BAB II Yeni Setuju
BAB II Yeni Setuju
LANDASAN TEORETIS
kepada proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai
dual siswa karena merekalah yang akan belajar. Kondisi individual siswa itu ber-
manfaat untuk mencari dan merumuskan strategi yang tepat sehingga dapat me-
berarti siasat dalam pembelajaran atau rencana yang cermat mengenai kegiatan
atau ilmu, membaca, berlatih dan berubahnya tingkah laku atau tanggapan yang
nakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, bahan, metode, alat, dan evaluasi)
14
2
siswa dalam pembelajaran. Menurut (Ramayulis, 2003:91) ”Sifat pola umum ter-
sebut berupa macam dan urutan perbuatan yang dimaksud kelihatan dipergunakan
jaran itu banyak sekali dan guru dapat mempergunakan, bermacam strategi sesuai
rencana tindakan atau rangkaian kegiatan termasuk metode. Strategi ini disusun
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Senada dengan pendapat di atas, Dick and Carey dalam (Wina
suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama
lajaran adalah suatu proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan
lajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang meru-
pakan penentu untuk keberhasilan guru sebagai pendidik. Sedangkan belajar dila-
kinkan ia turut serta dalam tingkah laku dalam kondisi khusus atau menghasilkan
respon.”
jar atau pembelajaran merupakan tindakan nyata dari guru dalam melaksanakan
pengajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan efisien atau taktik
4
Sistemik berarti setiap komponen belajar mengajar saling berkaitan satu sama lain
langkah-langkah yang dilakukan guru pada waktu mengajar berurutan secara rapi
penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat
mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang
mereka miliki. Pembelajaran aktif adalah proses pembelajaran yang berhasil atau
yang menggagaskan belajar aktif, yang dikutip oleh (Syafruddin dan Irwan Nasu-
tion, 2005:212). Pernyataan Silberman ”apa yang hanya didengar akan lupa, apa
yang dilihat akan diingat dan apa yang dilakukan berarti paham”. Tiga pernyataan
sederhana itu, membutuhkan penerapan prinsip belajar aktif. Bagi siswa yang be-
lajar hanya dengan mendengarkan yang diceramahkan guru, maka siswa tersebut
akan banyak melupakan informasi yang disampaikan oleh guru. Bagi siswa yang
belajar dengan melihat yang dipelajarinya maka siswa tersebut akan mengingat
informasi yang disampaikan oleh guru. Siswa yang masuk kelompok ini di sam-
5
menerima informasi yang diberikan guru lewat media pembelajaran yang digu-
nakan sehingga merangsang otaknya semakin berfungsi. Bila siswa belajar de-
ngan melakukan pekerjaan atau tugas, maka siswa tersebut akan memahaminya.
serta dapat mengembangkan dengan baik dalam bentuk kegiatan. Makin banyak
fungsi belajar yang disentuh, hasil pembelajaran lama bertahan pada diri siswa.
dihadapi. Selain itu prinsip siswa belajar aktif dapat mengembangkan keteram-
itu sesuai dengan UU Sisdiknas Nomor.20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa:
merupakan petunjuk atau cara yang perlu diikuti untuk melakukan kegiatan bela-
jar. Perbuatan belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan reaksi atau hasil kegi-
atan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Siswa akan berhasil belajar jika
guru mengajar secara efesien dan efektif. Itu sebabnya, guru perlu mengenal
prinsip belajar akan berjalan dengan efektif dan efisien, antara lain:
Menurut Sriyono, dkk. dalam (Syafruddin dan Irwan Nasution, 2005: 213)
agar keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar ada, guru harus mengusaha-
kan agar murid-muridnya aktif, baik jasmani maupun rohani yang meliputi :
nya saling melengkapi untuk mencapai ilmu pengetahuan. Bila kedua indera itu
aktif dalam waktu yang sama informasi yang ada baru dapat diterima akal secara
baik. Yang didengar dan dilihat akan diolah oleh otak dan hati. Agar hasil olahan
otak dan hati benar atau sesuai dengan yang diharapkan maka pendengaran dan
7
Artinya
”…sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungjawabannya”.
