Jawaban No. 2
Jawaban No. 2
Oleh:
DWI ALAM
NIM. D1C117021
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
1
KARAKTERISTIK SIFAT FISIK DAN BAHAN ORGANIK TANAH
ULTISOL PADA PERTANAMAN NILAM (pogostemon cablin L.) DI
KECAMATAN POLI-POLIA KABUPATEN KOLAKA TIMUR
Proposal Penelitian
Oleh:
DWI ALAM
NIM. D1C117021
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Karakteristik Sifat Fisik dan Bahan Organik Tanah Ultisol pada
Pertanaman Nilam (Pogostemon Cablin L.) diDesa Taosu
Kecamatana Poli-Polia Kabupaten Kolaka Timur
Nama : Dwi Alam Menyetujui;
NIM : D1C117021
2
Program Studi : Ilmu Tanah
Pembimbing II
Pembimbing I
Mengetahui;
Ketua Jurusan/Program Studi Ilmu Tanah
KATA PENGANTAR
3
Puji syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan karunia serta hidayah-Nya dapat menyelesaikan Proposal Penelitian yang
berjudul karakteristik sifat fisik dan C-organik tanah Ultisol pada pertanaman
nilam(pogostemon cablin L.) Di Desa Taosu Kecamatan Poli-Polia Kabupaten Kolaka
Timur. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal Penelitian ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan
kedangkalan ilmu yang saya miliki.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
teman-teman dan kepada semua pihak yang sudah turut membantu sehingga
terselesainya Proposal ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing proposal penelitian yang telah membimbing saya hingga pada tahap
penyelesaian.Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa saya berharap dan berdoa agar
proposal ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya sendiri selaku sebagai penyusun
dan umumnya kepada semua para pembaca proposal ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL1
HALAMAN JUDUL
2
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................2
KATA PENGANTAR..............................................................................................4
4
DAFTAR ISI.............................................................................................................5
DAFTAR GAMBAR................................................................................................6
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................7
I. PENDAHULUAN.........................................................................................8
1.1. Latar Belakang.......................................................................................8
1.2. Rumusan Masalah................................................................................10
1.3. Tujuan Dan Kegunaan.........................................................................10
II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................10
2.1 Karakteristik Sifat Fisik Tanah Ultisol..............................................11
1. Warna Tanah...................................................................................12
2. Bobot Isi............................................................................................13
3. Kadar Air.........................................................................................14
4. Tekstur Tanah..................................................................................16
5. Permeabilitas Tanah........................................................................17
2.2. Pengaruh Tanaman Nilam Pada Sifat Fisik Tanah Ultisol.............18
2.4. Kerangka Pikir....................................................................................22
III. METODE PENELITIAN..........................................................................24
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................24
3.2. Bahan dan Alat....................................................................................24
3.3. Prosedur Penelitian.............................................................................25
3.3.1. Tahap Persiapan............................................................................25
3.3.2.Tahap Survei di Lapangan............................................................26
3.3.3.Tahap Analisis Tanah Di Laboratorium......................................26
3.4. Rancangan Penelitian........................................................................27
3.5. Variabel Penelitian............................................................................28
3.6. Analisis Data......................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................29
5
DAFTAR GAMBAR
NO GAMBAR HALAMAN
1 22
Pengembanagan Tanaman
Nilam
6
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Halaman
1 31
2 32
3 33
4 34
I. PENDAHULUAN
7
Di Indonesia tanah Ultisol tersebar luas meliputi hampir 25% dari total
daratan Indonesia, mulai dari Kalimantan, Sumatera, Maluku dan Papua, Sulawesi,
Jawa, dan Nusa Tenggara (Adimiharja et. al., 2004). Pada tanah Ultisol memiliki
karakteristik memiliki tekstur tanah liat hingga liat berpasir, dengan bulk densty yang
Ultisol.
ketersediaan unsur-unsur hara yang tergolong miskin juga sifat fisiknya yang kurang
mendukung pertumbuhan tanaman. Salah satu sifat fisiknya yang menonjol yaitu
tekstur tanah yang dicirikan oleh kandungan liat yang tinggi dan debu rendah.
