Anda di halaman 1dari 29

02.

04 LEMBAR KERJA MAHASISWA


Nama : RIDHO AKBAR
NIM : A2G122322
Ruang : PAUDDAS 2
Mata Pelajaran yang diampu : PGSD
Kelas Judul Soal : Memindahkan Dadu
No Pertanyaan Jawaban
1 Tuliskan Solusi Untuk masing masing SD : Jawaban yang tepat = 5
soal SMP : Jawaban yang tepat = 3
SMA : Jawaban yang tepat = 4
2 Tuliskan langkah-langkah berfikir SD :
anda hingga mendapat solusi dari Untuk mendapatkan jawaban yang akurat dalam
masing-masing soal! Jika anda menyelesaikan persoalan ini, kita dapat
menggunakan lebih dari satu cara menggunakan sebuah dadu. Apabila tidak
berfikir, tuliskan pada jenjang mana terdapat dadu, kita dapat menggunakan sebuah
anda menggunakan cara berfikir benda berbentuk kubus lalu menuliskan angka-
tersebut! angka sesuai pola penempatan angka pada dadu.
Kemudian posisikan dadu sesuai dengan gambar
di posisi awal. Selanjutnya gulirkan dadu ke
depan, belakang, kiri atau kanan sesuai dengan
arah yang ditentukan pada persoalan. Pada
persoalan SD ini langkah-langkah menentukan
angka pada sisi atas dadu saat berada di petak
hijau antara lain adalah:
Bergulir 3 langkah ke belakang: 5, 1, 2
Bergulir 2 langkah ke kanan: 4, 5 Jadi angka yang
berada di atas adalah 5

SMP :
Untuk mendapatkan jawaban yang akurat dalam
menyelesaikan persoalan ini, kita dapat
menggunakan sebuah dadu. Apabila tidak
terdapat dadu, kita dapat menggunakan sebuah
benda berbentuk kubus lalu menuliskan angka-
angka sesuai pola penempatan angka pada dadu.
Kemudian posisikan dadu sesuai dengan gambar
di posisi awal. Selanjutnya gulirkan dadu ke
depan, belakang, kiri atau kanan sesuai dengan
arah yang ditentukan pada persoalan. Pada
persoalan SMP ini langkah-langkah menentukan
angka pada sisi atas dadu saat berada di petak
hijau antara lain adalah:
Bergulir 3 langkah ke belakang = 5, 1, 2
Bergulir 2 langkah ke kanan = 4, 5
Bergulir 1 langkah ke depan = 1
Bergulir 1 langkah ke kanan = 3
Jadi angka yang berada di atas adalah 3

SMA :
Untuk mendapatkan jawaban yang akurat dalam
menyelesaikan persoalan ini, kita dapat
menggunakan sebuah dadu. Apabila tidak
terdapat dadu, kita dapat menggunakan sebuah
benda berbentuk kubus lalu menuliskan angka-
angka sesuai pola penempatan angka pada dadu.
Kemudian posisikan dadu sesuai dengan gambar
di posisi awal. Selanjutnya gulirkan dadu ke
depan, belakang, kiri atau kanan sesuai dengan
arah yang ditentukan pada persoalan. Pada
persoalan SMP ini langkah-langkah menentukan
angka pada sisi atas dadu saat berada di petak
hijau antara lain adalah:
Bergulir 3 langkah ke belakang = 5, 1, 2
Bergulir 2 langkah ke kanan = 4, 5
Bergulir 1 langkah ke depan = 1
Bergulir 1 langkah ke kanan = 3
Bergulir 2 langkah ke depan = 2, 4
Jadi angka yang berada di atas adalah 4

3 Identifikasi 4 fondasi CT yang anda  Mengenal pola : Pada persoalan ini, pola
gunakan dalam menyelesaikan yang dapat diidentifikasi adalah bahwa
persoalan ini! jumlah angka pada sisi dadu yang saling
berlawanan adalah 7 seperti 1 berlawanan
dengan 6, 5 dengan 2, dan 3 dengan 4.
 Algoritma, penerapan fase algoritma pada
persoalan ini ditunjukkan dengan
menentukan angka yang akan muncul
sesuai dengan arah jalan bergulirnya dadu
(ke depan, belakang, kiri, atau kanan)
4 Adakah contoh pada kehidupan Dalam kehidupan sehari-hari contoh yang sesuai
sehari-hari yang dengan persoalan ini misalnya jadwal perkulihan
mengimplementasikan konsep yang PPG Prajabatan gelombang 2 di UNJA, hari
ada pada soal ini? senin, selasa dan jum’at PPL disekolah, rabu dan
kamis kuliah di unja pasar dan juga jadwal
pakaian waktu kuliah PPG Prajabatan gelombang
dua, hari senin baju hitam putih memakai dasi,
hari selasa memakai batik, rabu kembali memakai
baju hitam putih memakai dasi, hari kamis
kembali memakai batik dan dihari jum’at bebas
memakai kemeja dengan corak/warna apapun,
kita dapat mengenal pola dengan menentukan
jenis pakaian berdasarkan hari dan jadwal kuliah
berdasarkan hari juga, menentukan apabila hari
senin ini memakai baju hitam putih dua hari lagi
akan memakai apa, ya tentu dua hari lagi akan
memakai baju hitam putih kembali.
5 Tuliskan perbedaan kompleksitas Perbedaan kompleksitas persoalan untuk
persoalan untuk masing-masing masingmasing jenjang yang terdapat pada jenjang
jenjang yang terdapat pada soal ini tangga, pada jenjang SD n =6, SMP n=7 dan
SMA n=9
NAMA : RIDHO AKBAR
NIM : A2G122322