Selain keaktifan yang harus dimiliki oleh setiap siswa, mereka juga me-
miliki gaya yang berbeda dalam belajar. Perbedaan yang dimiliki siswa menurut
Bobi Deporter dalam (Wina Sanjaya, 2006:116) ada beberapa tipe gaya belajar
adalah tipe belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh. Dengan kegi-
Siswa belajar aktif mencari sendiri dan belajar sendiri. Dengan demikian
siswa akan lebih bertanggung jawab dan berani mengambil keputusan sehingga
mengetahui suatu persoalan dan benar-benar mereka pahami dengan baik. Keak-
tifan itu ada dua macam, yaitu keaktifan rohani dan jasmani atau keaktifan jiwa
dan keaktifan raga. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Misalnya, orang yang
berpikir jiwanya aktif, tidak berarti bahwa dalam proses memikir itu raganya pasif
sama sekali.
hasil penelitian yang dilakukan oleh Paul B. Diedrieh ada bentuk-bentuk kegiatan
Agar siswa aktif guru harus mengusahakan siswa berpartisipasi dalam pembela-
jaran. Partisipasi akan menanamkan hasil pengajaran secara dalam dan teguh.
tingkah laku atau pengetahuan yang relatif tetap yang terjadi sebagai akibat dari
jaran atau pembelajaran berpusat pada siswa. Diskusi untuk pengembangan afektif
sangat efektif, karena siswa benar-benar terlibat dengan masalah yang dibahas.
Saat itu guru mengaukan pertanyaan, siswa menjawab dan selanjutnya mereka
kesimpulan. Dari sekian banyak strategi keterlibatan siswa dalam belajar, active
learning atau belajar aktif adalah belajar yang memperbanyak aktivitas siswa
9
internet atau sumber-sumber lain untuk mereka bahas pada saat pembelajaran
serta keterampilan.
yang dialami atau dikerjakan sendiri lebih sempurna dan mudah direproduksi dan
pengertian yang diperoleh lebih jelas. Selain itu beberapa sifat watak tertentu
dapat dipupuk misalnya, hati-hati, rajin tekun dan tahan uji, percaya pada diri
halnya dalam pelajaran lain. Yang harus diingat pada waktu mengajar, guru harus
memberikan kesempatan kepada siswa agar mereka aktif rohani maupun jasmani,
Pada setiap model terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan menu-
rut arti secara klasikal. Strategi adalah rencana atau kebijakan yang dirancang
strategi mandiri.
bahwa dalam proses pembelajaran semuanya berpusat pada guru sedangkan siswa
hanya sebagai pendengar. Yang yang aktif hanya guru dan siswa bersifat fasif.
10
Hal ini terjadi bila siswa mengamati benda, cara bekerja, gerakan-gerakan tertentu
membaca Alquran dan sebagainya. Ketika sedang mengamati itu pada diri siswa
dapat ditimbulkan suasana hati tertentu seperti senang, sedih, iba, kagum, takut,
khawatir, rasa iman. Suasana seperti itu termasuk strategi pengajaran langsung,
sebab siswa langsung menghayati hal yang nyata dalam dirinya. Dalam strategi
pembelajaran ini metode yang sering digunakan adalah metode ceramah. Strategi
pilan.
belajaran ini peran guru beralih menjadi fasilisator, pembimbing. Guru sebagai
ini diadakan bila siswa tidak dapat mengamati kenyataan secara langsung, missal-
nya kejadian masa lampau, kejadian di tempat lain dan benda-benda sesungguh-
nya. Yang diamati bukan peristiwanya, kejadian dan benda secara langsung tetapi
tiruan dari kejadian dan benda-benda. Misalnya pada latihan manasik haji, sosio-
drama tentang Abu Bakar menjadi pengikut Nabi Muhammad saw. model, peta.
lingkungan masyarakat.
11
berbagi antara siswa. Diskusi dan saling berbagi akan memberikan kesempatan
kelompok kecil atau mengerjakan tugas berkelompok dan kerjasama secara berpa-
sangan.
lajaran yang berpusat pada siswa dan berorientasi pada aktivitas. Penekanan
dalam strategi belajar ini adalah pada proses belajar bukan hasil belajar.
du siswa, percaya diri dan perbaikan diri. Fokus strategi ini adalah merencanakan
belajar mandiri siswa di bawah bimbingan atau supervisi guru. Belajar mandiri
Adapun cara belajar aktif dengan memakai cara belajar inkuiri (Oemar
Hamalik, 2003:18-19) adalah cara belajar mengajar yang dimaksudkan untuk me-
menggunakan pola pemikiran kritis. Dengan cara ini siswa diharapkan meneliti
“1.Pengetahuan
a) Pengetahuan mengenai fakta, yakni semua informasi dan data yang
dapat diperiksa ketepatannya dan telah diterima secara umum kebe-
narannya.
b) Pengetahuan mengenai konsep-konsep, yakni ide umum dalam pikiran
seseorang yang menggunakan suatu kelompok atau tindakan yang
mempunyai nilai dan sifat-sifat yang bersifat umum .
c) Pengetahuan mengenai generalisasi, yakni pernyataan umum atau teori
yang menyatukan beberapa konsep yang mempunyai makna yang luas.