Kondisi tekstur ini mendasari banyaknya masalah lain pada tanah Ultisol, diantaranya
masalah retensi dan trans misi air, pemadatan tanah, dan penetrasi akar. Distribusi
pori yang kurang seimbang, karena didominasi oleh pori mikro, menyebabkan aerasi
kurang baik, laju infiltrasi rendah, dan peka terhadap erosi. Selanjutnya, kemantapan
aggregat dan permeabilitas tanah juga rendah karena kandungan bahan organik yang
Bahan organik merupakan salah satu komponen penyusun tanah dan berperan
sangat penting bagi kesuburan fisika, kimia, dan biologi tanah. Secara kimia dan
dan menjadi sumber unsur hara yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman,
dan menjadi sumber makanan bagi organisme di dalam tanah. Yulnafatmawita (2011)
8
juga menerangkan bahwa bahan organik dapat membantu dalam membentuk dan
menyeimbangkan pori makro dan mikro, memperlancar aerase dan drainase, serta
memiliki pengaruh sangat penting dalam siklus bahan organik global. Lepasnya
bahan organik dalam bentuk CO2 ke atmosfer mempunyai efek ganda pada
Rumah Kaca (GRK) di atmosfer akan mempercepat pemanasan global (Dahal &
Tanah Ultisol tersebar luas di Sulawesi Tenggara, salah satu daerah dengan
tanah Ultisol yang dimanfaatkan untuk budidaya tanaman nilam adalah Desa Taosu
Kecamatan Poli-Polia Kabupaten Kolaka Timur. Budidaya tanaman nilam di desa ini
setempat, produksi tanaman nilam dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Hal ini diduga karena sifat fisik dan bahan organik tanah pada pertanaman nilam di
desa tersebut kurang mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman nilam. Oleh
karena itu untuk membantu permasalahan petani nilam di desa tersebut perlu
dilakukan penelitian tentang “Karakteristik Sifat Fisik dan Bahan Organik Tanah
Ultisol pada Pertanaman Nilam (Pogostemon Cablin L.)di Desa Taosu Kecamatan
9
1.2. Rumusan Masalah
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah karakteristik sifat fisik dan
bahan organik tanah Ultisol pada pertanaman nilam(pogostemon cablin L.) di Desa
Timur
memiliki sifat dan cirinya masing-masing yang merupakan pembeda dari antarasatu
10
tanah dengan yang lainnya. Secara vertikal Tanah berdifferensiasi membentuk
bekerja sama dalam berbagai proses, baik secara fisik maupun kimia (Handayani,
2018).
Menurut Hakim et. al.,(2010) tanah didefinisikan sebagai tubuh alam yang
memiliki tiga fase, tersusun dari air, udara dan bagian padat yang terdiri atas
bahanbahan mineral, dan organik serta jasad hidup, yang karena berbagai faktor
lingkungan terhadap permukaan bumi dan kurun waktu menyebabkan berbagai hasil
perubahan yang memiliki ciri-ciri khas, yang berperan dalam pertumbuhan tanaman.
Tanah memiliki karakteristik atau sifat tanah yang terdiri atas sifat fisika, kimia dan
biologi tanah. Karakteristik tanah ini dapat dijadikan sebagai parameter kesuburan
tanah dan pertumbuhan vegetasi. Semakin besar kesuburan tanah maka semakin besar
karbon yang akan tersimpan pada tegakan maupun tumbuhan bawah atau seresah
(Rusdiana, 2012). Tanah Ultisol umumnya peka terhadap erosi serta mempunyai pori
aerasi dan indeks stabilitas rendah sehingga tanah mudah menjadi padat.
