Anda di halaman 1dari 5

Latar Belakang Revolusi Indonesia

Mengenao latar belakang revolusi Indonesia tidak terlepas dari kekecewaan bangsa Indonesia
terhadap penjajahan Belanda yang membawa budayanya masing-masing. Selain itu, sebagai
negara jajahan, sumber daya alam Indonesia berupa hasil pertanian dan perkebunan diperas habis-
habisan oleh Belanda. Semua barang hasil pertanian dirampas dan dibawa ke negeri Belanda.
Selain itu, penjajahan Belanda membawa kesengsaraan ekonomi dan pendidikan. Rakyat jelata
tidak bisa menempuh pendidikan tinggi. Hal itu sebagai upaya Belanda untuk membuat bodoh
bangsa Indonesia. Selain itu, bangsa penjajah bisa hidup kaya raya di Indonesia. Sedangkan
bangsa pribumi menjadi bangsa kelas dua dan hidup dalam kemiskinan. Bangsa Indonesia tidak
menginginkan semua itu terjadi terus menerus. Mereka ingin hidup merdeka dan sejahtera secara
ekonomi dan pendidikan.

Ide kemerdekaan Indonesia terus bergulir di kalangan para pemuda. Untuk mewujudkan negara
Indonesia, mereka tidak bisa hanya mengandalkan revolusi fisik. Tapi juga melalui diplomasi dan
pemikiran. Mulailah berdiri berbagai organisasi pemuda pergerakan yang bertujuan untuk
memerdekakan Indonesia . Misalkan Budi Utomo, Sarekat Islam, Partai Nasional Indonesia
pimpinan Ir Soekarno, dan PKI.
Sejarah revolusi Indonesia mengungkapkan perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka
sepenuhnya dari belenggu penjajahan yang tidak pernah usai. Setelah Belanda menyerah kepada
Jepang maka penjajahan di Indonesia terus berlanjut. Jepang menganggap Indonesia sebagai
negara saudara dan berjanji akan menjadikan negara Indonesia menjadi negara merdeka. Namun
janji itu tidak terealisasi dengan baik. Pada tahun berikutnya terjadi peperangan antara tentara
Jepang dan Sekutu. Pada akhirnya tentara Jepang menyerah kalah sesudah kota Nagasaki dan
Hiroshima di bom atom.
Sejak Jepang menyerah kalah kepada sekutu maka terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia.
Pada saat itulah, Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Kemerdekaan Indonesia tidak diakui oleh Belanda. Hingga pemerintah Belanda berusaha menjajah
kembali Indonesia. Namun dengan semangat rela berkorban demi negara, revolusi Indonesia
secara fisik dan diplomasi terus berjalan gencar. Inilah yang menjadi latar belakang revolusi
Indonesia hingga akhirnya bala tentara Belanda bisa terusir dari Indonesia.
Tokoh Revolusi Indonesia
Perjalanan sejarah revolusi Indonesia yang dilakukan oleh bangsa Indonesia digerakkan dan
dipimpin oleh tokoh-tokoh Indonesia. Berikut ini para tokoh revolusi Indonesia yang sebaiknya kita
tahu.
1. Ir Soekarno, yang kemudian menjadi Presiden Pertama Indonesia
2. Mohammad Hatta, yang kemudian menjadi Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia
3. Soedirman, yang selanjutnya diangkat sebagai Panglima Besar Indonesia
4. Sultan Hamengkubuwono IX
5. Soetan Sjahrir
6. Oerip Soemohardjo
7. Soeharto
8. Soetomo
9. Sjafrudin Prawiranegara
Akibat Revolusi Indonesia
Pada saat terjadinya revolusi Indonesia yang melibatkan para tentara Kerajaan Belanda dan laskar
pejuang Indonesia atau TNI/TRI/TKR/BKR maka dua pasukan besar bertempur secara habis-
habisan. Pada waktu itu, kekuatan tentara Kerajaan Belanda dan Sekutu sebanyak  180 ribu
personil. Sedangkan kekuatan pasukan TNI/BKR sebanyak 183 ribu orang.
Akibat revolusi Indonesia menyebabkan 3.084 tentara kerajaan Belanda tewas. Sedangkan dari
pihak tentara sekutu atau NICA sebanyak 1200 orang tewas. Dari pihak tentara Hindia Belanda
sebanyak 3.144 orang meninggal dunia. Sementara itu, dari pihak TKR/TNI dihitung yang gugur
mencapai 100 ribu orang. Adapun rakyat sipil yang tewas mencapai 90 ribu orang.
Contoh Perjuangan Revolusi Fisik Indonesia
Kemerdekaan yang kita rasakan ini bukanlah hadiah dari Jepang. Namun berkat kerja keras para
pejuang dan pahlawan kita yang terdahulu. Mereka mengorbankan harta, nyawa dan tenaga untuk
kemerdekaan negara Indonesia. Perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia tidak mudah.
Perjuangan untuk kemerdekaan dilakukan secara revolusi fisik dan diplomasi.
Baca juga Tokoh Perempuan Inspiratif Indonesia dan Biografinya
Perjuangan revolusi fisik untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia membuat terjadinya
beberapa pertempuran di sejumlah daerah. Berikut ini beberapa sejarah revolusi Indonesia atau
bentuk perjuangan kemerdekaan Indonesia secara revolusi fisik atau pertempuran, antara lain:
1. Pada tanggal 15 Oktober 1945 sampai tanggal 20 Oktober 1945 terjadi pertempuan Lima Hari di
kota Semarang.
2. Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi Pertempuran Medan Area.