2. Keterampilan akademis
a) Dari keterampilan yang sederhana sampai keterampilan yang kompleks
13
Cara belajar aktif di atas dapat membantu guru dalam mengajar dan siswa
dalam belajar agar tujuan pembelajaran aktif yang diharapkan sesuai dengan yang
bahan pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai yang ada pada siswa setelah
proses pembelajaran berlangsung dalam waktu yang sudah ditentukan untuk men-
capai tujuan.
rampilan proses, pembelajaran ditekankan pada proses belajar, aktivitas dan krea-
tivitas siswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta
suk di antaranya keterlibatan fisik, mental, dan sosial siswa dalam proses pembe-
belajar dan pembelajaran berorientasi pada aktivitas siswa. Oleh karena itu, proses
ruh potensi yang dimiliki siswa. Dengan demikian (Wina Sanjaya, 2006:133) me-
nyatakan bahwa hakikat pendidikan pada dasarnya adalah: (a) interaksi manusia;
(b) pembinaan dan pengembangan potensi manusia; (c) kesesuaian dengan ke-
Bagi guru yang berkecimpung dalam proses belajar mengajar, yang benar-
benar mengiginkan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efesien, maka
penguasaan materi saja tidaklah mencukupi. Guru harus menguasai berbagai tek-
nik atau metode penyampaian materi dan dapat menggunakan metode yang tepat
dalam pembelajaran. Teknik dan metode pembelajaran harus sesuai dengan materi
yang diajarkan serta kemampuan siswa yang menerima. Pemilihan teknik dan me-
15
tode yang memang memerlukan keahlian tersendiri. Para guru yang professional
tentu pandai memilih dan mempergunakan teknik atau metode yang tepat.
Metode dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah “Thariqah yang berarti
Bila dihubungkan dengan pendidikan, maka metode itu harus diwujudkan dalam
agar siswa menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan
gasan terdiri dari dua kata yaitu "metode" dan "penugasan". Metode atau methode
berasal dari bahasa Yunani (breeka) yaitu metha dan hodos. Metha berarti melalui
atau melewati, dan hodos berarti jalan atau cara. Jadi secara bahasa metode berarti
jalan atau cara yang harus dilalui fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan
tertentu.
Metode mengajar ialah cara guru mengadakan hubungan dengan siswa pa-
gai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan
kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dengan interaksi ini guru berperan sebagai
yang dibimbing. Dengan demikian metode mengajar yang baik adalah metode
adalah terjemahan dari bahasa Inggris “to cite” berarti mengutip (re artinya
kembali) yaitu siswa mengutip atau mengambil sendiri bahan-bahan pelajaran itu
dari buku-buku tertentu, lalu belajar sendiri dan berlatih hingga siap sebagaimana
mestinya. Pengertian lain dari metode resitasi adalah cara menyajikan bahan pe-
tertentu.
“Yang dimaksud dengan metode penugasan ini adalah suatu cara dalam
proses belajar mengajar bilamana guru memberikan tugas tertentu dan
siswa mengerjakannya kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan
pada guru. Dengan cara demikian siswa bebas tetapi bertanggung jawab
dan siswa akan berpengalaman mengetahui kesulitan, kemudian berusaha
untuk menyelesaikan berbagai kesulitan itu”.( Zakiah Daradjat,1995:298)
Dalam hal ini Zakiah Daradjat mengartikan metode pemberian tugas belajar
sebagai tambahan pelajaran yang harus dikerjakan siswa dan waktu mengerja-
harapkan dengan adanya penugasan itu siswa akan terbiasa bersikap mandiri
b. Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar mengemukakan bahwa metode pemberian tu-
gas belajar adalah penyajian bahan pelajaran dengan cara memberikan tugas
17
kepada siswa untuk dikerjakan dengan penuh rasa tanggung jawab dan kesa-
(Ramayulis, 1994:159)
berdasarkan petunjuk langsung yang telah disiapkan guru sehingga siswa da-
pat mengalami secara nyata. Tugas ini dapat diberikan secara kelompok dan
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli di atas dapat diam-
bil suatu pemahaman bahwa yang dimaksud dengan metode pemberian tugas ini
adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar de-
ngan memberikan tugas-tugas tertentu kepada para siswa dan hasil tugas yang
jaan rumah, yang disingkatkan PR, sebagai istilah dari metode penugasan ini.
