MNC041 - Manajemen Keuangan Lanjutan - Modul-Sesi 1 - Uim - Manajemen Modal Kerja
MNC041 - Manajemen Keuangan Lanjutan - Modul-Sesi 1 - Uim - Manajemen Modal Kerja
Modul 1
inaba.ac.id
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
BAB I
1
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
2
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
1) Mengingat investasi dlm Modal kerja cukup besar, maka perlu dikelola
dengan baik.
2) Kegiatan manajemen keuangan, lebih separuh waktu dialokasikan untuk
mengelola Aset Lancar.
3) Modal kerja penting untuk kelancaran kegiatan perusahaan.
4) Perusahaan kecil, keputusan modal kerja lebih penting daripada keputusan
investasi jangka panjang.
5) Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari
aset lancar.
6) Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat
pada waktunya.
7) Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya
atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
8) Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk
melayani konsumen
9) Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih
menguntungkan kepada para langganannya.
3
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
10) Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien
karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang
dibutuhkan.
11) Laporan modal kerja akan sangat berguna bagi management untuk
mengadakan pengawasan terhadap modal kerja
A. Konsep Kuantitatif
Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-
unsur aktiva lancar di mana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar
kembali dalam bentuk semula atau aktiva di mana dana yang tertanam di
dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian
modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.
Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working
capital).
B. Konsep Kualitatif
Apabila pada konsep kuantitatif modal kerja itu hanya dikaitkan dengan
besarnya jumlah aktiva lancar saja, maka pada konsep kualitatif ini pengertian
modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau utang yang
harus segera dibayar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar ini
harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansiil yang harus segera
dilakukan, di mana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk
membiayai operasinya perusahaan untuk menjaga likuiditasnya. Oleh karenanya
maka modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang
benar-benar digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa
4
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
C. Konsep Fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan
pendapatan (income). Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam
perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada
sebagian dana yang digunakan dalam suatu periode accounting tertentu yang
seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut (current
income) dan ada sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode
tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan “current income”.
Sebagian dari dana itu dimaksudkan juga untuk menghasilkan pendapatan
untuk periode-periode berikutnya (future income). Dalam hubungan ini dapatlah
dikemukakan nama Wilford J. Eitman – J. N. Holtz (1963: 209), yang memberikan
definisi modal kerja sebagai dana yang digunakan selama periode accounting
yang dimaksudkan untuk menghasilkan “current income” (sebagai lawan dari
future income) yang sesuai dengan maksud utama didirikan perusahaan
tersebut.
Berdasarkan definisi itu maka pengertian “non working capital” adalah dana
yang tidak menghasilkan current income, atau kalau menghasilkan current
income adalah tidak sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan
tersebut. Misalnya suatu perusahaan dagang tekstil yang menanamkan
sebagian dananya dalam surat obligasi pemerintah. Dana yang ditanamkan
dalam obligasi tersebut menghasilkan current income yaitu dalam bentuknya
bunga obligasi (coupon). Tetapi karena perusahaan ini didirikan dengan maksud
utama untuk berusaha di bidang perdagangan tekstil, bukan untuk berusaha di
bidang investasi dalam surat-surat berharga seperti halnya bank, maka dana
yang tertanam dalam efek tersebut nantinya dapat diuangkan dengan mudah dan
5
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
6
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
7
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
Macam-macam modal kerja itu dapat digambarkan seperti nampak di bawah ini.
8
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
atau
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Perputaran modal kerja =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
9
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
3.850
Perputaran modal kerja = = 4,45 kali dibulatkan (4,5 kali).
865
Artinya, perputaran modal kerja tahun 2018 sebanyak 4,5 kali di mana
penggunaan setiap Rp. 1,- modal kerja dapat menghasilkan penjualan sebesar
Rp. 4,5,-
4.150
Perputaran modal kerja = = 5,18 kali dibulatkan (5,2 kali).
800
Perputaran modal kerja tahun 2019 sebanyak 5,2 kali artinya setiap Rp. 1,- modal
kerja dapat menghasilkan Rp. 5,2,- penjualan.
Dari penilaian terhadap kedua rasio ini terlihat bahwa ada kenaikan rasio
perputaran modal kerja dari tahun 2018 ke tahun 2019, hal ini dapat diartikan
atau menunjukkan ada kemajuan yang diperoleh manajemen. Namun untuk data
pembanding apakah manajemen telah berhasil atau sebaliknya, maka kita
menggunakan rata-rata industri. Apabila rata-rata industri untuk perputaran
modal kerja adalah 5 kali maka keadaan perusahaan kurang baik untuk tahun
2018, namun tahun 2019 baik karena di atas rata-rata industri.
