4/Apr/EK/2021
191
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021
192
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021
193
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021
semakin banyak peluang bagi suatu negara b, dan huruf c, perlu mengesahkan ASEAN
untuk meningkatkan berbagai hubungan Convention on Counter Terrorism (Konvensi
lainnya diluar hubungan kerjasama tersebut. ASEAN mengenai Pemberantasan
7. Saling menghormati ideologi negara Terorisme) dengan Undang-Undang.
Kerjasama internasional juga akan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
menjadikan negara-negara di dalamnya 5 Tahun 2012 tentang Undang-Undang
untuk saling menghormat ideologi negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012
satu dengan negara lainnya. Tidak bisa Tentang Pengesahan Asean Convention On
dipungkiri terkadang memang suatu negara Counter Terrorism (Konvensi Asean Mengenai
mengalami sengketa karena ketidakcocokan Pemberantasan Terorisme) Lembaran Negara
ideologi. Namun hal ini bisa diatasi apabila Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 93.
kita melakukan kerjasama internasional. Pasal 1 ayat:
Itulah beberapa manfaat yang akan kita (1) Mengesahkan ASEAN Convention on
peroleh apabila kita melakukan kegiatan Counter Terrorism (Konvensi ASEAN
kerjasama antar negara khusunya kerjasama mengenai Pemberantasan Terorisme).
internasional.10 (2) Salinan naskah asli ASEAN Convention on
Dasar pertimbangan pemberlakuan Undang- Counter Terrorism (Konvensi ASEAN
Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun mengenai Pemberantasan Terorisme)
2012 tentang Undang-Undang Republik dalam bahasa Inggris dan terjemahannya
Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 Tentang dalam bahasa Indonesia sebagaimana
Pengesahan Asean Convention On Counter terlampir dan merupakan bagian yang
Terrorism (Konvensi Asean Mengenai tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini.
Pemberantasan Terorisme) Lembaran Negara Pasal 2. Undang-Undang ini mulai berlaku
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 93 pada tanggal diundangkan Agar setiap orang
dinyatakan pada bagian “ Menimbang”: mengetahuinya, memerintahkan
a. bahwa pelaksanaan hubungan luar negeri pengundangan Undang-Undang ini dengan
bebas aktif yang didasarkan atas asas penempatannya dalam Lembaran Negara
persamaan derajat, saling menguntungkan, Republik Indonesia.
dan saling menghormati, merupakan salah Ditinjau dari segi jumlah negara-negara yang
satu perwujudan dari tujuan Pemerintah menjadi pihak atau peserta pada suatu
Republik Indonesia, yaitu ikut serta perjanjian internasional, sudah lazim dibedakan
melaksanakan ketertiban dunia yang antara:
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian 1. Perjanjian internasional bilateral, yaitu suatu
abadi, dan keadilan sosial; perjanjian internasional yang pihak-pihak
b. bahwa tindakan terorisme merupakan atau negara peserta yang terikat dalam
kejahatan yang bersifat lintas batas negara perjanjian tersebut adalah hanya dua pihak
dan telah mengakibatkan hilangnya nyawa atau dua negara saja;
tanpa memandang korban, menimbulkan 2. Perjanjian internasional multilateral, yaitu
ketakutan masyarakat secara luas, hilangnya suatu perjanjian internasional yang pihak-
kemerdekaan, serta kerugian harta benda, pihak atau negara-negara yang menjdai
oleh karena itu perlu dilaksanakan langkah- peserta pada perjanjian itu lebih dari dua
langkah pemberantasan melalui kerja sama negara.11
regional; Penggolongan perjanjian internasional dari
c. bahwa pada Konferensi Tingkat Tinggi segi jumlah negara yang ikut serta mengikat
ASEAN ke-12, di Cebu, Filipina, tanggal 13 treaty dapat dibedakan antara treaty bilateral
Januari 2007, Pemerintah Indonesia telah dan treaty multilateral. Treaty bilateral adalah
menandatangani ASEAN Convention on perjanjian yang diadakan oleh dua buah negara
Counter Terrorism(Konvensi ASEAN untuk mengatur kepentingan kedua belah pihak
mengenai Pemberantasan Terorisme); dan treaty multilateral diadakan oleh banyak
d. bahwa berdasarkan pertimbangan negara dan sebagian di bawah pengawasan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf
11I.