diterima oleh siswa lebih mantap dan mengaktifkan mereka dalam mencari atau
mempelajari suatu masalah dengan lebih banyak membaca serta mengerjakan se-
suatu secara langsung. Baik penugasan dikerjakan langsung di dalam kelas pada
jam pelajaran mau pun di luar jam pelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa
ruhi oleh faktor siswa, faktor situasi, dan faktor guru.( Abu Ahmadi, 2005)
baik dalam rangka perencanaan maupun dalam rangka penilaian. Dalam perenca-
naan, tujuan memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata
mengukur prestasi belajar siswa. Tujuan merupakan kriteria untuk menilai mutu
dan efisiensi pengajaran. Tujuan pengajaran jelas, tepat, tidak samar atau mengan-
bahasa Arab dinyatakan dengan ghayat atau ahdaf atau maqasid. Sedangkan
19
dalam bahasa Inggeris, istilah ”tujuan” dinyatakan dengan goal atau purpose atau
objektive atau aim. Secara umum istilah-istilah itu mengandung pengertian sama,
yaitu perbuatan yang diarahkan kepada suatu tujuan tertentu, atau arah, maksud
Menurut H.M Arifin dalam buku (Ramayulis, 2003:29) tujuan itu bisa
menunjukkan kepada futuritas (masa depan) yang terletak dalam jarak tertentu
yang tidak dapat dicapai kecuali dengan usaha melalui proses tertentu. Sedangkan
(R. Ibrahim dan Syaodih, 1996:69) menyatakan bahwa tujuan pengajaran merupa-
kan “komponen utama yang terlebih dahulu harus dirumuskan guru dalam proses
belajar mengajar”. Peranan tujuan ini sangat penting, karena merupakan sasaran
dari proses belajar-mengajar. Karena itu, tujuan pengajaran atau tujuan instruksi-
adalah sesuatu yang dituju, yaitu yang akan dicapai dengan suatu kegiatan atau
usaha. Suatu kegiatan akan berakhir bila tujuannya sudah tercapai. Rumusan tuju-
tahun 1980 di Islamabad dikutip (Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakkir, 2006:83)
Yang diharapkan. Sebagai hasil yang diharapkan, tujuan pembelajaran harus dite-
tapkan lebih dulu sehingga semua upaya pembelajaran diarahkan untuk mencapai
tujuan. Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yang sejalan
yang diharapkan untuk lulusan SMP Padang sesuai dengan kurikulum tahun 1999
maka tugas guru Pendidikan Agama Islam adalah berusaha secara sadar untuk
21
membimbing, mengajar dan melatih siswa agar dapat meningkat keimanan dan
ketakwaannya kepada Allah swt. yang telah ditanamkan dalam lingkungan kelu-
arga dan menyalurkan bakat dan minatnya dalam mendalami bidang agama serta
Segala sesuatu program yang akan dilaksanakan harus ada tujuan yang
akan dicapai. Maka dari itu, pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksa-
nakan oleh guru Pendidikan Agama Islam ini juga bertumpu pada tujuan yang
Metode pemberian tugas merupakan satu teknik atau cara yang digunakan
Dalam memilih dan menggunakan suatu metode guru harus menentukan tujuan
tertentu yang akan dicapai, begitu juga halnya dengan pelaksanaan metode
umum tentang hasil pembelajaran yang diharapkan. Tujuan umum mengacu pada
22
ke seluruh isi bidang studi. Sedangkan, tujuan khusus adalah pernyataan khusus
sebagai berikut:
“a.Memupuk dan membiasakan agar siswa giat belajar sendiri dalam me-
ngembangkan ilmu pengetahuannya, menetapkan sendiri dan selalu ber-
usaha menambah ilmu pengetahuan dengan inisiatif dan kemauan sendiri
b.Membina tertanamnya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan atau
menyelesaikan tugas-tugas yang diserahkan kepadanya, agar diselesaikan
dan dipertanggungjawabkan dengan baik
c.Sangat bermanfaat untuk mengisi waktu luang yang begitu banyak pada
siswa agar tidak digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat
d.Melatih siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang bersifat praktis dan
terampil, seperti; membiasakan siswa membaca Alquran untuk untuk
