor tendon sheath cyst"). Kista ini berasal dari saluran yang menjaga
tendon jari pada tempatnya, dan kadang terjadi akibat iritasi pada tendon - tendinitis. 

o Bagian belakang tepi sendi jari ("mucous cyst"), terletak di sebelah dasar kuku. Kista ini dapat menyebabkan
lekukan pada kuku, dan dapat menjadi terinfeksi dan menyebabkan infeksi sendi walaupun jarang. Hal ini
biasanya disebabkan arthritis atau taji tulang pada sendi.

Anatomi 
Ganglion terjadi pada sendi, oleh karena itu perlu diketahui mengenai anatomi sendi. Ganglion ditemukan pada
sendi diartrodial yang merupakan jenis sendi yang dapat digerakkan dengan bebas dan ditemukan paling sering
pada wrist joint. Hal ini mungkin diakibatkan banyaknya gerakan yang dilakukan oleh wrist joint sehingga banyak
gesekan yang terjadi antar struktur di daerah tersebut sehingga memungkinkan terjadinya reaksi inflamasi dan
pada akhirnya mengakibatkan timbulnya ganglion. Selain itu wrist joint merupakan sendi yang kompleks karena
terdiri dari beberapa tulang sehingga kemungkinan timbulnya iritasi atau trauma jaringan lebih besar. 
Jenis sendi diartrodial mempunyai unsur-unsur seperti rongga sendi dan kapsul sendi. Kapsul sendi terdiri dari
selaput penutup fibrosa padat serta sinovium yang membentuk suatu kantung yang melapisi seluruh sendi dan
membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi. Sinovium tidak terlalu meluas melampaui permukaan sendi
tetapi terlipat sehingga memungkinkan gerakan sendi secara penuh. Lapisan-lapisan bursa di seluruh
persendian membentuk sinovium. Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi
permukaan sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna. Jumlah yang
ditemukan pada tiap sendi relatif sedikit (1-3 ml). Asam hialuronidase adalah senyawa yang bertanggung jawab
atas viskositas cairan sinovial dan disintesis oleh sel-sel pembungkus sinovial. Bagian cair dari cairan sinovial
diperkirakan berasal dari transudat plasma. Cairan sinovial juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi tulang
rawan sendi.1,8

Epidemiologi
Kista ganglion merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering ditemukan pada tangan dan pergelangan
tangan. Kista ini dapat terjadi pada berbagai usia termasuk anak-anak; kurang lebih 15% terjadi pada usia di
bawah 21 tahun. Tujuhpuluh persen terjadi pada dekade kedua dan keempat kehidupan. Perempuan tiga kali
lebih banyak menderita dibandingkan laki-laki. Tidak ditemukan predileksi antara tangan kanan dan kiri, dan
tampaknya pekerjaan tidak meningkatkan resiko timbulnya ganglion, namun referensi lain menyebutkan bahwa
ganglion banyak ditemukan pada pesenam dimana terjadi tekanan yang besar pada pergelangan tangan.4,5,6 

Etiologi 
Penjelasan yang paling sering digunakan untuk mengungkapkan pembentukan kista hingga degenerasi mukoid
dari kolagen dan jaringan ikat. Teori ini menunjukkan bahwa sebuah ganglion mewakili struktur degeneratif yang
melingkupi perubahan miksoid dari jaringan ikat. Teori yang lebih baru, yang dipostulasikan oleh Angelides pada
1999, menjelaskan bahwa kista terbentuk akibat trauma jaringan atau iritasi struktur sendi yang menstimulasi
produksi asam hialuronik. Proses ini bermula di pertemuan sinovial-kapsular. Musin yang terbentuk membelah
sepanjang ligamentum sendi serta kapsul yang melekat untuk kemudian membentuk duktus kapsular dan kista
utama. Duktus pada akhirnya akan bergabung menjadi kista ganglion soliter yang besar. 
Seperti yang telah disebutkan, penyebab ganglion tidak sepenuhnya diketahui, namun ganglion dapat terjadi
akibat robekan kecil pada ligamentum yang melewati selubung tendon atau kapsul sendi baik akibat cedera,
proses degeneratif atau abnormalitas kecil yang tidak diketahui sebelumnya.5,7,9,10