KELAS : PGSD R002/ PPG PRAJABATAN


Mata Kuliah : Computational Thinking

3.1 Penilaian Teman Kelompok


Penilaian dari teman kelompok
Kriteria RIDHO DEA NOVA ARMA WAHYU HANDRIA
Penilaian AKBAR RIZKA RESKI CATUR N
AMALIA OKTAVIAD
I
Apakah cara
mengerjakan soal A A A A A
yang dituliskan dapat
dipahami?
Apakah cara
mengerjakan sudah A A A B B
lengkap?
Apakah cara
mengerjakan dapat
diikuti tanpa A A A A A
menimbulkan
keambiguan?
Apakah 4 pondasi CT
A A A A A
ynag ditulis benar?
Apakah 4 fondasi CT
yang dilakukan A A A A A
dengan lengkap?
Apakah contoh
masalah sehari-hari
yang dituliskan A A A A A
sesuai dengan
persoalan yang
diselesaikan?
Tabel 3.2 Perbaikan yang perlu dilakukan

Nomor Soal Hal yang perlu diperbaiki Masukan atau saran perbaikan
1. Pada jenjang tingkat sekolah dasar Gunakan berpikir komputansi dengan
harus menggunakan contoh yang jelas dan urut
konkret.
2. Sudah sesuai jenjang Tidak Ada
3. Sudah sesuai jenjang Tidak Ada
4. Tidak ada karena sudah sesuai Tidak ada. Hanya saran pengerjaan
jenjang waktu yang lebih lama.

Hasil Penilaian : B (Baik)


EKSPLORASI KONSEP DAN RUANG KOLABORASI

02.04.01 Lembar Kerja Mahasiswa 1 (Literasi Membaca Pada Tes PICA)


Nama : RIDHO AKBAR
NIM : A2G122322

Mengapa literasi membaca dibutuhkan oleh siswa?


Literasi membaca dibutuhkan oleh siswa agar siswa mampu memahami sebuah makna dan
informasi dari bacaan yang dibacanya sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-
harinya. Kemampuan literasi siswa berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca yang
berujung pada kemampuan memahami, meneliti, dan menerapkan. Apalagi saat ini kemampuan
literasi merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki siswa pada abad 21 dan nantinya
akan diujikan dalam Asesmen Nasional (AN). Literasi membaca menjadi penting karena dapat
membangun kesadaran siswa akan pentingnya membaca untuk mendukung pembelajaran yang
efektif, menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa, menumbuhkan jiwa kepemimpinan
siswa, mengembangkan kreativitas siswa.

Pengertian dari literasi membaca pada tahun 2018 adalah kemampuan untuk mengerti,
menggunakan, merefleksikan teks untuk suatu tujuan. Literasi membaca juga mencakup siswa
memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks. Apa makna dari
masing-masing istilah berikut ini dalam konteks literasi membaca?

1. Mengerti teks
Maksud dari mengerti teks adalah memahami apa yang dimaksudkan di dalam teks, sehingga
pembaca mengerti dan dapat menangkap makna/tujuan/definisi dari hal yang mau disampaikan
oleh sumber informasi tersebut.. Intinya, apa yang disampaikan oleh sumber informasi belum tentu
(tidak selalu) adalah apa yang sebenarnya dimaksudkan (berada dibalik) informasi tersebut. Oleh
karena itu dalam hal ini siswa dikembangkan dalam memahami maksud dari teks baik secara
tertulis maupun tersirat.

2. Menggunakan teks
Maksud dari menggunakan teks mengacu pada teks merupakan suatu peristiwa komunikatif, dalam
hal ini teks merupakan bentuk komunikasi tertulis. Teks ditransmisikan melalui saluran atau media
yang sesuai dan secara ideal akan memiliki fungsi yang memenuhi tujuan komunikatif tersebut.
Adanya tindakan dalam situasi komunikatif memberikan kerangka kerja. Selain itu, teks hanya
dapat dipahami dan dianalisis lebih dalam dengan kerangka tindakan dalam situasi komunikatif
tersebut. Jadi menggunakan teks menurut saya adalah menggunakan suatu peristiwa komunikatif
untuk tujuan tertentu agar dapat memberikan kerangka kerja. Menggunakan teks menurut saya
juga adalah menggunakan serangkaian ekspresi linguistic yang membentuk satu kesatuan yang
utuh tetapi tertuang dalam sebuah tulisan. Siswa diharapkan mampu menggunakan teks yang telah
dibaca sebagai bentuk komunikasi ilmiah maupun digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam
menjalin komunikasi dalam interaksinya.

3. Merefleksikan teks
Merefleksikan teks maksudnya ialah dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman,
atau pengertian dinamis lainnya. Merefleksikan juga dapat diartikan sebagai mencerminkan
serangkaian kegiatan. Merefleksikan teks dapat di artikan mendiskripsikan suatu kejadian yang
bersifat nyata terjadi tetapi juga terdapat interaksi, pikiran mengenai sesuatu, serta ingatan
(memory) dengan menambahkan unsur refleksi pribadi dan pemberian makna terhadap kejadian
tersebut. Peseta didik diharapkan mampu merefleksikan teks yang dibaca ke dalam pengetahuan
yang dimilikinya.

4. Memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih dalam suatu teks:
Memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti lebih dala suatu teks maknanya pembaca
melakukan usaha-usaha yang dapat mengakibatkan seseorang atau kelompok tertentu untuk
melakukan suatu kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Dalam hal ini
memiliki motivasi untuk mempelajari dan mengerti teks artinya memberikan usaha lebih untuk
mempelajari apa itu teks, jenisjenis teks, manfaat teks dan tujuan teks dalam sebuah bacaan
sehingga menjadi sebuah teks yang secara keseluruhan baik di dalam bahan bacaan. Siswa
melalui teks yang disajikan diharapkan menggali lebih dalam suatu teks yang disajikan untuk
meningkatkan pemahamannya akan literasi membaca.