memperoleh kemahiran membaca secara lancar menghafal ayat-ayat,
atihan menulis atau menyalin bahasa arab (Alquran dan Hadist)
e.Siswa dapat lebih memperdalam pengetahuannya atas suatu materi ter-
tentu, lebih tekun, ulet untuk mendapatkan informasi baru atas dasar
analisa sendiri, imajinasi, serta mengambil kesimpulan sendiri
f.Dapat menghirupkan dan melatih berkembangnya sifat-sifat kegotong-
royongan (kerjasama sosial) sesama mereka”. (Tarsis Tarmudji, 1996:68)
pemberian tugas, yang bukan hanya bersifat sementara tetapi sangat bermanfaat
untuk perkembangan siswa di masa yang akan datang. Bukan sekedar membantu
kreativitas dan motivasi belajar siswa saja, namun penugasan yang diberikan akan
memupuk sikap mandiri bagi siswa untuk kehidupan mereka yang lebih dewasa
Artinya
23
itu sudah menjadi sebuah tugas yang mana nanti apabila sampai pada waktu yang
dikerjakan. Begitu pula dengan metode pemberian tugas yang dilaksanakan oleh
Sejalan dengan tujuan metode penugasan, berikut ini ada pendapat yang
menyatakan,
Dalam Pendidikan Agama Islam, metode ini dapat diterapkan pada mata
dan Hadis, membuat kliping, resume dan lain sebagainya. Siswa harus memper-
secara individual atau pun kelompok baik secara lisan mau pun tulisan. Tentang
pemberian tugas belajar yang diberikan guru terhadap siswa Abu Ahmadi, menya-
takan, bahwa pemberian tugas diadakan apabila guru mengharapkan agar semua
pengetahuan yang telah diterima siswa lebih mantap, untuk mengaktifkan siswa
24
mempelajari sendiri suatu masalah dan membaca, mencoba dan mengerjakan soal-
(Abu Ahmadi, 1986:118) menyatakan bahwa ada segi positifnya dan segi
negatif metode pemberian tugas. Segi positif bisa membantu guru-siswa selama
pembelajaran berlangsung dan memperoleh hasil belajar sesuai dengan yang telah
“1. Seringkali tugas di rumah dikerjakan oleh orang lain sehingga siswa
tidak tahu menahu pekerjaan tersebut
2. Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individual siswa da-
lam kemampuan dan minat belajar
3. Seringkali tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup menyalin ha-
sil pekerjaan orang lain
4. Apabila tugas itu terlalu banyak atau berat, akan menggangu keseim-
bangan mental siswa”.
bihan dan kekurangan metode pemberian tugas. Di antaranya yang berikut sesuai
“a. Pengetahuan yang diperoleh siswa baik dari hasil belajar, hasil ekspe-
rimen atau penyelidikan, banyak berhubungan dengan minat dan ber-
guna untuk hidup mereka dan akan lebih lama diingat.
b. Dapat dilaksanakan dalam berbagai bidang studi.
c. Apabila tugas tersebut dalam bentuk kelompok maka siswa dapat
saling kerjasama, dan saling membantu.
d. Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian ber-
kreatif,berinisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri”.
25
“a.Tugas rumah sering dikerjakan oleh orang lain, sehingga siswa tidak
tahu apa yang harus dikerjakan
b.Tugas yang sukar dapat mempengaruhi ketenagaan mental siswa
c. Sukar memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individual dan
siswa suka menyalin pekerjaan teman”. (Armei Arief, 2002:167)
gai berikut.
rangan dalam menerapkan metode pemberian tugas pada siswa, sebagai berikut:
f) hasil pelajaran akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat
siswa
g) dapat memperdalam pengertian dan menambah kutipan dan kecakapan
siswa
h) waktu yang digunakan tidak terbatas sampai pada jam-jam sekolah.
Perlu diketahui bahwa tidak ada metode yang paling baik dan tidak ada
pula metode yang paling jelek. Artinya setiap metode mempunyai kelebihan dan
kekurangan begitu juga halnya dengan metode pemberian tugas ini. Untuk meng-
diperiksa, agar terlihat pebedaan yang dikerjakan sendiri oleh siswa atau tidak.
