https://drive.google.com/drive/folders/1txwxLUF3xZ16pnXbhw8XTCC-
xFBF5mwv?usp=sharing
Font judul : Poppins Extra Bold
Font isi : Montserrat Classic
1
BAGIAN 1
PENDAHULUAN
BAGIAN 2
DEMOGRAFI PERKARA
2
Jenis Kelamin Terdakwa Peredaran Gelap Narkotika
n = 616
3
Tahukah Kamu?
2 dari 5 Terdakwa Peredaran Gelap Narkotika adalah Pengguna Terakhir
(End User)
Dari seluruh terdakwa perkara peredaran gelap narkotika, 44.6 persen adalah
Pengguna Terakhir. Pengguna Terakhir (end user) adalah orang yang melakukan
perbuatan-perbuatan seperti: memiliki, menyimpan, menguasai, atau membeli
narkotika dengan tujuan untuk digunakan sendiri (konsumsi pribadi). Alih-alih
dikenakan pasal Penyalahguna Narkotika (Ps. 127 UU Narkotika), mereka justru
dikenakan pasal Peredaran Gelap Narkotika (umumnya Ps. 111 dan 112 UU
Narkotika), dengan ancaman pidana minimum khusus 4 tahun penjara.
Berbeda drastis, penegakan hukum terhadap Produsen malah hanya 0.4 persen,
dan Bandar hanya 12.9 persen. Data menunjukkan bagaimana prioritas
penegakan hukum masih dititikberatkan pada perkara-perkara kecil/ringan.
4
Berat Barang Bukti Sabu pada Perkara Peredaran Gelap Narkotika
n = 616
5
Tahukah Kamu?
2 dari 5 Terdakwa Perkara Peredaran Gelap Narkotika di Indonesia
Mengedarkan Narkotika dalam Jumlah Sangat Kecil
Adapun ketentuan rentang pemakaian narkotika 1 (satu) hari ini adalah (salah
satu) persyaratan ambang batas penggunaan narkotika untuk dapat
direhabilitasi.
Artinya, 40.6 persen (38.8 + 1.8) dari seluruh terdakwa peredaran gelap narkotika
sebenarnya telah memenuhi (salah satu) persyaratan rehabilitasi.
6
kesalahan (geen straf zonder schuld).
7
terdakwa yang didakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana mati, atau pidana penjara 15 tahun atau lebih, di mana banyak
di antaranya adalah pasal-pasal Peredaran Gelap Narkotika, seperti Ps.
111 ayat (2), Ps. 112 ayat (2), Ps. 114 ayat (1) dan (2).
8
⦁ Peran Terdakwa Penyalahguna Narkotika
Jenis barang bukti narkotika yang paling sering digunakan adalah Sabu,
yaitu sebesar 85.5 persen. Berbeda jauh, di urutan kedua adalah Ganja,
yaitu sebesar 10.7 persen.
9
n = 745
10
Tahukah Kamu?
7 dari 10 Terdakwa Perkara Penyalahguna Narkotika di Indonesia adalah
Pemakai Harian
Adapun ketentuan rentang pemakaian narkotika 1 (satu) hari ini adalah (salah
satu) persyaratan ambang batas penggunaan narkotika untuk dapat
direhabilitasi.
Artinya, 71.3 persen (64.8 + 6.5) dari seluruh terdakwa penyalahguna narkotika
sebenarnya telah memenuhi (salah satu) persyaratan rehabilitasi.
11
UU Narkotika 32/2009)
n = 112
BAGIAN 3
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMIDANAAN
12
dalam rentang 4-8 tahun. Tidak jauh berbeda, 33.0 persen terdakwa
diputus dalam rentang 0-4 tahun, artinya sebagian dari kategori yang
terakhir ini telah diputus di bawah ancaman pidana minimum khusus
dalam undang-undang.
