Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FARMAKOLOGI BAHAN ALAM ANTIBAKTERI

Disusun oleh :

KELOMPOK 2

David Rumanasen (20180511064030)

Jessy K. Matuan (20180511064062)

Khoirul Huda (20180511064084)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

TAHUN

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3

2.1 Aktivitas Anti Bakteri dan Efeknya ............................................................ 3

2.2 Bahan Alam sebagai Antibakteri .................................................................... 5

BAB III KESIMPULAN ................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia penyakit infeksi masih merupakan penyebab kematian
tertinggi. Selain itu, penggunaan antibakteri atau antiinfeksi masih dominan
dalam pelayanan kesehatan. Beberapa penyebab infeksi diantaranya adalah
bakteri Pseudomonas aeruginosa, Shigella sonnei dan Staphylococcus aureus.
Antibakteri merupakan zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan
mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang
merugikan. Mekanisme kerja dari senyawa antibakteri diantaranya yaitu
menghambat sintesis dinding sel, menghambat keutuhan permeabilitas dinding
sel bakteri, menghambat kerja enzim, dan menghambat sintesis asam nukleat
dan protein (Dwidjoseputro, 1980).
Salah satu zat antibakteri yang banyak dipergunakan adalah antibiotik.
Antibiotik adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan atau diturunkan oleh
organisme hidup termasuk struktur analognya yang dibuat secara sintetik,
yang dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam
kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme. Antibiotik merupakan obat
yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Salah satu penyakit infeksi yang sering mendapat terapi antibiotika adalah
diare.
Diare merupakan suatu kondisi dimana seseorang buang air besar
dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari
(Depkes RI, 2011). Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia
dan juga merupakan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang
sering disertai dengan kematian. Menurut hasil Riskesdas 2007, diare
merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita
(25,2%), sedangkan pada golongan semua umur merupakan penyebab
kematian yang keempat (13,2%). Jumlah Kejadian Luar Biasa (KLB) pada

1
penderita diare tahun 2013 sebesar 646 kasus. Angka kematian akibat KLB
diare tertinggi terjadi di Sumatera Utara, yaitu sebesar 11,76% (Kemenkes RI,
2014)
Escherichia coli merupakan salah satu bakteri penyebab penyakit
diare. Bakteri ini bekerja dengan mekanisme melalui enterotoksin dan invasi
mukosa. Kebanyakan pasien yang terinfeksi bakteri ini mengalami gejala
seperti diare (feses berlendir), mual dan kejang abdomen. Lamanya penyakit
ini rata-rata 5 hari Salmonella typhi merupakan bakteri penyebab demam
tiphoid. Penyakit thipoid adalah suatu penyakit sistemik dan memberikan
gejala primer yang berhubungan dengan traktus gastrotestinal. Bakteri ini
selalu masuk melalui jalan oral, biasanya dengan cara mengkontaminasi
makanan dan minuman ini biasanya adalah makan terkontaminasi. Demam
tioid ditandai dengan demam panjang, delirium, nyeri abdomen dan diare.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aktivitas Anti Bakteri dan Efeknya


Antibakteri adalah senyawa yang digunakan untuk mengendalikan
pertumbuhan bakteri yang bersifat merugikan. Pengendalian pertumbuhan
mikroorganisme bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit dan infeksi,
membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi, dan mencegah
pembusukan serta perusakan bahan oleh mikroorganisme. Antimikrobia
meliputi golongan antibakteri, antimikotik, dan antiviral (Ganiswara, S.G.,
1995).
Mekanisme penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh
senyawa antibakteri dapat berupa perusakan dinding sel dengan cara
menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai terbentuk,
perubahan permeabilitas membran sitoplasma sehingga menyebabkan
keluarnya bahan makanan dari dalam sel, perubahan molekul protein dan asam
nukleat, penghambatan kerja enzim, dan penghambatan sintesis asam nukleat
dan protein. Di bidang farmasi, bahan antibakteri dikenal dengan nama
antibiotik, yaitu suatu substansi kimia yang dihasilkan oleh mikroba dan dapat
menghambat pertumbuhan mikroba lain. Senyawa antibakteri dapat bekerja
secara bakteriostatik, bakteriosidal, dan bakteriolitik.

