Anda di halaman 1dari 37

Journal of Mechatronic and Electrical Engineering

Homepage: http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jmee
ISSN: XXXX-XXXX
Vol. 1, No. 1, Month 202x, pp: 100-110
100

REKOMENDASI TITIK PENEMPATAN ACCESS POINT MENGGUNAKAN


PEMODELAN PROPAGASI COST-231 MULTI WALL PADA PT.TELKOM

Endhy Ridho Fahlepi#1, Muhammad Irfan 2, Merinda Lestandy 3

Info Artikel dan Penulis Abstrak


Program Studi Teknik Elektro,
1,2,3
Pada saat ini penggunaan internet sangat berpengaruh
Universitas Muhammadiyah Malang Jl. setiap harinya, sinyal yang kuat ataupun lemah sangat
Raya Tlogomas No.246, Malang
berpengaruh dalam penggunaan internet. Titik penempatan
# Penulis korespondensi: access point sangat berpengaruh pada sebuah gedung baik itu
fahlepiendhy@gmail.com perkantoran atau instansi sangat penting agar memudahkan
dalam hal berkomunikasi serta dalam melakukan sebuah
Kata Kunci:
Radiowave Propagation Simulators, pekerjaan bagi penggunanya. Media wireless merupakan media
Jaringan indoor, wireless yang sangat banyak digunakan dalam komunikasi saat ini.
Proses Artikel: Wireless Local Area Network (WLAN) berfungsi untuk
menjangkau wilayah LAN yang sulit dicapai menggunakan kabel
dan juga untuk performa kecepatan penggunaan mobile user.
Kelebihan teknologi ini meminimalisir penggunaan kabel yang
dapat mengganggu secara estetika dan juga kerumitan instalasi
untuk menghubungkan lebih dari dua komputer secara
bersamaan. Access Point sebuah perangkat jaringan yang berisi
sebuah transceiver dan antena untuk transmisi dan menerima
sinyal ke dan dari client remote. Penelitian ini bertujuan untuk
merancang dan membuat jaringan Wireless Local Area Network
(WLAN) dan penempatan Access Point wireless yang sesuai
dengan keadaan gedung baru PT. Telkom Pematang Siantar.
metodologi penelitian yang dilakukan berupa literature, survey,
pengambilan data dilapangan, serta melakukan simulasi sistem.
Untuk mengetahui seberapa besar path loss yang terjadi di
dalam ruangan tidak dapat menggunakan model propagasi
outdoor. Dikarenakan jarak dalam ruangan sangat dekat
sehingga efek Doppler dapat diabaikan. Selain itu, propagasi
yang terjadi di dalam ruangan lebih kompleks karena gelombang
radio-nya banyak dihalangi oleh obstacle (hambatan) berupa
furniture (perabot rumah tangga), asbes atau gypsum dan
dinding. Maka dari itulah gelombang radio di dalam ruangan
mengalami banyak refleksi dan refraksi serta penyerapan daya
(penetration) yang kurang maksimal sehingga dapat
menyebabkan path loss semakin besar penggunaan Propagasi
COST-231 multi wall yang akan mempermudah semua
penggunanya mendapatkan sinyal yang maksimal di setiap sudut
ruangan. Dengan seperti itu diharapkan hasil setiap pengguna
mendapatkan akses sinyal yang bagus serta tidak terjadinya
ketidak stabilan sinyal pada penggunanya.

First Author et al. (5 first words of title)


