LATAR BELAKANG
Kalau kita melihat kondisi petani / pelaku usaha di bidang tanaman pangan hortikultura
dan perkebunan khususnya tembakau masih terpaku pada kebiasaan yang selama ini belum
mendapatkan hasil yang maksimal, terutama dalam cara budidaya yang baik, penanganan hama
penyakit, panen dan pasca panen. Permasalahan di lapangan seperti lemahnya kemampuan
Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menggali, menganalisa dan memecahkan permasalahan
serta memanfaatkan peluang dan potensi yang ada dalam menjalankan usaha tani berorientasi
agribisnis.
Lemahnya kelembagaan petani (Kelompok Tani) menjadikan petani / pelaku usaha tidak
memiliki wadah yang jelas sehingga mutu produk tidak seragam dan posisi tawar sangat
lemah/rendah.
SL-PHT (tembakau) adalah suatu metodologi / bentuk pendidikan non formal yang di
laksanakan di lapangan dimana petani/pelaku usaha sebagai sasaran belajar utama dalam
mengelola usaha taninya, terutama pembinaan bagi petani / masyarakat pedesaan dalam
pengembangan SL-PHT (tembakau).
2. TUJUAN
Meningkatkan kemampuan petani / pelaku usaha khususnya tembakau dalam hal ini
tembakau rajang mulai dari budidaya yang baik, penanganan hama penyakit serta penanganan
panen dan pasca panen.
3. SASARAN
Terwujudnya petani / pelaku usaha untuk menjadi ahli dan manager dalam
pengembangan komoditi tanaman tembakau.
4. KELUARAN
1. Meningkatkan peran petani produsen menjadi petani pemasok melalui penerapan manajemen,
teknologi dan permodalan secara profesional.
2. Tumbuhnya wirausahawan agribisnis yang mampu bersaing dipasar dalam dan luar negeri
3. Meningkatkan daya saing produk perkebunan khusunya tembakau dipasar lokal maupun luar
negeri
6. PESERTA
a. Jumlah peserta sebanyak 35 orang.
b. Syarat – syarat peserta:
Petani / pelaku usaha tembakau (tembakau rajangan)
Bisa membaca dan menulis
Bersedia melaksanakan penyebaran hasil pelatihan kepada masyarakat petani sekitarnya
Domisili peserta dekat dengan tempat pelatihan
7. FASILITATOR / NARASUMBER
Fasilitator / Narasumber yang di tunjuk oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian atas usulan dari
Bidang TPHP yaitu:
a. Moh. Ayusi
b. L. Taufiq Rahman
8. MATERI
Pertemuan ke-1
a. Pree tes (tes awal) dengan ballot box
b. Penilaian box test awal
c. Kontrak belajar
d. Pembagian kelompok belajar
e. Ploting lahan belajar
Pertemuan ke-2
a. Praktek pembibitan
b. Pembuatan bedengan dan atap pelindung
c. Penanaman benih dan Teknik clipping
d. Praktek penanaman di lapagan
e. Sortasi bibit pengolahan tanah, jarak tanam, waktu tanam dan kenik menanam
Pertemuan ke-3
a. Pemahaman ekosistem dan agroekosistem
b. 4 prinsip PHT
c. Praktek pengenalan OPT dan MA
d. Presentasi hasil praktek OPT dan MA
e. Peranan dan fungsi musul alami
f. Teknik/cara pengamaatan AES
Pertemuan ke-4
a. Pengamatan agroekosistem (AES)
b. Menganalisa/menggambar hasil pengamatan agroekosistem
c. Presentasi hasil Analisa agroekosistem oleh masing-masing kelompok di depan kelas
d.
d. Menyimpulkan dan penerapan RTL
e. Praktek penyilangan, penggemburan tanah, dan pengairan
f. Mempresentasikan hasil praktek
Pertemuan ke-5
a. Pengamatan agroekosistem
b. Menganalisa/menggambar hasil pengamatan agroekosistem
c. Presentasi hasil Analisa agroekosistem oleh masing-masing kelompok di depan kelas
d. Pengenalan jenis-jenis pupuk
e. Fungsi pupuk dan cara menentukan jenis, dosis, waktu pemupukan, dll
f. Praktek pemupukan di lapangan
10. KESIMPULAN
Dari proses pembelajaran lewat pengalaman pada Sekolah Lapang Pengengendalian Hama
Terpadu (SL-PHT) yang dilaksanakan selama 5 (lima) kali pertemuan ini dapat disimpulkan bahwa
dengan Sekolah Lapang ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan kemampuan petani dalam
mengimplementasikan ilmu yang diperoleh mulai dari pembibitan sampai dengan kegiatan
pemupukan.
PENUTUP
Gondang, 2023
5 JPL