Anda di halaman 1dari 110

IMPLEMENTASI KEWASPADAAN ISOLASI

SEBAGAI UPAYA PPI DI FASYANKES


(PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI)

Ria E Sitorus, SKp., MKep., Sp.KMB


IPCN - KOMITE PPI
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
PENDAHULUAN

• “Setiap orang berhak hidup


sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat, serta
berhak memperoleh pelayanan
kesehatan” (UUD'45)
GARIS BESAR UU NO 44/ 2009

• Pelayanan kesehatan
merupakan hak setiap
orang yang dijamin dalam
UUD 1945 , dan harus
diwujudkan upaya
peningkatan derajat
kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya
• Pelayanan Rumah Sakit
berbasis keselamatan pasien
(patient safety)
• Patient Safety : pasien,
petugas,lingkungan, fasilitas &
Institusi

• Rumah Sakit wajib


terakreditasi secara nasional
atau internasional (untuk
Peningkatan Mutu Pelayanan
Kesehatan)

GARIS BESAR UU NO 44/ 2009


( tentang Rumah Sakit)
HEALTHCARE MASALAH KESEHATAN
ASSOCIATED DI SELURUH DUNIA
INFECTIONS (HAIs)

PENCEGAHAN DAN MENGHAMBAT


PENGENDALIAN PROSES PENYEMBUHAN
INFEKSI (PPI)

STRUKTUR KOMITE PPI KEWASPADAAN ISOLASI


ORGANISASI TIM PPI ( ICP/IPCN) (Program PPI)
1. Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus
melaksanakan PPI.
2. PPI sebagaimana dimaksud , dilaksanakan
melalui penerapan :
a. prinsip kewaspadaan standar dan berdasarkan
transmisi (Kewaspadaan Isolasi)
b. penggunaan antimikroba secara bijak
c. Bundles (kumpulan upaya dg evidence based)

PMK 27/2017 TTG PPI DI RS & FASYANKES


Upaya pencegahan infeksi

Tugas & Fungsi PPIRS


dengan penerapan
kewaspadaan standar & isolasi

Surveilans infeksi RS &


penanggulangan bila ada KLB

Pendidikan dan Pelatihan


bidang pengendalian infeksi

Monitoring dan Evaluasi


kebijakan dan prosedur di
bidang pengendalian infeksi
Dampak HAIs :
• Morbiditas 
• Mortalitas 

TUJUAN PPIRS
Melindungi pasien dari
infeksi lain yang mungkin
• Kecacatan  Melindungi pasien dari didapat sebagai akibat
terjadinya kontak dengan Melindungi tenaga
• LOS  infeksi rumah sakit seperti
pasien lain atau tenaga kesehatan, pasen dan
: masyarakat rumah sakit (
kesehatan yang memiliki
• Biaya  ISK, IDO (SSI), bakteremia koloni atau terinfeksi peserta didik,cleaning
(BSI), pneumonia service) dari risiko
• Pendapatan RS  kuman menular lain
terpajan infeksi
(HAP/VAP) (Diare, HBV, HCV,HIV,
• Produktifitas Ps  infeksi kulit & jaringan
subkutis).
• Mutu RS 
• Citra RS 
• Tuntutan Hukum
Sasaran Keselamatan Pasen (SKP)
• Ketepatan Identifikasi Pasen
• Meningkatkan komunikasi yang efektif
• Meningkatkan kewaspadaan obat high
alert
• Tepa lokasi, tepat prosedur dan tepat
pasen yang akan dioperasi
• Pencegahan dan pengendalian
infeksi terkait dengan pelayanan
kesehatan.
• Pengurangan risiko terkait pasien
jatuh
Pengertian Infeksi (CDC, WHO th 2007)

• Infeksi yang terjadi selama proses perawatan di


rumah sakit atau di fasilitas kesehatan lain (PKM,
Klinik, Balai dll)
• saat pasen masuk tidak ada infeksi atau tidak
dalam masa inkubasi
• termasuk infeksi muncul setelah pasien pulang
dari perawatan (30 hr , jk pasang implant 90 hr)
• juga infeksi pada petugas kesehatan yang terjadi
di pelayanan kesehatan
• Surgical site infections
(SSI)/IDO
• Catheter-associated urinary
tract infections (CAUTI)/ISK
• Central venous catheter–
related bloodstream infections
(CRBSI)/IADP
• Pneumonia (VAP & HAP)
TIGA PILAR PELAKSANAAN PPI RS