Patofisiologi
Kista ganglion dapat berupa kista tunggal ataupun berlobus. Biasanya memiliki dinding yang mulus, jernih dan
berwarna putih. Isi kista merupakan musin yang jernih dan terdiri dari asam hialuronik, albumin, globulin dan
glukosamin. Dinding kista terbuat dari serat kolagen. Kista dengan banyak lobus dapat saling berhubungan
melalui jaringan duktus. Tidak terdapat nekrosis dinding atau selularitas epitel atau sinovia yang terjadi.5 
• Normalnya, sendi dan tendon dilumasi oleh cairan khusus yang terkunci di dalam sebuah kompartemen kecil.
Kadang, akibat arthritis, cedera atau tanpa sebab yang jelas, terjadi kebocoran dari kompartemen tersebut.
Cairan tersebut kental seperti madu, dan jika kebocoran tersebut kecil maka akan seperti lubang jarum pada
pasta gigi –jika pasta gigi ditekan, walaupun lubangnya kecil dan pasta di dalamnya kental, maka akan mengalir
keluar- dan begitu keluar, tidak dapat masuk kembali. Hal ini bekerja hampir seperti katup satu arah, dan akan
mengisi ruang di luar area lubang. Ketika kita menggunakan tangan kita untuk bekerja, sendi akan meremas dan
menyebabkan tekanan yang besar pada kompartemen yang berisi cairan tersebut- ini dapat menyebabkan
benjolan dengan tekanan yang besar sehingga sekeras tulang. 
• Cairan pelumas mengandung protein khusus yang menyebabkannya kental dan pekat dan menyulitkan tubuh
untuk me-reabsorbsi jika terjadi kebocoran. Tubuh akan mencoba untuk menyerap kembali cairan tersebut, tapi
hanya sanggup menyerap air yang terkandung di dalamnya sehingga membuatnya lebih kental lagi. Biasanya,
pada saat benjolan cukup besar untuk dilihat, cairan tersebut telah menjadi sekental jelly.2 

Kadang disebutkan bahwa ganglion berasal dari protrusi dari membran sinovial sendi atau dari selubung suatu
tendo. Namun, kami tidak dapat memperlihatkan adanya hubungan antara rongga kista dengan selubung tendon
atau sendi yang berhubungan. Namun, terdapat kemungkinan bahwa kista berasal dari bagian kecil membran
sinovia yang mengalami protrusi dan kemudian terjadi strangulasi sehingga terpisah dari tempat asalnya; bagian
ini kemudian berdegenerasi dan terisi oleh materi koloid yang berakumulasi dan membentuk kista. 
Gejala dan Tanda
Meskipun kista ganglion umumnya asimtomatik, gejala yang muncul dapat berupa keterbatasan gerak,
parestesia dan kelemahan. Kista ganglion umumnya soliter, dan jarang berdiameter di atas 2 cm. Dapat
melibatkan hampir semua sendi pada tangan dan pergelangan tangan. Dorsal wrist, volar wrist, volar retinakular
dan distal interfalangeal merupakan kista ganglion yang paling sering ditemukan pada tangan dan pergelangan
tangan. Ganglion terbesar terletak di belakang lutut dan biasa disebut Kista Baker.5
Ahli bedah tangan yang berpengalaman juga dapat mengenali ganglion dorsal okulta (tersembunyi), yang dapat
timbul dengan tekanan lembut pada regio fossa scapholunate. Nyeri terjadi dengan gerakan pergelangan tangan
yang ekstrim. Temuan radiografik biasanya normal, dan MRI berguna dalam mengkonfirmasi diagnosis. Eksisi
bedah pada ganglion okulta dapat menghilangkan nyeri dan gejala pada sebagian besar kasus. Sebagian pasien
mengeluhkan benjolan di bawah kulit yang sebagian besar terletak pada bagian belakang pergelangan tangan,
sisi telapak pada pergelangan tangan, di atas tendon pada dasar jari pada sisi telapak tangan, atau pada sendi
jari terdekat ke ujung jari. Ganglion umumnya tidak nyeri; namun dapat menyebabkan nyeri ketika digerakkan
atau menyebabkan masalah mekanis (terbatasnya ruang gerak) tergantung dari lokasi ganglion tersebut. Kista
ganglion memiliki kecenderungan untuk membesar dan mengecil, kemungkinan karena cairan yang terdapat
dalam kista terserap kembali ke dalam sendi atau tendon untuk kemudian diproduksi kembali. Masalah terbesar
dengan ganglion adalah ketakutan pasien bahwa benjolan tersebut merupakan sesuatu yang gawat. Diagnosis
didasarkan atas riwayat penyakit, pemeriksaan fisis, dan kemungkinan foto sinar x polos atau USG. Kista dapat
dibedakan dari tumor padat melalui transiluminasi (berkas sinar akan melewati cairan yang memenuhi ganglion,
tapi tidak jika merupakan massa tumor yang padat). Pencitraan USG juga telah digunakan untuk membedakan
massa padat dan kistik di tangan.1,3,5,9,10

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis dan kadang melalui pemeriksaan
radiologik. Dari anamesis bisa didapatkan benjolan yang tidak bergejala namun kadang ditemukan nyeri serta
riwayat penggunaan lengan yang berlebihan. Pada pemeriksaan fisis ditemukan benjolan lunak yang tidak nyeri
tekan. Melalui transiluminasi diketahui bahwa isi benjolan bukan merupakan massa padat tapi merupakan
cairan. Pada aspirasi diperoleh cairan dengan viskositas yang tinggi dan jernih. Sering juga ditemukan adanya
gangguan pergerakan dan parestesia dan kelemahan pada pergelangan tangan ataupun lengan.3

Diagnosis Banding
Ganglion dapat didiagnosis banding dengan benjolan lain yang mungkin didapatkan di tangan seperti lipoma,
kista sebasea dan nodul rheumatoid arthritis.