Wayan Parthiana, Perjanjian Internasional (Bagian 1)
10Ibid. Mandar Maju. Bandung, 2002, hlm. 40.
194
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021
organisasi internasional seperti PBB, ILO, WHO, e. meningkatkan kesadaran dan partisipasi
dan lain-lain.12 masyarakat dalam upaya untuk
Lampiran Undang-Undang Republik memberantas terorisme, serta
Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang mengembangkan dialog antar-
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 kepercayaan dan dalam satu
Tahun 2012 Tentang Pengesahan Asean kepercayaan serta dialog
Convention On Counter Terrorism (Konvensi antarperadaban;
Asean Mengenai Pemberantasan Terorisme). f. meningkatkan kerja sama lintas batas;
Konvensi Asean Tentang Pemberantasan g. meningkatkan pertukaran data intelijen
Terorisme. Pasal I. Tujuan Konvensi ini akan dan tukar-menukar informasi;
memberikan kerangka kerja sama kawasan h. meningkatkan kerja sama yang telah ada
untuk memberantas, mencegah, dan untuk pengembangan bank data kawasan
menghentikan terorisme dalam segala bentuk dibawah lingkup badan-badan ASEAN
dan manifestasinya, dan untuk mempererat yang relevan;
kerja sama antar lembaga penegak hukum dan i. memperkuat kapabilitas dan
otoritas yang relevan dari para Pihak dalam kesiapsiagaan untuk menangani
memberantas terorisme. terorisme dengan bahan kimia, biologi,
Pasal VI. Bidang Kerja Sama radiologi, nuklir, terorisme dunia maya
1. Bidang-bidang kerja sama dalam Konvensi dan setiap bentuk terorisme baru;
ini dapat, selaras dengan hukum nasional j. melakukan penelitian dan
dari Pihak masing-masing, mencakupi pengembangan langkah-langkah untuk
upaya-upaya yang tepat, antara lain untuk: memberantas terorisme;
mengambil langkah-langkah yang diperlukan k. mendorong penggunaan fasilitas video-
untuk mencegah terjadinya tindakan teroris, konferensi atau telekonferensi untuk
termasuk pemberian peringatan dini kepada proses peradilan, apabila dimungkinkan;
Pihak-Pihak lain melalui pertukaran dan
informasi; l. memastikan bahwa siapa pun yang
a. mencegah siapa pun yang mendanai, terlibat dalam pendanaan,
merencanakan,memfasilitasi, atau perencanaaan, persiapan atau yang
melakukan tindakan teroris dari melakukan tindakan teroris atau
penggunaan wilayah masing-masing membantu tindakan teroris akan
untuk tujuan-tujuan melawan Pihak- diajukan ke persidangan.
Pihak lain dan/atau warga negara Pihak- 2. Tunduk pada persetujuan para Pihak terkait,
Pihak lain; Pihak-Pihak wajib bekerja sama untuk
b. mencegah dan menindak pendanaan mengatasi akar permasalahan terorisme dan
tindakan teroris; kondisi yang kondusif untuk penyebaran
c. mencegah pergerakan para teroris atau terorisme guna mencegah terjadinya
kelompok-kelompok teroris dengan tindakan teroris dan perluasan sel-sel
pengawasan perbatasan yang efektif dan teroris.
pengawasan penerbitan surat-surat Istilah kejahatan internasional menunjukkan
identitas dan dokumen-dokumen adanya suatu peristiwa kejahatan yang sifatnya
perjalanan, dan melalui langkah-langkah internasional atau yang lintas batas negara,
untuk mencegah pemalsuan, penjiplakan, atau yang menyangkut kepentingan dari dua
atau penyalahgunaan surat-surat atau lebih negara. Kejahatan apa saja yang
identitas dan dokumen-dokumen dapat digolongkan sebagai kejahatan
perjalanan; internasional adalah kejahatan yang benar-
d. memajukan pengembangan kapasitas benar internasional.13
termasuk pelatihan dan kerja sama teknis
dan penyelenggaraan pertemuan- B. Pelaksanakan Kewajiban Suatu Pihak
pertemuan regional; Dalam Yurisdiksinya Terhadap Kejahatan-
12Edy Suryono, Op.Cit. hlm. 13. 13 I. Wayan Parthiana, Op.Cit, hlm. 31.
