Anda di halaman 1dari 29

MODUL PRAKTIKUM ENTOMOLOGI

BLOK MIKRO PARASIT

Disusun oleh:
Penanggung Jawab Mata Kuliah
dr. Noer Aini, M.Kes

NAMA : ……………………………………………………………
NIM : ……………………………………………………………
TUTOR : ……………………………………………………………
KELOMPOK : …………………………………………………………..

LABORATORIUM STRUKTUR
UNIT LABORATORIUM TERPADU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
SEMESTER GANJIL TA 2022/2023

1
DAFTAR ISI

Tata Tertib Praktikum .................................................................................................. 3

Lembar Kendali dan Lembar Penilaian Praktikum ...................................................... 5

Kata Pengantar .....................................................................................................,,,..... 6

PRAKTIKUM ENTOMOLOGI

I.Tujuan Praktikum .................................................................................................... 7

II. Dasar Teori Praktikum ......................................................................................... 7

III. Daftar Pustaka ..................................................................................................... 38

Lembar Kerja Praktikum ........................................................................................... 39

2
TATA TERTIB UMUM PRAKTIKUM
LABORATORIUM TERPADU

1. Praktikum dan ujian praktikum dilaksanakan sesuai jadwal yang telah dibuat dan disetujui
bersama oleh Ketua Blok, Medical Education Unit (MEU) atau Pharmaceutical Education
Unit (PEU), dan Kepala Lab Terpadu, sesuai dengan alur (SOP) penjadwalan praktikum
dan ujian praktikum.
2. Mahasiswa yang akan melakukan praktikum dan ujian praktikum harus sudah hadir paling
lambat 10 menit sebelum kegiatan dilakukan.
3. Mahasiswa yang akan melakukan praktikum harus membuat prosedur kerja praktikum/
tugas pendahuluan dan menyerahkannya ke dosen pembimbing sebelum praktikum
dimulai.
4. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum di Laboratorium Terpadu
harus menjaga dan merawat semua fasilitas yang ada di dalam laboratorium.
5. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum tidak diperkenankan untuk
menggunakan instrumen tanpa sebelumnya melakukan orientasi atau pelatihan yang
diberikan oleh dosen pengampu praktikum.
6. Mahasiswa tidak diperkenankan menggunakan alat komunikasi di luar keperluan
praktikum.
7. Mahasiswa, dosen, dan laboran tidak diperkenankan membawa makanan dan minuman ke
dalam laboratorium.
8. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum tidak diperkenankan untuk
melakukan kegiatan-kegiatan lain selama berada di dalam laboratorium.
9. Mahasiswa, dosen, dan laboran yang melakukan praktikum dan ujian praktikum yang
berada di dalam laboratorium harus selalu memakai jas laboratorium dan sepatu
tertutup.
10. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum yang berada di dalam
laboratorium wajib memakai semua alat perlindungan pribadi (Personal Protection
Equpment, PPE) yang sesuai dengan prosedur yang dilakukan.
11. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum yang berada di dalam
laboratorium harus memperhatikan dan mengikuti Safety Data Sheet untuk setiap bahan
yang digunakan.
12. Mahasiswa, dosen, dan laboran yang melakukan praktikum dan ujian praktikum yang
berada di dalam laboratorium harus mengikuti instruksi kerja alat (IKA) untuk setiap
penggunaan instrumen atau alat selama praktikum, yang meliputi tahap persiapan,
3
penggunaan, dan pembersihan setelah penggunaan.
13. Mahasiswa yang melakukan praktikum dan ujian praktikum yang berada di dalam
laboratorium tidak diperkenankan memasukkan orang yang tidak berkepentingan ke dalam
laboratorium.
14. Mahasiswa yang melakukan praktikum harus selalu membawa modul praktikum, lembar-
lembar pencatatan, dan alat-alat yang diperlukan masing-masing praktikum.
15. Mahasiswa yang melakukan praktikum harus melakukan pengembalian semua alat yang
digunakan dalam keadaan bersih dengan waktu yang sesegera mungkin.