Menurut Madigan dkk. (2000), berdasarkan sifat toksisitas


selektifnya, senyawa antimikrobia mempunyai 3 macam efek terhadap
pertumbuhan mikrobia yaitu:

1. Bakteriostatik memberikan efek dengan cara menghambat pertumbuhan


tetapi tidak membunuh. Senyawa bakterostatik seringkali menghambat
sintesis protein

3
atau mengikat ribosom. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan
antimikrobia pada kultur mikrobia yang berada pada fase logaritmik.
Setelah penambahan zat antimikrobia pada fase logaritmik didapatkan
jumlah sel total maupun jumlah sel hidup adalah tetap.

2. Bakteriosidal memberikan efek dengan cara membunuh sel tetapi tidak


terjadi lisis sel atau pecah sel. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan
antimikrobia pada kultur mikrobia yang berada pada fase logaritmik.
Setelah penambahan zat antimikrobia pada fase logaritmik didapatkan
jumlah sel total tetap sedangkan jumlah sel hidup menurun.
3. Bakteriolitik menyebabkan sel menjadi lisis atau pecah sel sehingga
jumlah sel berkurang atau terjadi kekeruhan setelah penambahan
antimikrobia. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan antimikrobia
pada kultur mikrobia yang berada pada fase logaritmik. Setelah
penambahan zat antimikrobia pada fase logaritmik, jumlah sel total
maupun jumlah sel hidup menurun.
Mekanisme penghambatan antibakteri dapat dikelompokkan
menjadi lima, yaitu menghambat sintesis dinding sel mikrobia, merusak
keutuhan dinding sel mikrobia, menghambat sintesis protein sel mikrobia,
menghambat sintesis asam nukleat, dan merusak asam nukleat sel
mikrobia.
Daya antimikrobia diukur secara in vitro agar dapat ditentukan
kemampuan suatu zat antimikrobia (Jawetz, 2001). Adanya fenomena
ketahanan tumbuhan secara alami terhadap mikrobia menyebabkan
pengembangan sejumlah senyawa yang berasal dari tanaman yang
mempunyai kandungan antibakteri dan antifungi (Griffin, D.H., 1981)

4
2.2 Bahan Alam sebagai Antibakteri
1) Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum)
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Zingiberalis
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale rosc
Varietas : Zingiber officinale var. Rubrum

Kandungan yang dimiliki jahe merah yaitu, Gingerol yang memiliki


aktivitas antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, antikarsinogenik,
antimutagenik, antitumor. Kandungan senyawa metabolit sekunder pada
tanaman jahe-jahean terutama dari golongan flavonoid, fenol,
terpenoid,dan minyak atsiri. Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan
tumbuhan Zingiberaceae ini umumnya dapat menghambat pertumbuhan
patogen yang merugikan kehidupan manusia, diantaranya bakteri
Escherichia coli dan Bacillus subtilis, serta beberapa mikroba lainya.
Mulyani (2010) menyatakan bahwa ekstrak segar rimpang jahe-jahean
mengandung beberapa komponen minyakatsiri yang tersusun dari α-pinena,
kamfena, kariofilena, β-pinena, α-farnesena, sineol, dl-kamfor,
isokariofilena, kariofilena-oksida, dan germakron yang dapat menghasilkan
antimikroba untuk menghambat pertumbuhan mikroba. (Prasetyo, 2016).

2) Daun Binahong (Anredera scandens (L.))


Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Basellaceae
Genus : Anredera
Species : Anredera cardifolia (Ten.)

