Anda di halaman 1dari 14

KEBUTUHAN NUTRISI IBU HAMIL DI

TRISEMESTER I,II,III (KARBOHIDRAT, PROTEIN,


DAN ASAM FOLAT)

DOSEN PENGAMPU : MAIDA PARDOSI, SKM,M.Kes

MATA KULIAH : GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI

Disusun oleh: Kelompok 1A


Sedia Trina Nainggolan
Miranda Lorenza Habeahan
Meitri Lumbangaol
Dira Saidina Lubis
Ribka Karen Hapuk Batuara
Ria Aguinata Sinaga
Mawar Sari Br Hutajulu
Asma Harahap
Grecia Tarigan
Emelia
Agustina Haloho

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN


PRODI D-III KEBIDANAN MEDAN
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini tentang "KEBUTUHAN
NUTRISI IBU HAMIL PADA TRISEMESTER I,II,DAN III”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

Medan, 11 Agustus 2023

Kelompok 1
DARTAR ISI

KATA PENGNTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...….1
1.1 Latar belakang…………………………………………..……………1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………..…...2
1.3 Tujuan………………………………………………………..……….2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….3
2.1 Defenisi Kehamilan………………………………………………..…3
2.2 Pembagian Kehamilan………………………………………………..3
2.3 Kebutuhan Dasar Nutrisi pada ibu hamil…………………………….3

BAB III PENUTUP…………………………………………………………….9


3.1 Kesimpulan………………………………………………………..……9
3.2 Saran……………………………………………………………………9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan
kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida,
sedangkan manusia didalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) kemudian
janin(sampai kelahiran).
Didalam kandungan terjadi proses tumbuh kembang dalam waktu 40 minggu, yang dimulai
dari 2 sel yang kemudian menjadi bayi sempurna dengan berat badan 2,5 – 4 kg. Sejumlah
otot, tulang, darah dan alat tubuh lain dibuat dari zat-zat gizi yang berasal dari makanan ibu.
Zat-zat gizi tersebut dialirkan melalui plasenta kedalam tubuh janin.
Selama kehamilan, kenaikan berat badan ibu mempengaruhi pertumbuhan janin. Ukuran
neonatus kecil saat lahir disebabkan pertumbuhan yang buruk dan pendeknya usia kehamilan,
dan hasil yang paling tidak baik terjadi pada bayi yang paling matang. Rendahnya berat
badan pada waktu kehamilan dikaitkan dengan peningkatan resiko kelahiran. Prematur,
sedangkan rendahnya berat badan ibu pada trimester kedua dan ketiga terbukti berhubungan
dengan resiko kelahiran prematur spontan.
Dua faktor yang berhubungan dengan gizi ibu menunjukan hubungan positif dengan
berat badan bayi lahir indeks masa tubuh ibu sebelum hamil (BMI, yang didefinisikan
sebagai berat badan/ tinggi) dan berat badan selama kehamilan. Wanita BMI rendah sebelum
hamil berada pada peningkatan resiko untuk kelahiran prematur dan reterdasi pertumbuhan
intrauterine (IUGR). Namun wanita dengan BMI rendah sebelum hamil memiliki resiko
kelahiran prematur hanya jika gagal untuk mendapatkan berat badan yang memadai.
Peningkatan berat badan yang sesuai usia kehamilan dapat membantu meningkatkan
kesehtana ibu dan janin. Peningkatan berat badan ibu yang tidak sesuai telah dikaitkan
dengan berat badan lahir rendah (<2500gr) sedangkan peningkatan berat badan berlebih
menyebabkan berat lahir yang tinggi(<4000gr) dan obesitas setelah melahirkan. Data dari
Canadian Maternity Experiences Survey menunjukan bahwa wanita hamil yang mendapatan
berat badan kurang dari yang direkomendasikan cenderung melahirkan bayi dengan berat
badan kurang dari 2500 gr.
Pasokan nutrisi yang cukup adalah fakor yang sangat penting yang mempengaruhi
kehamilan. Wanita dengan kehamilan usia dini atau berjarak dekat berada pada faktor resiko
memasuki kekurangan cadangan butrisi. Deplesi nutrisi ib dapat berkontribusi pada
peningkatan insiden kelahiran prematur dan reterdasi pertumbuhan janin serta peningkatan
resiko kematian ibu dan morbiditas.