Apa saja jenis teks yang digunakan pada tes PISA untuk literasi membaca?
1. Teks Informasi
Teks informasi ditulis berdasarkan data-data faktual, peristiwa-peristiwa, dan sesuatu yang lain
yang benar-benar ada dan terjadi di dalam kehidupan. Data dan fakta dalam teks informasi dapat
berupa data dan fakta kesejarahan, kemasyarakatan, dan keilmuan bidang-bidang tertentu yang
dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris atau secara logika. Teks informasi juga dapat
diartikan sekumpulan data atau fakta yang telah diproses dan dikelola sedemikian rupa sehingga
menjadi sesuatu yang mudah dimengerti dan bermanfaat bagi penerimanya. Teks informasi bisa
dilengkapi dengan gambar/foto, tabel, grafik, infografis, diagram, dan sebagainya.
2. Teks Fiksi
Teks fiksi adalah karya imajinatif yang mengangkat persoalan-persoalan kehidupan manusia yang
sudah dipadukan dengan imajinasi atau subjektivitas pengarang untuk kepentingan hiburan. Teks
fiksi merupakan jenis teks naratif atau penggambaran urutan kejadian yang dibuat berdasarkan
imajinasi penulis, meskipun sebagian unsurnya dapat bersifat faktual.

Terdapat 6 level progress pada reading literacy. Tuliskan apa yang seharusnya siswadapat lakukan
jika ada atau melewati level tersebut! Level 1B diberikan sebagai contoh.

Level Apa yang harus dilakukan siswa


1a Siswa dapat menemukan sebuah informasi yang mudah didapat dari sebuah teks
sederhana. Informasi yang dicari biasanya sering diulang di dalam teks. Informasi
yang dicari juga bisa dinyatakan dalam gambar dan grafik sehingga memudahkan
siswa menemukan informasi tersebut.
1b Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan konteks yang umum serta semua
informasi yang relevan tersedia pertanyaan yang jelas. Siswa mampu
mengidentifikasi informasi dan menyelesaikan prosedur rutin menurut instruksi yang
jelas pada situasi yang ada. Siswa mampu melakukan tindakan sesuai dengan
stimulasi yang diberikan. Peserta mampu menyusun inferensi (kesimpulan) terkait isi
teks untuk menentukan apakah suatu komentar/ pertanyaan/ pernyataan relevan
dengan isi teks pada teks informasi. Kemudian siswa juga mampu
membandingkan hal- hal utama (misalnya perbedaan kejadian, prosedur, ciri-ciri
benda) dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
2 Siswa mampu menafsirkan dan mengenali situasi dengan konteks yang memerlukan
kesimpulan langsung. Siswa mampu memilah informasi yang relevan dari sumber
yang tunggal dan menggunakan cara penyajian tunggal. Mampu menggunakan
rumus, melaksanakan prosedur atau kesepakatan dalam memecahkan masalah.
Mampu menyimpulkan secara tepat dari hasil penyelesaiannya. Merefleksi isi
wacana untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan mengaitkan isi teks
terhadap pengalaman pribadi kemudian mengaitkan isi teks informasi dengan
pengalaman pribadi sesuai jenjangnya.
3 Siswa mampu melaksanakan prosedur dengan baik, termasuk prosedur yang
memerlukan keputusan yang berurutan. Mampu memilih dan menerapkan strategi
memecahkan masalah yang sederhana. Merefleksi isi wacana untuk pengambilan
keputusan, menetapkan pilihan, dan mengaitkan isi teks terhadap pengalaman
pribadi.
4 Siswa mampu mengerjakan dengan metode tertentu secara efektif dalam situasi yang
kompleks tetapi konkret yang mungkin melibatkan hambatan-hambatan atau
membuat asumsiasumsi. Mampu memilih dan mengintegrasikan representasi yang
berbeda, dan menghubungkan dengan situasi nyata. Mengidentifikasi kata kunci yang
efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan dan menginterpretasikan
nya.
5 Siswa mampu mengembangkan dan bekerja dengan model untuk situasi yang
kompleks, mengidentifikasi masalah dan menetapkan asumsi. Mampu memilih,
membandingkan dan mengevaluasi strategi untuk memecahkan masalah yang
kompleks yang berhubungan dengan model. Mampu menggunakan pemikiran dan
penalarannya serta secara tepat menghubungkan representasi simbol dengan situasi
yang dihadapi. Menyusun inferensi (kesimpulan) dan prediksi berdasarkan unsur-
unsur pendukung (grafik, gambar, tabel, dll) disertai bukti-bukti yang mendukung di
dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya. Kemudian mampu
menjabarkan dan merumuskan hasil pekerjaannya.
6 Siswa mampu membuat konsep, generalisasi dan menggunakan informasi
berdasarkan penelaahan dan pemodelan dalam situasi yang kompleks. Mampu
menghubungkan dan menerjemahkan sumber informasi berbeda dengan fleksibel.
Mampu menerapkan pemahamannya dengan penguasaan simbol dan operasi
matematika, mengembangkan strategi dan pendekatan baru dalam menghadapi
situasi baru. Mampu merumuskan hasil pekerjaannya dengan tepat dengan
mempertimbangkan penemuannya, penafsiran, pendapat dan ketepatan pada situasi
nyata. Merefleksi isi wacana untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan
mengaitkan isi teks terhadap pengalaman berdasarkan informasi yang ada.
EKSPLORASI KONSEP DAN RUANG KOLABORASI

02.04.02 Lembar Kerja Mahasiswa 2 (Literasi Matematika Pada Tes PICA)


Nama : RIDHO AKBAR
NIM : A2G122322

Mengapa literasi Matematika dibutuhkan oleh siswa?


Kemampuan literasi matematika (mathematical literacy) adalah suatu kemampuan individu untuk
merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk
menalar secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk
menjelaskan dan meramalkan peristiwa-peristiwa. Kemampuan literasi matematika dibutuhkan
siswa karena mampu menolong seseorang untuk mengenal peran matematika di dunia nyata dan
sanggup membuat keputusan-keputusan yang akurat yang dibutuhkan oleh masyarakat. Literasi
matematika penting untuk dikuasai karena selain untuk membantu menyelesaikan masalah sehari-
hari secara lebih efektif juga diperlukan untuk menopang literasi yang lain. Literasi matematika
penting karena menekankan pada kemampuan siswa untuk mengamati, menganalisis, memberi
alasan dan mengomunikasikan ide secara efektif pada pecahan masalah matematis yang mereka
temui dalam kehidupan nyata. Sehingga melalui literasi matematika siswa dapat
mengorganisasikan berpikir matematisnya baik secara lisan maupun tulisan.