10
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
11
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
Contoh: 2
PT. TICTOC memproduksi produk X sebanyak 200 unit/hari dan beroperasi
selama 25 hari dalam sebulan. Biaya produksi per unit produk X sebagai berikut:
(Dalam Ribuan Rupiah)
- Bahan plastik & melamin Rp. 2.000,-
- Bahan tembaga Rp. 500,0-
- Upah langsung Rp. 750,-
Untuk pembelian bahan plastik diperlukan:
• Uang muka rata-rata 5 hari sebelumnya.
• Proses produksi memerlukan waktu 3 hari.
• Dan sesudahnya harus disimpan 2 hari.
• Penjualan dilakukan secara kredit dengan syarat pembayaran 5 hari
sesudah barang diambil.
• Biaya administrasi per bulan Rp. 200.000,-
12
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
13
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
Pengeluaran kas perhari adalah jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari
untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahan pembantu, upah buruh dan
biaya-biaya lainnya.
Untuk Perusahaan Dagang
Contoh :
Contoh :
14
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
15
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
modal kerja hingga menjadi kas kerja lagi adalah kurang dari satu tahun atau
berjangka pendek
Contoh :
Perusahaan “JAYA” mempunyai laporan keuangan berupa neraca dan
laporan rugi laba sbb :
NERACA PT.JAYA
Per 31 Desember 2017 (dlm Juta Rupiah)
Penjualan 24.000
Harga Pokok Penjualan 17.000 -
Laba Kotor 7.000
Biaya Operasi 2.500-
Laba operasi 4.500
Bunga 1.500-
Laba sebelum pajak 3.000
Pajak (30%) 900 -
Laba sesudah pajak 2.100
16
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
Penjualan 24.000
Perputaran Kas = = = 120 kali
rata - rata kas 200
Penjualan 24.000
Perputaran Piutang = = = 30 kali
rata - rata piutang 800
Penjualan 24.000
Perputaran Persediaan = = = 25 kali
rata - rata persediaan 960
Contoh Neraca
Aset Lancar :
Kas Rp 15.000.000
Efek Rp 50.000.000
Piutang Dagang Rp 75.000.000
Persediaan Barang Rp 120.000.000 +
Total aset Lancar Rp 260.000.000.
Aset Tetap:
Tanah Rp 150.000.000
Bangunan dan Gedung Rp 300.000.000
Mesin Rp 250.000.000 +
17
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
Keterangan :
Penyusutan setiap tahunnya :
- Bangunan dan Gedung Rp 50.000.000
- Mesin-mesin Rp 40.000.000
Penjualan kredit dengan profit margin sebesar 30%.
Atas dasar tersebut di atas, dapat dihitung besarnya modal kerja menurut konsep
fungsional .
18
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
1. Kebijakan Konservatif
Rencana pemenuhan kebutuhan dana konservatif merupakan rencana
pemenuhan dana modal kerja yang lebih banyak menggunakan sumber dana
jangka panjang dibandingkan sumber dana jangka pendek. Dalam kebijakan ini
modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variabel dipenuhi oleh sumber
dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja variabel lainnya dipenuhi
dengan sumber dana jangka pendek.
Kebijakan ini disebut konservatif (hati-hati), karena sumber dana jangka
panjang mempunyai jatuh tempo yang lama, sehingga perusahaan memiliki
keleluasaan dalam pelunasan kembali artinya perusahaan mempunyai tingkat
keamanan atau margin of safety yang besar.
19
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
3. Kebijakan Agresif
Bila pada kebijakan konservatif perusahaan lebih mementingkan faktor
keamanan sehingga margin of safety nya sangat besar, tetapi tentunya akan
mengakibatkan tingkat profitabilitas menjadi rendah. Sebaliknya dengan
kebijakan agresif, maka sebagian kebutuhan dana jangka panjang akan dipenuhi
dengan sumber dana jangka pendek.
Pada pendekatan ini perusahaan berani menanggung risiko yang cukup besar,
sedangkan trade-off yang diharapkan adalah memnperoleh profitabilitas yang
lebih besar.
Referensi:
Bambang Riyanto, (2015). Dasar-dasar pembelanjaan Perusahaan, Yayasan
Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta
Suad Husnan & Enny Pudjiastuti, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi
7, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2015
Sutrisno, (2017). Manajemen Keuangan, Teori Konsep dan Aplikasi. Penerbit
Ekonisia, Yogyakarta
Ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id
20
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
21