Nutrisi memainkan peranan utama dalam kesehatan ibu dan anak. Status gizi ibu yang
buruk telah terkait dengan hasil kelahiran yang merugikan namun, hubungan antara gizi ibu
dan hasil kelahiran yang kompleks dipengaruhi banyak faktor antara lain faktor biologis,
sosial ekonomi, pengetahuan dan faktor demografi yang bervariasi dalam populasi yang
berbeda. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya gizi selama kehamilan
berdampak buruk bagi janin.

1.2 Rumusan Masalah


Apa saja yang menjadi kebutuhan nutrisi pada ibu hamil pada semester I,II, Dan III
(Karbohidrat, Protein, dan Asam Folat)

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui nutrisi pada ibu hamil pada trisemester I,II dan III
 Salah satunya untuk memenuhi salah satu penugasan mata kuliah gizi dalam
Kesehatan reproduksi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Kehamilan


Kehamilan merupakan sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu) dihitung dari hari pertama
haid terakhir (Widatiningsih & Dewi, 2017).
Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi yang sehat, jika telah mengalami
menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya
sehat, sangat besar kemungkinan terjadinya kehamilan. Apabila kehamilan direncanakan,
akan memberi rasa bahagia dan penuh harapan, tetapi disisi lain diperlukan kemampuan dari
pihak wanita untuk beradaptasi dengan perubahan yang akan terjadi selama kehamilan, baik
perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis (Fatimah and Nuryaningsih, 2017).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan merupakan suatu proses
yang diawali dengan fertilisasi dan dilanjutkan dengan implantasi hingga lahirnya bayi yang
waktunya berkisar 40 minggu.

2.2 Pembagian Kehamilan


Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (HPHT). Menurut Mochtar (2011), Umur kehamilan dapat dibagi atas 3
triwulan (trimester) yaitu:
a. Trimester I : 0-3 bulan (antara 0-12 minggu)
b. Trimester II : 4-6 bulan (antara 12-28 minggu)
c. Trimester III : 7-9 bulan (antara 28-40 minggu)

2.3 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil


Kebutuhan dasar ibu hamil yang harus terpenuhi yaitu sebagai berikut.
A.Nutrisi
Kebutuhan nutrisi ibu meningkat hingga 300 kalori/hari dari menu seimbang. Kebutuhan
makanan pada ibu hamil harus dipenuhi. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia,
abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca persalinan. Hal penting yang harus
diperhatikan adalah cara mengatur menu dan pengolahan menu dengan berpedoman pada
Pedoman Umum Gizi Seimbang.
Perkembangan Kebutuhan Nutrisi Tiap Trimester Kehamilan Peningkatan kebutuhan
makanan bergizi ini tentu juga akan berdampak pada kenaikan berat badan ibu, biasanya
kenaikan berat badan ibu sebelum hamil dan mendekati persalinan berkisar antara 12-15
kilogram. Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu membutuhkan maknan dengan
kandungan zat-zat gizi yang berbeda-beda.
Pada trimester pertama, saat kehamilan mencapai usia 1-3 bulan, adalah masa
penyesuaian tubuh ibu terhadap awal kehamilan nya. Karena pa tida bulan pertama ini
pertumbuhan janin masih lambat, penambahan kebutuhan zat-zat gizinya pun masih relative
kecil. Dalam keadaan ini biasanya ibu hamil mengalami mual, muntah dan tidak berselera
makan, sehingga asupan makanan perlu diatur. Tambahan energi dan protein pada trimester I
ini sebesar 100 kalori dan 17 gram protein. Semua zat gizi yang dibutuhkan tersebut harus
dicukupi sebagai persiapan untuk pertumbuhan yang lebih cepat pada trimester berikutnya,
karena pada trimester I ini pertumbuhan janin belum pesat (Fitriah et al., 2018).
Memasuki trimester kedua, saat kehamilan berusia 4-6 bulan, janin mulai tumbuh pesat
dibandingkan sebelumnya. Kecepatan pertumbuhan itu mencapai 10 gram per hari. Tubuh
ibu juga mengalami perubahan dan adaptasi misalnya pembesaran payudara dan mulai
berfungsinya Rahim serta plasenta. Untuk itu, peningkatan kualitas gizi sangat penting karena
pada tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk cadangan sebagai
bahan pembentuk ASI saat menyusui nanti.
Sedangkan pada tahap trimester ketiga, ketika usia kehamilan mencapai 79 bulan,
dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung pesatnya pertumbuhan janin dan
pembentukan otak. Kebutuhan energi janin didapat dari cadangan energy yang disimpan ibu
selama tahap sebelumnya. Tambahan energi yang dibutuhkan pada usial kehamilan trimester
II dan II sekitar 350-500 kkal setiap hari, dan tambahan protein sebesar 17 gram per hari
(Fitriah et al., 2018).
Dengan kondisi semacam itu, pola konsumsi ibu hamil mengandung tiga golongan utama
makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh. Yaitu sumber zat tenaga, sumber zat pembangun
kemudian sumber zat pengatur. Untuk memenuhi ketiga unsur gizi penting itu, ibu hamil
dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan secara proposional yang meliputi, padi-padian
atau serelia, kacang-kacangan, daging, ikan, telur, sayur, buah, susu, dan lemak (Wigawati,
2016).