Pengertian dari literasi matematika 2012 juga digunakan pada tahun 2015 dan 2018. Literasi
matematika adalah kemampuan seseorang untuk memformulasikan sebuah situasi secara matematika,
menggunakan konsep, fakta, prosedur, dan penalaran matematika, dan menginterpretasikan hasil
matematika untuk berbagai konteks. Apa makna dari masing-masing istilah berikut ini dalam literasi
matematika?

1. Memformulasikan sebuah situasi secara matematika


Memformulasikan sebuah situasi secara matematika adalah merumuskan atau menyusun dalam
bentuk yang tepat. Merumuskan masalah secara matematis meliputi mengidentifikasi peluang
untuk menerapkan dan menggunakan matematika dalam menyelesaikan masalah tertentu,
menyediakan struktur dan representasi matematika, mengidentifikasi variabel, dan
menyederhanakan asumsi-asumsi dalam menyelesaikan masalah. Istilah matematisasi digunakan
untuk mendefinisikan langkah-langkah mentransformasikan masalah dari konteks dunia nyata ke
dalam bentuk matematika menggunakan konsep, struktur, asumsi-asumsi, dan perumusan model,
ataupun penafsiran dan pengevaluasian solusi matematis yang diperoleh sehingga dapat menjawab
masalah sesuai konteks. Dalam pembelajaran di sekolah khusunya bidang ilmu pengetahuan alam
memformulasikan suatu konsep ke dalam bahasa matematika dituntut pada siswa.

2. Menggunakan konsep, fakta, prosedur dan penalaran matematika:


Menggunakan matematika meliputi menerapkan penalaran, konsep, prosedur, fakta, dan alat
matematika untuk mendapatkan solusi matematika yang meliputi perhitungan, manipulasi bentuk
aljabar, persamaan dan model matematika, menganalisis informasi dari diagram atau grafik,
mengembangkan penjelasan matematika, dan menggunakan alat matematika untuk menyelesaikan
masalah. Dalam menyelesaikan masalah, terlebih dahulu siswa harus mengenali dan menyadari
situasi dalam masalah tersebut. Seseorang yang berkemampuan literasi matematika baik, mampu
menjelaskan penyelesaian yang telah ditemukan dari suatu masalah matematika kepada orang lain.
Suatu temuan solusi membutuhkan pembenaran dan penjelasan melalui penyajian kepada orang
lain dan tentunya dalam menyajikan temuan tersebut dibutuhkan kemampuan komunikasi yang
baik. Dalam bidang ekonomi siswa akan banya menemukan konsep, fakta, prosedur, dan penalaran
yang berkaitan dengan persamaan matematika. Hal inilah yang membuat pentingnya literasi
matematika dalam bidang sains.

3. Menginterpretasikan hasil matematika:


Menginterpretasikan atau menafsirkan matematika meliputi merefleksikan solusi matematika dan
menafsirkannya sesuai dengan konteks masalah yang diselesaikan meliputi pengevaluasian solusi
matematika dan penentuan atau pengecekan kebenaran dan alasan dari hasil yang diperoleh.
Kemampuan literasi matematika juga melibatkan penggambaran matematis dari situasi atau objek
dalam masalah. Hal ini mengacu pada kemampuan siswa memilih, menafsirkan, menerjemahkan,
dan menggunakan berbagai penggambaran untuk menangkap maksud soal. Penggambaran
matematis dapat berupa grafik, tabel, gambar, diagram, persamaan, rumus, dan sebagainya.
Kemampuan yang sangat diperlukan dalam memecahkan masalah bersamaan dengan kemampuan
literasi matematika adalah kemampuan menalar dan berpendapat. Kemampuan ini melibatkan
proses pemikiran logis untuk menyelidiki dan mengaitkan unsurunsur dalam masalah sehingga
suatu kesimpulan, pembuktian, pembenaran yang valid, serta penyelesaian terhadap masalah dapat
diperoleh. Kemampuan literasi matematika seringkali mengharuskan siswa untuk berkemampuan
merancang strategi-strategi pemecahan masalah secara matematis. Kemampuan inilah yang akan
membantu siswa dalam merancang atau memilih rencana maupun strategi matematis dalam
menyelesaikan masalah yang diangkat dari konteks dunia nyata. Mengintepretasikan hasil
matematika ini pada siswa sering diimplementasikan saat melakukan kegiatan prosedural dengan
mengumpulkan data-data percobaan kemudian di imnterpretasiakan ke dalam persamaan
matematika.

Terdapat 6 level progress pada literasi matematika. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat
lakukan jika ada atau melewati level tersebut!
Level Apa yang harus dilakukan siswa
1 Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan konteks yang umum serta semua
informasi yang relevan tersedia pertanyaan yang jelas. Siswa mampu
mengidentifikasi informasi dan menyelesaikan prosedur rutin menurut instruksi yang
jelas pada situasi yang ada. Siswa mampu melakukan tindakan sesuai dengan
stimulasi yang diberikan.
2 Siswa mampu menafsirkan dan mengenali situasi dengan konteks yang memerlukan
kesimpulan langsung. Siswa mampu memilah informasi yang relevan dari sumber
yang tunggal dan menggunakan cara penyajian tunggal. Mampu menggunakan
rumus, melaksanakan prosedur atau kesepakatan dalam memecahkan masalah.
Mampu menyimpulkan secara tepat dari hasil penyelesaiannya.
3 Siswa mampu melaksanakan prosedur dengan baik, termasuk prosedur yang
memerlukan keputusan yang berurutan. Mampu memilih dan menerapkan strategi
memecahkan masalah yang sederhana.
4 Siswa mampu mengerjakan dengan metode tertentu secara efektif dalam situasi yang
kompleks tetapi konkret yang mungkin melibatkan hambatan-hambatan atau
membuat asumsiasumsi. Mampu memilih dan mengintegrasikan representasi yang
berbeda, dan menghubungkan dengan situasi nyata.
5 Siswa mampu mengembangkan dan bekerja dengan model untuk situasi yang
kompleks, mengidentifikasi masalah dan menetapkan asumsi. Mampu memilih,
membandingkan dan mengevaluasi strategi untuk memecahkan masalah yang
kompleks yang berhubungan dengan model. Mampu menggunakan pemikiran dan
penalarannya serta secara tepat menghubungkan representasi simbol dengan situasi
yang dihadapi. Mampu menjabarkan dan merumuskan hasil pekerjaannya.
6 Siswa mampu membuat konsep, generalisasi dan menggunakan informasi
berdasarkan penelaahan dan pemodelan dalam situasi yang kompleks. Mampu
menghubungkan dan menerjemahkan sumber informasi berbeda dengan fleksibel.
Mampu menerapkan pemahamannya dengan penguasaan simbol dan operasi
matematika, mengembangkan strategi dan pendekatan baru dalam menghadapi
situasi baru. Mampu merumuskan hasil pekerjaannya dengan tepat dengan
mempertimbangkan penemuannya, penafsiran, pendapat dan ketepatan pada situasi
nyata.
EKSPLORASI KONSEP DAN RUANG KOLABORASI