103 JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx

Abstract

At this time the use of the internet is very influential every


day, a strong or weak signal is very influential in internet use. The
point of placement of an access point is very influential in a
building, be it an office or agency, it is very important to make it
easier to communicate and do a job for its users. Wireless media is
a medium that is widely used in communication today. Wireless
Local Area Network (WLAN) serves to reach LAN areas that are
difficult to reach using cables and also for speed performance of
mobile users. The advantages of this technology minimize the use of
cables that can interfere with aesthetics and also the complexity of
installation to connect more than two computers simultaneously.
Access Point is a network device that contains a transceiver and
antenna for transmitting and receiving signals to and from remote
clients. This study aims to design and create a Wireless Local Area
Network (WLAN) network and the placement of a wireless Access
Point in accordance with the state of the new building of PT.
Telkom Pematang Siantar. The research methodology is carried out
in the form of literature, surveys, collecting data in the field, and
conducting system simulations. To find out how much path loss
occurs indoors, we cannot use the outdoor propagation model.
Because the distance in the room is so close that the Doppler effect
can be ignored. In addition, the propagation that occurs indoors is
more complex because the radio waves are blocked by many
obstacles in the form of furniture (household furniture), asbestos or
gypsum and walls. That's why radio waves in the room experience a
lot of reflection and refraction as well as less than the maximum
power absorption (penetration) so that it can cause greater path
loss using COST-231 multi wall propagation which will make it
easier for all users to get the maximum signal in every corner of the
room. With this, it is hoped that the results of each user get good
signal access and there will be no signal instability for users.

Endhy Ridho Fahlepi 1, Muhammad Irfan 2 , Merinda Lestandy 3 REKOMENDASI TITIK PENEMPATAN ACCESS
POINT MENGUNAKAN PEMODELAN PROPOGASI COST-231 MULTI WALL PADA PT.TELKOM

© 2020 The Authors. Published by Universitas Muhammadiyah Malang


This is an open access article under the CC BY SA license. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx 10
2
1. PENDAHULUAN

Teknologi informasi berubah dan berkembang sangat pesat, secara umum sudah banyak digunakan pada
zaman modern saat ini, peranan teknologi dalam kehidupan tidak dapat dihindari terutama dalam dunia kerja.
Salah satu fasilitas teknologi saat ini memanfaatkan sebuah Access Point agar dapat terhubung ke internet,
dengan memanfaatkan jaringan wireless local area network (WLAN) dan menjadikan udara sebagai media
penyaluran informasi pada jaringan tersebut[1].
Penempatan access point cara manual akan membutuhkan tenaga yang lebih untuk melakukan survei
pengukuran dilapangan, waktu yang lama dan biaya yang tidak murah [2]. Penempatan access point secara
optimal merupakan salah satu permasalahan di bidang infrastruktur jaringan komputer, dikarenakan untuk
menempatkan titik akses (access point) secara optimal pada jaringan wireless diperlukan pertimbangan dan
analisa teoritis sebelum diimplementasikan. Posisi access point sangat berpengaruh terhadap coverage area
untuk penerima pada sebuah jaringan wireless. Semakin optimal penempatan posisi access point, semakin
optimal juga coverage area untuk penerima [3].
Media wireless merupakan media yang paling banyak digunakan dalam komunikasi saat ini. Wireless
Local Area Network (WLAN) berfungsi untuk menjangkau wilayah LAN yang sulit dicapai dengan kabel dan juga
untuk menjangkau pengguna bergerak (mobile user). Kelebihan teknologi ini adalah mengeliminasi penggunaan
kabel yang dapat cukup mengganggu secara estetika dan kerumitan instalasi untuk menghubungkan lebih dari
dua komputer bersamaan. Dalam komunikasi wireless terdapat kelebihan yaitu mobilitas yang tinggi namun juga
memiliki kelemahan. Yaitu kemungkinan interferensi terhadap sesama hubungan nirkabel pada juga komputer
lainnya. Agar instalasi jaringan internet yang akan diterapkan ke gedung baru tersebut bisa lebih optimal maka
dalam penelitian ini dibuat simulasi penempatan Access Point menggunakan Pemodelan Propagasi Cost-231 Multi
Wall. Pemodelan Propagasi Cost-231 Multi Wall dipilih karena untuk memudahkan pihak desainer jaringan dalam
mengimplementasikan pada jaringan wireless untuk lingkungan indoor gedung baru [4].
Penelitian tentang perancangan penempatan access point sudah banyak salah satunya oleh (Fransiska,
dkk, 2019) menganalisa penempatan access point berdasarkan perhitungan one slope model, didapatkan jarak
optimal untuk penempatan access point tidak lebih dari 13 m pada propagasi LOS (rentang kuat sinyal -10dB
sampai dengan -20dB, pada area koridor gedung) dan jarak 6 m pada propagasi NLOS (rentang kuat sinyal -40dB
sampai dengan -50dB, pada area ruangan perkuliahan). Hasil analisis membuktikan bahwa keberadaan barrier
mempengaruhi kekuatan sinyal yang diterima oleh user, sehingga penempatan perangkat WLAN, dalam hal ini AP
perlu diperhatikan [5]. Dari penelitian yang dilakukan (Muntaqo, dkk, 2018) menyatakan wireless sensor network
diimplementasikan pada kondisi indoor yang memiliki pathloss lebih tinggi dibandingkan pada kondisi outdoor
simulasi model indoor path loss COST 231 Multiwall dengan menggunakan Radiowave Propagation Simulator
(RPS) untuk memodelkan kondisi indoor gedung sesuai dengan kondisi sebenarnya, baik dari ukuran maupun
bahan gedung. Simulasi menggunakan 3 Node Router dan 8 End node dari Wifi RFID Reader dengan protokol
komunikasi WLAN 1EEE 802.11.n pada frekuensi 2,4 GHz. Hasil simulasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata dan
standar deviasi RSSI pada kondisi terimplementasi dari router node dan end node adalah -46,94 dBm dan 10,79
secara berturut-turut [6] .
Dari kedua penelitian terdahulu yang telah dilakukan, peneliti mencoba menerapkan rancang bangun
jaringan internet di PT. Telkom Pematang Siantar untuk Penempatan Access Point Menggunakan Pemodelan
Propagasi Cost-231 Multi Wall, yang diharapkan dapat membantu dalam peletakan access point sehingga
pancaran sinyal lebih maksimal di gedung baru dengan penggunaan Wireless untuk lebih mempermudah
dibandingkan penggunaan LAN.