1. Adanya Organisasi PPI RS


2. Adanya Program Pelaksanaan :
- Program Pencegahan Infeksi
- Pelaksanaan Kewaspadaan Isolasi
- Imunisasi petugas
- Pencegahan Paska Pajanan
- Surveilans
- Pendidikan dan Pelatihan
- Monitoring dan Evaluasi
3. Adanya Manual atau Pedoman Pelaksanaan PPI RS
Faktor Keberhasilan PPI
• Dukungan manajemen
• Struktur Organisasi
• Program Pengendalian Infeksi
• Peran dan fungsi Infection Prevention Control
Nurse (IPCN)
• Otoritas Tim PPI
• Tersedia fasilitas
• Komitmen individu (Dokter, Perawat, Nakes
lain & masyarakat RS)
14

Kiat Kerjasama Tim


• Mampu beradaptasi
• Mampu berkolaborasi
* Mampu berkomunikasi
• Berkomitmen demi pasen
• Kompeten sesuai bidangnya
• Dapat diandalkan
• Disiplin
• Mampu perbesar potensi
DUKUNGAN PEMERINTAH & PIMPINAN
Profilaksis KEWASPADAAN
Terapeutik ISOLASI
PENGGUNAAN
ANTI MIKROBA * HH,
YANG BIJAK * APD
• ETIKA BATUK
• MANAJ.LIMBAH
• MANAJ. LINGK
• MANAJ. LINEN
• PERALATAN PASIEN
Pemasangan • PEMISAHAN PASIEN
CVL, Kateter PROGRAM • PRAKTEK LP
• PENYUNTIKAN YG
urine, Ventilator PPIRS AMAN
• KESEHATAN KARY

PENCEGAHAN
INFEKSI
(IMPLEMENTAS SURVEILAN
I BUNDLES)
S
Dokte
Dokter, Perawat IDO, ISK, HAP-VAP,
Nakes lain PENDIDIKAN IADP, POLA
Peserta didik DAN MIKROORGANISME
Pasien & Keluarga PELATIHAN
Pasien &
Keluarga
SUPERVISI IPCN
(AUDIT KEWASPADAAN STANDAR)
1. PROGRAM KEBERSIHAN TANGAN
• Tersedianya Fasilitas sarana dan Prasarana kebersihan
tangan dan alat pelindung diri (APD)
• Penempatan sarana kebersihan tangan
• Edukasi menyeluruh secara bertahap kepada seluruh
petugas, pasien, keluarga, dan pengunjung
• Pencapain sesuai standar internasional >85%
• Media Informasi (leaflet, poster, audio visual)
• Tools audit kebersihan tangan
◼ Hal utama dalam PPI
◼ Pilar PPI
◼ Komponen sentral dari Patient Safety
◼ Sederhana dan efektif mencegah HAIs
◼ Menciptakan lingkungan yang aman
◼ Pelayanan kesehatan aman
◼ Bila tangan kotor , cuci dengan sabun/antiseptik di
air mengalir
◼ Bila tangan tak tampak kotor , bersihkan dengan
gosok cairan berbasis alkohol
Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety
Penelitian Semmelweis (1861) dan
peneliti lainnya

Penularan penyakit menular dari pasien ke pasien terjadi


melalui tangan petugas.

4-24
Briefing Pagi : informasi penting HH
FASILITAS HH (HAND RUB)
4-27

FASILITAS HH/ HAND WASHING

• Wastafel cuci tangan


dengan air mengalir
24 jam & kran dibuka
gunakan siku
• Sabun cair
(dispenser)
• Hand towel tissue
• Poster cuci Tangan
• Tempat Sampah dg
injak kaki
Pengertian
* APD adalah pakaian khusus atau peralatan yang dipakai petugas
untuk memproteksi diri dari
bahaya phisikal, chemical, biologis/ bahan Infeksius
( PMK 27/2017 tentang Pedoman PPI )

HIPPII JABAR
Melindungi kulit, membran mukosa dan pakaian petugas dari resiko
pajanan darah, cairan tubuh ,
sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir dari pasien
maupun permukaan lingkungan yang
terkontaminasi ke petugas dan sebaliknya.

