Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Gizi dan Diet
Disusun oleh:
NIM P17320121424
TINGKAT 2
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI BANDUNG
TAHUN AJARAN 2021/2022
Menentukan Kebutuhan Nutrisi Pada Klien Gangguan Kardiovaskular
Penyakit jantung koroner (PJK) terjadi bila ada timbunan (plak) yang mengandung
lipoprotein, kolesterol dan sisa-sisa jaringan, dan terbentuknya kalsium pada intima, atau
permukaan dalam bagian pembuluh darah. Faktor risiko kategori I terdiri dari : 1)Perokok
sigaret, 2) Kolesterol LDL tinggi, 3) Hipertensi, 4) Kelainan Faktor trombosite. Faktor risiko
kategori II terdiri dari : 1) Penderita penyakit Diabetes Mellitus, 2) Aktivitas fisik tidak aktif,
3) Kolesterol HDL tidak normal, 4) Obesitas, dan 5) Status menopause. Berikutnya Faktor
risiko kategori III terdiri dari 1) Faktor psikososial, 2) Triasilgliserol/ Trigliserol tidak
normal, 3) Mengalami stress oksidatif, 4) Konsumsi alkohol. Faktor risiko kategori IV terdiri
dari 1) Faktor Usia, 2) Gender, 3) Riwayat keluarga dengan penyakit jantung kronik (PJK).
Secara umum faktor diet yang berhubungan dengan PJK adalah konsumsi asam lemak
jenuh kurang dari 7% dari total kalori, Lemak tak jenuh ganda >10% dr total kalori, Lemak
tak jenuh tunggal >20% dr total kalori, Lemak total 25-35% dr total kalori, Karbohidrat 50%
- 60% dr total kalori, Serat 20-30 g/hr dan Protein Sekitar 15% dr total kalori, Total kalori
(energi) Seimbang antara asupan dan penggunaan energi untuk mempertahankan BB tetap
normal atau mencegah peningkatan BB. Kemudian dilakukan pembatasan natrium, diet
rendah garam dan diet rendah kolestrol lemak terbatas.
Penentuan status gizi adalah tindakan untuk meningkatkan atau menjaga kesehatan
tubuh dengan mengonsumsi makanan yang bergizi sehingga mencukupi kebutuhan
nutrisinya. Untuk mengetahui status gizinya cara yang pertama adalah menghitung indeks
massa tubuh (IMT) dengan rumusnya yaitu:
BB = 50 kg
TB = 160 cm
Penilaian IMT pasien termasuk kategori normal karna nilainya 19. Adapun nilai IMT
menurut kemenkes 2019, adalah sebagai berikut:
Sangat Kurus <17
Kurus 17- >18,4
Normal 18,5 - 25,0
Gemuk >25 – 27
Obesitas >27
Kemudian menentukan kebutuhan nutrisi, biasanya para ahli gizi menggunakan rumus
Harris Benedict untuk menentukan jumlah kebutuhan kalori total perhari yaitu:
Berat badan diatas dicantumkan dengan angka dalam kilogram (kg) dan tinggi badan
dalam satuan satuan centimeter (cm). Kemudian, hasilnya dikali dengan aktivitas fisik sehari-
hari dengan kategori berikut:
AMB Wanita = 655 + (9,6 x Berat Badan) + (1,8 x Tinggi Badan) – (4,7 x Usia)
= 1197,4 kkl
= 1197,4 x 1,375
= 1646 kkl
Didapatkan hasil kebutuhan kalori 1646 kkal, maka untuk mengetahui kebutuhan
protein, karbohidrat dan lemak, yaitu:
Protein = 15% x 1646 kkl = 246,9 / 4 = 61 gram
Karbohidrat = 60% x 1646 kkl = 987,8 / 4 = 246 gram
Materi tim dosen. (2022). Diet pada klien dengan Gangguan Kardiovaskuler.
Harismi, A. (2020). Memahami Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan Cara Memenuhinya.
SehatQ.com
Kemenkes RI. (2019). Tabel Batas Ambang Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk Indonesia.