195
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021
Kejahatan Dalam Konvensi Asean Tentang 1. Suatu Pihak wajib mengambil langkah-
Pemberantasan Terorisme langkah yang diperlukan untuk menetapkan
Pada dewasa ini, hampir dapat dipastikan yurisdiksinya terhadap kejahatan-kejahatan
bahwa semua jenis atau bentuk kejahatan tidak yang tercakupi dalam Pasal II Konvensi ini
lagi dapat hanya dipandang sebagai yurisdiksi apabila:
kriminal satu negara, akan tetapi sering diklaim a. kejahatan dilakukan di wilayah Pihak
termasuk yurisdiksi kriminal lebih dari satu atau dimaksud, atau
dua negara sehingga dalam perkembangannya, b. kejahatan dilakukan di atas kapal
kemudian telah menimbulkan masalah konflik berbendera Pihak dimaksud atau di
yurisdiksi yang sangat mengganggu hubungan pesawat yang terdaftar menurut
internasional antarnegara yang berkepentingan peraturan perundang-undangan Pihak
di dalam kasus tindak pidana tertentu yang dimaksud pada saat kejahatan dilakukan,
bersifat lintas batas teritorial. Masyarakat atau
internasional yang tergabung dalam wadah c. kejahatan dilakukan oleh warga negara
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui bahwa Pihak dimaksud.
perkembangan tindak pidana lintas batas 2. Suatu Pihak dapat juga menetapkan
antarnegara dalam upaya pencegahan dan yurisdiksinya atas setiap kejahatan apabila:
pemberantasannya terutama jika dalam tindak a. kejahatan dilakukan terhadap warga
pidana tersebut terlibat warga negara asing.14 negara Pihak dimaksud, atau
Dalam hal ini terjadinya kejahatan itu b. kejahatan dilakukan terhadap fasilitas
mungkin di wilayah negara lain atau di suatu negara atau pemerintah dari Pihak
tempat di luar wilayah negara, seperti telah dimaksud di luar negeri, termasuk
dikemukakan di atas dan atas kejahatan Kedutaan Besar atau wilayah diplomatik
tersebut ada kepentingan nasional dari suatu dan konsuler lainnya, atau
negara atau lebih yang terkait dengan c. kejahatan dilakukan sebagai upaya untuk
kejahatan itu, misalnya kejahatan itu memaksa Pihak dimaksud agar
menimbulkan korban di dalam wilayahnya atau melakukan atau tidak melakukan
yang menjadi korban adalah warganegaranya tindakan apa pun,atau
sendiri ataupun korban-korban lain yang pada d. kejahatan dilakukan oleh seseorang yang
dasarnya merugikan negara yang bersangkutan, tidak memiliki kewarganegaraan yang
negara itu tentu saja berkepentingan untuk berdomisili tetap di wilayah Pihak
mengaturnya di dalam hukum atau peraturan dimaksud.
perundang-undangan pidana nasionalnya, 3. Suatu Pihak juga wajib menetapkan
menerapkannya terhadap si pelakunya serta yurisdiksinya atas kejahatan-kejahatan yang
mengadili dan jika terbukti bersalah selanjutnya tercakupi dalam Pasal II Konvensi ini dalam
adalah menghukum dan mengeksekusinya di hal tersangka pelaku kejahatan berada di
dalam wilayahnya sendiri.15 dalam wilayah Pihak dimaksud dan Pihak
Lampiran Undang-Undang Republik tersebut tidak mengekstradisi tersangka
Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang dimaksud ke Pihak-Pihak mana pun yang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 telah menetapkan yurisdiksinya sesuai
Tahun 2012 Tentang Pengesahan Asean dengan ayat 1 atau 2 Pasal ini.
Convention On Counter Terrorism (Konvensi 4. Konvensi ini tidak mengecualikan penerapan
Asean Mengenai Pemberantasan Terorisme). setiap yurisdiksi pidana yang ditetapkan oleh
Konvensi Asean Tentang Pemberantasan suatu Pihak sesuai dengan peraturan
Terorisme. perundang-undangan nasionalnya.
