Anda di halaman 1dari 22

LAMPIRAN KEPUTUSAN

DIREKTUR RSUD INDRASARI RENGAT


Nomor :
Tanggal :

PEDOMAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL


EMERGENSI KOMPREHENSIF

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui bahwa angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia masih tertinggi di antara negara
ASEAN dan penurunannya sangat lambat. Rencana Strategis Kementrian
Kesehatan tahun 2020-2024 menyebutkan bahwa kondisi umum dan
permasalahan Kesehatan Ibu dan anak di Indonesia antara lain : Angka
Kematian Ibu (AKI) 305/100.000 kelahiran hidup (SUPAS,2015) dan Angka
Kematian Neonatal (AKN) 15/1000 kelahiran hidup (SDKI,2017). Penurunan
AKI dan AKN sudah terjadi namun angka penurunannya masih dibawah target
RPJMN. Target RPJMN 2024 yaitu AKI 183/100.000 kelahiran hidup dan AKN
10/1000 kelahiran hidup.
Penyebab utama kematian Ibu adalah hipertensi dalam kehamilan dan
perdarahan pasca persalinan (post partum). Sedangkan, penyebab kematian
pada kelompok perinatal disebabkan oleh komplikasi intra partum sebanyak
28,3% dan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 19%
(SRS,2016). Ini menggambarkan bahwa kondisi Ibu sebelum dan selama
kehamilan sangat menentukan persalianan dengan kondisi bayi yang
dilahirkan. Mengingat hal itu, maka proses persalinan dan perawatan bayi
harus dilakukan dalam sistem terpadu. Pelayanan obstetri dan neonatal
regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir
secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingginya AKI dan AKB
adalah proses rujukan yang masih belum mantap, antara lain karena rujukan
yang terhambat dan ketidaksiapkan fasilitas kesehatan terutama ditingkat
rujukan primer (Puskesmas) dan tingkat rujukan sekunder (RS
Kabupaten/Kota) untuk melakukan pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi
Komprehensif (PONEK)

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 1


Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan
dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat
berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci
keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai
kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen yang handal. Untuk mencapai
kompetensi dalam bidang tertentu, tenaga kesehatan memerlukan pelatihan-
pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan
perilaku dalam pelayanan kepada pasien.
Menurut data kunjungan tahun 2021 di Rumah Sakit Umum Indrasari
Rengat (berkaitan dengan masa pandemic covid-19) didapatkan angka
kematian ibu sebesar 10 dari 560 jumlah persalinan ( 1,7%) dan angka
kematian bayi sebesar 39 bayi dari jumlah persalinan dirumah sakit dan
rujukan dari faskes lainnya.
Penyebab kematian kematian ibu terbanyak adalah perdarahan 3
(30%), Eklamsi 3 (30%) ,Ibu bersalin dan nifas dengan Covid-19 3 (30%)
Enselopati Wickle 1 (10%). Sedangkan kematian bayi terbanyak adalah
asfiksia 18 bayi (%), Sepsis 2 bayi (%), BBLR 15 bayi (%).

B. TUJUAN PEDOMAN
a. Sebagai pedoman bagi para pelaksana kesehatan di rumah sakit.
b. Menjalankan program pemerintah dalam pelaksanaan ponek 24 jam.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Rumah Sakit Umum Daerah Indrasari Rengat merupakan rumah sakit
rujukan tertinggi yang berada di Kabupaten Indragiri Hulu. Selain itu Rumah
Sakit Umum Daerah Indrasari Rengat juga memberikan pelayanan kesehatan
bagi pasien umum maupun peserta jaminan kesehatan. Pelayanan yang
dilakukan yaitu PONEK Rumah Sakit kelas C.

D. BATASAN OPERASIONAL

Rumah sakit PONEK 24 jam adalah rumah sakit yang


menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara
komprehensif dan terintegrasi 24 jam.

