Anda di halaman 1dari 11

Lex Administratum, Vol. IX/No.

4/Apr/EK/2021

PENGESAHAN KONVENSI ASEAN MENGENAI yurisdiksinya terhadap kejahatan-kejahatan


PEMBERANTASAN TERORISME MENURUT dalam konvensi ASEAN tentang pemberantasan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA terorisme, diantaranya. Suatu pihak wajib
NOMOR 5 TAHUN 20121 mengambil langkah-langkah yang diperlukan
Oleh: Aulina Sherina Tubagus2 untuk menetapkan yurisdiksinya terhadap
Harold Anis3 kejahatan-kejahatan terorisme apabila:
Marthim N. Tooy4 kejahatan dilakukan di wilayah pihak dimaksud,
atau kejahatan dilakukan di atas kapal
ABSTRAK berbendera Pihak dimaksud atau di pesawat
Tujuan dilakukannya penelitian untuk yang terdaftar menurut peraturan perundang-
mengetahui bagaimanakah kerjasama undangan Pihak dimaksud pada saat kejahatan
antarnegara ASEAN dalam memberantas dilakukan, atau kejahatan dilakukan oleh warga
terorisme menurut Undang-Undang Republik negara pihak dimaksud. Suatu Pihak dapat juga
Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 Tentang menetapkan yurisdiksinya atas setiap kejahatan
Pengesahan Asean Convention On Counter apabila kejahatan dilakukan terhadap warga
Terrorism (Konvensi Asean Mengenai negara pihak dimaksud, atau kejahatan
Pemberantasan Terorisme) dan bagaimanakah dilakukan terhadap fasilitas negara atau
suatu pihak melaksanakan kewajiban untuk pemerintah dari Pihak dimaksud di luar negeri,
mengambil langkah-langkah yang diperlukan termasuk Kedutaan Besar atau wilayah
guna menetapkan yurisdiksinya terhadap diplomatik dan konsuler lainnya, atau kejahatan
kejahatan-kejahatan dalam konvensi Asean dilakukan sebagai upaya untuk memaksa pihak
tentang pemberantasan terorisme, di mana dimaksud agar melakukan atau tidak
dengan metode penelitian hukum normatif melakukan tindakan apa pun, atau kejahatan
disimpulkan: 1. Kerjasama antarnegara ASEAN dilakukan oleh seseorang yang tidak memiliki
dalam memberantas terorisme, diantaranya kewarganegaraan yang berdomisili tetap di
mengambil langkah-langkah yang diperlukan wilayah pihak dimaksud.
untuk mencegah terjadinya tindakan teroris, Kata kunci: konvensi; asean; terorisme;
termasuk pemberian peringatan dini kepada
Pihak-Pihak lain melalui pertukaran informasi, PENDAHULUAN
mencegah siapa pun yang mendanai, A. Latar Belakang
merencanakan,memfasilitasi, atau melakukan Kerja sama keamanan dalam penanganan
tindakan teroris dari penggunaan wilayah terorisme di ASEAN diperlukan untuk
masing-masing untuk tujuan-tujuan melawan mewujudkan perdamaian dan stabilitas yang
Pihak-Pihak lain dan/atau warga negara Pihak- dinamis di kawasan, dengan tetap
Pihak lain, mencegah dan menindak pendanaan mengedepankan Kepentingan Nasional
tindakan teroris dan mencegah pergerakan Indonesia yang pada akhirnya akan turut
para teroris atau kelompok-kelompok teroris menyokong terwujudnya suatu Komunitas
dengan pengawasan perbatasan yang efektif ASEAN pada tahun 2015 yang ditopang oleh
dan pengawasan penerbitan surat-surat tiga pilar yang saling memperkuat, yaitu
identitas dan dokumen-dokumen perjalanan, Komunitas Politik Keamanan, Komunitas
dan melalui langkah-langkah untuk mencegah Ekonomi, dan Komunitas Sosial-Budaya. Dalam
pemalsuan, penjiplakan, atau penyalahgunaan upaya memberantas kejahatan terorisme,
surat-surat identitas dan dokumen-dokumen Indonesia telah memiliki perangkat hukum
perjalanan dan bentuk kerjasama lainnya nasional, yaitu Undang-Undang Nomor 15
sebagaimana diatur dalam Konvensi Asean Tahun 2003 tentang Terorisme, yang memuat
Tentang Pemberantasan Terorisme. 2. berbagai ketentuan dan aturan yang jelas
Pelaksanakan kewajiban suatu pihak dalam mengenai pemberantasan terorisme.5

1 Artikel Skripsi 5 Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia


2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Nomor 5 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Republik
17071101441 Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Pengesahan
3 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum Asean Convention On Counter Terrorism (Konvensi Asean
4 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum Mengenai Pemberantasan Terorisme).

191
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Seluruh prinsip yang terkandung dalam