First Author et al. (5 first words of title)


103 JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx

2. METODE

Penelitian ini dilakukan untuk merancang dan membuat jaringan WLAN dan penempatan Access Point sesuai dengan
keadaan bangunan yang berada di PT.TELKOM Pematang Siantar dengan optimal. Selain itu dilakukan untuk menghitung
seberapa besar path loss pada pemancar Wifi di area jangkauan Access Point. Adapun metodologi penelitian dapat dilihat pada
diagram gambar 1

Gambar 1 Diagram Alir Pengambilan Data

Berdasarkan gambar 3.1, alur pengambilan data yang dilakukan antara lain:
a. awal yang dilakukan adalah pengumpulan data berupa denah, lokasi, luas Gedung Baru PT.TELKOM
Pematang Siantar
b. data dari Access Point yang akan digunakan di lapangan yaitu Gedung Baru.
c. Selanjutnya menghitung loss propagasi untuk menentukan kekuatan sinyal yang diterima oleh user.
d. Kemudian langkah terakhir yang dilakukan adalah mendesain coverage dan juga mensimulasikannya
dalam software simulasi. Software yang digunakan adalah RPS (Radio Propagation Simulator).

2.1 Data Gedung


Di gedung baru PT.TELKOM Pematang Siantar terdapat banyak ruangan yang nantinya akan
dipasangkan access point . Di antara banyak ruangan tersebut ada berbagai macam sekat yang dipasangkan
pada gedung baru, ada yang berupa material glass, ada juga bermaterial concentrate, dan ada yang memakai
kayu. Oleh karena itu sangat di sayangkan apabila penempatan access point yang asal-asalan.
2.2 Perencanaan Access Point
Perancangan jaringan ini meliputi kebutuhan kapasitas user dan juga menentukan letak AP agar daya
di dalam gedung tersebut terdistribusikan dengan baik. Penentuan letak AP juga dapat membantu mengatasi
blank Spot atau tidak ada sinyal karena redaman yang disebabkan oleh konstruksi bangunan.
2.2.1 Penentuan Access Point

© 2020 The Authors. Published by Universitas Muhammadiyah Malang


This is an open access article under the CC BY SA license. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx 10
Tujuan utama perancangan indoor coverage adalah mendapatkan coverage yang maksimal2
dengan level sinyal di penerima masih dapat diterima dengan baik, maka pemilihan AP menjadi sangat
penting. Access Point didefinisikan sebagai sebuah perangkat jaringan yang berisi sebuah transceiver dan
antena untuk transmisi dan menerima sinyal ke dan dari clients remote. Dengan AP clients wireless bisa
dengan cepat dan mudah untuk terhubung kepada jaringan LAN kabel secara wireless.Dalam
perancangan AP Indoor di gedung baru PT.TELKOM Pematangsiantar menggunakan perangkat Access Point
Cisco dapat dilihat spesifikasinya pada tabel 1