4
LEMBAR KENDALI PRAKTIKUM

NAMA : ............................................................................ NIM : ......................……………

JUDUL : ……………………………………………………………………………………….

DOSEN : ........................................................................... Kelompok : ………...........................

NO KEGIATAN TANGGAL PARAF


1. ACC Tugas Pendahuluan/ Alur Kerja (dosen) (dosen)

2. a. Telah menjalani praktikum dari awal sampai akhir (dosen) (dosen)


b. ACC Laporan Sementara/ Data Hasil

3. Mengumpulkan laporan lengkap praktikum (laboran) (laboran)

4. ACC Laporan Praktikum Individual dan mendapatkan nilai (dosen) (dosen)


laporan

5. Mengarsip lembar kendali praktikum dan entry nilai laporan (laboran) (laboran)

LEMBAR PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM


Dosen/ Tutor Praktikum berkewajiban memberikan nilai laporan lengkap praktikum. Rentang nilai laporan
praktikum adalah 0 – 100 dengan poin penilaian sebagai berikut :

No. KOMPONEN PENILAIAN Rentang Nilai Nilai


1. Gambar preparat 0 - 50
(Gambar dibuat dengan benar sesuai dengan preparat yang
diamati, jelas, rapi dan menarik)
2. Keterangan gambar 0 - 40
(Keterangan gambar lengkap dan benar)
3. Daftar pusrtaka/referensi 0 - 10
TOTAL NILAI 0 - 100

Paraf Dosen,

(………………………
……………)
5
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat
menyelesaikan pembuatan modul petunjuk praktikum Parasitologi Blok Mikro Parasit

Modul petunjuk praktikum Entomologi Blok Mikro Parasit ini dibuat dalam rangka
penyelenggaraan proses pembelajaran dalam bentuk Problem Based Learning (PBL) yang diberlakukan di
Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Malang.

Kami menyadari akan kekurangan dalam pembuatan modul ini dan merupakan kebanggaan kami
apabila para pembaca dapat memberikan saran dan kritik untuk kesempurnaan modul ini Demikian yang
dapat kami sampaikan dan semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Penyusun

Penangggung Jawab Mata Kuliah Parasitologi

dr.Noer Aini,M.Kes

6
PRAKTIKUM ENTOMOLOGI

TUJUAN PRAKTIKUM

Mengetahui morfologi insekta sebagai vektor penyakit parasit pada manusia

DASAR TEORI PRAKTIKUM

Entomologi Kedokteran merupakan suatu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari


tentang artropoda yang dapat menjadi penyebab langsung dari berbagai macam penyakit pada
manusia atau menjadi penular mikroorganisme penyebab penyakit dari penderita ke orang
sehat

Morfologi filum artropoda meliputi tubuh bersegmen-segmen dan simetris bilateral,


mempunyai eksoskeleton, serta adanya sistem respirasi yang terdiri dari trakea /spirakel
(terestrial), insang/alat khusus (aquatic), dan melalui permukaan kulit. Sebelah luar badan
serangga dilapisi oleh kitin yang pada bagian tertentu mengeras dan membentuk eksoskelet
yang berfungsi sebagai penguat tubuh, pelindung alat dalam, melekat otot, pengatur penguapan
air dan penerus rangsang yang berasal dari luar badan. Umbai-umbai tumbuh menurut
fungsinya : pada kepala tumbuh menjadi antenna dan mandibula, pada toraks menjadi kaki dan
sayap, pada abdomen menjadi kaki pengayuh.