9 Tahun 2013 Tentang Pencegahan Dan Konvensi ASEAN mengenai Pemberantasan
Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme antara lain memuat pandangan
Terorisme. Pasal 1 angka 2. Tindak Pidana bahwa terorisme tidak dapat dan tidak boleh
Terorisme adalah segala perbuatan yang dihubungkan dengan agama, kewarganegaraan,
memenuhi unsur tindak pidana sesuai dengan peradaban, atau kelompok etnis apa pun,
ketentuan dalam Undang-Undang yang menghormati kedaulatan, kesetaraan,
mengatur pemberantasan tindak pidana integritas wilayah dan identitas nasional, tidak
terorisme. campur tangan urusan dalam negeri,
menghormati yurisdiksi kewilayahan, adanya
B. Rumusan Masalah bantuan hukum timbal balik, ekstradisi, serta
1. Bagaimanakah kerjasama antarnegara mengedepankan penyelesaian perselisihan
ASEAN dalam memberantas terorisme secara damai. Selain itu, di dalam Konvensi
menurut Undang-Undang Republik ASEAN ini secara khusus terdapat prinsip yang
Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 Tentang merupakan nilai tambah yang tidak dimiliki oleh
Pengesahan Asean Convention On Konvensi serupa yang memuat ketentuan
Counter Terrorism (Konvensi Asean mengenai program rehabilitasi bagi tersangka
Mengenai Pemberantasan Terorisme)? terorisme, perlakuan yang adil dan manusiawi
2. Bagaimanakah suatu pihak melaksanakan serta penghormatan terhadap hak asasi
kewajiban untuk mengambil langkah- manusia dalam proses penanganannya.7
langkah yang diperlukan guna Kerjasama internasional merupakan
menetapkan yurisdiksinya terhadap hubungan antar negara di dunia. Hubungan ini
kejahatan-kejahatan dalam konvensi tentu diatur dan berdasar pada suatu asas.
Asean tentang pemberantasan Adapun asas- asas yang melandasi
terorisme? dilakukannya hubungan internasional antara
lain sebagai berikut:
C. Metode Penelitian 1. Asas Teritorial
Penelitian hukum normatif yang digunakan Asas teritorial merupakan asas yang
untuk menyusun penulisan ini. didasarkan pada kekuasaan negara atas
daerah atau wilayahnya. Negara
PEMBAHASAN memperlakukan hukum dan juga
A. Kerjasama Antarnegara Asean Dalam peraturannya bagi semua hal baik orang
Memberantas Terorisme maupun barang yang ada di bawahnya.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sementara untuk luar daerah atau
kerja sama keamanan dengan negara sahabat wilayahnya berlaku hukum asing.
tidak dapat dihindari dan perlu terus dipupuk 2. Asas Kebangsaan
dan ditingkatkan berdasarkan prinsip-prinsip Asas kebangsaan merupakan asas yang
saling menguntungkan, kesetaraan dan didasarkan kekuasaan negara yang tetap
penghormatan penuh atas kedaulatan setiap berlaku bagi warga negaranya yang berada
negara. Oleh karena itu, Pemerintah Republik di luar wilayahnya atau berada di luar
Indonesia memandang perlu meningkatkan negeri. Asas ini juga disebu dengan asas
kerja sama keamanan dengan negara yang ekstrateritorial.
tergabung dalam ASEAN dalam menanggulangi 3. Asas Kepentingan Umum
kejahatan terorisme di bawah payung Konvensi Asas selanjutnya adalah asas kepentingan
ASEAN mengenai Pemberantasan Terorisme umum. Asas kepentingan umum merupakan
yang telah ditandatangani pada Konferensi asas yang didasarkan pada kekuasaan
Tingkat Tinggi ASEAN ke-12 di Cebu, Filipina,
tanggal 13 Januari 2007.6 Asean Convention On Counter Terrorism (Konvensi Asean
Mengenai Pemberantasan Terorisme).
7 Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 5 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Republik


6 Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Pengesahan
Nomor 5 Tahun 2012 tentang Undang-Undang Republik Asean Convention On Counter Terrorism (Konvensi Asean
Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Pengesahan Mengenai Pemberantasan Terorisme).

192
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

negara untuk melindungi dan mengatur 1. Saling menguntungkan masing-masing


kepentingan kehidupan warganya. Menurut negara dalam peningkatan kesejahteraan
asas ini, negara bisa mengatur hukum yang ekonomi
sesuai dengan keadaan dan peristiwa yang Kerjasama internasional beberapa
bersangkutan dengan kepentingan umum, diantaranya bergerak dalam bidang
serta tidak terbatas hanya pada wilayahnya ekonomi. Hal ini tentu saja dapat
saja. menguntungkan negara- negara yang
Itulah beberapa asas yang melandasi menjalin kerjasama. Dengan melakukan
terjalinnya hubungan internasional di dunia. kerjasama internasional kita bisa saling
Asas- asas tersebut harus disepakati oleh melakukan promosi produk ke negara lain.
semua negara yang tergabung dalam kerjasama Selain itu kita bisa mendapatan barang-
tersebut dan tidak bolah ada yang barang yang tidak diproduksi oleh negara
melanggarnya.8 kita sendiri dari negara lain. Misalnya kita
Ada banyak sekali tujuan kerjasama mengimpor pisang dari negara penghasil
internasional. Adapun secara umum tujuan dari pisang terbesar di dunia, mengimpor kopi
kerjasama internasional adalah mewujudkan dari negara penghasil kopi terbesar di dunia,
perdamaian dunia serta kemakmuran dan lainnya. Dengan demikian kesejahteraan
dunia. Namun tujuan tersebut bisa dijabarkan rakyat akan semakin meningkat.
kembali ke dalam uraian yang lebih rinci. 2. Mewujudkan ketertiban dan kedamaian
Adapun beberapa tujuan dari kerjasama dunia
internasional antara lain sebagai berikut: Kerjasama Internasional memiliki misi untuk
1. Memacu pertumbuhan ekonomi setiap mewujudkan perdamaian dunia sehingga
negara kehidupan akan menjadi tenteram dan
2. Mewujudkan pengertian antar bangsa damai. Sehingga dengan adanya kerjasama
dalam membina dan menegakkan internasional maka kehidupan di dunia akan
perdamaian dunia lebih tenang, permasalahan antar neara
3. Menciptakan keadilan dan kesejahteraan akan bisa diselesaikan secara lebih bijak.
yang merata bagi seluruh rakyatnya 3. Menanggulangi hal- hal yang dapat merusak
4. Memperluas lapangan kerja budaya
5. Memperkuat rasa persahabatan Kerjasama internasional juga bisa menjadi
Itulah beberapa tujuan melakukan benteng untuk menanggulangi berbagai
kerjasama internasional. Tujuan- tujuan lain kemungkinan yang dapat merusak budaya
yang lebih khusus disesuaikan dengan serta hal- hal yang bertentangan dengan
kepentingan masing- masing negara anggota ideologi suatu negara.
yang tergabung dalam oranisasi tersebut.9 4. Meningkatkan penerapan IPTEK
Setiap hubungan dengan pihak lain pasti Dengan adanya kerjasama internasional,
akan membawa dampak positif. Setiap dampak maka negara berkembang yang notabebe
positif kita rasakan sebagai manfaat. Seperti memiliki teknologi yang biasa saja bisa
halnya dengan kerjasama internasional. belajar dari negara yang lebih maju
Kerjasama internasional merupakan hubungan mengenai penetapan teknologi ini.
yang dapat mendatangkan banyak manfaat. 5. Meningkatkan sektor pertahanan dan
Beberapa manfaat yang akan kita dapatkan dari keamanan
kerjasama internasional antara lain sebagai Kerjasama internasinal juga akan membantu
berikut: suatu negara untuk meningkatkan
pertahanan dan keamanan suatu negara.
6. Mempererat hubungan antar negara
Selain menambah keuntungan negara,
8
manfaat kerjasama internasional yang
https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial.Kerjasama
Internasional: Pengertian, Tujuan, Manfaat dan
lainnya adalah mempererat hubungan antar
Contohnya. Diakses 04/10/2020 2:42 Wita. negara. Hubungan antar negara ini seperti
9 Ibid. halnya hubungan persahabatan. Dengan
menjalin kerjasama internasional maka akan