Pasal VII. Yurisdiksi Negara Hukum pidana internasional dapat
didefinisikan sebagai berikut: Hukum pidana
internasional adalah sekumpulan kaidah-kaidah
14 Romli Atmasasmita, Pengantar Hukum Pidana dan asas-asas hukum yang mengatur kejahatan
Internasional, Refika Aditama, Cetakan, Pertama. internasional. Definisi ini tentulah sangat
Bandung. 2000, hlm. 5. singkat dan umum sekali sehingga belum
15I. Wayan Parthiana, Hukum Pidana Internasional, 2006,
menggambarkan tentang apa sebenarnya
Op.Cit. hlm. 31-30.
196
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021
197
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021
198
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021
(1) Peraturan pemerintah pengganti undang- undang ini berlaku juga terhadap tindak pidana
undang ini berlaku terhadap setiap orang terorisme yang dilakukan:
yang melakukan atau bermaksud a. terhadap warga negara Republik Indonesia
melakukan tindak pidana terorisme di di luar wilayah negara Republik Indonesia;
wilayah negara Republik Indonesia b. terhadap fasilitas negara Republik Indonesia
dan/atau negara lain juga mempunyai di luar negeri termasuk tempat kediaman
yurisdiksi dan menyatakan maksudnya pejabat diplomatik dan konsuler Republik
untuk melakukan penuntutan terhadap Indonesia;
pelaku tersebut. c. dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
(2) Negara lain mempunyai yurisdiksi untuk memaksa pemerintah Republik
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Indonesia melakukan sesuatu atau tidak
apabila: melakukan sesuatu;
a. kejahatan dilakukan oleh warga negara d. untuk memaksa organisasi internasional di
dari negara yang bersangkutan; Indonesia melakukan sesuatu atau tidak
b. kejahatan dilakukan terhadap warga melakukan sesuatu;
negara dari negara yang bersangkutan; e. di atas kapal yang berbendera negara
c. kejahatan tersebut juga dilakukan di Republik Indonesia atau pesawat udara yang
negara yang bersangkutan; terdaftar berdasarkan undang-undang
d. kejahatan dilakukan terhadap suatu negara Republik Indonesia pada saat
negara atau fasilitas pemerintah dari kejahatan itu dilakukan; atau
negara yang bersangkutan di luar f. oleh setiap orang yang tidak memiliki
negeri termasuk perwakilan negara kewarganegaraan dan bertempat tinggal di
asing atau tempat kediaman pejabat wilayah negara Republik Indonesia.
diplomatik atau konsuler dari negara
yang bersangkutan; PENUTUP
e. kejahatan dilakukan dengan kekerasan A. Kesimpulan
atau ancaman kekerasan memaksa 1. Kerjasama antarnegara ASEAN dalam
negara yang bersangkutan melakukan memberantas terorisme, diantaranya
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu; mengambil langkah-langkah yang
f. kejahatan dilakukan terhadap pesawat diperlukan untuk mencegah terjadinya
udara yang dioperasikan oleh tindakan teroris, termasuk pemberian
pemerintah negara yang bersangkutan; peringatan dini kepada Pihak-Pihak lain
atau melalui pertukaran informasi, mencegah
g. kejahatan dilakukan di atas kapal yang siapa pun yang mendanai,
berbendera negara tersebut atau merencanakan,memfasilitasi, atau
pesawat udara yang terdaftar melakukan tindakan teroris dari
berdasarkan undang-undang negara penggunaan wilayah masing-masing
yang bersangkutan pada saat kejahatan untuk tujuan-tujuan melawan Pihak-
itu dilakukan. Pihak lain dan/atau warga negara Pihak-
Penjelasan Pasal 3.Tuntutan yurisdiksi Pihak lain, mencegah dan menindak
negara lain tidak serta-merta ada keterikatan pendanaan tindakan teroris dan
Pemerintah Republik Indonesia untuk mencegah pergerakan para teroris atau
menerima tuntutan dimaksud sepanjang belum kelompok-kelompok teroris dengan
ada perjanjian ekstradisi atau bantuan hukum pengawasan perbatasan yang efektif dan
timbal balik dalam masalah pidana, kecuali pengawasan penerbitan surat-surat
Pemerintah Republik Indonesia menyetujui identitas dan dokumen-dokumen
diberlakukannya asas resip rositas. perjalanan, dan melalui langkah-langkah
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- untuk mencegah pemalsuan, penjiplakan,
undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang atau penyalahgunaan surat-surat
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Pasal identitas dan dokumen-dokumen
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- perjalanan dan bentuk kerjasama lainnya
sebagaimana diatur dalam Konvensi
199
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021
200
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021
201