Pelayanan obstetric dan neonatal regional merupakan upaya


penyediaan. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komperhensif
(PONEK) di rumah sakit. Rumah sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari
sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal yang
berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 2


Rumah Sakit Umum Daerah Indrasari Rengat merupakan rumah sakit
penyedia Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komperhensif (PONEK) 24
jam yang mempunyai dokter spesialis Obstetri dan Ginecology serta spesialis
Anak yang siap 24 jam didukung UGD, IBS, Radiologi dan Laboratorium yang
buka 24 jam serta fasilitas penangann BBLR (bayi Baru Lahir Rendah) dan
bayi dengan gangguan nafas yaitu inkubator, monitor, foto terapi, CPAP serta
infant varmer.

Adapun upaya PONEK dalam pemberian pelayanan pada pasien meliputi :

1) Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitive.


2) Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan.
3) Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparatomi, dan sektio
saesarea.
4) Perawatan intensif ibu dan bayi.
5) Pelayanan Asuhan Ante Natal Resiko Tinggi.

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 3495)
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (Lembaran Negara RI tahun 2004 Nomor 116,
Tmbahan Lembaran Negara RI Nomor 4431.
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437)
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 159b/Menkes/SK/Per/II/1988
tentang Rumah Sakit.
5. Peratuan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan.
6. Peratuan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di
Lingkungan Departemen Kesehatan.
7. Peratuan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
512/Menkes/Per/XI/2007 tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 3


9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional, diatur
Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat.
10. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Indrasari Rengat
Nomor ...........tentang Pembentukan TIM Pelayanan Obstetri dan
Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK).

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

1. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Tim PONEK esensial terdiri dari 1 orang doker spesialis kebidanan dan
kandungan, 1 orang dokter spesialis anak, 1 orang dokter di instalasi gawat
darurat, 1 orang bidan dan 1 orang perawat yang telah mempunyai kualifikasi
pelatihan PONEK.

2. DISTRIBUSI KETENAGAAN
a. Instalasi gawat darurat
b. Poliklinik Obstetri dan Gynekologi
c. Ruang bersalin
d. Ruang perinatal

3. PENGATURAN JAGA dan URAIAN TUGAS


Pengaturan jadwal jaga tenaga perawat dan bidan dilakukan oleh
masing-masing kepala ruangan berdasarkan SPO yang ada di Rumah Sakit
Umum Daerah Indrasari Rengat. Pengaturan jadwal jaga tenaga dokter
dilakukan oleh komite medik Rumah Sakit Umum Daerah Indrasari Rengat.

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 4


BAB III
STANDAR FASILITAS

1. Standar Fasilitas/Sarana dan Prasarana


Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaraan PONEK
harus dipenuhi hal- hal sebagai berikut :
 Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman
 Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang lengkap
 Ruang pulih / observasi pasca tindakan
 Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk koordinasi
internal
a. Kriteria Umum Ruangan
 Struktur Fisik
 Spesifikasi ruang tidak kurang dari 15 – 20 meter persegi
 Lantai porselen, berwarna terang sehingga kotoran mudah terlihat.
 Dinding harus dicat dengan bahan yang bisa dicuci atau dilapis
keramik

2. Kebersihan
 Cat dan lantai harus berwarna terang sehingga kotoran dapat
terlihat dengan mudah
 Ruang harus bersih dan bebas debu kotoran, sampah atau limbah
rumah sakit
 Hal tersebut berlaku pula untuk lantai, mebel, perlengkapan,
instrumen, pintu, jendela, dinding, steker listrik dan langit – langit.
3. Pencahayaan
 Pencahayaan harus terang dan cahaya alami atau listrik
 Semua jendela harus diberi kawat nyamuk agar serangga tidak
masuk