193
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

semakin banyak peluang bagi suatu negara b, dan huruf c, perlu mengesahkan ASEAN
untuk meningkatkan berbagai hubungan Convention on Counter Terrorism (Konvensi
lainnya diluar hubungan kerjasama tersebut. ASEAN mengenai Pemberantasan
7. Saling menghormati ideologi negara Terorisme) dengan Undang-Undang.
Kerjasama internasional juga akan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
menjadikan negara-negara di dalamnya 5 Tahun 2012 tentang Undang-Undang
untuk saling menghormat ideologi negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012
satu dengan negara lainnya. Tidak bisa Tentang Pengesahan Asean Convention On
dipungkiri terkadang memang suatu negara Counter Terrorism (Konvensi Asean Mengenai
mengalami sengketa karena ketidakcocokan Pemberantasan Terorisme) Lembaran Negara
ideologi. Namun hal ini bisa diatasi apabila Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 93.
kita melakukan kerjasama internasional. Pasal 1 ayat:
Itulah beberapa manfaat yang akan kita (1) Mengesahkan ASEAN Convention on
peroleh apabila kita melakukan kegiatan Counter Terrorism (Konvensi ASEAN
kerjasama antar negara khusunya kerjasama mengenai Pemberantasan Terorisme).
internasional.10 (2) Salinan naskah asli ASEAN Convention on
Dasar pertimbangan pemberlakuan Undang- Counter Terrorism (Konvensi ASEAN
Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun mengenai Pemberantasan Terorisme)
2012 tentang Undang-Undang Republik dalam bahasa Inggris dan terjemahannya
Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 Tentang dalam bahasa Indonesia sebagaimana
Pengesahan Asean Convention On Counter terlampir dan merupakan bagian yang
Terrorism (Konvensi Asean Mengenai tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini.
Pemberantasan Terorisme) Lembaran Negara Pasal 2. Undang-Undang ini mulai berlaku
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 93 pada tanggal diundangkan Agar setiap orang
dinyatakan pada bagian “ Menimbang”: mengetahuinya, memerintahkan
a. bahwa pelaksanaan hubungan luar negeri pengundangan Undang-Undang ini dengan
bebas aktif yang didasarkan atas asas penempatannya dalam Lembaran Negara
persamaan derajat, saling menguntungkan, Republik Indonesia.
dan saling menghormati, merupakan salah Ditinjau dari segi jumlah negara-negara yang
satu perwujudan dari tujuan Pemerintah menjadi pihak atau peserta pada suatu
Republik Indonesia, yaitu ikut serta perjanjian internasional, sudah lazim dibedakan
melaksanakan ketertiban dunia yang antara:
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian 1. Perjanjian internasional bilateral, yaitu suatu
abadi, dan keadilan sosial; perjanjian internasional yang pihak-pihak
b. bahwa tindakan terorisme merupakan atau negara peserta yang terikat dalam
kejahatan yang bersifat lintas batas negara perjanjian tersebut adalah hanya dua pihak
dan telah mengakibatkan hilangnya nyawa atau dua negara saja;
tanpa memandang korban, menimbulkan 2. Perjanjian internasional multilateral, yaitu
ketakutan masyarakat secara luas, hilangnya suatu perjanjian internasional yang pihak-
kemerdekaan, serta kerugian harta benda, pihak atau negara-negara yang menjdai
oleh karena itu perlu dilaksanakan langkah- peserta pada perjanjian itu lebih dari dua
langkah pemberantasan melalui kerja sama negara.11
regional; Penggolongan perjanjian internasional dari
c. bahwa pada Konferensi Tingkat Tinggi segi jumlah negara yang ikut serta mengikat
ASEAN ke-12, di Cebu, Filipina, tanggal 13 treaty dapat dibedakan antara treaty bilateral
Januari 2007, Pemerintah Indonesia telah dan treaty multilateral. Treaty bilateral adalah
menandatangani ASEAN Convention on perjanjian yang diadakan oleh dua buah negara
Counter Terrorism(Konvensi ASEAN untuk mengatur kepentingan kedua belah pihak
mengenai Pemberantasan Terorisme); dan treaty multilateral diadakan oleh banyak
d. bahwa berdasarkan pertimbangan negara dan sebagian di bawah pengawasan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf
11I.
Wayan Parthiana, Perjanjian Internasional (Bagian 1)
10Ibid. Mandar Maju. Bandung, 2002, hlm. 40.