1. Warna Tanah
Warna tanah merupakan petunjuk sifat fisik tanah yang paling mudah
11
(Utomo, 2016). Penyebab perbedaan tanah pada permukaan tanah umumnya oleh
perbedaan kandungan bahan organik, makin tinggi kandungan bahan organik warna
tanah semakin gelap (Hardjowigeno, 2015). Warna tanahdapat meliputi putih, merah,
coklat, kelabu, kuning, hitam, kebiruan dan kehijauan. Warna pada tanah tua
sedangkan pada tanah muda mencerminkan bahan induk dari tanah tersebut pada
kondisi tertentu warna tanah juga dijadikan indikator kesuburan atau produktivitas
lahan.
indikator dari bahan induk untuk tanah yang baru berkembang, indikator kondisi
iklim untuk tanah yang sudah berkembang lanjut, dan indikator kesuburan tanah atau
kapasitas produktivitas lahan. Akumulasi dari bahan organik akan menciptakan warna
kehitaman pada suatu tanah. Penetapan warna tanah dilapangan dilakukan dengan
menggunakan pedoman buku Munsel Soil Color Chart yang nilainya dinyatakan
2. Bobot Isi
Bobot isi (bulk density) atau sering disebut juga dengan istilah berat volume
merupakan penunjuk kepadatan tanah, makin padat suatu tanah maka makin tinggi
nilai bobot isinya, yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar
tanaman (Mardiana, 2016). Peningkatan bobot isi tanah sebesar 0,25% pada areal
hutan bekas tebangan 1 bulan disebabkan adanya aktivitas alat berat (Traktor) dalam
12
penyaradan kayu yang menyebabkan hilangnya top soil dan bahan organik tanah
Robet (2010) menyatakan bahwa berat isi berkaitan dengan jumlah pori,
ukuran pori, dan permeabilitas yang kesemuanya ditentukan oleh tingkat dekomposisi
bahan organik. tanah yang mempunyai bobot isi besar akan sulit meneruskan air atau
ditembus akar tanaman, sebaliknya pada bobot isi rendah tanaman lebih mudah
berkembang, pada umumnya tanah mineral mempunyai berat volume antara 0,8-1,4
cm³ sedangkan pada tanah gambut yang telah matang (dengan tingkat pelapukan
sapris) mempunyai berat volume yang rendah antara 0,4-0,6 cm³ (Utomo, 2016).
perkebunan dalam jangka waktu lama, pemukiman, hingga tempat yang terbuka dan
terjadi berbagai aktivitas manusia yang bersifat fisik di atasnya. Menurut Handayani
(2013), pembukaan lahan dan aktivitas alat berat berpengaruh terhadap Bulk density
karena ada gaya tekan pada permukaan tanah sehingga ruang pori tanah menjadi
adalah penyusutan partikel-partikel padatan di dalam tanah karena gaya tekan pada
permukaan tanah sehingga ruang pori tanah menjadi sempit. Pemadatan tanah
merupakan hal yang tidak diinginkan dalam pertanian karena dapat mengurangi aerasi
tanah, mengurangi ketersediaan air bagi tanaman dan menghambat pertumbuhan akar
13
dan perkecambahan tanaman. Tanah yang padat akan mengurangi kapasitas
memegang air, mengurangi kandungan udara, memberikan hambatan fisik yang besar
3. Kadar Air
Kadar air tanah adalah jumlah air yang ditahan didalam tanah setelah
kelebihan air dialirkan, apabila tanah memiliki kadar air yang tinggi maka kelebihan
air tanah dikurangi melalui evaporasi, transpirasi dan transpor air bawah tanah
(Dharma, 2015). Kadar air juga merupakan jumlah air dalam tanah yang dapat
ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik grvitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah
tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar tanaman atau menguap sehingga tanah
Jumlah air tersedia bagi tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
tekstur tanah, bahan organik tanah, kekuatan tanah, kedalaman tanah, lapisan tanah
dan tanaman.Air tanah merupakan salah satu sifat fisik yang berpengaruh langsung
terhadap pertumbuhan tanaman. Penetapan kadar air tanah dapat dilakukan secara