Penatalaksanaan
Terdapat tiga pilihan utama penatalaksanaan ganglion. Pertama, membiarkan ganglion tersebut jika tidak
menimbulkan keluhan apapun. Setelah diagnosis ditegakkan dan pasien diyakinkan bahwa massa tersebut
bukanlah kanker atau hal lain yang memerlukan pengobatan segera, pasien diminta untuk membiarkan dan
menunggu saja. Jika ganglion menimbulkan gejala dan ketidaknyamanan ataupun masalah mekanis, terdapat
dua pilihan penatalaksanaan: aspirasi (mengeluarkan isi kista dengan menggunakan jarum) dan pengangkatan
kista secara bedah.
Aspirasi melibatkan pemasukan jarum ke dalam kista dan mengeluarkan isinya setelah mematirasakan daerah
sekitar kista dengan anestesi lokal. Karena diperkirakan bahwa inflamasi berperan dalam produksi dan
akumulasi cairan di dalam kista, obat anti inflamasi (steroid) kadang diinjeksikan ke dalam kista sebagai usaha
untuk mengurangi inflamasi serta mencegah kista tersebut terisi kembali oleh cairan kista. Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa menggunakan substansi lain seperti hialuronidase bersama dengan steroid setelah aspirasi
meningkatkan angka kesembuhan dari 57% (aspirasi dan steroid) menjadi 89% dengan substansi tambahan.
Jika kista rusak, menimbulkan nyeri, masalah mekanis dan komplikasi saraf (hilangnya fungsi motorik dan
sensorik akibat tekanan ganglion pada saraf) atau timbul kembali setelah aspirasi, maka eksisi bedah dianjurkan.
Hal ini melibatkan insisi di atas kista, identifikasi kista, dan mengangkatnya bersama dengan sebagian selubung
tendo atau kapsul sendi dari mana kista tersebut berasal. Lengan kemudian dibalut selama 7-10 hari. Eksisi kista
ini biasanya merupakan prosedur minor, tapi dapat menjadi rumit tergantung pada lokasi kista dan apakah kista
tersebut melekat pada struktur lain seperti pembuluh darah, saraf atau tendon.1,3,7,9,10

Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi tergantung pada lokasi dan ukuran ganglion. Komplikasi utama adalah
keterbatasan gerak pada sendi dimana terdapat ganglion. Tidak seperti tumor lain, ganglion tidak pernah
berubah menjadi ganas. 
Komplikasi yang dapat terjadi akibat prosedur bedah yang dilakukan berupa rekurensi walaupun
kemungkinannya tidak besar. Selain itu juga terdapat resiko infeksi, keterbatasan gerak, kerusakan serabut saraf
atau pembuluh darah.5 

Prognosis 
Prognosis penyakit tergantung dari beberapa hal:
• Kista yang berasal dari selaput tendon lebih mudah sembuh dengan suntikan kortikosteroid dbandingkan
dengan yang berasal dari sendi
• Kista dari pergelangan tangan bagian depan (volar wrist ganglion) akan lebih mudah kembali setelah
pembedahan dibandingkan kista pada bagian dorsal.
Tingkat rekurensi setelah penanganan nonoperatif mencapai 30-60% dibandingkan dengan yang dioperasi (5-
15%). Total ganglionektomi menghasilkan angka kesembuhan 85-95% jika kista dan akar diangkat bersamaan
dengan pemotongan sedikit dari kapsul tendo. Rekurensi setelah operasi biasanya diakibatkan oleh
pengangkatan kapsul atau membrane sinovial yang tidak lengkap.2,5

DAFTAR PUSTAKA
1. Dandy David J. & Dennis J. Edwards, Disorders of the Wrist and Hand in Essential Orthopaedics and Trauma
4th edition, Churchill Livingstone, London, 2003.
2. Eaton Charles, Ganglion Cysts in www.e-hand.com accessed on June 21, 2007.
3. Andersson, Bruce Carl, Dorsal Ganglion in Office Orthopedics for Primary Care: Treatment 3rd edition,
Saunders Elsevier, Philadelphia, 2006.
4. Carr, Andrew J & William Hamilton, Hand and Wrist in Orthopaedics in Primary Care 2nd edition, Elsevier,
London, 2005.
5. Kouris George J, Ganglion Cyst in www.emedicine.com accessed on June 21, 2007.
6. Hochwald Neal L & Green Steven M in Tumors, Spivak Jeffrey M ed. et al in Orthopaedics A Study Guide,
McGraw-Hill, New York, 2002.
7. Sjamsuhidajat R, Jong WD (ed.), Kulit dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, 1997.
8. Carter A. Michael, Anatomi Tulang dan Sendi dalam Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit,
editor Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, EGC, Jakarta, 1995.
9. Canale S. Terry (Ed.), Tumors of Synovial Tissue in Campbell’s Operative Orthopaedics Volume One, 10th
edition, Mosby, Toronto, 2003.
10. Trumble Thomas E., Jeffrey E. Budoff & Roger Cornwall, Soft Tissue Neoplasms: Benign and Malignant in
Hand, Elbow & Shoulder: Core Knowledge in Orthopaedics, Mosby, Philadelphia, 2006.
http://wikimedya.blogspot.com/2010/02/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan.html