194
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

organisasi internasional seperti PBB, ILO, WHO, e. meningkatkan kesadaran dan partisipasi
dan lain-lain.12 masyarakat dalam upaya untuk
Lampiran Undang-Undang Republik memberantas terorisme, serta
Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang mengembangkan dialog antar-
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 kepercayaan dan dalam satu
Tahun 2012 Tentang Pengesahan Asean kepercayaan serta dialog
Convention On Counter Terrorism (Konvensi antarperadaban;
Asean Mengenai Pemberantasan Terorisme). f. meningkatkan kerja sama lintas batas;
Konvensi Asean Tentang Pemberantasan g. meningkatkan pertukaran data intelijen
Terorisme. Pasal I. Tujuan Konvensi ini akan dan tukar-menukar informasi;
memberikan kerangka kerja sama kawasan h. meningkatkan kerja sama yang telah ada
untuk memberantas, mencegah, dan untuk pengembangan bank data kawasan
menghentikan terorisme dalam segala bentuk dibawah lingkup badan-badan ASEAN
dan manifestasinya, dan untuk mempererat yang relevan;
kerja sama antar lembaga penegak hukum dan i. memperkuat kapabilitas dan
otoritas yang relevan dari para Pihak dalam kesiapsiagaan untuk menangani
memberantas terorisme. terorisme dengan bahan kimia, biologi,
Pasal VI. Bidang Kerja Sama radiologi, nuklir, terorisme dunia maya
1. Bidang-bidang kerja sama dalam Konvensi dan setiap bentuk terorisme baru;
ini dapat, selaras dengan hukum nasional j. melakukan penelitian dan
dari Pihak masing-masing, mencakupi pengembangan langkah-langkah untuk
upaya-upaya yang tepat, antara lain untuk: memberantas terorisme;
mengambil langkah-langkah yang diperlukan k. mendorong penggunaan fasilitas video-
untuk mencegah terjadinya tindakan teroris, konferensi atau telekonferensi untuk
termasuk pemberian peringatan dini kepada proses peradilan, apabila dimungkinkan;
Pihak-Pihak lain melalui pertukaran dan
informasi; l. memastikan bahwa siapa pun yang
a. mencegah siapa pun yang mendanai, terlibat dalam pendanaan,
merencanakan,memfasilitasi, atau perencanaaan, persiapan atau yang
melakukan tindakan teroris dari melakukan tindakan teroris atau
penggunaan wilayah masing-masing membantu tindakan teroris akan
untuk tujuan-tujuan melawan Pihak- diajukan ke persidangan.
Pihak lain dan/atau warga negara Pihak- 2. Tunduk pada persetujuan para Pihak terkait,
Pihak lain; Pihak-Pihak wajib bekerja sama untuk
b. mencegah dan menindak pendanaan mengatasi akar permasalahan terorisme dan
tindakan teroris; kondisi yang kondusif untuk penyebaran
c. mencegah pergerakan para teroris atau terorisme guna mencegah terjadinya
kelompok-kelompok teroris dengan tindakan teroris dan perluasan sel-sel
pengawasan perbatasan yang efektif dan teroris.
pengawasan penerbitan surat-surat Istilah kejahatan internasional menunjukkan
identitas dan dokumen-dokumen adanya suatu peristiwa kejahatan yang sifatnya
perjalanan, dan melalui langkah-langkah internasional atau yang lintas batas negara,
untuk mencegah pemalsuan, penjiplakan, atau yang menyangkut kepentingan dari dua
atau penyalahgunaan surat-surat atau lebih negara. Kejahatan apa saja yang
identitas dan dokumen-dokumen dapat digolongkan sebagai kejahatan
perjalanan; internasional adalah kejahatan yang benar-
d. memajukan pengembangan kapasitas benar internasional.13
termasuk pelatihan dan kerja sama teknis
dan penyelenggaraan pertemuan- B. Pelaksanakan Kewajiban Suatu Pihak
pertemuan regional; Dalam Yurisdiksinya Terhadap Kejahatan-

12Edy Suryono, Op.Cit. hlm. 13. 13 I. Wayan Parthiana, Op.Cit, hlm. 31.