Tabel 1 Spesifikasi AP Cisco


Parameter Spesifikasi 24
Transmit Power 23dBm (200MW)
Teknologi 802.11/b/g/n

2.2.2Perhitungan Link Budget


Link budget adalah metode untuk mempertimbangkan jangkauan cakupan untuk suatu sel.
Dibutuhkan Maximum Allowed Path Loss (MAPL) agar diperoleh jari-jari radius sel access point.
Perhitungan link budget digunakan untuk memperkirakan nilai MAPL atau maksimal pelemahan sinyal
yang diterima antara transmitter dan receiver. Untuk menghitung MAPL dengan persamaan berikut
Tabel 2 Parameter uplink budget

Data rate (kbps) 2400 Kbps

Transmitter – UE

a Max. TX power (dBm) 23

b TX antenna gain (dBi) 0

c Body loss (dB) 2

d EIRP (dBm) 21 ( a + b – c)

Receiver – eNode B

e Node B noise figure (dB) 3

f Thermal noise (dBm) -104,5 ( k*T* B)

g SINR (dB) -3,3

h Receiver sensitivity (dBm) -107,8 (g + h)

i Fade Margin (dB) 9

j Interference Margin (dB) 3

k RX antenna gain (dB) 19

l Feeder Loss (dB) 2

Maximum allowed path loss 133,8 = d – h – i – j + k – l

Tabel 2 dan Tabel 3 menjelaskan parameter yang diterapkan untuk memperoleh nilai MAPL yang
sesuai dengan perangkat baik pada transmitter maupun receiver. Tabel 3.5 menjelaskan spesifikasi perangkat
pada arah uplink baik pada transmitter dan receiver
First Author et al. (5 first words of title)
103 JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx

Tabel 3 Parameter MAPL pada saat downlink

Data rate (kbps) 3600 Kbps

Transmitter – UE

A Max. TX power (dBm) 46

B TX antenna gain (dBi) 17

C Body loss (dB) 2

D EIRP (dBm) 61,0 ( a + b - c)

Receiver – eNode B

E Node B noise figure (dB) 7

F Thermal noise (dBm) -104,5 ( k*T* B)

G SINR (dB) -2

H Receiver sensitivity (dBm) -106,5 (f + g)

I Fade Margin 9

J Interference Margin (dB) 8

K RX antenna gain (dBi) 0

L Body Loss (dB) 2

Maximum allowed path loss 148,5 = d – h – i – j


+k–l

2.2.3 Redaman Indor


Tabel 4 Nilai Redaman
Material Redaman Material Redaman
(dB) (dB)
Glass 0,8
wood 2,8
Brick 3,5
Metal 6

© 2020 The Authors. Published by Universitas Muhammadiyah Malang


This is an open access article under the CC BY SA license. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx 10
2
Metal door in brick wall 12,4
Plasterboard wall 4
Window 2
Wood door 4
Cinder Block 7
Drywall 4

2.3 Desain Perancangan 


Perancangan jaringan di gedung indoor ini selanjutnya akan dilakukan visualisasi penempatan antena untuk
mendapatkan coverage Access Point yang tepat. Penempatan AP akan digambarkan untuk memudahkan dalam
proses perancangan selanjutnya.
Penempatan AP memerlukan banyak pertimbangan, penempatan AP yang kurang tepat dapat
menyebabkan blankspot atau tidak ada sinyal di suatu titik dan juga dapat mengganggu kenyamanan pemakai
gedung. Oleh karena itu perancangan jaringan indoor harus di pertimbangkan dari berbagai sektor.
Perancangan jaringan indoor hanya dilakukan di beberapa ruangan saja. 
2.3.1 Desain Skenario Pertama

Gambar 2 Denah  2 Dimensi Skenario pertama

First Author et al. (5 first words of title)


