Disusun oleh:
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Yoni Rina Bintari, S.Si.,M.Kes
LABORATORIUM TERPADU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
SEMESTER GANJIL TA 2021/2022
DAFTAR ISI
2
TATA TERTIB UMUM PRAKTIKUM
LABORATORIUM TERPADU
1. Praktikum dan ujian praktikum dilaksanakan sesuai jadwal yang telah dibuat dan
disetujui bersama oleh Ketua Blok, Medical Education Unit (MEU) atau
Pharmaceutical Education Unit (PEU), dan Kepala Lab Terpadu, sesuai dengan alur
(SOP) penjadwalan praktikum dan ujian praktikum.
2. Mahasiswa yang akan melakukan praktikum dan ujian praktikum harus sudah hadir
paling lambat 10 menit sebelum kegiatan dilakukan.
3. Mahasiswa yang akan melakukan praktikum harus membuat prosedur kerja
praktikum/ tugas pendahuluan dan menyerahkannya ke dosen pembimbing sebelum
praktikum dimulai.
4. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum di Laboratorium Terpadu
harus menjaga dan merawat semua fasilitas yang ada di dalam laboratorium.
5. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum tidak diperkenankan
untuk menggunakan instrumen tanpa sebelumnya melakukan orientasi atau pelatihan
yang diberikan oleh dosen pengampu praktikum.
6. Mahasiswa tidak diperkenankan menggunakan alat komunikasi di luar keperluan
praktikum.
7. Mahasiswa, dosen, dan laboran tidak diperkenankan membawa makanan dan
minuman ke dalam laboratorium.
8. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum tidak diperkenankan
untuk melakukan kegiatan-kegiatan lain selama berada di dalam laboratorium.
9. Mahasiswa, dosen, dan laboran yang melakukan praktikum dan ujian praktikum yang
berada di dalam laboratorium harus selalu memakai jas laboratorium dan sepatu
tertutup.
10. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum yang berada di dalam
laboratorium wajib memakai semua alat perlindungan pribadi (Personal Protection
Equpment, PPE) yang sesuai dengan prosedur yang dilakukan.
11. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum yang berada di dalam
laboratorium harus memperhatikan dan mengikuti Safety Data Sheet untuk setiap
bahan yang digunakan.
12. Mahasiswa, dosen, dan laboran yang melakukan praktikum dan ujian praktikum yang
berada di dalam laboratorium harus mengikuti instruksi kerja alat (IKA) untuk setiap
3
penggunaan instrumen atau alat selama praktikum, yang meliputi tahap persiapan,
penggunaan, dan pembersihan setelah penggunaan.
13. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum yang berada di dalam
laboratorium tidak diperkenankan memasukkan orang yang tidak berkepentingan ke
dalam laboratorium.
14. Mahasiswa yang melakukan praktikum harus selalu membawa modul praktikum,
lembar-lembar pencatatan, dan alat-alat yang diperlukan masing-masing praktikum.
15. Mahasiswa yang melakukan praktikum harus melakukan pengembalian semua alat
yang digunakan dalam keadaan bersih dengan waktu yang sesegera mungkin.
4
LEMBAR KENDALI PRAKTIKUM
NAMA : ..................................................................................................…
NIM : .................................................................................................…
JUDUL : ………………………………………………………………….
DOSEN : .....................................................................................................