Artropoda memiliki beberapa jenis daur hidup yaitu Ametabolous (direct development) :
yang terdiri dari tahapan Telur - Nimpa / immatur – Dewasa, Paurometabolous / Gradual
metamorfosis yang terdiri dari tahapan Telur – Nimpa1 - ….. / Dewasa atau Telur – Larva –
Nimpa – Dewasa, Holometabolous yang terdiri dari tahapan Telur –Larva – Pinjal – Dewasa

Seperti pada hewan vertebrata, artropoda juga mempunyai system pencernaan, pernapasan
( dengan trakea ), saraf ( otak dan ganglion ), peredaran darah (terbuka) dan system reproduksi.
Selama pertumbuhannya serangga mengalami perubahan bentuk yang disebut metamorphosis.
Metamorphosis sempurna mempunyai stadium telur– larva – pupa – dewasa. Antara tingkat
muda dan dewasa ada perbedaan morfologi yang jelas, disertai perbedaan biologi (tempat hidup
dan makanan). Pada metamorphosis tidak sempurna dijumpai telur– ( larva ) – nimfa – dewasa.
Peran artopoda dalam ilmu kedokteraan, dibagi dalam beberapa golongan, yaitu yang
menularkan penyakit (vektor dan hospes perantara), yang menyebabkan penyakit( parasit),
yang menimbulkan kelainan karena toksin yang dikeluarkan, yang menyebabkan alergi pada
7
orang yang rentan dan yang menimbulkan entomofobia. Serangga dapat menularkan penyakit
melalui beberapa cara. Penularannya secara mekanik berlangsung dari penderita ke orang lain
dengan perantaraan bagian luar tubuh serangga. Misalnya, telur cacing, kista protozoa dan
bakteri usus dapat dipindahkan dari tinja ke makanan melalui kaki atau badan lalat rumah.
Penularan secara biologis dilakukan setelah parasit/ agen yang diisap serangga vektor
mengalami proses biologis
Morfologi :
Kepala : antena, mata, dan alat mulut
Torak : protorak, mesotorak, metatorak , 2 pasang sayap & 3 pasang kaki
Abdomen : alat kopulasi, ovipositor, genetalia ekterna
Nyamuk merupakan vektor atau penular utama dari penyakit infeksi. Menurut
klasifikasinya nyamuk dibagi dalam dua subfamili yaitu Culicinae yang terbagi menjadi 109
genus dan Anophelinae yang terbagi menjadi 3 genus. Jenis–jenis nyamuk yang menjadi vektor
utama, dari subfamili Culicinae adalah Aedes sp, Culex sp, dan Mansonia sp, sedangkan dari
subfamili Anophelinae adalah Anopheles sp.

Semua jenis nyamuk membutuhkan air untuk hidupnya, karena larva nyamuk
melanjutkan hidupnya di air dan hanya bentuk dewasa yang hidup di darat. Telur nyamuk
menetas dalam air dan menjadi larva. Nyamuk betina biasanya memilih jenis air tertentu untuk
meletakkan telur seperti pada air bersih, air kotor, air payau, atau jenis air lainnya. Bahkan ada
nyamuk yang meletakkan telurnya pada axil tanaman, lubang kayu (tree holes), tanaman
berkantung yang dapat menampung air, atau dalam wadah bekas yang menampung air hujan
atau air bersih. Telur nyamuk menetas dalam air dan menjadi larva

Larva nyamuk hidup dengan memakan organisme kecil. Sebagian besar nyamuk betina
menghisap darah manusia atau hewan lain seperti kuda, sapi, babi, dan burung dalam jumlah
yang cukup sebelum perkembangan telurnya. Namun ada jenis nyamuk yang bersifat spesifik
dan hanya menggigit manusia atau mamalia. Nyamuk jantan biasanya hidup dengan memakan
cairan tumbuhan

8
.

Gambar 1. Morfologi dan Metamorfosis Nyamuk

9
Gambar 2. Kepala Anopheline dan Culicine

10
Culex quinquefasciatus

Klasifikasi Dan Morfologi Nyamuk Culex quinquefasciatus

Nyamuk mempunyai beberapa ciri yaitu tubuhnya dibedakan atas kaput, toraks,
abdomen dan mempunyai 3 pasang kaki dan sepasang antena. Satu pasang sayap dan halter
menempatkan nyamuk dalam ordo Diptera. Sisik pada sayap dan adanya alat mulut yang
panjang seperti jarum menempatkan nyamuk ke dalam familia Culicidae. Genus Culex
dicirikan dengan bentuk abdomen nyamuk betina yang tumpul pada bagian ujungnya.
Klasifikasi nyamuk Culex menurut Romoser & Stoffolano (1998), adalah sebagai berikut :