HIPPII JABAR
Fit ukuran/
Kecocokan

Potensi dan Jenis Paparan


• Kaji risiko kontaminasi ke petugas
• Kaji risiko kontaminasi dari petugas ke pasien Daya tahan/ kualitas
• Transmisi penyakit (kontak, droplet, airborne) dan kesesuaian

HIPPII JABAR
◼ APD merupakan alat kesehatan yang
terdiri dari masker, topi, sarung
tangan, gown, pelindung wajah,
gogles, sepatu yang digunakan
petugas maupun pasien untuk
melindungi diri dari kontaminasi
penyakit infeksi.
◼ Digunakan sesuai indikasi
◼ Segera dilepas jika sudah selesai
tindakan
CEK LIST PENGGUNAAN APD
pada Unit Pelayanan
SARUNG SEPATU
INDIKASI MASKER TANGAN APRON TOPI GOGGLE PELINDUNG
SURG N95
Menangani psn transmisi lewat
kontak v v
menangani psn transmisi lewat
dropplet v v v v
menangani psn transmisi lewat
udara (misal: TB) v
perawatan pasien:
H1N1, H1N5, MERS-CoV.SarsCov2 v v v v v v
operator operasi v v v v v v
cleaning servis (tergantung kasus) v v v v v v
juru memasak (petugas gizi) v v v v v
petugas pemulasaran jenazah v v v v v v
petugas farmasi v v v v v v
persiapan obat chemoterapi v v v v v v
petugas di laboratorium v v v v v v
petugas di CSSD v v v v v v v
petugas di Haemodialisa v v v v v
petugas binatu
(pencucian&pengeringan) v v v v v v

Bukan indikasi pemakaian sarung tangan (kecuali terdapat darah dan cairan tubuh):
- Kontak langsung: cek tanda vital, injeksi SC dan IM, memakaikan baju-transpor ps, memandikan ps, penanganan
mata-telinga (tanpa sekret), perbaikan iv line
- Kontak tidak langsung: menelepon, menulis, memberi obat oral, mengambil alat makan, bedding (tanpa sekret),
memasang kanula 02 dan non-invasive ventilation, memindahkan meubel
LEMARI APD DI R.ISOLASI
ALAT PELINDUNG DIRI

Digunakan/dipakai jika melakukan tindakan terpapar atau


kemungkinan terpapar darah, cairan tubuh, sekresi,ekskresi , kecuali
keringat, segera lepas jika selesai tindakan terdiri dari : single use dan
atau re use
Lantai 5 Gedung Kemuning
(Logistik Perawatan Covid)
R. PELEPASAN APD
HIPPII JABAR
Masker Bedah

Digunakan untuk melindungi wajah dan mulut dari


cipratan darah/ cairan tubuh dari pasien atau
permukaan lingkungan udara yang kotor ke petugas dan
sebaliknya pada saat bicara, batuk atau bersin

Catatan :
Masker harus menutupi hidung dan mulut sampai k
e pipi dan bawah Tindakan yang memungkinkan membran mukosa
dagu hidung, mulut petugas terkontaminasi cairan tubuh pasien
atau sebaliknya :

❑ Tindakan operasi, invasif, rawat luka


Indikasi ❑ Mencampur obat
❑ Menggunakan chemical
❑ Membersihkan instrumen
❑ Intubasi
❑ Pengisapan lendir
Cara Memasang & Melepas
Masker Bedah

HIPPII JABAR
Masker N95/ Respirator

TUJUAN :
Melindungi saluran pernapasan, untuk
mencegah transmisi agen infeksi udara
(airborne transmission)

INDIKASI :
Tindakan yang dapat menghasilkan aerosol pada pasien dengan tran
smisi airborne
Contoh : TB, covid-19 untuk tindakan aerosol

HIPPII JABAR
Cara Memasang & Melepas N95
PENYIMPANAN MASKER N95
(DONASI DARI ITB)
ReUse Masker N95
di Rawat Inap Covid & CSSD

Drying Cabinet IRI


Drying Cabinet di CSSD
PENGGUNAAN APD R.ISOLASI
4
7
Dalam Penggunaan Sarung Tangan

▪ Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah memakai sarung


tangan
▪ Gunakan sarung tangan berbeda untuk setiap pasien
▪ Hindari jamahan pada benda lain

▪ Pahami tehnik memakai dan melepas sarung tangan

▪ Sarung tangan tidak boleh reuseable, kecuali sarung tangan rumah tangga

▪ Ganti sarung tangan bila tampak rusak/ bocor


▪ Sarung tangan tidak boleh reuseable, kecuali sarung tangan rumah tangga

▪ Pilih ukuran yang sesuai dan jenis sarung tangan sesuai tindakan
Kebijakan Diklat

