Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“PROGRAM-PROGRAM PEMERINTAH DALAM MENGATASI KEJADIAN LUAR


BIASA PADA PENYAKIT BERPOTENSI WABAH”
Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kebijakan Kesehatan yang diampu
oleh Bapak Kuslan Sunandar, SKM, M.Kep, Sp.Kom

Disusun oleh:
Amelia Puspita Sari [P17320121402]
Dinda Dwi Meina Maulida [P17320121414]
Nabila Bilqis Febriliana [P17320121431]
Siti Ayu Nur’afifah [P17320121444]

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT karena berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga
Kami dapat menyelesaikan makalah Kebijakan Kesehatan dengan judul “Program-program
pemerintah dalam mengatasi kejadian luar biasa pada penyakit yang berpotensi wabah” deng
an tepat waktu.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan
Kesehatan dan penyusunan makalah ini memiliki tujuan untuk menambah wawasan kepada p
ara pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kuslan Sunandar, SKM, M.Kep, Sp.
Kom selaku dosen pembimbing kelompok 2. Tugas yang diberikan ini, dapat menambah waw
asan Kami berkaitan dengan topik yang diberikan. Kami menyadari bahwa dalam penyusuna
n dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu Kami memohon maaf at
as kesalahan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga mengharap adanya kritik
serta saran yang membangun dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Bandung, 23 Juli 2023

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia saat ini menghadapi ancaman munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu
timbulnya suatu kejadian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan atau kematian
melebihi keadaan biasa pada suatu kelompok masyarakat dalam periode waktu tertentu.
Tahun 2014, ebola merupakan KLB/wabah paling luas dalam sejarah berlangsung di
sejumlah negara di Afrika Barat. Wabah ini menewaskan banyak orang, dengan angka
kematian yang dilaporkan mencapai 71%. Enam negara di Afrika Barat yang mengalami
kejadian luar biasa (KLB) yaitu Liberia, Guinea, Sierra Leone, Nigeria, Sinegal, dan
Mali dengan jumlah kasus sebesar 28.652 orang, dan kematian sebesar 11.325 sebesar,
dengan CFR 39,52% (data WHO per 10 Juni 2016).
Indonesia yang letaknya strategis secara geografis masih memiliki beberapa penyakit
potensial KLB seperti malaria, demam dengue, leptospirosis, diare, kolera, difteri,
antraks, rabies, campak, pertusis, maupun ancaman penyakit – penyakit new emerging
dan re-emerging. Penyakit-penyakit tersebut apabila tidak dipantau dan dikendalikan
maka akan mengancam kesehatan masyarakat Indonesia dan menyebabkan KLB yang
lebih besar atau bahkan dapat menyebar ke negara tetangga lainnya. Dengan latar
belakang itu semua maka sangat penting pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon ditingkatkan kembali di seluruh wilayah di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Kejadian Luar Biasa dan wabah?
2. Apa saja kriteria Kejadian Luar Biasa?
3. Bagaimana klasifikasi Kejadian Luar Biasa pada penyakit yang berpotensi wabah?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya Kejadian Luar Biasa pada
penyakit yang berpotensi wabah?
5. Bagaimana langkah-langkah penyelidikan Kejadian Luar Biasa pada penyakit yang
berpotensi wabah?
6. Apa saja penyakit berpotensi Kejadian Luar Biasa dan/atau wabah?
7. Bagaimana strategi yang sudah pemerintah lakukan dalam mengatasi kejadian luar
biasa dan/atau penyakit berpotensi wabah di Indonesia, di Jawa Barat, dan di
Bandung?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Kejadian Luar Biasa dan wabah,
2. Untuk mengetahui kriteria Kejadian Luar Biasa,
3. Untuk mengetahui klasifikasi Kejadian Luar Biasa pada penyakit yang berpotensi
wabah,
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya Kejadian Luar Biasa
pada penyakit yang berpotensi wabah,
5. Untuk mengetahui langkah-langkah penyelidikan Kejadian Luar Biasa pada
penyakit yang berpotensi wabah,
6. Untuk mengetahui penyakit berpotensi Kejadian Luar Biasa dan/atau wabah,
7. Untuk mengetahui strategi yang sudah pemerintah lakukan dalam mengatasi
kejadian luar biasa dan/atau penyakit berpotensi wabah di Indonesia, di Jawa Barat,
dan di Bandung.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kejadian Luar Biasa dan Wabah
1. Definisi
Kejadian luar biasa merupakan suatu peristiwa yang terjadi secara luar biasa. Kejadia
n luar biasa merupakan sebuah status yang ditetapkan menteri kesehatan terhadap suatu wilay
ah yang memenuhi kriteria kejadian luar biasa. Penetapan kejadian luar biasa ditetapkan buka
n tanpa tujuan tertentu. Kejadian luar biasa memiliki tujuan dan cara penanggulangan yang te
lah diatur.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2010 nomor 15
01 menyatakan bahwa kejadian luar biasa merupakan kejadian timbulnya atau meningkatnya
suatu kejadian/wabah/kematian yang bermakna pada suatu daerah dalam kurun waktu tertent
u. Sedangkan menurut pakar epidemiologi, Amerika Serikat, kejadian luar biasa merupakan s
uatu kejadian yang melebihi kejadian biasanya baik itu pada satu kelompok atau masyarakat t
ertentu. Selain itu, menurut pakar bidang kesehatan masyarakat di Kanada menggambarkan b
ahwa kejadian luar biasa dinilai sebagai meningkatnya frekuensi atau jumlah penderita penya
kit pada populais tertentu baik pada tempat, musim, atau tahun yang sama.
Istilah wabah dan epidemi sering kali dianggap sama dan sering digunakan bergantian. Peneli
ti Manfred S. Green dan rekan mengusulkan bahwa epidemi digunakan untuk peristiwa yang
lebih besar, dan menyatakan bahwa kamus Chambers Dictionary dan Stedman's Medical Dic
tionary mengakui perbedaan ini. Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Amerika Serikat (CDC AS) menjelaskan bahwa epidemi mengacu pada peningkatan, yang se
ring kali terjadi secara tiba-tiba, dalam jumlah kasus penyakit melampaui jumlah yang biasan
ya diduga pada populasi di daerah itu, sementara wabah memiliki definisi epidemi yang sama,
tetapi sering digunakan untuk wilayah geografis yang lebih terbatas.
Istilah Kejadian Luar Biasa dan wabah sering kali dianggap sama. Namun, sebenarny
a ada beberapa perbedaan KLB dan wabah. Penetapan wabah dilakukan apabila situasi Kejad
ian Luar Biasa terus berkembang dan berpotensi menimbulkan malapetaka. Oleh karena itu, ji
ka dibandingkan KLB, wabah merupakan keadaan yang lebih darurat karena memiliki jumlah
kasus yang lebih besar, daerah terdampak yang lebih luas, waktu yang lebih lama, serta meni
mbulkan dampak lebih berat. Selain itu, keadaan wabah hanya dapat ditetapkan dan dicabut o
leh Menteri Kesehatan.