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kasus


Ganglion
1. Pengertian
Kista Ganglion atau biasa disebut Ganglion merupakan kista yang terbentuk dari kapsul suatu
sendi atau sarung suatu tendo. Kista ini berisi cairan kental jernih yang mirip dengan jelly yang
kaya protein. Kista merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering didapatkan pada
tangan.
Ganglion biasanya melekat pada sarung tendon pada tangan atau pergelangan tangan atau
melekat pada suatu sendi; namun ada pula yang tidak memiliki hubungan dengan struktur
apapun. Kista ini juga dapat ditemukan di kaki. Ukuran kista bervariasi, dapat bertambah besar
atau mengecil seiring berjalannya waktu dan bahkan menghilang.
Selain itu kadang dapat mengalami inflamasi jika teriritasi. Konsistensi dapat lunak hingga keras
seperti batu akibat tekanan tinggi cairan yang mengisi kista sehingga kadang didiagnosis
sebagai tonjolan tulang. Ganglion timbul pada tempat-tempat berikut ini:
a. Pergelangan tangan – punggung tangan ("dorsal wrist ganglion"), pada telapak tangan
("volar wrist ganglion"), atau kadang pada daerah ibu jari. Kista ini berasal dari salah satu sendi
pergelangan tangan, dan kadang diperberat oleh cedera pada pergelangan tangan.
b. Telapak tangan pada dasar jari-jari ("flexor tendon sheath cyst"). Kista ini berasal dari
saluran yang menjaga tendon jari pada tempatnya, dan kadang terjadi akibat iritasi pada
tendon - tendinitis.
c. Bagian belakang tepi sendi jari ("mucous cyst"), terletak di sebelah dasar kuku. Kista ini
dapat menyebabkan lekukan pada kuku, dan dapat menjadi terinfeksi dan menyebabkan infeksi
sendi walaupun jarang. Hal ini biasanya disebabkan arthritis atau taji tulang pada sendi.

2. Etiologi
Penjelasan yang paling sering digunakan untuk mengungkapkan pembentukan kista hingga
degenerasi mukoid dari kolagen dan jaringan ikat. Teori ini menunjukkan bahwa sebuah
ganglion mewakili struktur degeneratif yang melingkupi perubahan miksoid dari jaringan ikat.
Teori yang lebih baru, yang dipostulasikan oleh Angelides pada 1999, menjelaskan bahwa kista
terbentuk akibat trauma jaringan atau iritasi struktur sendi yang menstimulasi produksi asam
hialuronik. Proses ini bermula di pertemuan sinovial-kapsular. Musin yang terbentuk membelah
sepanjang ligamentum sendi serta kapsul yang melekat untuk kemudian membentuk duktus
kapsular dan kista utama. Duktus pada akhirnya akan bergabung menjadi kista ganglion soliter
yang besar.
Seperti yang telah disebutkan, penyebab ganglion tidak sepenuhnya diketahui, namun ganglion
dapat terjadi akibat robekan kecil pada ligamentum yang melewati selubung tendon atau kapsul
sendi baik akibat cedera, proses degeneratif atau abnormalitas kecil yang tidak diketahui
sebelumnya.

3. Tanda dan gejala


a. Keterbatasan gerak
b. Parestesia
c. Kelemahan
d. Nyeri
e. Adanya Benjolan pada bagian belakang pergelangan tangan, sisi telapak pergelanagn
tangan, sendi jari

4. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi tergantung pada lokasi dan ukuran ganglion. Komplikasi
utama adalah keterbatasan gerak pada sendi dimana terdapat ganglion. Tidak seperti tumor
lain, ganglion tidak pernah berubah menjadi ganas.
Komplikasi yang dapat terjadi akibat prosedur bedah yang dilakukan berupa rekurensi walaupun
kemungkinannya tidak besar. Selain itu juga terdapat resiko infeksi, keterbatasan gerak,
kerusakan serabut saraf atau pembuluh darah

5. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan kadang melalui
pemeriksaan radiologik.
a. anamesis bisa didapatkan benjolan yang tidak bergejala namun kadang ditemukan nyeri
serta riwayat penggunaan lengan yang berlebihan.
b. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan lunak yang tidak nyeri tekan. Melalui
transiluminasi diketahui bahwa isi benjolan bukan merupakan massa padat tapi merupakan
cairan. Pada aspirasi diperoleh cairan dengan viskositas yang tinggi dan jernih. Sering juga
ditemukan adanya gangguan pergerakan dan parestesia dan kelemahan pada pergelangan
tangan ataupun lengan.