02.04.03 Lembar Kerja Mahasiswa 3 (Literasi Sains Pada Tes PICA)


Nama : RIDHO AKBAR
NIM : A2G122322

Mengapa literasi Sains dibutuhkan oleh siswa?


Literasi sains membantu membentuk pola pikir, perilaku, dan membangun karakter manusia untuk
peduli dan bertanggung jawab terhadap dirinya, masyarakat, dan alam semesta, serta permasalahan
yang dihadapi masyarakat modern yang sangat bergantung pada teknologi. Literasi sains di
butuhkan bagi siswa karena dapat mengajak siswa untuk memahami lingkungan hidup, kesehatan,
ekonomi dan banyak permasalahan lainnya yang diperhadapkan kepada masyarakat modern.
Apalagi masyarakat modern tidak lepas dari penggunaan teknologi serta perkembangan ilmu
pengetahuan selain itu literasi sains dapat meningkatkan sumber daya manusia. Literasi sains
penting dikembangkan karena:
a. Pemahaman terhadap sains menawarkan kepuasan dan kesenangan pribadi yang muncul
setelah memahami dan mempelajari alam;
b. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang membutuhkan informasi dan berpikir ilmiah
untuk pengambilan keputusan;
c. Setiap orang perlu melibatkan kemampuan mereka dalam wacana publik dan debat
mengenai isu-isu penting yang melibatkan sains dan teknologi;
d. Literasi sains penting dalam dunia kerja, karena makin banyak pekerjaan yang
membutuhkan keterampilan-keterampilan yang tinggi, sehingga mengharuskan orang-
orang belajar sains, bernalar, berpikir secara kreatif, membuat keputusan, dan memecahkan
masalah.

Literasi sains adalah kemampuan untuk terlibat aktif dalam masalah dan ide yang berhubungan
dengan sains. Kompetensi yang diperlukan oleh seseorang yang memiliki literasi dalam sains adalah
kemampuan untuk menjelaskan sebuah fenomena secara ilmiah, mengevaluasi dan merancang
pertanyaan-pertanyaan ilmiah, dan menginterpretasi data dan bukti-bukti secara ilmiah. Jelaskan
masing-masing kompetensi di bawah ini!

1. Menjelaskan sebuah fenomena secara ilmiah:


Sains telah berhasil membuat dan mengembangkan seperangkat teori penjelasan yang telah
mengubah pemahaman kita tentang dunia alam khusunya dunia sains. Selain itu, pengetahuan
tersebut telah memungkinkan pengembangan teknologi yang mendukung kehidupan manusia,
seperti perawatan untuk berbagai penyakit dan komunikasi yang cepat di seluruh dunia.
Kompetensi untuk menjelaskan fenomena ilmiah dan teknologi dengan demikian tergantung pada
pengetahuan tentang ide-ide penjelasan utama sains ini. Namun, menjelaskan beberapa fenomena
ilmiah membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan untuk mengingat dan menggunakan teori, ide
penjelasan, informasi, dan fakta (pengetahuan konten) tetapi dapat menjelaskan fenomena tersebut
secara ilmiah sehingga di dapat data yang bersifat empiris dan faktual.

2. Mengevaluasi dan merancang pertanyaan-pertanyaan ilmiah:


Siswa di awali dengan apersepsi yang berkaitan dengan permasalahan yang muncul, kemudian
literasi sains mengharuskan siswa untuk memiliki beberapa pemahaman tentang apa yang
dilakukan dalam penyelidikan ilmiah dan tujuan penyelidikan ilmiah, yaitu untuk menghasilkan
pengetahuan yang dapat diandalkan tentang pengetahuan alam. Data diperoleh dengan observasi
dan eksperimen, baik di laboratorium atau di lapangan, mengarah pada pengembangan model dan
hipotesis penjelasan yang memungkinkan prediksi yang kemudian dapat diuji secara
eksperimental.

3. Menginterpretasi data dan bukti-bukti secara ilmiah:

Menafsirkan atau menginterpretasi data adalah kegiatan inti bagi dalam penyelidikan ilmiah.
Biasanya dimulai dengan mencari pola, mungkin melalui membuat tabel sederhana atau
visualisasi grafis. Setiap hubungan atau pola dalam data harus dibaca menggunakan pengetahuan
tentang pola standar pengukuran. Individu yang melek secara ilmiah harus dapat menilai apakah
prosedur ini tepat dan apakah klaim berikutnya dibenarkan. Kompetensi ini juga termasuk
mengakses informasi ilmiah, menghasilkan dan mengevaluasi argumen dan kesimpulan
berdasarkan bukti ilmiah.