Hasil tugas yang sudah diperiksa guru dan dibagikan pada siswa akan menim-
27
bulkan semangat (motivasi) belajar, dan juga sebagai hasil evaluasi usaha mereka
Agar hasil belajar siswa memuaskan, guru perlu merumuskan tujuan yang
jelas, yang akan dicapai siswa, (Syaiful Bahri Djamarah, 2000:104) menyatakan
sebagai berikut:
yaitu metode pembelajaran dengan memberi tugas khusus kepada siswa di luar
“Pertama, tugas yang diberikan harus jelas, sehingga siswa mengerti be-
tul apa yang harus dikerjakan. Kedua, waktu untuk menyelesaikan tugas
harus cukup. Ketiga, adanya kontrol yang sistematis sehingga mendorong
siswa bekerja dengan sungguh-sungguh. Keempat, tugas yang diberikan
pada siswa bersifat; menarik perhatian siswa, mendorong siswa untuk
mencari, mengalami, menyampaikan, kemungkinan siswa dapat menyele-
saikannya bersifat praktis dan ilmiah”.
nakan guru dapat diberikan dalam berbagai bentuk; baik dalam bentuk latihan
Agar pemberian tugas itu lebih tepat dan wajar maka guru benar-benar menge-
tahui kemampuan siswa, jenis tugas yang akan diberikan sesuai dengan tujuan
28
Metode penugasan merupakan cara penyajian bahan. Pada metode ini guru
memberikan seperangkat tugas yang harus dikerjakan siswa, baik secara indivi-
dual maupun secara kelompok. Agar penugasan dapat berlangsung secara efektif,
“a) Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan
penugasan dan cara pengerjaannya. Sebaiknya tujuan penugasan dikomu-
nikasikan kepada siswa agar tahu arah tugas yang dikerjakan.
b) Tugas yang diberikan harus dapat dipahami siswa, kapan mengerjakannya,
bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dilak-
sanakan, secara individual atau kelompok, dan lain-lain. Hal tersebut akan
sangat menentukan efektivitas penggunaan metode penugasan dalam pem-
belajaran.
c) Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan agar selu-
ruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses penyelesai-
an tugas tersebut, terutama kalau tugas tersebut diselesaikan di kelas.
d) Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang diker-
jakan oleh siswa, jika tugas tersebut diselesaikan di kelas guru bisa berke-
liling mengontrol pekerjaan siswa, sambil memberikan motivasi dan bim-
bingan terutama bagi siswa yang mendapat kesulitan dalam penyelesaian
tugas tersebut. Jika tugas tersebut diselesaikan di luar kelas guru bisa me-
ngontrol proses penyelesaian tugas melalui konsultasi dari para siswa.
Oleh karena itu, dalam penugasan yang harus diselesaikan di luar kelas se-
baiknya para siswa diminta untuk memberikan laporan kemajuan menge-
nai tugas yang dikerjakan.
e) Memberikan penilaian secara profesional terhadap tugas-tugas yang diker-
jakan siswa. Penilaian yang diberikan sebaiknya tidak hanya menitik-
beratkan pada produk, tetapi perlu dipertimbangkan pula bagaimana pro-
ses penyelesaian tugas tersebut. Penilaian hendaknya diberikan secara
langsung setelah tugas diselesaikan, hal ini di samping akan menimbulkan
minat dan semangat belajar siswa, juga menghindarkan bertumpuknya
pekerjaan siswa yang harus diperiksa”. (E. Mulyasa, 2008)
Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang pemberian tugas kepada
bagai bentuk kegiatan belajar baik perorangan maupun kelompok. Adapun lang-
kah pelaksanaan yang ditempuh dalam metode ini a. pendahuluan b. pelajaran inti
dan c. penutup.
a.Pendahuluan
Pada langkah ini perlu dipersiapkan mental siswa untuk menerima tugas
yang akan diberikan kepada mereka. Pada langkah ini diberikan kejelasan tentang
suatu bahan pelajaran yang dilaksanakan dengan metode ini. Kalau perlu dibe-
rikan pula contoh-contoh yang serupa dengan tugas jika keterangan telah cukup.