103 JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx

Gambar 3 Denah  3 Dimensi Skenario pertama

Pada gambar 3 lantainya terbuat dari material jenis concrete dan pada dinding terbuat dari glass,
Inner wall. Access point setiap lantai di letakan di bagian kiri gedung 

2.3.2 Desain Skenario Kedua

Gambar 4 Denah 2 Dimensi Skenario Kedua

© 2020 The Authors. Published by Universitas Muhammadiyah Malang


This is an open access article under the CC BY SA license. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx 10
2

Gambar 5 Denah 3 Dimensi Skenario Kedua


Pada gambar 5 lantainya terbuat dari material jenis concrete dan pada dinding terbuat dari brick,
Inner wall. Access point setiap lantai di letakan di bagian kanan Gedung

2.3.3 Desain Skenario Ketiga

Gambar 6 Denah 2 Dimensi Skenario Ketiga

First Author et al. (5 first words of title)


103 JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx

Gambar 7 Denah 3 Dimensi Skenario Ketiga


Pada gambar 7 lantainya terbuat dari material jenis concrete dan pada dinding terbuat dari brick,
Inner wall. Access point setiap lantai di letakan di bagian kiri dan kanan gedung

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai Implementasi dan Pengujian terhadap metode yang digunakan.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja terhadap metode yang dihasilkan dari proses implementasi. Evaluasi
dilakukan dengan cara menganalisa hasil pengujian tersebut, untuk kemudian dilakukan kesimpulan dan saran bagi
pihak selanjutnya. Data yang didapat dari simulator akan dimasukkan dalam bentuk tabel dan hasil screenshot..

3.1 Simulasi Indoor Building Coverage (IBC)


Pada proses simulasi indoor building coverage (IBC) ini menggunakan software RPS 5.4 (Radiowave
Propagation Simulator). Dengan menggunakan software ini dapat mensimulasikan daya pancar dari antena
secara 2 dimensi. Pada software ini juga dapat mensimulasikan dengan memperhitungkan tebal dan jenis
dinding, lantai dan material lain yang dapat mempengaruhi daya pancar antena atau EIRP.
Proses simulasi indoor pada perancangan ini membutuhkan denah lokasi dan juga material
penyusun gedung. Denah lokasi digunakan untuk menempatkan titik AP dan material penyusun digunakan
untuk menentukan besarnya redaman material tersebut.
Model Propagasi dalam proses simulasi dengan software RPS ini menggunakan COST 231 Multi
Wall Model. Alasan pemakaian model propagasi tersebut karena memperhitungkan redaman material
penyusun dinding. Simulasi dengan software RPS ini akan menampilkan RSCP atau level daya terima yang
dipancarkan dari masing – masing AP. Pada tabel 4.1 di bawah ini akan menunjukkan range level daya
terima oleh user dan warna indikatornya.
© 2020 The Authors. Published by Universitas Muhammadiyah Malang
This is an open access article under the CC BY SA license. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx 10
Tabel 3.1 Key Performance Indicator Coverage 2

Dalam simulasi yang digambarkan oleh pembahasan berikut akan memberikan suatu perkiraan
dalam perancangan baik pada posisi antenna maupun daya terima user jika dekat dengan antena dan posisi
terjauh dari Access Point (AP). Simulasi ini digunakan untuk membantu proses perancangan walaupun
terkadang hasil simulasi menggunakan software tidak memberikan gambaran secara riil saat dilapangan.
Simulasi berikut ini dilakukan dalam Gedung Hemodialisa. Pengujian yang dilakukan oleh peneliti dalam
rangka rekomendasi penempatan titik Access Point (AP) pada Gedung Baru PT.TELKOM Pematang Siantar

3.2 Spesifikasi Material


Material yang digunakan pada software RPS hanya menggunakan concrete dan brick.