Phylum : Artropoda
Classis : Insecta
Subclassis : Pterygota
Ordo : Diptera
Subordo : Nematocera
Familia : Culicidae
Subfamilia : Culicianae
Genus : Culex
Spesies : Culex quinquefasciatus

Kepala Culex umumnya bulat atau sferik dan memiliki sepasang mata, sepasang antena,
sepasang palpi yang terdiri atas 5 segmen dan 1 probosis antena yang terdiri atas 15 segmen.
Berbeda dengan Aedes, pada genus Culex tidak terdapat rambut pada spiracular maupun pada
post spiracular. Panjang palpus maxillaries nyamuk jantan sama dengan proboscis.

Bagian toraks nyamuk terdiri atas 3 bagian yaitu protoraks, mesotoraks dan metatoraks.
Bagian metatoraks mengecil dan terdapat sepasang sayap yang mengalami modifikasi menjadi
halter.

Abdomen terdiri atas 8 segmen tanpa bintik putih di tiap segmen. Ciri lain dari nyamuk
Culex adalah posisi yang sejajar dengan bidang permukaan yang dihinggapi saat istirahat atau
saat menusuk dengan kaki belakang yang sedikit terangkat.

Genus Culex dikenali dengan struktur sketelumnya yang trilobus, ujung abdomen yang
tumpul dan badannya yang penuh dengan sisik-sisik. Selain itu, struktur yang membedakan
genus ini dengan genus yang lain adalah struktur yang disebut pulvilus yang berdekatan dengan
kuku diujung kaki nyamuk.

11
Nyamuk Culex quinquefasciatus berwarna coklat, berukuran sedang, dengan bintik-bintik
putih di bagian dorsal abdomen. Sedangkan kaki dan proboscis berwarna hitam polos tanpa
bintik-bintik putih. Spesies ini sulit dibedakan dengan nyamuk genus Culex lainnya.

Telur Nyamuk
Culex meletakkan telur di atas permukaan air secara bergerombol dan bersatu membentuk rakit
sehingga mampu untuk mengapung. Sekali bertelur menghasilkan 100 telur dan biasanya dapat
bertahan selama 6 bulan. Telur akan menjadi jentik setelah sekitar 2 hari.

Gambar 3. Telur nyamuk Culex quinquefasciatus (Anonim, 2002)


Larva
Salah satu ciri dari larva nyamuk Culex adalah memiliki siphon. Siphon dengan beberapa
kumpulan rambut membentuk sudut dengan permukaan air. Nyamuk Culex mempunyai 4
tingkatan atau instar sesuai dengan pertumbuhan larva tersebut, yaitu :
a. Larva instar I, berukuran paling kecil yaitu 1 – 2 mm atau 1 – 2 hari setelah menetas.
Duri-duri (spinae) pada dada belum jelas dan corong pernafasan pada siphon belum jelas.
b. Larva instar II, berukuran 2,5 – 3,5 mm atau 2 – 3 hari setelah telur menetas. Duri-duri
belum jelas, corong kepala mulai menghitam.
c. Larva instar III, berukuran 4 – 5 mm atau 3 – 4 hari setelah telur menetas. Duri-duri dada
mulai jelas dan corong pernafasan berwarna coklat kehitaman.
d. Larva IV, berukuran paling besar yaitu 5 – 6 mm atau 4 – 6 hari setelah telur menetas,
dengan warna kepala.

12
Gambar 4. Larva nyamuk Culex quinquefasciatus (Matsumura, 1985)

Pupa (kepompong)
Tubuh pupa berbentuk bengkok dan kepalanya besar. Pupa membutuhkan waktu 2-5
hari. Pupa tidak makan apapun. Sebagian kecil tubuh pupa kontak dengan permukaan air,
berbentuk terompet panjang dan ramping, setelah 1 – 2 hari akan menjadi nyamuk Culex
(Kardinan, 2003)
Nyamuk Dewasa
Ciri-ciri nyamuk Culex dewasa adalah berwarna hitam belang-belang putih, kepala
berwarna hitam dengan putih pada ujungnya. Pada bagian thorak terdapat 2 garis putih
berbentuk kurva.