195
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

Kejahatan Dalam Konvensi Asean Tentang 1. Suatu Pihak wajib mengambil langkah-
Pemberantasan Terorisme langkah yang diperlukan untuk menetapkan
Pada dewasa ini, hampir dapat dipastikan yurisdiksinya terhadap kejahatan-kejahatan
bahwa semua jenis atau bentuk kejahatan tidak yang tercakupi dalam Pasal II Konvensi ini
lagi dapat hanya dipandang sebagai yurisdiksi apabila:
kriminal satu negara, akan tetapi sering diklaim a. kejahatan dilakukan di wilayah Pihak
termasuk yurisdiksi kriminal lebih dari satu atau dimaksud, atau
dua negara sehingga dalam perkembangannya, b. kejahatan dilakukan di atas kapal
kemudian telah menimbulkan masalah konflik berbendera Pihak dimaksud atau di
yurisdiksi yang sangat mengganggu hubungan pesawat yang terdaftar menurut
internasional antarnegara yang berkepentingan peraturan perundang-undangan Pihak
di dalam kasus tindak pidana tertentu yang dimaksud pada saat kejahatan dilakukan,
bersifat lintas batas teritorial. Masyarakat atau
internasional yang tergabung dalam wadah c. kejahatan dilakukan oleh warga negara
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui bahwa Pihak dimaksud.
perkembangan tindak pidana lintas batas 2. Suatu Pihak dapat juga menetapkan
antarnegara dalam upaya pencegahan dan yurisdiksinya atas setiap kejahatan apabila:
pemberantasannya terutama jika dalam tindak a. kejahatan dilakukan terhadap warga
pidana tersebut terlibat warga negara asing.14 negara Pihak dimaksud, atau
Dalam hal ini terjadinya kejahatan itu b. kejahatan dilakukan terhadap fasilitas
mungkin di wilayah negara lain atau di suatu negara atau pemerintah dari Pihak
tempat di luar wilayah negara, seperti telah dimaksud di luar negeri, termasuk
dikemukakan di atas dan atas kejahatan Kedutaan Besar atau wilayah diplomatik
tersebut ada kepentingan nasional dari suatu dan konsuler lainnya, atau
negara atau lebih yang terkait dengan c. kejahatan dilakukan sebagai upaya untuk
kejahatan itu, misalnya kejahatan itu memaksa Pihak dimaksud agar
menimbulkan korban di dalam wilayahnya atau melakukan atau tidak melakukan
yang menjadi korban adalah warganegaranya tindakan apa pun,atau
sendiri ataupun korban-korban lain yang pada d. kejahatan dilakukan oleh seseorang yang
dasarnya merugikan negara yang bersangkutan, tidak memiliki kewarganegaraan yang
negara itu tentu saja berkepentingan untuk berdomisili tetap di wilayah Pihak
mengaturnya di dalam hukum atau peraturan dimaksud.
perundang-undangan pidana nasionalnya, 3. Suatu Pihak juga wajib menetapkan
menerapkannya terhadap si pelakunya serta yurisdiksinya atas kejahatan-kejahatan yang
mengadili dan jika terbukti bersalah selanjutnya tercakupi dalam Pasal II Konvensi ini dalam
adalah menghukum dan mengeksekusinya di hal tersangka pelaku kejahatan berada di
dalam wilayahnya sendiri.15 dalam wilayah Pihak dimaksud dan Pihak
Lampiran Undang-Undang Republik tersebut tidak mengekstradisi tersangka
Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang dimaksud ke Pihak-Pihak mana pun yang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 telah menetapkan yurisdiksinya sesuai
Tahun 2012 Tentang Pengesahan Asean dengan ayat 1 atau 2 Pasal ini.
Convention On Counter Terrorism (Konvensi 4. Konvensi ini tidak mengecualikan penerapan
Asean Mengenai Pemberantasan Terorisme). setiap yurisdiksi pidana yang ditetapkan oleh
Konvensi Asean Tentang Pemberantasan suatu Pihak sesuai dengan peraturan
Terorisme. perundang-undangan nasionalnya.
Pasal VII. Yurisdiksi Negara Hukum pidana internasional dapat
didefinisikan sebagai berikut: Hukum pidana
internasional adalah sekumpulan kaidah-kaidah
14 Romli Atmasasmita, Pengantar Hukum Pidana dan asas-asas hukum yang mengatur kejahatan
Internasional, Refika Aditama, Cetakan, Pertama. internasional. Definisi ini tentulah sangat
Bandung. 2000, hlm. 5. singkat dan umum sekali sehingga belum
15I. Wayan Parthiana, Hukum Pidana Internasional, 2006,
menggambarkan tentang apa sebenarnya
Op.Cit. hlm. 31-30.

196
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

hukum pidana internasional itu. 16 Meskipun internasional ? jawabannya adalah, memang


