Naskah-Publikasi Endhy RF 201710130311158
Naskah-Publikasi Endhy RF 201710130311158
Homepage: http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jmee
ISSN: XXXX-XXXX
Vol. 1, No. 1, Month 202x, pp: 100-110
100
Abstract
Endhy Ridho Fahlepi 1, Muhammad Irfan 2 , Merinda Lestandy 3 REKOMENDASI TITIK PENEMPATAN ACCESS
POINT MENGUNAKAN PEMODELAN PROPOGASI COST-231 MULTI WALL PADA PT.TELKOM
Teknologi informasi berubah dan berkembang sangat pesat, secara umum sudah banyak digunakan pada
zaman modern saat ini, peranan teknologi dalam kehidupan tidak dapat dihindari terutama dalam dunia kerja.
Salah satu fasilitas teknologi saat ini memanfaatkan sebuah Access Point agar dapat terhubung ke internet,
dengan memanfaatkan jaringan wireless local area network (WLAN) dan menjadikan udara sebagai media
penyaluran informasi pada jaringan tersebut[1].
Penempatan access point cara manual akan membutuhkan tenaga yang lebih untuk melakukan survei
pengukuran dilapangan, waktu yang lama dan biaya yang tidak murah [2]. Penempatan access point secara
optimal merupakan salah satu permasalahan di bidang infrastruktur jaringan komputer, dikarenakan untuk
menempatkan titik akses (access point) secara optimal pada jaringan wireless diperlukan pertimbangan dan
analisa teoritis sebelum diimplementasikan. Posisi access point sangat berpengaruh terhadap coverage area
untuk penerima pada sebuah jaringan wireless. Semakin optimal penempatan posisi access point, semakin
optimal juga coverage area untuk penerima [3].
Media wireless merupakan media yang paling banyak digunakan dalam komunikasi saat ini. Wireless
Local Area Network (WLAN) berfungsi untuk menjangkau wilayah LAN yang sulit dicapai dengan kabel dan juga
untuk menjangkau pengguna bergerak (mobile user). Kelebihan teknologi ini adalah mengeliminasi penggunaan
kabel yang dapat cukup mengganggu secara estetika dan kerumitan instalasi untuk menghubungkan lebih dari
dua komputer bersamaan. Dalam komunikasi wireless terdapat kelebihan yaitu mobilitas yang tinggi namun juga
memiliki kelemahan. Yaitu kemungkinan interferensi terhadap sesama hubungan nirkabel pada juga komputer
lainnya. Agar instalasi jaringan internet yang akan diterapkan ke gedung baru tersebut bisa lebih optimal maka
dalam penelitian ini dibuat simulasi penempatan Access Point menggunakan Pemodelan Propagasi Cost-231 Multi
Wall. Pemodelan Propagasi Cost-231 Multi Wall dipilih karena untuk memudahkan pihak desainer jaringan dalam
mengimplementasikan pada jaringan wireless untuk lingkungan indoor gedung baru [4].
Penelitian tentang perancangan penempatan access point sudah banyak salah satunya oleh (Fransiska,
dkk, 2019) menganalisa penempatan access point berdasarkan perhitungan one slope model, didapatkan jarak
optimal untuk penempatan access point tidak lebih dari 13 m pada propagasi LOS (rentang kuat sinyal -10dB
sampai dengan -20dB, pada area koridor gedung) dan jarak 6 m pada propagasi NLOS (rentang kuat sinyal -40dB
sampai dengan -50dB, pada area ruangan perkuliahan). Hasil analisis membuktikan bahwa keberadaan barrier
mempengaruhi kekuatan sinyal yang diterima oleh user, sehingga penempatan perangkat WLAN, dalam hal ini AP
perlu diperhatikan [5]. Dari penelitian yang dilakukan (Muntaqo, dkk, 2018) menyatakan wireless sensor network
diimplementasikan pada kondisi indoor yang memiliki pathloss lebih tinggi dibandingkan pada kondisi outdoor
simulasi model indoor path loss COST 231 Multiwall dengan menggunakan Radiowave Propagation Simulator
(RPS) untuk memodelkan kondisi indoor gedung sesuai dengan kondisi sebenarnya, baik dari ukuran maupun
bahan gedung. Simulasi menggunakan 3 Node Router dan 8 End node dari Wifi RFID Reader dengan protokol
komunikasi WLAN 1EEE 802.11.n pada frekuensi 2,4 GHz. Hasil simulasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata dan
standar deviasi RSSI pada kondisi terimplementasi dari router node dan end node adalah -46,94 dBm dan 10,79
secara berturut-turut [6] .
Dari kedua penelitian terdahulu yang telah dilakukan, peneliti mencoba menerapkan rancang bangun
jaringan internet di PT. Telkom Pematang Siantar untuk Penempatan Access Point Menggunakan Pemodelan
Propagasi Cost-231 Multi Wall, yang diharapkan dapat membantu dalam peletakan access point sehingga
pancaran sinyal lebih maksimal di gedung baru dengan penggunaan Wireless untuk lebih mempermudah
dibandingkan penggunaan LAN.