B. Kriteria Kejadian Luar Biasa


Kepala dinas kesehatan di wilayah kabupaten, kota, provinsi, hingga menteri dapat me
netapkan suatu daerah mengalami Kejadian Luar Biasa atau KLB jika memenuhi salah satu d
ari kriteria berikut:
˗ Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
pada suatu daerah.
˗ Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama tiga kurun waktu (jam, hari, atau m
inggu) berturut-turut.
˗ Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelu
mnya.
˗ Jumlah penderita baru dalam satu bulan meningkat dua kali atau lebih dibandingkan tahu
n sebelumnya.
˗ Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan
dua kali atau lebih dibandingkan tahun sebelumnya.
˗ Angka kasus kematian dalam satu periode naik 50 persen atau lebih dibandingkan period
e sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
˗ Angka proporsi penyakit penderita baru pada satu periode naik dua kali atau lebih diband
ing satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
Penetapan KLB memiliki tujuan khusus, yaitu menanggulangi dan mengendalikan sup
aya tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Berikut adalah sejumlah tujuan penetapan Ke
jadian Luar Biasa pada suatu daerah.
˗ Sebagai upaya untuk mencegah meluasnya suatu penyakit.
˗ Sebagai upaya pengendalian agar Kejadian Luar Biasa tidak terjadi lagi di masa yang aka
n datang.
˗ Untuk memperoleh gambaran mengenai Kejadian Luar Biasa yang berlangsung.
˗ Untuk memastikan bahwa keadaan tersebut merupakan Kejadian Luar Biasa.
˗ Untuk mengidentifikasi sumber atau keadaan penyebab KLB dan cara penularannya.
˗ Untuk mengidentifikasi populasi yang rentan atau daerah yang berisiko mengalami KLB.