6. Diagnosis Banding
Ganglion dapat didiagnosis banding dengan benjolan lain yang mungkin didapatkan di tangan
seperti lipoma, kista sebasea dan nodul rheumatoid arthritis.
7. Penatalaksanaan
Terdapat tiga pilihan utama penatalaksanaan ganglion.
a. Pertama, membiarkan ganglion tersebut jika tidak menimbulkan keluhan apapun. Setelah
diagnosis ditegakkan dan pasien diyakinkan bahwa massa tersebut bukanlah kanker atau hal
lain yang memerlukan pengobatan segera, pasien diminta untuk membiarkan dan menunggu
saja.
b. Jika ganglion menimbulkan gejala dan ketidaknyamanan ataupun masalah mekanis, terdapat
dua pilihan penatalaksanaan: aspirasi (mengeluarkan isi kista dengan menggunakan jarum) dan
pengangkatan kista secara bedah.
Aspirasi melibatkan pemasukan jarum ke dalam kista dan mengeluarkan isinya setelah
mematirasakan daerah sekitar kista dengan anestesi lokal. Karena diperkirakan bahwa inflamasi
berperan dalam produksi dan akumulasi cairan di dalam kista, obat anti inflamasi (steroid)
kadang diinjeksikan ke dalam kista sebagai usaha untuk mengurangi inflamasi serta mencegah
kista tersebut terisi kembali oleh cairan kista. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa
menggunakan substansi lain seperti hialuronidase bersama dengan steroid setelah aspirasi
meningkatkan angka kesembuhan dari 57% (aspirasi dan steroid) menjadi 89% dengan
substansi tambahan.
c. Jika kista rusak, menimbulkan nyeri, masalah mekanis dan komplikasi saraf (hilangnya fungsi
motorik dan sensorik akibat tekanan ganglion pada saraf) atau timbul kembali setelah aspirasi,
maka eksisi bedah dianjurkan. Hal ini melibatkan insisi di atas kista, identifikasi kista, dan
mengangkatnya bersama dengan sebagian selubung tendo atau kapsul sendi dari mana kista
tersebut berasal. Lengan kemudian dibalut selama 7-10 hari. Eksisi kista ini biasanya
merupakan prosedur minor, tapi dapat menjadi rumit tergantung pada lokasi kista dan apakah
kista tersebut melekat pada struktur lain seperti pembuluh darah, saraf atau tendon.
Patofisiologi
( analisis kemungkinan penyebab pada pasien ganglion pre Op)
http://narcissus02.multiply.com/journal/item/4

GANGLION

Pendahuluan

Kista Ganglion atau biasa disebut Ganglion merupakan kista yang terbentuk dari
kapsul suatu sendi atau sarung suatu tendo. Kista ini berisi cairan kental jernih yang
mirip dengan jelly yang kaya protein. Kista merupakan tumor jaringan lunak yang
paling sering didapatkan pada tangan. Ganglion biasanya melekat pada sarung tendon
pada tangan atau pergelangan tangan atau melekat pada suatu sendi; namun ada pula
yang tidak memiliki hubungan dengan struktur apapun. Kista ini juga dapat ditemukan
di kaki. Ukuran kista bervariasi, dapat bertambah besar atau mengecil seiring
berjalannya waktu dan bahkan menghilang. Selain itu kadang dapat mengalami
inflamasi jika teriritasi. Konsistensi dapat lunak hingga keras seperti batu akibat tekanan
tinggi cairan yang mengisi kista sehingga kadang didiagnosis sebagai tonjolan tulang.
Ganglion timbul pada tempat-tempat berikut ini:1,3,5,7,9,10

o Pergelangan tangan – punggung tangan ("dorsal wrist ganglion"), pada telapak tangan
("volar wrist ganglion"), atau kadang pada daerah ibu jari. Kista ini berasal dari salah
satu sendi pergelangan tangan, dan kadang diperberat oleh cedera pada pergelangan
tangan.

o Telapak tangan pada dasar jari-jari ("flexor tendon sheath cyst"). Kista ini berasal dari
saluran yang menjaga tendon jari pada tempatnya, dan kadang terjadi akibat iritasi pada
tendon - tendinitis. 

o Bagian belakang tepi sendi jari ("mucous cyst"), terletak di sebelah dasar kuku. Kista ini
dapat menyebabkan lekukan pada kuku, dan dapat menjadi terinfeksi dan
menyebabkan infeksi sendi walaupun jarang. Hal ini biasanya disebabkan arthritis atau
taji tulang pada sendi.2