Terdapat 6 level progress pada literasi sains. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan jika
ada atau melewati level tersebut!
Level Apa yang harus dilakukan siswa
1b Siswa mampu mengidentifikasi informasi dan menyelesaikan prosedur rutin menurut
instruksi yang jelas pada situasi yang ada. Siswa mampu melakukan tindakan sesuai
dengan stimulasi yang diberikan. Dalam hal ini Siswa mengingat-ingat kembali
(recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan
sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan
atau ingatan adalah merupakan proses berfikir yang paling rendah.
1a Siswa mampu menyusun inferensi (kesimpulan) terkait suatu permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari untuk menentukan apakah suatu komentar/ pertanyaan/
pernyataan relevan dengan permasalahan yang di munculkan dalam soal. Kemudian
peserta juga mampu membandingkan hal-hal utama (misalnya perbedaan kejadian,
prosedur, ciri-ciri benda) dalam permasalahan yang muncul sesuai jenjangnya
2 Siswa mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai sudut pandang. Seseorang siswa dikatakan memahami
sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci
tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan
jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
3 Siswa mampu menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun
metodemetode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam
situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah adalah sebuah proses berfikir
setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman.
4 Siswa mampu merincikan atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut
bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-
bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis
adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
5 Siswa mampu berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis.
Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur
secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau
berbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada
jenjang analisis. Salah satu hasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah: siswa
dapat memadukan bagian-bagian permasalahan kemudian mengurutkan secara
sistematis proses penyelesaian masalah sehingga membentuk sebuah solusi yang
kompleks terkait permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
6 Siswa mampu membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan
jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu
pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
Permasalahan yang timbul kadang memiliki beberapa solusi tetapi siswa disini di
haruskan untuk memilih satu solusi yang kompleks dan sistematis terkait
permasalahan yang timbul.
EKSPLORASI KONSEP DAN RUANG KOLABORASI

02.04.04 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Literasi Finansial Pada Tes PICA)


Nama : RIDHO AKBAR
NIM : A2G122322

Mengapa literasi finansial dibutuhkan oleh siswa?


Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang
konsep dan risiko, keterampilan agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks
finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat
berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat. Literasi finansial menjadi penting untuk ditanamkan
sejak dini karena pengetahuan dan pengalaman keuangan yang ditanamkan akan terinternalisasi
dalam diri anak sehingga membentuk karakter dan kebiasaan mengelola keuangan mereka di masa
depan sebagai suatu budaya baik, seperti mengenal makna uang. Literasi keuangan dapat
mendukung pertumbungan kekayaan finansial. Dengan pemahaman alan literasi finasial
diharapkan siswa dapat mampu membuat perencanaan dalam hal keuangan sehingga dapat
menghindari kerugian dalam hal finansial.

Seseorang yang memiliki literasi finansial adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan
pemahaman mengenai konsep dan resiko finansial. Selain itu, dia juga memiliki kemampuan,
motivasi dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahamannya untuk
membuat keputusan yang efektif pada berbagai konteks masalah-masalah finansial. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan kualitas kehidupan finansial individu maupun masyarakat. Literasi finansial juga
memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi. Jelaskan apa makna dari istilah-
istilah berikut ini:

1. Memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan resiko finansial:


Pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan resiko finansial sangat perlu ditanamkan pada
siswa. Risiko adalah salah satu bentuk dari ketidakpastian yang pasti. Maksudnya adalah segala
hal yang kita lakukan pasti memiliki risiko tersendiri, hanya saja berbeda jenis dan tingkatannya.
Salah satu risiko yang selalu menjadi bayang-bayang kita adalah risiko finansial atau risiko
keuangan. Dalam hidup, banyak situasi tak terduga yang dapat menyebabkan kerugian finansial
jika tak diantisipasi sejak awal. Dalam arti yang sederhana, risiko finansial adalah segala jenis
risiko keuangan yang diperkirakan akan timbul akibat dari kejadian atau keputusan yang akan
memberikan dampak tertentu pada keadaan finansial. Merencanakan dan membekali diri dengan
pemahaman tentang risiko finansial sangatlah penting untuk mempermudah mencapainya tujuan
hidup di masa depan. Mempelajari risiko finansial pun penting agar kita dapat mengelola atau
bahkan menghindari risiko itu.

2. Kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman finansial:


Mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman finansial maksudnya adalah menerapkan,
menggunakan dalam praktik kehidupan sehari-hari sehingga mampu mengelola keuangan ketika
sesuatu terjadI denga finansial kita. Kecerdasan finansial adalah kemampuan seseorang dalam
memahami pentingnya perencanaan dan penerapan tata kelola keuangan yang baik yang pada
akhirnya membawa dia mampu mewujudkan impian dan harapannya.

3. Motivasi dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman


finansial:
Motivasi dan kepercayaan diri adalah bagaimana cara seseorang tersebut dalam mengelola
keuangan nya agar tercapainya kesejahteraan yang diinginkan. Pentingnya motivasi dan
kepercayaan diri dalam literasi keuangan dalam bentuk semua aspek keuangan pribadi bukan
karena untuk mempersulit dalam menggunakan uang yang mereka miliki, tetapi diharapkan
individu dapat menikmati hidup dengan menggunakan sumber daya keuangan yang dimiliki
dengan tepat.

4. Berbagai konteks masalah-masalah finansial:

Tidak adanya rencana anggaran, sehingga pengeluaran, pemasukan, dan hal lainnya terkait
keuangan tidak tertata rapi akan membuat masalah muncul dari segi finansial. Masalah finansial
adalah kondisi dimana individu atau perusahaan tidak bisa memperoleh pendapatan yang cukup
untuk memenuhi atau membayar kewajiban keuangannya.

5. Meningkatkan kualitas kehidupan finansial individu maupun masyarakat:

Meningkatkan kualitas kehidupan finansial individu maupun masyarakat artinya membuat usaha
yang berkelanjutan yang dapat menumbuhkan kualitas finansial. Mengelola finansial dengan benar,
membuat sudut pandang yang berbeda terkait pengelolaan dan mahir mencari peluang dalam
peningkatan kualitas finansial.

6. Memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi:

Kegiatan ekonomi adalah segala tindakan yang dilakukan manusia dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya. Kegiatan ekonomi berkembang sesuai dengan peradaban masyarakat
setempat. Oleh karena itu, kegiatan ekonomi adalah salah satu gambaran kondisi masyarakat di
suatu wilayah. Semua pihak yang melakukan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, maupun
konsumsi) baik itu perorangan maupun organisasi (pemerintah atau swasta) atau masyarakat pada
umumnya. Melibatkan disini adalah mengikut sertakan seseorang dalam kegiatan-kegiatan
ekonomi, memberikan bagian dan hal yang harus di kerjakan didalam kegiatan ekonomi, kemudian
mengajari serta membimbing seseorang untuk ikut serta dalam kegiatan ekonomi juga adalah
bagian dari melibatkan.
EKSPLORASI KONSEP DAN RUANG KOLABORASI

02.04.05 Lembar Kerja Mahasiswa (Latihan Soal Tes PICA)


Nama : RIDHO AKBAR/ A2G122322
Mata Pelajaraan yang diampu : PGSD
Unit/No. Unit Soal : Reading / 3
Judul soal : Grafiti

No. Pertanyaan Jawaban


1 Tuliskan solusi untuk Persoalan yang dibahas pada soal ini adalah mengenai 2 opini
soal ini! orang mengenai grafiti yang ada di lingkungan sekitar yang
cukup mengganggu dan merusak fasilitas publik. Adapun
solusi yang bisa dihadirkan untuk mengatasi maraknya grafiti
liar yang ada dilingkungan sekitar adalah dengan memberikan
pengawasan yang cukup ketat pada lingkungan/fasilitas publik
yang ada dengan menggunakan cctv ataupun petugas
keamanan yang menjaga daerah/fasilitas tersebut, lalu
menindak pelaku grafiti liar. Selain itu, perlu disadari juga
bahwa para seniman grafiti liar mungkin kesulitan untuk
mencari wadah yang bisa menampung kreativitasnya dalam
berkarya, sehingga sebaiknya pemerintah setempat
menyediakan wadah untuk seniman tersebut berkarya dan
menghargai karya tersebut agar tidak melakukan grafiti liar
pada fasilitas/ ruang publik lagi
2. Tulislah langkah-langkah Langkah berpikir yang dilakukan dalam menemukan solusi
berpikir Anda untuk pada permasalahan ini adalah sebagai berikut:
mendapat solusi dari 1. Memahami permasalahan dengan membaca literatur
permasalahan ini! terkait(yaitu surat opini yang ditulis olehkedua belah
pihak)
2. Menelaah permasalahan dengan membandingkan opini
yang telah diberikan
3. Memikirkan solusi yang sekiranya imbang dan tidak
memihak satu pihak saja
3. Identifikasi 4 fondasi CT Dekomposisi
yang Anda gunakan Dekomposisi dengan mengelompokkan, mengumpulkan data,
dalam menyelesaiakan dan menganalis data lalu memilah bagian-bagian
masalah ini permasalahan mengapa grafitti merusak fasilitas masyarakat,
dan juga bumi sehingga dapat di cari solusi dari permasalahan
yang timbul.
Pengenalan Pola
Pengenalan pola dilakukan dengan memahami bagaimana pola
pelaku grafiti liar dalam menjalankan aksinya, yaitu dengan
melakukan aksi secara diam-diam dan dilakukan pada ruang
publik yang kosong seperti dinding-dinding yang
memungkinkan untuk di grafiti.
Abstraksi
Abstraksi dilakukan dengan penghapusan grafiti yang
ditemukan diruang-ruang publik, dan juga dengan penindakan
pelaku grafiti agar ada efek jera bagi pelaku grafiti.
Algoritma
Algoritma yang dilakukan dengan mencari cara bagaimana
masalah ini tidak terulang kembali yaitu dengan memberikan
wadah kepada para grafitti liar untuk menunjukkan
kreativitasnya dan tentunya hal ini sesuai aturan dan tidak
mengganggu masyarakat.
02.04.05 Lembar Kerja Mahasiswa (Latihan Soal Tes PICA)
Nama : RIDHO AKBAR / A2G122322
Mata Pelajaraan yang diampu : PGSD

Unit/No. Unit Soal : Mathematic / 7


Judul soal : Speed of Racing Car
No. Pertanyaan Jawaban
1 Tuliskan solusi untuk Solusi pertanyaan 7.1
soal ini! Diketahui bahwa dari garis start, track lurus terpanjang adalah
1,5 km, sehingga jawabannya adalah opsi B.
Solusi pertanyaan 7.2
Diketahui bahwa posisi kecepatan terendah pada putaran kedua
adalah 1,3 km, sehingga jawaban yang tepat adalah opsi C.
Solusi pertanyaan 7.3
melihat kecepatan mobil yang berada pada jarak di antara 2,6
km sampai 2,8 km, maka dapat diketahui bahwa kecepatan
mobil bertambah atau naik, sehingga jawaban yang tepat
adalah opsi B.
Solusi pertanyaan 7.4
Adapun jawaban yang sesuai pertanyaan adalah opsi B kornea
gambar track mobil paling tepat sesuai dengan kecepatan yang
terekam pada
2. Tulislah langkah-langkah Langkah berpikir yang dilakukan dalam menemukan solusi
berpikir Anda untuk pada permasalahan ini adalah sebagai berikut :
mendapat solusi dari 1. Membaca grafik dan memahami grafik secara
permasalahan ini! keseluruhan
2. Memahami persoalan yang ditanyakan pada soal
3. Mengamati kembali grafik untuk menemukan jawaban
yang dicari pada soal
4. Memilih jawaban yang paling tepat dan sesuai.
3. Identifikasi 4 fondasi CT Dekomposisi
yang Anda gunakan Dekomposisi yang di lakukan dengan membaca dan memhami
dalam menyelesaiakan grafik terlebih dahulu kemudian
masalah ini menganalisis grafik untuk melihat posisi kecepatan yang tinggi
Pengenalan Pola
Pengenalan pola yang dilakukan pada penyelesaian masalah ini
adalah dengan mengetahui dan memahami pola lintasan yang
ada pada soal
Abstraksi
Abstraksi dilakukan dengan penghapusan menghilangkan hal-
hal yang tidak diperlukan saat penyelesaian masalah,
contohnya adalah ketika akan mencari posisi kecepatan
terendah, maka tidak perlu melihat posisi kecepatan yang
tinggi, begitupun sebaliknya