C. Klasifikasi Kejadian Luar Biasa


Menurut Bustan (2002), Klasifikasi Kejadian Luar Biasa dibagi berdasarkan penyebab
dansumbernya, yakni sebagai berikut:
1. Berdasarkan Penyebab
a. Toxin
1) Entero toxin, misal yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus,
Vibrio, Kholera, Eschorichia, Shigella
2) Exotoxin (bakteri), misal yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum,
Clostridium perfringens
3) Endotoxin 
b.  Infeksi
1) Virus
2) Bakteri
3) Protozoa
4) Cacing
c. Toxin Biologis
1) Racun jamur
2) Alfatoxin
3) Plankton
4) Racun ikan
5) Racun tumbuh-tumbuhan
d. Toxin Kimia
1) Zat kimia organik: logam berat (seperti air raksa, timah), logam-logam lain
cyanida, nitrit, pestisida.
2) Gas-gas beracun: CO, CO2, HCN, dan sebagainya.
2. Berdasarkan sumber
a.  Sumber dari manusia
Misalnya: jalan napas, tangan, tinja, air seni, muntahan seperti: Salmonella, Shigella,
hepatitis. 
b. Bersumber dari kegiatan manusia
Misalnya: toxin dari pembuatan tempe bongkrek, penyemprotan pencemaran
lingkungan. 
c. Bersumber dari binatang
Misalnya: binatang peliharaan, rabies dan binatang mengerat.
d. Bersumber pada serangga (lalat, kecoak)
Misalnya: Salmonella, Staphylococcus, Streptococcus
e. Bersumber dari udara
Misalnya: Staphylococcus, Streptococcus
f.  Bersumber dari permukaan benda-benda atau alat-alat
Misalnya: Salmonella
g. Bersumber dari makanan dan minuman
Misalnya: keracunan singkong, jamur, makanan dalam kaleng.

D. Faktor-Faktor yang mempengaruhi timbulnya Kejadian Luar Biasa pada penyakit


yang berpotensi wabah
Menurut Notoatmojo (2003), faktor yang mempengaruhi timbulnya Kejadian Luar
Biasa adalah:
1.  Herd Immunity yang rendah
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya KLB/ wabah adalah herd
immunity. Secara umum dapat dikatakan bahwa herd immunity ialah kekebalan yang
dimiliki oleh sebagian penduduk yang dapat menghalangi penyebaran. Hal ini dapat
disamakan dengan tingkat kekebalan individu. Makin tinggi tingkat kekebalan seseorang,
makin sulit terkena penyakit tersebut.
2. Patogenesitas
Patogenesitas merupakan kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi
pada pejamu sehingga timbul sakit.
3. Lingkungan Yang Buruk
Seluruh kondisi yang terdapat di sekitar organism, tetapi mempengaruhi kehidupan
ataupun perkembangan organisme tersebut.

E. Langkah-Langkah penyelidikan Kejadian Luar Biasa pada penyakit yang berpotensi


wabah
Penyelidikan KLB mempunyai tujuan utama yaitu mencegah meluasnya
(penanggulangan) danterulangnya KLB di masa yang akan datang (pengendalian).Langkah-
langkah yang harus dilalui pada penyelidikan KLB, sebagai berikut:
1. Mempersiapkan penelitian lapangan
2. Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB
3. Memastikan diagnosa etiologis
4. Mengidentifikasikan dan menghitung kasus atau paparan
5. Mendeskripsikan kasus berdasarkan orang, waktu, dan tempat
6. Membuat cara penanggulangan sementara dengan segera (jika diperlukan)
7. Mengidentifikasi sumber penularan dan keadaan penyebab KLB
8. Merencanakan penelitian lain yang sistematis
9. Menetapkan saran cara pengendalian dan penanggulangan
10. Melaporkan hasil penyelidikan kepada instansi kesehatan setempat dan kepada 
sistem pelayanan kesehatan yang lebih tinggi

Anda mungkin juga menyukai