Gambar 3. 1 Spesifikasi Lantai

First Author et al. (5 first words of title)


103 JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx

Gambar 3. 2 Spesifikasi Dinding Metal

Gambar 3. 3 Spesifikasi Dinding Kaca

© 2020 The Authors. Published by Universitas Muhammadiyah Malang


This is an open access article under the CC BY SA license. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx 10
2

Gambar 3. 4 Spesifikasi Dinding Dalam

Gambar 3. 5 Spesifikasi Pintu Kaca

First Author et al. (5 first words of title)


103 JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx

Gambar 3. 6 Spesifikasi Pintu Kayu

Gambar 3. 7 Spesifikasi Pintu metal


© 2020 The Authors. Published by Universitas Muhammadiyah Malang
This is an open access article under the CC BY SA license. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx 10
3.3  Transmitter 2
Berikut digambar 3.8 dan 3.9 mengenai setting transmitter yang digunakan dalam simulasi RPS.

Gambar 3. 8 General Transmitter Setting

Gambar 4. 9 Hardware Transmitter Setting

First Author et al. (5 first words of title)


103 JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx
3.4 Hasil Skenario Pertama 

Gambar 3. 10 Hasil 2 Dimensi Skenario Pertama

Gambar 3. 11 Hasil 3 Dimensi Skenario Pertama

Gambar 3. 12 Hasil Coverage Skenario pertama


Tabel 4. 2 Coverage Skenario pertama

© 2020 The Authors. Published by Universitas Muhammadiyah Malang


This is an open access article under the CC BY SA license. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx 10
2

First Author et al. (5 first words of title)


103 JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx

© 2020 The Authors. Published by Universitas Muhammadiyah Malang


This is an open access article under the CC BY SA license. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx 10
2

First Author et al. (5 first words of title)


103 JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx

Dari Tabel 4.2 persentase kekuatan sinyal sangat baik (-70)-(-80) mendapatkan hasil 49,97%, baik (-
80)-(-90) mendapatkan hasil 49,81%, cukup (-90)-(-100) mendapatkan hasil 0,04% dan buruk (-100)-(-110)
mendapatkan hasil 0,19%

Gambar 3. 13 Hasil SIR Skenario pertama


Tabel 3. 3 SIR Skenario pertama

© 2020 The Authors. Published by Universitas Muhammadiyah Malang


This is an open access article under the CC BY SA license. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx 10
2

First Author et al. (5 first words of title)


103 JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx

© 2020 The Authors. Published by Universitas Muhammadiyah Malang


This is an open access article under the CC BY SA license. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx 10
2

Dari Tabel 4.3 persentase kekuatan sinyal sangat baik (40)-(30) mendapatkan hasil 9,45%, baik (30)-
(20) mendapatkan hasil 55,19%, cukup (20)-(10) mendapatkan hasil 25,37% dan buruk (10)-(0) mendapatkan
hasil 9,76%.

3.5 Hasil Skenario kedua

Gambar 4. 14 Hasil 2 Dimensi Skenario kedua

Gambar 4. 15 Hasil 3 Dimensi Skenario kedua

First Author et al. (5 first words of title)


103 JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx

Gambar 4. 16 Hasil Coverage Skenario Kedua


Tabel 4. 4 Coverage Skenario Kedua

© 2020 The Authors. Published by Universitas Muhammadiyah Malang


This is an open access article under the CC BY SA license. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx 10
2

First Author et al. (5 first words of title)


103 JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx

© 2020 The Authors. Published by Universitas Muhammadiyah Malang


This is an open access article under the CC BY SA license. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx 10
2 (-
Dari Tabel 4.4 persentase kekuatan sinyal sangat baik (-70)-(-80) mendapatkan hasil 99,73%, baik
80)-(-90) mendapatkan hasil 0,12%, cukup (-90)-(-100) mendapatkan hasil 0,12 % dan buruk (-100)-(-110)
mendapatkan hasil 0,04%

Gambar 3. 17 Hasil SIR Skenario Kedua


Tabel 3. 5 SIR Skenario Kedua

First Author et al. (5 first words of title)


103 JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx

© 2020 The Authors. Published by Universitas Muhammadiyah Malang


This is an open access article under the CC BY SA license. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx 10
2

First Author et al. (5 first words of title)


103 JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx

Dari Tabel 4.5 persentase kekuatan SIR sangat baik (40)-(30) mendapatkan hasil 5,37%, baik (30)-
(20) mendapatkan hasil 36,68%, cukup (20)-(10) mendapatkan hasil 50,55% dan buruk (10)-(0) mendapatkan
hasil 6,99%.