Banyaknya makanan yang dibutuhkan oleh ibu hamil tergantung dari kondisi badan ibu.
Namun jika terjadi gangguan masa kehamilan maka dapat diatur sebagai berikut menurut
(Samiatulmilah, 2018):

a.Pada Trimester I
Pada umur kehamilan 1-3 bulan kemungkinan terjadi penurunan berat badan. Hal ini
disebabkan adanya gangguan pusing, mual bahkan muntah. Untuk itu dianjurkan porsi
makanan kecil tetapi sering. Bentuk makanan kering/ tidak berkuah.
b.Pada Trimester II
Nafsu makan ibu membaik, makan makanan yang diberikan: 3x sehari di tambah 1x
makanan selingan. Hidangan lauk pauk hewani seperti: telur, daging.
teri, hati sangat baik dan bermanfaat untuk menghindari kurang darah.

c.Pada Trimester III


Makanan harus disesuaikan dengan keadaan badan ibu. Bila ibu hamil mempunyai berat
badan kelebihan, maka makanan pokok dan tepungtepungan dikurangi, dan memperbanyak
sayursayuran dan buah-buahan segar untuk menghindari sembelit.
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Gizi
seimbang di Indonesia divisualisasikan dalam bentuk Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) yang
sesuai dengan budaya Indonesia. TGS dirancang untuk membantu setiap orang memilih
makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut usia
(bayi, balita, remaja, dewasa dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan (hamil,
menyusui, aktivitas fisik, sakit) (Kementerian Kesehatan RI, 2022).

B. Protein
Protein merupakan zat pembangun jaringan, pembentuk struktur tubuh, pertumbuhan,
transportasi oksigen dan membentuk sistem kekebalan tubuh. Pada ibu hamil protein
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, payudara dan
meningkatkan volume darah pada ibu (Agustian, 2010).
Kebutuhan protein ibu meningkat selama tiap trimester kehamilan. Ibu hamil perlu
mengonsumsi sekitar 60 hingga 70 gram protein setiap hari, tergantung pada berat badan dan
trimester kehamilan ibu saat ini. Bicarakan dengan dokter kandungan untuk mengetahui
berapa banyak jumlah protein yang ibu butuhkan secara khusus. Sumber protein yang baik
untuk ibu hamil meliputi daging sapi tanpa lemak, ayam, ikan salmon, kacang-kacangan,
selai kacang, kacang polong, dan keju cottage (Kementerian Kesehatan RI, 2022).
Kebutuhan Protein Untuk Ibu Hamil
Bagi ibu hamil, sumber protein yang harus dipenuhi selama trimester pertama kehamilan adalah
sebesar 60 gr per hari, jumlah ini mengalami peningkatan sebanyak 10 gr dibandingkan sebelum
memasuki tahap kehamilan, yang dimana Ibu hanya perlu mengonsumsi sekitar 50 gr protein. Tapi,
jika sudah memasuki trimester kedua dan ketiga kehamilan, kebutuhan protein yang harus dipenuhi
oleh ibu hamil pun berjumlah 70 gr per hari.
 Makanan Sumber Protein
Untuk pemenuhan zat protein yang dijadikan sebagai sumber nutrisi ibu hamil, Ibu bisa
mendapatkannya melalui makanan yang masuk ke dalam kategori hewani sekaligus nabati,
diantaranya:
Protein Hewani
o ½ daging ayam yang mengandung sekitar 27 gr protein.
o 3 ons ikan salmon dengan kandungan protein sebesar 23 gr.
o 3 ons daging sapi tanpa lemak menghasilkan 21 gr sumber protein.
o 1 butir telur yang memiliki kandungan protein sebanyak 7 gr.
o 1 ons keju mengandung protein sebesar 11 gr.
o 1 cangkir susu sekitar 8 gr protein.

