Disusun oleh:
Penanggung Jawab Mata Kuliah
dr. Noer Aini, M.Kes
NAMA : ……………………………………………………………
NIM : ……………………………………………………………
TUTOR : ……………………………………………………………
KELOMPOK : …………………………………………………………..
LABORATORIUM STRUKTUR
UNIT LABORATORIUM TERPADU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
SEMESTER GANJIL TA 2022/2023
1
DAFTAR ISI
PRAKTIKUM ENTOMOLOGI
2
TATA TERTIB UMUM PRAKTIKUM
LABORATORIUM TERPADU
1. Praktikum dan ujian praktikum dilaksanakan sesuai jadwal yang telah dibuat dan disetujui
bersama oleh Ketua Blok, Medical Education Unit (MEU) atau Pharmaceutical Education
Unit (PEU), dan Kepala Lab Terpadu, sesuai dengan alur (SOP) penjadwalan praktikum
dan ujian praktikum.
2. Mahasiswa yang akan melakukan praktikum dan ujian praktikum harus sudah hadir paling
lambat 10 menit sebelum kegiatan dilakukan.
3. Mahasiswa yang akan melakukan praktikum harus membuat prosedur kerja praktikum/
tugas pendahuluan dan menyerahkannya ke dosen pembimbing sebelum praktikum
dimulai.
4. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum di Laboratorium Terpadu
harus menjaga dan merawat semua fasilitas yang ada di dalam laboratorium.
5. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum tidak diperkenankan untuk
menggunakan instrumen tanpa sebelumnya melakukan orientasi atau pelatihan yang
diberikan oleh dosen pengampu praktikum.
6. Mahasiswa tidak diperkenankan menggunakan alat komunikasi di luar keperluan
praktikum.
7. Mahasiswa, dosen, dan laboran tidak diperkenankan membawa makanan dan minuman ke
dalam laboratorium.
8. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum tidak diperkenankan untuk
melakukan kegiatan-kegiatan lain selama berada di dalam laboratorium.
9. Mahasiswa, dosen, dan laboran yang melakukan praktikum dan ujian praktikum yang
berada di dalam laboratorium harus selalu memakai jas laboratorium dan sepatu
tertutup.
10. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum yang berada di dalam
laboratorium wajib memakai semua alat perlindungan pribadi (Personal Protection
Equpment, PPE) yang sesuai dengan prosedur yang dilakukan.
11. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum yang berada di dalam
laboratorium harus memperhatikan dan mengikuti Safety Data Sheet untuk setiap bahan
yang digunakan.
12. Mahasiswa, dosen, dan laboran yang melakukan praktikum dan ujian praktikum yang
berada di dalam laboratorium harus mengikuti instruksi kerja alat (IKA) untuk setiap
penggunaan instrumen atau alat selama praktikum, yang meliputi tahap persiapan,
3
penggunaan, dan pembersihan setelah penggunaan.
13. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum yang berada di dalam
laboratorium tidak diperkenankan memasukkan orang yang tidak berkepentingan ke dalam
laboratorium.
14. Mahasiswa yang melakukan praktikum harus selalu membawa modul praktikum, lembar-
lembar pencatatan, dan alat-alat yang diperlukan masing-masing praktikum.
15. Mahasiswa yang melakukan praktikum harus melakukan pengembalian semua alat yang
digunakan dalam keadaan bersih dengan waktu yang sesegera mungkin.
4
LEMBAR KENDALI PRAKTIKUM
JUDUL : ……………………………………………………………………………………….
5. Mengarsip lembar kendali praktikum dan entry nilai laporan (laboran) (laboran)
Paraf Dosen,
(………………………
……………)
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat
menyelesaikan pembuatan modul petunjuk praktikum Parasitologi Blok Mikro Parasit
Modul petunjuk praktikum Entomologi Blok Mikro Parasit ini dibuat dalam rangka
penyelenggaraan proses pembelajaran dalam bentuk Problem Based Learning (PBL) yang diberlakukan di
Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Malang.