Anatomi

Ganglion terjadi pada sendi, oleh karena itu perlu diketahui mengenai anatomi
sendi. Ganglion ditemukan pada sendi diartrodial yang merupakan jenis sendi yang
dapat digerakkan dengan bebas dan ditemukan paling sering pada wrist joint. Hal ini
mungkin diakibatkan banyaknya gerakan yang dilakukan oleh wrist joint sehingga
banyak gesekan yang terjadi antar struktur di daerah tersebut sehingga memungkinkan
terjadinya reaksi inflamasi dan pada akhirnya mengakibatkan timbulnya ganglion.
Selain itu wrist joint merupakan sendi yang kompleks karena terdiri dari beberapa
tulang sehingga kemungkinan timbulnya iritasi atau trauma jaringan lebih besar.
Jenis sendi diartrodial mempunyai unsur-unsur seperti rongga sendi dan kapsul
sendi. Kapsul sendi terdiri dari selaput penutup fibrosa padat serta sinovium yang
membentuk suatu kantung yang melapisi seluruh sendi dan membungkus tendon-tendon
yang melintasi sendi. Sinovium tidak terlalu meluas melampaui permukaan sendi tetapi
terlipat sehingga memungkinkan gerakan sendi secara penuh. Lapisan-lapisan bursa di
seluruh persendian membentuk sinovium. Sinovium menghasilkan cairan yang sangat
kental yang membasahi permukaan sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak
membeku, dan tidak berwarna. Jumlah yang ditemukan pada tiap sendi relatif sedikit (1-
3 ml). Asam hialuronidase adalah senyawa yang bertanggung jawab atas viskositas
cairan sinovial dan disintesis oleh sel-sel pembungkus sinovial. Bagian cair dari cairan
sinovial diperkirakan berasal dari transudat plasma. Cairan sinovial juga bertindak
sebagai sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi.1,8

Epidemiologi

Kista ganglion merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering ditemukan
pada tangan dan pergelangan tangan. Kista ini dapat terjadi pada berbagai usia termasuk
anak-anak; kurang lebih 15% terjadi pada usia di bawah 21 tahun. Tujuhpuluh persen
terjadi pada dekade kedua dan keempat kehidupan. Perempuan tiga kali lebih banyak
menderita dibandingkan laki-laki. Tidak ditemukan predileksi antara tangan kanan dan
kiri, dan tampaknya pekerjaan tidak meningkatkan resiko timbulnya ganglion, namun
referensi lain menyebutkan bahwa ganglion banyak ditemukan pada pesenam dimana
terjadi tekanan yang besar pada pergelangan tangan.4,5,6

Etiologi

Penjelasan yang paling sering digunakan untuk mengungkapkan pembentukan


kista hingga degenerasi mukoid dari kolagen dan jaringan ikat. Teori ini menunjukkan
bahwa sebuah ganglion mewakili struktur degeneratif yang melingkupi perubahan
miksoid dari jaringan ikat. Teori yang lebih baru, yang dipostulasikan oleh Angelides
pada 1999, menjelaskan  bahwa kista terbentuk akibat trauma jaringan atau iritasi
struktur sendi yang menstimulasi produksi asam hialuronik. Proses ini bermula di
pertemuan sinovial-kapsular. Musin yang terbentuk membelah sepanjang ligamentum
sendi serta kapsul yang melekat untuk kemudian membentuk duktus kapsular dan kista
utama. Duktus pada akhirnya akan bergabung menjadi kista ganglion soliter yang besar.

Seperti yang telah disebutkan, penyebab ganglion tidak sepenuhnya diketahui,


namun ganglion dapat terjadi akibat robekan kecil pada ligamentum yang melewati
selubung tendon atau kapsul sendi baik akibat cedera, proses degeneratif atau
abnormalitas kecil yang tidak diketahui sebelumnya.5,7,9,10

Patofisiologi
Kista ganglion dapat berupa kista tunggal ataupun berlobus. Biasanya memiliki
dinding yang mulus, jernih dan berwarna putih. Isi kista merupakan musin yang jernih
dan terdiri dari asam hialuronik, albumin, globulin dan glukosamin. Dinding kista
terbuat dari serat kolagen. Kista dengan banyak lobus dapat saling berhubungan melalui
jaringan duktus. Tidak terdapat nekrosis dinding atau selularitas epitel atau sinovia yang
terjadi.5

 Normalnya, sendi dan tendon dilumasi oleh cairan khusus yang terkunci di dalam sebuah
kompartemen kecil. Kadang, akibat arthritis, cedera atau tanpa sebab yang jelas, terjadi
kebocoran dari kompartemen tersebut. Cairan tersebut kental seperti madu, dan jika kebocoran
tersebut kecil maka akan seperti lubang jarum pada pasta gigi –jika pasta gigi ditekan, walaupun
lubangnya kecil dan pasta di dalamnya kental, maka akan mengalir keluar- dan begitu keluar,
tidak dapat masuk kembali. Hal ini bekerja hampir seperti katup satu arah, dan akan mengisi
ruang di luar area lubang. Ketika kita menggunakan tangan kita untuk bekerja, sendi akan
meremas dan menyebabkan tekanan yang besar pada kompartemen yang berisi cairan tersebut-
ini dapat menyebabkan benjolan dengan tekanan yang besar sehingga sekeras tulang.
 Cairan pelumas mengandung protein khusus yang menyebabkannya kental dan pekat dan
menyulitkan tubuh untuk me-reabsorbsi jika terjadi kebocoran. Tubuh akan mencoba untuk
menyerap kembali cairan tersebut, tapi hanya sanggup menyerap air yang terkandung di
dalamnya sehingga membuatnya lebih kental lagi. Biasanya, pada saat benjolan cukup besar
untuk dilihat, cairan tersebut telah menjadi sekental jelly.2