Tabel 3.1 Penilaian Teman Kelompok


Penilaian dari teman kelompok
Kriteria Penilaian Ridho Handria Wahyu Nova Dea
Akbar n Catur Arma Rizka
Oktaviadi Rezki Amalia
Apakah cara mengerjakan soal yang A A A A A
dituliskan
dapat dipahami?
Apakah cara mengerjakan sudah lengkap A A A B A
Apakah cara mengerjakan dapat diikuti tanpa A A A B A
menimpulkan keambiguan?
Apakah 4 pondasi CT yang dituliskan A A A A A
dijelaskan dengan lengkap?
Apakah contoh masalah sehari-hari A A A A A
yang dituliskan sesuai dengan
persoalan yang
diselesaikan?

Tabel 3.2 Perbaikan yang perlu dilakukan


No. Soal Hal yang perlu diperbaiki Masukan dan saran
4 Menjelaskan memilih contoh dalam Hendaknya dalam memilih contoh
kehidupan sehari-hari, dijelaskan konsep dalam kehidupan sehari-hari juga
berpikir CT nya dijelaskan konsep CT nya
KONEKSI ANTAR MATERI

Nama Anggota 1 RIDHO AKBAR


NIM Anggota 1 A2G122322
Nama Anggota 2 HANDRIAN
NIM Anggota 2 A2G122325

Perbedaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM Persamaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM
Bebras 1. Soal Bebras dan PISA/AKM melatih
1. Sudah dikategorikan berdasarkan usia kemampuan berpikir siswa dengan
atau jenjang pendidikan. proses berpikir CT
2. Masing-masing soal dikerjakan dalam 2. Soal Bebras dan PISA/AKM melatih
waktu kurang lebih 3 menit. Soal siswa untuk mencari solusi paling
cenderung singkat dan hanya terdapat efektif, efisien dan optimal dari
satu pertanyaan. persoalan yang dihadapi
3. Konsep yang mendasari soal-soalnya 3. Soal Bebras dan PISA/AKM
adalah konsep CT dan informatika. membentuk skill dan habbit yang
4. Mengasah kemampuan Computational diharapkan menjadi pola berpikir
Thinking dan kemampuan berpikir (reaksi otomatis) ketika memandang
informatika masalah-masalah lain (termasuk
● PISA/AKM pelajaran sekolah)
1. PISA ditujukan untuk siswa usia 15 4. Soal Bebras dan PISA/AKM dapat
tahun. AKM ditujukan untuk siswa di dijawab hanya dengan kertas dan
kelas 5, 8, 11 pensil; jika soal berupa online dapat
2. Waktu yang diberikan untuk menjawab dikerjakan tanpa perlu menggunakan
soal cukup panjang karena pada satu software.
soal terdapat beberapa pertanyaan
Bebras
1. Sudah dikategorikan berdasarkan usia
atau jenjang pendidikan.
2. Masing-masing soal dikerjakan dalam
waktu kurang lebih 3 menit. Soal
cenderung singkat dan hanya terdapat
satu pertanyaan.
3. Konsep yang mendasari soal-soalnya
adalah konsep CT dan informatika.
4. Mengasah kemampuan Computational
Thinking dan kemampuan berpikir
informatika
PISA/AKM
1. PISA ditujukan untuk siswa usia 15
tahun. AKM ditujukan untuk siswa di
kelas 5, 8, 11
2. Waktu yang diberikan untuk menjawab
soal cukup panjang karena pada satu
soal terdapat beberapa pertanyaan
3. Konsep yang mendasarinya ada literasi
membaca, matematika, sains
4. PISA dan AKM mengasah kemampuan
kognitif dengan berpikir CT mencakup
komponen proses dan konten yang
diuji mengacu pada penerapan literasi
dan numerasi dalam kehidupan
Kesamaan dari langkah penyelesaian kedua jenis persoalan
1. Membutuhkan Computational Thinking untuk menyelesaikan persoalan
2. Menggunakan penyelesaian soal dengan mengidentifikasi 4 fondasi yaitu dekomposisi,
pengenalan pola, abstraksi dan algoritma.
REFLEKSI

1. Pengalaman menarik apa saja yang Anda dapatkan dari mengimplementasikan CT untuk
menyelesaikan berbagai jenis persoalan? Anda bisa menceritakan keberhasilan dan
kegagalan yang Anda alami dalam mempelajari topik ini?
Jawab:
Pengalaman menarik yang saya alami ketika mengimplementasikan CT adalah penyelesaian
berbagai jenis persoalan yang saya hadapi dengan menggukan urutan CT secara sistematis dan
terarah. Keberhasilan yang saya alami ketika mempelajari CT adalah saya lebih bisa
memahami setiap kegiatan yang ada di sekitar saya bisa diselesaikan dengan konsep CT
2. Apakah terjadi perubahan cara berpikir yang Anda alami setelah mempelajari topik CT
dalam problem solving?
Jawab:
Iya, terjadi banyak perubahan dengan cara berpikir saya khususnya dalam memahami dan
menghadapi persoalan-persoalan yang ada, Setelah belajar tentang CT saya bisa memecah-
mecah masalah dan menyelesaikannya dengan baik.
3. Apakah ada perbaikan yang dapat Anda lakukan terhadap cara mengajar Anda nantinya
setelah mempelajari topik CT dalam problem solving?
Jawab:
Iya, ada yang perlu saya perbaiki terhadap cara mengajar yang akan saya lakukan nantinya.
Salah satunya yaitu langkah-langkah dalam menyelesaikan persoalan. Dalam hal mengajar saya
akan lebih membiasakan diri menyelesaikan masalah menggunakan cara berfikir komputasi,
sehingga dapat diharapkan peserta didik dapat meniru cara berfikir komputasi.

Anda mungkin juga menyukai