Kami menyadari akan kekurangan dalam pembuatan modul ini dan merupakan kebanggaan kami
apabila para pembaca dapat memberikan saran dan kritik untuk kesempurnaan modul ini Demikian yang
dapat kami sampaikan dan semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penyusun
dr.Noer Aini,M.Kes
6
PRAKTIKUM ENTOMOLOGI
TUJUAN PRAKTIKUM
Artropoda memiliki beberapa jenis daur hidup yaitu Ametabolous (direct development) :
yang terdiri dari tahapan Telur - Nimpa / immatur – Dewasa, Paurometabolous / Gradual
metamorfosis yang terdiri dari tahapan Telur – Nimpa1 - ….. / Dewasa atau Telur – Larva –
Nimpa – Dewasa, Holometabolous yang terdiri dari tahapan Telur –Larva – Pinjal – Dewasa
Seperti pada hewan vertebrata, artropoda juga mempunyai system pencernaan, pernapasan
( dengan trakea ), saraf ( otak dan ganglion ), peredaran darah (terbuka) dan system reproduksi.
Selama pertumbuhannya serangga mengalami perubahan bentuk yang disebut metamorphosis.
Metamorphosis sempurna mempunyai stadium telur– larva – pupa – dewasa. Antara tingkat
muda dan dewasa ada perbedaan morfologi yang jelas, disertai perbedaan biologi (tempat hidup
dan makanan). Pada metamorphosis tidak sempurna dijumpai telur– ( larva ) – nimfa – dewasa.
Peran artopoda dalam ilmu kedokteraan, dibagi dalam beberapa golongan, yaitu yang
menularkan penyakit (vektor dan hospes perantara), yang menyebabkan penyakit( parasit),
yang menimbulkan kelainan karena toksin yang dikeluarkan, yang menyebabkan alergi pada
7
orang yang rentan dan yang menimbulkan entomofobia. Serangga dapat menularkan penyakit
melalui beberapa cara. Penularannya secara mekanik berlangsung dari penderita ke orang lain
dengan perantaraan bagian luar tubuh serangga. Misalnya, telur cacing, kista protozoa dan
bakteri usus dapat dipindahkan dari tinja ke makanan melalui kaki atau badan lalat rumah.
Penularan secara biologis dilakukan setelah parasit/ agen yang diisap serangga vektor
mengalami proses biologis
Morfologi :
Kepala : antena, mata, dan alat mulut
Torak : protorak, mesotorak, metatorak , 2 pasang sayap & 3 pasang kaki
Abdomen : alat kopulasi, ovipositor, genetalia ekterna
Nyamuk merupakan vektor atau penular utama dari penyakit infeksi. Menurut
klasifikasinya nyamuk dibagi dalam dua subfamili yaitu Culicinae yang terbagi menjadi 109
genus dan Anophelinae yang terbagi menjadi 3 genus. Jenis–jenis nyamuk yang menjadi vektor
utama, dari subfamili Culicinae adalah Aedes sp, Culex sp, dan Mansonia sp, sedangkan dari
subfamili Anophelinae adalah Anopheles sp.
Semua jenis nyamuk membutuhkan air untuk hidupnya, karena larva nyamuk
melanjutkan hidupnya di air dan hanya bentuk dewasa yang hidup di darat. Telur nyamuk
menetas dalam air dan menjadi larva. Nyamuk betina biasanya memilih jenis air tertentu untuk
meletakkan telur seperti pada air bersih, air kotor, air payau, atau jenis air lainnya. Bahkan ada
nyamuk yang meletakkan telurnya pada axil tanaman, lubang kayu (tree holes), tanaman
berkantung yang dapat menampung air, atau dalam wadah bekas yang menampung air hujan
atau air bersih. Telur nyamuk menetas dalam air dan menjadi larva
Larva nyamuk hidup dengan memakan organisme kecil. Sebagian besar nyamuk betina
menghisap darah manusia atau hewan lain seperti kuda, sapi, babi, dan burung dalam jumlah
yang cukup sebelum perkembangan telurnya. Namun ada jenis nyamuk yang bersifat spesifik
dan hanya menggigit manusia atau mamalia. Nyamuk jantan biasanya hidup dengan memakan
cairan tumbuhan
8
.
9
Gambar 2. Kepala Anopheline dan Culicine
10
Culex quinquefasciatus
Nyamuk mempunyai beberapa ciri yaitu tubuhnya dibedakan atas kaput, toraks,
abdomen dan mempunyai 3 pasang kaki dan sepasang antena. Satu pasang sayap dan halter
menempatkan nyamuk dalam ordo Diptera. Sisik pada sayap dan adanya alat mulut yang
panjang seperti jarum menempatkan nyamuk ke dalam familia Culicidae. Genus Culex
dicirikan dengan bentuk abdomen nyamuk betina yang tumpul pada bagian ujungnya.