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 5


 Listrik harus berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan
dan semua lampu berfungsi baik dan kokoh
 Tersedia peralatan gawat darurat
 Harus ada cukup lampu untuk setiap neonatus
4. Ventilasi
 Ventilasi, termasuk jendela, harus cukup jika dibandingkan dengan
ukuran ruang
 Kipas angin atau pendingin ruang harus berfungsi baik
 Suhu ruangan harus dijaga 24 -26 derajat celsius.
 Pendingin ruang harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri)
5. Pencucian tangan
 Wastafel, kran dan dispenser harus dipasang pada ketinggian yang
sesuai (dari lantai dan dinding)
 Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka
 Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas air yang
dipasang kokoh didinding, pipa ledeng sesuai dan tidak ada kawat
terbuka
 Harus ada handuk (kain bersih) atau tisu untuk mengeringkan
tangan,diletakkan di sebelah wastafel
b. Kriteria Khusus Ruangan
1. Area cuci tangan di ruang Obstetri dan neonatus
Bila dalam satu ruangan ada tempat tidur lebih dari 1, maka jarak
tempat tidur dengan wastafel harus 6 meter
2. Area resusitasi dan stabilisasi di ruang obstetri dan neoanatus/ UGD
 Paling kecil ruangan berukuran 6 meter persegi dan berada di unit
perawatan khusus
 Kamar PONEK di UGD harus terpisah dari kamar gawat darurat
lain. Sifat privacy ini penting untuk ibu bersalin dan bayi.
Tujuan kamar ini ialah memberikan pelayanan darurat untuk
stabilisasi kondisi pasien, misalnya shock, henti jantung, hipotermi,
asfeksia dan apabila perlu menolong partus darurat serta resusitasi.
 Perlu dilengkapi dengan meja resusitasi bayi dan incubator.
 Kamar PONEK membutuhkan :
 Ruang berukuran 15 meter persegi
 Berisi lemari dan troli darurat
 Tempat tidur bersalin serta tiang infuse
 Pemancar panas/ infant warmer
 Meja kursi
 Aliran udara bersih dan sejuk (AC)

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 6


 Pencahayaan
 Lampu sorot dan lampu tindakan
 Suction
 Defibrilator
 O2 lengkap
 Lemari isi perlengkapan persalinan, vacum, forcep, kuret, obat/
infuse
 Alat resusitasi dewasa dan bayi
 Wastwfel dengan air mengalir dan anti septic
 Alat komunikasi dan telepon ke kamar bersalin
 Nurse station dan lemari rekam medic
 USG mobile
 Sarana pendukung meliputi ; toilet, kamar tunggu keluarga,
kamar persiapan peralatan (linen dan instrumen), kamar kerja
kotor, kamar jaga, ruang sterilisator, dan jalur ke ruang bersalin
(kamar operasi terletak saling berdekatan dan merupakan bagian
dari Unit Gawat Darurat
3. Ruangan Maternal
a. Kamar bersalin
 Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan UGD
 Luas minimal 6 meter persegi per orang. Berarti bagi 1 pasien, 1
penunggu dan 2 penolong diperlukan 4 X 4 meter persegi = 16
meter persegi
 Paling kecil, ruangan berukuran 12 meter persegi (6 meter
persegi untuk masing – masing pasien)
 Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah.
 Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat hadir.
 Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang
orang
 Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama, upayakan
tidak ada keharusan melintas pada ruang bersalin.
 Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit
umum.
 Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar neonatal,
untuk memudahkan transpor bayi dengan komplikasi ke ruang
rawat.
 Idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit terintegrasikan:
kala I, kala 2 dan kala 3 yang berarti setiap pasien diperlakukan
utuh sampai kala 4 ibu bersama bayinya – secara privasi. Bila

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 7


tidak memungkinkan, maka diperlukan dua kamar kala 1 dan
sebuah kamar kala 2.
 Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat (nurse
station) agar memudahkan pengawasan ketat setelah pasien
partus sebelum dibawa ke ruang rawat (post partum).
Selanjutnya bila diperlukan operasi pasien akan dibawa ke kamar
operasi yang berdekatan dengan kamar bersalin.
 Harus ada kamar mandi toliet berhubungan kamar bersalin
 Ruang post partum harus cukup luas, standar 8 meter persegi
per tempat tidur (bed) dalam kamar dengan multibed atau
standar 1 bed minimal 10 m.
 Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset, lemari
 Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar tempat tidur
minimum 1 m s/d 2 m dan antara didinding 1 m.
 Jumlah tempat tidur tidur per ruangan maksimum 4
 Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya dan
udara cukup.
 Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan
 Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi (tanpa ke
koridor)
 Kamar periksa/ diagnostik berisi tempat tidur pasien obgyn, kursi
pemeriksa, meja, kursi, lampu sorot, troli alat, lemari obat kecil,
USG mobile dan troli emergency.
 Kamar periksa harus mempunyai luas sekurang- kurangnya 11
meter persegi. Bila ada beberapa tempat tidur maka per pasien
memerlukan 7 meter persegi. Perlu disediakan toilet yang dekat
dengan ruang periksa.
 Ruang perawat berisi meja, telepon, lemari berisi perlengkapan
darurat/obat
 Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti pada
kamar bersalin.
 Ruang tindakan operasi/ kecil darurat/ one day care, untuk kuret,
penjahitan dsb berisi : meja operasi lengkap, lampu sorot, lemari
perlengkapa operasi kecil, wastafel cuci tangan operator, mesin
anastesi, inkubator, perlengkapan kuret dsb.
 Ruang tunggu bagi keluarga pasien : minimal 15 meter persegi
berisi meja, kursi serta telepon.
b. Unit Perawatan Intensif/ Eklamsi/Sepsis