Terjaminnya Sosialisasi
ketersediaan APD

Edukasi Audit
Media: Poster
Monev/ Audit
HIPPII JABAR
Meliputi:
◼ Menutup mulut & hidung saat batuk/
bersin;pakai tisue
◼ Buang tisue ke tempat sampah (kuning )
3. Kebersihan
pernapasan/Etiket
bila telah terkena sekret saluran napas
batuk ◼ Lakukan cuci tangan dg sabun /antiseptik &
air mengalir, alkohol handrub setelah kontak
dengan sekret
◼ Jaga jarak terhadap orang dg gejala ISPA
dg demam
◼ Gunakan lengan baju bagian dalam saat
bersin/batuk
Berdasar Kriteria E.
Spaulding :
Peralatan Kritikal, yang
kontak dg jaringan dan
pembuluh darah, dilakukan
sterilisasi (EO).
Dikemas pouches & masa
berlaku 3 bulan
ALAT SEMI KRITIKAL

• Semi Kritikal, yang


kontak dg mukosa,
dilakukan disinfeksi
tingkat tinggi (DTT)
• Dikemas plastik &
dapat digunakan
selama kemasan tidak
ALAT NON KRITIKAL

Alat Non Kritikal, yang kontak dg kulit utuh,


dilakukan pembersihan, jika terkontaminasi
darah atau cairan tubuh disinfeksi dg klorin
0,5%, jika tdk disinfeksi dg alkohol 70 % atau
klorin 0,05%
PELAYANAN PONED
AUTOCLAVE (Mesin sterilisasi kering)
PELAYANAN UNIT DENTAL
PLASMA (dekontaminasi botol susu bayi)
Alternatif Dekontaminasi Ambulance
Buka pintu dan jendela biarkan udara berganti,
dekontaminasi semua permukaan dengan air dan
deterjen, kemudian dengan desinfektan hypoklorit
1- 3%,selama 10 menit, bilas dengan air sampai
bersih dan biarkan bau dari klorin hilang
Standar PPI 7.1
2. Ada bukti risk register dan strategi untuk menurunkan
risiko infeksi pd kegiatan sterilisasi alat (D,W)
3. Ada bukti risk register dan strategi untuk menurunkan
risiko infeksi pada kegiatan pengelolaan linen/londri (D,W)
4. Ada bukti risk register dan strategi untuk menurunkan
risiko infeksi pada kegiatan pengelolaan sampah (D,W)
5. Ada bukti risk register dan strategi untuk menurunkan
risiko infeksi pada kegiatan penyediaan makanan (D,W)
6. Ada bukti risk register dan strategi untuk menurunkan
risiko infeksi di kamar jenazah (D,W)
STANDAR PPI 7.2
• Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan
melakukan pembersihan dan sterilisasi peralatan
dengan baik serta mengelola dengan benar

• Elemen Penilaian PPI 7.2 :


1. Rumah sakit menetapkan regulasi ttg pelayanan
sterilisasi sesuai dg peraturan perundang- undangan yg
meliputi 1) sampai dengan 3) yang ada di malsud dan
tujuan (R)
Standar PPI 7.2
2. Ada bukti bangunan, peralatan dan alur dekontaminasi,
precleaning, cleaning, desinfeksi, dan strerilisasi peralatan
medis di pusat sterilisasi sudah sesuai prinsip PPI (D,O,W)
3. Rumah sakit mengkoordinasikan pelayanan sterilisasi dan
desinfeksi tingkat tinggi dan tingkat rendah diluar pusat
sterilisasi (D,O,W)
4. Rumah sakit menjamin proses sterilisasi dan disinfeksi
tingkat tinggi dan tingkat rendah di luar pusat sterilisasi
seragam (D,O,W)
PPI 7.2 EP 2 : Bangunan & Peralatan CSSD
(INSTRUMEN SESUAI OPERASI)
PPI 7.2 EP 2 : EO (Ethilin Oxide)& PassBox
PPI 7.2 EP 2 : PLASMA
PPI 7.2 EP 4 : PENJAMINAN PRODUK STERIL
Memisahkan linen kotor
terkontaminasi darah
atau cairan tubuh
dengan tidak
terkontaminasi
Tidak meletakkan linen
dilantai
Penyimpanan linen di
lemari tertutup
√ Membawa linen kotor
√ maupun bersih dalam
keadaan tertutup
STANDAR PPI 7.3
• Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada
pengelolaan linen/londri dengan benar sesuai
dengan peraturan perundang- undangan
Elemen Penilaian PPI 7.3 :
1. Ada unit kerja atau penanggung jawab pengelola
linen/londri yg menyelenggarakan penatalaksanaan sesuai
dengan peraturan perundang- undangan (R)
2. Bangunan, alur, fasilitas dan pelaksanaan londri sesuai dg
peraturan perundang- undangan (D,O,W)
3. Bila linen/ londri dilaksanakan oleh pihak di luar rumah
sakit, harus memenuhi sertifikasi mutu dan sesuai dg
peraturan perundang- undangan (D,O,W)
PPI 7.3 EP 2 : Alur LAUNDRY
R. CUCI & PRODUKSI
PENGERING LINEN
AN TROLI