langsung melalui pengukuran perbedaan berat tanah disebut (metode geovimetri) dan
secara tidak langsung melalui pengukuran sifat-sifat lain yang berhubungan erat
Menurut Pratiwi (2014), kadar air kapasitas lapang (KAKL) dan air tersedia
pada kedalaman 0-20 cm lebih tinggi dibandingkan KAKL dan air tersedia kedalaman
20-40 cm baik ditanah lotosol maupun podsolik. Hal ini dikarenakan lapisan atas
14
tanah yang mempunyai kadar bahan organik yang lebih tinggi dibandingkan lapisan
bawah. Pada tanah-tanah yang berkembang seperti latosol dan podsolik maka kadar
bahan organik menurun menurut kedalaman. Bahan organik didalam tanah bersifat
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
cairan tubuh. Kadar air dalam suatu bahan pakan sangat mempengaruhi kualitas dan
daya simpan dari bahan pakan tersebut. Kandungan air dalam pakan ikan berkisar
Kadar air ialah jumlah air yang terkandung dalam suatu bahan yang
dinyatakan dalam satuan persen atau perbedaan antara berat bahan sebelum dan
sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka
Kadar air ini disebut dengan kadar air seimbang. Kadar air juga merupakan
karakteristik yang sangat penting dalam bahan pakan karena air dapat mempengaruhi
penampakan, tekstur, serta ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pakan
tersebut. Kadar air menyebabkan mudahnya bakteri, kapang dan khamir untuk
berkembang biak sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pakan (Marela, 2016).
4. Tekstur Tanah
Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk,
diperlukan istilah-istilah khusus yang akan memberikan ide tentang sifat teksturnya
15
dan akan memberikan petunjuk tentang fisiknya. Menurut Hardjowigeno (2010) tanah
yang bertekstur pasir, karena butir-butirannya berukuran lebih besar, maka setiap
satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap air
dan unsur hara. Tanah yang didominasipasir akan banyak mempunyai pori-pori
makro (besar) disebut lebih poreus, tanah yang didominasi debu akan banyak
mempunyai pori-pori meso (sedang) agak poreus, sedangkan yang didominasi liat
dari fraksi tanah halus (lebih kecil dari 2 mm). Tanah yang bertekstur kasar dengan
20% bahan organik atau lebih dan tanah bertekstur halus dengan 30% bahan organik
atau lebih berdasarkan bobot mempunyai sifat yang didominasi oleh fraksi organik
paling mudah dibedakan. Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah,
misalnya: warna hitam menunjukkan kandungan bahan organik tinggi. Warna merah
Tanah bertekstur pasir yaitu tanah dengan kandungan pasir >70 %, prositasnya
rendah (<40%), sebagian ruang pori berukuran besar sehingga aerasi nya baik, daya
hantar air cepat, tetapi kemampuan menyimpan zat hara rendah. Tanah pasir juga
disebut tanah ringan. Tanah disebut bertekstur berliat jika liatnya > 35 % kemampuan
menyimpan air dan hara tanaman tinggi. Air yang ada diserap dengan energi yang
16
tinggi, sehingga liat sulit dilepaskan terutama bila kering sehingga kurang tersedia
untuk tanaman. Tanah liat juga disebut tanah berat. Tanah berlempung, merupakan
tanah dengan proporsi pasir, debu, dan liat sedemikian rupa sehingga sifatnya berada
diantara tanah berpasir dan berliat. Jadi tata udara serta udara cukup baik,
berupa kecepatan infiltrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah.
Terjadi tidaknya aliran permukaan, tergantung pada dua sifat yang dipunyai oleh
tanah tersebut, yaitu kapasitas infiltrasi yaitu kemampuan tanah untuk meresapkan air
dan permeabilitas dari lapisan tanah yang berlainan, yaitu kemampuan tanah untuk
meluluskan air atau udara ke lapisan bawah profil tanah (Hanafiah, 2019).