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 8


 Unit ini harus berada di samping ruang bersalin, atau setidaknya
jauh dari area yang sering dilalui.
 Paling kecil, ruangan berukuran 18 meter persegi (6 – 8 meter
persegi untuk masing masing pasien).
 Diruang dengan beberapa tempat tidur, sedikitnya ada jarak 8
kaki (2,4 m) antara ranjang ibu.
 Ruang harus dilengkapi paling sedikit 6 stiker listrik yang
dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik. Steker harus
mampu memasok beban listrik yang diperlukan, aman dan
berfungsi baik.
4. Ruangan Neonatal
a. Unit Perawatan Intensif
 Unit ini harus berada di samping ruang bersalin, atau setidaknya
jauh dari area yang sering dilalui.
 Minimal ruangan berukuran 18 meter persegi (6 – 8 meter
persegi untuk masing – masing pasien).
 Di ruang dengan beberapa tempat tidursedikitnya ada jarak 8
kaki (2,4 m) anatar ranjang bayi
 Harus ada tempat untuk isolasi bayi di area terpisah.
 Ruang harus dilengkapi paling sedikit 6 steker yang dipasang
dengan tepat untuk peralatan listrik.
b. Unit Perawatan Khusus
 Unit ini harus berada di samping ruang bersalin, atau setidaknya
jauh dari area yang sering dilalui
 Minimal ruangan berukuran 12 meter persegi (4 meter persegi
untuk masing – masing pasien)
 Harus ada tempat tidur untuk isolasi bayi di tempat terpisah.
 Paling sedikit harus ada jarak 1 m antara inkubator atau tempat
tidur bayi.
c. Area Laktasi
Minimal ruangan berukuran 6 meter persegi
d. Area Pencucian Inkubator
Minimal ruangan berukuran 6 – 8 meter persegi
5. Ruang Operasi
 Unit operai diperlukan tindakan operasi seksio sesaria dan
laparatomi
 Idealnya sebuah kamar operasi mempunyai luas : 25 meter persegi
dengan lebar minimum 4 m, diluar fasilitas lemari dinding. Unit ini
sekurang – kurangnya ada sebuah bagi bagian kebidanan.

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 9


 Harus disediakan unit komunikasi dengan kamar bersalin. Didalam
kamar operasi harus tersedia : pemancar panas, inkubator dan
perlengkapan resusitasi dewasa dan bayi
 Ruang resusitasi ini berukuran 3 meter persegi, harus tersedian 6
sumber listrik.
 Kamar pulih ialah ruangan bagi pasien pasca bedah dengan
standar luas 8 meter persegi/ bed, sekurang – kurangnya ada 2
tempat tidur selain itu is ruangan ialah meja, kursi perawat, lemari
obat, mesin pemantau tensi/ nadi, oksigen dsb, tempat rekam
medis, inkubator bayi, troli darurat
 Harus di mungkinkan pengawasan langsung dari meja perawat ke
tempat pasien.
 Perlu disediakna alat komunikasi ke kamar bersalin dan kamar
operasi, serta telepon. Sekurang – kurangnya ada 4 sumber listrik/
bed
 Fasilitas pelayanan berikut perlu disediakan untuk unit operasi :
1. Nurse station yang juga berfungsi sebagai tempat pengawas
lalu lintas orang.
2. Ruang kerja kotor yang terpisah dari ruang kerja bersih, ruang
ini berfungsi membereskan alat dan kain kotor. Perlu disediakan
tempat cuci wastafel besar untuk cuci tangan dan fasilitas air
panas/ dingin. Ada meja kerja dan kursi , troli.
3. Saluran pembuangan kotoran/ cairan
4. Kamar pengawasan KO : 10 meter persegi
5. Ruang tunggu keluarga : tersedia kursi, meja dan tersedia toilet
6. Kamar sterilisasi yang berhubungan dengan kamar operasi.
Ada autoklaf besar berguna bila darurat.
7. Kamar obat berisi lemari dan meja untuk distribusi obat.
8. Ruang cuci tangan (scrub) sekurangnya untu 2 orang, terdapat
di depan kamar operasi/ kamar bersalin. Wastafel itu harus
dirancang agar tidak membuat basah lantai. Air cuci tangan
haruslah steril.
9. Ruang kerja bersih, ruang ini berisi meja dan lemari linen, baju
dan perlengkapan operasi, juga terdapat troli pembawa linen.
10. Ruang gas/ tabung gas
11. Gudang alat anastesi : alat/ mesin yang sedang di repasasi –
dibersihkan, meja dan kursi
12. Luas gudang 12 meter persegi : tempat alat – alat kamar
bersalin dan kamar operasi