Klasifikasi nyamuk Culex menurut Romoser & Stoffolano (1998), adalah sebagai berikut :
Phylum : Artropoda
Classis : Insecta
Subclassis : Pterygota
Ordo : Diptera
Subordo : Nematocera
Familia : Culicidae
Subfamilia : Culicianae
Genus : Culex
Spesies : Culex quinquefasciatus
Kepala Culex umumnya bulat atau sferik dan memiliki sepasang mata, sepasang antena,
sepasang palpi yang terdiri atas 5 segmen dan 1 probosis antena yang terdiri atas 15 segmen.
Berbeda dengan Aedes, pada genus Culex tidak terdapat rambut pada spiracular maupun pada
post spiracular. Panjang palpus maxillaries nyamuk jantan sama dengan proboscis.
Bagian toraks nyamuk terdiri atas 3 bagian yaitu protoraks, mesotoraks dan metatoraks.
Bagian metatoraks mengecil dan terdapat sepasang sayap yang mengalami modifikasi menjadi
halter.
Abdomen terdiri atas 8 segmen tanpa bintik putih di tiap segmen. Ciri lain dari nyamuk
Culex adalah posisi yang sejajar dengan bidang permukaan yang dihinggapi saat istirahat atau
saat menusuk dengan kaki belakang yang sedikit terangkat.
Genus Culex dikenali dengan struktur sketelumnya yang trilobus, ujung abdomen yang
tumpul dan badannya yang penuh dengan sisik-sisik. Selain itu, struktur yang membedakan
genus ini dengan genus yang lain adalah struktur yang disebut pulvilus yang berdekatan dengan
kuku diujung kaki nyamuk.
11
Nyamuk Culex quinquefasciatus berwarna coklat, berukuran sedang, dengan bintik-bintik
putih di bagian dorsal abdomen. Sedangkan kaki dan proboscis berwarna hitam polos tanpa
bintik-bintik putih. Spesies ini sulit dibedakan dengan nyamuk genus Culex lainnya.
Telur Nyamuk
Culex meletakkan telur di atas permukaan air secara bergerombol dan bersatu membentuk rakit
sehingga mampu untuk mengapung. Sekali bertelur menghasilkan 100 telur dan biasanya dapat
bertahan selama 6 bulan. Telur akan menjadi jentik setelah sekitar 2 hari.
12
Gambar 4. Larva nyamuk Culex quinquefasciatus (Matsumura, 1985)
Pupa (kepompong)
Tubuh pupa berbentuk bengkok dan kepalanya besar. Pupa membutuhkan waktu 2-5
hari. Pupa tidak makan apapun. Sebagian kecil tubuh pupa kontak dengan permukaan air,
berbentuk terompet panjang dan ramping, setelah 1 – 2 hari akan menjadi nyamuk Culex
(Kardinan, 2003)
Nyamuk Dewasa
Ciri-ciri nyamuk Culex dewasa adalah berwarna hitam belang-belang putih, kepala
berwarna hitam dengan putih pada ujungnya. Pada bagian thorak terdapat 2 garis putih
berbentuk kurva.
13
Aedes sp
Morfologi dan Klasifikasi :
Nyamuk Aedes merupakan sejenis nyamuk yang biasanya ditemui di kawasan tropis. Namanya
diperoleh dari perkataan Yunani aēdēs, yang berarti "tidak menyenangkan", karena nyamuk ini
menyebarkan beberapa penyakit berbahaya seperti demam berdarah dan demam kuning.Aedes
sebagai vector penyakit dengan ciri-ciri tubuh bercorak belang hitam putih pada dada, perut,
tungkai. Corak ini merupakan sisi yang menempel di luar tubuh nyamuk. Corak putih pada
dorsal dada (punggung) nyamuk berbentuk seperti siku yang berhadapan. Klasifikasi Aedes sp
adalah sebagai berikut:
Golongan : Animalia
Filum : Arthropoda
Klas : Insekta
Ordo : Diptera
Familly : Culicidae
Genus : Aedes
Siklus Hidup Aedes seperti juga serangga lainnya yang termasuk ordo diptera, mengalami
metamorfosis lengkap. Stadium-stadiumnya terdiri dari telur, larva (Jentik), pupa (kepompong)
dan nyamuk dewasa.
• Telur
Telur Aedes berukuran kecil (± 50 mikron), berwarna hitam, sepintas lalu, tampak
bulat panjang dan berbentuk jorong (oval) menyerupai torpedo. Pada dinding luar
(exochorion) telur nyamuk ini, tampak adanya garis-garis yang membentuk gambaran
menyerupai sarang lebah (dengan pengamatan mikroskop)
14
• Larva
Setelah telur menetas tumbuh menjadi larva yang disebut larva stadium I (instar I).
