Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA TANAH
“Tekstur Tanah”

Oleh:

NAMA : Muhammad alfarizi

NIM : D1D121044

KELAS :A

KELOMPO : III
K

JURUSAN ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan suatu sistem lapisan kerak bumi yang tidak padu dengan
ketebalan beragam berbeda dengan bahan-bahan di bawahnya, yang juga tidak baku
dalam hal warna, bangunan fisik, struktur, susunan kimiawi, sifat biologi, proses kimia,
ataupun reaksi-reaksi. Tekstur tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks
dan terdiri atas tiga fase yaitu padat, cair, dan gas. Fase padat yang hampir 50%
menempati volume tanah yang terdiri atas bahan-bahan mineral dan bahan organik.
Dalam tanah terdapat pori-pori tanah yang berada antara butiran fase padat yang diisi
oleh fase cair dan gas. Data tekstur tanah juga sangat diperlukan untuk evaluasi tata air
tanah, retensi air, konduktifitas dan kekuatan tanah.
Penetapan tekstur tanah dapat secara lapangan (kualitatif) dan secara laboratorik
(kuantitatif). Penetapan secara lapangan dapat dilakukan dengan cara mengambil tanah
yang basah kemudian diletakkan di antara telunjuk, gosok-gosokkan dan apabila melincir
terasa sangat liat dan melekat, tandanya kadar liat (tanah liat) banyak. Apabila terasa
kasar, tak dapat dibentuk menandakan kelas tekstur pasir. Sedangkan debu akan terasa
licin pula, seperti sabun basah, dan apabila mongering terasa seperti tepung.
Penetapan secara laboratorik dilakukan dengan cara mengambil sejumlah tanah
kemudian dipecah-pecahkan sampai halus, untuk memisahkan pasir yang sangat halus
dipergunakan saringan. Persentase berat (kadar) debu dan liat akan diperoleh dengan
perlakuan fisika-kimiawi serta berdasarkan atas cepatnya pengendapan dalam suspense
tanahnya. Tekstur tanah penting kita ketahui, oleh karena komposisi ketiga fraksi butir-
butir tanah tersebut akan menentukan sifat-sifat fisika, fisika-kimia, dan kimia tanah.
Sebagai contoh, besarnya lapangan pertukaran dari ion-ion di dalam tanah amat
ditentukan oleh tekstur tanah. Berdasarkan perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu,
dan liat, maka kita perlu memahami pentingnya pengetahuan tentang tekstur tanah.
Dimana sifat fisik tanah tergantung pada jumlah ukuran, bentuk, susunan dan komposisi
mineral dari partikel-partikel tanah, macam dan jumlah bahan organik, volume, dan
bentuk pori- porinya serta perbandingan air dan udara menempati pori-pori pada waktu
tertentu.

1.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum ini yaitu:


1. Untuk mengetahui cara penetapan kelas tekstur secara kualitatif
2. Untuk mengetahui cara penetapan kelas tekstur dengan hydrometer
3. Untuk mengetahui sebaran kelas tekstur tanah antara berbagai lapisan tanah pada
profil yang sama dan pada berbagai profil yang berbeda dengan berbagai jenis
penggunaan lahan dan kelerengan berbeda.