Kadang disebutkan bahwa ganglion berasal dari protrusi dari membran sinovial sendi atau dari
selubung suatu tendo. Namun, kami tidak dapat memperlihatkan adanya hubungan antara rongga kista
dengan selubung tendon atau sendi yang berhubungan. Namun, terdapat kemungkinan bahwa kista
berasal dari bagian kecil membran sinovia yang mengalami protrusi dan kemudian terjadi strangulasi
sehingga terpisah dari tempat asalnya; bagian ini kemudian berdegenerasi dan terisi oleh materi koloid
yang berakumulasi dan membentuk kista.

Gejala dan Tanda

Meskipun kista ganglion umumnya asimtomatik, gejala yang muncul dapat


berupa keterbatasan gerak, parestesia dan kelemahan. Kista ganglion umumnya soliter,
dan jarang berdiameter di atas 2 cm. Dapat melibatkan hampir semua sendi pada tangan
dan pergelangan tangan. Dorsal wrist, volar wrist, volar retinakular dan distal
interfalangeal merupakan kista ganglion yang paling sering ditemukan pada tangan dan
pergelangan tangan. Ganglion terbesar terletak di belakang lutut dan biasa disebut Kista
Baker.5

Ahli bedah tangan yang berpengalaman juga dapat mengenali ganglion dorsal
okulta (tersembunyi), yang dapat timbul dengan tekanan lembut pada regio fossa
scapholunate. Nyeri terjadi dengan gerakan pergelangan tangan yang ekstrim. Temuan
radiografik biasanya normal, dan MRI berguna dalam mengkonfirmasi diagnosis. Eksisi
bedah pada ganglion okulta dapat menghilangkan nyeri dan gejala pada sebagian besar
kasus. Sebagian pasien mengeluhkan benjolan di bawah kulit yang sebagian besar
terletak pada bagian belakang pergelangan tangan, sisi telapak pada pergelangan tangan,
di atas tendon pada dasar jari pada sisi telapak tangan, atau pada sendi jari terdekat ke
ujung jari. Ganglion umumnya tidak nyeri; namun dapat menyebabkan nyeri ketika
digerakkan atau menyebabkan masalah mekanis (terbatasnya ruang gerak) tergantung
dari lokasi ganglion tersebut. Kista ganglion memiliki kecenderungan untuk membesar
dan mengecil, kemungkinan karena cairan yang terdapat dalam kista terserap kembali
ke dalam sendi atau tendon untuk kemudian diproduksi kembali. Masalah terbesar
dengan ganglion adalah ketakutan pasien bahwa benjolan tersebut merupakan sesuatu
yang gawat. Diagnosis didasarkan atas riwayat penyakit, pemeriksaan fisis, dan
kemungkinan foto sinar x polos atau USG. Kista dapat dibedakan dari tumor padat
melalui transiluminasi (berkas sinar akan melewati cairan yang memenuhi ganglion,
tapi tidak jika merupakan massa tumor yang padat). Pencitraan USG juga telah
digunakan untuk membedakan massa padat dan kistik di tangan.1,3,5,9,10

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis dan kadang


melalui pemeriksaan radiologik. Dari anamesis bisa didapatkan benjolan yang tidak
bergejala namun kadang ditemukan nyeri serta riwayat penggunaan lengan yang
berlebihan. Pada pemeriksaan fisis ditemukan benjolan lunak yang tidak nyeri tekan.
Melalui transiluminasi diketahui bahwa isi benjolan bukan merupakan massa padat tapi
merupakan cairan. Pada aspirasi diperoleh cairan dengan viskositas yang tinggi dan
jernih. Sering juga ditemukan adanya gangguan pergerakan dan parestesia dan
kelemahan pada pergelangan tangan ataupun lengan.3

Diagnosis Banding

Ganglion dapat didiagnosis banding dengan benjolan lain yang mungkin


didapatkan di tangan seperti lipoma, kista sebasea dan  nodul rheumatoid arthritis.

Penatalaksanaan

Terdapat tiga pilihan utama penatalaksanaan ganglion. Pertama, membiarkan


ganglion tersebut jika tidak menimbulkan keluhan apapun. Setelah diagnosis ditegakkan
dan pasien diyakinkan bahwa massa tersebut bukanlah kanker atau hal lain yang
memerlukan pengobatan segera, pasien diminta untuk membiarkan dan menunggu saja.
Jika ganglion menimbulkan gejala dan ketidaknyamanan ataupun masalah mekanis,
terdapat dua pilihan penatalaksanaan: aspirasi (mengeluarkan isi kista dengan
menggunakan jarum) dan pengangkatan kista secara bedah.