Protein Nabati
o 1 cangkir kacang hitam kalengan mengandung 15 gr protein.
o 1 cangkir buncis kalengan dengan protein sekitar 12 gr.
o sdm selai kacang dengan tambahan protein sebesar 8 gr.
o ½ cangkir tahu mentah yang diproduksi langsung oleh pabrik mempunyai kandungan
protein sebanyak 20 gr.
o 1 cangkir susu dari kacang kedelai mengandung 6 gr protein.

Melihat besarnya manfaat yang diberikan oleh protein ini untuk pemenuhan nutrisi ibu
hamil, itulah mengapa seorang ibu hamil sangat disarankan untuk mengonsumsi zat protein
selama masa kehamilan. Salah satu sumber protein yang praktis untuk Ibu konsumsi selama
masa kehamilan yaitu susu kedelai.
Perlu Ibu ketahui, susu kedelai mempunyai berbagai manfaat untuk Ibu hamil. Simak
selengkapnya di sini yuk: 6 Ragam Manfaat Susu Kedelai untuk Ibu Hamil. Jika tidak
dikonsumsi, maka tidak menutup kemungkinan malah dapat mengganggu kesehatan tubuh
ibu hamil sehingga berakibat fatal pada terganggunya proses perkembangan janin di rahim.

C. KARBOHIDRAT
Karbohidrat adalah zat gizi makro yang meliputi gula, pati, dan serat. Gula dan pati
merupakan sumber energi berupa glukosa untuk sel-sel darah merah, otak, sistem saraf pusat,
plasenta, dan janin. Pemenuhan kebutuhan energi yang berasal dari karbohidrat dianjurkan
sebesar 50-60% dari total energi yang dibutuhkan, terutama yang berasal dari karbohidrat pati
dan serat, seperti nasi, sereal, roti, pasta, jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar.

Karbohidrat juga bisa di bilang nutrisi bagi ibu hamil yang sangat penting untuk
menyuplai energi tubuh.
Setelah dicerna dalam perut, karbohidrat akan diubah menjadi glukosa yang menjadi sumber
utama energi tubuh.Kecukupan energi tubuh pada gilirannya dapat memperlancar kerja
metabolisme sekaligus mencegah ibu hamil cepat lelah dan lemas saat beraktivitas.

Asupan glukosa juga menjadi nutrisi atau zat gizi pada ibu hamil yang penting bagi janin
untuk mendukung proses tumbuh kembangnya di dalam kandungan.Kebutuhan karbohidrat
ibu hamil berbeda tergantung usia dan trimester kehamilan. Bagi ibu hamil usia 19-29 tahun
butuh 385 gr karbohidrat di trimester pertama dan 400 gr di trimester kedua hingga trimester
ketiga.

Sementara bila ibu hamil berusia 30-49 tahun, asupan karbohidrat yakni 365 gr di
trimester pertama dan 380 gr di trimester kedua dan trimester ketiga.
Namun, pilih jenis karbohidrat kompleks yang lebih lambat dicerna tubuh agar tidak
melonjakkan gula darah terlalu drastis.Nasi merah, roti gandum, dan kentang jauh lebih baik
ketimbang nasi putih, mie, dan roti putih agar nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu hamil tetap
tercukupi dengan baik.