23.8 persen dari seluruh terdakwa Peredaran Gelap Narkotika (147 dari
616 terdakwa) diputus dengan pidana di bawah ancaman minimum
khusus. Artinya, berdasarkan fakta hukum di persidangan, hakim
memandang bahwa terdakwa sebenarnya adalah Penyalahguna
Narkotika, meskipun hakim menyatakan terdakwa terbukti melakukan
peredaran gelap narkotika. Hal ini dapat disebabkan beberapa hal, di
antaranya karena jaksa tidak mendakwakan dengan Pasal
Penyalahguna Narkotika (Ps. 127 UU Narkotika). Adapun terhadap
perkara-perkara yang diputus di bawah ancaman pidana minimum
khusus tersebut, 74.2 persen diputus dengan Pasal Peredaran Gelap
Narkotika: memiliki, menyimpan, menguasai narkotika (Ps. 112 UU
Narkotika 32/2009).
Model Summary
R Adjusted R Std. Error of
Model R Square Square the Estimate
1 .860a .740 .739 1.291
13
a. Predictors: (Constant), Tuntutan Jaksa (Penjara)
Berdasarkan hasil uji kekuatan pengaruh (uji regresi), diketahui bahwa terdapat
pengaruh yang bersifat sangat kuat (R atau kekuatan pengaruh = 0,860) antara
besaran tuntutan Jaksa (penjara) dengan besaran putusan Hakim (penjara).
Adapun tuntutan Jaksa (penjara) juga menyumbang pengaruh terhadap
putusan Hakim (penjara) sebesar 74,0 persen. Dari data ini, pertanyaan kritis
muncul terhadap kedudukan independensi hakim dalam menentukan berat
ringannya pidana (straftoemeting).
Model Summary
R Adjusted R Std. Error of
Model R Square Square the Estimate
1 .330a .109 .108 2.387
a. Predictors: (Constant), Peran Terdakwa
Berdasarkan hasil uji kekuatan pengaruh (uji regresi), diketahui bahwa terdapat
pengaruh yang bersifat sedang (R atau kekuatan pengaruh = 0,330) antara
peran terdakwa dengan besaran putusan Hakim (penjara). Adapun peran
terdakwa juga menyumbang pengaruh terhadap putusan Hakim (penjara)
sebesar 10,9 persen.
14
Model Summary
R Adjusted R Std. Error of
Model R Square Square the Estimate
1 .548a .300 .299 1.867
a. Predictors: (Constant), Berat Barang Bukti (Sabu
dan Ganja)
Berdasarkan hasil uji kekuatan pengaruh (uji regresi), diketahui bahwa terdapat
pengaruh yang bersifat kuat (R atau kekuatan pengaruh = 0,548) antara berat
barang bukti (Sabu & Ganja) dengan besaran putusan Hakim (penjara).
Adapun berat barang bukti (Sabu & Ganja) juga menyumbang pengaruh
terhadap putusan Hakim (penjara) sebesar 30.0 persen.
15
Tahukah Kamu?
Dalam Menentukan Berat Ringannya Pidana, Jumlah/Berat Barang Bukti
Narkotika Memiliki Pengaruh 3x Lebih Kuat daripada Peran Terdakwa!
Berdasarkan uji kekuatan pengaruh (uji regresi), diperoleh fakta bahwa pengaruh
Jumlah/Berat Barang Bukti Narkotika terhadap Besaran (Lamanya) Putusan
Hakim (Penjara) adalah sebesar 30.0 persen (pengaruh: kuat); sedangkan
pengaruh Peran Terdakwa hanya sebesar 10.9 persen (pengaruh: sedang).
16
Barang Bukti pada Perkara Penyalahguna Narkotika, di mana 71.3 persen
adalah pengguna harian yang seharusnya berpeluang untuk direhabilitasi.
17
Tahukah Kamu?
Hampir 2 dari 5 Terdakwa Penyalahguna Narkotika Terbuka Peluang untuk
Dihukum dengan Pidana Percobaan / Pidana Bersyarat
18
Tahukah Kamu?
