MAKALAH ANTIBAKTERI - Kelompok 1
MAKALAH ANTIBAKTERI - Kelompok 1
Disusun oleh :
KELOMPOK 1
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2021
DAFTAR ISI
BAB. 1 PENDAHULUAN……………………………………….....................3
BAB 2. PEMBAHASAN……………………………………………………... 4
2.1. Aktivitas Anti Bakteri dan Mekanisme………………………………………….4
2.3. Antibiotik………………………………………………………………………..6
BAB.3. PENUTUP……………………………………………………….....…8
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………………8
Daftar Pustaka………………………………………………………………………......... 9
BAB. 1 PENDAHULUAN
Antibakteri hanya mampu dipergunakan bila mempunyai sifat tosik selektif, berfaedah
mampu membunuh bakteri yang mengakibatkan penyakit tetapi tidak beracun untuk
penderitanya.
Resistensi sel mikroba adalah suatu sifat tidak terganggunya sel mikroba oleh
antimikroba (Setiabudy dan Gan, 1995). Resistensi mikroba terhadap obat terjadi akibat
perubahan genetik dan dilanjutkan serangkaian proses seleksi oleh obat antimikroba.
Faktor yang mempengaruhi sifat resistensi mikroba terhadap antimikroba terdapat pada
unsur yang bersifat genetik seperti DNA, plasmid dan kromosom (Jawetz, 2001).
2. Bakteriosidal : Memberikan efek dengan cara membunuh sel tetapi tidak terjadi lisis
sel atau pecah sel. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan antimikrobia pada kultur
mikrobia yang berada pada fase logaritmik. Setelah penambahan zat antimikrobia pada
fase logaritmik didapatkan jumlah sel total tetap sedangkan jumlah sel hidup menurun.
3. Bakteriolitik : Menyebabkan sel menjadi lisis atau pecah sel sehingga jumlah sel
berkurang atau terjadi kekeruhan setelah penambahan antimikrobia. Hal ini ditunjukkan
dengan penambahan antimikrobia pada kultur mikrobia yang berada pada fase
logaritmik. Setelah penambahan zat antimikrobia pada fase logaritmik, jumlah sel total
maupun jumlah sel hidup menurun.
Sitoplasma seluruh sel hidup dibatasi oleh selaput sitoplasma yang bekerja
sebagai penghalang dengan permeabilitas selektif, memainkan fungsi
pengangkutan sehingga dapat mengendalikan susunan sel. Bila integritas fungsi
selaput sitoplasma terganggu misalnya oleh zat bersifat surfaktan sehinga
permeabilitas dinding sel berubah atau bahkan menjadi rusak, maka komponen
penting, seperti protein, asam nukleat, nukleotida, dan lain-lain keluar dari sel
dan sel berangsur-angsur mati.
2.3. Antibiotik
Antibiotik adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah
infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan cara membunuh dan menghentikan bakteri
berkembang biak di dalam tubuh. Antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengatasi
infeksi akibat virus, seperti flu.
Antibiotik juga dapat diberikan sebagai langkah pencegahan infeksi bakteri atau
dalam dunia medis dikenal sebagai profilaksis. Orang-orang yang diberikan antibiotik
untuk profilaksis adalah orang yang memiliki risiko tinggi mengalami infeksi bakteri,
seperti ketika orang tersebut menjalani operasi glaukoma atau operasi penggantian
sendi.
2. Bawang putih
Bawang putih dikenal sebagai antibakteri alami. Zat bioaktif yang berperan
sebagai antibakteri dalam bawang putih adalah allicin yang mudah menguap
(volatil) dengan kandungan sulfur. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa
bawang putih mampu menghambat bakteri, baik bakteri Gram positif maupun
Bawang putih dikenal sebagai antibakteri alami. Zat bioaktif yang berperan sebagai
antibakteri dalam bawang putih adalah allicin yang mudah menguap (volatil) dengan
kandungan sulfur. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa bawang putih
mampu menghambat bakteri, baik bakteri Gram positif maupun
Gram negatif. Penelitian Prihandani et al. (2015) menunjukkan bahwa bawang putih
efektif menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus, E.coli, S. typhimuriumdan P.
aeruginosa pada konsentrasi 50%, 25% dan 12,5%. Semakin tinggi konsentrasi bawang
putih, semakin besar diameter daya hambat (DDH) yang dihasilkan, artinya aktivitas
antibakteri semakin tinggi. Bawang putih yang memiliki antibakteri alami Gram negatif.
Penelitian Prihandani et al. (2015)
3. Jahe
Jahe yang lebi banyak digunakan sebagai obat anti bakteri karena mengandung
minyak asiri oleorennya paling tinggi dibandingkan jenis jahe yang lain. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bahan aktif jahe (glugera) mampu menghambat pertumbuhan
bakteri (lantera2002)
BAB.3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari kelompok kami bahwa dengan materi ini kami bisa mengetahui tahanan apa saja
yang bisa menjadi obat antibakteri dan setiap tanaman obat ini mengandung zat aktif di
dalamnya dan sangat bermanfaat bagi manusia tanaman ada beberapa tanaman juga yang
biasa digunakan sebagai bahan tambahan untuk makanan
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, D., Mulyani, Sri., 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi), Jilid 1, 90-93,
Jawetz, E., Melnick, J. L., Adelberg, E. A., 2001, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi
Nisa, L.C., Rahayu, T., 2014. Aktivitas Antibakteri Kulit Kayu Manis
(cinnamomum burmanni) penerbit, jakarta 2014.
Setiabudy, R., Gan, V. H. S., 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi keempat, 571-