5. Permeabilitas Tanah
jalan atau garis yang ditempuh air merupakan garis dengan bentuk terarur (smooth
curve). Dalam hal ini ini kecepatan merembes adalah menurut suatu hukum yang
disebut hukum Darcy (Darcy`s Law). Sebab utama rembesan terjadi adalah karena
kecenderungan air mengalir akibat gravitasi atau terdorong oleh suatu kondisi.
memungkinkan air atau cairan lainnya untuk menembus atau merembes melalui
hubungan antara pori. (Soedarmo et. al., 2011 ) Permeabilitas tanah merupakan salah
satu karakteristik yang penting untuk memperkirakan volume air rembesan pada
17
pekerjaan galian sedalam muka air tanah atau lebih dalam. Air yang merembes
didalam tanah, bisa mengalir mengikuti keadaan aliran laminar (Taula. et. al., 2010)
Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah untuk meneruskan air atau udara.
Permeabilitas tanah biasanya diukur dengan istilah kecepatan air yang mengalir
dalam waktu tertentu yang ditetapkan dalam satuan cm/detik (Hakim et. al.,2016).
sehingga kurang tahan kekeringan dan peka terhadap defisit kelembaban tanah
dengan sifat dari tanaman nilam yang peka terhadap kurangnya kelembaban tanah
mengakibatkan warna tanah menjadi cerah setelah ditanami tanaman nilam. Pada
kadar air tanah dengan sifat dari tanaman nilam yang tidak tahan terhadap kekeringan
tekstur tanah yang menjadi dominan debu akibat berkurangnya kadar air di dalam
tanah yang serap oleh tanaman nilam. Untuk permeabilitas tanah menjadi sangat
cepat akibat penyerapan air dari tanaman nilam dan berkurangnya bahan organik di
ulang, dirombak oleh bakter-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh
tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan
penimbunan dari sisasisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami
18
pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan
tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui
Sumber asli bahan organik tanah ialah jaringan tumbuhan. dalam keadaan
alami bagian diatas tanah, akan pohon, semak-semak, rumput dan tanaman tingkat
rendah lainnya tiap tahun menyediakan sejumlah besar sisa-sisa organik. Sebagian
besar dari tumbuhan bisa diangkut sebagai hasil panen, akan tetapi beberapa bagian
diatas tanah dan semua akar ditinggalkan. Karena bahan ini didekomposisikan dan
dihancurkan oleh banyak macam organisme tanah, hasilnya akan menjadi bagian dari
Sumber bahan organik tanah ialah hewan. Hewan memberikan hasil samping
kehidupan hewan tertentu, terutama cacing tanah, sentipoda dan semut memegang
peranan penting dalam perubahan sisa-sisa tumbuhan (Buckman et. al., 2012). Humus
merupakan salah satu bentuk bahan organik. Humus berasal dari residu-residu
tanaman, binatang dan mikroba, komposisinya tergantung atas sifat/ keadaan kimiawi
dari residu-residu tersebut. Humus terbentuk sebagai suatu hasil dari proses-proses
dekomposisi, makan komposisinya juga akan tergantung atas berbagai jasad renik
et.al.,2011).
19
Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah
untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun,
kadar bahan organik merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah yang umum
terjadi. Kerusakan tanah merupakan masalah penting bagi negara berkembang karena
Kerusakan tanah secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga kelompok
utama, yaitu kerusakan sifat kimia, fisika dan biologi tanah. Kerusakan kimia tanah
teremar logam berat, dan tercemar senyawa-senyawa organik dan xenobiotik seperti
tanah dapat diakibatkan penggunaan pupuk nitrogen buatan secara terus menerus
dalam jumlah besar (Brady, 1990).Kerusakan tanah secara fisik dapat diakibatkan
Kerusakan struktur tanah ini dapat terjadi akibat pengolahan tanah yang salah
atau penggunaan pupuk kimia secara terus menerus. Kerusakan biologi tanah ditandai
oleh penyusutan populasi maupun berkurang nya biodervisitas organisme tanah, dan
terjadi biasanya bukan kerusakan sendiri, melainkan akibat dari kerusakan lain (fisik
dan kimia). Sebagai contoh penggunaan pupuk nitrogen (dalam bentuk ammonium
sulfat dan sulfur coatedurea) yang terus menerus selama 20 tahun dapat menyebabkan
pemasaman tanah sehingga populasi cacing tanah menurun drastic (Ma et. al., 2013).