Gambar 5 : Nyamuk Culex quinquefasciatus dewasa (Matsumura 1985)


Keterangan :
1) Kaki belakang 1) Torak
2) Kepala 2) Kaki tengah
3) Palp 3) Abdomen
4) Palp kecil 4) Sayap
5) Belalai 5) Antenna

13
Aedes sp
Morfologi dan Klasifikasi :

Nyamuk Aedes merupakan sejenis nyamuk yang biasanya ditemui di kawasan tropis. Namanya
diperoleh dari perkataan Yunani aēdēs, yang berarti "tidak menyenangkan", karena nyamuk ini
menyebarkan beberapa penyakit berbahaya seperti demam berdarah dan demam kuning.Aedes
sebagai vector penyakit dengan ciri-ciri tubuh bercorak belang hitam putih pada dada, perut,
tungkai. Corak ini merupakan sisi yang menempel di luar tubuh nyamuk. Corak putih pada
dorsal dada (punggung) nyamuk berbentuk seperti siku yang berhadapan. Klasifikasi Aedes sp
adalah sebagai berikut:
Golongan : Animalia
Filum : Arthropoda
Klas : Insekta
Ordo : Diptera
Familly : Culicidae
Genus : Aedes

Siklus Hidup Aedes seperti juga serangga lainnya yang termasuk ordo diptera, mengalami
metamorfosis lengkap. Stadium-stadiumnya terdiri dari telur, larva (Jentik), pupa (kepompong)
dan nyamuk dewasa.

• Telur
Telur Aedes berukuran kecil (± 50 mikron), berwarna hitam, sepintas lalu, tampak
bulat panjang dan berbentuk jorong (oval) menyerupai torpedo. Pada dinding luar
(exochorion) telur nyamuk ini, tampak adanya garis-garis yang membentuk gambaran
menyerupai sarang lebah (dengan pengamatan mikroskop)

Gambar 6. Telur Aedes sp


Di alam bebas telur nyamuk ini diletakan satu per satu menempel pada dinding wadah
/ tempat perindukan terlihat sedikit diatas permukaan air,

14
• Larva
Setelah telur menetas tumbuh menjadi larva yang disebut larva stadium I (instar I).
Kemudian larva stadium I ini melakukan 3 kali pengelupasan kulit (ecdysis atau
moulting)., berturut-turut menjadi larva stadium 2,3 dan larva stadium 4. larva stadium
akhir ini lalu melakukan pengelupasan kulit dan berubah bentuk menjadi stadium pupa.
Larva stadium 4 berukuran 7 X 4 mm, mempunyai pelana yang terbuka , bulu sifon
satu pasang dan gigi sisir yang berduri lateral. Larva Ae.aegypti dapat hidup di wadah
yang mengandung air ber pH 5,8 – 8,6. Jentik dalam kondisi yang sesuai akan
berkembang dalam waktu 6-8 hari dan kemudian berubah menjadi pupa (kepompong).

Gambar 7. Larva Aedes sp


• Pupa
Pupa nyamuk berbentuk seperti koma. Kepala dan dadanya bersatu dilengkapi
sepasang terompet pernapasan. Stadium pupa ini adalah stadium tak makan. Dalam
waktu lebih kurang dua hari, dari pupa akan muncul nyamuk dewasa.
• Nyamuk dewasa
Nyamuk setelah muncul dari kepompong akan mencari pasangan untuk mengadakan
perkawinan. Setelah kawin, nyamuk siap mencari darah untuk perkembangan telur.
Nyamuk jantan tidak menghisap darah tetapi cairan tumbuhan sedangkan nyamuk
betina menggigit dan menghisap darah manusia.