D. ASAM FOLAT
Asam folat adalah bentuk sintetis dari folat, vitamin B (khususnya vitamin B9) yang
terdapat pada buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan tertentu. Asam folat bisa
ditemukan dalam vitamin dan makanan yang diperkaya, seperti roti, pasta dan sereal. Nutrisi
ini berperan penting dalam produksi sel darah merah dan membantu tabung saraf bayi
berkembang menjadi otak dan sumsum tulang belakang. Selain dari sumber makanan alami,
asam folat juga dapat ditemukan dalam bentuk suplemen.
Dalam beberapa minggu pertama kehamilan, asam folat membantu tabung saraf
embrionik, pendahulu otak dan sumsum tulang belakang bayi, untuk menutup dengan benar.
Nutrisi ini juga membantu dalam pembentukan jantung bayi dan sistem peredaran darah,
serta mengurangi risiko bayi mengalami cacat lahir tertentu.
Sebagian besar cacat lahir berkembang dalam beberapa minggu pertama kehamilan. Itulah
mengapa sangat penting bagi ibu hamil untuk mendapatkan asam folat yang cukup di awal
kehamilan. Asam folat larut dalam air, sehingga tubuh ibu tidak bisa menyimpannya terlalu
banyak. Alih-alih, vitamin itu akan dibuang melalui urine. Ibu perlu teratur mengonsumsi
asam folat yang cukup untuk mencegah kekurangan nutrisi tersebut saat hamil.Pada awal
kehamilan, yaitu selama trimester pertama (1-3 bulan kehamilan), ibu dianjurkan untuk
mengonsumsi 400 mikrogram (mkg) asam folat setiap hari. Namun, Centers for Disease
Control and Prevention (CDC) merekomendasikan agar ibu mulai mengonsumsi 400 mkg
asam folat setiap hari setidaknya satu bulan sebelum hamil dan selama kehamilan.

CDC juga merekomendasikan agar semua wanita usia subur untuk mengonsumsi asam
folat sebanyak 400 mkg setiap hari.Ibu hamil dianjurkan untuk mendapatkan asupan asam
folat secara alami melalui makanan bergizi, karena selain asam folat, makanan bergizi
biasanya juga mengandung banyak nutrisi penting lainnya untuk bayi, seperti serat, kalsium,
vitamin A , dan vitamin C.Sementara asam folat yang terdapat dalam vitamin prenatal hanya
sebagai tambahan nutrisi saja selama kehamilan. Hal itu berguna terutama pada masa ketika
ibu merasa terlalu mual untuk makan. Bagaimanapun juga, vitamin dan suplemen dinilai
tidak bisa menggantikan pola makan sehat.

Berikut beberapa sumber makanan folat terbaik yang bisa ibu masukkan ke dalam menu
makanan ibu hamil sehari-hari:
 Sayuran berdaun hijau tua, terdapat 263 mkg folat dalam 1 cangkir bayam matang.
 Alpukat. Terkandung 120 mkg folat dalam 1 cangkir alpukat iris.
 Brokoli. Dalam 1 cangkir brokoli matang yang dicincang, terdapat 168 mkg folat.
 Asparagus. 1 cangkir asparagus bisa memberikan 268 mkg asupan folat.
 Bit. Terdapat 136 mkg folat dalam 1 cangkir.
 Jeruk. Terdapat 35 mkg folat dalam ¾ cangkir jeruk.
Ibu hamil juga bisa mendapatkan asam folat dengan mengonsumsi makanan yang diperkaya,
seperti sereal, gandum, roti, pasta, dan nasi.
Folat juga sangat penting selama trimester 2 dan 3 kehamilan. Asupan folat trimester 2
dan 3 yang direkomendasikan adalah 600 mikrogram per hari. Memenuhi asupan folat harian
sangat penting untuk mencegah risiko bayi cacat lahir, seperti spina bifida.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1) Nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi yang diperlukan seorang ibu disaathamil. Nutrisi ibu
disaat hamil dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil yangberdampak pada pertumbuhan
janin yang dikandungnya.

2) Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yangadekuat seperti
karbohidrat, protein, lemak, zat besi, kalsium, asam folat,kolin, vitamin E, vitamin A, vitamin B1,
iodine, dan zinc (seng).

3) Faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil terbagi menjadi dua yaitu faktorlangsung seperti
keterbatasan ekonomi, produk pangan, sanitasi makanan,pembagian makanan dan pangan masyarakat,
pengetahuan gizi yang kurang,pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja, pantanganpada
makanan tertentu, selera makan, dan suplemen makanan. Faktor tidaklangsung seperti pendidikan
keluarga, faktor budaya dan faktor fasilitaskesehatan.

 
4) Kecukupan gizi pada ibu disaat hamil sangat berpengaruh terhadappertumbuhan dan
perkembangan janinnya. Beberapa contoh akibat defisiensigizi pada janin diantaranya Berat Bayi

Lahir Rendah (BBLR), kematian janindi dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, janin diresorpsi,

lahir mati, bayilahir lemah, hambatan pada pertumbuhan janin, kehamilan serotinus, partuslama,
prematuritas dan reterdasi janin, beri-beri congenital, serta kelainanstruktur tulang secara
menyeluruh pada bayi.
 
5) Perkembangan janin umumnya berlangsung selama 10 bulan. Semuanyabertahap mulai dari
pembentukan otak, tulang belakang, jantung dan aortakemudian alat gerak dan indera, sampai
timbulnya gerakan dan berfungsinyaorgan-organ yang telah terbentuk. Janin terus tumbuh dan
berkembang hinggapada usia 10 bulan normalnya bayi akan memposisikan dan siap untukdilahirkan

3.2 SARAN
Sesuai dengan informasi yang telah disampaikan, maka ada beberapa saran pada tulisan
ini yaitu:
a) Kepada ibu hamil untuk dapat memperhatikan dan memenuhi kebutuhan nutrisi bagi
dirinya dan janin nya agar dapat berkembang dengan baik dengan memakan-makanan yang
mengandung gizi.
b) Kepada suami dan keluarga diharapkan agar dapat mengingatkan dan mendukung ibu
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi nya.
c) Tenaga medis diharapkan agar dapat, menjelaskan kepada klien tentang pengertian nutrisi,
gizi seimbang dan apa saja yang jenis nutrisi yang harus dipenuhi selama kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, E. N. (2010). Hubungan Antara Asupan Protein Dengan Kekurangan. 1–65.

Ayu Purnama Sari, M., & Islamy, N. (2020). Suplementasi vitamin D pada ibu hamil. Jurnal
Medika Hutama, 02(01), 402–406.

Irwinda, R. (2020).Peran Kalsium dan Magnesium pada Kehamilan. Medicinus, 33(1), 3–7.
https://doi.org/10.56951/medicinus.v33i1.1

Kementerian Kesehatan RI. (2022).Gizi Seimbang Ibu Hamil. Kementerian Kesehatan RI.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/405/gizi-seimbang-ibu-hamil

Lestari Puji, T., Yusub Ansori Anam, A., & Kridtianingsih, I. (2021). Edukasi pentingnya
asupan magnesium pada ibu hamil di puskesmas campurejo kota kediri. 115–
119.Nurvembrianti, I., Purnamasari, I., & Sundari, A. (2021). Pendampingan Ibu Hamil
Dalam Upaya Peningkatan Status Gizi. Jurnal Inovasi & Terapan Pengabdian Masyarakat,
1(2), 50–55.

Sabta Aji, A. (2021). ANALYSIS OF GENETIC AND RISK FACTORS OF VITAMIN D


STATUS IN PREGNANT WOMEN AND ITS ASSOCIATION WITH NEWBORN
ANTHROPOMETRY MEASUREMENT Food Diversification View project Micronutrients
related gene polymorphism and metabolic diseases View project. Researchgate.Net, May.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.21860.91522

Sulaiman, M. H., Flora, R., Zulkarnain, M., Yuliana, I., & Tanjung, R. (2022). Defisiensi Zat
Besi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Journal of Telenursing (JOTING), 4(1), 11–
19.
Zahria Arisanti, A., & Lupita Sari, M. (2022). Manfaat Asam Folat bagi Ibu Hamil dan Janin
(Literature Review). Jurnal Sehat Masada, 16(1), 9–17.
https://doi.org/10.38037/jsm.v16i1.258

Anda mungkin juga menyukai