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 10


13. Kamar ganti pria dan wanita masing – masing 12 meter persegi,
berisi loker, meja dan sofa/ tempat tidur, ada toilet 3 meter
persegi.
14. Kamar diskusi bagi staf dan paramedik 15 meter persegi
15. Kamar jaga dokter 15 meter persegi
16. Kamar jaga paramedik 15 meter persegi.
17. Kamar rumatan rumah tangga (house keeping) berisi : lemari,
meja, kursi, peralatan mesin isap, sapu, ember, perlengkapan
kebersihan, dsb.
18. Ruang tempat brankar dan kursi dorong
6. Ruangan Penunjang harus disediakan seperti :
 Ruang Perawat/ Bidan
 Kantor Perawat
 Ruang Rekam Medis
 Toilet staf
 Ruang staf medik
 Ruang loker staf/ perawat
 Ruang rapat/ konferensi
 Ruang keluarga pasien
 Ruang cuci
 Ruang persiapan diperlukan bila ada kegiatan persiapan alat/
bahan
 Gudang peralatan
 Ruang kotor – peralatan – harus terpisah dari ruang cuci/ steril.
Ruang ini mempunyai tempat cuci dengan air panas – dingin, ada
meja untuk kerja
 Ruang obat : wastafel, meja kerja, dsb
 Ruang linen bersih
 Dapur kecil untuk pembagian makan pasien
7. Prasarana Dan Sarana Penunjang
a. Pelayanan Darah
Pelaksanaan pemenuhan kebutuhan darah dilakukan UTDRS
Indrasari Rengat.
b. Laboratorium
Unit ini harus berfungsi untuk melakukan tes laboratorium dalam
penanganan kedaruratan maternal dalam pemeriksaan hemostasis
penunjang untuk pre eklamsi dan neonatal
c. Radiologi dan USG
Unit ini harus berfungsi untuk diagnosis obstetri dan toraks.

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 11


2. DENAH RUANGAN
Rumah Sakit Umum Daerah Indrasari Rengat memiliki pelayanan PONEK
di IGD bagi pasien gawat darurat maternal dan neonatal. Poliklinik obstetri dan
gynekologi terletak satu jalur dengan ruang IGD. Dan ruang bersalin dan
perinatologi terletak dalam satu gedun
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. PELAYANAN PONEK RUMAH SAKIT KELAS C


Upaya pelayanan PONEK :
a. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif.
b. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang
tindakan.
c. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparatomi dan seksio
saesaria.
d. Perawatan intensif ibu dan bayi.
e. Pelayanan Asuhan Ante Natal Resiko Tinggi.
Ruang Lingkup Pelayanan Ponek RSUD Indrasari Rengat antara lain :
1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis
 Pelayanan Kehamilan
 Pelayanan Persalinan
 Pelayanan Nifas
 Asuhan Bayi Baru Lahir (Level 1)
 Immunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK)

2. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal dengan resiko tinggi


 Masa antenatal
 Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
 Perdarahan pada kehamilan muda
 Gerak janin tidak dirasakan
 Demam dalam kehamilan persalinan
 Kehamilan Ektopik (KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
 Kehamilan dengan nyeri kepala, gangguan penglihatan
 Kejan dan/koma, tekanan darah tinggi
 Masa intranatal
 Persalinan dengan parut uterus
 Persalinan dengan distensi uterus

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 12


 Gawat janin dalam persalinan
 Pelayanan terhadap syok
 Ketuban pecah dini
 Persalinan lama
 Induksi dan akselerasi persalinan
 Aspirasi vacum manual
 Seksio saesaria
 Episiotomi
 Kraniotomi dan kraniosentesis
 Malpresentasi dan malposisi
 Distosia bahu
 Prolapsus tali pusat
 Plasenta manual
 Perbaikan robekan serviks
 Perbaikan robekan vagina dan perineum
 Perbaikan robekan dinding uterus
 Reposisi Inversio Uteri
 Histerektomi
 Sukar bernapas
 Kompresi bimanual dan aorta
 Dilatasi dan kuretase
 Ligase arteri uterina
 Bayi baru lahir dengan asfiksia
 BBLR
 Resusitasi bayi baru lahir
 Anestesia umum dan lokal untuk seksio saesaria
 Anestesi spinal, ketamin
 Blok paraservikal
 Blok pudendal
 Masa Post Natal
 Masa nifas
 Demam pasca persalinan
 Perdarahan pasca persalinan
 Nyeri perut pasca persalinan
 Keluarga Berencana
 Asuhan bayi baru lahir sakit (level 2)
3. Pelayanan Kesehatan Neonatal
 Hiper bilirubinemia
 Asfiksia

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 13


 Trauma kelahiran
 Hipoglikemi
 Kejang
 Sepsis neonatal
 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
 Gangguan pernapasan
 Kelainan jantung (payah jantung, payah jantung bawaan, PDA)
 Gangguan perdarahan
 Renjatan (shock)
 Aspirasi meconium
 Koma
 Kangaroo Mother Care
 Resusitasi Neonatus
 Penyakit Membran Hyalin
 Pemberian minum pada bayi resiko tinggi
4. Pelayanan Ginekologis
 Kehamilan ektopik
 Perdarahan uterus disfungsi
 Perdarahan menorargia
 Kista ovarium akut
 Radang pelvik akut
 Abses pelvik
 Infeksi saluran genitalia
 HIV – AIDS
5. Perawatan Khusus / High Care Unit dan Transfusi Darah
 Intensive Care Unit (ICU)
 Persalinan dengan distensi uterus
 Gawat janin dalam persalinan
 Pelayanan terhadap syok
 Ketuban pecah dini
 Persalinan macet
 Induksi dan akselerasi persalinan
 Aspirasi vacum manual
 Ekstraksi Cunam
 Seksio saesaria
 Episiotomi
 Kraniotomi dan kraniosentesis
 Malpresentasi dan malposisi

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 14


 Distosia bahu
 Prolapsus tali pusat
 Plasenta Manual
 Perbaikan robekan serviks
 Perbaikan robekan vagina dan perineum
 Perbaikan robekan dinding uterus
 Reposisi inversio uteri
 Histerektomi
 Sukar bernapas
 Kompresi bimanual dan aorta
 Dilatasi dan kuretase
 Ligase arteri uterina
 Anestesia umum dan lokal untuk seksio saesaria
 Anestesia spinal, ketamin
 Blok pudenda
 Masa Post Natal
 Masa nifas
 Demam pasca persalinan
 Perdarahan pasca persalinan
 Nyeri perut pasca persalinan
 Keluarga Berencana
 Asuhan bayi baru lahir sakit (level 2)

B. PELAYANAN PENUNJANG MEDIK


1. Pelayanan Darah
a. Jenis Pelayanan
b. Merencanakan kebutuhan darah di RS
c. Menerima darah dari UTDRS yang telah memenuhi syarat Uji saring
(non reaktif) dan telah dikonfirmasi golongan darah
d. Menyimpan darah dan memantau suhu simpan darah
e. Memantau persediaan darah harian / mingguan
f. Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan rhesus pada
donor dan darah recipien
g. Melakukan uji silang serasi antara darah donor dan golongan darah
ABO / rhesus ke unit Tranfusi Darah / UTDRS secara berjenjang.
h. Bagi rumah sakit yang tidak memiliki fasilitas unit tranfusi darah /
Bank darah dianjurkan untuk membuat kerjasama dengan penyedia
fasilitas tersebut.
b. Tempat Pelayanan