Manfaat dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara penetapan kelas tekstur
secara kualitatif , untuk mengetahui cara penetapan kelas tekstur dengan hydrometer
untuk mengetahui sebaran kelas tekstur tanah antara berbagai lapisan tanah pada profil
yang sama dan pada berbagai profil yang berbeda dengan berbagai jenis penggunaan
lahan dan kelerengan berbeda.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Tekstur Tanah adalah perbandingan relatif persentase fraksi pasir, fraksi debu,
dan fraksi liat di dalam sistem tanah, yang juga menggambarkan tingkat kekasaran atau
kehalusan suatu jenis tanah. Setiap jenis tanah memiliki persentase pasir, debu, dan liat
tersendiri. Ada tanah yang didominasi oleh fraksi pasir sehingga memiliki tekstur Pasir.
Ada tanah yang didominasi oleh fraksi debu sehingga memiliki tekstur Debu (Salam,
2020).
Tekstur tanah adalah kondisi tingkat kehalusan tanah yang terjadi sebab adanya
perbedaan komposisi kandungan fraksi liat, pasir dan debu yang terkandung pada tanah.
Tekstur tanah ialah kondisi tingkat kehalusan tanah yang terjadi sebab adanya perbedaan
komposisi kandungan fraksi liat, pasir dan debu yang terkandung pada tanah. Tekstur
tanah mempengaruhi tingkat laju infiltrasi. Laju infiltrasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti tekstur tanah, struktur tanah, kedalaman genangan, tebal lapisan jenuh,
kelembaban tanah, pemadatan oleh hujan, tanaman penutup, intensitas hujan dan sifat-
sifat fisik tanah. Semakin halus tekstur tanah, maka air akan semakin sulit terinfiltrasi
dikarenakan pori-pori tanah menjadi rapat. Begitupun sebaliknya, untuk tekstur tanah
kasar akan lebih mudah terinfiltrasi. (Rusdiani fadhli, 2022).
Tekstur merupakan salah satu sifat fisika tanah yang perlu diketahui untuk
kesesunian lahan bagi pertanaman ubi kayu. Tekstur tanah dapat ditentukan dengan cara
mudah dan cepat di lapang ataupun dapat ditetapkan di laboratorium yang biasa disebut
dengan Analisis Mekanis. Sehingga dengan mengetahui tekstur tanah yang akan ditanami
ubi kayu, dapat pula diketahui teknik-teknik pertanaman yang sesuai untuk dilakukan
seperti teknik pemeliharaan dan pemupukan yang akan digunakan. (Sinaga, 2014).
Tekstur tanah berhubungan dengan total pori tanah sehingga dapat mempengaruhi
total air tersedia bagi tanaman. tekstur tanah klei dapat menyimpan air lebih banyak.
Tanah bertekstur klei tidak hanya memiliki permukaan yang luas tetapi juga
bermuatanlistrik. Muatan listrik memberi sifatpada klei untuk dapat mengikat air
maupun hara tanama pada permukaannya. Tanah klei sebagai campuran partikel-partikel
pasir dan debu dengan bagian-bagian tanah klei yang mempunyai sifat-sifat
karakteristik yang berlainan. Salah satu ciri partikel-partikel tanah klei yaitu
mempunyai muatan ion positif yang dapat dipertukarkan. Material tanah klei mempunyai
daya serap yang baik terhadap perubahan kadar kelembapan (kandungan air) karena
tanah klei mempunyai luas permukaan yang sangat besar. (Darmayanti et al., 2019).
Tekstur tanah diartikan sebagai proporsi pasir, debu dan lempung. Partikel ukuran
lebih dari 2 mm, bahan organic dan agen perekast seperti kalsium karbonat harus
dihilangkan sebelum menentukan tekstur. (Ria Rosdiana , 2015).
Tekstur tanah merupakan suatu sifat fisik yang penting karena dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman serta secara tidak langsung dapat memperbaiki
peredaran air, udara dan panas, aktivitas jasad hidup tanah, tersedianya unsur hara bagi
tanaman, perombakan bahan organik, dan mudah tidaknya akar dapat menembus tanah
lebih dalam. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa fungsi utama tanah sebagai media
tumbuh adalah sebagai tempat akar mencari ruang untuk berpenetrasi (menelusup), baik
secara lateral atau horisontal maupun secara vertikal. Kemudahan tanah untuk dipenetrasi
ini tergantung pada ruang poripori yang terbetuk di antara partikelpartikel tanah (tekstur
dan struktur), sedangkan stabilitas ukuran ruang ini tergantung pada konsistensi tanah
terhadap pengaruh tekanan. (Mustawa et al., 2017).
Pembagian kelas tekstur tanah menunat USDA dibagi kedalam: 12 tekstur.
Pembagian ini didasikan banyaknya susunan fraksi tanah. Tekstur tanah adalah sifat halus
atau kadar butiran pada lapisan tanah (sarma, 2015).
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena
terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung
pada tanah. Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah
yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lainnya.
(Hasibuan et al., 2020).
Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena batuan berukuran lebih besar, maka
setiap berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga
sulit menyerap air dan unsur hara (Hardjowigeno, 2015).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum ini dillaksanakan di laboratorium fakultas pertanian Universitas Halu


Oleo Kendari pada hari minggu 11 Desember 2022 pada pukul 09.00 sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tisu, kertas label, lap
kasar, lap halus, saringan, alat tulis menulis, tabung erlemeyer, cawan pentri, timbangan
analitik, pipet filer, oven, kamera, hotplate (lemari pemanas), spans, sunlight, tabung milk
shaker, gelas ukur, thermometer, stop watch dan hydrometer.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu tanah, larutan H2O2
dengan konsentrasi 10%, H2O2 dengan konsentrasi 30%, Hcl 2N dengan konsentrasi 4%
dan air aquades.