PENERIMAA PENCUCIA
N PELIPA
N DAN
INFEKSIUS PENGERING PENYETR TAN &
PEMILAHAN
LINEN PENCUCIA AN I SORTI
KOTOR N NON KAAN R
INFEKSIUS
KM.
OPERASI PENDISTRIBUSIA PENYIM
N PANANAN
RUANGAN

CSSD GUDANG
PENYIM
STERILISA PANANAN
SI
PPI 7.3 EP 2 :
ALUR KOTOR BERBEDA DG ALUR BERSIH
TRANSPORTASI LINEN
TRANSPORTASI LINEN
➢ Troli linen bersih dan linen kotor harus berbeda
➢ bahan troli stainless steel / baja anti karat
➢ Troli harus dicuci setiap hari
➢ Muatan linen dalam troli tidak boleh berlebihan
TRANSPORTASI LINEN

Stik laken 5
Seprai besar 10
ALAT TRANSPORTASI LINEN
STANDAR PPI 7.3.1
• Pengelolaan linen/londri dilaksanakan sesuai dengan prinsip-
prinsip PPI

• Elemen Penilaian PPI 7.3.1 :


1. Ada regulasi pengelolaan linen/londri sesuai dg peraturan perundang-
undangan (R)
2. Prinsip- prinsip PPI diterapkan pada pengelolaan linen/londri, termasuk
pemilahan,transportasi,pencucian, pengeringan, penyimpanan dan distribusi
(O,W)
3. Petugas pada unit londri menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai
dengan ketentuan (O,W)
4. Ada bukti pelaksanaan supervisi & monitoring oleh IPCN terhadap
pengelolaan linen/londri sesuai dg prinsip PPI termasuk bila dilaksanakan
oleh pihak luar RS (D,O,W)
PPI 7.3.1 EP 2 :
PENATALAKSANAAN LINEN PPI
A. PENGELOLAAN DI RUANGAN
B. TRANSPORTASI
C. LAUNDRY
D. DOKUMEN
PPI 7.3.1 EP 2
PENGELOLAAN LINEN DI RUANGAN
Pengelolaan linen infeksius
➢ Verbeden
➢ Lakukan cuci tangan
➢ Gunakan APD karena akan kontak dengan linen
infeksius ( APD : sarung tangan, masker, apron)
➢ siapkan kantong linen infeksius (kuning)
Pemisahan Area Kotor dan Area Bersih
Kegiatan Pencucian
Pengambilan Linen Bersih
Mesin Pengeringan
Penyetrikaan dan Pengepresan
Pelipatan
PELIPATAN TPA/TPB
Pendistribusian
Lingkungan Rumah
Sakit
Udara ruangan bersih,
tidak bau
Permukaan lingkungan
ruangan bersih, tidak
kotor, tidak ada debu,
sampah tidak
bertebaran
Lingkungan luar RS
bebas binatang ,
kucing, anjing, tikus
Air bersih sesuai syarat
mutu air
Memisahkan limbah infeksius dan non
infeksius
Limbah Infeksius: limbah yang
terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh,
sekresi dan ekskresi, kecuali keringat
(kantong plastik kuning)
Limbah non infeksius: limbah yang tidak
terkontaminasi (kantong plastik hitam)
Limbah jarum dan benda tajam lainnya ke
wadah tahan tusuk dan tahan air (Safety Box)
Limbah cair infeksius ke saluran khusus
Kontainer limbah tertutup, sebaiknya
membuka menggunakan injakan kaki
PEMISAHAN LIMBAH
Limbah non medis: Limbah infeksius: Limbah Farmasi dan Sampah Sitotoksik:
kertas, kotak, Limbah infeksius Kimia.
botol, (Semua benda yang (obat rusak, obat Sisa obat
wadah plastik, terkontaminasi kadaluarsa,kemasan kemoterapi
sisa makanan, sisa cairan tubuh), terkontaminasi
pembungkus obat, Jaringan
sampah kebun, dll
 Tidak memakai ulang jarum
suntik
 Upayakan tidak memakai obat-
obat/cairan multidose
 Pertahankan teknik aseptik dan
antiseptik pada pemberian
suntikan
 Segera buang jarum suntik
habis pakai
 Tidak melakukan recapping
jarum suntik habis pakai
Cegah: tusukan benda tajam
Tindakan yang paling berisiko