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 15


a) Unit Tranfusi Darah / UTD PMI
b) Unit Tranfusi Darah Rumah Sakit
c) Bank darah Rumah Sakit / BDRS
c. Kompetensi
1. Mempunyai kemampuan manajemen pengelolaan tranfusi
darah dan Bank Darah Rumah Sakit.
2. Mempunyai sertifikat pengetahuan dan keterampilan tentang :
 Tranfusi darah
 Penerimaan darah
 Penyimpanan darah
 Pemeriksaan golongan darah
 Pemeriksaan uji silang serasi
 Pemantapan mutu internal
 Pencatatan, pelaporan, pelacakan dan dokumentasi
 Kewaspadaan inuversal (universal precaution)
d. Sumber Daya Manuasia
 Dokter
 Para Medis Teknologi Tranfusi darah (PTTD)
 Tenaga administrator
 Pekarya
e. Ruang Pelayanan Darah
Ukuran minimal 24 m2
f. Fasilitas Peralatan
Peralatan Utama
2. Perawatan Intensif
a. Jenis Pelayanan
 Pemantauan terapi cairan
 Pengawsan gawat nafas / ventilator
 Perawatan sepsis
b. Tempat Pelayanan
 Unit Perawatan Intensif
c. Kompetensi
a) Pelayanan pengelolaan resusitasi segera untuk pasien gawat,
tujangan cardio-respirasi jangka pendek dan mempunyai peran
memantau serta mencegah penyulit pada pasien medik dan
bedah yang beresiko.
b) Ventilasi mekanik dan pemantauan kardio vaskuler sederhana
d. Sumber Daya Manusia

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 16


1) Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan melakukan resusitasi
jantung paru.
2) Dokter Spesialis Anestesiologi
e. Ruang Pelayanan
 Ruang Pelayanan Intensif (ICU) 75 m2
3. Pencitraan
 Radiologi
 USG / Ibu dan Neonatal
4. Laboratorium
 Pemeriksaan rutin darah, urin
 Kultur darah, urin, pus
 Kimia

C. SASARAN PELAYANAN PONEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH INDRASARI


RENGAT
 Angka keterlambatan secsio saesaria (sc) (> 30 menit)
 Angka keterlambatan penyediaan darah (> 60 menit)
 Angka kematian ibu dan bayi
 Kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusu dini (IMD) pada bayi baru
lahir.

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 17


BAB V
STANDAR LOGISTIK

1. Pelayanan obat dipusatkan di instalasi farmasi Rumah Sakit Umum Daerah


Indrasari Rengat
2. Pelayanan laboratorium dipusatkan di laboratorium Rumah Sakit Umum
Daerah Indrasari Rengat
3. Pelayanan Radiologi dipusatkan di Instalasi radiologi / rintgen
4. Obat-obatan Maternal Khusus PONEK :
Keterangan
No Nama Obat
1 Ringer Asetat
2 Dextrose 10%
3 Dextran 40 / HES
4 Adrenalin / Epinefrin
5 Metronidazol
6 Saline 0,9%
7 Kaledex atau ampul KCL
8 Larutan Ringer Laktat
9 Kalsium Glukonat 10%
10 Ampisilin
11 Gentamisin
12 Kortison / Dexametason
13 Aminophyline
14 Transamin
15 Dopamin
16 Dobutamin
17 Sodium Bikarbonat 8,4%
18 mgSO4 40%
19 Nifedipin

5. Obat-obatan Neonatal Khusus PONEK


Keterangan
No Nama Obat
1 Dextrose 10%
2 Dextran 40 / HES
3 N5
4 KCL
5 NaCL 0,9% 25ml

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 18


6 NaCL 0,9% 500ml
7 Kalsium Glukonat 10ml
8 Dopamin
9 Dobutamin
10 Adrenalin / Epinefrin
11 Morphin
12 Sulfas Atropin
13 midazolam
14 Phenobarbital Injeksi
15 MgSO4 20%
16 Sodium Bikarbonat 8,4%
17 Ampisillin
18 Gentamisin