Kebijakan Jangka Waktu Pelaksanaan Rehabilitasi pada Perkara Narkotika
Masih Beragam!
Model Summary
R Adjusted R Std. Error of
Model R Square Square the Estimate
1 .751a .564 .564 6.010
19
a. Predictors: (Constant), Tuntutan (Penjara)
Berdasarkan hasil uji kekuatan pengaruh (uji regresi), diketahui bahwa terdapat
pengaruh yang bersifat kuat (R atau kekuatan pengaruh = 0,751) antara
besaran tuntutan Jaksa (penjara) dengan besaran putusan Hakim (penjara).
Adapun tuntutan Jaksa (penjara) juga menyumbang pengaruh terhadap
putusan Hakim (penjara) sebesar 56,4 persen. Dari data ini, pertanyaan kritis
muncul terhadap kedudukan independensi hakim dalam menentukan berat
ringannya pidana (straftoemeting).
20
Terdakwa memberikan keterangan
yang berbelit-belit dan tidak
7,6%
mengakui dan mempersulit
persidangan
Terdakwa sudah pernah dihukum
7,5%
sebelumnya
Terdakwa merupakan anggota
2,6%
sindikat peredaran narkotika
Terdakwa menyimpan barang bukti
narkotika dengan jumlah yang 2,4%
sangat besar
Perbuatan terdakwa dilakukan di
2,1%
Lembaga Pemasyarakatan
Perbuatan Terdakwa sangat
bertentangan dengan tekad,
keinginan dan harapan masyarakat 1,5%
umum untuk memberantas
peredaran narkotika
Terdakwa merupakan aparat
1,3%
penegak hukum (APH)
21
⦁ Keadaan-Keadaan yang Meringankan Hukuman pada Perkara
Peredaran Gelap Narkotika
22
Jumlah narkotika kecil 0,5%
Terdakwa memiliki narkotika
tujuannya untuk digunakan bukan 0,5%
diedarkan
23
Perbuatan terdakwa merugikan diri
7,7%
sendiri
Perbuatan terdakwa semakin
menumbuh kembangkan peredaran 2,4%
gelap narkotika
Terdakwa pernah dihukum dalam
1,7%
perkara tindak pidana narkotika
Perbuatan Terdakwa dapat
menggoyahkan sendi-sendi disiplin 1,2%
Keprajuritan TNI
Terdakwa pernah dihukum 1,2%
Perbuatan terdakwa dapat
mencemarkan citra TNI di mata 0,9%
masyarakat
Bahwa sejak awal terdakwa
mengetahui perbuatan yang
0,9%
dilakukan merupakan perbuatan
yang dilarang undang-undang
24
asas semua orang dianggap mengetahui hukum (fiksi hukum).
25
tolak ukur yang jelas.
BAGIAN 4
DISPARITAS PEMIDANAAN
26
Narkotika yang Serupa
Berbeda dari persentase disparitas besaran (lamanya) pidana yang cukup tinggi,
disparitas bentuk pidana (strafsoort) pada perkara-perkara penyalahguna
narkotika dengan karakteristik serupa hanya mencapai 4.4 persen. Adapun
terhadap perkara-perkara serupa tersebut dipidana dengan varian bentuk pidana
(strafsoort) yang berbeda-beda, yang dapat dilihat pada tabel berikut:
27
Jumlah
Jumlah Varian Varian Bentuk Pidana
KETERANGAN
Terdakwa Bentuk (Strafsoort)
Pidana
Kategori/Kelompok 1 3 2 2 Penjara
1 Penjara dan Rehabilitasi
Kategori/Kelompok 2 10 2 9 Penjara
1 Rehabilitasi
Kategori/Kelompok 3 9 2 6 Penjara
3 Penjara dan Rehabilitasi
Kategori/Kelompok 4 2 2 1 Penjara
1 Penjara dan Rehabilitasi
28