 Pengambilan darah, penutupan kembali jarum suntik


 Memasukan dan menangani cairan IV
 Operasi
 Menangani darah atau cairan tubuh yang terinfeksi di
laboratorium
 Membersihkan, menangani dan menghancurkan limbah
sampah dan alat-alat medis yang terkontaminasi
TERUTAMA DALAM KEADAAN
TERBURU-BURU !!!!!!!
Tatalaksana Pajananan

Jangan Panik !
Tapi selesaikan
dalam
<4 jam
ALUR PENANGANAN NSI
SPO PENANGANAN NSI
(NEEDLE STICK INJURY)
• Pasien infeksius di ruang terpisah,beri jarak >1 m
• Kohorting, bila tidak memungkinkan
konsultasi dengan ke Komite PPIRS
• Kewaspadaan sesuai cara transmisi penyebab
infeksi
• Pisahkan pasien yang tidak dapat menjaga
kebersihan lingkungannya
• Pasien infeksius rawat di R. Isolasi
(kubikel/tersendiri)
• Isolasi pasien dg Kewaspadaan
sesuai transmisi (airborne, droplet,
kontak)
• Jika tidak ada R.Isolasi, lakukan
Kohorting (rawat pasien dg penyakit/
mikroorganisme yg sama), bila
keduanya tidak memungkinkan
konsultasi dengan Komite/Tim
PPIRS
R.ISOLASI DEWASA DAN ANAK (6 KAP TT)
MAGNAHELIC DI R.ISOLASI & HEPA PORTABLE
PEMANTAUAN R.TEKANAN NEGATIF
(R. AIRBORNE TRANSMISION)
R. PELEPASAN APD
• Ada pemeriksaan kesehatan secara regular untuk
area berisiko infeksi (ICU, IGD, HD, OK,
Isolasi,CSSD, Gizi), saat Pandemi : Rapid Test
• Pemberian immunisasi Hepatitis pada area
berisiko dan seluruh staf
• Berikan supplemen & extra fooding
• Ada flow chart pada petugas kesehatan jika
terjadi luka tusuk jarum atau benda tajam lainnya
(alur NSI/Needle Stick Injury)
• Ada alat pelindung diri tersedia N95 di R Isolasi,
dan sebelum menggunakan masker N95 harus
dilakukan Fit Test (Fit Test setiap 6 bulan)
• Masker, sarung tangan, goggle,
faceshield harus dipakai klinisi
saat melakukan lumbal
pungsi,anaestesi spinal
/epidural/pasang kateter vena
sentral

• Cegah droplet flora


orofaring,dapat menimbulkan
meningitis bakterial
BUKTI DI RM & LEAFLET EDUKASI PPI
PADA PASIEN & KELUARGA
PELATIAHAN STAF

Sebelum Pandemi

Saat Pandemi
HAK PASEN/PATIENT RIGHTS

• To safety / berhak atas


rasa aman (tdk infeksi)
• To be informed/berhak
atas informasi
• To choose/ berhak untuk
memutuskan
• To be heard/ berhak untuk
didengar
DISIPLIN DENGAN 5 R (KAIZEN)






• Kewaspadaan Isolasi merupakan bagian dari
program Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi
• Kewaspadaan Isolasi terdiri dari dua lapis:
Kewaspadaan Standar dan Kewaspadaan
berdasarkan Transmisi
• Kewaspadaan berdasarkan transmisi
merupakan lapis kedua /tambahan dari
kewaspadaan standar diterapkan pada
pasien yang terinfeksi atau diduga infeksi
• Penerapan kewaspadaan Isolasi merupakan
kunci memutus mata rantai infeksi
PRIMUM, NON NOCERE
FIRST, DO NO HARM

Anda mungkin juga menyukai