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 19


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Mengacu pada sasaran keselamatan pasien di rumah sakit yaitu :


1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Pengurangan resiko operasi infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan resiko pasien cedera jatuh

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Agar tidak terjadi infeksi silang maka dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi melalui komponen kewaspadaan standar meliputi :
1. Cuci tangan
2. APD (sarung tangan, masker, pelindung mata dan wajah, gaun/apron)
3. Peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Penanganan linen
6. Penanganan limbah
7. Kesehatan karyawan
8. Penempatan pasien
9. Penyuntikan yang aman

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Rumah Sakit dalam melaksanakan program PONEK sesuai dengan pedoman


PONEK yang berlaku, dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :
a. Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi
secara terpadu dan paripurna.
b. Mengembangkan kebijakan dan SPO pelayanan sesuai standar.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian
terhadap ibu dan bayi.
d. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan
obstetri dan neonatal.
e. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam
pelaksanaan IMD dan pemberian ASI Eksklusif
f. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu
dan bayi bagi sarana kesehatan lainnya.

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 20


g. Meningkatkan fungsi rumah sakit dalam Perawatan Metode Kangguru pada
BBLR.
h. Melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB.

10 langkah menyusui dan peningkatan kesehatan ibu :


1. Ada regulasi rumah sakit yang menjamin pelaksanaan PONEK 24 jam, meliputi
pula pelaksanaan rumah sakit sayang ibu dan bayi
2. Pelaksanaan ASI Eksklusif (termasuk IMD)
3. Pelayanan Metode Kangguru
4. SPO Pelayanan Keokteran untuk pelayanan PONEK dalam rencana strategi
(Renstra)
5. Rencana Kerja Anggaran (RKA) rumah sakit, termasuk upaya peningkatan
pelayanan PONEK 24 jam tersediaruang pelayanan yang memenuhin
persyaratan untuk PONEK antara lain rawat gabung.
6. Pembentukan Tim PONEK
7. Tim PONEK mempunyai program kerja dan bukti pelaksanaannya.
8. Terselenggara pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan PONEK
24 jam, termasuk stabilisasi sebelum dipindahkan.
9. Pelaksanaan rujukan sesuai peraturan perundangan.
10. Pelaporan dan analisis.

BAB IX
PENCATATAN DAN PELAPORAN

Hasil evaluasi dilaporkan kepada kepala bidang pelayanan untuk selanjutnya


dilaporkan kepada Direktur UPTD RSUD Indrasari Rengat untuk ditindak lanjuti.

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 21


BAB X
PENUTUP

Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi semakin meningkat dan tidak
mengalami perubahan berarti pada 5 tahun terakhir. Keadaan ini akan cenderung
meningkat bila tidak segera di antisipasi dengan berbagai terobosan yang optimal.
Karakteristik kasus kebidanan yang sifatnya akut dan fatal akan menurunkan kondisi
kesehatan pada ibu hamil dan bayi di masyarakat dan akan mempengaruhi prestasi
dan kinerja generasi mendatang.
Berdasarkan hal tersebut, maka dipandang perlu agar program Pelayanan
Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) dijadikan prioritas. Pada
saat ini sesuai dengan era desentralisasi, kebijakan ini amat perlu didukung oleh
Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten daerah sehingga terjadi sinkronisasi antara
perencanaan Departemen Kesehatan RI Pusat dan daerah yang menghasilkan suatu
visi yang saling memperkuat dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). Disamping itu pelaksanaan Pelayanan Obstetri dan Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) hendaknya disesuaikan dengan kondisi spesifik
daerah dan keterbatasan sumber daya, sehingga dapat mencapai target yang
optimal yaitu 75% RSU Kabupaten / Kota menyelenggarakan PONEK.

Mengetahui Rengat, 2021


DIREKTUR RSUD INDRASARI KETUA PONEK
RENGAT

dr. M. SOBRI dr. H. BAGUS PANDJI UDARA, SpOG


NIP. 19660601 199603 1 001 NIP. 19700210 199907 1 001

Pedoman Pelayanan PONEK RSUD Indrasari Rengat Page 22

Anda mungkin juga menyukai