Kemudian larva stadium I ini melakukan 3 kali pengelupasan kulit (ecdysis atau
moulting)., berturut-turut menjadi larva stadium 2,3 dan larva stadium 4. larva stadium
akhir ini lalu melakukan pengelupasan kulit dan berubah bentuk menjadi stadium pupa.
Larva stadium 4 berukuran 7 X 4 mm, mempunyai pelana yang terbuka , bulu sifon
satu pasang dan gigi sisir yang berduri lateral. Larva Ae.aegypti dapat hidup di wadah
yang mengandung air ber pH 5,8 – 8,6. Jentik dalam kondisi yang sesuai akan
berkembang dalam waktu 6-8 hari dan kemudian berubah menjadi pupa (kepompong).
15
Gambar 8. Nyamuk Aedes sp dewasa
Anopheles sp
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Diptera
Family : Anophelinae
Genus : Anopheles
Telur
Setiap bertelur setiap nyamuk dewasa mampu menghasilkan 50-200 buah telur. Telur
langsung diletakkan di air dan terpisah (tidak bergabung menjadi satu). Telur ini
menetas dalam 2-3 hari (pada daerah beriklim dingin bisa menetas dalam 2-3 minggu)
16
Gambar 9. Telur Anopheles sp. Bentuk lonjong seperti perahu
Larva
Larva terbagi dalam 4 instar , dan salah satu ciri khas yang membedakan dengan larva
nyamuk yang lain adalah posisi larva saat istirahat adalah sejajar di dengan permukaan
perairan, karena tidak mempunyai siphon (alat bantu pernafasan). Lama hidup kurang
lebih 7 hari.
29
tenang atau sedikit mengalir seperti sawah, di air payau, di tempat yang terlindung
matahari dan ada juga yang mendapat sinar matahari langsung
Mansonia
Morfologi :
Telur : Berbentuk ovalpanjang, satu ujung runcing seperti duri, berkelompok seperti
rakit atau roset
Gambar 11. Kiri atas adalah telur Mansonia, kanan atas adalah larva Mansonia, sedangkan
pada kiri dan kanan bawah adalah sayap Mansonia
30
Famili Muscidae
Morfologi :
• berukuran sedang dengan panjang 6-9
mm
• berwarna abuabu
• punggungnya mempunyai 4 garis hitam
longitudinal
• vena ke-4 pd sayapmembentuk sudut
tumpul
• mata majemuknya besar, pada bentuk
jantan kedua mata majemuk agak
berdekatan, tetapi bentuk betina lebih
berjauhan
vektor mekanik yang baik dari berbagai penyakit, seperti TBC, virus polio, kolera, tiphoid,dan
disentri karena mempunyai sifat yaitu suka hinggap di makanan, tubuh tertutup bulu2 terutama
di kaki dan berkembang biak cepat sekali
Lalat rumah mengalami metamorfosis sempurna, yaitu telur, larva (maggot), pupa, dan bentuk
dewasa (lalat).
Gambar 12. Pada gambar sebelah kiri terlihat antena M.domestica yang mempunyai rambut
arista dikedua sisi. Pada gambar sebelah kanan terlihat alat mulut dengan tipe
hisap lekat.
31
Glossina (lalat tse tse Afrika)
Morfologi :
ukuran lebih besar dari lalat rumah,warna
kecoklatan bersifat vivipar.
sayap waktu istirahat menutup seperti gunting
- Tipe mulut tusuk isap
- Aktif pada pagi hari
Gambar 13. Pada gambar sebelah kiri terlihat antena Glossina yang mempnuyai rambut arista
dikedua sisi. Pada gambar sebelah kanan terlihat alat mulut dengan tipe hisap lekat
Gambar 14 :
Stomoxys dewasa
1 = Vena ke -4 melengkung
2 = Thorax dengan 4 garis
longitudinal
Kepala Stomoxys
3= Antena tope aristaform
4 – Alat mulut
5 = Palpi maksilaris
32
Famili Tabanidae
Tabanus sp
Chrysops sp ( deer flies )
Morfologi :
Gambar 15 :Telur Tabanus sp & chrysops sp Gambar 16 : Larva Tabanus sp & chrysops
- lonjong, btk berkelompok sp
- di atas lumpur - bentuk silindris,ujung lancip
- lamanya 1 mg, 1 kel. 500-700 btr - siklus hidupnya berada di tanah yg basah
- umur 1-3 thn
33
Gambar 17 : Tabanus sp dewasa Gambar 18 : Chrysops sp dewasa
- antena lebih pendek dari kepala - antena lebih panjang dari kepala
- sayap homogen - sayap tidak homogen dan ada pita
- mempunyai 3 segmen,yang terakhir gelap
melengkung - mempunyai 3 segmen yang terakhir
lurus
Famili Phlebotomidae
Phlebotomus
Morfologi :
o Ukuran kurang dari 5 mm
o Berwarna kekuningan, bongkok.