20
Kehilangan unsure hara dari daerah perakaran juga merupakan fenomena
umum pada sistem pertanian dengan masukan rendah. Pemiskinan hara terjadi
utamanya pada praktek pertanian di lahan yang miskin atau agak kurang subur tanpa
dibarengi dengan pemberian masukan pupuk buatan maupun organik yang memadai.
Termasuk dalam kelompok ini adalah kehilangan bahan organik yang lebih cepat dari
kehilangan yang terjadi melalui dekomposisi yang berdampak pada penurunan kadar
bahan organik dalam tanah. Tanah-tanah yang sudah mengalami kerusakan akan sulit
perbaikan agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi kembali secara optimal.
cepat. Namun apabila hal ini dilakukan terus menerus akan menimbulkan kerusakan
tanah. Hal ini tentu saja tidak menguntungkan bagi pertanian yang berkelanjutan.
Menurut Lal (2015), pengelolaan tanah yang berkelanjutan berarti suatu upaya
dapat ditekan seminimal mungkin sampai batas yang dapat ditoleransi, sehingga
21
sumber daya tersebut dapat dipergunakan secara lestari dan dapat diwariskan kepada
yang rendah, tanahnya berwarna merah kekuningan, tekstur tanah liat hingga liat
adalah penyumbang devisa terbesar di antara tanaman atsiri lainnya. Indonesia adalah
sebagai pemasok 90% kebutuhan minyak nilam dunia. Salah satu wilayah yang
mengembagkan komoditas tanaman perkebunan jenis nilam ini adalah Desa Taosu
tingkat pertumbuhan dan produksi tanman nilam di wilayah mereka, yang dapat
diakibatkan karena ketersedian bahan organik tanah yang rendah dan sifat fisik tanah
seperti bulk densty yang tinggi yang tidak mendukung pertumbuhan dan produksi
Kolaka Timur. Oleh karena itu, untuk mendukung usaha peningkatan produksi
tanaman nilam ini maka sangat perlu dilakukan penelitiaan karakteristik sifat fisik dan
bahan organik tanah pada lahan-lahan perkebunan nilam petani, dengan demikian
akan membantu petani dalam memperbaiki sifat fisik dan BO pada pertanaman nilam,
22
sehingga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman nilam
diwilayah tersebut. Adapun bagan alir kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada
Gambar 2.1
Sifat Fisik Tanah: (1) Bobot Isi, (2) Bahan Organik Rendah
Kadar Air, (3) Tekstur Tanah, (4)
Permeabilitas Tanah
23
III. METODE PENELITIAN
Taosu Kecamatan Poli-Polia Kabupaten Kolaka Timur dan analisis tanah akan
Universitas HaluOleo. Penelitian ini akan berlangsung selama 3 (tiga) bulan mulai
Bahan yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu sampel tanah kering
angin, air aquades, bahan kimia untuk analisis di laboratorium meliputi KCl1M, HCl,
NH4OAc 1 M, pH 7 dan larutan H2O2. Bahan pembuatan peta unit lahan meliputi
Peta jenis tanah skala 1:250.000, Peta geologi skala 1:250.000, Peta topografi skala
1:250.000, dan Peta penggunaan lahan skala 1:250.000. Alat yang digunakan
dilapangan yaitu GPS (Global Positioning System), klinometer, bor tanah, ring
sampel, kamera, kantong kresek, karung, pisau/parang, kertas label, lakban bening,
24
3.3.1. Tahap Persiapan
1. Studi dari berbagai pustaka dengan mempelajari buku-buku referensi dan data
3. Membuat peta unit lahan pada wilayah Desa Taosu Kecamatan Poli-Polia dan
berdasarkan hasil overlay dari peta jenis tanah, peta geologi, peta topografi dan
pengamatan survey lapangan dan penyiapan alat serta bahan yang dibutuhkan di
lapangan.
5. Mengurus dokumen yang digunakan untuk pengamatan dilapangan yaitu surat izin
penelitian.
1. Melakukan penyesuaian terhadap peta unit lahan dengan kondisi yang ada di
lapangan.