3. Pada tanggal 20 November 1946 terjadi pertempuran Margarana atau perang puputan di Bali yang
dikomandani oleh I Gusti Ngurah Rai.
Proses Perjuangan Diplomasi Revolusi Indonesia
Perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia secara revolusi fisik dan diplomasi benar-benar
memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia. Dengan kekuatan revolusi fisik maka negara penjajah
sudah mengakui kehebatan tentara dan laskar rakyat Indonesia. Sehingga mereka segan untuk
menyerang dan menjajah kembali Indonesia.
Sejarah revolusi indonesia mencatat perjuangan yang dilaksanakan secara fisik atau kontak senjata
ditambahkan dengan perjuangan diplomasi di meja perundingan. Hal ini memuluskan langkah
Indonesia untuk menjadi negara merdeka yang diakui dunia internasional. Manfaat perjuangan
secara diplomasi sangat besar dan banyak, antara lain:
1. Membuat satu kesepakatan baru yang menguntungkan
2. Menarik empati dan simpati dari dunia internasional
3. Mengutamakan perdamaian lewat meja perundingan ketimbang peperangan secara fisik. Sehingga
bisa menang tanpa darah.
Proses perjuangan diplomasi revolusi Indonesia dimulai dari keberhasilan para pemimpin Indonesia
meyakinkan pihak Belanda untuk berunding. Hal ini didukung oleh pihak sekutu yang diwakili oleh
Inggris. Itu semua berkat perjuangan para tokoh Indonesia melakukan diplomasi yang baik.
Pada akhirnya, pihak Belanda bersedia berunding dengan Indonesia. Pada tanggal 11 November
1945 sampai tanggal 13 November 1945 berlangsung perundingan yang pertama bernama
Perundingan Linggarjati di kawasan Cilimus Kuningan Jabar. Pihak penengah diwakili oleh Lord
Killearn yang berasal dari negara Inggris.
Yang menjadi isi perjanjian Linggarjati adalah pihak Belanda secara resmi mengakui kedaulatan
negara Indonesia secara de facto yang meliputi wilayah Madura, Sumatera dan Jawa. Dampak hasil
perundingan Linggarjati ini membuat seluruh tentara Belanda mesti keluar dari Jawa, Sumatera dan
Madura yang merupakan wilayah Indonesia paling kurang dalam jangka waktu 1 Januari 1949.
Pada akhirnya, Belanda mengakui kerugian diadakannya perjanjian Linggarjati. Sehingga Belanda
mengingkari isi perjanjian LinggarJati dengan mengadakan agresi militer ke wilayah Indonesia.
Sejarah revolusi Indonesia mencatat pertempuran yang berlangsung sengit antara pejuang
Indonesia dan Belanda membuat dunia internasional mengecam tindakan Belanda. Proses
perjuangan diplomasi revolusi indonesia ini juga memaksa Belanda untuk berunding pada meja
perundingan.
Baca juga Apa Isi Perjanjian Renville dan Dampaknya
Tanggal 8 Desember 1947 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat USS Renville diadakan
perundingan Renville antara pihak Belanda dan Indonesia yang berselisih. Hasil dari perundingan
tersebut dinamakan perjanjian Renville. Hasil perjanjian Renville adalah wilayah kekuasaan
Indonesia hanya sebatas Yogyakarta, Sumatera dan Jawa Tengah. Dampak perjanjian Renville
sangat merugikan Indonesia karena luas wilayahnya semakin kecil.
Setelah perundingan Renville, Belanda mengingkari perjanjian Renville dengan melakukan agresi
militer ke Indonesia secara besar-besaran dan para pemimpin Indonesia ditangkap oleh pihak
Belanda. Melihat situasi genting di Indonesia memaksa pihak Sekutu melakukan diplomasi dengan
Belanda dan Indonesia agar melakukan gencatan senjata dan duduk dalam meja perundingan.
Pada tanggal 7 Mei 1949 diadakan perundingan Roem Royen di Hotel Des Indes Kota Jakarta.
Pada perundingan ini, Belanda mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Delegasi
Indonesia diketuai oleh Mohammad Roem. Sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh Herman van
Roijen. Sehingga disebut perjanjian Roem Roijen.
Dari hasil perundingan Roem-Royen disepakati bersama oleh pihak Belanda dan Indonesia
bahwasanya :
1. Pihak Belanda harus menghentikan agresi militer ke wilayah Indonesia
2. Belanda mesti sukarela membebaskan semua tawanan perangnya
3. Pihak Indonesia harus melakukan penghentian perang gerilya
Setelah selesai perundingan Roem Roijen dilanjutkan dengan perundingan Konferensi Meja Bundar
(KMB) di Belanda pada tanggal 23 Agustus 1949. Hasil perundingan KMB menyatakan bahwa
kerajaan Belanda mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia. Sehingga pada tanggal 27
Desember 1949 dilakukan penyerahan kedaulatan Indonesia ke tangan Mohammad Hatta sebagai
perwakilan bangsa dan negara Indonesia.
Sejak saat itulah sejarah revolusi Indonesia secara fisik dan diplomasi berakhir. Bentuk perjuangan
semacam itu terbukti mampu membawa Indonesia menjadi negara merdeka dan berdaulat secara
internasional sampai saat ini.

Anda mungkin juga menyukai