 Aspirasi melibatkan pemasukan jarum ke dalam kista dan mengeluarkan isinya


setelah mematirasakan daerah sekitar kista dengan anestesi lokal. Karena diperkirakan
bahwa inflamasi berperan dalam produksi dan akumulasi cairan di dalam kista, obat
anti inflamasi (steroid) kadang diinjeksikan ke dalam kista sebagai usaha untuk
mengurangi inflamasi serta mencegah kista tersebut terisi kembali oleh cairan kista.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa menggunakan substansi lain seperti
hialuronidase bersama dengan steroid setelah  aspirasi meningkatkan angka
kesembuhan dari 57% (aspirasi dan steroid) menjadi 89% dengan substansi tambahan.

Jika kista rusak, menimbulkan nyeri, masalah mekanis dan komplikasi saraf
(hilangnya fungsi motorik dan sensorik akibat tekanan ganglion pada saraf) atau timbul
kembali setelah aspirasi, maka eksisi bedah dianjurkan. Hal ini melibatkan insisi di atas
kista, identifikasi kista, dan mengangkatnya bersama dengan sebagian selubung tendo
atau kapsul sendi dari mana kista tersebut berasal. Lengan kemudian dibalut selama 7-
10 hari. Eksisi kista ini biasanya merupakan prosedur minor, tapi dapat menjadi rumit
tergantung pada lokasi kista dan apakah kista tersebut melekat pada struktur lain seperti
pembuluh darah, saraf atau tendon.1,3,7,9,10

Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi tergantung pada lokasi dan ukuran ganglion.
Komplikasi utama adalah keterbatasan gerak pada sendi dimana terdapat ganglion.
Tidak seperti tumor lain, ganglion tidak pernah berubah menjadi ganas.

Komplikasi yang dapat terjadi akibat prosedur bedah yang dilakukan berupa
rekurensi walaupun kemungkinannya tidak besar. Selain itu juga terdapat resiko infeksi,
keterbatasan gerak, kerusakan serabut saraf atau pembuluh darah.5

Prognosis

Prognosis penyakit tergantung dari beberapa hal:

 Kista yang berasal dari selaput tendon lebih mudah sembuh dengan suntikan kortikosteroid
dbandingkan dengan yang berasal dari sendi
 Kista dari pergelangan tangan bagian depan (volar wrist ganglion) akan lebih mudah kembali
setelah pembedahan dibandingkan kista pada bagian dorsal.

Tingkat rekurensi setelah penanganan nonoperatif mencapai 30-60%


dibandingkan dengan yang dioperasi (5-15%). Total ganglionektomi menghasilkan
angka kesembuhan 85-95% jika kista dan akar diangkat bersamaan dengan pemotongan
sedikit dari kapsul tendo. Rekurensi setelah operasi biasanya diakibatkan oleh
pengangkatan kapsul atau membrane sinovial yang tidak lengkap.2,5

DAFTAR PUSTAKA
1.      Dandy David J. & Dennis J. Edwards, Disorders of the Wrist and Hand in
Essential Orthopaedics and Trauma 4th edition, Churchill Livingstone,
London, 2003.

2.      Eaton Charles, Ganglion Cysts in www.e-hand.com accessed on June


21,     2007.

3.      Andersson, Bruce Carl, Dorsal Ganglion in Office Orthopedics for Primary


Care: Treatment 3rd edition, Saunders Elsevier, Philadelphia, 2006.

4.      Carr, Andrew J & William Hamilton, Hand and Wrist in Orthopaedics in


Primary Care 2ndedition, Elsevier, London, 2005.

5.      Kouris George J, Ganglion Cyst in www.emedicine.com accessed on June


21, 2007.

6.      Hochwald Neal L & Green Steven M in Tumors, Spivak Jeffrey M ed. et al


in Orthopaedics A Study Guide, McGraw-Hill, New York, 2002.

7.      Sjamsuhidajat R, Jong WD (ed.), Kulit dalam Buku Ajar Ilmu Bedah,


EGC, Jakarta, 1997.

8.      Carter A. Michael, Anatomi Tulang dan Sendi dalam Patofisiologi Konsep


Klinis Proses-proses Penyakit, editor Sylvia A. Price & Lorraine M.
Wilson, EGC, Jakarta, 1995.

9.      Canale S. Terry (Ed.), Tumors of Synovial Tissue in Campbell’s Operative


Orthopaedics Volume One, 10th edition, Mosby, Toronto, 2003.

10.  Trumble Thomas E., Jeffrey E. Budoff & Roger Cornwall, Soft Tissue Neoplasms:
Benign and Malignant in Hand, Elbow & Shoulder: Core Knowledge in Orthopaedics,
Mosby,  Philadelphia, 2006.

Anda mungkin juga menyukai