25
3. Melakukan pengamatan kondisi pertanaman nilam di lokasi penelitian.
4. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada setiap unit lahan dan dikhususkan pada
pada pertanaman nilam melalui pemboran tanah dengan kedalaman 0-40 cm untuk
parameter tekstur tanah dan C-organik, sedangkan untuk parameter bobot isi,
kadar air tanah, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan ring sampel
5. Contoh tanah dari hasil pemboran untuk parameter tekstur tanah dan C-organik
akan dikomposit untuk setiap lapisannya, kemudian akan diambil sekitar 1 kg.
fisik dan bahan organik tanah Ultisol yang tidak dapat diukur di lapangan. Jenis
yaitu menyiapkan sampel tanah. Sampel tanah dari lapangan yang disertai dengan
surat permintaan alisisyang berisi daftar contoh dan jenis analisis yang diperlukan,
26
permintaan analisis, jumlah dan nomor contoh, untuk setiap contoh dibuat nomor
dari metode grid (menggunakan prinsip pendekatan sintetik) dan metode fisiografi
dengan bantuan interpretasi foto udara (prinsip analitik). Metode grid bebas
pengamatan telah dikonfirmasi secara sistematis dalam bentuk satuan peta tanah atau
unit lahan. Dalam penelitian ini ciri-ciri khusus tersebut telah dioverlay dan dibuat
dalam bentuk peta unit lahan. Unit lahan pada lokasi penelitian terdiri atas 4 unit
Sampel tanah diambil masing-masing 1 sampel pada tiap-tiap unit lahan pada lokasi
parameter sifat fisik tanah (bobot isi, kadar air tanah dan permeabilitas) menggunakan
ring sampel pada masing-masing unit lahan dan sampel tanah untuk parameter tekstur
tanah dan C-organik diambil 1 sampel komposit, dengan cara tanah diambil dengan
jarak masing-masing ± 25 meter searah mata angin, kemudian dicampur serta diaduk
dianalisis di laboratorium.
27
3.5. Variabel Penelitian
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah sifat fisik tanah meliputi
(1) Bobot Isi, (2) Kadar Air, (3) Tekstur Tanah, (4) Permeabilitas Tanah dan (5)
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis dan
tabulasi data hasil pengamatan di lapangan dan data hasil analisis contoh tanah di
untuk pembuatan rekomendasi upaya pengelolaan danperbaikan sifat fisik dan bahan
organik tanah Ultisol di Desa Toasu Kecamatan Poli-Polia Kabupaten Kolaka Timur.
28
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, A., Haryati, U. dan I, Juarsah.2016.Sifat Fisik Tanah dan
MetodeAnalisisnya.Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
DepartemenPertanian: 131 hal.
Arifin.Moch. 2010. Kajian Sifatfisiktanahdan Berbagai Penggunaan Lahan Dalam
Hubungannya Dengan Pendugaan Erosi Tanah.
Dharma, P, A, F, S dan M, Abdurohman. 2015. Prototip Pemantauan Kadar Air atau
Kelembaban pada Tanah Menggunakan Arduino dan Protokol Zigbee/IEEE
802.15.4. Jurnal e – Proceeding of Engeneering.2 (2).
Djatmiko Soedarmo, et. al, 2011, Drainase Perkotaan , PT. Mediatama Saptakarya,
Jakarta.
Damanik, P. 2017. Perubahan Kepadatan Tanah dan produksi Tanaman
KacangtanahAkibatIntensitas Lintasan Traktor Dosis Bokasi. Skripsi.Fakultas
teknologiFakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Darcy. 2012. Hydraulic Researches, Experimental research on flow of water inopen
channel. Academic des Sciences. Paris.
Fauzana, NA.2017. Bahan Ajar :Bahan Tambahan Pakan Ikan. Fakultas Perikanan
Dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Hanafiah, K, A. 2015. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hal
360
Hanafiah dan Kemas ali. 2019. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Hakim, N, Nyakpa, M, Y, Lubis, A, M, Nugroho, S,G, Dika, M, A, Ban Hong, G,dan
H, H, Bailley, 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Penerbit
UniversitasLampung.488 hal.