KELP : .................................................................................................…
NO KEGIATAN TANGGAL PARAF
1. ACC Tugas Pendahuluan/ Alur Kerja (dosen) (dosen)
Dosen/ Tutor Praktikum berkewajiban memberikan nilai laporan lengkap praktikum. Rentang nilai
laporan praktikum adalah 0 – 100 dengan poin penilaian sebagai berikut :
No. KOMPONEN PENILAIAN Rentang Nilai Nilai
1. Dasar Teori 0 - 15
2. Persiapan praktikum (Alat dan Bahan)
3. Prosedur/alur kerja
4. Hasil & Interpretasi hasil praktikum 0 - 30
5. Pembahasan hasil 0 - 40
6. Kesimpulan 0-5
7. Daftar pusrtaka/referensi 0 - 10
TOTAL NILAI 0 - 100
Paraf Dosen,
(……………………………………)
5
KATA PENGANTAR
6
PRAKTIKUM JEJAS KIMIA
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu mengetahui, menjelaskan dan terampil dalam melakukan
praktikum pengaruh tonisitas terhadap injuri sel
2. Mahasiswa mampu mengetahui, menjelaskan dan terampil dalam melakukan
praktikum pengaruh agen kimia terhadap injuri sel
3. Mahasiswa terampil menggunakan mikroskop untuk membuktikan injuri sel eritrosit
akibat pengaruh tonisitas dan agen kimia
7
Aging: penuaan secara seluler dapat menyebabkan perubahan dalam kemampuan sel ataupun
jaringan dalam replikasi ataupun perbaikannya. Respon terhadap perubahan ini dapat
menyebabkan kerusakan bahkan kematian pada sel.
Jika perubahan ini diluar kemampuan adaptasi sel, maka membran sel akan rusak. Jika
kerusakan ini diikuti dengan kerusakan menyeluruh pada semua organel sel, maka isi sel
yang rusak akan keluar dan sel mengalami kematian. Proses kematian dengan keadaan seperti
keadaan tersebut dikenal dengan istilah nekrosis. Kematian sel juga bisa terjadi akibat
gangguan keseimbangan kimiawi, misalnya gangguan keseimbangan tonisitas antara cairan
intrasel dan cairan ekstrasel.
a. Pengaruh Tonisitas Terhadap Jejas Sel
Cairan dalam tubuh manusia terbagi menjadi dua bagian yakni cairan intraseluler dan
ekstraseluler. Cairan ekstraseluler terbagi menjadi cairan intertisial dan intravaskular.
Komposisi cairan intraseluler dan
ekstraseluler pada prinsipnya saling
menyeimbangkan. Jika prinsip
keseimbangan cairan ini terganggu maka
dapat berdampak perfusi ke jaringan akan
terganggu bahkan akan mengakibatkan
kerusakan ataupun kematian jaringan.
Eritrosit memiliki membran sel yang bersifat selektif permeabel, dimana membrane
sel eritrosit sangat permeabel terhadap air. Tonisitas menggambarkan efek dari larutan
terhadap volume sel. Gambar 1 menunjukkan eritrosit jika diletakkan dalam larutan isotonis,
hipotonis, dan hipertonis. Eritrosit jika berada dalam larutan isotonis maka sel eritrosit tidak
akan mengalami lisis ataupun pengerutan karena konsentrasi cairan dalam dan luar sel adalah
sama. Larutan isotonis contohnya adalah larutan garam 0,9% (normal saline) dan Ringer
Laktat (RL).
8
Eritrosit jika berada pada larutan hipotonis, maka eritrosit akan mengalami swelling,
hal ini karena konsentrasi larutan yang ada di luar lebih rendah dibandingkan di dalam
sehingga air akan berdifusi ke dalam sel untuk menyeimbangkan konsentrasi di dalam dan
luar sel. Larutan hipotonis merupakan larutan garam yang memiliki konsentrasi kurang dari
0,9%. Contoh larutan hipotonis adalah NaCl 45%, dan dextrose 2,5%.