.3.3 Prosedur Kerja

1. Preparasi.
2. Menimbang sebanyak 5 gram ditimbangan analitik.
3. Setelah ditimbang masukan ke gelas ukur 50ml.
4. Memasukan 25ml cairan H2O2 sebanyak 10% ke gelas ukuran yang sudah ada
tanahnya.
5. Setelah itu diamkan selama satu malam.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut :

Table 4.1.1. Hasil Tekstur Tanah Vegetasi Semak Belukar

Tekstur

No. Lapisan % Pasir % Debu % Liat Kelas Tekstur

1. Lapisan I 32,00 67,69 0,31 Lempung berdebu

2. Lapisan II 29,11 65,18 5,70 Lempung berdebu

3. Lapisan III 34,97 64,76 0,27 Lempung berdebu

Table 4.1.2. Hasil Pengamatan Tekstur Tanah Vegetasi Alang-Alang

Tekstur

No. Lapisan % Pasir % Debu % Liat Kelas Tekstur

1. Lapisan I 49,30 44,82 5,88 Lempung berpasir

2. Lapisan II 49,96 49,63 0,41 Lempung berpasir

3. Lapisan III 80,22 11,75 8,03 Pasir berlempung

Table 4.1.3. Hasil Pengamatan Tekstur Tanah Vegetasi Hutan

Tekstur

No. Lapisan % Pasir % Debu % Liat Kelas Tekstur

1. Lapisan I 32,00 67,69 0,31 Lempung berdebu

2. Lapisan II 29,11 65,18 5,70 Lempung berdebu


3. Lapisan III 34,97 64,76 0,27 Lempung berdebu

4.2 Pembahasan

Berdasarkan pada tabel 4.1.1 diatas lapisan I vegetasi semak belukar memiliki
kelas tekstur lempung berdebu dengan presentase pasir 32,00 %, debu 67,69 %, dan
liat 0,31 %. Pada lapisan II memiliki kelas tekstur lempung berdebu dengan
persentase pasir 29,11 %, debu 65,18 %, dan liat 5,70 %. Dan pada lapisan III
memiliki kelas tekstur lempung berdebu dengan persentase pasir 34,97 %, debu
64,76 %, dan liat 0,27 %.
Berdasarkan table 4.1.2. hasil pengamatan tekstur tanah vegetasi alang- alang
diketahui bahwa pada lapisan 1 memiliki persentase (%) tekstur pasir = 49,30,
persentase (%) tekstur debu = 44,82, persentase (%) tekstur liat = 5,88, sehingga
tekstur tanah lapisan I termasuk dalam kelas tekstur lempung berpasir. pada lapisan
II memiliki persentase (%) tekstur pasir = 49,96, persentase (%) tekstur debu =
49,3, persentase (%) tekstur liat = 0,41, sehingga tekstur tanah lapisan II termasuk
dalam kelas tekstur lempung berpasir. pada lapisan III memiliki persentase (%)
tekstur pasir = 80,22, persentase (%) tekstur debu = 11,75, persentase (%) tekstur
liat = 8,03, sehingga tekstur tanah lapisan III termasuk dalam kelas tekstur pasir
berlempung.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tekstur tanah berkaitan dengan kemampuan tanah untuk menahan air dan

juga reaksi kimia tanah. Tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas

permukaan yang kecil sehingga sulit untuk menahan air maupun unsur hara. Tanah-

tanah yang bertekstur lempung mempunyai permukaan yang luas sehingga

kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah-tanah bertekstur

halus lebih aktif daari reaksi kimia dibanding tanah yang bertekstur kasar. Tanah-

tanah bertekstur halus mempunyai kemampuan menyimpan air dan unsur hara.

5.2 Saran

Saran saya pada praktikum tekstur ini adalah agar praktikum ini dapat berjalan

lancar dan bimbingan asisten dosen saat praktikum perlu diperhatikan dengan baik

atau perlu di damping sampai akhir praktikum agar tidak terjadi kesalahan saat

pengisian data.
DAFTAR PUSTAKA

Darmayanti F D. 2019. ESTIMASI TOTAL AIR TERSEDIA BAGI TANAMAN


PADA BERBAGAI TEKSTUR TANAH MENGGUNAKAN MWTODE
PENGUKURAN KANDUNGAN AIR JENUH. Jurnal.unej,ac,id. 2(4)
Fadhli Rusdiani, 2022. Pengaruh Tekstur Tanah Terhadap Kapasitas Infiltrasi Pada
Daerah Pengembangan Permukiman Di Kecamatan Kuranji Kota Padang.
Jurnal Teknik Sipil. 11(1).
Hasibuan Saberina, Syafriadiman. 2021. PRODUKTIVITAS KUALITAS TANAH
DASAR. UR Press Pekanbaru.
Hutagaol Ria Rosdiana. 2015. Konservasi Tanah dan Air.
Mustawa Muhammad, Abdullah H, Putra Dwi Mahardhian. 2017. ANALISIS
EFISIENSI IRIGASI TETES PADA BERBAGAI TEKSTUR TANAH
UNTUK TANAMAN SAWI (Brassica juncea). Jurnal Ilmiah Rekayasa
Pertanian dan Biosistem. 5(2).
Sinaga, 2014.  Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian. Bogor.
Sarwono Hardjowigeno, 2015. Ilmu Tanah. Raja Gratindo Penada. Jakarta.
Sarma, 2015. Ilmu Tanah. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Salam AK. 2020. Ilmu Tanah. Bandar Lampung. Global Madani Press.

Anda mungkin juga menyukai