15
Gambar 8. Nyamuk Aedes sp dewasa

Anopheles sp

Morfologi dan Klasifikasi

Nyamuk Anopheles sp adalah adalah nyamuk vektor penyakit malaria. Nyamuk


Anopheles memiliki tubuh yang langsing dan 6 kaki panjang dan memiliki sayap yang
bersisik.

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Diptera
Family : Anophelinae

Genus : Anopheles

Siklus hidup nyamuk Anopheles

Nyamuk Anopheles mempunyai siklus hidup , yang termasuk dalam metamorfosa


sempurna.

Telur
Setiap bertelur setiap nyamuk dewasa mampu menghasilkan 50-200 buah telur. Telur
langsung diletakkan di air dan terpisah (tidak bergabung menjadi satu). Telur ini
menetas dalam 2-3 hari (pada daerah beriklim dingin bisa menetas dalam 2-3 minggu)
16
Gambar 9. Telur Anopheles sp. Bentuk lonjong seperti perahu
Larva
Larva terbagi dalam 4 instar , dan salah satu ciri khas yang membedakan dengan larva
nyamuk yang lain adalah posisi larva saat istirahat adalah sejajar di dengan permukaan
perairan, karena tidak mempunyai siphon (alat bantu pernafasan). Lama hidup kurang
lebih 7 hari.

Gambar 10. Larva Anopheles


Pupa(kepompong)
Bentuk fase pupa adalah seperti koma, dan setelah beberapa hari pada bagian dorsal
terbelah sebagai tempat keluar nyamuk dewasa.
Dewasa
Nyamuk dewasa mempunyai proboscis yang berfungsi untuk menghisap darah atau
makanan lainnya (misal, nektar atau cairan lainnya sebagai sumber gula). Nyamuk
jantan hidup sampai dengan seminggu, sedangkan nyamuk betina bisa mencapai
sebulan. Perkawinan terjadi setelah beberapa hari setelah menetas dan kebanyakan
perkawinan terjadi disekitar rawa (breeding place). Untuk membantu pematangan
telur, nyamuk menghisap darah, dan beristirahat sebelum bertelur. Salah satu ciri khas
dari nyamuk anopheles adalah pada saat posisi istirahat menungging. Habitat
Anopheles sp mempunyai habitat pada tempat-tempat air yang tidak mengalir, air yang

29
tenang atau sedikit mengalir seperti sawah, di air payau, di tempat yang terlindung
matahari dan ada juga yang mendapat sinar matahari langsung

Mansonia

Morfologi :

Telur : Berbentuk ovalpanjang, satu ujung runcing seperti duri, berkelompok seperti
rakit atau roset

Larva : Bentuk sifon berujung runcing dan berpigmen gelap


Dewasa : Bagian abdomen mempunyai ujung tumpul, warna coklat kekuning-kuningan dan
belang-belang putih. Terdapat gambaran dua garis atau bundaran yang berwarna
putih.Mansonia betina palpusnya lebih pendek dari proboscis sedangkan yang jantan palpusnya
lebih panjang dari proboscis. Mansonia merupakan vektor penyakit filaiasis (Brugia malayi).
Nyamuk ini menghisap darah pada siang dan malam hari. Habitat di air jernih dan air keruh
Sayap : Memiliki sisik lebar dan asimetris

Gambar 11. Kiri atas adalah telur Mansonia, kanan atas adalah larva Mansonia, sedangkan
pada kiri dan kanan bawah adalah sayap Mansonia

30
Famili Muscidae

Musca domestica (lalat rumah)

Morfologi :
• berukuran sedang dengan panjang 6-9
mm
• berwarna abuabu
• punggungnya mempunyai 4 garis hitam
longitudinal
• vena ke-4 pd sayapmembentuk sudut
tumpul
• mata majemuknya besar, pada bentuk
jantan kedua mata majemuk agak
berdekatan, tetapi bentuk betina lebih
berjauhan

vektor mekanik yang baik dari berbagai penyakit, seperti TBC, virus polio, kolera, tiphoid,dan
disentri karena mempunyai sifat yaitu suka hinggap di makanan, tubuh tertutup bulu2 terutama
di kaki dan berkembang biak cepat sekali

Lalat rumah mengalami metamorfosis sempurna, yaitu telur, larva (maggot), pupa, dan bentuk
dewasa (lalat).