definisi ini masih amat singkat dan umum, ada yakni, kaidah-kaidah dan asas-asas hukum
namun sudah menggambarkan secara singkat yang dapat dijumpai dalam bentuk perjanjian-
tentang apa yang dimaksud dengan hukum perjanjian internasional yang substansinya (baik
pidana internasional. Ada dua hal yang secara langsung ataupun tidak langsung) mengatur
eksplisit dapat ditemukan dari definisi ini. tentang kejahatan internasional. Sebagai
Pertama, hukum pidana internasional itu contoh, Konvensi tentang Genosida (Genocide
merupakan sekumpulan kaidah-kaidah dan Convention) 1948. Konvensi tentang Apartheid
asas-asas hukum, kedua, objek yang diaturnya 1973, konvensi-konvensi tentang terorisme,
adalah tentang kejahatan atau tindak pidana seperti Konvensi Eropah tentang
internasional. Disamping dua hal yang ekplisit, Pemberantasan Terorisme 1977 dan lain-lain.19
masih ada lagi hal yang secara implisit Istilah kejahatan internasional menunjukkan
terkandung di dalamnya yang pada umumnya adanya suatu peristiwa kejahatan yang sifatnya
merupakan hal yang sudah biasa di dalam dunia internasional atau yang lintas batas negara,
ilmu hukum, tetapi tidak dimunculkan di atau yang menyangkut kepentingan dari dua
dalamnya, yakni tentang subjek-subjek dari atau lebih negara. Kejahatan apa saja yang
hukum pidana internasional itu dan tujuan apa dapat digolongkan sebagai kejahatan
yang hendak dicapai atau diwujudkannya.17 internasional adalah kejahatan yang benar-
Atas dasar itu maka dapatlah dirumuskan benar internasional. Dalam kenyataannya,
definisi yang lebih lengkap tentang hukum adakah kejahatan yang semacam ini.
pidana internasional, sebagai berikut: ”hukum Jawabannya adalah memang ada, sebagai
pidana internasional adalah sekumpulan contohnya adalah kejahatan-kejahatan yang
kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang diatur dalam konvensi-konvensi tersebut
mengatur tentang kejahatan internasional yang seperti genosida, apartheid, terorisme dan lain-
dilakukan oleh subjek-subjek hukumnya, untuk lain.20
mencapai suatu tujuan tertentu. Berdasarkan Istilah hukum pidana transnasional
definisi ini dapatlah ditarik adanya 4 unsur yang mengandung pengertian, adanya sekumpulan
secara terpadu atau saling kait antara satu kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang
dengan lainnya, yaitu:18 mengatur tentang kejahatan yang transnasional
1. Hukum pidana internasional itu merupakan atau lintas batas negara. Pertanyaan yang
sekumpulan kaidah-kaidah ada asas-asas timbul apanya yang transnasional, apakah
hukum; hukumnya atau kejahatannya atau kedua-
2. Hal atau objek yang diaturnya, yaitu duanya ? Dengan kata lain hukumnya itu tidak
kejahatan atau tindak pidana internasional; semata-mata berlaku di dalam batas-batas
3. Subjek-subjek hukumnya, yaitu kejahatan wilayah negara, jadi menyangkut dua atau lebih
atau tindak pidana internasional; negara. Dengan demikian ada dua atau lebih
4. Tujuan yang hendak dicapai atau negara yang tersangkut di dalamnya. Dengan
diwujudkan oleh hukum pidana demikian hukum pidana nasional masing-
internasional itu sendiri. masing negara itu dapat diterapkan terhadap
Istilah hukum pidana internasional itu kejahatan atau tindak pidana tersebut. Di sini
sendiri sudah menunjukkan adanya tampak bahwa istilah hukum pidana
sekumpulan kaidah-kaidah dan asas-asas transnasional lebih menekankan pada
hukum pidana yang mengatur tentang berlakunya hukum pidana nasional suatu
kejahatan internasional. Istilah ini negara ke luar batas-batas wilayah negara yang
menunjukkan, bahwa kaidah-kaidah dan asas- bersangkutan dan sampai pada tahap tertentu
asas hukum tersebut benar-benar hukum pidana nasional negara itu akan
internasional, jadi bukan nasional atau berhadapan dengan hukum pidana nasional
domestik. Apakah memang ada kaidah-kaidah negara-negara lainnya. Jadi berbeda dengan
dan asas-asas hukum pidana yang benar-benar istilah hukum pidana internasional yang lebih
menekankan pada aspek-aspek
16 Ibid. hlm. 28-29.
17 Ibid. hlm. 29. 19 Ibid, hlm. 31.
18 Ibid. 20 Ibid.

197
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

internasionalnya yang berdiri sendiri, istilah 3. Persetujuan (Agreement);


hukum pidana transnasional lebih menekankan 4. Penetapan (Agreement);
pada aspek nasional (domestik) yang ke luar 5. Statuta (Statute);
batas-batas wilayah negara.21 6. Deklarasi (Declaration).25
Istilah kejahatan internasional dimaksudkan Di lain pihak perjanjian internasional tidak
untuk menunjukkan adanya kejahatan- tertulis diartikan sebagai setiap perjanjian
kejahatan yang sebenarnya nasional yang internasional yang diekspresikan melalui
mengandung aspek transnasional atau lintas instrument-instrumen tidak tertulis, berupa:
batas negara. Jadi terjadinya kejahatan itu 1. Ucapan lisan;
sendiri sebenarnya di dalam batas-batas 2. Tindakan tertentu dari negara atau subjek
wilayah negara (nasional) tetapi dalam hukum internasional lainnya; dan
beberapa hal terkait kepentingan negara- 3. Tulisan yang pembentukannya tidak melalui
negara lain, sehingga tampak adanya dua atau atau membutuhkan prosedur tertentu.
lebih negara yang berkepentingan atau yang Dengan demikian instrumen-instrumen
terkait dengan kejahatan itu.22 perjanjian internasional tidak tertulis bukan
Dalam prakteknya tentulah ada banyak merupakan instrumen-instrumen yang
faktor yang menyebabkan terkaitnya otentik.26
kepentingan lebih dari satu negara dalam suatu Menurut Pasal 53 Konvensi Wina Tahun
kejahatan. Jadi sebenarnya kejahatannya 1969: suatu perjanjian menjadi tidak berlaku
sendiri adalah nasional, tetapi kemudian terkait bila di saat permbuatannya perjanjian tersebut
kepentingan negara atau negara lainnya, maka bertentangan dengan norma imperatif hukum
tampaklah sifatnya yang transnasional. internasional umum (peremptory norm of
Misalnya kejahatan yang terjadi di suatu negara general international law). Ini berarti norma
ternyata menimbulkan korban, tidak saja di imperatif hukum internasional umum adalah
dalam batas wilayah negara yang bersangkutan norma yang telah diterima dan diakui oleh
tetapi juga di wilayah negara tetangga.23 masyarakat internasional dengan
Pentingnya peningkatan kerjasama keseluruhannya sebagai norma yang tidak
antarnegara untuk mempermudah penanganan dapat lagi diganti kecuali dengan norma hukum
proses penyidikan, penuntutan, dan baru yang mempunyai sifat yang sama.27 Pasal
pemeriksaan di sidang pengadilan atas suatu 64 konvensi tersebut berbunyi: Bila timbul
masalah pidana yang timbul baik di negara suatu norma hukum internasional baru,
peminta maupun negara diminta guna perjanjian-perjanjian yang berlawanan dengan
menyelesaikan perkara-perkara pidana. norma baru tersebut akan menjadi tidak sah
“Perjanjian internasional tertulis adalah setiap dan berakhir. 28 Peraturan Pemerintah
perjanjian internasional yang dituangkan dalam Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun
instrumen-instrumen pembentuk perjanjian 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
yang tertulis dan formal. Maksudnya adalah Terorisme. Pasal 2. Pemberantasan tindak
perjanjian ini dituangkan dalam suatu pidana terorisme dalam Peraturan Pemerintah
instrumen tertulis yang pembentukannya Pengganti Undang-undang ini merupakan
memiliki prosedur atau aturan tertentu kebijakan dan langkah-langkah strategis untuk
berdasarkan hukum internasional, sehingga memperkuat ketertiban masyarakat, dan
instrumen tertulis itu menjadi instrumen keselamatan masyarakat dengan tetap
otentik”.24 menjunjung tinggi hukum dan hak asasi
Instrumen-instrumen tertulis ini sebagai manusia, tidak bersifat diskriminatif, baik
contoh, antara lain: berdasarkan suku, agama, ras, maupun
1. Konvensi (Convention); antargolongan.
2. Protokol (Protocol); Pasal 3 ayat:

21 Ibid, hlm. 32.


22Ibid.
23Ibid. 25 Ibid, hlm. 33.
24F.A.Whisnu Situni, Identifikasi dan Formulasi Sumber- 26 Ibid.
Sumber Hukum Internasional. Mandar Maju. Bandung, 27 Boer Mauna, Op.Cit, hlm. 153.

1989, hlm. 32-33. 28Ibid, hlm. 153.

198
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

(1) Peraturan pemerintah pengganti undang- undang ini berlaku juga terhadap tindak pidana
undang ini berlaku terhadap setiap orang terorisme yang dilakukan:
yang melakukan atau bermaksud a. terhadap warga negara Republik Indonesia
melakukan tindak pidana terorisme di di luar wilayah negara Republik Indonesia;
wilayah negara Republik Indonesia b. terhadap fasilitas negara Republik Indonesia
dan/atau negara lain juga mempunyai di luar negeri termasuk tempat kediaman
yurisdiksi dan menyatakan maksudnya pejabat diplomatik dan konsuler Republik
untuk melakukan penuntutan terhadap Indonesia;
pelaku tersebut. c. dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
(2) Negara lain mempunyai yurisdiksi untuk memaksa pemerintah Republik
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Indonesia melakukan sesuatu atau tidak
apabila: melakukan sesuatu;
a. kejahatan dilakukan oleh warga negara d. untuk memaksa organisasi internasional di
dari negara yang bersangkutan; Indonesia melakukan sesuatu atau tidak
b. kejahatan dilakukan terhadap warga melakukan sesuatu;
negara dari negara yang bersangkutan; e. di atas kapal yang berbendera negara
c. kejahatan tersebut juga dilakukan di Republik Indonesia atau pesawat udara yang
negara yang bersangkutan; terdaftar berdasarkan undang-undang
d. kejahatan dilakukan terhadap suatu negara Republik Indonesia pada saat
negara atau fasilitas pemerintah dari kejahatan itu dilakukan; atau
negara yang bersangkutan di luar f. oleh setiap orang yang tidak memiliki
negeri termasuk perwakilan negara kewarganegaraan dan bertempat tinggal di
asing atau tempat kediaman pejabat wilayah negara Republik Indonesia.
diplomatik atau konsuler dari negara
yang bersangkutan; PENUTUP
e. kejahatan dilakukan dengan kekerasan A. Kesimpulan
atau ancaman kekerasan memaksa 1. Kerjasama antarnegara ASEAN dalam
negara yang bersangkutan melakukan memberantas terorisme, diantaranya
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu; mengambil langkah-langkah yang
f. kejahatan dilakukan terhadap pesawat diperlukan untuk mencegah terjadinya
udara yang dioperasikan oleh tindakan teroris, termasuk pemberian
pemerintah negara yang bersangkutan; peringatan dini kepada Pihak-Pihak lain
atau melalui pertukaran informasi, mencegah
g. kejahatan dilakukan di atas kapal yang siapa pun yang mendanai,
berbendera negara tersebut atau merencanakan,memfasilitasi, atau
pesawat udara yang terdaftar melakukan tindakan teroris dari
berdasarkan undang-undang negara penggunaan wilayah masing-masing
yang bersangkutan pada saat kejahatan untuk tujuan-tujuan melawan Pihak-
itu dilakukan. Pihak lain dan/atau warga negara Pihak-
Penjelasan Pasal 3.Tuntutan yurisdiksi Pihak lain, mencegah dan menindak
negara lain tidak serta-merta ada keterikatan pendanaan tindakan teroris dan
Pemerintah Republik Indonesia untuk mencegah pergerakan para teroris atau
menerima tuntutan dimaksud sepanjang belum kelompok-kelompok teroris dengan
ada perjanjian ekstradisi atau bantuan hukum pengawasan perbatasan yang efektif dan
timbal balik dalam masalah pidana, kecuali pengawasan penerbitan surat-surat
Pemerintah Republik Indonesia menyetujui identitas dan dokumen-dokumen
diberlakukannya asas resip rositas. perjalanan, dan melalui langkah-langkah
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- untuk mencegah pemalsuan, penjiplakan,
undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang atau penyalahgunaan surat-surat
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Pasal identitas dan dokumen-dokumen
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- perjalanan dan bentuk kerjasama lainnya
sebagaimana diatur dalam Konvensi