3.6  Hasil Skenario ketiga

Gambar 3. 18 Hasil 2 Dimensi Skenario ketiga

Gambar 4. 19 Hasil 3 Dimensi Skenario ketiga

© 2020 The Authors. Published by Universitas Muhammadiyah Malang


This is an open access article under the CC BY SA license. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx 10
2

Gambar 3. 20 Hasil Coverage Skenario Ketiga


Tabel 4. 6 Coverage Skenario Ketiga

First Author et al. (5 first words of title)


103 JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx

© 2020 The Authors. Published by Universitas Muhammadiyah Malang


This is an open access article under the CC BY SA license. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx 10
2

First Author et al. (5 first words of title)


103 JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx
Dari Tabel 4.6 persentase kekuatan sinyal sangat baik (-70)-(-80) mendapatkan hasil 100,73%, baik
(-80)-(-90) mendapatkan hasil 0%, cukup (-90)-(-100) mendapatkan hasil 0 % dan buruk (-100)-(-110)
mendapatkan hasil 0%

Gambar 3. 21 Hasil SIR Skenario Ketiga


Tabel 3. 7 SIR Skenario Ketiga

Signal to Interference Relative Frequency CDF


Ratio [dB]
-2 0 0
-1.61 0 0
-1.22 0.0007593014426727 0.0007593014426727
-0.83 0.0007593014426727 0.001518602885345
-0.44 0.001138952164009 0.002657555049355
-0.05 0.005694760820046 0.0083523158694
00.34 0.009870918754746 0.01822323462415
0,050694444 0.01100987091875 0.0292331055429
01.12 0.0125284738041 0.041761579347
01.51 0.01290812452544 0.05466970387244
01.09 0.01366742596811 0.06833712984055
02.29 0.009491268033409 0.07782839787396
0,130555556 0.007972665148064 0.08580106302202
03.07 0.01025056947608 0.0960516324981
03.46 0.01063022019742 0.1066818526955
0,184027778 0.008731966590737 0.1154138192863
04.24 0.009491268033409 0.1249050873197
0,210416667 0.01214882308276 0.1370539104024
05.02 0.01366742596811 0.1507213363705
05.41 0.01480637813212 0.1655277145027
Signal to Interference Relative Frequency CDF

© 2020 The Authors. Published by Universitas Muhammadiyah Malang


This is an open access article under the CC BY SA license. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx 10
Ratio [dB] 2
05.08 0.01480637813212 0.1803340926348
06.19 0.0167046317388 0.1970387243736
06.58 0.01974183750949 0.2167805618831
0,317361111 0.02050113895216 0.2372817008352
07.36 0.01632498101746 0.2536066818527
0,34375 0.0167046317388 0.2703113135915
08.14 0.02050113895216 0.2908124525437
08.53 0.01860288534548 0.3094153378891
0,397222222 0.01328777524677 0.3227031131359
09.31 0.01442672741078 0.3371298405467
09.07 0.01480637813212 0.3519362186788
10.09 0.01518602885345 0,367122248
10.48.00 0.01404707668945 0.3811693242217
0,477083333 0.0125284738041 0.3936977980258
11.26.00 0.01594533029613 0.4096431283219
0,503472222 0.0167046317388 0.4263477600607
12.04.00 0.01594533029613 0.4422930903569
12.43 0.01708428246014 0.459377372817
0,556944444 0.01936218678815 0.4787395596052
13.21.00 0.02012148823083 0.498861047836
13.06 0.02050113895216 0.5193621867882
0,610416667 0.0167046317388 0.536066818527
14.38.00 0.02467729688686 0.5607441154138
0,636805556 0.01936218678815 0.580106302202
15.16.00 0.02164009111617 0.6017463933181
15.55.00 0.01442672741078 0.6161731207289
0,690277778 0.01404707668945 0.6302201974184
16.33.00 0.01176917236143 0.6419893697798
0,716666667 0.01594533029613 0.6579347000759
17.11 0.01632498101746 0.6742596810934
17.05.00 0.01746393318147 0.6917236142749
0,770138889 0.01328777524677 0.7050113895216
18.28.00 0.01594533029613 0.7209567198178
0,796527778 0.0125284738041 0.7334851936219
19.06.00 0.0125284738041 0.746013667426
19.45 0.01214882308276 0.7581624905087
0,85 0.01176917236143 0.7699316628702
20.23.00 0.009870918754746 0,779802582
0,876388889 0.01025056947608 0.790053151101
21.01.00 0.007972665148064 0.7980258162491
Signal to Interference Relative Frequency CDF
Ratio [dB]

