Pedoman Pelayanan Ponek Oke
Pedoman Pelayanan Ponek Oke
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui bahwa angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia masih tertinggi di antara negara
ASEAN dan penurunannya sangat lambat. Rencana Strategis Kementrian
Kesehatan tahun 2020-2024 menyebutkan bahwa kondisi umum dan
permasalahan Kesehatan Ibu dan anak di Indonesia antara lain : Angka
Kematian Ibu (AKI) 305/100.000 kelahiran hidup (SUPAS,2015) dan Angka
Kematian Neonatal (AKN) 15/1000 kelahiran hidup (SDKI,2017). Penurunan
AKI dan AKN sudah terjadi namun angka penurunannya masih dibawah target
RPJMN. Target RPJMN 2024 yaitu AKI 183/100.000 kelahiran hidup dan AKN
10/1000 kelahiran hidup.
Penyebab utama kematian Ibu adalah hipertensi dalam kehamilan dan
perdarahan pasca persalinan (post partum). Sedangkan, penyebab kematian
pada kelompok perinatal disebabkan oleh komplikasi intra partum sebanyak
28,3% dan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 19%
(SRS,2016). Ini menggambarkan bahwa kondisi Ibu sebelum dan selama
kehamilan sangat menentukan persalianan dengan kondisi bayi yang
dilahirkan. Mengingat hal itu, maka proses persalinan dan perawatan bayi
harus dilakukan dalam sistem terpadu. Pelayanan obstetri dan neonatal
regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir
secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingginya AKI dan AKB
adalah proses rujukan yang masih belum mantap, antara lain karena rujukan
yang terhambat dan ketidaksiapkan fasilitas kesehatan terutama ditingkat
rujukan primer (Puskesmas) dan tingkat rujukan sekunder (RS
Kabupaten/Kota) untuk melakukan pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi
Komprehensif (PONEK)
B. TUJUAN PEDOMAN
a. Sebagai pedoman bagi para pelaksana kesehatan di rumah sakit.
b. Menjalankan program pemerintah dalam pelaksanaan ponek 24 jam.
D. BATASAN OPERASIONAL
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 3495)
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (Lembaran Negara RI tahun 2004 Nomor 116,
Tmbahan Lembaran Negara RI Nomor 4431.
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437)
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 159b/Menkes/SK/Per/II/1988
tentang Rumah Sakit.
5. Peratuan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan.
6. Peratuan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di
Lingkungan Departemen Kesehatan.
7. Peratuan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
512/Menkes/Per/XI/2007 tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2. DISTRIBUSI KETENAGAAN
a. Instalasi gawat darurat
b. Poliklinik Obstetri dan Gynekologi
c. Ruang bersalin
d. Ruang perinatal
2. Kebersihan
Cat dan lantai harus berwarna terang sehingga kotoran dapat
terlihat dengan mudah
Ruang harus bersih dan bebas debu kotoran, sampah atau limbah
rumah sakit
Hal tersebut berlaku pula untuk lantai, mebel, perlengkapan,
instrumen, pintu, jendela, dinding, steker listrik dan langit – langit.
3. Pencahayaan
Pencahayaan harus terang dan cahaya alami atau listrik
Semua jendela harus diberi kawat nyamuk agar serangga tidak
masuk
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Agar tidak terjadi infeksi silang maka dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi melalui komponen kewaspadaan standar meliputi :
1. Cuci tangan
2. APD (sarung tangan, masker, pelindung mata dan wajah, gaun/apron)
3. Peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Penanganan linen
6. Penanganan limbah
7. Kesehatan karyawan
8. Penempatan pasien
9. Penyuntikan yang aman
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
BAB IX
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi semakin meningkat dan tidak
mengalami perubahan berarti pada 5 tahun terakhir. Keadaan ini akan cenderung
meningkat bila tidak segera di antisipasi dengan berbagai terobosan yang optimal.
Karakteristik kasus kebidanan yang sifatnya akut dan fatal akan menurunkan kondisi
kesehatan pada ibu hamil dan bayi di masyarakat dan akan mempengaruhi prestasi
dan kinerja generasi mendatang.
Berdasarkan hal tersebut, maka dipandang perlu agar program Pelayanan
Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) dijadikan prioritas. Pada
saat ini sesuai dengan era desentralisasi, kebijakan ini amat perlu didukung oleh
Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten daerah sehingga terjadi sinkronisasi antara
perencanaan Departemen Kesehatan RI Pusat dan daerah yang menghasilkan suatu
visi yang saling memperkuat dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). Disamping itu pelaksanaan Pelayanan Obstetri dan Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) hendaknya disesuaikan dengan kondisi spesifik
daerah dan keterbatasan sumber daya, sehingga dapat mencapai target yang
optimal yaitu 75% RSU Kabupaten / Kota menyelenggarakan PONEK.