Gambar 12. Pada gambar sebelah kiri terlihat antena M.domestica yang mempunyai rambut
arista dikedua sisi. Pada gambar sebelah kanan terlihat alat mulut dengan tipe
hisap lekat.

31
Glossina (lalat tse tse Afrika)
Morfologi :
ukuran lebih besar dari lalat rumah,warna
kecoklatan bersifat vivipar.
sayap waktu istirahat menutup seperti gunting
- Tipe mulut tusuk isap
- Aktif pada pagi hari

Gambar 13. Pada gambar sebelah kiri terlihat antena Glossina yang mempnuyai rambut arista
dikedua sisi. Pada gambar sebelah kanan terlihat alat mulut dengan tipe hisap lekat

Stomoxys ( lalat kandang )

Gambar 14 :
Stomoxys dewasa
1 = Vena ke -4 melengkung
2 = Thorax dengan 4 garis
longitudinal

Kepala Stomoxys
3= Antena tope aristaform
4 – Alat mulut
5 = Palpi maksilaris

32
Famili Tabanidae

Yang penting dlm kedokteran :

Tabanus sp
Chrysops sp ( deer flies )
Morfologi :

• Lalat ini berukuran sedang-besar ( 6-30 mm)


• Berwarna buram, hitam,coklat, kemerahan, kuning dan yang menarik perhatian karena
matanya yang besar dan mengkilap.
• Badannya berbulu dan sayapnya mempunyai vena bercabang spt huruf V
• Betina menghisap darah & jantan menghisap madu tumbuhan
• Aktif padamusim hujan,terutama siang hari

Gambar 15 :Telur Tabanus sp & chrysops sp Gambar 16 : Larva Tabanus sp & chrysops
- lonjong, btk berkelompok sp
- di atas lumpur - bentuk silindris,ujung lancip
- lamanya 1 mg, 1 kel. 500-700 btr - siklus hidupnya berada di tanah yg basah
- umur 1-3 thn

33
Gambar 17 : Tabanus sp dewasa Gambar 18 : Chrysops sp dewasa
- antena lebih pendek dari kepala - antena lebih panjang dari kepala
- sayap homogen - sayap tidak homogen dan ada pita
- mempunyai 3 segmen,yang terakhir gelap
melengkung - mempunyai 3 segmen yang terakhir
lurus

Famili Phlebotomidae

Phlebotomus

Morfologi :
o Ukuran kurang dari 5 mm
o Berwarna kekuningan, bongkok.
o Badan dan sayap berbulu
o Antena terdiri dari 12-16 segmen,tersusun menyerupai kalung mutiara.
o Ujung lancip seperti tombak
o Aktif pd malam hari,betina & jantan menghisap darah
o Tipe mulut tusuk isap

Gambar 19 : Phlebotomus dewasa


Keterangan
1 = Antena moniliform
2 = Venasi sayap sejajar panjang sayap
3 = Vena kedua bercabang 2 kali

34
Famili Ceratopoganidae

Culicoides

Morfologi :

• Larva : berbentuk seperti cacing, torak 3 segmen& abdomen 9

• Dewasa : mirip nyamuk kecil ,antena terdiri dari 14 segmen. Palpus 5 segmen.