First Author et al. (5 first words of title)


103 JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx
21.04 0.01138952164009 0.8094153378891
0,929861111 0.01025056947608 0.8196659073652
22.18.00 0.01138952164009 0.8310554290053
22.57.00 0.009870918754746 0.8409263477601
0,983333333 0.008731966590737 0.8496583143508
23.35.00 0.005315110098709 0.8549734244495
1,009722222 0.004935459377373 0.8599088838269
24.13.00 0.004935459377373 0.8648443432043
24.52.00 0.006833712984055 0.8716780561883
24.91 0.0041761579347 0.875854214123
25.03.00 0.006454062262718 0.8823082763857
25.69 0.005694760820046 0.8880030372058
26.08.00 0.007213363705391 0.8952164009112
26.47.00 0.009491268033409 0.9047076689446
26.86 0.007972665148064 0.9126803340926
27.25.00 0.009491268033409 0.922171602126
27.64 0.009111617312073 0.9312832194381
28.03.00 0.007213363705391 0.9384965831435
28.42.00 0.01138952164009 0.9498861047836
28.81 0.008731966590737 0.9586180713743
29.02.00 0.006833712984055 0.9654517843584
29.59.00 0.006074411541382 0.9715261958998
29.98 0.003416856492027 0.9749430523918
30.37.00 0.002277904328018 0.9772209567198
30.76 0.002277904328018 0,979498861
31.15.00 0.003037205770691 0.9825360668185
31.54.00 0.003796507213364 0.9863325740319
31.93 0.002277904328018 0.9886104783599
32.32.00 0.001518602885345 0.9901290812453
32.71 0.002277904328018 0.9924069855733
33.01.00 0.0003796507213364 0.9927866362946
33.49.00 0.0003796507213364 0.9931662870159
33.88 0.001898253606682 0.9950645406226
34.27.00 0.0007593014426727 0.9958238420653
34.66 0.0007593014426727 0.996583143508
35.05.00 0.001898253606682 0.9984813971147
35.44.00 0.0003796507213364 0.998861047836
35.83 0.0003796507213364 0.9992406985573
36.22.00 0.0007593014426727 1
36.61 0 1
Signal to Interference Relative Frequency CDF
Ratio [dB]
37 0 1

© 2020 The Authors. Published by Universitas Muhammadiyah Malang


This is an open access article under the CC BY SA license. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx 10
37.39.00 0 1 2

Dari Tabel 4.7 persentase kekuatan SIR sangat baik (40)-(30) mendapatkan hasil 2,05%, baik (30)-
(20) mendapatkan hasil 19,97%, cukup (20)-(10) mendapatkan hasil 41,27% dan buruk (10.0) mendapatkan
hasil 36,71%.
Tabel 4. 8 Perbandingan hasil scenario

4. Kesimulan
Berdasarkan hasil perancangan dan Analisa, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Dalam perancangan penentuan titik Access Point (AP) menggunakan software Radiowave Propagation
Simulator 5.4 (RPS)
2. Dalam simulasi ini harus mengetahui tebal dan jenis bahan setiap8 sekat atau dinding pada banguanan
yang kita simulasikan
3. Dari hasil perhitungan dan simulasi yang telah dilakukan, pada pengujian pertama, kedua, dan ketiga
maka didapatkan  hasil pengujian yang dapat digunakan sebagai rekomendasi  penempatan Access
Point (AP) yang terbaik adalah pengujian keTiga di karenakan nilai coverage sangat baik mendapatkan
100% dibandingkan pengujian pertama dan kedua
b

First Author et al. (5 first words of title)

Anda mungkin juga menyukai