199
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

Asean Tentang Pemberantasan tentang pemberantasan terorisme perlu


Terorisme. memperhatikan mengenai jaminan
2. Pelaksanakan kewajiban suatu pihak perlakuan adil, termasuk pemenuhan
dalam yurisdiksinya terhadap kejahatan- semua hak dan jaminan selaras dengan
kejahatan dalam konvensi ASEAN peraturan perundang undangan dari
tentang pemberantasan terorisme, pihak di wilayah orang tersebut berada
diantaranya. Suatu pihak wajib dan ketentuanketentuan hukum
mengambil langkah-langkah yang internasional yang berlaku termasuk
diperlukan untuk menetapkan hukum hak asasi manusia internasional.
yurisdiksinya terhadap kejahatan- Pada saat menerima informasi bahwa
kejahatan terorisme apabila: kejahatan seseorang yang telah melakukan atau
dilakukan di wilayah pihak dimaksud, disangka telah melakukan suatu
atau kejahatan dilakukan di atas kapal kejahatan terorisme berada di
berbendera Pihak dimaksud atau di wilayahnya, maka pihak yang
pesawat yang terdaftar menurut berkepentingan wajib mengambil
peraturan perundang-undangan Pihak langkah-langkah yang diperlukan
dimaksud pada saat kejahatan dilakukan, berdasarkan perundang-undangan
atau kejahatan dilakukan oleh warga domestik Pihak dimaksud untuk
negara pihak dimaksud. Suatu Pihak menyelidiki fakta-fakta dalam informasi
dapat juga menetapkan yurisdiksinya tersebut.
atas setiap kejahatan apabila kejahatan
dilakukan terhadap warga negara pihak DAFTAR PUSTAKA
dimaksud, atau kejahatan dilakukan Adolf Huala, Hukum Perdagangan
terhadap fasilitas negara atau Internasional, Rajawali Pers, Jakarta, 2011.
pemerintah dari Pihak dimaksud di luar Adolf Huala, Aspek-Aspek Negara Dalam
negeri, termasuk Kedutaan Besar atau Hukum Internasional, Keni Media
wilayah diplomatik dan konsuler lainnya, Bandung. 2011.
atau kejahatan dilakukan sebagai upaya Atmasasmita Romli, Pengantar Hukum Pidana
untuk memaksa pihak dimaksud agar Internasional, Refika Aditama, Cetakan,
melakukan atau tidak melakukan Pertama. Bandung. 2000.
tindakan apa pun, atau kejahatan Hamzah Andi, Asas-Asas Hukum Pidana, Edisi
dilakukan oleh seseorang yang tidak Revisi, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2008.
memiliki kewarganegaraan yang Hamzah Andi, Terminologi Hukum Pidana, Sinar
berdomisili tetap di wilayah pihak Grafika, Jakarta, 2008.
dimaksud. Hiariej O.S. Eddy, Pengantar Hukum Pidana
Internasional, Erlangga, 2009.
B. Saran Iswanto Wahyudi, Perlindungan Hukum
1. Pelaksanan kerjasama antarnegara asean Terhadap Hak Korban Teorisme, Jurnal. Lex
dalam memberantas terorisme Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015.
sebagaimana diatur dalam Konvensi Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana,
ASEAN Tentang Pemberantasan Cetakan Pertama, Sinar Grafika, Jakarta,
Terorisme perlyu juga memperhatikan 2011.
upaya pihak-pihak untuk melaksanakan Marpaung Leden, Asas-Teori-Praktik Hukum
kewajiban bekerja sama dalam Pidana, Sinar Grafika. Cetakan Kedua,
mengatasi akar permasalahan terorisme Jakarta. 2005.
dan kondisi yang kondusif untuk Mauna Boer, Hukum Internasional Pengertan
penyebaran terorisme guna mencegah Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika
terjadinya tindakan teroris dan perluasan Global, Alumni, Bandung, 2001.
sel-sel teroris. Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Edisi
2. Pelaksanakan kewajiban suatu pihak Revisi, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2008.
dalam yurisdiksinya terhadap kejahatan-
kejahatan dalam konvensi ASEAN

200
Lex Administratum, Vol. IX/No. 4/Apr/EK/2021

Parthiana Wayan I., Hukum Pidana


Internasional, CV. Yrama Widya, Bandung,
2006.
Parthiana Wayan I., Perjanjian Internasional
(Bagian 1) Mandar Maju. Bandung, 2002.
Prodjodikoro Wirjono, Asas-Asas Hukum Pidana
di Indonesia, Edisi Ketiga. Cetakan
Keempat. PT. Refika Aditama, Bandung.
2011.
Rudi May T., Hukum Internasional 1. Cetakan
Ketiga. PT. Refika Aditama, Bandung. 2010.
Situni Whisnu F.A., Identifikasi dan Formulasi
Sumber-Sumber Hukum Internasional.
Mandar Maju. Bandung, 1989.
Suryono Edy, Praktek Ratifikasi Perjanjian
Internasional di Indonesia, Remadja Karya
CV. Bandung, 1984.
Ukun Wahyudin, Deportasi Sebagai Instrumen
Penegakan Hukum dan Kedaulatan Negara
di Bidang Keimigrasian. PT. Adi Kencana
Aji. Jakarta. 2004.
Widiastuti Anik dan Taat Wulandari. Kerjasama
Internasional.Bahan Ajar Untuk Mata
Kuliah Kerjasama Internasional. Program:
S1-KKT.Program Studi: Pendidikan IPS.
November 2012. anikwidiastuti@uny.ac.id.

201

Anda mungkin juga menyukai