2. METODE
Penelitian ini dilakukan untuk merancang dan membuat jaringan WLAN dan penempatan Access Point sesuai dengan
keadaan bangunan yang berada di PT.TELKOM Pematang Siantar dengan optimal. Selain itu dilakukan untuk menghitung
seberapa besar path loss pada pemancar Wifi di area jangkauan Access Point. Adapun metodologi penelitian dapat dilihat pada
diagram gambar 1
Berdasarkan gambar 3.1, alur pengambilan data yang dilakukan antara lain:
a. awal yang dilakukan adalah pengumpulan data berupa denah, lokasi, luas Gedung Baru PT.TELKOM
Pematang Siantar
b. data dari Access Point yang akan digunakan di lapangan yaitu Gedung Baru.
c. Selanjutnya menghitung loss propagasi untuk menentukan kekuatan sinyal yang diterima oleh user.
d. Kemudian langkah terakhir yang dilakukan adalah mendesain coverage dan juga mensimulasikannya
dalam software simulasi. Software yang digunakan adalah RPS (Radio Propagation Simulator).
Transmitter – UE
d EIRP (dBm) 21 ( a + b – c)
Receiver – eNode B
Tabel 2 dan Tabel 3 menjelaskan parameter yang diterapkan untuk memperoleh nilai MAPL yang
sesuai dengan perangkat baik pada transmitter maupun receiver. Tabel 3.5 menjelaskan spesifikasi perangkat
pada arah uplink baik pada transmitter dan receiver
First Author et al. (5 first words of title)
103 JJournal of Mechatronic and Electrical Engineering – Vol. x No. y, Month 202x, pp: xx-xx
Transmitter – UE
Receiver – eNode B
G SINR (dB) -2
I Fade Margin 9
Pada gambar 3 lantainya terbuat dari material jenis concrete dan pada dinding terbuat dari glass,
Inner wall. Access point setiap lantai di letakan di bagian kiri gedung
Dalam simulasi yang digambarkan oleh pembahasan berikut akan memberikan suatu perkiraan
dalam perancangan baik pada posisi antenna maupun daya terima user jika dekat dengan antena dan posisi
terjauh dari Access Point (AP). Simulasi ini digunakan untuk membantu proses perancangan walaupun
terkadang hasil simulasi menggunakan software tidak memberikan gambaran secara riil saat dilapangan.
Simulasi berikut ini dilakukan dalam Gedung Hemodialisa. Pengujian yang dilakukan oleh peneliti dalam
rangka rekomendasi penempatan titik Access Point (AP) pada Gedung Baru PT.TELKOM Pematang Siantar
Dari Tabel 4.2 persentase kekuatan sinyal sangat baik (-70)-(-80) mendapatkan hasil 49,97%, baik (-
80)-(-90) mendapatkan hasil 49,81%, cukup (-90)-(-100) mendapatkan hasil 0,04% dan buruk (-100)-(-110)
mendapatkan hasil 0,19%
Dari Tabel 4.3 persentase kekuatan sinyal sangat baik (40)-(30) mendapatkan hasil 9,45%, baik (30)-
(20) mendapatkan hasil 55,19%, cukup (20)-(10) mendapatkan hasil 25,37% dan buruk (10)-(0) mendapatkan
hasil 9,76%.
Dari Tabel 4.5 persentase kekuatan SIR sangat baik (40)-(30) mendapatkan hasil 5,37%, baik (30)-
(20) mendapatkan hasil 36,68%, cukup (20)-(10) mendapatkan hasil 50,55% dan buruk (10)-(0) mendapatkan
hasil 6,99%.
Dari Tabel 4.7 persentase kekuatan SIR sangat baik (40)-(30) mendapatkan hasil 2,05%, baik (30)-
(20) mendapatkan hasil 19,97%, cukup (20)-(10) mendapatkan hasil 41,27% dan buruk (10.0) mendapatkan
hasil 36,71%.
Tabel 4. 8 Perbandingan hasil scenario
4. Kesimulan
Berdasarkan hasil perancangan dan Analisa, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Dalam perancangan penentuan titik Access Point (AP) menggunakan software Radiowave Propagation
Simulator 5.4 (RPS)
2. Dalam simulasi ini harus mengetahui tebal dan jenis bahan setiap8 sekat atau dinding pada banguanan
yang kita simulasikan
3. Dari hasil perhitungan dan simulasi yang telah dilakukan, pada pengujian pertama, kedua, dan ketiga
maka didapatkan hasil pengujian yang dapat digunakan sebagai rekomendasi penempatan Access
Point (AP) yang terbaik adalah pengujian keTiga di karenakan nilai coverage sangat baik mendapatkan
100% dibandingkan pengujian pertama dan kedua
b