Dengan demikian pemberian tugas yang telah direncanakan bisa berjalan dengan
baik.
b. Pelajaran Inti
an maka perlu diadakan diskusi antara siswa dengan guru mengenai permasalahan
yang sedang dihadapi untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan serta hasil
c. Penutup
Pada langkah ini siswa bersama guru mengecek kebenaran hasil tugas.
Tugas yang kurang sempurna disuruh perbaiki. Pada pelaksanaan metode pem-
berian tugas harus dijelaskan permasalahan yang akan dikerjakan oleh siswa dan
tugas yang diberikan, mereka tidak binggung dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan.
pada siswa .
mengajar.
Tugas yang diberikan kepada siswa ada berbagai jenis, bergantung kepada
tujuan yang akan dicapai, seperti tugas meneliti, menyusun laporan (lisan dan
dalam berbagai bentuk seperti tugas mempelajari bagian dari suatu buku teks baik
secara kelompok atau secara perorangan. Siswa diberi waktu dalam batas tertentu
bisa lisan, tulisan dan yang lain. Pemberian tugas seperti itu antara lain untuk
Prinsip metode ini ada dalam Alquran. Tuhan memberikan suatu tugas
yang berat kepada Nabi Muhammad sebelum beliau melaksanakan tugas keselu-
Artinya
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah memberikan lima macam
d.Percaya pada diri sendiri dan tidak terlalu mengharap pada orang lain.
b.Siswa melaksanakan tugas dengan baik apabila ia belajar dengan petunjuk yang
berian tugas atau resitasi.( Syaiful Bahri Djanarah dan Swan Zain, 1997)
Lebih lanjut fase pemberian tugas belajar ( Syaiful Bahri Djanarah dan
”a. Fase pemberian tugas. Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya
mempertimbangkan; tujuan yang akan dicapai, jenis tugas, tugas sesu-
ai dengan kemampuan siswa, sediakan waktu yang cukup dan ada
sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.
33
b. Fase pelaksanaan tugas, fase ini siswa diberikan bimbingan dan penga-
wasan oleh guru, dan diberikan dorongan sehingga siswa mau bekerja.
Diusahakan dikerjakan sendiri oleh siswa dan tidak menyuruh orang
lain.
c. Fase pertanggungjawaban tugas. Hal yang harus dilakukan pada fase
ini; laporan siswa, ada tanya jawab atau diskusi kelas dan penilaian tu-
gas siswa”.
Metode pemberian tugas terdiri dari tiga fase; pemberian tugas, pelaksa-
Dalam pemberian tugas guru harus mengetahui syarat dan syarat tersebut harus
pula diketahui oleh murid yang akan diberi tugas. Syarat itu sebagai berikut.
c.Dapat mendorong siswa secara aktif dan kreatif untuk mempelajari dan mem-
d.Agar siswa mempunyai pengetahuan yang integral atau terpadu. (Tayar Yusuf
Agar pelaksanaan metode pemberian tugas ini berjalan lancer, maka guru
yang diajarkan. Siswa akan lebih mudah untuk memahami dan mengerjakan tugas
melalui penuturan secara lisan oleh guru kepada siswa. Prinsip dasar metode ini
Artinya
“Sesungguhnya kami telah menurunkan Alquran dengan bahasa Arab,
mudah-mudahan kamu paham maksudnya, kami riwayatkan (ceritakan) ke-
pada kamu sebaik-baik cerita dengan perantara Alquran yang kami
wahyukan ini, padahal sesungguhnya adalah engkau dahulu tidak menge-
tahui (orang yang lalai)”.
2.Metode Tanya Jawab ialah cara guru mengajar dengan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada siswa tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau te-
3. Metode Diskusi adalah suatu cara guru menyajikan atau menyampaikan bahan
kan tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan siswa mem-
perhatikannya.
36
5. Metode Eksperimen ialah cara mengajar guru dengan menyuruh siswa melaku-
kan sesuatu percobaan, dan setiap proses dan setiap hasil percobaan itu diamati
oleh setiap siswa sedangkan guru memperhatikan yang dilakukan oleh siswa
6. Metode Kerja Kelompok ialah suatu cara mengajar dengan membagi siswa ke
dalam kelompok belajar tertentu dan setiap kelompok diberi tugas-tugas ter-
7. Metode Kisah adalah suatu cara mengajar dengan memberikan materi pembe-
8. Metode Amsal adalah suatu cara mengajar dengan membuat atau melalui con-
9. Metode Targhib dan Tarhib adalah cara mengajar dengan menggunakan ganjar-