o Badan dan sayap berbulu
o Antena terdiri dari 12-16 segmen,tersusun menyerupai kalung mutiara.
o Ujung lancip seperti tombak
o Aktif pd malam hari,betina & jantan menghisap darah
o Tipe mulut tusuk isap
34
Famili Ceratopoganidae
Culicoides
Morfologi :
• Dewasa : mirip nyamuk kecil ,antena terdiri dari 14 segmen. Palpus 5 segmen.
Gambar 20 :
Culicoides
dewasa
Keterangan
Sayap
1 = lingkaran
jernih 2 = Bercak
hitam
3 = Antena moniform
35
2. Morfologi
Kutu kepala dewasa mempunyai panjang sekitar 2 sampai 3 mm, memiliki 6 kaki. Kutu rambut
dewasa berbentuk pipih dan memanjang, berwarna putih abu-abu, kepala ovoid bersudut,
abdomen terdiri dari 9 ruas, Thorax dari abdomennya bersatu. Pada kepala tampak sepasang mata
sederhana disebelah lateral, sepasang antena pendek yang terdiri atas 5 ruas dan proboscis, alat
penusuk yang dapat memanjang. Tiap ruas thorax yang telah bersatu mempunyai sepasang kaki
kuat yang terdiri dari 5 ruas dan berakhir sebagai satu sapit menyerupai kait yang berhadapan
dengan tonjolan tibia untuk berpegangan erat pada rambut. Kutu rambut jantan berukuran 2 mm,
alat kelamin berbentuk seperti huruf “V”. Sedangkan kutu rambut betina berukuran 3 mm, alat
kelamin berbentuk seperti huruf “V” terbalik. Pada ruas abdomen terakhir mempunyai lubang
kelamin di tengah bagian dorsal dan 2 tonjolan genital di bagian lateral yang memegang rambut
selama melekatkan telur. Kutu betina dapat hidup antara 3 sampai 4 minggu dan setelah bisa
berbaring hingga 10 telur per hari . Ini telur kecil yang melekat erat pada pangkal rambut poros
yang berjarak ± 4mm dari kulit kepala dengan zat seperti lem yang diproduksi oleh kutu. Jumlah
telur yang diletakkan selama hidupnya diperkirakan 140 butir .
36
Gambar 22 : Pediculus humanus dan P.pubis
Sarcoptes scabei
Taksonomi
Kingdom : Animal
Phylum : Arthropoda
Class : Arachnid
Order : Acarina
Family : Sarcoptidae
Genus : Sarcoptes
Species : Sarcoptes scabiei
Morfologi
Secara morfologi merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan
bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Tungau
betina panjangnya 300-450 mikron, sedangkan tungau jantan lebih kecil, kurang lebih
setengahnya yakni 200 – 240 mikron x 150 – 200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang
kaki dan bergerak dengan kecepatan 2,5 cm permenit di permukaan kulit. Pada tahap
larva Sarcoptes scabiei memiliki 3 pasang kaki dan pada tahap nimfa memiliki 4 pasang kaki.
Pada tahap nimfa, Sarcoptes scabiei memiliki ukuran tubuh sedikit lebih besar hampir menyamai
ukuran tubuh tungau dewasa. Struktur tubuh sarcoptes scabiei dewasa memiliki kaki yang lebih
37
pendek dengan bentuk tubuh yang lebih bulat, memiliki diameter tubuh 0,04 mm. Karakter yang
paling khas dari tubuh bagian dorsal sarcoptes scabiei adalah banyaknya tonjolan duri melintang
yang membentuk skala segitiga. Ciri khas lainnya adalah pada pedicel sarcoptes tidak bersegmen
dan memiliki caruncle yang lebih kecil
DAFTAR PUSTAKA
38
LEMBAR KERJA MAHASISWA
39
LEMBAR KERJA MAHASISWA
40
LEMBAR KERJA MAHASISWA
41