Handayani, S dan Karnilawati. 2018. Karakterisasi dan Klasifikasi Tanah Ultisoldi
Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie. Jurnal Ilmiah Pertanian. 14 (2) :17 hal.
Hakim,N., Nyakpa Y.M., Lubis M.A., Nogroho G.S., Saul R.M., Diha A.M., Hong
B.G., dan Bailey H.H., 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung.
Lampung
29
Mardiana, S. 2016. Perubahan Sifat Sifat Fisik Tanah Pada Kegiatan Konservasi
Hutan Alam Rawa Gambut Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit. Skripsi.Fakultas
Kehutanan IPB. Bogor.
Marela, HA. 2016. Laporan Praktikum Nutrisi Ikan. Fakultas Perikanan Dan
Kelautan Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Nuryani, Y., Emmyzar dan Wiratno. 2012. Budidaya Tanaman Nilam. Balai
Penelitian Tanaman obat dan Aromatika. Bogor.
Pamungkas, M.Y. 2014. Pengaruh tingkat kepadatan tanah terhadap pertubuhan
tanaman dan karakteristik umbi lobak.Skripsi. Departemen Teknik Pertanian.
Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor
Perdana, S dan Wawan.2015.Pengaruh Pemadatan Tanah Gambut terhadap Sifat
Fisik Pada Dua Lokasi yang Berbeda.Jurnal Faperta.2(2): 1-15
Prasetyo, B. H., dan D. A. Suriadikarta. (2016). Klasifikasi, Potensi danTeknologi
Pengelolaan Tanah Ultisol –Pengembangan Lahan
diIndonesia.Diaksesdarihttp://litbang.deptan.go.id.
Pratiwi, 2014.Karakteristik Fisik pada Beberapa Penggunaan Lahan di TanahLotosol
Darmaga dan Podsolik Jasinga.Skripsi.Institut Pertanian Bogor
Rusdiana, O., dan R. S. Lubis.2012. Pendugaan Kolerasi antara KarakteristikTanah
terhadap Cadangan Karbon pada Hutan Sekunder.Jurnal SilvikulturTropika, 4
(1):14-21
Robet, P. 2010. Hubungan Kedalaman Muka Air Tanah dengan Beberapa Sifat Fisik
Gambut pada Perkebunan Kelapa Sawit.Rencana Penelitian. Fakultas Pertanian
Universitas Tanjung Pura. Pontianak.
Sulaeman, Suparto dan Eviati. 2015. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk.
Bogor: Balai Penilitian Tanah dan Pengembangan Penelitian, Departemen
Pertanian. 82-103 hal.
Tambunan, W.A. 2018.Kajian Sifat Fisika dan Kimia Tanah Hubungannya dengan
Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis, Jacq) di Kebun Kwala Sawit PTPN
II.Tesis. Medan. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.
Taula.et. al. 2010.Sistem Drainase Resapan Untuk Meningkatkan Pengisian
(Recharge) Air Tanah. Jurnal Natur Indonesia 3 (2) : 129-137.
Utomo, M. 2016. Ilmu Tanah Dasar-Dasar dan Pengolahan. Prenada MediaGroup,
Jakarta. 110 hal.
Wilson, E. 2016.Kepadatan tanah akibat penyaradan oleh forwarder dan pengaruhnya
terhadap pertumbuhan semai.Skripsi. Departemen Hasil Hutan. Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor
30
31
Lampiran 1.Peta Topografi Lahan di Desa Toasu Kecamnatan Poli-Polia Kab. Kolaka Timur
Lampiran 2.Peta Jenis Tanah di Desa Toasu Kecamnatan Poli-Polia Kab. Kolaka Timur
Lampiran 3. Peta Penggunaan Lahan di Desa Toasu Kecamnatan Poli-Polia Kab. Kolaka Timur
Lampiran 4. Peta Geologi di Desa Toasu Kecamnatan Poli-Polia Kab. Kolaka Timur