5
Kandungan Tanaman Binahong diketahui mengandung saponin
triterpenoid, flavonoid dan minyak atsiri (Rachmawati, S, 2008). bersifat
bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri). Berdasarkan pengujian
Spektrum UV-VIS dalam ekstrak daun binahong terdapat senyawa flavonoid,
golongan auron. Dugaan golongan auron didukung oleh data spektrum IR
ekstrak daun binahong yang menunjukkan adanya serapan kuat gugus OH
pada daerah bilangan gelombang 3381 cm-1 dan serapan khas pada daerah
bilangan gelombang 1735 cm-1 menunjukkan adanya C=O. (Fanna Veronita,
2017).
Ekstrak daun binahong selanjutnya dilakukan uji antibakteri dan
diformulasikan menjadi sediaan hand sanitizer. Uji antibakteri dilakukan
dengan waktu inkubasi 1 x 24 jam. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
diameter daerah hambat ekstrak daun binahong dapat menghambat
pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus
Daun Binahong dapat menghambat dinding sel bakteri E. coli dan S.
aureus. Hal ini karena dinding bakteri Gram positif banyak mengandung
peptidoglikan sedangkan dinding bakteri Gram negatif banyak mengandung
lipopolisakarida (Pratiwi; 2008). Struktur dinding sel bakteri Gram negatif
lebih tipis dibandingkan dengan bakteri Gram positif. Selain itu komponen
dinding sel bakteri Gram negatif mempunyai kandungan lipid tinggi (11 -
22%) sedangkan kandungan lipid rendah (1 – 4%) pada bakteri Gram positif.

3) Daun Afrika ( Vernonia amygdalina Del.)


Klasifikasi

Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Vernonia

Spesies : Vernonia amygdalina Del.

6
Mekanisme kerja :

• Flavonoid : Kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom,

dan lisosom dan sebagai hasil interaksi antara

Flavonoid dengan DNA bakteri (Cushnie, T.P., 2005)

• Tanin : Menghambat enzim reverse transcriptase dan DNA

topoisomerase sehingga sel bakteri tidak dapat

terbentuk.

• Steroid : Menyebabkan kebocoran pada ribosom.

7
BAB III
KESIMPULAN

a. Simpulan
Berdasarkan materi bahan alam yang berkhasiat sebagai antibiotik
maka dapat kami simpulkan bahwa :
Tumbuhan obat Antibiotik yang menjadi pembahasan dalam materi
ini adalah jahe merah, Daun Binahong dan daun afrika yang dimana
terkandung beberapa senyawa biokimia yang berperan sebagai anti bakteri
yaitu mengambat dan membunu bakteri dengan ini kami sebagai
mahasiswa farmasi UNCEN dapat mempelajari dan mengetahui berbagai
tumbuhan yang bermanfaat yang dimana dinyatakan sebagai obat Anti-
bakteri.
b. Saran
 Sebagai mahasiswa Farmasi kami dapat memperdalam pengetahuan
tentang ilmu Farmasi Bahan Alam
 Mahasiswa farmasi harus mampu mengelolah dan meneliti sumber bahan
alam Tumbuhan yang ada di papua sebagai mana dinyatakn sebagai obat
yang berkasihat menyembukan suatu penyakit dan berguna bagi
Masyarakat Papua.

8
DAFTAR PUSTAKA

Cushnie, T.P., L. (2005). Antimicrobial activity of Flavonoids. International Journal of


Antimicrobial Agents, 26:343-356.

Depkes RI. (2011). Buku Saku Petugas Kesehatan: Lintas Diare Lima Langkah
Tuntaskan Diare. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.: Gramedia.

Dwidjoseputro, D. (1980). Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta.

Fanna Veronita, N. W. (2017). Isolasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Daun Binahong serta
Aplikasinya sebagai Hand Sanitizer. Indonesian Journal of Chemical Science,
139-144.

Ganiswara, S.G. (1995). Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, Bagian Farmakologi. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Griffin, D.H. (1981). Fungal Physiology. John willy and Son. Jakarta: Inc. New York.

Jawetz, E. M. (2001). Mikrobiologi Kedokteran, Edisi XXII, diterjemahkan oleh Bagian


Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika.

Kemenkes RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.

Prasetyo, H. (2016, Juni 1). Uji Antibakteri Ekstrak Jahe Merah Zingiber officinale var
Rubrum terhadap Staphylococcusaureus dan Escherichia coli. p. Vol 2. No 1.

Rachmawati, S. (2008). Studi Makroskopi, Mikroskopi dan Skrining Fitokimia Daun


Anrederra cardifolia (Ten.) Steenis, Thesis. Surabaya: Airlangga University.

Anda mungkin juga menyukai