Gambar 20 :
Culicoides
dewasa
Keterangan
Sayap
1 = lingkaran
jernih 2 = Bercak
hitam
3 = Antena moniform

Pediculus humanus capitis


Pediculus humanus capitis disebut juga kutu kepala yang merupakan ektoparasit yang
menginfeksi manusia, termasuk dalam family pediculidae yang penularannya melalui kontak
langsung dan dengan perantara barang-barang yang dipakai bersama-sama. Misalnya: sisir, sikat
rambut, topi, syal, handuk, selimut dan lain-lain
1. Taxonomi
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Phthiraptera
Sub Ordo : Anoplura
Famili : Pediculidae
Genus : Pediculus \
Spesies : Pediculus humanus capitis

35
2. Morfologi
Kutu kepala dewasa mempunyai panjang sekitar 2 sampai 3 mm, memiliki 6 kaki. Kutu rambut
dewasa berbentuk pipih dan memanjang, berwarna putih abu-abu, kepala ovoid bersudut,
abdomen terdiri dari 9 ruas, Thorax dari abdomennya bersatu. Pada kepala tampak sepasang mata
sederhana disebelah lateral, sepasang antena pendek yang terdiri atas 5 ruas dan proboscis, alat
penusuk yang dapat memanjang. Tiap ruas thorax yang telah bersatu mempunyai sepasang kaki
kuat yang terdiri dari 5 ruas dan berakhir sebagai satu sapit menyerupai kait yang berhadapan
dengan tonjolan tibia untuk berpegangan erat pada rambut. Kutu rambut jantan berukuran 2 mm,
alat kelamin berbentuk seperti huruf “V”. Sedangkan kutu rambut betina berukuran 3 mm, alat
kelamin berbentuk seperti huruf “V” terbalik. Pada ruas abdomen terakhir mempunyai lubang
kelamin di tengah bagian dorsal dan 2 tonjolan genital di bagian lateral yang memegang rambut
selama melekatkan telur. Kutu betina dapat hidup antara 3 sampai 4 minggu dan setelah bisa
berbaring hingga 10 telur per hari . Ini telur kecil yang melekat erat pada pangkal rambut poros
yang berjarak ± 4mm dari kulit kepala dengan zat seperti lem yang diproduksi oleh kutu. Jumlah
telur yang diletakkan selama hidupnya diperkirakan 140 butir .

Gambar 21 : Morfologi P.humanus dewasa


(A)Antena (B) Kuku tarsus (C) Mata (D)Torns (E)Tibia (F) Thorax (G) Spiracle (H) Segmen
abdomen (H)Lempeng pleura dengan spirakle abdomen

36
Gambar 22 : Pediculus humanus dan P.pubis

Sarcoptes scabei
Taksonomi
Kingdom : Animal
Phylum : Arthropoda
Class : Arachnid
Order : Acarina
Family : Sarcoptidae
Genus : Sarcoptes
Species : Sarcoptes scabiei

Morfologi
Secara morfologi merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan
bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Tungau
betina panjangnya 300-450 mikron, sedangkan tungau jantan lebih kecil, kurang lebih
setengahnya yakni 200 – 240 mikron x 150 – 200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang
kaki dan bergerak dengan kecepatan 2,5 cm permenit di permukaan kulit. Pada tahap
larva Sarcoptes scabiei memiliki 3 pasang kaki dan pada tahap nimfa memiliki 4 pasang kaki.
Pada tahap nimfa, Sarcoptes scabiei memiliki ukuran tubuh sedikit lebih besar hampir menyamai
ukuran tubuh tungau dewasa. Struktur tubuh sarcoptes scabiei dewasa memiliki kaki yang lebih

37
pendek dengan bentuk tubuh yang lebih bulat, memiliki diameter tubuh 0,04 mm. Karakter yang
paling khas dari tubuh bagian dorsal sarcoptes scabiei adalah banyaknya tonjolan duri melintang
yang membentuk skala segitiga. Ciri khas lainnya adalah pada pedicel sarcoptes tidak bersegmen
dan memiliki caruncle yang lebih kecil

Gambar 23: Morfologi S.scabei dewasa male dan female

Gambar 24 : Siklus hidup S.scabei

DAFTAR PUSTAKA

Luis, M 1997.Color Atlas Of Diagnostik Microbiology. Mosby

Chiodini 2003: Atlas Medical Helminthology and Protozoa

38
LEMBAR KERJA MAHASISWA

39
LEMBAR KERJA MAHASISWA

40
LEMBAR KERJA MAHASISWA

41

Anda mungkin juga menyukai