Sedangkan, eritrosit jika berada dalam lingkungan hipertonis menyebabkan sel akan
mengalami krenasi, hal ini karena konsentrasi larutan di luar sel lebih tinggi dibandingkan di
dalam sel, sehingga air akan berdifusi ke luar sel untuk menyeimbangkan konsentrasi di
dalam dan luar sel. Larutan hipertonis merupakan larutan garam yang memiliki konsentrasi
lebih dari 0,9% . Contoh dari larutan hipertonis adalah NaCl 5 % dan dextrose 20%.
b. Pengaruh Agen Kimia Terhadap Jejas Sel
Berdasarkan morfologi, mekanisme dan perubahan fisiologis kerusakan sel dapat
dibagi menjadi dua yakni apoptosis dan nekrosis. Apoptosis merupakan kerusakan sel oleh sel
itu sendiri yang disebabkan oleh growth factor atau sel DNA atau protein yang dihancurkan
dengan maksud perbaikan. Nekrosis merupakan kondisi membran sel rusak sehingga isi sel
keluar dan menyebabkan reaksi inflamatori. Nekrosis biasanya terjadi karena bahan kimia,
ischemia, keracunan, infeksi dan trauma.
Kerusakan eritrosit salah satunya dapat disebabkan oleh bahan kimia, seperti berbagai
pelarut organik. Berdasarkan nilai konstanta dielektriknya pelarut organik dibagi menjadi tiga
yakni pelarut protik polar, aprotik polar dan nonpolar. Pelarut polar memiliki konstanta
dielektrik lebih besar dibandingkan pelarut non polar. Pelarut protik polar secara umum
memiliki rumus ROH misalnya etanol, butanol, air dll. Pelarut aprotik polar merupakan
pelarut yang secara umum tidak mengandung ikatan –OH misalnya aseton, asetonitril,
diklorometana dll. Pelarut non polar misalnya heksana, benzene, toluene dll.
Secara umum pelarut organik dapat menyebabkan kerusakan sel dengan melisis
dinding eritrosit, sehingga mengakibatkan hemolisa eritrosit. Dinding eritrosit terdiri dari
lemak dan protein, oleh karena itu semakin non polar pelarut, akan semakin cepat melarutkan
lemak pada dinding eritrosit sehingga akan mempercepat kerusakan eritrosit
9
III. PROSEDUR PERCOBAAN
(i) Pengaruh Tonisitas Terhadap Sel
a. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Tabung reaksi Aquades
Pipet tetes Larutan NaCl 2%
Rak tabung Eritrosit
Syiringe EDTA
Dextrosa 2,5%
Normal Saline
Dextrose 20%
b. Prosedur Kerja
Siapkan 13 tabung reaksi
Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Konsentrasi
NaCl (%)
11 5 ml - -
12 - 5 ml -
13 - - 5 ml
b. PROSEDUR PERCOBAAN
Siapkan 6 tabung reaksi masing-masing ditambahkan NaCl 0,9% sebanyak 10 mL; kemudian
kedalam masing-masing tabung ditambahkan 2 tetes dari :
Tabung 1 : tanpa penambahan apapun (biarkan)
Tabung 2 : chloroform
Tabung 3 : eter
Tabung 4 : toluene
Tabung 5 : aceton
Tabung 6 : alkohol
Pada setiap tabung ditambahkan 2 tetes eritrosit
Kocok dan diamkan selama 30 menit
Amati perubahan yang terjadi
c. Interpretasi Hasil
PENUGASAN
1. Bagaimana perbedaan konsentrasi bisa menyebabkan jejas pada sel?
2. Bagaimana pengaruh bahan kimia bisa menyebabkan jejas pada sel?
11
DAFTAR PUSTAKA
Bloom, R., Experimental Studies of Permeability in Red Blood Cells, Educational Technology
Center University of California-Irvine Irvine, California.
Palao R., Monge I, Ruiz M., and Barret J.P., 2009, Review chemical burns: Pathophysiology
and treatment, Burns, 3133, 1-10.
Scott, L. A. 1993. Diffusion Across a Sheep Red Blood Cell Membrane. (Chapter 7). Pages
115-140, in Tested studies for laboratory teaching, Vol. 14 (C. A. Goldman, Editor).
Proceedings of the 14th Workshop/Conference of the Association for Biology
Laboratory Education (ABLE), 240 pages
12